18
SATUAN ACARA PENYULUHAN Pokok Bahasan : Promosi Kesehatan Sub Pokok Bahasa : Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat Bersalin Sasaran : Ibu Hamil TM III Tempat penyuluhan : Poltekkes Kemenkes Jakarta I Hari, tanggal penyuluhan : Selasa, 01 Oktober 2013 Waktu penyuluhan : Pukul 08.00 – 09.00 wib Penyuluh : Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I 1. Olsha Devi Rianti (P. 17124012023) 2. Retno Budiyanti (P. 17124012027) I. Tujuan Instruksional I.1 Tujuan Instruksional Umum Setelah mengikuti penyuluhan tentang “Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat Bersalin” selama 30 menit ibu hamil dapat mengetahui ragam posisi meneran dan teknik bernafas saat melahirkan . I.2 Tujuan Instruksional Khusus Setelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit ibu hamil mampu : 1

Posisi Meneran Dan Teknik Bernafas

  • Upload
    ari

  • View
    40

  • Download
    10

Embed Size (px)

DESCRIPTION

meneran

Citation preview

SATUAN ACARA PENYULUHAN

SATUAN ACARA PENYULUHANPokok Bahasan: Promosi KesehatanSub Pokok Bahasa: Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat BersalinSasaran: Ibu Hamil TM III

Tempat penyuluhan: Poltekkes Kemenkes Jakarta I

Hari, tanggal penyuluhan: Selasa, 01 Oktober 2013Waktu penyuluhan: Pukul 08.00 09.00 wib

Penyuluh: Mahasiswa Kebidanan Poltekkes Kemenkes Jakarta I

1. Olsha Devi Rianti(P. 17124012023)

2. Retno Budiyanti

(P. 17124012027)

I. Tujuan InstruksionalI.1 Tujuan Instruksional UmumSetelah mengikuti penyuluhan tentang Pengaturan Posisi Meneran dan Teknik Bernafas Saat Bersalin selama 30 menit ibu hamil dapat mengetahui ragam posisi meneran dan teknik bernafas saat melahirkan .

I.2 Tujuan Instruksional KhususSetelah mengikuti penyuluhan selama 30 menit ibu hamil mampu :

a. Memperagakan macam macam posisi meneran dengan baik tanpa dibantu

b. Menjelaskan 2 dari 5 manfaat posisi meneran dengan benar tanpa melihat catatanc. Memperagakan teknik bernafas dalam persalinan dengan benar.

d. Menjelaskan manfaat dari teknik bernafas yang tepat saat proses persalinanII. Materi Pembelajaran ( terlampir )a. Pengertian posisi meneranb. Macam-macam posisi meneranc. Kelebihan dan Kelemahan dari setiap posisi menerand. Teknik Bernafas dalam Persalinane. Manfaat Teknik Bernafas dalam bersalinIII. Kegiatan pembelajaran

No.Tahap tahapKegiatanWaktu

AudiencePenyuluh

1.Pembukaan

Salam

Perkenalan diri

Kontrak waktu

ApersepsiMenjawab Salam

Menyimak

Menyepakati

Menyimak Memberi salam

Memperkenalkan diri

Memberitahu lamanya penyuluhan

Memfokuskan audience5 menit

2.Pelaksanaan

Pengertian posisi meneran Macam-macam posisi meneran Kelebihan dan kelemahan dari setiap posisi meneran.Teknik bernafas dalam persalinanMenyimak

Menyimak

Menyimak

MenyimakMenyampaikan materi penyuluhan:

1. Pengertian posisi meneran2. Macam-macam posisi meneran3. Kelebihan dan kelemahan posisi meneranTeknik bernafas dalam persalinan25 menit

3.Penutup

Evaluasi

Menyimpulkan materi

Menekankan pentingnya materi

Salam Bertanya dan atau menjawab pertanyaan

Menyimak

Menyimak

Menjawab salamMempersilakan bertanya dan memberi pertanyaan

Memberi kesimpulan

Mengulang inti materi

Memberi salam15 menit

IV. Alat bantu pembelajarana. Kursi

b. Matras c. LCD

d. Laptop

e. Layar V. Media Pembelajaran

a. Leaflet

b. Flip ChartVI. Sumber pembelajaran

Sumarah SsiT, Yani widyastuti, SsiT, Nining Wiyati, S.Pd, APP, M.Kes. 2009. Perawatan Ibu Bersalin. Yogyakarta : Penerbit fitramaya.

Sulistyawati, ari.esti nugraheny. 2010. Asuhan Kebidanan pada Ibu Bersalin. Jakarata: Salemba Medika

www.babycenter.com www.bidankita.comVII. Pengembangan alat evaluasi

a. Daftar pertanyaan

b. Daftar check listPERTANYAAN

1. Apakah pengertian posisi meneran?

2. Sebutkan dua dari lima posisi meneran yang ibu ketahui?

3. Jelaskan salah satu manfaat dari posisi meneran yang ibu ketahui?

JAWABAN

1. Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi meneran untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang mengutamakan kenyamanan ibu.

2. Jongkok, setengah duduk, berdiri, merangkak, dan miring ke kiri.

3. Manfaat dari posisi meneran ialah:

Pada posisi berjongkok, bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu

Pada posisi setengah duduk, membantu dalam penurunan janin dengan kerja grafitasi, menurunkan janin ke panggul dan terus ke dasar panggul.

Pada posisi berdiri, Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan kandung kemih yang kosong akan memudahkan penurunan kepala.

Pada posisi merangkak, baik untuk meneran dengan punggung yang sakit.

Pada posisi miring ke kiri, oksigenasi janin maksimal kerena dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancar dan Memberi rasa santai pada ibu yang letih. DAFTAR CHECK LISTNo.PERNYATAANSETUJU

YATIDAK

1.Meneran sebenarnya merupakan proses yang normal

2.Posisi terlentang merupakan posisi yang paling aman

3.Posisi meneran harus di tentukan oleh Bidan

4.Ibu harus di buat senyaman mungkin dalam posisi meneran

5.Mengetahui posisi meneran hal yang tidak penting

6.Sebaiknya jika ibu merasakan kontraksi kuat ibu melakukan pernafasan slow breathing

7.Jika ibu sudah merasa ingin mengejan akan tetapi pembukaan belum lengkap sebaiknya bisa dilakukan dengan teknik hee hee huu dan bernafas dalam

8.Jika ibu baru mulai merasakan kontraksi sebaiknya ibu menggunakan pernafasancleansing breath

UMPAN BALIKSetiap jawaban yang benar mendapat atau diberi skor 10 dan yang salah mendapat skor 0.

Jumlah skor yang diperoleh x 100%

Jumlah keseluruhan soal

Keterangan : > 80 %

= berhasil

60 % - 80 %= cukup berhasil

< 60 %

= kurang berhasilPOSISI MENERANMeneran merupakan suatu peristiwa fisiologis tanpa di sadari dan terus berlangsung/progresif. Penolong meneran dapat membantu ibu agar tetap tenang dan rileks, maka penolong meneran tidak boleh mengatur posisi meneran.

Posisi meneran adalah posisi-posisi yang dipilih ibu dalam menghadapi persalinan untuk memudahkan proses pengeluaran bayi yang mengutamakan kenyamanan ibu. Penolong persalinan harus memfasilitasi ibu dalam memilih sendiri posisi meneran dan menjelaskan alternatif-alternatif posisi meneran bila posisi yang di pilih ibu tidak efektif. Adapun macam-macam posisi meneran adalah :

1. Posisi terlentang (supine)

Ibu terlentang di tempat tidur bersalin dengan menggantung kedua pahanya pada penopang kursi khusus untuk bersalin.

Dapat menyebabkan hipotensi karena bobot uterus dan isinya menekan aorta, vena cava inferior serta pembuluh-pembuluh darah lain sehingga menyebabkan suplai darah ke janin menjadi berkurang, dimana akhirnya ibu dapat pingsan dan bayi mengalami fetal distress ataupun anoksia janin. Posisi ini juga menyebabkan waktu meneran menjadi lebih lama, besar kemungkinan terjadinya laserasi perineum dan dapat mengakibatkan kerusakan pada syaraf kaki dan punggung.Kelebihan:

Bidan bisa lebih leluasa membantu proses meneran. Jalan lahir pun menghadap ke depan, sehingga bidan dapat lebih mudah mengukur perkembangan pembukaan dan waktu meneran pun bisa diprediksi secara lebih akurat. Kepala bayi lebih mudah dipegang dan diarahkan. Sehingga apabila terjadi perubahan posisi kepala bayi, maka bidan langsung bisa mengarahkan pada posisi yang seharusnya.

Kelemahan:

Posisi berbaring membuat ibu sulit untuk mengejan. Hal ini karena gaya berat tubuh ibu yang berada di bawah dan sejajar dengan posisi bayi. Posisi ini pun diduga bisa mengakibatkan perineum (daerah di antara anus dan vagina) meregang sedemikian rupa sehingga menyulitkan meneran. Pengiriman oksigen melalui darah yang mengalir dari si ibu ke janin melalui plasenta pun jadi relatif berkurang. Hal ini karena letak pembuluh besar berada di bawah posisi bayi dan tertekan oleh massa/berat badan bayi. Apalagi jika letak ari-ari juga berada di bawah si bayi. Akibatnya, tekanan pada pembuluh darah bisa meninggi dan menimbulkan perlambatan peredaran darah balik ibu.2. Posisi berjongkokBiasanya ibu berjongkok di atas bantalan empuk yang berguna menahan kepala dan tubuh bayi.

Akan meningkatkan oksigenisasi bagi bayi dan bisa mengurangi rasa sakit punggung bagi ibu, memudahkan penurunan kepala janin, memperluas panggul sebesar 28% lebih besar pada pintu bawah panggul, memperkuat dorongan meneran. Namun posisi ini beresiko terjadinya laserasi (perlukaan jalan lahir).Kelebihan:

Merupakan posisi melahirkan yang alami karena memanfaatkan gaya gravitasi bumi, sehingga ibu tidak usah terlalu kuat mengejan.

KelemahanSelain berpeluang membuat cedera kepala bayi, posisi ini dinilai kurang menguntungkan karena menyulitkan pemantauan perkembangan pembukaan dan tindakan-tindakan meneran lainnya, semisal episiotomi.

3. Setengah duduk Pada posisi ini, ibu duduk dengan punggung bersandar bantal, kaki ditekuk dan paha dibuka ke arah samping. Posisi ini cukup membuat ibu nyaman.

Akan membantu dalam penurunan janin dengan bantuan gravitasi bumi untuk menurunkan janin kedalam panggul dan terus turun kedasar panggul. Posisi berjongkok akan memaksimumkan sudut dalam lengkungan Carrus, yang akan memungkinkan bahu besar dapat turun ke rongga panggul dan tidak terhalang (macet) diatas simpisis pubis. Dalam posisi berjongkok ataupun berdiri, seorang ibu bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dimana kandung kemih yang penuh akan dapat memperlambat penurunan bagian bawah janin.

Kelebihannya:

Sumbu jalan lahir yang perlu ditempuh janin untuk bisa keluar jadi lebih pendek. Suplai oksigen dari ibu ke janin pun juga dapat berlangsung secara maksimal.

Kelemahan:

Posisi dapat menimbulkan rasa lelah dan keluhan punggung pegal. Apalagi jika proses meneran tersebut berlangsung lama.

4. Berdiri Pasien bisa lebih mudah mengosongkan kandung kemihnya, dan kandung kemih yang kosong akan memudahkan penurunan kepala. Memperbesar ukuran panggul, menambah 28% ruang outletnya.

Kelebihan

Posisi ini selaras dengan gravitasi bumi sehingga kekuatan mengejan ibu jauh lebih kuat. Memang pada posisi berdiri, jalan langsung lurus dengan tanah seolah-olah ibu menekan tanah dengan seluruh kekuatan tubuhnya. Sehingga di butuhkan kesiapan semua pihak yang membantu meneran jangan sampai bayi meluncur terlalu cepat sehingga cedera. Agar hal ini tidak terjadi, biasanya sudah disiapkan bantalan yang empuk dan steril untuk menahan kepala dan tubuh bayi.

Kelemahan

Bidan sedikit sulit bila harus membantu meneran melalui episiotomy atau memantau perkembangan pembukaan.

5. Posisi merangkak Dapat membantu penurunan kepala janin lebih dalam ke panggul.

Kelebihan

Bagus untuk membantu mendapatkan istirahat dari intensitas kontraksi juga berfungsi untuk merubah posisi bayi dari posisi belakang menjadi posisi depan.

Kekurangan

6. Miring ke kiri Ibu berbaring miring ke kiri atau ke kanan dengan salah satu kaki diangkat, sedangkan kaki lainnya dalam keadaan lurus. Posisi ini umumnya dilakukan bila posisi kepala bayi belum tepat.

Oksigenasi janin maksimal kerena dengan miring kiri sirkulasi darah ibu ke janin lebih lancer. Memberi rasa santai pada ibu yang letih. Mencegah terjadinya laserasi.Kelebihan:

Selain peredaran darah balik ibu bisa mengalir lancar, pengiriman oksigen dalam darah dari ibu ke janin melalui plasenta juga tidak terganggu. Sehingga proses pembukaan akan berlangsung secara perlahan-lahan sehingga meneran berlangsung lebih nyaman.

Kelemahan:

Posisi miring ini menyulitkan bidan untuk membantu proses meneran karena letal kepala bayi susah dimonitor, dipegang, maupun diarahkan. Bidan pun akan mengalami kesulitan saat melakukan tindakan episiotomi.

TEKNIK BERNAFASAda dua pernafasan dasar untuk persalinan, yaitu pernafasan lambat dan pernafasan ringan. Rencanakan untuk menggunakan selama persalinan guna membantu relaksasi, menjamin pasokan oksigen yang memadai, dan memungkinkan ibu mengubah pernafasan sebagai respons terhadap intensitas kontraksi. Akan sangat nyaman bila memulai dengan pernafasan lambat jika diperlukan pada awal persalinan dan menggunakannya selama persalinan sepanjang hal itu membantu. Selanjutnya ibu mungkin ingin menggantinya dengan pernafasan ringan atau salah satu variasi yang paling enak bagi ibu. Beberapa wanita menggunakan pernafasan lambat selama persalinan. Lainnya menggunakan ringan atau lambat saja. Apa yang anda gunakan tergantung keinginan ibu saat itu dan intensitas persalinan.pernafasan

Kami menganjurkan para ibu belajar pernafasan lambat maupun ringan. Hal terpenting disini adalah menguasai kedua pola dasar sehingga membantu Anda rileks dan mengalihkan perhatian selama persalinan. Ibu dapat mengadaptasikannya sesuai kebutuhan.

Pernafasan Lambat

Gunakan pernafasan lambat (tingkat pertama dari pernafasan terpola) sewaktu ibu mencapai satu titik pada persalinan saat kontraksi cukup kuat sehingga anda tidak dapat lagi berjalan atau berbicara tanpa berhenti sejenak. Gunakan pernafasan lambat selama hal itu membantu , biasanya sampai Anda kekala satu persalinan. Bergantilah kepernafasan ringan atau variasinya jika Anda menjadi tegang dan tidak rileks selama kontraksa. Beberapa wanita hanya menggunakan pernafasan lambat sepanjang kala satu persalinan; lainnya menggunakan semua pola dan variasi yang diuraikan disini.

pernafasan lambat dapat berupa pernafasan dada maupun perut, yang lebih penting dari pada apakah itu pernafasan dada atau perut adalah bahwa pernafasan ini membantu ibu rileks.

Implementasi Saat Persalinan

1. Segera setelah kontraksi dimulai, ambil nafas yang banyak, dan hembuskan nafas dengan kuat. Ini dapat digunakan sebagai pernafasan "pengatur" atau sinyal pada pasangan. Lepaskan semua ketegangan sewaktu Anda mengeluarkan nafas, dan kendurkan semua otot dari kepala sampai ujung kaki.

2. Pusatkan perhatian

3. Dengan perlahan hirup nafas melalui hidung (atau mulut jika hidung Anda tersumbat) dan keluarkan melalui mulut, dengan membiarkan semua udara mengalir keluar. Berhenti sejenak sampai udara seolah-olah ingin masuk kembali. Bernafaslah enam sampai sepuluh tarikan per menit (kira-kira separuh dari kecepatan pernafasan normal).

4. Tarik nafas dengan cepat, tetapi keluarkan nafas dengan bersuara (dapat didengar oleh mereka yang dekat dengan Anda), dengan mulut sedikit terbuka dan rileks. Bunyi yang terdengar sewaktu mengeluarkan nafas adalah seperti desah lega. Pada saat persalinan, Anda boleh berteriak atau bergumam waktu mengeluarkan nafas.

5. Jaga bahu dalam posisi kebawah dan rileks. Relakskan dada dan perut sehingga keduanya mengembung waktu Anda menarik nafas dan kembali normal waktu Anda mengeluarkan nafas.

6. Saat kontraksi berakhir, beri sinyal pada pasangan bahwa kontraksi sudah berlalu atau ambil nafas yang dalam dan rileks, diakhiri dengan desahan .

7. Rilekskan seluruh tubuh, ganti posisi, minum, dst.

Catatan : Saat berlatih dan belajar pola pernafasan ini, beberapa wanita merasa kurang nyaman bila menarik nafas melalui hidung dan mengeluarkannya melalui mulut. Bila hal ini terjadi pada diri Anda, modipikasi polanya menjadi pernafasan hidung atau mulut saja, yang paling penting pernafasan ini dan membuat Anda relaks.

Praktekkan teknik yang diuraikan diatas sampai Anda merasa nyaman dan konsisten dalam melakukannya. Dengan demikian, Anda cukup percaya pada kemampuan Anda untuk menggunakan pernafasan lambat ini guna mendapatrileksasi yang dalam. Selama kontraksi persalinan, Anda mnggunakan pola ini selama 60 sampai 90 detik. Berlatihlah dengan berbagai posisi (duduk, berbaring, menyamping, berdiri, merangkak, dan bahkan didalam mobil). Saat mengeluarkan nafas pusatkan perhatian untuk merilekskan berbagai bagian tubuh Anda sehingga Anda dapat merilekskan semua bagian tubuh yang tidak diperlukan untuk mempertahankan posisi Anda.

Pernafasan Ringan

Pernafasan ringan sangat bermanfaat jika dan saat Anda menemukan bahwa Anda tidak lagi dapat relaks selama kontraksi, kontraksi terlalu sakit untuk pernafasan lambat, atau Anda secara naluriah mempercepat pernafasan. Sebagaian besar wanita meskipun tidak semuanya, merasa perlu berpindah kepernafasan ringan pada saat tertentu selama dalam masa persalinan aktif- khususnya jika kontraksi jaraknya sangat dekat dan sangat kuat. Biarkan insensitas kontraksi membimbing Anda dalam memutuskan kapan menggunakan pernafasan ringan.

Untuk melakukan pernafasan ringan, tarik dan keluarkan pernafasan dengan cepat dan ringan melalui mulut-kira-kira satu tarikan nafas setiap satu atau dua detik. Jaga pernafasan Anda tetap dangkal dan ringan. Tarik nafas dengan tenang, tetapi keluarkan dengan bersuara baik berupa desahan pendek atau bunyi ringan. Tarikan nafas yang tenang membantu Anda memastikan bahwa tidak mengambil nafas berlebihan atau hiperventilasi.

Pola ini tidak mudah dikusai seperti pernafasan lambat. Bersabarlah dan berikan cukup waktu bagi diri Anda untuk mempelajarinya perlahan-lahan. Mulailah mempelajari pernafasan ringan dengan berlatih pada kecepatan antara satu tarikan nafas per detik dan satu setiap dua detik. Cobalah bernafas dengan berbagai kecepatan dalam kisaran tersebut sampai Anda merasa nyaman. Cara terbaik untuk menghitung kecepatan adalah menghitung pernafasan selama 10 detik. Jika hitungan Anda diantara 5 sampai 10, pernafasan Anda dalam kisaran tersebut. Bernafaslah dengan kecepatan ini selama 30 detik sampai 2 menit. Saat Anda sudah mampu melakukan pernafasan ringan dengan mudah, nyaman, dan konsisten selama satu sampai dua menit.

Selama persalinan, pernafasan ringan tanpa lebih alami karena rahim bekerja sangat keras sehingga Anda membutuhkan lebih banyak oksigen. Sama seperti berlari membuat Anda bernafas dengan cepat untuk memenuhi kebutuhan oksigen, meningkatnya intensitas dan frekwensi kontraksi juga meningkatkan kebutuhan akan oksigen. Kecepatan pernafasan Anda selama persalinan secara alami akan diatur oleh kebutuhan oksigen serta rasa sakit dan frekwensi kontraksi.

Pernafasan ringan melalui mulut terbuka akan membuat mulut kering, jadi gunakan satu atau beberapa anjuran berikut ini.

Sewaktu Anda menarik nafas, sentuhkan ujung lidah pada langit-langit tepat dibelakang gigi. Cara ini akan membuat udara basah saat Anda menarik nafas. Dengan jari-jari regang, tutup hidung dan mulut sehingga telapak tangan Anda mereefleksikan cairan dari udara pernafasan Anda.

Diantara kontraksi, minumlah iar atau cairan lain, atau mangisap es batu atau es buah beku.

Kadang-kadang sikat gigi atau kumur-kumur.

12