Upload
gladys-ailing
View
52
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
BTP
Citation preview
Tujuan artikel
Penemuan-penemuan terbaruPenemuan-penemuan terbaru
PendahuluanPendahuluan
PrevalensiPrevalensi
KARAKTERISTIK BREAKTHROUGH PAIN (BTP)
1. BTP tipe spontanBTP tipe spontan
2. BTP Tipe insidental2. BTP Tipe insidentalBTP yang dicetuskan oleh beberapa faktor.
Contohnya:nyeri yang disebabkan oleh metastasis tulang.
Onset dan durasi lebih singkat untuk mencapai intensitas nyeri yang tertinggi.
Beberapa episode BTP ini memiliki potensi dapat membaik dengan sendirinya, tergantung pada niat dan usaha pasien dalam membatasi aktivitas pasien serta waktu istirahat.
PILIHAN TerapiPrinsip terapi farmakologis BTP adalah
pemberian opioid sesuai dengan yang dibutuhkan.
Panduan NICE (Panduan NICE (websitewebsite: www. : www. nice.org.uk/cg140) menyarankan pemberian nice.org.uk/cg140) menyarankan pemberian morfin oral sebagai obat lini pertamamorfin oral sebagai obat lini pertama, berdasarkan pada perbedaan tipis yang dilaporkan dalam studi perbandingan dengan opioid onset cepat / rapid onset opioids (ROOs).
PILIHAN Terapi
Beberapa artikel terbaru mengemukakan bahwa ROOs menghasilkan efek analgesik yang lebih baik jika dibandingkan dengan efek placebo pada 30 menit setelah pemberian pertama, dan morfin oral yang hanya memberikan efek yang sedikit lebih baik dibandingkan placebo.
Berbagai jenis teknologi telah dikembangkan untuk memungkinkan tercapainya efek analgesik yang cepat dengan opioid, seperti Fentanyl, yang diberikan via Fentanyl, yang diberikan via rute non-invasifrute non-invasif. Fentanyl merupakan obat yang bersifat lipofilik kuat dan poten, yang sesuai untuk
membantu jalur masuk obat melalui mukosa dan kemudian menembus sawar darah-otak untuk menghasilkan efek analgesia yang cepat.
PILIHAN TerapiTabel 1 – Karakteristik opioid yang digunakan sebagai
terapi BTP Onset
AnalgetikAvailabilitas Dwell time
Morfin oral 30-45’ 30 NAOksikodon oral
30-45’ 40-50 NA
OTFC 15-30 50 15FBT 15 65 15SLF 10-15 70 2FBSF 15 65 2-5INFS 5-10 80-90 NAFPNS 5-10 70 NA
OTFC, oral transmucosal fentanyl cytrate;FBT, fentanyl buccal tablet;SLF, sublingual fentanyl;FBSF, fentanyl buccal soluble film; INFS, intranasal fentanyl spray;FPNS, fentanyl pectyn nasal spray;
FentanylFentanyl Beberapa generasi preparat fentanyl transmukosa yang berbeda-beda, dengan ciri khas dan availabilitasnya masing-masing, telah diperkenalkan pada pasar.
Produk-produk ini dapat menghasilkan efek cepat yang dapat diobservasi secara klinis 10–15 menit setelah obat diberikan.
OTFC, oral transmucosal fentanyl cytrate
oral transmucosal fentanyl citrate (OTFC) merupakan produk pertama yang diterima sebagai terapi BTP.
Obat ini berbentuk menyerupai lollipop atau benda berbentuk belah ketupat (pastiles; lozange) dengan gagang / stick, dan terdiri dari lozange yang diberi rasa manis, yang berisi fentanyl, pada handle / gagang plastiknya. Lozange itu kemudian digosokkan pada mukosa buccal hingga benar-benar larut/hancur (yang tidak boleh lebih dari 15 menit, jika digunakan dengan sesuai).
FBT, fentanyl buccal tablet
Tablet buccal fentanyl memfasilitasi absorpsi fentanyl melalui mukosa oral dengan menggunakan teknologi absorpsi effervescent (berbuih, bergelembung) yang lebih canggih.
SLF, sublingual fentanylFormulasi fentanyl sublingual yang dapat larut dalam beberapa menit.Formulasi ini terdiri dari tablet kecil yang terbuat dari campuran partikel-partikel obat aktif dan partikel-partikel karier yang mudah larut dalam air yang dilapisi oleh suatu agen yang bersifat melekat pada mukosa. Teknologi spray sublingual dikembangkan.
FBSF, fentanyl buccal soluble film
Selaput tipis (film) yang dapat diserap oleh mukosa buccal pun dipasarkan, dengan karakterisasi teknologi penghantaran obat muko-adesif yang bersifat bioerodible. (karakteristik dengan teknologi bioerodible muco-adhesive delivery)
INFS, intranasal fentanyl spray;Pemberian fentanyl intranasal dapat memberikan beberapa keuntungan, contohnya pada pasien dengan kerusakan mukosa atau disfungsi sistem salivatorik. Dua formulasi fentanyl nasal telah dikembangkan, larutan akuos (INFS) dan juga sistem pemberian obat berdasarkan pectin dalam bentuk gel yang dirancang untuk diaplikasikan pada permukaan mukosa untuk mengoptimalisasi absorpsi obat.
DOSING
KESIMPULANKESIMPULANBTP merupakan salah satu masalah serius yang dilaporkan
terjadi pada sekitar 70% pasien kanker, meskipun telah mendapatkan terapi opioid reguler serta memiliki riwayat nyeri yang terkontrol dengan baik. Terdapat beberapa modalitas intervensi farmakologis yang bergantung pada pilihan dan karakteristik individu.
Pemberian dosis yang bermakna, berdasarkan tingkat toleransi opioid dapat memperkuat efek-efek obat yang menguntungkan, karena pendekatan ini dapat menghasilkan efektivitas yang lebih baik dan lebih cepat.
Risiko ketergantungan opioid akibat penggunaan jangka panjang harus dipelajari pada penelitian-penelitian di masa depan.
Terima Terima kasihkasih