12
1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di Pelabuhan Internasional Ferry Dompak Tanjungpinang Muhammad Ramli Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji Risandi Dwirama Putra, ST., M.Eng. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji Chandra Joei Koenawan, S.Pi., M.Si. Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2017 menggunakan metode random sampling. Diameter rata rata sedimen dasar pada lokasi penelitian merupakan fine sand (Ø3) hingga coarse sand (Ø1), namun lebih didominasi oleh medium sand. Pada sedimen dasarnya yang lebih halus yaitu medium sand (pasir sedang). Jenis sedimen pada lokasi yang dekat dengan muara cenderung lebih halus dan kedalamannya lebih dalam dibandingkan dengan titik menuju ke kawasan aliran sungai yang kedalamannya lebih dangkal sedimennya lebih kasar. Hal ini dapat terjadi karena pada perairan yang lebih dangkal terjadi pengadukan karena lembah gelombang akan sampai kedasar perairan sehingga akan mengangkut sedimen yang halus. Kata kunci : Pola sebaran, sedimen, kedalaman, ferry terminal Dompak.

Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

  • Upload
    others

  • View
    44

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

1

Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan

Di Pelabuhan Internasional Ferry Dompak Tanjungpinang

Muhammad Ramli

Mahasiswa Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji

Risandi Dwirama Putra, ST., M.Eng.

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji

Chandra Joei Koenawan, S.Pi., M.Si.

Dosen Jurusan Ilmu Kelautan, FIKP-Universitas Maritim Raja Ali Haji

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret hingga Juli 2017 menggunakan

metode random sampling. Diameter rata – rata sedimen dasar pada lokasi

penelitian merupakan fine sand (Ø3) hingga coarse sand (Ø1), namun lebih

didominasi oleh medium sand. Pada sedimen dasarnya yang lebih halus yaitu

medium sand (pasir sedang). Jenis sedimen pada lokasi yang dekat dengan muara

cenderung lebih halus dan kedalamannya lebih dalam dibandingkan dengan titik

menuju ke kawasan aliran sungai yang kedalamannya lebih dangkal sedimennya

lebih kasar. Hal ini dapat terjadi karena pada perairan yang lebih dangkal terjadi

pengadukan karena lembah gelombang akan sampai kedasar perairan sehingga

akan mengangkut sedimen yang halus.

Kata kunci : Pola sebaran, sedimen, kedalaman, ferry terminal Dompak.

Page 2: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

2

Surface Sediment Distribution Pattern Based on Water Depth at Ferry

Dompak International Port, Tanjungpinang

Muhammad Ramli

Student of Marine Science, Faculty of Marine Science and Fisheries-UMRAH

Risandi Dwirama Putra, ST., M.Eng.

Lecture of Marine Science, Faculty of Marine Science and Fisheries-UMRAH

Chandra Joei Koenawan, S.Pi., M.Si.

Lecture of Marine Science, Faculty of Marine Science and Fisheries-UMRAH

ABSTRACT

This study was conducted in March until July 2017 using random sampling

method. The average diameter of the basic sediments at the study sites was fine

sand (Ø3) to coarse sand (Ø1), but more dominated by sand medium. In the more

subtle sediment of the medium sand. The type of sediment at a location close to

the estuary tends to be smoother and deeper in depth than the point leading to a

shallow depth of deeper river basin. This can happen because in the shallower

waters there is stirring because the valley of the waves will reach the bottom of

the water so that it will transport the fine sediment.

Keywords: Pattern of distribution, sediment, depth, ferry terminal of Dompak.

Page 3: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Pulau Dompak merupakan pulau kecil

yang secara administrasi termasuk ke dalam

kelurahan Dompak, Kecamatan Bukit

Bestari, Kota Tanjungpinang yang terkenal

sebagai pusat pemerintahan Provinsi

Kepulauan Riau. Ditetapkannya Pulau

Dompak sebagai kawasan pusat

pemerintahan, mengharuskan dilakukannya

pembangunan infrastruktur dari

pembangunan perkantoran hingga sarana

transportasi laut. Dengan demikian,

beberapa lokasi pesisir pulau Dompak

dilakukan kegiatan reklamasi sebagai area

pembangunan. Dari adanya pembangunan

internasional ferry Pulau Dompak tersebut

akan berdampak langsung pada perairan,

baik secara biologi, fisika maupun kimia,

terutama terjadinya proses sedimentasi.

Perairan akibat dari transportasi sedimen

dari daratan ke perairan.

Terjadinya transportasi sedimen pada

area pesisir, akan menyebabkan

penumpukan partikel sedimen dan

menyebabkan kekeruhan perairan dan

kurangnya kecerahan intensitas cahaya

matahari. Dengan demikian akan mengubah

sedimen dan berdampak pada penurunan

keanekaragaman hayati berupa komunitas

biota asosiasinya. Dampak dari terjadinya

sedimentasi dapat digambarkan dengan

perubahan komposisi sedimen dasarnya.

Salah satu sumber terjadinya perubahan

sedimen di perairan pulau Dompak yakni

dilakukannya reklamasi terhadap area

mangrove dan dikembangkan menjadi

kawasan pelabuhan ferry internasional.

Terjadinya sedimentasi pada wilayah

perairan, mengakibatkan pendangkalan,

peningkatan kekeruhan perairan, dan

penurunan komunitas biota.

Peningkatan pemanfaatan areal pantai

untuk pelabuhan ferry internasional tersebut

berdampak pada terganggunya

keseimbangan dinamika pantai dan

keseimbangan ekosistem. Masalah yang

dapat timbul di daerah pantai tersebut yakni

abrasi dan sedimentasi. Oleh sebab itu, perlu

dilakukan penelitian mengenai pola sebaran

sedimen permukaan berdasarkan kedalaman

perairan guna mengetahui kondisi perairan

tersebut.

II. METODE

2.1. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Perairan

Pelabuhan Internasional Ferry, Dompak.

Pulau Dompak Kecamatan Bukit Bestari

Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulaun

Riau. Pengambilan sampel sedimen dan

pengukuran kualitas perairan dilakukan di

lokasi tersebut. Sedangkan analisis sampel

sedimen dilakukan di Laboratorium Ilmu

Kelautan Fakultas Perikanan dan Ilmu

Kelautan, Universitas Maritim Raja Ali

Haji.Penelitian ini dilaksanakan pada bulan

Maret 2017 hingga Juli 2017.

2.2. Prosedur Penelitian

2.2.1. Sumber Data

Metode yang digunakan dalam penelitian

ini adalah metode survei, data yang

diperoleh berupa data primer dan data

skunder. Data primer diperoleh di lapangan,

kemudian dianalisis di laboratorium Ilmu

Kelautan dan Perikanan Universitas Maritim

Raja Ali Haji. Sedangkan titik stasiun telah

ditetapkan sebelumnya, yang dianggap dapat

mewakili perairan sekitar pelabuhan

internasional ferry dompak. Dan data

sekunder diperoleh dari instansi terkait

dengan lokasi wilayah penelitian. Untuk

selanjutnya data diolah dan dibahas secara

deskriptif.

2.2.2. Penentuan Stasiun Penelitian

Penentuan Lokasi menggunakan metode

random sampling berdasarkan penilaian

aktivitas yang terjadi di lokasi tersebut.

Penentuan titik pengamatan berdasarkan

metode Visual sampling plan (VSP) dengan

melihat sebaran titik sebanyak 30 titik

sampling berdasarkan acak. Dalam

penetapan titik sampling dengan aplikasi

VSP, sebelumnya telah dilakukan survei

awal sebagai penanda lokasi yang akan

disampling beserta dengan titik koordinat

lokasi tersebut. Setelah diketahui dari hasil

survei awal, tahapan selanjutnya ialah

membuat skema titik sampling yang akan

diambil pada saat pengambilan data

lapangan. Skema penentuan titik sampling

sedimen dasar perairan dapat dilihat pada

gambar berikut.

Page 4: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

4

Peta lokasi penelitian

2.2.3. Tahapan Pengambilan Sampel

Sedimen

Sampel sedimen diambil pada lokasi atau

titik yang sudah ditentukan dan diplotkan

pada peta dasar. Secara umum pelaksanaan

pengambilan sampel harus dilakukan secara

sistematis sesuai dengan ketersediaan waktu.

Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan

menggunakan Ekman grab sebagai alat

sampling. Setelah sampling dilakukan semua

alat harus dibersihkan agar tidak terjadi

korosi akibat pengaruh air laut.

2.3. Pengolahan Data

Gambaran lingkungan pengendapan

dapat diperoleh dengan beberapa metode

diantaranya dengan cara menghitung

parameter statistika sedimen sebagai berikut:

1. Diameter rata-rata (Mz)

Klasifikasi:

Ø1 coarse sand (pasir kasar)

Ø2 medium sand (pasir menengah)

Ø3 fine sand (pasir halus)

Ø4 very fine sand (pasir sangat halus)

Ø5 coarse silt (lumpur kasar)

Ø6 medium silt (lumpur menengah)

Ø7 fine silt (lumpur halus)

Ø8 very fine silt (lumpur sangat halus)

>

Ø8

clay (liat)

2. Skewness (SK 1)

Sk1 =

Klasifikasi:

+ 1,0 s.d + 0,3 very fine skewed

+ 0,3 s.d + 0,1 Fineskewed

+ 0,1 s.d – 0,1 Nearsymmitrical

- 0,1 s.d – 0,3 Coarseskewed

> -0,3 very coarse skewed

3. Sorting Koefisien (δ1)

δ1 =

Klasifikasi:

<0,25Ø : very well sorted (terpilah

sangat baik)

0,35 – 0,50Ø : well sorted (terpilah baik)

0,50 – 0,71Ø : moderately well sorted

(terpilah)

,71 – 1,0Ø : moderatelysorted (terpilah

sedang)

1,0 – 2,0Ø : poorlysorted (terpilah

buruk)

>2,0Ø : verypoorlysorted (terpilah

sangat buruk)

4. Kurtosis (KG)

KG =

2.4. Analisis Data

Sampel sedimen permukaan dasar

perairan dianalisis untuk memperoleh data

ukuran butir sedimen, dimana data ini

dianalisis untuk menentukan parameter

statistik sedimen. Hasil analisis ukuran butir

juga digunakan untuk menentukan tipe

sedimen di daerah studi berdasarkan

Shepard Triangle (Rifardi, 2008). Proses

analisa data mengggunakan bantuan dari

software Gradistat. Hasil analisis ukuran

butir tersebut digunakan untuk menentukan

kelas ukuran masing-masing sub-populasi

sedimen berdasarkan skala Wentworth

(Rifardi, 2008). Proses sedimentasi dibahas

secara deskriptif dan kecenderungan sebaran

dibandingkan dengan karakteristik

lingkungan perairan dan dianalisis di

laboratorium.

Page 5: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

III. HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Tekstur Sedimen dan Segitiga

Shepard

Berdasarkan hasil analisis ukuran butiran

sedimen (fraksi sedimen) didapatkan fraksi

substrat pada perairan Pelabuhan

internasional ferry Dompak adalah

merupakan Pasir berkerikil (Gravelly Sand)

hingga Pasir Berkerikil dengan campuran

lumpur (Slightly Gravelly Sand). Namun,

secara umum lebih didominansi oleh butiran

pasir berkerikil (Gravelly Sand), sedangkan

fraksi Pasir Berkerikil dengan campuran

lumpur (Slightly Gravelly Sand) pada 7 titik

pengamatan (titik 2,3,4,13,15,17, dan 28).

Secara keseluruhan, kondisi fraksi

substrat dasar perairan Pelabuhan ferry

dompak mengandung ukuran butiran yang

kasar. Ini disebabkan karena pada lokasi

tersebut terjadi pengikisan lahan atas akibat

pembukaan lahan untuk beberapa kegiatan

akan mengakibatkan terbawanya partikel

yang lebih kasar melalui aliran hujan (run

off) menuju ke perairan. Ukuran butiran

yang kasar ini juga dicirikan dengan kondisi

arus perairan yang cenderung kuat, sehingga

menyebabkan butiran sedimennya lebih

kasar.

Sedangkan pada titik dengan sedimen

yang lebih halus merupakan titik dekat

dengan jembatan penyeberangan, pada sisi

bagian kiri jembatan arusnya lebih tenang

karena tertutupi oleh beton penyangga

bangunan jembatan sehingga arusnya lemah

mengakibatkan juga terjadi akumulasi

sedimen halus lebih cepat. Idham. (2014),

bahwa kuat arus perairan sangat

mempengaruhi komposisi fraksi sedimen

dasarnya, semakin kuat arus biasanya

dicirikan oleh perairan yang didominasi

dengan butiran (fraksi) yang lebih besar

karena partikel – partikel yang leih halus

akan terbawa dan menyebar ke tempat lain.

Arus juga merupakan kekuatan yang

menentukan arah dan sebaran sedimen.

Kekuatan ini juga yang menyebabkan

karakteristik sedimen berbeda sehingga pada

dasar perairan disusun oleh berbagai

kelompok populasi sedimen. Secara umum

partikel berukuran kasar akan diendapkan

pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya,

sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari

sumbernya (Rifardi, 2008). Untuk melihat

jenis fraksi sedimen secara keseluruhan pada

perairan Pelabuhan internasional ferry

Dompak dianalisis akhir oleh segitiga

shepard sebagaimana tertera pada gambar.

Segitiga Shepard Sedimen

Hasil analisis Segitiga Shepard juga

menerangkan bahwa ukuran butiran sedimen

(fraksi sedimen) menggunakan segitiga

shepard didapatkan fraksi substrat pada

perairan Pelabuhan internasional ferry

Dompak adalah merupakan Pasir berkerikil

(Gravelly Sand) hingga Pasir Berkerikil

dengan campuran lumpur (Slightly Gravelly

Sand). Namun, secara umum lebih

didominansi oleh butiran pasir berkerikil

(Gravelly Sand).

3.2. Statistika Sedimen

Statistika sedimen menghitung nilai

distribusi ukuran sedimen. Distribusi ukuran

partikel secara umum disifatkan oleh empat

parameter distribusi, yaitu rata-rata (mean)

yang disifatkan oleh bagian tengah dari

distribusi, sorting (standar deviasi) atau lebar

dari distribusi merupakan rentang ukuran

partikel dalam mana persentase kemunculan

semua data berada/ termuat, skewness

merupakan ukuran penyimpangan dari

kesimetrian distribusi, dan kurtosis

merupakan kedataran atau kepuncakan

distribusi (Junaidi, Wigati 2011).

Statistika sedimen adalah suatu metode

yang digunakan untuk menghitung diameter

rata–rata sedimen, Skewness, Kurtosis, serta

sorting koeffisien. Hasil perhitungan statistik

sedimen dapat dilihat pada bab berikut.

3.2.1 Diameter Rata-rata Sedimen

(Mean)

Analisa rata-rata ukuran besaran sedimen

diperlukan untuk diketahui ukuran tekstur.

Seperti pernyataan Setiady. (2015), bahwa

analisis rata-rata besar butir dilakukan untuk

mengetahui jenis sedimen sedangkan hasil

analisis yang diplot pada peta sebaran

sedimen adalah untuk mengetahui

sebarannya di pantai dan permukaan dasar

Page 6: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

6

laut. Dari sebaran tekstur sedimen yang ada

dapat diketahui hubungan antara dinamika

arus dan transport butiran klastik.

Diameter rata – rata sedimen dasar pada

lokasi penelitian merupakan fine sand (Ø3)

hingga coarse sand (Ø1) yang terdapat pada

9 titik (1, 3, 5, 6, 7, 8, 9, 12, 29) namun lebih

didominasi oleh medium sand yang

menempati 17 titik sampling. Pada titik 10

diketahui diameter rata – rata sedimen

dasarnya yang lebih kasar yaitu Very coarse

sand (pasir sangat kasar). Sedimen halus

yakni fine sand terdapat pada 3 titik

pengamatan (titik 15, 23, dan 28). Dominan

jenis partikel pasir sedang ini berkaitan

dengan kelompok tektur sedimen Gravelly

sand (pasir berkerikil) yang juga mengarah

ke sedimen berbentuk kasar.

Kondisi ini di sebabkan karena pada titik

ini merupakan kawasan sisi kanan jembatan

yang arusnya lebih lemah sesuai dengan

analisis tektur sedimen sebelumnya yang

juga sedimen pada titik ini berbutir lebih

halus, arus yang agak lemah mengakibatkan

komposisi sedimen dasarnya lebih halus

karena pengendapan dari partikel akan lebih

cepat.

Sedangkan jenis sedimen dasar yang

lebih kasar kondisi arus perairannya lebih

cepat sehingga sedimen halus akan

tersuspensi di perairan ataupun terangkut

menyebar ke area lainnya. Untuk melihat

lebih jelas sebaran jenis sedimen di perairan

sekitar pelabuhan internasional ferry

Dompak disajikan seperti pada gambar.

Peta Sebaran Sedimen sekitar pelabuhan

internasional ferry terminal Dompak.

Peta sebaran sedimen menunjukkan

bahwa dominansi oleh sedimen Fine sand

(pasir halus) pada wilayah perairan menuju

muara dan dengan jenis sedimen kasar

dominan pada wilayah yang lebih dalam

kearah sungai. Sedimen halus yang

cenderung lebih dominan pada wilayah

muara diasumsikan karena adanya

pertemuan arus laut dan aliran sungai pada

saat surut sehingga terjadi pertemuan arus

yang mengakibatkan terjadi penumpukan

sedimen halus. Jenis sedimen halus

disebabkan juga oleh adanya aliran sedimen

dari sungai menumpuk di muara sungai.

Secara keseluruhan, diameter rata – rata

sedimen didominasi oleh butiran kasar yang

mencirikan pola arus dan kekuatan arus yang

cukup tinggi sehingga mampengaruhi

komposisi sedimen dasar yang lebih kasar.

Sebagaimana pendapat Nybakken. (1992),

perairan yang memiliki sedimen dominan

pasir menggambarkan bahwa sedimen arus

pada daerah tersebut cukup kuat sehingga

mampu membentuk sebaran sedimen pasir.

Hal ini diperkuat oleh pendapat Rifardi.

(2012), yang mengatakan Jika dalam suatu

endapan sedimen didominasi oleh ukuran

butir sedimen kasar, maka hal ini

mengindikasikan kekuatan aliran

mentransfor sedimen tersebut cukup besar,

sebaliknya ukuran butiran halus

menggambarkan lemahnya kekuatan atau

energy yang mentransfor sedimen.

3.2.2 Pemilahan Ukuran Butir

Sedimen (Sortasi)

Pemilahan atau Sorting adalah pemilihan

partikel sedimen yang menggambarkan

tingkat keseragaman butiran. Menurut

Rifardi. (2012), Sorting (pemilahan) butiran

sedimen pada lokasi penelitian adalah

Moderately well sorted (0,71-1,0Ø) dan

Poorly sorted (1,0 – 2,0Ø). Pada titik 8

merupakan Moderately well sorted (0,73-

0,77 Ø) dengan demikian merupkan kategori

terpilah sedang artinya besar butiran

sedimen tidak begitu sama.

Pada titik 15, dan 28 nilai sorting sebesar

(0,51Ø) merupakan Moderately well sorted

dan pada titik 13 merupakan Moderately

sorted yaitu terpilah agak baik yang

mencirikan besar butiran sedimennya agak

sama. Sedangkan pada titk 27 sorting well

sorted mencirikan bahwa bentuk butirasn

sedimen ukurannya relatif hampir sama dan

mencirikan arus perairan Pelabuhan ferry

Dompak relatif stabil dari waktu ke waktu.

Selebihnya lebih didominasi oleh Poorly

sorted (1,0 – 2,0Ø) yang mencirikan adanya

ukuran butir yang lebih dominan yaitu

sedimen kasar dibandingkan dengan

sedimen halus.

Menurut Daulay. (2014), sorting adalah

metode pemilahan keseragaman distribusi

ukuran butir yakni peyortirannya.

Penyortiran dapat menunjukkan batas

ukuran butir, tipe pengendapan, karakteristik

Page 7: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

7

arus pengendapan, serta lamanya waktu

pengendapan dari suatu populasi sedimen.

Secara umum ada 2 kelompok utama yaitu

Well sorted sediment (terpilah baik) adalah

suatu lingkungan pengendapan sedimen

disusun oleh besar butir relatif sama,

mengidentifikasikan tingkat kestabilan arus

pada perairan tersebut cukup stabil.

Sebaliknya jika Poorly sorted sediment

(terpilah buruk), maka kekuatan arus pada

perairan tersebut tidak stabil, artinya pada

kondisi waktu tertentu terjadi arus dengan

kekuatan yang besar dan berubah dalam

kondisi lain melemah kembali.

3.2.3 Dominansi Ukuran Butir

Sedimen (Skewness)

Nilai skewness dipengaruhi oleh

karakteristik gelombang dan arus sehingga

nilai ini sering digunakan oleh

sedimentologis untuk menggambarkan

kekuatan gelombang dan arus yang berperan

dalam proses pengendapan. Berdasarkan

hasil analisis statistika sedimen digambarkan

bahwa skewness (SKW) terkategorikan

dominan pada coarse skewed (sampling 4, 9,

14, 15, 17, 20, 24, 28) yakni bernilai negatif.

Pada titik – titik dengan nilai SKW

positif yang mencirikan bahwa bentuk

butiran lebih halus dengan kekuatan arus

yang lebih lambat, sedangkan pada titik

dengan nilai SKW negatif (SKW -0,03)

yang mencirikan pada titik tersebut bentuk

ukuran butiran sedimennya lebih kasar

dengan arus yang lebih kuat, dengan

demikian bentuk butiran sedimen yang ada

di lokasi penelitian berbutir kasar.

Menurut Rifardi. (2008), bahwa

Skewness mencirikan ke arah mana dominan

ukuran butir dari suatu populasi tersebut,

mungkin simetri, condong ke arah sedimen

berbutir kasar atau condong ke arah berbutir

halus. Sehingga skewness dapat digunakan

untuk mengetahui dinamika sedimentasi.

Nilai skewness positif menunjukkan suatu

populasi sedimen condong berbutir halus,

sebaliknya skewness negatif menunjukkan

populasi sedimen condong berbutir kasar.

3.2.4 Kurva Sebaran Sedimen

(Kurtosis)

Hasil analisis kurtosis pada lokasi

penelitian menunjukkan nilai kurtosis

Platykurtic, Mesokurtic, Leptokurtic, dan

Very Leptokurtic dengan dominan pada

klasifikasi Platykurtic. Pada titik 11, 17, dan

23 merupakan bentuk kurtosis Leptokurtic

sedangkan pada titik 29 merupakan bentuk

kurtosis Very Leptokurtic. Sisanya pada titik

lainnya termasuk kedalam jenis kurtosis

Mesokurtic (titik 13,16,20,21,24,25,28) dan

sisanya adalah Platykurtic.

Dominan jenis kurtosis pada klasifikasi

Platykurtic dengan demikian, ada jenis

partikel sedimen yang mendominasi di

perairan Pelabuhan ferry Dompak. Menurut

Rifardi (2008) Kurtosis mengukur puncak

dari kurva dan berhubungan dengan

penyebaran distribusi normal. Bila kurva

distribusi normal tidak terlalu runcing atau

tidak terlalu datar disebut mesokurtic. Kurva

yang runcing disebut leptokurtic,

menandakan adanya ukuran sedimen tertentu

yang mendominansi pada distribusi sedimen

di daerah tersebut. Sedangkan untuk kurva

yang datar disebut platikurtic, artinya

distribusi ukuran sedimen pada daerah

tersebut sama.

4.2. Kondisi Parameter Oseanografi

4.2.1. Kekeruhan Perairan

Kondisi kekeruhan perairan di pelabuhan

internasional fery Dompak berkisar antara

1,98 – 5,17 NTU

dengan rata-rata kkekeruhan

perairan mencapai 3,37 NTU

. Menurut Kep

Men LH No. 51 (2004) kondisi keruhan

yang tinggi (keruh) berada pada nilai > 5 NTU

, sedangkan dibawah nilai tersebut

termasuk kedalam tingkat kekeruhan yang

rendah (jernih). Dengan demikian, jika

dibandingkan dengan nilai menurut Kep

Men LH maka nilai kekeruhan perairan

masih tergolong baik dengan tingkat

kekeruhan yang rendah.

Rendahnya nilai kekeruhan perairan di

pelabuhan internasional fery Dompak

disebabkan oleh kondisi arus yang juga

tergolong lemah sehingga pengadukan oleh

arus relatif kecil. Pada lokasi dengan kondisi

arus yang lemah, memungkinkan sedimen

mengalami pengendapan yang baik sehingga

lebih cepat menuju dasar dan berimbas pada

nilai kekeruhan yang lebih rendah.

Nilai kekeruhan suatu perairan

berlawanan dengan nilai kecerahan,

kekeruhan perairan berkaitan erat dengan

jenis sedimen yang terakumulasi dan kuat

arus. Pada perairan yang kandungan

sedimennya didominasi oleh fraksi lumpur

dan senantiasa teraduk oleh arus akan lebih

keruh jika dibanding dengan perairan yang

sedimennya berpasir Robbi, (2014).

Page 8: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

8

4.2.2. Pasang Surut

Berdasarkan pengamatan kondisi pasang

surut air laut di sekitar perairan pelabuhan

internasional fery Dompak ketinggian airnya

berbeda-beda seperti yang disajikan seperti

gambar.

Pasang Surut perairan sekitar pelabuhan

internasional ferry Dompak.

Berdasarkan hasil pengukuran Kondisi

pasang surut perairan Pelabuhan

internasional ferry Dompak, tinggi

permukaan perairan berada pada kisaran 0,5

– 1,8 meter. Tinggi permukaan pada 0,5

meter merupakan kondisi pada saat surut

terjauh terjadi pada pukul 2:35 wib,

sedangkan tinggi permukaan pasang perairan

pada 1,8 meter terjadi pada pukul 20:10 wib.

Kondisi pasang surut di perairan Pelabuhan

internasional ferry Dompak merupakan

pasang Diurnal “Harian Ganda”. Pasang

surut diurnal merupakan pasang surut

dengan 2 kali pasang dan 2 kali surut,

namun 1 kali surut jauh sedangkan 1 kali

surut tidak begitu jauh.

Menurut Robbi. (2014), bahwa pasang

surut merupakan faktor lingkungan yang

sangat penting yang mempengaruhi zona

intertidal. Tenaga pasang surut dan arus

merupakan sumber energi utama terjadinya

proses turbulensi dan percampuran air di

perairan pantai dan muara. Sumber ini

memegang peranan penting dalam

membawa benda-benda terlarut dan

tersuspensi yang menyebabkan perubahan

fisika, kimia dan biologi.

4.2.3. Arus

Kondisi arus perairan Pelabuhan

internasional ferry Dompak berada pada

kisaran 0,040 – 0,087 m/detik, dengan rata –

rata arus permukaan sebesar 0,05 m/detik.

Kondisi arus untuk setiap titik berbeda-beda

sesuai dengan kondisi tiupan angin, stabilitas

pantai, morfologi pantai, serta beberapa

aktifitas transportasi kapal yang

menimbulkan arus buatan menuju ke pantai

selain terjadinya arus secara alami.

Kondisi arus permukaan juga turut

mempengaruhi pengadukan partikel di

perairan sehingga mempengaruhi komposisi

sedimen dasarnya. Berdasarkan hasil

pengamatan, diketahui bahwa kondisi arus

perairan tergolong lemah dan sangat

mempengaruhi komposisi sedimen dasarnya.

Berdasarkan hasil pengukuran arus di

perairan Pelabuhan internasional fery

Dompak, kondisi arus tergolong deras (kuat)

dengan rata – rata 0,15 m/detik. Menurut

Aini. (2011), kisaran arus > 0,098 m/detik

merupakan kondisi arus yang cukup deras.

Arus yang deras akan mengendapkan butiran

sedimen yang kasar dan arus yang lemah

akan mengendapakan sedimen berbutir

halus. Sesuai dengan kondisi tersebut,

kondisi kecepatan arus yang kuat pada lokasi

penelitian mempengaruhi kondisi sedimen

dasarnya yang lebih kasar. Menurut

Purnawan. (2012), kecepatan arus

mempengaruhi distribusi sebaran sedimen,

dimana butiran sedimen yang lebih besar

ditemukan pada daerah yang memiliki

kecepatan arus yang lebih tinggi.

Arus juga merupakan kekuatan yang

menentukan arah dan sebaran sedimen.

Kekuatan ini juga yang menyebabkan

karakteristik sedimen berbeda sehingga pada

dasar perairan disusun oleh berbagai

kelompok populasi sedimen. Secara umum

partikel berukuran kasar akan diendapkan

pada lokasi yang tidak jauh dari sumbernya,

sebaliknya jika halus akan lebih jauh dari

sumbernya (Rifardi, 2008).

Arus sangat mempengaruhi sebaran

sedimen pada perairan Ferry Terminal

Internasional Dompak yang memiliki

klasifikasi sedimen kasar pada area menuju

ke alur sungai, sedangkan pada area muara

sedimennya teridentifikasi lebih halus. Hal

ini dipengaruhi oleh adanya fluktuasi arus

pada saat air pasang dan air surut pada

perairan sungai dan perairan laut terbuka di

wilayah Ferry Terminal Internasional

Dompak. Intervensi arus sungai pada saat

surut, dan arus laut pada saat pasang

membentuk suatu pola pertemuan pada

kawasan muara yang membawa partikel

halus dan kemudian akan mengandap ke

dasar perairan sehingga di kawasan muara

ukuran partikelnya lebih halus.

Pernyataan diatas diperkuat dengan

pendapat Korwa et al., (2013) bahwa

bahwa gerak massa air di dipengaruhi oleh

arus pasang surut. Arah arus dan gerak

massa air laut dipengaruhi oleh dorongan air

tawar yang keluar dari muara Sungai,

0

0.5

1

1.5

2

1 3 5 7 9 11 13 15 17 19 21 23

Ke

tin

ggia

n P

asu

t (m

)

Waktu (jam)

Page 9: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

9

sedangkan saat pasang relatif tidak

terpengaruhi oleh dorongan massa air tawar

dari muara sungai, dorongan arus terjadi dari

arah laut. Juga dikuatkan oleh Usman.

(2014), Daerah muara sungai merupakan

daerah yang sangat produktif, karena

penambahan bahan-bahan organik yang

berasal dari darat melalui aliran sungai dan

perairan sekitarnya, secara terus menerus.

Percampuran kedua masa air yang terjadi di

muara sungai dapat menyebabkan perubahan

kondisi fisik oseanografi di kawasan muara.

4.2.4. Kedalaman Perairan

Menurut Rifardi. (2012), semua material

sedimen termasuk material akan

ditransportasi secara fisika sebagai material

padat sebelum diendapkan. Dalam hal ini

termasuk transportasi material-material yang

berkembang/tumbuh di dasar perairan

sampai pada tempat pengendapan akhir

sangat bergantung pada kondisi oseanografi

pada perairan. Kondisi kedalaman perairan

dilihat pada gambar.

Peta Kedalaman Perairan sekitar pelabuhan

internsional ferry terminal Dompak

Peta kedalaman perairan menunjukkan

kedalaman pada lokasi sampling hampir

sama dengan rata-rata kedalaman sekitar

5,32 meter. Perairan tergolong dangkal jika

dibandingkan dengan perairan pada lokasi

yang lainnya. Kondisi perairan pada saat

pengambilan data yakni pada saat surut

dengan kondisi menuju pasang.

Menurut Rifardi. (2008), kedalaman

perairan sangat menentukan tingkat

pengendapan sedimen pada suatu wilayah,

semakin dalam perairan maka akan

mengalami pengendapan yang semakin lama

pula. Jika kedalaman perairan tidak terlalu

dalam maka pengendapan akan lebih cepat,

terlepas jika pada kawasan tersebut arusnya

tergolong lemah.

5.1. Sebaran Sedimen Berdasarkan

Kedalaman Perairan

Untuk melihat sebaran sedimen dan

kedalaman perairan di wilayah pelabuhan

inernasional fery Dompak disajikan seperti

pada gambar.

Peta sebaran sedimen berdasarkan

kedalaman Perairan sekitar pelabuhan

internasional ferry Dompak

Jika dilihat pada lokasi penelitian,

kedalaman perairan lebih dalam pada

kawasan muara dibandingkan pada kawasan

menuju ke aliran sungai yang lebih dangkal.

Ini berhubungan pula dengan jenis sedimen

pada lokasi tersebut. Jenis sedimen pada

lokasi yang dekat dengan muara cenderung

lebih halus dan kedalamannya lebih dalam

dibandingkan dengan titik menuju ke

kawasan aliran sungai yang kedalamannya

lebih dangkal sedimennya lebih kasar. Hal

ini dapat terjadi karena pada perairan yang

lebih dangkal terjadi pengadukan karena

lembah gelombang akan sampai kedasar

perairan sehingga akan mengangkut sedimen

yang halus.

6.1 Environment Sustainability

Konsep pembangunan berkelanjutan,

mentik beratkan pada pembangunan yang

menjamin kelestarian lingkungan serta tidak

menyebabkan efek yang buruk bagi

ketabilan ekosistem. Seperti yang di

kemukakan oleh Abdurrahman, (2003).

bahwa Sebagai sebuah konsep,

pembangunan yang berkelanjutan yang

mengandung pengertian sebagai

pembangunan yang “memperhatikan” dan

“mempertimbangkan” dimensi lingkungan

hidup. Konsep ini perlu di berlakukan

termasuk dalam pembangunan terminal

Ferry Internasional Dompak. Konsep ini

perlu dilaksanakan untuk memperhitungkan

daya dukung lingkungan yang akan

dibangun atau dikenal dengan (eco-

developmen).

Pembangunan pesisir, salah satunya

yakni terminal Ferry Internasional Dompak

dikhawatirkan secara langsung akan

memberikan dampak terhadap kestabilan

oseanografi dan ekosistem yang berasosiasi

Page 10: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

10

di perairan tersebut. Akibat dari

pembangunan terminal Ferry Internasional,

dikhawatirkan akan terjadi perubahan pola

arus, arah gelombang serta akibat lain yang

merubah pola alami dari perairan Dompak.

Seperti pernyataan Jha, Murthy. (2006),

perkembangan ekonomi global

mengakibatkan percepatan dan pertumbuhan

pembangunan yang mendukung

pertumbuhan ekonomi, akan tetapi akan

memberikan dampak berupa kerusakan

ekosistem, polusi lingkungan dan dampak-

dampak lain yang membahayakan

lingkungan.

Menurut Mulyadi et al., (2015), isu

pembangunan tidak lepas dari konsep

pembangunan berkelanjutan, di mana proses

pembangunan yang berprinsip “memenuhi

kebutuhan sekarang tanpa mengorbankan

pemenuhan kebutuhan generasi masa depan”

menjadi sangat penting karena berkaitan erat

dengan bagaimana mencari jalan untuk

memajukan ekonomi dalam jangka panjang,

tanpa menghabiskan modal alam.

Munculnya isu pembangunan berkelanjutan

(sustainable development) seiring dengan

gagasan merebaknya masalah lingkungan.

Hal ini ditandai dengan paradigma

pembangunan ekonomi konvensional

dengan mengejar pertumbuhan ekonomi

semata, namun melahirkan kerusakan

lingkungan dan sumber daya alam (SDA).

Demikian pula harus diterapkan pada

rencana pengoperasian dan pengembangan

Ferry Terminal Internasional Dompak harus

memastikan dampak yang akan ditimbulkan

dan langkah apa yang akan diambil untuk

mengurangi dampak sehingga tidak

menimbulkan dampak yang terlalu besar

terhadap perubahan lingkungan.

IV. KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan

Diameter rata – rata sedimen dasar pada

lokasi penelitian merupakan fine sand (Ø3)

hingga coarse sand (Ø1), namun lebih

didominasi oleh medium sand. Pada sedimen

dasarnya yang lebih halus yaitu medium

sand (pasir sedang). Kondisi ini di sebabkan

karena pada titik ini merupakan kawasan

dekat dengan muara sungai yang arusnya

lebih lemah sesuai dengan analisis tektur

sedimen sebelumnya yang juga sedimen

pada titik ini berbutir lebih halus, arus yang

agak lemah mengakibatkan komposisi

sedimen dasarnya lebih halus karena

pengendapan dari partikel akan lebih cepat.

Sedangkan jenis sedimen dasar yang lebih

kasar kondisi arus perairannya lebih cepat

sehingga sedimen halus akan tersusupensi di

perairan ataupun terangkut menyebar ke area

lainnya.

Jenis sedimen pada lokasi yang dekat

dengan muara cenderung lebih halus dan

kedalamannya lebih dalam dibandingkan

dengan titik menuju ke kawasan aliran

sungai yang kedalamannya lebih dangkal

sedimennya lebih kasar. Hal ini dapat terjadi

karena pada perairan yang lebih dangkal

terjadi pengadukan karena lembah

gelombang akan sampai kedasar perairan

sehingga akan mengangkut sedimen yang

halus.

4.2 Saran

Hasil penelitian ini dapat menjadi tolak

ukur untuk pengelolaan kawasan pesisir

perairan Pelabuhan ferry Dompak dengan

menjaga kestabilan pantai untuk mencegah

degradasi ekosistem perairan.

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2003. Pembangunan

Berkelanjutan Dalam Pengelolaan

Sumberdaya Alam Indonesia. Makalah

bahasa dan Lokaraya pembangunan

huhkum Nasional.

Aini, K., 2011. Sebaran Total Suspended

Solid (TSS) Di Perairan Sepanjang

Jembatan Suramadu Kabupaten

Bangkalan. Kelautan, 4 (2) 26-32

Daulay.A. B. 2014. Karakteristik Sedimen

Di Perairan Sungai Carang Kota Rebah

Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan

Riau. [Skripsi]. Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Idham. 2014. Studi Sedimentasi Di Perairan

Pulau Dompak Kecamatan Bukit Bestari

Kota Tanjungpinang Provinsi Kepulauan

Riau. [Skripsi]. Universitas Maritim Raja

Ali Haji.

Jha. R, dan Murthy. B. 2006. Environment

sustainability. Simultaneously published.

254 hal.

Junaidi, Wigai. R. 2011. Analisis Parameter

Statistik Butiran Sedimen Dasar Pada

Sungai Alamiah. Wahana Teknik Sipil.

16 (2). 46-57.

Keputusan Menteri Negara Lingkungan

Hidup (Kepmen LH). 2004. Baku Mutu

Page 11: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di

11

Air Laut untuk Biota Laut Nomor. 51.

Jakarta.

Korwa. J. I.S, Esry. T.O, dan Rignolda. J.

2013. Characteristic of Litoral Sediment

on Sindulang Satu Coastal. Jurnal Pesisir

dan Lut Tropis. 1 (1).

Mulyadi. M, Tri. R. P. J, Faridah. A, Dinar.

W, Herlina. A, Dina. M, Edmira. R, Sri.

N. Q. 2015. Pembangunan

Berkelanjutan: Dimensi Sosial, Ekonomi,

Dan Lingkungan. Pusat Pengkajian,

Pengolahan Data dan Informasi (P3DI).

Sekretariat Jenderal DPR RI.

Nybakken, J. W. 1992. Biologi Laut; Suatu

Pendekatan Ekologis. PT Gramedia. 459

hal.

Purnawan et al. 2012. Studi Besaran Ukuran

Sedimen Berdasarkan Ukuran Butir

Perairan Gigieng Provinsi Aceh. Ilmu

Kelautan. 2089-7790, 1, (1), 31-36.

Rifardi, 2008. Tekstur Sedimen: Sampling

dan Analisis. Pekanbaru.UNRI. 101 hal.

Rifardi, 2008.Ukuran Butir Sedimen

Perairan Pantai Dumai Selat Rupat

Bagian Timur Sumatra. Lingkungan.

Perikanan dan ilmu kelautan. Unri. Riau.

Pekan baru. 2, (2), 12-21.

Rifardi, 2012. Ekologi Sedimen Laut

Modern Edisi Revisi. Pekanbaru. UNRI

Press. 167 hal.

Robbi, A. 2014. Sedimentasi Di Perairan

Tepi Laut Kota Tanjungpinang Provinsi

Kepulauan Riau. [Skripsi]. Universitas

Maritim Raja Ali Haji.

Setiady. D, Udaya. K, dan Nineu. G. 2015.

Jenis Dan Sebaran Sedimen Di Perairan

Papela Dan Sekitarnya, Rotendao, Nusa

Tenggara Timur. Jurnal Geologi

Kelautan. 13, (3), 153-163.

Usman. K. O. 2014. Analisis Sedimentasi

Pada Muara Sungai Komering Kota

Palembang. Teknik Sipil dan

Lingkungan. 2, (2), 209-215.

Page 12: Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman ...jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec...1 Pola Sebaran Sedimen Permukaan Berdasarkan Kedalaman Perairan Di