168
1 TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PERMULAAN SISWA AUTIS : KASUS RIFKI LAZUARDI DAN FATHONI DEWANTOKO, SISWA KELAS II DI SLB CITRA MULIA MANDIRI, MAGUWOHARJO, DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008 Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Disusun oleh DWI RETNOWATI 041224025 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

  • Upload
    others

  • View
    14

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

1

TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PERMULAAN SISWA AUTIS :

KASUS RIFKI LAZUARDI DAN FATHONI DEWANTOKO, SISWA

KELAS II DI SLB CITRA MULIA MANDIRI, MAGUWOHARJO,

DEPOK, SLEMAN, YOGYAKARTA TAHUN AJARAN 2007/2008

Skripsi

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah

Disusun oleh

DWI RETNOWATI

041224025

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA, SASTRA INDONESIA, DAN DAERAH

JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

2

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

3

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

4

ABSTRAK

Retnowati, Dwi.. 2008. Tahap Perkembangan Menulis Permulaan Siswa Autis: KasusRifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko, Siswa Kelas II di SLB Citra Mulia Mandiri,Depok, Sleman, Yogyakarta, Tahun Ajaran 2007/2008. Skripsi. S1 PendidikanBahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma,Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan tahap perkembangan menulis permulaanyang dialami oleh siswa autis kelas II di SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo,Depok, SLeman, Yogyakarta, tahun ajaran 2007/2008. Rumusan masalah utamapenelitian, yaitu: (1)Bagaimanakah tahap perkembangan menulis permulaan siswa autiskelas II di SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta,Khususnya Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko? (2) Adakah perbedaan tahapperkembangan menulis permulaan antara Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko?Teknik pengumpulan data menggunakan tes menulis, pengamatan (observasi),wawancara terhadap dua orang guru yang mengampu masing-masing siswa autistersebut. Untuk mengetahui validitas dan reliabilitas instrumen peneliti menggunakanteknk triangulasi, yaitu dengan cara mencocokkan data yang diperoleh dengan data hasilwawancara terhadap dua orang guru yang mengampu kedua siswa. Instrumen tesmenulis di analisis dengan cara menilai dan menyimpulkan hasil pekerjaan siswamenggunakan kriteria Penilaian Acuan Patokan hasil wawancara dianalisis dengan caramentranskip hasil wawancara, mengkoding hasil transkip wawancara, kemudianmendeskripsikannya. Hasil pengamatan (observasi) disimpulkan dengan caramendeskripsikan hasil pengamatan.

Hasil umum analisis deskriptif menunjukkan bahwa tahap perkembangankemampuan menulis yang dialami Rifki Lazuardi adalah tahap pra menulis, tahapmenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalinhuruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte huruf konsonan, tahap menyalinkata, sedangkan tahapan perkembangan menulis yang dialami oleh Fathoni Dewantokoadalah tahap pra menulis, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahapmenyalin huruf konsonan, tahap menyalin kata.

Terdapat perbedaan dalam tahap perkembangan menulis permulaan yang dialamioleh Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko. Tahapan yang dilalui oleh Rifki Lazuardidalam perkembangan menulis permulaan jauh lebih banyak daripada tahapanperkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Fathoni Dewantoko. Dalamperkembangan menulis permulaan menulis permulaan Rifki Lauardi mengalami delapantahap, sedangkan Fathoni Dewantoko hanya mengalami lima tahap. Ada 2 tahapperkembangan dalam menulis permulaan yang tidak dilalui oleh Fathoni Dewantoko.Tahapan itu antara lain adalah tahapan menebalkan huruf dengan cara menebalkan titik-titik untuk membentuk huruf, dan tahapan dikte huruf. Tahap menebalkan huruf tidak ialewati karena Fathoni Dewantoko mengalami cacat pada matanya sehingga tidak dapatmelihat garis atau titik dengan jelas.

Berdasarkan hasil penelitian, peneliti memberikan saran sebagai berikut,yaitu : (1) Guru yang mengampu siswa SLB Citra Mulia Mandiri Maguwoharjo,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

5

Depok, Sleman, Yogyakarta agar lebih memperhatikan kondisi siswa, baik kondisi fisikmaupun kondisi psikisnya. Hal ini berguna agar guru lebih mudah dalam mendidiksiswa, (2) Sebaiknya guru menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia di awalpembelajaran daripada pelajaran menyanyi, menggambar, dan menari. Hal itudikarenakan mata pelajaran bahasa Indonesia khususnya pelajaran menulismembutuhkan kemampuan berpikir anak. Jika pelajaran bahasa Indonesia diletakkan diakhir pembelajaran (siang hari) kondisi anak yang cenderung tidak menyukai pelajaranmenulis akan membuat anak mudah bosan dan menangis, (3) Bagi peneliti lain yangingin melanjutkan dan memperdalam penelitian mengenai perkembangan anakautis, sebaiknya melakukan penelitian dalam jangka waktu yang agak lama agarlebih mengetahui secara lebih jelas mengenai kondisi perkembangan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

6

ABSTRACT

Retnowati, Dwi. (2008). Development Stage of Early Writing Skills on AutisticStudents; A Study Case on Rifki Lazuardi and Fathoni Dewantoko,Second Grade Students of Citra Mulia Mandiri SLB, Maguwoharjo,Depok, Sleman, Yogyakarta, Academic Years 2007/2008. AnUndergraduate Thesis: Department of Language, Indonesia Letters, andVernacular Education, Faculty of Teachership Education, Sanata DharmaUniversity.

The aim of this research is to describe the developmental stage of earlywriting skills on autistic second grade students of Citra Mulia Mandiri SLB,Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, on the academic year 2007/2008. Themain problem formulations in this research are: (1) “How does the developmentstage of early writing skills on autistic second grade student of Citra MuliaMandiri SLB, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, especially RifkiLazuardi and Fathoni Dewantoko?” (2) “Are there differences on the developmentstage of early writing skills on Rifki lazuardi and Fathoni Dewantoko?” Datacollection is applied using writing tests, observation, and interview toward twoteachers that teach the pupils mentioned. In order to acknowledge the validity andreliability of the instrument, it was brought and discussed with the professionalwho are the headmaster of Citra Mulia Mandiri SLB and the teachers of the pupilsmentioned. The tests instruments were analyzed by grading and summarize thestudents’ result using standard matrix criteria. The interviews were analyzed bytranscript, coding it, and describe it. The observation result was summarized.

The general descriptive analysis showed that the development stage ofwriting skills on Rifki Lauardi and Fathoni Dewantoko which was started fromearly stage (simple one to the more complex one). The stages experienced byRifki Lazuardi were: pre-writing, tracing, identifying, copying vocals, copyingconsonants, dictating vocals, dictating consonants, and copying words. Were elseexperienced by Fathoni Dewantoko were: pre-writing, identifying letters, copyingvocals, copying consonants, copying words.

Rifki Lazuardi and Fathoni Dewantoko experienced difference stages ofearly writing skills. Rifki Lazuardi experienced much more early writing skillsstages than Fathoni Dewantoko did. There were eight stages on Rfiki Lazuardyand only five stages on Fathoni Dewantoko. There are several early sriting skillsstages that Fathoni Dewantoko missed. Those stages are tracing letters made ofdots and dictating letters. Fatoni Dewantoko skips tracing stages for he has an eyesight defect that made him unable to see line and dots visibly.

Based on the results of the research, the writer came to some suggestions,which are: (1) Te teachers who teach at Citra Mulia Mandiri SLB, Maguwoharjo,Depok, Sleman, Yogyakarta to be more concerns to their students conditions, bothphysics and psychological. It will be very useful in teaching their pupils, (2) itwould be better if the teacher puts forth Bahasa Indonesia subject before singing,drawing, and dancing. Based on the fact that Bahasa Indonesia subject, especiallywriting wanted for full concentration, if this subject was given after the other

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

7

subject (at the end of the day), children who have tendency to disfavored thissubject tend to be bored and cried,(3) For those who had interest in analyzing andmade a further research on developmental stages of autistic students, it would bebetter if they do it in a long period of time to be able to have a full coverage ontheir developmental stages.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

8

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH

UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata

Dharma:

Demi pengembangan ilmu pengetahuan saya kepada Perpustakaan Universitas

Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:

TAHAP PERKEMBANGAN MENULIS PERMULAAN SISWA AUTIS:

KASUS RIFKI LAZUARDI DAN FATHONI DEWANTOKO, SISWA

KELAS II DI SLB CITRA MULIA MSNDIRI, MAGUWOHARJO, DEPOK,

SLEMAN, YOGYAKARTA, TAHUN AJARAN 2007/2008

beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demukian saya

memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk

menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam

bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan

mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis

tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalty kepada saya

selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis.

Demukian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.

Pada tanggal 24 Oktober 2008

Yang menyatakan

(Dwi Retnowati)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

9

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat

dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penulisan skripsi ini.

Skripsi ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar

Sarjana Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah di Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta. Selama

mengadakan persiapan sampai penulisan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dr. B. Widharyanto, M.Pd selaku dosen pembimbing, yang memberikan

bimbingan kepada penulis dengan penuh dedikasi dan kesabaran

sehingga penelitian ini dapat diselesaikan dengan baik.

2. Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum. selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Bahasa, Sastra Indonesia, dan Daerah Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Ibu Eny Winarti, S.Pd., selaku Kepala Sekolah SLB Citra Mulia Mandiri

Yogyakarta, yang telah memberikan kesempatan untuk melakukan

penelitian di sekolah tersebut.

4. Seluruh dosen Program Studi Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia, dan

Daerah, di Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, yang dengan sabar

memberikan bimbingan belajar selama penulis di bangku kuliah.

5. Ayah dan Ibu yang selalu memberiku doa sehingga penulisan skripsi ini

dapat berjalan dengan lancar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

10

6. Kakek dan Nenek yang selalu memberikan doa dan semangat pada

penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini.

7. Suamiku tercinta yang selalu memberikan doa dan cinta sehingga skripsi

ini dapat selesai.

8. Adikku Dian yang telah memberiku semangat agar skripsi ini selesai.

9. Sahabatku Dian yang telah banyak membantuku baik nasehat, motivasi,

dan doanya dalam menyelesaikan skripsi ini.

10. Seluruh teman-teman seperjuangan yang tidak bisa saya sebutkan satu

persatu yang telah memberikan banyak dukungan sehingga skripsi ini

selesai.

Penulis menyadari bahwa penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan. Oleh

karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun guna

pengembangan dan menyempurnakan penelitian ini akan penulis terima dengan

senang hati. Semoga penelitian ini bermanfaat bagi pembaca.

Yogyakarta,

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

11

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING……………………………...ii

HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………..iii

HALAMAN PERSEMBAHAN……………………………………………...iv

MOTO………………………………………………………...........................v

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA……………………………………...vi

ABSTRAK……………………………………………………………………vii

ABSTRACT…………………………………………………………………..ix

KATA PENGANTAR………………………………………………………..xi

DAFTAR ISI………………………………………………………………….xiii

DAFTAR TABEL…………………………………………………………….xvi

DAFTAR

LAMPIRAN…………………………………………………………………..xvii

DAFTAR GAMBAR……………………………………………………….....xviii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………................1

A. Latar Belakang Masalah …...……………………………………….1

B. Pembatasan Masalah ……………………………………………...9

C. Rumusan Masalah ………………. …………………………….....9

D. Batasan Istilah…. ………………………………………………10

E. Tujuan Penelitian …………... …………………………………..10

F. Manfaat Penelitian…………………………………………....11

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

12

G. Sistematika Penyajian……………………………..………………11

BAB II LANDASAN TEORI……………………………12

A. Penelitian yang Relevan …………………………………………..15

B. Kerangka Teoritis………………………………………………..…115

1. Autisme dan Gangguan Perkembangan………………16

2. Anak dengan Kebutuhan Khusus…………………………………23

3. Penanganan Anak Autis…………………………………………..25

4. Perkembangan Perilaku Anak Normal……………………………28

5. Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa Anak…………………...41

6. Pengajaran Menulia Permulaan………………………………….46

7. Pengertian Belajar Mengajar……………………………………..48

BAB III METODOLOGI PENELITIAN………………………………….48

A. Jenis Penelitian …...…………………...……………………...…...48

B. Subyek Penelitian………...……………………..…………………50

C. Jenis Data………………………………………………………..50

D. Instrumen Penelitian……………………………………………...52

E. Keandalan Instrumen…………………………………………….52

F. Teknik Pengumpulan Data……………………………………….54

G. Prosedur Pelaksanaan Penelitian…………………………………..55

H. Teknik Analisis Data……………………………………………..59

BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA………….…………………..59

A. Pelaksanaan Penelitian di Lapangan………………………………59

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

13

1. Observasi…………………………………………………...63

2. Saat Pembelajaran……………………………………………65

3. Wawancara…………………………………………………67

B. Pembahasan………………………………………………….......67

1. Deskripsi Tahap Perkembangan Menulis Permulaan Rifki

Lazuardi………………………………………………………67

2. Deskripsi Tahap Perkembangan Menulis Permulaan Fathoni

Dewantoko……………………………………………………73

3. Perbedaan Tahapan Perkembangan Menulis Permulaan Rifki

Lazuardi dan Fathoni Dewantoko……………………………79

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN..........................................................79

A. Kesimpulan …………………………………………………….....79

B. Saran……..……………………………………………………….81

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………...83

LAMPIRAN ………………………………………………………………....

BIOGRAFI PENULIS………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

14

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian.....................................................................2LAMPIRAN 2 : Lembar jawaban menebalkan huruf vokal...................................3LAMPIRAN 3 : Lembar jawaban menebalkan huruf konsonan.............................4LAMPIRAN 4 : Lembar jawaban menyalin huruf vokal.........................................5LAMPIRAN 5 : Lembar jawaban menyalin huruf konsonan..................................6LAMPIRAN 6 : Lembar jawaban menyalin kata....................................................7LAMPIRAN 7 : Lembar jawaban dikte huruf vokal dan konsonan........................8LAMPIRAN 8 : Lembar jawaban melengkapi kata.................................................9LAMPIRAN 9 : Lembar penilaian identifikasi huruf............................................10LAMPIRAN 10 : Hasi penilaian identifikasi huruf Rifki Lazuardi......................11LAMPIRAN 11 : Hasil penilaian identifikasi huruf Fathoni Dewantoko.............12LAMPIRAN 12 : Hasil pekerjaan Rifki Lazuardi.................................................13LAMPIRAN 13 : Hasil pekerjaan Fathoni Dewantoko.........................................23LAMPIRAN 14 : Data hasil tes pra menulis ........................................................33LAMPIRAN 15 : Data hasil tes menulis permulaan .............................................34LAMPIRAN 16 : Data perbedaan tahap perkembangan Rifki dan Fathoni..........36LAMPIRAN 17 : Laporan perkembangan Rifki lazuardi......................................37LAMPIRAN 18 : Laporan Perkembangan Fathoni Dewantoko............................46LAMPIRAN 19 : Buku catatan Rifki Lazuardi………………………………….68LAMPIRAN 20 : Buku catatan Fathoni Dewantoko…………………………….83LAMPIRAN 21 : Transkip wawancara guru 1…………………………………..98LAMPIRAN 22 : Transkip wawancara guru 2…………………………………101LAMPIRAN 23 : Dokumentasi identifikasi huruf……………………………...105LAMPIRAN 24 : Dokumentasi menulis huruf…………………………………107LAMPIRAN 25 : Ijin Penelitian………………………………………………..109LAMPIRAN 26 : Kurikulum SD SLB………………………………………….110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

15

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Rifki Lazardi sedang menulis huruf…………………………………69

Gambar 2. Rifki Lazuardi sedang belajar identifikasi huruf vokal………………69

Gambar 3. Rifki Lazuardi sedang identifikasi huruf konsonan…………………69

Gambar 4. Rifki Lazuardi sedang menulis dengan bantuan guru………………70

Gambar 5. Fathoni Dewantoko sedang belajar identifikasi huruf………………74

Gambar 6. Fathoni Dewantoko sedang belajar menulis huruf vokal……………74

Gambar 7. Fathoni Dewantoko sedang belajar menulis huruf konsonan………74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

16

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pada dasarnya anak berhak memperoleh pendidikan yang layak. Tetapi

pada kenyataannya masih banyak anak yang belum memperoleh pendidikan

yang memadai. Di samping kurangnya dukungan dari orang tua dan

kurangnya perhatian dari pemerintah terhadap anak kurang mampu, ternyata

ada hal yang lebih utama, yaitu kesadaran dari anak untuk menuntut ilmu

sebagai suatu kewajiban bukan suatu tekanan atau paksaan. Seharusnya di

zaman yang semakin modern ini, pendidikan harus tetap menjadi nomor satu,

karena kalau tidak, kita akan semakin terbelakang dan tertinggal dari yang

lainnya.

Pendidikan merupakan proses belajar yang mencakup suatu proses

dalam keseluruhan kurun waktu kehidupan individu yang secara terus-

menerus sejak masa prenatal sampai akhir hayat. Pendidikan tidak hanya

berlangsung secara formal melalui sekolah-sekolah tetapi dapat pula

pendidikan non formal yaitu melalui kursus-kursus atau lembaga-lembaga. Di

dalam pendidikan terdapat suatu proses berpikir yang logis sistematis juga

terdapat berbagai macam pengolahan informasi yang telah diperoleh.

Pendidikan dapat pula diartikan sebagai usaha sadar, sengaja, dan

bertanggungjawab yang dilakukan pendidik terhadap anak didik menuju taraf

yang lebih maju (Rumini, 1993:16).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

17

Banyak anak yang kurang mendapatkan perhatian dalam bidang

pendidikan, khususnya bagi mereka anak-anak yang memiliki kecacatan

mental. Mereka tidak bisa bersekolah layaknya anak normal. Dibutuhkan

sekolah atau lembaga khusus untuk menampung anak-anak yang memiliki

kelainan cacat mental. Dalam pengajarannya pun dibutuhkan metode dan

pengajaran khusus yang tidak bisa dilakukan oleh kebanyakan orang.

Pendidikan khusus untuk anak cacat mental dilakukan guna membimbing

mereka agar mereka juga merasakan hak memperoleh pendidikan yang layak.

Di dalam pengajarannya dibutuhkan guru atau pengajar yang telah ahli

dibidangnya.

Banyak anak-anak yang memiliki kelainan ketika ia dilahirkan. Hal

itulah yang akan menjadi hambatan dalam perkembangannya jika ia tidak

diperhatikan, serta kurangnya kepedulian dari orang tuanya. Saat ini anak

dengan kelaianan hambatan perkembangan perilaku telah mengalami

peningkatan yang cukup drastis. Anak special needs atau anak dengan

kebutuhan khusus termasuk anak yang mengalami hambatan dalam

perkembangan perilakunya. Perilaku anak-anak ini yang antara lain terdiri dari

wicara dan okupasi, tidak berkembang seperti anak yang normal. Padahal

kedua jenis perilaku ini penting untuk melakukan komunikasi dan sosialisasi.

Perilaku adalah semua tindakan atau tingkah laku seorang individu, baik kecil

maupun besar, yang dapat dilihat, didengar maupun dirasakan (oleh indra

perasa dikulit, dan bukan yang dirasakan oleh hati) oleh orang lain atau diri

sendiri ( Handojo, 2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

18

Kelainan perilaku yang serius dan semakin banyak dijumpai yaitu

autisme masa anak-anak (autisma infantil). Autisma berasal dari kata auto

yang berarti sendiri. Penyandang autisma seakan-akan hidup di dunianya

sendiri. Anak mengalami kesulitan dalam berkomunikasi dengan orang lain.

Mereka cenderung lebih suka asyik terhadap dirinya sendiri. Penyimpangan

ini disebut autisma dan para penderitanya disebut autis (Handojo, 2003).

Autisme merupakan masalah yang paling berat yang dihadapi oleh orang tua

dan itu harus diatasi sejak dini serta membutuhkan penanganan yang khusus.

Di sini perhatian dan dukungan lebih banyak dari banyak pihak dibutuhkan

untuk penanganan anak autis. Tidak hanya dukungan dari keluarga, dukungan

dari masyarakat dan pemerintah pun turut menjadi hal yang utama guna

penanganan anak autis ini.

Anak autis tidak dapat bersekolah seperti layaknya anak normal pada

umumnya. Dibutuhkan sekolah atau lembaga khusus yang mampu

menampung mereka. Pemerintah hendaknya memperhatikan hal tersebut

dengan mendirikan sekolah khusus atau lembaga khusus bagi penyandang

autisme. Sekolah khusus untuk anak autis baru beberapa tahun ini didirikan di

Indonesia, itupun dengan jumlah yang masih sedikit. Padahal jumlah anak

dengan hambatan perkembangan perilaku telah mengalami peningkatan yang

sangat mengejutkan. Salah satu contoh sekolah khusus autisme ádalah

Sekolah Luar Biasa Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta. Sekolah ini baru berdiri selama 4 tahun. Pembelajaran di sekolah

ini berbeda dengan sekolah pada umumnya. Pembelajaran dilakukan dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

19

sistem one on one. Dalam artian satu guru mengampu satu siswa dalam

pembelajarannya. Hal ini dikarenakan kondisi anak autis antara anak yang satu

dengan anak yang lain berbeda-beda. Kondisi siswa yang berbeda inilah yang

menyebabkan merekla membutuhkn perhatian dan pengawasan ekstra dari

orang yang telah ahli dibidangnya.

Pembelajaran yang sesuai denmgan kondisi anaka akan mempengaruhi

proses kegiatan belajar mengajar. Proses belajar anak autis ini berbeda dengan

proses pembelajaran pada anak-anak normal pada umumnya. Dibutuhkan

waktu yang lama agar si anak dapat mencapai taraf pembelajaran yang lebih

tinggi. Pembelajaran harus disesuaikan dengan tingkat kognitif siswa.

Penyandang autisme memiliki keterbatasan dalam penguasaan bahasa,

baik bahasa secara lisan maupun tertulis. Oleh karena itu siswa autis

membutuhkan metode dan penanganan yang khusus dalam pengajarannya.

Anak yang mengalami penyimpangan perilaku seharusnya lebih mendapatkan

perhatian yang khusus dari banyak pihak, terutama dari orang tuanya. Pada

masa awal perkembangannya seharusnya lebih diperhatikan pada

perkembangan bahasanya agar anak-anak tersebut tidak terlalu jauh

mengalami kekurangan dalam pemerolehan bahasanya. Dalam menanganinya

dibutuhkan ketelatenan dan kesabaran dari pembimbing-pembimbingnya agar

ia tidak terlalu jauh tertinggal dari anak normal pada umumnya. Penguasaan

keterampilan masing-masing anak berbeda antara anak yang satu dengan anak

yang lainnya, tergantung dari tingkat perkembangan usia masing-masing anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

20

Piaget memandang perkembangan intelektual berdasarkan

perkembangan struktur kognitif. Semua anak melewati setiap tahap tersebut

secara hierarki, artinya anak tidak dapat melompati suatu tahap tanpa

melaluinya. Piaget dan kawan-kawan mengidentifikasikan empat tahap

perkembangan kognitif anak-anak yaitu: tahap sensorimotor (0-2 tahun), tahap

pra operasional (2-7 tahun), tahap operasi konkret (6-11 tahun atau 6-12

tahun), dan tahap operasi formal (11-14 tahun).

Anak yang mengalami gangguan perkembangan seringkali mengalami

kesulitan dalam menguasai suatu keterampilan berbahasa, baik lisan maupun

tulis. Dalam menguasai keterampilan berbahasa itu dibutuhkan aspek-aspek

yang mendukung agar pembelajaran akan berhasil. Rofi’udin dan Zuhdi

(1999), mengungkapkan ketiga aspek yang berperan dalam pembelajaran

yaitu, kemampuan kognitif, kemampuan afektif, dan dimensi psikomotorik.

Kesuksesan dalam pembelajaran akan berhasil seiring dengan tahap

perkembangan kemampuan kognitif seorang anak. Untuk menguasai seluruh

keterampilan tersebut tidak mungkin diperoleh secara tiba-tiba, diperlukan

adanya suatu proses yang panjang, hingga pada akhirnya anak dapat

menguasai suatu keterampilan tersebut. Semua tahap ini selalu diawali dengan

proses permulaan hingga pada akhirnya mendapatkan suatu hasil yang

diinginkan dengan ketercapaian tujuan pembelajaran seperti yang sudah

ditentukan.

Sama halnya dengan anak-anak yang normal, pembelajaran bahasa

anak, baik secara lisan maupun tertulis pada anak-anak autis juga memerlukan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

21

suatu tahap yang bertingkat. Tahapan itu dimulai dari yang rendah sampai

pada tingkatan yang tinggi mengikuti proses perkembangan kognitif anak.

Seperti halnya perkembangan membaca, perkembangan anak dalam menulis

juga terjadi secara perlahan-lahan. Dalam tahap ini anak perlu mendapat

bimbingan dalam memahami dan menguasai cara mentransfer pikiran ke

dalam tulisan.

Masalah yang dimiliki anak-anak penyandang autisme saat

mempelajari kata-kata sederhana adalah begitu banyak kalimat mereka

memiliki ciri ekolali (membeo/mengulang kata) dan mengapa penggunaan

bahasa mereka sering tidak memiliki kreativitas dan daya cipta, dan

membatasi diri pada pengulangan kalimat yang telah diucapkan orang lain

(Peeters, 2004:66). Namun demikian, bahasa harus menjadi bagian dari diri

penyandang autisme. Mereka harus mengenal dan menguasai bahasa agar

dapat berinteraksi sosial.

Tentu saja pengajaran bahasa pada penyandang autisme tidak langsung

dengan mempelajari bahasa berupa kalimat lengkap. Dengan demikian, perlu

adanya tahapan-tahapan dalam mengembangkan bahasa. Tahapan-tahapan

perkembangan bahasa selalu dimulai dengan kalimat satu kata atau holoprase

yang telah mencerminkan suatu hubungan konseptual (Mar’at, 2005:58). Dari

segi bahasa tulis, pembelajaran bahasa dimulai dengan pengenalan seluruh

abjad alfabet. Kemudian berlanjut pada penyukuan yang terdiri atas dua huruf

(gabungan huruf vokal dan konsonan). Setelah itu, penggabungan penyukuan

atau pengulangan penyukuan yang dikaitkan dengan pemahaman makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

22

benda-benda, kejadian, dan orang lain. Hingga pada akhirnya pengenalan kata

dan tanda baca. Begitu tahap berikutnya telah dirambah, tahap sebelumnya

tetap dimunculkan kembali. Cara semacam ini dilakukan secara terus-menerus

untuk mengetahui daya konsentrasi dan pemahaman penyandang autisme

terhadap bahasa.

Merasuknya bahasa pada diri penyandang autisme diawali dengan

kontak mata. Kontak mata sangat perlu agar perhatian penyandang autisme

terfokus dan mereka mengenal lawan bicara. Dari kontak matalah dapat

diketahui kesiapan penyandang autisme untuk belajar bahasa dalam bentuk

rentetan kata-kata bermakna. Setelah kontak mata, tahap selanjutnya adalah

kontak fisik. Lewat sentuhan dan rabaan, penyandang autisme dikenalkan

pada benda dan kata, situasi dan kata, atau tempat dan kata.

Anak-anak mulai menggambar, kemudian menulis “cakar ayam”,

barulah berusaha membentuk bentuk-bentuk huruf. Mula-mula anak belajar

menulis, meskipun ia tidak mengetahui nama-nama huruf. Menuliskan kata-

kata yang dikenalnya dengan baik, misalnya namanya sendiri menolong anak

belajar bahwa huruf yang berbeda melambangkan bunyi-bunyi yang berbeda.

Anak mencoba menggunakan aturan dalam menulis dengan mencocokkan

bunyi dan aturan. Bunyi-bunyi dalam nama huruf dicocokkan dengan bunyi-

bunyi yang didengarnya. Pada mulanya anak hanya memperhatikan huruf

pertama pada setiap kata, huruf-huruf lain dalam setiap kata kurang mendapat

perhatian (Zuchdi dan Budiasih, 1997:21)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

23

Menurut Rofi’udin dan Zuhdi (1999:76) menulis dapat dipandang

sebagai rangkaian aktivitas yang bersifat fleksibel. Rangkaian aktivitas yang

dimaksud meliputi: pra menulis, penulisan draf, revisi, penyuntingan, dan

publikasi atau pembahasan. Selanjutnya, menurut Tarigan (1984:3)

mengatakan bahwa menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang

dipergnakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap

muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif

dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis maka sang penulis harus trampil

memanfaatkan grafologi, struktur bahasa, dan kosa kata. Keterampilan

menulis tidak akan datang secara otomatis, melainkan harus melalui latihan

dan praktek yang banyak dan teratur.

Dengan bimbingan guru, anak-anak dapat mengenal sistem tulisan

yang yang berlaku, sampai akhirnya mencapai taraf si anak mampu menulis.

Menurut Temple, dkk; (1998:99) mengidentifikasikan adanya 4 tahap

perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu: tahap prafonemik, fonemik

tahap awal, nama huruf, transisi, dan menguasai. Setiap anak yang sedang

belajar menulis pastilah membutuhkan waktu yang lama sampai anak dapat

menguasai keterampilan tersebut. Dalam menguasai keterampilan menulis

tersebut pastilah anak akan mengalami beberapa tahapan dalam

perkembangannya. Oleh karena itu penelitian tentang tahapan perkembangan

keterampilan menulis permulaan siswa autis dilakukan guna melihat

bagaimana tahapan perkembangan anak autis dalam menguasai suatu

keterampilan berbahasa khususnya bahasa tulis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

24

B. Pembatasan Masalah

Dalam penelitian ini masalah yang diteliti adalah tahap perkembangan

menulis permulaan pada siswa autis. Penelitian tentang tahap perkembangan

menulis permulaan ini dilakukan untuk melihat bagaimanakah tahap

perkembangan siswa autis dalam menguasai suatu keterampilan berbahasa,

khususnya bahasa tulis, serta untuk mengetahui adakah perbedaan tahap

perkembangan menulis permulaan yang dialami antara siswa yang satu dengan

siswa yang lain. Penelitian ini dilakukan terhadap 2 orang siswa autis kelas II,

SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Peneliti

hanya mengambil 2 orang siswa dari 7 orang siswa kelas II. Dibandingkan

dengan siswa kelas II yang lain, kedua siswa, yaitu Rifki Lazuardi dan Fathoni

Dewantoko sudah dapat bersoaialisasi dan berkomunikasi dengan baik terhadap

orang lain. Oleh karena itulah, peneliti memilih subyek penelitian kedua anak

tersebut.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas, dapat dirumuskan masalah

sebagai berikut.

1. Bagaimanakah tahap perkembangan menulis permulaan siswa autis di

SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta,

khususnya Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko?

2. Adakah perbedaan tahap perkembangan menulis permulaan antara Rifki

Lazuardi dan Fathoni Dewantoko?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

25

D. Batasan Istilah

1. Tahap adalah bagian dari suatu perkembangan (pertumbuhan) yang ada

awal dan akhirnya, bagian dari urutan, tingkat, atau jenjang (KBBI).

2. Perkembangan merupakan perubahan menuju tingkat yang lebih sempurna

(KBBI).

3. Menulis adalah suatu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan

orang lain (Tarigan, 1984:3).

4. Anak autis adalah anak yang mengalami kesulitan dalam berkomunikasi

dengan orang lain. Mereka cenderung lebih suka asyik terhadap dirinya

sendiri, penyimpangan ini disebut autisma dan para penderitanya disebut

autis (Handojo, 2003).

E. Tujuan Penelitian

Penelitian yang dilakukan ini bertujuan untuk.

1. Mendeskripsikan tahap perkembangan menulis permulaan yang dialami

oleh Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko, siswa SLB Citra Mulia

Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta.

2. Mendeskripsikan perbedaan tahap perkembangan menulis permulaan yang

dialami Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

26

F. Manfaat Penelitian

Penelitian ini dapat dimanfaatkan oleh berbagai pihak antara lain.

1. Guru dan Calon Guru.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan

yang berguna dalam meningkatkan proses belajar mengajar bahasa

Indonesia di SLB Citra Mulia Mandiri. Dengan adanya penelitian ini

diharapkan agar guru dapat menerapkan pola-pola pembelajaran yang

tepat sesuai dengan tahap-tahap perkembangan siswa didiknya.

2. Siswa.

Hasil dari penelitian ini diharapkan dapat membantu meningkatkan

minat siswa-siswi SLB Citra Mulia Mandiri dalam belajar bahasa

Indonesia. Dengan penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan

motivasi dalam belajar bahasa Indonesia.

3. Penulis.

Hasil penelitian ini dapat memberi suatu pengalaman yang menarik

dalam rangka meningkatkan potensi calon guru. Bisa mengetahui tahap-

tahap dalam penguasaan keterampilan menulis pada anak-anak autis.

Berguna bagi rekan-rekan yang berkecimpung di dunia pendidikan pada

umumnya dan guru pada khususnya. Hasil penelitian ini diharapkan

menjadi masukan dan bahan perkembangan maupun perangsang bagi

penelitian-penelitian yang relevan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

27

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Penelitian yang Relevan

Penelitian yang relevan dengan penelitian ini adalah Farita Wijayanti

(1999) berjudul Pelaksanaan Pengajaran Membaca dan Menulis Permulaan

untuk Anak Tunalaras Kelas II di SLB Bagian E Prayuwana Yogyakarta.

Penelitian ini mengkaji mengenai pelaksanaan pengajaran membaca dan

menulis permulaan untuk anak tunalaras kelas II di SLB Bagian E Prayuwana,

Yogyakarta.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa di dalam pengajaran membaca

dan menulis permulaan kelas II di SLB/E Prayuwana Yogyakarta tergantung

kepada 7 komponen utama yaitu: (1) kondisi siswa, (2) kondisi guru, (3)

tujuan pengajaran, (4) materi pelajaran, (5) strategi belajar mengajar, (6)

metode pengajaran, (7) teknik pengajaran.

Di dalam materi pelajaran dijelaskan bahwa materi pelajaran untuk

membaca dan menulis permulaan anak Tunalaras kelas II di SLB Bagian E,

Prayuwana, Yogyakarta meliputi membaca nyaring, menulis tegak

bersambung, menuliskan kata/kalimat sederhana yang dibacakan guru,

menyusun kata-kata ke dalam kalimat yang bermakna kemudian menuliskan

dan membacakannya, dan penggunaan huruf kapital. Di dalam metode

pengajaran disesuaikan dengan kemampuan awal si anak kemudian

dikembangkan oleh guru yang bersangkutan. Metode yang digunakan untuk

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

28

mengajarkan membaca permulaan yaitu dengan metode ejaan. Untuk

pengajaran menulis permulaan di kelas II SLB/E, Prayuwana, Yogyakarta

dilaksanakan dengan menggunakan ejaan. Metode ini diterapkan oleh siswa

yang belum dapat menulis. Pengajaran menulis permulaan untuk siswa yang

sudah mampu menulis yaitu berupa menulis kalimat dengan tulisan tegak

bersambung, penggunaan huruf kapital pada awal kalimat, menuliskan kata-

kata sederhana yang dibacakan guru. Di dalam Teknik Pengajaran, teknik

untuk mengajarkan menulis permulaan yaitu dimulai dengan pengenalan

huruf, menulis suku kata dan kalimat dari huruf-huruf yang telah dikenal.

Penelitian Wiyoso (1999) yang berjudul “Pengajaran Bahasa

Indonesia pada Anak Tunagrahita Mampu Didik Kelas VI di SDLB Hifal

Kodya Pekalongan”. Dari hasil penelitian ini mendeskripsikan mengenai

strategi-strategi pengajaran Bahasa Indonesia yang digunakan oleh guru, yaitu:

(1) pengetahuan bahasa, merupakan salah satu materi pokok bahasan yang

diutamakan dalam penyampainnya oleh guru. Materi pelajaran diberikan

dengan alokasi waktu tersendiri, (2) kosakata, merupakan strategi pemberian

kosakata yang digunakan oleh guru dengan cara memberikan kata beserta

artinya, kesamaan kata, atau lawan kata, setelah itu siswa diberi tugas

berkaitan dengan materi tersebut, (3) menyimak, dalam pengajaran menyimak

siswa dilibatkan dalam kegiatan yang berhubungan dengan menyimak.

Strategi yang digunakan guru yaitu strategi menyimak sebuah kalimat,

(4) berbicara, dalam pengajaran berbicara disampaikan kepada siswa setelah

guru menyampaikan pelajaran tata bahasa dan kosakata, (5) membaca, Strategi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

29

yang digunakan yaitu pertama-tama dengan membaca permulaan abjad

dengan strategi membaca nyaring, setelah itu dilakukan dengan cara guru

meminta siswa untuk membaca materi pelajaran yang dituliskan guru yang

berupa kata, frasa, dan kalimat, (6) menulis, untuk meningkatkan kemampuan

menulis dengan tata bahasa dan pemilihan kosakata yang benar, guru

memberikan latihan menulis kepada siswa. Strategi yang dilakukan adalah

guru pertama kali mengajarkan menulis premulaan dari huruf sampai pada

kalimat, kemudian setelah siswa mampu menulis siswa diberi tugas menyusun

kalimat yang berkaitan dengan penyusunan kata-kata untuk dijadikan kalimat.

Kedua penelitian tersebut relevan dengan dengan penelitian yang

berjudul Tahap Perkembangan Menulis Permulaan Siswa Autis: Kasus Rifki

Lazuardi dan Fathoni Dewantoko siswa kelas II di SLB Citra Mulia Mandiri,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007/2008.

Penelitian tersebut dikatakan relevan dengan penelitian di atas. Penelitian ini

merupakan langkah permulaan penelitian Tahap Perkembangan Keterampilan

Menulis Permulaan Siswa Autis di SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo,

Depok, Sleman, Yogyakarta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

30

B. Kerangka Teori

1. Autisme dan gangguan perkembangan

Menurut Peeters (2004), Autisme ditempatkan di bawah kategori

gangguan perkembangan pervasif antara retardasi mental dan gangguan

perkembangan spesifik. Di bawah kategori retardasi mental, dapat dikatakan

bahwa perkembangan menjadi lambat. Seseorang yang mengalami retardasi

mental dalam menjalani tahapan perkembangan sama seperti anak normal

pada umumnya, tetapi sangat lambat. Usia mentalnya selalu lebih rendah dari

usia sebenarnya. Di bawah kategori gangguan perkembangan spesifik

dihadapkan kepada perkembangan yang lambat atau tidak normal pada suatu

bidang kemampuan tertentu. Seseorang yang memiliki gangguan ini

mengalami kesulitan yang luar biasa dalam belajar.

Karakteristik yang paling penting dari gangguan perkembangan

pervasif adalah terdapatnya gangguan dominan yang terdiri dari kesulitan

dalam pembelajaran keterampilan kognitif (pengertian), bahasa, motorik

(gerakan), dan hubungan kemasyarakatan. Penderita gangguan perkembangan

pervasif dapat terbelakang secara mental. Kata pervasif menyatakan bahwa

seseorang menderita kerusakan jauh di dalam, meliputi keseluruhan dirinya.

Inilah masalah yang dihadapi para penyandang autisme. Yang membuat hidup

seseorang benar-benar berarti adalah berkomunikasi dengan orang lain,

memahami perilaku mereka, menghadapi benda-benda, situasi, dan orang-

orang dengan cara kreatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

31

Ungkapan gangguan pervasif merupakan cara untuk menjelaskan apa

yang terjadi pada anak autis. Anak yang mengalami kombinasi kesulitan

dalam perkembangan komunikasi, pemahaman dan imajinasi sosial, dan jauh

lebih lagi mengalami kesulitan-kesulitan spesifik dalam memahami apa yang

mereka lihat dan dengar.

Autisme tidak dikelompokkan dalam penyakit mental. Istilah

“penyakit mental” menunjukkan bahwa bentuk perawatan mula-mula bersifat

psikiatrik atau kejiwaan. Ketika perawatan psikiatrik terbukti cukup berhasil

maka kemudian diberikan perhatian kepada beberapa bentuk asuhan dan

didikan.

Dalam kasus gangguan perkembangan pervasif, pendidikan khusus

merupakan prioritas pertama dalam perawatan. Perbedaan antara gangguan

perkembangan pervasif dan penyakit mental adalah menyangkut tujuan akhir

perawatan. Seseorang yang sakit mental, dulu pernah “normal” sehingga

diusahakannya untuk membuatnya normal kembali. Dalam kasus autisme kita

harus diterima bahwa gangguan perkembangannya bersifat permanent (tetap).

Karena itu tujuan perawatannya adalah untuk mengembangkan berbagai

kemungkinan-kemungkinan dalam keterbatasannya. Dengan kata lain

mempersiapkan diri anak untuk menghadapi kehidupan dewasanya sehingga

bisa berintegrasi (menyatu) dalam masyarakat dengan baik.

2. Anak dengan Kebutuhan Khusus ( Special Needs)

Menurut Monks (1989), Autisma berasal dari kata auto yang berarti

sendiri dan dari bahasa Yunani autos yang berarti aku, dalam pengertian non

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

32

ilmiah bahwa semua anak yang bersikap mengarah pada dirinya sendiri karena

sebab apapun disebut autistik. Penyandang autisme seakan-akan merasa hidup

sendiri. Menurut Hitipeuw (1990:17), Autisme diartikan sebagai

penyimpangan yang terjadi pada anak-anak sejak usia dini sekali yang

ditandai dengan adanya gangguan dalam perkembangan bahasa, komunikasi

sosial, intelegensi, dan perilaku-perilaku individu yang mengalami gangguan.

Penyandang autisme mempunyai tingkah laku yang tidak lazim daripada anak-

anak yang normal.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi,1990), autisma adalah

gangguan perkembangan pada anak yang berakibat tidak dapat berkomunikasi

dan tidak dapat mengekspresikan perasaan dan keinginannya sehingga

perilaku hubungan dengan orang lain terganggu. Sedangkan autistik adalah

terganggu jika berhubungan dengan orang lain. Rapin dalam Dardjowidjojo

(1991:109) memberikan pengertian bahwa autisme merupakan gangguan

perkembangan bahasa yang berat. Gejala utamanya berhubungan dengan

sosialisasi, komunikasi, dan bermain.

a. Ciri-ciri Autisme

Peters (2004) menyebutkan bahwa dalam perkembangan anak

abnormal yang terganggu sebelum usia 3 tahun akan menunjukkan

keterlambatan dan fungsi abnormal pada paling sedikit satu dari bidang-

bidang berikut.

1) Interaksi sosial, bahasa yang dipergunakan dalam perkembangan

sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

33

2) Bahasa yang digunakan dalam komunikasi sosial.

3) Permainan simbolik atau imajinatif.

Adapun ganggguan kualitatif dalam berkomunikasi menurut

Peeters (2004) ditunjukkan oleh paling sedikit salah satu dari keadaan

berikut.

1) Keterlambatan atau kekurangan secara menyeluruh dalam berbahasa

lisan (tidak disertai usaha untuk mengimbanginya dengan penggunaan

gesture atau mimik muka sebagai alternatif dalam berkomunikasi).

2) Ciri gangguan yang jelas pada kemampuan untuk memulai atau

melanjutkan pembicaraan dengan orang lain meskipun dalam

percakapan sederhana.

3) Penggunaan bahasa yang repetitive (diulang-ulang) atau stereotip

(meniru-niru) atau bersifat idiosinktratik (aneh).

4) Kurang beragamnya spontanitas dalam permainan pura-pura atau

meniru orang lain yang sesuai dengan tingkat perkembangannya

(2004:1).

Gunawan juga menambahkan lima gejala adanya ganguan

perkembangan pada anak penyandang autisme, yaitu: gangguan

komunikasi, gangguan interaksi, gangguan perilaku, gangguan emosi,

gangguan persepsi sensori.

Anak yang mengalami gangguan komunikasi akan menunjukkan ciri-

ciri sebagai berikut: anak mengalami keterlambatan bicara atau sama sekali

belum dapat berbicara sehingga sangat sulit untuk dapat memulai dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

34

mempertahankan percakapan. Anak cenderung berkomunikasi dengan

bahasa tubuh, mengulang-ulang kata bahkan anak sering meracau dengan

bahasanya sendiri.

Terganggunya interaksi menyebabkan anak mengalami gangguan

dalam hal hubungan dengan orang-orang sekitar seperti kurang responsive

terhadap isyarat sosial, anak tidak mau menatap mata lawan bicaranya,

apabila dipanggil tidak menengok, anak tidak mau mengekspresikan rasa

senang atau keinginannya bahkan anak akan lebih senang menyendiri tidak

mau bermain dengan teman sebaya.

Anak yang mengalami gangguan perilaku akan menunjukkan ciri-ciri

sebagai berikut: anak cenderung cuek terhadap lingkungan dan terlalu asyik

dengan dunianya sendiri, anak akan bersikap semaunya sendiri, sangat sulit

diatur. Semakin lama perilaku anak menjadi semakin tidak terarah, suka

menyakiti dirinya sendiri, taruntum (mengamuk) dengan sebab yang tidak

jelas.

Anak yang sering tertawa, menangis, marah-marah tanpa sebab yang

jelas merupakan salah satu dari cirri anak yang mengalami gangguan emosi.

Gangguan lain diantaranya adalah ketakutan anak yang kurang jelas dan

tidak wajar, serta emosi anak semakin lama menjadi semakin tidak

terkendali.gejala yang ditunjukkan oleh anak berbeda, antara anak yang satu

dengan anak yang lain. Gangguan yang berhubungan dengan panca indera

disebut ganguan persepsi sensori, adapun cirri anak yang mengalami

gangguan perspsi sensori antara lain sebagai berikut: menjilat-jilat benda,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

35

mencium benda, menutup telinga bila mendengar suara yang keras dengan

nada tertentu, anak snagat tahan terhadap sakit, dan kecenderungan anak

yang tidak suka memakai bahan yang kasar.

b. Penyebab Autisme

Handoyo (2003) menyebutkan adanya 5 penyebab anak menderita

autisme.

1) Adanya kelainan pada otaknya. Ada tiga lokasi otak yang ternyata

mengalami kelainan neuro-anatomis, yang disebabkan oleh faktor

keturunan, infeksi virus dan jamur, kekurangan nutrisi dan oksigen

serta akibat polusi udara, air, dan makanan. Gangguan tersebut terjadi

pada fase pembentukan organ-organ yaitu pada usia kehamilan antara

0-4 bulan.

2) Adanya kelainan anatomis pada lobus patietalis, cerebellum dan

sistem limbiknya. 43% penyandang autisma mempunyai kelainan

pada lobus parietalis otaknya yang menyebabkan anak cuek terhadap

lingkungannya.

3) Kelainan pada otak kecil (cerebellum). Otak kecil bertanggung jawab

atas proses sensoris, daya ingat, berpikir, belajar bahasa, dan proses

atensi (perhatian).

4) Terdapatnya kelainan yang khas di daerah sistim limbic yang disebut

hippocampus dab amygdale. Akibatnya terjadi gangguan fungsi

kontrol terhadap agresi dan emosi. Anak kurang dapat mengendalikan

emosinya, seringkali terlalu agresif atau sangat pasif. Amygdale

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

36

bertangung jawab terhadap berbagai rangsangan sensoris seperti

pendengaran, penglihatan, penciuman, perabaan, dan rasa.

Hippocampus bertanggung jawab terhadap fungsi belajar dan daya

ingat.

5) Faktor genetika diperkirakan penyebab utama dari kelainan autisma.

Itu dikarenakan dengan adanya kelainan kromosom pada anak

autisma.

c. Jenis-Jenis Autis

Handojo,(2003) menggolongan autis ke dalam 3 bagian.

1) Autisme infantil atau autisme masa kanak-kanak.

Perilaku autistik ini digolongkan dalam 2 jenis yaitu, perilaku

yang ekspresif (berlebihan) dan perilaku yang deficit (kekurangan).

Yang termasuk perilaku ekspresif adalah hiperaktif dan tantrum

(mengamuk) yang berupa menjerit, menyepak, menggigit, mencakar,

memukul, dsb. Di sini juga sering terjadi anak menyakiti diri sendiri

(self abuse). Perilaku deficit ditandai dengan gangguan bicara, perilaku

sosial kurang sesuai, deficit sensoris sehingga sering dikira tuli,

bermain tidak benar, dan emosi yang tidak tepat, misalnya tertawa dan

menagnis tanpa sebab. Karakteristik penyandang autisme ini antara

lain: Selektif berlebihan terhadap rangsang, Kurangnya motivasi untuk

menjelajahi lingkungan baru, Respon stimulasi diri sehingga

menganggu integrasi sosial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

37

2) Sindroma Aspeger

Ini mirip dengan autisma Infantil, dalam hal kurang interaksi

sosial. Tetapi mereka masih mampu berkomunikasi cukup baik. Anak

sering memperlihatkan perilaku tidak wajar dan minat yang terbatas.

Anak mampu mengikuti kegiatan sekolah dengan prestasi rata-rata atau

di atas rata-rata.

3) Attention Deficit (hyperactive) Disorder atau AD(H)D.

ADHD dapat diterjemahkan dengan Gangguan Pemusatan

Perhatian dan Hiperaktivitas atau GPPH. Gejala anak dengan ADHD

sekilas mirip dengan autisma, tetapi memiliki kemampuan komunikasi

dan interaksi sosial jauh lebih baik. Orang sering menyebut anak tipe ini

dengan anak hiperaktif.

Anak yang hiperaktif sering bermain dengan jari tangan, tidak

bisa duduk diam saat anak lain duduk dengan manis. Ia akan berlari dan

memanjat berlebihan. Gejala GPPH terdiri dari tiga gejala umum yaitu:

inatensivitas atau tidak ada perhatian atau tidak menyimak, impulsivitas

atau tidak sabaran, bisa impulsive motorik dan impulsive verbal atau

kognitif, dan hiperaktivitas atau tidak bisa diam.

4) Anak Gifted.

Anak Gifted adalah anak dengan intelegensi yang super atau

genius, namun memiliki gejala-gejala yang mirip dengan autisma.

Penanganan anak Gifted berbeda dengan penanganan anak autisma.

Pertama-tama perlu dicari dulu dalam bidang apa anak tersebut genius.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

38

Biasanya kegeniusan hanya pada satu bidang tertentu dan tidak pada

semua disiplin ilmu atau keterampilan.

3. Penanganan Anak Autis

Deteksi dini pada anak dengan kebutuhan khusus atau anak dengan

perkembangan hambatan perilaku ini merupakan suatau hal yang teramat

penting. Handojo, (2003) menyebutkan gejala-gejala anak autis yang

harus diwaspadai sejak dini.

a. Anak usia 30 bulan belum bisa bicara untuk komunikasi.

b. Hiperaktif dan “cuek” kepada orang tua dan orang lain.

c. Tidak bisa bermain dengan teman sebaya.

d. Adanya perilaku aneh yang diulang-ulang.

Terapi sejak dini harus dimulai sebelum anak berusi 5 tahun.

Perkembangan paling pesat dari otak manusia terjadi pada usia sebelum 5

tahun, puncaknya terjadi pada usia 2-3 tahun oleh karena itu terapi setelah

usia 5 tahun oleh karena itu pelaksanaan terapi setelah usia 5 tahun

hasilnya akan berjalan lambat. Pada usia 5-7 tahun perkembangan otak

menjadi lambat menjadi 25% dari usia sebelum 5 tahun. Tetapi meskipun

anak sudah mencapai usia 5 tahun tetap dilakukan terapi. Untuk

penanganan anak autis terdapat beberapa jenis terapi (Handojo: 2003).

a. Terapi perilaku

Terapi perilaku sangat penting untuk membantu anak-anak ini

untuk bisa menyesuaikan diri dalam masyarakat. Bukan hanya gurunya

yang harus menerapkan terapi perilaku pada saat belajar, namun setiap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

39

anggota keluarga dirumah harus bersikap konsisten dalam menghadapi

anak-anak dengan kebutuhan khusus ini. Terapi perilaku terdiri dari

terapi wicara, terapi okupasi, dan menghilangkan perilaku asosial

(tidak wajar).

b. Terapi biomedik (obat, vitain, mineral, food supplements).

Obat-obatan juga dipakai terutama untuk penyandang

autisma, tetapi sifatnya sangat individual dan perlu berhati-hati dosis

dan jenisnya sebaikanya dilakukan oleh dokter spesialis yang

memahami dan mempelajari autisme. Baik obat maupun vitamin

hendaknya diberikan secara sangat berhati-hati karena dapat

menimbulakn efek yang tidak dikehendaki.

c. Sosialisasi ke sekolah regular

Anak dengan kelaiana perilaku, terutama penyandang autisma

yang telah mampu bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik,

dapat dicoba untuk masuk kesekolah ‘normal’ sesuai dengan

umurnya. Perlu diingat bahwa terapi perilakunya jangan ditinggalkan,

karena sangat besar kemungkinan terjadi regresi yaitu perkembangan

perilaku anak mundur kembali.sebaiknya keikutsertaan di sekolah

normal tetap dibarengi dengan penanganan perilaku yang tetap terus

dikembangkan dan dipelihara.

d. Sekolah (pendidikan) khusus

Di dalam pendidikan khusus ini telah diramu terapi perilaku,

terapi wicara, dan terapi okupasi. Pendidikan anak dengan kebutuhan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

40

khusus tidak dapat disamakan dengan pendidikan normal, karena

kelainannya sangat bervariatif dan usia mereka berbeda-beda. Tata

cara pelaksaannya sangat jauh berbeda dengan pendidikan normal.

Kalau di pendidikan normal seorang guru dapat menangani beberapa

anak sekaligus, maka untuk anak dengan kebutuhan khusus, biasanya

seorang terapis hanya mampu menangani anak pada saat yang sama

(One-On-One).

C. Perkembangan Perilaku Anak Normal

Setelah membahas mengenai anak-anak autis sebaiknya kita juga harus

mengetahui perkembangan perilaku anak-anak normal. Hal ini sangat penting

untuk mengetahui sejauhmana keterlambatan anak-anak yang mengalami

hambatan perkembangan perilakunya disbanding dengan anak normal pada

ummnya.

Perilaku adalah semua tindakan atau tingkah laku seseorang individu,

baik kecil maupun besar, yang dapat dilihat, didengar dan dirasakan (oleh

indra perasa di kulit, dan bukan dirasakan oleh hati) oleh orang alin atau diri

sendiri. jadi perilaku meliputi bicara atau suara, gerakan-gerakan atau aksi-

aksi baik berupa gerakan yang beraturan atau tidak beraturan, tertuju ataupun

tidak tertuju, sengaja ataupun tidak sengaja, berguna atau tidak berguna

( Handojo, 2003:10)

Semua perilaku individu pasti didahului oleh suatu penyebab atau

antecedent, baik eksternal maupun internal. Penyebab eksternal dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

41

diperoleh dari individu lain ataupun lingkungan sekitarnya. Penyebab

internal dapat berasal dari sikap atau attitude, dan emosi yang didasari oleh

watak dan kepribadian seseorang. Setiap perilaku juga memberikan suatu

akibat atau consequence, baik bagi individu itu sendiri, orang lain ataupun

pada lingkungannya.

Tabel berikut akan menjelaskan secara singkat tentang perkembangan

perilaku anak normal sampai pada usia 6 tahun.

Tabel 1. Perkembangan perilaku anak normal.

Usia Kemampuan Motorik Kemampuan wicaraLahir Fiksasi pandangan Bereaksi terhadap suara5 minggu Tersenyum sosial2 bulan Mengikuti benda di garis tengah3 bulan Telapak tangan terbuka Guu guu4 bulan Menyatukan kedua tangan Orientasi terhadap suara a-guu,

aguu, mengoceh5 bulan Meraih unilateral Mengoceh

dadadada(menggumam)6 bulan Memeriksa benda Menoleh kepada suara bel fase

II7 bulan Memeriksa benda8 bulan Memeriksa benda Mengerti perintah “tidak boleh”9 bulan Membuka penutup maianan Dada

Menoleh pada suara bel fase III10 bulan Melemparkan benda11 bulan Meletakkan kubus dibawah gelas Mengerti perintah ditambah

mimikMama dan kata pertama selainnmama

12 bulan Melepaskan benda dengansengajaMencoretMemasukkan biji ke dalam botolMinum dari gelas sendiriMenggunakan sendok

Kata kedua

13 bulan Kata ketiga14 bulan Melepaskan biji dengan meniru Mengerti perintah tanpa mimic15 bulan Meniru membuat garis 4-6 kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

42

Menyusun 2 kubus16 bulan Menyusun 3 kubus

Melepaskan biji spontan17 bulan Menunjuk 5 bagian badan yang

disebutkan 7-20 kata18 bulan Membuat garis secara spontan21 bulan Kalimat pendek 2 kata24 bulan Kereta api dengan 4 kubus

Membuka baju sendiri50 kataKalimat terdiri dari 2 kata

25-27 bulan Membuat garis datar dan tegak30 bulan Kereta api dengan cerobong asap

Meniru membuat lingkaran3 tahun Membuat lingkaran spontan

Membuka kancing250 kataKalimat terdiri dari 3 kata

4 tahun Memasang kancing Kalimat terdiri dari 4-5 kataBerceritaMenanyakan arti suatu kataMenghitung sampai 20

5 tahun Mengikatkan tali sepatu6 tahun Membuat tangga dan dinding

dari beberapa kubus tanpa contoh

Berikut ini Tabel perbedaan antara perilaku bayi autisme dan

bayi normal yang dikemukakan oleh Bambang Hartono dkk; dalam Sultana

M.H. Faradz dkk; (2002:107).

Tabel 2. Perbedaan antara perilaku bayi autismo dan bayi normal.

Bayi Autisme Bayi Normal

Komunikasi Komunikasi

Tidak ada kontak mata. “Menyelidiki” wajah ibunya.

Seperti tuli. Gampang bereaksi terhadapbunyi.

Pada awalnya bahasaberkembang lalu mendadakberhenti.

Kamus kata dan kemampuangramatikalnya bertambah.

Hubungan Sosial Hubungan Sosial

Tak peduli terhadap orang yangdatang maupun pergi.

Menangis bila ibunya pergi dan“stres”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

43

Melakukan serangan fisik tanpasebab yang jelas.

Marah bila lapar dan kecewa.

Sulit diajak kontak. Mengenal wajah yang telahakrab lalu tersenyum.

Kemampuan dalam bereaksiterhadap lingkungan

Kemampuan dalam bereaksiterhadap lingkungan

Selalu terpaku pada satuaktivitas.

Berpindah dari kegiatan satu kelainnya.

Melakukan gerakan aneh sepertimenggoyang-goyang bendaberulang-ulang.

Menggunakan anggota tubuhnyasecara bermakna, seperti meraihobjek atau mendapatkan benda.

Menghisap atau menjilatboneka.

Bermain dengan boneka.

Seperti tidak sensitif terhadapnyeri.

Mencari kepuasan danmenghindari nyeri.

5. Perkembangan dan Pemerolehan Bahasa Anak

a. Konsep Dasar Perkembangan

Budiman (2006) dalam bukunya yang berjudul Memahami

Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar, mengemukakan 4 istilah yang

terkait dengan konsep perkembangan (development), yakni pertumbuhan

(growth), kematangan (maturation), belajar (learning), dan latihan

(exercise). Secara konseptual keempat istilah ini memiliki persamaan dan

perbedaan. Persamaannya adalah keempatnya ini terjadi perubahan

(changes). Sedangkan perbedaannya adalah perubahan pada pertumbuhan

dan kematangan lebih bersifat alamiah sedangkan perubahan pada belajar

dan latihan lebih bersifat disengaja dan bertujuan. Perubahan-perubahan

yang terjadi baik sebagai pertumbuhan, kematangan, belajar, maupun

latihan itulah yang disebut perkembangan ( development).

Perkembangan dapat diartikan sebagai perubahan yang progresif dan

kontinyu (berkesinambungan) dalam diri individu dari lahir sampai mati.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

44

Pengertian lain dari perkembangan adalah perubahan-perubahan yang

dialami individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau

kematangannya yang berlangsung secara sistematis, progresif, dan

berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis

(rohaniah) (Syamsu ,2004)

Menurut Syamsu (2004) terdapat beberapa ciri-ciri perkembangan

yaitu terjadinya perubahan dalam aspek fisik dan psiskis. Aspek fisik

berupa perubahan tinggi, berat, serta organ-organ tubuh yang lainnya.

Terjadi perubahan dalam proporsi aspek fisik yang berupa proporsi tubuh

anak berubah sesuai dengan fase perkembangannya, dan aspek psikis terjadi

perubahan imajinasi dari yang hanya tertuju pada dirinya sendiri perlahan-

lahan beralih kepada ornag lain atau kelompok besar.

Berbeda dengan pendapat Syamsu, Kartini (1997) dalam bukunya

yang berjudul Psikologi Perkembangan membedakan pengertian antara

pertumbuhan dan perkembangan. Kedua proses ini akan berlangsung secara

interpenden yang tidak bergantung satu sama lain, tidak dapat dipisahkan,

tetapi dapat dibedakan. Pertumbuhan dapat diartikan suatu perubahan secara

fisiologis sebagai hasil dari proses pematangan fungsi-fungsi fisik, yang

berlangsung secara normal pada diri anak yang sehat, dalam

passage/peredaran waktu atau proses asimilasi dari konstitusi fisik (pesan

tubuh, keadaan jasmaniah) yang hereditas/ warisan dalam bentuk proses

aktif yang kontinu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

45

Pada pertumbuhan sering terjadi perbedaan dalam kecepatan

pertumbuhan. Artinya setiap anak mempunyai kecepatan yang berbeda-beda

dalam setiap tahap pertumbuhan, yang akan mengakibatkan perbedaan dalam

keseluruhan bentuk tubuh dan fungsinya.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pertumbuhan (Kartini, 1997).

1) Faktor sebelum lahir. Terjadi ketika anak masih dalam kandungan ibu,

contohnya terjadi kekurangan nutrisi pada ibu dan janin, keracunan

sewaktu bayi ada dalam kandungan.

2) Faktor ketika lahir. Kelainan yang terjadi sewaktu bayi dilahirkan.

Contohnya karena ada tekanan dalam dinding rahim ibu sewaktu

dilahirkan sehingga terjadi pendarahan pada bagian kepala bayi

(intracranial haemorhage).

3) Faktor sesudah lahir. Terjadi karena pengalaman traumatik (luka-luka)

pada kepala bayi.

4) Faktor psikologis. Terjadi karena bayi yang ditinggalkan oleh orang

tuanya atau karena sebab-sebab yang lain sehingga anak dititipkan pada

lembaga-lembaga tertentu, sehingga anak mengalami hambatan dalam

pertumbuhan dan kekurangan kasih sayang.

Tahap-tahap dalam suatu perkembangan (Kartini, 1997).

1) Masa Pra-lahir.

Masa yang dimulai ketika terjadi pertemuan antara sperma dan sel

telur sampai seorang bayi dilahirkan, selama 280 hari. Pada proses

perkembangan masa pra-lahir berlangsung secara cephalocaudal,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

46

artinya proses dalam suatu pertumbuhan berlangsung secara

deferensiasi dari bagian kepala sampai pada bagian ujung/ekor.

Pertumbuhan janin sebelum dilahirkan terjadi sangat cepat pada

berbagai jaringan tubuh. Kehidupan pada masa pra-lahir mulai

“mempengaruhi” pertumbuhan fetus dan janin dalam rahim sang ibu.

2) Masa jabang bayi ( neonatus ) = 0 – 2 minggu.

Masa yang terjadi sejak seorang bayi dilahirkan sampai berumur 2

minggu. Suatau masa yang disebut masa penyesuaian terhadap kehidupan

barunya, yang sangat berbeda denngan kehidupan ketika dalam rahim.

3) Masa Bayi : 2 minggu – 1 tahun.

Masa yang sering sekali disebut sebagai masa vital karena

perkembangan bayi menjadi pondasi yang kokoh untuk perkembangan

dan pertumbuhan selanjutnya. Pada masa ini bayi sangat bergantung pada

orang lain.

4) Masa 2-5 tahun

Masa ini sering disebut sebagai masa anak pra-sekolah (masa

kanak-kanak awal). Pada masa ini terjadi perkembangan motorik, dengan

bertambah matangnya perkembangan otak yang mengatur sistem syaraf

yang memungkinkan anak lebih lincah dan aktif bergerak. Selain

perkembangan syaraf juga terjadi perkembangan bahasa dan berfikir,

sebagai alat komunikasi dan mengerti tentang dunianya. Perkembangan

yang lainnya adalah terjadi perkembangan sosial dalam dunia pergaulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

47

dimana pergaulan anak menjadi lebih luas. Ketrampilan pada bidang

fisik, motorik, mental dan emosi sudah meningkat.

5) Masa 6- 11 tahun

Pada masa ini sering disebut sebagai masa intelektuil atau masa

tenang/ latent, dimana apa yang telah terjadi dan dipupuk pada masa-

masa sebelumnya akan berlangsung terus untuk masa selanjutnya.

6) Masa Anak-Anak =12-14 tahun.

Masa ini sering dibagi menjadi masa anak dini, masa pra-sekolah,

dan masa anak sebelum menjelang remaja. Pada masa ini anak mulai

belajar banyak tentang seluruh aspek kehidupan.

7) Masa Remaja 13/14 - ± 21 tahun.

Merupakan masa peralihan dari dunia anak-anak menuju dewasa,

yang ditandai dengan terjadinya kematangan pada kelenjar-kelenjar

kelamin yaitu menarche (haid) pada anak perempuan dan keluarnya air

mani pada anak laki-laki. Pada masa ini terjadi perubahan fisik secara

hebat yang dialami oleh sang anak.

Perkembangan dalam arti sempit dapat diartikan suatu proses

pematangan fungsi-fungsi yang nonfisik. Dalam suatu proses

perkembangan sering kali terjadi suatu perubahan. Perubahan yang terjadi

bisa secara kuantitatif dan kualitatif. Perubahan yang kualitatif adalah suatu

perubahan yang tidak dapat diukur, sedangkan perubahan kuantitatif adalah

perubahan yang dapat diukur dengan menggunakan alat ukur. Jika

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

48

perubahan ini terjadi secara terus menerus pada setiap tahapan

perkembangan berikutnya dengan cara yang sama disebut suatu

kontinuitas. Disebut kontinuitas karena yang terjadi pada perkembangan

sebelumnya akan diteruskan pada perkembangan selanjutnya. Tetapi pada

saat tertentu akan terjadi diskontinuitas.

Di atas telah dikemukakan bahwa proses perkembangan adalah

terjadinya suatu perubahan. Setiap saat manusia tidak pernah berhenti

dalam berkembang, karena apa yang ada sekarang sebentar lagi mungkin

akan mengalami perubahan. Setiap perkembangan tidak hanya akan

bertambah terus, tetapi kadang pula terjadi suatu penurunan dalam

perkembangan misalnya, pada usia lanjut ketika terjadi penurunan

keseluruhan perkembangan. Perkembangan dapat diartikan sebagai

perubahan-perubahan psikho-fisis sebagai hasil dari proses pematangan

fungsi-fungsi psikhis dan fisis pada diri anak, yang ditunjang oleh faktor

lingkungan dan proses belajar dalam passage waktu tertentu, menuju suatu

kedewasaan. Terdapat juga arti lain yaitu proses transmisi daripada

konstitusi psikho-fisis (resam psikhis dan fisis) yang heriditer, di stimulir

oleh faktor-faktor lingkungan yang mengutungkan, dalam perwujudan

proses aktif-menjadi secara kontinu. Setiap fenomena (gejala)

perkembangan anak merupakan produk dari kerja-sama dan pengaruh

timbal-balik diantara potensialitas herediter dengan faktor-faktor

lingkungan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

49

Lingkungan (environment) merupakan faktor penting disamping

hereditas yang menentukan perkembangan individu. Lingkungan itu

meliputi fisik, psikis, sosial, dan religius. Sigelman dan Shaffer dalam

Syamsu (2004) mengemukakan bahwa lingkungan perkembangan

merupakan “berbagai peristiwa, situasi atau kondisi di luar organisme yang

diduga mempengaruhi atau dipengaruhi oleh perkembangan individu”.

Lingkungan ini terdiri atas: fisik yaitu meliputi segala sesuatu dari molekul

yang ada di sekitar janin sebelum lahir sampai kepada rancangan arsitektur

suatu rumah, dan sosial yaitu meliputi seluruh manusia yang secara

potensial mempengaruhi dan dipengaruhi oleh perkembangan individu.

Lingkungan perkembangan siswa yang berpengaruh terhadap

perkembangan adalah lingkungan keluarga, sekolah, kelompok sebaya, dan

masyarakat. Lingkungan keluargalah yang memiliki pengaruh sangat besar

terhadap perkembangan siswa. Soelaeman (1978: 4-5) mengemukakan

pendapat para ahli mengenai pengertian keluarga.

a) FJ Brown berpendapat bahwa ditinjau dari sudut pandang

sosiologis, keluarga dapat diartikan dua macam, yaitu: Dalam arti luas,

keluarga meliputi semua pihak yang ada hubungan darah atau keturunan

yang dapat dibandingkan dengan clan atau marga, Dalam arti sempit

keluarga meliputi orangtua dan anak.

b) Maciver menyebutkan lima cirri khas keluarga yang umum terdapat

di mana-mana, yaitu: hubungan perpasangan kedua jenis, perkawinan atau

bentuk ikatan lain yang mengokohkan hubungan tersebut, pengakuan akan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

50

keturunan, kehidupan ekonomis yang diselenggarakan dan dinikmati

bersama, dan kehidupan rumah tangga.

Dalam perkembangannya menuju kedewasaan, tiap individu pastilah

mengalami fase-fase perkembangan. Fase perkembangan dapat diartikan

sebagai penahapan atau pembabakan rentang perjalanan kehidupan individu

yang diwarnai cirri-ciri khusus atau pola-pola tingkah laku tertentu. Dalam

hubungannya dengan proses belajar mengajar (pendidikan). Penggolongan

fase-fase perkembangan individu adalah sebagai berikut:

Tahap Perkembangan UsiaMasa usia pra sekolahMasa usia Sekolah DasarMasa usia sekolah menengahMasa usia mahasiswa

0-66-1212-1818-25

Setiap individu dilahirkan kedunia dengan membawa hereditas

tertentu. Ini berarti bahwa karakteristik individu diperoleh melalui pewarisan

dari pihak orangtuanya. Karakteristik tersebut menyangkut fisik (struktur

tubuh, wrana kulit, dan bentuk rambut) dan psikis atau sifat-sifat mental

(eperti emosi, kecerdasan dan bakat). Hereditas atau keturunan merupakan

aspek individu yang bersifat bawaan dan memiliki potensi untuk

berkembang. Perkembangannya, tergantung pada kualitas hereditas dan

lingkungan yang mempengaruhinya.

Lustin Pikunas dalam Syamsu (2004) membahas tugas perkembangan,

mengemukakan pendapat Mc Candless dan Evans yang berpendapat bahwa

masa remaja akhir ditandai oleh keinginan yang kuat untuk tumbuh dan

berkembang secara matang agar diterimaoleh teman sebaya, orang dewasa,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

51

dan budaya. Pada periode ini, remaja memperoleh kesadaran yang jelas

tentang apa yang diharapkan masyarakat darinya.

Salah satu periode dalam rentang kehidupan individu adalah masa

(fase) remaja. Masa ini merupakan segmen kehidupan yang penting dalam

siklus perkembangan individu, dan merupakan masa transisi yang dapat

diarahkan kepada perkembangan masa dewasa yang sehat (Konopka, dalam

Yusuf, Syamsu: 2004). Apabila remaja gagal dalam mengembangkan rasa

identitasnya, maka remaja akan kehilangan arah. Dampaknya mereka

mungkain akan mengembangkan perilaku menyimpang (denlinquent),

melakukan kriminalitas, atau menutup diri (mengisolasi diri) dari

masyarakat.

b. Perkembangan Bahasa Anak

Anak-anak belajar berkomunikasi dengan orang lain lewat berbagai

cara. Meskipun anak yang satu dengan anak yang lain berbeda, ada hal-hal

yang umum yang terjadi pada hampir setiap anak. Pengetahuan tentang

hakikat perkembangan bahasa anak, perkembangan bahasa lisan dan tulis yang

terjadi pada mereka, dan perbedaan individual dalam pemerolehan bahasa

sangat penting bagi pelaksanaan pembelajaran bahasa anak, khususnya pada

waktu mereka belajar membaca dan menulis permulaan.

Anak-anak memperoleh komponen-komponen utama bahasa ibu

mereka dalam waktu yang relatif singkat. Ketika mereka mulai bersekolah dan

mempelajari bahasa secara formal, mereka sudah mengetahui cara berbicara

untuk berkomunikasi dengan oreang lain. Mereka sudah mengetahui dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

52

mengucapkan sejumlah besar kata. Namun perkembangan bahasa tidak

berhenti ketika seorang anak sudah mulai bersekolah atau ketika dia sudah

dewasa. Proses perkembangan terus berlanjut sepanjang hayat.

Bayi mulai memperoleh bahasa ketika berumur kurang dari satu

tahun, sebelum dapat mengucapkan satu kata. Mereka memperhatikan muka

orang dewasa dan menanggapi orang dewasa, meskipun tentu saja belum

menggunakan bahasa dalam arti yang sebenarnya. Mereka juga dapat

membedakan beberapa ucapan orang dewasa ( Eimas, lewat Gleason, 1985:2).

Selanjutnya ketika berumur satu tahun, bayi mengoceh, bermain

dengan bunyi seperti halnya bermain dengan jari-jari tangan dan jari-jari

kakinya. Seperti halnya kemampuan berjalan, kemampuan berbicara anak-

anak seluruh dunia mulai pada umur yang hampir sama dan dengan cara yang

hampir sama pula. Perkembangan bahasa pada periode ini disebut

perkembangan pralinguistik pada masa perkembangan selanjutnya, yakni pada

usia remaja, terjadi perkembangan masa yang paling penting, periode ini

menurut Gleason merupakan umur yang sensitif untuk belajar bahasa. Remaja

menggunakan gaya yang khas dalam berbahasa, sebagai bagian dari

terbentuknya identitas diri ( Zuchdi dan Budiasih:1997).

Menurut Zuchdi dan Budiasih (1997:4), ketika bayi mulai dapat

mengucapkan beberapa kata, perkembangan bahasa mereka juga memiliki

ciri-ciri yang universal. Bentuk ucapan yang digunakan hanya satu kata, kata-

katanya sederhana yaitu yang mudah diucapkan dan memiliki arti konkret.

Kata-kata tersebut adalah nama benda-benda. Kejadian atau orang-orang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

53

disekitar anak misalnya mama, papa, meong, maem, dsb. Perkembangan

fonologis mulai tampak pada periode umur ini, demikian juga perkembangan

semantik yaitu pengenalan makna oleh anak.

Selanjutnya ketika anak kira-kira berusia dua tahun, setelah

mengetahui kurang lebih lima puluh kata, kebanyakan anak mulai mencapai

tahap kombinasi dua kata. Kata-kata yang diucapkan ketika mencapai tahap

satu kata dikombinasikan dalam ucapan-ucapan pendek tanpa kata petunjuk,

kata depan, atau bentuk-bentuk lain yang seharusnya digunakan. Pada tahap

dua kata ini anak mulai mengenal berbagai makna kata tetapi tidak dapat

menggunakan bentuk bahasa yang menunjukkan jumlah, jenis kelamin, dan

waktu terjadinya peristiwa. Selanjutnya anak-anak mulai dapat membuat

kalimat-kalimat pendek (Zuchdi dan Budiasih, 1997).

Pada waktu mulai masuk taman kanak-kanak, anak-anak telah

memiliki sejumlah besar kosakata. Mereka dapat membuat pertanyaan,

kalimat majemuk, dan berbagai bentuk kalimat. Mereka memahami kosakata

lebih banyak. Mereka dapat bergurau, bertengkar dengan temannya dan

berbicara sopan dengan orang tua dan guru mereka. Selanjutnya selama

periode usia sekolah dasar Zuchdi dan Budiasih juga berpendapat bahwa anak

dihadapkan pada tugas utama mempelajari bahasa tulis. Hal ini hampir tidak

mungkin kalau mereka belum menguasai bahasa lisan. Perkembangan bahasa

anak pada periode usia sekolah dasar ini meningkat dari bahasa lisan ke

bahasa tulis. Kemampuan mereka dalam menggunakan bahasa berkembang

(Zuchdi dan Budiasih, 1997).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

54

Keterampilan berpikir diperlukan agar semua aspek keterampilan

berbahasa berkembang. Piaget, Bruner, dan Vygotsky mengemukakan teori-

teori perkembangan kognitif yang paling komprehensif. Ketiga pakar tersebut

mengetahui bahwa ada hubungan antara pikiran dan bahasa, tetapi mereka

berbeda dalam hal cara pikiran dan bahasa itu berhubungan.

Vygotsky yakin bahwa bahasa merupakan dasar bagi pembentukan

konsep dan pikiran. Kegiatan berpikir tidak mungkin terjadi tanpa

menggunakan kata-kata untuk menggungkapkan buah pikiran. Ditegaskan

bahwa bahasa diperlukan untuk setiap kegiatan belajar. Vygotsky membagi

perkembangan ke dalam dua jenis, yakni: konsep yang spontan dan konsep

yang tidak spontan. Konsep yang spontan terjadi pada anak dengan sendirinya,

misalnya pada pengalaman yang tiba-tiba, dan merupakan perilaku yang tidak

disadari. Konsep yang tidak spontan, atau disebutnya konsep yang

berhubungan dengan pengetahuan yang diperoleh di sekolah, terjadi dengan

disadari dan jelas diketahui lakunya. Kedua konsep ini menurut Vygotsky

saling berhubungan dan pengaruh mempengaruhi (Gunarsa, 44:1981)

Istilah kognitif mulai banyak dikemukakan ketika teori-teori J. Piaget

banyak ditulis lagi, dibicarakan pada kira-kira permulaan tahun 60-an.

Pengertian kognisi sendiri sebenarnya meliputi aspek-aspek struktur intelek

yang dipergunakan untuk mengetahui sesuatu. Piaget sendiri mengatakan

bahwa perkembangan kognitif bukan hanya hasil kematangan organisme,

bukan pula pengaruh lingkungan saja, melainkan interaksi antara keduanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

55

Dalam pandangan ini organisme aktif mengadakan hubungan dengan

lingkungannya.

Piaget dalam Zuchdi dan Budiasih (1997) mengungkapkan bahwa ada

penahapan dalam perkembangan ini yang dicapai oleh anak pada waktu yang

tidak sama, tetapi urutannya selalu tetap, tidak bervariasi. Piaget yakin bahwa

perkembangan kognitif anak mendahului perkembangan bahasanya. Piaget,

ilmuwan yang mendalami perkembangan kognitif individu menawarkan empat

fase perkembangan kognitif yang sangat aplikatif bagi suatu proses

pendidikan. Piaget mengganggap hal belajar sebagai suatu proses yang aktif

dan harus disesuaikan dengan tahap-tahap perkembangan anak. Tahap-tahap

perkembangannya yaitu periode sensori motor, periode pra-operasional,

periode konkret operasional, dan periode formal operasional. Kebanyakan

pembelajaran bahasa terjadi pada akhir periode sensorimotor dan selama fase

pra-operasional. Pada periode ini anak memperoleh bahasa dengan cepat.

Perkembangan fase-fase kebahasaan menurut Piaget dapat dilihat pada

Tabel 3 berikut:

Tahap/ Masa Umur KekhususanI/ sensori-motor 0-2,0 th Perkembangan skema

melaluirefleks-refleks untukmengetahui dunianya.Mencapai kemampuandalam mempersepsikanketetapan dalam obyek.

II/ Pra-operasional 2,0-7,0 th Penggunaan symbol danpenyusunan tanggapaninternal, misalnya dalampermainan bahasa danpeniruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

56

III/ Konkrit-operasional 7,0-11,0 th Memcapai kemampuanuntuk berpikir sistimatikterhadap hal-hal atauobyek-obyek yangkonkret. Mencapaikemampuanmengkonversasikan.

IV/ Formal-operasional 11,0-dewasa Mencapai kemampuanuntuk berpikir sistematikterhadap ha-hal yangabstrak dan hipotesis.

Bruner dalam Zuchdi dan Budiasih (1997) seperti halnya Piaget yakin

bahwa anak-anak mengalami perkembangan kognitif menurut fase-fase

tertentu. Bruner mengidentifikasi adanya tiga fase perkembangan.

a. Pertama disebut periode enaktif, dari lahir sampai umur satu tahun, yaitu

periode melakukan tindakan dan pekerjaan.

b. Kedua adalah periode ekonik, saat berkembangnya khayalan, yang pada

umumnya terjadi pada satu sampai empat tahun.

c. Ketiga disebut periode simbolik. Periode ini dimulai pada waktu anak

berumur empat tahun dan berlangsung sepanjang kehidupan. Anak belajar

menggunakan simbol, khususnya bahasa.

6) PENGAJARAN MENULIS PERMULAAN

Menulis berarti “(a) membuat huruf (angka dsb) dengan pena, pensil,

kapur, dsb), (2) melahirkan pikiran atau perasaan” ( Depdikbud, 1995:1079).

Pendapat lain Lado (1964) dalam Ahmadi (1984:17) menyatakan bahwa

menulis berarti “meletakkan atau mengatur simbol-simbol grafis yang

menyatakan pemahaman suatu bahasa sedemikian rupa sehingga orang lain

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

57

dapat membaca simbol-simbol grafis itu, sebagai bagian penyajian satuan-

satuan ekspresi bahasa. Tarigan berpendapat bahwa menulis adalah

menurunkan/ melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan

suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga orang-orang lain dapat

membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa

dan gambaran grafik itu (Tarigan, 1984:21). Dari beberapa pengertian di atas

dapat disimpulkan bahwa menulis adalah melukiskan lambang-lambang atau

simbol grafis yang dapat dipahami oleh orang lain.

Menulis dapat dipandang sebagai rangkaian aktivitas yang sifatnya

fleksibel, karena perkembangan menulis anak terjadi secara perlahan-lahan.

Dalam tahap ini anak perlu mendapat bimbingan dalam memahami dan

menguasai cara mentransfer pikiran ke dalam tulisan. Rangkaian aktivitas

yang dimaksud meliputi : pramenulis, penulisan draf, revisi, penyuntingan,

dan publikasi atau pembahasan. ( Rofi’uddin dan Zuchdi, 1999:76).

Yang termasuk kategori pramenulis adalah melemaskan lengan

dengan menulis di udara, memegang pensil dengan benar, melemaskan jari

dengan mewarnai, menjiplak, menggambar, melatih dasar menulis (garis

tegak, miring, lurus, lengkung). Pengajaran menulis (permulaan) difokuskan

pada penulisan huruf, penulisan kata, penggunaan kalimat sederhana, dan

tanda baca.

Temple dkk; dalam Rofi’uddin dan Zuchdi (1999) mengidentifikasi

adanya 4 tahap perkembangan tulisan yang dialami anak, yaitu: Prafonemik,

fonemik tahap awal, nama huruf, transisi, dan menguasai. Dalam tahap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

58

prafonemik anak sudah mengenali bentuk dan ukuran huruf, tetapi ia belum

dapat menggabungkan huruf untuk menuliskan kata. Dia belum dapat

menguasai prinsip-prinsip fonetik, yakni huruf mewakili bunyi-bunyi yang

membentuk kata. Bimbingan yang perlu diberikan pada anak yag berada pada

taraf ini dapat berupa: bacakan dengan keras kata-kata yang dekat dengan

dunia anak, berikan contoh penulisan huruf, dan jelaskan bentuk serta

ukurannya.

Dalam tahap fonemik awal anak sudah mulai mengenali prinsip-

prinsip fonetik, tahu cara kerja tulisan, tetapi keterampilan mengoperasikan

prinsip fonetik sangat terbatas. Akibat dari terbatasnya keterampilan ini, anak

seringkali menuliskan kata dengan satu atau dua huruf saja.

Dalam tahap nama-huruf (menguasai huruf) anak mulai dapat

menerapkan prinsip fonetik. Dia sudah dapat menggunakan huruf-huruf untuk

mewakili bunyi yang membentuk satu kata. Tulisan yang dihasilkan seringkali

belum dapat dibaca, termasuk oleh anak itu sendiri. bimbingan yang dapat

diberikan pada anak yang berada dalam tahap nama-huruf adalah: latihan

penulisan kata/kelompok kata serta cara mengucapkannnya.

Dalam tahap transisi, penguasaan anak terhadap sistem tatatulis

semakin lengkap. Meskipun belum konsisten, dia sudah dapat menggunakan

ejaan dan tanda baca dalam menulis, khususnya pemberian spasi antarkata.

Bimbingan untuk anak yang berada pada taraf transisi dapat berupa:

memperkenalkan aturan tata tulis, cara mengucapkan kata, cara menulis, dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

59

maknanya dalam konteks. Dan tahap terakhir adalah anak dapat menerapkan

dengan baik semua sistem tatatulis.

Menurut Zuchdi dan Budiasih (1997) Kemampuan menulis merupakan

salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang sifatnya produktif, artinya

kemampuan menulis ini merupakan kemampuan menghasilkan dalam hal

menghasilkan tulisan. Menulis merupakan kegiatan yang memerlukan

kemampuan yang bersifat kompleks. Kemampuan yang diperlukan antara lain

kemampuan berpikir secara teratur dan logis, kemampuan mengungkapkan

pikiran atau gagasan secara jelas, dengan menggunakan bahasa yang efektif,

dan kemampuan menerapkan kaidah tulis menulis dengan baik.

Kemampuan-kemampuan yang diperlukan itu dapat diperoleh melalui

proses yang panjang. Sebelum sampai pada tingkat mampu menulis, siswa

harus mulai dari tingkat awal, tingkat permulaan, mulai dari pengenalan

lambang-lambang bunyi. Pengetahuan dan kemampuan yang diperolah pada

tingkat permulan pembelajaran menulis permulaan itu, akan menjadi dasar

peningkatan dan pengembangan kemampuan siswa selanjutnya ( Zuchdi dan

Budiasih:1997).

Pengajaran menulis permulaan berarti proses mengubah perilaku siswa

dari tidak terampil menjadi terampil menulis dalam tahap permulaan, dalam

arti siswa mampu mengenal huruf dan terampil mengubah bunyi menjadi

huruf serta mampu mempraktekkan pengetahuan dan keterampilan tersebut

dalam menulis lanjut. Keterampilan menulis diajarkan di SD sejak kelas I

sampai kelas VI. Kemampuan yang diajarkan di kelas I dan kelas II

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

60

merupakan kemampuan tahap awal atau tahap permulaan. Oleh sebab itu,

pembelajaran menulis di kelas I dan kelas II disebut pembelajaran menulis

permulaan, sedangkan di kelas II, IV, V, dan VI disebut pembelajaran menulis

lanjut ( Zuchdi dan Budiasih, 1997:62).

Pada KTSP untuk satuan pendidikan dasar SD/MI Mata Pelajaran

Bahasa Indonesia, untuk kelas I dan II mata pelajaran menulis masih berada

pada taraf permulaan, sedangkan untuk kelas III sampai kelas VI berada pada

taraf menulis lanjut. Demikian juga di Sekolah-sekolah Luar Biasa yang

tingkatannya setara dengan jenjang pendidikan di SD yaitu SDSLB/B.untuk

mata pelajaran menulis juga dibagi dalam dua tahap yaitu keterampilan

menulis permulaan dan keterampilan menulis lanjutan.

Dalam KTSP untuk SD/MI disebutkan bahwa yang termasuk kategori

menulis permulaan diantaranya adalah: menjiplak, menebalkan, mencontoh,

melengkapi, dan menyalin huruf, kata, gambar, dan kalimat sederhana.

Pengajaran menulis permulaan difokuskan pada penulisan bentuk huruf,

penulisan kata, dan penggunaan kalimat sederhana.

Dalam kurikulum untuk SDLB/B juga disebutkan bahwa untuk kelas I

dan II mata pelajaran menulis berada pada taraf menulis permulaan yang

meliputi: menjiplak, mencontoh, dan menyalin tulisan, kata, gambar, atau

kalimat sederhana.

Dalam pembelajaran menulis, metode yang cocok dengan jiwa

anak/siswa adalah metode SAS ( Struktural Analitik Sintetik). Menurut

Supriyadi dalam Zuchdi dan Budiasih (1997: 65), mengemukakan alasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

61

mengapa metode SAS ini dipandang baik ialah:1. metode ini menganut prinsip

ilmu bahasa umum, bahwa bentuk bahasa yang terkecil ialah kalimat, 2.

metode ini memperhitungkan pengalaman bahasa anak, dan 3. metode ini

menganut prinsip menemukan sendiri.

Cara penerapan metode SAS dalam pembelajaran menulis. Dalam

penerapannya guru melakukan langkah-langkah sebagai berikut:

1. Guru menuliskan sebuah kalimat sederhana

2. Kalimat tersebut diuraikan/dipisah-pisah ke dalam kata-kata.

3. Kata-kata dalam kalimat itu diuraikan lagi atas suku-sukunya.

4. Suku-suku itu diuraikan lagi atas huruf-hurufnya.

5. Setelah guru melakukan penjelasan lebih lanjut, huruf-huruf itu

dirangkaikan lagi menjadi suku kata.

6. Setelah semua siswa selasai, guru merangkaikan suku-suku menjadi kata.

7. Kata-kata tersebut dirangkaikan lagi menjadi kalimat esperti semula.

7) Pengertian Belajar Mengajar

Belajar dan mengajar merupakan dua konsep yang tidak bisa

dipisahkan satu sama lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan

seseorang sebagai subyek yang menerima pelajaran (sasaran didik), sedangkan

mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan oleh guru sebagai

pengajar. Dalam pengertian yang umum atau populer, belajar adalah

mengumpulkan sejumlah pengetahuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

62

Menurut Sudjana (1989:28) belajar bukanlah menghafal dan

mengingat. Belajar adalah suatu proses yang ditandai dengan adanya

perubahan pada diri seseorang. Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat

ditunjukkan dalam berbagai bentuk seperti berubah pengetahuannya,

pemahamnannya, sikap dan tingkah lakunya, keterampilannnya, kecakapan

dan kemampuannnya, daya reaksinya, daya penerimaannya dan lain-lain aspek

yang ada pada individu. Imron (1999) mendefinisikan bahwa belajar sebagai

suatu perubahan dalam diri seseorang yang relatif menetap sebagai hasil dari

sebuah pengalaman.

Sedangkan pengertian mengajar, Sudjana (1989:29) menjelaskan

mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses, yakni proses mengatur,

mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar siswa sehingga dapat

menumbuhkan dan mendorong siswa melakukan proses belajar. Jadi mengajar

adalah suatu proses memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam

melakukan proses belajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

63

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah penelitian jenis deskriptif kualitatif. Data-data yang

diperoleh dari lapangan berupa kata-kata, gambar, dan bukan berupa angka-

angka. Data selama penelitian berlangsung kemudian disajikan ke dalam

bentuk kata-kata tertulis. Penelitian deskriptif adalah penelitian yang berusaha

untuk membuat deskripsi tentang fenomena yang diselidiki dengan cara

mengumpulkan data-data kualitatif atau karakteristik fenomena tersebut secara

faktual dan cermat (Hadjar, 1996:274).

B. Subjek penelitian

Penelitian ini termasuk dalam jenis penelitian studi kasus. Studi kasus

adalah suatu penyelidikan tentang seorang individu atau sekelompok kecil

individu seperti sekolah, keluarga, dan perkumpulan anak remaja secara

mendalam. Dalam studi kasus, peneliti berusaha menyelidiki seorang individu

atau suatu unit sosial secara mendalam. Peneliti mencoba menemukan semua

variabel penting dalam sejarah atau perkembangan penting dalam subjek

tersebut. Peneliti tidak hanya mengumpulkan data tentang keadaan subjek

pada saat ini saja, tetapi juga pengalaman subjek pada masa lalu,

lingkungannya, dan bagaimana semua faktor ini berhubungan satu sama lain

(Furchan, 1982:416).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

64

Penelitian ini dilakukan terhadap 2 orang anak autis kelas II di SLB Citra

Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta tahun ajaran 2007-

2008. SLB Citra Mulia Mandiri menangani 29 anak autis dengan tingkat dan

kondisi yang berbeda-beda. Dari 29 siswa yang terdaftar, hanya ada 16 siswa

yang masih aktif mengikuti kegiatan pembelajaran. Peneliti hanya mengambil

2 orang siswa dari 7 orang siswa kelas II sebagai subyek penelitian. Dua orang

siswa ini dipilih karena kedua anak tersebut, yaitu Rifki Lazuardi dan Fathoni

Dewantoko sudah dapat bersosialisasi dan berkomunikasi dengan baik

dibandingkan dengan siswa kelas II yang lainnya. Peneliti memilih subjek

kelas II karena materi pelajaran untuk menulis permulaan di SLB Citra Mulia

Mandiri diajarkan di kelas II. Kedua anak autis tersebut memiliki ciri-ciri

khusus sebagai berikut.

1. M. Rifki Lazuardi, umur 9 tahun, termasuk jenis autis Infantil, yaitu autis

yang terjadi pada masa kanak-kanak.

Adapun ciri yang ditunjukkan adalah:

a Anak kurang bisa berkomunikasi dengan orang lain,

b Sering menangis tanpa sebab yang jelas,

c Anak sulit memperhatikan orang lain, misalnya tidak menghiraukan

perintah.

2. Fathoni Dewantoko, umur 9 tahun, termasuk ke dalam jenis spectrum

autisma, Gangguan Pemusatan Perhatian dan Hiperaktif (GPPH).

Adapun ciri yang ditunjukkan adalah:

a. Informasi secara visual tidak dapat diserap secara maksimal oleh anak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

65

b. Anak sulit mengidentifikasikan dan menyatakan emosi yang dirasa,

misal : marah, senang, atau takut,

c. Kemampuan anak di bawah rata-rata, dengan gejala perilaku antara

lain merusak barang, mudah marah, suka membangkang, takut hal

baru, sulit bicara, dan keras kepala,

d. Anak sulit memahami instruksi yang diberikan,

e. Konsentrasi sangat mudah beralih dan sulit ditarik kembali.

C. Jenis Data

Data dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data

primer yaitu data yang diperoleh langsung dari subjek penelitian selama

penelitian ini berlangsung. Data primer yang akan dicari adalah melalui tes

menulis dan pengamatan (observasi). Data sekunder adalah data yang

diperoleh dari pihak lain (tidak langsung dari obyek yang diteliti). Data

sekundernya berupa catatan mengenai perkembangan siswa selama

mengikuti proses pembelajaran dan wawancara terhadap 2 orang guru yang

mengampu masing-masing anak.

D. Instrumen Penelitian

Menurut Arikunto (2002 : 136) instrumen penelitian merupakan alat atau

fasilitas yang digunakan oleh peneliti untuk mengumpulkan data agar pekerjaannya

lebih mudah dan hasilnya lebih baik, dalam arti lebih cermat, lengkap dan

sistematis sehingga lebih mudah diolah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

66

Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Tes Menulis

Soal tes menulis berupa soal- soal tulis yang berbentuk soal uraian

(esai) yang disusun berdasarkan tahapan keterampilan menulis

permulaan yang dialami anak. Adapun soal tes sebagai berikut.

Soal untuk tes pra menulis

a. Buatlah garis vertikal, horizontal,dan garis lengkung!

Soal tes menulis permulaan

a. Tunjukkan huruf-huruf berikut kemudian bacalah!

b. Tebalkanlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u, e, o!

c. Salinlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u, e, o!

d. salinlah huruf-huruf konsonan berikut: b, c, d, f, g, k, m, n, p!

e. Salinlah kata-kata berikut: bola, apel, ikan, meja, kuda.

f. Tulislah huruf-huruf vokal yang dibacakan guru!

g. Tulislah huruf-huruf konsonan yang dibacakan guru!

h. Lengkapilah kata berikut dengan huruf yang sesuai: b…la, …pel,

…kan, k…da !

2. Lembar wawancara

Wawancara akan diadakan dengan cara bebas terpimpin, artinya

pewawancara sebelum mengadakan wawancara menuliskan garis besar

pertanyaan yang berkaitan dengan proses pembelajaran menulis

permulaan yang dialami siswa autis tersebut, selanjutnya pertanyaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

67

akan berkembang sesuai dengan jawaban dari informan. Secara garis

besar daftar pertanyaan untuk wawancara adalah sebagai berikut.

a. Sudah berapa lama ibu mengajar di SLB ini?

b. Bagaimana pembelajaran yang diterapkan di SLB Citra Mulia

Mandiri ini?

c. Pelajaran apa sajakah yang diajarkan kepada siswa?

d. Untuk kegiatan menulis bagaimana tahap pembelajaran yang ibu

ajarkan kepada anak?

e. Tahap manakah yang ibu rasa paling sulit dan paling lama dalam

pengajarannya?

F. Keandalan Instrumen

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah lembar

pengamatan dan lembar wawancara. Instrumen tersebut akan diuji dengan

menggunakan teknik triangulasi. Triangulasi adalah teknik pemeriksaan

keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu di luar data itu untuk

keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu

(Moleong: 195). Teknik triangulasi yang digunakan ialah pemeriksaan

melalui sumber lainnya, yaitu melalui: (1) membandingkan data hasil

pengamatan dengan data hasil wawancara, (2) membandingkan hasil

wawancara dengan isi dokumen yang berkaitan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

68

G. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini, teknik pengumpulan data yang dilakukan sebagai

berikut .

1. Data mengenai tahap- tahap perkembangan menulis permulaan siswa autis

dikumpulkan melalui :

a. Tes

Tes adalah alat ukur yang diberikan kepada individu untuk

mendapatkan jawaban-jawaban yang diharapkan baik secara tertulis

atau lisan atau perbuatan. Dalam penelitian ini tes yang akan digunakan

adalah tes menulis. Tes ini digunakan untuk mengukur penguasaan atau

kemampuan menulis siswa sebagai hasil dari suatu proses belajar.

b. Portofolio

Portofolio didapat oleh peneliti dari pihak sekolah yakni guru

yang bersangkutan, yang menangani kedua anak tersebut. Portofolio

berisi laporan kegiatan siswa dan perkembangan anak selama mengikuti

proses belajar mengajar.

c. Pengamatan atau observasi

Pengamatan dilakukan untuk memperoleh data yang bersifat

kualitatif, yaitu mengenai keaktifan siswa, keseriusan dan pemahaman

siswa pada proses kegiatan belajar mengajar dan kemampuan kognitif.

Pengamatan akan dilakukan pada setiap pertemuan. Mengingat adanya

kesulitan dalam mengamati anak autis, peneliti dalam mengamati akan

dibantu oleh guru yang mengampu kedua anak autis tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

69

d. Wawancara

Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu yang

dilakukan oleh dua pihak yaitu pewawancara yang mengajukan

pertanyaan dan yang diwawancarai sebagai pemberi jawaban atas

pertanyaan-pertanyaan tersebut ( Moleong, 2001: 135).

Dalam penelitian ini, wawancara akan diadakan dengan cara

bebas terpimpin artinya pewawancara sebelum mengadakan

wawancara menuliskan garis besar pertanyaan yang berkaitan dengan

proses pembelajaran menulis permulaan yang dialami siswa autis

tersebut.

Wawancara akan dilakukan kepada guru yang mengampu ke dua

siswa autis tersebut. Pada wawancara yang dilakukan, inti pertanyaan

wawancara mengacu pada seputar proses pembelajaran, pada keadaan

atau kesulitan yang dialami/dihadapi siswa autis selama proses

pembelajaran menulis berlangsung serta untuk mengetahui bagaimana

tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami siswa.

e. Dokumentasi.

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (Alwi, 1990:272),

dokumentasi adalah pengumpulan, pemilihan, pengolahan, dan

penyimpanan informasi dibidang pengetahuan atau pemberian atau

pengumpulan bukti dan keterangan (seperti gambar, kutipan, dll).

Dokumentasi juga dilakukan dengan mengambil gambar-gambar

selama proses pembelajaran berlangsung dan selama observasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

70

H. Prosedur Pelaksanaan Penelitian.

1. Sebelum pelaksanaan penelitian, peneliti terlebih dahulu menghubungi

pihak sekolah yang akan digunakan untuk penelitian. Peneliti

menceritakan maksud dan tujuan dari penelitian ini kepada pihak

sekolah.

2. Peneliti melakukan observasi sebelum penelitian, meliputi pengenalan

siswa yang dijadikan subyek penelitian yaitu Rifki dan Fathoni,

memahami sifat dan ciri dari masing-masing anak tersebut serta

melihat bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh dua orang

siswa tersebut

3. Peneliti meminta data-data dari pihak sekolah yang berwenang yaitu

kepala sekolah dan guru yang mengampu kedua anak tersebut,

mengenai dokumen-dokumen/catatan mengenai perkembangan siswa.

4. Mendiskusikan kepada guru yang mengampu kedua siswa tersebut

tentang bagaimana pembelajaran tahap perkembangan menulis

permulaan yang diajarkan kepada kedua anak tersebut.

5. Peneliti membuat instrumen yang berhubungan dengan tahap

perkembangan menulis permulaan siswa autis tersebut.

6. setelah instrumen selesai dibuat, peneliti melakukan tes kepada dua

orang siswa, yaitu Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

71

I. Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini, untuk menafsirkan semua data-data yang

diperoleh peneliti di lapangan adalah dengan teknik analisis deskriptif

kualitatif. Teknik dengan menggunakan analisis deskriptif kualitatif

diterapkan dalam proses penafsiran dan penyampaian kesimpulan secara

deskriptif. Analisis data tes menulis siswa dilakukan secara langsung dengan

cara menafsirkan dan menyimpulkan data-data yang terkumpul dengan

menggunakan kriteria berdasarkan PAP ( Penilaian Acuan Patokan ).

Penilaian Acuan Patokan adalah penilaian yang membandingkan prestasi

belajar siswa dengan patokan yang telah ditetapkan sebelumnya ( Masidjo,

1995).

Adapun kriteria penilaian adalah sebagai berikut.

1. Bentuk huruf.

Huruf dikatakan benar apabila bentuk huruf yang ditulis sesuai

dengan bentuk huruf abjad. Huruf harus benar, misal huruf i harus ada

titiknya.

2. Keterbacaan.

Dapat tidaknya huruf dibaca oleh orang lain.

Setelah data yang diperlukan diperoleh secara lengkap, maka dibuatlah

teknik analisis data dengan cara pengkodean (coding data). Data-data tersebut

dikelompokkan menurut kriteria-kriteria yang telah ditentukan. Adapun cara

pengkodean data adalah sebagai berikut. Data-data mengenai tahap menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

72

permulaan siswa diteliti dan selanjutnya diberi diberi kode-kode menurut

jenisnya. Adapun kode itu antara lain sebagai berikut:

a. Data mengenai identitas siswa, yaitu Rifki Lazuardi kode (1) yaitu siswa

pertama, dan siswa kedua yaitu Tony Dewantoko kode (2).

b. Data hasil tes diberi kode (T).

1) Tahapan Pra menulis diberi kode (T I).

Membuat garis horizontal, vertikal, dan garis lengkung (a).

2) Tahapan Menulis permulaan diberi kode (T II)

1) Pengenalan bentuk huruf (a)

2) Menebalkan huruf dengan menghubungkan titik-titik (b).

3) Menyalin huruf vokal (c).

4) Menyalin huruf konsonan (d).

5) Menyalin kata (e).

6) Dikte huruf vokal (f).

7) Dikte huruf konsonan (g).

8) Melengkapi kata dengan huruf yang sesuai (h).

c. Data hasil wawancara diberi kode (W)

1) Data mengenai wawancara guru I diberi kode (W I).

2) Data mengenai wawancara guru II diberi kode (W II).

Selanjutnya point-point penting yang terdapat di dalam wawancara diberi

kode xi dan selanjutnya.

Hasil yang telah diperoleh dari wawancara guru yang mengampu

masing-masing siswa autis tersebut dianalisis dengan tahap-tahap sebagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

73

berikut, yaitu : (1) Mentranskrip hasil wawancara, (2) Merangkum hasil

transkrip wawancara, (3) Menganalisis rangkuman hasil wawancara untuk

mengetahui tahap perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh

kedua siswa autis tersebut.

Dengan demikian setelah pengkodean (coding data) selesai

dilakukan kemudian data-data dimasukkan sesuai dengan klasifikasi yang

telah ditentukan, agar lebih mudah dalam mengklasifikasikan data, maka

data-data dimasukkan ke dalam bentuk kolom-kolom data. Data yang

telah terkumpul selanjutnya dideskripsikan.

T I. ( Data tes Pra menulis)

Kode DataT I. 1a ..............................................................................................T I. 2a ..............................................................................................

T II. (Data tes menulis permulaan)

Kode DataT II.1a ………………………………………………………….. 1b …………………………………………………………. 1c …………………………………………………………. 1d …………………………………………………………. 1e ………………………………………………………… 1f ………………………………………………………… 1g …………………………………………………………. 1h …………………………………………………………T II. 2a ………………………………………………………… 2b ………………………………………………………… 2c ……………………………………………………….. 2d ……………………………………………………….. 2e ……………………………………………………….. 2f ………………………………………………………. 2g ……………………………………………………….. 2h …………………………………………………………

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

74

BAB IV

DATA DAN ANALISIS DATA

A. Pelaksanaan Penelitian Di Lapangan

Pelaksanaan penelitian ini dilaksanakan di SLB Citra Mulia Mandiri,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta pada tanggal 8 Mei sampai

dengan tanggal 20 Juni 2008. Peneliti mengambil materi menulis permulaan,

sesuai dengan tahapan perkembangan pembelajaran menulis yang dialami

siswa. Subjeknya adalah 2 orang siswa autis kelas D2 yaitu, Rifky Lazuardi

dan Fathoni Dewantoko. Peneliti mengikuti proses pembelajaran yang

berlangsung untuk memperoleh data-data mengenai tahapan perkembangan

menulis siswa autis. Selanjutnya peneliti melakukan tes sebabyak 8 kali untuk

menilai sejauh mana kedua anak tersebut telah berhasil menguasai tahapan

perkembangan yang telah dilaluinya.

1. Observasi

Peneliti melakukan observasi selama 3 kali pertemuan. Pengamatan

dilakukan pada 2 orang siswa yang berbeda yaitu, Rifky Lazuardi dan Fathoni

Dewantoko. Kedua siswa tersebut berada dalam satu kelas, meskipun guru

yang mengampu mereka berbeda. Pada saat mengamati Rifki Lazuardi

ditemukan hal-hal sebagai berikut. Rifki Lazuardi lebih suka pelajaran

menggambar. Untuk pelajaran menulis, ia mudah bosan, setelah itu dia akan

menangis. Kalau anak yang satu menangis, maka anak yang lain yang berada

dalam satu kelas akan ikut menangis juga. Kalau anak sudah mengangis maka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

75

seharian anak tidak akan belajar apa-apa karena anak sudah marah dan sulit

sekali untuk menenangkannya.

Pada saat akan menulis, Rifki Lazuardi harus diberi bantuan pada

waktu awal menulis yaitu dengan cara tangan anak dipegangi dan diarahkan

oleh guru supaya dapat menulis. Setelah itu, anak dapat menulis sendiri. Pada

saat akan berganti huruf, anak harus dibantu lagi pada waktu awal penulisan

huruf. Ketika guru memberikan materi dikte huruf, Rifki Lazuardi masih

belum terlalu menguasai nama-nama huruf. Guru harus menggunakan strategi

tertentu agar anak dapat menuliskan huruf dengan benar. Masing-masing guru

mempunyai strategi yang berbeda-beda agar anak dapat menghafal nama dan

bentuk huruf alfabet. Untuk Rifki Lazuardi sewaktu akan menuliskan huruf

“a” guru harus mengucapkan “lengkung garis”. Huruf “b” guru harus

mengucapkan “garis lengkung”. Huruf “e” guru mengucapkan “leengkuung”.

Huruf “o” guru mengucapkan “lingkaran”. Huruf “i” guru mengucapkan

“garis titik”.

Pada saat identifikasi huruf, Rifki Lazuardi cenderung mengamati

mulut gurunya. Apabila mulut gurunya tidak ada isyarat bunyi, maka anak

akan tetap diam saja tidak dapat menyebutkan huruf yang ditunjukkan oleh

guru. Anak hanya bisa menyebutkan beberapa huruf, diantaranya a dan o.

Anak sudah dapat berbicara tetapi artikulasi banyak yang tidak jelas.

Sosialisasi anak kurang, anak tidak suka bermain dengan teman dan cenderung

asyik dengan dirinya sendiri. Anak lebih sering tertawa dan marah tanpa sebab

yang jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

76

Observasi selanjutnya dilakukan pada Fathoni Dewantoko. Tingkat

penguasaan kognitif Fathoni Dewantoko cenderung lebih lambat daripada

Rifki Lazuardi. Untuk pelajaran menulis, Fathoni Dewantoko baru belajar

menulis huruf vokal. Huruf konsonan baru beberapa huruf yang diajarkan,

diantaranya huruf b, c, d, f, g, h, m, n, belum semua huruf konsonan dipelajari.

Ketika menulis huruf, anak harus memerlukan bantuan penuh dari gurunya,

dalam arti tangan anak masih dipengangi oleh guru untuk diarahkan menulis.

Ketika tangan anak tidak dibantu dalam menulis, tulisan anak tidak terbaca,

cenderung melenceng kemana-mana tidak sesuai dengan garis.

Oleh karena itu, setiap kali Fathoni Dewantooko akan menulis guru

harus membuat garis, kotak atau lingkaran yang jelas, karena anak mengalami

gangguan pada matanya sehingga anak tidak bisa melihat dan menulis dengan

lurus. Kalau pada buku atau kertas tidak diberi warna atau garis yang jelas,

tulisan anak akan melenceng keman-mana dan tidak beraturan. Anak

cenderung menyukai gambar dan warna, jadi sebisa mungkin guru membuat

gambar-gambar berwarna agar anak lebih tertarik untuk menulis.

Karena gangguan penglihatan inilah Fathoni Dewantoko kurang mahir

dalam membuat garis lurus baik horizontal maupun vertikal. Identifikasi huruf

belum bisa, karena konsep bentuk-bentuk huruf Fathoni belum bisa. Anak

masih kesulitan dalam membedakan bentuk huruf a dan huruf b. Kalau

menghafal huruf dari a sampai z, Fathoni sudah hafal. Anak mudah

bersosialisasi dengan teman, Fathoni dapat mengenal teman yang lain dengan

baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

77

Pada saat observasi peneliti dapat menuliskan hal-hal sebagai berikut.

a. Sebelum pelajaran dimulai para siswa diajak jalan-jalan terlebih

dahulu atau senam pagi.

b. Setelah siswa masuk kelas guru harus menyapa siswa dengan

menanyakan nama siswa, kelas, dan rumah.

c. Guru mengajarkan siswa berdoa dan menghafal nama-nama hari.

d. Guru memberikan soal di buku tulis siswa berkaitan dengan

pelajaran yang akan diberikan.

e. Siswa disuruh mengerjakan di buku, mengikuti petunjuk guru.

f. Ketika pelajaran menulis, guru harus sering mengingatkan siswa

dengan cara siswa disuruh untuk menghafal huruf dari a-z, guru

menunjuk huruf di papan tulis siswa mengikuti. Ketika akan

belajar menulis huruf guru harus menggunakan strategi-srategi

tertentu agar anak hafal bentuk hurufnya, Misalnya huruf e, guru

mengatakan: ” Kiki ayo tulis huruf e, lengkung bebek. Huruf o,

lingkaran.”

g. Siswa dapat menyelesaikan soal yang diberikan guru walaupun

masih memerlukan banyak bantuan dari gurunya.

h. Siswa cepat merasa bosan apabila mengerjakan soal menulis

terlalu lama, terkadang ngambek dan marah bila bosan. Sehingga

bila siswa bosan guru kemudian mengajak siswa bernyanyi dan

bermain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

78

2. Saat Pembelajaran

Model pembelajaran di SLB Citra Mulia Mandiri adalah dengan cara 1

guru mengampu 1 siswa. Hal itu dikarenakan kondisi anak autis antara anak

yang satu dengan anak yang lain berbeda-beda. Tetapi ada kalanya

pembelajaran digabung dengan siswa lainnya. Ini bertujuan agar anak dapat

belajar bersosialisasi dengan siswa yang lain.

Karena untuk mengetahui tahapan perkembangan menulis permulaan

siswa autis, maka pada pertemuan pertama peneliti mengamati siswa belajar

mengidentifikasi huruf vokal dan huruf konsonan. Kondisi kedua siswa yaitu

Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko berbeda. Rifki Lazuardi sudah bisa

membedakan beberapa bentuk huruf, tetapi Fathoni Dewantoko belum bisa

membedakan bentuk huruf. Fathoni masih kesulitan dalam membedakan

bentuk huruf antara huruf a dan huruf b. Ketika pertama kali menulis, siswa

harus kembali diingatkan nama huruf dan bagaimana cara menuliskannya.

Setelah siswa itu dapat membedakan huruf yang satu dengan huruf yang lain,

maka siswa itu disuruh untuk menuliskan huruf tersebut dengan bantuan guru.

Siswa menuliskan huruf di buku tulisnya berulang-ulang sampai siswa itu bisa

menulis mandiri tanpa bantuan guru.

Peneliti melakukan 8 kali tes untuk mengetahui seberapa jauh

perkembangan menulis permulaan yang dialami kedua siswa tersebut. Untuk

melakukan tes, peneliti dibantu oleh guru yang mengampu masing-masing

siswa, karena siswa takut kepada orang yang baru dan belum dikenalnya.

Dibutuhkan waktu yang agak lama agar siswa mau mengerjakan soal-soal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

79

tersebut. Siswa mau belajar kalau lagi senang, kalau sedang malas tidak mau

belajar sama sekali. Karena siswa merasa kesulitan dengan perintah yang

diberikan, maka dalam mengerjakan soal-soal itu guru memberikan bantuan

agar siswa dapat mengerti maksudnya.

Tes yang pertama dilakukan untuk meneliti bagaimana tahap awal

perkembangan menulis yang dialami siswa autis kelas 2 SLB Citra Mulia

Mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta. Tahun Ajaran

2007/2008. Hasil dari tes tahap awal perkembangan menulis yang dialami

siswa autis di SLB Citra Mulia mandiri, Maguwoharjo, Depok, Sleman,

Yogyakarta, dapat dilihat pada Tabel 4 (Lampiran 14).

No Nama siswa Garis lurus Garis lengkung1 Rifki Lazuardi v x v x2 Fathoni Dewantoko v x v y

Keterangan : v : dapat y : bantuan penuh

- : tidak x : mandiri

Tes yang kedua dilakukan untuk melihat bagaimana tahap menulis

permulaan yang dialami siswa autis di SLB Citra Mulia mandiri,

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta, dapat dilihat pada Tabel 5

(Lampiran 15).

Identifikasi huruf Menebalkan hurufvokal konsonan vokal kosonan

No

Nama

a i u e o b d f g h j a i u e o k m n p1 Rifki v v - - v v v - - v - - v

xvx

vx

vx

vx

vx

vx

vx

2 Fathoni v v - - v v - - - - - - vx

vy

- vx

- - - -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

80

Menyalin huruf Menyalinkata

Dikte huruf

Vocal konsonan vokal konsonan

Melengkapikata

a i u e o m n p b d f k g a i u e o b c d p mvy

vx

vx

vy

vx

vy

vy

vx

vx

vy

- vy

vy

vx

v v v - v v - - v v -

vy

vx

vy

vy

vy

vy

- vy

vy

- vy

vy

- vy

- - - - - - - - - - -

Keterangan : v : dapat x: mandiri- : tidak dapat y: bantuan penuh

3. Wawancara

Dari hasil wawancara terhadap kedua guru tersebut, diperoleh

kesimpulan mengenai data tahap perkembangan menulis permulaan yang

dialami siswa autis kelas II, SLB Citra Mulia Mandiri, Maguwoharjo, Depok,

Sleman, Yogyakarta.

a. WI ( Data wawancara terhadap guru yang pertama).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

81

Wawancara yang pertama dilakukan kepada ibu Siti Susmiyati, guru

yang mengampu Rifki Lazuardi (Lampiran ). Data yang diperoleh dari hasil

wawancara adalah sebagai berikut.

WI xi : Anak belajar duduk dan kontak mata dengan guru, kemudian

memegang benda baru diajari bagaimana memegang pensil yang

benar. Setelah itu, anak belajar mencoret-coret dalam bentuk

apapun yang penting anak bisa mencoret. Setelah bisa mencoret

kemudian menebalkan titik-titik sehingga membentuk garis

vertikal, horizontal, lengkung, dan lingkaran.

xii : Anak mulai menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf.

xiii : Anak belajar mengenali huruf-huruf yang telah ia tebalkan

tersebut dengan cara membacanya berulang-ulang. Huruf

pertama yang diajarkan adalah semua huruf vokal, baru setelah

anak menguasai huruf vokal anak akan belajar huruf konsonan.

xiv : Menyalin huruf vokal.

xv : Menyalin huruf konsonan.

xvi : Dikte huruf vokal.

xvii : Dikte huruf konsonan.

xviii : Menulis suku kata.

b. WII (wawancara terhadap guru yang kedua)

Wawancara yang kedua dilakukan kepada Ibu Diah Damayanti, guru

yang mengampu Fathoni Dewantoko (Lampiran ). Dari hasil wawancara

diperoleh data sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

82

WII xi : Pertama kali anak belajar memegang pensil, karena anak belum

bisa memegang pensil dengan benar (xi).

xii : anak membedakan bentuk-bentuk huruf vokal a, i, u, e, o

xiii : Anak menulis huruf vokal a, i, u, e, dan o sambil membaca

hurufnya secara berulang-ulang.

xiv : Anak belajar huruf konsonan.

xv : Anak menuliskan kata sambil belajar membaca kata tersebut.

B. Pembahasan

1. Deskripsi Tahap Perkembangan Menulis Rifki Lazuardi

a. Tahap pra menulis

Ketika awal anak masuk sekolah anak belum bisa apa-apa,

sehingga guru harus memberikan beberapa latihan awal sebelum anak

belajar. Beberapa latihan itu termasuk ke dalam kegiatan pra menulis.

Pertama kali anak diajari untuk duduk yang baik dan cara berkontak mata

dengan guru serta mendengarkan perintah guru. Setelah itu anak diajari

untuk memegang benda dengan benar, benda apa saja, tetapi belum

diajarkan memegang pensil. Kemudian setelah anak dapat memegang

benda dengan anak diajari memegang pensil yang benar. Pada tahap ini

anak memerlukan waktu yang cukup lama dalam mempelajarinya. Anak

memerlukan waktu kurang lebih satu bulan.

Selanjutnya setelah anak dapat memegang pensil dengan benar,

anak kemudian akan belajar mencoret-coret di kertas. Coret-coret bukan

dalam bentuk huruf, tetapi masih berbentuk garis yang tak beraturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

83

Kegiatan ini dilakukan untuk menimbulkan semangat dalam diri anak agar

senang menulis. Ketika anak sudah bisa mencoret-coret sendiri, kemudian

guru mengajarkan bagaimana menebalkan titik-titik untuk membuat garis

horizontal, vertikal, dan garis lengkung. Setelah anak bisa menebalkan

garis, anak mulai diajarkan membuat garis horizontal dan vertikal,

kemudian garis lengkung tanpa menggunakan bantuan titik-titik.. Tahap

inilah yang paling lama dan paling sulit yang dialami anak. Anak kesulitan

dalam membuat garis lengkung dan lingkaran. Karena ketika membuat

garis lengkung dibutuhkan kemampuan gerak mata, tangan , dan pikiran,

berbeda ketika anak membuat garis lurus. Ketika anak membuat garis

lurus tidak dibutuhkan kemampuan gerak tangan, mata, dan pikiran karena

anak tinggal mencoret saja.

b. Tahap menulis permulaan

1) Tahap menebalkan huruf

Setelah tahap awal dalam menulis telah dikuasai anak, selanjutnya

anak akan belajar menulis dalam tingkatan yang lebih tinggi. Setelah

anak terbiasa mencoret dan menghubungkan garis, maka tahapan

selanjutnya anak akan mulai menghubungkan titik-titik atau garis-garis

untuk membentuk huruf (menebalkan huruf). Huruf pertama yang

diajarkan adalah huruf vokal a, kemudian e, i, o, dan u. Pertama kali

anak akan menulis anak memerlukan bantuan penuh dari gurunya,

karena anak tidak dapat memahami perintah yang diberikan. Bantuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

84

yang diberikan berupa: guru memegang tangan anak (di fromt) sampai

anak terbiasa menebalkan huruf dengan sendirinya.

b)Tahap identifikasi huruf

Huruf-huruf yang telah ditebalkan kemudian dibaca berulang-ulang

agar anak mengenali bentuk dan nama huruf. Pertama kali anak belajar

mengenali bentuk-bentuk huruf. Huruf pertama yang dikenalkan pada

anak adalah huruf vokal. Selanjutnya, setelah anak sudah mulai

mengenali huruf-huruf vokal kemudian anak dikenalkan pada bentuk

huruf abjad keseluruhan mulai dari huruf a sampai huruf z. Selanjutnya

agar anak hafal dengan huruf abjad tersebut maka setiap hari anak harus

berlatih menghafal huruf abjad tersebut satu per satu.

c) Tahap menyalin huruf vokal

Tahap yang selanjutnya adalah tahap menyalin huruf vokal. Setelah

Rifki Lazuardi dapat menebalkan huruf, tahapan selanjutnya adalah anak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

85

mulai menyalin huruf tanpa bantuan titik-titik. Guru menuliskan huruf di

buku, kemudian anak menyalin huruf yang sama seperti yang dituliskan

oleh guru. Guru harus memberikan bantuan dengan cara memegangi

tangan anak, karena anak belum terbiasa menulis huruf tanpa bantuan

titik-titik, jadi tangan anak masih kaku. Pada tahap ini guru harus

berkali-kali memberikan bantuan penuh kepada anak dengan cara guru

memegang tangan anak untuk diarahkan menulis. Setiap kali anak akan

menulis huruf yang baru, guru harus berkali-kali memberi bantuan penuh

kepada anak. Setiap akan menulis Rifki Lazuardi harus dituntun satu

huruf, selanjutnya ia dapat melanjutkan menulis dengan sendirinya, yang

penting setiap akan menulis, anak harus dibantu huruf pertama.

Huruf pertama yang diajarkan adalah huruf vokal a, i, u, e, dan o.

Sehari anak menyalin satu huruf. Misal hari senin anak menyalin huruf

a, hari selasa anak menyalin huruf i. Begitu seterusnya sampai semua

huruf vokal dipelajari.

4) Tahap menyalin huruf konsonan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

86

Setelah anak dapat menyalin semua huruf vokal dengan benar,

anak mulai diajarkan menulis huruf konsonan. Kondisi anak ketika

menulis huruf konsonan masih sama seperti ketika anak belajar menulis

huruf vokal. Untuk huruf-huruf yang belum terbiasa dia tulis, Rifki

Lazuardi masih memerlukan bantuan penuh dari guru. Dalam artian

ketika anak akan menulis huruf tangannya harus dibantu dengan cara

dipegangi, baru setelah anak terbiasa menulis huruf-huruf tersebut maka

guru akan membiarkan anak menulis sendiri.

5) Tahap dikte huruf vokal

Setelah anak belajar identifikasi huruf, menulis huruf, menulis

kata, baru kemudian anak akan belajar dikte huruf. Rifki Lazuardi belum

terlalu menguasai bentuk-bentuk huruf, jadi dia agak susah dalam

menuliskan bentuk huruf. Kalau sekedar menyalin, menghafal ia sudah

bisa, tetapi untuk tahapan dikte huruf ia belum menguasai. Karena dalam

dikte huruf dibutuhkan pemahaman anak mengenai konsep-konsep

bentuk huruf. Anak tahu bentuk huruf vokal a, i, u, dan o. Ketika

menulis huruf e anak masih kesulitan.

Saat akan menulis huruf tersebut guru harus menggunakan

strateginya agar anak dapat menuliskan huruf a, i, u, dan o. Guru harus

mengucapkan ”lingkaran” untuk membentuk huruf o, ”garis titik” untuk

membentuk huruf i, ”garis belok naik” untuk membentuk huruf u, dan

”lengkung garis” untuk membentuk huruf a.

f) Tahap dikte huruf konsonan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

87

Ada beberapa huruf konsonan yang diajarkan kepada Rifki

Lazuardi, tetapi belum semuanya diajarkan pada waktu dikte huruf.

Hanya beberapa saja, yang guru anggap bentuknya tidak terlalu

membingungkan untuk anak, seperti huruf b, p, m.

g) Tahap menyalin kata

Setelah anak mempelajari semua huruf abjad, baik vokal maupun

konsonan, anak mulai diajarkan untuk menulis kata. Kata yang diajarkan

belum terlalu panjang, kata baru terdiri dari 3 sampai 4 huruf, karena

kalau hurufnya terlalu banyak anak akan kesulitan. Pada waktu awal

menulis kata guru tetap harus memberikan bantuan kepada Rifki

Lazuardi, kalau tidak Rifki Lazuardi belum bisa memahami perintah

yang diberikan.

Tangan anak harus dipegangi dan diarahkan oleh guru ketika akan

menuliskan huruf (di fromt), selanjutnya anak dapat menyelesaikan

pekerjaannya sendiri. Selain itu, guru harus berkali-kali mengingatkan

anak ketika anak mulai kesulitan pada bentuk hurufnya. Misalnya: ”Kiki,

ingat! Garis, belok, naik.” Baru kemudian anak tahu huruf yang harus

ditulis adalah huruf u. Tahapan terakhir yang dilalui Kiki baru sampai

pada tahap menyalin kata dan dikte huruf.

b. Tahap perkembangan menulis Fathoni Dewantoko

1). Tahap pra menulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

88

Sewaktu pertama kali anak masuk sekolah anak sudah bisa duduk

dengan baik, dan sudah memperhatikan gurunya. Tetapi anak belum bisa

memegang pensil dengan benar. Sebelum mulai menulis Fathoni

Dewantoko belajar caranya memegang pensil dengan benar. Dibutuhkan

waktu yang lama sampai anak dapat memegang pensil dengan benar.

Selanjutnya setelah anak dapat memegang pensil dengan benar, anak

kemudian akan belajar menulis huruf.

2) Tahap menulis permulaan

a) Tahap identifikasi huruf

Setelah tahap awal dalam menulis telah dikuasai anak,

selanjutnya anak akan belajar menulis permulaan, yaitu menulis huruf,

kata, dan kalimat. Sebelum mulai belajar menulis, Fathoni belajar

mengenali bentuk-bentuk dan nama-nama huruf. Huruf pertama yang

diajarkan kepada Fathoni adalah huruf vokal a, i, u, e, dan o.

Selanjutnya anak mempelajari huruf-huruf konsonan. Setelah anak

terbiasa dengan bentuk dan nama huruf, anak mulai belajar menghafal

semua huruf abjad dari a-z. Fathoni sudah hafal huruf abjad dari a-g,

untuk huruf selanjutnya anak dituntun, karena anak belum hafal huruf

secara keseluruhan. Setiap hari anak harus belajar menghafal huruf

sampai anak hafal dan tidak lupa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

89

b) Tahap menyalin huruf vokal

Tahap menulis permulaan yang dialami Fathoni Dewantoko

selanjutnya adalah tahap menyalin huruf vokal dan huruf konsonan.

Seperti ketika anak belajar identifikasi huruf, huruf pertama yang

diajarkan dalam menulis adalah huruf vokal a, i, u,e, dan o. Guru

menuliskan huruf-huruf di buku, kemudian anak mulai menulis huruf

yang sama seperti contoh yang diberikan guru. Sebelum anak menulis

huruf, anak harus membaca huruf tersebut berulang-ulang, baru setelah

itu anak menuliskan huruf tersebut.

Anak tidak bisa menulis sendiri, anak harus diberi bantuan

penuh oleh guru, yaitu dengan cara guru memegang tangan anak untuk

diarahkan menulis. Hal ini dilakukan berulang-ulang sampai tangan

anak terbiasa dan dapat menulis sendiri. Setiap akan ganti huruf yang

lain guru harus melakukan hal sama kepada anak. Guru berkali-kali

harus memberikan bantuan ketika huruf yang ditulis berbeda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

90

c) Tahap menyalin huruf konsonan

Setelah anak bisa menyalin semua huruf vokal dengan benar,

anak mulai diajarkan menulis huruf konsonan. Kondisi anak ketika

menulis huruf konsonan masih sama seperti ketika anak belajar

menulis huruf vokal. Untuk huruf-huruf yang belum terbiasa ditulis,

Fathoni masih memerlukan bantuan penuh dari guru. Dalam artian

ketika anak akan menulis huruf, tangannya harus dibantu dengan cara

dipegangi. Setelah anak terbiasa menulis huruf-huruf tersebut maka

guru akan membiarkan anak menulis sendiri.

d) Tahap menyalin kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

91

Setelah anak mempelajari semua huruf abjad, baik vokal

maupun konsonan, anak mulai diajarkan untuk menulis kata. Kata

yang diajarkan belum terlalu panjang. Kata yang diajarkan baru terdiri

dari 3 sampai 4 huruf. Kalau kata yang diajarkan hurufnya terlalu

banyak anak akan kesulitan dalam menyalin kata tersebut

. Pada waktu awal menulis kata guru tetap harus memberikan

bantuan kepada Fathoni, karena anak belum bisa memahami perintah

yang diberikan. Ketika anak menulis kata, anak harus membaca kata

yang dituliskannya itu berulang-ulang dengan bantuan dari gurunya,

setelah itu anak mulai menyalin kata tersebut dengan bantuan dari

gurunya. Tahap terakhir yang dilalui Fathoni Dewantoko adalah

menulis kata.

5. Perbedaan tahapan perkembangan yang dialami oleh Rifki Lazuardi dan

Fathoni Dewantoko

Untuk mengetahui perbedaan tahapan perkembangan dalam menulis

permulaan yang dialami oleh dua orang anak yaitu Rifki Lazuardi dan Fathoni

Dewantoko dapat dilihat pada Tabel 3 (Lampiran ). Tabel tersebut akan

memerinci secara lebih jelas perbedaan tahap perkembangan dalam menulis

permulaan yang dialami oleh Rifki Lazuardi dan Fathoni Dewantoko.

Tahapperkembangan

Tahap perkembanganmenulis permulaan Rifki.

Tahap perkembanganmenulis permulaan

Fathoni.Tahap satu Pra menulis (duduk, kontak

mata, membuat garis lurus dangaris lengkung).

Pra menulis (duduk, kontakmata, membuat garis lurusdan garis lengkung).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

92

Tahap dua Menebalkan huruf. ---------------------------------Tahap tiga Identifikasi huruf vokal dan

konsonan.Identifikasi huruf vokal dankonsonan.

Tahap empat Menyalin huruf vokal. Menyalin huruf vokal.

Tahap lima Menyalin huruf konsonan. Menyalin huruf konsonan.Tahap enam Dikte huruf vokal. --------------------------------Tahap tujuh Dikte huruf konsonan. --------------------------------

Tahap delapan Menulis kata. Menulis kata.

Dalam belajar menulis permulaan, Rifki Lazuardi mengalami lebih

banyak tahapan daripada Fathoni Dewantoko. Rifki Lazuardi mengalami 8

tahapan dalam perkembangan menulisnya. Tahapan tersebut meliputi: pra

menulis, menebalkan huruf, identifikasi huruf, menyalin huruf vokal,

menyalin huruf konsonan, dikte huruf vokal, dikte huruf konsonan, menyalin

kata.

Fathoni Dewantoko mengalami tahapan perkembangan dalam menulis

permulaan jauh lebih sedikit daripada Rifki Lazuardi. Hanya ada 5 tahapan

perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Fathoni Dewantoko.

Tahapan itu antara lain adalah: pra menulis, setelah tahap pra menulis anak

tidak belajar menebalkan huruf, anak kemudian belajar identifikasi huruf,

tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, dan tahap

menyalin kata. Fathoni tidak mengalami tahap dikte huruf vokal dan huruf

konsonan.

Perbedaan tahapan perkembangan itu disebabkan karena kondisi fisik

dan psikis anak yang berbeda. Fathoni Dewantoko tidak mengalami tahapan

menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf dikarenakan adanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

93

kecacatan pada kedua matanya sehingga ia tidak dapat melihat titik-titik

dengan jelas. Tahapan dikte huruf tidak ia lewati karena pemahaman tentang

konsep bentuk huruf sangat lemah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

94

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pengumpulan data serta analisis data, dapat ditarik

kesimpulan sebagai berikut :

Pertama, Tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki

Lazuardi dan Fathoni Dewantoko dimulai dari tahap yang mudah menuju ke tahap

yang lebih sulit, sehingga diperlukan kemampuan pemahaman siswa yang lebih

tinggi. Adapun tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki

Lazuardi adalah sebagai berikut: tahap pra menulis, tahap menebalkan huruf, tahap

identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan,

tahap dikte huruf vokal, tahap dikte huruf konsonan, dan tahap menyalin kata,

sedangkan tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Fathoni

Dewantoko adalah sebagai berikut: tahap pra menulis, tahap identifikasi huruf,

tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, dan tahap menyalin

kata.

Kedua, tahapan perkembangan menulis permulaan yang dialami oleh Rifki

lazuardi dan fathoni Dewantoko berbeda, tergantung kondisi perkembangan fisik

dan psikis anak. Ada beberapa tahapan dalam perkembangan menulis permulaan

yang tidak dilalui oleh Fathoni Dewantoko. Tahapan itu antara lain adalah tahap

menebalkan huruf dan tahap dikte huruf. Fathoni tidak bisa menebalkan huruf

dengan cara menghubungkan titik-titik dikarenakan ia mengalami cacat pada kedua

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

95

matanya, sehingga tidak dapat melihat titik-titik dengan jelas. Tahap dikte huruf

tidak ia lewati dikarenakan tingkat pemahaman tentang konsep bentuk huruf sangat

lemah.

B.Saran

Berdasarkan kesimpulan yang telah dikemukakan di atas, maka saran yang dapat

diberikan dalam penelitian ini yaitu : Pertama, guru harus lebih banyak mengajarkan

materi dikte huruf kepada Rifki Lazuardi, agar Rifki Lazuardi hafal secara keseluruhan

huruf abjad dengan baik.

Kedua, karena Fathoni dewantoko mengalami kelainan pada kedua matanya,

sebaiknya sebelum Fathoni menulis, guru harus membuat kotak, lingkaran, atau

gambar dengan jelas dan berwarna agar tulisan anak tidak melenceng kemana-mana.

sebaiknya guru menempatkan mata pelajaran bahasa Indonesia di awal pembelajaran

daripada pelajaran menyanyi, menggambar, dan menari. Hal itu dikarenakan mata

pelajaran bahasa Indonesia khususnya pelajaran menulis membutuhkan kemampuan

berpikir anak. Jika pelajaran bahasa Indonesia diletakkan di akhir pembelajaran (siang

hari) kondisi anak yang cenderung tidak menyukai pelajaran menulis akan membuat

anak mudah bosan dan menangis.

Ketiga, bagi guru yang mengampu siswa SLB Citra Mulia Mandiri

Maguwoharjo, Depok, Sleman, Yogyakarta agar lebih memperhatikan kondisi siswa,

baik kondisi fisik maupun kondisi psikisnya. Hal ini berguna agar guru lebih mudah

dalam mendidik siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

96

Keempat, ketika guru mengajar bahasa Indonesia, khususnya pelajaran menulis,

guru harus memberikan latihan yang berulang-ulang sampai anak tersebut menguasai

tapan-tahapan dalam menulis dengan baik. Jika dalam suatu tahap tertentu anak belum

menguasai jangan berpindah ke tahap lain yang lebih tinggi. Ketika tahap awal belum

dikuasai, maka anak akan kesulitan dalam menguasai tahapan menulis yang lebih

tinggi.

Kelima, peneliti lain. Bagi peneliti lain yang ingin melanjutkan dan

memperdalam penelitian mengenai perkembangan anak autis, sebaiknya

melakukan penelitian dalam jangka waktu yang agak lama agar lebih mengetahui

secara lebih jelas mengenai kondisi perkembangan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

97

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, Nandang. 2006. Memahami Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar.Jakarta: DEPDIKNAS.

Bungin, Burhan. 2007. Penelitian Kualitatif. Jakarta : Prenada Media Group.

Dardjowidjojo, Soenjono. 1991. PELLBA 4. Jakarta: Lembaga Bahasa UnikaAtma Jaya.

DEPDIKBUD. 2007. Kurikulum KTSP untuk Satuan Pendidikan Dsar SD/MISemester I dan II. Jakarta: Cipta Jaya.

DEPDIKBUD. 2007. Petunjuk Pengajaran Membaca dan Menulis Kelas I dan IIdi SD. Jakarta:P2MSDK.

Enre, Fachruddin Ambo. 1998. Dasar-Dasar Keterampilan Menulis. Jakarta:Depdikbud.

Gunarsa, Singgih. 1981. Dasar dan Teori Perkembangan Anak. Jakarta: BPKGunung Mulia.

Gunawan, Adi. 2006. Genius Learning Strategy. Jakarta: Gramedia PustakaUtama.

Gunawan, Julianta. 2001. Laporan Seminar Autisme dalam www. Penabur.com

Handoyo, Y. 2003. Autisma. Jakarta : PT Buana Ilmu Populer KelompokGramedia.

Imanuel, Hitepeuw. 1999. Autisma dan Penanganan Pendidikannya. Jurnal IlmuPendidikan (No.1 Thn XXVI).

Imron, Ali. 1999. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Pustaka Jaya.

Kartono, Kartini. 1979. Psikologi Perkembangan. Alumni: Bandung.

Mar’at, Samsunuwiyati. 2005. Psikolinguistik: Suatu Pengantar. Bandung: PTRefika Aditama.

Moleong, Lexy J. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: RemadjaKarya.

Monks, F, J. Knoers, Rahayu, Siti. 1989. Psikologi Perkembangan. Yogyakarta :Gajah Mada University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

98

Muhadjir, Noeng. 1989. Metodologi Penelitian Kualitatif. Yogyakarta: RakeSarasin.

Peeters, Theo. 2004. Autisme. Jakarta : Dian Rakyat.

Rofi’udin, Ahmad dan Darmiyati Zuchdi. 1999. Pendidikan Bahasa dan SastraIndonesia di Kelas Tinggi. Jakarta: DEPDIKBUD.

Rumini. 1993. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UPP UNY.

Sudjana, Nana. 1989. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: SinarBaru.

Tarigan, Henry. 1984. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung:Angkasa.

Wijayanti, Farita. 1999. Pelaksanaan Pengajaran Membaca dan MenulisPermulaan untuk Anak Tunalaras Kelas II di SLBBagian EPrayuwana Yogyakarta. Yogyakarta: Program Studi PendidikanBahasa dan Sastra Universitas Negeri Yogyakarta.

Wiyoso, Reno. 1999. Pengajaran Bahasa Indonesia pada Anak TunagrahitaMampu Didik Kelas VI di SDLB Hifal, Kodya Pekalongan.Yogyakarta: Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra UniversitasNegeri Yogyakarta.

Yusuf, Syamsu. 2004. Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja. Bandung: PTRemaja Rosda Karya.

Zuchdi, Darmiyati dan Budiasih. 1997. Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesiadi Kelas Rendah. Jakarta: DEPDIKBUD.

.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

99

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

100

DAFTAR LAMPIRAN

LAMPIRAN 1: Instrumen Penelitian.....................................................................2LAMPIRAN 2 : Lembar jawaban menebalkan huruf vokal...................................3LAMPIRAN 3 : Lembar jawaban menebalkan huruf konsonan.............................4LAMPIRAN 4 : Lembar jawaban menyalin huruf vokal.........................................5LAMPIRAN 5 : Lembar jawaban menyalin huruf konsonan..................................6LAMPIRAN 6 : Lembar jawaban menyalin kata....................................................7LAMPIRAN 7 : Lembar jawaban dikte huruf vokal dan konsonan........................8LAMPIRAN 8 : Lembar jawaban melengkapi kata.................................................9LAMPIRAN 9 : Lembar penilaian identifikasi huruf............................................10LAMPIRAN 10 : Hasi penilaian identifikasi huruf Rifki Lazuardi......................11LAMPIRAN 11 : Hasil penilaian identifikasi huruf Fathoni Dewantoko.............12LAMPIRAN 12 : Hasil pekerjaan Rifki Lazuardi.................................................13LAMPIRAN 13 : Hasil pekerjaan Fathoni Dewantoko.........................................23LAMPIRAN 14 : Data hasil tes pra menulis ........................................................33LAMPIRAN 15 : Data hasil tes menulis permulaan .............................................34LAMPIRAN 16 : Data perbedaan tahap perkembangan Rifki dan Fathoni..........36LAMPIRAN 17 : Laporan perkembangan Rifki lazuardi......................................37LAMPIRAN 18 : Laporan Perkembangan Fathoni Dewantoko............................46LAMPIRAN 19 : Buku catatan Rifki Lazuardi………………………………….68LAMPIRAN 20 : Buku catatan Fathoni Dewantoko…………………………….83LAMPIRAN 21 : Transkip wawancara guru 1…………………………………..98LAMPIRAN 22 : Transkip wawancara guru 2…………………………………101LAMPIRAN 23 : Dokumentasi identifikasi huruf……………………………...105LAMPIRAN 24 : Dokumentasi menulis huruf…………………………………107LAMPIRAN 25 : Ijin Penelitian………………………………………………..109LAMPIRAN 26 : Kurikulum SD SLB………………………………………….110

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

101

LAMPIRAN 1

Kerjakanlah soal-soal berikut pada lembar jawaban yang tersedia!

Soal untuk tes para menulis

a. buatlah garis vertikal, horizontal dan garis lengkung!

Soal untuk tes menulis permulaan!

a. tunjukkanlah huruf-huruf berikut kemudian bacalah!

b. tebalkanlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u,e, o.

c. Salinlah huruf-huruf vokal berikut: a, i, u, e, o.

d. Salinlah huruf-huruf konsonan berikut: b, c, d, f, g, k, m, n, p!

e. Salinlah kata-kata berikut: bola, apel, ikan ,meja, kuda.

f. Tulislah huruf-huruf vokal yang dibacakan guru!

g. Tulislah huruf-huruf konsonan berikut!

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

102

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

104

LAMPIRAN 4

a:u:i:e:o:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

105

LAMPIRAN 5

b :c :d :f :g :h :k :m :n :p :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

106

LAMPIRAN 6

1. bola

2. apel

3. ikan

4. meja

5. kuda

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

107

LAMPIRAN 7

DIKTE HURUF VOKAL DAN KONSONAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

108

LAMPIRAN 8

1. b...la

2. ...pel

3. ...kan

4. mej...

5. k...da

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

109

LAMPIRAN 9

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIFNama :

Huruf Keterangan Identifikasi

aj

mnocegpibdh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

110

LAMPIRAN 10

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIFNama :Rifki Lazuardi

Keterangan Identifikasi

aSudah hafal, pengucapan huruf sudah jelas.

jmno

Siswa tahu hurufnya, pengucapan jelas tetapii guru harusmenggunakan strateginya dengan mengatakan “lingkaran”.

cSpekulasi. Anak masih sering keliru dengan huruf a.

egpi

Sudah hafal, suara anak sudah jelas.

bSudah hafal, artikulasi kurang jelas, masih terdengar seperti huruf p.

dh

Sudah hafal, bisa menunjuk huruf h, tetapai kalau mengucapkan hurufh seperti huruf a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

111

LAMPIRAN 11

TES KEMAMPUAN DASAR KOGNITIFNama :Fathoni Dewantoko

Huruf Keterangan Identifikasi

aBelum terlalu hafal, pengucapan huruf sudah jelas. Masih sering kelirudengan huruf b.

jmno

Ketika guru mengucapkan “lingkkaran” anak langsung tahu hurufnya,tetapi harus dibantu sedikit oleh guru.

cPengucapan huruf kurang jelas, sering terdengar seperti huruf j.

egpi

Pengucapan jelas, anak tahu hurufnya, tetapi harus dibantu sedikit olehguru.

bSering keliru dengan huruf a. Pengucapan huruf jelas.

dh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

112

HASIL PEKERJAAN RIFKI LAZUARDI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

113

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

114

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

115

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

116

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

117

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

118

HASIL PEKERJAAN FATHONI

DEWANTOKO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

119

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

120

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

121

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

122

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

123

LAMPIRAN 14

T I. ( Data tes Pra menulis)

Kode DataT I. 1ª Siswa sudah dapat membuat garis lurus dan garis lengkung

tetapi harus diberi contoh pada awalnya saja, setelah itu anakdapat mengerjakan sendiri tanpa bentuan. Garis lurus dan garislengkung sudah jelas.

T I. 2ª Siswa masih kesulitan dalam memahami perintah guru. Siswabelum bisa membuat garis lengkung, tangannnya harus dipegangterus selama mengerjakan soal, tetapi pada waktu membuat garislurus anak sudah bisa, hanya saja perlu diberi contoh padaawalnya saja. Garis lurus sudah berbentuk, garis lengkungbelum jelas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

124

LAMPIRAN 15

T II. (Data tes menulis permulaan)Kode Data

T II.1a Dapat menyebutkan huruf vokal a, i, dan o.Dalam menyebutkan huruf konsonan belum lancar. Anakhanya bisa beberapa huruf yaitu: b dan c. Ketikamenyebutkan huruf konsonan artikulasi anak kurang jelasdan masih terbata-bata.

1b Ketika anak menghubungkan titik-titik untuk membentukhuruf anak sudah bisa. Tulisan anak mengikuti titik-titikyang telah disediakan dan sudah rapi. Anak bisamengerjakan semua soal yang diberikan, yaitu huruf e, u,o, i, k, m, n, p.

1c Sudah bisa menyalin huruf a, i, u, e, o. Tulisan anaksudah membentuk huruf dan bisa dibaca, hanya sajauntuk huruf e anak masih kaku dalam membentuk garislengkung, sehingga memerlukan sedikit bantuan. Untukhuruf i anak hanya membentuk garis dan tidak memberitanda titik.

1d Konsonan b, c, d, f, g, k, m, n, p. Huruf konsonan fbelum rapi, kurang bisa terbaca seringkali seperti huruf t.Huruf b masih sering keliru, sehingga ketika menulishuruf b masih terlihat seperti angka 6.

1e Anak dapat menulis kuda, kaki, buku, bumi, toni. Hurufsudah jelas dan bisa dibaca.

1f Untuk beberapa huruf anak sudah bisa, tetapi guru harusmenggunakan trik tertentu agar anak bisa mengingatbentuk hurufnya. Ketika akan menulis huruf a gurumengucapkan ‘lengkung garis ‘, huruf e ‘leeengkung’,huruf i ‘garis titik’, huruf u ‘garis belok naik’, huruf o‘lingkaran’. Anak seringkali masih salah dan guru harusmemberikan sedikit bantuan.

1g Anak belum terlalu hafal bentuk-bentuk huruf, tetapikalau menghafal huruf dari a-z anak sudah hafal. Ketikaakan menulis beberapa huruf konsonan seperti f, k, m, n,s, c, g, t anak belum bisa, tetapi untuk beberapa hurufkonsonan anak sudah bisa tetapi ketika akan menulisharus memerlukan bantuan misalnya untuk huruf b guruakan mengatakan ‘garis perut’, huruf p ‘garis adakepalanya di atas ‘

1h …………………………………………………….T II. 2a Dapat menyebutkan huruf vokal a.

Dapat menyebutkan huruf konsonan b.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

125

Catatan : Anak sudah bisa menghafal haruf dari a-z tetapiuntuk menunjukkan huruf anak belum bisa. Membedakanhuruf a da b masih bingung. Saat ini anak baru sampaipada identifikasi huruf a dan b.

2b Huruf yang ditulis masih banyak yang salah dan tidakmengikuti titik-titik yang disediakan. Huruf i tidak diberititik, hanya garis saja. Huruf e, u, dan a belum terbentuk.Huruf o sudah terbentuk dan bisa dibaca tetapi penulisantidak rapiCatatan: anak memiliki kelainan pada matanya sehinggapenglihatan anak terganggu. Ketika anak tidak dibantuguru dalam menghubungkan titik-titik, anak hanyamencoret-coret soal yang diberikan sehingga hurufnyatidak terbentuk.

2c Sudah bisa menyalin huruf meskipun memerlukanbeberapa kali bantuan dari guru dan tulisan harus dihapusberulang-ulang karena huruf tidak terbentuk. Ketikamenulis huruf e dan a bentuk hurufnya hampir sama,sehingga seringkali huruf e terbaca a dan huruf a terbacae. Dalam menulis huruf i anak tidak memberi tanda titik,hanya membuat garis panjang saja sehingga nampakseperti huruf l.

2d Huruf konsonan b, c, d, f, g, k, m, n, p. Huruf b seringterbaca angka 6 karena antara b dan angka 6 bentuknyasama. Huruf d banyak yang salah, masih banyak yangmenyerupai huruf a karena tidak diberi garis ke atas.Huruf m sudah bisa dibaca, meskipun penulisan kurangrapi. Huruf n banyak yang salah, huruf masih menyerupaihuruf o dan r. Huruf p, d, k, g sudah benar.Catatan: anak masih memerlukan beberapa bantuan darigurunya.

2e Sudah bisa menyalin tetapi harus dibantu oleh guru.2f ………………………………………………………….

2g …………………………………………………………… 2h …………………………………………………………..

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

126

LAMPIRAN 16

Tahapperkembangan

Tahap perkembanganmenulis permulaan Kiki.

Tahap perkembanganmenulis permulaan Tony.

Tahap satu Anak belajar duduk dan kontakmata dengan guru, kemudianmemegang benda baru diajaribagaimana memegang pensilyang benar. Setelah itu anakbelajar mencoret-coret dalambentuk apapun yang pentinganak bisa mencoret. Setelahbisa mencoret kemudianmenebalkan titik-titik sehinggamembentuk garis vertikal,horizontal, lengkung, danlingkaran

Pertama kali anak belajarmemegang pensil, karenaanak belum bisa memegangpensil dengan benar.

Tahap dua Anak mulai menghubungkantitik-titik untuk membentukhuruf.

----------------------------------

Tahap tiga Anak belajar mengenali huruf-huruf yang telah ia tebalkantersebut dengan caramembacanya berulang-ulang.Huruf pertama yang diajarkanadalah semua huruf vokal,baru setelah anak menguasaihuruf vokal anak akan belajarhuruf konsonan.

anak membedakan bentuk-bentuk huruf vokal a, i, u, e,o.

Tahap empat Menyalin huruf vokal. menulis huruf vokal a, i, u,e, dan o sambil membacahurufnya secara berulang-ulang.

Tahap lima Menyalin huruf konsonan. Selanjutnya setelah semuahuruf vokal selesaidipelajari, kemudian mulaibelajar huruf konsonan.

Tahap enam Dikte huruf vokal. --------------------------------Tahap tujuh Dikte huruf konsonan. --------------------------------

Tahap delapan Menulis suku kata. Anak menuliskan katasambil membacanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

127

LAPORAN PERKEMBANGAN

RIFKI LAZUARDI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

128

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

129

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

130

LAPORAN PERKEMBANGAN

FATHONI DEWANTOKO

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

131

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

132

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

133

BUKU CATATAN

SISWA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

134

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

135

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

136

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

137

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

138

LAMPIRAN 21

TRANSKIP WAWANCARA GURU 1

Saya mengajar di SLB ini sudah 5 tahun sejak sekolah ini berdiriyaitu awal Januari 2003. sekolah ini termasuk sekolah yayasan anakautis. Saya mempunyai keahlian khusus dalam mengajar sekolah luarbiasa, karena kebetulan saya adalah lulusan pendidikan luar biasaPGLB, jadi saya mempunya bekal tersendiri untuk mengajar anak luarbisa. Tetapi kalau untuk anak autis belum ada pendidikan khususnya,karena sekolah untuk anak autis adalah sekolah yang baru di Indonesia.Pendidikan yang diajarkan di sekolah ini sama dengan pendidikan yangdiajarkan disekolah-sekolah luar biasa lainnya, meliputi bahasaIndonesia, matematika, agama, musik, Komputer, Musik, Olahraga, dll.Untuk mata pelajaran bahasa indonesia yang diajarkan di sekolah inimeliputi : membaca, menulis, berbicara, dan menyimak.

Khusus untuk mata pelajaan menulis ada tahapan tersendiri dalampengajarannya, karena anak tidak bisa kalau belajar secara tiba-tiba.Agar anak autis berkembang maka anak autis harus diajar secara terus-menerus, sinkron, teratur dan terstruktur. Misalnya: hari ini anak belajarkata, besok juga harus belajar hal yang sama supaya anak tidak lupa.Pelajaran yang diberikan untuk anak autis harus terus menerus, tidaklangsung berhenti begitu saja, harus diulang secara terusmenerus.pembelajaran bagi anak autis berlangsung lama, tetapi yangpenting bukan waktunya lama atau tidak, yang penting adalahpenguasaannya.

Perkembangan belajar untuk Kiki cukup lambat, pertama kali Kikimasuk Kiki belum dapat bebicara, kemudian di sekolah ini mulai diajariberbicara. Pertama kali mengucapkan huruf a, setelah huruf a bisakemudian disambung dengan konsonan. Misal: apa, papa, mama.Pembelajaran awal yang penting vokal, setelah itu baru disusul dengankonsonan.

Setelah itu anak mulai diajari untuk menulis. Anak harus belajardari awal, dari tingkatan yang paling rendah sampai pada anak bisamenulis mandiri. Mengajari Kiki memang dibutuhkan tenaga dan waktuyang sangat ekstra karena pada waktu pertama kali Kiki masuk sekolahini masih awam, belum tahu apa-apa. Tahap pertama yang dilakukanadalah pertama kali mengajari anak duduk dan kontak mata denganguru, kemudian memegang benda baru diajari bagaimana memegangpensil yang benar (xi).. Setelah itu anak saya ajari mencoret-coret dalambentuk apapun yang penting anak bisa mencoret dan sudah mulaimenyukai menulis (xi). Setelah bisa mencoret kemudian menebalkantitik-titik sehingga membentuk garis vertikal, horizontal, lengkung, danlingkaran (xi). Setelah bisa menghubungkan titik-titik untuk membentukgaris, anak mulai menghubungkan titik-titik untuk membentuk huruf(xii). Anak kemudian belajar mengenali huruf-huruf yang telah ia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

139

tebalkan tersebut dengan cara membacanya berulang-ulang. Hurufpertama yang diajarkan adalah semua huruf vokal, baru setelah anakmenguasai huruf vokal anak akan belajar huruf konsonan. Setiap harianak akan belajar menghafal semua huruf abjad sebelum anak tersebutbelajar menulis, hal itu dilakukan supaya anak dapat menghafal nama-nama huruf denagn urut (xiii).

Tahap selanjutnya adalah anak mencontoh praktek langsung.Misal: untuk menulis huruf a anak harus diberi contoh pada waktu awalpenulisan dengan dipegangi tangannya (difromt) dahulu, untuk hurufselanjutnya anak akan bisa dengan sendirinya, yang penting pada waktuawal akan menulis diberi contoh dulu. Huruf yang ditulis pertama kalihuruf vokal dulu (xiv), baru huruf konsonan (xv). Tiap guru mempunyaitrik tersendiri agar anak hafal bentuk huruf. Untuk Kiki ini huruf a harusdiberi kode lengkung garis, huruf u diberi kode garis belok naik, huruf odiberi kode lingkaran, huruf e diberi kode leengkung, huruf i diberi kodegaris titik. Yang lucu dari Kiki ini adalah dia hafal urutan semua hurufabjad dari a-z, tetapi kalau disuruh menunjukkan huruf a yang mana, byang mana, c yang mana dia kurang begitu bisa. Tetapi kalau sayamenyebut ’garis titik’ anak bisa mengerti kalau yang saya maksudadalah huruf i, anak langsung bisa menyebutkannya. Huruf vokal iahafal semua, tetapi untuk huruf e, kiki masih susah menuliskannya kalautidak dibantu, karena untuk menuliskan huruf yang banyak lengkungnyabelum bisa. Setelah semua huruf vokal sudah, kemudian anak saya ajariuntuk menulis huruf konsonan, tetapi tidak semua konsonan sayaajarkan, karena anak akan bingung kalau huruf yang harus dihafalterlalu banyak. Kiki hanya bisa menuliskan beberapa huruf konsonan,yaitu, b, p, dan m. Huruf b saya sering menyebutnya garis ada perutnya.P garis ada kepalanya (xvi). Mungkin ini dikarenakan anak autiscenderung kognitifnya kurang, jadi anak ini bisa menghafal karenakebiasaan yang diulang-ulang. Nah, setelah itu anak mulai diajarkanuntuk menulis suku kata (xvii), kalau kalimat anak belum bisa, karenahurufnya terlalu banyak.

Dari kesekian tahap ini yang paling sulit dan paling lama adalahpada waktu menebalkan dalam bentuk lengkung-lengkung. Karenatangan anak masih kaku untuk digerakkan. Kalau membuat garis tinggalmencoret saja sudah jadi garis, tetapi untuk membuat garis lengkungmemerlukan koordinasi mata, pikiran, dan tangan. Makanya Kikidulunya susah untuk menulis huruf yang banyak lengkungannya sepertihuruf e, o, dan lain sebagainya. Jadi harus diulang-ulang agar anakterbiasa. Sekarang kiki sedang belajar menulis kata.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 140: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

140

LAMPIRAN 22

TRANSKIP WAWANCARA GURU 2.

Wawancara yang kedua dilakukan kepada ibu Diah Damayanti, guru yangmengampu fathoni Dewantoko.

Saya baru 3 tahun bekerja disini, sebenarnya saya bukan darilulusan pendidikan Luar Biasa. Pada awal saya masuk di sekolah inikarena saya bisa berenang, dan saya disisni khusus untuk mengajarirenang anak. Jadi ketika saya mengajar agak kaget juga karena sayabelum terbiasa. Saya seringkali emosi ketika mengajari Tony.Dibutukan tenaga dan kesabaran ekstra ketika saya harus mengajariTony. Dia itu agak susah dalam menerima pelajaran, kemampuankognitifnya rendah sekali. Tony ini paling senang belajar olah raga danmusik, untuk pelajaran lain seperti membaca, menulis, berbicara, agamadia kurang senang. Tetapi kalau berbicara dia sudah agak lumayan,karena anak dapat berbicara jelas. Anak ini tidak mengalami kesulitandalam pengucapan, kelainan anak ini hanya pada matanya.

Ketika belajar membaca suara anak terdengar jelas, anak bisamenirukan huruf-huruf yang saya bacakan. Tetapi kalau urusanpelajaran menulis, wah benar-benar dibutuhkan kesabaran yang ekstra.Tony menghafal huruf abjad dari a-f lancar, selanjutnya perlu dituntun.Anak hafal huruf asal menghafalnya tidak dibalik-balik, harus urut.Kalau hurufnya dibalik-balik dia akan bingung meskipun dituntun.Meskipun anak bisa menghafal huruf tetapi anak sampai saat ini belumbisa membedakan bentuk huruf . Antara huruf a dan b anak masihkesulitan. Anak belum tahu konsep huruf dan angka. Seringkali ketikaakan menulis huruf anak menuliskan angka-angka.

Pertama kali anak belajar menulis pada awalnya adalah belajarmemegang pensil, karena anak belum bisa memegang pensil denganbenar (xi). Setelah itu saya mengajarkan anak membedakan bentuk-bentuk huruf, baru kemudian anak mulai saya ajarkan menulis. Untuklatihan menulis pertama kali, Tony tidak saya ajarkan menebalkanhuruf, karena anak mengalami kelainan pada matanya, jadi anak tidakdapat melihat garis dengan lurus. Dia tidak bisa menghubungkan titik-titik yang tersedia. Saya pernah mencoba membuat titik-titik, tetapi anaktidak bisa, anak hanya mencoret-coret saja. untuk latihan awal Tonysaya kenalkan pada bentuk-bentuk huruf vokal a, i, u, e, o (xii). Sambilbelajar menulis anak saya biasakan untuk belajar membaca hurufnya.Anak saya ajari membaca huruf itu berulang-ulang baru kemudian sayaajari bagaimana menuliskannya. Sewaktu akan menuliskan huruf, anaktidak bisa sama sekali. Saya harus membantu memegang tangan anaksewaktu menulis. Huruf pertama yang saya ajarkan adalah huruf a,setelah itu, i, dan seterusnya (xiii). Selanjutnya setelah semua hurufvokal selesai dipelajari, kemudian mulai belajar huruf konsonan (xiv).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 141: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

141

Anak sudah saya kenalkan pada semua bentuk huruf, baik vokalmaupun konsonan. Tetapi untuk penulisan huruf konsonan belum semuahuruf saya ajarkan, baru beberapa huruf saja yang saya ajarkan. Sayamemilih huruf yang menurut saya tidak terlalu susah untuk tony. Tonytermasuk susah dalam belajar menulis, tangannya masih kaku, dan sayaberkali-kali harus memberikan bantuan ketika anak akan menulis.

Dalam menulis Tony harus diberi perhatian yang ekstra. Tiap akanmenulis saya harus membuatkan kotak-kotak maupun lingkaran, danwarnanya harus jelas, ini digunakan karena tony kalau tanpa bantuanlingkaran maupun kotak-kotak tidak akan bisa menulis dengan lurus,karena matanya mengalami kelainan. Tulisan anak akan melencengkemana-mama. Meskipun diberi garis atau kotak, tulisan anak masihsering melenceng kemana-mana kalau guru tidak memberikan arahan.

Setelah anak mulai terbiasa dengan menulis anak langsung sayaajarkan menuliskan kata sambil membacanya (xv). Untuk dikte karenakemampuan kognitif anak sangat rendah anak belum bisa. Jadi setelahanak belajar menulis huruf vokal dan konsonan saya mengajarkan anakmenulis kata.

Seringkali saya harus mengulang pelajaran dari awal, mulai darimembedakan huruf, kemudian menulis huruf vokal dan konsonan, barukemudian menulis kata. Karena anak seringkali lupa bagaimana caranyamenulis huruf. Jadi sya harus mengajarinya dari awal, dan saya harusmemberikan bantuan kepada anak dalam menulis yaitu dengan caramemegang tangannya. Menurut saya mungkin saja anak ini kalau sudahmempelajari sesuatu yang baru, dan huruf-huruf lain yang telahdipelajari dan jarang ditulis anak akan lupa bagaimana menuliskannnyameskipun hanya menyalin.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 142: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

142

LAMPIRAN 23

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 143: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

143

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 144: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

144

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 145: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

145

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 146: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

146

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 147: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

147

LAMPIRAN 24

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 148: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

148

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 149: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

149

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 150: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

150

LAMPIRAN 25

33. Mata Pelajaran Bahasa Indonesia untuk Sekolah Dasar Luar Biasa

Tunarungu (SDLB – B)

A. Latar Belakang

Bahasa memiliki peran sentral dalam perkembangan intelektual, sosial, danemosional peserta didik dan merupakan penunjang keberhasian dalammempelajari semua bidang studi. Pembelajaran bahasa diharapkan membantupeserta didik mengenal dirinya, budayanya, dan budaya orang lain,mengemukakan gagasan dan perasaan, berpartisipasi dalam masyarakan yangmenggunakan bahasa tersebut dan menemukan serta menggunakankemampuan analitis dan imaginatif yang ada dalam dirinya.

Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan kemampuanpeserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa Indonesia dengan baik danbenar, baik secara lisan maupun tulis, serta menumbuhkan apresiasi terhadaphasil karya kesastraan manusia Indonesia.

Standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia merupakan kualifikasikemampuan minimal peserta didik yang menggambarkan penguasaanpengetahuan, keterampilan berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dansastra Indonesia. Standar kompetensi ini merupakan dasar bagi peserta didikuntuk memahami dan merespon situasi lokal, regional, nasional, dan global.

Dengan standar kompetensi mata pelajaran Bahasa Indonesia SDLB-B inidiharapkan:1. peserta didik dapat mengembangkan potensinya sesuai dengan

kemampuan, kebutuhan, dan minatnya, serta dapat menumbuhkanpenghargaan terhadap hasil karya dan hasil intelektual bangsa sendiri;

2. guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi bahasapeserta didik dengan menyediakan berbagai kegiatan berbahasa dansumber belajar;

3. guru lebih mandiri dan leluasa dalam menentukan bahan ajar sesuaidengan kondisi lingkungan sekolah dan kemampuan peserta didiknya;

4. orang tua dan masyarakat dapat secara aktif terlibat dalam pelaksanaanprogram di sekolah;

5. sekolah dapat menyusun program pendidikan sesuai dengan keadaanpeserta didik dan sumber belajar yang tersedia;

6. daerah dapat menentukan bahan dan sumber belajar sesuai dengan kondisidan kekhasan daerah dengan tetap memperhatikan kepentingan nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 151: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

151

B. Tujuan

Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didikmemiliki kemampuan sebagai berikut.1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika yang berlaku,

baik secara lisan maupun tulis2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa

persatuan dan bahasa negara3. Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan

kreatif untuk berbagai tujuan4. Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan

intelektual, serta kematangan emosional dan sosial5. Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,

memperhalus budi pekerti serta meningkatkan pengetahuan dankemampuan berbahasa

6. Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai khazanahbudaya dan intelektual manusia Indonesia.

C. Ruang Lingkup

Ruang lingkup mata pelajaran Bahasa Indonesia mencakup komponenkemampuan berbahasa dan kemampuan bersastra yang meliputi aspek-aspeksebagai berikut.

1. Mendengarkan

2. Berbicara

3. Membaca

4. Menulis.

Pada akhir pendidikan di SDLB – B peserta didik telah membaca sekurang-kurangnya 5 buku sastra dan nonsastra.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 152: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

152

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 153: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

153

D. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar

Kelas I, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Mengenal suara – suarayang ada di sekitar

1.1 Mengidentifikasi ada atau tidak ada suaradengan atau tanpa ABM

1.2 Menanggapi suara-suara di sekitar yangteridentifikasi dengan berbagai reaksi

Berbicara/berisyarat

2. Memperkenalkan dirisendiri, dan fungsi anggotatubuh serta benda-benda disekitar

2.1 Melakukan percakapan tentang dirisendiri dengan kalimat sederhana danbahasa yang santun dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan /atau isyarat

2.2 Menyapa orang lain dengan menggunakankalimat sapaan yang tepat dan bahasa yangsantun dengan bahasa Indonesia yang baikdan benar secara lisan dan/atau isyarat

2.3 Melakukan percakapan tentang, nama danfungsi anggota tubuh, serta benda-benda disekitar dengan kalimat sederhana denganbahasa Indonesia yang baik dan benarsecara lisan dan /atau isyarat

Membaca

3. Menirukan kata, dan kalimatsederhana

3.1 Membaca beberapa kata sederhana.

3.2 Membaca kalimat sederhana

Menulis

4. Menampilkan tulisanpermulaan

4.1 Menjiplak berbagai bentuk gambar,lingkaran, dan bentuk huruf

4.2 Mencontoh tulisan, kata, atau kalimatsederhana dari buku atau papan tulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 154: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

154

dengan benar

4.3 Menyalin bacaan hasil percakapan

Kelas I, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Mengenal suara rabananatau kata – kata yangdiucapkan

5.1 Mengidentifikasi ada atau tidak ada suararabanan atau kata-kata yang diucapkan

5.2 Menirukan rabanan atau kata-kata yangdiperdengarkan

Berbicara /berisyarat

6. Mengidentifikasi isi gambartunggal atau seri, denganpercakapan sederhana

6.1 Melakukan percakapan dari gambar tunggalatau gambar seri sederhana dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara dan /atauisyarat

6.2 Melakukan percakapan sederhana tentang dirikalimat dan kosakata yang sudah dikuasaidengan bahasa Indonesia yang baik dan benarsecara lisan dan/atau isyarat

Membaca

7. Memahami bacaan hasilpercakapan

7.1 Membaca bacaan sederhana yang terdiri atas3-5 kalimat

7.2 Menjawab pertanyaan dari bacaan yangdibacanya

Menulis

8. Menampilkan kalimat danbacaan sederhana

8.1 Menulis kalimat sederhana denganmenggunakan huruf tegak bersambung yangbenar dan rapi

8.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 155: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

155

guru

8.3 Menyalin bacaan sederhana dengan tulisantegak bersambung

Kelas II, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Mengenal suara atauucapan kata-kata

1.1 Menyimak ada atau tidak ada suara dari kataatau kalimat sederhana dengan atau tanpa ABM

1.2 Menirukan ucapan kata-kata atau kalimat yangdiperdengarkan

Berbicara/berisyarat

2. Mendemontrasikanpertanyaan dan cerita

2.1 Bertanya/menanyakan sesuatu kepada orang laindengan pilihan kata yang tepat dan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisan dan/atau isyarat

2.2 Menceritakan kegiatan sehari-hari denganbahasa Indonesia yang baik dan benar secaralisan dan /atau isyarat

Membaca

3. Memahami bacaan (10-15kalimat)

3.1 Membaca bacaan pendek (10-15 kalimat) isinya

3.2 Menjawab pertanyaan dari bacaan yangdibacanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 156: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

156

Menulis

4. Menampilkan ceritasederhana yang didiktekanguru

4.1 Melengkapi cerita sederhana dengan kata yangtepat

4.2 Menulis kalimat sederhana yang didiktekan gurudengan huruf tegak bersambung memperhatikan

Kelas II, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Mengenal suara panggilannama-nama siswa

5.1 Menyimak ada atau tidak ada suara daripanggilan siswa untuk anak yang memakaiABM atau anak tanpan ABM

5.2 Memberikan reaksi bila namanya dipanggil

Berbicara/berisyarat

6. Mendemontrasikan tentangalam dan cerita anak

6.1 Melakukan percakapan tentang tumbuhanatau binatang di sekitar dengan kalimat yangmudah dipahami orang lain secara lisandan/atau isyarat

6.2 Menceritakan kembali cerita anak yang dibacadengan kata-kata sendiri Indonesia yang baikdan benar secara lisan dan/atau isyarat

Membaca

7. Memahami bacaan 7.1 Membaca bacaan singkat dengan lancar

7.2 Membaca dalam hati bacaan agak panjang(20-25 kalimat)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 157: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

157

Menulis

8. Menampilkan deskripsisederhana dan menyalinbacaan

8.1 Menulis deskripsi sederhana tentang tumbuhanatau binatang di sekitar dengan kalimatsederhana

8.2 Menyalin bacaan dengan huruf tegakbersambung

Kelas III, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Memahami kalimat yang disampaikan

1.1 Membaca kalimat –kalimat yang diucapkanuntuk anak yang memakai ABM atau anak tanpaABM

1.2 Menirukan ucapan kalimat – kalimat yangdiperdengarkan dengan intonasi yang benar

Berbicara/berisyarat

2 Mendemontrasikanpengalaman , sesuatu hal,seseorang dan tanggapansecara sederhana

2.1 Melakukan percakapan tentang pengalamannyadan pengalaman teman dengan bahasa Indonesiayang baik dan benar secara lisan dan/atau isyarat

2.2 Melakukan percakapan tentang sesuatu denganbahasa Indonesia yang baik dan benar secaralisan dan/atau isyarat

2.3 Mendeskripsikan benda atau seseorangberdasarkan ciri-cirinya dengan bahasa yangmudah dipahami orang lain dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

2.4 Memberikan tanggapan dan saran sederhanaterhadap suatu masalah dengan kalimat yangruntut dan pilihan kata yang tepat dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

Membaca

3. Memahami bacaan 3.1 Membaca teknik dengan teks bacaan (sekitar 10-15 kalimat ) dengan memperhatikan tanda baca

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 158: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

158

3.2 Membaca intensif teks (100- 150 kata)

3.3 Menceritakan kembali isi teks

Menulis

4. Menampilkan karangansederhana dan cerita anak

4.1 Menulis karangan sederhana berdasarkan gambarseri dengan pilihan kata dan kalimat yang tepat( ejaan, huruf kapital, dan tanda baca)

4.2 Melengkapi cerita anak berdasarkan gambar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 159: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

159

Kelas III, Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Memahami berbagai jeniskalimat yang diucapkan

5.1 Menyimak ada atau tidak ada suara dariberbagai jenis kalimat yang diucapkan

5.2 Menanggapi kalimat – kalimat yang didengardengan reaksi yang tepat

6.1 Melakukan percakapan melalui telepon dengankalimat ringkas secara ekspresif dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

Berbicara/berisyarat

6. Mendemontrasikanpercakapan dan peristiwa

6.2 Menceritakan peristiwa yang pernah dialami,dilihat, atau didengar

6.3 Menanggapi peristiwa secara ekspresif denganbahasa Indonesia yang baik dan benar secaralisan dan/atau isyarat

Membaca

7. Mengenal teks dan puisi 7.1 Membaca intensif teks agak panjang (sekitar150-200 kata)

7.2 Meringkas isi teks bacaan.

7.3 Membaca puisi sangat sederhana dengan lafal,intonasi, dan ekspresi yang tepat

Menulis

8. Menampilkan karangan danpuisi

8.1 Menulis karangan tentang berbagai topiksederhana dengan penggunaan ejaan yang tepat

8.2 Menulis puisi berdasarkan gambar denganpilihan kata yang tepat

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 160: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

160

Kelas IV, Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Menganalis bacaan pendek 1.1 Menunjukkan kalimat yang sedang dibacakan

1.2 Menunjukkan alinea yang sedang dibacakan

Berbicara/berisyarat

2. Mendeskripsikan tempatsesuai denah dan petunjuk

2.1 Menunjukkan tempat sesuai dengan denah ataugambar dengan kalimat yang runtut denganbahasa Indonesia yang baik dan benar secaralisan dan/atau isyarat

2.2 Menjelaskan petunjuk penggunaan suatu alatdengan bahasa Indonesia yang baik dan benarsecara lisan dan/atau isyarat

Membaca

3. Menganalisis petunjukpemakaian,kamus/ensiklopedi, denah,dan teks

3.1 Membaca petunjuk pemakaian sesuatu dalamtanya jawab

3.2 Membaca memindai kamus/ensiklopedi untukinformasi secara tepat

3.3 Membaca denah dengan bahasa yang mudahdimengerti

3.4 Membaca teks bacaan agak panjang (150-200kata)

Menulis

4. Menampilkan bacaan dansurat untuk teman

4.1 Melengkapi bacaan dari percakapan yangbelum selesai dengan penggunaan ejaan yangtepat

4.2 Melengkapi pada bagian awal, tengah, atau akhircerita yang hilang (rumpang) dengankata/kalimat yang tepat sehingga menjadi ceritayang padu

4.3 Menulis surat untuk teman sebaya tentangpengalaman atau cita-cita dengan bahasa yangkomunikatif

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 161: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

161

Kelas IV Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Menerapkan bacaan agakpanjang

5.1 Menunjukkan kalimat di mana bacaan ituberhenti dibacakan

5.2 Meneruskan bacaan dari pembaca sebelumnyadalam satu wacana

Berbicara/berisyarat

6. Mendeskripsikan masalahdan percakapan aktual

6.1 Mempercakapkan masalah – masalah actualyang terjadi di sekitar dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

6.2 Menuliskan hasil percakapan masalah actualyang terjadi di sekitar dengan tanda baca yangbenar

Membaca

7. Memahami paragraf,pengumuman dan pantun

7.1 Membaca intensif kalimat utama pada tiapparagraf

7.2 Membaca pengumuman dengan lafal danintonasi yang tepat

7.3 Membaca pantun anak secara berbalasandengan lafal dan intonasi yang tepat

Menulis

8. Menampilkan paragraf danpengumuman

8.1 Menyusun paragraf berdasarkan bahan yangtersedia dengan penggunaan ejaan yang tepat

8.2 Menulis pengumuman dengan bahasa yangkomunikati

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 162: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

162

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 163: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

163

Kelas V Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Menyimak pengumuman 1.1 Memperhatikan pengumuman menyampaikankembali isinya

1.2 Menanggapi pengumuman dengan berbagaireaksi

Berbicara/berisyarat

2. Memahami suatu persoalanmelalui berwawancarasederhana dengan bahasayang komunikatif secaralisan dan/atau isyarat

2.1 Menanggapi suatu persoalan atau peristiwa

2.2 Memberikan saran pemecahannya denganmemperhatikaan pilihan kata dan santunberbahasa dengan bahasa Indonesia yang baikdan benar secara lisan dan/atau isyarat

2.3 Berwawancara sederhana dengan narasumber(petani, pedagang, nelayan, karyawan, dll)

2.4 Melaporkan hasil wawancara dengan bahasaIndonesia yang baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

Membaca

3. Memahami tekspercakapan, dan puisi

3.1 Membaca teks percakapan dengan lafal danintonasi yang tepat

3.2 Menceritakan kembali isi percakapan dalambeberapa kalimat dengan kata-kata sendiri

3.3 Membaca bacaan

3.4 Menjawab pertanyaan dengan benar

3.5 Membaca puisi dengan lafal dan intonasi yangtepat serta menjelaskan isinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 164: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

164

Menulis

4. Menampilkan karangan,surat undangan dan laporanserta memerankan tokoh

4.1 Menulis karangan berdasarkan pengalamandengan sistematika dan penggunaan ejaanyang tepat

4.2 Menulis surat undangan (ulang tahun, acaraagama, kegiatan sekolah, kenaikan kelas, dll)dengan kalimat efektif

4.3 Menulis laporan pengamatan atau kunjunganberdasarkan tahapan (catatan, konsep awal,perbaikan, final) dengan penggunaan ejaanyang tepat

4.4 Menulis dialog yang komunikatif

4.5 Memerankan teks dialog yang dibuat

Kelas V Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Memahami cerita peristiwadan cerita sederhana

5.1 Menyimak cerita tentang peristiwa yangterjadi di sekitar

5.2 Menanggapi cerita dengan berbagai reaksi

Berbicara/berisyarat

6. Mendeskripsikan pendapattentang persoalan faktualdan drama pendek

6.1 Memberikan pendapat tentang persoalan yangfaktual dengan bahasa Indonesia yang baik danbenar

6.2 Memerankan drama pendek dengan lafal,intonasi, dan ekspresi yang tepat

Membaca

7. Memahami dua teks, dancerita anak

7.1 Membaca dua teks

7.2 Membandingkan isi dua teks

7.3 Membaca memindai secara cepat dari berbagaiteks khusus (buku petunjuk telepon, jadwalperjalanan, daftar susunan acara, daftar menu,dll)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 165: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

165

7.4 Membaca cerita anak

7.5 Menjawab pertanyaan tentang isi cerita

Menulis

8. Menganalisis isi buku,poster, dan puisi bebas

8.1 Meringkas isi buku yang dipilih sendiridengan penggunaan ejaan yang tepat

8.2 Membuat poster dengan bahasa yangkomunikatif

8.3 Menulis puisi bebas dengan pilihan kata yangtepat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 166: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

166

Kelas VI Semester 1

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

1. Memahami bacaan teks 1.1 Meperhatikan suatu teks yang sedangdibacakan

1.2 Mengucapkan kembali teks

Berbicara/berisyarat

2. Menampilkan informasidari media, Cetak atauelektronik

2.1 Menyampaikan pesan/informasi yangdiperoleh dari berbagai media dengan bahasayang runtut, baik dan benar secara lisandan/atau isyarat

2.2 Menanggapi sesuatu disertai alasan denganbahasa yang santun, secara lisan dan/atauisyarat

2.3 Menceritakan hasil pengamatan/kunjungandengan bahasa runtut, baik dan benar secaralisan dan/atau isyarat

2.4 Memerankan tokoh-tokoh berdasarkan ceritayang dibaca dengan ekspresi yang sesuai

Membaca

3. Menganalisis laporan danteks dalam kolom khusus

3.1 Membaca intensif laporan hasil pengamatan/kunjungan

3.2 Membahas isi dan penyajiannya

3.3 Membaca sekilas informasi dalamkolom/rubrik khusus (majalah anak, koran,dll)

3.4 Memberikan tanggapan dalam bentukpertanyaan atau saran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 167: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

167

Menulis

4. Menampilkan berbagaijenis formulir, ringkasan,bacaan,dan hasilpercakapan

4.1 Mengisi formulir (pendaftaran, kartu anggota,wesel pos , kartu pos, daftar riwayat hidup,transfer antarbank ,dll) dengan benar

4.2 Membuat ringkasan dari buku yang dibaca.

4.3 Menulis bacaan hasil percakapan tentangberbagai topik dengan penggunaan ejaan yangtepat

Kelas VI Semester 2

Standar Kompetensi Kompetensi Dasar

Mendengarkan/menyimak

5. Memahami pembacaanberita

5.1 Memperhatikan suatu berita sederhana yangada di sekitar

5.2 Menanggapi suatu berita dengan berbagaireaksi

Berbicara/berisyarat

6. Mendemontrasikan pidato,laporan isi buku, dan puisikarya sendiri

6.1 Berpidato untuk berbagai keperluan (acaraperpisahan, perayaan ulang tahun, dll) denganlafal, intonasi, dengan ekspresi yang tepatsecara lisan dan/atau isyarat

6.2 Melaporkan isi buku yang dibaca (judul,pengarang, jumlah halaman, dan isi) dengankalimat yang runtut, yang baik dan benarsecara lisan dan/atau isyarat

6.3 Membaca puisi karya sendiri dengan ekspresiyang tepat.

6.4 Menjelaskan isi puisi dengan bahasa Indonesiayang baik dan benar secara lisan dan/atauisyarat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 168: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJImenebalkan huruf, tahap identifikasi huruf, tahap menyalin huruf vokal, tahap menyalin huruf konsonan, tahap dikte huruf vokal, tahap dikte

168

Membaca

7. Memahami teks bacaandrama. drama

7.1 Membaca intensif suatu teks

7.2 Menemukan makna yang tersirat dalam teks

7.3 Membaca teks drama anak-anak

7.4 Mempercakapkan berbagai unsur teks drama(tokoh, sifat, latar, tema, jalan cerita, atauamanat)

Menulis

8. Mengkontruksi naskahpidato, dan surat

8.1 Menulis naskah pidato (perpisahan, ulangtahun, perayaan sekolah, dll) dengan bahasayang komunikatif dan santun sertamemperhatikan penggunaan ejaan

8.2 Menulis surat dengan memperhatikan pilihankata sesuai dengan orang yang dituju

E. Arah pengembangan

Standar kompetensi dan kompetensi dasar menjadi arah dan landasan untukmengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran, dan indikatorpencapaian kompetensi untuk penilaian. Dalam rancang kegiatanpembelajaran dan penilaian perlu memperhatikan Standar Proses dan StandarPenilaian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI