121
i PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM STAND UP COMEDY ACADEMY STASIUN TELEVISI INDOSIAR PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2017 SKRIPSI Disusun untuk Memenuhi Salah Syarat Memperoleh Gelar Sarjana (S1) Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia Oleh: Yaser Karuba Loyang (141224057) PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2019 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

  • Upload
    others

  • View
    5

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

i

PEMANFAATAN GAYA BAHASA DALAM STAND UP COMEDY

ACADEMY STASIUN TELEVISI INDOSIAR

PERIODE SEPTEMBER-OKTOBER 2017

SKRIPSI

Disusun untuk Memenuhi Salah Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana (S1)

Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia

Oleh:

Yaser Karuba Loyang

(141224057)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA

JURUSAN ILMU PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2019

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

vi

MOTTO

“Dan bergembiralah karena TUHAN; maka Ia akan memberikan kepadamu

apa yang diinginkan hatimu,”

(Mazmur 37:4)

“Kerjakanlah apa yang berguna dihari ini, sehingga tak membuat engkau

menyesal di hari esok,”

(Penulis)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

vii

ABSTRAK

Loyang, Yaser Karuba. 2019. Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up

Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September - Oktober

2017. Skripsi. Yogyakarta:Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas

Keguruan dan Ilmu Pendidikan,Universitas Sanata Dharma.

Penelitian ini membahas tentang wujud gaya bahasa dan makna gaya bahasa

dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September sampai Oktober

2017. Tujuan dari penelitian ini adalah (1) mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang

terapat dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode

September-Oktober 2017, (2) mendeskripsikan makna gaya bahasa dalam Stand Up

Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017.

Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa

yang digunakan oleh komika dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi

Indosiar periode September-Oktober 2017. Pengumpulan data yang dilakukan

dalam penelitian ini adalah rekam-catat, teknik rekam digunakan untuk menyalin

suatu objek tuturan yang mengandung gaya bahasa sedangkan teknik catat

digunakan untuk mencatat tuturan yang mengandung gaya bahasa. Data dianalisis

dengan cara mencermati secara teliti tuturan yang mengandung gaya bahasa,

kemudian mengaitkannya dengan teori yang relevan. Setelah itu mendeskripsikan

makna yang terkandung dalam gaya bahasa.

Hasil Penelitian menunjukan bahwa gaya bahasa yang dipakai meliputi,

gaya bahasa metafora (7), gaya bahasa personifikasi (6), gaya bahasa hiperbola (8),

gaya bahasa litotes (1), gaya bahasa ironi (6), gaya bahasa silepsis (3), gaya bahasa

klimaks (3), gaya bahasa antiklimaks (2), gaya bahasa sinisme (5). Hasil penelitian

bedasarkan makna gaya bahasa, peneliti menemukan makna adalah makna

mengkritik, makna menyampaikan pendapat, makna menggabarkan, makna

menginformasikan, makna menegaskan, makna menyindir, makna memperhalus

bahasa.

Berdasarkan hasil penelitian gaya bahasa dan makna gaya bahasa yang telah

dilakukan, peneliti memberikan saran kepada peneliti lain atau peneliti selanjutnya

untuk lebih mendalami tentang tuturan dalam Stand Up comedy dengan rumusan

masalah yang berbeda seperti keefektifan pemakaian kata, atau fungsi tuturan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

viii

ABSTRACT

Loyang, Yaser Karuba. 2019. Utilizing the Language Style in the Indosiar Stand

Up Comedy Academy Television Station for the period September-

October 2017. Thesis. Yogyakarta: Indonesian Literature Language

Education, Teacher Training and Education Faculty, Sanata Dharma

University.

.

This study discusses the form of language style and the meaning of

language style in Indosiar Stand Up Comedy Academy for the period September to

October 2017. The objectives of this study are (1) to describe the type of language

that appears in Stand Up Comedy Academy on Indosiar Television Station

September-October 2017, (2) describe the meaning of language style in Stand Up

Comedy Academy at Indosiar Television Station in the period September-October

2017. Data in this study are utterances containing the style of language used by

Komika in the Stand Up Comedy Academy at the Indosiar Television Station period

September to October 2017. Data collection carried out in this study is a record,

the recording technique is used to copy a speech object that contains a language

style while the note-taking technique is used to record speeches that contain

language style. The data is analyzed by examining carefully the speech that

contains the style of language, then relates it to the relevant theory. After that

describe the meaning contained in the style of language.

The results showed that the style of language used included, metaphorical language style (7), personification language style (6), hyperbolic language style (8), litotes language style (1), irony language style (6), silepsis language style (3 ), climax language style (3), anticlimactic style (2), cynical language style (5). research results based on meaning in each style of language researchers find meaning to criticize, meaning convey opinions, meanings describe, meaning inform, meaning confirms, meaning insinuating, meaning refines language. Based on the results of the language style research and the meaning of the

language style that has been done, the researcher gives advice to other researchers

or further researchers to explore more about the speech in Stand Up comedy with

the formulation of different problems such as the effectiveness of the use of words,

or speech functions.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

ix

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus karena berkat

dan kasihnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Melalui skripsi ini penulis

dapat merumuskan teori dan pengetahuan yang diperoleh selama perkuliahan, serta

melakukan penelitian ini untuk mendapatkan laporan yang bersifat ilmiah.

Penulisan skripsi ini juga merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana. Peneliti menyadari bahwa kelancaran dan keberhasilan penulisan skripsi ini

tidak lepas dari bantuan, dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada

kesempatan ini penulis mengucapkan terimak kasih kepada:

1. Rishe Purnama Dewi, S.Pd, M.Hum. selaku ketua prodi PBSI.

2. Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum. selaku dosen pembimbing dengan penuh

kesabaran dan ketilitian telah membimbing, memotivasi, dan memberikan

berbagai masukan yang berharga bagi penulis mulai dari proses awal hingga

akhirnya penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik.

3. Prof. Dr. Pranowo, M.Pd. selaku dosen triangulator data penulis.

4. Segenap dosen PBSI yang telah membimbing penulis selama masa Studi di

Universitas Sanata Dharma.

5. Pegawai sekretariat yang selalu ramah dan memberikan pelayanan yang

baik kepada mahasiswa.

6. Bapak Paulus Peka Wolu dan ibu Derince Kalita Mboru sebagai orang tua

penulis yang senantiasa mendoakan, menyayangi, memotivasi, dan

membimbing sehingga penulis mampu berjalan sampai detik ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

xi

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN PEMBIMBING .................................................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................................iii

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................................................. iv

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ............................ v

MOTTO ............................................................................................................................... vi

ABSTRAK .......................................................................................................................... vii

ABSTRACT ........................................................................................................................viii

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... ix

BAB 1 PENDAHULUAN .................................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................................. 1

1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................ 4

1.3 Tujuan Penelitian .............................................................................................. 4

1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................ 5

1.5 Batasan Istilah .................................................................................................. 6

BAB 11 KAJIAN PUSTAKA .............................................................................................. 8

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan .................................................................. 8

2.2 Kajian Teori .................................................................................................... 10

2.2.1 Majas ............................................................................................................ 10

2.2.2 Gaya Bahasa ................................................................................................. 18

2.2.3 Stand Up Comedy ........................................................................................ 28

2.2.4 Makna ........................................................................................................... 32

2.2.5 Kerangka Berpikir ........................................................................................ 34

BAB 111 METODOLOGI PENELITIAN ....................................................................... 36

3.1 Jenis Penelitian ............................................................................................... 36

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian ................................................................... 36

3.3 Tenik Pengumpulan Data ............................................................................... 37

3.4 Teknik Analisis Data ...................................................................................... 37

3.5 Instrumen Penelitian ....................................................................................... 38

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data ............................................................ 39

BAB 1V HASIL PENELITIAN DAN DATA .................................................................. 40

4.1 Deskripsi Data ................................................................................................ 40

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

xii

4.2 Analisis Data .................................................................................................. 40

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa ..................................................................................... 41

4.2.1.1 Gaya bahasa Metafora.......................................................................... 41

4.2.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi ................................................................... 45

4.2.1.3 Gaya Bahasa Hiperbola........................................................................ 48

4.2.1.4 Gaya Bahasa Litotes ............................................................................ 51

4.2.1.5 Gaya Bahasa Ironi ................................................................................ 53

4.2.1.6 Gaya Bahasa Silepsis ........................................................................... 56

4.2.1.7 Gaya Bahasa Klimaks .......................................................................... 58

4.2.1.8 Gaya Bahasa Antiklimaks .................................................................... 60

4.2.1.9 Gaya Bahasa Sinisme ........................................................................... 62

4.2.2 Makna Gaya Bahasa ..................................................................................... 65

4.2.2.1 Makna Menginformasikan ................................................................... 65

4.2.2.2 Makna Menyampaikan Pendapat ......................................................... 73

4.2.2.3 Makna Mengkritik ............................................................................... 76

4.2.2.4 Makna Menyindir ................................................................................ 80

4.2.2.5 Makna Menyampaikan Penegasan ....................................................... 81

4.2.2.6 Makna Menggambarkan ...................................................................... 82

4.2.2.7 Makna Memperhalus Bahasa ............................................................... 83

4.3 Pembahasan .................................................................................................... 83

BAB V PENUTUP .............................................................................................................. 87

5.1 Kesimpulan ..................................................................................................... 87

5.2 Saran ............................................................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................................... 89

LAMPIRA .......................................................................................................................... 91

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Peran bahasa dalam kehidupan manusia tidak dapat tergantikan. Peran

bahasa sebagai media komunikasi telah masuk ke seluruh sendi kehidupan

manusia. Peran bahasa sebagai media komunikasi merasuk di berbagai bidang

antara lain bidang pendidikan, politik, keagamaan, perniagaan termasuk dalam

dunia komedi. Bahasa juga sebagai alat berinteraksi, maksudnya alat untuk

menyampaikan ide, gagasan pikiran dan perasaan kepada orang lain melalui

bahasa. Bahasa menjadi salah satu ciri paling khas dari manusia, yang

membedakannya dari makhluk lain. Demikian dapat disimpulkan bahwa bahasa

merupakan bagian penting dari proses komunikasi.

Beragam cara berkomunikasi yang biasa dilakukan manusia untuk

menghubungkan satu sama lain salah satunya melalui komedi. Bahasa mempunyai

peran penting dalam komedi, yaitu sebagai media interaksi komedi, antara

komedian dan penonton. Melalui media bahasa, penonton yang melihat atau

mendengar komedi akan tertawa. Gaya bahasa dipakai agar bahasa yang

digunakan tidak kaku dan lebih santai. Gaya bahasa memberikan efek keindahan

serta kemudahan mitra komunikasi memahami bahasa yang diujarkan.

Bahasa humor Stand Up Comedy biasa mengandung berbagai fungsi,

pendapat Tarigan (1993 : 14), bahwa wacana suatu ucapan mungkin saja

mengandung beberapa fungsi. Dari segipendengar bahasa berfungsi direktif yaitu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

2

tingkah laku pendengar. Artinya bahasa tidak hanya membuat pendengar

melakukan sesuatu tetapi melakukan sesuai yangdiminta pembicara. Jika dilihat

dari segi kontak penutur dan pendengar berfungsi denotatif atau fungsi informatif.

Maksudnya sebagai alat membicarakan objek atau peristiwa yang ada di sekeliling

penutur. Dari segi kode yang digunakan bahasa berfungsi metalinguistikatau

metalingual yaitu digunakan untuk membicarakan bahasa itu sendiri, misalnya

membahas bahasa politik, ekonomi, pertanian.

Dari segi amanat yang disampaikan bahasa berfungsi imajinatif. Artinya

bahasa digunakan untuk menyampaikan pikiran , gagasan, dan perasaan baik yang

sebenarnya, maupun imajinasi, fungsi ini berupa lelucon, dongeng, cerita dan

puisi. Bahasa humor yang terdapat dalam acara Stand Up Comedy selain

menyampaikan pikiran atau informasi yang dikemas humor biasanya berupa

masalah cinta, musik, keluarga, sosial, dan lain sebagainya. Dalam humor bahasa

yang digunakan sebagai alat komunikasi melanggar maksim-maksim komunikasi,

antara lain maksim percakapan dan kesopanan. Oleh karena itu, gaya bahasa yang

dipergunkan pembicara, meski bersifat unik dan dekat dengan watak dan jiwa

pendengar atau pembaca serta memiliki nuansa tertentu sehingga timbul makna-

makna baru.

Untuk memahami fungsi gaya bahasa, gaya harus dipahami sebagai tanda.

Hal ini sejalan dengan pendapat Junus (dalam Pradopo, 1994:49) bahwa gaya

bahasa adalah suatu tanda. Gaya sebagai tanda harus dilihat dalam suatu teks

tertentu sebagai suatu fenomena intratekstual dan harus dikaji melalui sifat bahasa

itu sendiri, yaitu sifat relasionalnya. Analisis kali ini akan menitikberatkan pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

3

makna bahasa seperti yang tampak pada pilihan judul dan pilihan kata, gaya

bahasa berdasarkan nada, gaya bahasa berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa

kiasan, dan sarana retoris. Data gaya bahasa yang dijadikan objek analisis diambil

dari Stand Up Comedy Academy Indonesiar.

Di sini peneliti mencoba melihat fenomena yang terjadi dari gaya bahasa

yang digunakan dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar yang dilihat dari segi

penutur, pemakaian keformalan dan sarannya. Tuturan yang digunakan dalam

acara Stand Up Comedy Academy Indosiar membentuk wacana berdasarkan tema

yang telah ditentukan sebelumnya. Wacana tersebut merupakan salah satu

problem yang ada dalam masyarakat yang dikemas secara menarik dalam

bungkusan humor dan mempunyai sifat menginformasikan sekaligus bersifat

persuasif kepada pemirsa yang setia Stand Up Comedy untuk memberi solusi

terhadap problema tersebut.

Dari hasil survei yang dilakukan oleh peneliti sebelum melakukan

penetian, terdapat banyak gaya bahasa dalam acara Stand Up Comedy Academy

Indosiar. Yewen dari papua “bersyukur sekali bapak duduk dekat pintu darurat

karena keselamatan penumpang ada di tangan bapak!”. Kutipan materi Yewen di

atas mengandung suatu pernyataan yang berlebihan dengan membesar-besarkan

sesuatu hal, dan dalam materi komika lain juga terdapat gaya bahasa personifikasi

yang menggambarkan benda-benda mati atau barang-barang yang tidak bernyawa

seolah-oleh memiliki sifat manusia.

Ketertarikan peneliti terhadap Stand Up Comedy Academy di Stasiun

Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017 menjadi hal yang unik serta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

4

menarik perhatian peneliti. Gaya tarik penggunaan gaya bahasa pada setiap

penampilan para komika menjadi hal unik, sehingga mendorong peneliti mengkaji

hal tersebut lebih lanjut.

Harapannya dengan memberikan pemahaman mengenai gaya bahasa dapat

menambah wawasan terkait gaya bahasa bagi pembicara atau pendengar untuk

mengembangkan dan menambah gaya bahasa dalam karyanya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dipaparkan di atas, maka tujuan

identifikasi permasalahan penelitian dalam Pemanfaatan Gaya Bahasa Stand Up

Comedy Academydi Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017

dapat dirumuskan sebagai berikut

1. Gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam Stand Up Comedy Academy

Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017?

2. Makna gaya bahasa apa saja yang terdapat dalam Stand Up Comedy

Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017?

1.3 Tujuan Penelitian

Adapun tujuan penelitian berjudul Pemanfaatan Gaya Bahasa Stand Up

Comedy Academy di stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017

sebagai berikut.

1. Mendeskripsikan jenis gaya bahasa yang terdapat dalam Stand Up

Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-

Oktober 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

5

2. Mendeskripsikan makna gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy

di Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017.

1.4 Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat secara praktis

dan secara teoretis sebagai berikut :

1. Manfaat praktis

a) Bagi Mahasiswa, bisa menjadi referensi untuk penelitia selanjutnya

dalam mengkaji gaya bahasa yang digunakan oleh pembicara atau

penulis bahasa dengan perspektif berbeda.

b) Bagi komika, memberikan sumber informasi agar lebih kritis

dalam pembuatan materi Stand Up ketika tampil di depan publik

seperti yang telah digunakan oleh para komika dalam Stand Up

Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode September-

Oktober 2017.

2. Manfaat teoretis

Hasil analisis ini bisa memberikan manfaat dalam semantik dan

aspek kebahasaan dalam linguistik, dalam bidang semantik, penelitian

ini bahwa makna kalimat dapat diungkapkan dengan berbagai cara yang

melalui gaya bahasa dalam bidang semantik dan bidang lunguistik,

penelitian ini memberikan contoh tentang bahasa yang digunakan dalam

acara Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September-Oktober

2107.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

6

1.5 Batasan Istilah

Peneliti membatasi beberapa istilah yang digunakan dalam penelitian

ini.istilah-istilah tersebut adalah sebagai berikut.

1. Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta dengan memperbandingkan suatu benda

atau hal tertentu dengan benda atau hal yang lain yang lebih umum

(Tarigan,1985:5).

2. Majas

Majas merupakan gaya yang sengaja disalahgunakan penutur dengan

memanfaatkan bahasa kias. Majas dengan figuran bahasa yaitu penyusunan

bahasa yang bertingkat-tingkat atau berfiguran sehingga memperoleh makna yang

kaya (Waluyo 1995:83).

3. Makna

Makna adalah hubungan antar bentuk dan barang (hal) yang diacunya

(Soedjito, 1988:51).Artinya hubungan antar lambang bunyi dengan acuannya

yang berbentuk response dari stimulus. Tuturan yang manusia ucapkan

mengandung makna yang utuh baik dari nada, perasaan, dan amanat.

4. Stand Up Comedy

Stand Up Comedy atau lawakan tunggal adalah salah satu genre profesi

melawak yang pelawaknya (kadang disebut komika, bahasa inggris:comic)

membawakan lawakannya di atas panggung seorang diri biasanya di depan

pemirsa langsung dengan cara bermonolog mengenai suatu topik.Komedi tunggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

7

biasanya dilakukan oleh satu orang (ada juga yang berbentuk grub) membawakan

materi yang dibuat sendiri (http://id.m.wikipedia.org/wiki/lawakan_tunggal,

diakses tanggal 15 November 2018). Walaupun disebut dengan Stand Up

Comedy, komedian tidaklah selalu berdiri dalam menyampaikan komedinya.

5. Komika

Komika adalah orang yang menghibur penonton, terutama dalam membuat

mereka tertawa, dengan cara melawak, yaitu suatu usaha untuk membuat orang

lain tertawa atau membuat orang lain gembira

(https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses

tanggal 15 November 2018). Para komika ini biasanya memberikan beragam

cerita, lelucon pendek, atau kritik-kritik berupa sindiran terhadap sesuatu hal yang

sifatnya cenderung umum dengan berbagai macam sajian gerakan gaya dan gaya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

8

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan

Telah ada tulisan tentang gaya bahasa dalam skripsi yang berjudul “Gaya

Bahasa dan Diksi dalam Iklan Komersial (suatu kajian semantik)” oleh Asri

Agusulistyaningrum (2015), penelitian ini menyimpulkan bahwa: a) hasil

pendataan dan klasifikasi yang dilakukan terhadap 57 iklan komersial pada Koran

sindo tentang gaya bahasa, b) peneliti menemukan penggunaan kata umum dan

kata khusus. Lusia Diska Diti (2015) dalam skripsinya yang berjudul “gaya

bahasa simile, metafora, dan metonimia dalam lirik-lirik lagu JKT48. Penelitian

ini menyimpulkan bahwa: a) memaparkan penanda dan ciri bahasa simile,

metafora, dan metonimia, b) fungsi bahasa simile, metafora, dan metonimia yang

terdapat dalam lirik lagu JKT48.

Penelitian yang dilakukan Syrila Keka (2011) berjudul Gaya Bahasa

Perbandingan dalam Kidung Agung. Tujuan penelitian ini adalah

mendeskripsikan penanda perbandingan yang digunakan dalam kidung agung,

mendeskripsikan urutan-urutan bagian-bagian perbandingannya, dan

mendeskripsikan makna gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung. Hasil

penelitiannya yakni, pertama, penanda gaya bahasa perbandingan ditunjukan

dengan penanda (1) seperti, (2) bagaikan, (3) serupa, dan (4) seumpama. Kedua,

gaya bahasa perbandingan dalam kidung agung mengandung dua unsur yaitu (1)

hal yang diperbandingkan dan (2) hal yang membandingkan. Urutan bagian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

9

perbandingan dalamkidung agung mempunyai dua unsur (1) pembanding dan (2)

terbanding. Pembanding adalah bagian tubuh manusia yakni, mata, hidung, bibir,

pipi, pinggang, leher, buah dada, rambut, kepala, dan nafas. Terbanding adalah

binatang, tumbuhan, nama tempat, alam, dan benda mati. Ketiga, gaya bahasa

perbandingan dalam kidung agung mengandung makna pembanding adalah tubuh

manusia diikuti terbanding adalah binatang, tumbuhan, benda mati, alam, dan

nama tempat.

Penelitian yang lain dilakukan oleh Elisabet Apti Elita(2016), yang

berjudul “Gaya Bahasa dan Struktur Feature Perjalanan Majalah Intisari edisi

Januari 2016: studi kasus. Penelitian ini menyimpulkan bahwa gaya bahasa

sebagai unsur kemenarikan tulisan, berperan penting untuk memberikan nuansa

atau daya tarik tersendiri bagi pembaca.

Sejauh ini peneliti belum menemukan adanya penelitian mengenai gaya

bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode September sampai

Oktober 2017, berdasarkan keempat penelitian di atas, peneliti beranggapan

bahwa penelitian gaya bahasa ini relevan dengan judul penelitian sebelumnya,

maka peneliti tertarik untuk meneliti gaya bahasa dalam Stand Up Comedy

Acadmy Indosiar periode September-Oktober 2017. Pada penelitian ini tidak

terbatas pada suatu atau dua kategori gaya bahasa saja seperti yang dilakukan

keempat peneliti di atas, tetapi mencakup seluruh kategori gaya bahasa. Penelitian

ini penting dilakukan untuk mengembangkan bahasa Indonesia terutama

mengenai penggunaan gaya bahasa yang bermanfaat untuk para pemakai bahasa

khususnya para peserta didik di lingkungan pendidikan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

10

2.2 Kajian Teori

Beberapa teori yang digunakan untuk mengkaji pemanfaatan gaya bahasa

dalam Stand Up Comedy Academy di Stasiun Televisi Indosiar periode

September-Oktober 2017, antara lain majas, gaya bahasa, jenis-jenis gaya bahasa,

Stand Up Comedy, dan Makna. Berikut akan diuraikan teori-teori yang terkait

dengan penelitian.

