21
REFRAT REHABILITASI MEDIK FRAKTUR HUMERI Pembimbing: dr. K. Kusumawati , Sp.KFR Oleh:  JAKA HERMA W AN  J500100092 DEVI HANDAYANI  J500100080 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKART A 2014

Ppt Refrat Fraktur Humeri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mempelajari lebih lanjut tentang fraktur humeri

Citation preview

  • REFRATREHABILITASI MEDIKFRAKTUR HUMERI

    Pembimbing:dr. K. Kusumawati , Sp.KFR

    Oleh:JAKA HERMAWANJ500100092DEVI HANDAYANIJ500100080

    FAKULTAS KEDOKTERANUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA2014

  • BAB 1PENDAHULUANFraktur humerus merupakan diskontinuitas jaringan tulang humerus. Fraktur tersebut umumnya disebabkan oleh trauma. Setiap fraktur dan kerusakan jaringan lunak sekitar tulang tersebut harus ditanggulangi sesuai dengan prinsip penanggulangan cedera muskuloskeletal. Prinsip tersebut meliputi rekognisi (mengenali), reduksi (mengembalikan), retaining (mempertahankan), dan rehabilitasi.

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKAAnatomi

  • DEFINISIFraktur humerus adalah hilangnya kontinuitas tulang , tulang rawan sendi, tulang rawan epifisial baik yang bersifat total maupun parsial pada tulang humerus.

  • ETIOLOGI

    Kebanyakan fraktur dapat saja terjadi karena kegagalan tulang humerus menahan tekanan terutama tekanan membengkok, memutar, dan tarikan.Trauma dapat bersifat2:Langsung Trauma langsung menyebabkan tekanan langsung pada tulang dan terjadi fraktur pada daerah tekanan. Fraktur yang terjadi biasanya bersifat kominutif dan jaringan lunak ikut mengalami kerusakan.Tidak langsung Trauma tidak langsung terjadi apabila trauma dihantarkan ke daerah yang lebih jauh dari daerah fraktur

  • KLASIFIKASI

    Fraktur humerus dapat diklasifikasikan sebagai berikut:Fraktur Proximal HumerusFraktur Shaft HumerusFraktur Distal Humerus

  • 1. Fraktur Proximal HumerusPada fraktur jenis ini, insidensinya meningkat pada usia yg lebih tua yang terkait dengan osteoporosis. Perbandingan wanita dan pria adalah 2:1. Gejala klinis pada fraktur ini adalah nyeri, bengkak, nyeri tekan, nyeri pada saat digerakkan, dan dapat teraba krepitasi. Ekimosis dapat terlihat dinding dada dan pinggang setelah terjadi cedera.Klasifikasi menurut Neer, antara lain:One-part fracture : tidak ada pergeseran fragmen, namun terlihat garis fraktuTwo-part fracture: anatomic necksurgical neckTuberculum mayorTuberculum minorThree-part fracture :Surgical neck dengan tuberkulum mayorSurgical neck dengan tuberkulum minusFour-part fractureFracture-dislocationArticular surface fracture

  • 2. Fraktur Shaft HumerusFraktur ini adalah fraktur yang sering terjadi. 60% kasus adalah fraktur sepertiga tengah diafisis, 30% fraktur sepertiga proximal diafisis dan 10% sepertiga distal diafisis. Mekanisme terjadinya trauma dapat secara langsung maupun tidak langsung. Gejala klinis pada jenis fraktur ini adalah nyeri, bengkak, deformitas, dan dapat terjadi pemendekan tulang pada tangan yang fraktur. Pada pemeriksaan fisik terdapat krepitasi pada manipulasi lembut.Deskripsi klasifikasi fraktur shaft humerus :Fraktur terbuka atau tertutupLokasi : sepertiga proksimal, sepertiga tengah, sepertiga distalDerajat : dengan pergeseran atau tanpa pergeseranKarakter : transversal, oblique, spiral, segmental, komunitifKondisi intrinsik dari tulangEkstensi artikular

  • 3. Fraktur Distal HumerusFraktur ini jarang terjadi pada dewasa. Kejadiannya hanya sekitar 2% untuk semua kejadian fraktur dan hanya sepertiga bagian dari seluruh kejadian fraktur humerus.Mekanisme cedera untuk fraktur ini dapat terjadi karena trauma langsung atau trauma tidak langsung. Gejala klinis dari fraktur ini antara lain pada daerah siku dapat terlihat bengkak, kemerahan, nyeri, kaku sendi dan biasanya pasien akan mengeluhkan siku lengannya seperti akan lepas. Kemudian dari perabaan (palpasi) terdapat nyeri tekan, krepitasi, dan neurovaskuler dalam batas normal.Klasifikasi:-Suprakondiler Fraktur- Trankondiler Fraktur- Interkondiler Fraktur- Kondiler Fraktur

  • DIAGNOSISAnamnesisPemeriksaan FisikPemeriksaan Lokal (Look, Feel, Move)Pemeriksaan RadiologisPemeriksaan Laboratorium

  • PENATALAKSANAANReduksi adalah restorasi fragmen fraktur sehingga didapati posisi yang dapat diterima. 2 Macam Reduksi - Reduksi tertutup -Reduksi terbuka2. Traksi Digunakan untuk efek reduksi dan imobilisasi. 2 macam Traksi: - Skin Traksi - Skeletal Traksi3. Imobilisasi

  • KOMPLIKASITulang a. Delayed Union b. Non-Union c. Mal union d. Avasculer necrosis2. Sendi a. Adhesi b. Sudecks Atrophy c. Stiffnes3. Otot dan Tendo a. Post raumatic tendinitis b. Muscle wasting c. Myositis ossificant4. Nervus a. Neuropraxia b. Axonotmesis c. Neurotmesis5. Artery a. Gangguan suplai arteri

  • BAB IIIREHABILITASI MEDIKTujuan umum : mobilisasi segera untuk mencegah terjadinya komplikasi akibat tirah baring yang lamamencegah disabilitaspenderita dapat kembali ke tingkat fungsional sebelum terjadinya frakturTujuan khusus : meningkatkan ambulasimengurangi nyerimeningkatkan lingkup gerak sendi-sendi di sekitar fraktur maupun daerah yang berjauhan dari daerah fraktur pada anggota gerak yang sama memulihkan kekuatan otot.Goal Rehabilitasi medik:Mengatasi nyeriMemperbaiki deformitasMelindungi jaringan yang cederaMencegah komplikasiMengembalikan gerakan sendi (ROM) Memperbaiki kekuatan otot

  • Problematika Rehabilitasi medik yang sering muncul pada pasca operasi fraktur humeri meliputi impairment, functional limitation dan disability.

  • Terapi Latihan 1. ROM 2. Latihan KekuatanOkupasi Terapi 1. Aktifitas sehari-hari 2. Aktifitas rumah tangga 3. Aktifitas di waktu luangEdukasi

  • KESIMPULAN

    A.Kesimpulan1.2.3.4.Fraktur Humeri adalah terputusnya kontinuitas tulang humerus dan ditentukan sesuai jenis dan luasnya.Fraktur pada humerus dapat disebabkan oleh beberapa hal yaitu karena trauma tunggal, tekanan yang berulang-ulang, atau kelemahan abnormal pada tulang.Problematika fisioterapi yang sering muncul pada pasca operasi fraktur humeri sepertiga tengah meliputi impairment, functional limitation dan disability.Penanganan rehabilitasi medik seperti fisioterapi harus segera dilakukan sehingga komplikasi yang sifatnya menetap dapat dicegah. Penanganan fisioterapi berupa meningkatkan kekuatan otot, menambah lingkup gerak sendi dengan modalitas terapi berupa latihan. Dimulai dari gerakan isometric, dilanjutkan gerakan isotonic secara bertahap berupa ROM exercise, dan latihan gerak fungsional berupa latihan duduk, latihan berdiri, dan latihan berjalan.

  • DAFTAR PUSTAKA