Author
dokhanh
View
224
Download
0
Embed Size (px)
PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
TIDAK LANGSUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Octaviana Manuhutu
NIM : 048114001
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
TIDAK LANGSUNG
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S.Farm.)
Program Studi Ilmu Farmasi
Oleh:
Octaviana Manuhutu
NIM : 048114001
FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
Skripsi
PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
TIDAK LANGSUNG
Yang diajukan oleh:
Octaviana Manuhutu
NIM : 048114001
telah disetujui oleh : Pembimbing, Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. Tanggal 23 Mei 2009
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
Skripsi
PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM
TIDAK LANGSUNG
Dipersiapkan dan disusun oleh :
Nama : Octaviana Manuhutu
NIM : 048114001
Telah dipertahankan di depan panitia penguji
pada tanggal 7 April 2009
dan dinyatakan memenuhi syarat
Susunan Panitia Penguji :
Nama Lengkap Tanda Tangan
Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt. .....................
Christine Patramurti, M.Si., Apt. .....................
Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si. ......................
Yogyakarta, 25 Mei 2009 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma Dekan, (Rita Suhadi, M.Si.,Apt.)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
My Lord Christ Jesus
All My Lovely Family
All My Friends
My Almamater
My Truly Love
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
HALAMAN MOTTO
Love is my live and live is my love
Tetapi aku, kepada kasih setia-Mu aku percaya, hatiku bersorak-sorak karena penyelamatan-Mu.
Aku mau menyanyi untuk Tuhan karena Ia telah berbuat baik kepadaku
Be the best of the best
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertandatangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Octaviana Manuhutu
Nomor Mahasiswa : 048114001
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
Penetapan Kadar Lidokain HCl Dalam Sediaan Injeksi Secara
Spektrofotometri Serapan Atom Tidak Langsung
Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian, saya memberikan
kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan,
mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan
data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau
media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta ijin dari saya
maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya
sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Yogyakarta, 25 Mei 2009
Yang menyatakan,
(Octaviana Manuhutu)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan bahwa sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini
tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan
dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagai layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 25 Mei 2009 Penulis
Octaviana Manuhutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Kuasa karena berkat, rahmat
serta karunia-Nya yang berlimpah sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul PENETAPAN KADAR LIDOKAIN HCl DALAM SEDIAAN
INJEKSI SECARA SPEKTROFOTOMETRI SERAPAN ATOM TIDAK
LANGSUNG ini dengan baik. Skripsi ini diajukan sebagai pemenuhan salah satu
syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi Jurusan Farmasi Universitas Sanata
Dharma Yogyakarta.
Proses penyusunan skripsi ini juga tidak mungkin terlaksana tanpa
bimbingan, dukungan, petunjuk, kritik, saran serta kerjasama dari berbagai pihak,
baik secara langsung maupun secara tidak langsung. Pada kesempatan ini, penulis
secara khusus menyampaikan terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala
bentuk bantuan moril dan materiil kepada :
1. Ibu Rita Suhadi, M.Si., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta.
2. Bapak Prof. Dr. Sudibyo Martono, M.S., Apt., selaku Dosen Pembimbing
yang selalu memberikan bantuan dan pengarahan selama penyusunan skripsi
ini.
3. Ibu Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan yang berarti bagi penulis.
4. Ibu Lucia Wiwid Wijayanti, M.Si., selaku Dosen Penguji yang telah
memberikan masukan yang berarti bagi penulis.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
5. Ibu Astuti selaku teknisi instrumentasi SSA di LPPT UGM yang telah banyak
membantu penulis selama penelitian.
6. Seluruh Laboran-laboran (Mas Bimo, Pak Parlan, dan Pak Kunto) di
Laboratorium Lantai 4 Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma yang
telah banyak membantu penulis selama penelitian.
7. Teman-teman seperjuangan skripsi; Pipit, Adit, Rike yang selalu memberikan
dukungan yang berarti bagi penulis.
8. Semua keluarga di Banyuwangi (Oma, Oom Weni, Oom Jerry, Oom Xavier,
Tante Yo, Andi dan Erwin), di Jember (Papa, Mama dan Vina), di Nederland
(Tante Dina dan Oom Hans) dan di Pontianak (Oom Djonis, Tante Kristin,
Eko dan Ita) yang selalu memberi semangat dan doa.
9. Benidiktus Bens. Terima kasih untuk semangat, doa dan suka duka dalam
hidupku dan hari-hari yang sangat berarti.
10. Teman-teman kost Green House Dini, Fani, Lesty, Luci, Mega, Evi, Linda,
Mbak Lini, Mbak Pritty, Prapti, Eni, Nita, Kristin, Agata, Cat, Sisil dan Ita.
Kristin dan Candra buat dukungannya.
11. Teman-Teman Angkatan 2004 FST (Wiwid, Retry, Sapi, Yoyo, Rian, Tika,
Novi, Robby dan teman-teman lainnya) dan angkatan 2004 FKK (Atin, Made,
Rina, Novi, Reni dan Manda).
12. Pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, penulis mohon maaf dan
terima kasih sebesar-besarnya.
Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penyelesaian skripsi
ini, sehingga penulis mengharapkan segala kritik dan saran yang membangun.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
Semoga skripsi ini dapat membantu dan bermanfaat terutama dalam bidang ilmu
pengetahuan.
Yogyakarta, 25 Mei 2009
Hormat Penulis
Octaviana Manuhutu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
INTI SARI
Lidokain HCl merupakan obat golongan anestetik yang banyak digunakan sebagai sediaan injeksi. Beberapa metode penetapan kadar (langsung) lidokain HCl antara lain: spektrofotometri, kromatografi gas, kromatografi cair kinerja tinggi, disamping metode konvensional secara titrimetri. Pada penelitian ini, dilakukan penetapkan kadar Lidokain HCl dalam sediaan injeksi secara spektrofotometri serapan atom (SSA) tidak langsung.
Jenis penelitian ini merupakan penelitian non eksperimental deskriptif. Pada penelitian ini, lidokain HCl yang bereaksi dengan tetrathiocyanatocobaltate (CoTC) berlebih tertentu dan menghasilkan endapan lidokain-CoTC yang merupakan ion-associates. Kelebihan ion logam kobalt ditetapkan secara SSA. Sisa ion logam kobalt yang bervariasi didapat dari seri kadar lidokain HCl yang bereaksi dengan CoTC berlebih tertentu. Hasil pengukuran sisa ion logam kobalt secara SSA akan menunjukkan korelasi negatif dengan kadar lidokain HCl.
Dari hasil penelitian ini diperoleh persamaan kurva baku 6138,02989,1 += xy dengan koefisien korelasi r = 992,0 dan pada aplikasi
metode tersebut diatas pada penetapan lidokain HCl dalam sediaan injeksi diperoleh kadar rata-rata 21,59 mg/mL dengan CV sebesar 3,57% dan persen perolehan kembali yaitu 95-99%.
Kata kunci : Lidokain HCl, sediaan injeksi, CoTC, logam berlebih, spektrofotometri serapan atom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
ABSTRACT
Lidocaine HCl is one of anesthetic category medicine that is commonly used as injection pharmaceutical. Some kind of determination methods for Lidocaine HCl are spectrophotometry, gas chromatography, high performance liquid chromatography beside titrimetry as conventional method. In this research, concentration of Lidocaine HCl was determined in injection pharmaceutical using indirect Atomic Absorption Spetrofotometry (AAS).
This type of research is a non experiment descriptive research. Lidocaine HCl reacted with an excess tetrathiocyanatocobaltate (CoTC) and the result was lidocaine-CoTC known as ion-associates. The excess of cobalt metal ion will determined by AAS. Residue of variated metal cobalt ion can be got by creating series of Lidocaine HCl that reacted with an excess COTC. The Result of AAS measurement from metal cobalt ion will show negative corelation with Lidocaine HCl.
From this research result, the regression line was 6138.02989.1 += xy with corelation coefisien r = 992.0 and on application method mentioned above, the average concentration of Lidocaine HCl in injection pharmaceutical is 21.59 mg/mL with coefficient variation is 3.57 % and percent of recovery between 95-99%. Keyword : Lidocaine HCl, injection pharmaceutical, CoTC, excess metal, atomic absorption spectrophotometry
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
DAFTAR ISI HALAMAN JUDUL ............................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................. iii
HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .......................................................................................... v
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ..................................................... vi
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......... vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................. vii
KATA PENGANTAR ...................................................................................... viii
INTI SARI .......................................................................................................... xi
ABSTRACT ...................................................................................................... xii
DAFTAR ISI .................................................................................................... xiii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xvii
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xviii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xix
BAB I
PENGANTAR ..................................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Permasalahan .............................................................................................. 3
C. Keaslian Penelitian ..................................................................................... 3
D. Manfaat Penelitian ...................................................................................... 4
1. Manfaat metodologis ......................................................................... 4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
2. Manfaat praktis .................................................................................. 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................ 4
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA ................................................................................ 5
A. Lidokain HCl .............................................................................................. 5
B. Injeksi ......................................................................................................... 7
C. Kobalt ......................................................................................................... 7
D. Kompleksometri ......................................................................................... 8
E. Ion Association ......................................................................................... 10
F. Spektrofotometri Serapan Atom ( SAA ) .................................................. 11
1. Pengukuran serapan pada spektrofotometri serapan atom ................. 13
2. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom ................................ 13
3. Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri Serapan Atom ............ 19
G. Parameter Validitas dan Kategori Metode Analisis .................................... 20
1. Parameter validitas metode analisis .................................................. 20
2. Kategori metode analisis menurut USP 28 NF 23 Vol. 2 .................. 22
H. Landasan Teori ......................................................................................... 23
I. Hipotesis ................................................................................................... 24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN ......................................................................... 25
A. Jenis dan Rancangan Penelitian ................................................................. 25
B. Definisi Operasional ................................................................................. 25
C. Alat-alat Penelitian ................................................................................... 25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
D. Bahan-bahan Penelitian ............................................................................. 26
E. Tata Cara Penelitian .................................................................................. 26
1. Pembuatan larutan stok .................................................................... 26
2. Optimasi kondisi percobaan ............................................................. 27
3. Kondisi instrumentasi spektrofotometer serapan atom ...................... 27
4. Pembuatan persamaan kurva baku ................................................... 28
5. Pemilihan sampel ............................................................................. 29
6. Uji kualitatif .................................................................................... 29
7. Keseragaman Volume sediaan injeksi .............................................. 30
8. Penetapan kadar lidokain HCl .......................................................... 30
9. Pembuatan larutan baku untuk recovery ........................................... 30
10. Recovery (perolehan kembali) .......................................................... 30
F. Analisis Hasil ........................................................................................... 31
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN .......................................................................... 33
A. Pemilihan Sampel ..................................................................................... 33
B. Uji Kualitatif Lidokain HCl ...................................................................... 33
C. Optimasi Waktu Penggojogan ................................................................... 35
D. Pembuatan Kurva Baku ............................................................................ 36
E. Penetapan Keseragaman Volume Sediaan Injeksi ...................................... 39
F. Penetapan Kadar Lidokain HCl Pada Sediaan Injeksi ................................ 40
G. Hasil Uji perolehan kembali ...................................................................... 42
H. Analisis Hasil ........................................................................................... 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN .......................................................................... 45
A. Kesimpulan ............................................................................................... 45
B. Saran ........................................................................................................ 45
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 46
LAMPIRAN ...................................................................................................... 48
BIOGRAFI PENULIS ....................................................................................... 66
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR TABEL
Tabel III.1. Kondisi instrumental kobalt ............................................................. 28 Tabel IV.1. Hasil optimasi waktu penggojogan .................................................. 35 Tabel IV.2. Paired sampel test ........................................................................... 36 Tabel IV.3. Persamaan kurva baku I ................................................................... 37 Tabel IV.4. Persamaan kurva baku II ................................................................. 38 Tabel IV.5. Data keseragaman volume sediaan injeksi lidokain HCl .................. 39 Tabel IV.6. Hasil penetapan kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi
merk X .......................................................................................... 42 Tabel IV.7. Hasil uji perolehan kembali lidokain HCl dalam sediaan injeksi
merk X ............................................................................................. 43
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1. Lidokain Hidroklorida ..................................................................... 5 Gambar 2.2. Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom ............................... 14 Gambar 2.3. Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom .................................... 14 Gambar 2.4. Hollow Cathode Lamp ................................................................... 15 Gambar 2.5. Atomisasi ....................................................................................... 17 Gambar 2.6. Tungku Masmann .......................................................................... 17 Gambar 4.1. Persamaan kurva baku replikasi III ................................................ 38
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Sertifikat analisis Lidokain Hidroklorida ........................................ 48 Lampiran 2. Komposisi sampel sediaan injeksi Lidokain HCl merk X ............ 49 Lampiran 3. Optimasi waktu penggojogan ......................................................... 51 Lampiran 4. Data hasil pembuatan kurva baku ................................................... 55 Lampiran 5. Data keseragaman volume sediaan injeksi lidokain HCl ................. 60 Lampiran 6. Hasil penetapan kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi ............. 61 Lampiran 7. Penimbangan baku perolehan kembali ............................................ 62 Lampiran 8. Data dan contoh cara perhitungan uji perolehan kembali ................ 63
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENGANTAR
A. Latar Belakang
Anestetik lokal merupakan obat penghambat hantaran saraf bila
dikenakan secara lokal pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Zat anestetik
lokal juga harus larut dalam air, stabil dalam larutan, dapat disterilkan tanpa
mengalami perubahan (Ganiswara, 2002). Anestetik lokal biasanya dalam bentuk
basa lemah dan diformulasikan sebagai garam hidroklorida agar dapat larut dalam
air (Anonim, 2007).
Anestetik lokal yang tergolong dalam senyawaan amida adalah dibukain,
lidokain, mepivakain dan prilokain (Ganiswara, 2002). Lidokain yang banyak
dikenal yaitu lidokain HCl dalam berbagai macam bentuk sediaan dan yang paling
sering digunakan dalam bidang kesehatan pada umumnya adalah bentuk sediaan
larutan injeksi yang mengandung tidak lebih dari 2% lidokain HCl. Menurut
Ansel (1989) lidokain HCl 2% untuk injeksi diberikan secara intravena sebagai
antiarrhythmia.
Telah dikenal berbagai macam cara untuk menganalisis lidokain HCl yaitu
dengan menggunakan metode konvensional secara titrimetri dengan asam sulfat
dan larutan baku NaOH (Anonim, 1979). Metode penetapan kadar yang lain yaitu
metode kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak asam asetat glasial dan
air (Anonim, 1995) dan aplikasi metode ini pada sediaan farmasetika dengan
sistem kromatografi kolom silika C18 dan fase gerak SDS dan 1-propanol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
memiliki kelebihan yaitu cepat, dapat dipercaya dan bebas dari gangguan namun
menghasilkan resolusi yang kurang baik (Gilabert dkk., 2006). Metode
kromatografi gas merupakan salah satu metode yang lain untuk penetapan kadar
lidokain HCl. Aplikasi dari metode ini adalah analisis lidokain HCl pada cairan
tubuh yaitu dengan Solid Phase Extraction yang diikuti dengan Capillary Gas
Chromatographic (Baniceru dkk., 2004
Pada penelitian ini dikembangkan suatu metode untuk menganalisis
kadar lidokain HCl yaitu dengan metode spektrofotometri serapan atom tidak
langsung, sebagai metode alternatif. Pada penelitian ini digunakan suatu agen
pengkelat yaitu tetrathiocyanatocobaltate [hasil pengkompleksan antara kobalt
(II) klorida dan amonium tiosianat] yang akan bereaksi dengan lidokain HCl dan
membentuk ion-associates sehingga pada penelitian ini akan dilakukan
pengukuran dengan spektrofotometri serapan atom tidak langsung terhadap sisa
ion logam kobalt berlebih yang tidak bereaksi dimana hasil pengukuran dari
serapan sisa ion logam kobalt yang tidak bereaksi sebagai reprensentasi kadar
lidokain HCl. Kelebihan metode spektrofotometri serapan atom adalah dapat
menganalisis logam dalam konsentrasi rendah, metode serapan sangat spesifik,
). Metode ini memberikan nilai akurasi
yang cukup baik namun memberikan nilai presisi yang kurang baik. Metode
spektrofotometri juga digunakan untuk menganalisis lidokain HCl terutama dalam
bentuk basanya yaitu spektrofotometri UV (Gilabert dkk., 2006), kelebihan dari
metode ini adalah memiliki akurasi yang baik dan mudah untuk dilakukan namun
kurang selektif untuk menganalisis sediaan multikomponen (zat aktif maupun
impurities).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
dalam hal ini setiap logam yang diukur mempunyai panjang gelombang tertentu,
sehingga serapan yang dihasilkan berasal dari serapan logam tersebut tanpa ada
serapan dari logam lain (Khopkar, 1990).
Penelitian ini mengadopsi penelitian cinchocaine HCl dengan metode
spektrofotometri dan spektrofotometri serapan atom (Gani dkk., 2005) dan belum
pernah dikembangkan suatu metode penetapan kadar lidokain HCl secara
spektrofotometri serapan atom tidak langsung. Oleh karena itu, diperlukan
validasi metode penetapan kadar lidokain HCl secara spektrofotometri serapan
atom tidak langsung dengan melihat akurasi, presisi dan linearitas sehingga
metode ini diharapkan dapat digunakan pada penetapan kadar lidokain HCl pada
sediaan injeksi.
B. Permasalahan
Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat disusun permasalahan berikut:
1. Apakah metode spektrofotometri serapan atom tidak langsung yang didahului
dengan kompleksometri ini menghasilkan akurasi, presisi dan linearitas yang
baik pada penetapan kadar lidokain HCl ?
2. Berapakah kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi pada penetapan lidokain
HCl secara spektrofotometri serapan atom tidak langsung ini?
C. Keaslian Penelitian
Sejauh penelusuran pustaka dan jurnal yang dilakukan penulis belum
pernah dilakukan penelitian tentang validasi metode penetapan kadar lidokain HCl
secara spektrofotometri serapan atom tidak langsung menggunakan agen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
pengkelat tetrathiocyanatocobaltate sebagai tahap awal dan dilanjutkan dengan
pengukuran sisa ion logam kobalt yang tidak bereaksi sebagai reprensentasi kadar
lidokain HCl.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat metodologis
Manfaat metodologis penelitian ini untuk mengetahui validitas metode
spektrofotometri serapan atom tidak langsung dengan agen pengkelat
tetrathiocyanatocobaltate dan mengetahui kadar lidokain HCl dalam sediaan
injeksi dengan metode spektrofotometri serapan atom tidak langsung.
2. Manfaat praktis
Manfaat praktis penelitian ini adalah untuk memberikan sumbangan
ilmiah di dunia kefarmasian khususnya dalam bidang industri.
E. Tujuan Penelitian
1. Melakukan validasi metode spektrofotometri serapan atom tidak langsung
yang didahului dengan kompleksometri pada penetapan kadar lidokain
HCl.
2. Mengetahui berapakah kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi pada
penetapan kadar lidokain HCl secara spektrofotometri serapan atom tidak
langsung ini?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
BAB II
PENELAAHAN PUSTAKA
A. Lidokain HCl
CH3
NHCOCH2N(C2H5)2
CH3
. HCl
Gambar 2.1. Lidokain Hidroklorida (Anonim, 1989)
Lidokain HCl (gambar 2.1) adalah tipe anestesi lokal amida yang
biasanya digunakan sebagai antiarrhythmic agent. Obat ini berwarna putih,
berbentuk serbuk kristal dan mempunyai rasa sangat pahit, sangat larut dalam air
dan alkohol. pKa lidokain HCl adalah 7,86. Natrium hidroksida atau asam
hidroklorida digunakan untuk mengatur pH sediaan injeksi hingga 6-7. Dalam
perdagangan, cairan yang tersedia adalah lidokain hidroklorida dalam 5%
dekstrosa dengan pH 3,5-6. Suhu penyimpanan kurang dari 400C (15-300
Nama kimianya adalah 2-(Dietilamino)-2,6-asetoksilidida monohidro-
klorida monohidrat. Lidokain HCl mengandung tidak kurang dari 97,5% dan tidak
lebih dari 102,5% C
C)
(Anonim, 1989).