2.2.1 Majas

Majas sering dianggap sinonim dari gaya bahasa, namun sebenarnya majas

termasuk dalam bagian gaya bahasa. Majas adalah bahasa kiasan yang dapat

menghidupkan atau meningkatkan efek dan menimbulkan konotasi tertentu.

Majas, atau figure of speech adalah bahasa kias, bahasa indah yang dipergunakan

untuk meninggikan serta meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan serta

memperbandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda lain yang lebih

umum. Pendek kata penggunaan majas tertentu dapat merubah serta menimbulkan

nilai rasa atau konotasi tertentu Warriner (melalui Tarigan, 2013).

Majas merupakan bentuk retorik, yaitu penggunaan kata-kata dalam

berbicara dan menulis untuk meyakinkan atau mempengaruhi para penyimak dan

pembaca. Kata retorik berasal dari bahasa Yunani rethor yang berarti orator atau

ahli pidato. Pada masa Yunani kuno retorik memang merupakan bagian penting

dari pendidikan dan oleh karena itu aneka majas sangat penting serta harus

dikuasai benar-benar oleh orang-orang Yunani dan Romawi yang telah memberi

nama bagi aneka seni persuasi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

11

Menurut Nurgiantoro (2010:297), pemajasan (figure of thought)

merupakan Teknik pengungkapan bahasa yang maknanya tidak menunjuk pada

makna harafiah kata-kata yang mendukung, melainkan pada makna yang

ditambah dan makna yang tersirat. Majas merupakan gaya yang sengaja

disalahgunakan penutur dengan memanfaatkan bahasa kias. Majas dengan figuran

bahasa yaitu penyusunan bahasa yang bertingkat-tingkat atau berfiguran sehingga

memperoleh makna yang kaya (Waluyo 1995:83).

Menurut Laksana (2010: 4), majas ialah bahasa yang maknanya melampui

batas yang lazim. Ketidaklaziman makna itu disebabkan oleh beberapa hal.

Pertama, pemakaian kata yang khas. Dengan menggunakan kata yang khas

pemakai bahasa dapat lebih menghidupkan karangannya.kedua, pemakai

bahasanya menyimpang dari kelaziman. Maksudnya dengan menggunkan kata

tertentu yang maknanya menyimpang, seseorang dapat membuat tuturannya lebih

intens mempengaruhi imajinasi pendengar atau pembaca.ketiga, rumusan yang

jelas. Rumusan kejelasan itu lebih dimungkinkan oleh adanya gambaran bahwa

suatu hal sama atau seperti, atau sebanding, entah sebagian atau keseluruhan

dengan hal yang lain.

Majas dibedakan dari style atau gaya untuk mengkonkretkan dan

menghidupkan karangan pengarang menggunkan majas. Arti majas diperoleh jika

denotasi kata atau ungkapan dialihkan dan mencakupi juga denotasi lain

bersamaan dengan tautan pikiran lain. Majas dapat menghimbau indera pembaca

karena sering lebih konkret daripada ungkapan yang harafiah.Lagi pula, majas

sering lebih ringkas daripada padanannya yang terungkap dalam ungkapan biasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

12

Meolione (melalui Djajasudarma, 2013: 22). Majas adalah gaya bahasa dalam

bentuk tulisan maupun lisan yang dipakai dalam suatu karangan yang bertujuan

untuk mewakili perasaan dan pikiran dari pengarang Tim Dunia Cerdas

(2013:253).

Penggunaan bentuk-bentuk bahasa kiasan dalam kesusastraan merupakan

salah bentuk kebahasaan, yaitu penyimpangan makna. Memahami pengungkapan-

pengungkapan bahasa kias memerlukan perhatian tersendiri, khususnya untuk

menangkap pesan yang dimaksudkan oleh pengarang.

Fungsi majas untuk menciptakan efek yang lebih kaya, lebih efektif, dan

lebih sugestif dalam karya sastra. Menurut Pradopo (2010 :62), majas

menyebabkan karya sastra menjadi menarik perhatian, menimbulkan kesegaran,

lebih hidup, dan menimbulkan kejelasan gambaran angan.

Dari beberapa uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa majas adalah suatu

bahasa kiasan yang digunakan pengarang di dalam karya sastra dengan kesan

tertentu untuk mewakili gagasan yang ingin disampaikan.Majas dapat membuat

karya sastra lebih hidupdan bervariasi serta dapat menghindari hal-hal yang

bersifat monoton yang dapat membuat pembaca bosan.

Menurut Pradopo (2010:62) ada tujuh jenis bahasa kias, yaitu

perbandingan(simile), metafora, perumpamaan epos(epic simile), personifikasi,

metonimia, sinekdoke, dan alegori. Berikut penjelasan mengenai majas tersebut.

2.2.1.1 Majas Perbandingan (simile)

Menurut Tarigan (2013: 19), majas perbandingan (simile) adalah bahasa

kiasan yang menyatakan satu hal dengan hal lain dengan menggunakan kata-kata

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

13

pembanding seperti, bagai, sebagai, bak, seperti, semisal, seumpama, laksana.

Majas perbandingan dapat dikatakan sebagai bahasa kiasan yang sederhana dan

sering digunakan komika ketika tampil.

Simile adalah majas yang menyamakan satu hal lain dengan dengan

menggunakan kata-kata pembanding seperti, bagai, bagaikan, laksana, umpama

dan lain-lain (Pradopo dalam Al Ma’ruf, 2009:70).

Berdasarkan dua pendapat yang disampaikan di atas, peneliti

berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah

teori Tarigan simile merupakan pernyataan mengenai suatu hal sedangkan

Pradopo berpendapat simile merupakan majas yang menyamakan suatu hal.

Persamaannya adalah sama-sama menggunakan kata-kata seperti, bagai, bagaikan,

laksana, umpama dan lain-lain. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa

simile adalah gaya bahasa yang menyatakan suatu hal dengan memanfaatkan kata-

kata pembanding yaitu kata: seperti, bagai, bagaikan, laksana, umpama. Majas

perumpamaan dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

1) Semangat kerjanya keras bagaikan baja.

2) Mukanya pucat bagaikan mayat.

3) Bak pinang dibelah dua.

2.2.1.2 Majas Metafora

Menurut Altenbernd (dalam Pradopo 2010:66), metafora merupakan

sesuatu hal sama atau seharga dengan kata yang lain, yang sesungguhnya tidak

sama. Metafora tersebut bahasa kiasan seperti perbandingan, hanya tidak

menggunkana kata pembanding.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

14

Metafora merupakan majas perbandingan yang bersifat tidak langsung dan

implisit. Hubungan antar sesuatu yang dinyatakan pertama dengan yang kedua

bersifat sugesif, tidak ada kata-kata petunjuk pembanding eksplisit (Nurgiantoro,

2013:229).

Berdasarkan teori di atas terdapat perbedaan dan persamaan, perbedaannya

adalah pendapat Altenbernd metafora merupakan majas yang menyatakan suatu

hal sama yang sebenarnya tidak sama sedangkan menurut Nurgiantro metafora

adalah majas yang membandingkan suatu hal secara tidak langsung. Persamannya

adalah sama-sama tidak menggunkan kata pembanding. Maka peneliti

berpendapat bahwa majas metafora melihat sesuatu dengan perantara benda yang

lain sebagai pembanding walaupun sebenarnya tidak sama. Majas metafora dapat

dilihat pada contoh di bawah ini.

4) Mina adalah buah hati Edi.

5) Dia anak emas pamanku.

6) Kata adalah pedang tajam.

2.2.1.3 Majas Perumpamaan Epos (epic simile)

Majas perumpamaan adalah perbandingan yang dilanjutkan,atau

diperpanjang, yaitu dibentuk dengan cara melanjutkan sifat-sifat pembandingnya

lebih lanjut dalam kalimat-kalimat atau frase-frase yang berturut-turut, terkadang

lanjutan tersebut sangat panjang (Pradopo, 2010:69).

Perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang pada hakikatnya

berlainan dan sengaja kita anggap sama. Itulah sebabnya maka sering pula kata

perumpamaan disamakan saja dengan persamaan (Tarigan, 1985:9).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

15

Berdasarkan teori dari Pradopo dan Tarigan di atas, peneliti

menyimpulkan bahwa terdapat persamaan dan perbedaan. Perbedaannya adalah

menurut Pradopo perumpamaan adalah dibentuk dengan melanjutkan dengan sifat

pembandingnya dalam kalimat secara berturut-turut, sedangkan menurut Tarigan

perumpamaan adalah perbandingan dua hal yang dianggap sama. Persamaannya

adalah sama-sama berpendapat bahwa merupakan perbandingan. Maka menurut

peneliti majas perumpamaan adalah majas yang menngunakan dua hal yang

berbeda yang dianggap sama karena sifatnya yang dianggap sama dengan

memanfaatkan kata penghubung bagai, seperti, seumpama, bak, laksana, dan lain

sejenisnya. Majas perumpamaan (epic simile) dapat dilihat pada contoh di bawah

ini.

7) Seperti air dan minyak.

8) Ibarat mengejar bayangan.

9) Bak cacing kepanasan.

2.2.1.4 Majas Personifikasi

Majas personifikasi merupakan sejenis gaya bahasa yang memberi sifat-

sifat benda sepertiyang dimiliki manusia sehingga dapat bersikap dan bertingkah

laku sebagaimana halnya manusia (Nurgiantoro 2010:17). Menurut Pradopo

(2010:75), personifikasi adalah kiasan yang mempersamakan benda dengan

manusia, benda-benda mati dibuat dapat berbuat, berpikir, dan sebagainya seperti

manusia.

Berdasarkan teori dua ahli di atas peneliti berpendapat bahwa dari kedua

teori tersebut memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya adalah sama-

sama membicarakan bahwa majas personifikasi adalah kiasan yang menempatkan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

16

benda mati dapat berbuat seperti halnya manusia. Perbedaannya adalah

Nurgiantoro memberi benda seperti manusia sedangkan Prodopo hanya

mempersamakan benda seperti manusia. Maka dari itu peneliti berpendapat bahwa

personifikasi adalah menempatkan benda seolah-olah dapat berbuat seperti

manusia. Majas personifikasi dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

10) Penelitiannya melahirkan gagasan baru.

11) Pengalamannya mengajak kita tahan menderita.

12) Bunga ros menjaga diridengan duri.

2.2.1.5 Majas Metonimia

Menurut Altenberd (dalam Pradopo 2010:77), metonimia berupa

penggunaan atribut sebuah objek atau penggunaan sesuatu yang sangat dekat

berhubungan dengannya untuk menggantikan objek tersebut. Majas metonimia

merupakan bahasa kiasanyang jarang dijumpai pemakainya.

Menurut Moeliono (dalam Tarigan,1985:123), metonimia adalah majas

yang memakai nama ciri atau nama hal yang ditautkan dengan nama orang,

barang, atau hal sebagai penggantinya. Kita dapat menyebut pencipta atau

pembuatnya jika yang kita maksudkan ciptaan atau buatannya ataupun kita

menyebut bahannya jika yang kita maksudkan barangnya.

Berdasarkan dua teori yang dipaparkan di atas terdapat perbedaan dan

persamaan. Perbedaannya adalah menurut Altenberd metonimia adalah

penggunaan atribut sebuah objek yang dekat dengan objek tersebut, sedangkan

menurut Moeliono berpendapat bahwa metonimia adalah pemakaian nama suatu

hal yang dikaitkan dengan orang atau barang. Persamaannya adalah sama-sama

berhubungan dengan barang lain yang berkaitan. Maka peneliti berkesimpulan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

17

bahwa majas metonimia adalah majas yang mempergunakan nama sesuatu dengan

barang yang lain berkaitan erat dengannya, artinya sesuatu barang disebutkan

akan tetapi yang dimaksudkan adalah barang yang lain. Contoh majas metonimia

dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

13) Terkadang pena justru lebih tajam daripada pedang.

14) Para siswa senang sekali membaca S.T Alisyahbana.

15) Parker jauh lebih mahal daripada pilot, karena kualitasnya lebih

tinggi.

2.2.1.6 Majas Sinekdoke

Menurut Moeliono (dalam Tarigan,1985:125) majas sinekdoke adalah

majas yang menyebutkan nama bagian sebagai sebagai pengganti nama

keseluruhannya, ataupun sebaliknya. Majas sinekdoke memainkan hubungan antar

acuan sebagai komponen makna. Makna yang diungkapkan oleh kata yang

digunakan dapat merujuk pada kata lain karena memiliki hubungan acuan.

Sinekdoke adalah semacam bahasa figuratif yang mempergunkan sebagian

dari sesuatu hal untuk menyatakan keseluruhan pars pro toto atau

mempergunakan keseluruhan untuk menyatakan sebagian totum pro parte (Keraf,

1984:142).

Berdasarkan teori yang disampaikan oleh dua ahli di atas, peneliti

berpendapat bahwa ada perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah pada

teori Tarigan menyatakan acuan sebagai komponen makna, sedangkan Keraf

menyatakan sinekdoke seperti bahasa figuratif. Persamaannya adalah sama-sama

menyatakan sinekdoke adalah majas yang mempergunakan sebagian untuk

menyatakan keseluruhan atau keseluruhan menyatakan sebagian. Maka peneliti

berpendapat bahwa personikfikasi adalah suatu majas yang ada hubungan timbal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

18

balik seperti sebagian menyatakan keseluruhan dan keseluruhan menyatakan

sebagian. Majas sinekdoke dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

16) Paman saya sudah mempunyai dua atap di Jakarta

17) Aduh, kemana kamu buat atapmu?.

2.2.1.7 Majas Alegori

Majas Alegori adalah gaya bahasa perbandingan yang dikisahkan dalam

lambang-lambang metafora yang diperluas kesinambungan, tempat, objek-objek

atau gagasan-gagasan yang diperlambangkan (Tarigan 2009:24).

Alegori adalah suatu cerita singkat yang mengandung kiasan. Makna

kiasan ini harus ditarik dari bawah permukaan ceritanya. Dalam alegori, nama-

nama pelakunya adalah sifat-sifat yang abstrak, serta tujuannya selalu jelas

tersurat (Keraf,1984:140).

Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh dua ahli di atas maka peneliti

berkesimpulan bahwa terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya adalah

menurut Tarigan berpendapat bahwa sinekdoke adalah sesuatu yang

melambangkan metafora sedangkan Keraf menyatakan bahwa sinekdoke adalah

cerita mengandung bahasa kiasan. Maka peneliti berpendapat bahwa sinekdoke

adalah sesuatu yang menyatakan sesuatu dengan lambing-lambang dan kiasan dari

bawah ceritnya. Contoh majas alegori dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

18) Kancil dengan buaya

19) Kancil dengan petani.

2.2.2 Gaya Bahasa

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta memperindah suatu benda atau hal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

19

tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Sebuah gaya bahasa yang baik harus

mengandung tiga unsur berikut: kejujuran, sopan-santun, dan menarik

(Keraf,1985 : 113).

Gaya bahasa dapat digunakan dalam segala ragam bahasa baik ragam

lisan, tulis, nonsastra, dan ragam sastra, karena gaya bahasa adalah cara

mengunakan bahasa dalam konteks tertentu (Sudjiman 1993:13). Akan tetapi,

secara tradisional gaya bahasa selalu dikaitkan dengan teks sastra, khususnya teks

sastra tertulis. Gaya bahasa mencakup diksi atau pilihan leksikal, struktur kalimat,

majas dan citraan, pola rima, dan mata yang digunakan seorang sastrawan atau

yang terdapat dalam sebuah karya sastra.

Menurut Satoto (2012:150), gaya dalah cara mengungkapkan diri-sendiri,

entah melalui bahasa, tingkah laku, berpakaian, dan sebagainya. Gaya merupakan

perwujudan penggunaan bahasa oleh seorang penutur untuk mengemukakan

gagasan, pendapat, dan membuahkan efek tertentu bagi penanggapnya

sebagaimana cara yang digunakannya (Aminuddin1995:1). Sebagai wujud cara

menggunakan kode kebahasaan, gaya merupakan relasional yang berhubungan

dengan rentetan kata, kalimat, dan berbagai kemungkinan manifestasi kode

kebahasaan sebagai sistem tanda.

Menurut Endraswara (2008:73), gaya bahasa merupakan seni yang

dipengaruhi oleh nurani. Melalui gaya bahasa para komika menuangkan idenya,

bagaimana perasaan ketika tampil, jika menggunakan gaya bahasa, maka yang

ditampilkan semakin indah. Jadi, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

20

pembungkus ide bagi para komika ketika tampil. Gaya bahasa adalah yang

mempunyai ciri khas yakni unik, indah serta menarik dan menimbulkan cita rasa.

Jenis-jenis gaya bahasa yang digunakan adalah jenis-jenis gaya bahasa

Hendry Guntur Tarigan (1985) yang terdiri dari(4) kategori yaitu gaya bahasa

perbandingan, gaya bahasa pertentangan, gaya bahasa pertautan, dan gaya bahasa

perulangan. Berikut penjelasan mengenai gaya bahasa tersebut.

2.2.2.1 Gaya Bahasa Metafora

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Yang

didalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang

dipikirkan, yang menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan pembanding

terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi

yang terdahulu tadi (Tarigan,1983 : 141).Metafora sebagai perbandingan langsung

tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, dan sebagainya, sehingga pokok

pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua. Proses terjadinya

sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur keterangan

mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan.

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati.

Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak,

bagai, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok

kedua (Keraf, 1984:139).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

21

Dari dua paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan

dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan metafora adalah

penggunaan kata-kata yang bukan arti sebenarnya sedangkan Keraf berpendapat

bahwa metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung. Persamannya

adalah sama-sama tidak menggunakan kata-kata: seperti, bagai, bagaikan, dan

sebgainya. Jadi peneliti berpendapat bahwa metafora adalah suatu perbandingan

antara dua hal yang benda untuk menciptakan suatu kesan yang hidup walaupun

tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Gaya bahasa

metafora dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

1) Nani jinak-jinak merpati.

2) Ali mata keraanjang.

3) Mereka tertimpa celaka.

2.2.2.2 Gaya Bahasa Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau sesuatu yang tidak bernyawa memiliki sifat kemanusiaan.

Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang

mengiaskan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicara seperti manusia

(Keraf,1984: 140).

Menurut Moeliono (dalam Tarigan, 1985:17) personifikasi adalah jenis

majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bersenyawa

dan ide yang abstrak.

Jadi berdasarkan pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa

personifikasi menurut dua ahli terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya

adalah menurut Keraf personifikasi menggambarkan benda mati bersifat manusia

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

22

sedngkan Tarigan melekatkan sifat insani pada benda mati. Persamaannya adalah

sama menempatkan benda mati seperti manusia. Maka peneliti berpendapat

personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat-

sifat kemanusian. Personifikasi mengibaratkan benda-benda mati bertindak,

berbuat, berbicara seperti manusia. Gaya bahasa personifikasi dapat dilihat pada

contoh di bawah ini.

4) Hujan memandikan tanaman.

5) Mentari mencubit wajahku.

6) Tugas menantikan kita.

2.2.2.3 Gaya Bahasa Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihan suatu hal (Keraf 1984:135). Maksud dari hiperbola adalah

memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,

meningkatkan kesan dan pengaruhnya.

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi

penekanan pada suatu pernyatan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan

kesan dan pengaruhnya. gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat

(Tarigan,1984:143;Tarigan,1985:186).

Berdasarkan dua teori ahli diatas peneliti berpendapat bahwa dua teori ahli

di atas memiliki persamaan yaitu hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang

pernyataannya melebih-lebihkan suatu hal. Namun tidak terbatas sampai disitu

dua teori di atas memiliki perbedaan yaitu kalau menurut Keraf hiperbola adalah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

23

pernyataan yang melebihkan suatu hal.Artinya suatu hal yang dimaksud belum

jelas, sedangkan pada Tarigan suatu hal yang dimaksud adalah jumlahnya,

ukurannya, atau sifatnya. Jadi peneliti mengikuti teori yang dipaparkan oleh

Tarigan bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihkan jumlahnya,ukurannya, atau sifatnya. Gaya bahasa hiperbola

dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

7) Sempurna sekali,tiada kekurangan suatu apapun buat pengganti baik

atau cantik.

8) Kurus kering tiada daya kekurangan pangan buat pengganti

kelaparan.

2.2.2.4 Gaya Bahasa Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang suatu

dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya (Tarigan, 1985:242).

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan

sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal yang dinyatakan kurang dari

keadaan sebenarnya. Atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan

katanya (Keraf,1984:132).

Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas peneliti mendapat perbedaan

dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan litotes merupakan lukisan

suatu keadaan dengan kata berlawanan sedangkan menurut Keraf menyatakan

sesuatu dengan merendahkan diri. Maka dari itu, peneliti setuju bahwa litotes

merupakan gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan dengan kata yang

berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri,

dengan pengertian lain litotes adalah sesuatu yang mengecilkan suatu hal yang

positif menjadi negatif atau dalam kata lain mengecilkan kenyataan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

24

sebenarnya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.Gaya bahasa litotes

dapat dilihat pada contoh di bwah ini.

9) Icuk sama sekali bukan pemain jalanan.

10) Anak itu sama sekali tidak bodoh.

11) Hasil usahanya tidaklah mengecewakan

.

2.2.2.5 Gaya Bahasa Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan

dengan maksud berolok-olok (Tarigan 1985:61). Gaya bahasa Ironi adalah suatu

gaya bahasa yang bertantangan dengan arti sebenarnya, ironi juga dapat

digolongkan ke dalam gaya bahasa sindiran karena fungsinya yang digunakan

untuk menyidir, atau berlawanan dengan kenyataan.

Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu

dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian

kata-katanya (Keraf, 1984:143).

Berdasarkan pernyatan teori di atas peneliti berkesimpulan bahwa terdapat

perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya adalah Tarigan melihat ironi adalah

pernyataan yang bermaksud untuk mengolok-olok, sedangkan Keraf

mengatakanironi adalah acuan suatu pernyataan dengan makna atau maksud

berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Jadi menurut

penelitigaya bahasa ironi adalah sindiran yang menyembunyikan dan menutup-

nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya penggunaan kata-kata yang berbeda apa

yang dituliskan atau diucapkan sebagai praktik kepura-puraan. Gaya bahasa ironi

dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

12) Aduh bersihnya kamar ini, puntung rokok dan sobekan kertas

bertebaran di lantai.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

25

13) O, kamu cepat bangun, baru pukul Sembilan pagi sekarang ini.

2.2.2.6 Gaya Bahasa Silepsis

Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal yang

benar, tetapi secara semantik tidak benar. Dalam (Tarigan 1985:68) Silepsis

adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan cara

menghubungan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain pada hakekatnya

hanya sebuah saja yang mempunyai hubungan dengan kata yang pertama.

Menurut Keraf (dalam Tarigan 1985:68) silepsis adalah konstruksi yang

dipergunakanitu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik salah atau tidak

benar.

Dengan demikian penelita berpendapat bahwa perbedaan dan persamaan.

Perbedaannya adalah menurut Tarigan silepsis adalah Sesuatu yang

mempergunakan konstruksi rapatan sebuah kata dengan yang lain yang

mempunyai hubungan dengan yang pertama, sedankan menurut Keraf silepsis

adalah yang mempergunakan konstruksi secara gramatikal benar tapi secara

semantik salah. Jadi silepsis adalah gaya bahasa yang menggunakan dua

konstruksi sintaksis yang dihubungkan oleh kata sambung, secara gramatikal

benar, tetapi secara semantik salah. Gaya bahasa silepsis dapat dilihat pada contoh

di bawah ini.

14) Wanita itu kehilangan harta dan kehormatannya.

15) Kakaknya menerima uang dan penghargaan.

16) Makna dan sikap hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

26

2.2.2.7 Gaya Bahasa Klimaks

Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan

pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannyadari gagasan-gagasan

sebelumnya (Keraf 1985:124). Klimaks adalah gaya bahasa yang terbentuk dari

beberapa gagasan yang berturut-turut semakin meningkat kepentingannya.

Kata klimaks berasal dari bahasa Yunani Klimax yang berarti ‘tangga’.

Klimaks sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama

makin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks Shandily [pem.

red. um], (Tarigan,1985:78).

Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa gaya bahasa klimaks

adalah sebuah bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata-katayang berurutan

mulai dari tingkat paling bawah atau sederhana ke tingkat yang lebih tinggi, dan

biasanya menggunakan kata-kata kata hubung hingga, ke, dalam kalimatnya.

Gaya bahasa klimaks dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

17) Setiap guru yang berdirindi muka kelas haruslah mengetahui,

memahami, serta mengetahui bahan yang diajarkannya.

18) Dengan sistem pemupukan ini kita harapkan tanaman tumbuh subur,

hasilnya berlipat ganda, dan penghidupan para petani kian meningkat

.

2.2.2.8 Gaya Bahasa Antiklimaks

Antiklimaks adalah merupakan acuan yang berisi gagasan-gagasan yang

berturut-turut dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting

(Tarigan 1985:80). Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan dari gaya bahasa

klimaks, antklimaks adalah suatu gaya bahasa yang merunutkan kata-kata mulai

dari tingat tinggi ke tingkat yang terendah untuk menegaskan suatu hal.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

27

Antiklimaks adalah dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.

Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-

gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang

penting (Keraf,1985:125).

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa

terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya adalah Tarigan berpendapat

bahwa antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, sedangkan Keraf berpendapat

bahwa antiklimaks adalah kalimat yang berstruktur mengendur. Persamaannya

sama-sama berpendapat bahwa gaya bahasa antiklimaks adalah sebagai gaya

bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke

gagasan yang kurang penting. Jadi gaya bahasa antiklimaks adalah suatu gaya

bahasa yang ditemukan sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan suatu hal

secara runtut atau berurutan secara memuncak, dari yang rendah menuju yang

lebih tinggi tingkatannya yang berbentuk hierarki. Gaya bahasa antiklimaks dapat

dilihat pada contoh di bawah ini.

19) Penataran P4 diberikan kepada para dosen Perguruan Tinggi, para

guru SMTA, SMTP, SD, dan TK.

20) Istri si Ogah adalah seorang wanita cantik, pendiam, dan masih buta

huruf.

2.2.2.9 Gaya Bahasa Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk

kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati

(Tarigan, 1985:91). Sinisme merupakan berupa gaya bahasa sindiran yang bersifat

terang-terangan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

28

Sinisme diartikan sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang

mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme diturunkan

dari nama suatu aliran filsafat Yunani yang mula-mula mengajarkan bahwa

kebajikan adalah satu-satunya kebaikan, serta hakikatnya terletak dalam

pengendalian diri dan kebebasan. Tetapi mereka menjadi kritikus yang keras atas

kebiasaan-kebiasaan sosial dan filsafat-filsafat lainnya. Walaupun sinisme

dianggap lebih keras dari ironi, namun kadang-kadang masih sukar diadakan

perbedaan antara keduanya (Keraf, 1984:143).

Berdasarkan teori ahli di atas maka peneliti berpendapat terdapat

perbedaan dan persamaannya, perbedaannya pendapat Tarigan sinisme adalah

sindiran yang bersifat terang-terangan senagkan Keraf berpendapat sinisme lebih

keras dari ironi.Persamaannya adalah sama-sama berpendapat bahwa sinisme

adalah suatu sindiran yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan

hati. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa sinisme adalah sindiran

terhadap sesuatu hal yang telah dilakukan, yang sebenarny bentuk pernyataannya

secara terang-terangan. Gaya bahasa sinisme dapat dilihat pada contoh di bawah

ini.

21) Jelas Andalah gadis tercantik di sejagat raya ini yang mampu

menundukan segala jejaka di bawah telapak kakimu di seantero dunia

ini.

22) Memang tidak dapat dipungkiri bahwa Andalah yang paling kaya di

dunia yang mampu membeli lima benua di bumi ini.

2.2.3 Stand Up Comedy

Stand Up Comedy/pelawak tunggal, yaitu salah satu genre profesi

melawak yang pelawaknya membawakan lawakannya di atas panggung seorang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

29

diri, biasanya di depan pemirsa langsung, engan cara bermonolog mengenai suatu

topik. Orang yang biasa Stand Up Comedy disebut pelawak tunggal, komika,

komik, (bahasa inggris: stand up comedy). Biasanya komika membawakan materi

mereka dengan gaya monolog, walaupun ada beberapa jurus yang mengharuskan

mereka berinteraksi dengan penonton (

https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses

tanggal 1 Februari 2019). Set Up adalah bagian pertama dari joke yang

mempersiapkan tawa, dibagian ini membuat agar penonton mengharapkan

sesuatu. Punch Line adalah bagian kedua dari joke yang berisi tawa, dibagian

inilah harapan penonton pada Set Up dibelokkan agar tercipta tawa. Di bawah ini

akan dijelaskan teknik-teknik dalam Stand Up Comedy.

2.2.3.1 One Liner

One liner adalah bit singkat yang terdiri dari satu sampai tiga kalimat saja.

one liner terbilang tidak mudah karena set up yang dihantarkan harus secepatnya

memancing harapan penonton. contoh one liner dapat dilihat pada contoh di

bawah ini.

1) Selamat malam, gimana penampilan aku malam ini? udah kaya

Bunda Dorce belum?

2.2.3.2 Call Back

Call Back adalah teknik yang menggunakan punch line pada bit sekarang.

Sehingga contoh susunan penampilan Stand up berbentuk seperti ini ( set up 1 –

Punch line1, set up 2 – punch line 2, set up 3 – punch line 3). contoh dapat dilihat

di bawah ini.

2) sekarang era digital, dan menurut gue bohong lewat BBM atau SMS

itu lebih gampang daripada bohong face to face. salah satu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

30

kebohongan paling paling sering dilakukan orang bahkan cuman 3

huruf: “OTW”. teman lo udah BBM lo dengan panik: “PING” bro,

dimana lo. gue udah sampai nih!” trus lo bale: OTW bro!”. padahal

baru bangun tidur, masih kriyep-kriyep sambil garuk biji.

2.2.3.3 Role of Three

Role of three adalah teknik penggunaan tiga kalimat , dua kalimat awal

digunakan sebagai set up, satu kalimat terakhir digunakan sebagai punch line.

contoh role of three dapat dilihat pada contoh di bawah ini.

3) Ngajarin Raditiya Dika ngelawak itu kaya ngajarin Melly bikin lagu.

2.2.3.4 Act Out

Act out adalah menunjukan dengan gerakan. Act out sering digunakan

dalam stand up comedy karena mudah dan keberhasilan tinggi. Biasanya act out

sebagai punchnya. Contoh Act Out dapat ilihat pada contoh dibawah ini.

4) “kalau lapar jangan ngetweet, apa berharap tiba-tiba keluar makanan

dari laptopnya” (kemudian menunjukan gerakan makanan keluar ari

laptop).

2.2.3.5 Impersonation

impersonation adalah teknik peneriun tokoh, biasanya yang sudah

terkenal, peniruan bisa gaya bicara, gerak tubuh, dan kata-kata khasnya. contoh

dapat lihat ibawah ini.

5) Mudy Taylor impersonation Rhoma Irama. “selamat malam,

alhamdulilah, senang sekali, saya berada di sini. Rika masih ingatkah

kau padaku? aku Rhoma. Tolol!!.”

2.2.3.6 Comparisons

Comparisons adalah penyampaian joke dengan melakukan perbandingan

dua hal atau lebih. contoh dapat dilihat dibwah ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

31

6) “ngelihat orang batak dari cara memanggil anaknya, kalo manggilnya

“nduk dalem nduk.” bukan orang batak itu. ada lagi yang lain, yang

modelnya sama kenceng “toong, “iye nyak.” balik, tong!”. “ntar

nyak!.”. kalau orang batak itu manggilnya singakt, paat, jelas, simpel

“Boris masuk! grrr”.

2.2.3.7 Riffing

Rifing adalah mengajak penonton untuk berinteraksi. biasanya menjadikan

penonton sebagai objek joke. hati-hati menggunakan riffing karena sering gagal

atau mungkin menyinggung perasaan penonton. contoh dapat ilihat dibawah ini.

7) (panji melihat penonton menggunakan kaos MU dengan nama

Rooney) “dibelakanya namanya Rooney, tapi koq di depan mukanya

runyam?”

2.2.3.8 Gimick

Gimick adalah alat bantu atau hal lain diluar stand up comedy yang

digunakan untuk joke. biasanya sebagai puch line. contoh apat dilihat sebagai

berikut.

8) “sekarang hiburan gak berkualitas, akhirnya hiburan sederhana jadi

istimewa, seperti..” (kemudian ganggnam style).

2.2.3.9 Heckler

Heckler adalah pengganggu dalam Stand Up. Heckler biasanya berteriak

saat set up sedang dibawakan, meneriakkan puch line sebelum komik

mengutarakannya. contohnya dapat dilihat dibawah ini.

9) “tolong dong kalau habis boker disiram, ngambang nih dari tadi”

2.2.3.10 Roasting

Roasting adalah serangkaian joke yang dilontarkan oleh pelawak tunggal

yang bertujuan untuk meledek dan menertawakan penonton atau pelawak tunggal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

32

lain yang dijadikan sasarannya. Tetapi jangan sampai joke tersebut terlalu

sensitive seperti menyinggung soal SARA.

2.2.4 Makna

Menurut de Saususure (dalam Chaer,1990:29), mengatakan bahwa setiap

tanda linguistik terdiri dari dua unsur, yaitu (1) yang diartikan, (2) yang

mengartikan. Yang diartikan sebenarnya tidak lain daripada konsep atau makna

dari sesuatu tanda-bunyi, sedangkan yang mengartikan adalah tidak lain dari pada

bunyi-bunyi itu, yang terbentuk dari fonem-fonem bahasa yang bersangkutan.

Jadi, dengan kata lain setiap tanda-linguistik terdiri dari unsur bunyi dan unsur

makna. Dibawah ini dijelaskan jenis makna menurut Abdul Chaer.

2.2.4.1 Makna Leksikal dan Makna Gramatikal

Leksikal adalah bentuk iturunkan dari nomina leksikon (vokabuler, kosa

kata, perbendaharaan kata). satuan ari leksikon adalah leksem, yaitu satuan bentuk

bahasa yang bermakna. Makna leksikal adalah makna yang sesuai dengan

referennya, makna yang sesuai dengan hasil observasi indera atau makna yang

sungguh-sungguh nyata dalam kehiupan kita. contohnya kata “tikus” merujuk

pada binatang berbeda dengan “yang menjadi tikus digudang kami ternyata

berkepala hitam” merujuk pada manusia (Chaer, 1990:62).

Makna Gramatikal adalah makna yang hadir sebagai akibat adanya proses

gramatika seperti proses, afiksasi, proses reduplikasi, dan proses komposisi.

Proses afiksasi pada awalan ter- pada kata angkat dalam kalimat “batu seberat itu

terangkat” melahirkan makna ‘dapat’. dan kalimat “ketika balok itu ditarik, papan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

33

itu terangkat ke atas melahirkan makna gramatikal ‘tidak sengaja’ (Chaer,

1990:64).

2.2.4.2 Makna Referensial dan Makna Nonreferensial

Perbedaan makna referensial dan makna nonreferensial berdasarkan ada

dan tidak adanya referen dari kata-kata itu. bilakata-kata itu mempunyai referen,

yaitu sesuatu diluar bahasa yang diacu oleh kata itu, maka kata tersebut disebut

kata bermakna referensial. Kalau kata-kata itu tidak memnpunyai referen, maka

kata itu disebut kata bermakna nonreferensial. Kata meja dan kursi termasukkata

yang bermakn referensial karena keduanya mempunyai referen yaitu sebagai

perabot rumah tangga. Sebaliknya kata Karena dan tetapi tidak mempunyai

referen. Jai, kata karena dan kata tetapi termasuk kata yang bermakna

nonreferensial (Chaer, 1990:66).

2.2.4.3 Makna Denotatif dan Makna Konotatif

Sebuah kata mempunyai makna konotatif apa bila kata itu mempunyai

nilai rasa positif maupun negative, misalnya pada kata ‘perempuan’ dan kata

‘wanita’. “wanita” memiliki nilai rasa komposisi yang tinggi (psitif), sedangkan

“perempuan” memiliki nilai rasa dan komposisi rendah (negatif). Makna denotatif

menyangkut informasi-informasi factual objektif, misalnya kata wanita dan kata

perempuan, kedua kata itu mempunyai makna enotatif yang sama yaitu manusia

dewasa bukan laki-laki (Chaer, 1990: 68).

2.2.4.4 Makna kata dan Makna Istilah

Makna kata walapun secara sinkronis tidak berubah, tetapi karena nebaga

factor dalam kehiupan, dapat menjai bersifat umum. Makna kata itu bisa menjadi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

34

jelas kalau sudah digunakan alam suatu kalimat. Kalau lepas dari konteks kalimat

makna kata itu menjadi umum an kabur. Misalnya kata ‘tahanan’. Apa maksud

kata tahanan? mungkin saja yang dimaksud dengan tahanan itu aalah ‘orang yang

ditahan’, tetapi bisa juga ‘hasil perbuatan menahan’ atauu mungkin makna yang

lainnya (Chaer, 1990:72).

Makna istilah memiliki makna yang tetap dan pasti. Ketetapan dan

kepastian makna istilah itu hanya digunakan dalam bidang kegiatan atau keilmuan

tertentu. Jai, tanpa konteks kalimatnya makna istilah itu sudah pasti. Misalnya

kata ‘tahanan’ masih bersifat umum, tetapi sebagai istilah , misalnya istilah dalam

biang hukum makna kata ‘tahanan’ itu sudah pasti, yaitu orang yang ditahan

sehubungan dengan suatu perkara. Sebagai istilah dalam bidang kelistrikan kata

‘tahanan’ daya yang menahan arus listrik (Chaer, 1990:73).

2.2.5 Kerangka Berpikir

Data dalam penelitian ini berupa tuturan-tuturan yang diperkirakan

mengandung gaya bahasa tertentu. Data tersebut dibedah menggunakan teori

semantik yang menjadi teori gaya bahasa. Semantik menelaah lambang-lambang

atau tanda-tanda yang menyatakan makna, hubungan makna yang satu dengan

yang lain, dan pengaruhnya terhadap manusia dan masyarakat (Tarigan

1986:166). Upaya untuk menjawab rumusan masalah yaitu menggunakan teori

gaya bahasa yang didasarkan pada teori Hendry Guntur Tarigan (1985). Alasan

menggunkan teori gaya bahasa Tarigan karena contoh-contoh kalimat yang

digunakan untuk menunjukan gaya bahasa tertentu mudah dipahami peneliti.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

35

Gambar 2.2.5 Kerangka Berpikir

Teori

Semantik

Jenis Gaya

Bahasa

1. Metafora

2. Personifiasi

3. Hiperbola

4. Litotes

5. Ironi

6. Silepsis

7. Klimaks

8. Antiklimaks

9. Sinisme

Makna Gaya

Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

36

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini adalah kegiatan yang berlangsung secara simultan dengan

kegiatan analisis data (Mahsun, 2005:257). Jadi metode pemecahan masalah

dengan mendeskripsikan objek yang diteliti melalui analisis. Dalam penelitian

ini, data-data yang disajikan berupa tuturan atau kata-kata dalam lisan tentang

gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy di satasiun televisi Indosiar

periode September-Oktober 2017.

Teknik penelitian yang digunakan adalah teknik deskriptif kualitatif.

Menurut Taylor (lewat Moleong,2002:31) penelitian kualitatif adalah adalah

penelitian yang menghasilkan data deskriptif, yaitu dari yang berupa kata-kata

tertulis/lisan dari orang-orang atau perilaku yang diamati.

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Sumber data adalah subjek dari mana data diperoleh (Arikunto, 2006:129).

Sumber data dalam penelitian ini adalah berupa kumpulan hasil simakan (catatan)

dan video komika ketika tampil dalam acara Stand Up Comedy Academy Indosiar

periode September -Oktober 2017, dengan jumlah komika tiga puluh empat orang.

Data dalam penelitian ini adalah tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa

yang digunakan oleh komika dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode

September-Oktober 2017.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

37

3.3 Tenik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah

rekam-catat. Teknik rekam digunakan untuk menyalin ulang suatu objek, yakni

berupa tuturan para komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy

Indosiar berlangsung, sedangkan teknik catat disini digunakan untuk mencatat

tuturan yang terjadi dan untuk memanimalisasi kehilangan data, apabila rekaman

kurang jelas maka dapat diperjelas dengan catatan itu. Data diperoleh dengan

mengkombinasikan kedua teknik tersebut.

Pada tahap dasar peneliti melakukan observasi data dengan menonton

acara Stand Up Comedy di televisi Indosiar periode September-Oktober pada

setiap hari jam 20:30 WIB dengan merekam untuk menyalin ulang suatu objek,

yakni berupa tuturan dalam acara Stand Up Comedy berlngsung, sedangkan teknik

catat disini digunakan untuk mencatat tuturan yang terjadi dan untuk

meminimalisasi kehilangan data, beberapa data berupa video yang terhubung

dengan situs you tube kemudian diunduh. Setelah itu, video disimak untuk

mencocokan hasil transkripsi agar tidak lagi dijumpai kesalahan tulis atau

kesalahan traskripsi.

3.4 Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses pelacakan dan pengaturan secara sistematis

transkrip wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain yang dikumpulkan

untuk meningkatkan pemahaman terhadap bahan-bahan agar dapat

dipresentasikan semuanya kepada orang lain (Bogdan & Biklen,1982). Dalam

penelitian kualittif, data dianalisis pada saat pengumpulan data dan setelah selesai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

38

pengumpulan data. Prosedur analisis data kualitatif dibagi dalam lima langkah,

yaitu: 1) mengorganisasi data, 2) membuat kategori, menetukan tema dan pola; 3)

menguji hipotesis yang muncul dengan menggunakan data yang ada, 4) mencari

eksplanasi alternatif data dan 5) menulis laporan. Adapun analisis yang digunakan

dalam penelitian ini menggunakan metode deskriptif dengan pendekatan

kualitatif.

Data yang sudah terkumpul kemudian dianalisis dengan langkah, 1)

peneliti mengidentifikasi data, 2) peneliti mengklasifikasi data, 3) peneliti

mengintepretasikan (pemaknaan) data, dan 4) peneliti mendeskripsikan data.

Data dalam penelitian ini berupa tuturan yang terjadi dalam acara Stand

Up Comedy Academy Indosiar periode September-Oktober 2017 berlangsung,

diidentifikasi berdasarkan indikator gaya bahasa berdasarkan tuturan.

3.5 Instrumen Penelitian

Instrumen adalah alat yang merujuk pada sarana pengumpulan data.Di

dalam dunia penelitian, baik yang kualitatif atau kuantitatif sama-sama

memerlukan instrumen. Penelitian ini menggunakan istrumen yang berupa

(human instrument) yaitu peneliti sendiri dengan segenap pengetahuannya tentang

gaya bahasa dan makan yang terkandung di dalam gaya bahasa Stand Up Comedy

Academy Indosiar. Dengan kata lain instrumennya berupa manusia. Manusia yaitu

peneliti yang melakukan pengumpulan data tuturan yang gaya bahasa yang

digunakan komika setelah itu melakukan analisis terhadap data tersebut,

selanjutnya tahap pendeskripsian terhadap data yang sudah diambil dan terakhir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

39

melakukan pembahasan terhadap data yang sudah diambil dengan teori gaya

bahasa.

3.6 Teknik Pemeriksaan Keabsahan Data

Teknik pemeriksaan keabsahan data menggunakan triangulasi.Menurut

Lexi J. Moleong (2006: 330) triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan

data dengan memanfaatkan sesuatu yang di luar data untuk keperluan

pengecekkan atau pembending terhadap data. Dalam hal ini, triangulasi yang

digunakan yaitu triangulasi sumber. Triangulasi metode dan teori tidak dapat

dilakukan karena peneliti bukan sebagai peneliti yang berperan serta, peneliti

hanya sebagai pengamat. Triangulasi penyidik tidak dapat dilakukan karena

penelitian ini dilakukan sendiri, tidak dalam kelompok peneliti.

Triangulasi sumber dilakukan dengan cara membandingkan data hasil

simakkan/rekam dan catat saat proses pengamatan. Apa bila dalam proses

simakkan/rekam tersebut terdapat kekurangan maka dilengkapi dengan catatan

hasil simakkan yang dibuat selama proses pengambilan data. Selain itu, teknik

keabsahan data dilakukan melalui intrarater dan interater. Intrarater dilakukan

dengan cara mencermati kembali dengan teliti hasil penelitian yang telah

dilakukan. Interater dilakukan untuk mengecek hasil penelitian ke pihak lain

untuk membantu mengurangi ketidakcermatan dalam langkah pengumpulan data.

Peneliti lain yang melakukan pengecekan dalam triangulasi penelitian ini adalah

Prof. Dr Pranowo M.Pd. yang mempunyai pengetahuan tentang gaya bahasa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

40

BAB 1V

HASIL PENELITIAN DAN DATA

4.1 Deskripsi Data

Data yang dianalisis dalam penelitian ini diperoleh dari tuturan para

komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy Indosiar periode

September sampai Oktober 2017. Data yang diteliti berupa kata, frasa, klausa, dan

kalimat.

Dalam penelitian ini, ditemukan sebanyak 9 gaya bahasa yang meliputi:

gaya bahasa metafora, gaya bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya

bahasa litotes, gaya bahasa ironi, gaya bahasa silepsis, gaya bahasa klimaks atau

anabasis, gaya bahasa antiklimaks, dan gaya bahasa sinisme. Dalam penelitian ini

juga meneliti makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa. Peneliti

menemukan 8 makna yang terkandung dari penggunaan gaya bahasa dalam

tuturan komika ketika tampil di acara Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi

Indosiar periode September-Oktober 2017. Makna tersebut adalah makna

mengkritik, makna menyampaikan pendapat, makna menggambarkan, makna

menginformasikan, makna melebih-lebihkan suatu hal, makna menegaskan,

makna menyindir, makna memperhalus bahasa.

4.2 Analisis Data

Analisis data terhadap pemanfaatan gaya bahasa dalam tuturan komika

ketika tampil dalam acara Stand Up Comedy Academy Televisi Indosiar periode

September-Oktober 2017. Hasil penelitian terhadap Pemanfaatan Gaya Bahasa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

41

dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-

Oktober 2017 disajikan sebagai berikut.

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa

Wujud gaya bahasa yang ditemukan dalam Stand Up Comedy Academy

Indosiar periode September-Oktober 2017. Meliputi gaya bahasa metafora, gaya

bahasa personifikasi, gaya bahasa hiperbola, gaya bahasa litotes, gaya bahasa

ironi, gaya bahasa silepsis, gaya bahasa klimaks, gaya bahasa antiklimaks, dan

gaya bahasa sinisme. Wujud gaya bahasa tersebut akan dianalisis sebagai berikut.

4.2.1.1 Gaya bahasa Metafora

Metafora adalah pemakaian kata-kata bukan arti yang sebenarnya,

melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan. Yang

didalamnya terlihat dua gagasan: yang satu adalah suatu kenyataan, sesuatu yang

dipikirkan, yang menjadi objek; dan yang satu lagi merupakan pembanding

terhadap kenyataan tadi; dan kita menggantikan yang belakangan itu menjadi

yang terdahulu tadi (Tarigan,1983 : 141; Tarigan, 1985 :183).Metafora sebagai

perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak, bagai, dan

sebagainya, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok kedua.

Proses terjadinya sebenarnya sama dengan simile tetapi secara berangsur-angsur

keterangan mengenai persamaan dan pokok pertama dihilangkan.

Metafora adalah semacam analogi yang membandingkan dua hal secara

langsung, tetapi dalam bentuk yang singkat: bunga bangsa, buaya darat, buah hati.

Metafora sebagai perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bak,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

42

bagai, bagaikan, sehingga pokok pertama langsung dihubungkan dengan pokok

kedua (Keraf, 1984:139).

Dari dua paparan ahli di atas peneliti menyimpulkan bahwa ada perbedaan

dan persamaan.Perbedaannya adalah menurut Tarigan metafora adalah

penggunaan kata-kata yang bukan arti sebenarnya sedangkan Keraf berpendapat

bahwa metafora adalah perbandingan dua hal secara langsung. Persamannya

adalah sama-sama tidak menggunakan kata-kata: seperti, bagai, bagaikan, dan

sebgainya. Jadi peneliti berpendapat bahwa metafora adalah suatu perbandingan

antara dua hal yang benda untuk menciptakan suatu kesan yang hidup walaupun

tidak dinyatakan secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Gaya bahasa yang

terkandung dalam data hasil penelitian akan dipaparkan sebagai berikut:

Data 1) Ovil “kadang cewek kalau make up, tidak memperhatikan apakah

kulitnya sesuai apa tidak. Saya pernah lihat cewek depannya putih

belakangnya hitam, kita bisa muji dia, mukamu terang bagaikan

rembulan, coba balik samping! tapi koq muka kamu gerhana? itu

kenapa mukamu hitam-putih kaya tv 90-an? pokoknya begitulah.

2) Ovil “kata orang suara mesin cuci berisik tapi menurutku itu suara

paling indah. Apalagi ada tombol di bagian atas diputar jadi dduu duu

dduu….zzzzzzz…

3) Faizal “3 kata buat kalian pembullyku: kalian itu sampah”.

4) Reinold “kalau kalian pengen mancing, pergilah ke Ambon, karena

kami di Ambon banyak ikan dan laut begitu jernih”.

5) Reinold “kalau di tongkrongan ada keributan saya yang ditangkap,

karena muka saya lebih pantas jadi tersangka daripada saksi mata”.

6) Reinold “kalau mendengar siulan, sudah kaya malaikat tiup sangkakala,

serasa kiamat saya”.

7) Karin “kita semua pasti pernah menyontek, apalagi muka kaya abang

ini, mafia kunci jawaban ini”.

Pada tuturan (1) gaya bahasa terletak pada kalimat ‘tapi koq mukamu

gerhana’. Menggunkan kata “muka” yang identik dengan tubuh manusia dan

“gerhana” yang merupakan proses cahaya bulan tidak sampai ke bumi karena

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

43

bulan, matahari,bumi terletak pada satu garis dan bumi berada di tengahnya. Di

sini penutur menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan sesuatu.

Pada tuturan (2) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “suara

pengering mesin cuci kata orang berisik tetapi menurutku itu suara paling

indah”. Di sini penutur menggunakan kalimat “suara paling indah” sebagai

lukisan dari suara pengering mesin cuci, karena pada kenyataannya suara

pengering mesin cuci memang berisik, tetapi dengan menggunakan gaya bahasa

metafora, penutur dapat melukiskan suara mesin pengering cuci sebagai suara

yang paling indah.

Pada contoh (3) gaya bahasa terletak pada kalimat “3 kata buat kalian

pembullyku, terimakasih kalian sampah”. Di sini penutur menggunaka kata

‘sampah’ untuk melukiskan orang yang membullynya. Walapun sebenarnya

pembully bukanlah sampah. Di sini penutur menggunakan gaya bahasa metafora

untuk melukiskan orang yang membullynya.

Pada tuturan (4) pada kalimat tuturan “kami di Ambon lautnya jernih dan

banyak ikan”. Kalimat itu penutur memanfaatkan gaya bahasa metafora untuk

melukiskan dengan menggunakan ‘laut jernih’ dan ‘banyak ikan’ untuk

melukiskan tanah Ambon. Walaupun sebenarnya masih bnyak tempat lain yang

memiliki banyak ikan dan laut yang jernih. Dengan memnfaatkan gaya bahasa

metafora maka yang mendengar akan tertawa dan merasa unik dengan yang

terkandung dalam gaya bahasa itu.

Pada tuturan (5) gaya bahasa metafora terletak pada cuplikan tuturan

“muka saya lebih pantas jadi tersangka daripada saksi mata”. Kalimat itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

44

menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan sesuatu. Dapat dibuktikan

dengan kata ‘tersangka’ sebagai lukisan dari muka penutur .Walapunpun

sebenarnya muka dari penutur tidak menunjukan sebagai tersangka. Dengan

memanfaatkan gaya bahasa metafora maka yang mendengar akan percaya dan

tertawa dengan tuturan itu.

Pada tuturan (6) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “siulan

malaikat tiup sangkakala”. Tuturan itu memanfaatkan gaya metafora untuk

melukiskan siulan dengan malaikat tiup sangkakala. Kata ‘malaikat’ dipakai untuk

melukiskan ‘siulan’. Pada kenyataannya tidak ada siulan yang seperti malaikat

tiup sangkakala. Dengan memnfaatkan gaya bahasa metafora maka yang

mendengarnya akan tertawa dan merasa lucu akan tuturan tersebut.

Pada tuturan (7) gaya bahasa metafora terletak pada kalimat “muka abang

ini mafia kunci jawaban”. Menggunakan gaya bahasa metafora untuk melukiskan

sesuatu. Kata ‘muka’ dipakai untuk melukiskan sebagai mafia kunci jawaban.

Walaupun muka yang dituju bukanlah mafia kunci jawaban. Makna yang

terkandung dalam gaya bahasa itu adalah bahwa muka orang yang dituju cocok

sebagai mafia kunci jawaban ketia ada ulangan. Tujuan dari penggunaan gaya

bahasa itu adalah ketika ada ulangan tidak boleh mencuri jawaban atau meminta

jawaban seperti yang sering terjadi selama ini di dunia pendidikan Indonesia.

Kesimpulan penngunaan gaya bahasa metafora pada tuturan (1) sampai (7)

bahwa penutur mengutarakan tuturan dengan tujuan terlihat lebih lucu, lebih unik,

dan menimbulkan tawa bagi yang mendengar. Gaya bahasa ini sering dipakai

untuk mengolok diri sendiri, orang lain, dan pada benda.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

45

4.2.1.2 Gaya Bahasa Personifikasi

Personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau sesuatu yang tidak bernyawa memiliki sifat kemanusiaan.

Personifikasi (penginsanan) merupakan suatu corak khusus dari metafora, yang

menginsankan benda-benda mati bertindak, berbuat, berbicaraseperti manusia

(Keraf,1984: 140).

Menurut Moeliono (dalam Tarigan, 1985:17), personifikasi adalah jenis

majas yang melekatkan sifat-sifat insani kepada barang yang tidak bersenyawa

dan ide yang abstrak.

Jadi berdasarkan pengertian di atas peneliti berpendapat bahwa

personifikasi menurut dua ahli terdapat perbedaan dan persamaan. Perbedaannya

adalah menurut Keraf personifikasi menggambarkan benda mati bersifat manusia

sedngkan Tarigan melekatkan sifat insani pada benda mati. Persamaannya adalah

sama menempatkan benda mati seperti manusia. Maka peneliti berpendapat

personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang menggambarkan benda-

benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat-

sifat kemanusian. Personifikasi mengibaratkan benda-benda mati bertindak,

berbuat, berbicara seperti manusia. Gaya bahasa tersebut dapat dilihat pada data

hasil penelitian di bawah ini.

Data 8) Cak Blangkon “ngamen paling menjengkelkan itu kalau ngamen di rumah

orang yang keluar bukan orang tapi anjingnya. Saya pernah waktu

ngamen di depan rumah, tiba-tiba bukan orangnya yang keluar tapi

anjingnya yang keluar tepat di muka saya , itu kagetnya setengah mati

mas, sampai nyawa saya lari naik mobil duluan”.

9) Ratna “saya ini kecil karena malas makan, tapi saya pernah usaha, saya

dekati nasi….. saya dekati nasi… eh nasinya yang menjauh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

46

10) Faizal “katanya fungsi tali senar bass pengamen sebagai pengganti ikat

pinggang, tapi masalahnya saya juga pakai ikat pinggang, itu artinya

diantara mereka bedua ini ada yang makan gaji buta”.

11) Marshel “ini Hafiyan teman-taman, sekali dia ngomong orang-orang

pada ketawa gemuruh, itu kalau dengar ketawa mereka kuping lu

pengang, lampu di atas goyang-goyang, Pak Jarwo yang tadi kuat jadi

gak kuat.

12) Neneng “di mall itu aku jadi kaum minoritas, di dalamnya ada tangga

jalan sendiri, semakin naik semakin dimakan sama mesin.

13) Josua “ilernya mulai keluar, itu aku amati teman-teman, ilernya mulai

mengalir dari bibir menuju leher bertemu keringat lalu mereka

bertengkar membentuk enzim”.

Pada kalimat tuturan (8) di atas, digolongkan ke dalam jenis gaya bahasa

personifikasi, karena kata “lari” dan “naik” lebih tertuju pada makhluk hidup,

namun digunakan pada benda mati. “Nyawa” merupakan pemberi hidup kepada

badan, yang menyebabkan manusia, binatang dan sebagainya hidup.

Kalimat tuturan (9) di atas, mengandung gaya bahasa personifikasi. Hal

ini terlihat jelas menempatkan benda mati seolah-olah dapat berbuat seperti

makhluk hidup, dapat dibuktikan pada “nasinya yang menjauh”. Perihal

“menjauh” perpindahan atau pergi dari tempat semula ke tempat yang lain yang

hanya dilakukan oleh makhluk hidup.

Pada tuturan (10) gaya bahasa personifikasi terletak pada kata “makan”

yang lekatkan pada “tali senar bass” dan “ikat pinggang”. Makan adalah

memasukan makanan ke dalam mulut serta mengunyah dan menelannya, yang

hanya bisa dilakukan oleh makhluk hidup, namun penutur melekatkan pada benda

mati yaitu tali senar bass dan ikat pinggang. Tali senar bass (benda mati) adalah

sesuatu benda mati yang digunakan untuk mengikat atau menggantukan sesuatu,

sedangkan ikat pinggang (benda mati) adalah kain, kulit atas sebagainya yang

digunakan untuk mengebat pinggang atau mengencangkan celana.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

47

Pada tuturan (11) gaya bahasa terletak pada kalimat terletak pada kata

“goyang” yang dilekatkan pada “lampu” yang merupakan benda mati. Kata

“goyang” adalah bergerak berayun-ayun, yang hanya bisa dilakukan oleh makhluk

hidup.Sedangkan “lampu” (benda mati) adalah alat untuk menerangi tempat yang

gelap yang tidak terkena cahaya.Di sini penetur menempatkan lampu seolah-oleh

dapat melakukan (goyang) seperti halnya makhluk hidup.

Pada tuturan (12) gaya bahasa personifikasi dapat dibuktikan pada kata

“berjalan” dan “dimakan” yang dilekatkan pada benda mati yaitu tangga.

“tangga” merupakan tumpuan untuk naik turun yang dibuat berlenggek-lenggek

atu bertingkat tingkat. Di sini penetur melekatkan benda mati seolah-oleh dapat

berbuat “berjalan” dan “dimakan” layaknya makhluk hidup.

Pada tuturan (13) gaya bahasa personifikasi dapat dilihat pada kata

“Bertengkar”. Perihal “bertengkar” merupakan aksi berbantah atau bercekcok

antara makhluk hidup yang satu atau lebih dengan makhluk hidup lainnya akibat

kesalah pahaman. dalam tuturan di atas kata “bertengkar” di lekatkan pada “iler”

dan “keringat”. Iler adalah air(benda mati) yang meleleh dari sudut bibir,

sedangkan keringat adalah air(benda mati) yang keluat dari pori-pori karena panas

atau sebagainya.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa personifikasi pada tuturan (8)

sampai (13) bertujuan untuk menhibur penonton dengan cara menggunakan gaya

bahasa personifikasi dengan mengibaratkan benda mati dapat berbuat seperti

manusia maka suasana akan lebih menarik dinikmati oleh pendengar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

48

4.2.1.3 Gaya Bahasa Hiperbola

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihan suatu hal (Keraf 1984:135). Maksuddari hiperbola adalah

memberi penekanan pada suatu pernyataan atau situasi untuk memperhebat,

meningkatkan kesan dan pengaruhnya.

Hiperbola adalah sejenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihan jumlahnya, ukurannya atau sifatnya dengan maksud memberi

penekanan pada suatu pernyatan atau situasi untuk memperhebat, meningkatkan

kesan dan pengaruhnya. Gaya bahasa ini melibatkan kata-kata, frase, atau kalimat

(Tarigan,1984:143;Tarigan,1985:186).

Berdasarkan dua teori ahli diatas peneliti berpendapat bahwa dua teori ahli

di atas memiliki persamaan yaitu hiperbola adalah suatu gaya bahasa yang

pernyataannya melebih-lebihkan suatu hal. Namun tidak terbatas sampai disitu

dua teori di atas memiliki perbedaan yaitu kalau menurut Keraf hiperbola adalah

pernyataan yang melebihkan suatu hal.Artinya suatu hal yang dimaksud belum

jelas, sedangkan pada Tarigan suatu hal yang dimaksud adalah jumlahnya,

ukurannya, atau sifatnya. Jadi peneliti mengikuti teori yang dipaparkan oleh

Tarigan bahwa hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

berlebih-lebihkan jumlahnya,ukurannya, atau sifatnya. Gaya bahasa hiperbola

dapat dilihat pada data di bawah ini.

Data 14) Zakaria “banyak orang bilang bahwa rambutku ini mirip sarang burung,

padahal bukan, rambutku ini sarang lebah, mau lihat madunya?”.

15) Zakaria “Ibu dosen harus tahu, rambut bagian kiri untuk bayar uang

listrik, bagian kanan untuk bayar motor, bagian atas untuk bayar SPP

kuliah”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

49

16) Riklan “saya tinggal di pesisir pantai, jadi di sana kaya akan ikan sampai

makanan pokok kami bukan nasi, tapi ikan, lauknya baru nasi”.

17) Riklan “waktu itu, Ibuku kelelahan tapi pengen lihat aku, dia keluar

dengan tubuh kelelahan, sambil bercucur keringat membasahi tubuh

bahkan membanjiri rumah sakit, dia tetap nyari aku”.

18) Munawir “di kampung saya, ada kebiasaan dimana setiap kepala

keluarga harus punya anak tentara dan strata sosial di sana bukan

dilihat dari garis keturunan atau hartanya, tapi dilihat dari jumlah

anak tentaranya”.

19) Munawir “kami tentara menganggap bahwa penghormatan itu adalah

makanan sehari-hari buat kami”.

20) Reinold “teman saya suruh saya berhenti nagih utang, karena orang yang

di tagih ngompol di celana, baru ngomong biasa aja udah ngompol di

celana, apalagi kalau saya bentak bisa gagl ginjal ini orang”.

21) Karin “sebagai anak kecil jangan kalian sangka Karin ini tidak punya

masalah, bahkan masalah kami lebih rumit daripada masalah orang

dewasa”.

Pada tuturan (14) gaya bahasa terletak pada kalimat “rambutku ini sarang

lebah, mau lihat madunya”?. Pada tuturan itu desebutkan bahwa rambut

mengandung madu, terkesan tidak masuk, karena tidak ada orang yang rambutnya

mengandung madu. Tuturan itu mengandung gaya bahasa hiprbola dengan

mebesar-besarkan sesuatu. Tujuannya adalah agar orang yang mendengarnya

tertawa, lucu, unik akan apa yang diucapkan.

Pada tuturan (15) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat“rambut

bagian kiri untuk bayar uang listrik, bagian kanan bayar motor, dan bagian atas

untuk bayar uang SPP kuliah”. Pada kalimat itu disebutkan bahwa rambutnya

untuk bayar uang listrik, untuk bayar uang motor, untuk bayar uang kuliah. Pada

hal pada kenyataanya tidak ada rambut yang digunakan untuk bayar uang listrik,

uang motor, dan uang kuliah. Kalimat itu menggunkan gaya bahasa hiperbola

untuk melebih-lebihkan atau membesar-besarkan sesuatu. Dengan tujuan agar

siapapun yang mendengar beranggapan bahwa rambutnya bisa untuk pakai bayar

listrik, bayar uang motor, dan bayar uang kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

50

Pada tuturan (16) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “makanan

pokok kami adalah ikan lauknya nasi”.Pada kalimat tuturan itu menggunkan

kalimat makanan pokok adalah ikan dan lauknya adalah nasi, pada hal yang

merupakan makanan pokok adalah nasi dan ikan sebagai lauknya. Pada kalimat

itu menggunakan gaya bahasa hiperbola dengan melebih-lebihkan sesuatu dengan

tujuan agar pendengar tahu bahwa ikan lebih banyak dari pada nasi.

Pada tuturan (17) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “ibu keluar

bermandikan keringat membasahi tubuh bahkan membanjiri rumah sakit”.

Kalimat itu menggunakan gaya bahasa hiperbola pada tuturan keringat

membanjiri rumah sakit, kalimat itu melebih-lebihkan sesuatu, padahal tidak ada

keringat yang bisa membanjiri rumah sakit. Di sini penutur ingin menegaskan

bahwa semangat dari ibunya seperti bermandikan keringat bahkan membanjiri

rumah sakit.

Pada tuturan (18) gaya bahasa hiperbola terletak pada kalimat “strata

sosial dilihat dari jumlah anak tentaranya”. Tuturan itu memanfaatkn gaya

bahasa hiperbola untuk melebih-lebihkan sesuatu, tidak ada yang memandang

strata sosial dari segi jumlah anak tentaranya, tapi dilihat dari garis keturunan dan

harta.

Pada tuturan (19) di atas, gaya bahasa hiperbola terletak pada tuturan

“penghormatan adalah makanan kami sehari-hari”.Kata penghormatan,

menyebabkan kalimat tersebut melebih-lebihkan. Kalimat itu menggunakan gaya

bahasa hiperbola dengan tujuan untuk menegaskan bahwa dengan memberi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

51

hormat bisa menjadi kenyang, pada hal kenyataanya tidak mungkin dengan

memberi hormat kita bisa kenyang.

Pada tuturan (20) gaya bahasa terletak pada kalimat “pernah saya nagih

utang, saya baru ngomong orangnya udah ngompol di celana”. Kalimat itu

menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk melebih-lebihkan sesuatu dimana

kalau dia berbicara yang mendengar akan ngompol di celana, pada hal

kenyataannya tida semua orang ngompol di celana kalau mendengar suaranya.

Pada tuturan (21) pada kalimat “masalah kami lebih rumit daripada

masalah orang dewasa”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa hiperbola untuk

membesar-besarkan sesuatu yaitu dimana masalah anak kecil lebih rumit daripada

masalah orang dewasa, pada pada kenyataannya tida semua masalah anak kecil

lebih rumit daripada orang dewasa. Tujuannya penuturan itu adalah membuat

pendengar merasa unik dan tertawa akan gaya bahasa yang digunakan.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa hiperbola dari tuturan (14)

sampai (21) bertujuan untuk menimbulkan kesan yang lucu bagi pendengar.

Ketika pendengar mendengar tuturan itu akan tertawa dan merasa unik.

4.2.1.4 Gaya Bahasa Litotes

Litotes adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang suatu

dengan cara menyangkal atau mengingkari kebalikannya (Tarigan, 1985:242).

Litotes adalah semacam gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan

sesuatu dengan tujuan merendahkan diri. Sesuatu hal yang dinyatakan kurang dari

keadaan sebenarnya. Atau suatu pikiran dinyatakan dengan menyangkal lawan

katanya (Keraf,1984:132).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

52

Berdasarkan teori yang dipaparkan di atas peneliti mendapat perbedaan

dan persamaan. Perbedaannya adalah menurut Tarigan litotes merupakan lukisan

suatu keadaan dengan kata berlawanan sedangkan menurut Keraf menyatakan

sesuatu dengan merendahkan diri. Maka dari itu, peneliti setuju bahwa litotes

merupakan gaya bahasa yang melukiskan suatu keadaan dengan kata yang

berlawanan artinya dengan kenyataan yang sebenarnya guna merendahkan diri,

dengan pengertian lain litotes adalah sesuatu yang mengecilkan suatu hal yang

positif menjadi negatif atau dalam kata lain mengecilkan kenyataan yang

sebenarnya untuk menjaga kesopanan atau menghaluskan.Gaya bahasa litotes

dapat dilihat pada data di bwah ini.

Data 22) Marshel “jujur teman-teman aku berasal dari keluarga miskin, tapi aku

pengen untuk berubah”.

Pada tuturan (22) gaya bahasa terletak pada kalimat “jujur teman-teman

aku hanyalah keluarga miskin”. Kalimat itu mengandung gaya bahasa litotes

dengan penanda “keluarga miskin”. Di sini penutur bermaksud untuk merendah

secara halus.Sebenarnya bahwa penutur tidak miskin buktinya bisa kuliah. Tujuan

dari kalimat itu adalah agar pendengar percaya bahwadia memang berasal dari

keluarga yang miskin.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa litots pada tuturan (22)

bertujuan untuk memberitahukan penonton bahwa dengan penngunaan gaya

bahasa litotes bisa untuk menark perhatian penonton. Ketika penonton mendengar

tuturan itu akan tertawa dan merasa suasana lebih hidup.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

53

4.2.1.5 Gaya Bahasa Ironi

Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan makna yang bertentangan

dengan maksud berolok-olok (Tarigan 1985:61). Gaya bahasa Ironi adalah suatu

gaya bahasa yang bertantangan dengan arti sebenarnya, ironi juga dapat

digolongkan ke dalam gaya bahasa sindiran karena fungsinya yang digunakan

untuk menyidir, atau berlawanan dengan kenyataan.

Ironi atau sindiran adalah suatu acuan yang ingin mengatakan sesuatu

dengan makna atau maksud berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian

kata-katanya (Keraf, 1984:143).

Berdasarkan pernyatan teori di atas peneliti berkesimpulan bahwa terdapat

perbedaan dan persamaannya. Perbedaannya adalah Tarigan melihat ironi adalah

pernyataan yang bermaksud untuk mengolok-olok, sedangkan Keraf

mengatakanironi adalah acuan suatu pernyataan dengan makna atau maksud

berlainan dari apa yang terkandung dalam rangkaian kata-kata. Jadi menurut

penelitigaya bahasa ironi adalah sindiran yang menyembunyikan dan menutup-

nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya penggunaan kata-kata yang berbeda apa

yang dituliskan atau diucapkan sebagai praktik kepura-puraan. Gaya bahasa ironi

dapat dilihat pada data di bawah ini.

Data 23) Reinold “saya melihat orang Bandung itu aneh-aneh, anehnya dimana?,

daerah tidak punya laut tapi hobi memancing. Mancing di air yang

mirip kuah ketupat tahu, kaya empang”.

24) Reinold “di Indonesia tidak kalah kerennya, sepanjang jalan orang

buang sampah”.

25) Karin “gara-gara facebook, mama Karin jadi berubah, mama Karin

yang dulu jadi ibu rumah tangga, sekarang jadi mother-mother zaman

now”.

26) Karin “kalau di luar bajunya cantik, glamor kaya Mae Soimah, kalau di

rumah bajunya aduhhh gelandangan”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

54

27) Oki Rengga “dulu dia membawa nama Bangsa sekarang membawa

angkot”.

28) Cak Blangkon “saya ngamen sudah dari SMA sampai sekarang”.

Pada contoh (23) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “orang Bandung

aneh-aneh, tidak ada laut tapi hobi memancing di air mirip kuah ketupat tahu,

kaya empang”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyindir dan

mengolok-olok orang Bandung yang suka memancing di air yang mirip kuah

ketupat tahu. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin

menyidir secara halus orang bandung yang suka memancing tapi tidak memiliki

laut untuk tempat memancing. Tujuannya adalah agar menimbulkan tawa ketika

mendengar apa yang dikatakan.

Pada tuturan (24) gaya bahasa Ironi terletak pada kalimat “di Indonesia

sepanjang jalan untuk buang sampah”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa

ironi untuk menyindir orang Indonesia yang suka membuang sampah

sembarangan di jalan. Makna yang terkandung dalam gaya bahasa itu adalah agar

orang Indonesia mengikuti cara orang Amerika yang tidak membuang sampah

sembarangan di jalan. Tujuan dari gaya bahasa itu adalah agar orang Indonesia

sadar akan penting kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan di

jalan.

Pada tuturan (25) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “dulu mama jadi

ibu rumah tangga tapi sekarang jadi mother-mother zaman now”. Kalimat itu

menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyidir mama dari penutur yang sekarang

sudah mengikuti trend modern. Makna yang terkandung dalam gaya bahasa itu

adalah bahwa mama penutur sudah berubah yang dulunya ibu rumah tangga

sekarang sudah mengikuti perkembangan baik melalui media sosial maupun trend

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

55

baru lainnya. Tujuan dari gaya bahasa itu adalah agar ibu-ibu tidak terlalu

mengikuti perkembangan dunia yang sangat pesat ini tetapi selalu ingat tugasnya

sebagai ibu rumah tangga.

Pada tuturan (26) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “mama kalau di

luar bajunya cantik-cantik, glamor tapi kalau di rumah bajunya gelandangan”.

Kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi untuk menyidir mama dari penutur

yang kalau di rumah menggunaan baju seperti gelandangan tapi kalau di luar

menggunakan baju yang cantik dan glamor. Makna yang terkandung dalam gaya

bahasa itu adalah mama dari penutur kalau bepergian memakai baju yang cantik

dan glamor tapi kalau di rumah mamkai baju yang gelandangan.

Pada tuturan (27) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “dulu dia

membawa nama bangsa, sekarang dia membawa angkot”. Dari kalimat itu

menggunakan gaya bahasa ironi karena penjabaranya mengandung sindiran

terhadap pensiunan yang dulu membawa bangsa mamun sekarang hanya bisa

membawa angkot.

Pada tuturan (28) gaya bahasa ironi terletak pada kalimat “saya ngamen

sudah dari SMA sampai sekarang saya hanya bisa ganti tali senar gitar”. Pada

kalimat itu menggunakan gaya bahasa ironi yang dimana kalimat itu mengandung

menyindir diri dari si penutur. Dapat dilihat pada penggalan kalimat “dari SMA,

sampai sekarang saya hanaya biasa ganti tali senar gitar”. Makna yang

terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin memberitahukan kepada

pendengar, bahwa dia jadi pengamen sejak masih SMA dan samapi sekarang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

56

belum mengambil profesi lain, walaupun sudah berganti presiden lima kali,

namun dia tetap menjadi seorang pengamen.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa ironi pada tuturan (23) sampai

(28) bertujuan untuk menghibur penonton dengan memanfatkan gaya bahasa

ironi. Ketika penonton mendengar akan terhibur dengan mendengar tuturan yang

membaut penonton tertawa dan merasa unik akan gaya bahasa tersebut.

4.2.1.6 Gaya Bahasa Silepsis

Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal yang

benar, tetapi secara semantik tidak benar. Dalam (Tarigan 1985:68). Silepsis

adalah gaya bahasa yang mempergunakan dua konstruksi rapatan dengan cara

menghubungan sebuah kata dengan dua atau lebih kata lain pada hakekatnya

hanya sebuah saja yang mempunyai hubungan dengan kata yang pertama.

Menurut Keraf (dalam Tarigan 1985:68) silepsis adalah konstruksi yang

dipergunakanitu secara gramatikal benar, tetapi secara semantik salah atau tidak

benar.

Dengan demikian penelita berpendapat bahwa perbedaan dan persamaan.

Perbedaannya adalah menurut Tarigan silepsis adalah Sesuatu yang

mempergunakan konstruksi rapatan sebuah kata dengan yang lain yang

mempunyai hubungan dengan yang pertama, sedankan menurut Keraf silepsis

adalah yang mempergunakan konstruksi secara gramatikal benar tapi secara

semantik salah. Jadi silepsis adalah gaya bahasa yang menggunakan dua

konstruksi sintaksis yang dihubungkan oleh kata sambung, secara gramatikal

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

57

benar, tetapi secara semantik salah.Gaya bahasa silepsis dapat dilihat pada data di

bawah ini.

Data 29) Karin “jumpadan jumpa lagi sama Karin si mata minimalis dan hidung

ekonomis”.

30) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa, yang suka menyontek dan suka

diconteki”.

31) Karin “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan followers

yang utama”.

Pada tuturan (29) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “ mata

minimalis dan hidung ekonomis”. Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa

silepsis untuk menggabungakan dua konstruksi sintaksis yang secara gramatikal

benar tapi secara semantik salah. “Karin si mata minimalis dan hidung ekonomis”

kalimat ini secara gramatikal benar tapi secara semantik salah.Kalau secara

semantik benar jika kalimat itu diubah menjadi Karin si mata minimalis dan

Karin si hidung ekonomis.

Pada tuturan (30) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “ suka

menyontek dan suka diconteki”. Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa

silepsis untuk menggabung dua konstruksi menjadi satu makna walapun kedua

konstruksi itu memiliki makna masing-masing. Suka menyontek dan suka

diconteki di gabung menjadi satu makna, walapun secara gramatikal benar tapi

secara semantik salah.secara semantik dibenarkan jika diubah menjadi Karin ini

biasa menyontek dan Karin ini biasa diconteki.

Pada tuturan (31) gaya bahasa silepsis terletak pada kalimat “pendidikan

yang paling pertama dan followers yang utama”. Pada kalimat itu penutur

menggabungkan dua konstruksi menjadi satu makna yaitu “pendidian dan

followers”.Yang secara gramatikal benar tapi secara semantik salah. Kalimat itu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

58

menggunakan gaya bahasa silepsis untuk menggabungkan dua konstruksi yang

berbenda menjadi satu makna. Secara semantik benar jika kalimat itu diubah

menjadi “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan menurut Karin

followes yang utama”.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa silepsis pada ketiga tuturan itu

bertujuan untuk menhibur penonton untuk terawa. Ketika penonton mendengar

akan tertawa akan apa yang terkandung dalam tuturan itu.

4.2.1.7 Gaya Bahasa Klimaks

Klimaks adalah semacam gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan

pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannyadari gagasan-gagasan

sebelumnya (Keraf 1985:124). Klimaks adalah gaya bahasa yang terbentuk dari

beberapa gagasan yang berturut-turut semakin meningkat kepentingannya.

Kata klimaks berasal dari bahasa Yunani Klimax yang berarti ‘tangga’.

Klimaks sejenis gaya bahasa yang berupa susunan ungkapan yang makin lama

makin mengandung penekanan; kebalikannya adalah antiklimaks Shandily [pem.

red. um], (Tarigan,1985:78).

Dengan demikian peneliti berkesimpulan bahwa gaya bahasa klimaks

adalah sebuah bentuk gaya bahasa yang menggunakan kata-katayang berurutan

mulai dari tingkat paling bawah atau sederhana ke tingkat yang lebih tinggi, dan

biasanya menggunakan kata-kata kata hubung hingga, ke, dalam kalimatnya.Gaya

bahasa klimaks dapat dilihat pada data di bawah ini.

Data 32) Karin “saya bilang ‘mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat

17, mama saya sudah dapat 1945’ merdeka!!”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

59

33) Faizal “hari pertama ular datang dibuang, hari kedua ular datang

dibuang, hari ketiga ular datang ditimang-timang, dikecup keningnya

lalu dibuang”.

34) Ovil “pakai sarung tangan didoubel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 jadi

sarung tinju.

Pada tuturan (32) gaya bahasa klimaks terletak pada kalimat “Saya bilang

ke mama “mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat 17, mama saya

sudah dapat 1945, merdeka”!!. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimak

yang dimana penjabarannya runut dari hal terkecil memuncak hingga terbesar

ditunjukan pada panggalan kalimat “dapat 8, dapat 17, dapat 1945”pernyataan

itu runut dan mulai hal yang terendah hingga menuju hal yang paling puncak.

Pada contoh (33) gaya bahasa terletak pada kalimat “hari pertama”,“hari

kedua”, “hari ketiga. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimaks dimana

pada kalimat itu penjabarannya runut dari hal yang paling kecil hingga ke hal

yang paling besar ditunjukan pada penggalan kalimat “hari pertama, kedua,

ketiga”. Kalimat itu meningkatkan kesan makna dengan kata-kata yang berturut-

turut memilii hubungan hirarki dari yang sederhana menjadi yang lebih kompleks.

Pada contoh (34) gaya bahasa klimaks terletak pada kalimat “1, 2, 3, 4, 5,

6, 7, 8, 9, 10”. Kalimat itu menggunakan gaya bahasa klimaks atau anabasis yang

dimana pada kalimat itu menggunkan penegasan yang berkembang secara

berangsur-angsur bisa kita lihat pada penggalan kalimat “1, 2, 3, 4, 5, 6,7, 8, 9,

10”. Berangsur dari hal yang paling kecil ke hal yang paling besar atau kompleks.

Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur ingin memberitahukan

kepada pendengar bahwa kebanyakan orang kalau menggunakan sarung tangan

suka yang berlapis-lapis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

60

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa klimaks pada tuturan (32)

sampai (34) bertujuan untuk menghibur penonton agar suasana tidak

membosankan dengan memanfaatkan gaya bahasa klimaks maka pendengar akan

tertawa, dan merasa lucu.

4.2.1.8 Gaya Bahasa Antiklimaks

Antiklimaks adalah merupakan acuan yang berisi gagasan-gagasan yang

berturut-turut dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang penting

(Tarigan 1985:80).Gaya bahasa antiklimaks adalah kebalikan dari gaya bahasa

klimaks, antklimaks adalah suatu gaya bahasa yang merunutkan kata-kata mulai

dari tingat tinggi ke tingkat yang terendah untuk menegaskan suatu hal.

Antiklimaks adalah dihasilkan oleh kalimat yang berstruktur mengendur.

Antiklimaks sebagai gaya bahasa merupakan suatu acuan yang gagasan-

gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke gagasan yang kurang

penting (Keraf,1985:125).

Berdasarkan dua pendapat ahli di atas maka peneliti berkesimpulan bahwa

terdapat perbedaan dan persamaan.Perbedaannya adalah Tarigan berpendapat

bahwa antiklimaks adalah kebalikan dari klimaks, sedangkan Keraf berpendapat

bahwa antiklimaks adalah kalimat yang berstruktur mengendur. Persamaannya

sama-sama berpendapat bahwa gaya bahasa antiklimaks adalah sebagai gaya

bahasa yang gagasan-gagasannya diurutkan dari yang terpenting berturut-turut ke

gagasan yang kurang penting. Jadi gaya bahasa antiklimaks adalah suatu gaya

bahasa yang ditemukan sehari-hari yang digunakan untuk menyatakan suatu hal

secara runtut atau berurutan secra memuncak, dari yang rendah menuju yang lebih

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

61

tinggi tingkatannya yang berbentuk hierarki.Gaya bahasa antiklimaks dapat dilihat

pada contoh di bawah ini.

Data 35) Joshua “ daerah kami itu cocok tiga pekerjaan pengecara, copet dan

sopir angkot”.

36) Joshua “mainnya jam tiga, saya udah di lapangan jam dua, entah

ngapain aku di situ”.

Pada tuturan (35) gaya bahasa terletak pada kalimat“Daerah kami cocok

untuk tiga pekerjaan pengacara, copet dan sopir angkot”. Pada kalimat itu

menggunakan gaya bahasa antiklimaks yang dimana penegasannya dimulai dari

hhal yang penting menuju haal yang tidak penting. Dapat dilihat pada penggalan

kalimat tiga pekerjaan pengacara, copet dan sopir angkot. Makna yang

terkandung dalam gaya bahasa itu adalah penutur ingin memberitahukan kepada

pendengar bahwa kebanyakan orang berpikir di daerahnya cocok untuk tiga

pekerjaan yaitu sebagai pengacara, copet dan sopir angkot.

Pada tuturan (36) gaya bahasa terletak pada kalimat “main Futsalnya jam

3, saya sudah dilapangan jam 2”.Pada kalimat itu menggunakan gaya bahasa

antiklimaks yang dimana penjabarannya dimulai dari hal yang paling tinggi

menuju hal yang paling rendah. dapat dibuktikan pada penggalan kalimat “jam 3,

jam 2”. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah penutur

memberitahukan kepada pendengar atau penonton bahwa ketika ada pertandingan

futsal jam 3, dia sudah ada di lapangan jam 2.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa antiklimaks pada tuturan (35)

sampai (36) bertujuan untuk menghibur penonton dengan memanfaatkan gaya

bahasa yang mengandung tuturan yang kelucuan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

62

4.2.1.9 Gaya Bahasa Sinisme

Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk

kesangsian yang mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati

(Tarigan, 1985:91). Sinisme merupakan berupa gaya bahasa sindiran yang bersifat

terang-terangan.

Sinisme diartikan sebagai suatu sindiran yang berbentuk kesangsian yang

mengandung ejekan terhadap keikhlasan dan ketulusan hati. Sinisme diturunkan

dari nama suatu aliran filsafat Yunani yang mula-mula mengajarkan bahwa

kebajikan adalah satu-satunya kebaikan, serta hakikatnya terletak dalam

pengendalian diri dan kebebasan. Tetapi mereka menjadi kritikus yang keras atas

kebiasaan-kebiasaan sosial dan filsafat-filsafat lainnya.Walaupun sinisme

dianggap lebih keras dari ironi, namun kadang-kadang masih sukar diadakan

perbedaan diantara keduanya (Keraf, 1984:143).

Berdasarkan teori ahli di atas maka peneliti berpendapat terdapat

perbedaan dan persamaannya, perbedaannya pendapat Tarigan sinisme adalah

sindiran yang bersifat terang-terangan senagkan Keraf berpendapat sinisme lebih

keras dari ironi.Persamaannya adalah sama-sama berpendapat bahwa sinisme

adalah suatu sindiran yang mengandung ejekan terhadap keiklasan dan ketulusan

hati. Maka peneliti berpendapat bahwa gaya bahasa sinisme adalah sindiran

terhadap sesuatu hal yang telah dilakukan, yang sebenarny bentuk pernyataannya

secara terang-terangan.

Data 37) Ovil “kenapa gak pakai yang murah-murah? misalnyamandi pakai air

aki, sembrot soda api takupas-takupas,tempel di knalpot panas merah

melepu”.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

63

38) Ali Akbar “perempuan kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di

kamar sambil dengar lagu galau, cara itu hanya menambah luka di

hatimu”.

39) Ali Akbar “transportasi yang paling saya jengkel adalah tukang ojek,

karena saya pernah dapat tukang ojek yang kasih helmnya ke

penumpang, helmnya bau”.

40) Latif “nama bapakku itu Koyon, K-O-Y-O-N, singkat, padat, dan jelek”.

41) Reza Kahar “saya bekerja di taxi online bukan tanpa alasan teman-

teman,aku ingin membantu ayahku yang lagi sakit, ayahku sakit udah

tiga tahun, setahun lagi dia setara S1, bisa ikut wisuda.

Pada tuturan (37) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “mandi pakai

air aki,sembrot soda api takupas-takupas, tempel di knalpot panas merah

melepu”. Pada kalimat itu mengandung ejekan terhadap cewek kalau ingin kulit

terkelupas, penutur menyarankan untuk mandi air aki, sembrot soda api, dan

temple di knalpot panas. ini mengandung sindiran terhadap cewek yang selalu

memiliki obsesi yang tinggi untuk memiliki kulit yang putih. Makna yang

terkandung dalam gaya bahasa itu adalah kalau hanya ingin kulitmu terkelupus

cukup dengan mandi air aki, sembrot soda api, dan temple di knalpot panas.

Pada tuturan (38) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “perempuan

kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di kamar sambil dengar lagu

galau”. Pada kalimat memanfaatkan gaya bahasa sinisme untuk menyindir secara

terang-terangan terhadap cewek kalau putus cinta dengan pacarnya selalu

ngurungin diri di kamar. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah

kebiasaan kalau cewek putus dengan pacarnya kalau putus dengan pacarnya

bersedih karena kehilangan orang yang disayangi.bahkn butuh waktu yang lama

untuk menghilangkan rasa sedih.

Pada tuturan (39) gaya bahasa sinisme terletak pada kalimat “tansportasi

yang paling saya jengkel adalah ojek”. Kalimat itu mengandung sindiran terhadap

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

64

tukang ojek yang sering memberikan helmnya terhadap penumpang helmnya bau.

Memanfaatkan gaya bahasa sinisme untuk menyindir tukang ojek dengan Frasa

“helmnya bua”. Makna yang terkandung dalam kalimat itu adalah kebiasan yang

selalu menjadi masalah ketika naik ojek adalah helm yang diperuntukan

penumpang bau.

Pada tuturan (40) gaya bahasa terletak pada kalimat “singkat, padat dan

jelek adalah nama koyon”. Pada kalimat itu memanfaatkan gaya bahasa sinisme

untuk menyatakan sindiran terhadap orang yang bernama Koyon. Dapat

ditunjukan pada penggalan kalimat “singkat, padat dan jelek”. Makna yang

terkandung dalam gaya bahasa itu adalah penutur ingin menyampakan kepada

penonton atau pendengar bahwa nama bapaknya yang bernama koyon, nama

koyon adalah yang singkat, padat dan jelek.

Pada tuturan (41) gaya bahasa sinisme terletak pada penggalan kalimat

“ayahku sakit udah tiga tahun, setahun lagi dia setara S1, bisa ikut wisuda”.

Dalam kalimat itu menggunakan “setara S1” untuk menyidir bapak dari si

penutur yang dalam keadaan sakit dan menggunkan kata “wisuda” untuk

melanjutkan sindiran terhadap bapaknya. Maka pendengar akan tertawa dan turut

peihatin terhadap bapak si penutur.

Kesimpulannya, penggunaan gaya bahasa sinisme pada ketiga tuturan itu

bertujuan untuk menghibur penonton atau pendengar dengan tuturan yang

dituturkan. Ketika penonton atau pendengar mendengar akan tertawa akan apa

yang terkndung dalam tuturan itu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

65

4.2.2 Makna Gaya Bahasa

Tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa dalam Stand Up Comedy

Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017 terkandung makna

pada setiap gaya bahasa. Makna semantik dalam gaya bahasa dapat diperoleh oleh

peneliti dengan menggunakan teori semantik serta melihat tuturan secara

keseluruhan dan seksama. Makna gaya bahasa tersebut disajikan sebagai berikut.

4.2.2.1 Makna Menginformasikan

Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menginformasikan yang

muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam tuturan Stand Up Comedy Academy

Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis makna

tersebut sebaga berikut.

Data 1) Reinold “kalau kalian pengen mancing, pergilah ke ambon karena kami

di ambon banyak ikan dan laut begitu jernih. ada pantai ora, ada pantai

natsepa, ada pantai asuhan, maklum orang ambon.

Istilah banyak ikan dan laut jernih dipakai untuk menautkan dengan kota

Ambon. Kalimat tersebut memiliki makna menginformasikan dan menyampaikan

pendapat mengenai tempat yang bagus untuk memancing pergilah ke Ambon.

Dalam KBBI menginformasikan adalah memberikan informasi, menerangkan, dan

memberitahukan. Makna menginformasikan dan menyampaikan pesan dari

pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh tuturan penulis

yang menginformasikan bahwa kalau ingin mamncing di tempat yang bagus

pergilah ke Ambon. Karena di Ambon memiliki laut jernih dan banyak ikannya

dibandingkan dengan tempat lain, dan ikan di ambon juga segar segar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

66

Data 2) Reynold “bapak saya orangnya aneh, kalau bapak kalian memanggil

kalian demgan nama kalau bapak saya tidak, dia panggil saya dengan

siulan, sudah kaya burung saya, kaya begini(bersiul), kaya begitu,

kalau mendengar ini siulan, sudah kaya malaikat tiup sangkakala,

serasa kiamat saya, jadi kalau saya lagi main bola tiba-tiba dengar

siulan, saya bilang “mohon maaf teman-teman saya sudah kiamat ini”.

pasti saya bilang begitu.

Istilah malaikat tiup sangkakala mengasosiasikan kiamat atau akhirat.

Kalimat itu memiliki makna menginformasikan dan kalau bapak dari penutur

bersiul berarti disuruh pulang. Dalam KBBI menginformasikan adalah

memberikan informasi, menerangkan, dan memberitahukan. Makna

menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan

oleh informasi dari penutur bahwa bapaknya memanngil penutur dengan siulan.

Data 3) Cak Blangkon “ngamen paling menjengkelkan itu kalau ngamen di rumah

orang yang keluar bukan orangnya tapi anjingnya. saya pernah waktu

ngamen di depan rumah tiba-tiba bukan orangnya yang keluar tapi

anjingnya lompat pas di depan muka saya, itu rasanya kaget setengah

mati mas, sampai nyawa saya lari naik mobil duluan.

Pada kalimat itu mengibaratkan nyawa bisa lari dan naik ke mobil. Makna

yang yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas adalah

menginformasikan dan melbih-lebihkan ketika dikejar anjing nyawa penutur

terasa lari dan naik duluan ke mobil. Dalam KBBI menginformasikan adalah

memberi informasi, menerangkan, dan memberitahukan suatu hal. Makna

menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas di tunjukan

pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa ketika ngamen di rumah

orang yang keluar bukan orangnya tetapi anjingnya, yang membaut penutur

seolah-oleh nyawanya melayang dan lari naik ke mobil.

Data 4) Ratna “saya ini kecil karena malas makan nasi, tapi saya pernah usaha,

saya dekati nasi….. saya dekati nasi eh nasinya yang menjauh.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

67

Kalimat di atas mengibaratkan nasi bisa menjauh layaknya makhluk hidup.

Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa dalam kalimat tersebut

adalah makna menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah

memberi informasi, menerangkan, dan memberitahukan suatu hal. Makna

menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu ditunjukan

pada tuturan penutur yang memberikan informasi bahwa penutur kecil bukan

karena malas makan, melainkan nasinya yang menjauh.

Data 5) Neneng “di kampung saya tidak ada mall, jadi tempat nongkrong paling

mewah itu di indomaret. Pas pertama pergi ke mall saya merasa

minder, di mall itu aku jadi kaum minoritas. di dalamnya ada tangga

jalan sendiri, semakin naik semakin dimakan sama mesin. saya ke mall

untuk karokean, dan tiketnya 70 ribu, mahal bangat, di mall itu tempat

nongkrong orang kaya jadi gak pantas aku ke sana karena saya dari

keluarga miskin.

Kalimat itu mengibaratkan mesin bisa memakan tangga layaknya makhluk

hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas

adalah makna menginformasikan tentang mesin yang makan tangga. Dalam KBBI

menginformasikan adalah memberikan informasi,menerangkan, dan

memberitahukan. Makna menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada

kalimat itu ditunjukan pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa mesin

bisa memakan tangga sperti yang terlihat di mall.

Data 6) Zakaria “saya bersyukur bisa stand up, karena bisa bantu-bantu

keluarga, apa lagi rambut saya kribo jadi orang tertarik untuk undang.

makanya waktu dosen saya suruh cukur bapak saya murka, marah

besar, dosennya sampai ditelpon. hallo bu dosen, bu dosen suruh anak

saya cukur?, bu dosen mau putuskan keluarga saya kah?, eh bu dosen

harus tau rambut bagian kiri untuk bayar uang listrik, bagian kanan

untuk bayar motor, dan bagian atas untuk bayar SPP kuliah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

68

Pada kalimat itu mengibaratkan rambut bisa untuk membayar uang kuliah,

membayar uang listrik, membayar motor. Makna yang terkandung dalam

pemanfaatn gaya bahasa adalah makna menginformasikan. Dalam KBBI

menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan, memberitahukan.

Makna menginformasikan dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas

ditunjukan oleh tuturan penutur yang memberitahukan bahwa rambut bagian kiri

untuk bayar uang listrik, rambut bagian kanan untuk bayar uang motor, dan

rambut bagian atas untuk bayar uang SPP kuliah.

Data 7) Riklan “saya tinggal di pesisir pantai, jadi di sana kaya akan ikan sampai

makanan pokok kami bukan nasi, tapi ikan, lauk baru nasi. kalau kalian

tahu peserta yang lain yang orang tuanya petani saya pengen barter

dengannya. aku kasih dia ikan, ia kasih aku bapaknya biar buka sawah

di kampung aku.

Pada kalimat itu melebih-lebihkan ikan sebagai makanan pokok sedangkan

nasi sebagai lauknya. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa

adalah makna menginformasikan tentang ikan yang merupakan makanan pokok.

Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan,

memberitahukan. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa

dalam kalimat di atas ditunjukan pada tuturan penutur yang menerangkan bahwa

makanan pokok di daerahnya adalah ikan, dan lauknya adalah nasi.

Data 8) Riklan “ibu aku cerita waktu aku lahir, waktu itu di rumah sakit aku

ditaruh di tempaat sampah eh ruang bayi. Waktu itu ibu aku kelelahan

tapi pengen lihat aku, dia keluar dengan tubuh kelelahan, sambil

bercucur keringat membasahi tubuh bahkan membanjiri rumah sakit,

dia tetap nyari aku. dia berkata “suster!! dimana anakku? suster

datang dengan wajah kelelahan sambil mendayung arus keringat ibu

aku.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

69

Kalimat itu mengandung melebih-lebihkan keringan yang bisa membanjiri

rumah sakit. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah

makna menginformasikan tentang keringat dari ibu penutur yang membanjiri

rumah sakit. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,

menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan yang terkandung dalam

pemanfaatan gaya bahasa dalam kalimat itu dapat dilihat pada tuturan penutur

yang memberitahukan kepada pendengar atau penonton tentang ibunya yang baru

melahirkan ingin melihat anaknya, bahkan keringat ibunya membanjiri rumah

sakit.

Data 9) Munawir “di kampung saya, ada kebiasaan dimana, setiap kepala

keluarga harus punya anak tentara dan strata sosial di sana bukan

dilihat dari garis keturunan atau hartanya tapin dilihat dari jumlah

anak tentaranya.

Kalimat itu membesar-besarkan strata sosial di kampung penutur tidak

dilihat dari keturunan. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa

aalah makna menginformasikan tentang strata sosial yang tidak dilihat dari garis

keturunan atau harta. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa

dapat dilihat pada tuturan penutur yang menginformasikan bahwa garis keturunan

di kampung penutur tidak ilihat dari garis keturunan atau hartanya tapi dilihat dari

berapa jumlah anak tentaranya..

Data 10) Munawir “tentara itu identik dengan penghormatan dari kiri ke kanan,

kalau dari kanan kekiri itu kera sakti. kamitentara menganggap

penghormatan itu adalah makan sehari-hari buat kami.coba bayangkan

makanan sehari-hari buat kami. emang pernah lihat tentara kalau

pagi, pagi komandan!!, eh sini kamu!! siap ndan!, hormatnya sedikit

sekali? iya ndan lagi diyet. atau pas siang sakit perut, trus ada yang

Tanya kenapa? pasti jawabnya dari tadi belum hormat.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

70

Kalimat itu mengandung anggpan tentang penghormatan. Makna yang

terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menginformasikan

tentang anggapan tentara tentang penghormatan yang dianggap sebagai makanan

sehari-hari. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,

menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya

bahasa pada kalimat di atas ditunjukan pada pemberitahuan pebutur kepada

pendengar bahwa penghormatan merupakan makanan sehari-hari bagi tentara.

Data 11) Oki rengga “mantan atlet timnas sepak bola di era 90an jadi supir

kantor, dulu dia membawa nama bangsa sekarang membawa angkot.

Tuturan itu meyampaikan suatu perbedaan antara dahulu an sekarang.

Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya adalah menginformasikan

kepada pendengar atau penonton. Dalam KBBI menginformasikan adalah

memberi informasi, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan

gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan pada tuturan penutur mengenai

mantan atlet timnas sepak bola diera 90-an jadi sopir kantor.

Data 12) Cak Blangkon “saya ngamen sudah dari SMA sampai sekarang udah

ganti presiden lima kali, saya cuman ganti senar gitar.

Kalimat itu mengandung ungkapan yang memojokkan diri sendiri. Makna

yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna

menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberikan

informasi, menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan pada

pemanfaatan gaya bahasa di atas dapat ditunjukan pada tuturann penutur yang

memberitahukan kepada penonton bahwa penutur pengamen sudah ngamen sejak

SMA ketika berganti Presiden penutur hanya bisa berganti tali senar gitar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

71

Data 13) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa yang suka menyontek dan suka

diconteki.pasti kita semua pernah nyontek, apa lagi muka kaya abang

ini, mafia kunci jawaban ini. metode mencotek itu macam-macam, yang

pertama dengan cara ditulis, metode kedua dengan bahasa tubuh, dan

metode yang ketiga itu permisi ke kamar mandi.

Kalimat di atas memiliki makna menginformasikan penonton atau

pendengar untuk mempercayai apa yang dikatakan penutur. Makna

menginformasikan terlihat pada tuturan penutur tentang Karin hanyalah orang

biasa yang suka menyontek dan suka diconteki, dalam tuturan itu juga memparkan

informasi metode menyontek seperti ditulis, bahasa tubuh, permisi ke kamar

mandi.

Data 14) Karin “Karin tidak suka cabut uban mama, tapi setiap helai uban dapat

uang, jadi Karin sering tipu mama supaya dapat uang, saya bilang

mama saya sudah dapat 8, mama saya sudah dapat 17, mama saya

sudah dapat 1945, merdeka!!.

Kalimat di atas pemaparan dimulai dari hal yang paling kecil menuju hal

yang paling besar. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa

memiliki makna menginformasikan kepada pendengar atau penonton. Dalam

KBBI menginformasikan adalah memberi informasi, menerangkan, memberitahu.

Makna menginformasikan yang terdapat dalam pemanfaatan gaya bahasa diatas

ditunjukan pada tuturan yang memberitahukan kepada pendengar bahwa setiap

helai uban mama dibayar dengan uang.

Data 15) Joshua “pernah waktu itu kaka kelas ngajak aku main futsal, mainnya

jam tiga saya sudah di lapangan jam dua, entah ngapain aku di situ.

Kalimat tersebut memparkan pernyataan dari hal yang paling tinggi

menuju hal yang paling rendah. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

72

bahasa di atas adalah makna menginformasikan kepada penonton atau pendengar.

Makna menginformasikan ditunjukan pada tuturan penutur yang memberitshuksn

bshwa ketika ada pertandingan futsal jam 3 penutur sudah datang jam 2.

Data 16) Ali Akbar “perempuan kalau putus dengan pacarnya, ngurungin diri di

kamar sambil dengar lagu galau, cara itu hanya menambah luka di

hatimu”.

Ungkapan perempuan mengasosiasikan dengan keseihan. Makan yang

muncul dari pemanfaatabn gaya bahasa adalah menginformasikan. Makna

menginformasikan dalam tuturan itu adalah bahwa perempuan kalau putus dengan

pacarnya sering ngurungin diri di kamar sambil dengar lagu galau untuk

menghilangkan kesedihannya, dan cara ini kurang efektif bagi peenutur karena

akan memperdalam luka di hati si perempuan.

Data 17) Reza Kahar “saya bekerja di taxi online bukan tanpa alasan teman-

teman, aku ingin membantu ayahku yang lagi sakit, ayahku sakit udah

tiga tahun, setahun lagi setara S1 dia, bisa ikut wisuda.

Ungkapan mengolok-olok dari penuturn keapada orang tuanya. Mkana

yang muncul dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menginformasikan .

Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat ditunjukan pada

pemberitahuan dari penutur bahwa bapaknya sudah sakit selama tiga tahun dan

setahun lagi setara S1.

Data 18) Marshel “jujur teman-teman aku berasal dari keluarga miskin, tapi aku

pengen banget untuk berubah, kalian pernah gak sih pakai sikat gigi

yang gak laya pakai? yang sikatnya itu mekar, yang sikat mencrak-

mencrok, kalau misalkan kalian pakai sikat gigi iti ribut banget, kaya

knalpot bobokan.

Kalimat itu mengandung penyangkalan tentang kondisi ekonomi. Makna

yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah Makna

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

73

menginformasikan. Dalam KBBI menginformasikan adalah memberi informasi,

menerangkan, memberitahu. Makna menginformasikan dalam pemanfaatan gaya

bahasa dapat dilihat dari tuturan penutur yang memberitahukan kepada pendengar

bahwa dirinya berasal dari keluarga miskin

4.2.2.2 Makna Menyampaikan Pendapat

Di bawah ini peneliti memaparkan hasil analisis makna menyampaikan

pendapat yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy

Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut

sebagai berikut.

Data 19) Ovil “kata orang suara mesin cuci berisik tapi menurutku itu suara

paling indah. apa lagi ada tombol di bagian atas di putar jadi

dudududu….zzzzzzz….

Istilah menurutku itu suara paling indah sebagai luisan dari mesin cuci.

Makna kalimat itu menyampaikan pendapat. Dalam KBBI pendapat adalah buah

pikiran atau perkiraan tentang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari

pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu ditunjukan oleh pendapat penutur

tentang suara mesin cuci seperti suara yang paling indah, ini bertantangan dengan

pemikiran yang selalu beranggapan bahwa suara mein cuci dalah suara yang

berisik.

Data 20) Reinold “mempunyai wajah kaya saya ini teman-teman kadang tidak

enak. kalau di tongkrongan ada keributan saya yang ditangkap, karena

muka saya lebih pantas jadi tersangka bukan saksi mata. saya pernah ke

polsek sampai di sana langsung ditanya ada keributang apa bung?

padahal maksut saya mau buat surat kelakuan baik.

Istilah muka dipakai untuk mengasosiasikan tersangka dalam keributan.

Kalimat itu memiliki makna menyampaikan pendapat kalau di tongkrongan ada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

74

keributan penutur yang itangkap karena muka penutur lebih pantas jadi tersangka.

Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan tentang suatu hal.

Makna penyampaian pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas

ditunjukan oleh pendapat penutur kalau ada keributan ditongkrongan penutur yang

ditangkap karena muka penutur lebih pantas jadi tersangka daripada jadi saksi

mata.

Data 21) Faizal “perhatikan baju saya dengan seksama, sudah sangat pantas

untuk di bullykan? saya dikasih baju motif bunga-bunga, dasi kupu-

kupu, kasih senar bass pengamen, katanya fungsi tali senar bass

pengamen sebagai pengganti ikat pinggang, tapi masalhnya saya juga

pakai ikat pinggang, itu artinya di antara mereka berdua ini ada yang

makan gaji buta.

Pada kalimat itu mengibaratkan benda dapat makan layaknya makhluk

hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat itu adalah

menyampaikan pendapat mengenai tali senar bas pengamen dengan ikat pinggang

yang memiliki fungsi yang sama. Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau

perkiraan tentang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari pemanfaatan

gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh pendapat penutur mengenai

fungsi tali senar bass pengamen dan ikat pinggang yang memiliki fungsi yang

sama.

Data 22) Marshel “kalau misalkan ada Hafiyan gitu ya saya merasa resah

banget, kalian tau sih Hafiyan yang anak badboy, yang badanya lemas

kaya mie pangsit, kalau jalan nunduk trus kaya orang gendong tuyul,

ini hafiyan teman-teman, sekali dia ngomong orang-orang pada ketawa

gemuruh, itu kalau dengar ketawa mereka kuping lu pengang, lampu di

atas goyang-goyang, pak Jarwo yang tadi kuat jadi gak kuat.

Pada kalimat itu mengibaratkan lampu bisa bergoyang layaknya makhluk

hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

75

adalah makna menyampaikan pendapat mengenai Hafiyan yang jalannya

bungkuk kaya gendong tuyul dan lampu bisa goyang-goyang. Dalam KBBI

pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan mengenai suatu hal. Makna

menyampaikan pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas

ditunjukan pada tuturan penutur mengenai Hafiyan kalau jalan bungkuk seperti

orang gendong tuyul dan membuat lampu bisa bergoyang-goyang.

Data 23) Zakaria “banyak orang bilang rambutku ini mirip sarang burung,

padahal bukan, rambutku ini sarang lebah, mau lihat madunya?.

Pada Kalimat itu memperbesar-besarkan suatu hal. Kalimat itu memiliki

makna menyampaikan pendapat tentang rambutnya yang mirip sarang lebah dan

menganung madu. Dalam KBBI pendapat adalah buah pikiran atau perkiraan

tetang suatu hal. Makna menyampaikan pendapat dari pemanfaatan gaya bahasa

pada kalimat di atas ditujukan pada pendapat penutur mengenai rambutnya yang

mirip sarang lebah dan mengandung madu.

Data 24) Faizal “di rumah saya sering muncul ular, setiap malam ular itu muncul

setiap kali muncul selalu dibuang sama bapak saya, takutnya karena

sering buang ular bapak saya jadi nyimpan perasaan sama ular ini,

hari pertama ular datang dibuang, hari kedua ular datang dibuang,

hari ke tiga ular datang ditimamng-timang, dikecup keningnya, lalu

dibuang.

Kalimat itu mengasosiasikan manusia dengan ular. Makna yang

terkandung kalimat diatas adalah makna menyampaikan pendapat . Dalam KBBI

pendapat adalah pikiran, anggapan. Makna menyampaikan pendapat dalam

pemanfaatan gaya bahasa ditunjukan pendapat penutur bahwa bapaknya akan

menyimpan suatu perasaan kepada ular yang sering masuk rumah.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

76

Data 25) Ovil “kenapa gak pakai yang murah-murah? misalnya mandi pakai air

aki, sembrot soda api takupas-takupas,tempel di knalpot panas merah

melepu”.

Ungkapan kenapa gak pakai yang murah-murah diasosiasikan dengan

semprot soda api, tempel diknalpot panas. Makna yang terkandung dalam

pemanfaatan gaya bahasa itu memilik makna menyampaikan pendapat. Dalam

KBBI pendapat adalah pikiran atau anggapan. Makna menyampaikan pendapat

dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat ditunjukan oleh pendapat penutur kalau

hanya ingin kulit terkelupas cukup dengan mandi air aki, sembrot soda api, dan

tempel di knalpot panas.

