23
ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts M. Zainur Prasetyawan Lovin Destikatari PENGAYAAN TATALAKSANA KOMPREHENSIF PADA NYERI PUNGGUNG Pembimbing: Dr. Widodo Mardi Santoso, Sp.S

PPT Nyeri Punggung

Embed Size (px)

DESCRIPTION

power point nyeri

Citation preview

ALLPPT.com _ Free PowerPoint Templates, Diagrams and Charts

M. Zainur PrasetyawanLovin Destikatari

PENGAYAANTATALAKSANA KOMPREHENSIF PADA

NYERI PUNGGUNG

Pembimbing:Dr. Widodo Mardi Santoso, Sp.S

Latar Belakang•Nyeri punggung adalah nyeri di bagian lumbar, lumbosacral, atau di daerah leher. Nyeri ini sangat be-ragam ketajaman dan intensitasnya. Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf

•Kurang lebih 60-80% individu setidaknya pernah mengalami nyeri punggung dalam hidupnya. Sebagian besar (75%) penderita akan mencari pertolongan medis dan 25% di antaranya perlu dirawat inap untuk evaluasi lebih lanjut

•Gejala nyeri punggung merupakan penyebab utama disabilitas pada individu yang berusia <45 tahun, nyeri punggung bawah merupakan penyebab paling sering kedua untuk berobat ke dokter di Amerika

•Pada tahun 2002 prevalensi penderita LBP sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada urutan kedua tert-inggi sesudah sefalgia dan migren yang mencapai 34,8% di Poliklinik Neurologi RSCM

Meliala, 2002

Sudirman, 2011

Purba, 2008

Fauci, 2008

Definisi Nyeri Punggung Bawah

Nyeri punggung adalah nyeri yang dirasakan di bagian punggung yang berasal dari otot, persarafan, tulang, sendi atau struktur lain di daerah tulang belakang. Tu-lang belakang adalah suatu kompleks yang menghubungkan jaringan saraf, sendi, otot, tendon, dan ligamen, dan semua struktur tersebut dapat menimbulkan rasa nyeri . Nyeri punggung diakibatkan oleh regangan otot atau tekanan pada akar saraf

Meliala, 2002

Struktur tulang belakang yang peka ter-hadap nyeri adalah periosteum vertebrae, dura, sendi facet, annulus fibrosus dari diskus intervertebralis, vena epidural, dan ligamentum longitudinal posterior

Kompresi Radix Saraf L5 dan S1 oleh Diskus yang Mengalami Herniasi (4)

Etiologi Nyeri punggung dapat dise-

babkan oleh berbagai kelainan yang terjadi pada tulang belakang, otot, diskus intervertebralis, sendi, maupun struktur lain yang menyokong tulang belakang. Ke-lainan tersebut antara lain (Fauci, 2008):

Epidemiologi

Penyakit ini menyerang satu dari lima orang dalam waktu yang bersamaan dan pada usia 30 tahun setengah populasi akan men-galami paling tidak satu episode nyeri pung-gung (Docking, 2011).

Low Back Pain merupakan penye-bab tersering kelima seseorang berobat ke dokter di Amerika. Kira-kira seperempat warga Amerika berusia dewasa dilaporkan menderita nyeri punggung bawah yang berlangsung paling tidak seharian penuh dalam 3 bulan terakhir, dan 7,6% warga dila-porkan menderita 1 episode nyeri punggung bawah yang parah dalam waktu 1 tahun (Chou, 2007).

Pada tahun 2002 prevalensi penderita NPB sebanyak 15,6%. Angka ini berada pada uru-tan kedua tertinggi sesudah sefalgia dan mi-gren yang mencapai 34,8%. (Purba, 2008).

Faktor resiko LBP

Faktor risiko terjadinya nyeri punggung adalah usia,

kondisi kesehatan yang buruk, masalah psikologik dan

psikososial, artritis degeneratif, merokok, skoliosis mayor

(kurvatura >80o), obesitas, tinggi badan yang berlebihan,

hal yang berhubungan dengan pekerjaan seperti duduk

dan mengemudi dalam waktu lama, duduk atau berdiri ber-

jam-jam (posisi tubuh kerja yang statik), getaran, men-

gangkat, membawa beban, menarik beban, membungkuk,

memutar, dan kehamilan (Tunjung, 2009).

Diagnosis

Anamnesis Dalam anamnesis perlu diketahui:

1. Onset

2. Lokasi

3. Durasi

4. Karakteristik nyeri

5. Memperburuk atau membaik

6. Penjalaran

7. Time

Pemeriksaan Fisik

1. Inspeksi :

Gerakan aktif pasien harus dinilai, diper-

hatikan gerakan mana yang membuat nyeri dan

juga bentuk kolumna vertebralis, berkurangnya

lordosis serta adanya skoliosis. Berkurang

sampai hilangnya lordosis lumbal dapat dise-

babkan oleh spasme otot paravertebral (Tun-

jung,2009).

Palpasi :

 Adanya nyeri (tenderness) pada kulit bisa menunjukkan adanya kemungkinan suatu keadaan psikologis di bawahnya (psycho-logical overlay). Kadang-kadang bisa diten-tukan letak segmen yang menyebabkan nyeri dengan menekan pada ruangan in-tervertebralis atau dengan jalan mengger-akkan ke kanan ke kiri prosesus spinosus sambil melihat respons pasien.

Pemeriksaan motoris : harus dilakukan dengan seksama

dan harus dibandingkan kedua sisi untuk menemukan

abnormalitas motoris yang seringan mungkin dengan

memperhatikan miotom yang mempersarafinya

(Tunjung,2009).

4. Pemeriksaan sensorik : Pemeriksaan sensorik akan

sangat subjektif karena membutuhkan perhatian dari

penderita dan tak jarang keliru, tapi tetap penting arti di-

agnostiknya dalam membantu menentukan lokalisasi lesi

HNP sesuai dermatom yang terkena. Gangguan sensorik

lebih bermakna dalam menunjukkan informasi lokalisasi

dibanding motoris (Tunjung,2009).

5. Tanda-tanda sensoris khusus: Lasseque, Bragard,

Sicard, Patrick, Kontrapatrick, Valsava

Penatalak-sanaan

Farmakologis Non Farmakolo-gis

Terapi Farmakologis

Acetaminophen

NSAID

Muscle Relaxant

Opioid

Anti Depressant adjuvant

Hipnotik sedative

Steroid

Terapi Non Farmakologis

1. Aktivitas

2. Tirah baring

3. Olahraga

4. Modalitas lain: (a) intervensi fisik: orthosis, pemijatan, mobilisasi,

manipulasi, traksi, (b) modalitas termal: ultrasound terapeutik, di-

atermi, bantalan pemanas (kering atau lembab), pemanas infram-

erah, hidroterapi, kantong es (dengan atau tanpa pemijatan) (c) ter-

api elektrik: stimulasi galvanic, arus interferensial, arus mikro, stimu-

lasi saraf transkutaneus elektrik, stimulasi neuromuscular, (d) terapi

olahraga: terapi rentang gerakan, program penguatan (isometric,

kinetik), program latihan aerobic, program latihan aqua, control neu-

romuscular, koreksi postural, (e) magnet, (f) terapi meridian:

akupunktur, elektroakupunktur, (g) terapj laser, (h) terapi

lingkungan:; biofeedback dan relaksasi, (i) intervensi edukasi, (j) ter-

api kombinasi atau multimodalitas (Swenson, 2003).

5. Terapi latihan dengan William Flexion Exercise

Latihan ini terdiri dari 6 bentuk

gerakan .yang dirancang untuk mengurangi nyeri

punggung dengan memperkuat otot-otot yang mem-

fleksikan lumbosacral spine terutama otot abdominal

dan otot gluteus maksimus dan meregangkan

kelompok otot ekstensor (Basmajian,1978).

William Flexion Exercise nomor 1

Posisi awal : terlentang, kedua lutut menekuk dan kedua kaki rata pada permukaan matras.Gerakan : pasian diminta meratakan pinggang dengan menekan pinggang ke bawah melawan matras dengan mengkontraksikan otot perut dan otot pantat. Setiap kontraksi ditahan 5 de-tik kemudian lemas, ulangi 10 kali. Usahakan pada waktu lemas ping-gang tetap rata. Tujuan : penguluran otot-otot ekstensor trunk, mobilisasi sendi panggul, penguatan otot-otot perut.

William Flexion Exercise nomor 2

Posisi awal : sama dengan nomor 1.

Gerakan : pasien diminta mengkontraksikan otot perut dan memfleksikan

kepala, sehingga dagu menyentuh dada dan bahu terangkat dari matras.

Setiap kontraksi ditahan 5 detik, kemudian lemas, ulangi sebanyak 10 kali.

Tujuan : peunguluran otot-otot ekstensor trunk, penguatan otot-otot perut,

dan otot sternocleidomastoideus.

William Flexion Exercise nomor 3

Posisi awal : sama dengan nomor 1

Gerakan : pasien diminta untuk memfleksikan satu lutut kearah dada sejauh mungkin, kemudian kedua tangan mencapai paha belakang dan menarik lututnya ke dada. Pada waktu bersamaan angkat kepala hingga dagu menyentuh dada dan bahu lepas dari matras, tahan 5 detik. Latihan diulangi pada tungkai yang lain, ulangi latihan sebanyak 10 kali. Kedua tungkai lurus naik harus dihindari, karena akan memperberat problem pinggangnya. Tujuan : merapatkan lengkungan pada lumbal, peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi panggul, sendi sakroiliaka, dan otot – otot hamstring

William Flexion Exercise nomor 4

Posisi awal : sama dengan nomor 1

Gerakan : pasien diminta untuk melakukan latihan yang sama dengan nomor

3, tetapi kedua lutut dalam posisi menekuk, dinaikkan ke atas dan ditarik

dengan kedua tangn kearah dada, naikkan kepala dan bahu dari matras, ulangi

10 kali. Pada waktu menaikkan kedua tungkai ke atas sejauh mungkin ia rapat,

baru ditarik dengan kedua tangan mendekati dada. Tujuan : merapatkan

lengkungan pada lumbal, peunguluran otot-otot ekstensor trunk, sendi

panggul, sendi sakroiliaka, dan otot – otot hamstring.

William Flexion Exercise nomor 5

Posisi awal : exaggregated starter’s position

Gerakan : Gerakan berupa latihan dimulai dengan posisi awal seperti seorang

pelari cepat pada titik startnya yaitu satu tungkai dalam fleksi maximal pada

seni lutut dan paha, sedang tungkai yang lain dalam keadaan lurus di

belakang. Kemudian pada posisi tersebut tekan badan ke depan dan ke

bawah,

tahan 5 hitungan dan rileks. Frekuensi 10 kali / sesi. Tujuan : mengulur /

streching otot-otot fleksor hip dan fascia latae.

William Flexion Exercise nomor 6

Posisi awal : berdiri menempel dan membelakangi dinding dengan tumit 10-15

cm di depan dinding, lumbal rata dengan dinding.

Gerakan : satu tungkai melangkah ke depan tanpa merubah posisi lumbal pada dinding, tahan 10 hitungan dan rileks. Frekuensi 10 kali / sesi. Bila latihan terlalu berat, lamanya penahanan dapat dikurangi. Tujuan : penguatan otot quadriceps, otot perut, ekstensor trunk