11H22N2O. HCl, dihitung terhadap zat anhidrat. Lidokain HCl
sangat mudah larut dalam air dan dalam etanol, larut dalam kloroform dan tidak
larut dalam eter (Anonim, 1995).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
Penelitian mengenai analisis lidokain HCl diantaranya menggunakan
metode konvensional secara titrimetri dengan asam sulfat dan larutan baku NaOH
(Anonim, 1979). Keterbatasannya adalah metode ini kurang spesifik, zat lain
(impurities) dapat mengganggu penetapan kadar lidokain HCl tersebut.
Kelebihannya adalah metode ini murah dibandingkan dengan metode
kromatografi dan spektrometri. Metode penetapan kadar yang lain yaitu metode
kromatografi cair kinerja tinggi dengan fase gerak asam asetat glasial dan air
(Anonim, 1995) dan aplikasi metode ini pada sediaan farmasetika dengan sistem
kromatografi kolom silika C18 dan fase gerak SDS dan 1-propanol memiliki
kelebihan yaitu cepat, dapat dipercaya dan bebas dari gangguan namun
menghasilkan resolusi yang kurang baik (Gilabert dkk., 2006). Metode
kromatografi gas merupakan salah satu metode yang lain untuk penetapan kadar
Lidokain HCl. Aplikasi dari metode ini adalah analisis lidokain HCl pada cairan
tubuh yaitu dengan Solid Phase Extraction yang diikuti dengan Capillary Gas
Chromatographic (Baniceru dkk., 2004). Metode ini memberikan nilai akurasi
yang cukup baik namun memberikan nilai presisi yang kurang baik. Metode
Spektrofotometri juga digunakan untuk menganalisis lidokain HCl terutama
dalam bentuk basanya yaitu spektrofotometri UV (Gilabert dkk., 2006), kelebihan
dari metode ini adalah memiliki akurasi yang baik dan mudah untuk dilakukan
namun kurang selektif untuk menganalisis sediaan multikomponen (zat aktif
maupun impurities).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
B. Injeksi
Injeksi adalah penyemprotan larutan (atau suspensi) ke dalam tubuh
untuk tujuan terapetik atau dianogstik. Larutan tersebut dapat bereaksi dalam
aliran darah tetapi juga dalam jaringan dan dalam organ. Jika larutan hanya
sejumlah relatif kecil dimasukkan (misalnya 1, 2, 5, sampai 20 mL) dalam
organisme, dihubungkan dengan injeksi (injectio = membuang ke dalam,
injectabilia), sebaliknya jika terjadi sejumlah besar untuk pemakaian (misalnya 1
atau beberapa liter), dikatakan infusi (infusio = penuangan ke dalam, infundibilia).
Bentuk ini dinyatakan sebagai pemasukan parenteral suatu obat (par enteron = di
luar usus) dalam kebalikannya terhadap penerapan enteral, yang berlangsung
melalui lambung-usus (Voight, 1994).
C. Kobalt
Kobalt mempunyai titik leleh 14930C, bersifat keras, tahan korosi dan
berwarna kebiruan. Dalam larutan air, kobalt secara normal terdapat sebagai ion
kobalt (II) Co2+. Dalam larutan air senyawa-senyawa kobalt (II) terdapat ion Co2+
yang berwarna merah (Vogel, 1979). Kobalt (III) relatif tidak stabil dalam
senyawaan sederhana, namun kompleks spin rendah sangat beragam dan stabil,
khususnya dimana atom-atom donor (biasanya N) membuat sumbangan energi
yang besar kepada medan ligan. Kobalt relatif tidak reaktif, meskipun ia larut
lambat dalam asam mineral encer (Cotton, 1989).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Panjang gelombang Kobalt untuk analisis SSA adalah 240,7 nm dengan
tipe nyala UA (udara-asetilen). Kobalt memiliki sensitivitas 0,053 g/mL, range
kerja 3-12 g/mL dan batas deteksi 0,007 g/mL (Khopkar, 1990).
D. Kompleksometri
Senyawa kompleks adalah senyawa yang terbentuk karena penggabungan
dua atau lebih senyawa sederhana, yang masing-masing dapat berdiri sendiri.
Misalnya, dalam proses penggabungan seperti berikut:
A + B AB (2-1)
Senyawa AB dapat dianggap sebagai senyawa kompleks (Rivai, 1995).
Semua hasil reaksi kimia dapat dianggap sebagai senyawa kompleks,
namun yang paling penting untuk analisis kimia adalah senyawa kompleks
koordinasi. Dalam menjelaskan proses pembentukan dan susunan koordinasi
senyawa-senyawa kompleks, telah dirumuskan tiga dalil (teori koordinasi
Werner), yaitu:
1. Beberapa ion logam mempunyai dua jenis valensi, yaitu valensi utama dan
valensi tambahan atau valensi koordinasi. Valensi utama berkaitan dengan
keadaan oksidasi ion logam, sedangkan valensi tambahan berkaitan
dengan bilangan koordinasi ion logam.
2. Ion-ion logam itu cenderung jenuh baik valensi utamanya maupun valensi
tambahannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
3. Valensi koordinasi mengarah ke dalam ruangan mengelilingi ion logam
pusat.
(Rivai, 1995)
Beberapa ion logam cenderung berikatan koordinasi dengan zat-zat
tertentu membentuk senyawa kompleks yang mantap. Zat-zat tertentu itu disebut
ligan. Ikatan kovalen antara ion logam pusat dan ligan membedakan senyawa
kompleks koordinasi sebagai golongan tersendiri senyawa kimia yang mempunyai
susunan dan bangun tertentu. Selain itu, ligan adalah zat yang memiliki satu atau
lebih pasangan elektron bebas (Rivai, 1995). Atom dalam suatu ligan yang terikat
langsung dengan atom logam dikenal sebagai atom donor. Ligan bidentat dan
polidentat juga disebut agen pengkhelat (chelating agent) karena kemampuannya
mengikat atom logam seperti sepit (dari Yunani chele, berarti sepit atau
cakar) (Chang, 2004). Jadi, ligan bertindak sebagai pemberi elektron dan ion
logam sebagai penerima elektron. Proses pembentukan ikatan pemberi-penerima
elektron tersebut dapat dilukiskan dengan persamaan sebagai berikut:
M + :L M:L (2-2)
Di sini M adalah ion logam dan L adalah ligan yang mempunyai pasangan
elektron. Jumlah ligan yang dapat diikat oleh ion logam itu disebut bilangan
koordinasi senyawa kompleks. Dengan demikian, persamaan (2-2) dapat ditulis
dalam bentuk umum (persamaan 2-3) sebagai berikut:
M + nL MLn (2-3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Di sini n adalah bilangan koordinasi senyawa kompleks yang terbentuk. Bilangan
koordinasi ini lazimnya 2, 4 dan 6 (Rivai, 1995).
Logam transisi memiliki keunikan yaitu cenderung membentuk ion
kompleks. Ciri logam transisi adalah memiliki subkulit d yang tidak terisi penuh
atau mudah menghasilkan ion-ion dengan subkulit d yang tidak terisi penuh. Ciri
ini menyebabkan beberapa sifat khas, meliputi warna yang unik, pembentukan
senyawa paramagnetik, aktivitas katalitik dan terutama kecenderungan besar
untuk membentuk ion kompleks. Logam transisi yang paling lazim adalah logam
transisi baris pertama (Sc, Ti, V, Cr, Mn, Fe, Co, Ni dan Cu) (Chang, 2004).
Metode yang didasarkan pada terbentuknya kompleks melalui reaksi
pembentukan ion-ion kompleks ataupun pembentukan molekul netral yang
terdisosiasi dalam larutan adalah metode kompleksometri (Khopkar, 1990).
Metode ini juga didasarkan pada kemampuan ion-ion logam membentuk senyawa
kompleks yang mantap dan dapat larut air (Rivai, 1995).
E. Ion Association
Ion association sering dikenal sebagai bentuk pasangan ion. Ion
association adalah interaksi antara ion yang bermuatan negatif dengan ion
bermuatan positif (kation dengan anion atau anion dengan kation). Dalam larutan
biasanya dijumpai dalam bentuk presipitan atau endapan (Anonim, 2009).
Pasangan ion merupakan penggabungan antara ion-ion yang mempunyai
muatan berlawanan akibat gaya elektrostatik. Hasil penggabungan tersebut tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menyebabkan ion-ion tersebut kehilangan muatannya. Contoh kesetimbangan
penggabungan kation dan anion (persamaan 2-4):
K+ + A- K+A- (2-4)
Salah satu sifat khas gabungan-ion adalah adanya momen dwikutub yang
besar. Contohnya pada gabungan ion K+Br-
2 [C20H30N3O2]+ + [Co(SCN)4]2- 2[C20H30N3O2]+[Co(SCN)4]2-
, harga momen dwikutubnya, = 9,1D
(Rivai, 1995). Contoh lain adalah pada penggabungan antara chincocaine dengan
CoTC (persamaan 2-5) dan chincocaine dengan CrTC (persamaan 2-6) (Gani
dkk., 2005):
(2-5)
3 [C20H30N3O2]+ + [Cr(SCN)4]3- 3[C20H30N3O2]+[Cr(SCN)4]3- (2-6)
F. Spektrofotometri Serapan Atom ( SAA )
Peristiwa serapan atom pertama kali diamati oleh Fraunhofer, ketika
mengamati garis-garis hitam pada spektrum matahari. Spektrofotometri serapan
atom pertama kali digunakan pada tahun 1955 oleh Walsh. Spektrofotometri
serapan atom digunakan untuk analisis kuantitatif unsur-unsur logam dalam
jumlah kelumit (trace) dan sangat kelumit (ultratrace). Cara analisis ini
memberikan kadar total unsur logam dalam suatu sampel dan tidak tergantung
pada bentuk molekul logam dalam sampel tersebut. Cara ini cocok untuk analisis
kelumit logam karena mempunyai kepekaan yang tinggi (batas deteksi kurang dari
1 ppm), pelaksanaannya relatif sederhana, dan interferensinya sedikit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
Spektrofotometri serapan atom didasarkan pada penyerapan energi sinar tampak
atau ultraviolet (Rohman, 2007).
Metode spektrofotometri serapan atom (SSA) berprinsip pada absorpsi
cahaya oleh atom. Pada metode ini, atom-atom akan menyerap cahaya tersebut
pada panjang gelombang tertentu, tergantung sifat unsurnya. Kobalt menyerap
pada 240,7 nm. Cahaya pada panjang gelombang ini mempunyai cukup energi
untuk menguraikan tingkat elektronik suatu atom. Transisi elektronik suatu unsur
bersifat spesifik. Dengan absorpsi energi, berarti memperoleh energi lebih banyak,
sehingga suatu atom pada keadaan dasar akan dinaikkan energinya ke tingkat
eksitasi. Dengan peristiwa ini, dapat memilih diantara panjang gelombang unsur
yang menghasilkan garis spektrum yang tajam dan dengan intensitas maksimum.
Garis inilah yang dikenal dengan garis resonansi (Khopkar, 1990).
Keberhasilan analisis ini tergantung pada proses eksitasi dan cara
memperoleh garis resonansi yang tepat. Suhu nyala harus sangat tinggi dan dapat
diterangkan dari persamaan distribusi Boltzman (persamaan 2-7)
=
KTEj- exp
PoPj
NoNj
(2-7)
Yang mana:
K : Tetapan Boltzman (1,38 x 10E-16 erg/K)
T : Temperatur absolut (Kelvin)
Ej : Perbedaan energi tingkat eksitasi dan tingkat dasar
Nj : Jumlah atom pada keadaan tereksitasi
No : Jumlah atom pada keadaan dasar
Pj : Jumlah keadaan kuantum dengan energi yang sama pada keadaan
tereksitasi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
Po : Jumlah keadaan kuantum dengan energi yang sama pada keadaan dasar
(Khopkar, 1990)
1. Pengukuran serapan pada spektrofotometri serapan atom
Oleh karena garis-garis spektrum atom sangat sempit dan juga energi-
energi transisi atom itu khas (untuk masing-masing unsur) maka metode analisis
yang berdasarkan pengukuran serapan (absorbansi) atom juga mempunyai sifat
spesifik yang tinggi. Kecilnya lebar garis spektrum serapan atom menimbulkan
masalah pada pengukuran serapannya. Ditinjau dari hubungan antara konsentrasi
dengan serapan, maka hukum Lambert-Beer dapat digunakan jika sumbernya
adalah sinar monokromatis. Pada SSA, panjang gelombang garis absorpsi
resonansi identik dengan garis-garis emisinya. Hal ini disebabkan karena
serasinya proses transisi. Untuk bekerja pada panjang gelombang ini, diperlukan
suatu monokromator celah yang dapat menghasilkan lebar puncak sekitar 0,002-
0,005 nm. Jelaslah bahwa SSA diperlukan suatu sumber radiasi yang
mengemisikan sinar pada panjang gelombang yang tepat sama dengan panjang
gelombang emisinya, yakni menggunakan sumber sinar lampu katoda berongga
(Rohman, 2007).
2. Instrumentasi Spektrofotometer Serapan Atom
Prinsip kerja dan instrumentasi spektrofotometer serapan atom dapat
dilihat pada gambar 2.2 dan gambar 2.3 berikut ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Gambar 2.2. Prinsip Kerja Spektrofotometri Serapan Atom (Anonim, 2006)
Gambar 2..3. Instrumen Spektrofotometri Serapan Atom (Levinson, 2006)
a. Sumber sinar
Sumber sinar yang lazim dipakai adalah lampu katoda berongga (hollow
cathode lamp). Lampu ini terdiri atas tabung kaca tertutup yang mengandung
suatu katoda dan anoda (gambar 2.4). Katoda berbentuk silinder berongga yang
terbuat dari logam atau dilapisi dengan logam tertentu. Tabung logam ini diisi
dengan gas mulia (neon atau argon) dengan tekanan rendah (10-15 torr). Bila
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
antara anoda dan katoda diberi selisih tegangan yang tinggi (600 volt), maka
katoda akan memancarkan berkas-berkas elektron yang bergerak menuju anoda
yang mana kecepatan dan energinya sangat tinggi. Elektron-elektron dengan
energi tinggi ini dalam perjalanannya menuju ke anoda akan bertabrakan dengan
gas-gas mulia yang diisikan tadi (Rohman, 2007).
Akibat dari tabrakan-tabarakan ini membuat unsur-unsur gas mulia akan
kehilangan elektron dan menjadi ion bermuatan positif. Ion-ion gas mulia yang
bermuatan positif ini selanjutnya akan bergerak ke katoda dengan kecepatan yang
tinggi pula. Sebagaimana disebutkan di atas, pada katoda terdapat unsur-unsur
yang sesuai dengan unsur yang akan dianalisis. Unsur-unsur ini akan ditabrak oleh
ion-ion positif gas mulia. Akibat tabrakan ini, unsur-unsur akan terlempar ke luar
dari pemukaan katoda. Atom-atom unsur dari katoda ini kemudian akan
mengalami eksitasi ke tingkat energi-energi elektron yang lebih tinggi dan akan
memancarkan spektrum pancaran dari unsur yang sama dengan unsur yang akan
dianalisis (Rohman, 2007).
Gambar 2.4. Hollow Cathode Lamp (Levinson, 2006)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Tempat Sampel
Dalam analisis dengan spektrometri serapan atom, sampel yang akan
dianalisis harus diuraikan menjadi atom-atom netral yang masih dalam keadaan
dasar. Ada berbagai macam alat yang dapat digunakan untuk mengubah suatu
sampel menjadi uap atom-atom yaitu: dengan nyala (flame) dan tanpa nyala
(flameless) (Rohman, 2007).
1) Nyala
Nyala digunakan untuk mengubah sampel yang berupa padatan atau
cairan menjadi bentuk uap atomnya, dan juga berfungsi untuk atomisasi (gambar
2.5). Suhu yang dapat dicapai oleh nyala tergantung pada gas-gas yang digunakan,
misalnya untuk gas batubara-udara, suhunya kira-kira 18000C; gas alam-udara:
17000C; asetilen-udara: 22000C; dan gas asetilen-dinitrogen oksida (N2O)
30000C. Pemilihan macam bahan pembakar dan gas pengoksidasi serta komposisi
perbandingannya sangat mempengaruhi suhu nyala. Efek emisi nyala dapat
dikurangi dengan menggunakan keping pemotong radiasi (chopper). Sumber
nyala yang paling banyak digunakan adalah campuran asetilen sebagai bahan
pembakar dan udara sebagai pengoksidasi. Tipe nyala yang diperlukan untuk
penetapan unsur kobalt pada panjang gelombang 240,7 nm adalah udara-asetilen
dan mempunyai kisaran kerja 3-12 g/mL serta batas deteksi 0,007 g/mL
(Rohman, 2007).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
Gambar 2.5. Atomisasi (Ma, 1997)
2) Tanpa nyala
Teknik atomisasi dengan nyala dinilai kurang peka karena atom gagal
mencapai nyala, tetesan sampel kurang masuk ke dalam nyala terlalu besar, dan
proses atomisasi kurang sempurna. Oleh karena itu, muncullah suatu teknik
atomisasi baru yakni atomisasi tanpa nyala. Pengatoman dapat dilakukan dalam
tungku dari grafit seperti tungku yang dikembangkan oleh Masmann seperti pada
gambar 2.6 (Rohman, 2007).
Gambar 2.6. Tungku Masmann (Rohman, 2007)
atomization
absorption
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
Atomisasi dapat dilakukan baik dengan nyala maupun dengan tungku.
Untuk mengubah unsur metalik menjadi uap atau hasil disosiasi diperlukan energi
panas. Suhu harus benar-benar terkendali dengan sangat hati-hati agar proses
atomisasinya sempurna. Ionisasi harus dihindarkan dan ini dapat terjadi pada suhu
yang terlalu tinggi (Khopkar, 1990).
c. Monokromator
Pada spektrofotometer serapan atom, monokromator yang dimaksudkan
untuk memisahkan dan memilih panjang gelombang yang digunakan dalam
analisis. Disamping optik, dalam monokromator juga terdapat suatu alat yang
digunakan untuk memisahkan radiasi resonansi dan kontinyu yang disebut dengan
chopper (Rohman, 2007).
d.Detektor
Detektor digunakan untuk mengukur intensitas cahaya yang melalui
tempat pengatoman. Biasanya digunakan tabung pengganda foton
(photomultiplier tube). Ada 2 cara yang dapat digunakan dalam sistem deteksi
yaitu: (a) yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi dan radiasi
kontinyu; dan (b) yang memberikan respon terhadap radiasi resonansi (Rohman,
2007).
Pada cara pertama, output yang dihasilkan dari radiasi resonan dan
radiasi kontinyu disalurkan pada sistem galvanometer dan setiap perubahan yag
disebabkan oleh radiasi resonan akan menyebabkan perubahan output. Pada cara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
kedua, output berasal dari radiasi resonan dan radiasi kontinyu yang dipisahkan.
Dalam hal ini, sistem penguat harus cukup selektif untuk dapat membedakan
radiasi. Cara terbaik adalah dengan menggunakan detektor yang hanya peka
terhadap radiasi resonan yang termodulasi (Rohman, 2007).
e. Readout
Readout merupakan suatu alat penunjuk atau dapat juga diartikan sebagai
sistem pencatat hasil. Pencatatan hasil dilakukan dengan suatu alat yang telah
terkalibrasi untuk pembacaan suatu transmisi atau absorpsi. Hasil pembacaan
dapat berupa angka atau berupa kurva suatu recorder yang menggambarkan
serapan atau intensitas emisi (Rohman, 2007).
3. Kelebihan dan Kekurangan Spektrofotometri Serapan Atom
Kelebihan spektrofotometri serapan atom adalah kecepatan analisisnya;
dapat digunakan untuk menentukan konsentrasi semua unsur pada konsentrasi
runut (ketelitiannya sampai tingkat runut/trace); dan sebelum pengukuran tidak
perlu memisahkan unsur yang ditentukan karena kemungkinan penentuan satu
unsur dengan kehadiran unsur lain dapat dilakukan asalkan lampu katoda
berongga yang diperlukan tersedia. Kekurangan spektrofotometri serapan atom
adalah kurang sensitif untuk pengukuran sampel bukan logam dan adanya
gangguan-gangguan (interference) adalah peristiwa-peristiwa yang menyebabkan
pembacaan serapan unsur yang dianalisis menjadi lebih kecil atau lebih besar dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
nilai yang sesuai dengan konsentrasinya dalam sampel. Gangguan-gangguan yang
dapat terjadi dalam SSA adalah sebagai berikut:
1) Gangguan yang berasal dari matriks sampel yang mana dapat
mempengaruhi banyaknya sampel yang mencapai nyala.
2) Gangguan kimia yang dapat mempengaruhi jumlah/banyaknya atom
yang terjadi di dalam nyala akibat disosiasi senyawa-senyawa yang
tidak sempurna dan ionisasi atom-atom di dalam nyala.
3) Gangguan oleh serapan yang disebabkan bukan oleh serapan atom
yang dianalisis; yakni serapan oleh molekul-molekul yang tidak
terdisosiasi di dalam nyala.
4) Gangguan oleh penyerapan non-atomik (non-atomic absorption)
(Khopkar, 1990)
G. Parameter Validitas dan Kategori Metode Analisis
1. Parameter validitas metode analisis
Validasi metode analisis adalah suatu prosedur yang digunakan untuk
membuktikan apakah suatu metode analisis memenuhi persyaratan yang
ditentukan atau tidak (Anonim, 2005b). Parameter analisis yang harus
dipertimbangkan dalam validasi metode analisis antara lain:
a. Akurasi merupakan kedekatan hasil pengukuran dengan kadar analit yang
sebenarnya yang dinyatakan dengan persen perolehan kembali (recovery)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
analit yang ditambahkan (Anonim, 2005b). Akurasi yang baik untuk
bahan baku adalah 90-110% (Anonim, 2004).
b. Presisi merupakan derajat kesesuaian antara hasil uji individual, diukur
melalui penyebaran hasil individual dari rata-rata jika prosedur diterapkan
secara berulang dari suatu sampel yang homogen dengan menggunakan
suatu metode analisis (Anonim, 2005b). Kriteria presisi diberikan jika
metode memberikan coefficient of variation (koefisien variasi) atau
relative standard deviation (simpangan baku relatif) 5% (Anonim,
2004).
c. Spesifisitas merupakan kemampuan suatu metode untuk mengukur
dengan akurat respon analit diantara seluruh komponen sampel potensial
yang ada dalam matrik sampel (Anonim, 2005b).
d. Detection limit merupakan konsentrasi terkecil analit dalam sampel yang
dapat dideteksi (Anonim, 2005b).
e. Quantitation limit merupakan pengukuran secara kuantitatif untuk
konsentrasi terkecil yang diukur dengan presisi dan akurasi yang dapat
diterima di bawah kondisi percobaan yang ditetapkan dengan metode
tersebut (Anonim, 2005b).
f. Linearitas merupakan kemampuan metode analisis memberikan respon
yang secara langsung atau dengan bantuan transformasi matematik yang
baik, proporsional terhadap konsentrasi analit dalam sampel dengan
rentang yang ada (Anonim, 2005b).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
g. Range (kisaran) merupakan interval antara kadar terendah sampai
tertinggi analit yang dapat diukur secara kuantitaif menggunakan metode
analisis tertentu dan menghasilkan ketelitian, ketepatan dan linearitas
yang mencukupi (Anonim, 2005b). Suatu strategi yang baik adalah
mengukur baku dengan kisaran 25, 50, 75, 100, 125, dan 150% dari
konsentrasi analit yang diharapkan (Rohman, 2007).
2. Kategori metode analisis menurut USP 28 NF 23 Vol. 2
a. Kategori I, meliputi metode analisis untuk kuantifikasi komponen mayor
substansi baku obat atau bahan aktif (termasuk pengawet) dalam sediaan
obat jadi.
b. Kategori II, meliputi metode analisis untuk penentuan pengotor dalam
substansi bahan baku obat atau senyawa degradasi dalam sediaan obat
jadi, termasuk pengukuran kuantitatif dan uji batas (limit test).
c. Kategori III, meliputi metode analisis untuk penentuan sifat-sifat fisik lain
obat seperti uji disolusi dan uji pelepasan.
d. Kategori IV, meliputi metode analisis untuk uji identifikasi.
(Anonim, 2005b)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
H. Landasan Teori
Anestetik lokal yang sering digunakan dalam bidang kesehatan adalah
lidokain HCl 2% dalam bentuk sediaan injeksi (Ganiswara, 2002). Berbagai cara
untuk menganalisis lidokain HCl baik dalam sediaan farmasetika maupun dalam
cairan tubuh diantaranya dengan menggunakan metode kromatografi kinerja
tinggi (Gilabert dkk., 2006) dan kromatografi gas (Baniceru dkk., 2004
Pada penelitian ini akan dilakukan analisis terhadap lidokain HCl dalam
sediaan injeksi dengan menggunakan metode spektrofotometri serapan atom tidak
langsung yang sebelumnya dilakukan kompleksometri yaitu pengkompleksan
antara kobalt (II) klorida dan amonium tiosianat yang bertujuan untuk
pembentukan ion negatif (tetrathiocyanatocobaltate) yang akan berinteraksi
dengan ion positif yaitu lidokain yang telah terprotonasi dalam suasana asam.
Hasil interaksi kedua ion yang berbeda muatan ini adalah pembentukan suatu ion-
associates yang ditunjukkan dengan endapan berwarna biru. Pengukuran secara
spektrofotometri serapan atom tidak langsung terhadap sisa ion logam kobalt
berlebih yang tidak bereaksi dimana hasil pengukuran dari serapan sisa ion logam
kobalt yang tidak bereaksi sebagai reprensentasi kadar lidokain HCl. Metode tidak
langsung ini merupakan metode alternatif dalam analisis lidokain HCl selain
metode penetapan kadar lidokain HCl secara langsung. Penelitian ini mengadopsi
kepada penelitian analisis cinchocaine HCl dengan metode spektrofotometri dan
spektrofotometri serapan atom (Gani dkk., 2005). Lidokain HCl sendiri
), metode
titrimetri (Anonim, 1979) dan metode spektrofotometri UV (Gilabert dkk., 2006).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
merupakan senyawa yang tidak mengandung logam. Adanya kesamaan gugus
amina pada cinchocaine dan lidokain yang bermuatan positif karena mengalami
protonasi pada suasana asam dapat membentuk suatu ion-associates dengan agen
pengkelat tetrathiocyanatocobaltate yang bermuatan negatif. Metode penetapan
kadar lidokain HCl secara spektrofotometri serapan atom tidak langsung
merupakan suatu metode pengembangan, maka dari itu pada penelitian ini perlu
dilakukan validasi metode dengan melihat akurasi, presisi dan linearitas.
I. Hipotesis
Berdasarkan landasan teori, diduga bahwa metode spektrofotometri
serapan atom tidak langsung yang didahului dengan kompleksometri untuk
penetapan kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi memiliki validitas yang baik
dan dapat diaplikasikan untuk menetapkan kadar lidokain HCl dalam sediaan
injeksi merk X.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis dan Rancangan Penelitian
Penelitian penetapan kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi secara
spektrofotometri serapan atom tidak langsung merupakan jenis penelitian non
eksperimental deskriptif.
B. Definisi Operasional
1. Metode analisis penelitian ini termasuk dalam kategori I, yaitu suatu metode
yang digunakan untuk analisis kuantitatif komponen mayor zat aktif dalam
suatu sediaan (Anonim, 2005b).
2. Validasi metode analisis merupakan serangkaian prosedur untuk menentukan
apakah metode analisis dengan spektrofotometri serapan atom ini yang
digunakan memenuhi parameter akurasi, presisi dan linearitas (Harmita,
2004).
3. Sampel lidokain HCl yang digunakan adalah sediaan injeksi merk X yang
mengandung lidokain HCl dengan konsentrasi 20 mg/mL.
4. Kadar obat dalam lidokain HCl dinyatakan dalam satuan mg/mL.
C. Alat-alat Penelitian
Peralatan yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
spektrofotometer serapan atom (Hitachi Polarized Zeeman Atomic Absorption
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Spectrofotometer Z100) dengan hallow cathode lamp untuk kobalt, slit width 0,2
nm, current lamp 10,0 mA; tipe nyala udara-asetilen; pH meter (pH Tester 30);
neraca analitik Scalttorus dan Scaltec; kertas Whatman no 42; pipet mikro
(Boithic); dan alat-alat gelas yang lazim digunakan di laboratorium analisis.
D. Bahan-bahan Penelitian
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi sediaan injeksi
lidokain HCl dengan konsentrasi 20 mg/mL (buatan pabrik tertentu, dengan merk
X); Standar lidokain HCl (kualitas farmasetis Brataco Chemical); Aquabides
(Laboratorium Kimia Instrumen Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma);
kobalt klorida, amonium thiosianat, Asam nitrat kualitas p.a. (E. Merck)
E. Tata Cara Penelitian
1. Pembuatan larutan stok
a.
Sejumlah 2,34790 g baku lidokain HCl ditimbang seksama kemudian larutkan
dengan aquabides dalam labu 100 mL.
Larutan baku Lidokain HCl 0,08 M
b.
Sejumlah 2,37930 g kobalt klorida (CoCl
Larutan agen pengkelat tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M
2.6H2O) ditimbang seksama dan
sejumlah 3,04483 g amonium tiosianat ditimbang seksama. Kedua bahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
tersebut dicampur dan larutkan dengan aquabides dalam labu 100 mL.
Larutan tetrathiocyanatocobaltate harus selalu dibuat baru.
2. Optimasi kondisi percobaan
Optimasi waktu penggojogan
3.
Pemilihan waktu yang optimum untuk pembentukan ion associates
dilakukan dengan pengukuran dari menit 1-4. Ambil 6,0 mL larutan
Lidokain HCl 0,08 M ke dalam 8 flakon yang berbeda kemudian
tambahkan 10 mL larutan tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M. Larutan
tersebut digojog hingga terbentuk endapan pada menit 1-4 dan disaring
dengan menggunakan kertas saring Whatman No.42. Tambahkan 1,0 mL
asam nitrat encer pada filtrat, encerkan dengan aquabides hingga tanda.
Larutan blanko juga dilakukan dengan cara yang sama. Ukur serapan
sisa ion logam kobalt yang tidak bereaksi dengan spektrofotometri
serapan atom dan dicari waktu penggojogan optimum yang
menunjukkan serapan yang konstan dari logam kobalt yang tidak
bereaksi. Lakukan 2 kali replikasi.
Kondisi instrumentasi spektrofotometer serapan atom
Optimasi instrumentasi spektrofotometer serapan atom dilakukan oleh pihak
LPPT UGM dan didapatkan data instrumentasi spektrofotometer serapan atom
untuk pengukuran logam kobalt disajikan pada tabel III.1 sebagai berikut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
Tabel III.1. Kondisi instrumental kobalt
Kondisi Instrumen Lamp Current 10.0 mA Wavelength 240.7 nm Slit 0.2 nm Atomizer STD Burner Oxidant Air
Oxidant Pressure 1.60 kg/cm2 (9.5 l/min)
Fuel C2H2
Fuel Pressure 0.35 kg/cm2
(2.5 l/min) Burner Height 10.0 mm
4.
a.
Pembuatan persamaan kurva baku
Pembuatan seri konsentrasi larutan baku
b.
Masukkan ke dalam labu ukur 10 mL sejumlah 1,5; 2,0; 2,5; 3,0 dan 3,5
mL larutan stok lidokain HCl 0,08 M. Tambahkan 5,0 mL larutan
tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M. Larutan tersebut digojog hingga
terbentuk endapan selama 2 menit. Saring larutan tersebut dengan kertas
saring Whatman No.42. Tambahkan 1,0 mL asam nitrat encer pada filtrat
dan encerkan dengan aquabides hingga tanda. Ukur serapan sisa ion
logam kobalt pada panjang gelombang 240,7 nm dengan menggunakan
setting kondisi instrumental yang optimal. Lakukan 3 kali replikasi.
Pembuatan blanko
Pipet 5,0 mL larutan tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M ke dalam labu 10
mL, tambahkan 1,0 mL asam nitrat encer pada larutan tersebut dan
encerkan dengan aquabides hingga tanda. Ukur serapan sisa ion logam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
kobalt pada panjang gelombang 240,7 nm dengan menggunakan setting
kondisi instrumental yang optimal.
5.
Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sediaan injeksi lidokain
HCl dengan konsentrasi 20 mg/mL. Pengambilan 1 macam sediaan injeksi
lidokain HCl dengan konsentrasi 20 mg/mL merk X berdasarkan atas 20%
dari jumlah sediaan injeksi yang beredar dipasaran.
Pemilihan sampel
6.
a.
Uji kualitatif
Ambil volume yang ekuivalen dengan 0,1 g lidokain HCl, tambahkan
NaOH untuk membuat menjadi basa. Kemudian saring dengan kertas
saring, cuci residu dengan air dan larutkan residu dalam alkohol 95%.
Lakukan uji kualitatif pada sediaan injeksi lidokain HCl tersebut dengan
cara menambahkan 0,5 mL larutan CoCl2
b.
, gojog selama 2 menit dan lihat
hasilnya. Jika hasil positif maka akan terbentuk warna biru atau bisa
berubah menjadi hijau dengan endapan halus.
c.
Ambil 2 mL larutan injeksi lidokain HCl, tambahkan 3 tetes iodium. Jika
hasil positif maka akan terbentuk endapan coklat.
Ambil 2 mL larutan injeksi lidokain HCl, tambahkan 1 mL asam nitrat dan
1 mL perak nitrat. Jika hasil positif maka akan terbentuk endapan putih.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
7. Keseragaman Volume sediaan injeksi
8.
Membandingkan volume 20 ampul sediaan injeksi dengan volume isi netto
tiap wadah harus berlebih dari volume yang ditetapkan. Pada volume pada
etiket sebanyak 2,0 mL, volume tambahan yang dianjurkan untuk cairan encer
sebanyak 0,15 mL.
Penetapan kadar lidokain HCl
9. Pembuatan larutan baku untuk recovery
Pipet 2,0 mL sampel injeksi yang telah dihomogenkan terlebih dahulu dengan
cara digojog dalam Erlenmeyer tertutup, masukkan ke dalam labu 10 mL
kemudian tambahkan larutan tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M 5,0 mL. Gojog
larutan tersebut hingga terbentuk endapan selama 2 menit. Saring larutan
menggunakan kertas saring Whatman No.42, tambahkan 1,0 mL asam nitrat
encer pada filtrat dan encerkan dengan aquabides hingga tanda. Ukur serapan
sisa ion logam kobalt pada panjang gelombang 240,7 nm dengan
menggunakan setting kondisi instrumental yang optimal. Lakukan 5 kali
replikasi.
Sejumlah 1,17395 g baku lidokain HCl ditimbang seksama kemudian larutkan
dengan aquabides ad 50,0 mL.
10. Recovery (perolehan kembali)
Pipet 2,0 mL dari sampel injeksi yang telah dihomogenkan terlebih dahulu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
dengan cara digojog dalam Erlenmeyer tertutup, kemudian masukkan ke
dalam labu 10 mL, tambahkan 1,7 mL dan 2,4 mL larutan baku lidokain HCl
untuk recovery, kemudian tambahkan larutan tetrathiocyanatocobaltate 0,1 M
5,0 mL. Gojog larutan tersebut hingga terbentuk endapan selama 2 menit.
Saring larutan menggunakan kertas saring Whatman No.42., tambahkan 1,0
mL asam nitrat encer pada filtrat dan encerkan dengan aquabides hingga
tanda. Ukur serapan sisa ion logam kobalt pada panjang gelombang 240,7 nm
dengan menggunakan setting kondisi instrumental yang optimal. Lakukan 6
kali replikasi.
F. Analisis Hasil
a. Penentuan linearitas
Nilai r dapat diperoleh dengan memasukkan data konsentrasi lidokain
HCl dan serapan dari data penentuan kurva baku ke dalam program
regresi linear pada kalkulator. Nilai r ini selanjutnya dibandingkan
dengan nilai r tabel pada taraf kepercayaan tertentu. rhitung > rtabel,
b.
pada
derajat bebas = n-2, dan taraf kepercayaan 99% (De Muth, 1999).
Penentuan kadar sampel
Dari hasil pengukuran kadar sampel ditentukan besarnya kadar terukur
(x) dengan memasukkan nilai serapan yang dihasilkan (y) pada
persamaan linear kurva baku (y = bx+a).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
c. Penentuan presisi
d.
Dari nilai kadar pada penetapan kadar lidokain HCl pada sediaan injeksi
ditentukan nilai CV untuk masing-masing replikasi. Ditentukan nilai CV
rata-rata keseluruhan replikasi. Metode yang memiliki nilai presisi yang
baik jika CV nya kurang dari 5% (Anonim, 2004).
Penentuan akurasi
% Perolehan kembali =
Dari nilai hasil uji perolehan kembali
Kadar terukur x100%
Kadar diketahui
Metode dikatakan memiliki nilai akurasi yang baik jika nilai hasil
perolehan kembali berada dalam rentang 90-110% untuk kadar analit 1-
10% (Anonim, 2004).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Pemilihan Sampel
Pada penelitian ini dilakukan validasi metode spektrofotometri serapan
atom tidak langsung untuk penetapan kadar lidokain HCl pada sediaan injeksi
dengan mengunakan suatu agen pengkelat yaitu tetrathiocyanatocobaltate.
Kemudahan sediaan injeksi lidokain HCl yang mudah didapat dan minimalnya
kandungan selain zat aktif pada sediaan injeksi maka yang dipilih sebagai sampel
adalah sediaan injeksi lidokain HCl. Sediaan injeksi lidokain HCl yang banyak
dijumpai dan yang paling sering digunakan adalah sediaan injeksi lidokain HCl
dengan konsentrasi 20 mg/mL (sesuai dengan kadar yang tertera pada label
kemasan). Berdasarkan penelusuran di beberapa apotik di daerah Yogyakarta,
didapatkan hanya beredar 1 sediaan injeksi lidokain HCl merk X, maka untuk
jumlah populasi yang sangat sedikit, pengambilan sampelnya yaitu 20% dari
populasi sehingga didapatkan 1 sediaan injeksi lidokain HCl merk X.
B. Uji Kualitatif Lidokain HCl
Uji kualitatif bertujuan untuk memastikan apakah di dalam sampel
terdapat lidokain HCl. Ada banyak macam uji kualitatif yaitu menggunakan
iodium, perak nitrat dan kobalt klorida (Anonim, 1991). Uji kualitatif yang
pertama adalah dengan menggunakan kobalt klorida. Sampel yang mengandung
lidokain HCl dibuat menjadi basa dengan NaOH. Pada lidokain yang basa, atom
nitrogen menjadi bermuatan negatif karena adanya lone pair electron. Lidokain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
akan bereaksi dengan ion logam kobalt yang bermuatan positif membentuk suatu
kompleks warna (hijau) dan endapan halus. Hasil yang didapatkan pada uji ini
adalah positif bahwa dalam sampel mengandung lidokain ditunjukkan dengan
adanya endapan halus berwarna hijau yaitu kompleks lidokain-kobalt. Reaksinya
(persamaan 4-1):
C14H22N2O.HCl + NaOH C14H22N2O + NaCl + H2O
Co2+ + 2 C14H22N2O kompleks Co[C14H22N2O]2 (4-1)
Uji kualitatif yang kedua adalah dengan menggunakan iodium. Sampel
yang mengandung lidokain HCl ketika ditambahkan iodium akan menghasilkan
endapan yang berwarna coklat. Endapan tersebut adalah lidokain dan warna coklat
merupakan iodium yang sedikit larut dalam air (I2
C14H22N2O.HCl + I3- C14H22N2O + HI + I2 + Cl-
). Hasil yang didapatkan pada
uji ini adalah positif bahwa dalam sampel mengandung lidokain HCl ditunjukkan
dengan adanya endapan coklat (lidokain dan iodium). Reaksinya (persamaan 4-2):
(4-2)
Perak nitrat adalah uji kualitatif yang ketiga. Reaksi menggunakan perak
nitrat adalah reaksi klorida. Ion logam perak akan bereaksi dengan ion klorida
yang bebas akan menghasilkan endapan putih (perak klorida) yang tidak larut
dalam asam nitrat. Pada sampel lidokain HCl terdapat ion klorida yang dapat
bereaksi dengan ion logam perak yang menghasilkan endapan putih (perak
klorida). Hasil yang didapat pada uji ini adalah positif bahwa dalam sampel
mengandung ion klorida ditunjukkan dengan adanya endapan putih (perak
klorida). Reaksinya (persamaan 4-3):
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Ag+ + [C14H23N2O]+ + 4H+ + NO3- + Cl- AgCl + [C14H23N2O]+ + NO + 2H2O (4-3)
C. Optimasi Waktu Penggojogan
Waktu penggojogan adalah waktu optimal pembentukkan ion-associates.
Optimasi waktu penggojogan ini sangat penting karena pembentukan ion-
associates ini membutuhkan waktu untuk bereaksi sempurna. Adanya waktu yang
konstan dapat dikatakan bahwa reaksi tersebut telah berjalan sempurna pada
waktu tertentu. Jika dilihat dari nilai serapan sisa logam kobalt yang tidak bereaksi
setelah menit ke 2 dan seterusnya tidak menunjukkan perbedaan hasil yang
signifikan, dapat dikatakan bahwa pembentukkan ion-associates yang sempurna
terjadi pada menit ke 2, ditunjukkan pada tabel IV.1.
Tabel IV.1. Hasil optimasi waktu penggojogan
Waktu Penggojogan (menit)
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak bereaksi
Replikasi I Replikasi II
Blanko
0,6244 0,6249
1
0,6013 0,6014
2
0,5903 0,5902
3
0,5904 0,5904
4
0,5903 0,5904
Hal ini juga dibuktikan menggunakan T-Test dengan perbandingan nilai
serapan antar menit. Hasil pengujian secara statistik ditunjukkan pada tabel IV.2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
Tabel IV.2. Paired sampel test
Keterangan:
Waktu penggojogan menit 1 dengan menit 2 berbeda [karena nilai sig.(2-tailed)nya adalah 0,0060,05]
Waktu penggojogan menit 3 dengan menit 4 sama [karena nilai sig.(2-
tailed)nya adalah 0,500>0,05]
Hasil pengujian statistika dengan T-Test pada taraf kepercayaan 95%
dapat dilihat bahwa ada perbedaan yang cukup signifikan antara menit 1 dengan
menit 2, 3, 4 dan tidak ada perbedaan yang signifikan antara menit 2, 3 dan 4.
D. Pembuatan Kurva Baku
Pada penelitian ini dilakukan pembuatan kurva baku yang bertujuan
untuk mendapatkan persamaan regresi linier yang digunakan untuk menghitung
Paired Differences t df
Sig. (2-
tailed)
Mean Std.
Deviation Std. Error
Mean
95% Confidence Interval of the
Difference Lower Upper Pair 1 menit1 -
menit2 ,0111000 ,0001414 ,0001000 ,0098294 ,0123706 111,000 1 ,006
Pair 2 menit1 - menit3 ,0109500 ,0000707 ,0000500 ,0103147 ,0115853 219,000 1 ,003
Pair 4 menit2 - menit3 -,0001500 ,0000707 ,0000500 -,0007853 ,0004853 -3,000 1 ,205
Pair 5 menit2 - menit4 -,0001000 ,0001414 ,0001000 -,0013706 ,0011706 -1,000 1 ,500
Pair 6 menit3 - menit4 ,0000500 ,0000707 ,0000500 -,0005853 ,0006853 1,000 1 ,500
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
kadar lidokain HCl dalam sampel. Kurva baku yang dibuat dalam 5 konsentrasi
lidokain HCl yang berbeda yaitu: 35,211; 46,958; 58,685; 70,422 dan 82,159
mg/mL. Replikasi pada kurva baku dilakukan tiga kali.
Ketiga persamaan kurva baku (I) pada tabel IV.3 memiliki nilai yang
tidak layak saji, maka pada tabel IV.4 ketiga persamaan kurva baku (II) tersebut
dibuat agar nilai layak saji dengan slope mendekati -1. Berdasarkan nilai rhitung
yang diperoleh, ketiga kurva baku tersebut dibandingkan nilai rtabel (pada taraf
kepercayaan 99%, df 3) diperoleh nilai rhitung ketiga kurva baku lebih besar dari
rtabel
Tabel IV.3 Persamaan kurva baku I
yaitu 0,959 (De Muth, 1999). Pada ketiga replikasi kurva baku di atas, dipilih
kurva baku replikasi yang ke III karena koefisien korelasi yang dihasilkan lebih
baik dibanding 2 replikasi yang lain.
Replikasi I Replikasi II Replikasi III Konsentrasi
Lidokain HCl (mg/mL)
Serapan sisa ion logam
kobalt yang tidak
bereaksi
Konsentrasi Lidokain
HCl (mg/mL)
Serapan sisa ion logam
kobalt yang tidak
bereaksi
Konsentrasi Lidokain HCl
(mg/mL)
Serapan sisa ion logam
kobalt yang tidak
bereaksi 35,211 0,6010 35,211 0,6009 35,211 0,6014
46,958 0,5985 46,958 0,5981 46,958 0,5993
58,685 0,5952 58,685 0,5964 58,685 0,5955
70,422 0,5922 70,422 0,5927 70,422 0,5910
82,159 0,5870 82,159 0,5890 82,159 0,5865
6119,000029,0 += xy 991,0=r
= -0,0160
6100,000025,0 += xy 991,0=r
= -0,0140
6138,000032,0 += xy 992,0=r
= -0,0180
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
Tabel IV.4. Persamaan kurva baku II
Replikasi I Replikasi II Replikasi III
Konsentrasi Lidokain HCl
(mg/2,5x10-4mL)
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak
bereaksi
Konsentrasi Lidokain HCl
(mg/2,5x10-4mL)
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak
bereaksi
Konsentrasi Lidokain HCl
(mg/2,5x10-4mL)
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak
bereaksi 3108,8 x 0,6010 3108,8 x 0,6009 3108,8 x 0,6014
31073,11 x 0,5985 31073,11 x 0,5981 31073,11 x 0,5993 31067,14 x 0,5952 31067,14 x 0,5964 31067,14 x 0,5955 31060,17 x 0,5922 31060,17 x 0,5927 31060,17 x 0,5910 31053,20 x 0,5870 31054,20 x 0,5890 31053,20 x 0,5865
6119,01694,1 += xy 991,0=r
= -49,460
6100,09952,0 += xy 991,0=r
= -44,860
6138,02989,1 += xy 992,0=r
= -52,400
Persamaan kurva baku replikasi III yang didapat akan digunakan untuk
penetapan kadar dan penetapan perolehan kembali lidokain HCl selanjutnya.
Persamaan kurva baku replikasi III disajikan pada gambar 4.1.
0,584
0,588
0,592
0,596
0,6
0,604
0 0,005 0,01 0,015 0,02 0,025Kadar Lidokain HCl (mg/2,5x10 mL)
Sera
pan
sisa
ion
loga
m k
obal
t ya
ng ti
dak
bere
aksi
Gambar 4.1. Persamaan kurva baku replikasi III
6138,02989,1 += xy r = 992,0
-4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Penetapan Keseragaman Volume Sediaan Injeksi
Keseragaman volume untuk sediaan injeksi dimaksudkan untuk
memastikan bahwa sediaan injeksi lidokain HCl yang akan ditetapkan kadarnya
tersebut mempunyai kandungan volume yang seragam antara satu dengan yang
lain. Penetapan keseragaman volume pada sediaan injeksi tersebut mengikuti cara
yang tertera pada Farmakope Indonesia edisi III (1979).
Pada tabel IV.5 dapat dilihat bahwa sediaan injeksi merk X memenuhi
persyaratan untuk keseragaman volume menurut Farmakope Indonesia edisi III
yaitu tidak melebihi volume tambahan pada cairan encer sebanyak 0,15 mL.
Tabel IV.5. Data keseragaman volume sediaan injeksi lidokain HCl
Nomor Volume Injeksi (mL) Nomor Volume Injeksi
(mL) 1 2,01 11 2,05
2 2,07 12 2,05
3 2,05 13 2,08
4 2,01 14 2,05
5 2,06 15 2,05
6 2,07 16 2,05
7 2,07 17 2,04
8 2,02 18 2,07
9 2,04 19 2,07
10 2,01 20 2,05
Penyimpangan dari penambahan volume > 0,15 mL = tidak ada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Sediaan injeksi yang telah ditetapkan keseragaman volumenya
selanjutnya akan digunakan sebagai sampel dalam penetapan kadar lidokain HCl.
F. Penetapan Kadar Lidokain HCl Pada Sediaan Injeksi
Sampel yang digunakan adalah sediaan injeksi, sebanyak 20 buah
sediaan injeksi sebelumnya telah diuji keseragaman volumenya, dihomogenkan
pada Erlenmeyer bertutup. Pengambilan sampel dari kemasan dengan nomor
batch yang sama dan dilakukan secara acak agar setiap sediaan injeksi memiliki
peluang untuk terambil menjadi sampel.
Penetapan kadar lidokain HCl dilakukan dengan cara mengambil
sebanyak 5 cuplikan sampel yang telah dihomogenkan untuk dilakukan penetapan
kadar dengan 5 kali replikasi. Penetapan kadar dilakukan sebanyak 5 kali replikasi
agar hasilnya representatif.
Sampel diambil sejumlah 2,0 mL kemudian dimasukkan ke dalam labu
ukur 10 mL. Agen pengkelat yaitu tetrathiocyanatocobaltate ditambahkan ke
dalam labu ukur sejumlah 5,0 mL, larutan tersebut digojog selama 2 menit
kemudian larutan diencerkan hingga tanda dengan aquabides..
Setelah larutan disaring diperoleh filtrat yaitu sisa logam kobalt berlebih
yang tidak bereaksi. Sebelum dilakukan pengukuran dengan spektrofotometri
serapan atom pada larutan tersebut ditambahkan asam nitrat encer yang bertujuan
untuk memutuskan ikatan logam dengan senyawa-senyawa lain dan juga
bertujuan untuk melarutkan logam kobalt karena logam kobalt mudah melarut
pada asam-asam mineral encer (Vogel, 1979), sehingga pada pengukuran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
menggunakan spektrofotometri serapan atom dapat memberikan hasil yang
optimal.
Pembentukkan ion-associates ditandai dengan adanya endapan yang
berwarna biru muda. Agen pengkelat tetrathiocyanatocobaltate (persamaan 4-4)
merupakan hasil pengkompleksan antara kobalt klorida dengan amonium tiosianat
(Vogel, 1979).
Co2+ + 4SCN- Co(SCN)4 2- (4-4)
Pada penelitian ini agen pengkelat tetrathiocyanatocobaltate selalu
dibuat baru untuk mencegah pembentukan kobalt oksida, sulfur dioksida dan
nitrogen oksida (Anonim, 2005a) yang dapat mengganggu hasil pada penetapan
kadar lidokain HCl. Reaksi dekomposisi dari tetrathiocyanatocobaltate
(persamaan 4-5):
[Co(SCN)4]2- + H2O + 11O2 4SO2 + 4NO + CoO + 2-OH + 4CO2 (4-5)
Pada suasana asam, gugus amina pada lidokain HCl mengalami protonasi
sehingga atom N pada gugus tersebut bermuatan positif sedangkan agen pengkelat
tetrathiocyanatocobaltate bermuatan negatif. Adanya interaksi pada antara
muatan positif pada lidokain dengan muatan negatif pada ion
tetrathiocyanatocobaltate membentuk suatu ion-associates. Pembentukkan ion-
associates antara lidokain HCl dengan agen pengkelat tetrathiocyanatocobaltate
ditunjukkan dengan endapan berwarna biru muda, reaksinya dapat dilihat pada
persamaan 4-6.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
Co
N
N
N
N C S
C S
C
CS
S
NH
CH3
CH3
C
O
CH2 NC2H5
C2H5HNH
H3C
H3C
C
O
CH2NC2H5
C2H5 H
(4-6)
Tabel IV.6 .Hasil penetapan kadar lidokain HCl dalam sediaan injeksi merk X
Replikasi Volume sampel (mL)
Serapan sisa ion logam kobalt
yang tidak bereaksi
Kadar lidokain HCl (mg/mL)
Kadar rata-rata lidokain HCl (mg/mL)
SD CV (%)
I
2,0
0,6002 20,94
21,59 0,76 3,57% II 0,5994 22,17 III 0,5996 21,86 IV 0,5993 22,33 V 0,6004 20,63
Hasil kadar rata-rata lidokain HCl pada sediaan injeksi yaitu 21,59
mg/mL dengan nilai SD sebesar 0,76 (tabel IV.6). Larutan yang diujikan memiliki
kadar yaitu 2% (sesuai dengan kadar yang tercantum pada label kemasan) dimana
nilai CV untuk kadar 1-10% 5% (Anonim, 2004), maka larutan dengan kadar
tersebut memenuhi persyaratan dengan nilai CV yaitu 3,57% (n = 5).
G. Hasil Uji perolehan kembali
Salah satu parameter validasi adalah akurasi, dinyatakan dalam persen
perolehan kembali. Penetapan persen perolehan kembali dilakukan dengan cara
menambahkan baku lidokain HCl dengan kadar tertentu ke dalam sampel
kemudian dilakukan penetapan kadar dengan cara yang sama seperti penetapan
kadar pada sampel dengan spektrofotometri serapan atom. Kadar lidokain HCl
yang terukur dibandingkan dengan kadar lidokain HCl diketahui (kadar lidokain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
lidokain HCl teoritis dalam sampel dan kadar baku lidokain HCl yang
ditambahkan ke sampel).
Tabel IV.7. Hasil uji perolehan kembali lidokain HCl dalam sediaan injeksi merk X
Replikasi
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak
bereaksi
Kadar lidokain
HCl terukur
(mg/3,5mL)
Kadar lidokain
HCl teoritis
(mg/2mL)
Kadar baku lidokain HCl
yang ditambahkan
dalam sampel
(mg/1,5mL)
Kadar lidokain
HCl diketahui
(mg/3,5mL)
Perolehan kembali
(%)
I 0,5901 72,98 40,00 35,50 75,50 97 II 0,5900 73,29 40,00 35,50 75,50 97 III 0,5897 74,22 40,00 35,50 75,50 98
Replikasi
Serapan sisa ion logam kobalt yang tidak
bereaksi
Kadar lidokain
HCl terukur
(mg/4mL)
Kadar lidokain
HCl teoritis
(mg/2mL)
Kadar baku lidokain HCl
yang ditambahkan
dalam sampel
(mg/2mL)
Kadar lidokain
HCl diketahui (mg/4mL)
Perolehan kembali
(%)
I 0,5880 79,45 40,00 41,75 81,75 97 II 0,5886 77,60 40,00 41,75 81,75 95 III 0,5876 80,68 40,00 41,75 81,75 99
Hasil uji perolehan kembali (tabel IV.7) sediaan injeksi yaitu 95-99%.
Persyaratan untuk persen perolehan kembali kandungan bahan aktif 1% yaitu
90-110% (Anonim, 2004). Larutan yang diujikan memiliki kadar 2% (sesuai
dengan kadar yang tercantum pada label kemasan) dengan persen perolehan
kembali yaitu 95-99% maka dapat dikatakan metode ini memiliki nilai akurasi
yang baik.
H. Analisis Hasil
Pada label kemasan sediaan injeksi lidokain HCl tercantum keterangan
bahwa sediaan injeksi tersebut mengandung bahan aktif lidokain HCl dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
konsentrasi 20 mg/mL (2%), maka metode ini dikatakan memiliki presisi yang
baik jika nilai CV nya 5% (Anonim, 2004). Pada hasil penetapan kadar lidokain
HCl memiliki nilai CV yaitu 3,57% (n = 5), oleh karena itu metode penetapan
kadar ini memiliki presisi yang baik.
Metode ini dikatakan memiliki akurasi yang baik jika memenuhi rentang
nilai persen perolehan kembali yaitu 90-110% untuk kadar analit 1-10% (Anonim,
2004). Pada penelitian ini hasil uji perolehan kembali yaitu 95-99%, maka metode
ini memiliki nilai akurasi yang baik.
Pada penelitian ini memiliki koefisien korelasi (r) yaitu 991,0 ; 991,0
dan 992,0 dari 3 replikasi pada rentang kadar lidokain HCl 35,211-82,159
mg/mL. Nilai-nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel
yaitu
0,959 (pada taraf kepercayaan 99%, df 3) (De Muth,1999). Dengan demikian
metode ini memiliki linearitas yang baik dan linearitas yang terbaik adalah pada
persamaan kurva baku replikasi ke III dibandingkan kedua replikasi yang lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
1. Metode spektrofotometri serapan atom tidak langsung yang didahului
dengan kompleksometri ini menghasilkan akurasi, presisi dan linearitas
yang baik pada penetapan kadar lidokain HCl dilihat dari nilai CV yaitu
3,57% (n = 5) (memenuhi persyaratan nilai CV 5%); dengan persen
perolehan kembali yaitu 95-99% (memenuhi rentang nilai persen
perolehan kembali yaitu 90-110% untuk kadar analit 1-10%) dan koefisien
korelasi 992,0 (Nilai tersebut lebih besar dibandingkan dengan nilai rtabel
2. Metode spektrofotometri serapan atom tidak langsung ini yang
dikembangkan pada penelitian dapat digunakan pada penetapan kadar
lidokain HCl dengan hasil kadar rata-rata lidokain HCl dalam sediaan
injeksi lidokain HCl yaitu 21,59 mg/mL, dengan nilai CV yaitu 3,57% (n =
5).
yaitu 0,959 pada taraf kepercayaan 99%, df 3) pada rentang kadar 35,211-
82,159 mg/mL.
B. Saran
Pengembangan aplikasi metode pada bentuk sediaan lain seperti salep
lidokain HCl dan sediaan yang lainnya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Ed.III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta
Anonim, 1989, AHFS (American Hospital Formulary Service), 697, The
American Society of Hospital Pharmacists. Inc, United States. Anonim, 1991, Basic Test For Pharmaceutical Dosage Forms, 71, A. I. T. B. S.
Publisher and Distributors, Delhi. Anonim, 1995, Farmakope Indonesia Ed.IV, Departemen Kesehatan Republik
Indonesia, Jakarta. Anonim, 2004, Guidelines for the Validation of Analytical Methods for Active
Constituent, Agricultural and Veterinary Chemical Products, 4-5, www.apvma.gov.au/guidlines/downloads/gl69_analytical__methoda.pdf. diakses pada tanggal 2 Januari 2009.
Anonim, 2005a, Material Safety Data Sheet, www.prochem/msds.pdf. diakses
pada tanggal 17 Maret 2009. Anonim, 2005b, USP 28 NF 23 Volume 2, 2749-2751, USP Convention , Inc. Anonim, 2006, Atomic Absorption Spectroscopy, www.zal.tu-cottbus.de/zal/
prakt/aas.htm , diakses tanggal 24 November 2007. Anonim, 2007, Lokal Anesthetic, http//:en.wikipedia.org/wiki/lokalanesthetic,
diakses tanggal 4 September 2007. Anonim, 2009, Analytical Chemistry, www.tokyochemicalindustryukltd.net,
diakses tanggal 12 Maret 2009. Ansel, H., 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh Ibrahim
Farida, 437, Penerbit Universitas Indonesia, Jakarta. Baniceru, M. O., Croitoru, S., Popescu, M., 2004, Determination of some local
anesthetics in human serum by gas chromatography with solid-phase extraction, J. Pharm & Biomed. Anal. Volume 35, Issue 3, 593-598.
Chang, R., 2004, Kimia Dasar: Konsep-konsep inti jilid 2 edisi ketiga
diterjemahkan oleh Suminar Setiadi, 235-239, Penerbit Erlangga, Jakarta.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
http://www.apvma.gov.au/guidlines/downloads/gl69_analytical__methoda.pdfhttp://www.prochem/msds.pdfhttp://www.zal.tu-cottbus.de/zal/%20prakt/aas.htmhttp://www.zal.tu-cottbus.de/zal/%20prakt/aas.htmhttp://www.tokyochemicalindustryukltd.net/http://www.sciencedirect.com/science/journal/07317085http://www.sciencedirect.com/science?_ob=PublicationURL&_tockey=%23TOC%235266%232004%23999649996%23500536%23FLA%23&_cdi=5266&_pubType=J&_auth=y&_acct=C000050221&_version=1&_urlVersion=0&_userid=10&md5=6fe1b9f26d5238a6c102c20b8cf1b127
47
Cotton, F