93
i PENGARUH TERAPI TARI TERHADAP TINGKAT DEPRESI PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi Program Studi Psikologi Disusun Oleh : Tirza Yoga Nugroho NIM : 099114128 PROGRAM STUDI PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2014 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

  • Upload
    dodien

  • View
    217

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

i

PENGARUH TERAPI TARI TERHADAP TINGKAT DEPRESI

PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi

Program Studi Psikologi

Disusun Oleh :

Tirza Yoga Nugroho

NIM : 099114128

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2014

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

iv

HALAMAN MOTTO

'And, when you want something, all the universe

conspires in helping you to achieve it

- Paulo Coelho –

You educate a man; you educate a man. You educate a

woman; you educate a generation

- Brigham Young –

Izinkan alam semesta memberikan kekuatan bagi

hidupmu, dan lakukanlah segala sesuatu seperti

untuk Sang Misteri dan bukan untuk manusia

- Tirza –

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Karya ini aku persembahkan khusus untuk alam semesta dan Sang

Misteri sebagai penciptanya. Karena telah memberi kesempatan kepada

seorang Tirza menjadi seorang perempuan yang ingin menguatkan

banyak perempuan lain. Terimakasih Santa Edith Stein, santa

pelindungku untuk selalu mengingatkan aku untuk menjadi tangguh.

Untuk Papa, Mama, Ko Niu, Koko dan Ciciku. Untuk seorang Ayah Budi

yang luar biasa bagiku dan untuk Hendy Hardiawan yang selalu

memberi aku semangat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

vi

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini

tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan

dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 15 Desember 2014

Penulis

Tirza Yoga Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

vii

PENGARUH TERAPI TARI TERHADAP TINGKAT DEPRESI

PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS

Tirza Yoga Nugroho

ABSTRAK

Depresi merupakan gangguan mental yang paling umum terjadi. Depresi bisa terjadi kepada

siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap

depresi adalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). ODHA terutama perempuan memiliki

kerentanan yang jauh lebih tinggi terhadap depresi karena pengaruh hormon dibanding ODHA

laki-laki. Penelitian ini bertujuan mengetahui pengaruh terapi tari terhadap tingkat depresi

perempuan dengan HIV/AIDS. Subjek penelitian adalah 32 perempuan dengan HIV/AIDS berusia

22-40 tahun di Yogyakarta. Penelitian mengajukan hipotesis bahwa terapi tari memiliki pengaruh

terhadap tingkat depresi perempuan dengan HIV/AIDS. Desain penelitian ini adalah Pretest-

Posttest Control Group Design. Pengelompokan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol dilakukan secara random. Analisis data menggunakan uji t menunjukkan nilai t

(5,263) dan p=0,000 (p<0,005) dengan rata-rata gain score kelompok eksperimen (17,5) lebih

tinggi dibanding rata-rata gain score kelompok kontrol (1,125). Dengan demikian hipotesis

diterima.

Kata kunci: Depresi, perempuan, HIV/AIDS, terapi tari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

viii

The Effect of Dance/Movement Therapy to Depression Level on Women with

HIV/AIDS

Tirza Yoga Nugroho

ABSTRACT

Depression is a very common mental disorder. Depression may occur to everyone with a

different background of age, culture, and race. One of the most potential subject of depression is

PLWHA (People Living With HIV/AIDS). PLWHA especially women with PLWHA tend to be more

vulnerable than men related to their hormones. This experiment research aims to find out the

effect dance/movement therapy (DMT) to depression level on women with HIV/AIDS. The subjects

were 32 women with HIV/AIDS aged 22-40 years old in Yogyakarta. The hypothesis says that

dance/movement therapy (DMT) influence the depression level on women with HIV/AIDS. The

research design is Pretest-Posttest Control Group Design. The subjects were divided into two

groups, experiment group and control group with random assignment. Independent sample t-test

show the value of t score (5,263) and p=0,000 (p<0,005). The average of experiment group gain

score (17,5) is higher than the average of control group gain score (1,125). Therefore, the

hypothesis is accepted.

Keywords: Depression, women, HIV/AIDS, dance/movement therapy (DMT)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

ix

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :

Nama : Tirza Yoga Nugroho

NIM : 099114128

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada perpustakaan

Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

“Pengaruh Terapi Tari terhadap Tingkat Depresi Perempuan dengan

HIV/AIDS”

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikan

kepada Perputakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,

mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya di internet dan media lain

untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin saya maupun memberikan

royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 15 Desember 2014

Yang menyatakan,

Tirza Yoga Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan semesta alam yang telah memberikan berkat

penyertaan sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang

berjudul Pengaruh Terapi Tari terhadap Tingkat Depresi Perempuan dengan

HIV/AIDS.

Skripsi ini merupakan syarat tugas akhir untuk memperoleh gelar Sarjana

Psikologi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Penelitian ini dapat

terselesaikan berkat bantuan, masukan, saran, bahkan kritikan dari banyak pihak

yang telah berkontribusi terhadap terselesaikannya karya tugas akhir ini. Oleh

karena itu peneliti hendak mengucapkan terimakasih kepada :

1. Bapak T. Priyo Widiyanto, M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma.

2. Ibu Ratri Sunar Astuti, M.Si., selaku Kaprodi Fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma sekaligus Dosen Penguji 1 yang telah

memberikan saran dan masukan.

3. Ibu M.M. Nimas Eki Suprawati, M.Si, Psi., selaku Dosen Pembimbing

skripsi yang telah dengan telaten dan sabar memberi dukungan dan

bimbingan dengan segala kondisi dan keterbatasan saya. Terimakasih,

Ibu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xi

4. Ibu Debri Pristinella, M.Si., selaku Dosen Penguji 2 dan salah satu dosen

favorit saya yang telah membantu memberikan saran dan masukan untuk

karya ini.

5. Bapak C. Siswa Widyatmoko, S.Psi., M.Si., selaku dosen pembimbing

akademik saya selama ini. Terimakasih untuk diskusi yang selalu

bermakna bagi saya.

6. Romo Priyono Marwan, SJ yang telah bersedia membuka pemikiran

saya lebih luas dan memberi saya semangat dalam mengejar dan

menyelesaikan apa yang harus saya selesaikan.

7. Mas Doni, Mas Muji, Mas Gandung, Bu Nanik, yang telah membantu

saya selama berproses di Fakultas Psikologi.

8. Papa, Mama, Ko Diaz, Ci Santi, Ko Niu, Ik Nok dan Om Eddy yang

sudah selalu bertanya “Kapan selesai?” dan sudah memberikan bantuan

luar biasa sehingga saya bisa menempuh pendidikan ini.

9. Kesayanganku, Hendy Hardiawan, teman hidup, sahabat, kakak, adik,

partner menari, bahkan teman bertengkar yang hebat. Terimakasih sudah

membuatku selalu merasa dikasihi, disayangi, dan mampu melakukan

banyak hal.

10. Bapak Hardi, bapakku dan juga mamakku, simbahku, dan adikku, Yogi

Satriawan. Terimakasih, keluargaku, aku merasa sangat dicintai.

11. Sahabat-sahabatku, Tiara, Diana, dan Lani untuk support yang luar biasa

selama ini. Ayo kita menari lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xii

12. Virly Yuriken yang jauh disana, thank you ils, kalo ga ada lo gw pasti

kaga selese nulis skripsi.

13. Ginza, Albert, Al yang selalu bikin ketir-ketir ngerjain ini karena pada

uda mau selesai semua. Terutama Albert, thank you boy kita berjalan

sampai akhir bersama-sama.

14. Asri Nurani, temen kimchil gw yang oke banget. Thank you bebs, selalu

makes my day brighter than before dengan ke-embuh-an mu itu. Sukses

buatmu juga ya

15. Mba Anna dari Komisi Penanggulangan AIDS DIY yang sudah mau

direpotkan berhari-hari untuk rekomendasi penelitian.

16. Mba Dyah, Mba Nur, Mas Rudy, Mas Even, Mba Virgie, Mba Ochi,

Mba Krisna, dan semua teman-teman Victory Plus yang sudah mau

memberikan saya kesempatan berproses bersama.

17. Kak Mega “Memey” Lestari Silalahi yang sudah menjadi terapis tari

yang luar biasa dan teman berbagi yang manis.

18. Mas Iput Agustioko dan Jeffri Fernando Turnip untuk dokumentasi

karya ini dan segala macam kerepotannya.

19. Kakak-kakak tingkat yang selalu mendukung, Kang Kreteng, Mas

David, Mba Dessy, terimakasih banyak semua bantuannya.

20. Adik-adik tingkat, terutama Nyonyoku, Nathan Agung dan teman-teman

asisten laboratorium, Fiona, Vira, Hoyi. Terimakasih semua support dan

bantuannya ya..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xiii

21. Kak Clay Dengah yang selalu bawel nanyain sampai dimana progress

skripsi. Thank you kak, lo the best lah!

22. Teman-teman Psikologi angkatan 2009, terutama Rani, Gusbay, Mas

Panjul, Patrick, Andang, Keket, Ko Albert, dan Lisa. Thank you ya

semua buat bantuan luar biasanya.

23. Terimakasih sangat banyak buat teman-teman kantor yang selalu seru.

Vera, Danur, Uyeq, Mba Naila, Mas Yoyok yang mendukung aku

ngerjain skripsi ini meskipun harus mencuri banyak waktu di jam kerja.

Terutama direktur aku yang kece badai sedunia ga ada yang ngalahin,

Inna Hudaya. Terimakasih, Teh.

24. Semua pihak yang tidak dapat saya sebut satu per satu. Terimakasih.

Peneliti menyadari bahwa karya ini masih banyak kekurangan. Oleh karena

itu peneliti sangat mengharapkan adanya masukan dan saran untuk pengembangan

penelitian ini.

Penulis,

Tirza Yoga Nugroho

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xiv

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL……………………………………………….

HALAMAN PENGESAHAN DOSEN PEMBIMBING…………..

HALAMAN PENGESAHAN……………………………………...

HALAMAN MOTTO………………………………………………

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH…...

ABSTRAK…………………………………………………………

ABSTRACT………………………………………………………..

HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH…..

KATA PENGANTAR……………………………………………...

DAFTAR ISI……………………………………………………….

DAFTAR TABEL………………………………………………….

DAFTAR GAMBAR……………………………………………….

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………….

i

ii

iii

iv

v

vi

vii

viii

ix

x

xiv

xviii

xix

xx

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG……………………………

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xv

BAB II

B. RUMUSAN MASALAH………………………...

C. TUJUAN PENELITIAN………………………….

D. MANFAAT PENELITIAN……………………….

LANDASAN TEORI

A. TINGKAT DEPRESI PEREMPUAN DENGAN

HIV/AIDS

1. DEPRESI

a. Definisi Depresi…………………………

b. Gejala-gejala Depresi……………………

c. Jenis-jenis Depresi……………………….

d. Faktor-faktor penyebab Depresi………….

e. Alat Ukur Depresi………………………..

2. PEREMPUAN DENGAN HIV/AIDS………..

B. TERAPI TARI……………………………………

C. PENGARUH TERAPI TARI TERHADAP

TINGKAT DEPRESI PEREMPUAN DENGAN

HIV/AIDS…………………………………….....

7

7

8

9

10

15

17

19

20

20

26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xvi

D. HIPOTESIS………………………………………

29

BAB III METODE PENELITIAN

A. JENIS PENELITIAN…………………………….

B. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN……

C. DEFINISI OPERASIONAL……………………..

D. SUBJEK PENELITIAN…………………………

E. INSTRUMEN MANIPULASI…………………..

F. METODE PENGUMPULAN DATA……………

G. DESAIN PENELITIAN…………………………

H. PROSEDUR PENELITIAN…………………….

I. METODE ANALISIS DATA…………………..

30

30

31

32

32

34

34

34

37

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. JENIS PENELITIAN……………………..…..

B. PELAKSANAAN PENELITIAN

1. TAHAP PRETEST……………………………

2. TAHAP MANIPULASI/TREATMENT……

3. TAHAP POSTTEST………………………….

38

38

39

40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xvii

C. HASIL PENELITIAN

1. SUBJEK PENELITIAN……………………

2. DESKRIPSI DATA PENELITIAN………..

3. DATA OBSERVASI………………………

D. HASIL UJI STATISTIK

1. UJI ASUMSI

a. Uji Normalitas…………………………..

b. Uji Homogenitas………………………..

2. UJI HIPOTESIS……………………………

E. PEMBAHASAN……………………………….

40

41

42

43

44

45

46

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………..

B. SARAN………………………………………..

53

53

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

55

60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xviii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1 Data Subjek Penelitian………………………………. 40

Tabel 2 Data Deskriptif Penelitian…………………………… 41

Tabel 3 Uji Normalitas Shapiro-Wilk……………………………. 44

Tabel 4 Levene’s Test for Equality of Variances……………….. 44

Tabel 5 Independent Sample t-test……………………………….. 45

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xix

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1 Dinamika Pengaruh Terapi Tari terhadap Tingkat

Depresi Perempuan dengan HIV/AIDS

29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

xx

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Beck Depression Inventory II (BDI-II)..……………….. 60

Lampiran 2 Hasil Perolehan Data Kelompok Kontrol…………….. 65

Lampiran 3 Hasil Perolehan Data Kelompok Eksperimen………… 67

Lampiran 4 Data Hasil Observasi………………………………….. 69

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Depresi adalah gangguan mental yang paling umum terjadi dimana

seseorang berada dalam tingkat suasana hati (mood) yang rendah dan enggan

dalam melakukan aktivitas yang mempengaruhi pikiran, perilaku, dan perasaan

seseorang (Salmans, 1995). Menurut World Heatlh Organization (WHO),

depresi dialami hampir 121 juta orang di seluruh dunia (WHO, 2010). Depresi

dapat terjadi pada siapa saja dari beragam latar belakang usia, etnis, dan

lingkungan. WHO menyatakan bahwa depresi dialami 20% wanita, 10% pria,

dan 5% remaja baik laki-laki maupun perempuan. Bahkan anak-anak pun bisa

mengalami depresi oleh karena situasi dan kondisi tertentu dalam

kehidupannya.

Salah satu subjek yang memiliki kecenderungan mengalami depresi cukup

tinggi adalah ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). Menurut Direktorat Jenderal

Pengenalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (Ditjen PP) dan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Kemenkes RI) jumlah penderita

HIV/AIDS di Indonesia hingga akhir tahun 2013 mencapai 52.348 orang baik

laki-laki maupun perempuan dari berbagai latar belakang usia

(http://spiritia.or.id). Di Yogyakarta sendiri angka penderita HIV/AIDS

mencapai 2442 kasus atau sekitar 33% dari keseluruhan jumlah penderita

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

2

HIV/AIDS di Indonesia. Angka ini terhitung hingga bulan Desember 2013

(http://aidsyogya.or.id).

