97
UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR TRADISIONAL KLATEN Skripsi Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Farmasi Program Studi Farmasi Disusun oleh : Maria Dora Cahya Saphhira NIM : 128114059 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2015 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

  • Upload
    others

  • View
    15

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG

TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI

PASAR TRADISIONAL KLATEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Farmasi

Program Studi Farmasi

Disusun oleh :

Maria Dora Cahya Saphhira

NIM : 128114059

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

i

UJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG

TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI

PASAR TRADISIONAL KLATEN

Skripsi

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana S-1 Farmasi

Program Studi Farmasi

Disusun oleh :

Maria Dora Cahya Saphhira

NIM : 128114059

FAKULTAS FARMASI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2015

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

ii

Persetujuan Pembimbing

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

iii

Pengesahan Skripsi Berjudul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Matius 7 : 7-8 Mintalah maka akan diberikan kepadamu; carilah,

maka kamu akan mendapatkan; ketoklah maka pintu akan dibukakan bagimu.

Kupersembahkan karyaku ini teruntuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Santa Pelindungku Maria

Ayah, Ibuku tercinta atas doa, cinta, kasih dan semangatnya

Eyangku tercinta yang sangat menginspirasi hidupku

Kedua adikku tersayang Edo dan Mimi

Sahabat-sahabatku yang selalu memberi dukungan dan semangat

Dika yang selalu memberikan semangat dan saran yang membangun

Dan semua orang yang telah di hadirkan Tuhan dalam hidupku

Terimakasih atas segala doa, bimbingan, semangat, dukungan,

kepercayaan, serta waktu yang kalian berikan selama ini kepadaku

untuk menyelesaikan karya ini.

Tuhan Yang Maha Memungkinkan,

Jadikanlah aku salah satu jiwa

Yang Kau cintai dan Kau sukseskan semuda mungkin

Yang menjadi pembahagia kehidupan

Ibu dan Ayahku

Amin

-MT-

Dengan penuh rasa syukur dan terimakasih

Maria Dora Cahya Sapphira

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

v

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

vi

PRAKATA

Segala Puji dan Syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang

Maha Kuasa atas curahan berkat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi yang berjudul “Uji Angka Kapang/Khamir (AKK)

dan Angka Lempeng Total (ALT) dalam Jamu Gendong Temulawak di

Pasar Tradisional Klaten” dengan baik. Penulisan skripsi ini dimaksudkan

untuk memenuhi salah satu syarat dalam memperoleh gelar Sarjana

Farmasi di Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini bukanlah

hal yang mudah sehingga banyak kendala yang dihadapi. Dengan segala

berkat, tuntunan, nasihat, dan saran yang membangun dari berbagai pihak

maka skripsi ini dapat terselesaikan.

Penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Aris Widayati, M.Si., Ph.D., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi

Universitas Sanata Dharma

2. Dr. Erna Tri Wulandari, M.Si.,Apt. selaku dosen pembimbing yang telah

meberikan bimbingan, arahan serta memberikan saran kepada penulis

dalam menyeleaikan skripsi ini

3. Yohanes Dwiatmaka, M.Si. selaku dosen penguji atas kritik dan saran

yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik

4. Damiana Sapta Candrasari, S.Si., M.Sc. selaku dosen penguji atas kritik

dan saran yang telah diberikan sehingga skripsi ini menjadi lebih baik

5. Keluargaku tercinta atas curahan doa, semangat, dukungan dalam

penulisan skripsi ini.

6. Sahabat-sahabatku angkatan 2012, khususnya : Anna, Naya, Meylisa,

Cindy, Dita, Angga, Ella, Aris atas semangat, doa, dukungan dan

kebersamaannya dalam suka dan duka selama ini.

7. Seluruh staf dan karyawan Balai Laboratorium Kesehatan Daerah

Istimewa Yogyakarta atas bantuan dan kerjasamanya dalam

menyelesaikan skripsi ini.

8. Sekretariat Fakultas Farmasi yang telah membantu segala keperluan dalam

menyeleaikan skripsi ini

9. Ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam

penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa penulis sebutkan satu per satu

Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini maih jauh dari

sempurna. Penulis menerima segala kritik dan saran yang membangun

demi penyempurnaan penulisan dikemudian hari. Akhir kata semoga

Tugas Akhir ini memberi dan menambah informasi yang bermanfaat bagi

kita semua terutama kepada para pembaca.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

vii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

viii

INTISARI

Jamu temulawak merupakan jamu yang biasa digunakan oleh

masyarakat untuk melancarkan haid, melancarkan produksi Air Susu Ibu

(ASI), menambah nafsu makan, dan mengatasi pegal linu. Adanya Angka

Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total (ALT) yang melebihi

batas yang ditentukan oleh BPOM RI 2014 akan membahayakan

kesehatan masyarakat yang mengkonsumsinya.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai AKK dan ALT

dalam jamu gendong temulawak yang diproduksi oleh pedagang jamu

gendong di pasar tradisional Klaten.

Penelitian ini merupakan penelitian non-eksperimental dengan

rancangan deskripstif komparatif. Penelitian yang dilakukan meliputi

penentuan dan pemilihan tempat pengambilan sampel, pengambilan

sampel jamu temulawak, pengujian AKK, pengujian ALT serta analisis

hasil.

Hasil pengujian yang dilakukan pada sampel jamu temulawak dari

pedagang jamu gendong di pasar tradisional Klaten diperoleh nilai AKK

<10 koloni/mL. Dan nilai ALT yang didapatkan adalah <10 koloni/mL

sampai dengan 4,3 x 102 koloni/mL.

Kata kunci : jamu temulawak, AKK, ALT

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

ix

ABSTRACT

Jamu temulawak is an herb commonly used by peopleto expedite

the launch period, the production of breast milk, increase appetite, and to

overcome stiff. The existence of the Number of Mold/ Yeast, Total Plate

Count exceeding the limit specified by BPOM RI 2014 would endanger

the health of the people who consume them.

The purpose of the research were to determine the Number of

Mold/ Yeast and Total Plate Count in jamu temulawak thatproducedby

traders in traditional markets in Klaten.

This research was non-experimental research with the framework

of descriptive comparative. Research was conducted on the determination

and selection of the sampling, sampling of jamu temulawak, testing of the

Number of Mold/ Yeast, testing of Total Plate Count and analyisis of

result.

Result of test perfomed on jamu temulawak that produced by

traders in traditional market in Klaten Number of Mold/ Yeast values as

<10 colony/mL and Total Plate Count values as <10 colony/mL up to 4.3 x

102 colony/mL.

Keyword : jamu temulawak, Number of Mold/ Yeast, Total Plate Count

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

x

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .............................................................. ......... i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................. .. ................ ii

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................ iii

HALAMAN PERSEMBAHAN...................................................... iv

LEMBAR PUBLIKASI ................................................................... v

PRAKATA ...................................................................................... vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ......................................... vii

INTISARI ....................................................................................... viii

ABSTRACT ..................................................................................... ix

DAFTAR ISI .................................................................................... x

DAFTAR TABEL .......................................................................... . xii

DAFTAR LAMPIRAN ................................................................... xiii

BAB I PENDAHULUAN ................................................................. 1

A. Latar Belakang ............................................................................ 1

1. Permasalahan ........................................................................ 5

2. Manfaat penelitian ................................................................ 5

3. Keaslian penelitian ................................................................ 6

B. Tujuan Penelitian ....................................................................... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................... 8

A. Jamu ................................................................................................... 8

B. Cara pembuatan obat tradisional yang baik ................................ 10

C. Jamu gendong ............................................................................. 12

D. Jamu temulawak .......................................................................... 16

E. Angka Kapang/Khamir ............................................................... 17

F. Angka Lempeng Total................................................................. 22

G. Media .......................................................................................... 25

H. Landasan teori ............................................................................ 27

I. Hipotesis ..................................................................................... 29

BAB III METODOLOGI PENELITIAN.......................................... 30

A. Jenis dan rancangan penelitian ................................................... 30

B. Variabel dan Definisi Operasional .............................................. 30

a. Variabel Utama .................................................................... 30

b. Variabel Pengacau ................................................................ 30

c. Definisi Operasional ............................................................. 31

C. Bahan penelitian ......................................................................... 32

D. Alat penelitian ............................................................................ 32

E. Tata cara penelitian ..................................................................... 33

1. Pemilihan Sampel................................................................... 33

2. Penanganan Wadah/ Kemasan Penyiapan Sampel .............. 33

3. Tahap Pra-Pengkayaan ......................................................... 33

4. Uji Angka Kapang Khamir ................................................... 34

5. Uji Angka Lempeng Total .................................................... 35

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

xi

F. Analisis hasil .............................................................................. 37

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................... 43

1. Penentuan tempat dan pemilihan sampel ................................... 43

2. Pengambilan sampel jamu temulawak ....................................... 44

3. Sterilisasi media, alat dan ruangan ............................................. 45

4. Homogenisasi dan pengenceran sampel ..................................... 48

5. Uji angka kapang/khamir ........................................................... 50

6. Uji angka lempeng total ............................................................. 56

BAB V PENUTUP ............................................................................ 60

1. Kesimpulan ................................................................................ 60

2. Saran ........................................................................................... 60

DAFTAR PUSTAKA ...................................................................... 61

LAMPIRAN ..................................................................................... 64

BIOGRAFI PENULIS ..................................................................... 83

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

xii

DAFTAR TABEL

TABEL I. Petunjuk perhitungan Total Plate Count (TPC)............................. 41

TABEL II. Angka Kapang Khamir (AKK) jamu temulawak ..................... 54

TABEL III. Angka Lempeng Total (ALT) jamu temulawak ....................... 58

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1. Surat Ijin Penelitian di LABKES ...................... 65

LAMPIRAN 2. Nilai AKK Pedagang 1 (sampel A) ....................... 66

LAMPIRAN 3. Nilai AKK Pedagang 2 (sampel B) ....................... 67

LAMPIRAN 4. Nilai AKK Pedagang 3 (sampel C) .................. 68

LAMPIRAN 5. Nilai ALT Pedagang 1 (sampel A) .................... 69

LAMPIRAN 6. Nilai ALT Pedagang 2 (sampel B) ........................ 71

LAMPIRAN 7. Nilai ALT Pedagang 3 (sampel C) ........................ 73

LAMPIRAN 8. Pengambilan sampel jamu temulawak .................. 75

LAMPIRAN 9. Uji AKK Pedagang 1 (sampel A) .......................... 76

LAMPIRAN 10. Uji AKK Pedagang 2 (sampel B) .......................... 77

LAMPIRAN 11. Uji AKK Pedagang 3 (sampel C) ........................... 78

LAMPIRAN 12. Uji ALT Pedagang 1 (sampel A) .......................... 79

LAMPIRAN 13. Uji ALT Pedagang 2 (sampel B) ............................ 80

LAMPIRAN 14. Uji ALT Pedagang 3 (sampel C) ............................ 81

LAMPIRAN 15. Kontrol Media dan Kontrol Negatif ...................... 82

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Indonesia merupakan salah satu negara yang mempunyai sumber daya

alam yang potensial, salah satunya adalah tanaman obat. Tanaman obat baik

berupa tanaman segar tunggal maupun campuran ataupun yang sudah diracik

sedemikian rupa dikenal sebagai obat tradisional atau jamu, dan dapat digunakan

untuk menyembuhkan suatu penyakit (Nugroho, 1995).

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang semakin modern

pada zaman sekarang tidak mengurangi penggunaan obat tradisional oleh

masyarakat di negara-negara berkembang terutama Indonesia (Latief, 2012). Obat

bahan alam yang lebih dikenal dengan obat tradisional adalah bahan atau ramuan

bahan yang berupa bahan tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sari

atau galenik, atau campuran dari bahan tersebut, yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman. Sebagian besar produk

obat tradisional yang terdaftar di Badan POM RI adalah kelompok jamu, dimana

khasiat dan keamanannya hanya didasarkan pada penggunaan empiris secara

turun-temurun (Wasito, 2011).

Menurut PERMENKES RI No. 003/ MENKES/PER/I/2010, Jamu adalah

obat tradisional Indonesia. Jamu harus memenuhi kriteria aman sesuai dengan

peryaratan yang khusus untuk itu, klaim khasiat dibuktikan berdasarkan data

empiris yang ada, dan memenuhi persyaratan mutu khusus untuk itu (Depkes RI,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

2

2011). Dalam Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan No:

Hk.00.05.4.2411 tahun 2004 tentang Pengelompokan dan Penandaan Obat Bahan

Alam Indonesia antara lain dalam pasal 2 disebutkan bahwa jamu harus

memenuhi kriteria : aman sesuai persyaratan yang ditetapkan ; klaim khasiat

dibuktikan berdasarkan data empiris, dan memenuhi persyaratan mutu yang

berlaku. Obat tradisional buatan penjual jamu atau lebih dikenal dengan sebutan

jamu gendong termasuk dalam kategori jamu buatan sendiri ini banyak digemari

oleh masyarakat Indonesia khususnya di Pulau Jawa (Supardi dkk, 2011).

Usaha jamu racikan dan usaha jamu gendong merupakan usaha yang tidak

wajib memiliki ijin edar, oleh karena itu jaminan keamanan dan mutu kualitas

jamu masih rendah. Salah satu parameter dari jaminan keamanan dan mutu dari

jamu yang diatur dalam BPOM RI adalah tidak boleh mengandung mikroba

patogen. Angka Kapang/ Khamir (AKK) tidak boleh lebih dari 103dan Angka

Lempeng Total (ALT) tidak boleh lebih dari 104. Mikroba patogen yang

dimaksud adalah semua mikroba yang dapat menyebabkan orang menjadi sakit

apabila kemasukan mikroba tersebut. Obat tradisional untuk penggunaan secara

oral perlu diwaspadai adanya mikroba seperti : Salmonella, Shigella, Escherichia

coli, Staphylococcus aureus, dan Pseudomonas aeruginosa (BPOM RI, 2014).

Uji AKK adalah uji yang digunakan untuk menghitung jumlah kapang/

khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng yang sesuai dan

diinkubasikan pada suhu 20-25°𝐶. Tujuan uji AKK adalah sebagai jaminan bahwa

sediaan jamu tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan

karena akan berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

3

bagi kesehatan (Depkes RI, 2000). Aflatoksin merupakan salah satu jenis

mikotoksin yang sangat poten yang dihasilkan dari metabolit sekunder kapang

Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus. Keberadaan toksin ini dipengaruhi

oleh faktor cuaca, terutama suhu dan kelembaban. Pada kondisi suhu dan

kelembaban yang sesuai Aspergillus flavus dan Aspergillus parasiticus dapat

tumbuh kemudian akan menghasilkan aflatoksin (Depkes RI, 2000). Aflatoksin

ini dapat mencemari bahan makanan yang nantinya dapat terkonsumsi oleh

manusia. Penyakit yang disebabkan karena mengkonsumsi aflatoksin disebut

dengan aflatoksis. Apabila aflatoksis ini berkelanjutan maka muncul sindrom

penyakit yang ditandai dengan muntah, nyeri perut, edema paru, kejang, koma

dan kematian akibat edema otak serta perlemakan hati, ginjal dan jantung (Yenny,

2006). Uji ALT adalah uji yang digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri

yang tumbuh dan berkembang pada sampel dan juga sebagai acuan untuk

menentukan kualitas keamanan dari jamu gendong (BPOM RI, 2012).

