32
Hubungan Peningkatan Hematokrit dengan Derajat Klinis Demam Berdarah Dengue di RS Muhammadiyah Palembang Periode 1 Januari-31 Desember 2011 TRI ROMINI 702009019 Pembimbing 1: Prof.dr.P.M.Chatar,Sp.Pk.(k) Pembimbing 2: dr.Kms.Yakub Rahadiyanto.Sp.Pk.Mkes FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

ppt ayie bnr

Embed Size (px)

DESCRIPTION

ppt dbd

Citation preview

Hubungan Peningkatan Kadar Hematokrit dengan Derajat Klinis DBD di RS Muhammadiyah Palembang Periode 1 Januari-31 Desember 2011

Hubungan Peningkatan Hematokrit dengan Derajat Klinis Demam Berdarah Dengue di RS Muhammadiyah Palembang Periode 1 Januari-31 Desember 2011TRI ROMINI702009019

Pembimbing 1: Prof.dr.P.M.Chatar,Sp.Pk.(k) Pembimbing 2: dr.Kms.Yakub Rahadiyanto.Sp.Pk.Mkes

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH PALEMBANG

LATAR BELAKANGWHO : Setiap tahun, hingga tiga milyar orang penduduk dunia memiliki risiko terinfeksi virus dengue Indonesia : Tahun 2007, kasus terbanyak dilaporkan dari Jakarta dan Jawa Barat (masing-masing melaporkan lebih dari 25.000 kasusSumatera Selatan dilaporkan antara 1.000-5.000 setiap kasusRS Muhammadiyah : Tahun 2011 terdapat 157 Kasus diantaranya adalah anak-anak

RUMUSAN MASALAHApakah peningakatan hematokrit berhubungan dengan derajat klinis Demam Berdarah Dengue ?

Tujuan Penelitian

Tujuan umum:Menilai hubungan hematokrit dengan derajat klinis DBDTujuan khusus:Mengetahui data laboratorium, kadar hemoklobin trombosit hematokrit.Mengetahui hubungan antara hematokrit sejak demam dengan derajat klinis DBD Manfaat PenelitianIlmiahSebagai informasi tambahan bagi pemahaman yang lebih utuh terhadap kejadian penyakit DBD.AplikatifMemperoleh data laboratorik untuk menilai derajat klinis DBD, serta memprediksi derajat klinis DBD.Pelayanan masyarakatMeningkatkan kualitas deteksi dini penanganan penderita DBD.

TINJAUAN PUSTAKADemam Berdarah DengueDefinisiDemam Berdarah Dengue (DBD) adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus Dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk AedesaegyptiDerajat I: demam tinggi disertai gejala tidak khas. Satu satunya tanda perdarahan adalah tes torniquet positif atau mudah memar. Derajat II: gejala derajat I ditambah dengan perdarahan spontan di kulit atau di tempat lain. Derajat III: ditemukan tanda-tanda kegagalan sirkulasi (nadi cepat, lemah, hipotensi, kaki/tangan dingin, lembab, sianosis, gelisah) Derajat IV: terjadi syok berat dengan nadi yang tidak teraba dan tekanan darah yang tidak dapat diperiksa.

HematokritDefinisihematokrit (packed red cell volume) adalah konsentrasi (dinyatakan dalam persen) eritrosit dalam 100 ml (1 dL) darah lengkap .Kerangka konsepPerembesan Plasma

Hipovolemia Variable bebas: kadar HT ( derajat hemokonsentrasi

hipotensiDaya tahan tubuh

Variable perancuKadar trombositStatus nutrisiVariable tergantung:Derajat klinis DBDKegagalan sirkulasiPerdarahan

Kerangka teoriInfeksi virus dengue pada anakTerbentuk virus antibodi kompleksTrombositopenia ringan dengan tornique + derajat 1Trombositopenia berat dgn perdarahan spontan drajat 2Peningkatan permeabilitas vaskulerKebocoran plasma/perembesan plasmaKegagalan sirkulasi derajathemokonsentrasiSyok berat derajat 4Hematokrit meningkatHipotesisTidak ada hubungan antara peningkatan hematokrit dengan derajat klinis demam berdarah dengue di RS muhammadiyah palembangMETODE PENELITIAN

Jenis Penelitianstudi analitik observasional,dengan menggunakan desain crossectionalWaktu PenelitianPenelitian ini dilaksanakan mulai dari bulan September 2011 Februari 2012Tempat Penelitian Instalasi Rawat Inap Bagian Anak Rumah Sakit Muhammadiyah PalembangPopulasi dan Sampel PenelitianPopulasiSeluruh penderita DBD yang dirawat inap di Bagian Anak RSMP selama periode 01 Januari sampai 31 Desember. SampelSampel penelitian adalah semua pasien rawat inap di Bagian Anak RSMP tahun 2011 sebanyak 150 orang

Cara Pengambilan Sampel dengan rumus issac michael

Dengan : s = jumlah sampel yang diperlukanN = jumlah anggota populasi pada periode 1 Januari- 31Desember 2011yaitu sebesar 150P = Proporsi populasi yang tidak diketahui 0,50 d = tingkat akurasi : 0,05 = Tabel nilai chi-square dengan tingkat kepercayaan 0,95

S= 56,59 57

Kriteria inklusi Pasien anak yang didiagnosismenderita, DBD yang dirawat di rsmuhammadiyah.Terdapat hasil laboratorium hematokrit

Kriteria eksklusi:penyakit/kondisi inflamasi penyerta, yang mengakibatkan peningkatan kadar hematokrit, meliputi dehidrasi/hipovolemia, diare berat

Cara Pengambilan SampelSampel yang diambil adalah keseluruhan objek yang tersedia dan sesuai dengan konteks penelitian random sampling

Variabel Penelitian

Variabel terikat adalah variabel yang menjadi penyebab timbulnya atau berubahnya. Variabel terikat pada penelitian ini adalah Derajat klinis pasien DBD selama perawatan di RS

Variabel Bebas (Independent Variable)Variabel bebas adalah variabel yang dipengaruhi atau menjadi akibat variabel bebas pada penelitian ini adalah hematokrit menderita DBD sejak demam.

Definisi OperasionalDefinisiAlat ukurCara ukurSkala ukurHasil ukurDerajat Klinis DBdDerajat klinis DBD yang dimaksud dalam penelitian ini adalah derajatklinis berdasarkan kriteria yang ditetapkan oleh World HealthOrganisationberupa catatan rekam medik RSMP periode 1 januari-31 desember 2011Variable diukur dengan cara melihat status DBD yang tercatat dalam rekam medis

ordinalHasil ukur variabel berupa catatan rekam medik Kadar HematokritKadar hematokrit (packed red cell volume) adalah konsentrasi(dinyatakan dalam persen) eritrosit dalam 100 ml (1 dL) darah lengkapcatatan rekam medik RSMP periode 01 Januari-31 Desember 2011.

melihat jumlah hematokrit berdasarkan hasil rekam medik pada penderita DBD yang dirawat inap di bagian AnakNominalHasil ukur variabel berupa catatan rekam medik RSMP periode 01 Januari-31Desember 2011

Cara Pengumpulan DataData diambil berdasarkan hasil data sekunder yaitu catatan rekam medik tiap pasien yang dirawat inap Bagian Anak RSMP periode 01 Januari 31 Desember 2011 dengan diagnosis klinis DBD. Kemudian dilakukan pencatatan sesuai dengan variabel yang diperlukan.

Pengolahan dan Analisis Datapengolahan data Pengolahan data menggunakan komputer dengan menggunakan SPSS yang meliputi entry data, editing, coding dan analisis dataAnalisis DataAnalisis Data ini akan dilakukan dengan tabel distribusi dengan menggunakan program computer yang disebut SPSS (statistical product and service solution for windows 16.0) dengan uji Chi Square sesuai dengan tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hubungan kadar hematokrit dengan derajat klinis DBD

Alur penelitianPasien anak DBD

Criteria inklusi (sesuai besar sampleDerajat klinis dbdKadar hematokritlaporanUji hipotesis dan analisis dataRencana/Jadwal Kegiatan

Jadwal kegiatan bab III.docx

HASIL PENELITIANKarakteristik Subjek Penelitian

HASIL (ANALISIS UNIVARIAT)berdasarkan usia

Berdasarkan jenis kelaminJenis kelaminFrekuensi n;57persentlaki-laki2747,4perempuan3052,6Derajat klinisfrekuensipersentas311628,122238,63933,34naBerdasarkan derajat klinis Nilai bivariat umur dengan DK

Nilai bivariat HT dan DBD

Pembahasan 27pasien laki-laki, dan 30 pasienperempuan.Rentang usia penderita antara 2-13 tahun. Pasien datang rata-rata pada hari ketiga demam

Usia dan hematokrit6-10 tahun1-3 tahun4-5 tahunDewi R dkk di RSUPN CiptoMangunkusumo yang menemukankelompok usia terbanyak DBD umur 6-10 tahun. Hematokrit meningkatJenis kelaminLaki-laki 2,7%

Perempuan 3,0%P= 1tidak memiliki perbedaan predileksi antara jenis kelamin perempuan dan laki-laki pada penderita DBD. Data diatas sejalan dengan hasil penelitian sebelumya yang dilakukan Ditjen P2M & PLP pada tahun 2008 menyatakan bahwa rasio perempuan dan laki-laki adalah 1,34 : 1 (Soegeng, 2006).33 orang (33,3%) tidak mengalami peningkatan hematokrit/normal. Dan nilai penurunan hematokrit 24.

Soejoso dan Atmaji [1998] juga mengemukakan hematokrit 47% merupakan kadar waspada terjadinya renjatan hipovolemik, bahkan kegagalan sirkulasi pada anak. Namun patut diperhatikan, bahwa hematokrit dimaksud belum mencapai peningkatan di atas 20% dari normal, sebagai parameter hemokonsentrasi diagnosis DBD (World Health Organisation, 1997).

Kesimpulan1. Tidak terdapat hubungan antara hematokrit dengan derajat klinis DBD.2. Hematokrit tidak dapat dijadikan sebagai faktor predictor derajat klinis DBD.5.2. Saran1. Dilakukan Studi terhadap hubungan antara hematokrit dan derajat klinis DBD dengan desain penelitian prospektif serial dapat dilakukan oleh penelitian lain.2.Penelitian terhadap nilai awal variabel lain yang terlibat dalam patofisiologi DBD.3.Diperlukan penelitian dengan rentang kasus dalam berbagai usia diberbagai pusat pelayanan kesehatan.4. Bagi institusi rumah sakit untuk melakukan monitoring trombosit dan hematokrit pada penderita DBD yang dirawat inap sesuai dengan teori tiap 6 jam pada penderita dengan peningkatan hematokrit dan tiap 12 jam pada penderita tanpa peningkatan hematokrit sehingga memenuhi kriteria pemulangan pasien DBD yaitu tidak hanya dari perbaikan klinis tetapi juga perbaikan laboratoris.