87
AKTIVITAS ANALGESIK PERSISTEN SENYAWA 2,5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS DENGAN METODE FORMALIN TEST SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Program Studi Ilmu Farmasi Oleh: Fransiska Indah Pratiwi NIM: 048114073 FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2008 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

  • Upload
    vukhue

  • View
    226

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

AKTIVITAS ANALGESIK PERSISTEN SENYAWA 2,5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON

PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS DENGAN METODE FORMALIN TEST

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi

Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Fransiska Indah Pratiwi

NIM: 048114073

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

AKTIVITAS ANALGESIK PERSISTEN SENYAWA 2,5-BIS-(4’-METOKSI-BENZILIDIN)-SIKLOPENTANON

PADA MENCIT JANTAN GALUR SWISS DENGAN METODE FORMALIN TEST

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi Program Studi Ilmu Farmasi

Oleh: Fransiska Indah Pratiwi

NIM: 048114073

FAKULTAS FARMASI UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2008

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

iv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

v

“In fact, the joy of success lies on the struggling process we are experiencing and on our ability to overcome

every obstacle we face” (Andrie Wongso)

Kupersembahkan karya ini untuk : Bapa di Surga atas penyertaan-Mu Ayah dan alm. Ibuku tercinta Kakakku Thomas Bangkit Kristiawan tersayang Kekasihku Ignatius Madya Surya P.P Sahabat-sahabatku Almamaterku tercinta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

LEMBAR PERNYATAAN PERSATUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH T'NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma :

Nama : Fransiska Indah Pratiwi

Nomor mahasiswa : 048114073

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

"Aktivitas Analgesik Persisten Senyawa 2r5-bis-(4'-rnetoksi-benzilidin)-siklopentanon pada Mencit Jantan Galur Swiss dengan Metode Fsrmslin Tesf'Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikansecara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untukkepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikanroyalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Agustus 2008

Yang menyatakan

(Fransiska Indah Pratiwi)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

PRAKATA Puji syukur kepada Allah Bapa di Surga atas kasih-Nya sehingga penulis

dapat menyelesaikan penelitian dan penyusunan skripsi yang berjudul Aktivitas

Analgesik Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada Mencit

Jantan Galur Swiss dengan Metode Formalin Test. Skripsi ini disusun untuk

memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi (S.Farm) pada

Program Studi Ilmu Farmasi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

Dalam penulisan dan penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh bantuan

dan bimbingan yang tidak ternilai harganya. Oleh karena itu pada kesempatan ini

dengan segala kerendahan hati penulis menyampaikan terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada:

1. Rita Suhadi, M.Si., Apt. selaku Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma.

2. Nunung Yuniarti, M.Si., Apt. selaku dosen pembimbing dan dosen penguji

yang telah memberikan bantuan berupa saran, kritik, serta dorongan sehingga

penyusunan skripsi ini dapat berjalan dengan lancar.

3. Drs. Mulyono, Apt. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan

saran yang bermanfaat untuk skripsi ini.

4. Yosef Wijoyo, M.Si. selaku dosen penguji yang telah memberikan kritik dan

saran yang bermanfaat untuk skripsi ini

5. Prof. Dr. Supardjan Amir Margono, MS., Apt. yang telah memberikan

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon untuk penelitian.

6. Ayah dan alm. Ibuku atas cinta kasih yang tulus sehingga penyusunan skripsi

ini dapat berjalan dengan lancar.

7. Kakakku “Thomas” yang tak henti-hentinya memberikan semangat untukku

sehingga penyusunan skripsi dapat terlaksana dengan baik.

8. Kekasihku “Ignas” yang selalu mendukungku untuk menyelesaikan skripsi ini

sehingga dapat berjalan dengan baik.

9. Mas Heru, Mas Parjiman, dan Mas Kayat selaku laboran yang telah membantu

dalam penelitian di laboratorium.

vi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

10. Widiya sebagai teman seperjuanganku di laboratorium yang selalu

mendukungku dalam menyelesaikan penelitian ini.

11. Mas Prasojo yang sudah banyak membantu penyelesaian skripsi ini.

12. Retri sebagai teman dekat yang selalu mendukungku dalam menyelesaikan

penelitian.

13. Teman-teman seperjuangan angkatan 2004 khususnya kelas B kelompok

praktikum D.

14. Agung, Retno, Ochi, Tiwi, Dhee, Cia, Yuma, Bayu, dan Beni terimakasih atas

kebersamaannya selama masa KKN.

15. Tina, Nolen, Kristy, Tyas, Yesse, Ika, Sekar, Retha, Suci, Mbak Rini, dan Jule

sebagai teman sekaligus saudara yang sudah memberi semangat untukku.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan oleh

karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun untuk

kesempurnaan skripsi ini. Walaupun demikian, penulis berharap skripsi ini dapat

bermanfaat bagi kita semua.

Yogyakarta, Juli 2008

Penulis

vii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

viii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN

CMC-Na : Carboxy Methyl Cellulose-Natrium COX : Cyclooxygenase Dorsal horn : cornu posterior medulla spinalis ED50 : Effective Dose 50% (dosis senyawa uji yang memberikan

efek 50% pada hewan uji) IC50 : Inhibitory Consentration 50% (konsentrasi senyawa uji

(inhibitor) yang diperlukan untuk menghambat 50% aktivitas enzim)

Impuls : proses elektrokimia yang menjalar sepanjang saraf i.p : intraperitoneal i.v. : intravena Medula spinalis : bagian sistem saraf pusat yang terkumpul dalam kanalis

vertebralis NSAID : Non Steroidal Anti Inflammatory Drugs PGV-0 : Pentagamavunon-0 p.o. : per oral TBA : Thiobarbituric Acid δ : delta µ : mu µM : mikromolar

ҝ : kappa

ix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

INTISARI Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan

senyawa analog PGV-0. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui aktivitas analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada mencit jantan galur Swiss dengan metode Formalin Test.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental murni dengan rancangan acak lengkap pola searah. Subjek uji menggunakan mencit jantan galur Swiss, umur 2,5-3 bulan, berat badan 20-30 g. Empat puluh ekor mencit dibagi menjadi 8 kelompok perlakuan. Kelompok I sebagai kontrol negatif (diberi perlakuan CMC-Na 0,5% secara p.o.), kelompok II dan III sebagai kontrol positif (diberi perlakuan indometasin dosis 4 mg/kgBB secara i.p. dan morfin dosis 5 mg/kgBB secara i.p.), dan kelompok IV-VIII diberi perlakuan senyawa uji 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan dosis berturut-turut yaitu 17,78; 26,67; 40; 60; dan 90 mg/kgBB secara p.o. Mencit diinduksi formalin 1% secara intraplantar pada kaki kirinya, selanjutnya diamati total waktu menjilat selama fase I (0-5 menit) dan fase II (10-30 menit). Dari data total waktu menjilat pada fase I dan II kemudian dianalisis secara statistik dengan taraf kepercayaan 95%.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas analgesik. Terdapat hubungan linear antara log dosis dengan daya analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon baik pada fase I maupun pada fase II.

Kata kunci: 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon, analgesik, Formalin

Test, pra klinik

x

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

ABSTRACT

The compound of 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone is a PGV-0 analog compound. This research was conducted to investigate the persistent analgesic activity of 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone compound in Switzerland strain male mice by using Formalin Test. This research was a pure one way randomized experimental research. The subjects of this research were Switzerland strain male mice whose age were 2.5–3 months and its weights were 20–30 g. Forty mice were devided into 8 treatment groups. Group I acted as negative control group (treated with CMC-Na 0.5% by p.o.), group II and group III acted as positive control (treated with indometasin 4mg/kgBB by i.p. dan morfin 5 mg/kgBB by i.p.), and group IV–VIII were treated with 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone compound with dosage of 17.78; 26.67; 40; 60 mg/kgBB; and 90 mg/kgBB successively by p.o. The mice were induced by intraplantar formalin 1% into the mice’s left hindpaw. This process was followed by monitoring of total licking time on phase I (0-5 minutes) and II (10-30 minutes). The data from total licking time was analyzes by using statistic with degree of validity 95%.

The result of the research analysis shows that 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone compound has persistent analgesic activity. There is a linear conection between the dose log and the persistent analgesic capacity (%) of 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone compound both in the phase I and phase II. Keywords: 2.5-bis-(4’-methoxy-benzyl)-cyclopentanone, analgesic, Formalin

Test, pre clinic

xi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ….……………………………………………............. HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING …………………………… HALAMAN PENGESAHAN ..…………………………………………...... HALAMAN PERSEMBAHAN ……………………………………………. PRAKATA ………………………………………………………………..... HALAMAN PERNYATAAN .....…………......………….....…………....... ARTI LAMBANG DAN SINGKATAN …………………………………... INTISARI …………………………………………………………………... ABSTRACT ………………………………………………………………... DAFTAR ISI ……………………………………………………………….. DAFTAR TABEL ………………………………………………………….. DAFTAR GAMBAR ………………………………………………………. DAFTAR LAMPIRAN …………………………………………………….. BAB I. PENGANTAR ……………………………………………………...

A. Latar Belakang ……………………………………………………... B. Perumusan Masalah ………………………………………………...

C. Keaslian Penelitian ………………………………………………….

D. Manfaat Penelitian ………………………………………………….

E. Tujuan Penelitian …………………………………………………...

BAB II. PENELAAHAN PUSTAKA ………………………………………

A. Penelaahan Pustaka …………………………………………………

ii

iii

iv

v

vi

viii

ix

x

xi

xii

xv

xvi

xviii

1

1

3

3

3

4

5

5

xii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

1. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ………. 2. Nyeri …………………………………………………………….

3. Analgetika ……………………………………………………...

4. Indometasin ……………………………………………………..

5. Morfin …………………………………………………………..

6. Metode Pengujian Analgetik ……………………………………

B. Landasan Teori ……………………………………………………...

C. Hipotesis …………………………………………………………….

BAB III. METODE PENELITIAN .………………………………………...

A. Jenis dan Rancangan Penelitian ……………………………………. B. Variabel dan Definisi Operasional .…………………………………

C. Bahan Penelitian ....…………………………………………….…... D. Alat Penelitian ………………………………………………….…...

E. Subjek Uji ..…………………………………………………………

F. Penelitian Pendahuluan ……………………………………………..

G. Tata Cara Penelitian ………………………………………………...

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN …………………………………..

A. Uji Pendahuluan ..…………………………………………………... B. Uji Analgesik pada Nyeri dengan Metode Formalin Test ….............

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN …………………………………....

A. Kesimpulan ….……………………………………………………... B. Saran ………………………………………………………………...

DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………

5

6

11

16

17

18

20

21

22

22

22

23

23

24

24

25

30

30

33

48

48

48

49

xiii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

LAMPIRAN ………………………………………………………………... BIOGRAFI PENULIS ………………………………………………….......

52

67

xiv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Tabel II. Tabel III. Tabel IV. Tabel V.

Rata-rata total waktu mencit menjilat kaki yang diinduksi formalin 1% dalam uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na setelah diinduksi formalin 1% ....................... Rata-rata total waktu mencit menjilat kaki yang diinduksi formalin 1% dalam uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon setelah diinduksi formalin 1% …………………..... Hubungan antara perlakuan dengan total waktu menjilat dan daya analgesik (dalam %) pada uji daya analgesik senyawa 2,5 - bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test …………………………………….............…………............. Rangkuman hasil Uji Tukey data daya analgesik (dalam %) senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon metode Formalin Test fase I ……………………………………..……….. Rangkuman hasil Uji Tukey data daya analgesik (dalam %) senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon metode Formalin Test fase II ..………………………………….....……...

30

32

35

38

41

xv

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 1. Gambar 2. Gambar 3. Gambar 4. Gambar 5. Gambar 6. Gambar 7. Gambar 8. Gambar 9. Gambar 10. Gambar 11. Gambar 12. Gambar 13. Gambar 14. Gambar 15.

Struktur kurkumin .............................................................................. Struktur PGV-0 .................................................................................. Struktur 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon..................... Mekanisme timbulnya nyeri .............................................................. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum tulang belakang .................................................................................. Diagram perombakan asam arakidonat …………………………...... Kerja antagonis dan agonis di reseptor opioid …………………....... Sistem kontrol penghambatan yang menunjukkan tempat aksi opioid pada transmisi nyeri ................................................................ Struktur Indometasin .......................................................................... Struktur Morfin .................................................................................. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na dengan penyuntikan formalin 1% pada metode Formalin Test ......... Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan penyuntikan formalin 1% pada metode Formalin Tes ............................................ Hubungan antara perlakuan dengan % daya analgesik pada uji daya analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase I ........…………...........……….. Hubungan antara perlakuan dengan % daya analgesik pada uji daya analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase II ....... …………...........……….. Kurva hubungan log dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzil-idin)-siklopentanon dengan daya analgesik (dalam %) pada uji daya analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase I .......…………...........………....

2

2

2

8

9

13

14

16

17

18

31

33

36

36

40

xvi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

Gambar 16.

Kurva hubungan log dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan daya analgesik (dalam %) pada uji daya analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase II ..........………….. ....…………

43

xvii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1. Lampiran 2. Lampiran 3. Lampiran 4. Lampiran 5. Lampiran 6. Lampiran 7. Lampiran 8. Lampiran 9. Lampiran 10.

Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na dengan penginjeksian formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit 0-5 dan fase II pada menit 10-30…………………………………... Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan penginjeksian formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit 0-5 dan fase II pada menit 10-30……………………………………………………. Tabel hasil uji analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ……………………………………... Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji Tukey dari total waktu menjilat (detik) fase I tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ………………………... Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji Tukey dari daya analgesik (dalam %) fase I tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ………………………... Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji Tukey dari total waktu menjilat (detik) fase II tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon…………………............ Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji Tukey dari daya analgesik (dalam %) fase II tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ………………………... Gambar senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon …………………………………………………. Gambar kotak pengamatan untuk mengamati respon total waktu menjilat kaki yang diinduksi formalin 1% pada uji analgesik dengan metode Formalin Test …………...…………. Gambar pengamatan untuk mengamati respon total waktu

52

52

53

54

56

59 62 65 66

xviii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

menjilat kaki yang diinduksi formalin 1% pada uji analgesik dengan metode Formalin Test …………………………………

66

xix

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

BAB I

PENGANTAR

A. Latar Belakang

Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan, ekspresi

emosional, dan bersifat subjektif atau berupa kerusakan jaringan (Dipiro dkk,

1998). Hampir setiap orang pernah merasakan nyeri. Nyeri sering berfungsi untuk

mengingatkan dan melindungi serta memudahkan diagnosis, namun pasien

merasakannya sebagai hal yang tidak mengenakkan sehingga akan berusaha untuk

bebas darinya (Mutschler, 1991). Sekitar 50 juta jiwa orang Amerika mengeluh

karena nyeri dan diperkirakan membutuhkan milyaran dollar AS untuk

mengobatinya (Dipiro dkk, 2005). Obat yang digunakan untuk meringankan atau

menekan rasa nyeri ini dikenal sebagai analgetika.

Salah satu modifikasi struktur kurkumin (Gambar 1) adalah senyawa

PGV-0 (Gambar 2). Selama ini senyawa PGV-0 telah dikenal mempunyai efek

antiinflamasi (Nurrochmad, 1997) dengan menghambat enzim siklooksigenase

dan antioksidan (Sardjiman, 2000). Kemampuan PGV-0 dalam menghambat

enzim siklooksigenase ditetapkan dengan metode Flower dkk (1973)

termodifikasi (cit., Sardjiman, 2000) secara in vitro diperoleh IC50 sebesar 0,6µM

(Nurrochmad, 1997) atau 0,91µM (Sardjiman, 2000). Kemampuan PGV-0

sebagai antioksidan dengan menghambat peroksidasi lipid ditetapkan dengan

metode tes TBA secara in vitro dan diperoleh IC50 sebesar 6,4±0,4µM (Sardjiman,

2000). Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon (Gambar 3)

merupakan analog PGV-0. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

1

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

2

siklopentanon secara in vitro memiliki aktivitas menghambat peroksidasi lipid

pada konsentrasi 4 µg/ml sebesar 8,3±0,3 µM (Sardjiman, 2000). Senyawa ini

mempunyai gugus metoksi yang berperan sebagai pendorong elektron sehingga

menambah kerapatan pada sistem ikatan π dan memudahkan senyawa menangkap

radikal hidroksi (Nelly, 2000). Kemampuan senyawa untuk menangkap radikal

hidroksi (radikal bebas) dikenal dengan mekanisme antioksidan. Antioksidan

dapat menghambat oksigenasi asam lemak (siklooksigenase dan lipooksigenase)

sehingga dapat dijadikan dasar yang baik untuk terapi nyeri.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan hasil

sintesis Susanti (2004) belum pernah diteliti aktivitasnya sebagai analgetika

persisten sehingga perlu dilakukan uji aktivitas analgesik persisten dengan metode

Formalin Test. Oleh karena itu diharapkan dengan adanya pembuktian efek

farmakologis, senyawa ini dapat berkembang menjadi obat analgetika baru.

OCH3

OH

OCH3

OH

O O

Gambar 1. Struktur Kurkumin (Sardjiman, 2000)

O

HO

OCH3

OH

OCH3

Gambar 2. Struktur PGV-0 (Sardjiman, 2000)

O

OCH3OCH3

Gambar 3. Struktur 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon (Sardjiman, 2000)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

3

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan tersebut, maka dapat

dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. apakah senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki

aktivitas atau menimbulkan efek analgesik persisten pada mencit jantan galur

Swiss?

b. apakah terdapat hubungan linear antara dosis dengan daya analgesik persisten

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon?

C. Keaslian Penelitian

Penelitian yang pernah dilakukan terhadap senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon diantaranya adalah penelitian Sardjiman (2000) tentang

aktivitas senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara in vitro

menghambat peroksidasi lipid. Akan tetapi sejauh penelusuran pustaka penulis,

penelitian mengenai aktivitas analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon pada mencit jantan galur Swiss belum pernah

dilakukan.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian mengenai aktivitas analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon pada mencit jantan galur Swiss ini diharapkan memiliki

manfaat yaitu:

a. manfaat teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberi manfaat bagi pengembangan ilmu

pengetahuan khususnya di bidang kefarmasian yaitu mengenai penggunaan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

4

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon sebagai analgetika

persisten.

b. manfaat praktis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan gambaran aktivitas farmakologi

secara pra klinik untuk mendukung penelitian selanjutnya (toksisitas) sehingga

menjadi obat analgetika baru dan dapat memberikan informasi kepada

masyarakat tentang manfaat senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon sebagai analgetika.

E. Tujuan Penelitian

a. Tujuan umum

Penelitian ini bertujuan untuk memberikan landasan ilmiah bahwa senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas analgesik

persisten.

b. Tujuan khusus

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui aktivitas senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon sebagai analgetika persisten.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

5

BAB II

A. PENELAAHAN PUSTAKA

1. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan analog

PGV-0. Senyawa PGV-0 mempunyai efek antiinflamasi (Nurrochmad, 1997)

dengan menghambat enzim siklooksigenase dan sebagai antioksidan (Sardjiman,

2000). Kemampuan PGV-0 dalam menghambat enzim siklooksigenase ditetapkan

dengan metode Flower dkk (1973) termodifikasi (cit., Sardjiman, 2000) secara in

vitro diperoleh IC50 sebesar 0,6µM (Nurrochmad, 1997) atau 0,91µM (Sardjiman,

2000). Kemampuan PGV-0 sebagai antioksidan dengan menghambat peroksidasi

lipid ditetapkan dengan metode tes TBA secara in vitro dan diperoleh IC50 sebesar

6,4±0,4µM (Sardjiman, 2000). Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon secara in vitro memiliki aktivitas menghambat peroksidasi lipid

pada konsentrasi 4 µg/ml sebesar 8,3±0,3 µM (Sardjiman, 2000).

Sintesis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon oleh

Susanti (2004) dilakukan dengan cara mereaksikan 4-metoksi benzaldehida

dengan siklopentanon dengan penambahan katalis larutan NaOH 21%. Sintesis ini

berlangsung dalam perbandingan mol 4-metoksi benzaldehida : siklopentanon = 2

: 3. Reaksi yang terjadi merupakan reaksi kondensasi antara turunan benzaldehid

dengan siklopentanon mengikuti mekanisme kondensasi Claisen Schmidt

(Sardjiman, 2000). Sebelumnya, senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon pernah disintesis oleh Austerwil dkk (1956), Hathaway (1987), dan

5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

6

Sardjiman (2000). Struktur kimia senyawa PGV-0 dan 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon ditunjukkan pada Gambar 2 dan 3.

2. Nyeri

Nyeri didefinisikan sebagai perasaan tidak menyenangkan, ekspresi

emosional, dan bersifat subjektif atau berupa kerusakan jaringan (Dipiro dkk,

1998). Rangsang yang cukup untuk menimbulkan rasa nyeri adalah kerusakan

jaringan atau gangguan metabolisme jaringan (Tjay dan Rahardja, 2002).

Nyeri timbul jika rangsang mekanik, termal, kimia, atau listrik melampaui

ambang tertentu (nilai ambang nyeri) dan karena itu menyebabkan kerusakan

jaringan dengan pembebasan yang disebut senyawa nyeri (Mutschler, 1991).

Menurut Dipiro dkk (2005) proses penghantaran nyeri terdiri atas empat tahap

yaitu stimulasi, transmisi, persepsi nyeri, dan modulasi.

a. Stimulasi

Sensasi nyeri diawali dengan pembebasan reseptor nyeri akibat adanya

rangsangan mekanis, panas, dan kimia. Adanya rangsangan tersebut (noxius

stimuli) akan menyebabkan lepasnya bradikinin, K+, prostaglandin, histamin,

leukotrien, serotonin, dan substansi P. Aktivasi reseptor menimbulkan aksi

potensial yang ditransmisikan sepanjang serabut saraf aferen menuju sumsum

tulang belakang (Dipiro dkk, 2005).

b. Transmisi

Transmisi rangsang nyeri terjadi di serabut saraf aferen Aδ dan C. Serabut

saraf aferen tersebut merangsang serabut nyeri di berbagai lamina spinal cord’s

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

7

dorsal horn melepaskan berbagai neurotransmiter termasuk glutamat, substansi

P, dan kalsitonin (Dipiro dkk, 2005).

c. Persepsi Nyeri

Merupakan titik utama transmisi impuls nyeri. Otak akan mengartikan

sinyal nyeri dengan batas tertentu, sedangkan fungsi kognitif dan tingkah laku

akan memodifikasi nyeri sehingga tidak lebih parah. Relaksasi, pengalihan,

meditasi, dan berkhayal dapat mengurangi rasa nyeri (Dipiro dkk, 2005).

d. Modulasi

Modulasi nyeri melalui sejumlah proses yang kompleks. Telah diketahui

bahwa sistem opiat endogen terdiri atas neurotransmiter-neurotransmiter (seperti

enkhepalin, dinorfin, dan β-endorfin) dan reseptor-reseptor (seperti µ, δ, dan ҝ)

yang ditemukan dalam sistem saraf pusat. Opioid endogen berikatan dengan

reseptor opioid dan mengantarkan transmisi rangsang nyeri (Dipiro dkk, 2005).

Faktor pertumbuhan neuron atau neuron growth factor (NGF) merupakan

mediator mirip sitokinin yang dihasilkan oleh jaringan di perifer terutama pada

jaringan yang mengalami peradangan dan beraksi secara spesifik pada serabut

saraf aferen serta meningkatkan kemosensitifitas dan kandungan senyawa peptida.

Senyawa peptida dilepaskan di pusat dan di perifer sebagai mediator yang

berperan penting dalam terjadinya nyeri (Rang dkk, 2003). Proses timbulnya nyeri

dapat dilihat pada Gambar 4.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

8

OPIOID

OPIOID

Gambar 4. Mekanisme timbulnya nyeri (Rang dkk, 2003) Keterangan : = menginduksi

= menghambat BK = Bradikinin

__ +

5-HT = 5-Hidroksi triptamin (serotonin) SP = Substansi P PG = Prostaglandin NGF = Neuron Growth Factor (faktor pertumbuhan neuron) CGRP = Calcitonin gene-related peptide NA = Nor Adrenalin GABA = asam γ-aminobutirat

Badan sel dari serabut aferen nosiseptik berada di belakang serabut

ganglia. Serabut ini memasuki sumsum tulang belakang melalui serabut ganglia

dan berakhir di daerah abu-abu pada dorsal horn. Kebanyakan dari serabut aferen

nosiseptik berakhir pada permukaan dari tulang belakang. Serabut C dan beberapa

serabut A masuk ke dalam badan sel pada lamina I dan II. Sementara serabut A

lainnya masuk lebih dalam ke dalam tulang (lamina V). Serabut saraf aferen tak

bermielin mengandung beberapa neuropeptida terutama substansi P dan

Calcitonin gene-related peptide (CGRP). Zat-zat ini dilepaskan sebagai mediator

di pusat dan perifer dan berperan penting dalam mekanisme nyeri (Rang dkk,

2003).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

9

Mechanorecept

Mechanorecept

Nociceptor

Nociceptor Thermorecepto

r

Gambar 5. Tempat berakhirnya serabut aferen pada 6 lapisan dari sumsum tulang belakang (Rang dkk, 2003)

Menurut Greene dan Harris (2000), ada tiga tipe serabut saraf yang terlibat

dalam transmisi nyeri yaitu:

1. serabut A-β : berukuran besar, bermielin, cepat dalam menyalurkan impuls

(30-100 m/detik), memiliki ambang nyeri yang rendah dan merespon terhadap

sentuhan ringan;

2. serabut A-δ : berukuran kecil, bermielin tipis, dan memiliki kecapatan

konduksi yang lebih rendah (6-30 m/detik). Serabut ini merespon terhadap

tekanan, panas, zat kimia, dan memberi reaksi terhadap nyeri yang tajam, serta

menimbulkan refleks penarikan diri atau gerakan cepat lainnya; dan

3. serabut C : berukuran kecil, tidak bermielin, dan memiliki kecepatan konduksi

yang lambat (1-1,25 m/detik). Serabut ini merespon terhadap seluruh jenis

rangsang bahaya dan mentransmisikan nyeri yang lambat dan tumpul.

Nyeri menurut tempat terjadinya dibagi atas nyeri somatik dan nyeri

dalaman (viseral). Nyeri somatik dibagi lagi atas 2 kualitas yaitu nyeri permukaan

dan nyeri dalam. Apabila rangsang bertempat dalam kulit maka rasa yang terjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

10

disebut nyeri permukaan. Sebaliknya nyeri yang berasal dari otot, persendian,

tulang, dan jaringan ikat disebut nyeri dalam. Nyeri permukaan yang terbentuk

kira-kira setelah tertusuk dengan jarum pada kulit, mempunyai karakter yang

ringan, dapat dilokalisasi dengan baik, dan hilang cepat setelah berakhirnya

rangsang. Nyeri dalam juga dirasakan sebagai tekanan, sukar dilokalisasi, dan

kebanyakan menyebar di sekitarnya. Contoh yang paling dikenal dari nyeri dalam

adalah sakit kepala yang dalam berbagai bentuknya merupakan bentuk nyeri yang

paling sering. Nyeri dalam seringkali diikuti oleh reaksi afektif dan vegetatif

seperti tidak bergairah, mual, berkeringat, dan penurunan tekanan darah. Nyeri

dalaman (viseral) terjadi antara lain pada tegangan organ perut, kejang otot polos,

aliran darah kurang, dan penyakit yang disertai radang (Mutschler, 1991).

Berdasarkan waktu terjadinya, nyeri dibedakan menjadi nyeri akut dan

nyeri kronik. Nyeri akut diperantarai oleh serabut saraf Aδ dengan adanya

rangsang nyeri mayor (trauma fisik, infark miokard, peptic ulcer) dan bereaksi

cepat. Nyeri kronik diperantarai oleh serabut saraf C (Laurence dkk, 1997). Nyeri

persisten dapat berupa nyeri akut maupun kronis. Nyeri persisten dipengaruhi oleh

sensitisasi sentral dan kerusakan jaringan perifer (Coderre dan Katz, 1997).

Menurut Mutschler (1991) untuk mempengaruhi nyeri dengan obat,

terdapat kemungkin-kemungkinan berikut:

1. mencegah sensibilasi reseptor nyeri dengan cara penghambatan sintesis

prostaglandin dengan analgetika yang bekerja perifer,

2. mencegah pembentukan rangsang dalam reseptor nyeri dengan memakai

anestetika permukaan atau anestetika infiltrasi,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

11

3. menghambat penerusan rangsang dalam serabut saraf sensorik dengan

anestetika induksi,

4. meringankan nyeri atau meniadakan nyeri melalui kerja dalam sistem saraf

pusat dengan analgetika yang bekerja pada pusat atau obat narkosis, dan

5. mempengaruhi pengalaman nyeri dengan psikofarmaka (transkuilansia,

neuroleptika, dan antidepresan).

3. Analgetika

Analgetika atau obat penghalang nyeri adalah zat-zat yang mengurangi

rasa nyeri tanpa menghilangkan kesadaran (perbedaan dengan anestetika umum)

(Tjay dan Rahardja, 2002). Atas dasar kerja farmakologisnya, analgetika dibagi

dalam dua kelompok besar, yakni:

a. analgetika perifer (non narkotik), yang terdiri dari obat-obat yang tidak

bersifat narkotik dan tidak bekerja sentral.

b. analgetika narkotik khusus digunakan untuk menghalau rasa nyeri hebat,

seperti pada kanker dan fractura.

3a. Analgetika perifer

Obat ini mampu meringankan atau menghilangkan rasa nyeri, tanpa

mempengaruhi susunan saraf pusat atau menurunkan kesadaran, juga tidak

menimbulkan ketagihan. Kebanyakan zat ini juga berdaya antipiretik dan

antiradang. Oleh karena itu, obat ini tidak hanya digunakan sebagai obat antinyeri,

melainkan juga gangguan demam (infeksi virus atau kuman dan pilek) dan

peradangan seperti rematik dan encok. Obat ini banyak digunakan pada nyeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

12

ringan sampai sedang, yang penyebabnya beranekaragam, misalnya nyeri kepala,

gigi, otot atau sendi (rematik dan encok), perut, nyeri haid (dysmenorroe), nyeri

akibat benturan atau kecelakaan (trauma) (Tjay dan Rahardja, 2002).

Cara kerja NSAID sebagian besar berdasarkan hambatan sintesa

prostaglandin, dimana kedua siklooksigenase (COX) diblokir. Prostaglandin

merupakan mediator yang dihasilkan dari perombakan asam arakidonat melalui

jalur siklooksigenase. Prostaglandin tidak menyebabkan nyeri secara langsung

tetapi meningkatkan efek penyebab nyeri dari agen lain secara kuat seperti

bradikinin atau 5-HT (5-hydroxytryptamine). Bradikinin merupakan senyawa

penyebab nyeri yang poten, beraksi sebagian dikarenakan lepasnya prostaglandin

yang sangat kuat meningkatkan aksi langsung bradikinin pada terminal-terminal

saraf (Rang dkk, 2003). NSAID ideal hendaknya hanya menghambat COX-2

(peradangan) dan tidak COX-1 (perlindungan mukosa lambung), selain itu juga

dapat menghambat lipooksigenase (pembentukan leukotrien) (Tjay dan Rahardja,

2002). Diagram perombakan asam arakidonat dapat dilihat pada Gambar 6.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

13

Gambar 6. Diagram perombakan asam arakidonat (Kumar dkk, 2005)

Keterangan : = menghasilkan = menghambat = enzim yang berperan 3b. Analgetika narkotik

Analgetika narkotik kini disebut juga opioida, adalah zat yang bekerja

terhadap reseptor opioid khas di sistem saraf pusat, hingga persepsi nyeri dan

respon emosional terhadap nyeri berubah (dikurangi) (Tjay dan Rahardja, 2002).

Opioid berinteraksi secara stereospesifik dengan reseptor protein pada membran

sel tertentu pada susunan saraf pusat, pada ujung saraf perifer, dan pada sel-sel

saluran cerna. Efek utama opioid diperantarai oleh 4 famili reseptor yaitu µ, ҝ, ϭ

dan δ, setiap reseptor menunjukkan spesifitas yang berbeda untuk obat-obat yang

diikatnya (Gambar 7). Pada umumnya, kuatnya ikatan berkorelasi dengan

analgesia. Sifat-sifat analgetika opioid terutama diperantarai oleh reseptor µ,

tetapi reseptor ҝ pada kornu dorsalis juga menyokong. Enkefalin berinteraksi lebih

selektif dengan reseptor δ di perifer. Reseptor opioid yang lain, seperti reseptor ϭ,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

14

menunjukkan kurang spesifik, misalnya reseptor ϭ juga mengikat obat-obat

nonopioid seperti halusinogen fensiklidin. Reseptor ϭ bertanggungjawab terhadap

halusinasi dan disforia yang kadang-kadang berhubungan dengan opioid. Semua

reseptor opioid berpasangan dengan penghambat protein G dan menghambat

adenilil siklase, juga berkaitan dengan saluran ion untuk meningkatkan efluks K+

(hiperpolarisasi) atau mengurangi influks Ca++, jadi merintangi peletupan neural

dan pelepasan transmiter (Mycek dkk, 1997).

Disforia Halusinasi

Efek psikomimetik Dilatasi pupil

Gambar 7. Kerja antagonis dan agonis di reseptor opioid (Mycek dkk, 1997)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

15

Berdasarkan interaksinya dengan reseptor opioid, dikenal klasifikasi

opioid, yakni (Rang dkk, 2003):

1. agonis murni misalnya obat-obat seperti morfin yang memiliki afinitas tinggi

terhadap reseptor µ dan umumnya memiliki afinitas yang rendah terhadap

reseptor δ dan ҝ. Contohnya kodein, metadon, dan dekstroproposifen,

2. agonis parsial dan campuran agonis-antagonis seperti nalorfin (secara

kompetitif menghambat morfin) dan pentazosin (antagonis pada reseptor µ

tetapi agonis parsial pada reseptor δ dan ҝ), dan

3. antagonis yaitu zat yang dapat memberikan efek opioid yang sangat kecil

misalnya nalokson dan naltrekson.

Mekanisme kerja opioid dapat dijelaskan sebagai berikut: opioid memicu

saraf-saraf di periaqueductal grey (PAG) dan dalam nucleus reticularis

paragigantoceilularis (NRPG) menuju medula rostroventral termasuk nucleus

raphe magnus (NRM). Dari NRM, 5-HT (5-Hydroxytryptamine) dan enkephalin

menuju substansia gelatinosa pada dorsal horn dan meghambat transmisi nyeri.

Opioid juga berperan langsung dalam dorsal horn seperti pada terminal perifer

saraf aferen rangsang nyeri. Locus curuleus (LC) mengirimkan saraf

noradrenergik ke dorsal horn yang juga menghambat transmisi nyeri. Hal ini

ditunjukkan dengan Gambar 8.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

16

Gambar 8. Sistem kontrol penghambatan yang menunjukkan tempat aksi opioid

pada transmisi nyeri (Rang dkk, 2003) Keterangan: + = memicu -- = menghambat

4. Indometasin

Indometasin merupakan agen antiinflamasi, analgetika, dan antipiretika

yang efektif. Indometasin digunakan untuk mengobati nyeri sedang sampai parah

dan inflamasi penyakit rematik, gangguan muskuloskeletal akut dan gout

(Laurence dkk, 1997).

Indometasin merupakan derivat indol. Indometasin lebih toksik dari

aspirin, tetapi efektivitasnya juga lebih tinggi. Ia juga penghambat sistesis

prostaglandin. Metabolisme terjadi di hati dan waktu paronya 2 jam (Wibowo dan

Gofir, 2001). Indometasin diabsorpsi cepat dan praktis sempurna (Mutschler,

1991).

Efek sampingnya berupa gejala umum, terutama pada permulaan dan dosis

tinggi sering terjadi gangguan lambung, usus, dan efek-efek sentral, seperti nyeri

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

17

kepala, perasaan kacau, rasa lelah, dan depresi (Tjay dan Rahardja, 2002).

Struktur indometasin ditunjukkan pada Gambar 9.

CN

HOOCH3C

O

CH3

O

Cl

CH3 Gambar 9. Struktur Indometasin (Anonim, 1979)

5. Morfin

Morfin merupakan obat analgetika utama yang mengandung opium kasar

dan juga merupakan prototip agonis. Obat ini menunjukkan afinitas yang tinggi

untuk reseptor µ, afinitas yang bervariasi untuk reseptor δ dan reseptor κ, dan

afinitas yang rendah untuk reseptor σ (Mycek dkk, 1997).

Mekanisme kerja: opioid memperlihatkan efek utamanya dengan

berinteraksi dengan reseptor opioid pada susunan saraf pusat dan saluran cerna.

Opioid menyebabkan hiperpolarisasi sel saraf, menghambat peletupan saraf, dan

penghambatan presinaptik pelepasan transmiter. Morfin bekerja pada reseptor µ

dalam lamina I dan lamina II dari substantia gelatinosa medula spinalis, dan

melepaskan substansi P, yang memodulasi persepsi nyeri dalam medula spinalis.

Morfin juga menghambat pelepasan banyak transmiter eksitatori dari ujung saraf

terminal yang membawa rangsangan nosiseptif (nyeri) (Mycek dkk, 1997).

Sediaan morfin dapat diberikan subkutan, intramuskuler atau intravena.

Resorpsinya di usus baik, tapi bioavailabilitasnya hanya 25%. Mulai kerjanya

setelah 1-2 jam dan bertahan sampai 7 jam. Resorpsi dari suppositoria sedikit

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

18

lebih baik, secara subkutan atau intramuskuler baik sekali. Di dalam hati, zat ini

diubah menjadi 70% glukuronida, dan hanya sebagian kecil (3%) dari jumlah ini

terdiri dari morfin-6-glukuronida dengan kerja analgetika lebih kuat (Tjay dan

Rahardja, 2002). Struktur morfin ditunjukkan pada Gambar 10.

OH

HO

HO

NCH3

Gambar 10. Struktur Morfin (Anonim, 1979)

6. Metode Pengujian Daya Analgesik

Secara umum, pengujian aktivitas analgesik dilakukan secara in vitro dan

in vivo. Berdasarkan jenis analgetika, metode pengujian efek analgesik dibagi

menjadi 2 yaitu: golongan analgetika narkotika antara lain dengan metode jepitan

ekor, metode rangsang panas, metode pengukuran tekanan, metode potensi

petidin, metode antagonis nalorfin, metode kejang oksitosin, dan metode

pencelupan air panas dan golongan analgetika non narkotika antara lain

menggunakan metode induksi kimia, metode pedodolometer, dan metode

rektodolometer (Turner, 1965).

Metode pengujian analgesik lain yang sering digunakan untuk menetapkan

efek analgesik suatu senyawa baru antara lain:

a. metode Modified Hot Plate (MHP)

Pertama kali dikenalkan oleh Lavich dkk (2005). MHP merupakan metode

evaluasi daya analgesik yang sederhana dan sensitif untuk mendeteksi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

19

hiperalgesia dan analgesik periferal pada tikus dan mencit (Lavich dkk, 2005).

Metode ini murah dan sangat cocok untuk mengevaluasi nyeri inflamasi pada

hewan yang hiperaktif, seperti mencit dan tikus (Kurniawan, 2007).

b. metode Formalin Test

Pertama kali dikenalkan oleh Dubuisson dan Dennis (1977) (cit., Xie dkk,

2005) yang menjelaskan model nyeri untuk hewan pengerat (Xie dkk, 2005).

Formalin test merupakan metode yang paling banyak digunakan untuk

menjelaskan model nyeri dan mekanisme analgesik dengan hasil yang lebih

memuaskan daripada menggunakan rangsang mekanis ataupun panas (Tjolsen

dkk, 1992). Metode ini dapat digunakan untuk mengevaluasi efek analgesik

persisten (Coderre dan Katz, 1997).

Metode ini terdiri atas dua fase, yaitu fase I yang ditimbulkan oleh

terjadinya iritasi formalin pada serabut saraf C (Hunskaar dan Hole, 1987), juga

melibatkan substansi P dan bradikinin (Shibata dkk, 1989), dan fase II yang

merupakan akibat terjadinya inflamasi dan dikeluarkannya mediator-mediator

nyeri seperti prostaglandin, bradikinin, serotonin, juga histamin (Shibata dkk,

1989). Fase I terjadi setelah 0-5 menit dari penyuntikan formalin dan fase II

terjadi 10-30 menit setelah penginjeksian formalin (Chi dkk, 2005). Obat-obat

analgetika yang bekerja pada susunan saraf pusat seperti morfin, dapat

menghambat kedua fase tersebut, sedangkan obat-obat yang beraksi periferal

seperti NSAID dan kortikosteroid dapat menghambat fase II (Shibata dkk, 1989).

Metode Formalin Test pada mencit merupakan model pengujian aktivitas

analgesik yang valid dan reliabel serta sensitif untuk beberapa kelas obat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

20

analgetika. Metode ini dapat menggambarkan obat analgetika beraksi di perifer

maupun di sentral (Hunskaar dan Hole, 1987). Hal itulah yang menjadi kelebihan

metode Formalin Test dibanding metode lain seperti metode rangsang asam

asetat. Metode rangsang asetat biasanya digunakan untuk pengujian obat

analgetika non narkotik. Akan tetapi, pemberian morfin pada metode ini dapat

menurunkan jumlah geliat mencit sebagai responnya. Selain obat-obat analgetika,

obat-obat seperti antihistamin, parasimpatomimetik, simpatomimetik, stimultan

saraf pusat, dan agen pemblok adrenergik juga dapat menghambat jumlah geliat

pada metode rangsang asetat. Oleh karena itu, obat yang diuji dengan rangsang

asetat sebaiknya dilanjutkan dengan uji lain karena metode tersebut kurang

spesifik (Turner, 1965).

B. LANDASAN TEORI

Nyeri adalah suatu perasaan emosional yang tidak menyenangkan yang

disebabkan oleh adanya kerusakan jaringan. Nyeri bersifat subjektif, setiap

individu memiliki persepsi nyeri yang berbeda. Setiap orang yang mengalami

nyeri akan berusaha menguranginya (Dipiro dkk, 2005).

Adanya rangsang nyeri akan diubah menjadi aktivitas listrik yang akan

diterima ujung-ujung saraf. Selanjutnya impuls nyeri tersebut akan disalurkan

oleh serabut saraf A delta dan serabut C. Kemudian impuls akan mengalami

modulasi lalu diteruskan ke thalamus dan menghasilkan suatu perasaan yang

subjektif yang dikenal sebagai persepsi nyeri. Dalam metode Formalin Test,

formalin digunakan sebagai penginduksi nyeri. Hal ini karena formalin dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

21

menyebabkan iritasi serabut saraf C dan keluarnya substansi P dan bradikinin

(fase I) dan dapat menimbulkan inflamasi dan dikeluarkannya prostaglandin,

bradikinin, serotonin, dan histamin (fase II) (Hunskaar dan Hole, 1987).

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan

senyawa analog PGV-0. Senyawa PGV-0 telah diketahui memiliki aktivitas

menghambat enzim siklooksigenase (Nurrochmad, 1997 dan Sardjiman, 2000)

dan antioksidan (Sardjiman, 2000). Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon dapat menghambat peroksidasi lipid (Sardjiman, 2000). Peroksidasi

lipid dapat terjadi ketika konversi asam arakidonat menjadi mediator kimia baik

melalui jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase. Penghambatan enzim

siklooksigenase akan mengganggu konversi asam arakidonat menjadi

prostaglandin sehingga proses timbulnya nyeri dapat dihambat (Kumar dkk,

2005).

C. HIPOTESIS

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas

analgesik persisten pada mencit jantan galur Swiss dengan metode Formalin Test.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

22

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis dan Rancangan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian eksperimental murni

dengan rancangan acak lengkap pola searah. Penelitian ini dilakukan di

Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata

Dharma, Yogyakarta.

B. Variabel dan Definisi Operasional

1. Variabel

a. Variabel Penelitian Utama:

1. variabel bebas: variasi dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon

2. variabel tergantung: daya analgesik (dalam %)

b. Variabel pengacau terkendali:

1. subjek uji berupa mencit jantan galur Swiss yang berumur 2,5-3 bulan,

berat badan mencit antara 20-30 g, keadaan mencit berstatus sehat

2. bahan uji berupa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon (hasil sintesis Susanti, 2004)

c. Variabel pengacau tak terkendali: variasi biologis mencit yang meliputi

administrasi, distribusi, metabolisme, dan eliminasi obat.

2. Definisi operasional

a. Aktivitas analgesik adalah kemampuan senyawa untuk mengurangi rasa

nyeri tanpa menghilangkan kesadaran.

22

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

23

b. Metode Formalin Test terdiri atas dua fase, yaitu fase I yang ditimbulkan

oleh terjadinya iritasi formalin pada serabut saraf C juga melibatkan

substansi P dan bradikinin dan fase II yang merupakan akibat terjadinya

inflamasi dan dikeluarkannya mediator-mediator nyeri seperti

prostaglandin, bradikinin, serotonin, juga histamin. Fase I terjadi setelah 0-

5 menit dari penyuntikan formalin dan fase II terjadi 10-30 menit setelah

penyuntikan formalin.

C. Bahan Penelitian

Penelitian ini menggunakan bahan-bahan sebagai berikut:

1. senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon (hasil sintesis Susanti,

2004),

2. indometasin (Sigma Chemical Co., MO., USA) dan morfin (Kimia Farma

Tbk.) sebagai kontrol positif,

3. CMC-Na 0,5% dalam akuades sebagai kontrol negatif dari Laboratorium

Farmakologi dan Toksikologi, Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma,

Yogyakarta,

4. akuades sebagai pensuspensi dari Laboratorium Farmakologi dan Toksikologi,

Fakultas Farmasi Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta, dan

5. formalin 1% (Asia Lab) dalam salin sebagai penginduksi nyeri.

D. Alat Penelitian

Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: alat gelas pyrex

(gelas ukur, batang pengaduk, beker gelas, flakon, pipet ukur, erlenmeyer),

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

24

timbangan (Ohaus), neraca analitik (Sartorius), mortir dan stamper, spuit injeksi

dengan jarum suntik dan kanul per oral (ujung tumpul) 1 ml (Terumo), stopwatch,

dan kotak pengamatan.

E. Subjek Uji

Penelitian ini menggunakan mencit jantan galur Swiss 20-30 g, berumur

2,5-3 bulan, keadaan mencit berstatus sehat. Semua hewan uji dikelompokkan dan

ditempatkan dalam kandang hewan penelitian.

F. Penelitian Pendahuluan

1. Orientasi waktu pemberian formalin 1% setelah pemberian CMC-Na 0,5%

Sebanyak 6 ekor mencit dibagi ke dalam 2 kelompok. Masing-masing

kelompok diberi perlakuan CMC-Na 0,5%. Kemudian kaki kiri mencit disuntik 20

µL formalin 1% secara intaplantar pada menit ke-60 dan 90 pada masing- yang

terbuat dari kaca dan diamati respon total waktu menjilat (total licking time) pada

menit 0-5 (fase I) dan menit 10-30 (fase II).

2. Orientasi dosis 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Sebanyak 9 ekor mencit dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing

kelompok diberi perlakuan 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan

dosis 20 mg/kgBB, 40 mg/kgBB, dan 60 mg/kgBB secara per oral. Kemudian

pada menit ke-60 kaki kiri mencit disuntik 20 µL formalin 1% secara intaplantar.

Selanjutnya mencit dimasukkan ke dalam kotak pengamatan yang terbuat dari

kaca dan diamati respon total waktu menjilat (total licking time) pada menit 0-5

(fase I) dan menit 10-30 (fase II).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

25

3. Orientasi waktu pemberian formalin 1% setelah diberi perlakuan 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Sebanyak 6 ekor mencit dibagi ke dalam 3 kelompok. Masing-masing

kelompok diberi perlakuan 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan

dosis optimal (dari orientasi dosis). Kemudian kaki kiri mencit disuntik 20 µL

formalin 1% secara intaplantar pada menit ke-60 dan 90 pada masing-masing

kelompok Selanjutnya mencit dimasukkan ke dalam kotak pengamatan yang

terbuat dari kaca dan diamati respon total waktu menjilat (total licking time) pada

menit 0-5 (fase I) dan menit 10-30 (fase II).

G. Tata Cara Penelitian

a. Pembuatan CMC-Na 0,5%

Larutan ini dibuat dengan cara melarutkan 0,5 g serbuk CMC-Na dengan

akuades panas sedikit demi sedikit sambil diaduk hingga mengembang lalu

ditambah akuades hingga volumenya mencapai 100,0 ml.

b. Pembuatan Formalin 1%

Formalin 40% sebanyak 0,25 ml ditambah dengan larutan NaCl hingga

volume 10 ml, kemudian dicampur sempurna.

c. Pembuatan Suspensi Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Suspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dibuat

dengan konsentrasi yang berbeda dengan tujuan mendapatkan volume pemberian

maksimum yang sama yaitu 0,5 ml. Dosis 17,78 mg/kgBB dengan konsentrasi

0,11% b/v dibuat dengan cara mensuspensikan 4,4 mg senyawa 2,5-bis-(4’-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

26

metoksi-benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5% hingga 4,0 ml. Dosis

26,67 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,16% b/v dibuat dengan cara

mensuspensikan 6,4 mg senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

ke dalam CMC-Na 0,5% hingga 4,0 ml. Dosis 40 mg/kgBB dengan konsentrasi

0,24% b/v dibuat dengan cara mensuspensikan 9,6 mg senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5% hingga 4,0 ml. Dosis

60 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,36% b/v dibuat dengan cara mensuspensikan

14,4 mg senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon ke dalam CMC-

Na 0,5% hingga 4,0 ml. Dosis 90 mg/kgBB dengan konsentrasi 0,54% b/v dibuat

dengan cara mensuspensikan 21,6 mg senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon ke dalam CMC-Na 0,5% hingga 4,0 ml.

Dasar perhitungan konsentrasi dengan dosis yaitu:

D x B = V x C

Keterangan: D: Dosis (mg/kgBB) V: Volume pemebrian (ml) B: Berat badan (g) C: Konsentrasi (% b/v)

d. Pembuatan Suspensi Indometasin

Sebanyak 2,4 mg indometasin disuspensikan dalam 10,0 ml larutan CMC-

Na 0,5%.

e. Pembuatan Suspensi Morfin

Sebanyak 0,3 ml morfin 10 mg/1 ml disuspensikan dalam larutan CMC-

Na 0,5% sampai 10,0 ml.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

27

f. Penetapan Kontrol Negatif

Kontrol negatif yaitu zat yang tidak memberikan efek analgesik sehingga

dapat digunakan sebagai faktor koreksi terhadap zat yang diuji. Kontrol negatif

yang digunakan yaitu CMC-Na 0,5%.

g. Penentuan Waktu Pemberian Rangsang

Diharapkan pada selang waktu pemberian bahan uji dengan formalin 1%,

telah terjadi absorpsi sehingga segera menimbulkan efek.

h. Perlakuan hewan uji

Sebelum perlakuan, mencit dipuasakan selama kurang lebih 12 jam namun

tetap diberi minum. Mencit jantan galur Swiss sebanyak 40 ekor dibagi ke dalam

8 kelompok. Setiap kelompok ada 5 ekor mencit.

Kelompok I merupakan kontrol negatif (diberi suspensi CMC-Na 0,5%

dalam akuades secara p.o.), kelompok II dan III sebagai kontrol positif (diberi

perlakuan morfin dosis 5 mg/kgBB, i.p. (Xie dkk, 2005) dan indometasin 4

mg/kgBB, i.p. (Almeida dkk, 2000), sedangkan kelompok IV-VIII diberi 2,5-bis-

(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan peringkat dosis 17,78; 26,67; 40;

60; dan 90 mg/kgBB secara p.o.

Penyuntikan formalin 1% kelompok morfin dan indometasin pada kaki

kiri mencit secara intraplantar dilakukan pada menit ke-60 setelah pemberian

morfin (Xie dkk, 2005) dan indometasin (Yammamoto dan Natsuko, 2002).

Kemudian mencit dimasukkan ke dalam kotak, dan kaca diletakkan di depannya

membentuk sudut 450 untuk memudahkan pengamatan. Kemudian diamati respon

total waktu menjilat (total licking time) pada menit 0-5 (fase I) dan menit 10-30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

28

(fase II) (Rabelo dkk, 2003). Penyuntikan formalin 1% kelompok kontrol negatif

dan senyawa uji juga dilakukan pada menit ke-60 sesuai dengan hasil orientasi.

Selanjutnya diamati respon total waktu menjilat (total licking time) pada menit 0-

5 (fase I) dan menit 10-30 (fase II).

i. Analisis Data

Dari data total waktu menjilat kemudian dihitung nilai daya analgesik

(dalam %) dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Daya analgesik persisten (dalam %) %100.

.. xnt

ptnt −=

Keterangan: t.n: total waktu menjilat pada kontrol negatif t.p: total waktu menjilat pada perlakuan Dari data daya analgesik persisten (dalam %) yang didapat selanjutnya

digunakan untuk menghitung nilai linearitas hubungan dosis dengan daya

analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan

menggunakan analisis regresi linear dari kurva dosis vs respon (daya analgesik

(dalam %)).

j. Analisis Statistika

Data daya analgesik persisten (dalam %) yang diperoleh tiap kelompok

dianalisis normalitasnya dengan Kolmogorov-Smirnov. Jika data terdistribusi

normal maka dilanjutkan dengan uji parametrik Anava satu arah dengan taraf

kepercayaan 95% dilanjutkan dengan uji Tukey untuk melihat perbedaan yang

bermakna dari setiap kelompok. Jika data terdistribusi tidak normal maka

dilanjutkan dengan uji non-parametrik Kruskal-Wallis kemudian dilanjutkan uji

Mann Whitney untuk melihat perbedaan yang bermakna dari setiap kelompok

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

29

Perhitungan linearitas hubungan dosis dengan daya analgesik persisten

menggunakan regresi linear. Jika rhitung > rtabel menunjukkan ada hubungan

proposional antara dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dengan daya analgesik persisten (dalam %). Sebaliknya, jika rhitung < rtabel

menunjukkan tidak ada hubungan proporsional antara dosis senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan daya analgesik persisten (dalam %).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

30

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Uji Pendahuluan

Tujuan uji pendahuluan yaitu untuk validasi metode yang akan digunakan.

Dalam uji pendahuluan ini dilakukan penetapan selang waktu pemberian CMC-

Na 0,5% dan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon setelah

diinduksi formalin 1% serta dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon yang akan dipejankan ke mencit.

1. Penetapan Selang Waktu Pemberian CMC-Na 0,5% setelah Diinduksi Formalin 1%

Penetapan selang waktu pemberian CMC-Na 0,5% sebagai kontrol negatif

setelah diinduksi formalin 1% dilakukan untuk mendapatkan total waktu menjilat

yang optimal sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengoreksi senyawa uji. Data

dari hasil orientasi dapat dilihat pada Tabel I.

Tabel I. Rata-rata total waktu mencit menjilat kaki yang diinduksi formalin dalam uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na 0,5% setelah diinduksi formalin 1%

Rata–rata total waktu menjilat

(X ± SE) Kelompok Perlakuan Subyek Uji Fase I Fase II

Menit ke-60 3 113,58±2,97 85,13±3,46 Menit ke-90 3 113,88±2,67 80,84±2,03

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

Dari hasil uji penetapan waktu pemberian CMC-Na 0,5% setelah diinduksi

formalin pada menit ke-60 dan 90 tidak memberikan perbedaan yang bermakna.

Hal ini menunjukkan bahwa dengan selang waktu pemberian pada menit ke-60

dan 90 total waktu mencit menjilat sama banyak dan tidak memberikan perbedaan

30

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

31

yang berarti. Oleh karena itu dipilih waktu pemberian CMC-Na 0,5% pada menit

ke-60 setelah kaki mencit diinduksi formalin. Hasil uji penetapan waktu

pemberian CMC-Na 0,5% setelah diinduksi formalin 1% dapat dilihat pada

Gambar 11.

85,13

113,58

80,84

113,88

0

20

40

60

80

100

120

140

fase I fase II

CMC-Na

Tota

l Wak

tu M

enjil

at (d

etik

)

mencit diinjeksiformalin pada menit ke-60

mencit diinjeksiformalin pada menit ke-90

Gambar 11. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na 0,5%

dengan penyuntikan formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit ke 0-5 dan fase II pada menit ke 10-30 (data dalam bentuk purata ± standard error)

2. Penetapan Dosis dan Selang Waktu Pemberian Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon setelah Diinduksi Formalin 1%

Penetapan dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dilakukan untuk mendapatkan dosis yang optimal, yaitu memberikan penurunan

total waktu mencit menjilat kaki yang telah diinduksi formalin 1%. Dosis senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dalam orientasi yaitu 20, 40, dan 60

mg/kgBB. Orientasi dosis dimulai dari dosis orientasi tertinggi yaitu 60 mg/kgBB.

Dari uji tersebut diperoleh hasil bahwa dosis 60 mg/kgBB memberikan total

waktu mencit menjilat pada fase I sebesar 71,32±2,84 dan fase II sebesar

34,68±0,93 sehingga diperoleh daya analgesik persisten pada fase I sebesar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

32

37,21±2,50% dan fase II sebesar 59,26±1,09%. Dosis 60 mg/kgBB yang telah

memberikan efek lebih dari 50% (daya analgesik persisten) pada fase II uji

aktivitas analgesik persisten ditetapkan sebagai dosis IV. Selanjutnya peringkat

dosis ditetapkan dengan kelipatan 1,5 untuk setiap kenaikan dosis. Hasil tersebut

(dengan selang waktu pemberian 60 menit) dibandingkan dengan selang waktu

pemberian 90 menit. Hasilnya yaitu bahwa selang waktu pemberian senyawa 2,5-

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada menit ke-60 dan ke-90

menunjukkan perbedaan tidak bermakna. Artinya bahwa efek penghambatan nyeri

setelah pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada

menit ke-60 sama dengan yang diberikan pada menit ke-90. Oleh karena itu

dipilih waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

pada menit ke-60. Data rata-rata total waktu mencit menjilat kaki yang diinduksi

formalin 1% dalam uji penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon setelah diinduksi formalin 1% dapat dilihat

pada Tabel II dan Gambar 12.

Tabel II. Rata-rata total waktu mencit menjilat kaki yang diinduksi formalin dalam uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon setelah diinduksi formalin 1%

Rata–rata total waktu menjilat

(X ± SE) Kelompok Perlakuan Subyek Uji

Fase I Fase II Menit ke-60 3 71,32±2,84 34,68±0,93 Menit ke-90 3 8,87±1,65 33,43±2,08

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

33

71,32

34,68 33,43

81,87

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

fase I fase II

Siklopentanon 60 mg/kgBB

Tota

l Wak

tu M

enjil

at (d

etik

)mencit diinjeksi formalinpada menit ke-60mencit diinjeksi formalinpada menit ke-90

Gambar 12. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan penyuntikan formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit ke 0-5 dan fase II pada menit ke 10-30 (data dalam bentuk purata ± standard error)

B. Uji Daya Analgesik pada Nyeri Persisten dengan Metode Formalin Test

Metode Formalin Test digunakan untuk mengetahui adanya daya

analgesik persisten. Kelebihan metode Formalin Test pada mencit sebagai model

pengujian aktivitas analgesik yang valid dan reliabel serta sensitif untuk beberapa

kelas obat analgetika. Metode ini dapat menggambarkan obat analgetika beraksi

baik di perifer maupun di sentral. Dalam penelitian ini digunakan formalin 1%

sebagai penginduksi nyeri. Formalin dapat menimbulkan sensitisasi serabut saraf

C dan inflamasi pada jaringan sehingga terjadi reaksi nyeri. Nyeri spontan yang

diakibatkan karena iritasi formalin langsung dapat diamati responnya pada hewan.

Metode ini dibagi menjadi dua fase yaitu fase I (0-5 menit) dan fase II (10-

30 menit). Di antara kedua fase tersebut terdapat waktu selang yang disebut

interfase. Fase I dalam Formalin Test menunjukkan bahwa terjadinya iritasi

formalin pada serabut saraf C (Hunskaar dan Hole, 1987) sedangkan fase II

diperantarai oleh kombinasi aktivitas saraf aferen primer dan peningkatan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

34

sensitivitas spinal cord yang secara terus-menerus (nyeri karena adanya inflamasi)

(Xie dkk, 2005). Lebih lanjut lagi Shibata dkk (1989) mengatakan bahwa fase I

diperantarai oleh substansi P dan bradikinin sedangkan fase II diperantarai oleh

histamin, serotonin, prostaglandin, dan bradikinin.

Metode Formalin Test dapat digunakan untuk mengevalusi daya analgesik

persisten. Dalam patologi nyeri persisten tidak hanya melibatkan input perifer

tetapi juga sensitisasi sentral sehingga dalam terapi nyeri melibatkan

penghambatan sentral dan perifer. Dengan metode ini, suatu obat dapat diketahui

pengaruh kerjanya baik di perifer maupun sentral. Obat yang ideal akan bekerja di

kedua fase tersebut (Coderre dan Katz, 1997).

CMC-Na dipilih sebagai kontrol negatif karena senyawa ini dapat

mensuspensikan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon juga

kontrol positif morfin dan indometasin. CMC-Na tidak memiliki daya analgesik

persisten sehingga digunakan sebagai faktor koreksi senyawa uji. Kontrol positif

yang digunakan dalam metode ini yaitu morfin dan indometasin. Hal ini karena

morfin dapat menghambat fase I dan fase II (Xie dkk, 2005) sedangkan

indometasin dapat menghambat fase II (Hunskar dan Hole, 1989). Oleh karena

itu, morfin dan indometasin dapat digunakan sebagai pembanding daya analgesik

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon.

Dari data observasi didapatkan total waktu mencit menjilat kaki yang

diinduksi formalin selanjutnya dianalisis menjadi daya analgesik persisten (dalam

%) dari setiap subjek uji. Selanjutnya dibuat kurva hubungan dosis dengan daya

analgesik persisten (dalam %) untuk menggambarkan kemampuan senyawa 2,5-

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

35

bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dalam menghambat nyeri. Penurunan

total waktu mencit menjilat merupakan respon yang menunjukkan bahwa senyawa

yang diberikan dapat menghambat rasa nyeri yang ditimbulkan akibat pemberian

formalin. Semakin lama mencit menjilat menunjukkan bahwa daya analgesik

semakin rendah. Tabel III menunjukkan hubungan perlakuan dengan total waktu

menjilat dan daya analgesik persisten (dalam %) pada uji Formalin Test.

Tabel III. Hubungan antara perlakuan dengan total waktu menjilat dan daya analgesik persisten (dalam %) pada uji daya analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test (n=5)

Total Waktu Menjilat (detik)

(X±SE) Daya Analgesik Persisten (%)

(X±SE) No. Perlakuan

Fase I Fase II Fase I Fase II 1 CMC-Na 0,5% 106,47±2,32 83,44±1,92 0,00±2,32 0,00±2,30

2 Morfin 5 mg/kgBB 13,46±3,41 2,90±1,84 87,36±3,41 96,52±2,20

3 Indometasin 4 mg/kgBB 41,57±0,92 22,95±2,29 60,96±0,92 72,49±2,74

4 Siklopentanon 17,78 mg/kgBB 93,86±1,31 64,49±1,86 11,85±1,31 22,71±2,23

5 Siklopentanon 26,67 mg/kgBB 87,55±2,71 35,52±2,75 17,77±2,71 57,43±3,29

6 Siklopentanon 40 mg/kgBB 71,97±3,63 32,29±1,13 32,40±3,63 61,30±1,36

7 Siklopentanon 60 mg/kgBB 59,83±1,02 21,86±1,00 43,81±1,02 73,80±1,19

8 Siklopentanon 90 mg/kgBB 44,27±1,88 14,57±1,31 58,42±1,88 82,54±1,56

Keterangan : X = Mean (Rata–rata) SE = standard error (SD/√n)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

36

0,00

58,42

43,81

32,40

17,7711,85

60,96

87,36

-20

0

20

40

60

80

100

CMC-Na 0.5% Morf in 5 Indometasin 4 Siklopentanon

17,78

Sklopentanon

26,67

Siklopentanon

40

Siklopentanon

60

Siklopentanon

90

Perlakuan (mg/kgBB)

Day

a A

nalg

esik

Per

sist

en (%

)

Gambar 13. Hubungan antara perlakuan dengan % daya analgesik persisten pada uji daya

analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase I (data dalam bentuk purata daya analgesik (dalam %) ± standard error, n=5)

0,00

82,5473,80

61,3057,43

22,71

72,49

96,52

-20

0

20

40

60

80

100

120

CMC-Na 0.5% Morf in 5 Indometasin 4 Siklopentanon

17,78

Sklopentanon

26,67

Siklopentanon

40

Siklopentanon

60

Siklopentanon

90

Perlakuan (mg/kgBB)

Day

a A

nalg

esik

Per

sist

en (%

)

Gambar 14. Hubungan antara perlakuan dengan daya analgesik persisten (dalam %) pada

uji daya analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase II (data dalam bentuk purata daya analgesik (dalam %) ± standard error, n=5)

Dari Tabel III dan Gambar 13 dan 14 terlihat bahwa kontrol negatif CMC-

Na 0,5% memiliki daya analgesik terendah dan morfin memiliki daya analgesik

yang tertinggi pada fase I dan II. Hal ini menunjukkan bahwa metode yang

digunakan sudah benar. Selama ini telah diketahui bahwa CMC-Na hampir tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

37

memiliki daya analgesik sedangkan morfin sebagai analgetika kuat yang dapat

menghambat kedua fase dalam metode Formalin Test. Indometasin juga dapat

menghambat nyeri pada fase I dan II namun daya analgesik yang ditimbulkan

lebih rendah daripada morfin.

CMC-Na sebagai pensuspensi senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon hampir tidak memiliki daya analgesik persisten baik pada fase I

maupun fase II. Hal ini menunjukkan bahwa daya analgesik yang dimiliki oleh

senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon tidak dipengaruhi CMC-

Na sebagai pensuspensi. Besarnya peningkatan daya analgesik persisten baik fase

I maupun fase II seiring dengan peningkatan dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon. Hal ini mengindikasikan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki daya analgesik persisten yang dose

dependent. Daya analgesik senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

cukup besar pada fase II (perifer) tetapi kecil pada fase I (sentral).

Dari data hasil penelitian terlihat bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon memiliki kemampuan untuk menghambat nyeri baik

pada fase I maupun pada fase II. Namun untuk melihat kemaknaan perbedaan

respon setiap kelompok maka dilakukan uji statistik. Daya analgesik persisten

pada fase I dan II diuji sebaran datanya dengan Kolmogorov-Smirnov. Apabila

sebaran data dikatakan normal (p>0,05) maka dilanjutkan dengan uji Anava dan

untuk melihat kebermaknaannya menggunakan uji Tukey. Jika sebaran data

dikatakan tidak normal (p<0,05) maka dilanjutkan dengan uji Kruskal Wallis dan

untuk melihat kebermaknaannya menggunakan uji Mann Whitney. Pada fase I

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

38

dan fase II, sebaran data normal maka diuji dengan uji Anava dilanjutkan uji

Tukey untuk melihat tingkat kebermaknaan antar kelompok. Hasil uji Anava pada

fase I dan fase II menunjukkan bahwa respon dari setiap perlakuan berbeda

signifikan. Hasil uji Tukey fase I dan fase II dapat dilihat dalam Lampiran 5 dan

7. Tabel IV dan V merupakan rangkuman dari hasil uji Tukey.

Tabel IV. Rangkuman hasil Uji Tukey data daya analgesik persisten (dalam %) senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon metode Formalin Test fase I

Siklopentanon (mg/kgBB) Kelompok

Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * * TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - TB * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * TB - * *

* Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * * - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * * * * * -

* Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * * -

Keterangan : TB : tidak bermakna * : bermakna

Dari Tabel IV dan Gambar 13 terlihat bahwa terdapat perbedaan bermakna

antara kelompok kontrol negatif (CMC-Na) dengan semua kelompok perlakuan

yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa semua perlakuan memiliki aktivitas

analgesik pada fase I yang ditandai dengan berkurangnya lama waktu mencit

menjilat kaki yang telah diinduksi formalin. Demikian pula dengan kontrol positif

morfin yang merupakan analgetika narkotik memiliki perbedaan bermakna

dengan semua perlakuan. Morfin memiliki kemampuan menghambat nyeri sangat

kuat pada fase I. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon juga

memiliki aktivitas analgesik tetapi tidak sekuat dengan morfin. Demikian juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

39

dengan indometasin yang memiliki daya analgesik persisten fase I (60,96±0,92%)

lebih kecil daripada morfin (87,36±3,41%). Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dengan dosis 17,78; 26,67; 40; 60; dan 90 mg/kgBB

memberikan rata-rata daya analgesik persisten pada fase I sebesar 11,85±1,31;

17,77±2,71; 32,40±3,63; 43,81±1,02; dan 58,42±1,88%. Dilihat dari hasil Uji

Tukey, daya analgesik persisten fase I indometasin 4 mg/kgBB berbeda tidak

bermakna dengan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 90

mg/kgBB. Dengan demikian kemampuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon dosis 90 mg/kgBB dalam menghambat mekanisme

nyeri pada fase I setara dengan indometasin 4 mg/kgBB. Daya analgesik persisten

fase I pada dosis 17,78 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan dosis 26,67

mg/kgBB. Artinya bahwa dengan peningkatan 1,5 kali dosis memberikan aktivitas

analgesik yang setara pada dosis 17,78 dan 26,67 mg/kgBB. Daya analgesik

persisten fase I terbesar senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

masih lebih kecil daripada indometasin dosis 4 mg/kgBB maupun morfin dosis 5

mg/kgBB.

Untuk mengetahui linearitas hubungan dosis dengan daya analgesik

persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon fase I dilakukan

perhitungan dengan regresi linear. Perhitungan regresi linear yaitu dengan

menghubungkan log dosis dengan daya analgesik persisten. Kurva hubungan log

dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan daya

analgesik persisten (dalam %) pada fase I dapat dilihat pada Gambar 15.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

40

y = 11,918x - 2,9059R2 = 0,9846

0

10

20

30

40

50

60

70

1,25 1,43 1,60 1,78 1,95

Log Dosis (mg/kgBB)

Day

a an

alge

sik

(%)

Gambar 15. Kurva hubungan log dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-

siklopentanon dengan daya analgesik persisten (dalam %) pada uji daya analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase I (rhitung = 0,9923; rtabel=0,878, n=5)

Dari Gambar 15 terlihat bahwa nilai rhitung>rtabel yang menunjukkan bahwa

ada hubungan proporsional antara log dosis dengan daya analgesik (dalam %).

Artinya dengan peningkatan dosis 1,5 kali memberikan daya analgesik hampir

sama dengan 1,5 kali lebih besar. Dengan demikian, daya analgesik persisten fase

I meningkat seiring dengan peningkatan dosis (dose dependent). Hal ini

menunjukkan adanya hubungan linear antara log dosis dengan daya analgesik

persisten fase I pada dosis 17,78-90 mg/kgBB.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

41

Tabel V. Rangkuman hasil Uji Tukey data daya analgesik persisten (dalam %) senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon metode Formalin Test fase II

Siklopentanon (mg/kgBB) Kelompok

Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * TB TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - * * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * * - TB * *

Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * TB - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * TB * * * - TB

Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * TB -

Keterangan : TB : tidak bermakna * : bermakna

Dari Tabel V dan Gambar 14 diketahui bahwa terdapat perbedaan

bermakna antara kelompok kontrol negatif (CMC-Na 0,5%) dengan semua

kelompok perlakuan yang lain. Hal ini menunjukkan bahwa semua perlakuan

memiliki aktivitas analgesik pada fase II yang ditandai dengan berkurangnya lama

waktu mencit menjilat kaki yang telah diinduksi formalin 1%. Demikian pula

dengan kontrol positif morfin yang merupakan analgetika narkotik memiliki

perbedaan bermakna dengan semua perlakuan. Morfin memiliki kemampuan

menghambat nyeri pada fase II sangat kuat. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon juga memiliki kemampuan menghambat nyeri pada fase

II tetapi lebih kecil daripada morfin 5 mg/kgBB. Demikian juga dengan

indometasin 4 mg/kgBB yang memiliki daya analgesik persisten fase II lebih kecil

daripada morfin 5 mg/kgBB. Dilihat dari hasil Uji Tukey, daya analgesik

persisten fase II indometasin 4 mg/kgBB berbeda tidak bermakna dengan senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 60 dan 90 mg/kgBB. Dengan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

42

demikian kemampuan senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dosis 60 dan 90 mg/kgBB dalam menghambat mekanisme nyeri pada fase II

setara dengan indometasin 4 mg/kgBB. Daya analgesik persisten fase II senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dosis 17,78; 26,67; 40; 60; dan 90

mg/kgBB memberikan rata-rata daya analgesik sebesar 22,71±2,23; 57,43±3,29;

61,30±1,36; 73,80±1,19; dan 82,54±1,56%. Pada dosis 26,67 mg/kgBB berbeda

tidak bermakna dengan dosis 40 mg/kgBB. Demikian juga antara dosis 60 dengan

90 mg/kgBB berbeda tidak bermakna. Artinya bahwa dengan peningkatan 1,5 kali

dosis memberikan aktivitas analgesik yang tidak berbeda pada dosis 26,67 dan 40

mg/kgBB juga pada dosis 60 dan 90 mg/kgBB. Daya analgesik persisten fase II

terbesar senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon lebih kuat

daripada indometasin dosis 4 mg/kgBB tetapi lebih kecil dibanding morfin dosis 5

mg/kgBB. Daya analgesik persisten fase II meningkat seiring dengan peningkatan

dosis (dose dependent).

Untuk mengetahui linearitas hubungan dosis dengan daya analgesik

persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon fase II dilakukan

perhitungan dengan regresi linear. Kurva hubungan log dosis senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan daya analgesik persisten (dalam %)

pada fase II dapat dilihat pada Gambar 16.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

43

y = 13,602x + 18,748R2 = 0,8827

0102030405060708090

100

1,25 1,43 1,60 1,78 1,95

Log Dosis (mg/kgBB)

Day

a A

nalg

esik

(%)

Gambar 16.Kurva hubungan log dosis senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dengan daya analgesik persisten (dalam %) pada uji daya analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan metode Formalin Test fase II (rhitung= 0,9395; rtabel=0,878, n=5)

Dari Gambar 14 terlihat bahwa nilai rhitung>rtabel yang menunjukkan bahwa

terdapat hubungan proporsional antara log dosis dengan daya analgesik (dalam

%). Hal ini menunjukkan adanya hubungan linear antara log dosis dengan daya

analgesik persisten fase II pada dosis 17,78-90 mg/kgBB. Peningkatan dosis 1,5

kali memberikan daya analgesik 1,5 kali lebih besar. Jadi pada fase II ini

menggambarkan daya analgesik persisten termasuk dose dependent.

Dari hasil penelitian tersebut diketahui bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon mempunyai daya analgesik persisten pada fase

II yang lebih tinggi dibandingkan pada fase I. Hal ini menunjukkan bahwa

senyawa ini berefek baik di perifer. Sifat ini mirip dengan analgetika NSAID

dimana akan bekerja optimal pada penghambatan nyeri perifer (fase II).

Terjadinya nyeri pada fase II metode Formalin Test ini merupakan mekanisme

nyeri perifer yang terjadi karena proses inflamasi. Pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dapat menghambat lepasnya mediator kimia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

44

seperti prostaglandin sehingga nyeri dapat ditekan. Karena aktivitas analgesik

senyawa ini banyak dipengaruhi oleh mekanisme antiinflamasi jadi kemungkinan

besar senyawa ini berperan besar dalam penghambatan pembentukan

prostaglandin. Hal ini sesuai sesuai senyawa analognya yaitu PGV-0 yang secara

in vitro mampu menghambat enzim siklooksigenase (Sardjiman, 2000) sehingga

prostaglandin tidak terbentuk. Namun, sebagai analgetika persisten selain

berperan dalam penghambatan nyeri perifer juga penghambatan nyeri sentral.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memberikan

penghambatan nyeri sentral tertinggi pada dosis 90 mg/kgBB sebesar

58,42±1,88% dan pada nyeri perifer sebesar 82,54±1,56%. Dengan demikian

dapat dikatakan bahwa senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

dapat berperan sebagai analgetika persisten.

Salah satu mekanisme nyeri terjadi karena adanya perombakan asam

arakidonat menjadi prostaglandin sebagai mediator nyeri oleh enzim

siklooksigenase. Penghambatan pelepasan prostaglandin dengan menghambat

pelepasan enzim siklooksigenase. Salah satu mekanisme penghambatan enzim

siklooksigenase yaitu mekanisme antioksidan. Antioksidan yaitu suatu senyawa

penangkap radikal yang dapat menghambat semua tipe oksigenasi asam lemak

(siklooksigenase dan lipooksigenase).

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon merupakan

senyawa analog PGV-0 yang telah diketahui memiliki efek antioksidan. Senyawa

2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon secara in vitro memiliki aktivitas

menghambat peroksidasi lipid pada konsentrasi 4 µg/ml sebesar 8,3±0,3 µM

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

45

(Sardjiman, 2000). Peroksidasi lipid yaitu suatu proses bereaksinya radikal bebas

dengan hidrogen dari asam lemak tak jenuh (RH) membentuk radikal bebas lipid

(R•). Selanjutnya radikal bebas lipid (R•) tersebut dalam suasana aerob akan

bereaksi dengan oksigen (O2) membentuk radikal peroksil lipid (ROO•) dan

bereaksi dengan asam lemak tak jenuh (RH) membentuk hidroperoksid lipid

(ROOH) dan radikal bebas lipid (R•). Proses ini dapat berlangsung terus menerus

sehingga dapat menyebabkan kerusakan sel. Untungnya sel tubuh memberikan

perlindungan untuk melawan terjadinya proses tersebut (Sardjiman, 2000). Jika

jumlah radikal melebihi batas kemampuan sel untuk melindungi dirinya

memungkinkan terjadinya kerusakan sel yang dapat memunculkan nyeri.

Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki gugus metoksi

sebagai pendorong elektron yang dapat meningkatkan kerapatan elektron pada

sistem konjugasi menjadi lebih besar. Hal ini akan memudahkan senyawa 2,5-bis-

(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon untuk menangkap radikal bebas sehingga

efek penghambatan terhadap peroksidasi lipid semakin besar. Peroksidasi lipid

dapat terjadi ketika perubahan asam arakidonat menjadi mediator kimia baik

melalui jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase. Oleh karena itu,

penghambatan peroksidasi lipid pada jalur siklooksigenase maupun lipoksigenase

dapat menghambat produksi mediator kimia seperti prostaglandin sehingga

timbulnya nyeri dapat dihambat pula.

Mekanisme stabilisasi radikal bebas diantaranya dengan berikatan dengan

radikal bebas lain dan dengan beresonansi. Mekanisme stabilisasi radikal bebas

dengan berikatan dengan radikal bebas lain:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

46

O

OCH3OCH3

2 X

O

OCH3OCH3

2 X+ +2 2

O

OCH3OCH3

O

OCH3OCH3

+

O

OCH3

H3CO

O

H3CO

OCH3

XX

O

OCH3

H3CO

O

H3CO

OCH3

X X

Mekanisme stabilisasi radikal bebas karena adanya elektron bebas yang

dilokalisasi dengan resonansi:

O

OCH3OCH3

OH+

O

OCH3OCH3

OH

O

OCH3OCH3

OHO

OCH3OCH3

OH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

47

O

OCH3OCH3

OHO

OCH3OCH3

OH

O

OCH3OCH3

OH

Mekanisme penstabilan radikal bebas yaitu dengan melepas atau menarik elektron

bebas lain tergantung elektronegativitasnya. Apabila elektronegatifitas suatu

radikal bebas lebih tinggi daripada elektron bebas lain maka ada kecenderungan

radikal bebas tersebut untuk menarik elektron bebas lainnya. Demikian juga

sebaliknya, apabila elektronegatifitas suatu radikal bebas lebih rendah daripada

elektron bebas lain maka ada kecenderungan radikal bebas tersebut untuk melepas

elektron bebasnya untuk diberikan ke elektron bebas lainnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

48

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

1. Senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon memiliki aktivitas

analgesik persisten.

2. Terdapat hubungan yang linear antara dosis dengan efek analgesik

persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon baik pada

fase I maupun fase II.

B. Saran

1. Perlu dilakukan pembuktian mekanisme penghambatan senyawa 2,5-bis-

(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon pada fase I dan fase II metode

Formalin Test.

2. Perlu dilakukan uji ED50 dan toksisitas senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-

benzilidin)-siklopentanon.

48

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

49

DAFTAR PUSTAKA

Almeida, F.R.C., Schivo, I.R.S., Lorenzetti, B.B., and Perreira S.H., 2000, Chronic Inthratical Cannulation Enhances Nociceptive Responses in Rats, Braz. J. Med. Biol. Res., 33, 949-956.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia Edisi III, 310, 385, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Austerweil, G.V. and Pallaud, R., 1956, Aldolization, Ketolization, and Crotonization: Catalysis with Anion Exchangers, Chem. Abstrs. Vol. 50, 4846c.

Chi, Y.M., Nakamura, M., Yoshizawa, T., Zhao, X.Y., Yan, W.M., Hashimoto, F., Kinjo, J., and Nohara, T., 2005, Pharmacological Study on The Novel Antinociceptic Agent, A Novel Monoterpene Alkaloid from Incarvillea sinensis, Biol.,Pharm.,Bul. 28, 1989-1991.

Coderre, T.J. and Katz, J., 1997, Peripheral and Central Hyperexcitability:

Deferential Signs and Symptoms in Persistent Pain. Behave. Brain. Sci. 20, 404-419.

Dipiro, J.T., Wells, Barbara G., Schwinghammer, Terry L., Hamilton, and Cindy W., 1998, Pharmacotherapy Handbook, Edisi II, 606, Appleton & Lange, United States of America.

Dipiro, J.T., Tabert, R.L., Yee, G.C., Matzke, G.R., Wells, B.G., and Posey, M., 2005, Pharmacotheraphy: A Patiphysiologic Approach, 1089-1091, Mc Graw Hill, Medical Publishing Division, USA.

Flower, R.J., Cheung, H.S., and Cuchman, D.W., 1973, Quantitative Determination of Prostaglandin and Malondialdehyde Formed by Arachidonate Oxygenase (Prostaglandin Synthetase) System of Bovine Seminal Vesicle, Prostaglandin, 4, 325-330.

Greene, R.J., and Harris, N.D., 2000, Pathology and Therapeutics for Pharmacist: A Basic for Clinical Pharmacy Practise, second edition, 572-576, Pharmaceutical Press, London.

Hathaway, B.A., 1987, An Aldol Condensation Experiment Using A Number of Aldehydes and Ketones, J.Chem. Education, Vol. 64, No. 4, 367-368.

Hunskaar, S. and Hole K., 1987, The Formalin Test in mice: Dissociation Beetwen Inflammatory and Non-Inflammatory Pain. Pain., 30, 103-114.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

50

Kumar, V., Abbas, A.K., and Fausto, N., 2005, Robbins and Cotran Pathologic Basis of Diseases, Seven Edition, 70, Elsevier Saunders, Philadelphia.

Kurniawan, Heri, 2007, Daya Analgetik Akut dan Persisten Gamavuton-0 pada

Mencit Jantan Swiss, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 18-19.

Laurence, D.R., Bennet, P.N., and Brown, M.J., 1997, Clinical Pharmacology, 8th

ed., 258, 287, Churchill Livingstone, New York. Lavich T.R., Cordeiro, R.S.B., Silva P.M.R, and Martins, M.A., 2005, A Novel

Hot Plate Test Sensitive to Hyperalgesic Stimuli and Non-Opioid Analgesic, Braz. J. Med. Biol. Res., 38, 445-451.

Mutschler, E., 1991, Dinamika Obat, Edisi V, 205, Penerbit Institut Teknologi

Bandung, Bandung. Mycek, M.J., Harvey, R.A., Champe, P.C., dan Fischer, B.D., 1997, Farmakologi

Ulasan Bergambar, 134-136, diterjemahkan oleh Azwar Agoes, Widya Medika, Jakarta.

Nelly, N.A.C., 2000, Daya Tangkap Radikal Hidroksi PGV-0 dan Turunanya,

Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 11. Nurrochmad, A., 1997, Penghambatan Biosintesis Prostaglandin melalui Jalur

Siklooksigenase oleh Siklovalon dan Tiga Senyawa Analognya, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 28-34, 56-59.

Rabelo, M., Souza, E.P., Soares, P.M.G., Miranda, A.V., Matos, F.J.A., and

Criddle, D.N., 2003, Antinociceptive Properties of the Essential Oil of Ocimum gratissimum L. (Labiatae) in Mice, Braz. J. Med. Biol. Res., 36, 521-524.

Rang, H.P., Dale, M.M., Ritter, J.M., dan Moore, P.K., 2003, Pharmacology, 5th

ed., 562-567, Churchill Livingstone, London. Sardjiman, 2000, Synthesis of Some New Series of Curcumin Analogues,

Antioxidative, Antiinflamatory, Antibacterial Activities and Qualitative Structur Activity Relationship, Dissertation, Gadjah Mada University, Yogyakarta, 4, 100, 141, 184.

Shibata, M., Ohkubo, T., Takahashi, H., and Inoki, R., 1989, Modified Formalin

Test : Characteristic Biphasic Pain Response, Pain, 38, 347-352.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

51

Susanti, 2004, Sintesis 2,5-Bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan Katalis Kalium Hidroksida dalam Berbagai Pelarut, Skripsi, Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta, 4-5, 36.

Tjay, T.H. dan Rahardja, K., 2002, Obat-Obat Penting, Khasiat, Penggunaan &

Efek-Efek Sampingnya, Edisi V, 295-333, PT Elex Media Komputindo, Jakarta.

Tjolsen A., Berge O.G., Hunskaar S., Rosland J.H., and Hole K., 1992, The

Formalin test: an Evaluation of The Method. Pain, 51 , 5-17. Turner, R.A., 1965, Screening Methods in Pharmacology, Academic Press, New

York. Wibowo, S. dan Gofir, A., 2001, Farmakoterapi dalam Neurologi, 117, 139,

Penerbit Salemba Medika, Jakarta. Xie, YF., Wang, J., FQ., and Tang, JS., 2005, Validation of a Simple Automated

Movement Detection System for Formalin Test in Rats, Acta Pharmacol.Sin. 26, 39-45.

Yamamoto, T. and Natsuko, N.T., 2002, The Role of Cyclooxygenase-1 and -2 in

The Rat Formalin Test, Anesth. Analg., 94, 962-967.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

52

Lampiran 1. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian CMC-Na dengan penginjeksian formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit 0-5 dan fase II pada menit 10-30

Total waktu menjilat (detik) Mencit diinjeksi

formalin 1% pada: Fase I Fase II Menit ke-60 115,71

107,72 117,31

84,92 79,24 91,22

Menit ke-90 109,28 118,53 113,83

84,14 77,15 81,23

Lampiran 2. Hasil uji pendahuluan penetapan selang waktu pemberian senyawa 2,5-bis-(4’-

metoksi-benzilidin)-siklopentanon dengan penginjeksian formalin 1% pada metode Formalin Test. Pengamatan fase I dilakukan pada menit 0-5 dan fase II pada menit 10-30

Total waktu menjilat (detik) Mencit diinjeksi

formalin 1% pada: Fase I Fase II Menit ke-60 69,90

76,80 67,26

35,00 36,11 32,94

Menit ke-90 85,10 80,80 79,70

35,80 29,28 35,20

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

53

Lampiran 3. Tabel hasil uji analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

Total waktu menjilat Daya Analgesik Persisten

No, Perlakuan fase I (detk)

fase II (detik)

fase I (%)

fase II (%)

1 CMC-Na 0,5% 104,72 79,72 1,64 4,46 2 CMC-Na 0,5% 102,85 80,28 3,40 3,78 3 CMC-Na 0,5% 115,49 90,50 -8,47 -8,46 4 CMC-Na 0,5% 105,90 83,42 0,53 0,02 5 CMC-Na 0,5% 103,38 83,27 2,90 0,20 6 Morfin 5 mg 0,00 0,00 100,00 100,00 7 Morfin 5 mg 15,78 5,78 85,18 93,07 8 Morfin 5 mg 18,63 0,00 82,50 100,00 9 Morfin 5 mg 17,20 0,00 83,84 100,00

10 Morfin 5 mg 15,68 8,72 85,27 89,55 11 Indometasin 4 mg 44,49 14,74 58,21 82,33 12 Indometasin 4 mg 40,59 21,45 61,88 74,29 13 Indometasin 4 mg 42,71 25,21 59,88 69,79 14 Indometasin 4 mg 39,21 27,65 63,17 66,86 15 Indometasin 4 mg 40,85 25,71 61,63 69,19 16 sklopentanon 17,78 mg 89,20 69,65 16,22 16,52 17 sklopentanon 17,78 mg 93,63 65,30 12,06 21,74 18 sklopentanon 17,78 mg 93,80 60,45 11,90 27,55 19 sklopentanon 17,78 mg 96,70 60,10 9,17 27,97 20 sklopentanon 17,78 mg 95,95 66,96 9,88 19,75 21 sklopentanon 26,67 mg 89,45 31,10 15,98 62,73 22 sklopentanon 26,67 mg 95,70 45,82 10,11 45,08 23 sklopentanon 26,67 mg 85,61 35,70 19,59 57,21 24 sklopentanon 26,67 mg 88,00 34,33 17,35 58,86 25 sklopentanon 26,67 mg 79,00 30,65 25,80 63,27 26 siklopentanon 40 mg 79,10 30,85 25,71 63,03 27 siklopentanon 40 mg 78,71 30,22 26,07 63,78 28 siklopentanon 40 mg 75,55 35,00 29,04 58,05 29 siklopentanon 40 mg 64,20 30,28 39,70 63,71 30 siklopentanon 40 mg 62,30 35,10 41,48 57,93 31 siklopentanon 60 mg 57,49 21,63 46,00 74,08 32 siklopentanon 60 mg 60,00 19,44 43,65 76,70 33 siklopentanon 60 mg 61,30 25,31 42,42 69,67 34 siklopentanon 60 mg 62,70 22,40 41,11 73,15 35 siklopentanon 60 mg 57,64 20,53 45,86 75,39 36 siklopentanon 90 mg 43,44 10,52 59,20 87,39 37 siklopentanon 90 mg 43,55 15,95 59,10 80,88 38 siklopentanon 90 mg 47,83 16,70 55,08 79,99 39 siklopentanon 90 mg 38,01 17,20 64,30 79,39 40 siklopentanon 90 mg 48,51 12,48 54,44 85,04

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

54

Lampiran 4. Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji Tukey dari total waktu menjilat (detik) fase I tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total_waktu_menji

lat N 40

Mean 64,8713 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 29,84996 Absolute ,106 Positive ,083

Most Extreme Differences

Negative -,106 Kolmogorov-Smirnov Z ,673 Asymp. Sig. (2-tailed) ,756

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Descriptives

Total_waktu_menjilat (detik) 95% Confidence Interval

for Mean Perlakuan

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Min.

Max.

CMC-Na 5 106.4680 5.18171 2.31733 100.0341 112.9019 102.85 115.49Morfin 5 mg 5 13.4580 7.61904 3.40734 3.9977 22.9183 .00 18.63Indometasin 4 mg 5 41.5700 2.05392 .91854 39.0197 44.1203 39.21 44.49

Siklopentanon 17.78 mg 5 93.8560 2.92428 1.30778 90.2250 97.4870 89.20 96.70

Siklopentanon 26.67 mg 5 87.5520 6.06426 2.71202 80.0222 95.0818 79.00 95.70

Siklopentanon 40 mg 5 71.9720 8.10806 3.62604 61.9045 82.0395 62.30 79.10

Siklopentanon 60 mg 5 59.8260 2.27477 1.01731 57.0015 62.6505 57.49 62.70

Siklopentanon 90 mg 5 44.2680 4.21444 1.88476 39.0351 49.5009 38.01 48.51

Total 40 64.8713 29.84996 4.71969 55.3248 74.4177 .00 115.49

Test of Homogeneity of Variances Total_waktu_menjilat (detik)

Levene Statistic df1 df2 Sig. 2.250 7 32 .056

ANOVA

Total_waktu_menjilat (detik)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 33857.307 7 4836.758 173.421 .000Within Groups 892.487 32 27.890 Total 34749.794 39

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

55

Multiple Comparisons Dependent Variable: Total_waktu_menjilat Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J) Std.

Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound CMC-Na Morfin 5 mg 93,01000(*) 3,34007 ,000 82,1905 103,8295 Indometasin 4 mg 64,89800(*) 3,34007 ,000 54,0785 75,7175 Siklopentanon 17.78 mg 12,61200(*) 3,34007 ,013 1,7925 23,4315 Siklopentanon 26.67 mg 18,91600(*) 3,34007 ,000 8,0965 29,7355 Siklopentanon 40 mg 34,49600(*) 3,34007 ,000 23,6765 45,3155 Siklopentanon 60 mg 46,64200(*) 3,34007 ,000 35,8225 57,4615 Siklopentanon 90 mg 62,20000(*) 3,34007 ,000 51,3805 73,0195 Morfin 5 mg CMC-Na -93,01000(*) 3,34007 ,000 -103,8295 -82,1905 Indometasin 4 mg -28,11200(*) 3,34007 ,000 -38,9315 -17,2925 Siklopentanon 17.78 mg -80,39800(*) 3,34007 ,000 -91,2175 -69,5785 Siklopentanon 26.67 mg -74,09400(*) 3,34007 ,000 -84,9135 -63,2745 Siklopentanon 40 mg -58,51400(*) 3,34007 ,000 -69,3335 -47,6945 Siklopentanon 60 mg -46,36800(*) 3,34007 ,000 -57,1875 -35,5485 Siklopentanon 90 mg -30,81000(*) 3,34007 ,000 -41,6295 -19,9905 Indometasin 4 mg CMC-Na -64,89800(*) 3,34007 ,000 -75,7175 -54,0785 Morfin 5 mg 28,11200(*) 3,34007 ,000 17,2925 38,9315 Siklopentanon 17.78 mg -52,28600(*) 3,34007 ,000 -63,1055 -41,4665 Siklopentanon 26.67 mg -45,98200(*) 3,34007 ,000 -56,8015 -35,1625 Siklopentanon 40 mg -30,40200(*) 3,34007 ,000 -41,2215 -19,5825 Siklopentanon 60 mg -18,25600(*) 3,34007 ,000 -29,0755 -7,4365 Siklopentanon 90 mg -2,69800 3,34007 ,991 -13,5175 8,1215 Siklopentanon 17.78 mg CMC-Na -12,61200(*) 3,34007 ,013 -23,4315 -1,7925 Morfin 5 mg 80,39800(*) 3,34007 ,000 69,5785 91,2175 Indometasin 4 mg 52,28600(*) 3,34007 ,000 41,4665 63,1055 Siklopentanon 26.67 mg 6,30400 3,34007 ,569 -4,5155 17,1235 Siklopentanon 40 mg 21,88400(*) 3,34007 ,000 11,0645 32,7035 Siklopentanon 60 mg 34,03000(*) 3,34007 ,000 23,2105 44,8495 Siklopentanon 90 mg 49,58800(*) 3,34007 ,000 38,7685 60,4075 Siklopentanon 26.67 mg CMC-Na -18,91600(*) 3,34007 ,000 -29,7355 -8,0965 Morfin 5 mg 74,09400(*) 3,34007 ,000 63,2745 84,9135 Indometasin 4 mg 45,98200(*) 3,34007 ,000 35,1625 56,8015 Siklopentanon 17.78 mg -6,30400 3,34007 ,569 -17,1235 4,5155 Siklopentanon 40 mg 15,58000(*) 3,34007 ,001 4,7605 26,3995 Siklopentanon 60 mg 27,72600(*) 3,34007 ,000 16,9065 38,5455 Siklopentanon 90 mg 43,28400(*) 3,34007 ,000 32,4645 54,1035 Siklopentanon 40 mg CMC-Na -34,49600(*) 3,34007 ,000 -45,3155 -23,6765 Morfin 5 mg 58,51400(*) 3,34007 ,000 47,6945 69,3335 Indometasin 4 mg 30,40200(*) 3,34007 ,000 19,5825 41,2215 Siklopentanon 17.78 mg -21,88400(*) 3,34007 ,000 -32,7035 -11,0645 Siklopentanon 26.67 mg -15,58000(*) 3,34007 ,001 -26,3995 -4,7605 Siklopentanon 60 mg 12,14600(*) 3,34007 ,019 1,3265 22,9655 Siklopentanon 90 mg 27,70400(*) 3,34007 ,000 16,8845 38,5235 Siklopentanon 60 mg CMC-Na -46,64200(*) 3,34007 ,000 -57,4615 -35,8225 Morfin 5 mg 46,36800(*) 3,34007 ,000 35,5485 57,1875 Indometasin 4 mg 18,25600(*) 3,34007 ,000 7,4365 29,0755 Siklopentanon 17.78 mg -34,03000(*) 3,34007 ,000 -44,8495 -23,2105 Siklopentanon 26.67 mg -27,72600(*) 3,34007 ,000 -38,5455 -16,9065 Siklopentanon 40 mg -12,14600(*) 3,34007 ,019 -22,9655 -1,3265 Siklopentanon 90 mg 15,55800(*) 3,34007 ,001 4,7385 26,3775 Siklopentanon 90 mg CMC-Na -62,20000(*) 3,34007 ,000 -73,0195 -51,3805 Morfin 5 mg 30,81000(*) 3,34007 ,000 19,9905 41,6295 Indometasin 4 mg 2,69800 3,34007 ,991 -8,1215 13,5175 Siklopentanon 17.78 mg -49,58800(*) 3,34007 ,000 -60,4075 -38,7685 Siklopentanon 26.67 mg -43,28400(*) 3,34007 ,000 -54,1035 -32,4645 Siklopentanon 40 mg -27,70400(*) 3,34007 ,000 -38,5235 -16,8845 Siklopentanon 60 mg -15,55800(*) 3,34007 ,001 -26,3775 -4,7385

* The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

56

Homogeneous Subsets Total_waktu_menjilat

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 Morfin 5 mg 5 13,4580

Indometasin 4 mg 5 41,5700 Siklopentanon 90 mg 5 44,2680 Siklopentanon 60 mg 5 59,8260 Siklopentanon 40 mg 5 71,9720

Siklopentanon 26.67 mg 5 87,5520 Siklopentanon 17.78 mg 5 93,8560

CMC-Na 5 106,4680 Sig. 1,000 ,991 1,000 1,000 ,569 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Ringkasan Uji Tukey

Siklopentanon (mg/kgBB) Kelompok

Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * * TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - TB * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * TB - * *

* Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * * - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * * * * * -

* Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * * -

Lampiran 5. Hasil uji stastistik analisis variansi (Anava) satu arah dilanjutkan dengan Uji

Tukey dari daya analgesik persisten (dalam %) fase I tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya_Analgesik N 40

Normal Parameters(a,b) Mean 39,0695 Std. Deviation 28,03634

Most Extreme Differences Absolute ,106 Positive ,106 Negative -,083

Kolmogorov-Smirnov Z ,673 Asymp. Sig. (2-tailed) ,756 a Test distribution is Normal. b Calculated from data

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

57

Descriptives Daya_Analgesik Persisten (dalam %)

95% Confidence Interval

for Mean N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Min.

Max.

CMC-Na 5 .0000 4.86522 2.17579 -6.0410 6.0410 -8.47 3.40Morfin 5 mg 5 87.3580 7.15717 3.20078 78.4712 96.2448 82.50 100.00Indometasin 4 mg 5 60.9540 1.93055 .86337 58.5569 63.3511 58.21 63.17Siklopentanon 17.78 mg 5 11.8460 2.74803 1.22896 8.4339 15.2581 9.17 16.22Siklopentanon 26.67 mg 5 17.7660 5.69757 2.54803 10.6915 24.8405 10.11 25.80Siklopentanon 40 mg 5 32.4000 7.61333 3.40478 22.9468 41.8532 25.71 41.48Siklopentanon 60 mg 5 43.8080 2.13578 .95515 41.1561 46.4599 41.11 46.00Siklopentanon 90 mg 5 58.4240 3.95731 1.76976 53.5104 63.3376 54.44 64.30Total 40 39.0695 28.03634 4.43293 30.1030 48.0360 -8.47 100.00

Test of Homogeneity of Variances

Daya_Analgesik Persisten (dalam %)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

2.249 7 32 .056

ANOVA Daya_Analgesik

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 29868.134 7 4266.876 173.432 .000 Within Groups 787.284 32 24.603 Total 30655.418 39

Ringkasan Uji Tukey

Siklopentanon (mg/kgBB) Kelompok

Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * * TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - TB * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * TB - * *

* Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * * - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * * * * * -

* Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * * -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

58

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Daya_Analgesik Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan

Mean Difference (I-

J) Std. Error Sig. 95% Confidence Interval

Lower Bound Upper Bound CMC-Na Morfin 5 mg -87,35800(*) 3,13704 ,000 -97,5198 -77,1962 Indometasin 4 mg -60,95400(*) 3,13704 ,000 -71,1158 -50,7922 Siklopentanon 17.78 mg -11,84600(*) 3,13704 ,013 -22,0078 -1,6842 Siklopentanon 26.67 mg -17,76600(*) 3,13704 ,000 -27,9278 -7,6042 Siklopentanon 40 mg -32,40000(*) 3,13704 ,000 -42,5618 -22,2382 Siklopentanon 60 mg -43,80800(*) 3,13704 ,000 -53,9698 -33,6462 Siklopentanon 90 mg -58,42400(*) 3,13704 ,000 -68,5858 -48,2622 Morfin 5 mg CMC-Na 87,35800(*) 3,13704 ,000 77,1962 97,5198 Indometasin 4 mg 26,40400(*) 3,13704 ,000 16,2422 36,5658 Siklopentanon 17.78 mg 75,51200(*) 3,13704 ,000 65,3502 85,6738 Siklopentanon 26.67 mg 69,59200(*) 3,13704 ,000 59,4302 79,7538 Siklopentanon 40 mg 54,95800(*) 3,13704 ,000 44,7962 65,1198 Siklopentanon 60 mg 43,55000(*) 3,13704 ,000 33,3882 53,7118 Siklopentanon 90 mg 28,93400(*) 3,13704 ,000 18,7722 39,0958 Indometasin 4 mg CMC-Na 60,95400(*) 3,13704 ,000 50,7922 71,1158 Morfin 5 mg -26,40400(*) 3,13704 ,000 -36,5658 -16,2422 Siklopentanon 17.78 mg 49,10800(*) 3,13704 ,000 38,9462 59,2698 Siklopentanon 26.67 mg 43,18800(*) 3,13704 ,000 33,0262 53,3498 Siklopentanon 40 mg 28,55400(*) 3,13704 ,000 18,3922 38,7158 Siklopentanon 60 mg 17,14600(*) 3,13704 ,000 6,9842 27,3078 Siklopentanon 90 mg 2,53000 3,13704 ,992 -7,6318 12,6918 Siklopentanon 17.78 mg CMC-Na 11,84600(*) 3,13704 ,013 1,6842 22,0078 Morfin 5 mg -75,51200(*) 3,13704 ,000 -85,6738 -65,3502 Indometasin 4 mg -49,10800(*) 3,13704 ,000 -59,2698 -38,9462 Siklopentanon 26.67 mg -5,92000 3,13704 ,569 -16,0818 4,2418 Siklopentanon 40 mg -20,55400(*) 3,13704 ,000 -30,7158 -10,3922 Siklopentanon 60 mg -31,96200(*) 3,13704 ,000 -42,1238 -21,8002 Siklopentanon 90 mg -46,57800(*) 3,13704 ,000 -56,7398 -36,4162 Siklopentanon 26.67 mg CMC-Na 17,76600(*) 3,13704 ,000 7,6042 27,9278 Morfin 5 mg -69,59200(*) 3,13704 ,000 -79,7538 -59,4302 Indometasin 4 mg -43,18800(*) 3,13704 ,000 -53,3498 -33,0262 Siklopentanon 17.78 mg 5,92000 3,13704 ,569 -4,2418 16,0818 Siklopentanon 40 mg -14,63400(*) 3,13704 ,001 -24,7958 -4,4722 Siklopentanon 60 mg -26,04200(*) 3,13704 ,000 -36,2038 -15,8802 Siklopentanon 90 mg -40,65800(*) 3,13704 ,000 -50,8198 -30,4962 Siklopentanon 40 mg CMC-Na 32,40000(*) 3,13704 ,000 22,2382 42,5618 Morfin 5 mg -54,95800(*) 3,13704 ,000 -65,1198 -44,7962 Indometasin 4 mg -28,55400(*) 3,13704 ,000 -38,7158 -18,3922 Siklopentanon 17.78 mg 20,55400(*) 3,13704 ,000 10,3922 30,7158 Siklopentanon 26.67 mg 14,63400(*) 3,13704 ,001 4,4722 24,7958 Siklopentanon 60 mg -11,40800(*) 3,13704 ,019 -21,5698 -1,2462 Siklopentanon 90 mg -26,02400(*) 3,13704 ,000 -36,1858 -15,8622 Siklopentanon 60 mg CMC-Na 43,80800(*) 3,13704 ,000 33,6462 53,9698 Morfin 5 mg -43,55000(*) 3,13704 ,000 -53,7118 -33,3882 Indometasin 4 mg -17,14600(*) 3,13704 ,000 -27,3078 -6,9842 Siklopentanon 17.78 mg 31,96200(*) 3,13704 ,000 21,8002 42,1238 Siklopentanon 26.67 mg 26,04200(*) 3,13704 ,000 15,8802 36,2038 Siklopentanon 40 mg 11,40800(*) 3,13704 ,019 1,2462 21,5698 Siklopentanon 90 mg -14,61600(*) 3,13704 ,001 -24,7778 -4,4542 Siklopentanon 90 mg CMC-Na 58,42400(*) 3,13704 ,000 48,2622 68,5858 Morfin 5 mg -28,93400(*) 3,13704 ,000 -39,0958 -18,7722 Indometasin 4 mg -2,53000 3,13704 ,992 -12,6918 7,6318 Siklopentanon 17.78 mg 46,57800(*) 3,13704 ,000 36,4162 56,7398 Siklopentanon 26.67 mg 40,65800(*) 3,13704 ,000 30,4962 50,8198 Siklopentanon 40 mg 26,02400(*) 3,13704 ,000 15,8622 36,1858 Siklopentanon 60 mg 14,61600(*) 3,13704 ,001 4,4542 24,7778

* The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

59

Homogeneous Subsets

Daya_Analgesik Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 6 CMC-Na 5 ,0000 Siklopentanon 17.78 mg 5 11,8460 Siklopentanon 26.67 mg 5 17,7660 Siklopentanon 40 mg 5 32,4000 Siklopentanon 60 mg 5 43,8080 Siklopentanon 90 mg 5 58,4240 Indometasin 4 mg 5 60,9540 Morfin 5 mg 5 87,3580Sig. 1,000 ,569 1,000 1,000 ,992 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000. Lampiran 6. Hasil uji stastistik Analisis Variansi (Anava) dari total waktu menjilat (detik)

fase II tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Total_waktu_menji

lat N 40

Mean 34,7530 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 25,56464 Absolute ,210 Positive ,210

Most Extreme Differences

Negative -,089 Kolmogorov-Smirnov Z 1,330 Asymp. Sig. (2-tailed) ,058

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Descriptives

Total_waktu_menjilat (detik) 95% Confidence Interval for Mean

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minim

Maxim

CMC-Na 5 83,4380 4,29234 1,91959 78,1084 88,7676 79,72 90,50Morfin 5 mg 5 2,9000 4,10478 1,83571 -2,1968 7,9968 ,00 8,72Indometasin 4 mg 5 22,9520 5,11051 2,28549 16,6065 29,2975 14,74 27,65Siklopentanon 17.78 mg 5 64,4920 4,15260 1,85710 59,3359 69,6481 60,10 69,65Siklopentanon 26.67 mg 5 35,5200 6,13987 2,74583 27,8963 43,1437 30,65 45,82Siklopentanon 40 mg 5 32,2900 2,53174 1,13223 29,1464 35,4336 30,22 35,10Siklopentanon 60 mg 5 21,8620 2,22892 ,99680 19,0944 24,6296 19,44 25,31Siklopentanon 90 mg 5 14,5700 2,92099 1,30631 10,9431 18,1969 10,52 17,20Total 40 34,7530 25,56464 4,04212 26,5770 42,9290 ,00 90,50

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

60

Test of Homogeneity of Variances

Total_waktu_menjilat (detik)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

,801 7 32 ,592

ANOVA Total_waktu_menjilat

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 24943,503 7 3563,358 209,236 ,000 Within Groups 544,971 32 17,030

Total 25488,474 39

Ringkasan uji Tukey Siklopentanon (mg/kgBB)

Kelompok Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * TB TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - * * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * * - TB * *

Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * TB - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * TB * * * - TB

Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * TB -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

61

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Total_waktu_menjilat Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J) Std.

Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound CMC-Na Morfin 5 mg 80,53800(*) 2,61001 ,000 72,0834 88,9926 Indometasin 4 mg 60,48600(*) 2,61001 ,000 52,0314 68,9406 Siklopentanon 17.78 mg 18,94600(*) 2,61001 ,000 10,4914 27,4006 Siklopentanon 26.67 mg 47,91800(*) 2,61001 ,000 39,4634 56,3726 Siklopentanon 40 mg 51,14800(*) 2,61001 ,000 42,6934 59,6026 Siklopentanon 60 mg 61,57600(*) 2,61001 ,000 53,1214 70,0306 Siklopentanon 90 mg 68,86800(*) 2,61001 ,000 60,4134 77,3226 Morfin 5 mg CMC-Na -80,53800(*) 2,61001 ,000 -88,9926 -72,0834 Indometasin 4 mg -20,05200(*) 2,61001 ,000 -28,5066 -11,5974 Siklopentanon 17.78 mg -61,59200(*) 2,61001 ,000 -70,0466 -53,1374 Siklopentanon 26.67 mg -32,62000(*) 2,61001 ,000 -41,0746 -24,1654 Siklopentanon 40 mg -29,39000(*) 2,61001 ,000 -37,8446 -20,9354 Siklopentanon 60 mg -18,96200(*) 2,61001 ,000 -27,4166 -10,5074 Siklopentanon 90 mg -11,67000(*) 2,61001 ,002 -20,1246 -3,2154 Indometasin 4 mg CMC-Na -60,48600(*) 2,61001 ,000 -68,9406 -52,0314 Morfin 5 mg 20,05200(*) 2,61001 ,000 11,5974 28,5066 Siklopentanon 17.78 mg -41,54000(*) 2,61001 ,000 -49,9946 -33,0854 Siklopentanon 26.67 mg -12,56800(*) 2,61001 ,001 -21,0226 -4,1134 Siklopentanon 40 mg -9,33800(*) 2,61001 ,022 -17,7926 -,8834 Siklopentanon 60 mg 1,09000 2,61001 1,000 -7,3646 9,5446 Siklopentanon 90 mg 8,38200 2,61001 ,053 -,0726 16,8366 Siklopentanon 17.78 mg CMC-Na -18,94600(*) 2,61001 ,000 -27,4006 -10,4914 Morfin 5 mg 61,59200(*) 2,61001 ,000 53,1374 70,0466 Indometasin 4 mg 41,54000(*) 2,61001 ,000 33,0854 49,9946 Siklopentanon 26.67 mg 28,97200(*) 2,61001 ,000 20,5174 37,4266 Siklopentanon 40 mg 32,20200(*) 2,61001 ,000 23,7474 40,6566 Siklopentanon 60 mg 42,63000(*) 2,61001 ,000 34,1754 51,0846 Siklopentanon 90 mg 49,92200(*) 2,61001 ,000 41,4674 58,3766 Siklopentanon 26.67 mg CMC-Na -47,91800(*) 2,61001 ,000 -56,3726 -39,4634 Morfin 5 mg 32,62000(*) 2,61001 ,000 24,1654 41,0746 Indometasin 4 mg 12,56800(*) 2,61001 ,001 4,1134 21,0226 Siklopentanon 17.78 mg -28,97200(*) 2,61001 ,000 -37,4266 -20,5174 Siklopentanon 40 mg 3,23000 2,61001 ,914 -5,2246 11,6846 Siklopentanon 60 mg 13,65800(*) 2,61001 ,000 5,2034 22,1126 Siklopentanon 90 mg 20,95000(*) 2,61001 ,000 12,4954 29,4046 Siklopentanon 40 mg CMC-Na -51,14800(*) 2,61001 ,000 -59,6026 -42,6934 Morfin 5 mg 29,39000(*) 2,61001 ,000 20,9354 37,8446 Indometasin 4 mg 9,33800(*) 2,61001 ,022 ,8834 17,7926 Siklopentanon 17.78 mg -32,20200(*) 2,61001 ,000 -40,6566 -23,7474 Siklopentanon 26.67 mg -3,23000 2,61001 ,914 -11,6846 5,2246 Siklopentanon 60 mg 10,42800(*) 2,61001 ,008 1,9734 18,8826 Siklopentanon 90 mg 17,72000(*) 2,61001 ,000 9,2654 26,1746 Siklopentanon 60 mg CMC-Na -61,57600(*) 2,61001 ,000 -70,0306 -53,1214 Morfin 5 mg 18,96200(*) 2,61001 ,000 10,5074 27,4166 Indometasin 4 mg -1,09000 2,61001 1,000 -9,5446 7,3646 Siklopentanon 17.78 mg -42,63000(*) 2,61001 ,000 -51,0846 -34,1754 Siklopentanon 26.67 mg -13,65800(*) 2,61001 ,000 -22,1126 -5,2034 Siklopentanon 40 mg -10,42800(*) 2,61001 ,008 -18,8826 -1,9734 Siklopentanon 90 mg 7,29200 2,61001 ,132 -1,1626 15,7466 Siklopentanon 90 mg CMC-Na -68,86800(*) 2,61001 ,000 -77,3226 -60,4134 Morfin 5 mg 11,67000(*) 2,61001 ,002 3,2154 20,1246 Indometasin 4 mg -8,38200 2,61001 ,053 -16,8366 ,0726 Siklopentanon 17.78 mg -49,92200(*) 2,61001 ,000 -58,3766 -41,4674 Siklopentanon 26.67 mg -20,95000(*) 2,61001 ,000 -29,4046 -12,4954 Siklopentanon 40 mg -17,72000(*) 2,61001 ,000 -26,1746 -9,2654 Siklopentanon 60 mg -7,29200 2,61001 ,132 -15,7466 1,1626

* The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

62

Homogeneous Subsets

Total_waktu_menjilat

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 Morfin 5 mg 5 2,9000

Siklopentanon 90 mg 5 14,5700 Siklopentanon 60 mg 5 21,8620

Indometasin 4 mg 5 22,9520 Siklopentanon 40 mg 5 32,2900

Siklopentanon 26.67 mg 5 35,5200 Siklopentanon 17.78 mg 5 64,4920

CMC-Na 5 83,4380 Sig. 1,000 ,053 ,914 1,000 1,000

Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 7. Hasil uji stastistik analisisis varian (Anava) dari daya analgesik persisten

(dalam%) fase II tiap-tiap perlakuan pada uji analgesik persisten senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

NPar Tests One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Daya_Analgesik N 40

Mean 58,3485 Normal Parameters(a,b) Std. Deviation 30,63908

Absolute ,210 Positive ,089

Most Extreme Differences

Negative -,210 Kolmogorov-Smirnov Z 1,329 Asymp. Sig. (2-tailed) ,058

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.

Descriptives

Daya_Analgesik Persisten (%) 95% Confidence Interval

for Mean

N

Mean

Std. Deviation

Std. Error

Lower Bound

Upper Bound

Minim

Maxim

CMC-Na 5 .0000 5.14276 2.29991 -6.3856 6.3856 -8.46 4.46Morfin 5 mg 5 96.5240 4.91972 2.20016 90.4154 102.6326 89.55 100.00Indometasin 4 mg 5 72.4920 6.12255 2.73809 64.8898 80.0942 66.86 82.33Siklopentanon 17.78 mg 5 22.7060 4.97774 2.22611 16.5253 28.8867 16.52 27.97Siklopentanon 26.67 mg 5 57.4300 7.36226 3.29250 48.2885 66.5715 45.08 63.27Siklopentanon 40 mg 5 61.3000 3.03607 1.35777 57.5302 65.0698 57.93 63.78Siklopentanon 60 mg 5 73.7980 2.66908 1.19365 70.4839 77.1121 69.67 76.70Siklopentanon 90 mg 5 82.5380 3.49832 1.56450 78.1943 86.8817 79.39 87.39Total 40 58.3485 30.63908 4.84446 48.5496 68.1474 -8.46 100.00

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

63

Test of Homogeneity of Variances

Daya_Analgesik Persisten (%)

Levene Statistic df1 df2 Sig.

.802 7 32 .591

ANOVA Daya_Analgesik Persisten (%)

Sum of Squares df Mean Square F Sig.

Between Groups 35828.583 7 5118.369 209.235 .000 Within Groups 782.792 32 24.462 Total 36611.375 39

Ringkasan Uji Tukey Siklopentanon (mg/kgBB)

Kelompok Kontrol negatif

(CMC-Na)

Morfin 5 mg/kgBB

Indometasin 4 mg/kgBB 17,78

26,67

40

60

90

Kontrol negatif (CMC-Na) - * * * * * * *

Morfin 5 mg/kgBB * - * * * * * *

Indometasin 4 mg/kgBB * * - * * * TB TB

Siklopentanon 17,78 mg/kgBB * * * - * * * *

Siklopentanon 26,67 mg/kgBB * * * * - TB * *

Siklopentanon 40 mg/kgBB * * * * TB - * *

Siklopentanon 60 mg/kgBB * * TB * * * - TB

Siklopentanon 90 mg/kgBB * * TB * * * TB -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

64

Multiple Comparisons

Dependent Variable: Daya_Analgesik Tukey HSD

(I) Perlakuan (J) Perlakuan Mean

Difference (I-J) Std.

Error Sig. 95% Confidence Interval Lower Bound Upper Bound CMC-Na Morfin 5 mg -96,52400(*) 3,12808 ,000 -106,6568 -86,3912 Indometasin 4 mg -72,49200(*) 3,12808 ,000 -82,6248 -62,3592 Siklopentanon 17.78 mg -22,70600(*) 3,12808 ,000 -32,8388 -12,5732 Siklopentanon 26.67 mg -57,43000(*) 3,12808 ,000 -67,5628 -47,2972 Siklopentanon 40 mg -61,30000(*) 3,12808 ,000 -71,4328 -51,1672 Siklopentanon 60 mg -73,79800(*) 3,12808 ,000 -83,9308 -63,6652 Siklopentanon 90 mg -82,53800(*) 3,12808 ,000 -92,6708 -72,4052 Morfin 5 mg CMC-Na 96,52400(*) 3,12808 ,000 86,3912 106,6568 Indometasin 4 mg 24,03200(*) 3,12808 ,000 13,8992 34,1648 Siklopentanon 17.78 mg 73,81800(*) 3,12808 ,000 63,6852 83,9508 Siklopentanon 26.67 mg 39,09400(*) 3,12808 ,000 28,9612 49,2268 Siklopentanon 40 mg 35,22400(*) 3,12808 ,000 25,0912 45,3568 Siklopentanon 60 mg 22,72600(*) 3,12808 ,000 12,5932 32,8588 Siklopentanon 90 mg 13,98600(*) 3,12808 ,002 3,8532 24,1188 Indometasin 4 mg CMC-Na 72,49200(*) 3,12808 ,000 62,3592 82,6248 Morfin 5 mg -24,03200(*) 3,12808 ,000 -34,1648 -13,8992 Siklopentanon 17.78 mg 49,78600(*) 3,12808 ,000 39,6532 59,9188 Siklopentanon 26.67 mg 15,06200(*) 3,12808 ,001 4,9292 25,1948 Siklopentanon 40 mg 11,19200(*) 3,12808 ,022 1,0592 21,3248 Siklopentanon 60 mg -1,30600 3,12808 1,000 -11,4388 8,8268 Siklopentanon 90 mg -10,04600 3,12808 ,053 -20,1788 ,0868 Siklopentanon 17.78 mg CMC-Na 22,70600(*) 3,12808 ,000 12,5732 32,8388 Morfin 5 mg -73,81800(*) 3,12808 ,000 -83,9508 -63,6852 Indometasin 4 mg -49,78600(*) 3,12808 ,000 -59,9188 -39,6532 Siklopentanon 26.67 mg -34,72400(*) 3,12808 ,000 -44,8568 -24,5912 Siklopentanon 40 mg -38,59400(*) 3,12808 ,000 -48,7268 -28,4612 Siklopentanon 60 mg -51,09200(*) 3,12808 ,000 -61,2248 -40,9592 Siklopentanon 90 mg -59,83200(*) 3,12808 ,000 -69,9648 -49,6992 Siklopentanon 26.67 mg CMC-Na 57,43000(*) 3,12808 ,000 47,2972 67,5628 Morfin 5 mg -39,09400(*) 3,12808 ,000 -49,2268 -28,9612 Indometasin 4 mg -15,06200(*) 3,12808 ,001 -25,1948 -4,9292 Siklopentanon 17.78 mg 34,72400(*) 3,12808 ,000 24,5912 44,8568 Siklopentanon 40 mg -3,87000 3,12808 ,914 -14,0028 6,2628 Siklopentanon 60 mg -16,36800(*) 3,12808 ,000 -26,5008 -6,2352 Siklopentanon 90 mg -25,10800(*) 3,12808 ,000 -35,2408 -14,9752 Siklopentanon 40 mg CMC-Na 61,30000(*) 3,12808 ,000 51,1672 71,4328 Morfin 5 mg -35,22400(*) 3,12808 ,000 -45,3568 -25,0912 Indometasin 4 mg -11,19200(*) 3,12808 ,022 -21,3248 -1,0592 Siklopentanon 17.78 mg 38,59400(*) 3,12808 ,000 28,4612 48,7268 Siklopentanon 26.67 mg 3,87000 3,12808 ,914 -6,2628 14,0028 Siklopentanon 60 mg -12,49800(*) 3,12808 ,008 -22,6308 -2,3652 Siklopentanon 90 mg -21,23800(*) 3,12808 ,000 -31,3708 -11,1052 Siklopentanon 60 mg CMC-Na 73,79800(*) 3,12808 ,000 63,6652 83,9308 Morfin 5 mg -22,72600(*) 3,12808 ,000 -32,8588 -12,5932 Indometasin 4 mg 1,30600 3,12808 1,000 -8,8268 11,4388 Siklopentanon 17.78 mg 51,09200(*) 3,12808 ,000 40,9592 61,2248 Siklopentanon 26.67 mg 16,36800(*) 3,12808 ,000 6,2352 26,5008 Siklopentanon 40 mg 12,49800(*) 3,12808 ,008 2,3652 22,6308 Siklopentanon 90 mg -8,74000 3,12808 ,132 -18,8728 1,3928 Siklopentanon 90 mg CMC-Na 82,53800(*) 3,12808 ,000 72,4052 92,6708 Morfin 5 mg -13,98600(*) 3,12808 ,002 -24,1188 -3,8532 Indometasin 4 mg 10,04600 3,12808 ,053 -,0868 20,1788 Siklopentanon 17.78 mg 59,83200(*) 3,12808 ,000 49,6992 69,9648 Siklopentanon 26.67 mg 25,10800(*) 3,12808 ,000 14,9752 35,2408 Siklopentanon 40 mg 21,23800(*) 3,12808 ,000 11,1052 31,3708 Siklopentanon 60 mg 8,74000 3,12808 ,132 -1,3928 18,8728 * The mean difference is significant at the .05 level.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

65

Homogeneous Subsets

Daya_Analgesik

Tukey HSD

Perlakuan N Subset for alpha = .05

1 2 3 4 5 CMC-Na 5 ,0000 Siklopentanon 17.78 mg 5 22,7060 Siklopentanon 26.67 mg 5 57,4300 Siklopentanon 40 mg 5 61,3000 Indometasin 4 mg 5 72,4920 Siklopentanon 60 mg 5 73,7980 Siklopentanon 90 mg 5 82,5380 Morfin 5 mg 5 96,5240 Sig. 1,000 1,000 ,914 ,053 1,000 Means for groups in homogeneous subsets are displayed. a Uses Harmonic Mean Sample Size = 5,000.

Lampiran 8. Gambar senyawa 2,5-bis-(4’-metoksi-benzilidin)-siklopentanon

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

66

Lampiran 9. Gambar kotak pengamatan untuk mengamati respon total waktu menjilat kaki yang diinduksi formalin 1% pada uji analgesik persisten dengan metode Formalin Test

Lampiran 10. Gambar pengamatan untuk mengamati respon total waktu menjilat kaki yang

diinduksi formalin 1% pada uji analgesik persisten dengan metode Formalin Test

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

67

BIOGRAFI PENULIS

Penulis memiliki nama lengkap Fransiska Indah

Pratiwi dilahirkan di Purworejo pada tanggal 23

November 1985. Terlahir dari Keluarga Drs. Mujiyanto

Paulus, M.Pd. dan alm. Caesilia Mujiharyani sebagai

anak kedua dari dua bersaudara.

Penulis mengawali masa pendidikannya di TK

Mardisiwi Loano. Menempuh pendidikan Sekolah Dasar

di SD Negeri Loano, lulus pada tahun 1998. Menempuh pendidikan Sekolah

Lanjutan Tingkat Pertama di SLTP Negeri 2 Purworejo, lulus pada tahun 2001,

kemudian melanjutkan pendidikan di SMA Negeri 1 Purworejo hingga lulus tahun

2004. Penulis menyelesaikan pendidikan sarjana di Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta (2004-2008). Semasa menempuh kuliah penulis aktif dalam berbagai

kepanitiaan baik dalam fakultas maupun di luar fakultas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/16821/2/048114073_Full.pdf · Metode Pengujian Analgetik ... Mekanisme timbulnya nyeri ... Kerja antagonis dan agonis

LEMBAR PERNYATAAN PERSATUJUANPUBLIKASI KARYA ILMIAH T'NTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas sanata Dharma :

Nama : Fransiska Indah Pratiwi

Nomor mahasiswa : 048114073

Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada PerpustakaanUniversitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :

"Aktivitas Analgesik Persisten Senyawa 2r5-bis-(4'-rnetoksi-benzilidin)-siklopentanon pada Mencit Jantan Galur Swiss dengan Metode Fsrmslin Tesf'Beserta perangkat yang diperlukan (bila ada). Dengan demikian saya memberikankepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkandalam bentuk media lain, mengelola dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikansecara terbatas, dan mempublikasikannya di Internet atau media lain untukkepentingan akademis tanpa perlu meminta izin dari saya maupun memberikanroyalti kepada saya selamatetap mencantumkan nama sebagai penulis.

Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di Yogyakarta

Pada tanggal : 20 Agustus 2008

Yang menyatakan

(Fransiska Indah Pratiwi)