Di dalam berbagai jenis jamu ada salah satu jamu yang diminati oleh

berbagai kalangan masyarakat terutama masyarakat Pulau Jawa yaitu Jamu

Temulawak. Peranan temulawak diketahui pemanfaatannya sudah sejak dulu

hingga sekarang berdasarkan pengalaman turun temurun. Umumnya temulawak

terutama bagian rimpangnya dijadikan sebagai salah satu bahan ramuan untuk

membuat jamu tradisional. Jamu temulawak ini diyakini dapat mengatasi pegal

linu, rhematik, rasa lelah, diare, wasir, disentri, pembengkakan akibat infeksi,

cacar, jerawat, eksim, sakit kuning, sembelit, kurang nafsu makan, radang

lambung, kejang kejang, kencing darah, kurang darah dan ayan (Rostiana, 2005).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

4

Secara umum manfaat temulawak ditinjau dari efek farmakologisnya

adalah sebagai anti-inflamasi (anti-peradangan) dimana melalui aktivitas anti-

inflamasinya temulawak efektif untuk mengobati penyakit radang sendi, rematik

atau artritis rematik. Melalui aktivitas hipokolesterolemiknya, temulawak dapat

menurunkan kadar kolesterol total dan mempunyai indikasi meningkatkan kadar

lipoprotein densitas tinggi (HDL) kolesterol juga mampu untuk menghambat

edema (pembengkakan), meningkatkan produksi dan sekresi empedu serta sebagai

antimikroba (antibiotik) serta mempunyai sifat fungistatik atau anti-jamur

terhadap beberapa jamur golongan dermatophyta. Selain bersifat fungistatik,

temulawak juga bersifat bakteriostatik atau anti-bakteri pada mikroba jenis

staphyllococcus dan salmonella (Said, 2007).

Pemilihan Pasar Tradisional di Klaten dikarenakan pasar tersebut

merupakan pasar terbesar di Kota Klaten, di pasar tersebut juga terdapat pedagang

jamu tradisonal terbanyak dibanding pasar lainnya di Klaten dan juga karena di

pasar tersebut merupakan pusat penjualan bahan-bahan untuk pembuatan jamu

gendong seperti rimpang segar, simplisia kering, dan juga serbuk simplisia.

Pedagang jamu yang berada disana merupakan pedagang jamu yang telah

menetap untuk berjualan di Pasar Tradisional Klaten. Para pedagang jamu mulai

menjajakan jamu gendong tersebut mulai pukul 06.00 WIB hingga jamu tersebut

habis. Jamu yang dijual antara lain jamu temulawak, jamu uyup-uyup, jamu beras

kencur, jamu kunir asem, jamu paitan serta jamu sari rapet. Proses pembuatan

jamu temulawak masih dilakukan dengan cara tradisional yaitu dengan

membersihkan bahan baku dengan cara dicuci, dihaluskan dengan cara diparut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

5

lalu direbus. Waktu penyimpanan yang lama dan proses pembuatan yang sangat

sederhana ini memungkinkan adanya cemaran mikroba dalam sediaan jamu yang

dijual.

Adanya cemaran mikroorganisme tersebut dapat menyebabkan penurunan

kualitas dan keamanan jamu temulawak. Usaha jamu gendong merupakan usaha

jamu tanpa adanya izin edar sehingga kualitas dan keamanan jamu gendong yaitu

jamu temulawak tersebut belum terjamin. Hal tersebutlah yang mendorong

peneliti untuk melakukan uji cemaran mikroorganisme meliputi uji angka

kapang/khamir dan angka lempeng total dalam jamu temulawak yang diproduksi

oleh para penjual jamu gendong sehingga dapat menjamin kualitas dan keamanan

dari jamu tersebut untuk dikonsumsi oleh masyarakat.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai AKK dan ALT dalam jamu

temulawak dari penjual jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

Penelitian ini juga diharapkan dapat membantu masyarakat untuk lebih

memperhatikan keamanan dan kualitas produk jamu, khususnya dari cemaran

mikrobiologis yang meliputi AKK serta ALT.

1. Permasalahan

a. Berapa AKK jamu temulawak yang diproduksi oleh pedagang jamu

gendong di Pasar Tradisional Klaten?

b. Berapa ALT jamu temulawak yang diproduksi oleh pedagang jamu

gendong di Pasar Tradisional Klaten?

2. Manfaat Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

6

a. Manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan data

mengenai AKK dan ALT pada jamu temulawak yang diproduksi oleh

pedagang jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten.

b. Manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan

informasi tentang keamanan dan kualitas jamu temulawak yang dijual

oleh pedagang jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten dilihat dari

AKK dan ALT sehingga kesehatan masyarakat lebih terjamin serta

memberikan informasi pada pedagang jamu untuk lebih

memperhatikan kebersihan dalam membuat jamu.

3. Keaslian Penelitian

Sejauh penelusuran pustaka oleh penulis, belum ada publikasi mengenai

uji AKK dan ALT dalam sediaan jamu gendong temulawak yang

diproduksi oleh penjual jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

7

B. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui keamanan dan kualitas

berdasarkan AKK serta ALT dalam sediaan jamu gendong temulawak

yang diproduksi oleh penjual jamu gendong di Pasar Tradisional

Klaten.

2. Tujuan Khusus

Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui:

a. Angka Kapang/Khamir jamu temulawak yang diproduksi oleh

penjual jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten.

b. Angka Lempeng Total jamu temulawak yang diproduksi oleh

penjual jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Jamu

Obat Tradisional adalah bahan atau ramuan bahan yang berupa bahan

tumbuhan, bahan hewan, bahan mineral, sediaan sarian (galenik) atau campuran

bahan tersebut yang secara turun temurun telah digunakan sebagai pengobatan

dan dapat diterapkan sesuai dengan norma yang berlaku pada masyarakat (Depkes

RI, 2012).Obat tradisional telah lama dikenal dan dimanfaatkan oleh masyarakat

dalam menjaga kesehatan dan mengobati penyakit yang diderita. Masyarakat

memiliki kecenderungan untuk kembali ke alam dengan memanfaatkan tanaman

obat, karena obat sintesis dirasakan terlalu mahal dan efek samping yang cukup

besar sehingga konsumsi obat tradisional di Indonesia cenderung semakin

meningkat dari tahun ke tahun (Wasito, 2011).

Obat tradisional yang terbukti berkhasiat perlu dimanfaatkan dan

ditingkatkan kualitasnya sehingga bisa dikembangkan dan dapat memberikan

manfaat yang besar bagi masyarakat. Obat tradisional yang terbukti secara ilmiah

berkhasiat dan memiliki mutu yang tinggi dan aman, perlu diupayakan untuk

digunakan dalam pelayanan kesehatan formal (Wasito, 2011).

Menurut peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM)

Indonesia, obat bahan alam di Indonesia yang lebih dikenal dengan obat

tradisional dikelompokkan menjadi tiga golongan yakni jamu, obat herbal

terstandar dan fitofarmaka. Jamu adalah ramuan dari bahan hewan, bahan mineral,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

9

sediaan galenik atau campuran bahan tersebut yang secara turun temurun telah

digunakan untuk pengobatan berdasarkan pengalaman (Wasito, 2011).

Menurut data riset kesehatan dasar tahun 2010 sekitar 59,12 % penduduk

Indonesia pernah mengkonsumsi jamu sebagai terapi alternatif dan sebagai upaya

untuk memelihara kesehatan. Dan 95% dari jumlah tersebut mengakui manfaat

ramuan tradisional untuk kesehatan. Jenis tanaman obat yang paling banyak

diolah menjadi ramuan antara lain jahe (50,36%), kencur (48%), temulawak

(39%), meniran (13%) serta pace (11%) (Kemenkes RI, 2010).

Konsumsi jamu sebagai upaya pengobatan telah dikenal luas dan

dimanfaatkan oleh masyarakat untuk tujuan mengobati penyakit ringan dan

mencegah datangnya penyakit serta untuk tujuan kecantikan (Supardi, Herman,

Yuniar, 2010). Jamu biasanya disajikan dalam bentuk seduhan, rajangan dan

cairan yang berisi seluruh bahan tanaman yang menjadi penyusun jamu tersebut.

Jamu masih banyak dipakai dalam pembuatannya berasal dari bahan herbal dan

harganya cukup terjangkau. Jamu gendong yang terdapat di pasar-pasar

tradisional kurang mendapatkan perhatian mengenai proses pembuatan dan

penyimpanannya sehingga tidak ada jaminan mutu dan keamanan dari sediaan

jamu tersebut (Wasito, 2011).

Jamu termasuk cairan obat dalam sehingga jamu merupakan obat

tradisional yang tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi

cukup dengan bukti empiris (Suharmiati, 2002).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

10

Menurut persyaratan obat tradisional yang meliputi keseragaman volume,

angka kapang khamir, angka lempeng total, mikroba patogen, aflatoksin, bahan

tambahan cairan obat dalam seperti pengawet, pewarna, wadah dan penyimpanan.

Angka kapang khamir tidak boleh lebih dari 103 dan angka lempeng total tidak

boleh lebih dari 104. Mikroba patogen harus mempunyai nilai negatif. Cairan obat

dalam tidak boleh mengandung mikroba patogen karena mikroba ini sangat

berbahaya karena menyebabkan infeksi penyakit. Persyaratan obat tradisional

yang baik bertujuan untuk melindungi konsumen dan menjaga mutu serta kualitas

dari obat tradisional tersebut (BPOM, 2012).

A. Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB)

Dalam membuat obat tradisional sebaiknya berpedoman pada Cara

Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) untuk memperoleh obat

tradisional yang berkualitas dan aman bagi konsumen. Petunjuk operasional

CPOTB mengatur tentang pembuatan segala macam obat tradisional, salah

satunya jamu. CPOTB menekankan aspek-aspek penting dalam pembuatan obat

tradisional yaitu faktor pembuatan jamu, bahan baku jamu, tempat pengolahan

serta proses pengemasan (BPOM, 2005).

Obat tradisional merupakan produk yang dibuat dari bahan alam yang

jenis dan sifat kandungannya sangat beragam sehingga untuk menjamin mutu obat

tradisional diperlukan cara pembuatan yang baik dengan lebih memperhatikan

proses produksi dan penanganan bahan baku.

Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh

aspek yang menyangkut pembuatan obat tradisional yang bertujuan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

11

menjamin agar produk yang dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu

yang telah ditentukan sesuai dengan tujuan penggunaannya. Tujuan dari CPOTB

ini adalah untuk melindungi masyarakat terhadap hal-hal merugikan dari

penggunaan obat tradisional yang tidak memenuhi persyaratan mutu (BPOM,

2005).

CPOTB wajib diterapkan oleh industri obat tradisional yang memiliki ijin

edar. Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007

tahun 2012 tentang Registrasi Obat Tradisional pasal 4 ayat 1 disebutkan bahwa

obat tradisional yang dibuat oleh usaha jamu gendong tidak memerlukan izin edar.

Usaha jamu gendong dan jamu racikan memang tidak diwajibkan untuk

menerapkan CPOTB namun, CPOTB dapat menjadi acuan dalam proses

pembuatan produk jamu sehingga kualitas mutu tetap terjamin dan aman untuk

dikonsumsi. Usaha jamu gendong dan jamu racik tidak memerlukan ijin edar

karena lingkup distribusinya yang kecil sehingga pengawasannya dianggap mudah

(Depkes, 2012).

Menurut BPOM RI Nomor : HK.00.05.4.1380 ; Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik (CPOTB) meliputi seluruh aspek yang menyangkut

pembuatan obat tradisional, yang bertujuan untuk menjamin agar produk yang

dihasilkan senantiasa memenuhi persyaratan mutu yang telah ditentukan sesuai

dengan tujuan penggunaannya. Mutu produk tergantung dari bahan awal, proses

produksi dan pengawasan mutu, bangunan, peralatan dan personalia yang

menangani. Penerapan CPOTB merupakan persyaratan kelayakan dasar untuk

menerapkan sistem jaminan mutu yang diakui dunia internasional. Untuk itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

12

sistem mutu hendaklah dibangun, dimantapkan dan diterapkan sehingga kebijakan

yang ditetapkan dan tujuan yang diinginkan dapat dicapai. Dengan demikian

penerapan CPOTB merupakan nilai tambah bagi produk obat tradisional

Indonesia agar dapat bersaing dengan produk sejenis dari negara lain baik di pasar

dalam negeri maupun internasional.

B. Jamu Gendong

Menurut Surat Keputusan Menteri Kesehatan RI nomor

246/Menkes/Per/V/1990 tentang izin usaha industri obat tradisional yang

dimaksud dengan jamu gendong adalah usaha peracikan, pencampuran,

pengolahan dan pengedaran obat tradisional dalam bentuk cairan, pilis, tapel, atau

parem, tanpa penandaan dan atau merek dagang serta dijajakan untuk langsung

digunakan.

Menurut Suharmiati (2003), dinyatakan bahwa pada dasarnya jamu

gendong adalah obat tradisional yang didasarkan pada pengalaman secara turun

temurun, baik secara lisan maupun tertulis. Resep yang digunakan tidak secara

khusus dipelajari tetapi hanya berdasarkan pengetahuan dan keterampilan yang

diwariskan nenek moyang. Sebagian masyarakat menganggap jamu gendong

sebagai jamu sehat, sehingga pemanfaatannya tidak terbatas dalam arti tidak

mengenal usia, jenis kelamin dan kondisi kesehatan. Berdasarkan kenyataan

tersebut, sampai saat ini jamu gendong oleh masyarakat digunakan untuk menjaga

kesehatan, penyegar badan dan perawatan tubuh. Jamu gendong tidak

memerlukan izin produksi namun tetap harus memenuhi standar yang dibutuhkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

13

yaitu jenis tanaman, kebersihan bahan baku, peralatan yang digunakan, pengemas

dan personalia yang terlibat dalam pembuatan obat tradisional.

Masyarakat Indonesia tentu tidak asing lagi dengan temulawak . Tanaman

obat ini merupakan salah satu tumbuhan asli Indonesia dengan khasiat pengobatan

cukup mujarab. Tanaman yang termasuk kedalam jenis temu-temuan ini sudah

sejak lama dijadikan sebagai bahan ramuan obat tradisional (Suharmiati, 2003).

Banyak hal yang perlu diperhatikan dalam mengolah jamu gendong mulai

dari memilih bahan baku, membersihkan, menakar, melumatkan, menyaring dan

memasukkan ke wadah setelah jamu gendong siap. Setiap tahapan proses tersebut

berisiko terhadap terjadinya pencemaran mikrobiologi. Dalam buku Suharmiati

(2003) hal-hal yang perlu diperhatikan dalam persiapan, pengolahan dan

penggunaan yaitu:

1. Bahan baku yang digunakan adalah bahan yang masih segar (tidak

rusak, tidak busuk atau tidak berjamur) dan dicuci sebelum digunakan.

Dapat pula menggunakan bahan yang sudah dikeringkan dengan

memilih bahan yang tidak berjamur, tidak dimakan serangga dan

sebelum digunakan dicuci dahulu. Pembuat jamu gendong harus dapat

mengidentifikasi bahan baku agar tidak tertukar dengan bahan yang

mirip atau tercampur dengan bahan lain. Penanganan bahan baku

meliputi pemilihan bahan baku (sortasi), pencucian dan penyimpanan

jika diperlukan. Sortasi dilakukan untuk membuang bahan lain yang

tidak berguna seperti rumput, kotoran binatang dan bahan-bahan yang

telah membusuk yang dapat mempengaruhi mutu jamu gendong.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

14

Bahan baku sebelum digunakan harus dicuci dengan air dari sumber

yang bersih agar terbebas dari tanah dan kotoran.

2. Kualitas air yang digunakan untuk mencuci dan membuat jamu

gendong harus diperhatikan karena air merupakan bahan baku utama

selain tanaman berkhasiat. Air yang digunakan untuk membuat ramuan

adalah air bersih dan matang. Sesuai dengan ketentuan badan dunia

(WHO) maupun badan setempat (Departemen Kesehatan) serta

ketentuan/ peraturan laun yang berlaku seperti APHA (American

Public Health Association atau Asosiassi Kesehatan Masyarakat AS),

layak tidaknya air untuk kehidupan manusia ditentukan berdasarkan

persyaratan kualitas secara fisik, secara kimia dan secara biologis.

Parameter fisik yang harus dipenuhi pada air minum yaitu harus jernih,

tidak berbau, tidak berasa dan tidak berwarna. Suhunya sebaiknya

sejuk dan tidak panas. Dari aspek kimiawi, bahan air minum tidak

boleh mengandung partikel terlarut dalam jumlah tinggi serta logam

berat (Hg, Ni, Pb, Zn dan Ag) atau zat beracun seperti senyawa

hidrokarbon dan detergen. Dari parameter mikrobiologi tidak boleh

ditemui adanya bakteri patogen (Escherichia colli, Clostridium

perfringens dan Salmonella). Kandungan Chemical Oxygen Demand

(COD) air minum golongan B maksimum adalah 12 mg/l. COD adalah

suatu uji yang menentukan jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh

bahan oksidan untuk mengoksidasi bahanbahan organik yang terdapat

dalam air. Kandungan Biochemical Oxygen Demand (BOD) dalam air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

15

bersih maksimum adalah 6 mg/l. BOD adalah jumlah zat terlarut yang

dibutuhkan oleh organisme hidup untuk memecah bahan-bahan

buangan di dalam air.

3. Peralatan yang digunakan untuk merebus obat tradisional sebaiknya

panci yang dilapisi email atau periuk (kuali) dari tanah liat. Hal yang

perlu diperhatikan mengenai wadah dan peralatan untuk pembuatan

jamu gendong adalah peralatan harus dibersihkan dahulu sebelum

digunakan, peralatan yang terbuat dari kayu (misalnya telenan,

sendok/pengaduk dan lain-lain) atau yang terbuat dari tanah liat atau

batu (misalnya ulek-ulek dan lumpang) harus dicuci dengan sabun.

Botol yang digunakan untuk tempat jamu yang siap dipasarkan,

sebelum diisi dengan jamu harus disterilkan terlebih dahulu dengan

direndam dan dicuci menggunakan sabun baik bagian dalam maupun

luarnya. Setelah dibilas sampai bersih dan tidak berbau, botol

ditiriskan sampai kering, selanjutnya botol direbus dengan air

mendidih selama kurang lebih 20 menit.

4. Pengolahan, sebelum mengolah jamu harus mencuci tangan terlebih

dahulu, menyiapkan bahan baku yang telah dipilih dan meletakkan

ramuan di tempat yang bersih. Cara pembuatan ramuan tradisional

dapat digunakan dengan beberapa cara yaitu bahan direbus dengan air,

bahan ditumbuk dalam bentuk segar dan diperas airnya, bahan

ditumbuk dalam bentuk kering, bahan diparut kemudian diperas dan

bahan diekstrak dibuat serbuk kemudian diseduh dengan air. Untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

16

daya tahan ramuan yang dibuat dengan cara direbus harus segera

digunakan. Ramuan tersebut dapat disimpan selama 24 jam dan setelah

melewati waktu tersebut sebaiknya dibuang karena dapat tercampur

kuman atau kotoran dari udara atau lingkungan sekitar. Ramuan yang

dibuat dengan perasan tanpa direbus hanya dapat disimpan selama 12

jam.

5. Higiene perorangan yaitu pengetahuan higiene perorangan penjual

jamu gendong terkait dengan perilaku pengolahan jamu gendong yang

terdiri dari beberapa aspek antara lain pemeliharaan rambut,

pemeliharaan kulit, pemeliharaan tangan (kebiasaan mencuci tangan

dan pemeliharaan kuku) dan pemeliharaan kulit muka.

C. Jamu Temulawak

Jamu temulawak memiliki khasiat sebagai penurun kolesterol, nyeri haid,

penambah nafsu makan, mengatasi gangguan hati dan penyakit kuning, perut

kembung, demam kanker, wasir, jerawat dan diare. Jika menggunakan perasan air

temulawak yang tidak direbus atau diseduh dengan air panas sebaiknya

diendapkan terlebih dahulu supaya tepungnya tidak ikut terminum dan dapat

mengakibatkan gangguan fungsi ginjal (Wasito, 2011).

Jamu merupakan cairan obat dalam yang termasuk dalam obat tradisional

yang tidak memerlukan pembuktian ilmiah sampai uji klinis, tetapi cukup dengan

bukti empiris (Suharmiati, 2002). Berdasarkan survey peneliti jamu temulawak di

Pasar Klaten dibuat dari campuran rimpang temulawak dan air. Cara pembuatan

nya adalah dengan mengupas temulawak lalu dicuci kemudian ditumbuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

17

kemudian hasil tumbukan ditambahkan air matang kemudian disaring dan direbus

sampai mendidih.

Temulawak (Curcuma xanthorrhiza) yang berupa rimpang segar

merupakan bagian yang digunakan pada pembuatan jamu temulawak yang

mengandung kurkuminoid berupa kurkumin, demetoksikurkumin serta minyak

atsiri terdiri dari alfakurkumin dan xantorizol (Latief, 2012).

Rimpang temulawak dapat digunakan sebagai perangsang ASI, mengobati

sakit gangguan hati, demam, sakit kuning, pegal-pegal, sembelit, obat peluruh

haid dan obat kuat (Rukmana, 1995).

D. Angka Kapang Khamir

Salah satu parameter keamanan dari sediaan jamu temulawak adalah angka

kapang/ khamir. AKK adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang tumbuh dari

cuplikan (sampel uji) yang diinokulasikan pada media yang sesuai setelah

inkubasi selama 5-7 hari pada suhu 20-25℃ dan dinyatakan dalam koloni/ml

(Badan POM RI, 2006). Prinsip uji AKK adalah pertumbuhan kapang/khamir

setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng yang sesuai dan

diinkubasikan pada suhu 20-25℃. Tujuan uji AKK adalah memberikan jaminan

bahwa sediaan jamu gendong tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas

ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang

berbahaya bagi kesehatan (Depkes RI, 2000).

Tujuan dilakukan uji AKK adalah memberikan jaminan bahwa sediaan

obat tradisional tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

18

karena mempengaruhi stabilitas dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

Prinsip dari uji AKK ini adalah penentuan adanya kapang/ khamir secara

mikrobiologis dinyatakan dalam koloni/ml (Depkes RI, 2000).

Kapang atau mold merupakan jamur yang berbentuk menyerupai benang

multiseluler, tidak berklorofil dan belum mempunyai diferensiasi jaringan.

Spesies kapang yang non-patogen meliputi spesies-spesies yang melakukan

perombakan bahan-bahan organik di tanah, dan perusakan pada serat-serat kayu

dan bahan-bahan lain. Kapang hidup di dalam tanah, buah-buahan, dalam air dan

pada bahan-bahan makanan. Kapang dapat bersifat saprofit dan parasit pada

tanaman, manusia dan hewan (Jutono, 1972).

Kapang adalah kelompok mikroba yang tergolong dalam fungi. Kapang

merupakan fungi multiseluler yang mempunyai filamen, dan pertumbuhannya

pada makanan mudah dilihat karena penampakannya yang berserabut seperti

kapas. Pertumbuhannya mula-mula akan berwarna putih tetapi jika spora telah

timbul akan terbentuk berbagai warna tergantung dari jenis kapang. Sifat-sifat

morfologi kapang, baik penampakan makroskopik maupun mikroskopik,

digunakan dalam identifikasi dan klasifikasi kapang. Kapang terdiri dari suatu

thallus (jamak = thalli) yang tersusun dari filamen yang bercabang yang disebut

hifa (tunggal = hypha, jamak = hyphae). Kumpulan dari hifa disebut miselium

(tunggal = mycelium, jamak = mycelia). Hifa tumbuh dari spora yang melakukan

germinasi dimana tuba ini akan membentuk filamen yang panjang dan bercabang

yang disebut hifa, kemudian seterusnya akan membentuk suatu massa hifa yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

19

disebut miselium. Pembentukkan miselium merupakan sifat yang membedakan

grup-grup di dalam fungi (Fardiaz, 1992).

Secara alamiah kapang berkembang biak dengan cara, aseksual dengan

pembelahan, penguncupan, atau pembentukkan spora, secara seksual dengan

peleburan nukleus dari kedua induknya. Pada pembelahan, sel membagi diri

menjadi dua sel anak. Cara penguncupan, suatu sel anak tumbuh dari penonjolan

kecil pada sel inang yang bertambah besar, akhirnya membiakkan diri menjadi

kapang yang baru (Waluyo, 2007). Kapang bersifat mesofilik, yaitu mampu

tumbuh baik pada suhu kamar. Suhu optimum pertumbuhan untuk kebanyakan

kapang adalah sekitar 25℃sampai 30℃. Semua kapang bersifat aerobik, yakni

membutuhkan oksigen dalam pertumbuhannya. Kebanyakan kapang dapat

tumbuh baik pada pH yang luas yakni: 2,0–8,5, tetapi biasanya pertumbuhannya

akan baik bila pada kondisi asam atau pH rendah (Waluyo, 2007). Beberapa

kapang dapat langsung bersifat patogenik dan menyebabkan penyakit pada

manusia dan tanaman, diantaranya kapang yang menginfeksi pernafasan dan kulit

pada manusia. Kapang yang menyebabkan proses pembusukan pangan atau

pertumbuhannya dalam bahan pangan juga memproduksi racun yang dikenal

sebagai mikotoksin. Sebagai suatu kelompok zat, mikotoksin dapat menyebabkan

gangguan hati, ginjal, dan susunan syaraf pusat dari manusia maupun hewan

(Winarno, 1980).

Tubuh kapang terdiri dari kumpulan benang-benang halus bewarna putih

yang disebut hifa. Hifa-hifa ini dapat terus tumbuh dan bercabang membentuk

miselium. Setiap hifa mempunyai lebar antara 5-19 mikron (Tarigan, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

20

Adanya kapang dalam makanan atau minuman sangat berbahaya karena

kapang menghasilkan mikotoksin. Mikotoksin adalah metabolit sekunder dari

kapang yang bersifat sitotoksik, merusak struktur sel, seperti membran dan

merusak proses pembentukan sel yang penting bagi tubuh. Penyakit yang

disebabkan oleh mikotoksin yang berbahaya disebut dengan mikotoksis. Ada 5

jenis mikotoksin yang berbahaya bagi kesehatan yaitu, aflatoksin, fumonisin,

okratoksin, trikotesena dan zearalenon. Aflatoksin terutama dihasilkan oleh

Apergilus flavus dan Aspergilus parasiticus. Terdapat enam jenis aflatoksin yang

sering dijumpai dan bersifat toksik, yaitu aflatoksin 𝐵1,𝐵2,𝐺1,𝐺2, (Ahmad,

2009).

Khamir (yeast) merupakan fungi bersel satu (uniseluler), tidak berfilamen,

berbentuk oval atau bulat, berukuran lebih besar dibanding bakteri, tidak

berflagel. Khamir bersifat fakultatif, artinya khamir dapat hidup dalam keadaan

aerob ataupun anaerob. Khamir bereproduksi melalui pertunasan atau pembelahan

sel (Pratiwi, 2008). Salah satu contoh khamir adalah Candida albicans yang

secara alami terdapat dalam tubuh sebagai flora normal selaput mukosa saluran

pencernaan dan genitalis wanita. Jamur ini secara bebas dapat ditemukan ditanah,

air dan kotoran binatang. Candida albicans yang terkonsumsi manusia akan

dihantarkan melalui aliran darah keseluruh organ tubuh, termasuk selaput otak.

Jamur ini dapat menyebabkan infeksi mulut (sariawan), terutama pada bayi

(Jawetz, 1996).

Beberapa kelompok khamir yang dominan ditemukan dalam air dan

ekosistem tanah adalah genus Cryptococcus, Candida dan Debaryomyces (Kanti,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

21

2005). Candida albicans adalah flora normal selaput mukosa saluran pernapasan,

saluran pencernaan dan genitalia wanita. Kadang-kadang Candida menyebabkan

penyakit sistemik progresif pada penderita yang lemah atau sistem imunnya

tertekan. Candida albicans dapat menyebabkan infeksi mulut (sariawan), terutama

pada bayi. Infeksi terjadi pada selaput mukosa pipi dan tampak sebagai bercak-

bercak putih yang sebagian besar terdiri atas pseudomiselium dan epitel yang

terkelupas dan hanya terdapat erosi minimal pada selaput. Candida albicans juga

dapat menyebabkan vulvovaginitis atau keputihan pada wanita. Penyakit ini

menyerupai sariawan tetapi menimbulkan iritasi, gatal yang hebat dan

pengeluaran sekret. Dalam keadaan pH normal yang asam bakteri vagina tidak

menimbulkan penyakit, namun karena hilangnya pH asam merupakan predisposisi

timbulnya vulvovaginitis kandida. Cryptococcus neoformans juga ditemukan

ditemukan pada kotoran burung. Cryptococcus neoformans menyebabkan infeksi

yang disebut kriotokosis yang berifat opportunistik (Jawetz, 1996).

Kapang/ khamir dapat tumbuh selama proses penyimpanan bahan baku

jamu, penyimpanan makanan dan minuman, serta dalam kondisi tanah lembab.

Khamir dapat menyebabkan pembusukan dan dekomposisi bahan pangan karena

sifatnya, yaitu mikroba fermentatif yang dapat menguraikan unsur organik

menjadi alkohol dan 𝐶𝑂2. Contoh khamir yang dapat menyebabkan pembusukan

bahan pangan adalah Saccaromyces cerevisiae (SNI, 2009).

Angka kapang/ khamir adalah jumlah koloni kapang dan khamir yang

ditumbuhkan dalam media yang sesuai setelah diinkubasi selama 5 hari pada suhu

20-25℃ dan dinyatakan dalam satuan koloni/ mL (PPOMN, 2006). Jumlah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

22

kapang (jamur) dan khamir yang besar menunjukkan kemunduran dari mutu obat

tradisional. Kapang dan khamir akan berkembang baik bila tempat tumbuhnya

cocok (BPOM RI, 2014). Untuk mengetahui jumlah AKK dapat dilakukan dengan

metode MA PPOMN nomor 96/mik/00. Uji AKK memiliki prinsip pertumbuhan

kapang/ khamir setelah cuplikan diinokulasikan pada media yang sesuai dan

diinokulasikan pada suhu 20-25℃ (Fardiaz, 1993). Perhitungan AKK berdasarkan

prosedur Metode Analisis Pusat Pengujian Obat dan Makanan (MA PPOMN,

2006).

E. Angka Lempeng Total

Angka Lempeng Total (ALT) adalah pertumbuhan bakteri mesofil aerob

setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan yang cocok selama 24-48 jam pada

suhu 37℃. Dalam pengujian ALT digunakan metode pour plate dengan cara

menginokulasikan bakteri pada media agar tuang pada suhu 45℃ dalam cawan

petri. Ketika agar memadat, sel-sel bakteri tidak dapat bergerak dalam agar dan

akan tumbuh menjadi koloni (SNI, 1992).

Angka lempeng total merupakan salah satu cara untuk menghitung

cemaran mikroba, dimana cara ini merupakan bagian dari metode hitung cawan.

Prinsip pada metode hitungan cawan adalah jika sel jasad renik yang masih hidup

ditumbuhkan pada medium agar, maka sel jasad renik tersebut akan berkembang

biak membentuk koloni yang dapat dilihat langsung dan dapat dihitung dengan

menggunakan mata tanpa mikroskop. Metode hitungan cawan merupakan cara

yang paling sensitif untuk menentukan jumlah jasad renik karena beberapa hal

yaitu :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

23

1). Hanya sel yang masih hidup yang dapat dihitung.

2). Beberapa jenis jasad renik dapat dihitung satu kali.

3). Dapat digunakan untuk isolasi dan identitas jasad renik karena koloni yang

terbentuk mungkin berasal dari jasad renik yang menetap menampakkan

pertumbuhan yang spesifik (Fardiaz, 1992).

Metode kuantitatif digunakan untuk mengetahui jumlah mikroba yang ada

pada suatu sampel, umumnya dikenal dengan Angka Lempeng Total (ALT). Uji

ALT dan lebih tepatnya ALT bakteri aerob mesofil atau anaerob mesofil

menggunakan media padat dengan hasil akhir berupa koloni bakteri yang dapat

diamati secara visual dan dihitung dalam satuan koloni (cfu) per ml/g atau koloni/

100ml. Cara yang digunakan antara lain dengan cara tuang dan tetes dan cara

sebar (BPOM RI, 2008).

Uji ALT dapat digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri yang

tumbuh dan berkembang pada sampel , juga sebagai acuan yang dapat

menentukan kualitas dan keamanan jamu gendong. Jamu gendong dikatakan

berkualitas apabila tidak ada sama sekali cemaran mikroba yang tumbuh atau

apabila ada maka jumlahnya haruslah berada di batas yang sudah ditentukan oleh

BPOM RI 2014, yaitu tidak lebih dari 103 koloni/ ml untuk angka kapang/ khamir

dan 104 koloni/ ml untuk angka lempeng total (BPOM RI, 2014).

Prinsip pengujian Angka Lempeng Total menurut Metode Analisis

Mikrobiologi (MA PPOMN nomor 96/mik/00) adalah pertumbuhan koloni bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

24

aerob mesofil setelah cuplikan diinokulasikan pada media lempeng agar dengan

metode pour plate dan diinkubasi pada suhu yang sesuai. Pada pengujian Angka

Lempeng Total menggunakan media PCA (Plate Count Agar) sebagai media

padatnya. Digunakan juga pereaksi khusus Triphenyl Tetrazolium Chloride 0,5 %

(TTC) (BPOM, 2008).

Menurut Depkes RI disebutkan bahwa ALT harus ditekan sekecil mungkin

meskipun mikroba tersebut tidak membahayakan kesehatan, tetapi kadang-kadang

karena pengaruh sesuatu yang dapat menjadi mikroba membahayakan. Yang jelas

angka lempeng total tersebut dapat digunakan sebagai petunjuk tingkat berapa

industri tersebut melaksanakan Cara Pembuatan Obat Tradisional yang Baik

(CPOTB). Makin kecil angka lempeng total bagi setiap produk makin tinggi nilai

pengetrapan CPOTB di industri tersebut.

Koloni yang tumbuh tidak selalu berasal dari 1 sel mikroba, karena ada

beberapa mikroba tertentu yang cenderung berkelompok atau berantai. Bila

ditumbuhkan pada media dan lingkungan yang sesuai, kelompok bakteri ini akan

menghasilkan 1 koloni. Oleh karena itu, seringkali digunakan istilah Colony

Forming Unit (CFU) untuk menghitung jumlah mikroba hidup. Sebaiknya hanya

lempeng agar yang mengandung 25-250 koloni saja yang digunakan dalam

perhitungan (SNI, 1992).

Pengenceran dari sampel sangat penting untuk menghindari koloni bakteri

atau kapang/ khamir yang saling menumpuk karena konsentrasi sangat pekat

sehingga didapatkan koloni yang terpisah dan dapat dihitung dengan mudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

25

pengenceran ini sangat membantu terutama untuk sampel dengan cemaran sangat

tinggi (BPOM RI, 2008). Lempeng agar dengan koloni > 250 koloni akan sulit

dihitung sehingga kemungkinan adanya kesalahan dalam perhitungan sangat

besar. Digunakan pengenceran sampel untuk membantu memperoleh perhitungan

dalam jumlah yang benar (Lay, 1994).

F. Media

Mikroba membutuhkan banyak nutrisi untuk dapat melakukan sintesa

protoplasma dan bagian-bagian sel lainnya. Setiap nutrisi yang dibutuhkan

mikroorganime dapat berbeda karena sifat fisiologi setiap mikroorganisme dapat

berbeda karena sifat fisiologi setiap mikroorganisme juga berbeda (Sumarsih,

2007). Media pertumbuhan mikroorganisme adalah bahan yang tersusun dari

bermacam-macam zat makanan atau nutrisi yang diperlukan untuk pertumbuhan

mikroorganisme dalam menyusun komponen sel-selnya (Aulia, 2012). Media

dapat berupa cairan seperti kaldu dan dapat berupa padatan seperti agar dan

gelatin. Media harus mengandung sumber karbon, nitrogen, sulfur, fosfor dan

faktor pertumbuhan organik (Radji, 2011).

Media dibedakan menjadi:

1. Media umum, yaitu media yang dapat dipergunakan untuk pertumbuhan

dan perkembangbiakan satu atau lebih kelompok mikroba secara umum.

2. Media pengaya, yaitu dipergunakan dengan maksud “memberikan

kesempatan” terhadap suatu jenis atau kelompok mikroba untuk tumbuh

menjadi cepat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

26

3. Media selektif, yaitu media yang hanya dapat ditumbuhi oleh satu atau

lebih jenis mikroba tertentu tetapi akan menghambat atau mematikan

untuk jenis-jenis lainnya.

4. Media diferensiasi, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian

senyawa atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.

5. Media penguji, yaitu media yang dipergunakan untuk pengujian senyawa

atau benda tertentu dengan bantuan mikroba.

6. Media enumerasi, yaitu media yang dipergunakan untuk menghitung

jumlah mikroba pada suatu bahan.

(Suriawiria, 2005).

Media pertumbuhan dapat digunakan untuk hal-hal berikut :

1. isolat mikroorganime menjadi kultur murni,

2. memanipulasi komposisi media pertumbuhannya,

3. menumbuhkan mikroorganisme,

4. memperbanyak jumlah mikroba,

5. menguji sifat-sifat fisiologis mikroba,

6. menghitung jumlah mikroba

(Aulia, 2012).

Dalam penelitian ini, media yang digunakan sebagai tempat tumbuh koloni

kapang/ khamir dan juga sebagai sumber nutrisi untuk pertumbuhan kapang/

khamir adalah Potatoes Dextrose Agar atau biasa disebut PDA. PDA merupakan

media yang digunakan untuk memacu produksi konidia oleh fungi. Infus dari

kentang dan dextrosa pada media ini menyediakan faktor nutrien yang sangat baik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

27

untuk pertumbuhan fungi (Murray, 1999). Media yang digunakan untuk pengujian

ALT adalah Plate Count Agar (PCA) yang mengandung tripton, glukosa dan yeast

extract untuk nutrisi pertumbuhan bakteri (Bridson, 2006).

Plate count agar (PCA) adalah mikrobiologi medium pertumbuhan umum

digunakan untuk menilai atau memonitor "total" atau layak pertumbuhan bakteri

dari sampel. PCA adalah bukan media selektif. Komposisi agar-agar pelat

menghitung dapat bervariasi, tetapi biasanya mengandung (b/v) yaitu

0,5% pepton, 0,25% ekstrak ragi, 0,1% glukosa, 1,5%agar-agar, dan pH

disesuaikan (Atlas, 2000).

G. Landasan Teori

Hal-hal yang dapat mempengaruhi kualitas jamu cair adalah bahan yang

digunakan, cara penyimpanan bahan, lama penyimpanan bahan, pencucian bahan,

peralatan yang digunakan, dan air yang digunakan.

Bahan yang digunakan oleh pedagang jamu gendong temulawak adalah

rimpang segar temulawak dan air. Temulawak yang dipilih ialah temulawak yang

masih segar yang ditandai dengan kulit temulawak yang tidak keriput dan tidak

berjamur.

Penyimpanan bahan dilakukan dengan cara meletakkan rimpang segar

temulawak pada nampan dan disimpan pada tempat sejuk dan kering. Para

pedagang jamu selalu membeli bahan untuk jamu setiap harinya sehingga rimpang

temulawak yang dibeli akan selalu diproses sebagai jamu temulawak pada pagi

harinya. Menurut survei peneliti bahan baku yang diperoleh dari Pasar Tradisional

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

28

Klaten yang dijual oleh pedagang bahan jamu selalu baru setiap minggunya dan

bahan-bahan tersebut didapatkan dari petani empon-empon dari daerah Manjung

Klaten.

Peralatan yang digunakan oleh pedagang jamu selalu kering dan bersih.

Para pedagang jamu selalu mencuci peralatannya sebelum digunakan, seperti

kuali tanah, pengaduk, sendok, telenan, pisau dan alu. Semua alat tersebut dicuci

bersih menggunakan sabun cuci piring dan kemudian dikeringkan dengan cara di

angin-anginkan hingga kering.

Pembuatan jamu temulawak dilakukan dengan membersihkan temulawak

dari kulit nya hingga bersih kemudian mencucinya dengan air mengalir 3-5 kali

pencucian lalu setelah dicuci bersih temulawak dirajang dan selanjutnya

temulawak dicuci kembali dengan dibilas menggunakan air mengalir dengan

tujuan supaya temulawak benar-benar bersih. Air yang digunakan oleh pedagang

jamu adalah air PAM. Setelah itu temulawak yang telah dirajang kemudian

dihaluskan dengan cara ditumbuk hingga lembut kemudian hasil tumbukan

dimasukkan kedalam kuali lalu ditambahkan air untuk diambil saripatinya dengan

cara disaring. Saripati yang telah didapat kemudian direbus dengan

mencampurkannya dengan air sebanyak 2 liter dan direbus dengan kuali tanah

yang kering dan bersih lalu dipanaskan diatas api kecil sampai mendidih ± 20

menit. Setelah mendidih jamu temulawak tersebut dibiarkan hingga suam-suam

kuku didalam kuali kemudian dimasukkan kedalam botol jamu dari bahan gelas

yang digunakan khusus untuk jamu sebab pedagang jamu tidak lagi menggunakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

29

botol bekas plastik karena para pedagang jamu menganggap botol plastik akan

mengurangi kualitas jamu dari segi aroma dan rasa.

H. HIPOTESIS

Jamu gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten diduga memiliki

nilai angka kapang/ khamir dan angka lempeng total yang masuk kedalam range

atau nilai maksimal sesuai ketentuan BPOM RI 2014.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

30

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental dengan rancangan

penelitian deskriptif dan komparatif, karena dalam penelitian ini tidak dilakukan

manipulasi pada subjek penelitian. Peneliti akan mendeskripsikan keadaan yang

ada dan membandingkan dengan ketentuan pemerintah yang ada pada BPOM

RI/12/2014 tentang persyaratan mutu obat tradisional.

B. Variabel dan Definisi Operasional

Variabel-variabel yang digunakan pada penelitian ini adalah :

1. Variabel utama

a. Variabel bebas

Cairan jamu gendong temulawak yang diproduksi oleh pedagang jamu

gendong temulawak di Pasar Tradisional Klaten.

b. Variabel tergantung

Angka Lempeng Total dan Angka Kapang/ Khamir

2. Variabel pengacau

a. Variabel pengacau terkendali

Media pertumbuhan, yaitu Potato Dextrose Agar (PDA) dan Plate

Count Agar (PCA), suhu inkubasi 35℃ untuk uji ALT dan 25℃ untuk

uji AKK. Dengan waktu inkubasi 24-48 jam untuk uji ALT dan 5-7

hari untuk uji AKK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

31

b. Variabel pengacau tak terkendali

Cara pembuatan jamu temulawak, cara penyimpanan setelah

pembuatan jamu temulawak, waktu penyimpanan jamu temulawak

setelah pembuatan serta kualitas bahan yang digunakan.

3. Definisi operasional

a. Jamu temulawak yang digunakan adalah jamu cair dengan komposisi

rimpang segar temulawak dan air yang dibuat dengan cara dihaluskan

dan direbus lalu dimasukkan dalam wadah kaca oleh pedagang jamu

gendong di Pasar Tradisional Klaten.

b. Uji Angka kapang/ khamir (AKK) adalah suatu uji cemaran mikroba

yang dilakukan dengan menghitung jumlah kapang dan atau khamir

yang terdapat dalam jamu temulawak dengan menggunakan media

PDA, lalu dilakukan inkubasi selama 5 hari serta mengacu pada

Metode Analisis Pusat Pengujian Obat dan Makanan Nasional (MA

PPOMN).

c. Uji Angka lempeng total (ALT) adalah suatu uji cemaran mikroba

yang dilakukan dengan menghitung jumlah bakteri aerob mesofil yang

terdapat dalam jamu temulawak dengan menggunakan media PCA,

lalu dilakukan inkubasi selama 48 jam serta mengacu pada metode

Standar Nasional Indonesia (SNI).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

32

C. Bahan Penelitian

1. Bahan utama

Bahan utama yang digunakan yaitu jamu temulawak yang dijual

oleh penjual jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten.

2. Bahan kimia

a. Media yang digunakan untuk pengujian AKK adalah Potato

Dextrose Agar (PDA)

b. Media yang digunakan dalam pengujian ALT adalah Plate

Count Agar (PCA)

c. Kloramfenikol 1%, PDF (Pepton Diluid Fluid), BPW

(Buffered Peptone Water), Aquadest steril, Etanol 70%

D. Alat Penelitian

Laminar Air Flow (Telstar PV-100),Autoclaf (KT-40 ALP), Inkubator

(Memmert), Oven (WTB binder), Vortex, Stomacher Seward, Mikroskop,

Pipet tetes, Tabung reaksi dilengkapi tabung Durham, Cawan Petri, Pipet

Volume, Beker Glass, Gelas Ukur, Bunsen, Stirer magnetik, Neraca

Analitik (Mettler AE 200), Erlenmeyer, Waterbath (Memmert WNB 22).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

33

E. Tata Cara Penelitian

1. Pemilihan dan Pengambilan Sampel

Sampel jamu yang dipilih diambil dari jamu temulawak yang dijual oleh

penjual jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten. Sampel diambil dari 3

pedagang jamu gendong di pasar tersebut. Masing-masing pedagang diambil

1 sampel dengan satu kali pengambilan sampel dan dilakukan replikasi

sebanyak 3 kali.

2. Penanganan Wadah/ Kemasan Penyiapan Sampel

Kemasan jamu yang akan dibuka dibersihkan dengan kapas beralkohol 70%

kemudian dibuka secara aseptis didekat nyala api spiritus.

3. Tahap Pra-Pengkayaan

a. Homogenisasi sampel untuk uji AKK

10 ml jamu temulawak diambil dan dimasukkan kedalam labu ukur 100

ml kemudian ditambah larutan pengencer Pepton Dilution Fluid (PDF)

hingga tanda batas sehingga diperoleh pengenceran 10−1.

b. Homogenisasi sampel untuk uji ALT

Secara aseptis diambil sebanyak 25 ml sampel kedalam labu ukur 250

ml, lalu ditambahkan 225 ml BPW dan homogenkan hingga diperoleh

pengenceran 10−1.

c. Pengenceran sampel untuk uji AKK

Tiga buah labu ukur 10 ml disiapkan, masing-masing telah diisi dengan

9 ml PDF. Dipipet 1 ml sampel pengenceran 10−1 dan dimasukkan

kedalam tabung pertama yang telah berisi PDF hingga diperoleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

34

pengenceran 10−2 lalu dikocok homogen dengan vortex. Dibuat

pengenceran berikutnya sampai 10−4.

d. Pengenceran sampel untuk uji ALT

5 buah labu ukur 10 ml disiapkan masing-masing telah diisi dengan 9 ml

pengencer BPW. Dipipet 1 ml pengenceran 10−1 dari hasil

homogenisasi pada penyiapan sampel dan dimasukkan ke dalam tabung

pertama yang telah diisi 9 ml BPW hingga diperoleh pengenceran

10−2dan dihomogenkan dengan menggunakan vortex. Kemudian dibuat

pengenceran selanjutnya hingga 10−6.

4. Uji Angka Kapang Khamir

a. Pembuatan larutan kloramfenikol

Sebanyak 1 gram kloramfenikol dilarutkan ke dalam 100 ml aquadest

steril.

b. Pembuatan media Potato Dextrose Agar (PDA)

Sebanyak 39 gram serbuk PDA disuspensikan dalam 1000 ml aquadest,

kemudian dilarutkan dengan pemanasan dan diaduk hingga merata,

dimasukkan dalam wadah yang sesuai. Kemudian ditambahkan

kloramfenikol 100 gram/L media dicampur hingga merata. Sterilisasi

dengan autoklaf selama 15 menit pada suhu 121˚C. Kemudian dituang ke

dalam cawan petri atau tabung reaksi steril dan dibiarkan memadat.

c. Uji Angka Kapang Khamir

Dari masing-masing pengenceran dipipet 1 ml ke dalam cawan petri

steril secara duplo. Media PDA yang telah dicairkan (suhu 45±1℃)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

35

sebanyak 20 ml dituangkan ke dalam cawan petri yang sebelumnya telah

ditambah dengan 1 ml larutan kloramfenikol dan digoyangkan sehingga

campuran tersebut merata. Setelah agar membeku cawan petri dibalik

dan diinkubasikan pada suhu 25℃ atau pada suhu kamar selama 5 hari.

Pengamatan dilakukan setiap hari sampai hari ke-5. Koloni kapang dan

khamir dihitung setelah 5 hari.

Uji sterilitas media dilakukan dengan menuangkan media PDA dalam

cawan petri dan dibiarkan memadat. Uji sterilitas pengencer dilakukan

dengan cara menuangkan media PDA dan 1 ml pengencer (PDF) lalu

dibiarkan memadat.

5. Uji Angka Lempeng Total

a. Pembuatan Media Plate Count Agar (PCA)

Sebanyak 29 g PCA ditimbang dan di campurkan dengan 1650 ml

aquadest, dipanaskan hingga larutan jernih. Kemudian disterilkan dengan

autoklaf selama 15 menit pada suhu 121℃.

b. Larutan Pengencer Buffered Pepton Water (BPW)

Sebanyak 20 g serbuk BPW dilarutkan dalam 1 L air suling dan diukur

pH 7,0 ± 1. Kemudian disterilkan dengan menggunakan autoklaf selama

15 menit pada suhu 121℃ .

c. Uji Angka Lempeng Total (ALT)

Dari masing-masing pengenceran dipipet 1 ml kedalam cawan petri steril

secara duplo. Dalam setiap cawan petri dituangkan sebanyak 15 ml media

PCA yang telah dicairkan yang bersuhu 45±1℃ dalam waktu 15 menit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

36

dari pengenceran pertama. Cawan petri digoyangkan dengan hati-hati agar

sampel tersebar merata kemudian dibuat duplo. Dilakukan pula uji kontrol

untuk mengetahui sterilitas media dan pengencer. Uji sterilitas media

dilakukan dilakukan dengan cara menuangkan media PCA dalam suatu

cawan petri dan biarkan memadat.

Seluruh cawan petri diinkubasi terbalik pada suhu 37℃ selama 24 jam

hingga 48 jam. Jumlah koloni yang tumbuh diamati dan dihitung.

Dihitung Angka Lempeng Total dalam 1 ml contoh dengan mengkalikan

jumlah rata-rata koloni pada cawan dengan faktor pengenceran yang

digunakan.

(SNI, 2008).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

37

F. Analisis Hasil

Analisis data dilakukan secara deskriptif komparatif yaitu dengan menganalisis

hasil uji AKK dengan metode MA PPOMN nomor 96/mik/00, analisis ALT

dengan metode SNI 2897:2008. Dengan uraian sebagai berikut :

1. Cara menghitung dan menyatakan hasil AKK :

Cara menghitung dan menyatakan hasil AKK sesuai dengan MA PPOMN

nomor 96/mik/00. Cawan petri dipilih dari suatu pengenceran yang menunjukkan

jumlah koloni 10-150 koloni. Jumlah koloni dari kedua cawan dihitung lalu

dikalikan dengan faktor pengencerannya. Bila pada cawan petri dari 2 tingkat

pengenceran yang berurutan menunjukkan jumlah antara 10-150, maka dihitung

jumlah koloni dan dikalikan faktor pengenceran, kemudian diambil angka rata-

rata. Hasil dinyatakan sebagai angka kapang/khamir dalam tiap ml atau gram

contoh. Untuk beberapa kemungkinan lain yang berbeda dari pernyataan diatas,

maka diikuti petunjuk sebagai berikut :

1) Bila hanya salah satu diantara kedua cawan petri dari pengenceran

yang sama menunjukkan jumlah koloni antara 10-150 koloni,

dihitung jumlah koloni dari kedua cawan dan dikalikan dengan faktor

pengenceran.

2) Bila pada tingkat pengenceran yang lebih tinggi didapat jumlah

koloni pada pengenceran dibawahnya, maka dipilih tingkat

pengenceran terendah (misal pada pengenceran 10−2 diperoleh 60

koloni dan pengenceran 10−3 diperoleh 20 koloni, maka dipilih

jumlah koloni pada tingkat pengenceran 10−2 yaitu 20 koloni, maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

38

dipilih jumlah koloni pada tingkat pengenceran 10−2 yaitu 20

koloni).

3) Bila dari seluruh cawan petri tidak ada satupun yang menunjukkan

jumlah antara 10-150 koloni , maka dicatat angka sebenarnya dari

tingkat pengenceran terendah dan dihitung sebagai angka

kapang/khamir perkiraan .

4) Bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan dan bukan disebabkan

karena faktor inhibitor, maka angka kapang/ khamir dilaporkan

sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengenceran terendah.

(MA PPOMN, 2006).

2. Cara menghitung dan menyatakan hasil ALT :

a. Perhitungan jumlah koloni

Perhitungan ALT sesuai dengan metode SNI 2897:2008. Jumlah koloni

pada setiap seri pengenceran dihitung kecuali cawan petri yang

terdapat koloni menyebar (spreader colonies). Pilih cawan petri (simplo

dan duplo) dari satu pengenceran yang menunjukkan jumlah koloni

25 sampai dengan 250 setiap cawan. Semua koloni dalam cawan

petri dihitung dengan menggunakan alat penghitung koloni (colony

counter). Hitung rata-rata jumlah koloni dan kalikan dengan faktor

pengenceran. Hasilnya dinyatakan sebagai jumlah bakteri per mililiter

atau gram.

b. Interpretasi hasil

1. Cawan dengan jumlah koloni kurang dari 25

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

39

Bila cawan duplo dari pengenceran terendah menghasilkan koloni

kurang dari 25, hitung jumlah yang ada pada cawan dari setiap

pengenceran. Rerata jumlah koloni per cawan dan kalikan dengan

faktor pengenceran untuk menentukan nilai TPC (Total Plate Count).

Tandai nilai TPC dengan tanda bintang ( Tabel 1 nomor 3) untuk

menandai bahwa penghitungannya diluar 25 koloni sampai dengan 250

koloni per cawan.

2. Cawan dengan jumlah koloni kurang dari 250

Bila jumlah koloni per cawan dari 250, hitung koloni-koloni pada

cawan untuk memberikan gambaran koloni secara representatif.

Tandai penghitungan TPC dengan tanda bintang untuk menandai

bahwa penghitungannya diluar 25 koloni sampai dengan 250 koloni

per cawan (Tabel 1 nomor 4).

3. Spreaders

Koloni yang menyebar (spreaders) biasanya dibagi dalam 3 bentuk:

a) Rantai koloni tidak terpisah secara jelas disebabkan oleh

disintegrasi rumpun bakteri.

b) Terbentuk lapisan air antara agar dan dasar cawan.

c) Terbentuknya lapisan air pada sisi atau permukaan cawan .

Bila cawan yang disiapkan untuk sampel lebih banyak ditumbuhi oleh

spreader seperti (a) dan total area yang melebihi 25% dan 50%

pertumbuhannya dilaporkan sebagai cawan spreader. Rerata jumlah koloni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

40

dari setiap pengenceran, kemudian laporkan jumlahnya sebagai TPC

(Tabel 1 nomor 5)

Selain 3 (tiga) bentuk spreader, dapat dihitung sebagai satu pertumbuhan

koloni. untuk tipe (a) bila hanya terdapat satu rantai hitunglah sebagai

koloni tunggal. Bila ada satu atau lebih rantai yang terlihat dari sumber

lain, hitung tiap sumber itu sebagai satu koloni, termasuk untuk tipe (b)

dan (c) juga dihitung sebagai koloni. Gabungkan perhitungan koloni dan

perhitungan spreader untuk menghitung TPC.

4. Cawan tanpa koloni

Bila cawan petri dari semua pengenceran tidak menghasilkan koloni,

laporkan TPC sebagai kurang dari 1 kali pengenceran terendah yang

digunakan. Tandai TPC dengan tanda bintang bahwa penghitungannya

diluar 25 koloni sampai dengan 250 koloni (Tabel 1 nomor 6).

5. Cawan duplo, cawan yang satu dengan 25 koloni sampai dengan 250

koloni dan cawan yang lain lebih dari 250 koloni

Bila cawan yang satu menghasilkan koloni antara 25 sampai dengan 250

dan yang lain lebih dari 250 koloni, hitung kedua cawan dalam

penghitungan TPC (Tabel 1 nomor 7).

6. Cawan duplo, satu cawan dari setiap pengenceran dengan 25 koloni

sampai dengan 250 koloni

Bila 1 cawan dari setiap pengenceran menghasilkan 25 koloni sampai

dengan 250 koloni, dan cawan lain kurang dari 25 koloni atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

41

menghasilkan lebih dari 250 koloni, hitung keempat dalam penghitungan

TPC (Tabel 1 nomor 8)

Tabel I. Petunjuk perhitungan Total Plate Count (TPC)

NO 𝟏𝟎−𝟐 𝟏𝟎−𝟑 𝟏𝟎−𝟒 TPC per

ml atau

gram

Keterangan

(1) (2) (3) (4) (5) (6)

1 ===

===

175

208

16

17

190.000

Bila hanya satu pengenceran yang

berada dalam batas yang sesuai,

hitung jumlah rerata dari

pengenceran tersebut.

2 ===

===

224

225

25

30

250.000

Bila hanya dua pengenceran yang

berada dalam batas yang sesuai,

hitung jumlah masing-masing dari

pengenceran sebelum merata-

ratakan jumlah yang sebenarnya.

3 18

14

2

0

0

0

1600*

Jumlah koloni kurang dari 25

koloni pada pengenceran

terendah, hitung jumlahnya dan

kalikan dengan faktor

pengencerannya dan beri tanda*

(diluar jumlah koloni 25 sampai

dengan 250)

4 ===

===

===

===

523

487

5.100.00*

Jumlah koloni lebih dari 250

koloni, hitung koloni yang dapat

dihitung atau yang mewakili, beri

tanda* (diluar jumlah koloni 25

sampai dengan 250)

5 ===

===

245

230

35

Spreader

290.000

Bila ada dua pengenceran diantara

jumlah koloni 25-250, tetapi ada

spreader, hitung jumlahnya dan

kalikan dengan faktor

pengenceran, namun untuk

spreader tidak dihitung.

6 0

0

0

0

0

0

100*

Bila cawan tanpa koloni, jumlah

TPC adalah kurang dari satu kali

pengenceran terendah yang

digunakan dan beri tanda*

7

===

===

245

278

23

20

260.000*

Jumlah koloni 25-250 koloni dan

yang lain >250 koloni, hitung

kedua cawan petri, termasuk yang

>250, dan rerata jumlahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

42

8

===

===

225

255

21

40

270.000

Bila salah satu cawan dengan

jumlah 25 koloni dari tiap

pengenceran, hitung jumlah dari

tiap pengenceran termasuk yang

kurang dari 25 koloni, lalu rerata

jumlah sebenarnya.

9 = = =

= = =

= = =

= = =

220

240

260

230

18

48

30

28

260.000

270.000

Bila hanya satu cawan yang

menyimpang dari setiap

pengenceran, hitung jumlah dari

setiap pengenceran termasuk yang

kurang dari 25 koloni atau lebih

dari 250 koloni, kemudian rerata

jumlah sebenarnya.

3. Pelaporan hasil

(i) Bulatkan angka menjadi 2 angka yang sesuai, bila angka ketiga 6

atau diatasnya, maka angka ketiga menjadi 0 (nol) dan angka

kedua naik 1 angka, misalnya 456 menjadi 460 (4,6 x 102).

(ii) Bila angka ketiga 4 atau dibawahnya, maka angka ketiga menjadi

0 (nol) dan angka kedua tetap, misalnya 454 menjadi 450 (4,5 x

102).

(iii) Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan

menjadi 0 (nol) dan angka kedua adalah genap, misalnya 445

menjadi 440 (4,4 x 102).

(iv) Bila angka ketiga 5, maka angka tersebut dapat dibulatkan

menjadi 0 (nol) dan angka kedua naik 1 angka, misalnya 445

menjadi 460 (4,6 x 102).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

43

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Penentuan tempat dan pemilihan sampel

Sampel jamu temulawak diambil dari pedagang jamu gendong yang aktif

berjualan di Pasar Tradisional Kota Klaten. Pasar ini dipilih karena pasar ini

merupakan pasar yang berada strategis ditengah pusat kota Klaten, di pasar

tersebut juga merupakan pasar pusat penjualan bahan baku jamu seperti rimpang

dalam bentuk segar, simplisia, dan serbuk simplisia, serta merupakan pasar

dengan penjual jamu gendong terbanyak dibanding pasar tradisional wilayah lain

di Kabupaten Klaten. Pasar ini sangat terkenal karena merupakan pasar tradisional

terbesar dan terlengkap di Kota Klaten dan selalu ramai oleh pembeli. Menurut

survey peneliti di pasar tersebut terdapat 5 penjual jamu gendong yang berjualan

di tempat tersebut dan jamu temulawak merupakan salah satu jamu yang dijual

oleh pedadang jamu gendong. Penggunaan jumlah sampel minimal untuk

penelitian deskriptif adalah 10% dari jumlah populasi. Peneliti mengambil sampel

dari 3 pedagang jamu gendong secara acak dan dianggap dapat mempresentasikan

pembuatan jamu temulawak oleh pedagang lainnya. Berdasarkan observasi yang

dilakukan peneliti, jamu temulawak yang dijual oleh 3 pedagang tersebut terjual

habis setiap hari. Teknik pemilihan dan pengumpulan sampel dilakukan dengan

cara mengambil masing-masing satu sampel jamu temulawak dari setiap

pedagang jamu di Pasar Tradisional Klaten. Pengambilan sampel dilakukan pada

pagi hari pukul 06.00 WIB karena pada jam tersebut para pedagang jamu telah

menjajakan jamu di Pasar Tradisional Klaten. Dilakukan satu kali pengambilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

44

sampel dan diuji dengan replikasi sebanyak 3 (tiga) kali serta dilakukan duplo

pada setiap sampel jamu temulawak. Pada saat pengambilan sampel dipindahkan

ke dalam botol kaca steril yang kemudian ditempatkan ke dalam coolbox untuk

meminimlakan kontaminasi mikroba selama perjalanan menuju laboratorium.

Penelitian ini dilakukan di Balai Laboratorium Kesehatan Yogyakarta. Sampel

jamu temulawak dipilih karena jamu ini berkhasiat untuk menambah nafsu

makan, melancarkan haid, melancarkan ASI dan mengatasi pegal linu. Konsumen

utama jamu ini adalah ibu-ibu yang menyusui/ sedang haid dan para buruh

panggul. Apabila nilai AKK dan ALT pada jamu temulawak tinggi maka akan

berbahaya apabila dikonsumsi oleh konsumen terutama konsumen ibu-ibu yang

menyusui beserta bayinya. AKK yang tinggi dapat menyebabkan gangguan

penyakit hati dan kandidiasis baik ibu maupun bayinya. Sedangkan ALT yang

tinggi menyebabkan penyakit demam dan diare pada orang yang

mengkonsumsinya (Jawetz, 1996).

B. Pengambilan sampel jamu temulawak

Sampel jamu temulawak diambil sebanyak satu kali pengambilan dengan

jumlah sampel 9 dimana seluruh sampel didapatkan dari 3 pedagang jamu

gendong. Pengambilan sampel dilakukan pada hari Senin, 21 September 2015

pukul. 06.00. Berdasarkan survey peneliti pedagang jamu gendong mempunyai

cara yang sama dalam mengolah jamu gendong tersebut yakni dengan cara

mengupas dan membersihkan rimpang segar temulawak kemudian mencuci

rimpang dengan air bersih sampai benar-benar bersih lalu menghaluskannya

dengan cara di tumbuk dengan alu setelah itu kemudian merebus air hingga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

45

mendidih dan digunakan untuk membuat jamu, jamu dimasak dalam api kecil

selama rata-rata 20 menit setelah itu jamu dimasukkan kedalam botol kaca khusus

jamu. Pada saat pengambilan sampel, sampel jamu temulawak dimasukkan

kedalam botol kaca steril dan tertutup rapat. Hal tersebut bertujuan agar tidak ada

kontaminasi bakteri maupun jamur yang berasal dari wadah yang digunakan pada

saat pengambilan sampel. Kemudian botol kaca steril ditempatkan kedalam

coolbox untuk menghambat pertumbuhan mikroba patogen selama perjalanan

menuju laboratorium.

C. Sterilisasi Media, Alat dan Ruangan

Sterilisasi adalah proses penghilangan semua jenis organisme hidup,dalam

hal ini adalah mikroorganisme (protozoa, fungi, bakteri, mycoplasma,virus) yang

terdapat dalam suatu benda. Proses ini melibatkan aplikasi biocidal agent atau

proses fisik dengan tujuan untuk membunuh atau menghilangkan

mikroorganisme. Sterilisasi didesain untuk membunuh atau menghilangkan

mikroorganisme. Target metode inaktivasi dilihat dari metode dan tipe

mikroorganisme yaitu dari asam nukleat, protein atau membran mikroorganisme

tersebut. Sedangkan agen kimia untuk sterilisasi disebut sterilant (Pratiwi,2006).

Apabila alat maupun media yang digunakan selama pengerjaan tidak steril,

maka tidak dapat dibedakan apakah cemaran mikroba yang tumbuh berasal dari

sampel atau hasil dari kontaminasi alat maupun media, sehingga perlu dilakukan

sterilisasi untuk membebaskan alat dan media dari segala macam bentuk

kontaminasi (Hadioetomo, 1985).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

46

Menurut Hadioetomo (1985), ada beberapa cara yang digunakan dalam

sterilisasi bahan maupun alat, diantaranya sterilisasi menggunakan pemanasan,

radiasi, filtrasi dan secara kimia. Faktor-faktor yang perlu diperhatikan saat

pemilihan metode sterilisasi tergantung pada sifat dan jenis bahan yang akan

disterilisasi.

Jenis media yang digunakan dalam penelitian adalah media umum dimana

media tersebut mempunyai sifat tidak tahan terhadap panas yang sangat tinggi

dan dengan durasi yang lama sehingga proses sterilisasi media dilakukan dengan

sterilisasi panas basah menggunakan autoklaf pada suhu 121℃ selama 15 menit.

Prinsip kerja dari metode ini adalah dengan mendenaturasi atau

mengkoagulasikan protein yang merupakan komposisi utama dinding sel pada

mikroorganisme. Uap panas bertekanan tinggi akan memecah dinding sel bakteri

sehingga bakteri akan mati. Media tidak disterilisasi dengan metode panas kering

karena pada media terkandung banyak nutrisi yang digunakan untuk pertumbuhan

kapang/ khamir maupun koloni bakteri yang akan diisolasi. Apabila menggunakan

metode panas kering dengan oven pada suhu 180℃ dan dengan durasi yang lama

(1-2 jam) maka akan merusak nutrisi yang terkandung dalam media sehingga

media tidak dapat mensuplai makanan yang dibutuhkan untuk pertumbuhan

kapang/ khamir maupun koloni bakteri sehingga menyebabkan pertumbuhan

kapang/ khamir maupun bakteri mejadi tidak optimal. Kemudian metode yang

digunakan dalam sterilisasi alat pada penelitian ini adalah dengan sterilisasi panas

kering menggunakan oven. Sterilisasi dengan metode panas kering membutuhkan

suhu yang tinggi yaitu 160℃ sampai dengan 180℃ dan berlangsung selama 1-2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

47

jam supaya bakteri mengalami dehidrasi dalam udara panas dan kering sehingga

akan mematikan bakteri. Prinsip kerja metode ini adalah menggunakan prinsip

kerja aliran udara panas kering. Bakteri akan mengalami dehidrasi dalam udara

panas kering sehingga lama-lama bakteri akan mati. Metode ini digunakan untuk

sterilisasi benda-benda kaca seperti labu ukur, pipet tetes, pipet volume, cawan

petri, gelas beker, gelas ukur, serta erlenmeyer. Alat-alat yang disterilisasi

dibungkus dengan aluminium foil agar tidak terkontaminasi dan tidak kontak

dengan udara maupun benda lain ketika dikeluarkan dari oven (Pratiwi, 2008).

Sterilisasi ruangan dilakukan dengan mengelap permukaan tempat bekerja

menggunakan alkohol 70% sebelum memulai pekerjaan. Apabila menggunakan

Laminar Air Flow (LAF) perlu dilakukan sterilisasi dengan memnyemprotkan

alkohol 70% pada dinding bagian dalam LAF kemudian dilap menggunakan

kapas steril. Kemudian LAF ditutup dan lampu UV dinyalakan selama 3 jam pada

panjang gelombang sinar UV 260-270 nm sehingga akan menghambat replikasi

DNA sehingga mikroorganisme akan mati (Suriawiria, 2005).

D. Homogenisasi dan Pengenceran Sampel

Homogenisasi sampel adalah suatu tahap awal yang harus dilakukan pada

sampel supaya diperoleh distribusi mikroba yang merata di dalam sampel

sehingga mudah untuk diamati. Tujuan homogenisasi sampel adalah untuk

membebaskan sel-sel bakteri atau jamur yang masih terlindungi oleh partikel dari

sampel yang akan diperiksa serta untuk mengaktifkan kembali sel-sel dari bakteri

atau jamur yang masih terlindungi oleh partikel dari sampel yang akan diperiksa

serta untuk mengaktifkan kembali sel-sel bakteri ataupun jamur yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

48

kemungkinan pertumbuhannya tergangggu karena berbagai kondisi yang kurang

sesuai di dalam sampel (Radji, 2010).

Menurut PPOMN (2006), prinsip dari homogenisasi adalah membebaskan

sel-sel bakteri yang mungkin terlindungi oleh partikel makanan dan untuk

menggiatkan kembali sel-sel bakteri yang mungkin viabilitasnya berkurang karena

kondisi yang kurang menguntungkan didalam makanan.

Homogenisasi sampel jamu temulawak dilakukan degan menggojok

sampel yang ada didalam botol steril hingga homogen. Proses penggojokan ini

bertujuan agar sampel yang berada didalam botol dapat homogen antara cairan

dan endapan. Kemudian pembuatan suspensi AKK yang dilakukan dengan

mengambil 10 ml jamu temulawak secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam labu

ukur 100 ml yang telah berisi 90 ml larutan pengencer PDF (Pepton Diluid Fluid),

sehingga diperoleh pegenceran 1:10 atau 10−1 lalu digojok menggunakan

stomacher dan dilanjutkan dengan pengenceran yang diperlukan. Sedangkan

pembuatan suspensi ALT dilakukan dengan mengambil 10 ml jamu temulawak

secara aseptis. Lalu dimasukkan ke dalam labu ukur 100 ml yang telah berisi 90

ml larutan pengencer BPW (Buffered Pepton Water), sehingga diperoleh

pegenceran 1:10 atau 10−1 lalu digojok menggunakan stomacher dan dilanjutkan

dengan pengenceran yang diperlukan.

Pembuatan suspensi dilakukan untuk melepaskan spora-spora kapang dan

khamir sehingga spora-spora yang sudah terlepas dapat membentuk koloni. Lalu

suspensi tersebut dimasukkan kedalam plastik steril dan diaduk homogen

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

49

menggunakan stomacher supaya sampel mampu bercampur homogen dengan

pelarut. Pengenceran AKK dilanjutkan dengan menyiapkan 3 tabung reaksi yang

telah diisi dengan 9 ml PDF. 1 ml pengenceran 10−1 dari hasil homogenisasi

penyiapan sampel dipipet kemudian dimasukkan kedalam tabung pertama yang

telah berisi PDF sehingga diperoleh pengenceran 10−2 lalu digojog sampai

homogen dengan vortex. . Pengenceran ALT dilanjutkan dengan menyiapkan 5

tabung reaksi yang telah diisi dengan 9 ml BPW. 1 ml pengenceran 10−1 dari

hasil homogenisasi penyiapan sampel dipipet kemudian dimasukkan kedalam

tabung pertama yang telah berisi PDF sehingga diperoleh pengenceran 10−2 lalu

digojog sampai homogen dengan vortex. Tahap selanjutnya yaitu membuat

pengenceran hingga 10−4 untuk AKK dan 10−6 untuk ALT sebagai orientasi

untuk menentukan tingkat pengenceran yang paling efektif dimana koloni mudah

dihitung dan sesuai dengan range.

E. Uji Angka Kapang Khamir

Uji Angka Kapang Khamir adalah salah satu uji yang dijadikan syarat

suatu produk obat tradisional untuk menilai kualitas dari produk dilihat dari

cemaran mikrobianya. Dimana uji AKK tersebut dilakukan dengan menghitung

jumlah koloni kapang/khamir yang terdapat dalam jamu temulawak dari penjual

jamu gendong di pasar tradisional Klaten. Prinsip dari uji ini yaitu menumbuhkan

kapang/khamir dalam media yang sesuai yang dapat menyediakan nutrisi bagi

pertumbuhan kapang/khamir kemudian menghitungnya. Menurut Depkes RI

(2000) uji angka khamir perlu dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa

sediaan simplisia tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

50

ditetapkan karena berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang

berbahaya bagi kesehatan.

Uji AKK dilakukan untuk memberikan jaminan bahwa sediaan simplisia

tidak mengandung cemaran fungi melebihi batas yang ditetapkan karena

berpengaruh pada stabilitas sediaan dan aflatoksin yang berbahaya bagi kesehatan.

Adanya kapang dalam makanan atau minuman sangat berbahaya karena kapang

menghasilkan mikotoksin. Mikotoksin adalah hasil metabolit sekunder dari

kapang yang bersifat toksik dengan merusak struktur sel seperti membran sel serta

merusak proses pembentukan sel yang penting bagi tubuh. Penyakit yang

disebabkan oleh mikotoksin disebut mikotoksis. Ada 5 jenis mikotoksin yang

berbahaya bagi kesehatan yaitu, aflatoksin, fumonisin, okratoksin, trikotesena dan

zearalenon. Aflatoksin merupakan salah satu mikotoksin yang sangat poten yang

dihasilkan oleh Aspergilus flavus dan Aspergilus parasiticus. Terdapat enam jenis

aflatoksin yang sering dijumpai dan bersifat toksik, yaitu aflatoksin

B1, B2, G1, G2, M1, dan M2 (Ahmad, 2009). Pada manusia aflatoksin dapat

menyebabkan toksigenik (menimbulkan keracunan), mutagenik (menimbulkan

mutasi), dan dapat meningkatkan risiko karsinoma hepatoseluler (Underwood,

1999). Sedangkan salah satu contoh khamir yang paling sering ditemukan dan

menimbulkan infeksi pada manusia adalah golongan Candida. Candida adalah

anggota flora normal yang terdapat pada saluran pencernaan, selaput mukosa

saluran pernapasan, vagina, uretra, kulit dan dibawah jari-jari kuku tangan dan

kaki. Penyakit yang disebabkan oleh ragi spesies Candida disebut kandidiasis,

kandidiasis dapat bersifat akut atau subakut dan dapat menyebabkan infeksi pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

51

mulut, vagina, kulit, kuku, bronki, atau paru-paru. Terkadang infeksi Candida

dapat menyebabkan septikemia, endokarditis, atau meningitis. Infeksi Candida

umumnya terjadi apabila kondisi tubuh inang sedang mengalami penurunan daya

tahan tubuh (Kuswadji, 1999).

Kapang/ khamir dapat tumbuh selama proses penyimpanan bahan baku

jamu, penyimpanan makanan dan minuman serta dalam kondisi tanah lembab.

Khamir dapat menyebabkan pembusukan dan dekomposisi bahan pangan karena

sifatnya, yaitu mikroba fermentatif yang dapat menguraikan unsur organik

menjadi alkohol dan CO2. Contoh khamir yang dapat menyebabkan pembusukkan

bahan pangan adalah Saccaromyces cerevisiae (SNI, 2009).

Pentingnya dilakukan uji angka kapang khamir karena diperlukan jaminan

bahwa obat tradisional tidak mengandung cemaran kapang/khamir yang melebihi

batas yang ditetapkan yaitu tidak boleh lebih dari 103 koloni/ml. Apabila jumlah

cemaran kapang/ khamir yang terkandung dalam jamu temulawak tersebut

melebihi batas yang telah ditentukan untuk dikonsumsi secara rutin maka tujuan

dari penggunaan jamu untuk meningkatkan kesehatan tidak dapat tercapai. Jumlah

AKK yang melebihi batas dapat menyebabkan timbulnya penyakit karena sifat

dari kapang/khamir merupakan patogen.

Pada uji AKK yang dilakukan digunakan media PDA sebagai media

yang berisi nutrisi untuk pertumbuhan kapang/khamir. Menurut Sumarsih

(2007) setiap nutrisi yang dibutuhkan mikroorganime dapat berbeda karena

sifat fisiologi setiap mikroorganisme dapat berbeda. Menurut Murray (1996)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

52

media PDA mengandung Agar, Dextrosa, serta ekstrak kentang yang

dibutuhkan untuk pertumbuhan kapang dan khamir. Dekstrosa dan ekstrak

kentang dari media PDA dapat memacu produksi konidia kapang/khamir

(Beever & Bollard, 1970).

Media PDA juga ditambahkan antibiotik kloramfenikol 1%.

Kloramfenikol ini digunakan untuk menghambat pertumbuhan bakteri pada

media sehingga yang tumbuh hanya kapang/khamir

saja.Kloramfenikol merupakan antibiotik yang mempunyai aktifitas

bakteriostatik dan pada dosis tinggi bersifat bakterisid. Aktivitas antibakterinya

bekerja dengan menghambat sintesis protein dengan jalan meningkatkan

ribosom subunit 50S yang merupakan langkah penting dalam pembentukan

ikatan peptida. Kloramfenikol efektif terhadap bakteri aerob gram positif dan

beberapa bakteri aerob gram negatif (Fardiaz, 1992).

Dalam uji AKK dilakukan tahap homogenisasi sampel yang bertujuan

untuk meratakan distribusi kapang/khamir. Pada uji AKK dilakukan pembuatan

seri pengenceran yang bertujuan untuk mendapatkan koloni yang terpisah untuk

memudahkan perhitungan hasil. Apabila tidak dilakukan pengenceran maka

koloni yang tumbuh akan saling bertumpuk sehingga akan sulit diamati dan

dihitung.

Pada penelitian ini juga dibuat kontrol media dan kontrol pelarut. Kontrol

media hanya berisi media PDA dengan tujuan untuk memastikan bahwa

mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari media. Kontrol pelarut berisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

53

media PDA dengan pengencer PDF yang bertujuan untuk memastikan bahwa

mikroorganisme yang tumbuh bukan berasal dari pengencer PDF yang digunakan.

Gambar 1. Kontrol media (A) kontrol pelarut (B)

Dapat dilihat pada gambar 1 yaitu pada kontrol media maupun pelarut

tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri setelah diikubasi pada suhu 25℃

selama 5-7 hari. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa media maupun

pelarut yang digunakan tidak terkontaminasi mikroba sehingga apabila pada

media biakan terdapat pertumbuhan koloni maka dapat dipastikan berasal dari

jamu temulawak.

Seri pengenceran dibuat hingga 10−4 dengan tujuan sebagai orientasi

untuk menentukan tingkat pengenceran yang paling efektif dimana koloni mudah

dihitung dan sesuai range. Prinsip dari pembuatan seri pengenceran adalah

diperolehnya individu fungi yang tumbuh secara terpisah yang tampak pada

cawan petri setelah inkubasi.Setelah sampel diencerkan dan ditanam pada media

PDA, sampel diinkubasi terbalik selama 5 hari dan diinkubasi pada suhu 20-25℃

kemudian diamati pertumbuhan koloni nya setiap hari hingga hari kelima. Pada

inkubasi ini dilakukan dengan teknik inkubasi terbalik dengan tujuan agar uap air

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

54

yang terbentuk selama masa inkubasi tidak menetes ke media dan mempengaruhi

pertumbuhan mikroba.

Ciri-ciri dari khamir yaitu yang berbentuk bulat, berwarna putih dan

terpisah sedangkan ciri-ciri dari kapang adalah yang berbentuk serabut halus

seperti kapas. Apabila terdapat koloni yang bertumpuk maka dianggap sebagai 1

koloni (Yenny, 2006).

Hasil pengamatan selama inkubasi sampai hari kelima ditunjukkan pada tabel II:

Tabel II. Angka Kapang Khamir (AKK) jamu temulawak waktu inkubasi 5

hari

Sampel AKK (koloni/mL)

Pedagang 1 <10 koloni/ mL

Pedagang 2 <10 koloni/ mL

Pedagang 3 <10 koloni/ mL

Berdasarkan data pada tabel II (tabel perhitungan lengkap pada lampiran 2

dengan mengacu pada MA PPOMN tahun 2006), dari ketiga sampel jamu

temulawak yang diambil terlihat bahwa nilai ALT ketiga sampel jamu temulawak

seluruhnya masuk dalam range atau ambang batas yang telah ditetapkan oleh

BPOM RI 2014 dimana AKK yang diperbolehkan tidak lebih dari 103. Pada hasil

penelitian nilai AKK yang didapat adalah <10 kondisi tersebut menunjukkan

bahwa pembuatan jamu temulawak oleh pedagang jamu gendong telah

memperhatikan CPOTB dengan baik. Dimana menurut survey yang telah

dilakukan oleh peneliti pedagang jamu gendong sangat memperhatikan kebersihan

dalam pembuatan jamunya dimana selalu menggunakan bahan yang segar seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

55

memilih rimpang yang segar yang ditandai dengan kulit rimpang tidak keriput dan

tidak dimakan serangga, meletakkan bahan baku ditempat yang kering seperti

nampan dan meletakkannya ditempat yang sejuk dan kering sehingga terhindar

dari pertumbuhan jamur, selalu mencuci bersih bahan-bahan yang akan diproses

menjadi jamu gendong, selalu mencuci alat setelah digunakan dan sebelum

dipakai, alat-alat yang digunakan dalam pembuatan jamu selalu dalam kondisi

bersih dan kering, selalu memasak atau memanaskan jamu hingga mendidih, serta

menyimpan jamunya dalam botol khusus jamu dan ditutup rapat sehingga

kemungkinan untuk tercemar sangat rendah.

F. Uji Angka Lempeng Total

Uji Angka Lempeng Total (ALT) adalah suatu uji untuk mengamati

pertumbuhan bakteri mesofil aerob setelah sampel diinkubasi dalam perbenihan

yang cocok selama 24-48 jam pada suhu 37℃. Dalam pengujian ALT digunakan

metode pour plate dengan cara menginokulasikan sampel uji pada media PCA

pada suhu 45℃ dalam cawan petri.

Uji ALT dapat digunakan untuk menghitung banyaknya bakteri yang

tumbuh dan berkembang pada sampel, juga sebagai acuan untuk menentukan

kualitas dan keamanan simplisia. Simplisia dikatakan berkualitas apabila tidak ada

sama sekali cemaran yang tumbuh, atau apabila ada maka jumlahnya haruslah

berada dibata yang sudah ditentukan, yaitu tidak lebih dari 104 koloni/ml (Depkes

RI, 2014).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

56

Media yang digunakan dalam penelitian ini adalah Plate Count Agar

(PCA). Media PCA mengandung tripton, yeast extract, glukosa, dan agar untuk

menutrisi pertumbuhan bakteri dalam media. Teknik yang digunakan adalah

teknik pour plate yaitu teknik untuk menghitung jumlah sel yang hidup baik

dalam keadaan aerob maupun anaerob.

Metode pour plate (lempeng tuang) adalah suatu teknik di dalam

menumbuhkan mikroorganisme di dalam media agar dengan cara

menginokulasikan sampel uji pada setiap pengenceran secara duplo dalam media

PCA sehingga sel-sel tersebut tersebar merata dan diam baik di permukaan agar

atau di dalam agar dan di inkubasi selama 24-48 jam pada suhu 37℃.

Seri pengenceran dibuat hingga 10−6 dengan tujuan sebagai orientasi

untuk menentukan tingkat pengenceran yang paling efektif dimana koloni mudah

dihitung dan sesuai range. Prinsip dari pengenceran serial adalah diperolehnya

koloni bakteri yang tumbuh secara terpisah yang tampak pada cawan petri setelah

inkubasi. Setelah sampel diencerkan dan ditanam pada media PCA dan dibiarkan

memadat kemudian cawan petri diinkubasi secara terbalik. Tujuan dilakukan

inkubasi terbalik adalah supaya uap air yang dihasilkan atau yang terbentuk pada

cawan petri selama inkubasi tidak menetes pada media yang akan mengganggu

dalam perhitungan jumlah koloni bakteri. Kemudian koloni yang tumbuh akan

dihitung menurut cara perhitungan ALT yang tercantum dalam SNI 2897:2008.

Pada penelitian ini juga dibuat kontrol media dan kontrol pelarut. Kontrol

media hanya berisi media PCA dengan tujuan untuk memastikan bahwa bakteri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

57

yang tumbuh bukan berasal dari media. Kontrol pelarut berisi media PCA dengan

pengencer BPW yang bertujuan untuk memastikan bahwa bakteri yang tumbuh

bukan berasal dari pengencer BPW yang digunakan.

Gambar 2. Kontrol media (A) kontrol pelarut (B)

Dapat dilihat pada gambar 2 yaitu pada kontrol media maupun pelarut

tidak terdapat pertumbuhan koloni bakteri setelah diikubasi pada suhu 37℃

selama 48 jam. Hasil pengujian tersebut menunjukkan bahwa media maupun

pelarut yang digunakan tidak terkontaminasi mikroba sehingga apabila pada

media biakan tumbuh koloni dapat dipastikan berasal dari jamu temulawak.

Hal-hal yang perlu diperhatikan juga terkait dengan alat serta media yang

digunakan. Media yang digunakan perlu disterilisasi terlebih dahulu dalam

autoklaf dengan suhu 121℃ selama 15 menit kemudian alat yang digunakan perlu

disterilisasi terlebih dahulu dalam oven dengan suhu 180℃ selama 1 sampai

dengan 2 jam serta pengujian dilakukan dengan metode aseptis untuk

meminimalkan kontaminasi sehingga bakteri yang tumbuh pada media benar-

benar dari jamu temulawak tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

58

BPOM RI 2014 menyatakan bahwa ambang batas ALT yang

diperbolehkan adalah tidak lebih dari 103 koloni/ ml untuk AKK dan 104 koloni/

ml untuk ALT.

Tabel III. Angka Lempeng Total (ALT) jamu temulawak waktu inkubasi 48

jam

Sampel ALT (koloni/mL)

Pedagang 1 <10 koloni/mL

Pedagang 2 4,3 x 102 koloni/ mL

Pedagang 3 10 koloni/ mL

Berdasarkan hasil ALT pada tabel III (tabel perhitungan lengkap ada pada

lampiran 5 dengan mengacu pada SNI 2897:2008) menunjukkan bahwa ketiga

sampel jamu temulawak berturut-turut seluruhnya masuk dalam kriteria ambang

batas yang diperbolehkan atau masuk dalam range normal ALT seperti yang

tercantum dalam BPOM RI 2014 nilai ALT yang diperbolehkan adalah tidak

boleh melebihi 104. Sehingga dapat dikatakan bahwa jamu temulawak yang

diproduksi oleh ketiga pedagang jamu gendong tersebut layak untuk dikonsumsi

masyarakat. Berdasarkan survey yang telah dilakukan oleh peneliti pedagang

jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten telah memperhatikan cara pembuatan

jamu dengan baik dimulai saat penyiapan bahan dimana bahan yang dipilih adalah

bahan yang segar berupa rimpang temulawak yang tidak berjamur dan tidak

dimakan serangga, selalu meletakkan bahan baku jamu yang akan diproses pada

nampan kering dan disimpan pada tempat sejuk dan kering sehingga terhindar dari

pertumbuhan jamur, kemudian saat proses pembuatan pedagang jamu selalu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

59

menggunakan alat-alat yang bersih serta kering guna menjamin kebersihan

jamunya, sebelum rimpang dilumatkan rimpang segar temulawak juga melewati

proses seperti pengupasan kulit temulawak dan dibersihkan dengan dicuci

menggunakan air mengalir sampai tidak ada lagi tanah atau kotoran lain yang

menempel pada rimpang segar temulawak, para pedagang jamu juga selalu

membuat jamu dengan menggunakan air mengalir yang bersih kemudian

dipanaskan dengan cara merebusnya dalam api kecil selama 20 menit hingga

mendidih. Sehingga dengan demikian layak bahwa jamu temulawak yang dijual

oleh pedagang jamu gendong di Pasar Tradisional Klaten layak dan baik untuk

dikonsumsi oleh masyarakat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

60

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan data yang diperoleh dari penelitian, dapat diambil 2

kesimpulan utama, yaitu :

1. Angka Kapang/ Khamir pada jamu gendong temulawak yang beredar

di Pasar Tradisional Klaten adalah <10 koloni/ mL.

2. Angka Lempeng Total pada jamu gendong temulawak yang beredar di

Pasar Tradisional Klaten adalah <10 koloni/mL sampai dengan 4,3

x 102 koloni/ mL.

B. SARAN

1. Perlu dilakukan uji identifikasi bakteri Escherichia coli yang terdapat

pada jamu untuk melihat adanya bakteri patogen yang dapat

menyebabkan penyakit.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

61

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad, R. Z., 2009, Cemaran Kapang Pada Pakan dan Pengendaliannya, Balai

Besar Penelitian Veteriner, Jalan R.E. Martadinata No. 30, Bogor, pp.15.

Anonim, 2008, Tanaman Obat Indonesia: Temulawak(Curcuma xanthorrhiza,

Roxb) http://www.iptek.net.id/index.php?vw diakses pada tanggal 19 September

2015.

Anonim, 2008, Farmakope Herbal Indonesia, Edisi I, Departemen Kesehatan RI,

Jakarta, pp.73-77, 151-155.

Atlas, R.M., 2000, Hand Book of Microbiological Media, 2nd

Edition, CRC Press,

New York, pp. 255.

Aulia, 2012, Medium Pertumbuhan Bakteri, Bapelkes, Jakarta, pp. 1 – 3.

BPOM, 2001, Metode Analisis Prosedur Pengujian Obat dan Makanan Negara,

Jakarta, Balai POM.

BPOM, 2005, Lampiran Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan

RI Nomer : HK.00.05.4.1380 tentang Pedoman Cara Pembuatan Obat

Tradisional yang Baik.

BPOM, 2006, Metode Analisis PPOMN, MA PPOMN nomer 96/mik/00, Uji

Angka Kapang/khamir dalam Obat Tradisional, Jakarta, BPOM, 108 – 110.

BPOM, 2014, Persyaratan Mutu Obat Tradisional, Jakarta, BPOM, 15-17.

Bridson, E., Y., 2006, Oxoid manual, 9th

Edition, Oxoid Limited, England, pp. 50-

70, 337-338.

David W., PhD, Rana A. Hajjeh, MD, Brent A, Lasker, PhD, 2001, Epidemiology

and Prevention of Invasive Aspergillosis, Current Science Inc, USA, pp. 507-508.

Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, 2000, Pelaksanaan Uji Klinik Obat

Tradisional, Depertemen Kesehatan Republik Indonesia, jakarta, pp. 27.

DepKes RI, 1998, Pedoman Umum Pemriksaan Sarana Pengelolaan Makanan

dan Minuman, keamanan Pangan, Jakarta, Dirjen POM, DepKes RI

DepKes RI, 2011, Indonesia Cinta Sehat Saatnya Jamu Berkontribusi,

http://www.depkes.go.id/index.php?vw – 2&id – 1723, Diakses pada tanggal 21

September 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

62

DepKes RI, 2012, Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 007 tentang Registrasi

Obat Tradisional.

Fardiaz, S., 1993. Analisis Mikrobiologi Pangan, PAU, Bandung, Institut

Pertanian Bogor, pp. 557 – 608.

Hadioetomo, R.S., 1993, Mikrobiologi Dasar dan Praktek-teknik dan Prosdur

Dasar dalam Laboratorium, Jakarta, Gramedia, pp.42 – 46.

Jawetz, E.J.I., Melnick and Adelberg, E.A, 1996, Mikrobiologi Kedokteran,

Diterjemahkan oleh Nugroho E., dan Maulany Edisi XX, Jakarta, EGC, pp.234 –

240.

Kanti A., 2005, Keragaman khamir tanah asal Taman Nasional Kalimutu dan

Taman Wisata Alam Ruteng Nusa Tenggara Timur. Laporan Penelitian Bidang

Zoologi, Bogor, Pusat Penelitian Biologi-LIPI.

Latief, H. A., 2012, Obat Tradisional, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta, pp.

228-229.

Latief, H. A., 2012, Obat Tradisional, Jakarta, Penerbit EGC, pp.238-240.

Lay, B.W., 1994, Analisis Mikroba di Laboratorium, Ed 1, Jakarta, PT Raja

Graffindo Persada, pp.15 – 22.

Murray, P.R.,1999, Manual of Clinical Microbiology, 7 th edition, American

Society for Microbiology, Wahington, pp.1688-1700.

Nugroho H.S., 1995, Ramuan Obat Jamu Tradisional, Surabaya: Apollo, pp.

Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 007 tahun 2012 tentang

Registrasi Obat Tradisional.

Pratiwi, S.T., 2008, Mikrobiologi Framasi, Jakarta, Penerbit Airlangga, pp.206 –

207.

Radji, M., 2009, Buku ajar Mikrobiologi : Panduan Mahasiswa Farmasi dan

Kedokteran, Jakarta, EGC, pp.10-19, 125-130.

Rostiana, O., N.Bermawie dan M.Raharjo., 2005, Budidaya tanaman Kunyit,

Sirkuler No. 11, Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian, Balai Penelitian

Tanaman Obat dan Aromatika, Bogor No. 11., pp. 24-29.

Rukmana, R., 1995, Temulawak : Tanaman Rempah dan Obat, Yogyakarta,

Penerbit Kanisius, pp. 23-28.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

63

Rukmana, R., 2004, Temu-Temuan : Apotek di Pekarangan Hidup, Yogyakarta,

Penerbit Kanisius, pp.26-27.

Said, 2007, Khasiat dan Manfaat Temulawak, Jakarta, Sinar Wadja Lestari, pp.

25-28.

Sardi,D., 1985, Herbal Indonesia Berkhasiat,Bukti Ilmiah & Cara Racik, Alam

Trubus Info kit.vol.8

SNI, 1992, Cara Uji Cemaran Mikroba, SNI 01-2897-1992, Jakarta, pp.4, 36.

Suharmiati, handayani, L. (2005). Cara Benar Meracik Obat Tradisional, Jakarta,

Penerbit Agromedia Pustaka, pp. 1 – 2 , 39 – 41.

Supardi dan Sukamto, 1999, Mikroorganisme Penyebab Penyakit Menular dalam

Mikrobiologi dalam Pengolahan dan Keamanan Pangan, Edisi Pertama, Jakarta,

Yayasana Adikarya IKAPI dengan The Ford Foundation, 157 – 173.

Supardi, Hermawan, M.J., Yuniar, Y., 2010, Penggunaan Jamu Buatan Sendiri di

Indonesia, Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, Vol.14, pp.375 – 381.

Suriawiria, U., 2005, Mikrobiologi Dasar, Papas Sinar Sinanti, Jakarta, pp.34-50.

Tarigan, J., 1988, Pengantar Mikrobiologi, Jakarta, Depertemen Pendidikan dan

Kebudayaan Dirjen Pendidikan Tinggi Proyek Pengembangan Lembaga

Pendidikan, pp.113 – 114.

Waluyo, L., 2007, Mikrobiologi Umum, Penerbit Universitas Muhammadiyah,

Malang, pp.55-59.

Wasito, H., 2011, Obat Tradisional Kekayaan Indonesia,Yogyakarta, Graha Ilmu,

pp. 5-20.

Winarno,F.G., S.Fardiaz dan D.Fardiaz, 1980, Pengantar Teknologi Pangan,

Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, pp. 28-59.

Yenny, 2006, Aflatoksin dan Aflatoksikosis Pada Manusia, Universa Medika,

Volume 25 nomor 1, Jakarta, pp.43-47.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

64

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

65

Lampiran. 1 Surat Ijin Penelitian di Balai Laboratorium Kesehatan

Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

66

Lampiran 2. Nilai AKK dan perhitungan sampel jamu temulawak pedagang

1 pada inkubasi hari ke-5

Sampel A

(Pedagang 1)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 2

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 3

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Nilai AKK Sampel A

<10 koloni/ mL

Sampel A (Pedagang 1)

Dipilih pengenceran 10−1 karena bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan

dan bukan disebabkan karena faktor inhibitor, maka Angka Kapang Khamir

dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengeceran terendah (<1 x

faktor pengenceran terendah) (MA PPOMN, 2006).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

b. Replikasi 2 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

c. Replikasi 3 = <1 x 10−1 = <10 koloni/ mL

Nilai AKK sampel A = <10+<10+<10

3 = < 10 koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

67

Lampiran 3. Nilai AKK dan perhitungan sampel jamu temulawak pedagang

2 pada inkubasi hari ke-5

Sampel B

(Pedagang 2)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 2 10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 3

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Nilai AKK Sampel B

<10 koloni/ mL

Sampel B (Pedagang 2)

Dipilih pengenceran 10−1 karena bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan

dan bukan disebabkan karena faktor inhibitor, maka Angka Kapang Khamir

dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengeceran terendah (<1 x

faktor pengenceran terendah) (MA PPOMN, 2006).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

b. Replikasi 2 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

c. Replikasi 3 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

Nilai AKK sampel B = (<10+<10+<10)

3 = < 10 koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

68

Lampiran 4. Nilai AKK dan perhitungan sampel jamu temulawak Pedagang

3 pada inkubasi hari ke-5

Sampel C

(Pedagang 3)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 2

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Replikasi 3

10−1 0 0 0

<10 koloni/ mL 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

Nilai AKK Sampel C

<10 koloni/ mL

Sampel C (Pedagang 3)

Dipilih pengenceran 10−1 karena bila tidak ada pertumbuhan pada semua cawan

dan bukan disebabkan karena faktor inhibitor, maka Angka Kapang Khamir

dilaporkan sebagai kurang dari satu dikalikan faktor pengeceran terendah (<1 x

faktor pengenceran terendah) (MA PPOMN, 2006).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

b. Replikasi 2 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

c. Replikasi 3 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL

Nilai AKK sampel C = (<10+<10+<10)

3 = < 10 koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

69

Lampiran 5. Nilai ALT dan perhitungan ALT sampel jamu temulawak

Pedagang 1 inkubasi 48 jam

Sampel A

(Pedagang 1)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/ mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1 10−1 0 0 0

<10 koloni/mL* 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 2 10−1 0 0 0

<10 koloni/mL*

10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 3 10−1 0 0 0

<10 koloni/mL*

10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Nilai ALT Sampel A <10 koloni/mL

Sampel A (Pedagang 1)

Dipilih pengenceran 10−1 karena bila cawan petri dari semua pengenceran tidak

menghasilkan koloni, laporkan TPC sebagai kurang dari 1 kali pengenceran

terendah yang digunakan (1 x faktor pengenceran terendah) (SNI, 2008).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL*

b. Replikasi 2 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL*

c. Replikasi 3 = <1 x 10−1 = <10 koloni/mL*

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

70

Nilai ALT sampel A = (<10+<10+<10)

3 = < 10 koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

71

Lampiran 6. Nilai ALT dan perhitungan ALT sampel jamu temulawak

Pedagang 2 inkubasi 48 jam

Sampel B (Pedagang 2)

Dipilih pengenceran 10−1 karena pada pengenceran tersebut terdapat jumlah

koloni yang berada pada range perhitungan, yaitu cawan yang memiliki 25

koloni sampai 250 koloni (SNI, 2008).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = 40+44

2x 10 = 420 4,2 x 102 koloni/ mL

b. Replikasi 2 = 43+45

2 x 10 = 440 4,4 x 102 koloni/ mL

Sampel B

(Pedagang 2)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/ mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1 10−1 40 44 42

4,2x102

koloni/mL

10−2 2 2 2

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 2 10−1 43 45 44

4,4x102

koloni/mL

10−2 7 15 11

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 3 10−1 42 44 43

4,3x102

koloni/mL

10−2 6 8 7

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Nilai ALT Sampel B 4,3x102

koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

72

c. Replikasi 3 = 42+44

2 x 10 = 430 4,3 x 102 koloni/ mL

Nilai ALT sampel B = (4,2 X 102+ 4,4 X 102+ 4,3 X 102)

3= 4,3 x 102 koloni/ mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

73

Lampiran 7. Nilai ALT dan perhitungan ALT sampel jamu temulawak

Pedagang 3 inkubasi 48 jam

Sampel C (Pedagang 3)

Dipilih pengenceran 10−1 karena pada kedua cawan petri pada setiap replikasi

hanya ada 1 koloni. Sehingga bila hasil koloni kurang dari 25, hitung jumlah

yang ada pada cawan dari tiap pengenceran lalu rerata jumlah koloni tiap

cawan dan kalikan dengan faktor pengencerannya (SNI,2008).

Perhitungannya sebagai berikut :

a. Replikasi 1 = 1+1

2 x 10 = 10 10 koloni/ mL*

b. Replikasi 2 = 1+1

2 x 10 = 10 10 koloni/ mL*

Sampel C

(Pedagang 3)

Pengenceran Jumlah koloni masing-

masing petri

Nilai ALT

(CFU/ mL)

Petri 1 Petri 2 Rata-rata

Replikasi 1 10−1 1 1 1

10 koloni/mL* 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 2 10−1 1 1 1

10 koloni/mL*

10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Replikasi 3 10−1 1 1 1

10 koloni/mL* 10−2 0 0 0

10−3 0 0 0

10−4 0 0 0

10−5 0 0 0

10−6 0 0 0

Nilai ALT Sampel C 10 koloni/mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

74

c. Replikasi 3 = 1+1

2 x 10 = 10 10 koloni/ mL*

Nilai ALT sampel C = 10+10+10

3 = 10 koloni/ mL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

75

Lampiran 8. Pengambilan sampel jamu temulawak

a. Coolbox tempat membawa jamu

b. Jamu yang dimasukkan dalam botol steril

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

76

Lampiran 9. Uji AKK jamu temulawak sampel A (pedagang 1) pada

inkubasi 5 hari

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

77

Lampiran 10. Uji AKK jamu temulawak sampel B (pedagang 2) pada

inkubasi 5 hari

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

78

Lampiran 11. Uji AKK jamu temulawak sampel C (pedagang 3) pada

inkubasi 5 hari

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

79

Lampiran 12. Uji ALT jamu temulawak sampel A (pedagang 1) pada

inkubasi 48 jam

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

Pengenceran 10−5 Pengenceran 10−6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

80

Lampiran 13. Uji ALT jamu temulawak sampel B (pedagang 2) pada

inkubasi 48 jam

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

Pengenceran 10−5 Pengenceran 10−6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

81

Lampiran 14. Uji ALT jamu temulawak sampel C (pedagang 3) pada

inkubasi 48 jam

Pengenceran 10−1 Pengenceran 10−2

Pengenceran 10−3 Pengenceran 10−4

Pengenceran 10−5 Pengenceran 10−6

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

82

Lampiran 15. Foto Kontrol Media dan Kontrol Negatif

Kontrol Media PDA Kontrol Negatif PDA+PDF

Kontrol Media PCA Kontrol Negatif PCA+PDF

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/2713/2/128114059_full.pdfUJI ANGKA KAPANG/KHAMIR (AKK) DAN ANGKA LEMPENG TOTAL (ALT) PADA JAMU GENDONG TEMULAWAK DI PASAR

83

BIOGRAFI PENULIS

Penulis skripsi dengan judul “Uji Angka

Kapang/Khamir (AKK) dan Angka Lempeng Total

(ALT) dalam Jamu Gendong Temulawak di Pasar

Tradisional Klaten” memiliki nama lengkap Maria

Dora Cahya Sapphira. Penulis lahir di Klaten pada

tanggal 27 Mei 1994, merupakan anak pertama dari

tiga bersaudara. Pendidikan formal yang pernah

ditempuh yaitu TK Indriyasana 2 Klaten (1999-2000), SD Pangudi Luhur

Soegijapranata Klaten (2000-2006), SMP Pangudi Luhur 1 Klaten (2006-2009),

SMA N 2 Klaten (2009-2012) kemudian melanjutkan pendidikan di Fakultas

Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta di tahun 2012. Semasa

menempuh kuliah penulis aktif di berbagai kegiatan. Penulis pernah menjadi

Anggota Seksi Liturgi pada Perayaan Pekan Suci (2013), Anggota Seksi Dana dan

Usaha dalam Acara World No Tobacco Day dengan Tema Mencegah Konsumsi

Rokok dan Mengurangi Rokok di Tempat Umum. Penulis pernah mengikuti

Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat dengan judul

Sosialisasi dan Pelatihan Pembuatan Makanan Pendamping Gizi Lansia Instan

Waluh (MP-GLIW) Sehatkan Jantung, Cegah Kanker dan Stroke kepada Kader

Posyandu Dero, Condong Catur, Yogyakarta yang kemudian didanai oleh Menteri

Riset Teknologi Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) tahun 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI