31
Adenoma Pleomorfik 04/22/2022 1

Pleomorfik Adenoma (2)

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pleomorfik Adenoma (2)

Adenoma Pleomorfik

04/13/2023 1

Page 2: Pleomorfik Adenoma (2)

Kelompok 13

• Rizki Yulita Rahmah• Basuni• M. Fauzan Anshari

2

Page 3: Pleomorfik Adenoma (2)

Definisi

Adenoma pleomorfik merupakan tumor kelenjar liur yang paling banyak ditemukan, berkisar 60%-80% dari seluruh tumor jinak di kelenjar liur. Tumor ini sering disebut tumor campur jinak ( benign mixed tumor )

Carroll WR, et all; 20023

Page 4: Pleomorfik Adenoma (2)

• kelenjar saliva mayor : kelenjar parotid 85%

• kelenjar saliva minor : palatum dan bibir atas

Carroll WR, et all; 20024

Page 5: Pleomorfik Adenoma (2)

Adenoma pleomorfik (“mixed tumor”) adalah tumor jinak yang terdiri dari komponen epitel, mioepitel dan mesenkim

Spiro Ronald, et all: 2001 5

Page 6: Pleomorfik Adenoma (2)

Etiologi

• Belum diketahui secara pasti• Diduga karena keterlibatan lingkungan dan

faktor genetik• Simian virus (SV 40) memainkan peranan

penting dalam perkembangan Adenoma Pleomorfik

• Ekspresi berlebih rasP-21, C-erbB-2, dan P-53

Spiro Ronald, et all: 2001 6

Page 7: Pleomorfik Adenoma (2)

Patofisiologi

Ekspresi berlebih rasP-21, C-erbB-2, dan P-53 akan menyebabkan ketidaktepatan regulasi perkembangan siklus sel, akibatnya terjadi kekacauan pengaturan sinyal-sinyal inisiator apoptosis, sehingga perkembangan apoptosis menjadi terhambat dan terjadi perkembangan klon-klon sel APP neoplastik yang membawa sifat borderline malignancy.

Jurnal Kedokteran Gigi, FKG UNPAD, Vol. 15, 20037

Page 8: Pleomorfik Adenoma (2)

Gambaran klinis

• Berupa benjolan pada depan bawah daun telinga atau angulus mandibula tidak memberikan gejala

• Pada perabaan :- massa kenyal padat- permukaan licin- kadang berbenjol-benjol dengan batas yang

tegas , tidak nyeri tekan dan dapat digerakkan

De Zinis LOR, et all: 2008 8

Page 9: Pleomorfik Adenoma (2)

• Bermetastase dan dapat berubah menjadi ganas jarang

• massa tumor tunggal, keras, bulat, bergerak (mobile), pertumbuhan lambat, tanpa rasa sakit, nodul tunggal

De Zinis LOR, et all: 2008 9

Page 10: Pleomorfik Adenoma (2)

04/13/2023 10

Page 11: Pleomorfik Adenoma (2)

CT scan parotis

04/13/2023 11

Page 12: Pleomorfik Adenoma (2)

Adenoma Pleomorfik pada kelenjar saliva minor di palatum

12

Page 13: Pleomorfik Adenoma (2)

HPA

Secara makroskopis • tampak berkapsul• kenyal padat• berlobus-lobus • batas yang tegas

Eisele DW, et all: 200113

Page 14: Pleomorfik Adenoma (2)

04/13/2023 14

Sumber : Ellis GL dan Auclair PL. Atlas of tumor pathology. 3rd series. Fasicles 17: Tumors of the salivary glands. Armed forces Institute Of Pathology.1996. Washington D.C.

Page 15: Pleomorfik Adenoma (2)

Secara mikroskopik • terlihat sel-sel tumor dan penonjolan kecil

tumbuh pada permukaan luar

04/13/2023 15

Page 16: Pleomorfik Adenoma (2)

16

Page 17: Pleomorfik Adenoma (2)

Secara histopatologi • terdiri dari campuran unsur epitel, mesenkim

yang diduga berasal dari mioepitel dan stroma, dengan pola yang bervariasi

• Selnya dapat sedikit sampai banyak• Stroma ini pada tumor yang sama dapat

berbentuk miksoid, kondroid, fibroid atau osteoid tumor campur (mixed tumor)

Eisele DW, et all: 2001 17

Page 18: Pleomorfik Adenoma (2)

• Pada kelenjar parotid, Adenoma Pleomorfik dikelilingi sebuah kapsul yang fibrous, dengan bermacam-macam ketebalan yang tidak sempurna

• Pada kelenjar saliva minor tidak adanya kapsul bisa di lihat

04/13/2023 18

Page 19: Pleomorfik Adenoma (2)

Komponen Penyusun Jaringan Tumor APPKomponen terdiri dari komponen epitelial, komponen miksomatosa, dan komponen serupa khondroid; sehingga tumor APP memiliki gambaran histologis yang sangat pleomorfik dan disebut sebagai tumor campur kelenjar parotis.

Sumber : arsip sediaan bagian patologi anatomi fak. kedokteran/gigi unpad rumah sakit hasan sadikin bandung. 19

Page 20: Pleomorfik Adenoma (2)

Sumber : Ellis GL dan Auclair PL. Atlas of tumor pathology. 3rd series. Fasicles 17: Tumors of the salivary glands. Armed forces Institute Of Pathology. 1996. Washington D.C.

20

Page 21: Pleomorfik Adenoma (2)

Terapi

Perawatan tumor pleomorfic adenoma adalah dengan pembedahan dengan mengupayakan seluruh jaringan tumor terangkat. Jika pengambilan tumor tidak hati-hati dan meninggalkan sel tumor di dalam jaringan mesenkim glandula, maka dapat terjadi kekambuhan

Syafriadi, M : 2008 21

Page 22: Pleomorfik Adenoma (2)

• Parotidektomi totalmengenai kedua lobus kelenjar parotis

- Terapi pilihan APP rekuren disertai diseksi jaringan parut, dengan tetap memelihara keutuhan nervus fasialis

• Parotidektomi superfisialhanya mengenai lobus superfisial dari parotis.

Modul Kelenjar Ludah Parotis. Edisi I. 2008 22

Page 23: Pleomorfik Adenoma (2)

• Parotidektomi medialhanya mengenai lobus profunda dari kel. parotis

• Parotidektomi subtotalKelenjar yang diangkat kurang dari parotidektomi superfisial

Modul Kelenjar Ludah Parotis. Edisi I. 2008 23

Page 24: Pleomorfik Adenoma (2)

• Enukleasi- Pembukaan kapsul tumor diikuti dengan

pengelupasan atau aspirasi isinya- Pengangkatan tumor tanpa melakukan

pengangkatan terhadap kelenjar parotis jika tumor memungkinkan terangkat secara komplit pada tumor yang ukurannya kecil

Modul Kelenjar Ludah Parotis. Edisi I. 200824

Page 25: Pleomorfik Adenoma (2)

Prosedur radioterapi merupakan kontra-indikasi terapi APP primer, meskipun beberapa peneliti menemukan ia bermanfaat untuk APP rekuren yang selektif.

04/13/2023 25

Page 26: Pleomorfik Adenoma (2)

- Radioterapi diberikan pada kasus yang mengalami kekambuhan atau pada kasus pengangkatan adenoma pleomorfik yang dikhawatirkan tidak terangkat secara adekuat sehingga ditakutkan terjadinya kekambuhan.

- Prosedur radioterapi merupakan kontra-indikasi terapi APP primer bermanfaat untuk APP rekuren yang selektif.

Carroll WR, et all:2002 26

Page 27: Pleomorfik Adenoma (2)

Pasca operasi

27

Page 28: Pleomorfik Adenoma (2)

Penilaian fungsi motorik saraf fasialis

04/13/2023 28

Page 29: Pleomorfik Adenoma (2)

TERIMA KASIH

29

Page 30: Pleomorfik Adenoma (2)

Daftar pustaka

1. Carroll WR, Morgan CE, DMD, MD. Diseases of the Salivary Glands. In: Balanger editor. Otorhinolaryngology head and neck surgery. BL.Dekler, London; 2002. p.1441-54.

2. De Zinis LOR, Piccioni M, Antonelli AR, Nicolai P. Management and Prognostic Factors of Recurrent Pleomorphic Adenoma of Parotid Gland: Personal Experience and Review of the Literature. Eur Arch Otorhinolaryngolog 2008; 265: 447-452.

3. Eisele DW, Johns ME. Salivary Glan Neoplasms. In : Bailey BJ, Calhoun KH, editors. Head and Neck Surgery-Otolaryngology. 3rd ed vol 2. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins; 2001. p. 1279-97

4. Kolegium Ilmu THT- bedah Kepala dan Leher Indonesia. Modul Kelenjar Ludah Parotis. Edisi I. Jakarta. 2008.

30

Page 31: Pleomorfik Adenoma (2)

5. Spiro Ronald, Lim, Dennis. Malignant Tumor of Salivary Gland. Dalam: Springer, Surgical Oncology An Algorithmic Approach. Departement og General Surgey Rich Medical College. Chicago:2001;62-67

6. Perkembangan Sifat Borderline Malignancy Tumor Adenoma Pleomorfik Parotis oleh Ekspresi Berlebih rasP-21, c-erbB-2 dan P-53, Jurnal Kedokteran Gigi, FKG UNPAD, Vol. 15, No. 3, hal 261-4, Juli 2003

7. Syafriadi, M. 2008. Patologi Mulut Tumor Neoplastik dan Non Neoplastik Rongga Mulut. Yogyakarta : Andi Yogyakarta. 31-82.

04/13/2023 31