30
POLA PERILAKU REMAJA DALAM MENGATASI KELUHAN DISMENORE DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA SKRIPSI Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan STIKES A. Yani Yogyakarta Disusun Oleh : KIKI SANDRA NOVITA SARI NPM: 3208070 PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN JENDERAL ACHMAD YANI YOGYAKARTA 2013

POLA PERILAKU REMAJA DALAM MENGATASI KELUHAN …repository.unjaya.ac.id/2654/2/Kiki Sandra Novita Sari_3208070_nonfull.pdf · Penyebab dismenore belum diketahui secara pasti, beberapa

Embed Size (px)

Citation preview

POLA PERILAKU REMAJA DALAM MENGATASI KELUHAN

DISMENORE DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN

SLEMAN YOGYAKARTA

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Keperawatan

STIKES A. Yani Yogyakarta

Disusun Oleh :

KIKI SANDRA NOVITA SARI

NPM: 3208070

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

JENDERAL ACHMAD YANI

YOGYAKARTA

2013

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI

Dengan ini saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi dengan judul:

POLA PERILAKU REMAJA DALAM MENGATASI KELUHAN

DISMENORE DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN SLEMAN

YOGYAKARTA

Yang dibuat untuk memenuhi persyaratan menjadi sarjana keperawatan pada

Program Studi Ilmu Keperawatan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad

Yani Yogyakarta, sejauh saya ketahui bukan merupakan tiruan atau duplikasi dari

skripsi yang sudah dipublikasikan atau pernah dipakai untuk mendapatkan gelar

kesarjanaan di lingkungan Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta maupun di Perguruan Tinggi atau instansi manapun, kecuali bagian yang

sumber informasinya dicantumkan sebagimana mestinya.

Yogyakarta, Februari 2013

Kiki Sandra Novita Sari

NPM: 3208070

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum WR.WB.

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmad-

Nya maka penulis dapat menyelesaikan penyususunan skripsi ini. Adapun judul

skripsi ini adalah “ Pola Perilaku Remaja Dalam Mengatasi Keluhan Dismenore Di

SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta”.

Skripsi ini diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kuliah skripsi di

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta tidak dapat di

sangkal butuh usaha yang keras, kegigihan dan kesabaran untuk menyelesaikannya.

Namun disadari karya ini tidak akan selesai tanpa orang-orang tercinta di sekeliiling

penulis yang telah mendukung dan membantu, dan pada kesempatan ini penulis

dengan rendah hati mengucapkan terimaksih yang sebesar-besarnya penulis

sampaikan kepada:

1. Bapak dr.Edy Purwoko, Sp.B selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan

Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

2. Ibu Dwi Susanti, S.Kep,.Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan

Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta.

3. Ibu Ida Nursanti, S.Kep., Ns., MPH selaku dosen penguji yang telah memberikan

masukan dan saran yang sangat berguna.

4. Ibu Sri sumaryani, S.Kep., Ns., M.Kep., Sp.Mat selaku dosen pembimbing I yang

telah memberikan bimbingan, saran, dan pendapat yang sangat berguna.

5. Ibu Yanita Trisetyaningsih, S.Kep.,Ns., selaku pembimbing II yang telah

memberikan nasehat, bimbingan saran dan pendapat yang berguna.

6. Bapak Drs. Muh. Zainuri, selaku kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 2

Moyudan Sleman Yogyakarta, yang telan memberikan izin dalam pelaksanaan

pelaksanaan penelitian.

Semoga segala kebaikan dan pertolongan semuanya mendapatkan berkah dari

Allah SWT. Akhirnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh

dari sempurna, karena keterbatasan ilmu yang penulis miliki. Untuk itu penulis

dengan segala kerendahan hati mengharapkan saran dan kritik yang sifatnya

membangun dari semua pihak demi kesempurnaan laporan penelitian ini.

Harapan penulis semoga skripsi ini bermanfaat bagi pihak-pihak yang terkait,

lingkungan akademik Sekola Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani

Yogyakarta, serta para pembaca pada umumnya.

Wassalamualikum WR.WB.

Yogyakarta, Januari 2013

Penulis,

DAFTAR ISI

Hal

HALAMAN JUDUL .................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN .................................................................... ii

HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................. iii

MOTTO .................................................................................................... iv

INTISARI ................................................................................................. v

ABSTRACT .............................................................................................. vi

PERNYATAAN KEASLIAN SKRIPSI..................................................... vii

KATA PENGANTAR .................................................................................. viii

DAFTAR ISI ............................................................................................. ix

DAFTAR TABEL ..................................................................................... xi

DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang .........................................................................................1

B. Rumusan Masalah ....................................................................................4

C. Tujuan Penelitian......................................................................................4

1. Tujuan Umum ......................................................................................4

2. Tujuan Khusus......................................................................................4 D. ManfaatPenelitian .............................................................................................. 4

E. KeaslianPenelitian .............................................................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Konsep Teori .................................................................................................. 7

1. Remaja ....................................................................................................... 7

2. Menstruasi ................................................................................................. 8

3. Dismenore ................................................................................................ 10 4. Perilaku .................................................................................................... 16

B. Kerangka Teori penelitian ............................................................................. 23

C. Kerangka Konsep penelitian .......................................................................... 24

BAB III METODE PENELITIAN A. Desain Penelitian .......................................................................................... 25 B. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................................... 25

C. Populasi dan Sampel Penelitian ..................................................................... 25

D. Variabel Penelitian ........................................................................................ 27 E. Definisi Operasional ..................................................................................... 27

F. Alat dan Metode Pengumpulan Data ............................................................. 27

G. Validitas dan Reliabilitas............................................................................... 28

H. Metode Pengolahan dan Analisa Data ........................................................... 30 I. Etika Penelitian ............................................................................................. 32

J. Jalannya Penelitian........................................................................................ 32

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. HasilPenelitian.………………………….……...…………………35

