54
WAWANCARA PENGOBATAN PASIEN bni Rachmi Nopitasari 1406664114 Anna Fajar Hasanah 1406664171 frida Rachmawati 1406664146 lah Rahmah Rububiyah 1406664322 Laduna Aniq 1406664530 Syarifatul Imamah 1406664764 Rizqi Nur Mufiedah S 1406664700 Febrianto Dwikagury 1406664404 shinta Chairunnisa 1406664890 Kartiko Wicaksono 1406664493 ang Dwiputra 1406664234 Desi Natalia R 1406664291 Ma’rifatul Mahmudah 1406664562 Wahyu Bachtiar 1406664796 Citra Reza A.P.P 1406664266 Resta Dwi Syachfitri 1406664676 Yusna Fadliyyah Apriyanti 1406664865 Arum Winda Setyorini 1406664202 Shinta Puspitasari 1406664732 Hanny Puspita Siagian 1406664436 Muhammad Miftahul Huda 1406664060 Erwin Prawirodiharjo 140666436 Neneng Nurhalimah 1406664644 Program Profesi Apoteker FFUI

PPT Pelayanan Farmasi Kel 1

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Tugas Bu Alfina

Citation preview

  • WAWANCARA PENGOBATAN PASIENAbni Rachmi Nopitasari 1406664114Anna Fajar Hasanah 1406664171Afrida Rachmawati 1406664146Dilah Rahmah Rububiyah 1406664322Laduna Aniq 1406664530Syarifatul Imamah 1406664764Rizqi Nur Mufiedah S 1406664700Febrianto Dwikagury 1406664404Yashinta Chairunnisa 1406664890Kartiko Wicaksono 1406664493Bintang Dwiputra 1406664234Desi Natalia R 1406664291Marifatul Mahmudah 1406664562Wahyu Bachtiar 1406664796Citra Reza A.P.P 1406664266Resta Dwi Syachfitri 1406664676Yusna Fadliyyah Apriyanti 1406664865Arum Winda Setyorini 1406664202Shinta Puspitasari 1406664732Hanny Puspita Siagian 1406664436Muhammad Miftahul Huda 1406664060 Erwin Prawirodiharjo 1406664360Neneng Nurhalimah 1406664644Program Profesi Apoteker FFUI

  • PENDAHULUAN

  • TUJUANMembandingkan profil pengobatan dengan riwayat pengobatan dan memberikan ketidaksesuaian pengobatanMemverifikasi pengobatan dan memberikan informasi yang tepat terhadap penggunaan obatMendokumentasikan alergi atau reaksi efek sampingMenghindari terjadi interaksi pada obatMemprediksi pengobatan yang sesuaiMencegah penyalahgunaan penggunaan obatMenentukan teknik pemberian yang tepatMengetahui kebutuhan pertolongan pengobatanMendokumentasikan pemberian pengobatan pada pasien

  • MANFAAT

  • ALASAN DILAKUKAN WAWANCARAMengetahui obat yang pernah atau sedang digunakanMengesampingkan atau menghindari efek samping obatObat dapat menutupi tanda klinik dari suatu penyakitPemantauan tanda klinis yang mungkin ditimbulkan obatEdukasi pasien tentang penggunaan obatEvaluasi riwayat pengobatan terdahuluMenghindari interaksi obat dengan obat, makanan atau penyakitMencegah error pada resep

  • DATA YANG PERLU DIPEROLEHIdentitas PasienKeluhan UtamaCerita mengenai PenyakitRiwayat Pasien (Riwayat Kesehatan, Operasi, Masa Kecil, Kehamilan)Riwayat ImunisasiRiwayat KeluargaRiwayat Personal dan Sosial Gejala Gejala yang dialami secara keseluruhanPemeriksaan fisik (tinggi badan, berat badan, suhu badan, tekanan darah , dll)Riwayat Pengobatan

  • HAL YANG DITANYAKAN TENTANG GEJALALokasi dan area terjadinya gejalaKualitas gejala Keparahan GejalaWaktu GejalaFaktor yang memperburuk / menyebabkan gejala terjadi kembaliManifestasi yang berhubungan dengan gejala

  • Formulir Riwayat Kesehatan

  • Riwayat KesehatanRingkasan singkat dari permasalahan-permasalahanmedis saat ini dan lampau, riwayat pengobatan, riwayat keluarga, riwayat sosial dan ulasan sistem dari pasien.Tujuan :Memperoleh informasi subyektif pasien atau dengan kata lain, apa yang pasien sampaikan mengenai kesehatannya, pengobatan, dan seterusnya.

  • Bagi farmasis, tujuan utama dari riwayat kesehatan adalah untuk mengevaluasi terapi obat pasien (mis: penapisan gejala-gejala abnormal yang mungkin disebabkan pengobatan) atau untuk mengevaluasi keluhan-keluhan dan atau gejala-gejala pasien.Sumber informasi:

  • ALUR WAWANCARA RIWAYAT PENGOBATAN

  • Seorang pasien bernama Monita Anggraini (19 thn) mengalami diare dengan disertai demam. Feses berbentuk cair dan berlendir. Sebelumnya pasien melakukan aktivitas di laboratorium mikrobiologi. Diketahui bahwa pasien sedang melakukan penelitian menggunakan bakteri E.coli di laboratorium tersebut. Kemudian oleh dokter, pasien mendapatkan terapi sebagai berikut:- Kotrimoxazol tablet : 4xsehari 500 mg selama tiga hari. - Paracetamol tablet : 3xsehari 500 mg- Oralit : 2 jam pertama 6 gelas, selanjutnya 2 gelas tiap buang air besar

    KASUS:

  • Selamat siang, saya Desi Natalia sebagai apoteker di klinik Gramedika ini. Ada yg bisa saya bantu?Selamat siang, saya ingin menebus obat yg sudah diresepkan oleh dokter.Mohon maaf sebelumnya, benar Anda dengan Nn. Monita Angraini?Bukan, saya saudara dari Monita.Baik, sebelumnya boleh saya meminta waktu 5-10 menit untuk berbicara terkait obat yg ada di resep? Kita dapat berbicara selagi asisten mengambilkan obatnya.

  • Ya, silahkan.Baiklah, mari kita mulai dengan resep yg tadi Anda bawa. Apa yg disampaikan dokter terkait kondisi pasien?Adik saya mengalami diare. Diare yang terjadi disebabkan oleh aktivitas yg sebelumnya dilakukan oleh adik saya. Dia sedang melalukan penelitian mengenai bakteri E.Coli di kampusnya. Kemungkinan besar infeksi terjadi pada saai itu.Kapan diare mulai terjadi dan sudah berapa hari berlangsung?Diare terjadi tadi siang setelah beberapa jam pulang kuliah. Kemudian saya memutuskan untuk membawanya ke dokter.

  • Bagaimana dengan kondisi fesenya? Apakah disertai demam?Feses cair dan berlendir. Ya, sedikit demam.Baik, apakah pasien ini terlihat lemas dan merasa pusing?Ya, dokter mengatakan disebabkan oleh banyak kehilangan cairan.Apakah pasien pernah memiliki riwayat alergi obat seperti antibiotik atau mungkin obat lainnya?

  • Sejauh ini tidak ada.Apakah saudara Anda memiliki riwayat penyakit lain atau gangguan kesehatan lain?Tidak ada, adik saya sangat sehat.Baik, saya rasa cukup. Terimakasih banyak atas waktunya. Mohon tunggu sebentar, obat akan segera kami berikan.Iya, sama-sama.

  • KETERAMPILAN DASAR DALAM WAWANCARA

  • KOMUNIKASI INTERPERSONAL

  • Pengiriman dan penerimaan pesan atau berita antara dua orang atau lebih sehingga pesan yang dimaksud dapat dipahami.Kegiatan komunikasi yang dilakukan oleh 2 orang atau lebih dengan jarak fisik diantara mereka sangat dekat dan pesan atau informasi yang disampaikan bersifat pribadi.

  • MODEL KOMUNIKASI INTERPERSONALDalam satu model komunikasi interpersonal, individu secara terus-menerus berpindah peran antara pengirim dan penerima

  • Proses Wawancara Riwayat PengobatanPENGIRIM(APOTEKER)PESANPENERIMA(PASIEN)UMPAN BALIKencodingencodingdecodingdecodingPERLU DIPERHATIKAN !!!

    Tidak ada jaminan bahwa arti pesan akan diterjemahkan seperti yang dimaksudkan.Apoteker harus mengetahui bahwa komunikasi interpersonal bukan hanya berbicara, melainkan juga memastikan bahwa pesan yang dikirim, dapat diterima dengan jelas, tepat, dan akurat.KRITIS !!!Apoteker cenderung terfokus pada pesan dan tidak menangkap umpan balik yang disampaikan oleh pasien.KRITIS !!!Pasien dapat atau tidak dapat mengartikan pesan dalam cara yang sama sebagaimana dimaksudkan oleh apoteker.

  • NEXT

  • Bersikap positif Hindari gangguanBerhenti berbicaraGunakan kontak mata yang baikBereaksi terhadap gagasan, bukan terhadap orangnyaMendengarkan dengan seksama bagaimana sesuatu hal dikatakanMemberikan umpan balik untuk mengklarifikasi suatu pesanNEXT

  • NEXT

  • Gabungan keduanya merupakan cara paling efektifNEXT

  • NEXT

  • NEXT

  • Apoteker yang asertif akan menyampaikan pendapat diri sendiri tanpa merusak suatu hubunganApoteker yang asertif berusaha menyelesaikan konflik dengan orang lain, tetapi tetap menghargai orang lainAttention please!!!Perilaku asertif mengharuskan kita untuk menghormati orang lain sebagaimana kita menghormati diri sendiriNEXT

  • NEXT

  • NEXT

  • NEXT

  • HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN DALAM WAWANCARA

  • BEBERAPA TIPS PADA SAAT PERMULAAN MELAKUKAN WAWANCARA RIWAYAT PENGOBATAN:NO RECOMENDATIONDENGARKAN FAKTA SIMPULKANSELESAIKAN SUBJEK SATU PERSATUKOMBINASIKAN PERTANYAANFLEKSIBILITASPERHATIKAN TEKNIK WAWANCARAOBYEKTIFGUNAKAN KETERAMPILAN KOMUNIKASI YANG BAIKPERHATIKAN PESAN-PESAN NON-VERBAL PASIENPERTANYAAN UMUM SPESIFIK ; SUBYEK KURANG PRIBADI LEBIH PRIBADIPENCATATAN HARUS DILAKUKAN SECEPAT MUNGKIN.

  • KENDALA/MASALAH DALAM WAWANCARA RIWAYAT PENGOBATAN

  • Penggalian Informasi pada Kondisi Pasien yang SpesifikMewawancarai pasien dapat memicu beberapa perilaku dan situasi yang tampak membingungkanKemampuan Apoteker untuk menangani situasi ini akan berkembang sepanjang karir Apoteker.Selalu ingat pentingnya mendengarkan pasien dan mengklarifikasi kekhawatiran pasienSelalu bersikap tenang dan meyakinkan

  • The Confusing PatientPasien menunjukkan kebingungan dengan gejala-gejala yang dialaminya. Pasien mempunyai setiap gejala yang Apoteker tanyakan. Kemungkinan pasien sedang mabuk, mengalami perubahan status mental seperti psikosis atau delirium, skizofrenia, atau gangguan neurologis. Pasien memberikan penjelasan yang tidak konsisten dan tidak bisa memberikan kronologi yang jelas.Apoteker dapat menanyakan kepada keluarga dan orang-orang terdekat pasien.

  • The Talkative PatientPasien sangat aktif dengan banyak bercerita dan bertanya.Pasien tampak mendominasi jalannya wawancaraTerkadang pasien hanya perlu pendengar yang baik dan mengekspresikan kekhawatiran terpendamTerkadang membuat kita tidak sabar karena waktu yang terbatas.Mendengarkan dengan seksama apa yang diceritakan pasien. Setelah itu kita dapat memotong pembicaraan pasien untuk menanyakan informasi yang kita butuhkan, namun harus dengan bahasa yang sopan.

  • Memahami karakter pasien.Kita dapat menenangkan perasaan pasien misalnya dengan mengatakan. "Saya mencoba memahami perasaan anda atau Saya mengerti dan berterima kasih kepada anda karena telah menunggu lama dan menjawab pertanyaan yang sama berulang-ulang." Setelah pasien lebih tenang, maka kita dapat melanjutkan menggali informasi dari pasien.The Angry or Disruptive PatientBanyak alasan pasien untuk menjadi marah: mereka sakit, mereka merasa rugi dari segi waktu ataupun biaya.Mereka mungkin melampiaskan kemarahan ke arah kita yang melakukan wawancara riwayat pengobatan.Umumnya juga pada pasien hipertensi ataupun budaya dan karakter pasien.

  • Sebelum memberikan instruksi tertulis, lakukan penilaian kemapuan pasien.Ketika bertemu dengan pasien tuna netra, maka dapat didahului dengan berjabat tangan untuk menjalin kontak dan menjelaskan siapa kita.Membantu membacakan dan menuliskan hal-hal yang harus diisi oleh pasien.Kita juga dapat meminta bantuan dari keluarga pasien untuk mendapatkan informasi yang akurat.The Patient With Low Literacy and Limited IntelligencePasien yang memiliki kesulitan membaca ataupun menulis.Umumnya pasien usia lanjut, gangguan penglihatan seperti pasien diabetes, tuna netra, taraf pendidikan yang rendah.

  • Apoteker tidak menanyakan pertanyaan yang terlalu banyak dengan cepat.Jangan menanyakan pertanyaan-pertanyaan yang membuat pasien merasa tidak nyamanThe Silent PatientPewawancara pemula sering tidak nyaman dengan suasana hening dan merasa wajib untuk menjaga percakapan terjadi. Pasien sering diam jangka pendek untuk mengumpulkan pikiran, ingatan, atau memutuskan apakah kita dapat dipercaya dan dapat membantu terapinya atau tidak. Pasien dengan depresi atau demensia mungkin kehilangan spontanitas mereka dalam berekspresi, memberikan jawaban singkat atas pertanyaan, dan kemudian terdiam.

  • Dengarkan sejenak.Jangan terlalu larut dengan masalah pribadi pasien.Kita dapat memberikan sedikit saran sebelum menanyakan lebih jauh tentang riwayat pengobatannya.The Patient With Personal ProblemsPasien bercerita tentang masalah pribadinya di luar permasalahan klinis.Kadang disertai hambatan emosional lainnya, seperti sedih, gembira, menangis, dsb.

  • Menawarkan tisu dan menunggu pasien untuk pulih. Tunjukkan empati kepada pasien.Membuat komentar yang mendukung. Berikan semangat kepada pasien.Kebanyakan pasien akan segera menenangkan diri dan melanjutkan pembicaraan dengan kita mengenai riwayat pengobatannya. The Crying PatientMenangis merupakan sinyal emosi yang kuat, mulai dari kesedihan, marah, atau frustrasi.Umumnya pasien yang mengalami pengobatan jangka panjang ataupun menderita penyakit kronis.

  • DAFTAR PUSTAKABeardsley et al. 2008; terj. Mohamad Rusdi Hidayat, D Lyrawati, 2008. Keterampilan Komunikasi Praktek Farmasi. Diakses tanggal 16 Januari 2015 jam 20.12 WIBRhonda, M. Jones. 2008; terj. Benediktus Yohan, D Lyrawati. 2008. Foundamental Skill for Patient Care in Pharmacy Practice. Jones& Bartlett Publishers: Sudbury, MAHidayat, M. R., & Lyrawati, D. (2008). Keterampilan Komunikasi pada Praktek Farmasi: Wawancara dan Penilaian (Assessment).Liliweri, 1991, Behaviour in Organization : Understanding and Managing the Human Side of Work, Allyn and Bacon, Orlando.Lunandi, A.G., 1994, Komunikasi Mengenai : Meningkatkan Efektivitas Komunikasi antar Pribadi, Kanisius, Yogyakarta.Rakhmat, 1988, Psikologi Komunikasi, CV. Remaja Karya, Bandung.

    *