9
PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT – 2008 Materi : PLANKTON Kompetensi Setelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat; Melakukan pengambilan sampel sesuai prosedur standard pengambilan sampel plankton. Melakukan analisis laboratorium sesuai prosedur standard analisis plankton. Mengidentifikasi fitoplankton hingga taksa genus. Mengidentifikasi zooplankton hingga taksa ordo dan/atau kelas. Memahami beberapa hal mengenai plankton seperti mekanisme mengapung dan migrasi diurnal. Prosedur kerja Persiapan pengambilan sampel Sebelum kegiatan pengambilan sampel dilakukan hendaknya dipersiapkan segala perlengkapan dan bahan yang diperlukan, diantaranya adalah net plankton untuk fitoplankton dan zooplankton, sprayer, botol penampung, lembar data, label, GPS (Global Positioning System), hand salino-refractometer, thermometer, pipet tetes, formalin dan lugol. Prosedur pengambilan sampel Pengukuran parameter lingkungan Beberapa parameter lingkungan yang perlu diukur adalah suhu dan salinitas perairan dimana sampling plankton akan dilakukan. Posisi geografis dapat diketahui melalui GPS (Global Positioning System). Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan sampel plankton, yaitu waktu, musim, dan lokasi sampling. Pengambilan sampel fitoplankton Ukuran fitoplankton berkisar antara 2 mikron (nanoplankton) hingga 200 mikron (mikroplankton). Pengambilan sampel fitoplankton biasanya menggunakan net dengan mesh 30 mikron. Ukuran mesh yang kecil memungkinkan terjadinya clogging (penutupan mata jaring) oleh partikel (terutama bila perairan keruh) dan/atau plankton berukuran besar, sehingga akan lebih baik bila sampel diambil menggunakan water sampler atau pompa. Pengambilan sampel zooplankton Zooplankton dapat berukuran antara 20 mikron (mesoplankton) hingga 200 cm (megaplankton). Oleh karena itu, sangat sulit untuk mendapatkan semua zooplankton dalam semua kategori dan tidak ada jenis plankton net yang dapat mengoleksi semua jenis hewan

Plankton Petunjuk

Embed Size (px)

Citation preview

PETUNJUK PRAKTIKUM BIOLOGI LAUT – 2008 Materi : PLANKTON

KompetensiSetelah mengikuti praktikum ini, mahasiswa diharapkan dapat;

Melakukan pengambilan sampel sesuai prosedur standard pengambilan sampel plankton. Melakukan analisis laboratorium sesuai prosedur standard analisis plankton. Mengidentifikasi fitoplankton hingga taksa genus. Mengidentifikasi zooplankton hingga taksa ordo dan/atau kelas. Memahami beberapa hal mengenai plankton seperti mekanisme mengapung dan migrasi

diurnal.

Prosedur kerjaPersiapan pengambilan sampelSebelum kegiatan pengambilan sampel dilakukan hendaknya dipersiapkan segala perlengkapan dan bahan yang diperlukan, diantaranya adalah net plankton untuk fitoplankton dan zooplankton, sprayer, botol penampung, lembar data, label, GPS (Global Positioning System), hand salino-refractometer, thermometer, pipet tetes, formalin dan lugol.

Prosedur pengambilan sampelPengukuran parameter lingkungan

Beberapa parameter lingkungan yang perlu diukur adalah suhu dan salinitas perairan dimana sampling plankton akan dilakukan. Posisi geografis dapat diketahui melalui GPS (Global Positioning System). Selain itu, terdapat beberapa faktor lain yang perlu diperhatikan dalam proses pengambilan sampel plankton, yaitu waktu, musim, dan lokasi sampling.

Pengambilan sampel fitoplanktonUkuran fitoplankton berkisar antara 2 mikron (nanoplankton) hingga 200 mikron

(mikroplankton). Pengambilan sampel fitoplankton biasanya menggunakan net dengan mesh 30 mikron. Ukuran mesh yang kecil memungkinkan terjadinya clogging (penutupan mata jaring) oleh partikel (terutama bila perairan keruh) dan/atau plankton berukuran besar, sehingga akan lebih baik bila sampel diambil menggunakan water sampler atau pompa.

Pengambilan sampel zooplanktonZooplankton dapat berukuran antara 20 mikron (mesoplankton) hingga 200 cm

(megaplankton). Oleh karena itu, sangat sulit untuk mendapatkan semua zooplankton dalam semua kategori dan tidak ada jenis plankton net yang dapat mengoleksi semua jenis hewan planktonik. Plankton net untuk zooplankton biasanya memiliki mesh diatas 80 mikron. Plankton net yang dianjurkan untuk pengambilan sampel zooplankton adalah Norpac net, Indian Ocean Standard Net (IOSN), atau WP – 2 net (Working Party – 2). Untuk pengambilan sampel plankton dekat dasar perairan dapat digunakan net dengan bukaan mulut berbentuk persegi panjang (60 x 20 cm) dan panjang net 180 cm. Khusus untuk sampling zooplankton yang berada dekat dasar perairan, biasanya pada bagian bawah net dipasang semacam peluncur (sled) untuk menghindari kemungkinan net mengeruk substrat dasar. Khusus untuk perairan estuari dan pantai dengan kedalaman sekitar 5 m, pengambilan sampel secara subsurface dianggap sudah memadai. Sampling dilakukan dengan menarik net pada bagian sisi perahu dengan kecepatan ± 2 knot (± 3 km/jam) selama selang waktu tertentu, biasanya selama 10 menit.

Beberapa faktor yang berpengaruh dalam pengambilan sampel zooplankton adalah penghindaran plankton dari net, pelepasan plankton keluar dari net, dan clogging (mesh tertutup oleh plankton atau partikel lain). Zooplankton dapat menghindar dari kemungkinan tertangkap oleh net karena memiliki organ sensor fisiko-kimia yang dapat mendeteksi mangsa dan pemangsa. Bila

plankton telah masuk kedalam net, ada kemungkinan dapat keluar lagi, hal ini disebabkan oleh ukuran plankton dan atau perubahan bentuk net saat pengambilan sampel. Bila jarak penarikan net terlalu jauh, terdapat kemungkinan mesh akan tertutup oleh plankton atau partikel.

Pada perairan estuari dan pantai bersubstrat lumpur, pengambilan sampel dekat dasar perairan dapat mengakibatkan terjadinya turbulensi dan membuat net lebih cepat mengalami clogging. Untuk mengatasi hal ini, dapat digunakan pompa atau water sampler untuk mengambil air yang akan disaring.

Pengawetan sampelFitoplankton

Sifat fitoplankton yang sangat fragile (mudah rusak) menyebabkan proses pengawetan menjadi lebih sulit. Formalin tidak dianjurkan digunakan sebagai pengawet karena akan merusak sampel. Bila memungkinkan, segera setelah didapatkan, sampel fitoplankton diletakkan dalam box berisi es. Hal ini dilakukan untuk mendinginkan suhu sehingga metabolisme fitoplankton diharapkan terhenti. Peneliti di Pusat Penelitian Limnologi LIPI biasanya menggunakan pewarna lugol (5 tetes lugol tiap 20 ml sampel) sebagai pengawet untuk fitoplankton. Selain sebagai pengawet, lugol juga akan memberi warna pada sampel sehingga lebih mudah untuk dianalisis.

Zooplankton Sampel yang tersaring dalam net dimasukkan botol plastik bening bermulut lebar dengan

volume 200 – 500 ml. Selanjutnya diberi larutan pengawet berupa formaldehid (formalin) 5 atau 10% yang telah dinetralkan dengan boraks untuk mempertahankan pH agar tetap berada pada level netral.

Wadah yang digunakan sebagai penampung sampel diusahakan berupa botol plastik tembus pandang yang kuat. Botol sebaiknya berukuran diatas 100 ml dan bermulut lebar.

Analisis laboratoriumFitoplankton

Sampel fitoplankton dapat langsung diidentifikasi tanpa proses sorting terlebih dahulu. Sebanyak 1 ml sampel diteteskan kedalam sedgwick rafter atau counting chamber dan diamati dibawah mikroskop compound. Selanjutnya plankton diidentifikasi dan dihitung jumlahnya pada tiap kategori takson (untuk penelitian kuantitatif).

ZooplanktonSampel yang telah diperoleh sebaiknya segera di pilah-pilahkan (sorting) berdasarkan taksa-

taksa tertentu, seperti ordo atau kelas. Bila sampel yang didapat terlalu banyak, maka sampel dapat dibagi menjadi volume yang lebih kecil dengan menggunakan splitter.

Proses sorting dilakukan di laboratorium dengan menggunakan bantuan mikroskop stereo. Sampel dimasukkan kedalam cawan Petri dan di pilah dengan menggunakan pinset khusus untuk zooplankton. Selanjutnya tiap taxon dimasukkan kedalam botol sampel bening berukuran lebih kecil yang telah berisi larutan pengawet (5 % formalin yang telah dinetralkan dengan boraks). Sorting tahap kedua mutlak diperlukan bila sampel zooplankton yang ada akan dikelompokkan kedalam taksa yang lebih rendah, misalnya famili atau genus.

Penghitungan kepadatan fitoplankton dapat menggunakan satuan liter atau meter kubik (m 3) melalui persamaan berikut;

Dimana N = kelimpahan plankton per satu m3 airn = jumlah sel plankton yang dihitung dalam m tetesm = jumlah tetes contoh yang diperiksa s = volume sampel dengan pengawetnya (ml)a = volume tiap tetes sampelv = volume air tersaring (m3)

Volume air tersaring bila sampling dilakukan dengan teknik towing (menarik net) dapat dicari melalui persamaan berikut;

V = A x d

Dimana V = volume air tersaring (m3)A = luas mulut plankton net (π x r2) (m2)d = jarak penarikan plankton net (m)

Referensi

Akrimi dan G. Subroto. 2002. “Teknik Pengamatan Kualitas Air dan Plankton di Reservat Danau Arang-arang Jambi”. Buletin Teknik Pertanian 7 (2): 54 – 57.

Hutabarat, S. and S.M Evans. 1986. Kunci Identifikasi Zooplankton. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Nishida, S., S. Sawamoto, J. Nishikawa, S. Ohtsuka, N. Iwasaki, T. Kikuchi, H. Sekiguchi, M. Terazaki, T. Toda, and W.L. Campos. 2007. “Identification Manual for Southeast Asian Coastal Zooplankton”. Manual of LIPI – JSPS Training Course on Methods of Zooplankton Ecology and Identification. Cibinong, October 25th – 31st, 2007.

Nybakken, J.W. 1997. Marine Biology: An Ecological Approach, Fourth Edition. Addison-Wesley Educational Publishers Inc.

Omori, M. and T. Ikeda. 1984. Methods In Marine Zooplankton Ecology. New York: John Wiley and Sons.

Romimohtarto, Kasijan. 1998. Plankton Larva Hewan Laut. Jakarta: Yayasan Laut Biru.Romimohtarto, K. dan S. Juwana. 2001. Biologi Laut: Ilmu Pengetahuan tentang Biota Laut. Jakarta:

Penerbit Djambatan.Romimohtarto, Kasijan. 2004. Meroplankton Laut. Jakarta: Penerbit Djambatan.Young, C.M. 2002. Atlas of Marine Invertebrate Larvae. New York: Academic Press.

Lampiran 1Beberapa genus fitoplankton yang umum dijumpai di perairan estuari dan pantai

Coscinodiscus sp Ceratium sp Ceratium sp Rhizosolenia sp

Chaetoceros sp Pleurosigma sp Triceratium sp

Lampiran 2Beberapa taksa zooplankton yang umum ditemukan di perairan estuari dan pantai

Thalassionema nitzschioides

Thalassionema bacillare

Volvox sp

Larva Nauplius Copepoda famili Pontellidae

Larva Nauplius Udang famili Penaeidae

Larva Nauplius Cirripedia

Macrosetella sp

AcaridLarva Veliger Gastropoda

Larva Polychaeta famili SpionidaeNematoda Foraminifera Brachionus sp Brachionus sp

Larva Nauplii Copepoda famili Eucalanidae

Oscillatoria sp

Ulothrix sp

Larva Veliger Bivalvia Tintinnopsis sp Mysidacea

Copepoda famili Acartiidae Copepoda famili Centropagidae Copepoda famili Oithonidae

Copepoda famili Ectinosomatidae Copepoda ordo Monstrilloida Copepoda ordo Monstrilloida