of 122 /122
i HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR, DAN NILAI MATA KULIAH PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN PADA GURU PRAKTIKAN Studi Kasus : Mahasiswa Peserta PPL II, Program Studi Pendidikan Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta S K R I P S I Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Oleh : Fransisca Ria Candrasa NIM : 031334060 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN …repository.usd.ac.id/10062/2/031334060_Full.pdf · HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR,

  • Author
    others

  • View
    4

  • Download
    0

Embed Size (px)

Text of PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI HUBUNGAN...

  • i

    HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

    INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR, DAN NILAI MATA KULIAH

    PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

    PADA GURU PRAKTIKAN

    Studi Kasus : Mahasiswa Peserta PPL II, Program Studi Pendidikan

    Akuntansi, Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

    S K R I P S I

    Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

    Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

    Program Studi Pendidikan Akuntansi

    Oleh :

    Fransisca Ria Candrasa NIM : 031334060

    PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

    YOGYAKARTA 2007

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • iv

    PERSEMBAHAN

    Kupersembahkan karya ini untuk :

    Tuhan Yesus Kristus dan Bunda Maria Ayahanda dan Ibunda Warsino,

    Debanku terkasih , Sanmathu tersayang dan Almamaterku Universitas Sanata Dharma – Yogyakarta

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • v

    MOTTO

    Hidup ini seperti air yang mengalir, ketika sudah mengalir, jangan terhanyut dalam derasnya aliran itu…

    Kebahagiaan Sejati datangnya selalu berasal dari Ketulusan Hati, Keikhlasan dan Kemauan untuk Tetap Terus Maju dan

    Berjuang

    Jangan Pernah Takut.....

    Kalau Kamu Ingin Maju dan Berhasil

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • vii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur kepada Tuhan Yesus Kristus yang Mahakasih yang telah

    memberikan perlindungan dan bimbinganNya kepada penulis dalam penyusunan

    skripsi ini hingga selesai tepat pada waktunya. Skripsi ini ditulis dan diajukan

    untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program

    Studi Pendidikan Akuntansi.

    Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan

    berbagi masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis

    mengucapkan terimakasih yang sedalam-dalamnya kepada :

    1. Bapak Paulus Kuswandono, S. Pd., M. Ed selaku Wakil Rektor III yang

    telah memberikan kesempatan, dukungan, waktu dan semangatnya untuk

    segera menyelesaikan studi kepada penulis.

    2. Bapak Drs. T. Sarkim, M. Ed., Ph. D, selaku Dekan Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    3. Bapak L. Saptono, S. Pd., M. Si, selaku Ketua Program Studi

    Pendidikan Akuntansi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan,

    Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.

    4. Bapak Ignatius Bondan S, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Pembimbing yang

    telah sabar dan bersedia meluangkan waktunya dalam memberikan

    bimbingan, dukungan, kritik dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

    5. Bapak S. Widanarto P, S. Pd., M. Si, selaku Dosen Penguji yang telah

    bersedia meluangkan waktu, memberikan bimbingan, dukungan, kritik

    dan saran untuk kesempurnaan skripsi ini.

    6. Ibu Natalina Premastuti, S. Pd, selaku Dosen Penguji yang telah

    memberikan waktu, saran dan kritik untuk kesempurnaan skripsi ini.

    7. Staf Pengajar Prodi Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan

    tambahan pengetahuan dalam proses perkuliahan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • viii

    8. Mbak Aris dan Pak Wawik selaku tenaga administrasi Program Studi

    Pendidikan Akuntansi yang telah banyak membantu penulis dalam

    penyelesaian skripsi ini.

    9. Eyang Projobanowo dan Mbah Mukinem yang telah mendukung penulis

    lewat doa dan dukungannya dalam perjuangan penyelesaian skripsi ini

    (Tuhan Memberkati….. )

    10. Pakde Albertus Subandrio yang telah banyak membantu penulis dalam

    perjuangan penyelesaian skripsi ini (I Love You, Debandku…)

    11. Papa, Mama, Nonong, Aam dan Keluarga Besar Warsino, atas doa,

    semangat dan dukungannya kepada penulis dalam penyelesaian skripsi

    ini.

    12. Dejat dan Keluarga, Bude Sil sekeluarga, Mbak Lenny dan keluarga,

    Mbak Nining family, serta keponakan-keponakanku tercinta, yang telah

    banyak memberikan dukungan dan semangat kepada penulis.

    13. Mami Lusy Laksita, Lady in Red, tidak ada sesuatu yang indah, tanpa

    adanya kasih sayang dan perhatian tulus yang selalu kau tawarkan… (ta

    tunggu MCnya yaa mam… )

    14. My Lovely Sanmathu, yang selalu mengajarkan penulis akan

    kebahagiaan sejati dan kesederhanaan hidup melalui ketulusan sebuah

    hati (kutepati janjiku, san… I always missing you ☺ )

    15. Nadine sekeluarga, Yoyo n Iwan, Mama Brevi n Papa Deavid, Siwi n

    Mas Hery, Uke, Tari, Wita n sahabat-sahabatku terkasih… (Thengkyu

    banget untuk semuanya… Tetap Semangat, yaa!! )

    16. Romo Gogon, Frater John, Frater Bamz, Frater Budi, Frater Agam,

    Frater Didik, volunteer Pingit dan Frater-frater Jesuits (trimakasih untuk

    pengalaman hidup yang sangat mengesankan…GBU )

    17. Wulan (thanks a lot, say…), Adel kriting (semangatt…!!), Suster Yekti

    (kemana aja, Ter?), Septi, Anez, Tiara, Siska, Yiska, Wawan, Santi n

    semua temen PAK B Angkatan 2003 plus Romo Hiro, Amel, Nia, Deta,

    Yayik, Benny, Merli, Titis juga semua temen-temen PAK A (maju terus

    pantang mundur…)

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • ix

    18. Teman-teman PPL periode Januari-Mei 2007, terimakasih untuk

    perhatian, dukungan dan semangatnya untuk penulis.

    19. Nining n Uur, Ningsih, Pipit, Rini, Yuyun dan teman-teman PE angkatan

    2003 (hehehe… thanks udah nemenin ngantri yaa…?)

    20. Mbak Trisna dan kawan-kawan, Mas Toro, Mbak Nina, Mbak Ria dan

    semua kakak-kakak angkatan 2000-2002.

    21. Teman-teman Banaran Café n Resto, yang sudah membantu penulis di

    setiap malamnya (thanks untuk kerjasamanya ya, prends…☺)

    22. Tata, Bertus, Viranty, Aphila, Puput, Antiq, Anas, PJ n all temen-temen

    Komunitas Lektor Santo Antonius Kotabaru (ayo isi tugas yang bolong-

    bolong lagi…)

    23. My lovely childrens at Pingit n Ori II, kalianlah semangat n lilin dalam

    keredupan hatiku, I love you all…

    24. A 5357 K dan yang pernah duduk di atasnya, yang setia membantu

    penulis dalam perjuangan hidup dan penyelesaian skripsi ini.

    25. Rental Komputer STM yang setia menemani dan memberikan

    kesempatan kepada penulis untuk menjadi yang utama dan pertama

    (thanks pak, bu…)

    26. Serta untuk semua teman-teman dan orang-orang yang tidak bisa penulis

    tulis satu persatu.

    Penulis

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • x

    ABSTRAK

    HUBUNGAN ANTARA SIKAP GURU PRAKTIKAN, KEMAMPUAN

    INTERAKSI BELAJAR-MENGAJAR DAN NILAI MATA KULIAH

    PRASYARAT PPL II DENGAN KOMPETENSI KEGURUAN

    PADA GURU PRAKTIKAN

    Fransisca Ria C Universitas Sanata Dharma

    Yogyakarta 2007

    Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah : 1) ada hubungan

    positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, 2) ada hubungan positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, dan 3) ada hubungan positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

    Penelitian ini dilakukan pada mahasiswa peserta PPL II periode Februari-Mei 2007 pada bulan Mei – Juni 2007. Teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner/angket, dokumentasi dan wawancara. Untuk menjawab permasalahan dalam hipotesis digunakan korelasi tata jenjang atau korelasi rank dari Spearman.

    Dari analis data dapat ditarik kesimpulan : 1) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,484 atau angka probabilitas sebesar 0,004 yang lebih kecil dari 0,05, 2) terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,541 atau angka probabilitas sebesar 0,001, 3) tidak terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah prasyarat PPL dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan, yang menunjukkan bahwa nilai r korelasi sebesar 0,058 atau angka probabilitas sebesar 0,747 yang lebih besar dari 0,05.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xi

    ABSTRACT

    THE RELATIONSHIP BETWEEN THE ATTITUDE OF TEACHER-IN

    APPRENTICESHIP, THE ABILITY OF TEACHING-LEARNING IN

    INTERACTION, THE GRADES OF PRE-REQUIRED SUBJECTS OF

    THE PRACTICE TEACHING PROGRAM (PPL) AND THE TEACHING

    COMPETENCE OF TEACHER-IN APPRENTICESHIP

    Fransisca Ria Candrasa University of Sanata Dharma

    Yogyakarta 2007

    This research whose intended to show 1) the positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, 2) the positive and significant relationship between the ability to do teaching-learning interaction and the teaching competence, 3) the positive and significant relationship between the grades of the pre-required subjects of the practice-teaching program (PPL II) and the teaching competence.

    Respondents of this research were students in practice teaching program (PPL II), from February-May 2007 period. The data sampling technique used in this research were questionnaire, interview and documentation. Rank Correlation or Spearman Rank Correlation whose applied to solve the problems.

    Conclusions taken from data analysis were 1) there is positive and significant relationship between the attitude of teacher-in apprenticeship and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,484) and Probability Value (0,004) which is smaller than 0,05, 2) there is positive and significant relationship between the ability to teaching-learning in interaction and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,541) and Probability Value (0,001), 3) there is positive and significant relationship between the grades of the pre-required subjects of the practice teaching program (PPL II) and the teaching competence, showed by r-Correlation Coefficient (0,058) and Probability Value (0,747) which is bigger than 0,05 .

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xii

    DAFTAR ISI

    Halaman Judul ......................................................................................... i

    Halaman Persetujuan Pembimbing ......................................................... ii

    Halaman Pengesahan .............................................................................. iii

    Halaman Persembahan ............................................................................ iv

    Motto ....................................................................................................... v

    Pernyataan Keaslian Karya ..................................................................... vi

    Kata Pengantar ........................................................................................ vii

    Abstrak .................................................................................................... x

    Abstract ................................................................................................... xi

    Daftar Isi ................................................................................................. xii

    Daftar Tabel ............................................................................................ xv

    Daftar Lampiran ...................................................................................... xvi

    BAB I. PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah .............................................................. 1

    B. Identifikasi Masalah .................................................................... 5

    C. Batasan Masalah ......................................................................... 5

    D. Rumusan Masalah ....................................................................... 5

    E. Tujuan Penelitian ........................................................................ 6

    F. Manfaat Penelitian ...................................................................... 7

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan ....................................... 8

    1. Pengertian .............................................................................. 8

    2. Jenis-jenis Kompetensi Keguruan ......................................... 9

    3. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan .. 16

    B. Sikap Guru Praktikan .................................................................. 19

    1. Pengertian Sikap.................................................................... 19

    2. Ciri-ciri Sikap ........................................................................ 20

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiii

    3. Sikap Guru Praktikan ............................................................ 21

    C. Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........................................ 24

    1. Interaksi Belajar-Mengajar.................................................... 24

    2. Ciri-ciri Interaksi Belajar-Mengajar ...................................... 26

    D. Nilai Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II (PPL)........... 26

    1. Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II ........................ 26

    E. Hubungan Antar Variabel Penelitian .......................................... 28

    1. Hubungan Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi

    Keguruan ............................................................................... 28

    2. Hubungan Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar

    dengan Kompetensi Keguruan .............................................. 30

    3. Hubungan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan

    Kompetensi Keguruan ........................................................... 31

    F. Kerangka Berpikir ....................................................................... 32

    G. Hipotesis ...................................................................................... 36

    BAB III. METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian ............................................................................ 37

    B. Tempat dan Waktu Penelitian ..................................................... 37

    C. Subyek dan Obyek Penelitian ..................................................... 37

    D. Populasi dan Sampel ................................................................... 38

    E. Variabel Penelitian dan Operasionalnya ..................................... 39

    F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................... 40

    G. Pengujian Instrumen.................................................................... 41

    1. Uji Validitas .......................................................................... 41

    2. Uji Reliabilitas ...................................................................... 43

    H. Teknik Analisis Data ................................................................... 45

    1. Deskripsi Data ....................................................................... 45

    2. Uji Normalitas ....................................................................... 45

    3. Uji Hipotesis ......................................................................... 46

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xiv

    BAB IV. GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

    BAB V. ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN

    A. Deskripsi Data ............................................................................. 57

    B. Analisis Data ............................................................................... 66

    C. Pembahasan ................................................................................. 72

    BAB VI. KESIMPULAN, KETERBATASAN PENELITIAN, SARAN

    A. Kesimpulan ................................................................................. 77

    B. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 78

    C. Saran ............................................................................................ 79

    Daftar Pustaka

    Lampiran-lampiran

    Riwayat Hidup

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xv

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kisi-kisi Variabel Sikap Guru Praktikan .................................. 39

    Tabel 2. Kisi-kisi Variabel Kemampuan Interaksi Guru Praktikan ........ 39

    Tabel 3. Kisi-kisi Variabel Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II

    Guru Praktikan .......................................................................... 39

    Tabel 4. Kisi-kisi Variabel Kompetensi Keguruan Guru Praktikan ....... 39

    Tabel 5. Penilaian Sikap Guru Praktikan ................................................ 59

    Tabel 6. Penilaian Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar .................. 61

    Tabel 7. Penilaian Nilai Mata Kuliah Prasyarat Program

    Pengalaman Lapangan .............................................................. 63

    Tabel 8. Penilaian Kompetensi Keguruan guru Praktikan ...................... 65

    Tabel 9. Ringkasan Uji Normalitas ......................................................... 67

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Surat Permohonan Pengisian Kuesioner ................................................. 82

    Kuesioner ................................................................................................ 83

    Uji Validitas

    1. Validitas Sikap Guru Praktikan ...................................................... 88

    2. Validitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ........................ 89

    3. Validitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan .................. 90

    Uji Reliabitas

    1. Reliabilitas Sikap Guru Praktikan .................................................. 91

    2. Reliabilitas Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar .................... 92

    3. Reliabilitas Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan .............. 93

    Uji Normalitas ......................................................................................... 94

    Data Mentah

    1. Sikap Guru Praktikan ..................................................................... 95

    2. Kemampuan Interaksi Belajar-Mengajar ....................................... 96

    3. Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II ............................................... 97

    4. Kompetensi Keguruan .................................................................... 98

    Daftar Tabel Distribusi Chi Kuadrat ....................................................... 99

    Daftar Riwayat Hidup ............................................................................. 100

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Masalah

    Semakin lama seiring dengan kemajuan suatu negara, masyarakat akan

    terus-menerus berkembang dan pendidikan dibutuhkan oleh masyarakat untuk

    membantu perkembangan itu. Perkembangan berarti meneruskan dan

    meningkatkan serta memperbaharui apa yang dimiliki, namun hal ini tidaklah

    mudah bagi masyarakat. Pendidikan menjadi instrumen atau alat masyarakat

    untuk meneruskan dan meningkatkan serta memperbaharui potensi yang

    dimilikinya. Jadi, dunia pendidikan memiliki suatu tantangan yang berat.

    Keberadaan guru sebagai salah satu dari unsur pendidikan sangatlah

    penting bagi suatu bangsa, terlebih bagi kelangsungan hidup bangsa di tengah

    zaman dengan teknologi yang kian canggih dengan segala perubahan serta

    pergeseran nilainya. Semakin akurat para guru melaksanakan fungsinya,

    semakin terjamin, tercipta dan terbinanya kesiapan dan keandalan seseorang

    sebagai manusia pembangunan. Dengan kata lain, potret dan wajah diri bangsa

    di masa depan tercermin dari potret guru masa kini dan gerak maju dinamika

    kehidupan bangsa berbanding lurus dengan citra para guru di tengah

    masyarakat (Uzman, 1997:5).

    Akhir-akhir ini, hampir setiap saat media massa khususnya media

    cetak harian dan mingguan memuat berita tentang guru. Ironisnya, berita-

    berita itu banyak yang cenderung melecehkan posisi para guru, sedangkan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 2

    guru nyaris tak mampu membela diri. Hugget (Muhibbin, 2002 : 221)

    mencatat sejumlah besar politisi Amerika Serikat yang mengutuk para guru

    yang kurang profesional, sedangkan orang tua menuding mereka tidak

    kompeten dan malas, kalangan bisnis dan industrialis pun memprotes para

    guru karena hasil didikan mereka dianggap tidak bermanfaat. Sementara itu,

    wibawa para guru di mata murid-murid pun kian jatuh.

    Menurut Sri Mulyani (2000, Desember-Januari), Inspirasi, halaman 7,

    kualitas dan profesionalitas guru di Indonesia dewasa ini, pada umumnya

    belum memadai. Ada delapan faktor utama penyebab rendahnya kualitas

    pendidikan Indonesia, yaitu : (a) manajemen sekolah yang tidak efektif ; (b)

    struktur insentif guru yang tidak mendorong guru untuk berkembang secara

    optimal; (c) waktu belajar efektif kurang produktif; (d) mayoritas guru kurang

    terlatih dalam penguasaan bidang studi dan proses mengajar ; (e) keterbatasan

    sumber daya sekolah ; (f) kekurangan buku dan bahan belajar lainnya ; (g)

    kurangnya monitoring ; dan (h) hambatan institusional.

    Kualitas pendidikan Indonesia yang seharusnya dapat dibentuk secara

    bersama-sama ini menjadi masalah dan tugas penting seorang guru yang

    sekaligus menjadi pendidik dalam dunia pendidikan. Berdasarkan delapan

    faktor utama penyebab rendahnya kualitas pendidikan Indonesia seperti yang

    dikemukakan di atas, perlu dioptimalkan dengan sikap seorang guru dalam hal

    mengatasi waktu belajar efektif yang kurang produktif, keterbatasan sumber

    daya sekolah, kekurangan bahan dan peralatan lainnya serta hambatan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 3

    institusional di sekolah dengan kompetensi keguruan sebagaimana yang

    dimiliki seorang guru dalam mengatasi permasalahan tersebut.

    Selain itu, untuk mengatasi kurang terlatihnya guru dalam penguasaan

    bidang studi dan proses belajar-mengajar, pengawasan terhadap siswa dan

    lainnya dapat dibantu dari peran guru (pendidik) dalam hal interaksi belajar

    mengajar dan penguasaan ilmu pengetahuan yang didapatnya selama duduk di

    bangku perkuliahan. Oleh sebab itu, seorang guru yang berkompeten dapat

    diartikan sebagai seorang guru yang mampu untuk melaksanakan kewajiban-

    kewajibannya secara bertanggung jawab (profesional) dan layak (Usman,

    1997:14).

    Namun pada kenyataannya, akhir-akhir ini guru nasibnya selalu berada

    sekian tingkat di bawah profesi lainnya. Tidak ada fasilitas, tidak ada hak-hak

    istimewa, bahkan gajinya pun pas-pasan untuk hidup sehari-hari. Tidak ada

    warga yang membelanya bahkan para guru sendiri merasa tidak perlu

    membela dirinya, karena merasa lebih beruntung bisa diangkat sebagai guru

    sebab masih banyak tamatan sekolah calon guru yang tidak memiliki

    pekerjaan. Itulah potret guru Indonesia yang penuh ironisme (Supeno,

    1995:12-13). Selain itu, implikasi dari rendahnya penghasilan guru pun

    berpengaruh bagi kualitas pendidikan secara menyeluruh. Oleh karena itu,

    profesi yang mulia ini menjadi tidak menarik bagi kalangan anak-anak muda,

    sehingga sekolah atau lembaga pendidikan calon guru hanya dimasuki oleh

    anak-anak yang berintelegensi sedang atau bahkan rendah. Bahkan alumni

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 4

    yang memiliki latar belakang disiplin ilmu keguruan pun banyak yang tidak

    berminat menjadi guru.

    Oleh karena itu, untuk dapat mewujudkan guru-guru yang berkualitas

    dan profesional maka Universitas Sanata Dharma (USD) khususnya Fakultas

    Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP), berusaha untuk mendidik

    mahasiswanya menjadi guru (tenaga pendidik) yang profesional. Menurut

    Driyarkara, tenaga pendidik adalah tenaga yang berusaha mendewasakan

    manusia muda. Oleh karena itu, para calon pendidik harus dipersiapkan

    dengan matang agar menjadi pendidik yang bertanggung jawab (Profesional).

    Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu

    mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan

    nilai –nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian secara bertahap lagi

    dalam latihan Program Pelatihan Lapangan ( PPL ). Latihan dalam Program

    Pengalaman Lapangan dilakukan secara bertahap pula seperti terlihat dalam

    tahap-tahap latihan : (1) Latihan Keterampilan terbatas melalui latihan dalam

    Pengajaran Mikro (PPL 1) yang berlangsung dalam situasi buatan (simulasi) ;

    (2) pengenalan lapangan melalui observasi dan penghayatan langsung

    berbagai aspek kehidupan di sekolah; (3) latihan keterampilan secara

    terintegrasi dalam situasi yang sebenarnya untuk berlatih mengerjakan tugas-

    tugas mengajar dan non mengajar. Berdasarkan pembahasan tersebut, maka

    penulis bermaksud melakukan penelitian dan mengambil judul tentang

    “Hubungan Antara Sikap Guru Praktikan, Kemampuan Interaksi Belajar

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 5

    Mengajar, dan Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II dengan Kompetensi

    Keguruan pada Guru Praktikan.“

    B. Identifikasi Masalah

    Pembentukan kemampuan keguruan dilakukan secara bertahap yaitu

    mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan sikap dan

    nilai-nilai melalui berbagai mata kuliah. Secara bertahap, latihan PPL

    merupakan latihan keterampilan terintegrasi melalui pemberian kesempatan

    kepada mahasiswa untuk mengintegrasikan berbagai kemampuan keguruan

    secara utuh dalam situasi yang sebenarnya. Oleh karena itu, maka sikap guru

    praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah

    prasyarat PPL II akan mempengaruhi kompetensi keguruan pada guru

    praktikan PPL.

    C. Batasan Masalah

    Kemampuan mengajar mahasiswa PPL dipengaruhi oleh banyak

    faktor, tetapi penulis membatasi masalah ini hanya berdasarkan sikap guru

    praktikan, kemampuan interaksi belajar mengajar, dan nilai mata kuliah

    prasyarat PPL II pada kompetensi keguruan.

    D. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan di atas, maka

    dirumuskan permasalahan penelitian sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 6

    1. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara sikap guru

    praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan?

    2. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara kemampuan

    interaksi belajar mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru

    praktikan?

    3. Apakah ada hubungan yang positif dan signifikan antara nilai mata kuliah

    prasyarat PPL II guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru

    praktikan?

    E. Tujuan penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah sebagai berikut.

    1. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara sikap

    guru praktikan dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan.

    2. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara

    kemampuan interaksi belajar-mengajar dengan kompetensi keguruan pada

    guru praktikan.

    3. Untuk mengetahui adanya hubungan positif dan signifikan antara nilai

    mata kuliah prasyarat PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru

    praktikan.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 7

    F. Manfaat Penelitian

    1. Menambah kajian mengenai hubungan antara sikap guru praktikan,

    kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat

    PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL

    2. Memberikan sumbangan penelitian mengenai sikap guru praktikan,

    kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat

    PPL II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL,

    mengingat saat ini penelitian tentang hal ini belum terlalu banyak

    dilakukan

    3. Memberikan masukan dan pertimbangan bagi perkembangan instansi

    dalam hal ini Universitas khususnya Prodi Pendidikan Akuntansi,

    Jurusan Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan Sosial, Fakultas Keguruan

    dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata Dharma dan sekaligus bagi

    upaya peningkatan kualitas pendidikan dan sumber daya yang

    dihasilkannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 8

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

    1. Pengertian

    Menurut Kamus Umum Bahasa Indonesia (Purwadarminta)

    kompetensi berarti (kewenangan) kekuasaan untuk menentukan atau

    memutuskan sesuatu hal. Pengertian dasar kompetensi (competency) yakni

    kemampuan atau kecakapan.

    Menurut Charles E. Johnson (Usman, 1997:14), Competency as a

    rational performance wich satisfactorily meets the objective for a desired

    condition. Kompetensi merupakan perilaku yang rasional untuk mencapai

    tujuan yang dipersyaratkan sesuai dengan kondisi yang diharapkan.

    Menurut Broke and Stone (Usman, 1997 : 14) kompetensi dimaknai

    sebagai “descriptive of qualitative nature or teacher behavior appears to

    be entirely meaningful” yang merupakan gambaran hakikat kualitatif dari

    perilaku guru yang tampak sangat berarti. Menurut Barlow (Usman,

    1997:14) adapun kompetensi guru (teacher competency) the ability of

    ateacher to responsibility perform has or her duties appropriately.

    Kompetensi guru merupakan kemampuan seseorang guru dalam

    melaksanakan kewajiban – kewajiban secara bertanggung jawab dan

    layak. Dengan gambaran pengertian tersebut, dapatlah disimpulkan bahwa

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 9

    kompetensi merupakan kemampuan dan kewenangan guru dalam

    melaksanakan profesi keguruannya.

    2. Jenis-Jenis Kompetensi Keguruan

    Kompetensi Keguruan meliputi kompetensi kepribadian,

    kompetensi sosial, kompetensi profesional dan kompetensi pedagogik.

    Penjabaran kompetensi keguruan tersebut, akan disampaikan di bawah ini.

    a. Kompetensi Pribadi atau Personal

    Kompetensi pribadi adalah sikap kepribadian yang mantap dan

    patut diteladan (yang harus dimiliki guru) sehingga guru mampu

    menjadi sumber identifikasi siswa, sedangkan kompetensi sosial

    adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial. Guru dengan

    siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan anggota

    masyarakat di lingkungannya.

    Menurut Samana (1994:35), kompetensi personal sosial meliputi:

    menghayati serta mengamalkan nilai hidup ; menunjukkan kejujuran

    dan kesediaan bertanggung jawab; berperan menunjukkan

    kepemimpinan; bersikap bersahabat dan terampil berkomunikasi;

    berperan serta aktif dalam pelestarian dan pengembangan budaya;

    menghargai pribadi orang lain yang berbeda dengan dirinya; ikut

    berperan serta dalam berbagai kegiatan sosial; memiliki mental yang

    sehat dan stabil; tampil secara pantas dan rapi; berbuat kreatif dengan

    penuh perhitungan; bertindak tepat waktu dalam janji; penyelesaian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 10

    tugas-tugasnya serta pengembangan; mampu menggunakan waktu

    luangnya secara bijaksana dan produktif.

    b. Kompetensi Profesional

    Kompetensi Profesional adalah pengetahuan yang luas dan dalam

    tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

    penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoritik yang

    tepat serta mampu menggunakannya dalam proses belajar – mengajar

    yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru.

    Menurut Samana (1994:42), kompetensi profesional meliputi :

    menguasai bahan ajar, mampu mengelola proses belajar mengajar;

    mampu mengelola kelas; mampu menggunakan media dan sumber

    pengajaran, mampu mengelola interaksi belajar mengajar, menguasai

    landasan pendidikan; mengenal fungsi sekolah dalam masyarakat;

    mengenal prinsip-prinsip psikologi pendidikan; menilai hasil dan

    proses belajar yang telah dilaksanakan.

    Kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial guru

    merupakan modal dasar bagi guru yang bersangkutan dalam

    menjalankan tugas keguruannya secara profesional. Secara garis besar,

    integrasi antara kompetensi kepribadian sosial dengan kompetensi

    profesional tampak dalam diagram berikut ini :

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 11

    Untuk mampu menjalankan kewenangan kompetensi tersebut,

    sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki

    keanekaragaman kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis,

    yang meliputi aspek-aspek, sebagai berikut.

    a) Kompotensi Kognitif (ranah cipta)

    Kompotensi kognitif berisi kepercayaan seseorang mengenai objek

    sikap. Komponen kognitif meliputi :

    Ilmu pengetahuan kependidikan

    Ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu pengetahuan

    kependidikan umum dan pengetahuan kependidikan khusus.

    Pengetahuan kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan,

    psikologi pendidikan, administrasi pendidikan dan seterusnya,

    sedangkan pengetahuan kependidikan khusus meliputi metode

    mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu, teknik

    evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya.

    KOMPETENSI PROFESIONAL

    KOMPETENSI

    PERSONAL-SOSIAL

    Tindak Keguruan : Membimbing, mengajar dan melatih

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 12

    Ilmu pengetahuan materi bidang studi

    Ilmu pengetahuan materi bidang studi meliputi semua bidang

    studi yang menjadi keahlian atau pelajaran yang akan diajarkan

    oleh guru. Penguasaan guru atas materi-materi bidang studi itu

    hendaknya langsung dikaitkan dengan pengetahuan

    kependidikan khusus terutama dengan metodik khusus dan

    praktik keguruan.

    Jenis kognitif lain yang juga perlu dimiliki seorang guru adalah

    kemampuan mentransfer strategi kognitif kepada para siswa

    agar dapat belajar secara efisien dan efektif (Lawson dalam

    Syah, 231), yaitu mengubah pilihan kebiasaan belajar

    (cognitive preference) siswa yang bermotif ekstrinsik menjadi

    preferensi kognitif yang bermotif intrinsik.

    b) Kompetensi Afektif ( kecakapan ranah rasa )

    Kompetensi ranah afektif guru meliputi seluruh fenomena perasaan

    dan emosi seperti : cinta, benci, senang, sedih dan sikap-sikap

    tertentu terhadap diri sendiri dan orang lain. Sikap dan perasaan itu

    meliputi :

    Konsep diri (self-concept) dan harga diri (self-esteem)

    Self-concept atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan

    persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan

    deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan. Self-esteem

    (harga diri) guru dapat diartikan sebagai tingkat pandangan dan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 13

    penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri berdasarkan

    prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian atau

    taksiran guru terhadap kualitas dirinya sendiri yang merupakan

    bagian dari self-concept.

    Guru yang memiliki konsep diri yang tinggi, umumnya

    memiliki harga diri yang tinggi pula. Ia mengajak, mendorong

    serta membantu dengan sekuat tenaga agar siswanya lebih

    maju.

    Efikasi diri (self-efficacy) dan efikasi kontekstual (contextual

    efficacy)

    Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

    adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya

    sendiri dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para

    siswanya. Kompetensi ranah rasa ini berhubungan dengan

    kompetensi ranah rasa lainnya yang disebut teacher efficacy

    atau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru dalam

    berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia

    mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya

    sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal

    menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan

    juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan

    ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses

    belajar mengajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 14

    Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (attitude of self-

    acceptance) dan orang lain (others acceptance attitude).

    Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self-acceptance

    attitude) adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam

    berkecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya sendiri

    berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan

    kemampuannya. Sikap penerimaan terhadap diri sendiri ini

    diiringi dengan rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan

    yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh

    secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain

    (others acceptance attitude).

    c) Kompetensi psikomotorik (kecakapan ranah karsa)

    Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas dua kategori, kecakapan

    fisik umum dan kecakapan fisik khusus. Kecakapan fisik umum

    direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

    umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan

    aktivitas mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang

    berlaku. Adapun ranah karsa khusus meliputi ketrampilan-

    ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal

    (penyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru terutama

    ketika mengelola proses belajar mengajar.

    Selain kompetensi-kompetensi di atas, adapun salah satu

    kompetensi keguruan yang masih harus dimiliki oleh seorang guru

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 15

    maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam pelaksanaan

    pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan guru

    sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau

    guru nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru

    (pendidik). Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya

    pengajaran dalam pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains

    dan seni mengenai cara mengajar di sekolah (www.wikipedia.com).

    Dilihat dari segi etimologinya, istilah pedagogi berasal dari

    bahasa Yunani ”paidagagos”, hamba yang menghantar dan mengambil

    budak-budak pulang pergi dari sekolah. Istilah ”paida” merujuk kepada

    anak-anak, yang menjadikan sebab kenapa sebagian orang cenderung

    membedakan antara pedagogi (mengajar anak-anak) dan andragogi

    (mengajar orang dewasa). Istilah pedagogi sendiri dalam pendidikan

    menurut arti dalam bahasa Yunani, dapat digunakan dengan lebih

    meluas dan seringkali keduanya dapat ditukar guna

    (www.wikipedia.com).

    Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada

    lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan

    pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di

    samping itu, ia pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga

    dengan organisasi sekolah, kurikulum sekolah, metode pengajaran,

    interaksi belajar-mengajar dan lain sebagainya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 16

    Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi

    adalah sebagai berikut.

    1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap

    anak didik.

    Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok

    dengan ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu

    harus berbanding dengan ketakberdayaan anak didik.

    2. Mengenal anak didiknya

    Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus

    mampu mengenalnya secara khusus pula.

    3. Mau membantu anak didiknya

    Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan

    bertindak terlalu dominan (mempengaruhi sekali), sehingga ia lupa

    akan hal penting dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada

    dasarnya ingin menjadi dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin

    bertanggung jawab sendiri, dan ingin menentukan diri sendiri.

    Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum mampu untuk itu dan

    karena itu perlu bantuan.

    3. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kompetensi Keguruan

    Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial,

    kompetensi profesional dan kompetensi pedagogi. Kompetensi personal

    adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan (yang harus

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 17

    dimiliki guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi siswa.

    Kompetensi sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi

    sosial guru dengan siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU dan

    anggota masyarakat di lingkungannya. Kompetensi profesional adalah

    pengetahuan yang luas dan dalam tentang subject matter (bidang studi)

    yang akan diajarkan serta penguasaan metodogis dalam arti memiliki

    konsep teoritik yang tepat serta mampu menggunakannya dalam proses

    belajar mengajar yang dapat dilatih secara langsung dalam pendidikan

    pra jabatan guru. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru

    nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik).

    Dengan demikian, untuk mampu menjalankan kewenangan

    personal-sosial, kewenangan pedagogi dan kewenangan profesionalnya,

    sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki

    keanekaragaman kecapan (competencies) yang bersifat psikologis, yaitu

    kompetensi kognitif, kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik.

    Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam-

    macam pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural.

    Keduanya merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan

    pengetahuan bidang studi yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku

    kuliah. Ukuran-ukuran yang digunakan dalam kompetensi kognitif

    biasanya dilihat dari kemampuan pemahaman terhadap ilmu

    pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 18

    Secara konkrit dapat dilihat dari perolehan nilai akademik guru praktikan

    dalam proses belajar mengajar (nilai mata kuliah prasyarat PPL II)

    Berbeda halnya dengan kompetensi afektif yang bersifat tertutup

    dan abstrak yang sebenarnya meliputi seluruh fenomena perasaan dan

    emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Self – concept

    atau konsep diri guru ialah totalitas sikap dan persepsi seorang guru

    terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian guru

    yang bersangkutan. Self-esteem (harga diri) guru dapat diartikan sebagai

    tingkat pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri

    berdasarkan prestasinya. Titik tekan self-esteem terletak pada penilaian

    atau taksiran guru terhadap kualitas dirinya yang merupakan bagian dari

    self-concept.

    Self-efficacy guru (efikasi guru) atau personal teacher efficacy

    adalah keyakinan guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri

    dalam membangkitkan gairah dan kegiatan para siswanya. Kompetensi

    ranah rasa ini berhubungan dengan kompetensi ranah rasa yang disebut

    teacher-efficacy catau contextual efficacy yang berarti kemampuan guru

    dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya ketika ia

    mengajar artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai

    pengajar profesional bukan hanya dalam menyajikan materi pelajaran di

    depan kelas saja melainkan juga dalam hal memanipulasi

    (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu, dan peralatan yang

    berhubungan dengan proses belajar mengajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 19

    Sikap penerimaan terhadap diri sendiri (self acceptance attitude)

    adalah gejala ranah rasa seorang guru dalam kencenderungannnya

    menilai positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan

    penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuan. Sikap penerimaan

    terhadap diri sendiri ini diiringi dengan rasa kuat terhadap kelebihan dan

    kekurangan yang ada pada guru tersebut. Sikap ini akan berpengaruh

    secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain (other

    acceptance attitude).

    Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum

    yang direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

    umum, jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas

    mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tatakrama yang berlaku dan

    kecakapan fisik khusus yang meliputi keterampilan-keterampilan,

    ekspresi verbal (pernyataan lisan) dan non verbal ( pernyataan tindakan)

    tertentu yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses

    belajar-mengajar.

    B. Sikap Guru Praktikan

    1. Pengertian Sikap

    Menurut Louis Turstone dan Charles Osgood (Azwar, 1988:3),

    sikap adalah suatu bentuk evaluasi atau reaksi perasaan. Formulasinya

    sendiri adalah derajat afek positif atau afek negatif yang dikaitkan dengan

    suatu objek psikologis. Sikap seseorang terhadap objek adalah perasaan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 20

    mendukung atau memihak (favorable) ataupun perasaan tidak mendukung

    (unfavorable) objek tersebut.

    Menurut Berkowitz (Azwar, 1988 : 4), sikap merupakan suatu

    respon evaluatif. Sikap hanya akan ada artinya bila ditampakkan dalam

    bentuk pernyataan perilaku, baik lisan maupun perbuatan. Sikap selalu

    dikaitkan dengan perilaku yang berada dalam kenormalan dan merupakan

    respons atau reaksi terhadap rangsangan lingkungan sosial.

    Sikap seseorang terhadap suatu objek berperan sebagai perantara

    antara responsnya dan objek yang bersangkutan yang diklasifikasikan

    dalam tiga macam respons yaitu respons kognitif (respons perseptual dan

    pernyataan mengenai apa yang diyakini), respons afektif (syarat simpatetik

    dan pernyataan afeksi), serta respons perilaku atau konatif (respons

    tindakan dan pernyataan mengenai perilaku). Masing-masing klasifikasi

    respons ini berhubungan dengan ketiga komponen sikapnya (Azwar, 1997:

    4-8)

    2. Ciri-ciri Sikap

    Ciri-ciri sikap meliputi :

    a) Sikap tidak dibawa sejak lahir

    Manusia pada waktu dilahirkan belum membawa sikap-sikap tertentu

    terhadap suatu objek. Sikap terbentuk dalam perkembangan individu

    yang bersangkutan, oleh karena itu sikap dapat dipelajari dan dapat

    berubah.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 21

    b) Sikap selalu berhubungan dengan objek sikap

    Sikap terbentuk dalam berhubungan dengan objek-objek tertentu yaitu

    melalui proses persepsi terhadap objek tersebut.

    c) Sikap dapat tertuju pada satu objek juga pada sekumpulan objek

    Bila seseorang mempunyai sikap negatif pada seseorang, ia pun akan

    menunjukkan sifat yang negatif pula kepada kelompok dimana orang

    tersebut bergabung di dalamnya.

    d) Sikap dapat berlangsung lama atau sebentar

    Jika suatu sikap telah terbentuk dan merupakan nilai dalam kehidupan

    seseorang, secara relatif sikap itu akan lama bertahan dan jika mau

    diubah akan memakan waktu yang relatif lama. Demikian pula

    sebaliknya.

    e) Sikap mengandung faktor perasaan dan motivasi

    Sikap terhadap suatu objek tertentu akan diikuti oleh perasaan yang

    bersifat positif ataupun negatif tergantung kepada objek dan daya

    dorong individu.

    3. Sikap Guru Praktikan

    Di dalam kelas, seorang guru mempunyai peran yang multi.

    Menurut Arikunto (1990 : 268-269) seorang guru mempunyai fungsi

    sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 22

    a. Guru sebagai pengelola proses pembelajaran

    Dalam melakukan tugasnya, seorang guru harus mengacu pada tujuan

    organisasi, yaitu tujuan sekolah yang merupakan penjabaran dari

    tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan acuan tersebut, guru

    merancang kegiatannya dengan baik dan rinci mulai dari merumuskan

    tujuan khusus, memilih pendekatan atau strategi, memilih metode dan

    sarana pencapai, memilih alat untuk mengevaluasi pekerjaannya.

    b. Guru sebagai moderator

    Guru diharapkan bukan sebagai penyampai materi semata tetapi lebih

    sebagai moderator, yaitu pengatur lalu-lintas pembicaraan, jika ada

    alur pembicaraan yang tidak dapat diselesaikan oleh siswanya, maka

    gurulah yang wajib mendamaikan perselisihan siswa tersebut. Selain

    itu guru berkewajiban untuk mengarahkan siswanya mengambil

    kesimpulan dari pembahasan materi pelajaran.

    c. Guru sebagai motivator

    Jika guru tidak dapat memberikan motivasi yang memancing kemauan

    siswa untuk aktif maka guru itu sendiri yang akan merasakan kesulitan

    dalam proses pembelajaran karena siswa akan pasif tanpa inisiatif.

    d. Guru sebagai fasilitator

    Guru memberikan kemudahan dan sarana kepada siswa agar dapat

    aktif belajar menurut kemampuannya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 23

    e. Guru sebagai evaluator

    Setiap kegiatan selalu diikuti oleh evaluasi jika orang-orang yang

    terlibat dalam kegiatan menginginkan terjadi peningkatan atas

    kegiatannya itu pada masa yang akan datang.

    Good dan Brophy (Arikunto, 1990 : 270) berpendapat bahwa sikap

    guru yang baik akan terlihat pada tiga hal.

    a) Sikap terhadap diri, yang dapat dilihat dari indikator :

    1) tampak menyukai dirinya (mau bersolek, tidak acuh terhadap

    dirinya);

    2) merasakan keberhasilan diri dan kemanfaatan dirinya bagi orang

    lain;

    3) memiliki perhatian yang bervariasi, menyukai banyak hal.

    b) Sikap terhadap profesi, pekerjaan guru yang dipilih dan menyenangi

    kawan sejawatnya, yang terlihat dari indikator :

    1) merasakan bahwa yang dilakukan mempunyai manfaat bagi

    pendidikan anak;

    2) menikmati, merasakan puas akan pekerjaan yang telah dimiliki

    seakan-akan tidak ingin mencari pekerjaan lainnya;

    3) merasakan bahwa apa yang dilakukan sudah merupakan alternatif

    terbaik karena sudah dipikirkan dengan baik dan sudah

    mengarahkan semua kemampuannya;

    4) tidak enggan menerima saran dari kawan guru dan bila perlu tidak

    enggan untuk bertanya kepada kawan sejawat.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 24

    c) Sikap terhadap siswa, yang ditandai oleh indikator :

    1) menyadari bahwa tiap-tiap siswa merupakan individu yang unik

    sehingga perlu perhatian serta pelayanan yang khusus pula;

    2) mengenali paling sedikit satu macam keistimewaan pada diri

    masing-masing siswa sehingga tidak meremehkan siswa;

    3) bersedia menolong setiap siswa tanpa mengenal pilih kasih;

    4) mengenal ada dimana siswa berada sehingga guru dapat

    menempatkan diri untuk mengajak siswa untuk maju belajar.

    C. Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

    1. Interaksi Belajar Mengajar

    Belajar dan mengajar merupakan dua kegiatan yang saling

    berhubungan dan merupakan suatu hubungan yang sifatnya sebab-akibat.

    Manusia ingin belajar maka ada orang yang bertugas membantu dalam

    mengajar. Dalam hal ini, orang yang melakukan kegiatan belajar disebut

    siswa dan orang yang melakukan kegiatan mengajar disebut guru. Belajar

    adalah tahapan perubahan seluruh tingkah laku individu yang relatif

    menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan lingkungan yang

    melibatkan proses kognitif (Syah, 1995 : 91). Kegiatan mengajar adalah

    kegiatan penyediaan kondisi yang merangsang serta mengarahkan kegiatan

    belajar siswa (subjek belajar) untuk memperoleh pengetahuan,

    ketrampilan, nilai dan sikap yang dapat membawa perubahan tingkah laku

    maupun perubahan serta kesadaran diri sebagai pribadi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 25

    Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan

    interaksi dari tenaga pengajar (guru) di satu pihak dengan warga belajar

    (siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Dalam

    interaksi belajar memandang bahwa siswa adalah subjek belajar dan bukan

    objek, sedangkan guru hanyalah sebagai pembina dan pembimbing tidak

    diperkenankan untuk mendominasi kegiatan belajar mengajar. Namun

    guru diharapkan mampu membantu menciptakan kondisi yang baik serta

    memberikan motivasi dan bimbingan agar siswa dapat mengembangkan

    potensi dan kreativitasnya, melalui kegiatan belajar.

    Menurut Ober (1971) dalam bukunya Systematic Observation of

    teaching an interaction analysis-instructional strategy approach

    menuliskan bahwa “An interaction consists of three steps : 1) developing

    objective; 2) planning and executing instruction; and 3)measuring and

    evaluating result.” Pernyataan di atas dapat diartikan bahwa interaksi ini

    terdiri atas 3 tahapan, yaitu : 1) mengembangkan tujuan; 2) merencanakan

    dan melaksanakan instruksi; dan 3) mengukur dan mengevaluasi hasil-

    hasil.

    Dalam interaksi belajar mengajar terkandung unsur-unsur yang

    harus terpenuhi, yaitu : tujuan yang ingin dicapai; bahan (materi) yang

    menjadi isi interaksi; siswa yang aktif mengalami; guru yang

    melaksanakan; metode untuk mencapai tujuan; situasi yang

    memungkinkan PBM berlangsung dengan baik; penilaian terhadap hasil

    interaksi.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 26

    2. Ciri-ciri interaksi belajar-mengajar

    Menurut Edi Suardi (Sardiman, 1997:15-18) ciri-ciri interaksi

    belajar mengajar dapat dirinci sebagai berikut : memiliki tujuan, yakni

    untuk membantu anak dalam suatu perkembangan tertentu; ada prosedur

    yang direncanakan untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan; ditandai

    dengan suatu penggarapan yang khusus dan adanya aktivitas siswa; guru

    berperan sebagai pembimbing; membutuhkan kedisiplinan; ada batas

    waktunya; adanya unsur penilaian, yaitu untuk mengetahui apakah tujuan

    itu sudah tercapai lewat interaksi belajar mengajar.

    D. Nilai Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II (PPL)

    1. Prasyarat Program Pengalaman Lapangan II

    Mata kuliah prasyarat adalah mata kuliah yang harus ditempuh /

    diikuti terlebih dahulu sebelum mengikuti atau mengambil suatu mata

    kuliah tertentu. Mahasiswa yang diperkenankan melaksanakan PPL adalah

    mahasiswa yang memenuhi prasyarat-prasyarat yang telah ditentukan oleh

    program studi meliputi mata kuliah beberapa kelompok.

    a. Telah mengikuti Mata Kuliah Dasar Keahlian (MKDK) :

    1) Pengantar Pendidikan

    2) Psikologi Belajar dan Pembelajaran

    3) Dasar-dasar Bimbingan Konseling

    4) Manajemen Sekolah

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 27

    b. Telah mengikuti mata kuliah PBM ( Proses Belajar Mengajar)

    1) Perencanaan Pengajaran

    2) Strategi Pembelajaran Ekonomi

    3) Evaluasi Pengajaran

    4) Program Pengalaman Lapangan I / Pengajaran Mikro

    5) Pengelolaan Kelas

    c. Telah mengikuti mata kuliah-mata kuliah bidang studi :

    1) Akuntansi Keuangan Dasar 1

    2) Akuntansi Keuangan Dasar 2

    3) Akuntansi Keuangan Menengah I

    4) Akuntansi Keuangan Menengah II

    5) Pengantar Bisnis dan Koperasi

    6) Pengantar Manajemen

    7) Manajemen Pemasaran

    8) Pengantar Ilmu Ekonomi Makro

    9) Pengantar Ilmu Ekonomi Mikro

    10) Statistika

    11) Hukum Dagang / Perdata

    12) Hukum Pajak

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 28

    E. Hubungan Antar Variabel Penelitian

    1. Hubungan Sikap Guru Praktikan dengan Kompetensi Keguruan

    Sikap adalah segi respon evaluatif, artinya respons hanya akan

    timbul apabila individu dihadapkan pada suatu stimulus yang

    menghendaki adanya reaksi individual (Azwar 1997 : 9-10). Respons

    evaluatif berarti bentuk reaksi yang dinyatakan sebagai sikap itu timbulnya

    didasari oleh proses evaluasi dalam diri individu yang memberi

    kesimpulan terhadap stimulus yang kemudian mengkristal sebagai potensi

    reaksi terhadap objek sikap. Ketika seseorang mempunyai sikap yang

    positif terhadap suatu profesi maka ia pun ketika memandang atau bahkan

    ketika melakukan profesi itu akan berperilaku yang positif pula, demikian

    pula jika terjadi sebaliknya.

    Terlepas dari itu, pada kompetensi afektif meliputi seluruh

    fenomena perasaan dan emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan

    orang lain : sikap dan persepsi seorang guru terhadap dirinya sendiri yang

    merupakan deskripsi kepribadian guru yang bersangkutan (self-concept);

    pandangan dan penilaian seorang guru mengenai dirinya sendiri

    berdasarkan prestasinya (self-esteem); keyakinan guru terhadap

    keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan gairah dan

    kegiatan para siswanya (self-efficacy) yang berhubungan dengan

    kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar

    dirinya ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap

    kemampuannya sebagai pengajar profesional bukan hanya dalam hal

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 29

    menyajikan materi pelajaran di depan kelas saja, melainkan juga dalam hal

    memanipulasi (mendayagunakan) keterbatasan ruang, waktu dan peralatan

    yang berhubungan dengan proses belajar mengajar (teacher efficacy atau

    contextual efficacy); kecenderungan positif atau negatif terhadap dirinya

    sendiri berdasarkan penilaian yang lugas atas bakat dan kemampuannya

    (self-acceptance attitude) yang diiringi dengan rasa puas terhadap

    kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut. Sikap ini akan

    berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada orang lain

    (others acceptance attitude).

    Sebuah penelitian yang melibatkan 2043 orang guru dan

    mahasiswa calon guru program S1, diperoleh fakta bahwa keyakinan

    terhadap kemampuan pribadi guru dan calon guru dalam membangkitkan

    minat belajar siswa-siswanya berkolerasi positif dan signifikan dengan

    hasil belajar siswa-siswa tersebut. Artinya, responden yang berkeyakinan

    bahwa dirinya mampu mengajar dan menyingkirkan segala hambatan

    pengajaran efikasi-kontekstual yang ada, telah menimbulkan gairah belajar

    para siswa (Syah, 2002:233). Sebaliknya, penelitian yang memakan waktu

    dua tahun di Australia itu, membuktikan bahwa guru dan calon guru yang

    kurang memiliki keyakinan terhadap kemampuan keguruannya telah

    menyebabkan merosotnya prestasi belajar para siswa. Penelitian ini telah

    berhasil membuktikan dugaan (hipotesis) bahwa efikasi para mahasiswa

    calon guru pada umumnya lebih rendah daripada para guru yang telah

    bertugas. Implikasinya ialah bahwa program pendidikan keguruan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 30

    (preservice education) masih perlu menambah ”jam terbang” praktik

    mengajar kepada para mahasiswa calon guru (Syah, 2002:234).

    2. Hubungan Kemampuan Interaksi dengan Kompetensi Keguruan

    Interaksi belajar mengajar mengandung arti adanya kegiatan

    interaksi dari tenaga pengajar (guru) di satu pihak dengan warga belajar

    (siswa) yang sedang melaksanakan kegiatan belajar di pihak lain. Manusia

    (siswa) ingin belajar untuk memperoleh perubahan tingkah laku individu

    yang relatif menetap sebagai hasil pengalaman dan interaksi dengan

    lingkungan yang melibatkan proses kognitif, maka ada orang (guru) yang

    bertugas membantu dalam mengajar atau menyediakan kondisi yang

    merangsang serta mengarahkan kegiatan belajar siswa (subjek belajar)

    untuk memperoleh pengetahuan, ketrampilan, nilai dan sikap.

    Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum

    yang direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan

    umum jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas

    mengajar, sesuai dengan kebutuhan dan tata karma yang berlaku dan

    kecakapan fisik khusus yang meliputi ketrampilan-ketrampilan ekspresi

    verbal (pernyataan lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan) tertentu

    yang direfleksikan guru terutama ketika mengelola proses belajar

    mengajar.

    Dikemukakan oleh Peters, proses dan hasil belajar siswa

    bergantung kepada penguasaan mata pelajaran guru dan kemampuan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 31

    interaksi belajar-mengajarnya (Sudjana, 1989:22). Pendapat ini diperkuat

    oleh Hilda Taba (Mouly, 1973:313) yang menyatakan bahwa keefektifan

    pengajaran dipengaruhi oleh : (a) karakteristik guru dan siswa, (b) bahan

    pelajaran dan (c) aspek lain yang berkenaan dengan situasi pelajaran. Jadi,

    terdapat hubungan yang positif antara penguasaan bahan oleh guru dengan

    kompetensi keguruannya.

    3. Hubungan Nilai Prasyarat PPL II dengan Kompetensi Keguruan

    Kompetensi kognitif (kecakapan ranah cipta) yang merupakan

    kompetensi utama yang wajib dimiliki setiap calon guru dan guru

    professional karena mengandung bermacam-macam pengetahuan baik

    yang bersifat deklaratif maupun yang bersifat prosedural yang

    dikelompokkan dalam dua kategori yaitu : ilmu pengetahuan kependidikan

    dan ilmu pengetahuan materi bidang studi.

    Ilmu kependidikan terdiri atas dua macam, yaitu : pengetahuan

    kependidikan umum meliputi ilmu pendidikan, psikologi pendidikan,

    administrasi pendidikan dan seterusnya (tidak langsung berhubungan

    dengan program belajar mengajar) dan pengetahuan kependidikan khusus

    meliputi metode mengajar, metodik khusus pengajaran materi tertentu,

    teknik evaluasi, praktik keguruan dan sebagainya (langsung berhubungan

    dengan praktik pengelolaan PBM). Ilmu pengetahuan materi bidang studi

    meliputi semua bidang studi yang akan menjadi keahlian atau pelajaran

    yang akan diajarkan oleh guru yang seyogyanya dikaitkan langsung

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 32

    dengan pengetahuan kependidikan khusus terutama dengan metodik

    khusus dan praktik keguruan.

    Kompetensi keguruan merupakan hal yang dapat dilatih secara

    langsung dalam tahap pendidikan pra jabatan guru yang harus dilatihkan

    secara bertahap dan terintegrasi mulai dari pembentukan berbagai unsure

    kemampuan, penghayatan sikap dan nilai melalui berbagai mata kuliah

    dan kemudian dilanjutkan dalam Program Pengalaman Lapangan (PPL).

    Pelaksanaan PPL dilakukan sesudah mahasiswa memperoleh bekal yang

    memadai dalam berbagai bidang yang berkaitan dengan tugasnya sebagai

    guru, seperti penguasaan landasan kependidikan, penguasaan bidang studi

    dan pengelolaan proses pembelajaran. Berdasarkan hal ini, maka penulis

    mempunyai asumsi bahwa ada hubungan antara nilai prasyarat PPL

    dengan kompetensi mahasiswa yang sudah berpraktik.

    F. Kerangka Berpikir

    Pembentukan kompetensi keguruan merupakan hasil dari proses yang

    bertahap mulai dari pembentukan berbagai unsur kemampuan, penghayatan

    sikap dan nilai-nilai melalui berbagai mata kuliah dan kemudian dalam latihan

    PPL dari latihan ketrampilan terbatas (PPL I), pengenalan lapangan dan

    latihan ketrampilan secara terintegrasi.

    Kompetensi keguruan terdiri atas kompetensi personal-sosial,

    kompetensi pedagogi dan kompetensi profesional. Kompetensi personal

    adalah sikap kepribadian yang mantap dan patut diteladan (yang harus dimiliki

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 33

    guru) sehingga guru mampu menjadi sumber identifikasi sumber. Kompetensi

    sosial adalah kemampuan interaksi dan berkomunikasi sosial guru dengan

    siswa, sesama guru, kepala sekolah, pegawai TU, dan anggota masyarakat di

    lingkungannya. Kompetensi profesional adalah pengetahuan yang luas dan

    dalam tentang subject matter (bidang studi) yang akan diajarkan serta

    penguasaan metodologis dalam arti memiliki konsep teoritik yang tepat serta

    mampu menggunakannya dalam proses belajar-mengajar yang dapat dilatih

    secara langsung dalam pendidikan pra jabatan guru. Selain itu, untuk mampu

    menjalankan kewenangan personal-sosial dan kewenangan profesionalnya,

    sebagai dasar dan landasannya, guru dituntut untuk memiliki keanekaragaman

    kecakapan (competencies) yang bersifat psikologis, yaitu kompetensi kognitif,

    kompetensi afektif dan kompetensi psikomotorik.

    Kompetensi kognitif atau ranah cipta mengandung bermacam-macam

    pengetahuan baik yang bersifat deklaratif maupun prosedural. Keduanya

    merupakan kategori pengetahuan kependidikan dan pengetahuan bidang studi

    yang akan diajarkan dan diperoleh di bangku kuliah. Ukuran-ukuran yang

    digunakan dalam kompetensi kognitif biasanya dilihat dari kemampuan

    pemahaman terhadap ilmu pengetahuan kependidikan dan ilmu pengetahuan

    materi bidang studi. Secara konkret dapat dilihat dari perolehan nilai akademik

    siswa dalam proses belajar mengajar (nilai prasyarat PPL).

    Pada kompetensi afektif meliputi seluruh fenomena perasaan dan

    emosi seseorang terhadap dirinya sendiri dan orang lain : sikap dan persepsi

    seorang guru terhadap dirinya sendiri yang merupakan deskripsi kepribadian

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 34

    guru yang bersangkutan (self-concept); pandangan dan penilaian seorang guru

    mengenai dirinya sendiri berdasarkan prestasinya (self-esteem); keyakinan

    guru terhadap keefektifan kemampuannya sendiri dalam membangkitkan

    gairah dan kegiatan para siswanya (self-efficacy) yang berhubungan dengan

    kemampuan guru dalam berurusan dengan keterbatasan faktor di luar dirinya

    ketika ia mengajar, artinya keyakinan guru terhadap kemampuannya sebagai

    pengajar profesional bukan hanya dalam hal menyajikan materi pelajaran di

    depan kelas saja, melainkan juga dalam hal memanipulasi (mendayagunakan)

    keterbatasan ruang, waktu dan peralatan yang berhubungan dengan proses

    belajar mengajar (teacher efficacy atau contextual efficacy); kecenderungan

    positif atau negatif terhadap dirinya sendiri berdasarkan penilaian yang lugas

    atas bakat dan kemampuannya (self-acceptance attitude) yang diiringi dengan

    rasa puas terhadap kelebihan dan kekurangan yang ada pada diri guru tersebut.

    Sikap ini akan berpengaruh secara psikologis terhadap sikap penerimaan pada

    orang lain (others acceptance attitude).

    Kompetensi ranah karsa guru terdiri atas kecakapan fisik umum yang

    direfleksikan (dan diwujudkan) dalam bentuk gerakan dan tindakan umum

    jasmani guru yang tidak langsung berhubungan dengan aktivitas mengajar,

    sesuai dengan kebutuhan dan tata krama yang berlaku dan kecakapan fisik

    khusus yang meliputi ketrampilan-ketrampilan ekspresi verbal (pernyataan

    lisan) dan non verbal (pernyataan tindakan) tertentu yang direfleksikan guru

    terutama ketika mengelola proses belajar-mengajar.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 35

    Salah satu kompetensi keguruan yang masih harus dimiliki oleh

    seorang guru maupun calon guru, yaitu kompetensi pedagogi. Di dalam

    pelaksanaan pendidikan, baik itu formal, nonformal atau informal peranan

    guru sangatlah penting. Kompetensi pedagogi bagi seorang pendidik atau guru

    nampak terlihat dalam penampilannya sebagai seorang guru (pendidik).

    Pedagogi adalah kajian mengenai pengajaran, khususnya pengajaran dalam

    pendidikan formal. Dengan kata lain, ia adalah sains dan seni mengenai cara

    mengajar di sekolah (www.wikipedia.com).

    Pedagogi merupakan satu ilmu yang luas dan mendalam. Pada

    lazimnya, seorang calon guru akan menerusi teori pembelajaran dan

    pengajaran serta hakikat pengajaran sebelum menjadi guru. Di samping itu, ia

    pun harus mempelajari hal-hal yang berkaitan juga dengan organisasi sekolah,

    kurikulum sekolah, metode pengajaran, interaksi belajar-mengajar dan lain

    sebagainya.

    Ciri-ciri yang harus dimiliki guru dalam kompetensi pedagogi adalah

    sebagai berikut.

    1. Adanya kewibawaan yang terpancar daripada dirinya terhadap anak didik.

    Ciri ini akan mengundang ketaatan, karena ciri ini akan cocok dengan

    ketakberdayaan anak. Dengan kata lain, kewibawaan itu harus berbanding

    dengan ketakberdayaan anak didik.

    2. Mengenal anak didiknya

    Seorang guru yang menghadapi anak secara perorangan itu harus mampu

    mengenalnya secara khusus pula.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 36

    3. Mau membantu anak didiknya

    Seorang guru yang tidak memiliki ciri ini dikhawatirkan akan bertindak

    terlalu dominan (mempengaruhi sekali), sehingga ia lupa akan hal penting

    dalam pendidikan, yaitu bahwa setiap anak pada dasarnya ingin menjadi

    dirinya sendiri, ingin berdiri sendiri, ingin bertanggungjawab sendiri, dan

    ingin menentukan diri sendiri. Akan tetapi, ia tahu bahwa siswa itu belum

    mampu untuk itu dan karena itu perlu bantuan.

    Jika diilustrasikan dalam gambar, maka model penelitian ini adalah

    sebagai berikut :

    G. Hipotesis

    Dalam penelitian ini penulis mengajukan hipotesis sebagai berikut :

    1. Terdapat hubungan yang positif antara sikap guru praktikan dengan

    kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

    2. Terdapat hubungan yang positif antara kemampuan interaksi belajar-

    mengajar dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

    3. Terdapat hubungan yang positif antara nilai mata kuliah prasyarat PPL

    II dengan kompetensi keguruan pada guru praktikan PPL.

    Sikap guru Praktikan

    Kemampuan Interaksi Belajar

    Mengajar

    Nilai mata kuliah Prasyarat PPL II

    Kompetensi Keguruan pada Guru Praktikan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 37

    BAB III

    METODE PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian

    Berdasarkan permasalahan yang ada, maka penelitian ini termasuk dalam

    penelitian :

    1. Penelitian deskriptif, yaitu penelitian yang terbatas pada usaha

    mengungkapkan maksud dan keadaan sebagaimana adanya hanya bersifat

    sekedar mengungkapkan fakta.

    2. Studi Kasus, yaitu penelitian terhadap subjek tertentu dengan cara

    mengumpulkan data-data yang berkaitan dengan subjek penelitian.

    B. Tempat dan Waktu Penelitian

    1. Lokasi Penelitian

    Penelitian ini dilakukan di Universitas Sanata Dharma, Mrican -

    Yogyakarta

    2. Waktu Penelitian

    Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei-Juni 2007

    C. Subyek dan Obyek Penelitian

    1. Subyek Penelitian

    Subjek penelitian dalam penelitian ini adalah guru praktikan PPL periode

    Februari-Mei 2007 Program Studi Pendidikan Akuntansi, Jurusan

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 38

    Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial, Universitas Sanata Dharma,

    Yogyakarta

    2. Obyek Penelitian

    Obyek penelitian ini adalah sikap guru praktikan, kemampuan interaksi

    belajar-mengajar, nilai mata kuliah prasyarat PPL II dan kompetensi

    keguruan pada guru praktikan.

    D. Populasi dan Sampel

    1. Populasi Penelitian

    Populasi adalah sekumpulan wilayah generalisasi yang terdiri dari objek

    atau subjek yang mempunyai kuantitas dan karakteristik yang ditetapkan

    oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono,

    2003:55). Sesuai dengan masalah yang diteliti, maka populasi dalam

    penelitian ini adalah mahasiswa peserta PPL II Universitas Sanata Dharma

    Program Studi Pendidikan Akuntansi periode Februari-Mei 2007 yang

    berjumlah 33 orang.

    E. Variabel Penelitian dan Operasionalnya

    1. Variabel Penelitian

    Variabel adalah segala sesuatu yang dapat menjadi objek penelitian atau

    faktor-faktor yang berperan atau gejala-gejala yang diteliti. Variabel yang

    digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 39

    a. Variabel bebas atau independent variable yaitu :

    1). Sikap Guru Praktikan

    Tabel 1 : Kisi-kisi Variabel Sikap Guru Praktikan

    Indikator Nomor Instrumen Kuesioner Afeksi 1, 4, 5, 12, 13, 17, 18, 20 Kognisi 2, 3, 10, 11, 19 Perilaku 6, 7, 8, 9, 14, 15, 16

    2). Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

    Tabel 2 : Kisi-kisi Variabel Kemampuan Interaksi Guru Praktikan

    Indikator Nomer Instrumen Kuesioner Verbal 5, 6, 7, 8, 9, 11, 12, 13, 15, 16, 17, 18

    Tindakan 1, 2, 3, 4, 10, 14, 19, 20

    3). Nilai mata Kuliah Prasyarat PPL II Guru Praktikan

    Tabel 3 : Kisi-kisi Variabel Nilai Mata Kuliah Prasyarat PPL II Guru

    Praktikan

    Indikator Nomor Instrumen Kuesioner Mata Kuliah Dasar Keahlian 1, 2, 3, 4 Proses Belajar Mengajar 5, 6, 7, 8 Bidang Studi 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17,

    18, 19, 20

    b. Variabel terikat atau dependent variable

    Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

    Tabel 4 : Kisi-kisi Variabel Kompetensi Keguruan Guru Praktikan PPL

    Indikator Nomor Instrumen Kuesioner

    Personal 1, 7, 8, 10, 11 Sosial 3, 5, 6 Profesional 1, 2, 4, 9, 12, 13, 15, 17, 18, 20 Pedagogi 14,16, 19

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 40

    2. Pengukuran

    a. Pengukuran sikap guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-

    mengajar guru praktikan dan kompetensi mengajar guru praktikan

    menggunakan skala likert dengan memberikan skor 1 sampai dengan 4

    pada setiap pertanyaan.

    Pengukuran tersebut adalah :

    Kriteria Jawaban Skor Positif

    Sangat setuju 4

    Setuju 3

    Tidak Setuju 2

    Sangat Tidak Setuju 1

    b. Pengukuran nilai mata kuliah prasyarat PPL II dilakukan dengan

    menjumlahkan nilai keseluruhan dari mata kuliah prasyarat yang ada,

    lalu dibagi dengan jumlah mata kuliah prasyarat atau nilai indeks

    prestasi kumulatif nilai prasyarat PPL.

    F. Teknik Pengumpulan Data

    1. Kuesioner/angket

    Kuesioner/angket adalah metode pengumpulan data dengan menggunakan

    sejumlah daftar pertanyaan yang diberikan kepada responden untuk diisi

    dengan jawaban yang sesuai dengan keadaan responden yang sebenarnya.

    Melalui cara yang dimaksudkan untuk mendapatkan data variabel sikap

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 41

    guru praktikan, kemampuan interaksi belajar-mengajar dan nilai mata

    kuliah prasyarat PPL II dan kompetensi keguruan guru praktikan.

    2. Dokumentasi

    Dokumentasi adalah pengumpulan data berdasarkan benda-benda tertulis

    yang tersedia di kampus guna melengkapi data tentang gambaran umum

    kampus Universitas Sanata Dharma.

    3. Wawancara

    Wawancara adalah metode tanya jawab langsung kepada mahasiswa,

    dosen, dan karyawan guna mendapatkan keterangan tambahan tentang

    gambaran umum kampus Universitas Sanata Dharma

    G. Pengujian Instrumen

    1. Uji Validitas

    Validitas alat ukur adalah sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu

    alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya (Azwar, 1999). Alat ukur

    dikatakan valid bila dapat memberikan hasil pengukuran yang tepat dan akurat

    sesuai dengan maksud dan tujuan dilakukannya pengukuran.

    Validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini adalah

    validitas isi yang dapat dilakukan dengan membandingkan antara isi

    instrumen dengan isi atau rancangan yang telah ditetapkan. Oleh karena itu,

    untuk memilih item yang berkualitas maka perlu dilakukan seleksi item.

    Seleksi item dapat diketahui setelah dilakukan uji coba item dan analisis item.

    Uji coba item dilakukan pada sekelompok subjek yang memiliki karakteristik

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 42

    yang relatif mirip dengan subjek yang akan diukur. Sementara itu, analisis

    item dilakukan dengan korelasi antara skor item dengan skor total dengan

    pendekatan internalconsistency. Teknik yang digunakan adalah korelasi

    Product Moment dari Pearson dengan koefisien korelasi rxy (Azwar, 1999).

    Kriterium yang digunakan adalah skor total dibandingkan dengan skor setiap

    item.

    { }{ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑ ∑

    −−

    −=

    2222 )()(

    ))((

    YYNXXN

    YXXYNrxy

    Keterangan : rxy = Koefisien korelasi antara X dan Y x = masing-masing variabel bebas y = variabel terikat n = jumlah sampel

    Untuk mengetahui apakah instrumen penelitian tersebut valid atau

    tidak, maka ketentuannya sebagai berikut :

    a. Jika rhitung > rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

    penelitian dikatakan valid.

    b. Jika rhitung < rtabel dengan taraf keyakinan 95 % maka instrumen

    penelitian dikatakan tidak valid.

    Uji validitas dalam penelitian ini dilakukan dengan komputasi melalui

    program SPSS versi 11.5.

    Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel sikap

    guru praktikan PPL, dari 20 item pernyataan, setelah diujicobakan kepada 25

    responden diperoleh harga koefisien korelasi mulai dari 0.366 sampai 0.799.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 43

    Dari harga-harga koefisien korelasi tersebut, ternyata semuanya dinyatakan

    valid.

    Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel

    kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan PPL, dari 20 item

    pernyataan, setelah diujicobakan kepada 25 responden diperoleh harga

    koefisien korelasi mulai dari 0.197 sampai 0.821. Dari harga-harga koefisien

    korelasi tersebut, ternyata ada 17 item yang dinyatakan valid yaitu item 2, 3, 4,

    5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, dan 19, sedangkan item lainnya

    yaitu item 1, 18 dan 20 dinyatakan tidak valid dan untuk selanjutnya ketiga

    item tersebut tidak diikutsertakan dalam angket penelitian selanjutnya.

    Dalam penelitian ini, untuk variabel bebas nilai mata kuliah prasyarat

    PPL, tidak ikut diuji validitas karena hasil yang sudah diperoleh berdasarkan

    data dari responden sudah merupakan data yang sebenarnya.

    Dari hasil korelasi product momentnya Pearson untuk variabel

    kompetensi keguruan guru praktikan, dari 20 item pernyataan, setelah

    diujicobakan kepada 25 responden diperoleh harga koefisien korelasi mulai

    dari 0.267 sampai 0.826. Dari harga-harga koefisien korelasi tersebut, ternyata

    semuanya dinyatakan valid.

    2. Pengujian Reliabilitas

    Pengujian reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana

    suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Uji reliabilitas

    menggunakan sistem konsistensi internal belah dua dengan rumus Cronbach.-

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 44

    Alpha. Pengujian reliabilitas didasarkan pada rumus Cronbach.-Alpha

    (Umar,2002 : 125) dengan rumus sebagai berikut.

    ⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    ⎡−⎥

    ⎤⎢⎣

    ⎡−

    = ∑ 22

    11 1)1( tb

    kkr

    σσ

    Keterangan :

    r11 = reliabilitas instrumen k = banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal ∑ 2bσ = jumlah varians butir

    2tσ = varians total

    Uji reliabilitas dalam penelitian dilakukan dengan komputasi melalui

    program SPSS versi 11.5.

    Hasil perhitungan reliabilitas diinterpretasikan dengan tingkat

    keandalan koefisien korelasi (Arikunto, 1993 : 223) adalah sebagai berikut :

    nilai yang terletak antara 0,000-0,199 dianggap mempunyai hubungan yang

    sangat rendah, nilai r antara 0,200-0,399 mempunyai hubungan yang rendah,

    nilai r antara 0,400-0,599 mempunyai hubungan yang sedang, nilai r antara

    0,600-0,799 mempunyai hubungan yang kuat dan nilai r antara 0,800-1,000

    mempunyai hubungan yang sangat kuat.

    Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan

    angket sikap guru praktikan sebesar 0,9116 dengan interpretasi sangat kuat

    yang berarti angket sikap guru praktikan memadai untuk dipakai penelitian

    sebenarnya.

    Dari butir-butir yang sahih sebanyak 17 butir diperoleh hasil keandalan

    angket kemampuan interaksi belajar-mengajar guru praktikan sebesar 0,8967

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 45

    dengan interpretasi sangat kuat yang berarti angket kemampuan interaksi guru

    praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.

    Dari butir-butir yang sahih sebanyak 20 butir diperoleh hasil keandalan

    angket kompetensi keguruan guru praktikan sebesar 0,9056 dengan

    interpretasi sangat kuat yang berarti angket kompetensi keguruan guru

    praktikan memadai untuk dipakai penelitian sebenarnya.

    Agar kesimpulan yang ditarik tidak menyimpang dari yang

    seharusnya, maka terlebih dahulu dilakukan uji prasyarat analisis korelasi

    yaitu uji normalitas.

    H. Teknik Analisis Data

    1. Deskripsi Data

    Untuk mendeskripsikan sikap guru praktikan, kemampuan interaksi

    belajar-mengajar dan nilai mata kuliah prasyarat PPL II dengan

    kompetensi keguruan pada guru praktikan yang menggunakan Penilaian

    acuan Patokan (PAP II)

    2. Uji Normalitas

    Pengujian normalitas dimaksudkan untuk mengetahui apakah data

    berdistribusi normal atau tidak. Apabila data yang terjaring berdistribusi

    normal, maka analisis untuk menguji hipotesis dapat dilakukan. Hal ini

    sejalan dengan pendapat Sudjana bahwa asumsi normalitas perlu dicek

    kebenarannya agar langkah-langkah selanjutnya dapat

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 46

    dipertanggungjawabkan (Sudjana, 1996 : 291). Dalam uji normalitas ini

    digunakan rumus chi-kuadrat (Sugiyono, 2002 : 226) , yaitu :

    ∑⎭⎬⎫

    ⎩⎨⎧ −

    =fn

    fhfoX2

    2 )(

    Keterangan : X2 = chi-kuadrat Fo = frekuensi yang diobservasi Fh = frekuensi yang diharapkan Apabila harga chi-kuadrat yang diperoleh melalui perhitungan lebih

    kecil dari harga chi-kuadrat tabel dengan taraf signifikansi 5% pada derajat

    kebebasan jumlah kelas interval dikurangi satu (k-1), maka data dari

    variabel tersebut berdistribusi normal. Sebaliknya, jika harga chi-kuadrat

    melalui perhitungan atau observasi lebih besar daripada harga chi-kuadrat

    tabel, maka data variabel tersebut berdistribusi tidak normal.

    3. Uji Hipotesis

    Analisis kuantitatif yang digunakan antara lain :

    a. Analisis korelasi rank dari Spearman atau korelasi tata jenjang,

    digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian dan sekaligus terkait

    dengan hipotesis pertama, kedua, dan hipotesis ketiga, penulis

    menggunakan teknik koefisien korelasi rank dari Spearman

    (Arikunto, 2006 : 278) dengan rumus sebagai berikut.

    ⎥⎥⎦

    ⎢⎢⎣

    −−= ∑

    )1(61 2

    2

    nnd

    r is

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 47

    di = perbedaan dalam rank yang diberikan kepada 2

    karakteristik yang berbeda dari individu atau fenomena ke i.

    n = banyaknya individu / fenomena yang diberi rank.

    Rumusan hipotesisnya :

    Ho = tidak ada hubungan (korelasi) antara variabel X dan

    variabel Y atau angka korelasi 0

    Ha = ada hubungan (korelasi) antara variabel X dan variabel Y

    ata angka korelasi tidak 0

    Uji korelasi tata jenjang ini menggunakan SPSS versi 11,5. Arah

    korelasi dinyatakan dalam tanda + (plus) dan – (minus). Tanda +

    menunjukkan adanya korelasi sejajar searah dan tanda – menunjukkan

    korelasi sejajar berlawanan arah (Arikunto, 2006:279).

    Korelasi + : ”makin tinggi nilai X, makin tinggi nilai Y” atau

    ”kenaikan nilai X diikuti kenaikan nilai Y”.

    Korelasi - : ”makin tinggi nilai X, makin rendah nilai Y, atau

    ”kenaikan nilai X, diikuti penurunan nilai Y”.

    Ada tidaknya korelasi, dinyatakan dalam angka pada indeks. Betapa

    pun kecilnya indeks korelasi, dapat diartikan bahwa antara kedua

    variabel yang dikorelasikan, terdapat adanya korelasi. Makin besar

    angka dalam indeks korelasi, semakin tinggi korelasi kedua variabel

    yang dikorelasikan.

    Dengan anggapan bahwa koefisien korelasi rank sebenarnya ρs (=

    Rho s), akan sebesar nol dengan tingkat signifikansi 5%, dapat diuji

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 48

    dengan membandingkan angka probabilitas yang didapat dari hasil

    komputasi dengan tingkat signifikansi. Apabila angka probabilitas

    signifikan di bawah 0,05 (signifikan < 0,05), maka Ho ditolak atau

    sebenarnya ada hubungan antara variabel X dan Y, demikian juga

    sebaliknya.

    PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

  • 49

    BAB IV

    GAMBARAN UMUM WILAYAH PENELITIAN

    A. Dari PTPG ke Universitas

    Pada tahun 1955 didirikan Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG)

    Sanata Dharma dan mulai bulan November 1958 pemerintah mengubah nama

    PTPG Sanata Dharma menjadi FKIP dengan alasan PTPG bukanlah nama

    suatu instansi perguruan tinggi. Berkaitan dengan hal itu, nama PTPG Sanata

    Dharma berganti menjadi FKIP Sanata Dharma. Namun muncul persoalan,

    “Mana Universitasnya?”, guna mengatasi persoalan itu, muncul gagasan untuk

    membentuk Univ