Post Operasi Dengan Alagetik Tramadol

Embed Size (px)

Citation preview

POST OPERASI DENGAN ALAGETIK TRAMADOL

POST OPERASI DENGAN ALAGETIK TRAMADOLPembimbing:dr. Bambang Soekotjo, M.Sc., Sp. An

Penyusun:Selyna Catalia08700031

TRAMADOLTramadol adalah suaatu obat analgetik yang diberikan secra oral dan parenteral yang secara klinik efektif bekerja secara sentral dengan mekanisme opioid dan non-opioid. Tramadol HCl terbukti dapat digunakan untuk nyeri moderate pain hingga sever pain. Tramadol merupakan derivat-sikloheksanol sintetis yaitu campuran rasemis dari dua isomer. Khasiat analgetiknya sedang dan berdaya menghambat reuptake noradrenalin dan bekerja antitusif (anti-batuk). Obat ini di sebagian negara dianggap sebagai analgetikum opiat karena bekerja pusat, yakni melalui pendudukan reseptor -opioid oleh cis-isomernya. Tramadol masuk dalam golongan analgetikum opioid karena bekerja sentral, yakni melalui pendudukan reseptor nyeri di SSP. Obat ini digunakan sebagai obat penghilang rasa sakit dan dianggap lebih efektif daripada NSAID.

STRUKTUR DAN SIFAT KIMIA

Rumus Kimia : C16H25NO2Sinonim : trans-2-dimethylaminomethyl- 1(3-methoxyphenyl) cyclo- hexanolBerat molekul : 263,4 gram/mol Kelarutan : Larut dalam air dan etanol Suhu lebur: antara 180o - 181oC pKa : 8.3;9.41 Koefisien partisi : 3,01 Khasiat: Sebagai analgesikDOSIS TRAMADOLORAL- 50 mg dosis tunggal- Dosis total tidak boleh 400 mg sehari.PARENTERAL- Dosis Lazim : 50-100 mg tiap jam- Dosis total tidak boleh melebihi 600 mg sehari.- Pada pasien dengan gangguan fungsi berat hati maka interval dosis yang dianjurkan adalah 12 jam.

FARMAKOLOGI UMUMTramadol merupakan analgesik yang bekerja sentral dan terikat pada reseptor opioid dengan afiitas rendah. Efek analgesiknya terutama ditimbulkan oleh pengaruhnya yang langsung terhadap jalur monoaminergik sentral. Indikasi : - nyeri akut- nyri kronik yang berat- nyeri pasca bedahKontraindikasi

1. Pasien yang hipersensitivitas, depresi napas akut, peningkatan tekanan cranial atau cedera kepala.2. Keracunan akut oleh alcohol, hipnotik, analgesic atau obat-obat yang mempengaruhi SSP.3. Penderita yang mendapat pengobatan penghambat monoamine oksidase (MAO).4. Penderita yang hipersensitif terhadap tramadolPerlu Diperhatikan

Tramadol menyebabkan ketergantungan.Dapat meningkatkan tekanan intra kranialPenurunan fungsi paruPenggunaan selama kehamilanMengurangi kecepatan reaksi penderitaDepresi pernafasan dapat dinetralisir dengan nalokson, sedangkan kejang diatasi dengan benzodiazepin.10FARMAKODINAMIKMekanisme Kerja:Tramadol mempunyai 2 mekanisme agonis opioid Tramadol adalah analgesic kuat yang bekerja pada reseptor opiate. Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di system saraf pusat sehingga menghentikan sensasi nyeri dan respon terhadap nyeri. 2. penghambat pengambilan kembali monoamin neurotransmitter.Tramadol menghambat pelepasan neutrotransmiter dari saraf aferen yang bersifat sensitive terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.

Tramadol menghambat uptake dari norepinefrin dan serotonin. Enantiomer (+) mengikat reseptor dan bekerja dalam menghambat serotonin reuptake. Sedangkan enantiomer (-) lebih aktif dalam menghambat reuptake norepinefrin. FARMAKOKINETIKPOLA ADMEONSETPARUH WAKTUINTERAKSI OBAT

POLA ADMEAbsorbsi:Setelah pemakaian secara oral dosis tunggal tramadol sebanyak 100mg dalam kapsul atau tablet, konsentrasi plasma dapat dideteksi dalam waktu sekitar 15 45 menit, dan level puncak pada plasma tercapai pada 1,5 hingga 2 jam.DistribusiSetelah pemakaian tramadol akan muncul di dalam plasma selama 15 sampai 45 menit, mempunyai onset setelah 1 jam yang mencapai konsentrasi plasma pada mean selama 2 jam. Absolute oral bioavailability tramadol kira-kira sebesar 68% setelah satu dosis dan kemudian meningkat menjadi 90 hingga 100% pada banyak pemakaian (multiple administration). Tramadol sangat mirip (high tissue affinity) dengan volume distribusi setelah secara berturut-turut dipakai secara oral dan secara intravena.

MetabolismeTramadol mengalami metabolisme hepatik, secara cepat dapat diserap pada traktus gastrointestinal, 20% mengalami first-pass metabolisme didalam hati dengan hampir 85% dosis oral yang dimetabolisi. Mean elimination half-life dari tramadol setelah pemakaian secara oral atau pemakaian secara intravena yakni 5 hingga 6 jam.

EkskresiHampir 90% dari suatu dosis oral diekskresi melalui ginjal. Elimination half-life meningkat sekitar 2-kali lipat pada pasien yang mengalami gangguan fungsi hepatik atau renal. ONSETTramadol berada dalam plasma 15-45 menit setelah dosis single 100 mg oral, dengan kadar konsentrasi puncak plasmaa selama1,6 sampai 2 jam. Dengan rata rata konsentrasi Metabolit 3 jam pemberian dosis single 100 mg secara oral.

INTERAKSI OBATAlkohol meningkatkan efek depresi terhadap susunan saraf pusat. Carbamazepin menurunkan kadar tramadol serum sehingga menurunkan efek analgesik

Waktu ParuhWaktu paruh Tramadol adalah 5 7 jam.Efek SampingSama seperti pada umumnya analgesic yang bekerja secara sentral, efek samping yang dapat terjadi yaitu :Mual muntahdyspepsia, obstipasi, lelah, sedasi,

pusing, pruritus, berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, dan sakit kepala.xerostomiaDx intoksikasi ditegakkan berdasarkan :

Trias intoksikasi opioid koma pin-point pupil depresi pernafasan2. Ditemukannya bekas suntikan, terutama pada pecandu3. Pemeriksaan kimiawi urine dan isi lambung

Dalam menentukan nilai rasionalitas pemberian analgesik tramadol pasca operasi harus memenuhi syarat-syarat yang sudah ditetapkan yaitu tepat dosis, tepat interval waktu dan tepat cara pemberian yaitu 50 - 100 mg tiap 8 jam dan diberikan dengan diencerkan atau dimasukkan secara perlahan.

Keuntungandepresi pernafasan dan sedasi yang lebih sedikit dibanding dengan opioid yang lain.Disamping itu angka kejadian mual dan muntah relatif lebih kecil. Penelitian menggunakan tramadol dosis 1 mg/kgBB dan 2 mg/kgBB yang diberikan pada saat mulai penutupan luka operasi pada pasien yang dilakukan anestesia umum dapat disimpulkan bahwa tramadol efektif dan aman untuk mencegah terjadinya menggigil pasca anestesi. Terutama pada pasien seksio cesarea.

KerugianKerugian penggunaan tramadol antara lain interaksinya dengan antikoagulan dan kemungkinan terjadinya kejang pada pasien epilepsi. Tramadol juga mendorong timbulnya mual dan muntah pada pemberian perioperatif