Secara umum, penderita HIV/AIDS mengalami shock ketika mereka

didiagnosis mengidap HIV/AIDS (Miller dalam Wessel-Bloom, 2004). Respon

lain yang mengikuti adalah stress karena hidup dengan HIV positif dapat

menjadi sangat berat. Hal ini terkait dengan rasa kehilangan, baik kehilangan

pekerjaan, kehilangan dukungan orang terdekat, dan kehilangan fungsi tubuh

yang seharusnya. Individu yang didiagnosa penyakit berat dapat mengalami

ketakutan dan mengalami ancaman terhadap self-image, kepercayaan diri, dan

identitas dirinya (Kobayashi; Sugimoto; Matsuda; Matsushima; Kishimoto,

2008). Banyak bukti menjelaskan bahwa hampir setiap penyakit dipengaruhi

emosi individu. Para penderita HIV/AIDS seringkali mengalami ketakutan dan

merasakan ketidakpastian akan kehidupan akan kehidupan yang akan mereka

jalani selanjutnya (Wessel-Bloom, 2004). Reaksi ketakutan individu dapat

mempengaruhi tubuh dalam kinerjanya menghasilkan hormon epinefrin yang

dikenal sebagai adrenalin. Hormon ini mempengaruhi munculnya emosi-emosi

yang kuat seperti rasa marah atau rasa takut, serta merespon kesiapan tubuh

terhadap stress (Seaward, 2012).

Selain reaksi yang ditimbulkan karena diagnosis HIV positif muncul,

ODHA harus menghadapi penolakan dan pengabaian, serta deskriminasi dari

masyarakat dimana mereka tinggal (http://aidsindonesia.or.id). Berbagai reaksi

dari individu secara pribadi dan reaksi masyarakat dimana para ODHA berada

dapat memicu timbulnya kecemasan dan depresi pada ODHA. Kecemasan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

3

depresi ini juga dapat timbul karena rasa ketidakpastian yang dirasakan ODHA

terhadap hidupnya (Miller, 1987). Biasanya simtom-simtom ini muncul sesaat

setelah diagnosa HIV positif dan ketika komplikasi dari penyakit ini

berkembang (Wessel-Bloom, 2004).

Beedham dan Wilson-Barnett (1995) melakukan studi yang memberikan

hasil bahwa penderita HIV/AIDS mengalami depresi dan level depresinya

sangat fluktuatif tergantung kejadian dan berbagai hal terkait perkembangan

penyakitnya. Ketika ODHA mengalami depresi mereka merasa tidak ada

satupun hal yang dapat membantu mereka. Selain itu, mereka juga mungkin

akan kehilangan kontrol terhadap dirinya sendiri (Wessel-Bloom, 2004).

Dari keseluruhan ODHA, ODHA perempuan merupakan individu yang

memiliki resiko dua kali lebih besar mengalami depresi (Penzak, Reddy &

Grimsley, 2000). Hal ini dikarenakan perempuan cenderung memiliki tipe

hormon yang berbeda dengan laki-laki. Ketika perempuan mengalami

perubahan hormon, masa-masa ini dapat menjadi pemicu depresi pada

perempuan (Nonacs, 2006). Penelitian yang dilakukan de Mello & Malbergier

(2006) terhadap perempuan dengan HIV positif menunjukkan bahwa

perempuan dengan HIV positif menghadapi kesulitan secara afektif dan dalam

relasi seksual terkait problem dalam pernikahan dan perceraian. Selain itu,

kemungkinana adanya depresi pada perempuan dengan HIV positif dapat

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, pekerjaan, atau lingkungan geografis

mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

4

Depresi sebenarnya merupakan gejala wajar sebagai respon normal

terhadap suatu pengalaman atau kejadian dalam hidup (Aditomo & Retnowati,

2004). Depresi menjadi maladaptif dan abnormal bila hadir dalam intensitas

yang tinggi dan menetap. Literatur psikologi membedakan depresi abnormal

menjadi dua, yaitu mayor (unipolar) dan mania (bipolar) (APA, 1994).

Terapi untuk depresi dikembangkan dengan beberapa teori psikologi yang

popular. Ada lima teori etiologi yang popular membahas depresi dan terapi

untuk depresi. Kelima teori tersebut adalah teori biologis, teori psikodinamika,

teori kognitif, teori behavioral, dan teori sistem keluarga (Carr, 2001). Menurut

teori biologis, predesposisi gangguan mood termasuk depresi mungkin

diturunkan secara genetis (Andrew dalam Carr, 2001). Selain itu teori biologis

menjelaskan bahwa rendahnya level hormon tiroksin dan tingginya hormon

kortisol memiliki pengaruh terhadap meningkatnya simtom depresi (Deakin

dalam Carr,2001).

Dalam terapi psikodinamika, individu dibantu mengenali dan memahami

emosi, pemikiran, pengalaman masa lalu, dan menggali insight sehingga

problematika yang dihadapi di masa sekarang dapat dilewati. Selain itu

individu juga diajak mengevaluasi pola yang mereka kembangkan selama masa

hidup mereka (http://goodtherapy.org). Selanjutnya terapi kognitif

menyimpulkan bahwa individu mengalami depresi karena cara pandang yang

salah terhadap dirinya sehingga memicu menurunnya penghargaan diri (self-

esteem). Rendahnya penghargaan diri inilah yang akhirnya memicu depresi.

Terapi kognitif mengajak individu memposisikan kembali pola berpikir dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

5

perasaan mereka dengan perubahan yang terjadi dalam tubuhnya

(http://goodtherapy.org).

Terapi behavioral menyimpulkan bahwa individu mengalami depresi

karena berkurangnya penguatan pada diri individu sehingga terapi behavioral

menekankan pemberian penguatan pada individu yang mengalami depresi.

Teori terakhir yang juga membahas depresi adalah teori sistem keluarga. Teori

ini menyatakan bahwa depresi disebabkan oleh tekanan dalam hubungan

keluarga, tidak adanya dukungan dari keluarga atau significant others, sistem

kepercayaan, dan pola interaksi dalam keluarga (Carr, 2001). Terapi menurut

teori ini menekankan kepada pemberian perhatian (caregiving) dan

peningkatan pola interaksi keluarga yang lebih baik.

Terapi depresi lain yang menjadi populer adalah terapi tari atau dikenal

dengan Dance/Movement Therapy (DMT). Terapi tari merupakan cabang

termuda dari terapi seni (art therapy) dimana dalam penelitian yang pernah

dilakukan Wessels-Bloom (2004) terhadap pasien ODHA memunculkan hasil

yang positif. Melalui terapi tari ini, ODHA secara umum mengalami

peningkatan dalam kondisi kesehatannya (Wessels-Bloom, 2004). Peningkatan

ini dipengaruhi oleh meningkatnya kekebalan tubuh para ODHA yang dicapai

melalui penguatan konstruk psikologis tertentu seperti stress, dukungan sosial,

serta penghargaan diri yang diperoleh melalui DMT (Wessels-Bloom, 2004).

Terapi tari sendiri didefnisikan oleh American Dance/Movement Therapy

(ADMT) UK pada tahun 2004 sebagai berikut “dance/movement therapy is the

psychotherapeutic use of movement and dance through which a person can

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

6

engage creatively in a process to further their emotional, cognitive, physical,

and social integration” (Karkou & Sanderson, 2006). Ritter & Low (1996,

1998) melakukan meta analisis di US dan dikalkulasi ulang oleh Cruz & Sabers

(1998) menunjukkan bahwa terapi tari terbukti efektif menurunkan stress dan

meningkatkan kesehatan bagi klien atau pasien dengan berbagai kesulitan

kronis, pasien kanker payudara, pecandu alkohol, serta individu dengan

gangguan mental tertentu (Karkou & Sanderson, 2006). Lebih dari itu, terapi

tari juga dapat diterapkan pada semua individu dari berbagai latar belakang

usia dan ras serta dapat dilakukan secara individu, berpasangan, ataupun

kelompok (http://adta.org)

Fleksibilitas terapi tari yang dapat diterapkan dalam berbagai latar

belakang budaya dan ras membuat terapi tari dipilih untuk terapi depresi yang

baik (Seide, 1986). Berbeda dengan terapi seni lain seperti terapi musik, terapi

gambar, dan terapi teater yang perlu penyesuaian terkait latar belakang budaya

dan ras serta terkadang mensyaratkan terapi dilakukan secara kelompok

(Behrends; Muller; Dziobek, 2012).

Terapi tari secara biologis terbukti dapat meningkatkan kemampuan

seseorang sehingga tidak rentan terhadap depresi dan stress dengan meregulasi

tingkat hormon serotonin dan dopamin. Kedua hormon tersebut membantu

individu yang memiliki perasaan terisolasi karena situasi depresi karena AIDS

merupakan penyakit yang mengisolasi penderitanya (Penzak et.al, 2000). Lebih

dari itu, menari juga meningkatkan kepercayaan diri yang akan membantu

individu meningkatkan self-esteem.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

7

Perilaku non-verbal seperti tari mentransformasikan berbagai hal yang

tidak dapat dituangkan dalam tulisan atau kata-kata atau gambar, sehingga

terapi keratif ini memegang peranan penting dalam konseling interkultur dan

psikoterapi karena hampir secara keseluruhan menyentuh tingkat

ketidaksadaran (Wessels-Bloom, 2004). Tujuan terapi tari sendiri adalah untuk

membebaskan emosi-emosi yang ditekan dan disimpan dalam tubuh sebagai

tekanan dan keyakinannya terhadap nilai pelepasan katarsis tari (Chodrow,

2008).

Selanjutnya, terapi tari dapat meningkatkan komunikasi dimana individu

dapat memanfaatkan ini sebagai sarana menjauhkan diri dari tekanan,

kecemasan, kemarahan, mengurangi depresi, serta meningkatkan dan

mengkonstitusi ulang bentuk tubuhnya (Seide, 1986). Terapi tari dapat

diterapkan dalam berbagai latar belakang budaya dengan prinsip dasar bahwa

bahasa tubuh merupakan bentuk komunikasi paling dasar yang dapat dipahami

di berbagai budaya.

B. Rumusan Masalah

Apakah terapi tari berpengaruh terhadap tingkat depresi perempuan dengan

HIV/AIDS?

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini adalah untuk

mengetahui apakah terapi tari memiliki pengaruh terhadap tingkat depresi

perempuan dengan HIV/AIDS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

8

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini dapat menjadi sumbangan bagi dunia kesehatan mental dan

psikoterapi bahwa terapi tari atau Dance/Movement Therapy (DMT)

merupakan sarana mengungkapkan emosi-emosi yang ditekan dan mampu

meningkatkan komunikasi individu, dalam hal ini ODHA perempuan, sehingga

individu menurun tingkat depresinya.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini dapat menjadi alternative terapi psikologis bagi ODHA

perempuan karena terapi ini dapat menjadi sarana bagi mereka untuk

mengekspresikan diri sekaligus melepaskan rasa terisolasi dari penyakit yang

mereka derita. Selain itu terapi ini dapat menjadi sarana meningkatkan

komunikasi dan menurunkan tingkat depresi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

9

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tingkat Depresi Perempuan dengan HIV/AIDS

1. Depresi

a. Definisi Depresi

Menurut DSM-IV depresi merupakan kondisi dimana seseorang merasa

sedih, kosong, atau terganggu yang diikuti perubahan kognisi dan somatic

yang secara signifikan mempengaruhi kapasitas fungsional individu.

Individu yang mengalami depresi akan merasa putus asa dan kehilangan

harapan. Seringkali mereka berpikir mengenai kematian dan mengakhiri

hidupnya atau bunuh diri karena merasa tidak mampu bangkit kembali dari

keadaan mereka dan melakukan berbagai hal. Bahkan untuk penderita

depresi mayor yang berat, berpakaian saja menjadi hal yang sangat berat

untuk dilakukan.

Depresi akan diikuti oleh perubahan fisik, seperti gangguan makan atau

gangguan tidur. Mereka yang mengalami depresi mungkin kehilangan

nafsu makan atau malah makan dalam jumlah yang berlebihan. Mereka

juga rentan mengalami kesulitan tidur, kesulitan berkonsentrasi, dan terus

merasa lelah dan kehilangan energy. Beberapa penderita depresi bahkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

10

mengalami reaksi fisik seperti pusing atau rasa sakit yang seringkali tidak

dapat dijelaskan (Lynch & Kilmartin, 2013).

Depresi mayor atau yang sering dikenal dengan istilah depresi unipolar

terjadi dua kali lebih sering pada perempuan dibanding laki-laki di

berbagai belahan dunia. Hal ini dikarenakan perempuan cenderung

memiliki tipe hormon yang berbeda dibanding laki-laki. Para ahli

meyakini bahwa pada saat perempuan berada dalam tahun-tahun

reproduktifnya, perempuan mengalami fluktuasi hormon yang konstan,

selain itu perubahan hormon yang fluktuatif ini dapat memicu depresi pada

perempuan (Nonacs, 2006).

Dalam penelitian ini, pengertian depresi terbatas pada definisi dan

etiologi yang dikemukakan oleh teori kognitif bahwa depresi disebabkan

oleh adanya pandangan diri yang negatif sehingga berpengaruh terhadap

menurunnya penghargaan diri (Carr, 2001). Depresi merupakan suatu

gangguan yang berkaitan dengan perubahan suasana hati, adanya cara

pandang diri yang negatif dan penyalahan diri, serta regresi dan keinginan

untuk bunuh diri yang diikuti perubahan vegetatif serta perubahan tingkat

aktivitas seperti retardasi dan agitasi (Beck, 1967).

b. Gejala-Gejala Depresi

Berdasarkan definisi yang dikemukakan Beck (1967), depresi dapat

dikenali melalui gejala-gejalanya. Menurut Beck, gejala depresi dapat

dikenali berdasarkan manifestasinya dalam diri individu. Manifestasi

tersebut meliputi manifestasi emosional, manifestasi kognitif, manifestasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

11

motivasional, manifestasi fisik dan vegetatif, serta adanya delusi dan

halusinasi.

1) Manifestasi Emosional

Manifestasi emosional depresi berkaitan dengan berbagai perubahan

pada perasaan atau perilaku nyata individu yang secara langsung

diakibatkan oleh keadaan emosinya. Gejala-gejala ini meliputi :

a) Dejected mood merupakan perasaan ditolak. Individu merasa

kesepian, bosan, dan tidak memiliki siapapun.

b) Munculnya berbagai perasaan negatif mengenai diri sendiri, dalam

gejala ini individu merasa benci terhadap diri sendiri dan merasa diri

tidak berharga.

c) Hilangnya kepuasan, dalam hal ini yang dimaksud adalah kepuasan

dalam melakukan berbagai hal yang biasanya dilakukan individu.

Gejala ini sampai juga pada hilangnya kepuasan akan kegiatan

makan, tidur, dan kepuasan seksual.

d) Kehilangan kelekatan emosional dengan orang lain atau kegiatan

yang biasa dilakukan diikuti hilangnya kepuasan terhadap kegiatan

tersebut.

e) Meningkatnya frekuensi menangis atau tidak dapat menangis

meskipun sebenarnya ingin.

f) Kehilangan kegembiraan. Individu yang mengalami depresi kerap kali

merasa kehilangan rasa humor dan kegembiraan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

12

2) Manifestasi Kognitif

Manifestasi kognitif terdiri atas tiga kelompok perilaku individu yang

menyimpang. Kelompok pertama meliputi perilaku akibat tanggapan

penderita yang menyimpang mengenai dirinya. Gejala-gejala yang

termasuk dalam kelompok ini adalah penilaian diri yang rendah,

gambaran diri yang menyimpang dan harapan yang negatif. Kelompok

kedua menggambarkan dugaan pasien tentang penyebab terjadinya

masalah yang sedang dihadapinya. Sedangkan kelompok ketiga adalah

penyimpangan yang berhubungan dengan pengambilan keputusan. Pada

umumnya individu merasa bimbang dan terombang-ambing ketika harus

mengambil sebuah keputusan (Beck, 1967).

Berikut ini adalah gejala yang termasuk dalam tiga kelompok seperti

yang telah disebutkan di atas.

a) Penilaian yang rendah terhadap diri sendiri. Individu yang mengalami

depresi melihat dirinya sendiri sebagai pribadi yang kurang dalam

segala hal seperti kemampuan, kecerdasan, kesehatan, kekuatan, daya

tarik personal, popularitas, dan kekayaan.

b) Adanya harapan yang negatif, individu cenderung murung dan

pesimis terhadap berbagai hal serta kehilangan harapan. Mereka

cenderung membayangkan hal-hal yang buruk dan menolak

kemungkinan adanya perkembangan dalam kehidupannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

13

c) Individu mencela atau mengkritik dirinya sendiri bila tidak dapat

memenuhi atau melakukan tuntutan-tuntutan atau kewajiban-

kewajiban yang terlalu tinggi.

d) Sulit mengambil keputusan, bahkan dalam hal-hal kecil sekalipun.

Individu cenderung melakukan prokrastinasi dalam melakukan

berbagai hal.

e) Memiliki gambaran diri (body image) yang buruk. Gejala ini lebih

sering muncul pada perempuan dibanding pada laki-laki.

3) Manifestasi Motivasional

Manifestasi motivasional merupakan manifestasi yang tampak paling

menonjol dalam depresi. Manifestasi ini meliputi pengalaman sadar akan

hasrat dan dorongan-dorongan yang ada dalam diri individu. Gejala ini

dapat dilihat dengan cara mengamati perilaku individu yang mengalami

depresi. Karakteristik yang menonjol pada individu ditinjau dari

manifestasi ini adalah adanya kemunduran sifat dasar (regressive

nature). Individu menarik diri dari aktivitas yang sebenarnya berguna

bagi dirinya. Mereka juga cenderung menghindar dari tanggung jawab,

tidak memiliki inisiatif, serta mengalami penurunan kuantitas energi.

Gejala-gejala manifestasi motivasional secara lebih spesifik adalah

sebagai berikut :

a) Hilangnya motivasi dan keinginan untuk melakukan berbagai

aktivitas bahkan aktivitas yang paling sederhana sekalipun, seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

14

makan, minum, atau mengkonsumsi obat untuk meringankan

stressnya.

b) Keinginan untuk menghindar, melarikan diri, dan menarik diri dari

berbagai aktivitas.

c) Keinginan untuk bunuh diri yang seringkali muncul.

d) Meningkatnya ketergantungan terhadap orang lain secara berlebihan.

Ketergantungan disini dimaksudkan lebih pada keinginan untuk

dibantu, dibimbing, atau diarahkan daripada proses nyata bergantung

terhadap orang lain.

4) Manifestasi Fisik dan Vegetatif

Dalam manifestasi fisik dan vegetatif dijelaskan oleh beberapa

peneliti sebagai bukti adanya gangguan otonomi dasar atau hipotalamus

yang merupakan penyebab timbulnya depresi. Gangguan otonomis dasar

merupakan gangguan pada sistem syaraf otonomis yang mengakibatkan

gangguan pada detak jantung, tekanan darah, dan gangguan-gangguan

lain yang sejenis. Sedangkan gangguan hipotalamus adalah gangguan

pada bagian otak yang mengatur pengendalian emosi, fungsi tidur, dan

fungsi fisiologis lainnya.

Manifestasi-manifestasi fisik dan vegetatif tampak pada hal-hal

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

15

a) Kehilangan selera makan

b) Gangguan tidur, bisa berupa insomnia atau hypersomnia

c) Kehilangan dorongan seksual

d) Mudah merasa lelah

5) Delusi dan Halusinasi

Delusi atau yang dikenal juga dengan istilah waham adalah keyakinan

yang keliru, yang tetap dipertahankan sekalipun dihadapkan dengan

cukup bukti tentang kekeliruannya, dan tidak serasi dengan latar

belakang pendidikan dan dosial budaya orang yang bersangkutan.

Sedangkan halusinasi adalah penghayatan (seperti persepsi) yang

dialami melalui panca indera dan terjadi tanpa adanya stimulus eksternal.

Delusi dan halusinasi merupakan gejala hilangnya kontak individu

dengan realitas atau lingkungan (Fauziah & widury, 2008).

c. Jenis-Jenis Depresi

Depresi dapat diklasifikasikan menjadi beberapa jenis. Beck (1967)

mengklasifikasikan depresi menurut penyebab (etiology) depresi yang

menghasilkan depresi endogen dan depresi eksogen. Depresi endogen

adalah depresi yang disebabkan oleh faktor internal atau dari dalam diri

individu yang bisa berupa kekacauan biologis atau genetis individu.

Depresi eksogen adalah depresi yang disebabkan oleh faktor eksternal atau

dari luar individu. Faktor eksternal ini bisa berupa kejadian yang

menyedihkan seperti kematian, kehilangan pekerjaan, atau kesulitan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

16

finansial. Depresi eksogen seringkali disebut juga dengan istilah depresi

reaktif karena terjadi setelah adanya sebuah kejadian pada diri individu.

Selanjutnya Beck (1967) mengemukakan klasifikasi selanjutnya

berdasarkan tingkat aktivitas utama individu menjadi depresi agitasi dan

depresi retardasi. Depresi agitasi ditandai dengan adanya aktivitas

berlebihan atau tidak henti-hentinya. Individu cenderung tidak bisa

berhenti bergerak, sering meremas-remas tangan, atau menggaruk bagian

tubuhnya hingga terluka. Depresi retardasi ditandai dengan berkurangnya

aktivitas spontan, dimana individu cenderung diam pada satu posisi dalam

jangka waktu yang lebih lama dari jangka waktu normal.

Selain klasifikasi yang diberikan Beck, depresi juga diklasifikasikan

berdasarkan fase depresi yang dialami individu yaitu depresi mayor

(unipolar) dan depresi mania (bipolar). Pada depresi mayor individu akan

mengalami kesedihan yang mendalam, kehilangan gairah terhadap hal-hal

yang menyenangkan atau yang dulu pernah diminati. Sedangkan depresi

mania ditandai dengan adanya periode mania yaitu adanya perasaan

gembira, optimism, dan gairan yang berlebihan atau meluap-luap (APA,

2003).

Secara singkat, jenis depresi dapat dibedakan menjadi 3 (tiga)

klasifikasi yaitu berdasarkan penyebab yakni depresi endogen dan

eksogen, berdasarkan tingkat aktivitas utama yakni depresi agitasi dan

depresi retardasi, dan berdasarkan fase depresi yakni depresi

mayor(unipolar) dan depresi mania (bipolar).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

17

d. Faktor-Faktor Penyebab Depresi

Faktor-faktor penyebab depresi dibedakan menjadi 4 (empat) dimensi

yaitu dimensi biologis, dimensi psikologis, dimensi sosial, dan dimensi

sosiokultural (Sue et al., 2008)

1) Dimensi Biologis

Pendekatan biologis terhadap penyebab depresi secara umum

berfokus pada kecenderungan genetis, disfungsi fisiologis, dan

kombinasi keduanya. Faktor genetika cenderung menjadi penyebab

utama depresi pada individu. Selain itu, faktor biologis lain seperti

fungsi neurotransmitter yang meningkatkan hormon kortisol yang

menjadi penyebab utama depresi. Jika hormon ini tidak ditekan laju

sekresinya akan memperburuk kondisi depresi individu.

2) Dimensi Psikologis

Ditinjau dari dimensi psikologis ada tiga sudut pandang yang

diambil. Dari sudut pandang psikodimanima, individu dapat mengalami

depresi ketika terjadi peristiwa keterpisahan misalnya karena seseorang

yang dikasihi meninggal atau pergi. Selain itu individu dapat

mengalami depresi ketika kekurangan atau tidak mampu

mengekspresikan amarahnya. Selanjutnya dari sudut pandang

behavioral, individu dapat mengalami depresi karena kehilangan

seseorang yang dicintai hanya saja dalam sudut pandang ini lebih

berfokus pada berkurangnya penguatan (reinforcement) individu setelah

peristiwa kehilangan tersebut. Kemudian dari sudut pandang kognitif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

18

memandang bahwa depresi disebabkan oleh karena pandangan individu

yang negatif tentang berbagai hal di hidupnya. Pandangan negatif ini

berlaku dalam cara individu memandang kesehariannya. Pandangan

inilah yang berpengaruh terhadap menurunnya penghargaan diri (self-

esteem) sebagai faktor yang menyebabkan depresi.

3) Dimensi Sosial

Dimensi sosial berfokus pada hubungan dan stressor interpersonal

serta dukungan sosial yang membuat seseorang rentan atau sebaliknya

tahan terhadap depresi. Dimensi ini diangkat dari sudut pandang teori

sistem keluarga. Hal ini dikuatkan dengan temuan bahwa orang-orang

di dunia barat lebih rentan mengalami depresi karena adanya pola

budaya dimana diri sendiri menajdi lebih penting dari orang lain

sehingga seseorang sulit menemukan makna hidup dan mengarah

kepada meningkatnya depresi (Sue, 2008)

4) Dimensi Sosiokultural

Dimensi sosiokultural berfokus pada budaya, demografi, dan faktor

sosioekonomi yang menjadi penyebab meningkat atau menurunnya

depresi. Contohnya, perempuan memiliki kecenderungan tingkat

depresi yang jauh lebih tinggi dari laki-laki. Berbagai faktor biologis

maupun psikologis juga telah dikemukakan terkait perbedaan jenis

kelamin sebagai penyebab depresi. Nolen-Hoeksema (2010)

mengemukakan hipotesis bahwa cara seseorang merespon suasana hati

depresif berkontribusi terhadap kronisitas dan kambuhnya episode

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

19

depresi dalam dirinya. Perempuan cenderung memikirkan dan

memperkuat suasana hati depresi mereka, sedangkan laki-laki

cenderung meredam atau menentukan cara untuk meminimalkannya.

e. Alat Ukur Depresi

Depresi oleh beck diukur dengan menggunakan alat ukur yang dikenal

sebagai Beck Depression Inventory II (BDI-II) dalam versi Bahasa

Indonesia. BDI-II merupakan instrumen pengukuran mandiri yang terdiri

dari 21 aitem pernyataan untuk mengukur tingkat depresi pada dewasa dan

remaja di atas usia 13 tahun. BDI-II disusun sebagai indikator adanya

simtom-simtom depresi sesuai kriteria DSM-IV. Instrumen ini

dikembangkan oleh Aaron T. Beck, Robert A. Steer, dan Gregory K.

Brown. BDI-II merupakan paper and pencil questionnaire yang pada

umumnya diadministrasikan selama 5-10 menit oleh subjek sendiri atau

disajikan seara oral (wawancara). 21 aitem pada BDI-II terdiri dari 4 skala

rasio 0-3. Total skor yang mungkin adalah 0-63, dimana total skor ini

nantinya dikonversi untuk mennetukan kondisi atau keberadaan simtom

depresi pada individu (Community-University Partnership for the Study of

Children, Youth, and Families, 2011).

Robinson (dalam Aditomo & Retnowati, 2004) mencatat bahwa BDI-II

memiliki reliabilitas konsistensi internal yang baik yaitu 0,93 dengan

reliabilitas test-retest 0,70. Leigh & Anthony Tolbert (2001) dalam The

Pharma Innovation Journal (2013) menemukan reliabilitas test-retest BDI-

II sebesar 0,76. Validitas BDI-II berkisar antara 0,6-0,9. Di Indonesia,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

20

BDI-II telah diadaptasi dan diteliti beberapa kali reliabilitasnya.

Prabandari (dalam Hasanat, 1994) mencatat reliabilitas BDI-II versi

Bahasa Indonesia adalah sebesar 0,93.

2. Perempuan dengan HIV/AIDS

Perempuan dengan HIV/AIDS atau ODHA adalah individu berjenis

kelamin perempuan yang telah positif terinfeksi virus HI (Human

Immunodeficiency). ODHA adalah akronim dari Orang Dengan HIV/AIDS.

Dalam bahasa Inggris ODHA disebut dengan PLWHA (People Living With

HIV/AIDS).

B. Terapi Tari

Association of Dance/Movement Therapy (ADMT) memberikan definisi

terapi tari sebagai penggunaan gerakan menjadi salah satu metode psikoterapi

dimana seseorang dapat terlibat secara kreatif dalam sebuah proses integrasi

emosional, kognitif, fisik, dan sosial yang lebih dalam (Karkou & Sanderson,

2006). Terapi tari berdiri dengan prinsip bahwa melalui gerakan ekspresif dan

tari individu dapat ikut mengalami pertumbuhan personalnya karena terdapat

hubungan antara gerak dan emosi seseorang (Payne, 1992). Melalui eksplorasi

gerak yang dialami ini memungkinkan individu untuk meningkatkan

keseimbangan secara spontan dan adaptif. Melalui gerak dan tari ini pula,

individu berbagi simbol diri mereka ketika menari bersama rekan-rekannya

yang memunculkan hubungan nyata antara satu individu dengan yang lain.

Terapis tari memfasilitasi supaya tercipta suasana yang erat dimana setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

21

perasaan individu dapat secara aman diekspresikan, dipahami, dan

dikomunikasikan (Payne, 1992).

Pemahaman Jung (dalam Chodorow, 2008) terhadap nilai terapeutik dari

pengalaman artistik sangat esensial terhadap teori dan praktek dari DMT.

Menurut Jung, simbol dari diri seseorang muncul dari dalam diri melalui

gerakan atau movement (Jung, 1969). Dalam hal ini individu diajak melakukan

gerakan-gerakan (movements) sesuai dengan afek yang ingin digambarkannya.

Melalui movements inilah individu diajak menyadari, menerima, dan

memahami dirinya yang dalam pandangan humanistik cara ini mampu

meningkatkan penghargaan diri (self-esteem) sebagai faktor penting dari

kesehatan mental individu (Benson; Collin; Ginsburg; Grand; Lazyan; Weeks,

2012).

Movements itu sendiri memperkuat sistem kardiovaskular, sistem endokrin,

sistem kekebalan tubuh, dan sistem syaraf pusat sehingga otak pun menjadi

aktif melalui sistem motoric. Movements meningkatkan level endorphin dalam

otak dimana ada 3 (tiga) neurotransimitter utama disana yaitu norepinephrine,

dopamine, dan serotonin. Ketiga neurotransmitter ini berhubungan erat dengan

mood, kognisi, perilaku, dan kepribadian sehingga terimplikasi pada efek

peningkatan mood. Movements meningkatkan fungsi neurotransmitter yang

membantu regulasi mood, mengontrol kecemasan, dan kemampuan mengatasi

stress dan agresi, serta membuat individu menjadi semakin atentif dan mudah

bersosialisasi (Hall, 1998).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

22

Dalam terapi tari dikenal penggunaan active mirroring of movement yang

dikenal juga dengan istilah empathetic reflection atau kinaesthetic empathy.

Ketika individu melakukan gerakan secara bersama-sama, tumbuhlah empati

dan perasaan positif terhadap rekannya yang mengarah kepada munculnya

dukungan sosial, termasuk di dalamnya interaksi terapeutik dimana peran dari

neuron mirror dalam keterlibatan empatis teridentifikasi (Karkou et al., 2012).

Empati sendiri adalah kemampuan individu untuk memahami individu lain

(Fischman dalam Chaiklin&Wengrower, 2009) sehingga melalui kinesthetic

empathy juga terapis memfasilitasi perkembangan diri individu ketika

prosesnya terhenti atau terganggu oleh suatu kondisi, misalnya depresi

(Fischman dalam Chaiklin&Wengrower, 2009).

Bagi individu dengan depresi, DMT memungkinkan untuk memberikan efek

positif. Contohnya, suasana hati individu akan meningkat karena penggunaaan

gerak dan tari merupakan salah satu bentuk latihan fisik. Latihan fisik telah

terbukti memberikan efek positif berupa relaksasi sehingga simtom depresi

dapat berkurang/menurun (Mead, 2010). Perwujudan kreativitas, imajinasi

gerak, penggunaan gerakan simbolis, dan penggunaan gerak sebagai metafora

dapat menjadi ciri unik dari DMT yang melatarbelakangi adanya efek spesifik

pada perubahan terapeutik individu (Karkou, 2006). Metafora gerak juga

merupakan sarana yang berguna baik untuk mengurangi jarak emosional antara

terapis dank lien serta mendekatkan jarak emosional terhadap perasaan dan

kenangan klien yang menyakitkan (Karkou et al., 2012).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

23

Proses kreatif dari DMT memiliki 4 (empat) tahap. Setiap tahap memiliki

seperangkat tujuan yang berkorelasi dengan tujuan DMT yang lebih besar.

Dalam penelitian ini, tujuan DMT adalah untuk mengekspresikan emosi

individu dalam rangka menurunkan simtom depresi. Tahap-tahap DMT

tergolong progresif dan biasanya ditinjau kembali dari keseluruhan proses

DMT (http://adta.org). Adapun tahap-tahap tersebut adalah :

1) Preparation

Tahap ini merupakan tahap awal DMT atau disebut tahap persiapan

dimana individu disiapkan untuk menjalani proses terapi. Pada tahap ini

terapis menyiapkan ruang gerak yang aman dan nyaman tanpa gangguan dan

pengalih perhatian dalam rangka membangun relasi supportif dengan

individu-individu yang diterapi. Hal ini dilakukan dengan cara menyiapkan

ruang terapi yang bersih dan lapang serta mencairkan suasana melalui

introduksi diri terapis dan apa yang akan mereka lakukan bersama serta

manfaat yang ingin dicapai bersama-sama. Pada tahap ini individu disiapkan

untuk bergerak, secara biologis kondisi fisik mereka disiapkan supaya tidak

mengalami shock dan ketegangan fisik ketika melakukan gerakan. Lebih

dari itu, terapis memfasilitasi individu agar merasa nyaman dan aman untuk

mulai bergerak dengan mata tertutup. Tujuan menutup mata saat bergerak

ini adalah supaya masing-masing individu secara bebas dan tanpa judgement

dapat mulai mencoba mengekspresikan perasaannya melalui gerakan. Selain

itu menutup mata bertujuan agar individu mulai memupuk rasa percaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

24

dirinya karena antara satu sama lain berfokus pada diri masing-masing dan

tidak melihat rekan-rekannya.

2) Incubation

Tahap ini adalah tahap relaksasi dimana individu diajak melepaskan

kontrol kesadaran sehingga gerakan tubuh meraka menjadi simbol dari alam

bawah sadar mereka. pada tahap ini individu masih bergerak dengan

menutup matanya. Terapis mengajak individu untuk mulai bergerak

mengikuti apa yang mereka rasakan dan pikirkan tanpa harus melihat rekan-

rekan lain. Jadi, dalam tahap ini terapis sekaligus memfasilitasi individu

untuk dapat mengeksplorasi perasaan mereka dan memaksimalkan

ketubuhan mereka dalam gerak.

3) Illumination

Tahap ini adalah tahap dimana makna dari setiap gerakan menjadi lebih

jelas. Bisa jadi gerakan yang muncul memuat emosi negatif atau emosi

positif. Proses ini diintegrasikan kedalam kesadaran melalui dialog dengan

terapis selama mereka bergerak. Melalui refleksi atau diskusi ini, individu

dapat mengungkapkan pengalaman bawah sadarnya dan terapis dapat

memberikan affirmasi dan penguatan yang dapat diterima oleh individu.

Jadi, dalam tahap ini terapis mengajak individu untuk berbagi apa saja yang

mereka ungkapkan melalui gerak-gerak yang tercipta. Melalui proses

illumination inilah individu menyadari hal-hal mengenai dirinya,

pengalaman masa lalunya, bagaimana cara pandangnya terhadap diri dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

25

pengalaman tersebut. Setelah mereka menyadarinya, individu diajak

menerima kemudian menghargai apa yang sudah dilewatinya. Setelah

individu menerima dan menghargai pengalaman mereka dan menyadari cara

pandangnya, terapis mengajak dan mendorong individu untuk merubah cara

pandangnya yang keliru dan negatif menjadi lebih positif.

4) Evaluation

Tahap ini merupakan tahap dimana individu dan terapis mendiskusikan

signifikansi proses terapi dan mengeksplorasi pengalaman individu, serta

mempersiapkan individu untuk mengakhiri sesi terapi. Terapis memberikan

penguatan atau reinforcement untuk dapat melangkah lagi dari apa yang

sudah pernah berhenti karena depresi yang dialami individu.

Gerakan tubuh sebagai komponen inti dari tari itu sendiri menjadi sarana

penilaian dan intervensi dari terapi tari. Secara keseluruhan, terapi tari

menggunakan kombinasi sudut pandang psikodinamika, behavioral,

humanistik, dan kognitif. Individu diajak menyadari pengalaman masa lalu

mereka menjadi salah satu indikator adanya sudut pandang psikodinamika.

Pemberian reinforcement dalam rangka memberi pemahaman kepada

individu bahwa “it’s okay to have a bad past time” menjadi ciri khas

pandangan behavioral. Selanjutnya dari sudut pandang humanistik, terapi

tari mengajak individu menerima dan menghargai apa yang menjadi

pengalaman mereka dan menghargai diri mereka. Hal ini terkait dengan self-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

26

esteem yang menjadi salah satu faktor depresi yang harus ditingkatkan untuk

menurunkan tingkat depresi.

Akhirnya, setelah individu menyadari, menerima, dan menghargai diri

dan pengalaman hidup mereka, mendapat penguatan (reinforcement) untuk

melangkah lagi, mereka dapat mengubah cara pandang yang keliru dan

negatif seperti yang dikemukakan teori kognitif bahwa cara pandang yang

keliru dan negatif merupakan faktor penyebab depresi.

C. Pengaruh Terapi Tari terhadap Tingkat Depresi Perempuan dengan

HIV/AIDS

Depresi paling utama disebabkan oleh rendahnya penghargaan diri (self-

esteem) dimana hal ini dimulai dari adanya pandangan yang keliru dan negatif

terhadap diri sendiri dan pengalaman hidup yang telah dialami. Pengalaman ini

dapat berupa kehilangan, baik karena kematian, perpisahan, atau penolakan dan

deskriminasi. Dalam hal ini perempuan HIV/AIDS masuk ke dalam salah satu

kategori ini, karena mereka mengalami penurunan penghargaan diri akibat

status baru yang disandangnya sebagai ODHA. Mereka juga mendapatkan

penolakan, baik dari masyarakat secara umum maupun orang-orang terdekat

mereka yang seharusnya memberikan dukungan dan penguatan.

Depresi yang dialami oleh para perempuan dengan HIV/AIDS ini adalah

depresi eksogen karena disebabkan oleh peristiwa yang menyedihkan atau

menyakitkan. Menyadari bahwa fungsi tubuhnya dan dirinya tidak seperti dulu

karena adanya virus HI menjadi stressor tersendiri yang memicu munculnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

27

depresi. Penolakan dan deskriminasi dari masyarakat menambah daftar stressor

yang membuat simtom-simtom depresi muncul pada para perempuan dengan

HIV/AIDS ini.

Secara biologis ketika individu mengalami depresi, sekresi hormon kortisol

menjadi lebih tinggi. Melalui terapi tari sekresi hormon ini ditekan dengan

meningkatkan level endorphin yang akan melepaskan hormon norephinephrine,

dopamine, dan serotonin melalui gerak atau movement. Ketika level endorphin

meningkat, kondisi mood yang negatif dan kecemasan individu berkurang serta

kemampuan individu mengatasi stress mengalami peningkatan (Kavanagh,

2009).

Selain itu, tahap incubation memfasilitasi individu untuk dapat

mengekspresikan emosi-emosinya. Mereka dapat melakukan berbagai

eksplorasi gerak sebagai bentuk ekspresi emosi dan diri mereka. Selanjutnya

dalam tahap illumination, individu dapat menyadari diri, menyadari

pengalaman masa lalunya yang mengarah kepada penerimaan akan diri mereka

dan masa lalu mereka. Setelah individu menyadari dan menerima diri mereka,

mereka mendapatkan affirmasi bahwa ”it’s okay to have those past times. It’s

okay to have a positive and negative side” dan juga reinforcement bahwa

mereka mampu dan bisa untuk melangkah lagi melanjutkan hidup. Hal ini

merupakan salah satu cara bagi para perempuan dengan HIV/AIDS untuk dapat

menyadari dan berpikir (thinking) mengenai memori dan pengalaman masa lalu

yang memicu emosi negatif mereka. Kemudian mereka belajar mengintuisi

berbagai hal yang ada dulu da nada sekarang, serta merasakan (feeling) gerakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

28

yang mereka lakukan sebagai bentuk ekspresi perasan mereka (Boeree, 2009)

Dari sinilah penghargaan diri mereka dapat mulai ditumbuhkan dan

penghargaan diri (self-esteem) yang meningkat menjadi indikator penting

terhadap menurunnya simtom-simtom depresi.

Proses penyadaran, penerimaan, dan penghargaan diri yang terjadi menjadi

titik awal dari meningkatnya penghargaan diri (self-esteem) dan dari situlah

dimulai modifikasi pandangan negatif yang dimiliki individu secara kognitif.

Ketika cara pandang yang keliru dan cenderung negatif ini berubah, individu

dapat menjadi pribadi yang lebih sehat secara mental.

Para perempuan dengan HIV/AIDS ini pun akan mendapatkan manfaat lebih

dari meningkatnya penghargaan diri mereka. Beberapa konstruk psikologis

seperti stress dan depresi apabila diatasi akan memberikan pengaruh terhadap

kesehatan fisik mereka dan sistem kekebalan tubuh. Wessels-Bloom (2004)

dalam penelitiannya membuktikan bahwa kondisi psikologis seseorang

mempengaruhi sistem kekebalan tubuh sehingga tingkat keparahan penyakit

dapat berkurang.

Lebih dari semuanya, terapi tari dapat menjadi sarana meningkatkan empati

yang mengarah pada dukungan sosial, sehingga hubungan interpersonal dengan

orang lain menjadi lebih baik. Ketika dukungan sosial didapatkan dan individu

memiliki hubungan interpersonal yang baik, penghargaan diri (self-esteem)

yang sudah ditumbuhkan tadi dapat semakin meningkat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

29

Gambar 1. Pengaruh Terapi Tari terhadap Tingkat Depresi Perempuan dengan HIV/AIDS

D. Hipotesis

Berdasarkan teori dan referensi penelitian yang telah dijelaskan di atas,

maka penelitian ini mengajukan hipotesis sebagai berikut :

Terapi tari dapat menurunkan tingkat depresi pada perempuan dengan

HIV/AIDS.

HIV/AIDS

PEREMPUAN

PEREMPUAN dengan

HIV/AIDS

Tingkat Depresi Menurun

DEPRESI EKSOGEN

Depresi karena peristiwa yang menyedihkan

Menurunnya

penghargaan diri

(self-esteem)

Penolakan dan

deskriminasi

Menurunnya fungsi

tubuh karena virus

HI

Terapi Tari / Dance/Movement Therapy (DMT)

Biologically

Meningkatkan

level endorphin

IncubationStage

Individu mengekspresikan emosi

IlluminationStage

Individu menyadari,

menerima, dan

menghargai diri

Self-esteem meningkat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

30

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Penelitian eksperimen ini

ingin mengetahui pengaruh terapi tari terhadap tingkat depresi perempuan

dengan HIV/AIDS. Desain yang akan digunakan adalah Pretest-Posttest

Control Group Design karena dalam desain ini baik pada kelompok

eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan random assignment. Random

assignment bertujuan menyetarakan kedua kelompok sehingga terkontrol

konstansinya (Seniati; Setiadi; Yulianto, 2005). Dalam penelitian ini, tingkat

depresi subjek diukur sebelum pemberian terapi dan setelah diberikan terapi

baik pada kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol.

B. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variable Dependen (VD)

Dalam penelitian ini variable dependen adalah tingkat depresi perempuan

dengan HIV/AIDS.

2. Variable Independen (VI)

Dalam penelitian ini variable independen adalah terapi tari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

31

C. Definisi Operasional

1. Variable Dependen

Variable dependen dalam penelitian ini adalah tingkat depresi

perempuan dengan HIV/AIDS. Depresi merupakan kondisi dimana

seseorang merasa sedih, kosong, atau terganggu diikuti perubahan kognisi

dan somatic yang secara signifikan mempengaruhi kapasitas fungsional

individu.

Tingkat depresi perempuan dengan HIV/AIDS diukur menggunakan

Beck Depression Inventory II (BDI-II). BDI-II merupakan konstruk skala

pengukur depresi yang disusun oleh Aaron T. Beck, Robert A. Steer, dan

Gregory K. Brown. BDI-II terdiri dari 21 aitem yang memuat indikator-

indikator simtom depresi berdasarkan DSM-IV. 21 aitem BDI-II ini terdiri

dari respon yang berbobot 0-3 yang disusun berdasarkan konten emosional,

dimana 0 mengindikasikan mood yang baik atau rendahnya perasaan

depresif dan 3 mengindikasikan tingginya reaksi depresif (Gussak, 2007).

2. Variable Independen

Variable independen dalam penelitian ini adalah terapi tari. Terapi tari

merupakan penggunaan gerakan kreatif sebagai salah satu metode

psikoterapi untuk mengintegrasi emosi, kognisi, fisik, dan sosial individu.

Gerakan-gerakan kreatif yang digunakan adalah gerakan-gerakan simbolik

yang mewakili ekspresi emosi individu.

Manipulasi yang dilakukan terhadap variable independen ini adalah

dengan membagi kelompok subjek menjadi 2 kelompok yaitu kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

32

eksperimen dan kelompok kontrol. Kedua kelompok ini dibagi secara

random. Subjek dalam kelompok eksperimen diberikan sesi terapi tari

selama 5 sesi, masing-masing 60 menit dan subjek dalam kelompok kontrol

tidak diberi perlakuan apapun.

D. Subjek Penelitian

Kriteria subjek dalam penelitian ini adalah perempuan berusia 18-40 tahun

yang disebut perempuan dewasa (Santrock, 1998) dan telah positif diperiksa

secara medis menderita HIV/AIDS. Jumlah subjek adalah 32 perempuan yang

akan dibagi menjadi 2 (dua) kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan

kelompok kontrol.

E. Instrumen Manipulasi

Penelitian ini menggunakan instrumen manipulasi sebagai berikut :

1. Ruangan Tertutup

Terapi tari dilakukan di dalam ruangan tertutup untuk menghindari

distraksi berupa suara atau aktivitas lain di luar ruangan yang mungkin

menghambat jalannya terapi. Dalam terapi ini, terapi dilakukan di dalam

studio tari dengan sirkulasi udara yang baik.

2. Musik Pengiring

Musik pengiring yang digunakan dalam terapi ini merupakan musik

ilustrasi kontemporer. Terapi menggunakan musik ilustrasi supaya individu

tidak terpancang pada ketukan instrument musik tertentu seperti apabila

menggunakan musik tradisi. Tempo musik dalam terapi ini bervariasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

33

mulai dari tempo lambat hingga tempo cepat dan ritme lembut hingga ritme

yang keras.

Hal ini dimaksudkan agar musik dapat berperan sebagai trigger bagi

klien untuk mengeksplorasi perasaan dan emosi-emosinya dalam situasi

yang terbentuk bersama musik yang didengarnya. Terapis sekaligus

memberikan penguatan dan affirmasi kepada subjek bersamaan dengan

musik diperdengarkan.

3. Waktu Terapi

Terapi tari dilakukan pada hari dan jam yang sama setiap minggunya

dengan asumsi bahwa subjek berada pada kondisi yang sama setiap kali

mengikuti sesi terapi. Terapi dilakukan pada sore hari sesuai kesepakatan

bersama antara peneliti, terapis, dan subjek penelitian.

4. Suasana Terapi

Terapi tari dilakukan dengan suasana lingkungan terapi yang tenang dan

positif. Tenang disini dalam arti tidak ada distraksi berupa suara berisik dari

luar ruangan atau suara keluar masuk pintu ruangan terapi. Positif disini

dimaksudkan sebagai suasana dimana terapis memberikan motivasi dan

kata-kata positif dalam rangka mengajak subjek untuk bergerak serta

menciptakan hubungan yang baik dengan subjek supaya mereka tidak

canggung untuk bergerak dan dapat mengekspresikan diri secara maksimal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

34

F. Metode Pengumpulan Data

Penelitian ini menggunakan alat penelitian berupa skala pengukuran depresi

yaitu The Beck Depression Inventory-Short Form (BDI-II). BDI-II merupakan

alat assessmen psikologi yang baku. Pertimbangan peneliti memilih skala ini

adalah karena skala ini cukup popular dan telah diuji konsistensinya selama

lebih dari 25 tahun. Selain itu, penelitian sebelumnya terhadap depresi pada

ODHA perempuan secara umum menggunakan skala ini untuk mengukur

tingkat depresi (de Mello; Malbergler, 2005).

G. Desain Penelitian

Desain penelitian eksperimen ini menggunakan Between Design, yaitu

Randomized Pretest-posttest Control Group Design karena dalam desain ini

baik kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol dilakukan random

assignment untuk menyetarakan kedua kelompok sehingga terkontrol

konstansinya (Seniati; Setiadi; Yulianto, 2005). Selain itu peneliti melakukan

balancing dengan cara mengatur pertemuan dengan subjek di kelompok

eksperimen berbeda dengan subjek di kelompok kontrol. Selanjutnya, peneliti

melakukan single blind cover story dimana subjek penelitian tidak tahu tujuan

penelitian yang sebenarnya. Hal ini mengantisipasi adanya faking dalam

perilaku subjek selama kondisi treatment.

H. Prosedur Penelitian

Prosedur pelaksanaan dalam penelitian ini melewati beberapa langkah

sebagai berikut :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

35

1. Penyusunan Materi Terapi Tari

Materi terapi tari yang diberikan sebagai perlakuan terhadap subjek

penelitian disusun oleh peneliti bersama dengan seorang therapist tari yang

telah memiliki pengalaman di bidang tari dan terapi tari itu sendiri.

Therapist itu sendiri menurut Oxford English Dictionary adalah orang yang

memiliki keterampilan khusus pada bidang yang diterapi (Soanes &

Stevenson, 2003). Dalam hal ini therapist tari adalah orang yang memiliki

keterampilan khusus pada bidang tari dan telah melakukan terapi tari secara

professional.

2. Perizinan

Demi kelancaran kegiatan penelitian, peneliti meminta izin kepada

Komisi Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta untuk

melakukan penelitian dengan langkah-langkah sebagai berikut :

a) Meminta surat pengantar pada Fakultas Psikologi Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta yang ditanda tangani oleh dekan fakultas. Surat ini

menjelaskan bahwa peneliti adalah mahasiswa fakultas Psikologi

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta. Selain itu, surat ini juga

menjelaskan maksud dan tujuan serta sasaran penelitian.

b) Menyerahkan surat pengantar tersebut ke Sekretariat Komisi

Penanggulangan AIDS Daerah Istimewa Yogyakarta untuk memperoleh

surat izin melakukan penelitian yang akhirnya diberikan 3 (tiga) hari

setelah surat pengantar dari fakultas diserahkan ke KPA DIY.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

36

c) Menyerahkan surat izin dari Komisi Penanggulangan AIDS Daerah

Istimewa Yogyakarta ke lembaga swadaya masyarakat (LSM) Victory

Plus, sebagai LSM yang bergerak di bidang pemberdayaan ODHA dan

memperoleh izin untuk melakukan penelitian 1 minggu setelahnya.

3. Prosedur Pelaksanaan Penelitian

a) Opening

Peneliti memperkenalkan diri serta membangun rapport dengan

subjek sehingga tercipta suasana yang akrab.

b) Pretest

Peneliti membagikan skala penelitian dengan acuan skala penelitian

BDI-II untuk mengetahui tingkat depresi subjek sebelum treatment.

c) Random Assignment

Peneliti membagi subjek menjadi 2 (dua) kelompok, tanpa melihat

hasil pretest dan secara acak subjek dibagi menjadi 2 (dua) kelompok

yaitu kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

d) Briefing

Peneliti memperkenalkan terapis dan menjelaskan kepada subjek

mengenai aktivitas yang akan dilakukan.

e) Sesi Terapi

Peneliti melakukan treatment bersama terapis sebanyak 5 kali terapi,

masing-masing 60 menit. Penentuan 5 sesi dalam manipulasi didasarkan

pada studi penelitian-penelitian lain dengan terapi tari yang rata-rata

melakukan terapi minmal 3 sesi sehingga dapat melihat perubahan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

37

terjadi pada subjek (Burger, Thompson, Saarikallio, Luck, Toiviainen,

2003; Cohen & Shamus, 2009).

f) Posttest

Peneliti membagikan skala penelitian yang sama seperti yang

dibagikan sebelum terapi pada pertemuan keakraban setelah 5 kali sesi

terapi untuk mengetahui tingkat depresi subjek setelah treatment.

g) Closing

Peneliti mengadakan sesi keakraban bersama subjek untuk

mengucapkan terimakasih atas kerjasama yang dilakukan selama

aktivitas terapi tari.

h) Follow Up

Peneliti melakukan follow up dengan melakukan terapi tari kepada

subjek di kelompok kontrol untuk menghindari demoralization subjek

pada kelompok kontrol.

I. Metode Analisis Data

Data yang diperoleh dari pretest dan posttest tersebut dianlisa

menggunakan independent sample t-test untuk melihat apakah terapi tari

memiliki pengaruh terhadap tingkat depresi perempuan dengan HIV/AIDS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

38

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Jenis Penelitian

Dalam melakukan penelitian ini, peneliti meminta izin dan rekomendasi dari

Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Daerah Istimewa Yogyakarta. Peneliti

mengirim surat perizinan dari Fakultas Psikologi Universitas Sanata Dharma

dengan melampirkan proposal penelitian kepada KPA DIY. Setelah itu KPA

DIY memberikan surat izin dan rekomendasi untuk peneliti kepada LSM

Victory Plus. Selanjutnya peneliti mengirimkan surat izin dan rekomendasi dari

KPA DIY ke LSM Victory Plus kemudian berkoordinasi dengan staff LSM

Victory Plus untuk pelaksanaan penelitian.

B. Pelaksanaan Penelitian

1. Tahap Pretest

Tahap pretest diakukan pada tanggal 13-14 Juni 2014 pada peremuan

dengan status HIV positif. Pengambilan data pretest melibatkan 32 subjek

yang dibagi menjadi 2 (dua) kelompok masing-masing terdiri dari 16 subjek.

Kedua kelompok tersebut adalah kelompok eksperimen dan kelompok

kontrol. Pada kelompok kontrol dilakukan pretest pada tanggal 13 Juni 2014

pukul 16.3- - 18.00 WIB. Kelompok eksperimen mendapatkan pretest pada

tanggal 14 Juni 2014 pukul 10.00 – 11.30 WIB. Semua subjek pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

39

kelompok kontrol maupun eksperimen diminta mengisi 21 aitem apda skala

Beck Depression Inventory II (BDI-II).

2. Tahap Manipulasi / Treatment

Manipulasi dilakukan pada kelompok eksperimen dengan jumlah subjek

16 orang perempuan ODHA. Subjek pada kelompok eksperimen mengikuti

terapi tari selama 5 sesi yang berlangsung selama 90 menit setiap sesinya.

Terapi tari merupakan penggunaan gerak atau tari dalam psikoterapi yang

mengarah pada integrasi kognitif, emosi, fisik, dan sosial dalam diri

individu. Kelompok kontrol tidak mendapatkan treatment apapun.

Terapi tari diberikan oleh seorang therapist yang sudah memiliki

pengalaman di bidang terapi tari. Terapi tari disini bertujuan untuk

menurunkan tingkat depresi pada subjek yang menyandang status HIV.

Terapi tari dilakukan selama 5 sesi setiap hari Selasa dan Jumat pukul 16.00

– 17.30 WIB dan dimulai pada hari Jumat, 30 Juni 2014. Terapi tari ini

dilaksanakan di Studio Miryam, Mrican, Sleman, Yogyakarta. Pada sesi

terapi yang pertama, waktu terapi berlangsung lebih lama 30 menit karena

subjek masih tampak menyesuaikan diri dengan aktivitas menari yang

sebelumnya tidak pernah dilakukan.

Beberapa subjek tampak kurang berminat pada awal sesi terapi, namun

tampak lebih bersemangat di sesi kedua dan seterusnya. Bahkan, beberapa

subjek tampak mulai berani mengkespresikan diri dengan gerakan tari yang

dibuatnya sendiri sebagai ungkapan emosinya. Secara umum, subjek mampu

mengikuti kegiatan terapi tari dengan baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

40

3. Tahap Posttest

Posttest dilakukan pada hari Jumat, 18 Juli 2014 pada 16 subjek pada

kelompok eksperimen dan 16 subjek pada kelompok kontrol. Posttest ini

dilakukan setelah kelompok eksperimen mendapatkan 5 (lima) sesi terapi

tari. Posttest dilakukan di Studio Miryam, Mrican, Sleman, Yogyakarta.

Kelompok kontrol mengikuti posttest pada pukul 10.00-11.00 WIB dan

kelompok eksperimen pada pukul 16.00-17.00 WIB.

C. Hasil Penelitian

1. Subjek Penelitian

Subjek penelitian adalah 32 orang perempuan ODHA berusia 22-40

tahun baik dari lini 1 ataupun lini 2. Lini 1 dan lini 2 ini merupakan

indikator tingkat keparahan penyakit. Lini 1 adalah tingkatan awal dari HIV

sedangkan lini 2 adalah tingkatan yang lebih tinggi atau lebih parah.

Tabel 1.

Data Subjek Penelitian

No Kelompok Jumlah Usia Status ODHA

1

2

Kontrol

Eksperimen

Total

16 orang

16 orang

32 orang

22-40 tahun

22-40 tahun

Lini 1 dan Lini 2

Lini 1 dan Lini 2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

41

2. Deskripsi Data Penelitian

Nilai rata-rata (mean) dan jumlah subjek (N) pada penelitian ini dalam

masing-masing kelompok adalah sebagai berikut :

Tabel 2.

Tabel Data Deskriptif Penelitian

No Keterangan Kelompok Subjek N Mean Standard Deviasi

1

2

3

Pretest

Posttest

Gain Score

Kel. Eksperimen

Kel. Kontrol

Kel. Eksperimen

Kel. Kontrol

Kel. Eksperimen

Kel. Kontrol

16

16

16

16

16

16

32,56

29,44

15,06

30,56

-17,5

-1,125

5,059

7,052

11,602

3,864

11,547

8,188

Apabila dilihat dari rata-rata gain score, kelompok eksperimen

mengalami penurunan tingkat depresi sebesar 17,5 dan kelompok kontrol

mengalami penurunan sebesar 1,125. Jika dilihat dari data keseluruhan, dari

16 subjek dalam kelompok kontrol, 6 subjek mengalami penurunan tingkat

depresi, 8 subjek mengalami peningkatan, dan 2 subjek tidak mengalami

perubahan tingkat depresi. Selanjutnya, dari 16 subjek dalam kelompok

eksperimen, 14 subjek mengalami penurunan tingkat depresi, 1 subjek

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

42

mengalami peningkatan, dan 1 subjek tidak mengalami perubahan tingkat

depresi.

3. Data Observasi

Data observasi dalam penelitian ini merupakan data yang diperoleh

melalui pengamatan terhadap perilaku subjek selama 5 sesi terapi. Data ini

dapat menjadi data tambahan terkait factor-faktor yang menggambarkan

depresi subjek.

Terapi tari yang dilakukan selama 5 sesi dimulai dengan perkenalan

subjek dengan terapis. Sebagai pembuka, terapis menari di hadapan subjek,

sesaat setelah itu terapis mengajak subjek untuk sharing kesan apa yang

timbul ketika melihat terapis menari. Beberapa subjek berani menyatakan

pendapatnya. Secara umum mereka berpendapat bahwa tarian terapis

membangkitkan ingatan mereka dan mereka seperti melihat diri mereka ada

dalam sosok yang dibawakan terapis dalam tarian. Pada pertemuan pertama,

secara keseluruhan subjek mengikuti kegiatan terapi dengan baik meskipun

tampak masih malu atau canggung untuk bergerak.

Pada pertemuan kedua, secara umum subjek sudah mulai berani

mengungkapkan ekspresi dirinya melalui gerakan. Mereka menirukan

gerakan terapis dengan baik dan sesekali bertanya. Hal ini menunjukkan

bahwa subjek sudah mulai membuka diri kepada terapis dan kepada rekan-

rekannya. Akan tetapi, ada 2 subjek yang tampak masih diam dan terlihat

tidak mau bergerak serta lebih banyak duduk.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

43

Pertemuan ketiga, keempat, dan kelima secara keseluruhan subjek

tampak sudah lebih nyaman mengungkapkan perasaannya melalui gerakan.

Bahkan 2 (dua) subjek yang pada 2 (dua) kali pertemuan awal tampak diam

sudah mulai mau bertanya kepada terapis bagaimana mereka bisa bergerak

untuk mengungkapkan dirinya. Subjek lain tampak menyatakan

keinginannya untuk menari lebih dahulu. Hal ini menunjukkan bahwa subjek

sudah mulai merasa percaya diri. Sharing yang dilakukan terapis dengan

masing-masing subjek semakin interaktif dan meningkat pada 3 (tiga)

pertemuan terakhir. Subjek semakin berani mengeksplorasi diri melalui

gerak dan ini mengindikasikan bahwa kepercayaan diri sudah tumbuh dan

hal ini dapat membantu meningkatkan penghargaan diri (self-esteem).

D. Hasil Uji Statistik

1. Uji Asumsi

a. Uji Normalitas

Uji normalitas pada penelitian ini menggunakan Test of Normality

Shapiro-Wilk karena jumlah subjek keseluruhan ada dibawah 50 orang

subjek (Santoso A, 2010). Uji normlitas dilakukan untuk mengetahui

apakah distribusi data dalam populasi ini normal atau tidak. Pengujian

dilakukan terhadap kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dengan

gain score pada tiap kelompok. Gain score adalah hasil skor pretest

dengan posttest.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

44

Tabel 3.

Tabel Uji Normalitas

Shapiro-Wilk

gain

Statistic

.961

Df

32

Sig.

.295

a. Lilliefors Significance Correction

Uji normalitas Shapiro-Wilk dengan data gain score kelompok

eksperimen dan kontrol menghasilkan z score sebesar 0,961 dengan

p=0,295 (p>0,05). Maka dapat diambil kesimpulan bahwa data dari

kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal.

b. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dalam penelitian ini menggunakan Levene’s Test. Uji

homogenitas bertujuan untuk mengetahui apakah data pada kelompok

kontrol dan kelompok eksperimen memiliki varian yang sama.

Tabel 4.

Tabel Uji Homogenitas

Levene’s Test for Equality of

Variances

F Sig.

gain

Equal variances assumed

Equal variances not assumed

4,046 .053

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

45

Uji Levene’s Test yang telah dilakukan menghasilkan nilai F sebesar

4,046 dengan signifikansi 0,053 (sig. F>0,05). Hal ini memberikan

kesimpulan bahwa data daam kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen homogen.

2. Uji Hipotesis

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji beda atau uji t dari

data subjek dalam kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Data yang

digunakan untuk uji t adalah gain score dari masing-masing subjek dalam

setiap kelompok.

Tabel 5.

Tabel Uji t

Gain score total

Equal variances

assumed

Equal variances not

assumed

Levene’s Test for

Equality of Variances

F

Sig.

4.046

.053

t-test for Equality of

Means

t

df

Sig.(2-tailed)

Mean Difference

5.263

30

.000

18.62500

5.263

27.041

.000

18.62500

95% Confidence

Interval of Difference

Std. Error Difference

Lower

Upper

3.53892

11.39756

25.85244

3.53892

11.36254

25.88575

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

46

Uji Independent sample t-test yang dilakukan menghasilkan nilai t

sebesar 5,263 dengan p=0,000 (p<0,05). Pengambilan kesimpulan dari uji

hipotesis ini menggunakan perbandingan nilai probabilitas atau signifikansi,

yaitu p=0,000 (p<0,05). Kesimpulan yang dapat diambil adalah terdapat

perbedaan yang sangat signifikan pada gain score antara kelompok kontrol

dan kelompok eksperimen.

E. Pembahasan

Hasil uji beda terhadap gain score kelompok kontrol dan kelompok

eksperimen menghasilkan nilai p=0,000 (p<0,05). Hal ini menunjukkan bahwa

ada perbedaan perubahan tingkat depresi antara kelompok kontrol dan

kelompok eksperimen. Perubahan tingkat depresi pada kelompok eksperimen

jauh lebih besar dibandingkan perubahan tingkat depresi pada kelompok

kontrol. Selanjutnya, apabila dilihat dari mean score masing-masing kelompok,

mean gain score kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan mean gain

score kelompok kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa subjek dalam kelompok

eksperimen mengalami penurunan tingkat depresi.

Penurunan tingkat depresi yang terjadi dipengaruhi oleh metode terapi yang

digunakan dan karakteristik terapis yang membawakan terapi. Terkait metode,

terapis memberikan gerakan-gerakan ekspresif yang dilakukan subjek dimana

ini membantu subjek mengalami pertumbuhan personalnya, karena terdapat

hubungan antara gerak dan emosi seseorang (Payne, 1992). Contohnya, ketika

subjek membuat gerakan yang mengekspresikan kemarahannya, kemudian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

47

subjek berteriak. Dalam gerakan itu, subjek melepaskan emosinya dan

menerima bahwa ia sedang marah. Setelah itu, subjek merasa bahwa ia harus

“melangkah” dari rasa marahnya dengan meakukan sesuatu agar masalahnya

teratasi. Perasaan dan kemauan subjek untuk “melangkah” dari masalahnya

mnjadi salah satu indikator adanya pertumbuhan personal dalam diri subjek.

Depresi yang diangkat dari para perempuan dengan HIV/AIDS ini adalah

depresi eksogen yang disebabkan oleh adanya sebuah kejadian menyakitkan

atau menyedihkan yang dialami subjek. Kejadian menyakitkan atau

menyedihkan ini adalah adanya diagnosa bahwa subjek positif mengidap

HIV/AIDS. Peristiwa ini menjadi stressor yang membuat subjek memiliki cara

pandang atau pola pikir yang keliru mengenai dirinya dan masa depannya.

Adanya kesalahan cara pandang yang cenderung negatif ini menyebabkan

subjek kehilangan penghargaan diri (self-esteem) yang mengarah pada

munculnya simtom-simtom depresi (Carr, 2001).

Terapi tari yang menggunakan sudut pandang psikodinamika, behavioral,

dan humanistik memfasilitasi subjek meningkatkan penghargaan diri yang

dimilikinya sehingga pola pikir dan cara pandang yang negatif dapat dirubah

dan simtom depresi dapat diminimalisir kehadirannya. Terapi tari yang

bertujuan melepaskan emosi yang selama ini “membeku” dalam diri subjek

membantu subjek melakukan katarsis melalui tari (Chodrow, 2008).

Contohnya, dalam terapi ini terapis memberikan pengertian kepada subjek

untuk melakukan gerakan sesuai dengan afek yang ingin mereka tunjukkan;

bisa afek marah, kecewa, menangis, senang, berbunga-bunga, dan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

48

afek lain. Subjek diberi kebebasan untuk mengungkapkan gerak sesuai afeknya

(Jung, 1969) baik melalui gerakan tangan saja, kaki, tubuh, kepala, atau

ekspresi wajah saja.

Terapis menerapkan metode active mirroring movement atau kinesthetic

empathy dimana subjek diajak meniruka gerakan terapis atau gerakan rekan-

rekannya. Metode ini menumbuhkan empati dan perasaaan positif terhadap

rekan-rekannya yang mengarah kepada dirasakannya dukungan sosial, perasaan

dimana mereka merasa tidak sendirian. Lebih dari itu, metode ini membuat

mereka seperti mengingat sesuatu di masa lampau dimana mereka ingin

menjadi seperti orang yang dikaguminya dengan menirukannya. Disinilah apa

yang disebut Martin (1939) sebagai “jejak” dari ingatan masa lalu muncul

melalui pengalaman sensori-motor mereka.

Pada akhirnya, dengan menyadari apa yang mereka alami di masa lalu,

subjek dapat belajar menerima masa lalu dan menyadari bahwa hal tersebut

tidak dapat diubah. Selanjutnya, mereka terdorong untuk “melangkah”

melanjutkan masa kini dengan lebih baik untuk masa depan tanpa harus

menyalahkan atau menolak apa yang terjadi di masa lalu. Tari, sebagai salah

satu bentuk latihan fisik sendiri membantu meningkatkan mood atau suasana

hati subjek (Mead, 2010) karena efek relaksasi yang dihasilkan latihan tari ini,

sehingga mereka lebih mudah menerima penguatan-penguatan dari terapis

terkait masa lalu yang mereka ingat. Latihan fisik ini juga meningkatkan

kekebalan tubuh subjek setelah mengikuti sesi terapi, hal ini dibuktikan dengan

meningkatnya hasil tes kekebalan tubuh salah satu subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

49

Dari proses penyadaran dan penerimaan ini, subjek mengalami peningkatan

kepercayaan diri yang mengarah kepada meningkatnya penghargaan diri (self-

esteem) mereka. Meningkatnya penghargaan diri subjek memberikan pengaruh

terhadap pola pikir mereka sehingga subjek terbantu untuk merubah pola pikir

atau cara pandang yang negatif terhadap diri dan masa depan mereka. Dimulai

dari sinilah, simtom-simtom depresi mengalami penurunan.

Lebih dari itu, subjek yang melakukan terapi ini secara berkelompok

mengalami dan menjalani waktu-waktu terapi dengan rekan-rekannya. Subjek

juga secara tidak langsung mengenal dan memahami rekan-rekannya melalui

gerak yang mereka tirukan atau lihat. Hal ini membantu subjek mencapai

pemahaman empatik terhadap dirinya sendiri dan terhadap orang lain (Karkou,

Meekums, & Nelson, 2012). Dari munculnya pemahaman empatik inilah

subjek menyadari adanya dukungan sosial dari rekan-rekannya.

Dari hasil observasi, peneliti dapat melihat bahwa subjek secara keseluruhan

mengikuti setiap proses terapi, tampak menerima penguatan-penguatan yang

diberikan terapis ketika mereka bergerak dan tampak menikmati setiap proses

yang ada dalam sesi terapi. 2 (dua) orang subjek yang pada sesi awal tampak

enggan bergerak merasakan adanya kebutuhan untuk berinteraksi dengan

rekan-rekannya melalui gerak dan pada akhirnya tampak mulai menikmati sesi-

sesi terapi. Hal ini menjadi indikator bahwa setiap subjek yang mengalami

depresi memiliki kebutuhan akan dukungan sosial sehingga mereka merasa

memiliki arti dan bahwa hidup mereka tidak berhenti hanya sampai saat ini

mereka didiagnosis HIV/AIDS.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

50

Selain dari metode terapi tari yang diterapkan, karakteristik kepribadian

terapis juga menjadi hal yang mempengaruhi keberhasilan terapi. Karakteristik

yang mendukung tercapainya tujuan terapi adalah terapis yang friendly, helpful,

dan positif. Hal ini tampak dari kesan awal subjek bertemu dengan terapis.

Pada awalnya, subjek masih tampak diam dan pasif, namun setelah terapis

menyapa dan mengajak subjek berkenalan dengan pembawaan diri yang

friendly dan ceria, subjek mulai menunjukkan penerimaan yang positif seperti

bertanya atau sekedar tersenyum kepada terapis.

Selain itu terapis yang helpful ketika subjek mengeksplorasi diri mereka

membuat subjek menjadi lebih berani mengungkapkan diri dan bergerak

bahkan tidak segan bertanya kepada terapis. Lebih dari itu, sifat positif terapis

yang memberikan berbagai penguatan (reinforcement) kepada subjek untuk

dapat bergerak sesuai perasaan jiwa mereka menjadi salah satu faktor bagi

subjek dapat secara lepas dan bebas mengeluarkan berbagai emosi yang sudah

lama membeku.

Dalam hasil penelitian ini, ditemukan adanya 1 (satu) subjek dalam

kelompok eksperimen yang tidak mengalami perubahan tingkat depresi dan 1

(satu) subjek mengalami peningkatan. Jika dilihat kembali pada data observasi,

2 (dua) subjek yang mengalami peningkatan dan tidak mengalami perubahan

adalah subjek yang kurang aktif pada pertemuan pertama dan kedua. Hal ini

menunjukkan bahwa ada faktor yang mebuat subjek resisten terhadap treatment

yang diberikan sehingga tingkat depresinya meningkat atau tidak mengalami

perubahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

51

Di luar sesi terapi, kedua subjek tersebut sempat menyatakan pendapatnya

bahwa kegiatan menari dirasa terlalu berat dan sulit dilakukan bagi mereka. Ini

terkait dengan perasaan dan pandangan subjek terhadap tubuhnya. Subjek

merasa tubuhnya terlalu gemuk dan terlalu berat untuk digerakan dan menari.

Subjek merasa tidak percaya diri dengan melihat tubuhnya sendiri menari di

dalam ruang cermin. Karena ketidak percayaan diri inilah subjek menjadi

malas bergerak.

Di sisi lain, subjek mengungkapkan bahwa lingkungan dimana ia tinggal

tidak supportif seperti lingkungan dimana ia menari. Subjek meyatakan bahwa

ia merasa stress ketika berada di rumah, sehingga ia enggan untuk bergerak

karena perasaan lega dan senang yang ia rasakan hanya bertahan sementara

ketika ia berada bersama rekan-rekannya saja.

Berdasarkan penjelasan di atas, kesimpulan yang dapat diambil dari

penelitian ini adalah bahwa pemberian terapi tari terbukti dapat mengurangi

tingkat depresi pada perempuan dengan HIV/AIDS. Hal ini terlihat dari

penurunan tingkat depresi secara keseluruhan pada kelompok yang diberi

perlakuan. Meskiun kelompok kontrol juga mengalami perubahan, kelompok

eksperimen mengalami penurunan tingkat depresi yang lebih besar.

Berkaitan dengan tujuan dari penelitian, hasil yang diperoleh dalam

penelitian ini dapat menjelaskan bagaimana terapi tari mempengaruhi subjek

dalam berbagai faktor yang menggambarkan depresinya. Terapi tari

memberikan efek positif mulai dari sisi biologis yaitu menekan laju hormon

kortisol dan meningkatkan sistem endokrin. Dari sisi psikologis, terapi tari

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

52

membantu subjek membawa kembali apa yang mereka tekan dari masa lalu

kedalam kesadaran, menerimanya, dan membangkitkan keinginan untuk

melangkah. Selanjutnya dari sisi sosial, subjek terbantu merasakan adanya

dukungan sosial. Dari kesemuanya itu, subjek mengaami pertumbuhan dalam

aspek kognitif yang ditunjukkan dengan perkembangan pola pikir dan

perubahan pandangan terhadap dirinya menjadi lebih positif.

Dari aspek emosi, subjek menunjukkan adanya usaha mengelola dan

mengeksplorasi emosi-emosi negatifnya agar dapat memiliki gambaran diri

positif. Dari aspek motivasi, subjek menyatakan adanya keinginan menjadi

anggota masyarakat yang produktif. Sedangkan dari aspek fisik dan vegetatif

subjek mengalami peningkatan yang dibuktikan oleh meningkatnya hasil tes

kekebalan tubuhnya.

Keterbatasan-keterbatasn pada penelitian ini perlu diperhatikan agar dapat

menjadi catatan bagi peneliti selanjutnya. Contohnya, kondisi-kondisi yang

dialami subjek yang digambarkan oleh kedua subjek yang mengalami

peningkatan dan tidak mengalami perubahan tingkat depresi pada kelompok

eksperimen, sehingga hasil penelitian selanjutnya dapat menjawab rumusan

masalah sebuah penelitian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

53

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Hasil perhitungan statistic dalam penelitian menunjukkan bahwa terdapat

perbedaan pada gain score kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Gain

score pada kelompok eksperimen lebih besar dibandingkan dengan kelompok

kontrol. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa terapi tari

memiliki pengaruh terhadap tingkat depresi perempuan dengan HIV/AIDS.

Meskipun setiap subjek menunjukkan adanya perubahan yang berbeda-beda,

bahkan ditemukan subjek yang tingkat depresinya tetap atau meningkat.

B. Saran

1. Saran Berkaitan dengan Kelanjutan Penelitian

Penelitian selanjutnya diharapkan melakukan perluasan data dengan

memperbanyak jumlah subjek atau mencoba memberikan treatment ini

terhadap subjek yang memiliki karakteristik khusus. Karakteristik khusus

yang dimaksud misalnya subjek difabel, tuna netra, tuna wicara, atau tuna

rungu. Karena penelitian ini hanya meneliti subjek perempuan, penelitian

selanjutnya mungkin dapat dilakukan pada subjek dengan jenis kelamin

laki-laki sehingga hasil penelitian dapat digeneralisasikan pada banyak

populasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

54

2. Saran Berkaitan dengan Manfaat Penelitian

a. Saran bagi LSM

Program terapi tari terbukti berhasil menurunkan tingkat depresi

pada perempuan dengan HIV/AIDS sehingga baik bagi LSM untuk

dapat meneruskan program ini mengingat bahwa masih banyak

perempuan yang tergabung dalam LSM ini belum mendapatkan

informasi mengenai adanya terapi tari yang akan memberikan efek

positif bagi dirinya.

b. Saran bagi subjek

Program terapi tari ini dapat membantu subjek mengekspresikan

dirinya, mengungkapkan emosinya, dan mempererat persaudaraan antara

rekan sesame ODHA sehingga sebaiknya dilanjutkan secara mandiri

oleh subjek.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

55

DAFTAR PUSTAKA

Aditomo A. & Retnowati S. 2004. Perfeksionisme, Harga Diri, dan

Kecenderungan Depresi Pada Remaja Akhir. Jurnal Psikologi (1), 1-15

American Dance Therapy Association (ADMT) official webasite – http://adta.org

American Psychology Association (APA) official website –

http://apa.org/topics/depress/index.aspx diakses 30 Oktober 2013

American Psychiatric Association. 2003. Diagnostic and Statistical Manual of

Mental Disorder 4th

Ed. (DSM-IV). Washington DC: APA

Benson N., Collin C., Ginsburg J., Grand V., Lazyan M., Weeks M. 2012. The

Psychology Book. London: Dorling Kindersley Limited

Behrends A., Müller S., Dziobek I. 2012. Moving In And Out Of Synchrony: A

Concept for A New Intervention Fostering Empathy Through Interactional

Movement And Dance. The Arts in Psychotherapy (39), 107-116

Boeree CG. 2009. Personality Theories: Melacak Kepribadian Anda Bersama

Psikolog Dunia. Yogyakarta: Primasophie

Burger B., Thompson MR., Saarikallio S., Luck G., Toiviainen. 2003. On Happy

Dance: Emotion Recognition in Dance Movements. Jyväskylä: Geoff Lucl

& Oliver Brabant (Eds)

Carr A. 2001. Abnormal Psychology: Psychology Focus. Philadelphia: Taylor and

Francis, 77-104

Chaiklin S., Wengrower H. 2009. The Art and Science of Dance/Movement

Therapy: Life is Dance. New York: Routledge

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

56

Chodorow J. 2008. Dance Therapy and Depth Psychology. New York: Routledge

Cohen SO, Walco GA. 1999. Dance/Movement Therapy for Children and

Adolescents with Cancer. American Cancer Society January/February

Vol.7 No.1

Cohen GE & Shamus E. 2009. Depressed, Low Self-Esteem: What Can Exercise

Do For You?. United States: The Internet Journal of Allied Health

Sciences and Practice

Community-University Partnership for The Study of Children, Youth, and

Families. 2011. Review of The Beck Depression Inventory 2nd

Edition

(BDI-II). Edmonton, Alberta, Canada

Cruz RF., Sabers DL. 1998. Dance/Movement Therapy is More Effective Than

Previously Reported All Effect Sizes are not Created Equally: Response to

Ritter and Low. The Arts in Psychotherapy, 25(2), 101-104

Ditjen PP & Kemenkes RI – Departemen Kesehatan Republik Indonesia

http://www.kemenkes.go.id/index.php?vw=2&id=394 diakses 30 Oktober 2013

http://spiritia.or.id/Stats.StatCurr.pdf diakses 22 Juni 2014

Forever Young Dance Studio – http://goodtherapy.org

Gussak D. 2007. The Effectiveness of Art Therapy in Reducing Depression in

Prison Population. International Journal of Offender Therapy and

Comparative Criminology, 51(4), 444-460

Hasanat NU. 1994. Apakah Wanita Lebih Depresif Daripada Pria?. Laporan

Penelitian (tidak diterbitkan). Yogyakarta: Fakultas Psikologi Universitas

Gadjah Mada

Jung CG. 1969. Man and His Symbol. New York: Anchor Press

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

57

Karkou V., Sanderson V. 2006. Art Therapies: A Research-Based Map of The

Field. Edinburgh: Elsevier

Karkou V., Meekums B., Nelson EA. 2012. Dance/Movement Therapy for

Depression. Cochrane Depression, Anxiety, and Neurosis Group, Issue 6

Kavanagh S. 2009. Mapping Our Way Through The Arts. International Art

Therapy Association, UK

Kobayashi M., Sugimoto T., Matsuda A., Matsushima E., Kishimoto S. 2008.

Association Between Self-Esteem and Depression Among Patients With

Head and Neck Cancer: A Pilot Study. Wiley InterScience

Komisi Penanggulangan AIDS Indonesia – http://aidsindonesia.or.id

http://www.aidsindonesia.or.id/news/223/4/12/02/2010/People-with-HIV-fight-

ignorance-discrimination#sthash.zyMeWotr.dpbs diakses pada 19 Juni 2014

http://www.aidsindonesia.or.id/contents/37/78/Info-HIV-dan-

AIDS#thash.cPsrIE5d.dpbs

Komisi Penanggulangan AIDS Yogyakarta – http://aidyogya.or.id

http://aidsyogya.or.id/2014/data-hiv-aids/data-kasus-hiv-dan-aids-diy-s-d-des-

2013/ diakses pada 19 Juni 2014

Lynch JR., Kilmartin C. 2013. Overcoming Masculine Depression: The Pain

Behind The Mask. Routledge

Mead GE., Morley W., Campbell P., Grieg CA., McMurdo M., Lawlor DA. 2010.

Exercise for Depression (review). Cochrane Database of Systematic

Review

Mello VA & Malbergier A. 2006. Depression in Women Infected with HIV. Sao

Paulo: Rev Bras Psiquiatr, 28(1) 10-17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

58

Nolen-Hoeksema S. 2010. Abnormal Psychology 5th

Edition. New York:

McGraw-Hill

Nonacs, R. 2006. A Deeper Shade of Blue: A Woman’s Guide to Recognizing and

Treating Depression in Her Childbearing Years Paperback. New York:

Simon & Schuster Paperback

Payne H. 1992. Dance/Movement Therapy: Theory and Practice. New York:

Routledge

Penzak S., Reddy Y., Grimsley S. 2000. Depression in Patients with HIV

Infection. American Society of Health-System Pharmacists, 57; 376-386

Ritter M & Graff-Low K. 1996. Effects of Dance/Movement Therapy: A Meta-

analysis. The Arts in Psychotherapy 23(3), 249-260

Salmans, S. 1995. Depression: Questions You Have-Answered You need.

Allentown: People’s Medical Society

Santoso A. 2010. Statistik Untuk Psikologi. Yogyakarta: Universitas Sanata

Dharma Press

Santrock JW. 1998. Adolescence (7th

ed). USA: McGraw-Hill

Seide MP. 1986. American Journal of Dance Therapy. Vol.9 (83)

Seniati L., Setiadi B., Yulianto A. 2005. Psikologi Eksperimen. Jakarta: PT.

Indeks

Soanes C & Stevenson A. 2003. Oxford Dictionary of English. New York: Oxford

University Press

Sue D., Sue DW., Sue S. 2008. Understanding Abnormal Behavior. Boston:

Wadsworth

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

59

Wessels-Bloom, S. 2004. Dancing for Life: An Exploration of The Effectiveness of

Dance/Movement Therapy as an Intervention for HIV. Rand Afrikaans

University

World Health Organization (WHO) – http://www.who.int

http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs369/en/index.html diakses 30

Oktober 2013

http://www.who.int/topics/depression/en diakses 30 Oktober 2013

http://www.who.int/mental_health/management/depression/who_paper_depresi

on_wfmh_2012.pdf diunduh 30 Oktober 2013

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

60

LAMPIRAN 1

THE BECK DEPRESSION INVENTORY II

(BDI-II)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

61

BDI

Nama (inisial): Status Perkawinan: Usia:

Pekerjaan: Pendidikan Terakhir: Jenis Kelamin:

Instruksi:

Kuisioner ini terdiri dari 21 pernyataan. Bacalah setiap pernyataan dengan

seksama, kemudian lingkarilah satu pernyataan yang paling menggambarkan

perasaan anda selama ± 2 minggu ini, termasuk hari ini. pastikan anda hanya

memilih satu saja pernyataan dari tiap-tiap nomor.

1.

a. Saya tidak merasa sedih

b. Saya merasa sedih

c. Saya selalu sedih dan saya tidak dapat mengatasinya

d. Saya merasa sangat sedih dan tidak bahagia, yang membuat saya tidak tahan

lagi

2.

a. Secara khusus saya tidak merasa kecil hati terhadap masa depan saya

b. Saya merasa kecil hati terhadap masa depan saya

c. Saya merasa tidak punya apapun untuk melihat masa depan

d. Saya merasa tidak ada harapan untuk masa depan saya dan tidak ada hal yang

dapat memperbaikinya

3.

a. Secara tidak merasakan adanya kegagalan

b. Saya merasa gagal lebih dari yang dirasakan orang lain

c. Jika saya melihat ke belakang, yang saya lihat adalah banyaknya kegagalan

d. Saya merasa sepenuhnya gagal sebagai seorang manusia

4.

a. Saya dapat merasakan kepuasan atas hal-hal yang saya lakukan

b. Saya tidak menikmati hal-hal yang saya lakukan

c. Saya tidak dapat merasakan kepuasan lagi atas banyak hal

d. Saya tidak puas dan bosan dengan segala sesuatu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

62

5.

a. Saya tidak secara khusus merasa bersalah

b. Saya kadang-kadang merasa bersalah

c. Saya sering merasa bersalah

d. Saya selalu merasa bersalah

6.

a. Saya tidak merasa bahwa saya dihukum

b. Saya merasa saya bisa saja dihukum

c. Saya berharap saya dihukum

d. Saya merasa saya dihukum

7.

a. Saya tidak merasa kecewa dengan diri saya sendiri

b. Saya kecewa dengan diri saya sendiri

c. Saya muak dengan diri saya sendiri

d. Saya membenci diri saya sendiri

8.

a. Saya tidak merasa bahwa saya lebih buruk dari orang lain

b. Saya bersikap kritis terhadap kelemahan dan kesalahan saya

c. Saya selalu menyalahkan diri saya sendiri atas kesalahan-kesalahan saya

d. Saya menyalahkan diri sendiri untuk semua hal buruk yang terjadi

9.

a. Saya tidak mempunyai pikiran sedikitpun untuk bunuh diri

b. Saya mempunyai pikiran untuk bunuh diri, tetapi saya tidak akan

melakukannya

c. Saya akan bunuh diri

d. Saya akan bunuh diri begitu ada kesempatan

10.

a. Saya tidak menangis melebihi biasanya

b. Saya menangis lebih dari biasanya

c. Saya selalu menangis sekarang

d. Saya biasanya menangis, tetapi sekarang saya tidak dapat menangis walaupun

saya ingin

11.

a. Saya tidak lebih mudah kesal akan hal-hal dibandingkan sebelumnya

b. Saat ini saya agak lebih mudah kesal dibandingkan biasanya

c. Saya sering merasa kesal

d. Saya selalu merasa kesal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

63

12.

a. Saya tidak kehilangan minat terhadap orang lain

b. Saya kurang berminat terhadap orang lain dibandingkan biasanya

c. Saya kehilangan sebagian besar minat saya terhadap orang lain

d. Saya tidak ada minat sama sekali terhadap orang lain

13.

a. Saya membuat keputusan sebaik biasanya

b. Saya lebih sering menunda membuat keputusan dibanding sebelumnya

c. Saya merasa lebih sulit membuat keputusan dibandingkan biasanya

d. Saya tidak dapat membuat keputusan lagi

14.

a. Saya tidak merasa lebih buruk dibandingkan biasanya

b. Saya khawatir jika saya terlihat lebih tua dan tidak menarik

c. Saya merasa ada perubahan yang menetap dalam penampilan saya yang

membuat saya tidak menarik lagi

d. Saya percaya bahwa saya terlihat buruk

15.

a. Saya dapat bekerja sebaik-baiknya

b. Saya membutuhkan usaha ekstra untuk memulai melakukan sesuatu

c. Saya harus berusaha mendorong diri saya sendiri untuk melakukan sesuatu

d. Saya tidak dapat melakukan apapun

16.

a. Saya dapat tidur sebaik sebelumnya

b. Saya tidak tidur sebaik sebelumnya

c. Saya bangun 1-2 jam lebih cepat dibandingkan biasanya dan sulit untuk tidur

kembali

d. Saya bangun beberapa jam lebih cepat dibandingkan biasanya dan tidak dapat

tidur lagi

17.

a. Saya tidak lebih lelah dibandingkan biasanya

b. Saya lebih mudah lelah dibandingkan biasanya

c. Saya merasa lelah untuk melakukan hampir semua kegiatan

d. Saya terlalu lelah untuk melakukan sesuatu

18.

a. Nafsu makan saya sebaik biasanya

b. Nafsu makan saya tidak sebaik biasanya

c. Nafsu makan saya jauh lebih buruk

d. Saya tidak memiliki nafsu makan sama sekali

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

64

19.

a. Saya tidak kehilangan banyak berat badan

b. Saya kehilangan berat badan lebih dari lima pound (2,3 kg)

c. Saya kehilangan berat badan lebih dari sepuluh pound (4,5 kg)

d. Saya kehilangan berat badan lebih dari lima belas pound (6,8 kg)

20.

a. Saya tidak lebih khawatir terhadap kesehatan saya dibandingkan sebelumnya

b. Saya khawatir terhadap masalah fisik, seperti pusing, rasa sakit, mulas, atau

sembelit

c. Saya sangat khawatir terhadap masalah fisik dan sulit untuk memikirkan hal

lain

d. Saya sungguh sangat khawatir terhadap masalah fisik saya dan tidak dapat

memikirkan hal lain

21.

a. Saya tidak melihat ada perubahan dalam minat saya terhadap seks

b. Saya menjadi kurang tertarik pada seks dibandingkan sebelumnya

c. Saya hampir tidak tertarik terhadap seks

d. Saya kehilangan ketertarikan terhadap seks

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

65

LAMPIRAN 2

HASIL PEROLEHAN DATA KELOMPOK

KONTROL

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

66

DATA KELOMPOK KONTROL

Nama Subjek Pre-Test Post-Test Gain Score

AK 27 27 0

BK 32 30 2

CK 12 35 23

DK 25 32 7

EK 33 32 1

FK 30 30 0

GK 30 29 1

HK 33 26 7

IK 22 29 7

JK 28 31 3

KK 37 25 12

LK 27 28 1

MK 42 31 11

NK 28 29 1

OK 39 41 2

PK 26 34 8

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

67

LAMPIRAN 3

HASIL PEROLEHAN DATA KELOMPOK

EKSPERIMEN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

68

DATA KELOMPOK EKSPERIMEN

Nama Subjek Pre-Test Post-Test Gain Score

A 31 21 10

B 27 8 19

C 40 7 33

D 31 2 29

E 34 21 13

F 36 37 1

G 26 20 6

H 37 31 6

I 31 7 24

J 29 14 15

K 37 23 14

L 27 3 24

M 44 7 37

N 30 8 22

O 32 32 0

P 29 0 29

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

69

LAMPIRAN 4

DATA HASIL OBSERVASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

70

DATA HASIL OBSERVASI

1. PERTEMUAN I

Pada pertemuan pertama, peneliti memperkenalkan terapis kepada subjek.

Terapis berbagi pengalaman bersama subjek dan peneliti mengenai tari dan

pengalaman-pengalaman menarinya. Selain itu terapis juga menceritakan

bagaimana menari menjadi bagian penting bagi hidup terapis dan peneliti.

Sebagai persembahan perkenalan, terapis menari di hadapan subjek selama 5

menit. Tarian yang dibawakan adalah tari kontemporer. Setelah itu, subjek

mulai berdinamika dan menari bersama rekan-rekannya dan terapis. Terapis

mengajak subjek membuat gerakan sederhana sebagai simbol perkenalan diri

mereka masing-masing. Setelah itu setiap subjek memperkenalkan dirinya

melalui gerakan. Terapis kemudian membagi subjek menjadi dua kelompok

dan memilih kapten. Terapis memberi instruksi kepada kapten untuk

mengajak kelompoknya membuat gerak tari yang bercerita. Subjek diberi

kebebasan memilih apa saja yang ingin mereka ceritakan. Mereka diberi

waktu 30 menit untuk berdinamika di kelompok masing-masing. Dari 16

subjek, tampak 2 subjek yang kurang aktif dalam kegiatan ini. 1 orang subjek

lebih banyak duduk dan melihat, dan yang lain tampak tidak melakukan

apapun seperti teman-temannya.

Setelah 30 menit berlalu, masing-masing kelompok menari. Kelompok

yang pertama menceritakan pengalaman mereka berumah tangga. Mereka

membuat gerakan-gerakan sederhana yang menjadi simbol aktivitas sehari-

hari dalam rumah tangga mereka dan dinamikanya. Gerakan-gerakan yang

disimbolkan antara lain memasak, menyapu, ngobrol dengan pasangan,

pertengkaran, dan menangis. Kelompok kedua menceritakan pengalaman

mereka menjadi seorang murid di sekolah. Gerakan-gerakan yang disimbolkan

antara lain menulis, bemain, dan dihukum oleh guru. Dinamika berlangsung

selama 30 menit. Setelah itu, seluruh subjek melakukan pendinginan dipimpin

terapis dan kemudian istirahat. Ketika beristiraha, peneliti dan terapis

bersama-sama mengajak subjek sharing terkait kegiatan menari hari itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

71

2. PERTEMUAN II

Pertemuan kedua dimulai dengan pemanasan yang dipimpin oleh terapis.

Setelah itu terapi memberikan kain-kain kepada subjek sebagai properti yang

akan mereka gunakan untuk menari. Pada pertemuan kedua ini, dokumentasi

sudah mulai dilakukan sesuai kesepakatan dengan semua subjek penelitian.

Terapis mulai memberikan contoh gerakan dengan kain yang dibagikan.

Terapis memberikan clue bahwa gerakan yang dilakukan itu menceritakan

kisah hidupnya. Sesaat kemudia, tampak beberapa subjek mengajukan diri

untuk melakukan gerakan yang menjadi ceritanya. Setiap satu subjek

melakukan gerakannya, subjek lain memperhatikan dan memberi apresiasi

berupa tepuk tangan. Beberapa subjek sempat tampak canggung dan menolak

melakukan gerak. Akhirnya, pada pertemuan ini ada 8 subjek yang melakukan

gerakan dan menceritakan mengenai kisahnya dalam tarian.

Pada pertemua kedua ini, kedua subjek yang tampak kurang aktif dan

berminat terhadap kegiatan ini masih terlihat banyak duduk dan menunjukkan

ekspresi kurang berminat. Akan tetapi, satu subjek sudah mau membaur

bersama rekan-rekannya meskipun tampak kaku dan menunjukkan ekspresi

tidak nyaman. Pertemuan kedua ditutup dengan pendinginan dan sharing

bersama terapis dan peneliti.

3. PERTEMUAN III

Pertemuan ketiga dimulai dengan pemanasan yang dipimpin terapis.

Peneliti kemudian membagikan rok panjang sebagai properti tari hari itu.

Terapis kemudian memberikan beberapa gerakan dengan rok sebagai

propertinya. Terapis membuat gerakan-gerakan yang manis dan tersenyum

ketika menari. Terapis mengatakan,”aku cantik ketika aku tersenyum dan

bahagia.” Para subjek bertepuk tangan dan mulai melakukan gerakan-gerakan

cantik yang mereka suka. Terapis mengamati dan memberikan reinforcement

dan affirmation sebagai umpan balik terhadap gerakan-gerakan yang

diungkapkan oleh subjek. Seluruh subjek tampak tertawa dan menunjukkan

ekspresi senang. Mereka berinteraksi dengan rekan-rekan mereka dan mulai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

72

saling bercerita lewat tarian mereka. Pada pertemuan ini kedua subjek yang

sebelumnya tampak kurang berminat sudah terlihat berbaur dan menari seperti

rekan-rekannya.

Pertemuan ketiga ditutup dengan pendinginan dan sharing bersama

peneliti dan terapis. Para subjek saling membagikan pendapat bagaimana

mereka menjalani kegiatan pada pertemuan ini, bahkan kedua subjek yang

awalnya tampak diam dan kurang berminat mulai mengutarakan pendapat

positif terkait kegiatan ini.

4. PERTEMUAN IV

Pertemuan keempat dibuka dengan pemanasan yang dipimpin salah satu

subjek. Subjek ini memimpin rekan-rekannya dan terapis melakukan

pemanasan dengan gerakan yang ia ciptakan sendiri. Selesai pemanasan,

terapis membagi subjek menjadi lima kelompok. Masing-masing kelompok

terdiri dari 2-3 orang. Terapis membagikan kain berukuran besar kepada setiap

kelompok. Masing-masing kelompok diminta untuk masuk ke dalam kain

besar tersebut. Kain-kain tersebut adalah simbol atas masalah mereka. terapis

memberikan instruksi untuk merobek kain tersebut sebagai simbol bahwa

mereka mengatasi masalahnya dan beranjak melanjutkan hidup.

Pertemuan ditutup dengan pendinginan dan sharing. Masing-masing

subjek memberikan pendapatnya mengenai kegiatan hari ini. Secara umum,

mereka memahami apa yang mereka lakukan dan mengambil kesimpulan

bahwa mereka mampu bersama-sama memecahkan masalah yang menjebak

mereka dalam keterpurukan.

5. PERTEMUAN V

Pertemuan ini dibuka dengan adanya seorang subjek yang menari dengan

gerakan-gerakan yang cantik dan mengajak rekan-rekannya menari. Terapis

kemudian bergabung bersama mereka. Sesaat kemudian terapis mengajak

mereka membentuk lingkaran dan bergerak bersama dalam lingkaran tersebut.

Lingkaran itu adalah simbol keutuhan, bahwa mereka semua adalah diri yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI · siapapun dari berbagai latar belakang usia, budaya, dan ras. Salah satu subjek yang rentan terhadap Salah satu subjek yang rentan terhadap

73

utuh, dengan segala kekurangan dan kelebihannya. Beberapa subjek tampak

meneteskan airmata dan memeluk rekan di samping kanan dan kirinya.

Terapis memberikan waktu kepada mereka untuk menikmati waktu-waktu ini

sembari memberikan penguatan agar mereka menyadari diri, menerima, dan

memahami bahwa “it’s okay to have an HIV, aku tetap berharga, aku tetap

berguna bagi orang lain, aku tetap seorang perempuan yang berharga dan

layak dicintai. Aku berdaya dan aku bisa.” Beberapa saat setelah itu terapis

mengajak mereka bergembira dan menari lagi dengan gerakan-gerakan yang

lebih enerjik sebagai simbol bahwa mereka harus semangat melangkah lagi.

Pertemuan ditutup dengan pendinginan dan sharing. Sharing dibuka

dengan pengalaman yang dirasakan seorang subjek selama lima sesi terapi dan

disusul dengan subjek lain. seluruh subjek merasakan hal yang hampir sama.

Mereka mengatakan bahwa mereka merasa gembira dan lepas ketika menari.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI