22
Stephani Helena Saselah 0961050042 UPDATE MANAJEMEN DAN DIAGNOSIS KEJANG DEMAM

Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Citation preview

Page 1: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Stephani Helena Saselah0961050042

UPDATE MANAJEMEN DAN DIAGNOSIS KEJANG DEMAM

Page 2: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

DEFINISI

Kejang demam adalah bangkitan kejang yang terjadi pada kenaikan suhu tubuh (suhu rektal lebih dari 38oC) akibat suatu proses ekstra kranial

Page 3: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

ETIOLOGI • Demam itu sendiri• Efek produk toksik daripada

mikroorganisme (kuman dan virus) terhadap otak

• Respon alergi atau keadaan imun yang abnormal oleh infeksi

• Perubahan keseimbangan cairan / elektrolit• Ensefalitis viral (radang otak akibat virus)

yang ringan yang tidak diketahui • Gabungan semua faktor diatas

Page 4: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Penyebab demam pada 297 penderita Kejang Demam

Lumbantobing, S. M. 2002. “Kejang Demam (Febrile Convulsions)”. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

Page 5: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Penyebab demam Jumlahpenderita

Tonsilitis dan/atau faringitis 100

Otitis media akut 91

Enteritis/gastroenteritis 22

Enteritis/gastroenteritis disertai dehidrasi 44

Bronchitis 17

Bronkopneumonia 38

Morbili 12

Varisela 1

Dengue 1

Tidak diketahui 66

Page 6: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

EPIDEMIOLOGI

Umuranak usia 6 bulan sampai 5 tahun.

Jenis KelaminPria memiliki

insidensi lebih tinggi untuk kejang

demam.

Frekuensi70-75% KDS, 20-25% KDK,5% kejang simtomatik

Page 7: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

PATOFISIOLOGI

Page 8: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

SEL ENERGI

Sel NEURONK+

Na+

Potensial membran

Keseimbanganpotensial

1. Perubahan konsentrasi ion2. Rangsangan yang datang mendadak3. Perubahan patofisiologi membran sel

demamPerbedaan konsentrasi

Page 9: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

demam

Kenaikan metabolisme basal

KebutuhanOksigen

Meningkat

Perubahan keseimbanganMembran sel neuron

difusiLepas muatan listrik

kejang

Neurotransmiter

Page 10: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

KLASIFIKASI

Livingston Bentuk Lama Usia Frekuensi EEG

Kejang demam sederhana

Umum < 15 menit

< 6 tahun

1-4 kali/tahun

Normal

Epilepsi yang dicetuskan oleh demam

Fokal > 15 menit

> 6 tahun

> 4 kali/tahun

Ab-normal

Livingston.

Lumbantobing, S. M. 2002. “Kejang Demam (Febrile Convulsions)”.

Page 11: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Konsensus penanganan kejang demam.

Kejang demam sederhana

•Singkat,•Kurang dari 15 menit,•Umum tonik dan atau klonik,•Berhenti sendiri,•Tanpa gerakan fokal atau berulang dalam waktu 24 jam.

Kejang demam kompleks

Kejang lama > 15 menit,Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum didahului kejang parsial,

Berulang atau lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Page 12: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Menurut Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI

Kejang Demam Sederhana (Simple Febrile Seizure)

•Berlangsung singkat•Durasi kurang dari 15 menit.•Kejang dapat umum, tonik, dan atau klonik.•Umumnya akan berhenti sendiri.•Tanpa gerakan fokal.•Tidak berulang dalam 24 jam.•Pemeriksaan EEG yang dibuat 10-14 hari setelah bebas panas tidak menunjukkan kelainan. 5% dari anak normal mempunyai gambaran EEG yang abnormal.

Page 13: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Kejang Demam Kompleks (Complex Febrile Seizure)

Demam tinggi.Kejang yang lama.

Durasi lebih dari 15 menit.Kejang fokal atau parsial satu sisi, atau kejang umum

didahului kejang parsial.Berulang lebih dari 1 kali dalam 24 jam.

Menurut Unit Kerja Koordinasi Neurologi IDAI

Page 14: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Beberapa peneliti menggunakan klasifikasi khusus febrile status epilepticus untuk kejang demam yang berlangsung lebih lama dari 30 menit.

D. Pusponegoro, Hardiono. “Kejang Demam: Patofisiologi dan Tata Laksana”. Dalam Seminar Dokter Umum

Page 15: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

DIAGNOSISAnamnesis

•Pertama kali kejang atau tidak, jika pertama kali pada usia berapa•Bentuk kejang•Sifat kejang•Frekuensi kejang•Lamanya kejang•Diawali demam atau tidak•Kesadaran setelah kejang

Page 16: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Pemeriksaan jasmani

•Mencari tanda tanda trauma akut kepala dan adanya kelainan system. •Mencari cidera yang mendahului atau selama kejang, adanya penyakit sistemik, terpapal zat toksik, infeksi atau adanya kelainan neurologist fokal.

Pemeriksaan penunjang

•Pemeriksaan laboratorium•Pungsi lumbal

•Elektroensefalografi•Pencitraan

Page 17: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

PENATALAKSANAAN

Page 18: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

KEJANG

DIAZEPAM REKTAL :< 10 kg = 5 mg10 kg = 10 mgDapat diulang sebanyak 2 kali dengan interval waktu 5 menit

KEJANG BAWA KE RUMAH SAKITDiazepam IV 0,5 mg/kgBB.

Fenitoin (IV) 20 mg/kgBB/kali dengan kecepatan 1 mg/kgBB/menit dalam NaCl

Midazolam bolus 0,1-0,2 mg/kg IV Dilanjut dgn infus 1-2 microgram/kg/menit

Dosis 4-5 mg/kgbb/hariDiberikan 12 jam kemudian dibagi 2 dosis

Dosis ditambah secara titrasi tiap 15 menit Dosis maks: 8-10 microgram/kg/menit

berhenti

berulang

berulang

berulang

berhenti

Fenobarbital 20 mg/kgbbBila masih kejang dapat ditambah 10 mg/kg tiap 15-30menit

Dosis 5-7 mg/kgbb/hariDiberikan 12 jam kemudian dibagi 2 dosis

berulang

berulang

Pro ICU

Page 19: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

Pemberian obat saat demam•parasetamol, ibuprofen, diklofenak

Pengobatan rumat/pencegahan/profilaksis

•Asam valproat 15-40 mg/kg/hari dibagi 2-3 dosis. •Fenobarbital 4-5 mg/kg/hari dibadi dalam 2 dosis. •Carbamazepine, fenitoin tidak dapat mencegah kejang demam

Page 20: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

• Prognosis

• Edukasi pada orang tua

Page 21: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

DAFTAR PUSTAKA

• Melda Deliana. “Tata Laksana Kejang Demam pada Anak”. http://www.idai.or.id/saripediatri/pdfile/4-2-4.pdf diunggah pada 31 Mei 2013, 21.46 WIB

• Lumbantobing, S. M. 2002. “Kejang Demam (Febrile Convulsions)”. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.

• Robert J Baumann. 2012. “Pediatric Febrile Seizure”. http://emedicine.medscape.com/article/1176205-overview#showall diunggah pada 31 Mei 2013 21.46 WIB

• BAB II Konsep Dasar. http://digilib.unimus.ac.id/files/disk1/3/jtptunimus-gdl-s1-2007-maryatung0-114-2-bab2.pdf diunggah pada 3 Juni 2013, 20.45

• Unit Kerja Koordinasi Neurologi Ikatan Dokter Anak Indonesia. 2006. “Konsensus Penatalaksanaan Kejang Demam”. Jakarta

• D. Pusponegoro, Hardiono. “Kejang Demam: Patofisiologi dan Tata Laksana”. Dalam Seminar Dokter Umum

• Dadiyanto, Dwi Wastoro. Heru, Muryawan. Anindita. 2011.“Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak”. Badan penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

• Astri Sulastri Prasasti. “Kejang Demam Pada Anak”. http://asprasasti.blogspot.com/2011/05/kejang-demam-pada-anak.html diunggah pada 24 Juni 2013 pukul 21.08 WIB

Page 22: Ppt Kejang Demam Stephani Helena Saselah 09-042

TERIMA KASIH