Click here to load reader
Upload
rizkijatuvd
View
596
Download
113
Embed Size (px)
DESCRIPTION
stase syaraf
Citation preview
{{
REFERATREFERAT
EPILEPSIEPILEPSIVeraniva Antonia, S.KedVeraniva Antonia, S.KedRizki Jatu Sarindra, S.KedRizki Jatu Sarindra, S.Ked
PendahuluanPendahuluanEpilepsia
(diambil, disita, diserang)
Epilepsi didefinisikan sebagai suatu keadaan yang ditandai oleh bangkitan (seizure) berulang sebagai
akibat dari adanya gangguan fungsi otak secara intermiten, yang disebabkan oleh lepas muatan listrik
abnormal dan berlebihan di neuron-neuron secara paroksismal, dan disebabkan oleh berbagai etiologi.
50 juta orang di dunia menderita
epilepsi, dan 85% di negara berkembang,
dan juga ditemui sekitar 2-4 juta kasus
epilepsi setiap tahunnya
Prevalensi epilepsi pada bayi dan anak-anak cukup tinggi, menurun pada usia dewasa
muda dan pertengahan kemudian meningkat lagi
pada kelompok usia lanjut.
Menurut International League Against Epilepsy (ILAE) dan International Bureau for Epilepsy (IBE) pada tahun 2005 epilepsi didefinisikan sebagai suatu kelainan otak yang ditandai oleh adanya faktor predisposisi yang dapat mencetuskan kejang epileptik, perubahan neurobiologis, kognitif, psikologis dan adanya konsekuensi sosial yang diakibatkannya. Definisi ini membutuhkan sedikitnya satu riwayat kejang epilepsi sebelumnya.
Definisi
Status epileptikus merupakan kejang yang terjadi >30 menit
atau kejang berulang tanpa disertai pemulihan kesadaran diantara dua serangan kejang.
EtiologiEtiologi
a. Bangkitan Parsial/fokal1. Bangkitan parsial sederhana (tanpa gangguan kesadaran)a) Dengan gejala motorik.b) Dengan gejala sensorik.c) Dengan gejala otonomik.d) Dengan gejala psikis.2. Bangkitan parsial kompleks (dengan gangguan kesadaran)a) Awalnya parsial sederhana, kemudian diikuti gangguan kesadaran.b) Dengan gangguan kesadaran sejak awal bangkitan.3. Bangkitan umum sekunder (tonik-klonik, tonik atau klonik)a) Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi bangkitan umumb) Bangkitan parsial kompleks berkembang menjadi bangkitan umumc) Bangkitan parsial sederhana berkembang menjadi parsial kompleks, dan berkembang menjadi bangkitan umum
KlasifikasiKlasifikasi
b. Bangkitan umum (konvulsi atau non-konvulsi)1.Bangkitan lena (absence)2.Bangkitan mioklonik3.Bangkitan tonik4.Bangkitan atonik5.Bangkitan klonik Bangkitan tonik-klonik
Membran neuron mempunyai potensial listrik tertentu dan berada dalam keadaan polarisasi. Aksi potensial akan mencetuskan depolarisasi membran neuron dan seluruh sel akan melepas muatan listrik. Oleh berbagai faktor, diantaranya keadaan patologik, dapat merubah atau mengganggu fungsi membran neuron sehingga membran mudah dilampaui oleh ion Ca dan Na dari ruangan ekstra ke intra seluler. Influks Ca akan mencetuskan letupan depolarisasi membran dan lepas muatan listrik berlebihan, tidak teratur dan terkendali. Lepas muatan listrik demikian oleh sejumlah besar neuron secara sinkron merupakan dasar suatu serangan epilepsi. Suatu sifat khas serangan epilepsi ialah bahwa beberapa saat serangan berhenti akibat pengaruh proses inhibisi. Diduga inhibisi ini adalah pengaruh neuron-neuron sekitar sarang epileptic. Selain itu juga sistem-sistem inhibisi pra dan pasca sinaptik yang menjamin agar neuron-neuron tidak terus-menerus berlepas muatan memegang peranan. Keadaan lain yang dapat menyebabkan suatu serangan epilepsi terhenti ialah kelelahan neuron-neuron akibat habisnya zat-zat yang penting untuk fungsi otak.
PatofisiologiPatofisiologi
DiagnosisAda 3 langkah untuk menuju diagnosis epilepsi, yaitu: 1.Langkah pertama : memastikan apakah kejadian yang bersifat paroksismal menunjukkan bangkitan epilepsi atau bukan epilepsi2.Langkah kedua : Apabila benar terdapat bangkitan epilepsi, maka tentukanlah bangkitan yang ada termasuk jenis bangkitan yang mana.3.Langkah ketiga : tentukan etiologi, sindrom epilepsi apa yang ditunjukkan oleh bangkitan tadi, atau epilepsy apa yang diderita oleh pasien.
Anamnesis (Auto dan alo-anamnesis)Anamnesis (Auto dan alo-anamnesis) Pemeriksaan fisik umum dan nerologik
Melihat adanya tanda-tanda dari gangguan yang berhubungan dengan epilepsy, seperti trauma kepala, infeksi telinga atau sinus, gangguan congenital, gangguan neurologic fokal difus, kecanduan alcohol atau obat terlarang dan kanker.
Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang2. Electroenchepalography (EEG)Indikasi pemeriksaan EEG:
a. Membantu menegakkan diagnosis epilepsyb. Menentukan prognosis pada kasus tertentuc. Pertimbangan dalam penghentian OAEd. Membantu dalam menentukan letak focuse. Bila ada perubahan bentuk bangkitan dari bangkitan
sebelumnya.
2. Pemeriksaan Pencitraan otak (brain imaging)Pemeriksaan pencitraan otak mendeteksi lesi pada 21-37 % dari pasien dengan diagnosa epilepsy. Indikasi:
Semua kasus bangkitan pertama yang diduga ada kelainan structural
Adanya perubahan bentuk bangkitan Terdapat deficit neurologik fokal Epilepsi dengan bangkitan parsial Bangkitan pertama di atas usia 25 tahun Untuk persuapan tindakan pembedahan epilepsi
3. Pemeriksaan Laboratorium
Sinkope, dapat bersifat vasovagal attack, kardiogenik, hipovolumik, hipotens dan sinkope saat miksi
Transient Ischemic Attack Vertigo Transient global amnesia Narkolepsi Bangkitan panic, psikogenik Sindrom Menier Tics
Diagnosis Banding
Prinsip terapi epilepsi :Prinsip terapi epilepsi :1.1.Pemilihan Obat, Pemilihan Obat, Disesuaikan dengan keadaan klini, efek samping, interaksi antar-OAE (Obat anti epilepsi) , dan harga obat.2.Strategi pengobatan : Dimulai dengan monoterapi OAE lini pertama sesuai dosis, kemudian ditingkatkan dosisnya sampai bangkitan teratasi/didapat hasil yang optimal dan konsentrasi plasma OAE pada kadar yang maksimal. 3.Konseling4.Tindak lanjut: Periksa pasien secara berkala dan awasi adanya toksisitas OAE 5.Penanganan jangka panjang: Teruskan pengobatan OAE sampai pasien bebas bangkitan sekurang-kurangnya 1-2 tahun.
Penatalaksanaan
6 Penghentian pengobatan: Dilakukan secara bertahap. Jika pengehentian pengobatan dilakukan secara tiba-tiba, pasien harus dalam pengawasan ketat karena dapat mencetuskan bangkitan atau bahkan bangkitan status epileptikus. Jika bangkitan timbul selama atau sesudah penghentian pengobatan, OAE harus diberikan lagi sekurang-kurangnya 1-2 tahun.
7. OAE mulai diberikan bila:• Diagnosis epilepsi sudah dipastikan• Terdapat minimum dua kali bangkitan dalam setahun• Setelah pasien dan/atau keluarganya menerima penjelasan
tentang tujuan pengobatan• Pasien dan/atau keluarganya telah dibertahu tentang
kemungkinan efek samping.
Prognosis umumnya baik, 70 – 80% pasien yang mengalami epilepsy akan sembuh, dan kurang lebih separuh pasien akan bisa lepas obat 20 - 30% mungkin akan berkembang menjadi epilepsi kronis dan pengobatan semakin sulit sehingga 5 % di antaranya akan tergantung pada orang lain dalam kehidupan sehari-hari. Pasien dengan lebih dari satu jenis epilepsi, mengalami retardasi mental, dan gangguan psikiatri dan neurologik dapat menyebabkan prognosis yang buruk.
DiagnosisDiagnosis
Epilepsi dapat terjadi pada siapa saja di seluruh dunia. Epilepsi berpotensi untuk menimbulkan masalah sosio-ekonomi dan medikolegal yang secara keseluruhan dapat menurunkan atau mengganggu kualitas hidup pasien epilepsi. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi dini melalui anamneses, pemeriksaan fisik maupun pemeriksaan penunjang untuk menegakkan diagnosa epilepsi dan dilakukan pemberian OAE yang sesuai dengan jenis epilepsi untuk meningkatkan taraf hidup pasien epilepsi dimasa yang akan datang.
Kesimpulan Kesimpulan
SELESAISELESAI