1. GambaranUmumLokasiPenelitian…………….……….....…..35 2. KarakteristikResponden………………………...….…………..36

3. AnalisaUnivariat……………………………..…..…………….37

B. Pembahasan……………………………………………...………...38

1. PerilakuPemeliharaankesehatan.……………………..………..38 2. PerilakuPencariandanPenggunaanSistemLayananKesehatan………………

……………….……………..………..41

3. PerilakuKesehatanRemajadalamMengatasiDismenore…..….42 C. KeterbatasanPenelitian………………..……...………….………...43

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan…….………………………………………………….44

B. Saran……………………………………………….……………...45

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Hal

Gambar 2.1 Kerangka Teori……………………………………………........... 23

Gambar 2.2 Kerangka Konsep………………………………………………… 24

DAFTAR TABEL

Hal

Tabel 3.1 Definisi Operasional………………………………………………… 26

Tabel 3.2 Kisi-kisi Kuesioner Perilaku Penanganan Dismenore…...………….. 27

Table 4.1 Karakteristik Responden Berdasarkan Umur …................................ 37

Tabel 4.2 Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Dismenore……….. 37

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeliharaan Kesehatan…………..… 38

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencarian dan Penggunaan system

Layanan Kesehatan………………………………………………….. 39

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian

Lampiran 2. Surat Izin Studi Pendahuluan

Lampiran 3. Surat Izin Validitas dan Izin Penelitian dari Sekretariat Daerah Prop

DIY

Lampiran 4. Surat Izin Penelitian dari BAPPEDA Sleman

Lampiran 5. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

Lampiran 6. Permohonan Menjadi Responden

Lampiran 7. Persetujuan Menjadi Responden

Lampiran 8. Kuesioner Penelitian Perilaku

Lampiran 9. Lampiran Hasil uji validitas

Lampiran 10. Lampiran Hasil penelitian

POLA PERILAKU REMAJA DALAM MENGATASI KELUHAN DISMENORE DI SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

Kiki Sandra Novita Sari1, Sri Sumaryani2, Yanita Trisetyaningsih3

INTISARI

Latar Belakang: Dismenore adalah nyeri saat menstruasi yang dapat

dirasakan diperut bawah sampai pinggang, dapat bersifat seperti ngilu dan rasa ditusuk-tusuk. Akibat yang ditimbulkan adalah terganggunya aktifitas sehari-hari dan bagi siswi adalah terganggunya aktifitas belajar mereka. Prevelensi terjadinya dismenore di Indonesia mencapai 64,25% yang terdiri dari 54,89% dismenore primer dan 9,36% dismenore sekunder. Tujuan:penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui pola perilaku

kesehatan remaja dalam mengatasi keluhan dismenore. Metode: merupakan jenis penelitian kuantitatif, observasional dengan

rancangan deskriptif non-analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah siswi kelas XI SMK Muhammadiyah 2 Moyudan sebanyak 93.Total sampel dalam penelitian ini sebanyak 72 orang dengan menggunakan teknik purposive sampling. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner, analisis data menggunakan uji univariat. Hasil: Analisis data menunjukkan perilaku pemeliharaan kesehatan dengan

38 siswiatau 52,8%memilih meminum jamu/minuman herbal kunyit perilaku yang paling benyak dilakukan untuk mengurangi keluhan dismenore. Sedangkan perilaku pencarian dan penggunakan system layanan kesehatan dengan 23 siswi atau 31,9% memilih beristirahat di UKS menjadi perilaku yang paling banyak dilakukan untuk mengurangi keluhan dismenore. Kesimpulan: Siswi SMK Muhammadiyah 2 Moyudan dalam mengatasi

keluhan dismenore yang dirasakan perilaku yang paling banyak dilakukan adalah meminum jamu/minuman herbal kunyitdanberistirahat di UKS.

Kata Kunci: Perilaku, Remaja, Dismenore 1 Mahasiswa Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

2 DosenUniversitasMuhammadiyah Yogyakarta 3Dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

BEHAVIORAL PATTERNS OF ADOLESCENTS TO

ADDRESSCOMPLAINTS OF DYSMENORRHOEA IN SMK MUHAMMADIYAH 2 MOYUDAN SLEMAN YOGYAKARTA

Kiki Sandra Novita Sari1, Sri Sumaryani2, Yanita Trisetyaningsih3

ABSTRACT

Background:Dysmenorrhea is menstrual pain that can be felt in the lower abdomen to the waist, can be like a pain and prickling feeling.The impact is the disruption of daily activities and for students their learning activities are disrupted.Prevalence occurrence of dysmenorrhea in Indonesia reached 64.25%, consisting of 54.89% of primary dysmenorrhea and 9.36% of secondary dysmenorrhea. Research Objectives: This research was conducted in order to determine patterns of behavior in dealing with adolescent health complaints dysmenorrhea. Methods: This study was a type of quantitative research, observational descriptive design non-analytic.The population in this study was a class XI student of SMK Muhammadiyah 2 Moyudan as many as 93 students. Total sample of in this researchare 72 people with using purposive sampling technique Results:Analysis of the data showed behavioral health care with 38 students or 52.8% chose the herbal medicine / herbal drinks turmeric behavior most benyak done to reduce complaints of dysmenorrhea.While the search behavior and use of health care system with 23 students or 31.9% chose to rest at the UKS most frequent behavior to reduce complaints of dysmenorrhea. Conslusion:Student in SMK Muhammadiyah 2 Moyudan in addressing perceived grievances dysmenorrhea most frekuent behavior with herbal medicine / herbal drinks turmeric and rest at the UKS. Keywords: Behavior, Adolescent, Dysmenorrhea 1 Student of School of Health Science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta 2 Lecturer of Universiti Muhammadiyah Yogyakarta

3Lecturer of School of Health Science Jenderal Achmad Yani Yogyakarta

v

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kesehatan reproduksi yang ditetapkan dalam International Conference on

Population and Development (ICPD) di Kairo tahun 1994 adalah suatu keadaan

sejahtera fisik, mental dan sosial secara utuh, tidak semata-mata bebas dari penyakit

atau kecacatan dalam semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi, serta

fungsi dan prosesnya (Romauli, 2009). Kesehatan reproduksi remaja sendiri adalah

suatu kondisi sehat yang menyangkut sistem, fungsi dan proses reproduksi yang

dimiliki oleh remaja, pengertian sehat di sini tidak semata-mata berarti bebas

penyakit atau dari kecacatan namun juga sehat secara mental dan sosial kultural.

Tujuan dari program reporoduksi remaja adalah untuk membantu remaja agar

memahami dan menyadari ilmu tersebut, sehingga memiliki sikap dan perilaku sehat

bertanggung jawab dengan kehidupan reproduksinya (Widyastuti dkk , 2009).

Data demografi menunjukkan bahwa remaja merupakan populasi yang besar

dari seluruh penduduk dunia. Menurut WHO (2009) sekitar seperlima dari penduduk

dunia adalah remaja berumur 10-19 tahun. Menurut Biro Pusat Statistik (2009)

penduduk Indonesia kelompok umur 10-19 tahun adalah sekitar 22% yang terdiri dari

50,9% remaja laki-laki dan 49,1% remaja perempuan. Perhatian pada kelompok

remaja ini sangat penting, untuk itu harus dipelajari berbagai hal yang terkait dengan

tumbuh kembang remaja termasuk dalam proses pubertasnya (Aryani, 2010).

Masa remaja merupakan masa peralihan dari masa kanak-kanak ke masa

dewasa, dan akan terjadi perubahan biologis, psikologis dan sosial (Notoatmodjo,

2005). Salah satu perubahan yang terjadi pada masa remaja adalah kematangan organ

reproduksi dan bagi remaja putri ditandai dengan datangnya menstruasi (Kasdu,

2005).

Menstruasi merupakan suatu proses yang normal tapi ada sebagian remaja

yang mengalami gangguan saat menstruasi, salah satu diantaranya adalah nyeri

menstruasi atau dismenore (Hacker dan Moore, 2001).

1

Angka kejadian dismenore di dunia sangat besar mencapai 50 %. Studi

longitudinal yang dari swedia yang dilakukan oleh Freed tahun 2005 melaporkan 90

% kejadian dismenore terjadi pada remaja yang berusia kurang dari 19 tahun dan 67

% pada wanita yang berusia 24 tahun. Sedangkan kejadian dismenore di indonesia

mencapai 64,25% yang terdiri dari 54,89 % dismenore primer dan 9,36% dismenore

sekunder (Depkes RI, 2002).

Penyebab dismenore belum diketahui secara pasti, beberapa faktor yang

memegang peranan sebagai penyebab dismenore, antara lain : faktor kejiwaan, faktor

konstitusi meliputi; anemia, penyakit menahun, faktor obstruksi kanalis servikalis,

faktor endokrin dan faktor alergi.

Dampak yang timbul akibat dismenore meliputi rasa nyeri diperut bagian

bawah dan seringkali mual, sehingga memaksa penderita untuk istirahat dan

meninggalkan pekerjaan atau cara hidupnya sehari-hari, untuk beberapa jam atau

beberapa hari (Prawirohardjo, 2009). Berdasarkan studi epidemiologi yang dilakukan

oleh Klein dan Litt tahun 2006 pada populasi remaja usia 12-17 tahun di amerika

serikat, diperoleh data bahwa dismenore menyebabkan 14 % remaja sering tidak

masuk sekolah. Akibat yang ditimbulkan adalah kesan negatif untuk aktivitas mereka,

ketinggalan mata pelajaran, prestasi belajar menurun dan rasa tidak nyaman saat

belajar dan beraktivitas ( Liliwati dkk, 2007 ).

Banyak penderita dismenore ternyata membutuhkan perhatian yang cukup

serius, sehingga gejala yang timbul dapat segera diatasi. Apabila gangguan dismenore

ini dibiarkan, maka akan mengakibatkan kondisi yang memprihatinkan. Sebaliknya

jika ada upaya penanganan, maka diharapkan mereka terhindar dari nyeri yang hebat

yang dapat menyebabkab endometriosis/kemandulan, terganggunya aktivitas sehari-

hari, terutama para pelajar tidak akan terganggu aktivitas belajarnya karena tidak

masuk sekolah (Prawirohardjo, 2009).

Banyak upaya penanganan yang dilakukan para remaja untuk meringankan

nyeri yang diderita saat dismenore. Penanganan yang biasa dilakukan sebagian

remaja untuk membantu meringankan keluhan dismenore adalah dengan beristirahat

atau tiduran untuk mengurangi nyeri, mengoleskan minyak kayu putih untuk

menghangatkan perut, kompres hangat pada bagian perut yang nyeri, atau periksa ke

puskesmas bila nyeri sangat hebat, lalu sebagian lagi remaja mengkonsumsi jamu

tradisional dan menggunakan analgesik seperti asam mefenamat dan ibuprofen untuk

mengurangi nyeri mereka (Yunica, 2011).

Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan terhadap 10 orang siswi yang mengalami dismenore, didapatkan 7 siswi

tidak melakukan tindakan apapun untuk menangani dismenore, 2 siswi melakukan

penanganan dismenore dengan minum jamu sebelum dan selama menstruasi, dan 1

siswi melakukan penanganan dismenore dengan berobat ke dokter.

Gejala yang siswi rasakan saat terjadi dismenore adalah nyeri pada perut

bagian bawah seperti diremas-remas, badan terasa lemas dan kurang dapat

berkonsentrasi dalam proses pembelajaran disekolah. Hal tersebut siswi rasakan dapat

menggangu aktivitas pembelajaran yang telah diterapkan oleh pihak sekolah.

Penanganan yang dilakukan oleh siswi untuk mengurangi nyeri menstruasi ketika di

sekolah hanya dengan beristirahat di kelas atau beristirahat di UKS. Siswi tidak

melakukan tindakan apapun seperti minum obat analgesik atau kompres hangat,

istirahat hanya sedikit mengurangi nyeri yang bersifat sementara.

SMK Muhammadiyah 2 Moyudan terdiri dari jurusan akutansi, perkantoran

dan multi media. SMK muhammadiyah 2 Moyudan telah memiliki program UKS,

akan tetapi program yang dilaksanakan belum terdapat program tentang kesehatan

reproduksi remaja khususnya tentang dismenore. Hasil wawancara peniliti mengenai

pernah tidaknya diadakan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja di SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan dengan beberapa guru dan siswi, didapatkan hasil bahwa

belum pernah diadakan penyuluhan tentang kesehatan reproduksi remaja. Kesehatan

reproduksi khususnya kesehatan reproduksi remaja (dismenore) tidak termasuk dalam

kurikulum pendidikan, sehingga masih banyak siswi yang belum paham dan mengerti

tentang Dismenore. Letak Puskesmas Moyudan bersebelahan dengan SMK

Muhammadiyah Moyudan dan bekerjasama dalam hal kesehatan akan tetapi

Puskesmas Moyudan belum pernah mengadakan penyuluhan tentang kesehatan

reproduksi remaja di SMK Muhammadiyah Moyudan Sleman Yogyakarta.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diambil suatu rumusan

masalah secara khusus. Adapun perumusan masalah dalam penelitian ini adalah

“Bagaimanakah Pola Perilaku Remaja dalam Mengatasi Keluhan Dismenore di SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta?”

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Diketahuinya pola perilaku kesehatan remaja dalam mengatasi keluhan

dismenore di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta.

2. Tujuan Khusus

a. Diketahuinya pola perilaku pemeliharaan kesehatan remaja dalam mengatasi

keluhan dismenore.

b. Diketahuinya pola perilaku pencarian dan penggunaan sistem layanan

kesehatan remaja untuk mengatasi keluhan dismenore

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan dan bahan

wawasan serta menambah pengetahuan dalam ilmu keperawatan khususnya

keperawatan maternitas, terutama yang berhubungan dengan kesehatan

reproduksi remaja.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Siswi di SMK Muhhamadiyah 2 Moyudan.

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan siswi dalam

menangani dismenore.

b. Bagi Institusi Pendidikan

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan untuk menambah

bacaan bagi mahasiswa khususnya Stikes A.Yani Yogyakarta.

c. Bagi Peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya dan memperluas

pengalaman belajar peneliti khususnya tentang kesehatan reproduksi pada

remaja.

E. Keaslian Penelitian

1. Pamulia (2010) yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan tentang

Dismenorhoe dengan upaya penanganan Dismenorhoe di SMP Muhammadiyah 1

Mlati Sleman. Metode yang digunakan survey analitik dengan pendekatan cross-

sectional, teknik pengambilan sampel dengan purposive sampling jumlah subjek

yang diambil 80 siswi. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

positif dan signifikan dengan korelasi sedang antara tingkat pengetahuan dengan

upaya penanganan dismenorhoe pada siswi SMP muhhamadyah 1 Mlati Sleman.

Perbedaan dengan penelitian ini adalah terletak pada judul, variabel, populasi dan

jumlah sampel. Desain penelitian kuantitatif, non eksperimental dengan

rancangan deskriptif non analitik dan pengambilan sampel menggunakan

purposive sampling. Persamaan penelitian terletak pada varaibel upaya

penanganan dismenorhoe .

2. Mega (2009) yang berjudul“ Hubungan antara tingkat pengetahuan tentang

menstruasi dengan perilaku penanganan dismenorhoe pada siswi SMPN 4

Ngaglik Sleman Yogyakarta”. Metode yang digunakan adalah Non analitik atau

survey analitik dengan pendekatan cross-sectional. Hasil penelitian menunjukkan

ada hubungan yang signifikan tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan

perilaku penanganan dismenorhoe pada sisi SMPN 4 Ngaglik Sleman

Yogyakarta. Perbedaan pada penelitian kali adalah terletak pada judul, tempat

penelitian dan populasi penelitian. Desain penelitian kuantitatif, non

eksperimental dengan rancangan deskriptif non analitik dan pengambilan sampel

menggunakan purposive sampling. Persamaan dengan penelitian saat ini yaitu

persamaan variabel yaitu perilaku penanganan dismenorhoe.

3. Rahmawati (2008) yang berjudul “Hubungan tingkat pengetahuan tentang

Dismenorhoe dengan upaya penanganan Dismenorhoe pada siswi SMPN 3

Sleman Yogyakarta”. Metode yang digunakan deskriptif korelasional dengan

pendekatan cross-sectional, teknik pengamnbilan sampel secara proportional

stratified random sampling. Jumlah subjek yang diambil 135 siswi dari populasi

seluruh kelas 7, 8, dan 9. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang

positif dan signifikan dengan korelasi rendah antara hubungan tingkat

pengetahuan tentang dismenorhoe dengan upaya penanganan dismenorhoe pada

siswi SMPN 3 Sleman Yogyakarta. Perbedaan dengan penelitian ini adalah

terletak pada judul, variabel, populasi dan jumlah sampel. Desain penelitian

kuantitatif, non eksperimental dengan rancangan deskriptif non analitik dan

pengambilan sampel menggunakan purposive sampling. Persamaan penelitian

terletak pada varaibel upaya penanganan dismenorhoe.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum SMK Muhammadiyah 2 Moyudan

SMK Muhammadiyah 2 Moyudan terletak di Dusun Ngentak,

Sumberagung, Moyudan Sleman, Yogyakarta. Berdiri pada tanggal 1 Januari

1971 dengan akta pendirian sekolah nomor 3080-N.583/DIY-71/1977. SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan memiliki luas tanah 4500 m2, serta luas bangunan

1045 m2. Sekolah ini merupakan sekolah berbasis akademik Islam di bawah

naungan yayasan Muhammadiyah majlis pendidikan dan pengajaran kebudayaan.

Program studi di sekolah ini meliputi program studi akutansi, administrasi

perkantoran, dan multi media yang terbagi menjadi 13 kelas, yaitu 5 kelas untuk

kelas X, 4 kelas untuk kelas XI, dan 4 kelas untuk kelas XII. Jumlah siswa SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan sebanyak 308, dengan jumlah guru sebanyak 34

orang. Jenis ruangan yang dimiliki SMK Muhammadiyah 2 Moyudan meliputi

10 ruang teori, 2 ruang praktik, 1 ruang Kepala Sekolah, 1 ruang kantor, 1 ruang

BP, 1 ruang perpustakaan, 2 ruang guru, 1 ruang ibadah, 1 ruang OSIS, 1 ruang

koperasi, 1 ruang kantin, 8 kamar mandi, 1 ruang gudang, 1 ruang Usaha

Kesehatan Sekolah (UKS) dan 1 ruang cadangan.

Sistem layanan kesehatan yang terdapat di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan Sleman Yogyakarta ini adalah ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Kegiatan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) belum begitu aktif dengan tidak

adanya guru khusus yang menangani ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS).

Fasilitas yang terdapat di ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) antara lain

tempat tidur, almari, kotak P3K, timbangan badan, meja dan kursi. Tindakan

yang selama ini dilakukan oleh guru apabila ada siswi yang mengalami

dismenore mengunjungi ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) adalah dengan

menyarankan mereka beristirahat di tempat tidur untuk mengurangi nyeri yang

dirasakan siswi.

2. Penyajian Data Karateristik Responden

a. Karakteristik Responden Berdasarkan Umur

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, umur siswa dapat di

diskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.1 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Umur Siswa

di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta Tahun 2012

Umur Frekuensi Presentase (%)

15 5 6,9

16 39 54,2

17 24 33,3

18 3 4,2

19 1 1,4

Jumlah 72 100

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.1 menunjukkan bahwa sebagian besar umur responden adalah

16 tahun yaitu sebanyak 39 responden atau 54,2% dari keseluruhan

responden.

b. Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, frekuensi

dismenore pada responden dapat di diskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.2 Tabel Karakteristik Responden Berdasarkan Frekuensi Dismenore

di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta Tahun 2012

Program Studi Frekuensi Presentase (%)

Selalu

(tiap bulan)

6 8,3

Sering

(8-10 kali)

10 13,9

Kadang-kadang

(4-7 kali)

51 70,8

Jarang

(1-3 kali)

5 6,9

Jumlah 72 100

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.2 menunjukkan sebagian besar frekuensi dismenore yang

dialami responden adalah kadang-kadang yaitu 51 responden atau 70.8%.

3. Penyajian Data Variabel Penelitian

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan perilaku kesehatan remaja

dalam mengatasi keluhan dismenore dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dalam Mengatasi keluhan Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, perilaku

pemeliharaan kesehatan dalam mengatasi dismenore pada responden dapat di

diskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dalam

Mengatasi Keluhan Dismenore di SMK Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman

Yogyakarta Tahun 2012 No Pernyataan Ya Tidak

F % F %

1. Melakukan senam/olah raga teratur untuk

mengurangi nyeri ketika menstruasi

8 11,1 64 88,9

2. Melakukan kompres hangat di perut bagian bawah

untuk mengurangi nyeri menstruasi

12 16,7 60 83,3

3. Melakukan teknik akupunktur untuk mengurangi

nyeri menstruasi

1 1,4 71 98,6

4. Minum jamu/minuman herbal kunyit untuk

mengurangi nyeri ketika mengalami nyeri

menstruasi

38 52,8 34 47,2

5. Melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi nyeri menstruasi

15 20,8 57 79,2

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.3 menunjukkan bahwa perilaku pemeliharaan kesehatan yang

paling banyak dilakukan responden adalah perilaku yang umum atau biasa

dilakukan di masyarakat untuk mengatasi dismenore yaitu minum

jamu/minuman herbal kunyit sebanyak 38 responden atau 52,8%.

b. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan, pada responden

dapat di diskripsikan sebagai berikut:

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem

Layanan Kesehatan dalam Mengatasi Keluhan Dismenore di SMK

Muhammadiyah 2 Moyudan Sleman Yogyakarta Tahun 2012 No Pernyataan Ya Tidak

F % F %

6. Mulai minum obat anti nyeri saat ada tanda-tanda

akan menstruasi untuk mengurangi nyeri saat

menstruasi

9 12,5 63 87,5

7. Minum obat anti nyeri kalau sudah mulai

merasakan nyeri saat menstruasi

20 27,8 52 72,2

8. Memeriksakan diri ke dokter dan mendapatkan

obat anti nyeri

4 5,6 68 94,4

9. Mendapatkan obat anti nyeri setelah periksa ke

puskesmas

15 20,8 57 79,2

10. Membeli langsung obat anti nyeri dari

apotik/warung/toko, walau tanpa resep dokter

20 27,8 52 72,2

11. Mengalami nyeri menstruasi saya beristirahat di

UKS

23 31,9 49 68,1

Sumber: Data Primer, 2012

Tabel 4.4 menunjukkan perilaku pencarian dan penggunaan sistem

layanan kesehatan yang paling banyak dilakukan responden adalah dengan

beristirahat di UKS ketika mengalami nyeri menstruasi sebanyak 23

responden atau 27,8%.

B. Pembahasan

1. Perilaku Pemeliharaan Kesehatan dalam Mengatasi Keluhan Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa perilaku pemeliharaan

kesehatan yang paling banyak dilakukan untuk mengurangi dan mengatasi

dismenore adalah minum jamu/minuman herbal kunyit sebanyak 52,8% atau 38

siswi. Minuman herbal semacam kunyit yang mengandung curcumine sangat

baik untuk kesehatan terutama dalam mengurangi rasa nyeri ketika mentruasi.

Cucumenol sebagai analgetik akan menghambat pelepasan prostaglandin yang

berlebihan melalui jaringan epitel uterus dan akan menghambat kontraksi uterus

sehingga akan mengurangi terjadinya dismenore. Hal ini sesuai dengan yang

disebutkan (Marlina, 2012) dalam penelitiannya bahwa nyeri dismenore dapat

dikurangi dengan minuman herbal, karena kunyit memiliki kandungan bahan

aktif yang dapat berfungsi sebagai analgetik, antipiretik dan anti inflamasi.

Banyaknya siswa yang mengkonsumsi minuman herbal kunyit ini dapat

disebabkan karena mudahnya siswa dalam mencari bahan jamu-jamuan, praktis

dalam membeli jamu keliling atau harga yang relatif murah. Selain itu itu kunyit

mudah dibudidayakan baik di lingkungan tanah sempit ataupun luas.

Sebanyak 15 siswi atau 20,8% melakukan teknik relaksasi nafas dalam untuk

mengurangi keluhan dismenore. Teknik relaksasi nafas dalam dapat menurunkan

intensitas nyeri dengan cara merelaksasikan otot-otot skelet yang mengalami

spasme yang disebabkan oleh peningkatan prostaglandin sehingga terjadi

vasodilatasi pembuluh darah dan meningkatkan aliran darah ke daerah yang

mengalami spasme dan iskemik. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan

(Ernawati, 2010) yang menyebutkan adanya perbedaan intensitas penurunan

nyeri dismenore setelah dilakukan teknik relaksasi nafas dalam. Ini membuktikan

adanya pengaruh relaksasi nafas dalam dengan nyeri dismenore. Teknik relaksasi

nafas dalam yang dilakukan secara berulang akan menimbulkan rasa nyaman.

Adanya rasanya nyaman inilah yang meningkatkan toleransi seseoarang terhadap

nyeri. Orang yang memiliki toleransi nyeri yang baik akan mampu beradaptasi

terhadap nyri dan akan memiliki mekanisme koping yang baik pula.

Sebanyak 12 siswi atau 16,7% melakukan Kompres hangat untuk mengatasi

keluhan dismenore. Potter & Perry (2005), terapi non farmakologik yang dapat

dilakukan adalah dengan kompres hangat. Pemberian kompres hangat selain

biayanya murah juga mudah dilakukan oleh setiap wanita serta mempunyai

sedikit efek samping jika dilakukan dengan benar. Efek dari pemberian kompres

hangat akan terjadi pelebaran pembuluh darah sehingga meningkatkan aliran

darah ke bagian yang nyeri, menurunkan ketegangan otot dimana mening- katkan

relaksasi otot atau me- ngurangi nyeri akibat spasme atau kekauan sehingga

meningkatkan proses penyembuhan.

Sebanyak 8 siswi atau 11,1% melakukan senam atau olahraga untuk

mengatasi keluhan dismenore. Menurut Istiqomah (2009), menyebutkan latihan

olahraga yang ringan sangat dianjurkan untuk mengurangi dismenore.

Senam/olah raga merupakan teknik relaksasi yang dapat digunakan untuk

mengurangi nyeri. Hal ini disebabkan saat melakukan senam/olah raga tubuh

akan menghasilkan endorphin, yang dihasilkan di otak dan syaraf tulang

belakang. Hormon ini dapat berfungsi sebagai obat penenang sehingga

menimbulkan rasa nyaman. Menurut Tjokronegoro (2004), kejadian dismenore

akan meningkat dengan kurangnya olahraga, sehingga ketika terjadi dismenore

oksigen tidak dapat disalurkan ke pembuluh-pembuluh darah di organ reproduksi

yang saat itu mengalami vasokontriksi, sehingga menyebabkan timbulnya rasa

nyeri. Tetapi bila seseorang teratur melakukan olahraga maka dia dapat

menyediakan oksigen hampir dua kali lipat per menit sehingga oksigan

tersampaikan ke pembuluh darah yang mengalami vasokontriksi. Hal ini akan

menyebabkan terjadinya penurunan dismenore. Tetapi hal ini berbeda dengan

hasil penelitian yang dilakukan oleh (Fajaryati, 2011) yang menunjukkan

olahraga tidak berpengaruh terhadap dismenore.

Sedangkan sebanyak 1 siswa atau 1,4% melakukan teknik akupunktur dalam

mengatasi keluhan dismenore. Sedikitnya jumlah siswa yang menggunakan

teknik akupunktur dapat disebabkan sedikitnya informasi yang diketahui siswi

mengenai teknik akupunktur juga faktor kebiasaan dan kebudayaan. Teknik

akupuntur memang masih belum lazim digunakan oleh sebagaian besar golongan

masyarakat terutama di daerah pedesaan. Juniziar (2001), akupunktur adalah

salah satu perilaku yang dapat dilakukan untuk mengurangi nyeri dismenore.

Secara ilmu kedokteran timur dismenore adalah akibat dari gangguan silrkulasi

Ci dan Sie, sehingga terapinya bertujuan melancarkan sirkulasi Ci dan Sie.

Menurut Kim SS dalam (Juniziar, 2001), penusukan akupunktur akan

merangsang target organ melalui jalur refleks saraf humoral dan otonom,

sehingga siklik AMP meningkat akibatnya pelepasan mediator dari mast cell

dihambat (salah satu mediator tersebut adalah PG/Prostaglandin).

Pengobatan dismenore secara akupunktur banyak terdapat dalam bermacam-

macam buku dam berbagai macam resep. Titik akupunktur yang selalu

dipakai/utama dalam pemgobatan dismenore adalah Kuan Yen (XIII,4) dan San

Yin Ciau (IV,6), titik –titik lain dipergunakan secara bervariasi. Pengobatan

akupunktur diberikan 3-5 hari sebelum menstruasi.

2. Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem Layanan Kesehatan

Berdasarkan hasil penelitian didapatkan hasil bahwa perilaku pencarian dan

penggunaan sistem fasilitas kesehatan dalam mengatasi keluhan dismenore yang

dilakukan oleh siswi adalah sebanyak 23 siswi atau 31,9% memilih beristirahat

di UKS, ini dikarenakan UKS adalah sistem pelayanan kesehatan yang terdapat

di lingkungan sekolah. Sebanyak 4 siswi atau 5,6% memeriksakan diri ke dokter

dan mendapatkan obat anti nyeri. Sebanyak 15 siswi atau 20,8% mendapatkan

obat anti nyeri setelah memeriksakan diri ke puskesmas. Lokasi puskesmas yang

bersebelahan dengan sekolah memudahkan siswi dalam mendapatkan akses

layanan kesehatan.

Ini sesuai dengan pernyataan Lawrence Green (1980) dalam Notoatmodjo

(2007), perilaku ditentukan oleh 3 faktor salah satunya adalah faktor pendukung

(Enabling factor) yaitu tersedianya fasilitas dan sarana kesehatan, pelayanan

kesehatan dan sumber daya manusia.

Sebanyak 20 siswi atau 27,8% meminum obat anti nyeri bila mulai merasakan

nyeri. Sebanyak 9 siswi atau 12,5% mulai minum obat nyeri ketika ada tanda-

tanda akan menstruasi. Sebanyak 20 siswi atau 27,8% membeli obat anti nyeri

dari apotik/warung/toko. Perilaku yang dilakukan siswi tersebut menurut

Notoatmodjo (2007), terbentuk dari faktor predisposisi (predisposing factor)

Faktor yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-

nilai, tingkat pendidikan, tingkat sosial yang terdapat dalam diri individu maupun

masyarakat dan faktor pendorong (reinforcing factor) Faktor yang memperkuat

perubahan perilaku seseorang yang dikarenakan adanya dukungan dari keluarga,

dukungan teman dan dukungan masyarakat. .

3. Perilaku Kesehatan Remaja dalam Mengatasi Keluhan Dismenore

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan menunjukkan bahwa

frekuensi perilaku pemeliharaan kesehatan yang mereka lakukan adalah perilaku

yang biasa-biasa saja atau perilaku yang telah umum dilakukan di masyarakat

yaitu meminum jamu kunyit sedangkan perilaku kesehatan seperti kompres

hangat, olahraga, akupunktur dan relaksasi nafas dalam belum populer dilakukan

oleh responden. Hal ini dapat dikarenakan responden kurang atau belum

mengetahui sistem fisiologis yang ditimbulkan perilaku kesehatan tersebut dalam

mengurangi nyeri dismenore. Sedangkan untuk perilaku pencarian dan

pengunaan sistem layanan kesehatan, kebanyakan mereka rata-rata hanya sedikit

yang menggunakan system layanan kesehatan. Hal ini dimungkinkan

penggunaan layanan kesehatan belum populer juga dilakukan sehingga

responden kurang memanfaatkan layanan kesehatan untuk mengurangi nyeri

dismenore. Dapat dilihat dari hasil penelitian bahwa perilaku yang paling banyak

responden lakukan adalah dengan beristirahat di UKS. Responden berpersepsi

hanya dengan istirahat dapat mengurangi nyeri dismenore sehingga kurangnya

pencarian dan penggunaan sistem layanan kesehatan oleh responden.

Menurut Notoatmodjo (2007), perilaku kesehatan seseorang dapat

dipengaruhi oleh beberapa hal. Faktor yang besar pengaruhnya disebut faktor

predisposisi (predisposing factors) yang meliputi pengetahuan dan sikap

masyarakat terhadap kesehatan, tradisi, dan kepercayaan terhadap hal-hal yang

berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai yang dianut masyarakat. Perilaku

kesehatan remaja dalam mengatasi keluhan dismenore ini dapat dipengaruhi oleh

faktor pengetehuan tentang dismenore. Pengetahuan ini merupakan faktor yang

sangat penting karena pengetahuan dapat membentuk sebuah pemahaman yang

salah atau pemahaman benar yang nantinya dapat berpengaruh pada perilaku

seseorang. Pengetahuan ini sebenarnya bisa didapatkan di lingkungan keluarga

ataupun di sekolah. Pendidikan sekolah yang lebih memprioritaskan pada

program kejuruan kemungkinan dapat menyebabkan pengetahuan siswa tentang

dismenore dapat menjadi kurang, sehingga berpengaruh terhadap perilaku siswa.

Tetapi informasi tentang dismenore dapat didapatkan dari berbagai sumber

seperti buku, majalah, Koran dan internet.

Hasil penelitian yang dilakukan Mega (2009) yang berjudul“ Hubungan

antara tingkat pengetahuan tentang menstruasi dengan perilaku penanganan

dismenorhoe pada siswi SMPN 4 Ngaglik Sleman Yogyakarta”, menunjukkan

hasil bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara tingkat pengetahuan

tentang menstruasi dengan perilaku penanganan dismenorhoe. Hal ini semakin

memperkuat asumsi bahwa pengetahuan tentang dismenore dapat mempengaruhi

perilaku remaja dalam mengatasi keluhan dismenore di SMK Muhammadiyah 2

Moyudan Sleman.

Sikap responden terhadap dismenore juga dapat berpengaruh pada

perilaku mengatasi keluhan dismenore. Sikap yang negatif tentang dismenore

dapat membuat seseorang berperilaku kurang baik dalam mengatasi keluhan

dismenore. Faktor lain yang dapat mempengaruhi perilaku dalam mengatasi

keluhan dismenore adalah tradisi, kepercayaan dan sistem nilai yang dianut

masyarakat. Kepercayaan di lingkungan responden yang menganggap dismenore

adalah hal tabu, maka hal ini dapat berpengaruh terhadap pembentukan perilaku

mengatasi dismenore yang tidak baik.

C. Keterbatasan Penelitian

Keterbatasan penelitian ini adalah:

Adanya faktor-faktor yang dapat mempengaruhi perilaku yang tidak

dikendalikan seperti keyakinan, dukungan keluarga, dukungan teman dan dukungan

masyarakat.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

D. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka dapat ditarik

simpulan perilaku yang mereka lakukan adalah kecenderungan kebiasaan di

masyarakat. Perilaku pemeliharaan kesehatan yang mereka lakukan adalah perilaku

yang biasa-biasa saja atau perilaku yang telah umum dilakukan di masyarakat yaitu

meminum jamu kunyit sedangkan untuk perilaku pencarian dan pengunaan sistem

layanan kesehatan, kebanyakan mereka rata-rata hanya sedikit yang menggunakan

system layanan kesehatan. Hal ini dimungkinkan penggunaan layanan kesehatan

belum populer juga dilakukan sehingga responden kurang memanfaatkan layanan

kesehatan untuk mengurangi nyeri dismenore. Dapat dilihat dari hasil penelitian

bahwa perilaku yang paling banyak responden lakukan adalah dengan beristiarahat

di UKS.

