122
i HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR, DAN NILAI MATA KULIAH PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN PADA GURU PRAKTIKAN Studi Kasus : Mahasiswa Peserta PPL II, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Fransisca Ria Candrasa NIM : 031334060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

i

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR, DAN NILAI MATA KULIAH

PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

PADA GURU PRAKTIKAN

Studi Kasus : Mahasiswa Peserta PPL II, Program Studi Pendidikan

Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

S K R I P S I

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Akuntansi

Oleh :

Fransisca Ria Candrasa NIM : 031334060

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

iv

PERSEMBAHAN

Kupersembahkan karya ini untuk :

Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Ayahanda dan Ibunda Warsino,

Debanku terkasih , Sanmathu tersayang dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

v

MOTTO

Hidup ini seperti air yang mengalir, ketika sudah mengalir, jangan terhanyut dalam derasnya aliran itu…

Kebahagiaan Sejati datangnya selalu berasal dari Ketulusan Hati, Keikhlasan dan Kemauan untuk Tetap Terus Maju dan

Berjuang

Jangan Pernah Takut.....

Kalau Kamu Ingin Maju dan Berhasil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

vii

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Mahakasih yang telah

memberikan perlindungan dan bimbinganNya kepada penulis dalam penyusunan

skripsi ini hingga selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program

Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

berbagi masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bapak Paulus Kuswandono, S. Pd., M. Ed selaku Wakil Rektor III yang

telah memberikan kesempatan, dukungan, waktu dan semangatnya untuk

segera menyelesaikan studi kepada penulis.

2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

3. Bapak L. Saptono, S. Pd., M. Si, selaku Ketua Program Studi

Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

4. Bapak Ignatius Bondan S, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang

telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan

bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

5. Bapak S. Widanarto P, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah

bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik

dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

6. Ibu Natalina Premastuti, S. Pd, selaku Dosen Penguji yang telah

memberikan waktu, saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

7. Staf Pengajar Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

viii

8. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi

Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi ini.

9. Eyang Projobanowo dan Mbah Mukinem yang telah mendukung penulis

lewat doa dan dukungannya dalam perjuangan penyelesaian skripsi ini

(Tuhan Memberkati….. )

10. Pakde Albertus Subandrio yang telah banyak membantu penulis dalam

perjuangan penyelesaian skripsi ini (I Love You, Debandku…)

11. Papa, Mama, Nonong, Aam dan Keluarga Besar Warsino, atas doa,

semangat dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

ini.

12. Dejat dan Keluarga, Bude Sil sekeluarga, Mbak Lenny dan keluarga,

Mbak Nining family, serta keponakan-keponakanku tercinta, yang telah

banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

13. Mami Lusy Laksita, Lady in Red, tidak ada sesuatu yang indah, tanpa

adanya kasih sayang dan perhatian tulus yang selalu kau tawarkan… (ta

tunggu MCnya yaa mam… )

14. My Lovely Sanmathu, yang selalu mengajarkan penulis akan

kebahagiaan sejati dan kesederhanaan hidup melalui ketulusan sebuah

hati (kutepati janjiku, san… I always missing you ☺ )

15. Nadine sekeluarga, Yoyo n Iwan, Mama Brevi n Papa Deavid, Siwi n

Mas Hery, Uke, Tari, Wita n sahabat-sahabatku terkasih… (Thengkyu

banget untuk semuanya… Tetap Semangat, yaa!! )

16. Romo Gogon, Frater John, Frater Bamz, Frater Budi, Frater Agam,

Frater Didik, volunteer Pingit dan Frater-frater Jesuits (trimakasih untuk

pengalaman hidup yang sangat mengesankan…GBU )

17. Wulan (thanks a lot, say…), Adel kriting (semangatt…!!), Suster Yekti

(kemana aja, Ter?), Septi, Anez, Tiara, Siska, Yiska, Wawan, Santi n

semua temen PAK B Angkatan 2003 plus Romo Hiro, Amel, Nia, Deta,

Yayik, Benny, Merli, Titis juga semua temen-temen PAK A (maju terus

pantang mundur…)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

ix

18. Teman-teman PPL periode Januari-Mei 2007, terimakasih untuk

perhatian, dukungan dan semangatnya untuk penulis.

19. Nining n Uur, Ningsih, Pipit, Rini, Yuyun dan teman-teman PE angkatan

2003 (hehehe… thanks udah nemenin ngantri yaa…?)

20. Mbak Trisna dan kawan-kawan, Mas Toro, Mbak Nina, Mbak Ria dan

semua kakak-kakak angkatan 2000-2002.

21. Teman-teman Banaran Café n Resto, yang sudah membantu penulis di

setiap malamnya (thanks untuk kerjasamanya ya, prends…☺)

22. Tata, Bertus, Viranty, Aphila, Puput, Antiq, Anas, PJ n all temen-temen

Komunitas Lektor Santo Antonius Kotabaru (ayo isi tugas yang bolong-

bolong lagi…)

23. My lovely childrens at Pingit n Ori II, kalianlah semangat n lilin dalam

keredupan hatiku, I love you all…

24. A 5357 K dan yang pernah duduk di atasnya, yang setia membantu

penulis dalam perjuangan hidup dan penyelesaian skripsi ini.

25. Rental Komputer STM yang setia menemani dan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk menjadi yang utama dan pertama

(thanks pak, bu…)

26. Serta untuk semua teman-teman dan orang-orang yang tidak bisa penulis

tulis satu persatu.

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

x

ABSTRAK

HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DAN NILAI MATA KULIAH

PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

PADA GURU PRAKTIKAN

Fransisca Ria C Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : 1) ada hubungan

positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, 2) ada hubungan positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, dan 3) ada hubungan positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa peserta PPL II periode Februari-Mei 2007 pada bulan Mei – Juni 2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner/angket, dokumentasi dan wawancara. Untuk menjawab permasalahan dalam hipotesis digunakan korelasi tata jenjang atau korelasi rank dari Spearman.

Dari analis data dapat ditarik kesimpulan : 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,484 atau angka probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,541 atau angka probabilitas sebesar 0,001, 3) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,058 atau angka probabilitas sebesar 0,747 yang lebih besar dari 0,05.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xi

ABSTRACT

THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF TEACHER-IN

APPRENTICESHIP, THE ABILITY OF TEACHING-LEARNING IN

INTERACTION, THE GRADES OF PRE-REQUIRED SUBJECTS OF

THE PRACTICE TEACHING PROGRAM (PPL) AND THE TEACHING

COMPETENCE OF TEACHER-IN APPRENTICESHIP

Fransisca Ria Candrasa University of Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

This research whose intended to show 1) the positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, 2) the positive and significant relationship between the ability to do teaching-learning interaction and the teaching competence, 3) the positive and significant relationship between the grades of the pre-required subjects of the practice-teaching program (PPL II) and the teaching competence.

Respondents of this research were students in practice teaching program (PPL II), from February-May 2007 period. The data sampling technique used in this research were questionnaire, interview and documentation. Rank Correlation or Spearman Rank Correlation whose applied to solve the problems.

Conclusions taken from data analysis were 1) there is positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,484) and Probability Value (0,004) which is smaller than 0,05, 2) there is positive and significant relationship between the ability to teaching-learning in interaction and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,541) and Probability Value (0,001), 3) there is positive and significant relationship between the grades of the pre-required subjects of the practice teaching program (PPL II) and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,058) and Probability Value (0,747) which is bigger than 0,05 .

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul ......................................................................................... i

Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................... ii

Halaman Pengesahan .............................................................................. iii

Halaman Persembahan ............................................................................ iv

Motto ....................................................................................................... v

Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi

Kata Pengantar ........................................................................................ vii

Abstrak .................................................................................................... x

Abstract ................................................................................................... xi

Daftar Isi ................................................................................................. xii

Daftar Tabel ............................................................................................ xv

Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi

BAB I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

C. Batasan Masalah ......................................................................... 5

D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan ....................................... 8

1. Pengertian .............................................................................. 8

2. Jenis-jenis Kompetensi Keguruan ......................................... 9

3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan .. 16

B. Sikap Guru Praktikan .................................................................. 19

1. Pengertian Sikap.................................................................... 19

2. Ciri-ciri Sikap ........................................................................ 20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xiii

3. Sikap Guru Praktikan ............................................................ 21

C. Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........................................ 24

1. Interaksi Belajar-Mengajar.................................................... 24

2. Ciri-ciri Interaksi Belajar-Mengajar ...................................... 26

D. Nilai Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II (PPL)........... 26

1. Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II ........................ 26

E. Hubungan Antar Variabel Penelitian .......................................... 28

1. Hubungan Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi

Keguruan ............................................................................... 28

2. Hubungan Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar

dengan Kompetensi Keguruan .............................................. 30

3. Hubungan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan

Kompetensi Keguruan ........................................................... 31

F. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

G. Hipotesis ...................................................................................... 36

BAB III. METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian ............................................................................ 37

B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37

C. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 37

D. Populasi dan Sampel ................................................................... 38

E. Variabel Penelitian dan Operasionalnya ..................................... 39

F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40

G. Pengujian Instrumen.................................................................... 41

1. Uji Validitas .......................................................................... 41

2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 43

H. Teknik Analisis Data ................................................................... 45

1. Deskripsi Data ....................................................................... 45

2. Uji Normalitas ....................................................................... 45

3. Uji Hipotesis ......................................................................... 46

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xiv

BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ............................................................................. 57

B. Analisis Data ............................................................................... 66

C. Pembahasan ................................................................................. 72

BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN

A. Kesimpulan ................................................................................. 77

B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 78

C. Saran ............................................................................................ 79

Daftar Pustaka

Lampiran-lampiran

Riwayat Hidup

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Sikap Guru Praktikan .................................. 39

Tabel 2. Kisi-kisi Variabel Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........ 39

Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II

Guru Praktikan .......................................................................... 39

Tabel 4. Kisi-kisi Variabel Kompetensi Keguruan Guru Praktikan ....... 39

Tabel 5. Penilaian Sikap Guru Praktikan ................................................ 59

Tabel 6. Penilaian Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar .................. 61

Tabel 7. Penilaian Nilai Mata Kuliah Prasyarat Program

Pengalaman Lapangan .............................................................. 63

Tabel 8. Penilaian Kompetensi Keguruan guru Praktikan ...................... 65

Tabel 9. Ringkasan Uji Normalitas ......................................................... 67

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ................................................. 82

Kuesioner ................................................................................................ 83

Uji Validitas

1. Validitas Sikap Guru Praktikan ...................................................... 88

2. Validitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ........................ 89

3. Validitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan .................. 90

Uji Reliabitas

1. Reliabilitas Sikap Guru Praktikan .................................................. 91

2. Reliabilitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar .................... 92

3. Reliabilitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan .............. 93

Uji Normalitas ......................................................................................... 94

Data Mentah

1. Sikap Guru Praktikan ..................................................................... 95

2. Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ....................................... 96

3. Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II ............................................... 97

4. Kompetensi Keguruan .................................................................... 98

Daftar Tabel Distribusi Chi Kuadrat ....................................................... 99

Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 100

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Semakin lama seiring dengan kemajuan suatu negara, masyarakat akan

terus-menerus berkembang dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk

membantu perkembangan itu. Perkembangan berarti meneruskan dan

meningkatkan serta memperbaharui apa yang dimiliki, namun hal ini tidaklah

mudah bagi masyarakat. Pendidikan menjadi instrumen atau alat masyarakat

untuk meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui potensi yang

dimilikinya. Jadi, dunia pendidikan memiliki suatu tantangan yang berat.

Keberadaan guru sebagai salah satu dari unsur pendidikan sangatlah

penting bagi suatu bangsa, terlebih bagi kelangsungan hidup bangsa di tengah

zaman dengan teknologi yang kian canggih dengan segala perubahan serta

pergeseran nilainya. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya,

semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang

sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa

di masa depan tercermin dari potret guru masa kini dan gerak maju dinamika

kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah

masyarakat (Uzman, 1997:5).

Akhir-akhir ini, hampir setiap saat media massa khususnya media

cetak harian dan mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya, berita-

berita itu banyak yang cenderung melecehkan posisi para guru, sedangkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

2

guru nyaris tak mampu membela diri. Hugget (Muhibbin, 2002 : 221)

mencatat sejumlah besar politisi Amerika Serikat yang mengutuk para guru

yang kurang profesional, sedangkan orang tua menuding mereka tidak

kompeten dan malas, kalangan bisnis dan industrialis pun memprotes para

guru karena hasil didikan mereka dianggap tidak bermanfaat. Sementara itu,

wibawa para guru di mata murid-murid pun kian jatuh.

Menurut Sri Mulyani (2000, Desember-Januari), Inspirasi, halaman 7,

kualitas dan profesionalitas guru di Indonesia dewasa ini, pada umumnya

belum memadai. Ada delapan faktor utama penyebab rendahnya kualitas

pendidikan Indonesia, yaitu : (a) manajemen sekolah yang tidak efektif ; (b)

struktur insentif guru yang tidak mendorong guru untuk berkembang secara

optimal; (c) waktu belajar efektif kurang produktif; (d) mayoritas guru kurang

terlatih dalam penguasaan bidang studi dan proses mengajar ; (e) keterbatasan

sumber daya sekolah ; (f) kekurangan buku dan bahan belajar lainnya ; (g)

kurangnya monitoring ; dan (h) hambatan institusional.

Kualitas pendidikan Indonesia yang seharusnya dapat dibentuk secara

bersama-sama ini menjadi masalah dan tugas penting seorang guru yang

sekaligus menjadi pendidik dalam dunia pendidikan. Berdasarkan delapan

faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia seperti yang

dikemukakan di atas, perlu dioptimalkan dengan sikap seorang guru dalam hal

mengatasi waktu belajar efektif yang kurang produktif, keterbatasan sumber

daya sekolah, kekurangan bahan dan peralatan lainnya serta hambatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

3

institusional di sekolah dengan kompetensi keguruan sebagaimana yang

dimiliki seorang guru dalam mengatasi permasalahan tersebut.

Selain itu, untuk mengatasi kurang terlatihnya guru dalam penguasaan

bidang studi dan proses belajar-mengajar, pengawasan terhadap siswa dan

lainnya dapat dibantu dari peran guru (pendidik) dalam hal interaksi belajar

mengajar dan penguasaan ilmu pengetahuan yang didapatnya selama duduk di

bangku perkuliahan. Oleh sebab itu, seorang guru yang berkompeten dapat

diartikan sebagai seorang guru yang mampu untuk melaksanakan kewajiban-

kewajibannya secara bertanggung jawab (profesional) dan layak (Usman,

1997:14).

Namun pada kenyataannya, akhir-akhir ini guru nasibnya selalu berada

sekian tingkat di bawah profesi lainnya. Tidak ada fasilitas, tidak ada hak-hak

istimewa, bahkan gajinya pun pas-pasan untuk hidup sehari-hari. Tidak ada

warga yang membelanya bahkan para guru sendiri merasa tidak perlu

membela dirinya, karena merasa lebih beruntung bisa diangkat sebagai guru

sebab masih banyak tamatan sekolah calon guru yang tidak memiliki

pekerjaan. Itulah potret guru Indonesia yang penuh ironisme (Supeno,

1995:12-13). Selain itu, implikasi dari rendahnya penghasilan guru pun

berpengaruh bagi kualitas pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu,

profesi yang mulia ini menjadi tidak menarik bagi kalangan anak-anak muda,

sehingga sekolah atau lembaga pendidikan calon guru hanya dimasuki oleh

anak-anak yang berintelegensi sedang atau bahkan rendah. Bahkan alumni

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

4

yang memiliki latar belakang disiplin ilmu keguruan pun banyak yang tidak

berminat menjadi guru.

Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan guru-guru yang berkualitas

dan profesional maka Universitas Sanata Dharma (USD) khususnya Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), berusaha untuk mendidik

mahasiswanya menjadi guru (tenaga pendidik) yang profesional. Menurut

Driyarkara, tenaga pendidik adalah tenaga yang berusaha mendewasakan

manusia muda. Oleh karena itu, para calon pendidik harus dipersiapkan

dengan matang agar menjadi pendidik yang bertanggung jawab (Profesional).

Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu

mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan

nilai –nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian secara bertahap lagi

dalam latihan Program Pelatihan Lapangan ( PPL ). Latihan dalam Program

Pengalaman Lapangan dilakukan secara bertahap pula seperti terlihat dalam

tahap-tahap latihan : (1) Latihan Keterampilan terbatas melalui latihan dalam

Pengajaran Mikro (PPL 1) yang berlangsung dalam situasi buatan (simulasi) ;

(2) pengenalan lapangan melalui observasi dan penghayatan langsung

berbagai aspek kehidupan di sekolah; (3) latihan keterampilan secara

terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya untuk berlatih mengerjakan tugas-

tugas mengajar dan non mengajar. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka

penulis bermaksud melakukan penelitian dan mengambil judul tentang

“Hubungan Antara Sikap Guru Praktikan, Kemampuan Interaksi Belajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

5

Mengajar, dan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan Kompetensi

Keguruan pada Guru Praktikan.“

B. Identifikasi Masalah

Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu

mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan

nilai-nilai melalui berbagai mata kuliah. Secara bertahap, latihan PPL

merupakan latihan keterampilan terintegrasi melalui pemberian kesempatan

kepada mahasiswa untuk mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan

secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, maka sikap guru

praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah

prasyarat PPL II akan mempengaruhi kompetensi keguruan pada guru

praktikan PPL.

C. Batasan Masalah

Kemampuan mengajar mahasiswa PPL dipengaruhi oleh banyak

faktor, tetapi penulis membatasi masalah ini hanya berdasarkan sikap guru

praktikan, kemampuan interaksi belajar mengajar, dan nilai mata kuliah

prasyarat PPL II pada kompetensi keguruan.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

6

1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru

praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan?

2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

interaksi belajar mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan?

3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah

prasyarat PPL II guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan?

E. Tujuan penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

adalah sebagai berikut.

1. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap

guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

2. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara

kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada

guru praktikan.

3. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara nilai

mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

7

F. Manfaat Penelitian

1. Menambah kajian mengenai hubungan antara sikap guru praktikan,

kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat

PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL

2. Memberikan sumbangan penelitian mengenai sikap guru praktikan,

kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat

PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL,

mengingat saat ini penelitian tentang hal ini belum terlalu banyak

dilakukan

3. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi perkembangan instansi

dalam hal ini Universitas khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi,

Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan sekaligus bagi

upaya peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya yang

dihasilkannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

8

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

1. Pengertian

Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta)

kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau

memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni

kemampuan atau kecakapan.

Menurut Charles E. Johnson (Usman, 1997:14), Competency as a

rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired

condition. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

Menurut Broke and Stone (Usman, 1997 : 14) kompetensi dimaknai

sebagai “descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to

be entirely meaningful” yang merupakan gambaran hakikat kualitatif dari

perilaku guru yang tampak sangat berarti. Menurut Barlow (Usman,

1997:14) adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of

ateacher to responsibility perform has or her duties appropriately.

Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam

melaksanakan kewajiban – kewajiban secara bertanggung jawab dan

layak. Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

9

kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

melaksanakan profesi keguruannya.

2. Jenis-Jenis Kompetensi Keguruan

Kompetensi Keguruan meliputi kompetensi kepribadian,

kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.

Penjabaran kompetensi keguruan tersebut, akan disampaikan di bawah ini.

a. Kompetensi Pribadi atau Personal

Kompetensi pribadi adalah sikap kepribadian yang mantap dan

patut diteladan (yang harus dimiliki guru) sehingga guru mampu

menjadi sumber identifikasi siswa, sedangkan kompetensi sosial

adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial. Guru dengan

siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan anggota

masyarakat di lingkungannya.

Menurut Samana (1994:35), kompetensi personal sosial meliputi:

menghayati serta mengamalkan nilai hidup ; menunjukkan kejujuran

dan kesediaan bertanggung jawab; berperan menunjukkan

kepemimpinan; bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi;

berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya;

menghargai pribadi orang lain yang berbeda dengan dirinya; ikut

berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial; memiliki mental yang

sehat dan stabil; tampil secara pantas dan rapi; berbuat kreatif dengan

penuh perhitungan; bertindak tepat waktu dalam janji; penyelesaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

10

tugas-tugasnya serta pengembangan; mampu menggunakan waktu

luangnya secara bijaksana dan produktif.

b. Kompetensi Profesional

Kompetensi Profesional adalah pengetahuan yang luas dan dalam

tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoritik yang

tepat serta mampu menggunakannya dalam proses belajar – mengajar

yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru.

Menurut Samana (1994:42), kompetensi profesional meliputi :

menguasai bahan ajar, mampu mengelola proses belajar mengajar;

mampu mengelola kelas; mampu menggunakan media dan sumber

pengajaran, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, menguasai

landasan pendidikan; mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat;

mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; menilai hasil dan

proses belajar yang telah dilaksanakan.

Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru

merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam

menjalankan tugas keguruannya secara profesional. Secara garis besar,

integrasi antara kompetensi kepribadian sosial dengan kompetensi

profesional tampak dalam diagram berikut ini :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

11

Untuk mampu menjalankan kewenangan kompetensi tersebut,

sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki

keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis,

yang meliputi aspek-aspek, sebagai berikut.

a) Kompotensi Kognitif (ranah cipta)

Kompotensi kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai objek

sikap. Komponen kognitif meliputi :

Ilmu pengetahuan kependidikan

Ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu pengetahuan

kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan khusus.

Pengetahuan kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan,

psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya,

sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode

mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu, teknik

evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya.

KOMPETENSI PROFESIONAL

KOMPETENSI

PERSONAL-SOSIAL

Tindak Keguruan : Membimbing, mengajar dan melatih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

12

Ilmu pengetahuan materi bidang studi

Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang

studi yang menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan

oleh guru. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu

hendaknya langsung dikaitkan dengan pengetahuan

kependidikan khusus terutama dengan metodik khusus dan

praktik keguruan.

Jenis kognitif lain yang juga perlu dimiliki seorang guru adalah

kemampuan mentransfer strategi kognitif kepada para siswa

agar dapat belajar secara efisien dan efektif (Lawson dalam

Syah, 231), yaitu mengubah pilihan kebiasaan belajar

(cognitive preference) siswa yang bermotif ekstrinsik menjadi

preferensi kognitif yang bermotif intrinsik.

b) Kompetensi Afektif ( kecakapan ranah rasa )

Kompetensi ranah afektif guru meliputi seluruh fenomena perasaan

dan emosi seperti : cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap

tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan itu

meliputi :

Konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem)

Self-concept atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan

persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan

deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem

(harga diri) guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

13

penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan

prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau

taksiran guru terhadap kualitas dirinya sendiri yang merupakan

bagian dari self-concept.

Guru yang memiliki konsep diri yang tinggi, umumnya

memiliki harga diri yang tinggi pula. Ia mengajak, mendorong

serta membantu dengan sekuat tenaga agar siswanya lebih

maju.

Efikasi diri (self-efficacy) dan efikasi kontekstual (contextual

efficacy)

Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya

sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para

siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan

kompetensi ranah rasa lainnya yang disebut teacher efficacy

atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru dalam

berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia

mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya

sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal

menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan

juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan

ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

14

Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (attitude of self-

acceptance) dan orang lain (others acceptance attitude).

Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self-acceptance

attitude) adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam

berkecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri

berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan

kemampuannya. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini

diiringi dengan rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan

yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh

secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain

(others acceptance attitude).

c) Kompetensi psikomotorik (kecakapan ranah karsa)

Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori, kecakapan

fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Kecakapan fisik umum

direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan

aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang

berlaku. Adapun ranah karsa khusus meliputi ketrampilan-

ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal

(penyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru terutama

ketika mengelola proses belajar mengajar.

Selain kompetensi-kompetensi di atas, adapun salah satu

kompetensi keguruan yang masih harus dimiliki oleh seorang guru

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

15

maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam pelaksanaan

pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan guru

sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau

guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru

(pendidik). Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya

pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains

dan seni mengenai cara mengajar di sekolah (www.wikipedia.com).

Dilihat dari segi etimologinya, istilah pedagogi berasal dari

bahasa Yunani ”paidagagos”, hamba yang menghantar dan mengambil

budak-budak pulang pergi dari sekolah. Istilah ”paida” merujuk kepada

anak-anak, yang menjadikan sebab kenapa sebagian orang cenderung

membedakan antara pedagogi (mengajar anak-anak) dan andragogi

(mengajar orang dewasa). Istilah pedagogi sendiri dalam pendidikan

menurut arti dalam bahasa Yunani, dapat digunakan dengan lebih

meluas dan seringkali keduanya dapat ditukar guna

(www.wikipedia.com).

Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada

lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan

pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di

samping itu, ia pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga

dengan organisasi sekolah, kurikulum sekolah, metode pengajaran,

interaksi belajar-mengajar dan lain sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

16

Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi

adalah sebagai berikut.

1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap

anak didik.

Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok

dengan ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu

harus berbanding dengan ketakberdayaan anak didik.

2. Mengenal anak didiknya

Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus

mampu mengenalnya secara khusus pula.

3. Mau membantu anak didiknya

Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan

bertindak terlalu dominan (mempengaruhi sekali), sehingga ia lupa

akan hal penting dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada

dasarnya ingin menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin

bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan diri sendiri.

Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum mampu untuk itu dan

karena itu perlu bantuan.

3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan

Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial,

kompetensi profesional dan kompetensi pedagogi. Kompetensi personal

adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan (yang harus

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

17

dimiliki guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi siswa.

Kompetensi sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi

sosial guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan

anggota masyarakat di lingkungannya. Kompetensi profesional adalah

pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi)

yang akan diajarkan serta penguasaan metodogis dalam arti memiliki

konsep teoritik yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses

belajar mengajar yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan

pra jabatan guru. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru

nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik).

Dengan demikian, untuk mampu menjalankan kewenangan

personal-sosial, kewenangan pedagogi dan kewenangan profesionalnya,

sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki

keanekaragaman kecapan (competencies) yang bersifat psikologis, yaitu

kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik.

Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam-

macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural.

Keduanya merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan

pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku

kuliah. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam kompetensi kognitif

biasanya dilihat dari kemampuan pemahaman terhadap ilmu

pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

18

Secara konkrit dapat dilihat dari perolehan nilai akademik guru praktikan

dalam proses belajar mengajar (nilai mata kuliah prasyarat PPL II)

Berbeda halnya dengan kompetensi afektif yang bersifat tertutup

dan abstrak yang sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaan dan

emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Self – concept

atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru

terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru

yang bersangkutan. Self-esteem (harga diri) guru dapat diartikan sebagai

tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri

berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian

atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya yang merupakan bagian dari

self-concept.

Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri

dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi

ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa yang disebut

teacher-efficacy catau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru

dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia

mengajar artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai

pengajar profesional bukan hanya dalam menyajikan materi pelajaran di

depan kelas saja melainkan juga dalam hal memanipulasi

(mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu, dan peralatan yang

berhubungan dengan proses belajar mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

19

Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self acceptance attitude)

adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam kencenderungannnya

menilai positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan

penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuan. Sikap penerimaan

terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa kuat terhadap kelebihan dan

kekurangan yang ada pada guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh

secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain (other

acceptance attitude).

Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum

yang direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

umum, jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas

mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tatakrama yang berlaku dan

kecakapan fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan,

ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal ( pernyataan tindakan)

tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses

belajar-mengajar.

B. Sikap Guru Praktikan

1. Pengertian Sikap

Menurut Louis Turstone dan Charles Osgood (Azwar, 1988:3),

sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Formulasinya

sendiri adalah derajat afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan

suatu objek psikologis. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

20

mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung

(unfavorable) objek tersebut.

Menurut Berkowitz (Azwar, 1988 : 4), sikap merupakan suatu

respon evaluatif. Sikap hanya akan ada artinya bila ditampakkan dalam

bentuk pernyataan perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Sikap selalu

dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam kenormalan dan merupakan

respons atau reaksi terhadap rangsangan lingkungan sosial.

Sikap seseorang terhadap suatu objek berperan sebagai perantara

antara responsnya dan objek yang bersangkutan yang diklasifikasikan

dalam tiga macam respons yaitu respons kognitif (respons perseptual dan

pernyataan mengenai apa yang diyakini), respons afektif (syarat simpatetik

dan pernyataan afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons

tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Masing-masing klasifikasi

respons ini berhubungan dengan ketiga komponen sikapnya (Azwar, 1997:

4-8)

2. Ciri-ciri Sikap

Ciri-ciri sikap meliputi :

a) Sikap tidak dibawa sejak lahir

Manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu

terhadap suatu objek. Sikap terbentuk dalam perkembangan individu

yang bersangkutan, oleh karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat

berubah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

21

b) Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap

Sikap terbentuk dalam berhubungan dengan objek-objek tertentu yaitu

melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.

c) Sikap dapat tertuju pada satu objek juga pada sekumpulan objek

Bila seseorang mempunyai sikap negatif pada seseorang, ia pun akan

menunjukkan sifat yang negatif pula kepada kelompok dimana orang

tersebut bergabung di dalamnya.

d) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar

Jika suatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan

seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan dan jika mau

diubah akan memakan waktu yang relatif lama. Demikian pula

sebaliknya.

e) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi

Sikap terhadap suatu objek tertentu akan diikuti oleh perasaan yang

bersifat positif ataupun negatif tergantung kepada objek dan daya

dorong individu.

3. Sikap Guru Praktikan

Di dalam kelas, seorang guru mempunyai peran yang multi.

Menurut Arikunto (1990 : 268-269) seorang guru mempunyai fungsi

sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

22

a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran

Dalam melakukan tugasnya, seorang guru harus mengacu pada tujuan

organisasi, yaitu tujuan sekolah yang merupakan penjabaran dari

tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan acuan tersebut, guru

merancang kegiatannya dengan baik dan rinci mulai dari merumuskan

tujuan khusus, memilih pendekatan atau strategi, memilih metode dan

sarana pencapai, memilih alat untuk mengevaluasi pekerjaannya.

b. Guru sebagai moderator

Guru diharapkan bukan sebagai penyampai materi semata tetapi lebih

sebagai moderator, yaitu pengatur lalu-lintas pembicaraan, jika ada

alur pembicaraan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswanya, maka

gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan siswa tersebut. Selain

itu guru berkewajiban untuk mengarahkan siswanya mengambil

kesimpulan dari pembahasan materi pelajaran.

c. Guru sebagai motivator

Jika guru tidak dapat memberikan motivasi yang memancing kemauan

siswa untuk aktif maka guru itu sendiri yang akan merasakan kesulitan

dalam proses pembelajaran karena siswa akan pasif tanpa inisiatif.

d. Guru sebagai fasilitator

Guru memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat

aktif belajar menurut kemampuannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

23

e. Guru sebagai evaluator

Setiap kegiatan selalu diikuti oleh evaluasi jika orang-orang yang

terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadi peningkatan atas

kegiatannya itu pada masa yang akan datang.

Good dan Brophy (Arikunto, 1990 : 270) berpendapat bahwa sikap

guru yang baik akan terlihat pada tiga hal.

a) Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator :

1) tampak menyukai dirinya (mau bersolek, tidak acuh terhadap

dirinya);

2) merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang

lain;

3) memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal.

b) Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih dan menyenangi

kawan sejawatnya, yang terlihat dari indikator :

1) merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi

pendidikan anak;

2) menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki

seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya;

3) merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif

terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik dan sudah

mengarahkan semua kemampuannya;

4) tidak enggan menerima saran dari kawan guru dan bila perlu tidak

enggan untuk bertanya kepada kawan sejawat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

24

c) Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator :

1) menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik

sehingga perlu perhatian serta pelayanan yang khusus pula;

2) mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri

masing-masing siswa sehingga tidak meremehkan siswa;

3) bersedia menolong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih;

4) mengenal ada dimana siswa berada sehingga guru dapat

menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar.

C. Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

1. Interaksi Belajar Mengajar

Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang saling

berhubungan dan merupakan suatu hubungan yang sifatnya sebab-akibat.

Manusia ingin belajar maka ada orang yang bertugas membantu dalam

mengajar. Dalam hal ini, orang yang melakukan kegiatan belajar disebut

siswa dan orang yang melakukan kegiatan mengajar disebut guru. Belajar

adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

melibatkan proses kognitif (Syah, 1995 : 91). Kegiatan mengajar adalah

kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan

belajar siswa (subjek belajar) untuk memperoleh pengetahuan,

ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku

maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

25

Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan

interaksi dari tenaga pengajar (guru) di satu pihak dengan warga belajar

(siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Dalam

interaksi belajar memandang bahwa siswa adalah subjek belajar dan bukan

objek, sedangkan guru hanyalah sebagai pembina dan pembimbing tidak

diperkenankan untuk mendominasi kegiatan belajar mengajar. Namun

guru diharapkan mampu membantu menciptakan kondisi yang baik serta

memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan

potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar.

Menurut Ober (1971) dalam bukunya Systematic Observation of

teaching an interaction analysis-instructional strategy approach

menuliskan bahwa “An interaction consists of three steps : 1) developing

objective; 2) planning and executing instruction; and 3)measuring and

evaluating result.” Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa interaksi ini

terdiri atas 3 tahapan, yaitu : 1) mengembangkan tujuan; 2) merencanakan

dan melaksanakan instruksi; dan 3) mengukur dan mengevaluasi hasil-

hasil.

Dalam interaksi belajar mengajar terkandung unsur-unsur yang

harus terpenuhi, yaitu : tujuan yang ingin dicapai; bahan (materi) yang

menjadi isi interaksi; siswa yang aktif mengalami; guru yang

melaksanakan; metode untuk mencapai tujuan; situasi yang

memungkinkan PBM berlangsung dengan baik; penilaian terhadap hasil

interaksi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

26

2. Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar

Menurut Edi Suardi (Sardiman, 1997:15-18) ciri-ciri interaksi

belajar mengajar dapat dirinci sebagai berikut : memiliki tujuan, yakni

untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu; ada prosedur

yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; ditandai

dengan suatu penggarapan yang khusus dan adanya aktivitas siswa; guru

berperan sebagai pembimbing; membutuhkan kedisiplinan; ada batas

waktunya; adanya unsur penilaian, yaitu untuk mengetahui apakah tujuan

itu sudah tercapai lewat interaksi belajar mengajar.

D. Nilai Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II (PPL)

1. Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II

Mata kuliah prasyarat adalah mata kuliah yang harus ditempuh /

diikuti terlebih dahulu sebelum mengikuti atau mengambil suatu mata

kuliah tertentu. Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah

mahasiswa yang memenuhi prasyarat-prasyarat yang telah ditentukan oleh

program studi meliputi mata kuliah beberapa kelompok.

a. Telah mengikuti Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) :

1) Pengantar Pendidikan

2) Psikologi Belajar dan Pembelajaran

3) Dasar-dasar Bimbingan Konseling

4) Manajemen Sekolah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

27

b. Telah mengikuti mata kuliah PBM ( Proses Belajar Mengajar)

1) Perencanaan Pengajaran

2) Strategi Pembelajaran Ekonomi

3) Evaluasi Pengajaran

4) Program Pengalaman Lapangan I / Pengajaran Mikro

5) Pengelolaan Kelas

c. Telah mengikuti mata kuliah-mata kuliah bidang studi :

1) Akuntansi Keuangan Dasar 1

2) Akuntansi Keuangan Dasar 2

3) Akuntansi Keuangan Menengah I

4) Akuntansi Keuangan Menengah II

5) Pengantar Bisnis dan Koperasi

6) Pengantar Manajemen

7) Manajemen Pemasaran

8) Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

9) Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro

10) Statistika

11) Hukum Dagang / Perdata

12) Hukum Pajak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

28

E. Hubungan Antar Variabel Penelitian

1. Hubungan Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi Keguruan

Sikap adalah segi respon evaluatif, artinya respons hanya akan

timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya reaksi individual (Azwar 1997 : 9-10). Respons

evaluatif berarti bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya

didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi

kesimpulan terhadap stimulus yang kemudian mengkristal sebagai potensi

reaksi terhadap objek sikap. Ketika seseorang mempunyai sikap yang

positif terhadap suatu profesi maka ia pun ketika memandang atau bahkan

ketika melakukan profesi itu akan berperilaku yang positif pula, demikian

pula jika terjadi sebaliknya.

Terlepas dari itu, pada kompetensi afektif meliputi seluruh

fenomena perasaan dan emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan

orang lain : sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang

merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan (self-concept);

pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri

berdasarkan prestasinya (self-esteem); keyakinan guru terhadap

keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan

kegiatan para siswanya (self-efficacy) yang berhubungan dengan

kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar

dirinya ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap

kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

29

menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan juga dalam hal

memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu dan peralatan

yang berhubungan dengan proses belajar mengajar (teacher efficacy atau

contextual efficacy); kecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya

sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuannya

(self-acceptance attitude) yang diiringi dengan rasa puas terhadap

kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan

berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain

(others acceptance attitude).

Sebuah penelitian yang melibatkan 2043 orang guru dan

mahasiswa calon guru program S1, diperoleh fakta bahwa keyakinan

terhadap kemampuan pribadi guru dan calon guru dalam membangkitkan

minat belajar siswa-siswanya berkolerasi positif dan signifikan dengan

hasil belajar siswa-siswa tersebut. Artinya, responden yang berkeyakinan

bahwa dirinya mampu mengajar dan menyingkirkan segala hambatan

pengajaran efikasi-kontekstual yang ada, telah menimbulkan gairah belajar

para siswa (Syah, 2002:233). Sebaliknya, penelitian yang memakan waktu

dua tahun di Australia itu, membuktikan bahwa guru dan calon guru yang

kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan keguruannya telah

menyebabkan merosotnya prestasi belajar para siswa. Penelitian ini telah

berhasil membuktikan dugaan (hipotesis) bahwa efikasi para mahasiswa

calon guru pada umumnya lebih rendah daripada para guru yang telah

bertugas. Implikasinya ialah bahwa program pendidikan keguruan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

30

(preservice education) masih perlu menambah ”jam terbang” praktik

mengajar kepada para mahasiswa calon guru (Syah, 2002:234).

2. Hubungan Kemampuan Interaksi dengan Kompetensi Keguruan

Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan

interaksi dari tenaga pengajar (guru) di satu pihak dengan warga belajar

(siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Manusia

(siswa) ingin belajar untuk memperoleh perubahan tingkah laku individu

yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

lingkungan yang melibatkan proses kognitif, maka ada orang (guru) yang

bertugas membantu dalam mengajar atau menyediakan kondisi yang

merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa (subjek belajar)

untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum

yang direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas

mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata karma yang berlaku dan

kecakapan fisik khusus yang meliputi ketrampilan-ketrampilan ekspresi

verbal (pernyataan lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan) tertentu

yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar

mengajar.

Dikemukakan oleh Peters, proses dan hasil belajar siswa

bergantung kepada penguasaan mata pelajaran guru dan kemampuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

31

interaksi belajar-mengajarnya (Sudjana, 1989:22). Pendapat ini diperkuat

oleh Hilda Taba (Mouly, 1973:313) yang menyatakan bahwa keefektifan

pengajaran dipengaruhi oleh : (a) karakteristik guru dan siswa, (b) bahan

pelajaran dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran. Jadi,

terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan oleh guru dengan

kompetensi keguruannya.

3. Hubungan Nilai Prasyarat PPL II dengan Kompetensi Keguruan

Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta) yang merupakan

kompetensi utama yang wajib dimiliki setiap calon guru dan guru

professional karena mengandung bermacam-macam pengetahuan baik

yang bersifat deklaratif maupun yang bersifat prosedural yang

dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : ilmu pengetahuan kependidikan

dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.

Ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu : pengetahuan

kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan,

administrasi pendidikan dan seterusnya (tidak langsung berhubungan

dengan program belajar mengajar) dan pengetahuan kependidikan khusus

meliputi metode mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu,

teknik evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya (langsung berhubungan

dengan praktik pengelolaan PBM). Ilmu pengetahuan materi bidang studi

meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran

yang akan diajarkan oleh guru yang seyogyanya dikaitkan langsung

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

32

dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metodik

khusus dan praktik keguruan.

Kompetensi keguruan merupakan hal yang dapat dilatih secara

langsung dalam tahap pendidikan pra jabatan guru yang harus dilatihkan

secara bertahap dan terintegrasi mulai dari pembentukan berbagai unsure

kemampuan, penghayatan sikap dan nilai melalui berbagai mata kuliah

dan kemudian dilanjutkan dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL).

Pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang

memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai

guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan bidang studi

dan pengelolaan proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini, maka penulis

mempunyai asumsi bahwa ada hubungan antara nilai prasyarat PPL

dengan kompetensi mahasiswa yang sudah berpraktik.

F. Kerangka Berpikir

Pembentukan kompetensi keguruan merupakan hasil dari proses yang

bertahap mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan

sikap dan nilai-nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian dalam latihan

PPL dari latihan ketrampilan terbatas (PPL I), pengenalan lapangan dan

latihan ketrampilan secara terintegrasi.

Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial,

kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional. Kompetensi personal

adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan (yang harus dimiliki

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

33

guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi sumber. Kompetensi

sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial guru dengan

siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU, dan anggota masyarakat di

lingkungannya. Kompetensi profesional adalah pengetahuan yang luas dan

dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoritik yang tepat serta

mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar yang dapat dilatih

secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru. Selain itu, untuk mampu

menjalankan kewenangan personal-sosial dan kewenangan profesionalnya,

sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman

kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yaitu kompetensi kognitif,

kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik.

Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam-macam

pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural. Keduanya

merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan pengetahuan bidang studi

yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku kuliah. Ukuran-ukuran yang

digunakan dalam kompetensi kognitif biasanya dilihat dari kemampuan

pemahaman terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan

materi bidang studi. Secara konkret dapat dilihat dari perolehan nilai akademik

siswa dalam proses belajar mengajar (nilai prasyarat PPL).

Pada kompetensi afektif meliputi seluruh fenomena perasaan dan

emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain : sikap dan persepsi

seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

34

guru yang bersangkutan (self-concept); pandangan dan penilaian seorang guru

mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya (self-esteem); keyakinan

guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan

gairah dan kegiatan para siswanya (self-efficacy) yang berhubungan dengan

kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya

ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai

pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di

depan kelas saja, melainkan juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan)

keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses

belajar mengajar (teacher efficacy atau contextual efficacy); kecenderungan

positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas

atas bakat dan kemampuannya (self-acceptance attitude) yang diiringi dengan

rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut.

Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada

orang lain (others acceptance attitude).

Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang

direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan umum

jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar,

sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku dan kecakapan fisik

khusus yang meliputi ketrampilan-ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan

lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru

terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

35

Salah satu kompetensi keguruan yang masih harus dimiliki oleh

seorang guru maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam

pelaksanaan pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan

guru sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru

nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik).

Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya pengajaran dalam

pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains dan seni mengenai cara

mengajar di sekolah (www.wikipedia.com).

Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada

lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan

pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di samping itu, ia

pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga dengan organisasi sekolah,

kurikulum sekolah, metode pengajaran, interaksi belajar-mengajar dan lain

sebagainya.

Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi adalah

sebagai berikut.

1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik.

Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok dengan

ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu harus berbanding

dengan ketakberdayaan anak didik.

2. Mengenal anak didiknya

Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus mampu

mengenalnya secara khusus pula.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

36

3. Mau membantu anak didiknya

Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan bertindak

terlalu dominan (mempengaruhi sekali), sehingga ia lupa akan hal penting

dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada dasarnya ingin menjadi

dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin bertanggungjawab sendiri, dan

ingin menentukan diri sendiri. Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum

mampu untuk itu dan karena itu perlu bantuan.

Jika diilustrasikan dalam gambar, maka model penelitian ini adalah

sebagai berikut :

G. Hipotesis

Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

1. Terdapat hubungan yang positif antara sikap guru praktikan dengan

kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

2. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan interaksi belajar-

mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

3. Terdapat hubungan yang positif antara nilai mata kuliah prasyarat PPL

II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

Sikap guru Praktikan

Kemampuan Interaksi Belajar

Mengajar

Nilai mata kuliah Prasyarat PPL II

Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

37

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam

penelitian :

1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha

mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya hanya bersifat

sekedar mengungkapkan fakta.

2. Studi Kasus, yaitu penelitian terhadap subjek tertentu dengan cara

mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan subjek penelitian.

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Mrican -

Yogyakarta

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2007

C. Subyek dan Obyek Penelitian

1. Subyek Penelitian

Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru praktikan PPL periode

Februari-Mei 2007 Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

38

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta

2. Obyek Penelitian

Obyek penelitian ini adalah sikap guru praktikan, kemampuan interaksi

belajar-mengajar, nilai mata kuliah prasyarat PPL II dan kompetensi

keguruan pada guru praktikan.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi Penelitian

Populasi adalah sekumpulan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan

oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

2003:55). Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka populasi dalam

penelitian ini adalah mahasiswa peserta PPL II Universitas Sanata Dharma

Program Studi Pendidikan Akuntansi periode Februari-Mei 2007 yang

berjumlah 33 orang.

E. Variabel Penelitian dan Operasionalnya

1. Variabel Penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau

faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti. Variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

39

a. Variabel bebas atau independent variable yaitu :

1). Sikap Guru Praktikan

Tabel 1 : Kisi-kisi Variabel Sikap Guru Praktikan

Indikator Nomor Instrumen Kuesioner Afeksi 1, 4, 5, 12, 13, 17, 18, 20 Kognisi 2, 3, 10, 11, 19 Perilaku 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16

2). Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

Tabel 2 : Kisi-kisi Variabel Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

Indikator Nomer Instrumen Kuesioner Verbal 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18

Tindakan 1, 2, 3, 4, 10, 14, 19, 20

3). Nilai mata Kuliah Prasyarat PPL II Guru Praktikan

Tabel 3 : Kisi-kisi Variabel Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II Guru

Praktikan

Indikator Nomor Instrumen Kuesioner Mata Kuliah Dasar Keahlian 1, 2, 3, 4 Proses Belajar Mengajar 5, 6, 7, 8 Bidang Studi 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

18, 19, 20

b. Variabel terikat atau dependent variable

Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

Tabel 4 : Kisi-kisi Variabel Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

Indikator Nomor Instrumen Kuesioner

Personal 1, 7, 8, 10, 11 Sosial 3, 5, 6 Profesional 1, 2, 4, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 20 Pedagogi 14,16, 19

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

40

2. Pengukuran

a. Pengukuran sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-

mengajar guru praktikan dan kompetensi mengajar guru praktikan

menggunakan skala likert dengan memberikan skor 1 sampai dengan 4

pada setiap pertanyaan.

Pengukuran tersebut adalah :

Kriteria Jawaban Skor Positif

Sangat setuju 4

Setuju 3

Tidak Setuju 2

Sangat Tidak Setuju 1

b. Pengukuran nilai mata kuliah prasyarat PPL II dilakukan dengan

menjumlahkan nilai keseluruhan dari mata kuliah prasyarat yang ada,

lalu dibagi dengan jumlah mata kuliah prasyarat atau nilai indeks

prestasi kumulatif nilai prasyarat PPL.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner/angket

Kuesioner/angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan

sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi

dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.

Melalui cara yang dimaksudkan untuk mendapatkan data variabel sikap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

41

guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata

kuliah prasyarat PPL II dan kompetensi keguruan guru praktikan.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan benda-benda tertulis

yang tersedia di kampus guna melengkapi data tentang gambaran umum

kampus Universitas Sanata Dharma.

3. Wawancara

Wawancara adalah metode tanya jawab langsung kepada mahasiswa,

dosen, dan karyawan guna mendapatkan keterangan tambahan tentang

gambaran umum kampus Universitas Sanata Dharma

G. Pengujian Instrumen

1. Uji Validitas

Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1999). Alat ukur

dikatakan valid bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat

sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran.

Validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

validitas isi yang dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,

untuk memilih item yang berkualitas maka perlu dilakukan seleksi item.

Seleksi item dapat diketahui setelah dilakukan uji coba item dan analisis item.

Uji coba item dilakukan pada sekelompok subjek yang memiliki karakteristik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

42

yang relatif mirip dengan subjek yang akan diukur. Sementara itu, analisis

item dilakukan dengan korelasi antara skor item dengan skor total dengan

pendekatan internalconsistency. Teknik yang digunakan adalah korelasi

Product Moment dari Pearson dengan koefisien korelasi rxy (Azwar, 1999).

Kriterium yang digunakan adalah skor total dibandingkan dengan skor setiap

item.

{ }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

−−

−=

2222 )()(

))((

YYNXXN

YXXYNrxy

Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y x = masing-masing variabel bebas y = variabel terikat n = jumlah sampel

Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau

tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

penelitian dikatakan valid.

b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

penelitian dikatakan tidak valid.

Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan komputasi melalui

program SPSS versi 11.5.

Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel sikap

guru praktikan PPL, dari 20 item pernyataan, setelah diujicobakan kepada 25

responden diperoleh harga koefisien korelasi mulai dari 0.366 sampai 0.799.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

43

Dari harga-harga koefisien korelasi tersebut, ternyata semuanya dinyatakan

valid.

Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel

kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan PPL, dari 20 item

pernyataan, setelah diujicobakan kepada 25 responden diperoleh harga

koefisien korelasi mulai dari 0.197 sampai 0.821. Dari harga-harga koefisien

korelasi tersebut, ternyata ada 17 item yang dinyatakan valid yaitu item 2, 3, 4,

5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 19, sedangkan item lainnya

yaitu item 1, 18 dan 20 dinyatakan tidak valid dan untuk selanjutnya ketiga

item tersebut tidak diikutsertakan dalam angket penelitian selanjutnya.

Dalam penelitian ini, untuk variabel bebas nilai mata kuliah prasyarat

PPL, tidak ikut diuji validitas karena hasil yang sudah diperoleh berdasarkan

data dari responden sudah merupakan data yang sebenarnya.

Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel

kompetensi keguruan guru praktikan, dari 20 item pernyataan, setelah

diujicobakan kepada 25 responden diperoleh harga koefisien korelasi mulai

dari 0.267 sampai 0.826. Dari harga-harga koefisien korelasi tersebut, ternyata

semuanya dinyatakan valid.

2. Pengujian Reliabilitas

Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas

menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus Cronbach.-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

44

Alpha. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Cronbach.-Alpha

(Umar,2002 : 125) dengan rumus sebagai berikut.

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−⎥

⎤⎢⎣

⎡−

= ∑2

2

11 1)1( t

b

kkr

σσ

Keterangan :

r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ 2

bσ = jumlah varians butir 2tσ = varians total

Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan komputasi melalui

program SPSS versi 11.5.

Hasil perhitungan reliabilitas diinterpretasikan dengan tingkat

keandalan koefisien korelasi (Arikunto, 1993 : 223) adalah sebagai berikut :

nilai yang terletak antara 0,000-0,199 dianggap mempunyai hubungan yang

sangat rendah, nilai r antara 0,200-0,399 mempunyai hubungan yang rendah,

nilai r antara 0,400-0,599 mempunyai hubungan yang sedang, nilai r antara

0,600-0,799 mempunyai hubungan yang kuat dan nilai r antara 0,800-1,000

mempunyai hubungan yang sangat kuat.

Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan

angket sikap guru praktikan sebesar 0,9116 dengan interpretasi sangat kuat

yang berarti angket sikap guru praktikan memadai untuk dipakai penelitian

sebenarnya.

Dari butir-butir yang sahih sebanyak 17 butir diperoleh hasil keandalan

angket kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan sebesar 0,8967

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

45

dengan interpretasi sangat kuat yang berarti angket kemampuan interaksi guru

praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.

Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan

angket kompetensi keguruan guru praktikan sebesar 0,9056 dengan

interpretasi sangat kuat yang berarti angket kompetensi keguruan guru

praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.

Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang

seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi

yaitu uji normalitas.

H. Teknik Analisis Data

1. Deskripsi Data

Untuk mendeskripsikan sikap guru praktikan, kemampuan interaksi

belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan

kompetensi keguruan pada guru praktikan yang menggunakan Penilaian

acuan Patokan (PAP II)

2. Uji Normalitas

Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi

normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini

sejalan dengan pendapat Sudjana bahwa asumsi normalitas perlu dicek

kebenarannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

46

dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996 : 291). Dalam uji normalitas ini

digunakan rumus chi-kuadrat (Sugiyono, 2002 : 226) , yaitu :

∑⎭⎬⎫

⎩⎨⎧ −

=fn

fhfoX2

2 )(

Keterangan : X2 = chi-kuadrat Fo = frekuensi yang diobservasi Fh = frekuensi yang diharapkan Apabila harga chi-kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan lebih

kecil dari harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5% pada derajat

kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1), maka data dari

variabel tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika harga chi-kuadrat

melalui perhitungan atau observasi lebih besar daripada harga chi-kuadrat

tabel, maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

3. Uji Hipotesis

Analisis kuantitatif yang digunakan antara lain :

a. Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjang,

digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait

dengan hipotesis pertama, kedua, dan hipotesis ketiga, penulis

menggunakan teknik koefisien korelasi rank dari Spearman

(Arikunto, 2006 : 278) dengan rumus sebagai berikut.

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

−−= ∑

)1(61 2

2

nnd

r is

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

47

di = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2

karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

n = banyaknya individu / fenomena yang diberi rank.

Rumusan hipotesisnya :

Ho = tidak ada hubungan (korelasi) antara variabel X dan

variabel Y atau angka korelasi 0

Ha = ada hubungan (korelasi) antara variabel X dan variabel Y

ata angka korelasi tidak 0

Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS versi 11,5. Arah

korelasi dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda +

menunjukkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukkan

korelasi sejajar berlawanan arah (Arikunto, 2006:279).

Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau

”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”.

Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y, atau

”kenaikan nilai X, diikuti penurunan nilai Y”.

Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapa

pun kecilnya indeks korelasi, dapat diartikan bahwa antara kedua

variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar

angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel

yang dikorelasikan.

Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya ρs (=

Rho s), akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5%, dapat diuji

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

48

dengan membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil

komputasi dengan tingkat signifikansi. Apabila angka probabilitas

signifikan di bawah 0,05 (signifikan < 0,05), maka Ho ditolak atau

sebenarnya ada hubungan antara variabel X dan Y, demikian juga

sebaliknya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

49

BAB IV

GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

A. Dari PTPG ke Universitas

Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama

PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP dengan alasan PTPG bukanlah nama

suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata

Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan,

“Mana Universitasnya?”, guna mengatasi persoalan itu, muncul gagasan untuk

membentuk Universitas Katolik Indonesia untuk “melindungi” FKIP Sanata

Dharma. Namun universitas tersebut tidak berwujud dan FKIP Sanata Dharma

tetap berjalan.

Antara tahun 1960-1966 bidang pendidikan ditangani oleh dua

kementerian, yaitu Kementrian Pendidikan Dasar dan Kebudayaan (P&K)

serta Kementerian Perguruan Tinggi dan Ilmu Pengetahuan (PTIP) dan FKIP

berada di bawah PTIP. Setelah itu, P&K mendirikan Institut Pendidikan Guru

(IPG) sehingga terjadilah dualisme. Guna mengatasi hal tersebut, Presiden

Soekarno membentuk IKIP yang merupakan gabungan dari FKIP dan IPG.

Dengan demikian, mulai tanggal 1 September 1965, berdasarkan SK No.

237/B-SWT/U/1965, FKIP Sanata Dharma mengganti nama menjadi IKIP

Sanata Dharma.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

50

Akhirnya untuk menyesuaikan diri dengan tuntutan dan kebutuhan

masyarakat serta kemajuan zaman, tanggal 20 April 1993 sesuai dengan SK

Mendikbud No. 46/ D/O/1993, IKIP Sanata Dharma dikembangkan menjadi

Universitas Sanata Dharma atau lebih dikenal dengan nama USD.

Dengan demikian, IKIP yang dulu merupakan lembaga yang berdiri

sendiri, sekarang merupakan sebuah fakultas dari USD, hanya saja fakultas

yang lain berstatus terdaftar, sedangkan jurusan dan program studi yang

berada dalam FKIP statusnya tetap disamakan sesuai dengan SK Dirjen Dikti

No. 226/Dikti/Kep/1993, tertanggal 10 Mei 1993. Selanjutnya, berdasarkan

peraturan baru, semua program studi di lingkungan FKIP USD telah

terakreditasi sesuai dengan SK Mendikbud No. 78/D.O/1997, tertanggal 17

Nopember 1997.

Semenjak ada perubahan IKIP Sanata Dharma menjadi Universitas

Sanata Dharma pada tahun 1993, Pendidikan Akuntansi (PAK) yang awalnya

berada di bawah jurusan Ilmu Ekonomi terhitung pada saat itu berada di

bawah Program Studi Pendidikan Dunia Usaha, Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial, FKIP. Pada tahun 1996, Pendidikan Akuntansi

dinyatakan TERAKREDITASI berdasarkan surat keputusan yang ditetapkan

oleh Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi tertanggal 11 Agustus 1998.

Tahun 1999, berdasarkan SK Dirjen Dikti No. 143/DIKTI/Kep/1999

Pendidikan Akuntansi berada di bawah Program Studi Pendidikan Ekonomi.

Tahun 2003 kembali Pendidikan Akuntansi dinyatakan TERAKREDITASI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

51

berdasarkan Surat Keputusan Badan Akreditasi Nasional Perguruan Tinggi

No. 05973/Ak-VII-S1-033/USDPDA/ IX/ 2003.

B. Visi dan Misi FKIP

1. Visi

a. Pendidikan yang bersuasanakan cinta kasih dan bercorak humanistik,

yang menghargai martabat manusia, akan menigkatkan pribadi

manusia secara utuh.

b. Hubungan antara pendidikan dan subjek yang ideal adalah hubungan

dialogis, ketika mereka saling menghargai dan membantu untuk

mewujudkan kemanusiaan mereka.

c. Penegakan keadilan dan pelayanan terhadap mereka yang lemah dalam

dunia pendidikan perlu mendapat tekanan.

d. Penyiapan tenaga kependidikan yang profesional, baik dalam bidang

keahlian maupun keguruan, merupakan hal yang penting.

2. Misi

a. Menyiapkan tenaga kependidikan yang profesional, yang bercirikan

hal-hal berikut.

1) berkemampuan tinggi, bermutu, berwawasan luas dan kritis;

2) menguasai bidang studi tertentu sehingga mampu

memanfaatkannya dalam lembaga pendidikan sekolah, luar

sekolah dan lembaga lain yang terkait;

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

52

3) menguasai bidang kependidikan dan dapat menggunakannya dalam

praktik kependidikan yang relevan secara tepat;

4) mampu mengaktualisasikan diri sebagai pribadi maupun sebagai

anggota masyarakat yang bertanggung jawab;

5) bermodal, sosial, adil dan penuh pengabdian.

b. Menyiapkan tenaga kependidikan yang humanistik, yang menghargai

nilai martabat manusia, terutama subjek didik.

c. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menerapkan semangat dialogis

dalam pelaksanaan pendidikan.

d. Menyiapkan tenaga kependidikan yang menghargai dan

mengembangkan kebebasan serta kejujuran akademik dalam proses

pendidikan.

C. Fasilitas

1. Perpustakaan

Perpustakaan Universitas Sanata Dharma menempati gedung

berlantai empat dengan luas kurang lebih 4.000 meter persegi. Sampai

dengan bulan September 2006 perpustakaan ini memiliki koleksi buku

sejumlah 93.062 judul buku dalam 181.253 eksemplar. Koleksi majalah

yang dimiliki majalah lepas dan majalah terjilid masing-masing 212 judul

dan 195 judul termasuk harian berbahasa Inggris. Selain itu perpustakaan

memiliki 12 surat kabar harian dan 4 tabloid. Selain buku, majalah dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

53

surat kabar, perpustakaan ini juga memiliki koleksi jurnal, disket, kaset,

skripsi, tesis serta 639 judul CD.

Kelengkapan koleksi tersebut juga ditunjang oleh tenaga-tenaga

profesional yang telah menjalani pendidikan khusus bidang ilmu

perpustakaan. Dengan demikian, perpustakaan yang dilengkapi dengan

sistem jaringan informasi canggih, local area network (LAN), pengunjung

diberi kebebasan dan kesempatan menemukan informasi sebanyak

mungkin dengan cepat dan efisien. Perpustakaan juga dilengkapi dengan

komputer work station (computer) untuk dapat digunakan mahasiswa dan

dosen dalam menulis karya-karya ilmiahnya.

2. Pusat Komputer

Universitas Sanata Dharma memiliki pusat komputer dengan banyak

workstation di dalamnya. Mahasiswa dan dosen dapat menggunakan

komputer-komputer tersebut untuk mengetik, mengolah data maupun

mengakses data dari internet. Di pusat komputer ini juga ditawarkan

kursus komputer yaitu : apresiasi komputer, MS Word, Ms Excel,

Pemrogaman FOXPRO dan internet.

3. Laboratorium Pendidikan untuk Program Studi Pendidikan

Akuntansi : Pusat Simulasi Bisnis dan Koperasi

Laboratorium Simulasi Bisnis dan Koperasi ini digunakan untuk

praktikum bisnis dan koperasi secara hipotesis (simulasi) bagi mahasiswa

dan peneliti yang dikelola oleh Prodi PAK dan PE. Saat ini laboratorium

ini baru dilengkapi dengan komputer sebagai perangkat kerja dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

54

beberapa modul praktek akuntansi. Selama tahun 2006, kegiatan yang

sudah dilakukan oleh laboratorium ini diawali dengan pengisian SPT 1770

S Wajib Pajak Orang Pribadi bagi karyawan dan dosen Universitas Sanata

Dharma serta pembuatan buku praktik akuntansi untuk Mata Kuliah

Akuntansi Usaha Dagang dan Jasa.

4. Laboratorium Micro Teaching

Laboratorium Micro Teaching digunakan untuk praktik mahasiswa

yang mengikuti mata kuliah Program Pengalaman Lapangan I.

Laboratorium ini diharapkan dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya baik

untuk mahasiswa secara khusus dan para dosen pada umumnya sebelum

mahasiswa dapat terjun langsung ke sekolah secara langsung. Saat ini,

laboratorium micro teaching sudah dilengkapi beberapa media yang

mendukung dosen dan mahasiswa untuk dapat menggunakan media dalam

memperlancar serta mempermudah proses pembelajaran.

5. Tempat Praktik Kependidikan

FKIP punya banyak hubungan dan kerja sama dengan banyak

sekolah dasar dan menengah dari lembaga kependidikan lainnya yang ada

di Yogyakarta dan sekitarnya. Dengan demikian, dari adanya kerja sama

tersebut diharapkan mahasiswa FKIP dapat melaksanakan program

praktik pengalaman lapangan atau Program Pengalaman Lapangan (PPL).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

55

D. Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Program Pengalaman Lapangan adalah suatu program pra-jabatan guru

yang dirancang untuk melatih para calon guru menguasai kecakapan keguruan

secara lengkap dan terintegrasi. Program ini mencakup baik latihan

pembelajaran maupun latihan melaksanakan tugas-tugas kependidikan selain

pembelajaran (latihan non-mengajar). Tahap-tahap latihan pembentukan

kecakapan keguruan tersebut meliputi latihan ketrampilan terbatas dan atau

simulatif (di dalam kampus), latihan pengenalan lapangan, latihan terbimbing

dan latihan ketrampilan keguruan secara mandiri (di sekolah/PPL).

PPL merupakan muara dari seluruh program pendidikan pra-jabatan

guru, oleh karena itu pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa

memperoleh bekal yang memadai dalam bidang yang berkaitan dengan

tugasnya sebagai guru, seperti penguasaan landasan kependidikan,

penguasaan bidang studi dan pengelolaan proses pembelajaran. Tujuan dari

Program Pengalaman Lapangan adalah agar praktikan semakin :

1. mengenal lingkungan sosial sekolah secara cermat dan menyeluruh,

meliputi aspek fisik, tata administratif, tata kurikuler dan kegiatan

pendidikannya;

2. mampu menerapkan berbagai kecakapan keguruan secara menyeluruh dan

terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan guru pamong dan

dosen pembimbing PPL;

3. mampu mengambil manfaat dari pengalamannya ber-PPL agar semakin

menguasai kecakapan keguruan secara profesional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

56

E. Keadaan Peserta Program Pengalaman Lapangan (PPL)

Jumlah Peserta PPL semester genap tahun akademik 2006/2007

Program Studi Pendidikan Akuntansi adalah 33 mahasiswa atau guru

praktikan yang tersebar di 8 sekolah menengah dan kejuruan di Kotamadya

Yogyakarta, Kabupaten Sleman dan Bantul.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

57

BAB V

ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini akan diuraikan mengenai deskripsi data dan analisis data

yang telah diperoleh dari Guru Praktikan PPL Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta yaitu data tentang sikap guru

praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar, nilai mata kuliah prasyarat PPL

II dan kompetensi keguruan pada guru praktikan akan disajikan dalam bentuk

deskripsi per variabel.

Untuk menganalisis ada tidaknya hubungan antara sikap guru praktikan

dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-

mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan dan hubungan antara

nilai mata kuliah prasyarat PPL II secara bersama-sama dengan kompetensi

keguruan pada guru praktikan digunakan metode statistik.

Metode-metode statistik yang digunakan untuk menguji hipotesis tentang

adanya hubungan antara sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-

mengajar, nilai mata kuliah prasyarat PPL II dan kompetensi keguruan pada guru

praktikan serta hipotesis keempat yaitu hipotesis antara sikap guru praktikan,

kemampuan interaksi belajar-mengajar, nilai mata kuliah prasyarat PPL II dan

kompetensi keguruan pada guru praktikan secara bersama-sama dengan

menggunakan teknik analisis korelasi rank dari Spearman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

58

A. Deskripsi Data

1. Sikap Guru Praktikan

Untuk mengetahui penilaian sikap guru praktikan digunakan

pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), (Masidjo, 1995:157) sebagai

berikut.

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria Penilaian

81 – 100 % Sangat Tinggi

66 – 80 % Tinggi

56 – 65 % Cukup

46 – 65 % Kurang

Dibawah 46 % Sangat Kurang

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 20 = 80 dan skor terendah yang

mungkin dicapai 1 x 20 = 20, maka dengan menggunakan penilaian model

PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah

sebagai berikut.

Rumus : Skor = Nilai Terendah + % (skor tertinggi – skor terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi =

= 20 + 81% (80 - 20)

= 68,6 = 69

Batas bawah kategori tinggi =

= 20 + 66% (80 – 20)

= 59,6 = 60

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

59

Batas bawah kategori cukup =

= 20 + 56% (80 – 20)

= 53,6 = 54

Batas bawah kategori kurang =

= 20 + 46% (80 – 20)

= 47,6 = 48

Tabel 5 : Penilaian Sikap Guru Praktikan

Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Penilaian 20 – 47 0 0 % Sangat Kurang 48 – 53 0 0 % Kurang 54 – 59 4 12,12 % Cukup 60 – 68 26 78,79 % Tinggi 69 – 80 3 9,09 % Sangat Tinggi

33 100 %

Dari data induk penelitian variabel sikap guru praktikan,

didapatkan skor tertinggi sebesar 78 dan skor terendah sebesar 56. Dari

data tersebut dapat diperoleh frekuensi relatif penilaian sikap guru

praktikan sebesar 12,12% dengan kategori cukup, 78,79% dengan kategori

tinggi serta 9,09% dengan kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi relatifnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel sikap guru praktikan

PPL Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata Dharma

termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

60

2. Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar

Untuk mengetahui penilaian kemampuan interaksi belajar-

mengajar guru praktikan PPL digunakan pedoman Penilaian Acuan

Patokan (PAP II), (Masidjo, 1995:157), sebagai berikut.

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria Penilaian

81 – 100 % Sangat Tinggi

66 – 80 % Tinggi

56 – 65 % Cukup

46 – 65 % Kurang

Dibawah 46 % Sangat Kurang

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 17 = 68 dan skor terendah yang

mungkin dicapai 1 x 17 = 17, maka dengan menggunakan penilaian model

PAP II skor batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah

sebagai berikut.

Rumus : Skor = Nilai Terendah + % (skor tertinggi – skor terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi =

= 17 + 81% (68 - 17)

= 58,31 = 58

Batas bawah kategori tinggi =

= 17 + 66% (68 – 17)

= 50,66 = 51

Batas bawah kategori cukup =

= 17 + 56% (68 – 17)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

61

= 45,56 = 46

Batas bawah kategori kurang =

= 17 + 46% (68 – 17)

= 40,46 = 40

Tabel 6 : Penilaian Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar

Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Penilaian 17 – 39 0 0 % Sangat Kurang 40 – 45 2 6,06 % Kurang 46 – 50 6 18,18 % Cukup 51 – 57 16 48,48 % Tinggi 58 – 68 10 30,3 % Sangat Tinggi

33 100 %

Dari data induk penelitian variabel kemampuan interaksi guru

praktikan, didapat skor tertinggi 68 dan skor terendah sebesar 45. Dari

data tersebut dapat diperoleh frekuensi relatifnya penilaian kemampuan

interaksi belajar-mengajarnya guru praktikan sebesar 6,06% dengan

kategori kurang, 18,18% dengan kategori cukup, 48,48% dengan kategori

tinggi dan 30,3% dengan kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi relatifnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel kemampuan interaksi

belajar-mengajar guru praktikan PPL Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

62

3. Nilai Mata Kuliah Prasyarat Program Pengalaman Lapangan

Untuk mengetahui penilaian nilai mata kuliah prasyarat guru

praktikan PPL digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II),

(Masidjo, 1995:157), sebagai berikut.

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria Penilaian

81 – 100 % Sangat Tinggi

66 – 80 % Tinggi

56 – 65 % Cukup

46 – 65 % Kurang

Dibawah 46 % Sangat Kurang

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 20 = 80, nilai terendah yang

mungkin dicapai 1 x 20 = 20, maka dengan menggunakan penilaian model

PAP II nilai batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah

sebagai berikut.

Rumus : Skor = Nilai Terendah + % (skor tertinggi – skor terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi =

= 20 + 81% (80 - 20)

= 68,6 = 69

Batas bawah kategori tinggi =

= 20 + 66% (80 – 20)

= 59,6 = 60

Batas bawah kategori cukup =

= 20 + 56% (80 – 20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

63

= 53,6 = 54

Batas bawah kategori kurang =

= 20 + 46% (80 – 20)

= 47,6 = 48

Tabel 7 : Penilaian Nilai Mata Kuliah Prasyarat Program

Pengalaman Lapangan

Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Penilaian 20 – 47 0 0 % Sangat Kurang 48 – 53 1 3,03 % Kurang 54 – 59 7 21,2 % Cukup 60 – 68 19 57,6 % Tinggi 69 – 80 6 18,18 % Sangat Tinggi

33 100 %

Dari data induk penelitian variabel nilai mata kuliah prasyarat guru

praktikan, didapat skor tertinggi 74 dan skor terendah sebesar 51. Dari

data tersebut dapat diperoleh frekuensi relatifnya penilaian nilai mata

kuliah prasyarat guru praktikan sebesar 3,03% dengan kategori kurang,

21,2 % dengan kategori cukup, 57,6% dengan kategori tinggi dan 18,18%

dengan kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi relatifnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel nilai mata kuliah guru

praktikan PPL Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas Sanata

Dharma termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

64

4. Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan

Untuk mengetahui penilaian kompetensi keguruan guru praktikan

PPL digunakan pedoman Penilaian Acuan Patokan (PAP II), ( Masidjo,

1995 : 157), sebagai berikut.

Tingkat Penguasaan Kompetensi Kriteria Penilaian

81 – 100 % Sangat Tinggi

66 – 80 % Tinggi

56 – 65 % Cukup

46 – 65 % Kurang

Dibawah 46 % Sangat Kurang

Skor tertinggi yang mungkin dicapai 4 x 20 = 80, nilai terendah yang

mungkin dicapai 1 x 20 = 20, maka dengan menggunakan penilaian model

PAP II nilai batas bawah untuk masing-masing kategori di atas adalah

sebagai berikut.

Rumus : Skor = Nilai Terendah + % (skor tertinggi – skor terendah)

Batas bawah kategori sangat tinggi =

= 20 + 81% (80 - 20)

= 68,6 = 69

Batas bawah kategori tinggi =

= 20 + 66% (80 – 20)

= 59,6 = 60

Batas bawah kategori cukup =

= 20 + 56% (80 – 20)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

65

= 53,6 = 54

Batas bawah kategori kurang =

= 20 + 46% (80 – 20)

= 47,6 = 48

Tabel 8 : Penilaian Kompetensi Keguruan Guru Praktikan

Skor Frekuensi Frekuensi Relatif Penilaian 20 – 47 0 0 % Sangat Kurang 48 – 53 1 3,03 % Kurang 54 – 59 6 18,18 % Cukup 60 – 68 21 63,63 % Tinggi 69 – 80 5 15,15 % Sangat Tinggi

33 100 %

Dari data induk penelitian variabel kompetensi keguruan guru

praktikan, didapat skor tertinggi 78 dan skor terendah sebesar 51. Dari

data tersebut dapat diperoleh frekuensi relatifnya penilaian kompetensi

keguruan guru praktikan sebesar 3,03% dengan kategori kurang, 18,18%

dengan kategori kurang, 63,63% dengan kategori tinggi dan 15,15%

dengan kategori sangat tinggi.

Berdasarkan hasil perhitungan frekuensi relatifnya, maka dapat

disimpulkan bahwa kecenderungan untuk variabel kompetensi keguruan

pada guru praktikan PPL Program Studi Pendidikan Akuntansi Universitas

Sanata Dharma termasuk dalam kategori tinggi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

66

B. Analisis Data

Untuk membuktikan hubungan antara variabel-variabel yang

berkolerasi dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan digunakan

teknik korelasi tata jenjang. Data yang dikorelasikan adalah data variabel

bebas yang terdiri dari sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-

mengajar guru praktikan dan nilai mata kuliah prasyarat Program

Pengalaman Lapangan II.

Menurut Sugiyono (1999), kriteria untuk melihat adanya hubungan

atau korelasi adalah nilai r atau koefisien korelasi. Nilai r yang terletak

antara 0,000 – 0,199 dianggap mempunyai hubungan yang sangat rendah,

nilai r antara 0,200 – 0,399 mempunyai hubungan yang rendah, nilai r

antara 0,400 – 0,599 mempunyai hubungan yang sedang, nilai r antara

0,600 – 0,799 mempunyai hubungan yang kuat dan nilai r antara 0,800-

1,000 mempunyai hubungan yang sangat kuat. Selanjutnya kriteria

penilaian yang lain adalah nilai t untuk melihat signifikansi hubungan.

Nilai t <0,05 adalah hubungan yang signifikan sedangkan nilai t >0,05

adalah hubungan yang tidak signifikan.

1. Uji Normalitas

Uji Normalitas dilakukan untuk mengetahui kondisi masing-

masing variabel, apakah berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas

ini digunakan analisis chi kuadrat (χ2) dengan taraf signifikan 5 %.

Kriteria pengujian normalitas yaitu jika harga χ2 hitung lebih kecil dari

χ2 dengan derajad kebebasan (db) sama dengan k-1 pada taraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

67

signifikan 5% atau signifikan value > 0.05 berarti distribusi data

normal atau tidak menyimpang dari distribusi normal, demikian pula

sebaliknya.Analisis Chi Kuadrat dilakukan dengan komputasi melalui

program SPSS versi 11.5.

Tabel 9. Ringkasan Uji Normalitas

Variabel Χ2 X tabel Signifikansi Keterangan Sikap 15,788 21,0 0,261 Normal

Interaksi 10,788 26,3 0,822 Normal Prasyarat 7.242 25,0 0,951 Normal

Kompetensi 40,182 23,7 0,000 Tidak Normal

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh harga chi kuadrat

hitung dari variabel sikap guru praktikan sebesar 15,788 dan lebih

kecil dari harga chi kuadrat tabel sebesar 21,0 dengan taraf signifikansi

sebesar 5% dan derajat kebebasan sebesar 13, maka dapat disimpulkan

bahwa distribusi data variabel sikap guru praktikan adalah normal.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh harga chi kuadrat

hitung dari variabel kemampuan interaksi belajar-mengajar guru

praktikan sebesar 10,788 dan lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel

sebesar 26,3 dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan

sebesar 16, maka dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel

kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan adalah normal.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh harga chi kuadrat

hitung dari variabel nilai mata kuliah prasyarat PPL sebesar 7,242 dan

lebih kecil dari harga chi kuadrat tabel sebesar 25,0 dengan taraf

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

68

signifikansi 5% dan derajat kebebasan 15, maka dapat disimpulkan

bahwa distribusi data variabel nilai mata kuliah prasyarat PPL guru

praktikan adalah normal.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh harga chi kuadrat

hitung dari variabel kompetensi keguruan pada guru praktikan sebesar

40,182 dan lebih besar dari harga chi kuadrat tabel sebesar 23,7

dengan taraf signifikansi 5% dan derajat kebebasan sebesar 14 maka

dapat disimpulkan bahwa distribusi data variabel kompetensi keguruan

guru praktikan adalah tidak normal.

2. Uji Hipotesis

a. Hipotesis pertama

Untuk menguji hipotesis pertama yang mengatakan bahwa

”terdapat hubungan yang positif antara sikap guru praktikan

dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL” digunakan

teknik korelasi rank dari Spearman seperti yang telah dibahas pada

bagian metode penelitian.

Berdasarkan pada perhitungan komputasinya, didapat nilai r

hitung menghasilkan angka 0,484 antara sikap guru praktikan

dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang signifikan

pada taraf signifikansi 10%. Angka tersebut menunjukkan nilai

positif atau kuat korelasi antara sikap guru praktikan dengan

kompetensi keguruan guru praktikan, tetapi akan menunjukkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

69

nilai negatif atau lemah korelasi jika menggunakan taraf

signifikansi 5% (di bawah 0,05).

Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya

dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji

apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka

probabilitas dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas

sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan value

<0,05, maka Ho berhasil ditolak yang artinya ada hubungan yang

positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan

kompetensi keguruan pada guru praktikan. Jadi pernyataan yang

menyatakan semakin tinggi sikap guru praktikan, maka semakin

tinggi kompetensi keguruan guru praktikan, diterima.

b. Hipotesis kedua

Untuk menguji hipotesis kedua yang mengatakan bahwa

”terdapat hubungan yang positif antara kemampuan interaksi

belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan

PPL” digunakan teknik korelasi rank dari Spearman seperti yang

telah dibahas pada bagian metode penelitian.

Berdasarkan pada perhitungan komputasinya, didapat nilai r

hitung menghasilkan angka 0,541 antara kemampuan interaksi

belajar-mengajar guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

70

guru praktikan, yang signifikan pada taraf signifikansi 10%. Angka

tersebut menunjukkan nilai positif atau kuat korelasi antara

kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi

keguruan guru praktikan, tetapi negatif atau lemah korelasi jika

menggunakan taraf signifikansi 5%.

Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya

dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji

apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka

probabilitasnya dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas

sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan value

<0,05, maka Ho berhasil ditolak yang artinya ada hubungan yang

positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-

mengajar guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan. Jadi pernyataan yang menyatakan semakin tinggi

kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan, maka

semakin tinggi kompetensi keguruan guru praktikan, diterima.

c. Hipotesis Ketiga

Untuk menguji hipotesis ketiga yang mengatakan bahwa

”terdapat hubungan yang positif antara nilai mata kuliah prasyarat

PPL dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

71

digunakan teknik korelasi rank dari Spearman seperti yang telah

dibahas pada bagian metode penelitian.

Berdasarkan pada perhitungan komputasinya, didapat nilai r

hitung menghasilkan angka -0,058 antara nilai mata kuliah

prasyarat PPL guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada

guru praktikan. Angka tersebut menunjukkan nilai negatif atau

lemah korelasi antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan

kompetensi keguruan guru praktikan pada taraf signifikansi 5%.

Untuk membuktikan penolakan hipotesis, selanjutnya

dilakukan pengujian terhadap koefisien korelasi untuk menguji

apakah nilai r signifikan atau tidak, dengan membandingkan angka

probabilitas dengan taraf signifikansi 5%.

Berdasarkan hasil perhitungannya, diperoleh angka probabilitas

0,747 yang lebih besar dari 0,05 atau signifikan value > 0,05, maka

Ho gagal ditolak yang artinya tidak ada hubungan yang positif dan

signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan

kompetensi keguruan pada guru praktikan. Jadi pernyataan yang

menyatakan semakin tinggi jumlah nilai mata kuliah prasyarat

PPL, maka semakin tinggi kompetensi keguruan guru praktikan,

ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

72

C. Pembahasan

1. Hubungan Antara Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi

Keguruan

Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis pertama yang

menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap

guru praktikan dengan kompetensi keguruan berhasil ditolak, artinya

ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan

dengan kompetensi keguruan. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis

koefisien korelasi hitung yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi

sebesar 0,484 atau angka probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil

dari 0,05 atau signifikan value < 5%. Hal ini berarti kompetensi

keguruan dapat dipengaruhi dari tinggi rendahnya sikap guru praktikan

dalam kegiatan proses belajar-mengajar.

Sikap adalah segi respons evaluatif, artinya respons hanya akan

timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

menghendaki adanya reaksi individual. Kompetensi afektif yang

meliputi seluruh fenomena perasaan dan emosi seseorang terhadap

dirinya sendiri dan orang lain, merupakan sikap dan persepsi seorang

guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian

guru yang bersangkutan (self concept) dan pandangan dan penilaian

seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya (self-

esteem).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

73

Selain itu, keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya

sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya (self

efficacy) yang berhubungan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya

ketika ia mengajar, seorang guru pun diharapkan juga mampu

memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu dan

peralatan yang berhubungan dengan proses belajar-mengajar (teacher

efficacy atau contextual efficacy). Adapun sikap yang dimiliki seorang

guru mengenai kecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya

sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan

kemampuannya (self acceptance attitude) yang nantinya berhubungan

secara psikologis dengan sikap penerimaan terhadap orang lain (others

acceptance attitude).

Dengan demikian, dari hasil analisis tersebut dapat juga dikatakan

bahwa sikap guru praktikan mempunyai hubungan yang positif dan

signifikan dengan kompetetensi keguruan.

2. Hubungan antara Kemampuan Interaksi Belajar-mengajar

dengan Kompetensi Keguruan

Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis kedua yang

menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara

kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan

berhasil ditolak, artinya ada hubungan yang positif dan signifikan

antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

74

keguruan. Pernyataan ini berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi

yang menunjukkan bahwa r korelasi sebesar 0,541 atau angka

probabilitas sebesar 0,001 yang lebih kecil dari taraf signifikansi 5%

atau signifikan value < 5%. Hal ini berarti kompetensi keguruan dapat

dipengaruhi dari tinggi rendahnya kemampuan interaksi belajar-

mengajar dalam kegiatan proses belajar-mengajar.

Interaksi belajar-mengajar mengandung arti adanya kegiatan

interaksi dari tenaga pengajar (guru) di satu pihak dengan warga

belajar (siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak

lain. Kompetensi ranah karsa guru dalam kemampuan interaksi belajar

mengajar guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang direfleksikan

(dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan umum jasmani

guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar,

sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku dan kecakapan

fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan ekspresi verbal

(pernyataan lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan) tertentu yang

direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar.

Dengan demikian, dari hasil analisis tersebut dapat juga dikatakan

bahwa kemampuan interaksi belajar-mengajar mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan dengan kompetensi keguruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

75

3. Hubungan antara Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL dengan

Kompetensi Keguruan

Dari hasil analisis, diketahui bahwa hipotesis ketiga yang

menyatakan ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata

kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan gagal ditolak,

artinya tidak ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai

mata kuliah prasyarat dengan kompetensi keguruan. Pernyataan ini

berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi hitung yang menunjukkan

bahwa r korelasi sebesar -0,583 atau angka probabilitas yang diperoleh

sebesar 0,747 yang lebih besar dari taraf signifikansi 5% atau

signifikan value > 5%. Hal ini berarti kompetensi keguruan tidak dapat

dipengaruhi dari tinngi rendahnya jumlah nilai mata kuliah prasyarat

yang diperoleh oleh guru praktikan.

Kompetensi keguruan merupakan hal yang dapat dilatih secara

langsung dalam tahap pendidikan pra jabatan guru yang harus

dilatihkan secara bertahap dan terintegrasi mulai dari pembentukan

berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan nilai melalui

berbagai mata kuliah dan kemudian dilanjutkan dalam Program

Pengalaman Lapangan (PPL).

Tinggi rendahnya jumlah nilai mata kuliah prasyarat yang

diperoleh oleh guru praktikan, ternyata tidak mempunyai hubungan

yang positif dan signifikan dengan kompetensi keguruan. Dalam hal

ini, dapat juga dikatakan bahwa kompetensi keguruan dapat dilatih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

76

secara tidak langsung berdasarkan ilmu pengetahuan dan wawasan

yang dimiliki seorang guru praktikan di luar bangku perkuliahan,

seperti membaca buku-buku pendidikan, menonton film yang

berhubungan dengan dunia pendidikan dan lain-lain.

Dengan demikian, dari hasil analisis tersebut dapat dikatakan

bahwa nilai mata kuliah prasyarat PPL mempunyai hubungan yang

negatif dengan kompetensi keguruan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

77

BAB VI

KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan data-data hasil penelitian di atas,

maka dapat ditarik kesimpulan bahwa :

1. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru

praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan. Hal ini

dibuktikan berdasarkan hasil analisis koefisien korelasi hitung yang

menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,484 atau angka

probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05 atau signifikan

value < 5%. Hal ini berarti kompetensi keguruan dapat dipengaruhi

dari tinggi rendahnya sikap guru praktikan dalam kegiatan proses

belajar-mengajar.

2. Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemapuan

interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis koefisien

korelasi hitung yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar

0,541 atau angka probabilitas sebesar 0,001 yang lebih kecil dari 0,05

atau signifikan value < 5%. Hal ini berarti kompetensi keguruan dapat

dipengaruhi dari tinggi rendahnya kemampuan interaksi belajar-

mengajar guru praktikan dalam kegiatan proses belajar-mengajar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

78

3. Tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata

kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru

praktikan. Hal ini dibuktikan berdasarkan hasil analisis koefisien

korelasi hitung yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar -

0,058 atau angka probabilitas sebesar 0,747 yang lebih besar dari 0,05

atau signifikan value > 5%. Hal ini berarti kompetensi keguruan tidak

dapat dipengaruhi dari besar kecilnya jumlah nilai mata kuliah

prasyarat PPL II yang diperoleh guru praktikan.

B. Keterbatasan Penelitian

Penulis menyadari bahwa dalam melakukan penelitian dan penyajian

hasil penelitian memiliki keterbatasan dan kelemahan. Beberapa

keterbatasan dan kelemahan yang dihadapi penulis sebagai berikut :

1. Keterbatasan waktu, pengetahuan dan kemampuan penulis serta

terbatasnya jumlah responden menyebabkan semua fakta yang ada

tidak dapat diserap dengan baik.

2. Penulis tidak dapat melacak kebenaran dan kejujuran responden dalam

menjawab kuesioner, namun demikian penulis tetap menggunakan

data yang diperoleh dari responden.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

79

C. Saran

1. Bagi mahasiswa

Sebagai guru praktikan, untuk menyampaikan ilmu atau

pengetahuan yang akan disampaikan kepada peserta didik sebaiknya

lebih menjaga sikapnya dalam proses belajar-mengajar, tidak terpaku

pada ilmu yang didapat dari bangku perkuliahan saja yang nantinya

sangat membantu dalam berinteraksi dengan siswa dalam proses

pembelajaran serta lebih meningkatkan nilai mata kuliahnya yang

diperoleh di bangku perkuliahan.

2. Bagi Universitas

Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas

terutama yang akan berprofesi menjadi seorang pendidik, perlu

memberikan pelatihan dan penyuluhan serta pengontrolan terhadap

hasil studi mahasiswa sebagai prasyarat PPL yang lebih diperketat

lagi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

80

Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi. 1993. Manajemen Penelitian. Jakarta : Rineka Cipta.

________, 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Edisi Revisi.

Jakarta : Rineka Cipta.

Azwar, Saifuddin. 1988. Sikap Manusia. Yogyakarta : Liberty

________, 1999. Sikap Manusia : Teori dan Pengukurannya. Yogyakarta :

Liberty

Joni, Raka T. 1984. Alat Penilaian Kemampuan Guru, Buku I : Rencana

Pengajaran. Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan Lembaga

Kependidikan (P2LPKTK)

________, 1984. Alat Penilaian Kemampuan Guru, Buku II : Prosedur Mengajar.

Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan Lembaga Kependidikan

(P2LPKTK)

________, 1984. Alat Penilaian Kemampuan Guru, Buku III : Hubungan Natar

Pribadi. Jakarta : Proyek Pengembangan Pendidikan Lembaga

Kependidikan (P2LPKTK)

________, 1984. Alat Penilaian Kemampuan Guru. Jakarta : Proyek

Pengembangan Pendidikan Lembaga Kependidikan (P2LPKTK)

Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa di Sekolah. Yogyakarta

: Kanisius

Mouly, George J. 1973. Psychology for Effective Teaching. New York : Rinehart

and Winston INC

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

81

Mulyani, Sri (2000, Januari). “Kualitas dan Profesionalitas Guru di Indonesia.”

Inspirasi (30 Desember 1999)

Ober, Richard L.. 1971. Systematic Observation of Teaching an Interaction

Analysis Instructional Strategi Approach. New Jersey: Prentice-Hall Inc.

Samana, A. 1994. Profesionalisme Keguruan. Yogyakarta : Kanisius

Sudjana. 1996. Metode Penelitian. Bandung : Tarsito

________, 2003. Teknik Analisis Regresi dan Korelasi. Bandung: Tarsito.

________, 1989. Dasar-dasar Proses Belajar-Mengajar. Bandung: CV. Sinar

Baru

Sugiyono. 2002. Statistik Non Parametris: Untuk Penelitian. Bandung : CV.

Alfabeta

Supeno, Hedi. 1995. Potret Guru. Jakarta : Pustaka Sinar Harapan

Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan Suatu Pendekatan Baru Bandung :

PT. Remaja Rosdakarya

Uzman, Uzer Moh. 1997. Menjadi Guru Profesional. Bandung : PT. Remaja

Rosdakarya

www.wikipedia.com. Pengenalan tentang Pedagogi.

www.usd.ac.id. Sejarah, Visi dan Misi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

 

 

 

 

 

 

 

 

 

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

83

KUESIONER

Nama :

Angkatan :

Umur :

Jenis Kelamin :

Tempat Praktik :

Petunjuk Pengisian

Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan sadar

yang sebenarnya, dengan memberi tanda (√) pada bagian jawaban yang telah

tersedia di samping pertanyaan ini dengan alternatif jawaban sebagai berikut :

SS : Sangat Setuju

S : Setuju

TS : Tidak Setuju

STS : Sangat Tidak Setuju

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

84

Kuesioner Sikap Guru Praktikan

No. Butir-butir Kuesioner SS S TS STS 1 Saya ingin menjadi guru karena merasa

senang dan bangga mengajar

2 Profesi guru mempunyai nilai profesionalisme yang sama dengan profesi yang lainnya

3 Profesi guru menuntut pendidikan formal yang panjang dan latihan yang khusus

4 Saya siap dan mampu menerima kritikan dari siswa saya

5 Guru adalah orang tua kedua di sekolah, oleh sebab itu saya harus mencintai para anak didik saya

6 Saya mampu mentransfer dan menularkan nilai-nilai hidup kepada anak didik saya

7 Saya akan bertindak jujur dan disiplin karena merupakan contoh yang baik untuk mendidik siswa secara langsung

8 Saya bertindak demokratis dan tenggang rasa kepada semua siswa

9 Saya mampu responsif terhadap kelas 10 Siswa adalah partner saya dalam PBM 11 Saya menilai siswa berdasarkan faktor yang

memadai

12 Saya cepat beradaptasi dengan kondisi kelas 13 Saya mampu menilai secara objektif 14 Saya selalu memvariasikan gaya mengajar

saya, baik dalam gerak, suara dan intonasi, serta ekspresi muka

15 Saya memberi peluang kepada para siswa berkreasi dan mengajak, mendorong serta membantu siswa agar lebih maju

16 Saya mampu merekayasakan (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu dan peralatan agar mendukung proses belajar mengajar

17 Saya mencintai dan menghargai diri saya sendiri

18 Saya mencintai dan menghargai orang lain 19 Saya membuka diri terhadap perkembangan

ilmu pengetahuan dan teknologi yang ada

20 Saya memiliki sikap yang ramah, bersahabat dan terbuka terhadap setiap siswa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

85

Kuesioner Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar Guru Prakrikan PPL

No. Butir-butir Kuesioner SS S TS STS 1 Saya menyajikan materi yang sesuai dengan

kebutuhan siswa

2 Saya luwes dalam melaksanakan rencana dan selalu berusaha mencari pengajaran yang efektif

3 Pendekatan pengajaran saya lebih problematik sehingga siswa terdorong untuk berpikir

4 Saya menggunakan macam-macam metode yang relevan secara kreatif sesuai materi

5 Saya mampu menjelaskan isi pengajaran secara mendalam dengan mempergunakan bahasa yang sederhana dan mudah dipahami

6 Saya memiliki pengetahuan yang luas agar dapat memberikan informasi yang diperlukan oleh siswa

7 Saya menggunakan humor secar proporsional dalam menciptakan situasi PBM yang menarik

8 Saya menjadikan materi pelajaran menjadi lebih berguna bagi kehidupan nyata siswa

9 Saya mampu berkomunikasi dua arah dengan baik

10 Saya melakukan bimbingan nilai-nilai sosial terhadap siswa saya

11 Saya selalu menanyakan pekerjaan rumah kepada siswa

12 Saya selalu menanyakan persoalan-persoalan siswa di kelas

13 Saya selalu membuat kesepakatan bersama dengan siswa

14 Intensitas pertemuan antara siswa dengan saya akan menciptakan proses belajar mengajar yang lebih baik

15 Saya selalu mengadakan apersepsi sebelum memasuki materi yang baru

16 Saya selalu mengucapkan terima kasih atas apa yang dikerjakan siswa

17 Saya selalu memberikan applause (penguatan) atas prestasi tingkah laku positif siswa

18 Saya menggunakan bahasa lisan secara benar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

86

19 Saya melakukan kontak mata secara merata kepada seluruh kelas dengan sopan

20 Saya melakukan variasi dalam penyajian pengajaran, baik dalam gaya mengajar, pola interaksi dan penggunaan media

NILAI MATA KULIAH PRASYARAT PPL II PRODI PENDIDIKAN AKUNTANSI (PAK)

JPIPS, FKIP, UNIVERSITAS SANATA DHARMA

No. Mata Kuliah Nilai 1 Pengantar Pendidikan 2 Psikologi Belajar dan Pembelajaran 3 Dasar-dasar Bimbingan dan Konseling 4 Manajemen Sekolah 5 Perencanaan Pengajaran 6 Strategi Pembelajaran Ekonomi 7 Evaluasi Pengajaran 8 Program Pengalaman Lapangan I / Pengajaran Mikro 9 Akuntansi Keuangan Dasar I 10 Akuntansi Keuangan Dasar II 11 Akuntansi Keuangan Menengah I 12 Akuntansi Keuangan Menengah II 13 Pengantar Bisnis 14 Pengantar Manajemen 15 Manajemen Pemasaran 16 Pengantar Ilmu Ekonomi Makro 17 Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro 18 Statistika 19 Hukum Dagang / Perdata 20 Hukum Pajak 21 Pengelolaan Kelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

87

Kuesioner Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan PPL

No. Butir-butir Kuesioner SS S TS STS 1 Saya menunjukkan kejujuran dan kesediaan

bertanggung jwab

2 Saya mempersiapkan pengajaran dengan baik, melakukan pengajaran dengan baik dan juga melakukan evaluasi mengenai pelaksanaan pengajaran

3 Saya bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi

4 Saya senantiasa melatih ketrampilan dasar keguruan saya

5 Saya menghargai pribadi orang lain yang berbeda dengan diri saya

6 Saya ikut berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial dalam bidang pendidikan

7 Saya memiliki mental yang sehat dan stabil 8 Saya tampil secara pantas dan rapi di sekolah 9 Saya berbuat kreatif dengan penuh

perhitungan

10 Saya bertindak tepat waktu dalam janji dan penyelesaian tugas-tugas saya

11 Saya mampu menggunakan waktu luang saya secara bijaksana dan produktif

12 Saya menguasai bahan ajar 13 Saya mampu mengelola kelas, interaksi

belajar mengajar dan program belajar mengajar

14 Saya memiliki kewibawaan sebagai seorang guru

15 Saya mampu menggunakan media dan sumber pengajaran dan mengelola

16 Saya mampu mengenal siswa saya secara perseorangan

17 Saya menguasai landasan-landasan kependidikan

18 Saya mengenal fungsi serta program pelayanan bimbingan dan penyuluhan serta administrasi sekolah

19 Saya mau dan mampu membantu anak didik saya

20 Saya memahami prinsip-prinsip penelitian pendidikan dan mampu menafsirkan hasil-hasil penelitian pendidikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

Test Statistics

15.78813

.261

Chi-Squarea

dfAsymp. Sig.

sikap

14 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.4.

a.

Test Statistics

10.78816

.822

Chi-Squarea

dfAsymp. Sig.

Interaksi

17 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 1.9.

a.

Test Statistics

7.24215

.951

Chi-Squarea

dfAsymp. Sig.

Prasyarat

16 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.1.

a.

Test Statistics

40.18214

.000

Chi-Squarea

dfAsymp. Sig.

Kompetensi

15 cells (100.0%) have expected frequencies lessthan 5. The minimum expected cell frequency is 2.2.

a.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

100

RIWAYAT HIDUP

Fransisca Ria Candrasa, lahir di Bandung, 4 Juli 1985 telah menyelesaikan masa

sekolahnya di Bandung. Berbekal ilmu yang didapatkan dari TK dan SD Maria Bintang

Laut (1991-1997), SMP Waringin (1997-2000) dan SMU Santa Maria I (2000-2003), ia

memilih untuk merantau ke Yogyakarta dan melanjutkan studi di Universitas Sanata

Dharma Yogyakarta, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Program Studi Pendidikan

Akuntansi (2003-2007).

Selama menutut ilmu di Universitas Sanata Dharma, ia juga cukup aktif di unit

kemahasiswaan kampus, menjabat kepengurusan di Himpunan Mahasiswa Jurusan Ilmu

Pengetahuan Sosial dan kegiatan Gereja. Pengalaman adalah guru yang paling baik

dan kesempatan yang tidak pernah datang dua kali adalah motto yang ia pegang sampai

sekarang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI