43
IMUNOLOGI INFEKSI IMUNOLOGI INFEKSI Disusun Oleh: Martua Agustinus A 0111019 Stevensal B.Kalumata A 0111022 Eka Prana Yudha A 0111027

PPT Imunologi Infeksi Tampil

Embed Size (px)

DESCRIPTION

mekanisme antibiotik

Citation preview

Page 1: PPT Imunologi Infeksi Tampil

IMUNOLOGI INFEKSIIMUNOLOGI INFEKSI

Disusun Oleh: 

Martua Agustinus A 0111019Stevensal B.Kalumata A 0111022Eka Prana Yudha A 0111027

Page 2: PPT Imunologi Infeksi Tampil

PENGERTIANPENGERTIAN IMUNOLOGI Ilmu yang mempelajari tentang Ilmu yang mempelajari tentang

sistem imun ( kekebalan ) tubuh dan sistem imun ( kekebalan ) tubuh dan mekanisme perlindungan tubuh terhadap mekanisme perlindungan tubuh terhadap bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan bahaya yang dapat ditimbulkan berbagai bahan dalam lingkungan hidup. dalam lingkungan hidup.

INFEKSI proses masuknya mikroorganisme INFEKSI proses masuknya mikroorganisme seperti bakteri,virus,jamur,dan parasit seperti bakteri,virus,jamur,dan parasit penyebab penyakit kedalam tubuh yang penyebab penyakit kedalam tubuh yang menyebabkan timbulnya gejala penyakitmenyebabkan timbulnya gejala penyakit . .

Page 3: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Pembagian Imunologi InfeksiPembagian Imunologi Infeksi

1.Imunologi terhadap Bakteri1.Imunologi terhadap BakteriContoh;;B.intraselular,ekstraselularContoh;;B.intraselular,ekstraselular

2.Imunologi terhadap Virus2.Imunologi terhadap VirusContoh;;HIV , SARSContoh;;HIV , SARS

3.Imunologi terhadap Jamur3.Imunologi terhadap JamurContoh;;Candida albicansContoh;;Candida albicans

4.Imunologi terhadap Parasit4.Imunologi terhadap ParasitContoh;Contoh; (malaria, tripanosoma,

toksoplasma, lesmania dan amuba), cacing

Page 4: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Tabel 15.1 Mekanisme pertahanan imun utama terhadap patogen

Jenis infeksi Mekanisme pertahanan imun utama

Bakteri Antibodi, kompleks imun dan sitotoksisitas

Mikrobakteri DTH dan reaksi granulomatosa

Virus Antibodi (netralisasi), CTL dan Tdth

Protozoa DTH dan antibodi

Parasit cacing Antibodi (atopi ADCC) dan reaksi granulomatosa

Jamur DTH dan reaksi granulomatosa

Page 5: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Struktur bakteri Menurut sifat patologik dinding sel, mikroorganisme

dapat dibagi menjadi negatif-gram, positif-gram, mikrobakterium dan spirochaet. Permukaan bakteri dapat pula dilapisi kapsul yang protektif. Protein dan polisakarida yang ada dalam struktur tersebut dapat merangsang sistem imun humoral tubuh untuk membentuk antibodi. Diluar membran plasma, bakteri memiliki dinding sel yang terdiri atas mukopeptide yang disebut peptidoglikan.

Page 6: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Infeksi bakteriInfeksi bakteri

Mekanisme pertahanan tbh dipengaruhi oleh:1.Struktur ddg sel2.Jenis bakteri (Gram + / Gram -)3.Mikrobakteria4.SpiroketaRespon imun tertadap infeksi tergantung pada:Respon imun tertadap infeksi tergantung pada:1.Jumlah&fungsi Th, Ts dan Tc 1.Jumlah&fungsi Th, Ts dan Tc yg teraktivasi.yg teraktivasi.2.Jumlah & fungsi sel B2.Jumlah & fungsi sel B3.Jumlah sel memori3.Jumlah sel memori

Page 7: PPT Imunologi Infeksi Tampil

IMUNOLOGI BAKTERI Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur

eksogen) akan segera diserang sistem imun nonspesifik berupa fagosit, komplemen, APP atau dinetralkan antibodi spesifik yang sudah ada dalam darah. Antibodi dan komplemen dapat juga berperan sebagai opsonin oleh karena fagosit memiliki Fcγ-R dan C-R.

Page 8: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 9: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunologi bakteri ekstraselular Bakteri ekstraselular dapat hidup dan

berkembangbiak diluar sel pejamu misalnya dalam sirkulasi, jaringan ikat dan rongga-rongga jaringan seperti lumen saluran napas dan saluran cerna. Penyakit yang dimbulkan bakteri ekstraselular dapat berupa inflamasi yang menimbulkan destruksi jaringan di tempat infeksi dengan membentuk nanah

Page 10: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 11: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas nonspesifik Komponen imunitas nonspesifik utama

terhadap bakteri ekstraselular adalah komplemen, fagositosis dan respons inflamasi. Bakteri yang mengekspresikan manosa pada permukaannya, dapat diikat lektin yang homolog dengan C1q, sehingga akan mengaktifkan komplemen melalui jalur lektin, meningkatkan opsonisasi dan fagositosis. Di samping itu MAC dapat menghancurkan membran bakteri.

Page 12: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas spesifik

A. HumoralAntibodi merupakan komponen imun protektif utama

terhadap bakteri ekstraselular yang berfungsi untuk menyingkirkan mikroba dan menetralkan toksinnya melalui berbagai mekanaisme. Th2 memproduksi sitokin yang merangsang respons sel B, aktivasi makrofag dan inflamasi.

Page 13: PPT Imunologi Infeksi Tampil

B .SitokinRespons utama pejamu terhadap bakteri ekstraselular adalah produksi sitokin oleh makrofag yang diaktifkan yang menimbulkan inflamasi dan syok septik. Toksin seperti superantigen mampu mengaktifkan banyak sel T sehingga minimbulkan produksi sitokin dalam jumlah besar dan kelainan klinikopatologi seperti yang terjadi pada syok septik.C. Imunologi bakteri intraselularCiri utama bakteri intraselular adalah kemampuannya untuk hidup bahkan berkembang biak dalam fagosit. Mikroba tersebut mendapat tempat tersembunyi yang tidak dapat ditmukan oleh antibodi dalam sirkulais, sehingga untuk eliminasinya memerlukan mekanisme imun selular.

Page 14: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 15: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 16: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 17: PPT Imunologi Infeksi Tampil

IMUNOLOGI VIRUSIMUNOLOGI VIRUS Struktur virusStruktur virus terdiri atas kapsid yang

melindungi bahan genetik. Bahan genetik dan kapsid disebut nukleokapsel. Peran kapsid adalah melindungi bahan genetik virus terhadap nuklease asal pejamu. Kapsid terdiri atas subunit protein yang dijadikan bentuk sederhana.

Page 18: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Pada beberapa virus, kapsid diselubungi oleh lapisan ganda fosfolipid yang diperoleh dari sel pejamu bila virus membentuk budding. Envelop memberikan proteksi terhadap protease. Envelop virus dapat berasal dari sitoplasma atau membran nukleus sel pejamu.

Page 19: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Respons imun terhadap virus Virus merupakan organisme obligat, umumnya

terdiri atas potonganDNA atau RNA yang diselubungi mantel dari protein atau lipoprotein. Respons imun terhadap protein virus melibatkan sel T dan sel B. Antigen virus yang menginduksi antibodi dapat menetralkan virus dan sel T sitotoksik yang spesifik merupakan imunitas paling efisien pada imunitas proteksi terhadap virus.

Page 20: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 21: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas nonspesifik humoral dan selular

Prinsip mekanisme imunitas nonspesifik terhadap virus adalah mencegah infeksi. Efektor yang berperan adalah IFN tipe I dan sel NK dan yang membunuh sel terinfeksi.

Sel NK membunuh sel yang terinfeksi oleh berbagai jenis virus dan merupakan efektor imunitas penting terhadap infeksi dini virus, sebelum respons imun spesifik bekerja. Sel NK mengenal sel terinfeksi yang tidak mengekspresikan MHC-1. Untuk membunuh virus, sel NK tidak memerlukan bantuan molekul MHC-I.

Page 22: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas spesifik humoralRespons imun terhadap virus tergantung dari lokasi virus dalam pejamu. Antibodi diproduksi dan hanya efektif terhadap virus dalam fase ekstraselular. Virus dapat ditemukan ektraselular pada awal infeksi sebelum virus masuk ke dalam sel atau bila dilepas oleh sel terinfeksi yang dihancurkan (khusus untuk virus sitopatik.Antibodi dapat berperan sebagai opsonin yang meningkatkan eliminasi partikel virus oleh fagosit.

Page 23: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas spesifik selular Virus yang berhasil masuk ke dalam sel, tidak

lagi rentan terhadap efek antibodi. Respons imun terhadap virus intraselular terutama tergantung dari sel CD8+/CTL yang membunuh sel terinfeksi. Fungsi fisiologik utama CTL ialah pemantauan terhadap infeksi virus.CTL adalah Cytotoxic T Cell

Page 24: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 25: PPT Imunologi Infeksi Tampil

IMUNOLOGI JAMUR Jamur adalah organisme eukariotik, tidak mengandung klorofil.Jamur biasa ditemukan dalam alam sebagai spesies yang hidup bebas dalam bahan organik mati, dalam tanah, vegetasi dan cairan tubuh. Untuk hidupnya, jamur tidak tergantung dari interaksi dengan pejamu manusia.

Page 26: PPT Imunologi Infeksi Tampil

INFEKSI PADA MANUSIA

1.Permukaan hidup dlm komponen kulit yg mati, rambut dan kuku yg mengandung keratin

2.Subkutan hidup sbg saprofit dan menimbulkan nodul kronik atau tukak

3. Saluran nafas yg bersal dr saprofit tanah dan menimbulkan infeksi paru subklinis atau akut

4.C. albicans menimbulkan infeksi superfisial pd kulit dan membran mukosa

Page 27: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 28: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas Nonspesifik Sawar fisik kulit dan membran mukosa, faktor

kimiawi dalam serum dan sekresi kulit berperan dalam imunitas nonspesifik. Efektor utama imunitas nonspesifik terhadap jamur adalah neutrofil dan makrofag. Penderita dengan neutropenia sangat rentan terhadap jamur oportunistik.

Page 29: PPT Imunologi Infeksi Tampil

lanjutanlanjutan Neutrofil diduga melepas bahan fungisidal

seperti ROI dan enzim lisosom serta memakan jamur untuk dibunuh intaseluler. Galur virulen seperti Kriptokok neotransformans menghambat produksi sitokin TNF dan IL-12 oleh makrofag dan merangsang produksi IL-10 yang menghambat aktivasi makrofag.

Page 30: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas Spesifik Imunitas nonspesifik kadang kurang efektif,

tidak mampu membatasi pertumbuhan jamur pathogen. CMI merupakan efektor imunitas spesifik utama terhadap infeksi jamur. Histoplasma kapsulatum, parasit intraseluler fakultatif hidup dalam makrofag dan dieliminasi oleh efektor seluler sama yang efektif terhadap bakteri intraseluler

Page 31: PPT Imunologi Infeksi Tampil

IMUNOLOGI PARASIT Parasit merupakan organisme yang berlindung dalam atau di organisme dan mendapatkan keuntungan dari pejamu. Golongan parasit berupa protozoa (malaria, tripanosoma, toksoplasma, lesmania dan amuba), cacing, ektoparaasit (kutu, tungau) .

Page 32: PPT Imunologi Infeksi Tampil

lanjutanlanjutan Parasit berinteraksi dengan pejamu dalam berbagai

cara seperti simbiosis mutualisme. Banyak parasit mempunyai siklus hidup kompleks yang sebagian terjadi di dalam tubuh manusia. Kebanyakan infeksi parasit bersifat kronis yang disebabkan oleh imunitas nonspesifik lemah dan kemampuan parasit untuk bertahan terhadap imunitas spesifik. Di samping itu banyak antibiotik dan obat antiparasit tidak efektif lagi untuk membunuh parasit.

Page 33: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 34: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas NonspesifikMikroba biasanya dapat tetap hidup dan berkembang biak dalam pejamu oleh karena dapat beradaptasi dan menjadi resisten terhadap system imun pejamu. Respons imun nonspesifik utama terhadap protozoa adalah fagositosis, tetapi banyak parasit tersebut yang resisten terhadap efek bakterisidal makrofag, bahkan beberapa diantaranya dapat hidup dalam makrofag.

Page 35: PPT Imunologi Infeksi Tampil

lanjutanlanjutan Fagosit juga menyerang cacing dan melepas

bahan mikrobisidal untuk membunuh mikroba yang terlalu besar untuk dimakan. Beberapa cacing mengaktifkan komplemen melalui jalur alternatif tetapi ternyata banyak parasit memiliki lapisan permukaan tebal sehingga resisten terhadap mekanisme sitosidal neutrofil dan makrofag.

Page 36: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Imunitas Spesifik

Respons Imun yang BerbedaInfeksi cacing biasanya terjadi kronik dan kematian pejamu akan merugikan parasit sendiri. Infeksi yang kronik itu akan menimbulkan rangsangan antigen persisten yang menigkatkan kadar immunoglobulin dalam sirkulasi dan pembentukan kompleks imun. Antigen-antigen yang dilepas parasit diduga berfungsi sebagai mitogen poliklonal sel B yang T independen.

Page 37: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Infeksi Cacing

Pertahanan terhadap banyak infeksi cacing diperankan oleh aktivasi sel Th2. Cacing merangsang subset Th2 sel CD4+ yang melepas IL-4 dan IL-5. IL-4 merangsang produksi IgE dan IL-5 merangsang perkembangan dan aktivasi eosinofil. IgE yang berikatan dengan permukaan cacing diikat eosinofil. Selanjutnya eosinofil diaktifkan dan mensekresi granul enzim yang menghancurkan parasit.

Page 38: PPT Imunologi Infeksi Tampil

lanjutanlanjutan Cacing biasanya terlalu besar untuk fagositosis.

Degranulasi sel mast/basofil yang IgE dependen menghasilkan produksi histamine yang menimbulkan spasme usus tempat cacing hidup. Eosinofil menempel pada cacing melalui IgG/IgA dan melepas protein kationik, MBP dan makrofag menempel melalui IgA/IgG dan melepas superoksida, oksida nitrit dan enzim yang membunuh cacing.

Page 39: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 40: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Respons Th1 dan Th2 pada Infeksi Parasit

Respons terhadap infeksi seperti pada lesmania berhubungan dengan respons Th1 atau Th2. Pada infeksi parasit intraseluler, gambaran kedua respons tersebut berhubungan dengan prognosis baik dan buruk. Dalam menentukan perjalanan penyakit, peran Th1 dan Th2 pada banyak penyakit parasit lebih kompleks.

Page 41: PPT Imunologi Infeksi Tampil
Page 42: PPT Imunologi Infeksi Tampil

KesimpulanKesimpulan Bakteri dari luar yang masuk tubuh (jalur eksogen) akan

segera diserang sistem imun nonspesifik berupa fagosit, komplemen, APP atau dinetralkan antibodi spesifik yang sudah ada dalam darah.

Sistem imun untuk menyerang virus adalah IFN tipe I dan sel NK dan yang membunuh sel terinfeksi, CD 8+/CTL , CD4+ Th

Sistem imun untuk menyerang jamur adalah Neutrofil, Makrofag alveolar , CMI , Th1 ,Th2

Sistem imun untuk menyerang parasit adalah Antibodi dan CD8+/CTL , H. Makrofag dan Nitrit , IgE ,IgG , sel Tc , aktivasi sel Th1 ,Th2 , Eosinofil, CD 8+

Page 43: PPT Imunologi Infeksi Tampil

Terima kasihSemoga bermanfaat