26
Polip Nasi Pembimbing : dr. Supra Dharma Sp. THT Pendamping : dr. Sri Ayudaningsih Disusun oleh: Femmy Magdalena Punu Program Dokter Internsip Rumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Slamet Martodirdjo Kab. Pamekasan 2014 1

PP Polip Nasi

Embed Size (px)

DESCRIPTION

presentation

Citation preview

Polip NasiPembimbing :

dr. Supra Dharma Sp. THT

Pendamping : dr. Sri Ayudaningsih

Disusun oleh: Femmy Magdalena Punu

Program Dokter InternsipRumah Sakit Umum Daerah Dr. H. Slamet

Martodirdjo Kab. Pamekasan2014

1

Data Pasien• Nama : Nn. IJ• No. Register : 232023• Umur : 14 tahun• Alamat : Kedoya Barat – Larangan• Pekerjaan : Pelajar (Kelas 2 MTs)• Agama : Islam• Tanggal pemeriksaan : 17 November 2014

2

Anamnesa• Keluhan Utama : Buntu hidung• Riwayat Penyakit Sekarang :

Keluhan buntu hidung kiri dan kanan sejak 2 bulan yang lalu, makin lama makin buntu, sebelah kiri dirasakan lebih berat. Apabila pilek, pasien mengatakan keluar cairan berwarna bening, encer dan tidak terdapat darah.

3

Penciuman berkurang sejak 6 bulan yang lalu, makin lama makin memberat dan suara menjadi sengau.Pasien juga mengeluhkan ingus rasa tertelan dan hidungnya berbau tidak enak. Tidak didapatkan keluhan sakit kepala dan mata kabur.

4

• Riwayat Penyakit Dahulu :Sering mengalami pilek sejak kecil, terutama bila terkena udara dingin atau mengkonsumsi makanan dan minuman dingin

• Riwayat Pengobatan :Sebelumnya pasien sudah mendapatkan terapi obat tetes hidung Iliadin 0.05% (Oxymetazoline HCl) sejak 2 bulan yang lalu dan tidak mendapatkan perbaikan.

5

Pemeriksaan FisikDari pemeriksaan fisik didapatkan :– Keadaan umum : cukup– Kesadaran : GCS 456– Tekanan darah : 110/70 mmHg– Pernapasan : 18x/menit– Nadi : 84x/menit, teratur dan kuat angkat– Suhu : 36. 7 0 C– Kepala dan Leher : anemia (-), icterus (-),

cyanosis (-), dyspneu (-), pembesaran KGB (-)

6

Status LokalisTelinga :

Aurikulum : tidak ditemukan kelainanMAE : tidak ditemukan kelainanMembrana Timpani (kanan/kiri) :- warna : putih mutiara/ putih mutiara - posisi : normal/ normal- struktur: perforasi / intact- pulsasi : tidak ada/ tidak ada- sekret : -/-

7

• HidungInspeksi : tidak ditemukan kelainanPalpasi : tidak ditemukan kelainan Rhinoskopi Anterior :

KananKonka tidak oedem, pada kavum nasi massa soliter, warna pucat, licin, permukaan rata, menutup partial kavum nasi, tidak mudah rapuh

KiriKonka tidak oedem, pada kavum nasi massa soliter, warna pucat, licin, permukaan rata, menutup totalis kavum nasi, tidak mudah rapuh

• Tenggorokan : Tidak ditemukan kelainan

8

• Thorax : tidak ditemukan kelainan

• Abdomen : tidak ditemukan kelainan

• Extrimitas : tidak ditemukan kelainan

9

Diagnosis

• Polip Nasi Bilateral• Pasien di MRS-kan

10

Pemeriksaan PenunjangKemudian dilakukan pemeriksaan Foto Waters diadapatkan hasil

Sinus frontalis kanan kiri tampak perselubungan,

Sinus maxillaris kanan kiri tampak perselubungan,

Sinus ethmodalis kanan kiri normal,

Sinus sphenoidalis kanan kiri tak tampak jelas, Septum nasi tampak normal

Disimpulkan : Sinusitis Maxillaris bilateral.

11

Kemudian dilakukan pemeriksaan

laboratorium rutin persiapan operasi

dengan hasil Haemoglobin = 13,3g/dl,

Leukosit = 7600/mm3, Trombosit =

275.000/mm3, Hematokrit = 39.5%

12

Penatalaksanaan

• Sebelum pelaksanaan operasi, Pasien

diberikan terapi Adona 50 mg dalam

larutan RL 1500 cc, K-diclofenac 3x25 mg,

Cetirizin 1x5 mg, Kalnex 3x500 mg IV

13

Pada tanggal 19 November 2014

dilakukan polipektomi dikamar operasi.

Pada akhir operasi dipasang tampon

anterior pada kedua kavum nasi.

14

• Pasca tindakan polipektomi diberikan

terapi ceftriaxone 2 x 1 gram, Ketorolac

3x30 mg IV, Tramadol 3x100 mg IV, Infus

D51/2 NS 60cc/jam sampai makan-minum

baik. Pasien diberitahu untuk

membiasakan nafas lewat mulut

sementara.

15

Pasien KRS pada tanggal 20 November

2014 dengan terpasang tampon.

Direncanakan lepas tampon pada hari ke-

5 post polipetomi.

16

Pendahuluan• Kata polip berasal dari Yunani (Polypous) yang

kemudian dilatinkan (polyposis) dan berarti berkaki banyak.

• Penonjolan mukosa kavum nasi yang panjang dan bertangkai.

• Di Indonesia perbandingan pria dan wanita 2-3 :1 dengan prevalensi 0,2%-4,3%

17

Patofisiologi

18

HistopatologiMakroskopis

Masa bulat atau lonjong dengan permukaan licin berwarna pucat keabuan, lobuler, dapat multiple dan bersifat sangat tidak sensitif. Pucat o.k. sedikitnya aliran darah yang memasok polip tersebut.

MikroskopisHellquist membagi polip nasi menjadi 4 sub-tipe histologis, yaitu :

– tipe I polip alergik dengan eosinofil yang dominan– tipe II polip fibroinflamatorik dengan netrofil yang

dominan,– tipe III polip dengan hiperplasia kelenjer seromusinosa– tipe IV polip dengan stroma atipik

19

Gejala Klinis• Gejala primer adalah hidung tersumbat, bisa parsial

atau total tergantung besar atau banyaknya polip.• Gejala sekunder (akibat buntu hidung) termasuk

bindeng, batuk, hisposmia, ingus turun kearah tenggorok (post nasal drip), rinore, nyeri wajah, sakit kepala, telinga rasa penuh, dan mengorok.

• Polip yang sangat besar dapat mendesak dinding rongga hidung sehingga menyebabkan deformitas wajah (hidung mekar).

• Polip kecil yang berada di celah meatus medius sering tidak terdeteksi pada rinoskopi anterior dan baru terlihat pada nasoendoskopi.

20

Diagnosis 1. Anamnesa cermat dan teliti2. Pemeriksaan Fisik

– I: pelebaran kavum nasi terutama polip dari sel ethmoidalis

– R.A: sekret mukus dan polip mutiple atau soliter.

– R.P: kadang dijumpai polip koanal

3. Pemeriksaan Penunjang– Nasoendoskopi : lihat KOM, polip kecil

dapat terlihat.21

Diagnosis Banding

• Angiofibroma nasofaring juvenileSeperti polip koanal, tapi mudah berdarah

• Inverted cell papilomaSeperti polip mutiple, tapi biasanya unilateral dan banyak pada usia lanjut

• Meningokel Banyak pada bayi dan anak, polip jarang dijumpai pada bayi dan anak.

22

Prognosis

• Dubia ad bonam

23

Penatalaksanaan• Polip kecil medikamentosa (antibiotik, steroid

oral atau intra nasal)

• Polip besar dan mutiple • Ekstraksi polip intranasal• Terapi dari sudut alergi kalau ada latar belakang

alergi• Bedah Sinus Endoskopi Fungsional (BSEF)• Operasi Caldwell Luc kalau polip mengisi sinus

maxillaris• Semprot hidung steroid intranasal (momethasone,

triamcinolon, Fluticasone, dsb) pasca bedah.24

• Polip gangguan pada komplek osteomeatal (KOM)gangguan drainase dan ventilasi sinus transudasi kuman sinusitis maxillaris bilateral.

• Penatalaksanaan– Hilangkan faktor penyebab– BSEF kembalikan fungsi drainase– Irigasi sinus maxillaris– Bedah Caldwell Luc (sinusitis maxillaris kronis)– Short Wave Diathermy

25

TERIMA KASIH

26