E. Saran

1. Bagi Siswi SMK Muhammadiyah 2 Moyudan

Hendaknya siswa lebih efektif dalam melakukan perilaku mengatasi

dismenore. Siswi dapat mencoba melakukan kompres hangat, olahraga, relaksasi

nafas dalam dan akupunktur untuk mengatasi dismenore.

2. Bagi Instansi Kesehatan

Hendaknya lebih mensosialisasikan penggunaan sistem layanan

kesehatan dalam mengatasi dismenore dan memberikan informasi atau

penyuluhan tentang kesehatan reproduksi ke sekolah-sekolah melalui petugas-

petugas kesehatan sehingga siswa memiliki perilaku baik dalam mengatasi

masalah dismenore.

3. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebaiknya melakukan penelitian dengan menggunakan variabel-variabel

lain misalnya sikap atau ketersediaan pelayanan kesehatan, atau lingkungan

budaya yang berhubungan dengan perilaku mengatasi atau penanganan

dismenore.

4. Bagi Mahasiswa

Hendaknya dapat merasionalisasikan perilaku kompres hangat, olahraga

dan relaksasi nafas dalam mengatasi dismenore.

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S. (2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi VI.

Jakarta: Rineka Cipta.

Aryani, R. (2010). Kesehatan Remaja: Problem dan Solusinya. Jakarta: Salemba

Medika

Azwar, S. (2007). Sikap Manusia. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Yunica, A. (2011). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorhoe Dengan

Upaya Penanganan Dismenorhoe Pada Siswi Kelas VII-VIII di SMP Gamping

4 Sleman Yogyakarta

Badan Pusat Statistik Indonesia. (2009). Statistik Pemuda indonesia 2009. CV.

Cakrawala Utama: Badan Pusat Statistik: Jakarta – Indonesia.

Badan Pusat Statistik D.I Yogyakarta. (2011). Daerah Istemewa Yogyakarta Dalam

Angka 2011. BPS Provinsi D.I Yogyakarta: Yogyakarta.

Ernawati., Hartati, T., Hadi, I. (2010). Terapi Relaksasi Terhadap Nyeri Dismenore

Pada mahasiswi Universitas Muhammadiyah Semarang.

Fajaryati, N. (2010). Hubungan Kebiasaan Olahraga Dengan Dismenore Primer

Remaja Putri Di SMP N 2 Mirit kebumen.

Istiqomah, PA. (2009). Efektifitas Senam Dismenore Dalam Mengurangi Senam

Dismenore Pada Remaja Puteri Di SMU N 5 Semarang.

Joseph, HK., Nugroho, M. S. (2010). Ginekologi Dan Obstetri (OBSGYN).

Yogyakarta: Nuha Medika.

Juniziar, G., Sulistyaningsih., Widya, DK. (2001). Pengobatan Dismenore Secara

Akupunktur. Jurnal Cermin Dunia Kedokteran.

Kasdu, D. (2005). Solusi Kesehatan Wanita Dewasa, Edisi 1. Jakarta : Puspa Sasara.

Kurniawan, D., Kusumawati, Y., (2011). Pengaruh Dismenore Terhadap Aktivitas

Pada Siswi SMK.

Liliwati, I., Verna, LKM., Khairani, O. (2007). Dysmenorrhoea and its Effects on

School Activities Among Adolescent Girls in a Rural School in Selangor

Malaysia.

Mansjoer, A. (2003). Kapita Selekta Kedokteran, Edisi Ketiga, Jilid 1. Fakultas

kedokteran UI.

Marlina, Eli. (2012). Pengaruh Minuman Kunyit terhadap Tingkat Nyeri Dismenore

Primer Pada Remaja Putri Di SMA Tanjung Mutiara Kabupaten Agam.

Mega, S. (2009). Hubungan Antara Tingkat Pengetahuan Tentang Menstruasi

Dengan perilaku Penanganan Dismenorhoe Pada Siswi SMPN 4 Ngaglik

Sleman.

Notoatmodjo, S.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta

Notoatmodjo, S. (2010). Metode Penelitian Kesehatan. Rineka Cipta: Jakarta.

Pamulia, S. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan tentang Dismenorhoe dengan

Upaya Penanganan Dismenorhoe di SMP Muhammadiyah 1 Sleman.

Perry & Potter. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan. Jakarta: EGC.

Prawirohardjo, S. (2009). Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono

Prawirohardjo.

Rahmawati, D. (2008). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorhoe

Dengan Upaya Penanganan Dismenorhoe Pada Siswi SMPN 3 Sleman

Yogyakarta.

Romauli, S., Vindari, AV., (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta : Nuha

Medika .

Saraswati, Sylvia. (2010). 52 penyakit Perempuan: Mencegah & Mengobati 52

Penyakit yang sering Diderita Perempuan. Yogyakarta: Katahati.

Siswandi, Y. 2006. Klien gangguan sistem reproduksi & sexualitas. Jakarta :

Buku Kedokteran EGC.

Sugiyono. (2010). Statistika untuk penelitian. Bandung. Alfabeta.

Sulistyoirini, B. (2010). Hubungan Tingkat Pengetahuan Tentang Dismenorhoe

Dengan Upaya Penanganan Dismenorhoe Pada Siswi di SMPN 3 magelang.

Widyastuti, Y. (2009). Kesehatan Reproduksi. Yogyakarta: Fitramaya.

Wawan, A., Dewi, M.(2010). Teori Pengukuran pengetahuan sikap dan Perilaku

Manusia. Yogyakarta: Nuha Medika.