4.2.2.3 Makna Mengkritik

Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna mengkritik yang

muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Televisi

Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut sebagai berikut.

Data 26) Ovil “kadang cewek kalau make up tidak memperhatikan apakah

kulitnya sesuai apa tidak. saya pernah lihat cewek depannya putih

belakangnya hitam, kita bisa muji dia, mukamu terang bagaikan

rembulan, coba balik samping tapi koq muka kamu gerhana? itu kenapa

mukamu hitam putih seperti Tv 90-an? pokoknya begitulah.

Istilah muka mengasosiasikan pada gerhana. Kalimat itu memilik makna

mengkritik bahwa cewek kalau dandan sering berlebihan tanpa memperhatikan

efek dari hasil make up, kadang tidak cocok dengan warna kulit. Dalam KBBI

kritik adalah kecaman atau tanggapan, atau kupasan kadang-kadang disertai uraian

dan pertimbangan baik buruk terhadap suatu hasil karya, pendapat. Makna

mengkritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas kritikan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

77

dilakukan oleh penutur kepada cewek, kalau dandan tidak memperhatikan

kulitnya cocok apa tidak.

Data 27) Karin “Karin ini hanyalah orang biasa yang suka menyontek dan suka

diconteki. pasti kita semua pernah nyontek, apa lagi muka abang ini,

mafia kunci jawaban ini. metode mencotek itu macam-macam, yang

pertama dengan cara ditulis, metode kedua dengan bahasa tubuh, dan

metode yang ketiga itu permisi ke kamar mandi.

Istilah mafia ditautkan dengan muka seseorang. Kalimat itu memiliki

makna mengkritik muka seseorang sebagai mafia kunci jawaban ketika ada ujian.

Dalam KBBI mengkritik adalah mengemukakan kritik, mengecam. Makna

mengkritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat di atas ditunjukan oleh

penutur dengan mengkritik muka seseorang yang menunjukan sebagai mafia

kunci jawaban. Mafia kunci jawaban biasanya igunakan dalam istilah penidikan

atau dengan istilah lain menyontek.

Data 28) Josua “teman-teman kalau naik angkot jangn pernah tidur, cewek

secantik apapun kalau naik angkot tidur akan jelek, pernah lihat

cewek cantik, rambutnya kaya kaka ini, putih bibirnya merah,

kerongkongannya kuning. Dia naik ke angkot, biasanya kalau cewek

naik angkot pasti gemulai-gemulai, dia duduk lalu tidur, pertama

masih cantik sambil tiduran hitungan kelima ilernya mulai keluar, itu

aku amati teman-teman, ilernya mengalir dari bibir menuju leher

bertemu keringat lalu mereka bertengkar membentuk enzim. Pas

ceweknya bangun di sedot lagi ilernya.

Kalimat itu mengibaratkan iler dan keringat bisa bertengakar layaknya

makhluk hidup. Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa adalah

mengkritik mengenai cewek kalau naik angkot sering tidur dan iler yang membuat

orang di dekatnya merasa jijik. Dalam KBBI mengkritik adalah mengemukakan

kritik atau mengecam. Makna mengritik dari pemanfaatan gaya bahasa pada

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

78

kalimat di atas ditunjukan oleh kritikan penutur kepada cewek kalau naik angkot

ketiduran dan iler yang membuat orang di dekatnya merasa jijik.

Data 29) Karin “gara-gara facebook, mama Karin jadi berubah, mama Karin

yang dulu ibu rumah tangga sekarang jadi Mother-mother zaman now,

mama itu dulu menggosip di rumah ibu RT, sekarang mama menggosip

di facebook. facebook ibu RT.

Ungkapan sekarang jadi mother-mother zaman now mengasosiasikan

tentang era modern di zaman digital. Makna yang terkandung dalam pemanfaatan

gaya bahasa di atas adalah mengkritik terhadap ibu-ibu. Dalam KBBI mengkritik

adalah menyatakan sesuatu dengan mengecam. Makna mengkritik dalam

pemanfaatan gaya bahasa dapat dilihat pada ungkapan yang mengatakan sekarang

jadi mother-mother zaman now yang merupakan kritikan terhadap ibu-ibu yang

terbawa arus modern, diera digital ini.

Data 30) Karin “sebagai anak kecil jangan kalian sangka Karin ini anak kecil itu

gak punya masalah, bahkan masalah kami lebih rumit dari masalah

orang dewasa, orang dewasa masalahnya udah terlalu mainstream.

berantam, pukul-pukulan kaya anak TK, korupsi Tuuh-tuduhan

ditangkap KPK. kami anak kecil berantam pukul-pukulan masuk ruang

BK, pas di ruang BK orang tuanya dipanggil, anaknya udah temanan,

maaf-maafan, malah orang tuanya yang berantam, pukul-pukulan kaya

anak TK.

Kalimat itu mengandung sindiran. Makna yang terkandung dalam

pemanfaatan gaya bahasa adalah makna mengkritik. Dalam KBBI mengkritik

adalah mengemukakan kritik atau mengecam. Makna mengritik pada pemnfaatan

gaya bahasa pada kalimat itu dapat dilihat pada tuturan penutur yang mengkritik

masalah anak kecil lebih rumit daripada masalah orang dewasa bahkan penutur

penutur mengatakan bhwa masalah orang dewasa udah mainstream.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

79

Data 31) Ovil “teman-temanku di kampus naik motor, takut kena matahari sampai

pakaian didobel-dobel, pakai sarung tangan didobel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8,

9, 10 jadi sarung tinju.

Kalimat itu memaparkan dari hal yang paling rendah ke hal yang paling

tinggi. Kalimat itu dalam pemanfaatan gaya bahasa memilki makan yaitu makna

meberikan kritikan. Dalam KBBI kritik adalah kecaman atau tanggapan, atau

kupasan kadang-kadang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap

suatu hasil karya, pendapat. Makna kritikan terlihat jelas pada kritikan yang

tentang teman-teman penutur kalau ke kampus suka memakai kaos tangan dobel,

dobelnya sampai sepuluh.

Data 32) Joshua “jadi orang kaya aku ini teman-teman sedih, karena banyak

daerah lain bilang daerah kami itu cocok tiga pekerjaan pengacara,

copet sama sopir angkot.

Kalimat itu mangandung anggapan penutur. Makna yang terkandung

dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah Makna mengkritik terhadap tidak

tersedianya lapangan pekejaan. Makna mengkritik terdapat pada tuturan penutur

yang mengkritik daerahnya, yang terbatas akan lapangan pekerjaan yang cuman

cocok untuk tiga pekerjaan yaitu pengacara, copet, dan sopir angkot. Ini juga

berakibat kepeda pemerintah yang tidak menyediakan lapangan pekerjaan,

sehingga banyak pengangguran.

Data 33) Ali Akbar “transportasi yang paling saya jengkel adalah tukang ojek,

karena saya pernah dapat tukang ojek yang kasih helmnya ke

penumpang, helmnya bau”.

Ungkapan penilaian terhadap perlakuan tukang ojek kapada pelanggannya.

Makna yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa di atas adalah makna kritikan.

Makna kritikan yang terkanung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah kritikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

80

tentang hal yang paling yang paling menjengkelkan ketika naik tranportasi adalah

ketika naik ojek, karena tukang ojek memberikan helm kepada penumpangnya

helmnya bau.

4.2.2.4 Makna Menyindir

Di bawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menyindir yang

muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun

Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis makna tersebut

sebagai berikut.

Data 34) Reinold “saya sudah lima tahun di bandung, dan saya melihat orang

Bandung itu aneh-aneh,anehnya dimana? daerah tidak punya laut tapi

manusianya hobi mancing dan selama melakukan pemancingan itu di

air ahhh yang airnya itu mirip-mirip kuah ketupat tahu, di empang itu,

empang itu kalau di ambon kita bilang selokan, airnya kabur banget.

kacau orang bandung ini.

Kalimat itu mengandung ungkapan yang meninggung orang Bandung.

Makna yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna meyndir

orang Bandung. Dalam KBBI meyindir adalah menyatakan sesuatu berupa

celaan, ejekan. Makna menyindir dalam pemanfaatan gaya bahasa pada kalimat

itu dapat dilihat dalam tuturan penutur yang menyindir orang bandung yang

memiliki hobi memancing tapi tidak memiliki laut untuk memancing.

Data 35) Reinold “pembangunan di Indonesia tidak kalah jauh dengan

pembangunan di luar negeri, yang saya baca, di amerika setiap 10

meter dibangun tempat sampah untuk orang buang sampah dan di

Indonesia tidak kalah kerennya, sepanjang jalan orang buang

sampah!! gokil Indonesia.

Dalam kalimat itu mengandung sindiran terhadap orang Indonesia. Makna

yang terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa adalah makna menyindir.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

81

Dalam KBBI menyindir adalah suatu pernyataan yang berisi celaan, atau ejekan.

Makna menyidir atau mengkritik dalam pemanfaatan gaya bahasa dapat dilihat

tuturan penutur yang berisi krtikan dan sindiran terhadap orang Indonesia yang

membuang sampah sembarangan.

Data 36) Karin “mama Karin orangnya aneh, di luar rumah bajunya cantik kali,

glamor kaya mae Soimah, kalau di rumah bajunya, aduuuuhhh

gelandangan, kaya pak Jarwo. bolong-bolong bajunya, di sini

bolong(lengan), di sini bolong(belakang), di sini bolong(perut). trus

ketawa hihihih.

Kalimat itu mengandung ejekan terhadap mama penutur. Makna yang

terkandung dalam pemanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna menyindir.

Makna menyindir dalam pemanfaatan gaya bahasa di atasa ditunjukan pada

tuturan penutur yang mengkritik kelakuan mamanya kalu di rumah memakai baju

yang gelandangan, kalau keluar rumah menggunakan baju yang glamor.

Data 37) Latif “nama bapak itu koyon, K-O-Y-O-N, singkat, padat, dan jelek

adalah nama koyon.lebih parahnya nama bapakku gak ada artinya.

Pada kalimat di atas mengandung ejekan. Makna yang terkandung dalam

pemanfaatan gaya bahasa di atas adalah makna menyampaika sindiran terhadap

sesorang. Makna menyampaikan sindiran dalam pemanfaatan gaya bahasa

ditunujukan pada tuturan yang dimana penutur meninir bapaknya yang bernama

Koyon.

4.2.2.5 Makna Menyampaikan Penegasan

Dibawah ini dipaparkan data hasil analisis makna menyampaikan

penegasan yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

82

Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut

sebagai berikut.

Data 38) Reynold “saya pernah nagih utang ke orang bersama teman saya, saya

datang ngomong biasa saja. tiba tiba teman saya suruh saya berhenti

karena orang yang ditagih udah ngompol di celana. baru ngomong

biasa aja udah ngompol di celana apa lagi kalau saya bentak bisa

gagal ginjal ini orang.

Kalimat itu mengandung tuturan yang melebihkan suatu pernyataan.

Makna yang terkandung dalam penggunaan gaya bahasa adalah makna

menegaskan. Dalam KBBI menegaskan adalah menerangkan, menjelaskan

dengan tidak ragu-ragu. Makna menegaskan dalam pemanfaatan gaya bahasa

dalam kalimat itu dapat ditunjukan pada tuturan penutur yang menjelaskan bahwa

pernah menagih utang ke orang, yang dimana baru ngomong biasa saja orang

yang dituju sudah ngompol di celana apalagi kalau dibentak bisa gagal ginjal.

Data 39) Karin “menurut Karin pendidikan yang paling pertama dan followers

yang utama”.

Kalimat di atas berupa mempergunakan konstruksi gramatikal.Makna

yang terkandung pamanfaatan gaya bahasa di atas memiliki makna penegasan .

Dalam KBBI adalah penjelasan, penetuan. Makna penegasan dalam pemanfaatan

gaya bahasa ditunjukan pada penegasan penutur mengenai pendidikan yang paling

pertama dan followers yang paling utama.

4.2.2.6 Makna Menggambarkan

Dibawah ini dipaparkan 1 data hasil analisi makna menggambarkan yang

terkandung dari pemanfaatan gaya bahasa Litotes dalam Stand Up Comedy

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

83

Academy Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analisis tersebut

sebagi berikut.

Data 40) Faizal “3 kata buat kalian pembullyku: kalian itu sampah”.

Istilah sampah dipakai untuk menggambarkan pembully. Kalimat itu

memiliki makna menggambarkan pembully (manusia) sebagi sampah. Dalam

KBBI menggambarkan adalah lukisan, mewujukan, menceritkan tentang suatu

hal. Makna menggambarkan dari pemanfaatan gaya bahasa itu adalah

penggambaran penutur kepada pembullynya sebagai sampah.

4.2.2.7 Makna Memperhalus Bahasa

Di bawah ini peneliti memaparkan hasil analisis makna memperhalus

yang muncul dari pemanfaatan gaya bahasa dalam Stand Up Comedy Academy

Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017. Analasis tersebut sebagai

berikut.

Data 41) Karin “Jumpa dan jumpa lagi sama Karin si mata minimalis dan hidung

ekonomis.

Frasa mata minimalis lebih halus dari pada mata sipit dan hidung

ekonomis lebih halus daripada hidung pesek. Makna yang terkandung dalam

kalimat itu memiliki makna memperhalus bahasa. Acuan-acuan tersebut diganti

agar bahasa tidak terlalu kasar.

4.3 Pembahasan

Menurut Endraswara (2008:73), gaya bahasa merupakan seni yang

dipengaruhi oleh nurani. Melalui gaya bahasa para komika menuangkan idenya,

bagaimana perasaan ketika tampil, jika menggunakan gaya bahasa, maka yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

84

ditampilkan semakin indah. Jadi, dapat dikatakan bahwa gaya bahasa adalah

pembungkus ini bagi komika ketika tampil. Gaya bahasa adalah yang mempunyai

ciri khas yakni unik, indah, serta menarik dan menimbulkan cita rasa.

Gaya bahasa adalah bahasa indah yang dipergunakan untuk meningkatkan

efek dengan jalan memperkenalkan serta memperindah suatu benda atau hal

tertentu dengan benda lain yang lebih umum. Sebuah gaya bahasa yang baik harus

mengandung tiga unsur berikut : kejujuran, sopan-santun, dan menarik (Keraf,

1985:113). Sebagai wujud cara menggunakan kode kebahasaan , gaya merupakan

relasional yang berhubungan dengan rentetan kata, kalimat, dan sebagai

kemungkinan manifestasi kode kebahasaan sebagai sistem tanda. Hendry Guntur

Tarigan (1985) membagi gaya bahasa menjadi empat kelompok, yaitu : (1) gaya

bahasa perbandingan, (2) gaya bahasa pertentangan, (3) gaya bahasa pertautan, (4)

gaya bahasa gaya bahasa perulangan.

Pada wujud gaya bahasa, yang paling dominan adalah gaya bahasa

hiperbola dengan 8 buah wujud gaya bahasa, pada gaya bahasa hiperbola ini data

mengandung pernyataan yang melebih-lebihkan suatu hal, jumlahnya, ukurannya,

serta sifatnya. Hal ini sejalan dengan toeri Keraf (1984:135), yang mengatakan

bahwa hiperbola adalah jenis gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang

melebih-lebihkan suatu hal, maksutnya memberi penekanan pada suatu

pernyataan atau situasi untuk memperhebat. Pada gaya bahasa hiperbola ini lebih

banyak digunakan untuk mengomentari seputar kehiupan diri penutur, kehiupan

ekonomi keluarga, daerah tempat tinggal atau asal, kehidupan orang lain , dan

tentang pekerjaan. Selanjutnya adalah gaya bahasa metafora dengan jumlah 7

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

85

buah wujud gaya bahasa, pada metafora ini pernyataan suatu perbandingan antara

dua hal benda untukmenciptakan suatu kesan yang hidup walau tidak dinyatakan

secara eksplisit dengan penggunaan kata-kata. Hal ini sejalan dengan pendapat

Tarigan (1985:183), yang menyatakan bahwa metafora adalah pemakaian kata-

kata buan arti sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan

atau perbaningan, yang didalamnya terlihat dua gagasan. metafora sebagai

perbandingan langsung tidak mempergunakan kata: seperti, bagai, bagaikan, bak,

dan sebagainya sehingga pokok pertama lansung dihubungkan dengan pokok

kedua. Pada wuju gaya metafora ini data lebih banyak mengomentari seputar

kehidupan orang lain, suatu benda, suatu tempat, dan kehiupan pribadi.

Selanjutnya diikuti oleh wujud gaya bahasa personifikasi dan wujud gaya

bahasa ironi dengan masing-masing memiliki 6 buah wujud gaya bahasa.

Personifikasi adalah semacam gaya bahasa kiasan yang mengggambarkan benda-

benda mati atau barang-barang yang tidak bersenyawa seolah-olah memiliki sifat

kemanusian. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Keraf (1984:140),

yang mengatakan bahwa personifikasi adalah gaya bahasa kiasan yang

menggambarkan benda-benda mati atau tidak bernyawa memiliki sifat

kemanusian, personifikasi mengibaratan benda-benda mati bertidak, berbuat,

bebicara seperti manusia. Pada wujud gaya bahasa personifikasi ini lebih

membicarakan tentang kegiatan keseharian penutur, kondisi seputar kesehatan

tubuh, atribut yang digunakan, cara seseorang berjalan, dan perbedaan kehidupan

di kota dan di kampung. Gaya bahasa ironi adalah sindiran yang

menyembunyikan dan menutup-nutupi suatu hal yang dimaksud, artinya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

86

penggunaan kata-kata yang berbeda apa yang dituliskan atau diucapkan sebagai

praktik kepura-puraan. Hal ini sejalan dengan apa yang dikatakan oleh Tarigan

(1985:61), yang mengataan bahwa gaya bahasa ironi adalah gaya bahasa yang

menyatakan makna yang bertentangan dengan makasud berolok-olok. Pada wujud

gaya bahasa ironi, data lebih banyak membicarakan tentang aktivitas masyarakat,

perbedaan kemajuan suatu Negara, kehidupan atlet Indonesia setelah pension,

kehidupan orang dizaman yang sudah maju, dan penampilan pribadi.

Tuturan-tuturan yang mengandung gaya bahasa dalam Stand Up Comedy

Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-Oktober 2017 terdapat

makna mengapa gaya bahasa itu digunakan. Dalam penelitian ini , peneliti

menemukan 8 makna dari penggunaan gaya bahasa oleh komika ketika tampil di

acara Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar periode September-

Oktober 2017. Makna tersebut adalah makna mengkritik, makna menyampaikan

pendapat, makna menggabarkan, makna menginformasikan,, makna penegasan,

makna menyindir, makna memperhalus bahasa. Makna yang paling banyak

ditemukan adalah makna menginformasikan. Hal ini disebabkan tuturan-tuturan

yang terdapat dalam objek penelitian ini lebih banyak yang bersifat informasi

kepada pendengar atau penonton.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

87

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Peneletian yang berjudul “Pemenfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up

Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017”

membahas dua masalah. Pertama, hasil pendataan yang dilakukan terhadap

tuturan-tuturan komika dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar periode

September-Oktober 2017 yaitu gaya bahasa metafora (7), gaya bahasa

personifikasi (6), gaya bahasa hiperbola (8), gaya bahasa litotes (1), gaya bahasa

ironi (6), gaya bahasa silepsis (3), gaya bahasa klimaks (3), gaya bahasa

antklimaks (2), dan gaya bahasa sinisme (5). Dari hasil analisis wujud gaya

bahasa tersebut, hiperbola merupakan gaya bahasa yang paling banyak ditemukan

oleh peneliti. Gaya bahasa hiperbola paling banyak ditemukan karena dengan

menggunakan gaya bahasa hiperbola suatu tuturan mengandung pernyataan yang

melebih-lebihkan suatu hal. Pendengar atau penonton akan merasa lucu, unik, dan

tertawa ketika gaya bahasa hiperbola digunakan.

Kedua, hasil pendataan yang dilakukan terhadap makna gaya bahasa

peneliti menemukan makna menginformasikan (18), makna menyampaikan

kritikan (8), makna menyampaikan pendapat (7), makna sidiran (4), makna

menyampaikan penegasan (2), makna menggambarkan (1), makna memperhalus

bahasa (1). Makna menginformasikan paling banyak ditemukan karena gaya

bahasa yang digunakan dalam objek penelitian lebih banyak yang bersifat

meberikan informasi, menerangkan,dan memberitahukan kepada pendengar atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

88

penonton. Lalu diikuti oleh makna menyampaikan kritikan, karena dengan

mengkritik, komika bisa memberikan kritikan, atau mengecam fenomena-

fenomena yang terjadi di masyrakat pada umumnnya.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil temuan dalam penelitian ini peneliti memberikan

beberapa saran kepada peneliti lain. Saran tersebut yaitu:

1. Peneliti menyadari bahwa hasil penelitian ini jauh dari kesempurnaan.

Oleh karena itu peneliti meminta maaf apabila keslah yang tedapat dalam

skripsi ini.

2. Peneliti berharap, penelitian ini dapat membantu pendidik di lingkungan

pendidikan dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia dalam materi

gaya bahasa.Selain itu dapat membantu pendidik untuk mempelajari

makna yang terdapat dalam kalimat.

3. Peneliti berharap adanya peneliti lain yang lebih mendalami tentang

tuturan dalam Stand Up comedy dengan rumusan masalah yang berbeda

seperti keefektifan pemakaian kata, atau fungsi tuturan. Selain itu peneliti

hanya bersumber pada satu televisi yaitu indosiar dan hanya periode 2017.

Untuk mendapatkan variasi jenis gaya bahasa, peneliti lain dapat mencari

referensi dari televisi lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

89

DAFTAR PUSTAKA

Al-Ma’ruf, Ali Imron.“Kajian Stilistika Novel Trilogi Ronggeng Dukuh Paruk

Karya Ahmad Tohari. Perspektif Kritik Seni Holistik”. Disertasi.

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Arikunto, Suharsimi. 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.

Jakarta: Rineka Cipta.

Chaer, Abdul. 1990. Pengantar Semantik Bahasa Inonesia. Jakarta: Rineka Cipta.

Chanal Indosiar: Stand Up Comedy Academy Indosiar.

Endraswara, Suwardi. 2008. Metodologi Penelitian Sastra Epistomologi Model

Teori dan Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka Widyatama.

http://id.m.wikipedia.org/wiki/lawakan_tunggal, diakses tanggal 15 November

2018.

https://ruangidea.wordpres.com/2014/08/08/stand-up-comedian-defenisi/,diakses

tanggal 15 November 2018.

Keraf, Gorys. 1984. Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Keraf, Gorys. 2007.Diksi dan Gaya Bahasa. Jakarta: PT Gramedia Pustaka

Utama.

Laksana, I Ketut Darma. 2010. Majas Dalam Bahasa Pers. Denpasar –Bali: Bali

Media Adikarsa.

Mahsun. 2005. Metode Penelitian Bahasa. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Moleong, Lexi J. 2006. metodologi penelitian kualitatif. Bandung Remaja

Rosdakarya.

Nurgiantoro, Burhan. 2010 (cet. Ke-8). Teori Pengkajian Fiksi. Yogyakarta:

Gadjah Mada University Press.

Pradopo. Rachmat Djoko. 1987. Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah Mada

University Press.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

90

Pradopo, Rachmat Djoko. 2002. Kritik Sastra Indonesia Modern. Yogyakarta:

Gama Media.

Praopo, Rachmat Djoko. (cet. Ke-11). Pengkajian Puisi. Yogyakarta: Gadjah

Mada University Press.

Satoto, Soediro. 2012. Stilistika. Yogyakarta: Ombak.

Sugiyono.2014. Metode penelitian. Bandung: Penerbit Alfabeta Bandung.

Sudaryanto. 1993. Metode Aneka Teknik Analisis Bahasa. Yogyakarta: Duta

Wacana University Press.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengajaran gaya Bahasa. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 1985. Pengantar Semantik. Bandung : Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2009. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Tarigan, Henry Guntur. 2013. Pengajaran Gaya Bahasa. Bandung: Angkasa.

Waluyo, Herman J. 1995. Pengkajian Cerita Fiksi. Surakarta: Sebelas Maret

University Press.

.

.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

91

LAMPIRA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

92

TRIANGULASI

Berikut ini merupakan tringulasi data tuturan dalam Stand Up Comedy Academy Indosiar dari penelitian yang baerjudul

Pemanfaatan Gaya Bahasa dalam Stand Up Comedy Academy Stasiun Televisi Indosiar Periode September-Oktober 2017. Berilah

tanda (√) pada kolom setuju apa bila anda setuju bahwa tuturan yang bercetak tebal merupakan tuturan yang sesuai dengan teori.

Berilah tanda (X) pada kolom tidak setuju apa bila anda tidak setuju bahwa tuturan yang tercetak tebal merupakan tuturan yang tidak

sesuai dengan teori.

NO Data Hasil Penelitian Jenis Gaya

Bahasa Makna Gaya Bahasa

Kesesuaian dengan

teori (Triangulator)

Setuju Tidak

Setuju

1

Ovil “kadang cewek kalau make up

tidak memperhatikan apakah kulitnya

sesuai apa tidak. saya pernah lihat

cewek depannya putih belakangnya

hitam, kita bisa muji dia, mukamu

terang bagaikan rembulan, coba balik

samping tapi koq muka kamu

gerhana? itu kenapa mukamu hitam

putih seperti Tv 90-an? pokoknya

Metafora

Mengkritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

93

begitulah

(hasil penelitian jumat, 22 September

2017).

2

Ovil “kata orang suara mesin cuci

berisik tapi menurutku itu suara

paling indah.apa lagi ada tombol di

bagian atas di putar jadi

dudududu….zzzzzzz….

(hasil penelitian jumat, 6 Oktober

2017).

Metafora

Menyampaikan pendapat

3

Faizal “3 kata buat kalian pembullyku:

kalian itu sampah”.

(hasil penelitian jumat, 22 september

2017)

Metafora

Menggambarkan

4

Reinold “kalau kalian pengen mancing,

pergilah ke ambon karena kami di

ambon banyak ikan dan laut begitu

jernih. ada pantai ora, ada pantai

natsepa, ada pantai asuhan, maklum

orang ambon.

(hasil penelitian rabu, 6 September

2017)

Metafora

Menginformasikan

5

Reinold “mempunyai wajah kaya saya

ini teman-teman kadang tidak enak.

kalau di tongkrongan ada keributan

saya yang ditangkap, karena muka

saya lebih pantas jadi tersangka

Metafora

Menyampaikan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

94

bukan saksi mata. saya pernah ke

polsek sampai di sana langsung ditanya

ada keributang apa bung? padahal

maksut saya mau buat surat kelakuan

baik.

(hasil penelitian rabu, 20 September

2017)

6

Reynold “bapak saya orangnya aneh,

kalau bapak kalian memanggil kalian

demgan nama kalau bapak saya tidak,

dia panggil saya dengan siulan, sudah

kaya burung saya, kaya begini(bersiul),

kaya begitu, kalau mendengar ini

siulan, sudah kaya malaikat tiup

sangkakala, serasa kiamat saya, jai

kalau saya lagi main bola tiba-tiba

dengar siulan, saya bilang “mohon

maaf teman-teman saya sudah kiamat

ini”. pasti saya bilang begitu.

(hasil penelitian selasa,12 September

2017)

Metafora

Menyampaikan pendapat

7

Karin “Karin ini hanyalah orang biasa

yang suka menyontek dan suka

diconteki. pasti kita semua pernah

nyontek, apa lagi muka abang ini,

mafia kunci jawaban ini. metode

mencotek itu macam-macam, yang

pertama dengan cara ditulis, metode

Metafora

Menginformasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

95

kedua dengan bahasa tubuh, dan

metode yang ketiga itu permisi ke

kamar mandi.

(hasil penelitian senin, 16 Oktober

2017)

8

Cak Blangkon “ngamen paling

menjengkelkan itu kalau ngamen di

rumah orang yang keluar bukan

orangnya tapi anjingnya. saya pernah

waktu ngamen di depan rumah tiba-tiba

bukan orangnya yang keluar tapi

anjingnya lompat pas di depan muka

saya, itu rasanya kaget setengah mati

mas, sampai nyawa saya lari naik

mobil duluan.

(hasil penelitian minggu, 24 September

2017)

Personifikasi

Menginformasikan

9

Ratna “saya ini kecil karena malas

makan nasi, tapi saya pernah usaha,

saya dekati nasi….. saya dekati nasi

ehnasinya yang menjauh.

(hasil penelitian senin, 11 September

2017)

Personifikasi

Menginformasikan

10

Faizal “perhatikan baju saya dengan

seksama, sudah sangat pantas untuk di

bullykan? saya dikasih baju motif

bunga-bunga, dasi kupu-kupu, kasih

senar bass pengamen, katanya fungsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

96

tali senar bass pengamen sebagai

pengganti ikat pinggang, tapi

masalhnya saya juga pakai ikat

pinggang, itu artinya di antara

mereka berdua ini ada yang makan

gaji buta. (hasil penelitian jumat, 29 September

2017)

Personifikasi

Menyampaikan pendapat

11

Marshel “kalau misalkan ada Hafiyan

gitu ya saya merasa resah banget,

kalian tau sih Hafiyan yang anak

badboy, yang badanya lemas kaya mie

pangsit, kalau jalan nunduk trus kaya

orang gendong tuyul, ini hafiyan

teman-teman, sekali dia ngomong

orang-orang pada ketawa gemuruh, itu

kalau dengar ketawa mereka kuping lu

pengang, lampu di atas goyang-

goyang, pak Jarwo yang tadi kuat jadi

gak kuat

(hasil penelitian selasa, 3 Oktober

2017)

Personfikasi

Menyampaikan pendapat

12

Neneng “di kampung saya tidak ada

mall, jadi tempat nongkrong paling

mewah itu di indomaret. Pas pertama

pergi ke mall saya merasa minder, di

mall itu aku jadi kaum minoritas. di

dalamnya ada tangga jalan sendiri,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

97

semakin naik semakin dimakan sama

mesin. saya ke mall untuk karokean,

dan tiketnya 70 ribu, mahal bangat.di

mall itu tempat nongkrong orang kaya

jadi gak pantas aku ke sana karena saya

dari keluarga miskin.

(hasil penelitian jumat, 20 Oktober

2017)

Personifikasi Menginformasikan √

13

Josua “teman-teman kalau naik angkot

jangn pernah tidur, cewek secantik

apapun kalau naik angkot tidur akan

jelek, pernah lihat cewek cantik,

rambutnya kaya kaka ini, putih bibirnya

merah, kerongkongannya kuning. Dia

naik ke angkot, biasanya kalau cewek

naik angkot pasti gemulai-gemulai, dia

duduk lalu tidur, pertama masih cantik

sambil tiduran hitungan kelima ilernya

mulai keluar, itu aku amati teman-

teman, ilernya mengalir dari bibir

menuju leher bertemu keringat lalu

mereka bertengkar membentuk

enzim. Pas ceweknya bangun di sedot

lagi ilernya.

(hasil penelitian jumat, 22 September

2017)

Personifikasi

Mengkritik

14 Zakaria “banyak orang bilang rambutku

ini mirip sarang burung, padahal bukan,

Hiperbola

Menyampaikan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

98

rambutku ini sarang lebah, mau lihat

madunya?.

(hasil penelitian kamis, 21 September

2017)

15

Zakaria “saya bersyukur bisa stand up,

karena bisa bantu-bantu keluarga, apa

lagi rambut saya kribo jadi orang

tertarik untuk undang. makanya waktu

dosen saya suruh cukur bapak saya

murka, marah besar, dosennya sampai

ditelpon. hallo bu dosen, bu dosen

suruh anak saya cukur?, bu dosen mau

putuskan keluarga saya kah?, eh bu

dosen harus tau rambut bagian kiri

untuk bayar uang listrik, bagian

kanan untuk bayar motor, dan

bagian atas untuk bayar SPP kuliah.

(hasil penelitian kamis, 21 September

2017)

Hiperbola

Menginformasikan

16

Riklan “saya tinggal di pesisir pantai,

jadi di sana kaya akan ikan sampai

makanan pokok kami bukan nasi,

tapi ikan, lauk baru nasi. kalau kalian

tahu peserta yang lain yang orang

tuanya petani saya pengen barter

dengannya. aku kasih dia ikan, ia kasih

aku bapaknya biar buka sawah di

Hiperbola

Menginformasikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

99

kampung aku.

(hasil penelitian minggu, 1 Oktober

2017)

17

Riklan “ibu aku cerita waktu aku lahir,

waktu itu di rumah sakit aku ditaruh di

tempaat sampah eh ruang bayi. Waktu

itu ibu aku kelelahan tapi pengen lihat

aku, dia keluar dengan tubuh kelelahan,

sambil bercucur keringat membasahi

tubuh bahkan membanjiri rumah

sakit, dia tetap nyari aku. dia

berkata “suster!! dimana anakku?

suster datang dengan wajah

kelelahan sambil mendayung arus

keringat ibu aku.

(hasil penelitian minngu, 1 Oktober

2017)

Hiperbola

Menginformasikan

18

Munawir “di kampung saya, ada

kebiasaan dimana, setiap kepala

keluarga harus punya anak tentara dan

strata sosial di sana bukan dilihat

dari garis keturunan atau hartanya

tapin dilihat dari jumlah anak

tentaranya.

(hasil penelitian jumat, 15 September

2017)

Hiperbola

Menginformasikan

19 Munawir “tentara itu identik dengan

penghormatan dari kiri ke kanan, kalau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

100

dari kanan kekiri itu kera sakti.

kamitentara menganggap

penghormatan itu adalah makan

sehari-hari buat kami.coba bayangkan

makanan sehari-hari buat kami. emang

pernah lihat tentara kalau pagi, pagi

komandan!!, eh sini kamu!! siap ndan!,

hormatnya sedikit sekali? iya ndan lagi

diyet. atau pas siang sakit perut, trus

ada yang Tanya kenapa? pasti

jawabnya dari tadi belum hormat.

(hasil penelitian kamis, 21 September

2017)

Hiperbola

Menginformasikan.

20

Reynold “saya pernah nagih utang ke

orang bersama teman saya, saya datang

ngomong biasa saja. tiba tiba teman

saya suruh saya berhenti karena orang

yang ditagih udah ngompol di celana.

baru ngomong biasa aja udah

ngompol di celana apa lagi kalau

saya bentak bisa gagal ginjal ini

orang.

(hasil penelitianrabu, 20 Oktober 2017)

Hiperbola

Penegaskan

Karin “sebagai anak kecil jangan kalian

sangka Karin ini anak kecil itu gak

punya masalah, bahkan masalah kami

lebih rumit dari masalah orang

dewasa, orang dewasa masalahnya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

101

21

udah terlalu mainstream. berantam,

pukul-pukulan kaya anak TK, korupsi

Tuuh-tuduhan ditangkap KPK. kami

anak kecil berantam pukul-pukulan

masuk ruang BK, pas di ruang BK

orang tuanya dipanggil, anaknya udah

temanan, maaf-maafan, malah orang

tuanya yang berantam, pukul-pukulan

kaya anak TK.

(hasil penelitian jumat, 22 Oktober

2017)

Hiperbola

Mengkritik

22

Marshel “jujur teman-teman aku

berasal dari keluarga miskin, tapi aku

pengen banget untuk berubah, kalian

pernah gak sih pakai sikat gigi yang

gak laya pakai? yang sikatnya itu

mekar, yang sikat mencrak-mencrok,

kalau misalkan kalian pakai sikat gigi

iti ribut banget, kaya knalpot bobokan.

(hasil penelitian senin, 25 september

2017)

Litotes

Menginformasikan

23

Reinold “saya sudah lima tahun di

bandung, dan saya melihat orang

bandung itu aneh-aneh,anehnya

dimana? daerah tidak punya laut

tapi manusianya hobi mancing dan

selama melakukan pemancingan itu

Ironi

Menyindir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

102

di air ahhh yang airnya itu mirip-

mirip kuah ketupat tahu, di empang

itu, empang itu kalau di ambon kita

bilang selokan, airnya kabur banget.

kacau orang bandung ini. (hasil

penelitian senin,16 Oktober 2017)

24

Reinold “pembangunan di Indonesia

tidak kalah jauh dengan pembangunan

di luar negeri, yang saya baca, di

amerika setiap 10 meter dibangun

tempat sampah untuk orang buang

sampah dan di Indonesia tidak kalah

kerennya, sepanjang jalan orang

buang sampah!!gokil Indonesia.

(hasil penelitian rabu, 4 Oktober 2017)

Ironi

Menyindir

25

Oki rengga “mantan atlet timnas sepak

bola di era 90an jadi supir kantor, dulu

dia membawa nama bangsa sekarang

membawa angkot.

(hasil penelitian selasa, 26 september

2017)

Ironi

Menginformasikan

26

Karin “gara-gara facebook, mama

Karin jadi berubah, mama Karin yang

dulu ibu rumah tangga sekarang jadi

Mother-mother zaman now, mama itu

dulu menggosip di rumah ibu RT,

sekarang mama menggosip di

facebook. facebook ibu RT.

Ironi

Mengkritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

103

(hasil penelitian minggu, 22 Oktober

2017)

27

Karin “mama Karin orangnya aneh, di

luar rumah bajunya cantik kali, glamor

kaya mae Soimah, kalau di rumah

bajunya, aduuuuhhh gelandangan,

kaya pak Jarwo. bolong-bolong

bajunya, di sini bolong(lengan), di sini

bolong(belakang), di sini bolong(perut).

trus ketawa hihihih.

(hasil penelitian minggu, 22 Oktober

2017)

Ironi

Menyidir

28

Cak Blangkon “saya ngamen sudah

dari SMA sampai sekarang udah

ganti presiden lima kali, saya cuman

ganti senar gitar.

(hasil penelitian minggu, 24 September

2017)

Ironi

Menginformasikan

29

Karin “Jumpa dan jumpa lagi sama

Karin si mata minimalis dan hidung

ekonomis.

(hasil penelitian senin, 23 Oktober

2017)

Silepsis

Memperhalus bahasa

30

Karin “Karin ini hanyalah orang

biasa yang suka menyontek dan suka

diconteki.pasti kita semua pernah

nyontek, apa lagi muka kaya abang ini,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

104

mafia kunci jawaban ini. metode

mencotek itu macam-macam, yang

pertama dengan cara ditulis, metode

kedua dengan bahasa tubuh, dan

metode yang ketiga itu permisi ke

kamar mandi.

(hasil penelitian senin, 16 Oktober

2017)

Silepsis

Menginformasikann.

31

Karin “menurut Karin pendidikan

yang paling pertama dan followers

yang utama”.

(hasil penelitian senin, 16 Oktober

2017)

Silepsis

Menyampaikan Pendapat

32

Karin “Karin tidak suka cabut uban

mama, tapi setiap helai uban dapat

uang, jadi Karin sering tipu mama

supaya dapat uang, saya bilang mama

saya sudah dapat 8, mama saya

sudah dapat 17, mama saya sudah

dapat 1945, merdeka!!.

(hasil penelitian senin, 18 September

2017)

Klimaks

Menginformasikan

33

Faizal “di rumah saya sering muncul

ular, setiap malam ular itu muncul

setiap kali muncul selalu dibuang sama

bapak saya, takutnya karena sering

buang ular bapak saya jadi nyimpan

perasaan sama ular ini, hari pertama

Klimaks

Meyampaikan pendapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

105

ular datang dibuang, hari kedua ular

datang dibuang, hari ke tiga ular

datang ditimamng-timang, dikecup

keningnya, lalu dibuang.

(hasil penelitian rabu, 6 September

2017)

34

Ovil “teman-temanku di kampus naik

motor, takut kena matahari sampai

pakaian didobel-dobel, pakai sarung

tangan didobel 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9,

10 jadi sarung tinju.

(hasil penelitian jumat, 22 September

2017)

Klimaks

Menyampaiakn pendapat

35

Joshua “jadi orang kaya aku ini teman-

teman sedih, karena banyak daerah lain

bilang daerah kami itu cocok tiga

pekerjaan pengacara, copet sama

sopir angkot.

(hasil penelitian minggu, 22 September

2017)

Antiklimaks

Mengkritik

36

Joshua “pernah waktu itu kaka kelas

ngajak aku main futsal, mainnya jam

tiga saya sudah di lapangan jam dua,

entah ngapain aku di situ.

(hasil penelitian jumat, 29 September

2017)

Antiklimaks

Penegasan

37 Latif “nama bapak itu koyon, K-O-Y-

O-N, singkat, padat, dan jelek adalah

Sinisme

Menyindir

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

106

nama koyon.lebih parahnya nama

bapakku gak ada artinya.

(hasil penelitian selasa, 12 September

2017)

38

Ovil “kenapa gak pakai yang murah-

murah? misalnya mandi pakai air aki,

sembrot soda api takupas-

takupas,tempel di knalpot panas

merah melepu”.

(hasil penelitian jumat, 22 September

2017).

Sinisme

Menyampaikan pendapat

39

Ali Akbar “perempuan kalau putus

dengan pacarnya, ngurungin diri di

kamar sambil dengar lagu galau, cara

itu hanya menambah luka di hatimu”.

(hasil penelitian selasa, 10 Oktober

2017)

Sinisme

Menginformasikan

40

Ali Akbar “transportasi yang paling

saya jengkel adalah tukang ojek,

karena saya pernah dapat tukang ojek

yang kasih helmnya ke penumpang,

helmnya bau”.

(hasil penelitian jumat, 13 Oktober

2107)

Sinisme

Mengkritik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

107

41

Reza Kahar “saya bekerja di taxi online

bukan tanpa alasan teman-teman, aku

ingin membantu ayahku yang lagi sakit,

ayahku sakit udah tiga tahun,

setahun lagi setara S1 dia, bisa ikut

wisuda.

(hasil penelitian jumat, 15 September

2017)

Sinisme

Menginformasikan

Keterangan:

1. Metafora adalah perbandingan eksplisit antara dual hal yang berbeda. Tanpa menggunakan kata seperti, bagai, bagaikan, bak,

laksana, dan sejenisnya. Contoh : Ali mata keranjang.

2. Personifikasi adalah bahasa yang melekatkan sifat-sifat insani/bersenyawa kepada benda yang tidak bersenyawa. Contoh:

Hujan memandikan tanaman.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

108

3. Hiperbola adalah gaya bahasa yang mengandung pernyataan yang berlebih-lebihan. Contoh: Sungguh cantik gadis itu,

senyumnya membelah langit.

4. Litotes adalah gaya bahasa yang dipakai untuk menyatakan sesuatu untuk merendahkan diri. Contoh: Apalah dayaku hanya

memiliki motor buntut ini.

5. Ironi adalah gaya bahasa yang menyatakan sesuatu dengan maksud untuk menyidir yang berlawanan dengan kenyataan.

Contoh: Aduh bersihnya kamar ini puntung rokok dan sobekan kertas bertebaran di lantai.

6. Silepsis adalah gaya bahasa yang mengandung konstruksi gramatikal benar, tetapi secara semantik salah. Contoh: Kakaknya

menerima uang dan penghargaan.

7. Klimaks adalah gaya bahasa yang mengandung urutan-urutan pikiran yang setiap kali semakin meningkat kepentingannya

dari gagasan-gagasan sebelumnya. Contoh: Pertama saya makan, kedua saya tidur, ketiga saya bepergian.

8. Antiklimaks adalah gaya bahasa yang berisis gagasan-gagasan yang berturut-turut dari yang paling tinggi menuju hal yang

paling rendah kepentingannya. Contoh: Seminar diikuti oleh dosen, guru, SMA, SMP, SD, TK.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/35728/2/141224057_full.pdfmenyesal di hari esok,” (Penulis) PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI vii ABSTRAK Loyang,

109

9. Sinisme adalah gaya bahasa yang berupa sindiran yang berbentuk kesngsian, yang mengandung ejekan dan mengandung

sindiran yang bersifat terang-terangan. Contoh : Kata-katamu tidak sopan, tidak pantas diucapkan oleh seorang yang

berpendidikan.

Mengetahui

Triangulator

Prof. Dr. Pranowo M.Pd

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI