Ppt Referat Mata Friska

Embed Size (px)

Citation preview

  • ULKUS KORNEAREFERATFriska Doreenda Putri, S.Ked70 2009 002

    Pembimbing :dr. Septiani Nadra Indawaty, Sp. M

  • BAB I PENDAHULUAN

  • LATAR BELAKANGULKUS KORNEADi Indonesia masih merupakan masalah mata sebab kelainan ini menempati urutan kedua dalam penyebab utama kebutaanInsiden ulkus kornea pada tahun 1993 adalah 5,3 juta per 100.000 penduduk di Indonesia dan diperkirakan akan meningkat setiap tahunnya.

    DEFINISI :Ulkus kornea adalah hilangnya sebagian permukaan kornea akibat kematian jaringan kornea

    DITANDAI :Infiltrat Supuratif Defek kornea bergaungDiskontinuitas jaringan kornea yang dapat dari epitel - stroma

    Perlu dilakukan penanganan yang cepat dan tepat untuk mencegah perluasan dan timbulnya komplikasiFAKTOR PREDISPOSISI :TraumaPemakaian kontak lensaTidak diketahui penyebabnya

  • TUJUAN

    Tujuan penulisan referat ini adalah untuk mengetahui Ulkus kornea, yaitu penyebab, diagnosis, komplikasi serta penatalaksanaan ulkus kornea secara tepat.

  • BAB IITINJAUAN PUSTAKA

  • KorneaDiameter : 11,5 mmBatas kornea dan sklera limbusLensa cembungKekuatan refraksi +43 DTebal : Tengah : 0,54 mm Tepi : 0,65 mmJaringan transparan di depan pupil dan iris

    FUNGSI : Meneruskan cahayaMengabsorbsi (menyerap) oksigen dari dalam dan luar tubuh

  • Tebal : 550mTerdiri dari 5 lapis sel epitel tidak bertanduk yang saling tumpang tindih : satu lapis sel basal, sel polygonal dan sel gepeng

    Lap. Fibrin kolagen (terkuat) tersusun acak tebal 8-14 mikrometer lapisan ini tdk ada regenerasi

    Terdiri dr lamela tersusun sejajar ada sel keratosit diantaranya (fibroblast)Kandungan air 78%- aseluler Elastis Tebal : 40 mikrometerBerasal dari mesotelium berlapis satu, heksagonal Tebal : 20-40 mikrometer

  • ULKUS KORNEA

  • ETIOLOGI

  • KLASIFIKASIBerdasarkan lokasi , dikenal ada 2 bentuk ulkus kornea , yaitu:

    Sentral

    Ulkus kornea bakterialis Ulkus kornea fungi Ulkus kornea virusUlkus kornea acanthamoebaPerifer

    Ulkus marginalUlkus mooren (ulkus serpinginosa kronik / ulkus roden) Ulkus cincin (ring ulcer)

  • Ulkus Streptococcus Berwarna kuning keabu-abuan Berbentuk cakram dengan tepi ulkus yang menggaung

    Ulkus StafilococcusBerwarna putih kekuningan infiltrat berbatas tegas tepat dibawah epitel

  • Ulkus Pseudomonas :Berwarna abu-abu Kotoran yang dikeluarkan berwarna kehijauan

  • Ulkus Kornea Fungi:Pada lesi terlihat bercak putih dengan warna keabu-abuan yang agak keringinjeksi siliar disertai hipopion

  • Ulkus kornea Herpes Zoster Infiltrat berbentuk dendrit Warna abu-abu kotor

    Ulkus Kornea Herpes SimplexInjeksi siliar Bentuk dendrit atau bintang infiltrasi

  • Ulkus Kornea AcanthamoebaUlkus kornea indolen, cincin stroma, dan infiltrat perineural

  • Ulkus MarginalBentuk ulkus marginal dapat simple atau cincinBerwarna abu-abu

    Ulkus MoorenBerjalan progresif dari perifer kornea ke sentralMenyerang seluruh permukaan kornea dan kadang meninggalkan satu pulau sehat di sentral

  • Ring Ulcer Injeksi perikorneal sekitar limbusTerdapat ulkus yang berbentuk melingkar di pinggir kornea

  • MANIFESTASI KLINIS

  • DIAGNOSIS

  • PENATALAKSANAANPenatalaksanaan ulkus kornea di rumahJika memakai lensa kontak, secepatnya untuk melepaskannyaJangan memegang atau menggosok-gosok mata yang meradangMencegah penyebaran infeksi dengan mencuci tangan sesering mungkin dan mengeringkannya dengan handuk atau kain yang bersihBerikan analgetik jika nyeri

  • 1. Sulfas atropine sebagai salap atau larutanKebanyakan dipakai sulfas atropine karena bekerja lama 1-2 minggu.

    Efek kerja sulfas atropine :- Sedatif, menghilangkan rasa sakit.- Dekongestif, menurunkan tanda-tanda radang.- Menyebabkan paralysis M. siliaris dan M. konstriktor pupil. Dengan lumpuhnya M. siliaris mata tidak mempunyai daya akomodsi sehingga mata dalan keadaan istirahat. Dengan lumpuhnya M. konstriktor pupil, terjadi midriasis sehinggga sinekia posterior yang telah ada dapat dilepas dan mencegah pembentukan sinekia posterior yang baru

    Antivirus

    Untuk herpes zoster pengobatan bersifat simtomatik diberikan streroid lokal untuk mengurangi gejala, sikloplegik, antibiotik spektrum luas untuk infeksi sekunder analgetik bila terdapat indikasi.

    Antibiotik Antibiotik yang sesuai dengan kuman penyebabnya atau yang berspektrum luas diberikan sebagai salap, tetes atau injeksi subkonjungtiva.

    Analgetik

    Untuk menghilangkan rasa sakit, dapat diberikan tetes pantokain

  • Perban tidak seharusnya dilakukan pada lesi infeksi supuratif menghalangi pengaliran sekret infeksi dan memberikan media yang baik terhadap perkembangbiakan kuman penyebabnya. Perban memang diperlukan pada ulkus yang bersih tanpa sekret guna mengurangi rangsangan.

    Anti Jamur

    Jenis jamur yang belum diidentifikasi penyebabnya : topikal amphotericin B 1, 2, 5 mg/ml, Thiomerosal 10 mg/ml, Natamycin > 10 mg/ml, golongan Imidazole Jamur berfilamen : topikal amphotericin B, thiomerosal, Natamicin, Imidazol Ragi (yeast) : amphotericin B, Natamicin, Imidazol Actinomyces yang bukan jamur sejati : golongan sulfa, berbagai jenis antibiotik

  • Untuk menghindari penjalaran ulkus dapat dilakukan :

  • KOMPLIKASIKebutaan parsial atau komplit dalam waktu sangat singkatKornea perforasi dapat berlanjut menjadi endoptalmitis dan panopthalmitisProlaps irisSikatrik korneaKatarakGlaukoma sekunder

  • PROGNOSISPROGNOSIStingkat keparahan dan cepat lambatnya mendapat pertolonganada tidaknya komplikasi yang timbuljenis mikroorganisme penyebabnya

  • DAFTAR PUSTAKAAnonimous. Ulkus Kornea. Dikutip dari www.medicastore.com 2012 1Ilyas S. Tukak (Ulkus) Kornea. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 159-167 2Wong YT, Corneal Ulcers. Dalam : The Opthalmology Examination Review. Singapore: World Scientific Printers, 2001. 114-117 3Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/component/content/article/43-newsslider/2084-kemenkes-canangkan-hari-pemberantasan-gangguan-penglihatan-dan-kebutaan-di-indonesia.html. pada tanggal 12 Oktober 2012 4Whitcher JP. Corneal ulceration in the developing worlda silent epidemic. BMJ 1997; 81:622-623 doi:10.1136/bjo.81.8.622. Available from: http://bjo.bmj.com/content/81/8/622.full 5Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/845-gangguan-penglihatan-masih-menjadi-masalah-kesehatan.html. pada tanggal 12 Oktober 2012 6Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2012, Jakarta. Diunduh dari web site: http://depkes.go.id/index.php/berita/press-release/1112-menkes-meresmikan-program-orbis-flying-eye-hospital-.html. pada tanggal 12 Oktober 2012 7Suhardjo, Widodo F, dan Dewi MU. Artikel Tingkat Keparahan Ulkus Kornea di RS Dr. Sardjito Sebagai Tempat Pelayanan Mata Tertier. Bagian SMF Penyakit Mata RS Dr. Sardjito, Yogyakarta.2007. Diunduh dari website : http://www.tempo.co.id/medika/online/tmp.online.old/art-1.htm 8Biswell R. Ulserasi Kornea. Dalam: Riordan-Eva P, Whitcher JP, editors. Vaughan & Asbury Oftamologi Umum. Edisi 17. Jakarta: EGC, 2007; 126-138. 9Whitcher JP. Corneal blindness: a global perspective. In: Bulletin of World Health Organization: 79(3). Available from http://www.who.int/bulletin/archives/79(3)214.pdf. Khurana, AK. 2007. Comprehensive Opthalmology : Disease Of The Cornea. New Age Int : New Delhi.Perhimpunan Dokter Spesislis Mata Indonesia, Ulkus Kornea dalam : Ilmu Penyakit Mata Untuk Dokter Umum dan Mahasiswa Kedokteran, edisi ke 2, Penerbit Sagung Seto, Jakarta,2002Murillo-Lopez FH. Corneal Ulcer. New York: The Medscape from WebMD Journal of Medicine; [updated 2011, Nov 13; cited 2012, October 14]. Available from: http://emedicine.medscape.com/article/1195680-overviewWijana. N.Ulkus Kornea. Dalam: Ilmu Penyakit Mata, cetakan ke-4, 1989. JakartaKanski JJ. Disorder of Cornea and Sclera. In: Clinical Opthalmology A Systematic Approach. Edisi 6: 2007 page.100-149.Ilyas S. Trauma Kimia. Dalam Ilmu Penyakit Mata, Edisi 3, Balai Penerbit FKUI, Jakarta, 2010. 271-273Yani AD, Suhendro G. The Comparison of Tetracycline and Doxycycline Treatment On Corneal Epithelial Wound Healing In The Rabbit Acid-Burn Model. Jurnal Oftalmologi Indonesia. 2007: Vol.5; No.3

  • TERIMA KASIH