22
ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENINGOKEL

PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Embed Size (px)

DESCRIPTION

spina bifida dengan meningokel

Citation preview

Page 1: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

ASUHAN KEPERAWATAN ANAK DENGAN MENINGOKEL

Page 2: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

KELOMPOK 3S1.3A

• Andri Subarna

• Dea Fairuz HL

• Difa Juliana

• Lia Nurbaeti

• Mahesa Abirestu Sidiq

• Nia Ratna Rukhiah

Page 3: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

DEFINISI

• Prinsip Keperawatan Pediatric, Rosa M. sachrin. Hal-283– Meningokel adalah penonjolan dari pembungkus medulla spinalis melalui spina

bifida dan terlihat sebagai benjolan pada permukaan. Pembengkakan kistis ini ditutupi oleh kulit yang sangat tipis.

– Pada kasus tertentu kelainan ini dapat dikoreksi dengan pembedahan. Pembedahan terdiri dari insisi meningokel dan penutupan dura meter. Kemudian kulit diatas cacat ditutup. Hidrosefalus kemungkinan merupakan komplikasi yang memerlukan drainase.

• IKA-FKUI. Hal-1136– Meningokel merupakan kelainan kongenital SSP yang paling sering terjadi.

Biasanya terletak di garis tengah. Meningokel biasanya terdapat di daerah servikal atau daerah torakal sebelah atas. Kantong hanya berisi selaput otak, sedangkan korda tetap dalam korda spinalis (dalam durameter tidak terdapat saraf). Tidak terdapat gangguan sensorik dan motorik.

– Bayi akan menjadi normal sesudah operasi.

Page 4: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Meningokel

•Meningokel adalah salah satu dari tiga jenis kelainan bawaan spina bifida.

Meningokel adalah meningens yang menonjol melalui vertebra yang tidak

utuh dan teraba sebagai suatu benjolan berisi cairan dibawah kulit. Spina

bifida (sumbing tulang belakang) adalah suatu celah pada tulang belakang

(vertebra), yang terjadi karena bagian dari satu atau beberapa vertebra gagal

menutup atau gagal terbentuk secara utuh (Wafi Nur, 2010).

Page 5: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

A. Menicole merupakan hernia yang bemeningen,Biasanya dikaitkan dengan tulang belakang,Dimana terjadi pembengkakan pada area tulang belakangPembengkakan ini berisi caira cerebrospinal.Persitiwa ini terjadi pada bayi baru lahir.dapat disebebakan oleh kelainanKongenital. Yang dikenal dengan sebutukan spinal bifidaB. Gambar bayi baru lahir dengan spnina bifida, dengan meningicole

Page 6: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Pathway

Page 7: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN(Cecily L Betz dan Linda A Sowden, 2002)

Page 8: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

A. Anamnesa :1. Identitas bayi

2. Identitas ibu

3. Riwayat kehamilan ibu

kadar alfa-feteoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion

ditemukan meningkat pada usia 16-18 minggu

4. Riwayat kelahiran

5. Riwayat keluarga

Anak sebelumnya menderita spina bifida

Adakah yang menderita penyakit sejenis, bagaimana kondisi kehamilan ibu (demam selama kehamilan, epilepsi, mengkonsumsi obat-obat tertentu, dsb), kaji kehamilan sebelumnya (angka kejadian semakin meningkat jika pada kehamilan dua sebelumnya menderita meningomielokel atau anencefali).

6. Riwayat atau adanya faktor resiko

jenis kelamin laki – laki

7. Riwayat kesehatan sekarang

Apa keluhan utama (kelumpuhan, gangguan eliminasi, dsb), adakah penderita yang sama di lingkungan penderita, sudah berapa lama menderita, kapan gejala terasa dan keluhan

Page 9: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

B. Pengkajian fisikPada pengkajian fisik didapat data-data sebagai berikut:

- Aktivitas/istirahatTanda : kelumpuhan tungkai tanpa terasa atau refleks pada bayi.Gejala : dislokasi pinggul.

- SirkulasiTanda : pelebaran kapiler dan pembuluh nadi halus, hipotensi, ekstremitas dingin atau sianosis.

- EliminasiTanda : diurnal ataupun nocturnal, inkontinensia urin/alfi, konstipasi kronis.

- NutrisiTanda : distensi abdomen, peristaltic usus lemah/hilang (ileus paralitik).- Ultrasound

Page 10: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

- NeuromuskulerTanda : gangguan sensibilitas segmental dan gangguan trofik paralisis kehilangan refleks asimetris termasuk tendon dalam, kehilangan tonus otot/vasomotor ; kelumpuhan lengan tungkai dan otot bawah.

- Pernapasan

Tanda : pernapasan dangkal, apneu, penurunan bunyi napas.Gejala : napas pendek, sulit bernapas.

– KenyamananGejala : suhu yang berfluktuasi.

– Pemeriksaan diagnosticMRI, CT scan, X-ray, Tes serum alfa fetoprotein (AFP) kadar alfa-fetoprotein dalam serum ibu dan cairan amnion ditemukan meningkat pada usia 16-18 minggu

Page 11: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Pengelompokan Data

Page 12: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Analisa Data

Page 13: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A
Page 14: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A
Page 15: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

Diagnosa Keperawatan

1. Gg. Perfungsi jaringan serebral b.d peningkatan tekanan intracranial.

2. Innkontennsia Urine b.d ketidakmampuan menontrol keinginan berkemih

3. Kurang pengetahuan orangtua tentang proses penyakit dan penangana penyakit anaknya b.d kurang terpajan informasi

4. Resiko terjadinya kerusakan integritas kulit b.d imobilisasi

Page 16: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

1. 1. Tujuan Panjang:

• Pasien kembali pada

keadaan status neurologis

sebelum sakit

Tujuan Pendek:

• Kesadaran

pasien&sensorik

meningkat setelah

dilakukan 2x24 jam

Kriteria:

• TTV dalam batas normal

• Kesadaran meningkat

• Adanya peningkatan

kognitif dan tidak ada

tanda-tanda tekanan

intracranial yang

meningkat.

1. Pasien bedrest total

dengan posisi tidur

terlentang tanpa

bantal.

2. Monitor tanda-tanda status neurologis dengan GCS.

3. Monitor tanda-tanda vital 

1. Perubahan pda tekanan intracranial akan dapat menyebabkan resiko untuk terjadinya herniasi otak.

2. Dapat mengurangi kerusakan otak lebih lanjut

3. Pada keadaan normal autoregulasi mempertahankan keadaan tekanan darah sistemik berubah secara fluktuasi. Kegagalan autoreguler akan menyebabkan kerusakan vaskuler cerebral yang dapat dimanifestasikan dengan peningkatan sistolik dan diiukuti oleh penurunan tekanan diastolik. Sedangkan peningkatan suhu dapat menggambarkan perjalanan infeksi

Page 17: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN

INTERVENSI RASIONAL

1. 1. 4. Monitor intake dan output cairan

5. Bantu pasien untuk membatasi gerak atau berbalik ditempat tidur.

Kolaborasi

6. Berikan cairan perinfus dengan  perhatian ketat.

4. Hipertermi dapat menyebabkan peningkatan IWL dan meningkatkan resiko dehidrasi terutama pada  pasien yang tidak sadar, nausea yang menurunkan intake per oral.

5. Aktifitas ini dapat meningkatkan tekanan intrakranial dan intra abdomen.

6. Meminimalkan fluktuasi pada beban vaskuler dan tekanan intrakranial, cairan dapat menurunkan edema cerebral

Page 18: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN

INTERVENSI RASIONAL

1. 1. 7. Monitor AGD bila diperlukan pemberian oksigen

8. Berikan terapi sesuai dari dokter seperti : Steroid Aminofiel, Antibiotik.

7. Adanya kemungkinan asidosis disertai dengan pelepasan oksigen pada tingkat sel dapat menyebabkan terjadinya iskhemik serebral

8. Terapi yang diberikan dapat menurunkan permeabilitas kapiler. Menurunkan edema

serebri Menurunka

metabolik sel 

Page 19: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

2. 2. Tujuan Panjang:• Inkontinensia urin dapat

berkurang/teratasi

Tujuan Pendek:

• Pasein mampu mengontrol

berkemih setelah

dilakukan perawatan 2x24

jam

Kriteria:• Enuresis, diurnal dan

nokturnal berkurang/tidak ada

• Klien berkemih dalam jumlah dan frekuensi yang normal

1. Kaji pola berkemih dan tingkat inkontinensia klien

2. Berikan perawatan pada kulit klien yang basah karena urin (dilap dengan air hangat kemudian dilap kering)

3. Anjurkan ibu klien untuk sering memeriksa popok klien, jika basah segera diganti

4. Kolaborasi dengan tim medis dalam pemberian obat (misalnya: Antikolinergik)

 

1. Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya

2. Perawatan yang baik dapat mencegah iritasi pada kulit klien

3. Popok yang selalu basah dapat menimbulkan iritasi dan lecet pada kulit

4. Obat antikolinergik diperlukan untuk menghilangkan kontraksi kandung kemih tak terhambat

Page 20: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

3. 3. Tujuan Pendek:• Orang tua klien dapat

memahami proses penyakit dan prosedur penanganan penyakit anaknya

Tujuan Panjang:

• Orangtua klien mampu

menjelaskan penyakit

anaknya

Kriteria:• Orang tua klien tampak

tenang• Orang tua klien dapat

menjelaskan proses penyakit dan prosedur penanganan penyakit anaknya

1. Kaji tingkat pengetahuan orang tua klien tentang proses penyakit dan penanganan penyakit anaknya

2. Berikan kesempatan kepada orang tua klien untuk bertanya

3.  Jelaskan dengan baik kepada orang tua tentang proses penyakit dan prosedur penanganannya

4. Berikan dukungan positif kepada orang tua klien

 

1. Sebagai data dasar dalam memnentukan intervensi selanjutnya

2.  Memberikan jalan untuk mengekspresikan perasaannya dan mengetahui pemahaman orang tua klien tentang penyakit anaknya

3. Menigkatkan pemahaman orang tua klien tentang penyakitnya anaknya

4. Dukungan yang positif dapat memberikan semangat kepada orang tua untuk menerima penyakit anaknya dan membantu proses perawatan.

Page 21: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A

NO. Dx TUJUAN INTERVENSI RASIONAL

4. 4. Tujuan Pendek:• Kerusakan integritas

kulit tidak terjadi

Tujuan Panjang:

• Setelah diberikan

tindakan keperawatan

selama 1 hari tanda-

tanda gangguan

integritas kuit tidak

terjadi .

Kriteria:• Kulit tampak halus dan

lembut• Tidak ada iritasi/lecet,

dekubitus

1. Kaji tingkat keterbatasan gerak (immobilisasi) klien

2. Rubah posisi klien setiap dua jam

3. Jaga pakaian dan linen tetap kering

4. Ajarkan pada orang tua klien untuk memassage daerah yang tertekan, gunakan lotion

1. Sebagai data dasar untuk intervensi selanjutnya

2. Penekanan yang lama pada salah satu bagian tubuh dapat menyebabkan terjadinya dekubitus

3. Pakaian dan linen yang basah dapat mengiritasi kulit

4. Memperlancar peredaran darah, meningkatkan relaksasi dan mencegah iritasi

Page 22: PPT Meningokel Kel.3 S1.3A