92
i ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA DAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI IPA SMA (STUDI KASUS DI SMA P YOGYAKARTA) SKRIPSI Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Fisika Oleh: Maria Hesti Dwi K NIM: 111424027 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

i

ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA DAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM EVALUASI

PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI IPA SMA

(STUDI KASUS DI SMA P YOGYAKARTA)

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Fisika

Oleh:

Maria Hesti Dwi K

NIM: 111424027

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA

JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN

ALAM

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

2016

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

ii

HALAMAN PERSETUJUAN

PEMBIMBING

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

iii

HALAMAN

PENGESAHAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

iv

HALAMAN PERSEMBAHAN

Segala perkara dapat kutanggung

di dalam DIA

yang memberi kekuatan kepadaku.

Filipi 4 : 13

Si pemalas dibunuh oleh keinginannya karena

tangannya enggan bekerja.

Amsal 21 : 25

Skripsi ini ku persembahkan untuk:

Yesus Kristus dan Bunda Maria;

Orang tua yang sangat kucintai:

Heru Nugraha dan Woro Endang;

FX. Heri Rahardiyanto dan BM Tri Nugrahaningsih;

Kakak-kakak yang sangat kusayangi:

Maz Rezza, Mbak Rini, Mbak Lintang,

dan Mas Suryo;

Pendidikan Fisika 2011

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

vi

LEMBAE PERNYATAAN PERSETUJUAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

vii

ABSTRAK

Maria Hesti Dwi Kristiani. 2016. Analisis Evaluasi Pembelajaran Fisika dan

Implementasi Pendekatan Saintifik dalam Evaluasi Pembelajaran Fisika

Kelas XI IPA SMA (Studi Kasus di SMA P Yogyakarta). Skripsi. Program

Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas

Sanata Dharma, Yogyakarta.

Penelitian ini bertujuan (1) untuk mengetahui evaluasi yang dilakukan

pada pembelajaran fisika yang menggunakan pendekatan saintifik, dan (2) untuk

mengetahui sejauh mana evalusi tersebut dilakukan pada pembelajaran fisika

dengan menggunakan pendekatan saintifik.

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015 di SMA P

Yogyakarta. Subjek pada penelitian ini adalah seorang guru mata pelajaran fisika

yang mengajar di kelas XI IPA 1 yang berjumlah 26 orang. Penelitian ini

merupakan penelitian kualitatif. Instrumen pengumpulan data yang digunakan

dalam penelitian ini berupa rekaman wawancara, rekaman video pembelajaran,

dan fieldnotes.

Hasil penelitian menunjukan bahwa: (1) Guru melakukan evaluasi pada

mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA P dengan memperhatikan 3 aspek,

yaitu kognitif, afektif, dan psikomotorik. Evaluasi pada ketiga aspek tersebut

dilakukan dengan cara yang terpisah. Penilaian kemampuan kognitif dilakukan

dalam bentuk ulangan, kemampuan afektif dilakukan dengan melihat sikap siswa

selama PBM berlangsung dan dicatat dalam sebuah jurnal, dan kemampuan

psikomotorik dilakukan dengan mengadakan kegiatan praktikum; (2) Dalam

pelaksanaan evaluasi, guru sudah melakukannya dengan cukup baik. Guru

melakukannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah dan guru

pun mengadakan remedial sampai siswanya mencapai nilai KKM. Namun, dalam

perencanaan evaluasi, pengembangan instrumen evaluasi, pelaporan dan

pemanfaatan hasil evaluasi, guru belum melakukannya dengan cukup baik.

Kata Kunci: Evaluasi Pembelajaran, Pembelajaran Fisika, Pendekatan Saintifik

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

viii

ABSTRACT

Maria Hesti Dwi Kristiani. 2016. “Analysis of The Evaluation on Physic

Learning and The Implementation of Scientific Method in The Evaluation of

Physic Learning in Class XI IPA SMA (A Case Study in SMA P Yogyakarta)”.

Thesis. Physic Education Study Program. Department of Mathematics and

Natural Science Education. Faculty of Teachers Training and Education.

Sanata Dharma University, Yogyakarta.

This research aims to (1) know the evaluation done in physic learning

which uses scientific method, and (2) to evaluate the evaluation which has done in

physic learning using scientific method.

This research was done in April-May 2015 in SMA P Yogyakarta. The

subject of this research was a physic teacher who taught XI IPA 1 in which the

students were 26 students. This was a qualitative research. The instrument to

gather the data used in this research was interview record, video of teaching and

learning, and field notes.

The result showed that (1) the teacher did the evaluation in 3 aspects:

cognitive, affective, and psychomotoric. Those 3 aspects were done in different

ways. The cognitive assessment was done in a test, the affective ability was done

through observation in the teaching-learning process which was noted in a

journal, and the psychomotor ability was done in a practicum; (2) in the

performance evaluation, teacher already do quite well. Teacher do it according to

the schedule set by school and ever hold a remedial for students to reach of

standard point in the school. However, in the planning of the evaluations, the

development of evaluation instruments, reporting, and utilization of evaluation

results, teacher don’t do it quite well.

Key words: The evaluation of learning, Physic, Scientific method

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yesus Kristus atas segala

kasih karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul

“ANALISIS EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA DAN

IMPLEMENTASI PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM EVALUASI

PEMBELAJARAN FISIKA KELAS XI IPA SMA (STUDI KASUS DI SMA

P YOGYAKARTA)” ini dapat terselesaikan dengan baik. Skripsi ini diajukan

untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan

pada Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan Ilmu

Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Sanata

Dharma.

Selama penyusunan skripsi ini, penulis mendapat banyak bimbingan, saran,

dan dukungan dari berbagai pihak. Maka pada kesempatan ini penulis ingin

mengucapkan terima kasih kepada:

1. Bapak Rohandi, Ph.D., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Sanata Dharma dan dosen pembimbing skripsi yang telah banyak

meluangkan waktu, membimbing, memberi masukan, dan saran yang

bermanfaat dalam penyusunan skripsi.

2. Dr. Ignatius Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan Fisika

dan Dosen Pembimbing Akademik Pendidikan Fisika angkatan 2011 yang

telah memberikan dukungan kepada penulis untuk menyelesaikan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

x

3. SMA Pangudi Luhur Sedayu, Bapak Pur, Bruder, dan siswa-siswi kelas XI

IPA 2 yang telah memberikan kesempatan dan membantu penulis dalam

melakukan penelitian.

4. Segenap Dosen Universitas Sanata Dharma, khususnya Program Studi

Pendidikan Fisika yang telah memberikan pengalama, pengetahuan, dan

bimbingan selama penulis belajar di Universitas Sanata Dharma.

5. Segenap Staf Sekretariat JPMIPA yang telah membantu segala keperluan

administratif selama penulis kuliah di Universitas Sanata Dharma.

6. Orang tua tercinta Bapak Heru Nugraha dan Mama Woro Endang, serta kakak

ku Mas Rezza dan Mbak Rini yang selalu mendampingi, membimbing, dan

memberikan semangat kepada penulis.

7. Elisabeth Anindita Arjanggi, Helen Puspitaningrum, dan Theresia Indah. P,

yang sudah berjuang bersama-sama selama proses pembuatan skripsi.

8. Teman-teman yang selalu mendukung, membantu, dan mengingatkan penulis

selama proses penulisan skripsi ini: Marjuki, Johan, Jejen, Heri, Yoana, Tika,

Hudan, Gina, dan seluruh teman-teman Pendidikan Fisika 2011.

9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu atas dukungan dan semangat.

Semoga skripsi ini memberikan manfaat bagi pembaca khususnya dan dalam

bidang ilmu pengetahuan pada umumnya.

Yogyakarta, 26 Februari 2016

Penulis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

xi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii

HALAMAN PENGESAHAN ............................................................................... iii

HALAMAN PERSEMBAHAN ............................................................................ iv

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v

LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN ...................................................... vi

ABSTRAK ............................................................................................................ vii

ABSTRACT ........................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix

DAFTAR ISI .......................................................................................................... xi

DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................ xiii

BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah............................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................ 3

C. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian ....................................................................................... 4

BAB II LANDASAN TEORI ................................................................................. 5

A. Pembelajaran Fisika ..................................................................................... 5

B. Pendekatan Saintifik .................................................................................... 6

C. Evaluasi Pembelajaran ............................................................................... 10

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

xii

D. Evaluasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik .......... 21

BAB III METODE PENELITIAN ....................................................................... 26

A. Jenis Penelitian ........................................................................................... 26

B. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 27

C. Subyek Penelitian ....................................................................................... 27

D. Instrumen Penelitian .................................................................................. 27

BAB IV DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN .......................................... 32

A. Data ............................................................................................................ 32

B. Analisis dan Pembahasan ........................................................................... 34

1. Aspek Evaluasi ....................................................................................... 34

2. Teknik Evaluasi ...................................................................................... 44

3. Mekanisme dan Prosedur Evaluasi ........................................................ 55

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................... 62

A. Kesimpulan ................................................................................................ 62

B. Saran .......................................................................................................... 63

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 64

LAMPIRAN .......................................................................................................... 65

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin ...................................................................... 66

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian .................................................. 67

Lampiran 3 Analisis Soal ...................................................................................... 68

Lampiran 4 Laporan Praktikum ............................................................................ 74

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dewasa ini pendidikan di Indonesia semakin berkembang dalam

berbagai hal, baik dari materi, media, model pembelajaran, dan metode

pembelajaran. Dulu kebanyakan guru hanya mengajar dengan metode

ceramah yang sangat membosankan bagi siswa, namun sekarang banyak guru

yang melakukan berbagai inovasi dalam proses pembelajaran agar siswa

semakin bersemangat dalam belajar. Hal ini dilakukan untuk semakin

meningkatakan mutu pendidikan di Indonesia.

Pada hakekatnya, belajar adalah memahami sesuatu dengan percobaan

berulang-ulang hingga seseorang dapat paham, mengerti, dan menguasai suatu

hal dengan baik. Begitu pula dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah.

Siswa akan lebih menguasi materi pelajaran jika siswa menemukan dan

menggali sendiri pengetahuannya tersebut, sehingga hasilnya pemahaman

siswa diharapkan lebih mendalam.

Fisika adalah ilmu yang memahami fenomena alam. Dalam

pembelajaran di sekolah, khususnya jenjang SMP dan SMA/SMK, siswa

diharapkan dapat aktif membentuk pemikiran mereka sehingga dapat

menjelaskan gejala fisis di kehidupan sekitarnya secara logis. Dalam hal ini

siswa dituntut untuk dapat berpikir secara induktif. Menurut Suparno, dalam

pembelajaran fisika yang terpenting adalah siswa yang aktif belajar (2007: 2).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

2

Dengan siswa aktif, siswa dapat menemukan sesuatu sendiri, karena dengan

menemukan sendiri siswa dapat lebih mengerti secara mendalam (Suparno,

2007: 72).

Berdasarkan hal di atas, guru seharusnya menggunakan model

pembelajaran yang mendukung kegiatan siswa untuk menemukan sendiri

pengetahuannya tersebut, salah satu model pembelajaran yang dapat

digunakan adalah pendekatan saintifik. Pendekatan ini pertama kali dicetuskan

oleh Galileo Galilei, seorang fisikawan yang memiliki banyak sumbangan

pada zamannya dan digunakan sampai saat ini. Pendekatan saintifik atau

pendekatan ilmiah sendiri sudah akrab dikenal pada pembelajaran fisika

sebagai metode ilmiah. Pendekatan saintifik ini menerapkan metode ilmiah

pada proses pembelajaran fisika. Pada metode ilmiah, siswa dituntut untuk

lebih mengedepankan penalaran induktif. Penalaran induktif melihat

fenomena atau situasi spesifik untuk kemudian menarik simpulan secara

keseluruhan. Metode ilmiah umumnya menempatkan fenomena unik dengan

kajian spesifik dan detail untuk kemudian merumuskan simpulan umum.

Pendekatan saintifik ini bertujuan agar siswa mampu menemukan dan

mengembangkan secara mandiri pengetahuan yang didapatnya agar siswa

tersebut dapat lebih memahami materi yang dipelajarinya, tidak hanya sekedar

tahu saja.

Dalam suatu pembelajaran perlu diadakan evaluasi yang bertujuan untuk

mengukur sampai di mana tingkat kemampuan siswa selama proses

pembelajaran yang telah berlangsung dan mengetahui tingkat keberhasilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

3

program pengajaran. Karena pendekatan saintifik lebih menitikberatkan pada

proses penemuan pengetahuan oleh siswa, maka diperlukan evaluasi yang

tidak hanya menilai pada hasil belajar siswa saja, tapi juga menilai dalam

proses belajar-mengajar. Teknik evaluasi yang dipakai pun harus disesuaikan

dengan pendekatan saintifik itu sendiri yang sesuai dengan metode ilmiah.

Berdasarkan latar belakang tersebut maka peneliti akan melakukan

penelitian dengan judul “ANALISIS EVALUASI PADA

PEMBELAJARAN FISIKA DAN IMPLEMENTASI PENDEKATAN

SAINTIFIK DALAM EVALUASI PEMBELAJARAN FISIKA KELAS

XI IPA SMA (STUDI KASUS DI SMA P YOGYAKARTA)”.

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang tersebut, dapat dirumuskan bahwa:

1. Bagaimana evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran fisika yang

menggunakan pendekatan saintifik?

2. Sejauh mana evaluasi dilakukan pada pembelajaran fisika dengan

meggunakan pendekatan saintifik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

4

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui evaluasi yang dilakukan pada pembelajaran fisika yang

menggunakan pendekatan saintifik.

2. Mengetahui sejauh mana evaluasi dilakukan pada pembelajaran fisika

dengan menggunakan pendekatan saintifik.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi berbagai pihak, antara lain:

1. Bagi Guru

Memberikan masukan dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran mata

pelajaran fisika yang menggunakan pendekatan saintifik.

2. Bagi Sekolah

a. Meningkatkan mutu pendidikan khususnya pada mata pelajaran fisika.

b. Memberikan masukan untuk melihat betapa pentingnya evaluasi

pembelajaran pada mata pelajaran fisika.

3. Bagi Peneliti

Dapat mengetahui bagaimana melakukan evaluasi pembelajaran fisika

yang menggunakan model pembelajaran pendekatan saintifik dan seberapa

penting evaluasi tersebut dilakukan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

5

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pembelajaran Fisika

Menurut Suparno, yang terpenting dalam pembelajaran fisika adalah siswa

yang aktif belajar fisika. Maka semua usaha guru harus diarahkan untuk

membantu dan mendorong agar siswa mau mempelajari fisika sendiri. Guru

membimbing siswa untuk menemukan sendiri kebenaran atau pengetahuan

barunya dengan menghubungkan fenomena-fenomena yang terjadi di

sekitarnya dengan teori yang ia miliki sejak awal. Siswa dibimbing untuk

menghubungkan hal tersebut dengan menggunakan penalaran induktif,

sehingga siswa dapat menemukan kesimpulan yang baik. Dengan siswa

menemukan sendiri pengetahuannya, siswa akan mengerti lebih dalam dan

tidak cepat lupa akan pengetahuan yang baru didapatkannya tersebut.

Adapun tujuan umum pembelajaran fisika seperti (Suparno, 2007: 3):

1. Mengerti dan menggunakan metode ilmiah

2. Menguasai pengetahuan fisika (konsep)

3. Menggunakan sikap ilmiah

4. Memenuhi kebutuhan pribadi dan masyarakat

5. Kesadaran akan karir masa depan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

6

B. Pendekatan Saintifik

Menurut Daryanto (2014: 55), pendekatan saintifik atau pendekatan ilmiah

adalah proses pembelajaran yang dapat dipadankan dengan suatu proses

ilmiah. Pada proses ilmiah, para ilmuwan menggunakan penalaran induktif, di

mana penalaran ini memandang suatu fenomena dengan kajian spesifik dan

detail untuk menarik kesimpulannya secara umum. Metode ilmiah sendiri

terdiri dari serangkaian kegiatan pengumpulan data melalui observasi atau

eksperimen, mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian

memformulasi dan menguji hipotesis. Penerapan pendekatan saintifik dalam

pembelajaran melibatkan keterampilan proses seperti mengamati,

mengklasifikasi, mengukur, meramalkan, menjelaskan, dan menyimpulkan

(Daryanto, 2014: 51). Keterampilan proses sains sebagai keterampilan dasar

harus dimiliki oleh setiap siswa sebelum mereka menggunakan metode ilmiah.

Oleh karena itu, proses belajar mengajar IPA lebih ditekankan pada

pengembangan keterampilan proses. Dalam pembelajaran IPA dengan

mengembangkan keterampilan proses, siswa dapat menemukan fakta-fakta,

membangun konsep-konsep, teori-teori, dan sikap ilmiah yang akhirnya dapat

berpengaruh positif terhadap proses maupun produk pendidikan (Trianto,

2012: 143).

Adapun prinsip-prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan belajar

(Daryanto, 2014: 58):

1. Pembelajaran berpusat pada siswa

2. Pembelajaran membetuk students selfconcept

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

7

3. Pembelajaran terhindar dari verbalisme

4. Pembelajaran memberikan kesempatan pada siswa untuk mengasimilasi

dan mengakomodasi konsep, hukum, dan prinsip

5. Pembelajaran mendorong terjadinya peningkatan kemampuan berpikir

siswa

6. Pembelajaran meningkatkan motivasi belajar siswa dan motivasi mengajar

guru

Berikut adalah tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik menurut

Daryanto (2014: 54):

1. Untuk meningkatkan kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir

tingkat tinggi siswa

2. Untuk membentuk kemampuan siswa dalam menyelesaikan suatu masalah

secara sistematik

3. Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa merasa bahawa belajar itu

merupakan suatu kebutuhan

4. Diperolehnya hasil belajar yang tinggi

5. Untuk melatih siswa dalam mengkomunikasikan ide-ide, khususnya dalam

menulis artikel ilmiah

6. Untuk mengembangkan karakter siswa

Pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 66 Tahun 2013

dibahas bahwa untuk memperkuat pendekatan saintifik diterapkan

pembelajaran berbasis penyingkapan/penelitian (discovery/inquiry learning).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

8

Adapun langkah-langkah pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran

sebagai berikut:

1. Mengamati (observasi)

Pada kegiatan ini siswa diharapkan mampu menemukan fakta bahwa

ada hubungan antara obyek yang dianalisis dengan materi pembelajaran

yang diajarkan oleh guru. Dengan mengamati sendiri siswa diharapkan

lebih dapat memahami konsep-konsep fisika yang diajarkan. Pada

kegiatan ini guru memfasilitasi dan membimbing siswa untuk melakukan

pengamatan, melatih mereka untuk memperhatikan (melihat, membaca,

mendengar) hal yang penting dari suatu benda atau objek.

2. Menanya

Setelah mengamati suatu obyek, siswa diberi kesempatan dan

dibimbing untuk dapat mengajukan pertanyaan terkait dengan obyek

tersebut. Pertanyaan yang bersifat faktual sampai kepada pertanyaan yang

bersifat hipotetik. Pertanyaan tersebut menjadi dasar siswa untuk mencari

informasi yang lebih lanjut dan beragam dari sumber yang ditentukan guru

sampai yang ditentukan peserta didik, dari sumber yang tunggal amapai

sumber yang beragam. Melalui kegiatan bertanya dikembangkan rasa

ingin tahu peserta didik.

3. Mengumpulkan Informasi

Kegiatan ini dilakukan dengan menggali dan mengumpulkan

informasi dari berbagai sumber melalui berbagai cara. Aktivitas

mengumpulkan informasi itu sendiri dapat dilakukan dengan berbagai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

9

cara, seperti melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku

teks, mengamati objek/kejadian/aktivitas wawancara dengan narasumber

dan sebagainya.

4. Mengasosiasikan/Mengolah Informasi/Menalar

Dalam Permendikbud Nomor 81a Tahun 2013, kegiatan

mengasosiasi/mengolah informasi/menalar dalam kegiatan pembelajaran

adalah memproses informasi yang sudah dikumpulkan baik dari hasil

kegiatan mengumpulkan/eksperimen maupun hasil dari kegiatan

mengamati dan kegiatan mengumpulkan informasi. Kegiatan ini dilakukan

untuk menemukan pola dari keterkaitan informasi-informasi yang telah

dikumpulkan.

5. Menarik Kesimpulan

Setelah menemukan keterkaitan antara informasi-informasi yang

telah dikumpulkan dan menemukan berbagai pola dari keterkaitan

tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam kelompok atau secara

individu membuat kesimpulan. Dalam pembuatan kesimpulan ini siswa

dapat dibimbing untuk menyimpulkannya secara induktif agar dapat

memperoleh kesimpulan secara umum keseluruhan.

6. Mengkomunikasikan

Pada kegiatan ini siswa diberi kesempatan untuk menyampaikan apa

yang telah mereka pelajari. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui

menuliskan atau menceritakan apa yang telah mereka dapatkan dari hasil

pengamatan dan kesimpulan berdasarkan hasil analisis mereka.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

10

C. Evaluasi Pembelajaran

Menurut Mehrens dan Lehman (1978, dalam Purwanto, 2012: 3), evaluasi

adalah suatu proses merencanakan, memperoleh, dan menyediakan informasi

yang sangat diperlukan untuk membuat alternatif-alternatif keputusan.

Sedangkan menurut Norman E. Gronlund (1976, dalam Purwanto, 2012: 3)

dalam hubungannya dengan kegiatan pengajaran, evaluasi adalah suatu proses

yang sistematis untuk menentukan atau membuat keputusan sampai sejauh

mana tujuan-tujuan pengajaran telah dicapai oleh siswa. Berdasarkan dua

pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwa evaluasi dalam proses

pembelajaran merupakan suatu proses yang direncanakan secara sistematis

untuk memperoleh informasi pencapaian tujuan-tujuan pembelajaran oleh

siswa.

Prinsip-prinsip umum yang perlu diperhatikan untuk memperoleh hasil

evaluasi yang lebih baik (Arifin, 2010: 31), yaitu:

1. Kontinuitas

Pembelajaran merupakan suatu proses yang kontinu. Oleh sebab itu,

evaluasi pun harus dilakukan secara kontinu. Kegiatan evaluasi harus

dilakukan pada permulaan, selama program berlangsung, dan pada akhir

program setelah program itu dianggap selesai, sehingga dapat diperoleh

gambaran yang jelas dan berarti tentang perkembangan peserta didik.

2. Komprehensif

Dalam melakukan evaluasi terhadap suatu objek, guru harus mengambil

seluruh objek itu sebagai bahan evaluasi. Guru tidak hanya menilai yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

11

menyangkut kognitif siswa saja, tapi juga harus menyangkut afektif dan

psikomotorik siswa.

3. Adil dan Objektif

Dalam melaksanakan evaluasi, guru harus bersikap adil tanpa pilih kasih.

Semua siswa harus diberlakukan sama tanpa pandang bulu. Guru juga

hendaknya bertindak secara objektif, apa adanya sesuai dengan

kemampuan siswa. Oleh sebab itu, evaluasi harus didasarkan atas

kenyataan (data dan fakta) yang sebenarnya, bukan hasil manipulasi atau

rekayasa.

4. Kooperatif

Dalam kegiatan evaluasi guru hendaknya bekerja sama dengan semua

pihak, baik orang tua siswa, sesama guru, kepala sekolah, maupun dengan

siswa itu sendiri. Hal ini dimaksudkan agar semua pihak merasa puas dan

dihargai dengan hasil evaluasi.

5. Praktis

Dalam menyusun alat evaluasi, sebaiknya guru menyusunnya dengan

memperhatikan bahasa dan petunjuk mengerjakan soal, agar alat evaluasi

tersebut mudah digunakan baik oleh guru tersebut maupun orang lain yang

akan menggunakannya.

Dalam kegiatan evaluasi pembelajaran, kegiatan evaluasi harus mencakup

(Asep dan Abdul, 2012: 64):

1. Proses belajar, yaitu seluruh pengalaman belajar yang dilakukan siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

12

2. Hasil belajar, yaitu ketercapaian setiap kemampuan dasar, baik kognitif,

afektif, maupun pskimotorik, yang diperoleh siswa selama mengikuti

kegiatan pembelajaran tertentu.

Menurut Sudjana (2010: 22), dalam sistem pendidikan nasional rumusan

tujuan pendidikan, klasifikasi belajar menggunakan teori Benyamin Bloom

dibagi menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:

1. Kognitif

Aspek kognitif meliputi kemampuan menyatakan kembali konsep atau

prinsip yang telah dipelajari dan kemampuan intelektual. Menurut

taksonomi Bloom, aspek kognitif terdiri dari 6 (enam) tingkatan, yaitu:

a. Pengetahuan (C1)

Tipe hasil belajar pengetahuan termasuk tingkat kognitif yang

paling rendah. Kemampuan untuk mengetahui adalah kemampuan

untuk mengenal atau mengingat kembali suatu objek, ide, prosedur,

prinsip atau teori yang pernah ditemukan dalam pengalaman.

b. Pemahaman (C2)

Pemahaman adalah kemampuan untuk memahami segala

pengetahuan yang diajarkan seperti kemampuan mengungkapkan

dengan struktur kalimat lain, membandingkan, menafsirkan, dan

sebagainya. Pemahaman dibedakan menjadi 3 (tiga) kategori, yaitu:

1) Pemahaman terjemahan, yaitu kemampuan untuk mengubah

simbol tertentu menjadi simbol lain tanpa perubahan makna.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

13

2) Pemahaman penafsiran, yakni menghubungkan bagian-bagian

terdahulu dengan yang diketahui berikutnya atau menghubungkan

beberapa bagian dari grafik dengan kejadian, membedakan yang

pokok dan yang bukan pokok.

3) Pemahaman ekstrapolasi, dengan ekstrapolasi diharapkan

seseorang mampu melihat di balik yang tertulis.

c. Aplikasi (C3)

Aplikasi adalah penggunaan konsep pada situasi kongkret atau

situasi khusus. Konsep tersebut dapat berupa ide, teori, atau petunjuk

teknis. Menerapkan konsep ke dalam situasi baru disebut aplikasi.

Mengulang-ngulang menerapkannya pada situasi lama akan beralih

menjadi pengetahuan hafalan atau keterampilan. Seseorang menguasai

kemampuan ini jika ia dapat memberi contoh, menggunakan,

mengklasifikasikan, memanfaatkan, menyelesaikan, dan

mengidentifikasi.

d. Analisis (C4)

Analisis adalah usaha memilah suatu integritas menjadi unsur-

unsur atau bagian-bagian sehingga jelas susunannya. Secara rinci

Bloom mengemukakan tiga jenis kemampuan analisis, yaitu

menganalisis unsur, menganalisis hubungan, dan menganalisis prinsip-

prinsip organisasi.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

14

e. Sintesis (C5)

Sintesis adalah penyatuan unsur-unsur atau bagian-bagian ke

dalam bentuk menyeluruh. Berpikir sintesis merupakan salah satu

terminal untuk menjadikan orang lebih kreatif. Berpikir kreatif

merupakan salah satu hasil yang hendak dicapai dalam pendidikan.

f. Evaluasi (C6)

Evaluasi adalah pemberian keputusan/penilaian tentang sesuatu

yang mungkin dilihat dari segi tujuan, gagasan, cara bekerja,

pemecahan, metode, materil, dan lain-lain.

2. Afektif

Afektif berkenaan dengan sikap dan nilai yang terdiri atas aspek

penerimaan, tanggapan, penilaian, pengelolaan, dan penghayatan

(karakterisasi). Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam

berbagai tingkah laku seperti perhatiannya terhadap pelajaran, disiplin,

motivasi belajar, menghargai guru dan teman kelas, kebiasaan belajar, dan

hubungan sosial.

3. Psikomotorik

Hasil belajar psikomorik tampak dalam bentuk keterampilan fisik

(skill) dan kemampuan bertindak individu. Tipe hasil belajar ranah

psikomotorik berkenaan dengan keterampilan atau kemampuan bertindak

setelah menerima pengalaman belajar tertentu.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

15

Menurut Arifin (2010: 88) pengembangan evaluasi pembelajaran terdiri

atas:

1. Perencanaan evaluasi

Faktor-faktor yang harus diperhatikan dalam perencanaan penilaian

hasil belajar, yaitu:

a. Menentukan tujuan penilaian

Tujuan penilaian ini harus dirumuskan secara jelas dan tegas, karena

menjadi dasar untuk menentukan arah, ruang lingkup materi, dan

karakter alat penilaian. Rumusan tujuan penilaian harus

memperhatikan aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik

siswa. Dalam penilaian hasil belajar, terdapat empat jenis tujuan

penilaian, yaitu untuk memperbaiki kinerja atau proses pembelajaran

(formatif), untuk menentukan keberhasilan peserta didik (sumatif),

untuk mengidentifikasi kesulitan belajar peserta didik dalam proses

pembelajaran (diagnostik), dan untuk menempatkan posisi peserta

didik sesuai dengan kemampuannya (seleksi).

b. Mengidentifikasi kompetensi dan hasil belajar

Kompetensi adalah pengetahuan, keterampilan, sikap, dan nilai-nilai

yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak. Peserta

didik dianggap kompeten apabila ia memiliki pengetahuan,

keterampilan, sikap, dan nilai-nilai untuk melakukan sesuatu setelah

mengikuti proses pembelajaran. Sedangkan hasil belajar, dilihat dari

tiga aspek, yaitu aspek kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

16

c. Menyusun kisi-kisi

Kisi-kisi adalah format pemetaan soal yang menggambarkan distribusi

item untuk berbagai topik atau pokok bahasan berdasarkan jenjang

kemampuan tertentu. Penyusunan kisi-kisi dimaksudkan agar materi

penilaian betul-betul representatif dan relevan dengan materi pelajaran

yang sudah diberikan oleh guru kepada siswa. Kisi-kisi soal yang baik

harus memenuhi persyaratan tertentu, antara lain:

1) representatif, yaitu harus mewakili isi kurikulum sebagai sampel

perilaku yang akan dinilai

2) komponen-komponennya harus terurai/terperinci, jelas, dan mudah

dipahami

3) soalnya dapat dibuat sesuai dengan indikator dan bentuk soal yang

ditetapkan

d. Mengembangkan draft instrumen

Instrumen penilaian dapat disusun dalam bentuk tes maupun nontes.

Dalam bentuk tes, berarti guru harus membuat soal. Penulisan soal

adalah penjabaran indikator menjadi pertanyaan-pertanyaan yang

karakteristiknya sesuai dengan pedoman kisi-kisi. Setiap pertanyaan

harus jelas dan terfokus serta menggunakan bahasa yang efektif, baik

bentuk pertanyaan maupun bentuk jawabannya. Dalam bentuk nontes,

guru dapat membuat angket, pedoman observasi, pedoman wawancara,

studi dokumentasi, skala sikap, penialaian bakat, minat, dan

sebagainya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

17

e. Uji coba dan analisis instrumen

Jika semua soal sudah disusun dengan baik, maka perlu diujicobakan.

Tujuannya untuk mengetahui soal-soal mana yang perlu diubah,

diperbaiki, bahkan dibuang sama sekali. Soal yang baik adalah soal

yang sudah mengalami beberapa kali uji coba dan revisi.

f. Merakit instrumen baru

Setelah soal diuji coba dan dianalisis, ada soal yang masih dapat

diperbaiki dari segi bahasa, ada juga soal yang harus direvisi total, baik

yang menyangkut pokok soal maupun alternatif jawaban. Berdasarkan

hasil revisi soal ini, barulah dilakukan perakitan soal menjadi suatu

instrument yang terpadu.

2. Pelaksanaan evaluasi

Pelaksanaan evaluasi bergantung pada jenis evaluasi yang digunakan.

Dalam pelaksanaan penilaian hasil belajar, guru dapat menggunakan tes

(tes tertulis, tes lisan, dan tes perbuatan) maupun non tes (angket,

observasi, wawancara, studi dokumentasi, skala sikap, dan sebagainya).

Dalam pelaksanaan tes maupun nontes berbeda sesuai dengan tujuan dan

fungsinya.

Pelaksanaan nontes dimaksudkan untuk mengetahui perubahan sikap

dan tingkah laku peserta didik setelah mengikuti proses pembelajaran,

pendapat peserta didik terhadap kegiatan pembelajaran, kesulitan belajar,

minat belajar, motivasi belajar, dan sebagainya. Selain itu guru juga dapat

menilai hasil kerja peserta didik dengan cara memberikan tugas atau

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

18

proyek dan menganalisis semua hasil kerja dalam bentuk portofolio.

Dalam penilaian, guru tidak hanya menilai kognitif siswa saja, tapi juga

perlu diperhatikan non-kognitif siswa, seperti pengembangan pribadi,

kreativitas, dan keterampilan interpersonal sehingga mendapat gambaran

yang komprehensif dan utuh.

3. Pengolahan data dan analisis

Mengolah data berarti mengubah wujud data yang sudah dikumpulkan

menjadi sebuah sajian data yang menarik dan bermakna. Data hasil

evaluasi, ada yang berbentuk kualitatif, ada juga yang berbentuk

kuantitatif. Dalam penilaian hasil belajar, data yang diperoleh adalah

tentang prestasi belajar. Dengan demikian, pengolahan data tersebut akan

memberikan nilai kepada siswa berdasarkan kualitas hasil pekerjaannya.

4. Pelaporan hasil evaluasi

Hasil evaluasi yang telah dilakukan harus dilaporkan ke berbagai pihak

yang terkait, seperti orang tua/wali, kepala sekolah, pengawas, pemerintah,

mitra sekolah, dan siswa itu sendiri agar proses pembelajaran termasuk

proses dan dan hasil belajar yang dicapai siswa serta perkembangannya

dapat diketahui oleh berbagai pihak. Laporan kemajuan belajar peserta

didik merupakan sarana komunikasi anatar sekolah, siswa, dan orang tua

dalam upaya mengembangkan dan menjaga hubungan kerja sama yang

harmonis. Isi laporan hendaknya memuat hal-hal seperti profil belajar

siswa di sekolah, peran serta siswa dalam kegiatan di sekolah, kemajuan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

19

hasil belajar siswa dalam kurun waktu belajar tertentu, dan imbauan

terhadap orang tua.

5. Pemanfaatan hasil evaluasi

Tahap akhir dari prosedur evaluasi adalah penggunaan atau

pemanfaatan hasil evaluasi. Salah satu penggunaan hasil evaluasi adalah

laporan. Laporan dimaksudkan untuk memberikan feedback kepasa semua

pihak yang terkait dalam pembelajaran, seperti siswa, guru, kepala

sekolah, orang tua, penilik, dan pemakai lulusan.

Tes hasil belajar digunakan untuk menilai kompetensi peserta didik yang

mencakup pengetahuan dan keterampilan tertentu sebagai hasil belajar

mengajar fisika. Tes dapat dikelompokkan ke dalam tes objektif dan tes non

objektif. Bentuk soal tes objektif yang dapat digunakan adalah: pilihan ganda,

jawaban singkat, menjodohkan, dan uraian objektif. Sedangkan bentuk soal tes

non objektif yang dapat digunakan adalah: uraian bebas, unjuk kerja atau

observasi, dan portofolio atau proyek.

Bentuk soal tes pilihan ganda dapat mencakup banyak materi pelajaran

penyekoran objektif. Tes pilihan ganda dapat mengukur tingkat kemampuan

berpikir yang tinggi dan hal ini tentunya tergantung pada kompetensi pembuat

soal. Berikut kaidah-kaidah penulisan soal tes pilihan ganda:

1. Soal harus sesuai dengan indikator.

2. Pokok soal harus dirumuskan secara jelas dan tegas.

3. Bahasa yang digunakan harus komunikatif.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

20

4. Kalimat yang digunakan sesuai dengan tingkat perkembangan peserta tes.

5. Rumusan pokok soal dan pilihan jawaban harus merupakan pertanyaan

yang diperlukan saja.

6. Letak pilihan jawaban benar ditentukan secara acak.

7. Pokok soal jangan memberi petunjuk ke arah jawaban benar.

8. Pokok soal jangan menggunakan pernyataan-pernyataan yang bersifat

negative ganda.

9. Pilihan jawaban harus homogen dan logis ditinjau dari segi materi.

10. Panjang rumusan pilihan jawaban harus relatif sama.

11. Pilihan jawaban berbentuk angka harus disusun berdasarkan besar-

kecilnya.

12. Gambar/grafik/tabel/diagram dan sejenisnya yang terdapat pada soal harus

jelas dan berfungsi.

13. Setiap soal harus mempunyai satu jawaban yang benar atau yang paling

benar.

14. Butir soal jangan tergantung pada jawaban soal sebelumnya.

Menurut Mundilarto, tes uraian objektif adalah tes yang bentuknya soal

uraian tetapi jawabannya sudah tertentu. Butir soal tes uraian objektif

bermanfaat dalam mengembangkan kompetensi berpikir tingkat tinggi,

khususnya aspek analisis sintesis dan evaluasi. Bentuk soal uraian objektif

sangat tepat digunakan untuk bidang matematika dan sains, karena kunci

jawabannya hanya satu. Berikut kaidah-kaidah penulisan soal tes uraian

objektif:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

21

1. Soal harus mengacu pada indikator.

2. Menggunakan bahasa yang baku dan komunikatif.

3. Apabila terdapat gambar, grafik, tabel harus disajikan secara benar, jelas,

dan komunikatif.

4. Hanya mengadung variable-variabel, informasi-informasi, dan besaran-

besaran fisis yang relevan saja.

5. Pertanyaan harus dirumuskan secara jelas agar tidak menimbulkan

perbedaan penafsiran di antara peserta didik.

6. Untuk setiap soal hanya mengandung satu pertanyaan saja.

7. Siapkan jawaban secara lengkap.

8. Tetapkan pedoman penyekoran.

Berdasarkan pada Permendiknas No. 20 Tahun 2007, perancangan strategi

penilaian oleh pendidik dilakukan pada saat penyusunan silabus yang

penjabarannya merupakan bagian dari rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP). Sehingga segala bentuk evaluasi hasil belajar peserta didik tercantum

di dalam RPP berikut pedoman penyekorannya.

D. Evaluasi Pembelajaran Fisika Menggunakan Pendekatan Saintifik

Seperti yang telah dikatakan di atas, pendekatan saintifik erat kaitannya

dengan metode ilmiah. Di mana metode ilmiah itu sendiri terdiri dari

serangkaian kegiatan pengumpulan data melalui observasi atau eksperimen,

mengolah informasi atau data, menganalisis, kemudian memformulasi dan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

22

menguji hipotesis. Serangkaian kegiatan tersebut menggunakan penalaran

induktif, di mana penalaran ini memandang suatu fenomena secara spesifik

untuk menarik kesimpulannya secara umum.

Untuk menilai seluruh kemampuan siswa dalam mencapai kompetensi

tersebut, maka dibutuhkan suatu penilaian yang dapat menilai seluruh kinerja

siswa di dalam proses belajar mengajar menggunakan pendekatan saintifik

tersebut. Penilaian yang dilakukan harus mampu menggambarkan peningkatan

hasil belajar siswa, baik dalam mengobservasi, menanya, mengumpulkan

informasi, menalar, menarik kesimpulan, dan mengkomunikasikan. Salah satu

penilaian yang cocok dengan pendekatan saintifik adalah penilaian autentik.

Hal ini pun tercantum dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013, bahwa

penilaian proses pembelajaran menggunakan penilaian autentik (authentic

assessment) yang menilai kesiapan siswa, proses, dan hasil belajar secara

utuh. Menurut Mundilarto (2012: 24), penilaian adalah proses interpretasi dan

membuat judgment terhadap informasi hasil pengukurannya. Suatu penilaian

dikatakan autentik jika melibatkan peserta didik dalam tugas-tugas yang

bermanfaat, signifikan, dan berarti. Penilaian autentik adalah penilaian kinerja

yang orientasi utamanya pada proses dan hasil pembelajaran yang melibatkan

peserta didik. Penilaian autentik dilakukan secara komprehensif untuk menilai

masukan (input), proses, dan keluaran (output) pembelajaran. Menurut

Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian, cakupan

penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata

pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses. Penilaian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

23

semacam ini dapat menggambarkan peningkatan hasil belajar peserta didik,

baik dalam mengobservasi, menalar, mencoba, mengkomunikasikan, dan lain-

lain. Penilaian autentik memungkinkan siswa untuk menunjukkan kompetensi

mereka yang meliputi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.

Penilaian autentik terdiri dari berbagai teknik penilaian, yaitu pengukuran

langsung keterampilan siswa, penilaian atas tugas-tugas, dan analisis proses

yang digunakan untuk menghasilkan respon siswa atas perolehan sikap,

keterampilan, dan pengetahuan. Berikut teknik-teknik yang digunakan

menurut Permendikbud No. 66 Tahun 2013:

1. Penilaian kompetensi sikap

Pendidik melakukan penilaian kompetensi sikap melalui observasi,

penilaian diri, penilaian antar peserta didik, dan jurnal. Instrumen yang

dilakukan dapat berupa daftar cek atau skala penilaian yang disertai rubrik,

sedangkan pada jurnal berupa catatan pendidik.

2. Penilaian kompetensi pengetahuan

Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui:

a. Tes tulis

Instrumen yang digunakan berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban

singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian.

b. Tes lisan

Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar pertanyaan.

c. Penugasan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

24

Instrumen yang digunakan dapat berupa pekerjaan rumah dan/atau

proyek yang dikerjakan secara individu atau kelompok.

3. Penilaian kompetensi keterampilan

Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu

penilaian yang menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu

kompetensi tertentu dengan menggunakan tes praktik, proyek, dan

penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan dapat berupa daftar cek

atau skala penilaian yang dilengkapi rubrik.

Berikut hal-hal penting yang harus diperhatikan dalam mekanisme dan

prosedur penilaian berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013:

1. Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk:

a. Penilaian autentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.

b. Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum

ulangan harian.

c. Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau

tema pelajaran.

d. Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses

pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.

e. Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester dilakukan oleh

pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.

2. Perencanaan ulangan harian dan pemberian proyek oleh pendidik sesuai

dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran

(RPP).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

25

3. Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:

a. Menyusun kisi-kisi ujian

b. Mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen

c. Melaksanakan ujian

d. Mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta

didik

e. Melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian

4. Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum

diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai

KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

26

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat deskriptif kualitatif

dengan tujuan memperoleh gambaran bagaimana cara mengevaluasi

pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran pendekatan saintifik

dan keefektifan evaluasi tersebut. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang

bersifat deskriptif dengan data yang dikumpulkan berupa kata-kata, gambar,

keadaan daripada bilangan termasuk juga data transkrip interview, fieldnotes,

foto, videotapes, dokumen pribadi dan ofisial, memo, dan record lain.

Penelitian kualitatif lebih tertarik pada proses daripada hasil akhir (Suparno,

2010: 154). Bentuk penelitian kualitatif yang digunakan dalam penelitian ini

adalah nonparticipant observation. Dalam penelitian ini, peneliti tidak terlibat

dalam kegiatan yang diteliti, tetapi lebih melihat dari luar (Suparno, 2010:

154). Penelitian ini menggunakan sampel yang sedikit, dengan meneliti kasus

tertentu saja (Suparno, 2010: 8).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

27

B. Tempat dan Waktu Penelitian

1) Tempat Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kelas XI IPA SMA P Yogyakarta

2) Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan April-Mei 2015.

C. Subyek Penelitian

Penelitian ini dilakukan pada seorang guru fisika kelas XI IPA SMA P

Yogyakarta dan 2 siswa kelas XI IPA 2 SMA P Yogyakarta.

D. Instrumen Penelitian

Instrumentasi adalah seluruh proses untuk mengumpulkan data. Termasuk

di dalamnya bagaimana memilih atau mendesain instrument dan menentukan

keadaan agar instrument itu dapat digunakan/dipraktikkan. Pengertian

intrumen sendiri adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data dalam

penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara,

dokumentasi, dan observasi (Suparno, 2010: 56).

Penelitian ini menggunakan 4 (empat) buah instrumen, yaitu

wawancara/interview, observasi/pengamatan, dokumentasi, dan fieldnotes.

1. Wawancara/interview

Interview adalah semacam kuesioner lisan, suatu dialog yang

dilakukan oleh peneliti untuk memperleh informasi yang diperlukan

(Suparno, 2010: 62). Penelitian ini menggunakan interview bebas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

28

terpimpin dimana interview ini merupakan kombinasi antara interview

bebas yang dapat mengajukan pertanyaan secara bebas sesuai yang

diperlukan dan interview terpimpin yang mengajukan pertanyaan sesuai

dengan daftar pertanyaan lengkap yang telah disusun.

Interview/wawancara dilakukan pada guru mata pelajaran fisika dan 2

(dua) siswa kelas XI IPA yang masing-masing dilakukan sebanyak 2 (dua)

kali. Sebelum penelitian dilakukan, peneliti sudah membuat daftar

pertanyaan yang akan ditanyakan pada narasumber guna menarik

sebanyak-banyak informasi yang terkait dengan penelitian ini. Berikut

daftar pertanyaan yang akan diajukan kepada guru dan siswa:

Tabel 3.1 Daftar Pertanyaan untuk Instrumen Wawancara Penelitian

tentang Implementasi Pendekatan Saintifk dalam Evaluasi pada Mata

Pelajaran Fisika Kelas XI IPA SMA

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

1) GURU 1) Teknik penilaian apa saja yang dilakukan

dalam penilaian terhadap proses dan hasil

belajar siswa?

2) Bagaimana caranya Anda menyusun soal?

Aspek apa saja yang harus diperhatikan?

3) Dalam bentuk apa Anda memberikan tugas

kepada siswa?

4) Seberapa sering Anda memberikan tugas

kepada siswa? Bagaimana respon siswa

dalam mengerjakan tugas tersebut?

5) Bagaimana caranya Anda menilai proses

belajar siswa?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

29

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

6) Bagaimana caranya Anda menilai aspek

sikap, pengetahuan, keterampilan, dan

spiritual siswa?

7) Menurut Anda, bagaiman hasil belajar

siswa selama ini?

8) Menurut Anda, bagaimana proses belajar

siswa selama ini?

9) Kesulitan apa saja yang Anda temui dalam

melakukan penilaian pada siswa?

2) SISWA 1) Menurut Anda, bagaimana cara gurumu

mengajar di dalam kelas? Apakah Anda

senang dengan cara mengajar gurumu

tersebut?

2) Apakah kamu dapat mengikuti kegiatan

belajar dengan baik?

3) Apa yang kamu lakukan jika diberi tugas

oleh gurumu?

4) Dalam mengerjakan tugas, apakah kamu

mengerjakannya secara individu atau

berkelmpok?

5) Seberapa sering gurumu memberikan tugas?

Dalam bentuk apa saja tugas yang

diberikan?

6) Menurut Anda, apakah tugas-tugas tersebut

dapat membantu Anda dalam memahami

materi?

7) Menurut Anda, soal-soal yang diberikan

oleh guru Anda susah atau tidak?

8) Apakah soal-soal tersebut sudah sesuai

dengan materi pelajaran yang diberikan

oleh guru Anda?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

30

NARASUMBER DAFTAR PERTANYAAN

9) Menurut Anda, bagaimana hasil belajar

Anda selama ini?

2. Observasi/pengamatan

Menurut Suparno, pengamatan meliputi kegiatan pemusatan perhatian

terhadap sesuatu obyek dengan menggunakan seluruh alat indera

(penciuman, pendengaran, peraba, pengecap, rekaman gambar, rekaman

suara, dll). Pada penelitian ini menggunakan observasi sistematis, dimana

observasi yang dilakukan menggunakan pedoman (daftar kegiatan dalam

pengamatan). Observasi/pengamatan dilakukan pada saat proses

pembelajaran di kelas berlangsung dan dilakukan sebanyak 3 (tiga) kali.

Fokus pengamatan diarahkan pada bagaimana guru mengajar di dalam

kelas dan ativitas siswa di dalam kelas ketika proses belajar mengajar

menggunakan pendekatan saintifik berlangsung.

3. Catatan Lapangan/Fieldnotes

Menurut Bogdan dan Biklen di dalam buku Moeloeng, catatan

lapangan adalah catatan tertulis tentang apa yang didengar, dilihat,

dialami, dan dipikirkan dalam rangka pengumpulan data dan refleksi

terhadap data dalam penelitian kualitatif (2009: 209). Pada proses

pengamatan di dalam kelas, peneliti akan mencatat secara singkat hal-hal

yang dianggap penting pada proses pengamatan tersebut. Catatan itu

nantinya akan diubah ke dalam catatan yang lengkap dan dinamakan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

31

catatan lapangan. Proses ini dilakukan setiap selesai melakukan

pengamatan dan wawancara agar tidak tercampur dengan informasi lain

dan ingatan sesorang itu sifatnya terbatas.

4. Dokumentasi

Dokumentasi merupakan pengumpulan data-data lewat pengumpulan

benda-benda tertulis seperti buku, majalah, dokumen, notulen catatan

harian, daftar nilai, foto-foto, dll (Suparno, 2010: 64). Pada penelitian ini

dokumen yang dikumpulkan berupa perangkat pembelajaran berupa soal-

soal latihan dan soal-soal ulangan yang digunakan oleh guru untuk

mengevaluasi proses dan hasil belajar siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

32

BAB IV

DATA, ANALISIS, DAN PEMBAHASAN

A. Data

1. Pelaksanaan Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di salah satu sekolah menengah atas di

Yogyakarta yaitu SMA P. Pembelajaran di sekolah ini menggunakan

kurikulum KTSP. Peneliti mengambil data pada kelas XI IPA 1 yang

berjumlah 27 siswa, dengan materi Fluida dan Termodinamika.

Pada penelitian ini, subjeknya adalah guru fisika sedangkan objeknya

adalah evaluasi pembelajaran fisika pada pendekatan saintifik dalam

pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran fisika. Penelitian ini dilakukan

pada satu sekolah dan satu guru agar penelitian ini fokus dalam

mengetahui evaluasi pembelajaran fisika pada pendekatan saintifik dalam

pelaksanaan pembelajaran fisika.

Sebelum melakukan penelitian, peneliti melakukan observasi di

sekolah sebanyak 2 kali. Hal ini dilakukan untuk melihat situasi siswa dan

kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, serta untuk

membiasakan siswa dengan keberadaan peneliti di dalam kelas.

Pelaksanaan penelitian dilaksanakan dalam 2 bentuk, yaitu observasi

di dalam kelas dan wawancara dengan guru dan siswa. Pelaksanaan

observasi di dalam kelas dilakukan pada tanggal 4, 8, dan 11 Mei 2015.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

33

Pada pelaksanaan penelitian hari pertama, dilakukan di Ruang

Laboratorium IPA disebabkan pada waktu tersebut siswa melakukan

eksperimen terkait dengan materi tegangan permukaan. Pada pelaksaan

observasi hari kedua dan ketiga, penelitian dilakukan di dalam kelas.

Peneliti melakukan observasi dengan merekam proses pembelajarann

dengan menggunakan Handycam. Wawancara guru dilaksanakan

sebanyak 2 (dua) kali, yaitu sebelum pelaksanaan penelitian di dalam kelas

(24 April 2015) dan sesudah pelaksanaan penelitian di dalam kelas (23

Mei 2015). Wawancara ini dilakukan di ruang tamu sekolah pada jam

kosong guru agar guru merasa nyaman ketika diberi pertanyaan oleh

peneliti. Sedangkan wawancara siswa dilakukan terhadap 2 (dua) siswi

kelas XI IPA 1 pada tanggal 19 Mei 2015 di asrama kedua siswi itu tingga.

Berikut rincian pelaksanaan penelitian:

Tabel 4.1 Pelaksanaan Penelitian

Kegiatan Observasi

Pertemuan I

Senin, 4 Mei 2015 pukul 12.00-

13.30

Praktikum Tegangan Permukaan

Pertemuan II

Jumat, 8 Mei 2015 pukul

Membahas materi tentang Teori

Kinetik Gas

Pertemuan III

Senin, 11 Mei 2015 pukul 12.00-

13.30

Latihan soal untuk mempersiapkan

ulangan harian

Kegiatan Wawancara

Wawancara Guru

Sesi I Jumat, 24 April 2015 pukul

Sesi II Sabtu, 23 Mei 2015 pukul

Wawancara Siswa Selasa, 19 Mei 2015 pukul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

34

Setelah proses perekaman data di dalam kelas dan wawancara

selesai, peneliti kemudian mendeskripsikan dan mengananalisis evaluasi

pemebelajaran yang dilakukan guru dalam proses pembelajaran, kemudian

mentranskripnya.

2. Data Penelitian

Data penelitian yang didapat dari rekaman wawancara dan

rekaman video disalin dalam bentuk tulisan. Pembuatan transkripsi

dilakukan peneliti dengan mengamati rekaman video pembelajaran dan

rekaman wawancara terhadap guru dan siswi. Peneliti mengamati

aktifitas guru dalam mengevaluasi pembelajaran. Transkrip wawancara

terhadap guru dan siswa, serta transkirp rekaman video dapat dilihat

pada lampiran 3, 4, dan 5.

B. Analisis dan Pembahasan

1. Aspek Evaluasi

Sebagaimana disebutkan dalam Bab 2, implementasi pendekatan

saintifik dalam evaluasi pembelajaran fisika dilakukan dalam 3 (tiga)

aspek, yaitu kompetensi sikap (afektif), kompetensi pengetahuan

(kognitif), dan kompetensi keterampilan (psikomotorik). Di dalam

penelitian ini, guru memahami tentang hal tersebut. Hal ini dapat terlihat

dari pernyataan guru sebagai berikut:

“Kan penilaian fisika itu ada koginitif, sikap, dan

psikomotorik. Ada 3.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

35

Berikut uraian pemahaman guru tentang aspek-aspek yang dinilai pada

siswa:

a. Kompetensi pengetahuan (kognitif)

Guru menilai kompetensi kognitif siswa dari ulangan, baik ulangan

harian, ulangan tengah semester, maupun ulangan akhir semester.

Berikut kutipan pernyataan guru:

“Kalau kognitifkan ulangan to nak.“

Ulangan harian sendiri dilakukan setiap satu KD (Kompetensi Dasar)

selesai dipelajari. Berikut kutipan pernyataan guru yang menyatakan

hal tersebut:

“Tetapi ketika ulangan, sudah banyak rumus. Karena satu

KD harus ulangan.”

Menurut guru, mata pelajaran fisika adalah yang paling sering

mengadakan ulangan harian. Hal ini dilakukan sebagai salah satu cara

guru untuk memaksa siswanya belajar ditengah keaktifan siswa yang

semakin tahun semakin menurun.

Berikut merupakan hasil analisis soal-soal yang diberikan oleh

guru kepada siswa menurut taksonomi Bloom:

Tabel 4.2 Rekap Analisis Soal berdasarkan Taksonomi Bloom

NO TINGKATAN BANYAKNYA SOAL

1 Mengingat (C1) 3

2 Memahami (C2) 19

3 Menerapkan (C3) 8

4 Menganalisis (C4) 0

5 Mengevaluasi (C5) 0

6 Mencipta (C6) 0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

36

Dari tabel 4.2 dapat dilihat bahwa dalam pembuatan soal, guru

hanya membuat kemampuan pengetahuan, pemahaman, dan aplikasi

siswa. Di mana menurut taksonomi Bloom, ketiga kemampuan

tersebut berada dalam tingkatan yang lebih rendah.

Dari paparan di atas dapat dikatakan bahwa dalam melakukan

evaluasi, guru tidak melakukan evaluasi secara mendalam pada

kemampuan kognitif siswa. Hal ini terlihat dari penilaian yang hanya

dilakukan dalam bentuk ulangan dan soal-soal yang dibuat oleh guru

pun memiliki tingkatan yang rendah. Hal ini mengakibatkan, guru

tidak mampu menilai kemampuan siswa secara mendalam dan siswa

pun tidak bisa mengetahui dan mengasah kemampuannya dalam mata

pelajaran fisika. Padahal bisa saja siswa memiliki tingkat kemampuan

yang lebih tinggi, di atas tingkatan kemampuan menerapkan (C3).

b. Kompetensi sikap (afektif)

Guru menilai kompetensi sikap siswa pada saat praktikum dengan

mengacu pada 3 (tiga) hal, yaitu A bila sikap siswa sangat baik, B bila

sikap siswa baik, dan C bila sikap siswa cukup. Pada saat praktikum,

guru menilai sikap kedisiplinan pada siswa. Siswa yang melakukan

praktikum sesuai dengan prosedur yang telah disepakati, masuk dalam

kriteria sikap siswa yang sangat baik. Sedangkan siswa yang

melakukan praktikum tidak sesuai dengan prosedur yang telah

disepakati maka masuk dalam kriteria sikap siswa yang cukup. Berikut

kutipan wawancara terkait dengan hal tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

37

P :…….. Penilaian afektifnya itu seperti apa?

G : penilaian sikap itu kan kita hanya mengacu pada A

itu sangat baik B baik C cukup. Hanya itu nilainya.

P : yang termasuk kriteria baik, kurang baik itu seperti

apa dalam mata pelajaran fisika?

G : kriteria anak dikatakan, maaf ya nak, ketika anak

praktek dikatakan baik atau sangat baik atau cukup,

kriterianya, , ketika anak mengerjakan sesuai

prosedur. Loh, ya baik. Di kelas 2 pertama kali masuk

sudah diterangkan kalau praktikum, ruangannya

dalam keadaan bersih, jika nanti meninggalkan juga

dalam keadaan bersih. Alat ditata rapi, itukan sudah

perjanjian di awal. Nanti ditinggalkan ya rapi. Tidak

boleh dikumpulkan, diletakkan di meja masing-

masing. Itu kan sudah perjanjian di awal ya nak. Pak

Guru kan nanti, anak meninggalkan ruangan Pak

Guru kan masih di sana, kan bisa melihat, oh ini ….

Itu mengenai sikap.

Selain sikap kedisiplinan siswa, guru juga memperhatikan motivasi

siswa dalam belajar. Dalam hal ini, guru menilai bahwa motivasi siswa

dalam belajar saat ini sangat kurang. Hal ini terlihat ketika siswa diberi

soal yang agak sulit, maka siswa akan menyerah begitu saja. Hal ini

dapat dilihat dari kutipan wawancara dengan guru sebagai berikut:

“Maka saya mengamati ketika anak-anak tidak mau

mencoba, hanya sebatas yang diberikan guru, itu ya

sangat amat kurang. Padahal yang diberikan guru itu

hanya seberapa ya, P? Sedikit. Maka, belajar paling

banyak itu dari anak mencoba, kekurangannya, yang

tidak tahu baru ditanyakan, tapi sebaliknya. Belum

pernah mencoba, bahkan – maaf ya – diberi soal sedikit

berbeda, soal mudah anak mau mengerjaakan, tetapi

ketika sulit sedikit anak tidak mau mencoba. Nah,

kelemahannya di situ. Tidak mau mencoba. Kalau yang

dulu-dulu itu, kalau ada yang sulit itu adalah tantangan.

Ngotak-atik ngotak-atik. Sekarang enggak. Di tinggal,

rame. Begitu pula dengan soal ulangan, padahal untuk

mencari nilai. Ketika mudah dikerjakan, tetapi ketika

sulit ya tidak dikerjakan.”

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

38

Selain motivasi belajar siswa, guru pun sangat memperhatikan

keaktifan siswa pada saat PBM. Menurut guru, ketika siswa sudah

memiliki sifat apatis, maka untuk meningkatkan keaktifan siswa pun

sulit. Salah satu cara yang digunakan oleh guru adalah dengan

memaksa siswa belajar dengan mengadakan ulangan. Ketika akan

menghadapi ulangan, maka mau tidak mau siswa menyiapkan ulangan

tersebut dengan belajar. Berikut kutipan hasil wawancara dengan guru

terkait dengan hal tersebut:

P : Kira-kira kegiatan bapak, untuk mengaktifkan siswa

bagaimana caranya bapak ?

G : Cara mengaktifkan siswa itu ya ketika anak tidak

apatis sulit betul tetapi ketika anak memang punya

keinginan untuk maju itu lebih enak.

P : Lalu bagaimana cara bapak untuk mengaktifkan

siswa?

G : loh kita liat bagaimana mengaktifkan kan situasional

menurut saya lo ya, tidak bisa misalkan harus menjadi

sama semua caranya. ……. Tetapi menjadi ketika

anak sudah mulai apatis sudah mulai jenuh atau anak

nah,,,, ya,,, diberi semangat. Mengaktifkan itu

menurut saya gini ya liat kondisi kemudian kalo anak

biarkan anak mau belajar fisika ya harus di paksa

jujur, harus dipaksa. Anak kalau tidak dipaksa untuk

belajar maaf ya nanti gak mau belajar saya itu sampe

jelek. Fisika tu ulangan paling sering harapannya ya

satu memaksa anak untuk mau belajar.

Selain sikap kedisiplinan, motivasi belajar, dan keaktifan siswa,

dalam menilai kompetensi afektif siswa, guru pun memperhatikan

perhatian siswa ketika belajar di kelas. Guru menilai sikap perhatian

siswa ketika belajar dengan memberikan penghargaan kepada siswa

yang benar-benar memperhatikan pada saat pelajaran dan mau

mengerjakan tugas di depan kelas. Namun, lama kelamaan cara seperti

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

39

itu tidak efektif dalam menilai sikap siswa karena yang maju ke depan

kelas hanya beberapa siswa saja dan siswa yang itu-itu saja. Berikut

kutipan wawancara dengan guru terkait dengan hal tersebut:

“ Kalo saya lebih baik ulangan atau yang kedua, Pak

Guru juga menghormati tugas anak, artinya ada tugas ya

kita hormati. Ketika tugas tidak pernah dihormati atau

tidak pernah dinilai yakin, tidak bakal dikerjakan anak.

Kadang malah menjadi, ketika mengerjakan apapun ya

harus dihormati, bahkan harus dinilai. Anak yang maju

pun saya beri nilai, tetapi lama kelamaan gak praktis.

Karena yang mau maju itu ya anak-anak yang pintar, ya

hanya itu-itu saja. Dulu pernah saya lakukan model itu

anak yang maju saya nilai, tapi itu saya beri kesepakatan

awal, anak yang maju saya hormati saya beri nilai benar

saya beri nilai 100.”

Guru pun memperhatikan sikap kejujuran siswa ketika anak

mengerjakan ulangan. Ketika siswa ketahuan menyontek, maka siswa

tersebut mendapat nilai afektif yang jelek. Sedangkan siswa yang

mengerjakan dengan jujur, maka siswa tersebut mendapat nilai afektif

yang bagus pula. Dalam penilaian, guru memperhatikan aspek

kemampuan afektif siswa sebagai salah satu upaya dalam pembentukan

karakter siswa. Namun, tuntutan dari orang tua untuk mendapat nilai

yang baik (dalam bentuk angka) menjadikan siswa melakukan kegiatan

menyontek untuk mendapatkan nilai yang selalu bagus, sehingga siswa

pun tidak memperdulikan penilaian afektif. Berikut kutipan hasil

wawancara dengan guru terkait dengan hal tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

40

“Anak ulangan jujur, ya afektifnya bagus. Ulangan

nyontek, afektifnya sudah jelek kok. Tapi kadang anak

kan tidak senang kalau nilai kognitif jelek. Yang

dipampangkan nilai kognitifnya, 80, 90, 100. Lupa kalau

afektif itu kan sangat penting sekali untuk pembentukan

karakter. Ulangan tidak diamati, semua jujur. Ya lebih

bagus begitu, dibandingkan nilainya 10-10 tapi sikapnya

jelek. Makanya begitu nak. Afektifnya pentingya di situ.

Tapi ya orang tua dan anak, oh lebih penting nilainya

100.”

Dari paparan di atas, dapat disimpulkan bahwa menilai aspek

kemampuan afektif siswa, guru memperhatikan sikap kedisiplinan

siswa, motivasi belajar siswa, keaktifan siswa ketika PBM

berlangsung, perhatian siswa ketika belajar, dan sikap kejujuran siswa.

c. Kompetensi keterampilan (psikomotorik)

Guru menilai kompetensi psikomotorik siswa dari kegiatan

praktikum. Praktikum diadakan agar guru tidak hanya menilai siswa

dari aspek kognitif saja, namun juga dari aspek psikomotorik siswa.

Karena berdasarkan analisis guru, terdapat beberapa siswa yang rendah

nilainya pada penilaian kompetensi kogintif, namun ketika mengikuti

kegiatan praktikum, siswa tersebut dapat melakukan kegiatan

praktikum dan mengikuti PBM dengan baik. Melihat hal ini guru pun

sangat menghargai usaha siswa yang bersungguh-sungguh pada saat

praktikum. Berikut kutipan wawancara terkait dengan hal tersebut:

G : kalau dalam pembuatan nilai itu kan kalau

praktikum itu ranahnya masuk ketrampilan.

P : hmm…masuknya psikomotorik?

G : he’e psikomotorik. Maka psikomotorik itu diambil

dari yang praktek. Kemudian kalau nilai pengetahuan,

kognitif itu kan ulangan harian itu. nah,… Karena ada

begini, bisa anak itu nanti yang pandai tetapi ga suka

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

41

praktek. Ada anak IPA sini tu kalau fisika harian itu

jelek, tapi kalau praktikum sungguh-sungguh. Loh

maka yang terjadi adalah bahwa nilai kognitifnya

rendah, psikomotoriknya bisa lebih tinggi

dibandingkan dengan anak yang pandai. Pak Guru

akan menghormati itu. loh betul noh, pada saat

praktek sungguh-sungguh, loh bagus betul kok.

Guru berharap bahwa dengan adanya kegiatan praktikum dapat

menumbuhkan rasa ingin tahu dan sikap kritis di dalam diri siswa,

sehingga siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri. Dari rasa

ingin tahu itu diharapkan muncul pertanyaan-pertanyaan yang

membuat siswa penasaran. Dalam hal ini, guru membantu siswa

menjawab pertanyan tersebut dengan membimbing siswa dengan

mengajukan pertanyaan-pertanyaan umpan agar siswa dapat menjawab

pertanyaan tersebut dengan sendirinya. Hal ini membantu siswa dalam

membangun pengetahuannya sendiri. Dengan menjawab pertanyaan

yang muncul dari rasi ingin tahu, siswa dapat lebih mengingat materi

yang dipelajarinya tersebut.

Selain membangun rasa ingin tahu pada siswa, guru juga berharap

bahwa dapat tumbuh sikap kritis pada siswa atas peristiwa yang terjadi

pada saat melakukan kegiatan praktikum. Namun pada kenyataannya

sikap kritis itu tidak muncul pada siswa saat kegiatan praktikum

berlangsung. Peneliti melihat, siswa hanya melakukan kegiatan

praktikum sesuai dengan langkah kerja yang tertulis pada LKS

(Lembar Kerja Siswa) dan menuliskannya dalam laporan. Dalam

menjawab pertanyaan, kebanyakan siswa hanya mencari jawabannya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

42

lewat buku lalu menyalinnya. Berikut kutipan wawancara dengan guru

terkait dengan harapannya dalam kegiatan praktikum:

“Sebenernya yang saya inginkan ke anak itu adalah

mengapa kok tidak tenggelam padahal logikanya massa

jenis jarum lebih besar. Saya membaca beberapa anak

ternyata adalah sebelum belajar ke tegangan permukaan

massa jenis jarum tu lebih kecil daripada massa jenis air.

Konsep itu masih melekat pada diri anak-anak ketika

bicara benda mengapung, melayang dan tenggelam. Nah

kadang-kadang itu mengecoh betul konsep yang sudah

diterima mengapung, melayang dan tenggelam ternyata

apa kadang-kadang pada diri anak bisa terkecoh pada

tegangan permukaan. Beberapa anak sebenarnya pak guru

ingin menggali kekritisan anak. Apakah betul teori

mengapung itu, saya juga beralasan kalo seperti itu teori

mengapung, melayang itu patah dalam praktik anak-anak.

Tetapi kan anak kadang-kadang susah penasaran.

Sebenernya Pak P hanya ingin mengajarkan dengan

percobaan sederhana itu anak berpikir kritis tidak ada

faktor menerima.”

Dari observasi yang telah dilakukan oleh peneliti pada saat

kegiatan praktikum berlangsung, guru mendampingi siswa dengan

mendatangi setiap kelompok. Dalam masing-masing kelompok, guru

mengkonfirmasi dan membimbing siswa dalam membentuk

pengetahuannya. Seperti, guru menanyakan mengapa peristiwa jarum

mengapung bisa terjadi. Ketika siswa menjawabnya dengan salah,

guru mengarahkan siswa dengan memberikan pertanyaan-pertanyaan

yang mengarah pada jawaban yang sebenarnya. Guru pun

menyarankan siswa untuk mencari jawabannya dengan mencari bahan

referensi lain lewat internet. Dengan cara tersebut, peneliti melihat

siswa pun dapat memberikan alasan yang tepat atas peristiwa yang

terjadi pada saat praktikum. Namun, ada beberapa siswa pula yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

43

hanya mencari jawabannya di buku lalu menyalinnya. Peneliti pun

melihat dari hasil laporan praktikum yang telah dibuat siswa, terdapat

satu kelompok yang masih salah konsep dalam menjawan pertanyaan.

Dari hal tersebut dapat dilihat bahwa siswa belum memiliki sikap kritis

ketika menemukan suatu gejala fisika. Dalam kegiatan praktikum,

siswa hanya melakukan kegiatan sesuai dengan langkah kerja yang

tertulis pada LKS, menuliskan apa yang terjadi pada saat kegiatan

praktikum, dan menjawab pertanyaan dengan hanya mencari

jawabannya dari buku cetak.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa guru menilai

kemampuan psikomotorik siswa lewat kegiatan praktikum. Dalam

kegiatan tersebut, guru melihat bagaimana siswa memiliki rasa ingin

tahu yang lebih atas gejala fisika yang terjadi pada saat kegiatan

praktikum berlangsung dan bagaimana siswa mencari jawaban yang

tepat atas rasa ingin tahunya tersebut. Selain itu, guru pun melihat dan

mencoba membangun sikap kritis pada siswa dengan mengajukan

pertanyaan-pertanyaan yang memancing. Dengan cara tersebut

diharapkan siswa dapat membangun pengetahuannya sendiri.

Walaupun pada kenyataanya, peneliti tidak melihat tumbuh sikap

seperti itu pada siswa, hanya beberapa siswa saja yang memiliki rasa

ingin tahu dan sikap kritis namun belum begitu dalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

44

2. Teknik Evaluasi

Di dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 sudah diatur teknik-teknik

yang harus diperhatikan pada penilaian seperti yang sudah dijelaskan pada

Bab 2. Berikut teknik-teknik penilaian yang dilakukan guru SMA P di

dalam proses belajar mengajar fisika di kelas:

a. Penilaian kompetensi pengetahuan (kognitif)

Guru melakukan penilaian kompetensi kognitif siswa hanya dalam

bentuk penilain, yaitu ulangan. Ulangan yang diberikan pun dalam

bentuk pilihan ganda dan uraian. Dalam hal ini guru kurang dapat

mengeksplorasi kemampuan siswa. Padahal dalam penilaian

kompetensi kognitif siswa, guru bisa melakukannya dalam bentuk lain

selain tes tertulis. Selain guru dapat melihat kemampuan kognitif siswa

secara keseluruhan, hal tersebut juga dapat mendorong siswa untuk

meingkatkan kemampuannya. Berikut kutipan wawancara yang terkait

dengan hal tersebut:

P : kalo suruh mecahin masalah gitu, suruh buat proyek

apa kira-kira kayak seumpama eee suruh buat essay

tentang pemanasan global atau apa gitu?

S 1 : gak pernah.

P : buat makalah gitu?

S 2 : enggak.

S 1 : Cuma laporan doang.

S 2 : laporan abis praktek.

P : PR PR gitu?

S 2 : PR di pak X jarang kok ngasih PR mbak.

P : berarti tugas-tugas tuh jarang ya?

S 2 : tugas tuh palin g satu nomor dia bacain, abis itu

suruh kerjain, nah udah gitu, paling langsung ulangan

ulangan harian dia sistemnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

45

Selain itu, guru pun jarang memberikan tugas baik secara individu

maupun kelompok. Menurut pengakuan siswi yang telah

diwawancarai, guru pernah mengadakan diskusi ketika semester 1,

pada saat itu sedang diberlakukan Kurikulum 2013 yang menuntut

sistem pembelajarannya seperti itu. Setelah semester 2 dan kurikulum

yang digunakan kembali ke KTSP, guru tidak pernah lagi mengadakan

diskusi kelompok. Padahal dengan dengan adanya diskusi kelompok,

siswa mengaku lebih dapat mengikuti PBM dengan baik dan lebih

memahami materi dengan baik. Berikut hasil wawancara dengan siswa

terkait hal tersebut:

P : Suka ada belajar kelompok kah?

S2 : Dulu ya?

S1 : Dulu sih sempet berapa kali belajar kelompok ya.

Pas itu, pas sistem kurikulum 2013. Nah itu belajar

S1 : Ya semester 1.

P : Itu belajar kelompok?

S1 : Karena memang sistemnya kan belajar kelompok

mbak.

P : Nah pas itu malah kalian lebih ngerti?

S1 : Iya. Lebih paham. Maksudnya, oh kaya gini.

Dari hasil observasi yang telah dilakukan, guru terkadang

memberikan beberapa soal latihan ketika PBM berlangsung. Soal

latihan tersebut langsung dikerjakan dan dibahas pada saat itu juga.

Ketika ada siswa yang bisa mengerjakan, maka siswa itu ditunjuk

untuk mengerjakannya di papan tulis tanpa membahasnya lagi

bersama-sama dengan siswa yang lain. Namun tidak jarang siswa

sama sekali tidak ada yang bisa mengerjakannya. Akhirnya guru pun

langsung mengerjakan soal latihan tersebut di depan kelas sambil

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

46

menjelaskannya kepada para siswa. Berikut hasil wawancara dengan

siswa terkait hal tersebut:

P : kemaren kan dikasih soal latihan, trus itu misalkan

itu ehh, yang ngerjaain itu, misalnya itu suka dibahas

gak?

S2 : dibahas...

S1 : Dibahas. Jadi misalnya anak ini maju, misal saya

maju, yaudah gitu. Ya itu jawabannya.

P : temen-temen kalian yang ngerjain di depan? Atau

bapaknya yang malah ngerjain sendiri.

S1 : Kadang kalau ada yang tau ya?

S2 : He.eh…

S1 : Paling si R yang maju. Kalau enggak…

S2 : Misalkan kami nanya. “Pak, ini bagaimana pak?”

“Jadi gini, nak” Akhirnya dia yang ngerjain di depan.

Sebelum memberikan ulangan harian, biasanya guru memberikan

beberapa soal latihan dulu kepada siswa. Soal latihan tersebut

dikerjakan oleh siswa baik secara individu maupun kelompok, setelah

itu dibahas bersama-sama di kelas. Soal-soal ulangan harian yang

digunakan diambil beberapa dari soal latihan yang telah dikerjakan

siswa sebelumnya. Hal ini tidak hanya berlaku pada saat ulangan

harian saja, pada saat ulangan tengah semester dan ulangan akhir

semester pun berlaku hal yang sama. Dengan sistem seperti ini, siswa

sangat dimudahkan untuk memperoleh nilai yang bagus ketika

ulangan. Tapi mereka juga merasa tetap tidak mengerti dengan materi

yang dipelajarinya karena ketika mengerjakan ulangan hanya

mengandalkan hafalan saja atas apa yang sudah dikerjakan di soal

latihan sebelumnya tanpa mengerti konsep yang sesungguhnya.

Berikut hasil wawancara dengan siswa terkait dengan hal tersebut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

47

P : Terus, Bapak kan sebelum ngasih ulangan

selalu ngasih latihan soal.

S1 & S2 : Kadang.

S1 : Kadang kalau lagi rajin dia mungkin ngasih 20

nomor. Kadang ngerjain ini, nak. Nanti saya

kasih 8 soal di ulangan.

P : Tapi 8 soal itu pasti keluar dari situ?

S1 : Iya keluar. Pak X itu enaknya, sistemnya dia

ulangan, UKK, UTS, kaya ulangan-ulangan

harian dia ngasih soal, pasti keluar dari situ.

Paling beda angka.

S2 : He.eh iya. Kadang dia ngasih latihan, terus

keluar.

S1 : Kalau UKK itu dia cuma jiplak dari tahun lalu,

terus kita disuruh ngerjain.

P : Enak ya kalau gitu?

S2 : Ya enak mbak. Tapi tetep aja gak ngerti.

Hafalan kan jadinya. Oh ini, jawaban tadi malam

ini. Yaudah kertas buramnya bersih.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menilai

kemampuan kognitif siswa, guru hanya menggunakan 1 teknik

penilaian saja, yaitu tes tertulis. Tes tertulis tersebut digunakan dalam

ulangan harian, UTS, dan UAS. Hal ini menunjukan bahwa tidak ada

variasi atau pengembangan dalam penggunaan instrumen penilaian

yang dilakukan oleh guru dalam menilai kemampuan kognitif siswa.

Penilaian kemampuan kognitif siswa, bisa dilakukan dalam bentuk

lain, seperti tes lisan dan penugasan. Dengan melakukan variasi pada

instrumen penilaian, guru dapat lebih menilai kemampuan siswa secara

mendalam dan siswa pun dapat lebih meningkatkan kemampuan

kognitifnya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

48

b. Penilaian kompetensi sikap (afektif)

Guru menilai kemampuan afektif siswa dengan melihat sikap siswa

yang paling ekstrem (yang tertinggi dan terendah) selama proses

belajar mengajar (PBM) berlangsung. Dengan kriteria, siswa yang

paling serius/aktif akan diberi nilai A dan siswa yang paling usil akan

diberi nilai C. Sedangkan siswa yang biasa-biasa saja (tidak terlalu

menonjol pada saat PBM berlangsung) maka akan diberi nilai B.

Berikut hasil wawancara dengan guru terkait tentang bagaimana guru

menilai kompetensi sikap (afektif) siswa ketika proses belajar

mengajar berlangsung:

G : Penilaian sikap seperti itu. Sikap itu ya tidak semua

dinilai, hanya yang usil dan yang paling serius.

P : dicari yang paling ekstremnya ya Pak.

G : betul.

Selain itu, guru pun menilai kompetensi afektif siswa dengan

menggunakan jurnal dengan mencatat sikap-sikap siswa ketika PBM

berlangsung. Di dalam jurnal tersebut diisi dengan berbagai catatan

tentang sikap siswa selama proses belajar mengajar berlangsung.

Namun tidak semua sikap siswa dan keaktifan siswa ketika proses

belajar mengajar pun dicatat di dalam jurnal tersebut, hanya yang “luar

biasa” saja menurut guru. Baik buruknya sikap siswa dicatat di dalam

buku tersebut. Hal ini dilakukan agar guru mempunyai alat bukti dalam

menilai kompetensi afektif siswa dan ketika proses memasukan nilai

ke dalam buku rapot tidak hanya sekedar mengira-ngira saja. Hal ini

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

49

dilakukan juga untuk menghindari penilaian yang bersifat subjektif.

Jika guru mencatat semua sikap siswa di dalam jurnal tersebut dan

memakainya menjadi patokan dalam menilai kompetensi sikap siswa,

maka diharapakan penilaian guru menjadi lebih objektif. Berikut

kutipan wawancara dengan guru terkait dengan hal tersebut:

G : Dan penilaian afektif itu yang dinilai yang aneh-

aneh kok nak. Jadi guru itu punya alat bukti ketika

guru itu memutuskan anak itu mendapat nilai A.

Bukan masalah suka dan tidak suka. Tetapi ada alat

buktinya sungguh.

P : Alat buktinya itu apa pak?

G : Nah itu tadi, alat buktinya itu berarti catatan. Tidak

sembarang, karena kalau begitu jatuhnya berdasarkan

suka atau tidak suka. Hafalan. Jadi masa sekarang

kalau rapotan Pak Guru harus eling-eling. Ya lucu.

Jadi buka aja buku catatan. Jika banyak plusnya,

sering maju. Maka tadi dikatakan, keaktifan tadi

misalkan.

P : Jadi di sini guru itu semacam punya catatannya

siswa ya pak?

G : Iya punya. Tapi yang dicatat itu itu tidak semuanya

anak dicatat. Hanya yang luar biasa.

P : hahahah… Yang luar biasa baik dan luar biasa jelek

ya pak?

G : Nah ya itu. Tidak semuanya dicatat. Saya yakin pasti

semua guru punya catatan yang luar biasa itu nak.

Baik dan minusnya itu mesti dicatat. Agar nilainya

nanti tidak hanya mengira-ngira. Lah masa nilai

dikira-kira? Ya kan lucu.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan, bahwa dalam menilai

kompetensi afeksi siswa, guru menggunakan 2 (dua) macam teknik

penilaian, yaitu observasi selama PBM berlangsung dan jurnal.

Observasi dilakukan dengan melihat sikap siswa yang ekstrem (terbaik

dan terendah). Jurnal diisi dengan berbagai macam catatan tentang

sikap siswa selama PBM, baik sikap yang positif maupun yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

50

negatif. Namun yang dicatat hanya sikap siswa yang menurut guru

“luar biasa” saja. Jadi guru hanya mengambil sikap siswa yang paling

baik dan paling buruk.

c. Penilaian kompetensi keterampilan (psikomotorik)

Guru menilai kemampuan psikomotorik siswa lewat kegiatan

praktikum. Hal ini dilakukan karena menurut guru kemampuan setiap

siswa berbeda-beda. Ada beberapa siswa yang pandai ketika belajar di

dalam kelas namun tidak pandai ketika melakukan kegiatan praktikum

dan ada pula siswa yang tidak terlalu pandai belajar di dalam kelas

namun pandai dalam melakukan kegiatan praktikum. Hal ini lah yang

mendasari guru melakukan kegiatan praktikum dan mengambil nilai

praktikum tersebut sebagai nilai kemampuan psikomotorik siswa.

Karena dalam kegiatan praktikum, siswa tidak hanya dituntut dapat

mencapai tujuan praktikum dengan hasil yang bagus, namun juga

sangat diperhatikan dalam proses praktikumnya (pada saat

pengambilan data). Berikut hasil wawancara dengan guru terkait hal

tersebut:

P : Nah, itu bagaimana cara bapak menilainya?

G : he’em. Ya kalau anak praktikum kemudian saya

nilai, nilai praktek masuk nilai psikomotorikkan nak?

……………………………………………………………

…..

P : kalau misalkan dari LKS pas praktikumnya itu ga

dinilai juga, dari laporannya?

G : kalau dalam pembuatan nilai itu kan kalau

praktikum itu ranahnya masuk ketrampilan.

P : hmm…masuknya psikomotorik?

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

51

G : he’e psikomotorik. Maka psikomotorik itu diambil

dari yang praktek. Kemudian kalau nilai pengetahuan,

kognitif itu kan ulangan harian itu. nah, …karena ada

begini, bisa anak itu nanti yang pandai tetapi ga suka

praktek. Ada anak IPA sini tu kalau fisika harian itu

jelek, tapi kalau praktikum sungguh-sungguh. Loh

maka yang terjadi adalah bahwa nilai kognitifnya

rendah, psikomotoriknya bisa lebih tinggi

dibandingkan dengan anak yang pandai. Pak Guru

akan menghormati itu. loh betul no, pada saat praktek

sungguh-sungguh, loh bagus betul kok.

Ketika kegiatan praktikum berlangsung, guru pun berkeliling

kelas untuk memperhatikan cara kerja siswa dalam melakukan

praktikum. Menurut guru, terdapat beberapa hal yang sederhana yang

seharusnya diperhatikan oleh siswa pada saat kegiatan praktikum.

Namun menurut guru, banyak siswa yang tidak memperhatikan hal

tersebut karena siswa hanya mengikuti langkah kerja yang tertulis di

dalam LKS tanpa berpikir kritis, seperti yang telah dibahas

sebelumnya.

Dalam kegiatan praktikum tersebut, siswa diminta oleh guru

untuk membuat laporan praktikum seperti pada lampiran 8.

Berdasarkan analisis peneliti, guru menilai laporan praktikum siswa

dengan melihat bagaimana siswa menganalisis hasil dari kegiatan

praktikum yang telah dilakukan pada bagian pembahasan. Berikut

hasil penilaian laporan praktikum yang telah dilakukan oleh guru:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

52

Tabel 4.3 Daftar Nilai Laporan Praktikum

NO. KELOMPOK NILAI

1. A 79

2. B 80

3. C 85

4. D 85

5. E 82

6. F 80

7. G 82

Berdasarkan tabel 4.3, bisa dilihat bahwa yang mendapatkan nilai

terkecil adalah Kelompok A. Berdasarkan analisis yang dilakukan oleh

peneliti, Kelompok A mendapat nilai terkecil karena pada laporan

praktikum, pembahasan yang ditulis tidak begitu lengkap. Kelompok

A hanya menjelaskan apa yang terjadi tanpa mengaitkannya dengan

teori yang dipelajari. Berbeda dengan Kelompok C dan D yang

mendapatkan nilai tertinggi. Berdasarkan analisis peneliti, pada bagian

pembahasan, Kelompok C dan D tidak hanya menjelaskan apa yang

terjadi pada saat melakukan praktikum, tapi juga mengaitkannya

dengan teori yang dipelajari. Hal lain terjadi pada Kelompok F yang

mendapatkan nilai 80. Di dalam pembahasan, Kelompok F

menganalisis apa yang terjadi pada saat praktikum dengan mengaitkan

teori yang salah. Dapat disimpulkan, bahwa dalam menilai laporan

praktikum, guru melihat tingkat pemahaman siswa atas apa yang telah

dilakukannya pada kegiatan praktikum dan bagaimana siswa

mengaitkannya dengan teori dengan benar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

53

Seperti yang telah dijelaskan pada Bab 2, dalam melakukan

penilaian harus dilakukan secara kontinu agar mendapat gambaran

yang jelas tentang perkembangan kemampuan siswa. Dalam hal ini,

berarti dalam melakukan penilaian kemampuan psikmotorik dalam

bentuk kegiatan praktikum, guru seharusnya melakukan kegiatan

praktikum berkali-kali. Namun pada kenyataannya, guru hanya

melakukan kegiatan praktikum dalam 1 semester hanya beberapa kali

(1-2 kali). Guru jarang mengadakan kegiatan praktikum karena

keterbatasan ketersediaan alat di sekolah. Namun hal itu sudah dapat

diatasi dengan adanya bantuan alat-alat praktikum dari pemerintah

pada saat Kurikulum 2013 diadakan. Selain itu, alasan sikap

kedisiplinan siswa pada saat kegiatan praktikum berlangsung menjadi

bahan pertimbangan guru dalam mengadakan kegiatan praktikum.

Guru khawatir kalau-kalau siswa malah bermain-main ketika

melakukan kegiatan praktikum dan mengakibatkan kondisi kelas yang

kotor dan berantakan. Jika sudah seperti itu, waktu yang terbatas pun

malah akan terbuang sia-sia. Padahal guru sangat menginginkan

kegiatan praktikum tersebut sering diadakan, agar menjadi bahan

dalam menghadapi Ujian Nasional (UN), di mana soal-soal dalam

kegiatan praktikum tersebut sering keluar pada saat UN, namun tidak

pernah dilakukan sendiri oleh siswa. Sehingga, siswa pun hanya dapat

membayangkan seadanya saja sesuai dengan imajinasi mereka masing-

masing.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

54

P : tapi itu Pak, kalu misalkan ada beberapa siswa yang

kayak gitu. Terus berarti intensitas pemberian

praktikumnya itu lebih diseringinkah atau misalkan

tiap 1 materi pasti ada praktikumnya, atau

bagaimana?

G : oo, tidak. Kalau kita jujur saja yang ada alatnya

apa, ya kita gunakan. Tapi sekarang ada bantuan

banyak dari pemerintah pada saat kurikulum 2013

…berarti itu bisa dipergunakan ke depan. Di kelas 11

semester ini untuk materi fluida ya hanya ada itu.

satunya viskositas saya juga ingin, alatnya ga ada.

Sederhana sebenarnya. Saya juga ingin, apa, mencari

pralon yang dilubang bawah atas dan atasnya lagi,

mancurnya yang paling jauh. Tapi logika anak-anak

mungkin membuat rejek di kelas. ……………

Pralon ada kan yang dilubangi, nanti pakai jarum

kecil, ukur letak jarum…nanti mancurnya yang paling

jauh …loh dalam hitungan nyata, sering keluar dalam

UN, tapi kita ga pernah praktek. Saya sebenarnya

ingin itu. tapi resikonya nanti kelas bisa jadi sangat

kotor.

Dari paparan di atas dapat disimpulkan bahwa dalam menilai

kemampuan psikomotorik siswa, guru menggunakan teknik penilaian

kerja lewat kegiatan praktikum dan laporan praktikum. Hal ini sudah

baik dilakukan, karena dalam kegiatan praktikum guru benar-benar

memperhatikan bagaimana kinerja siswa dalam melakukan kegiatan

praktikum tersebut. Namun, kegiatan praktikum hanya dilakukan 2-3

kali saja selama satu tahun pembelajaran. Hal ini tidak sesuai dengan

prinsip penilaian yang seharusnya dilakukan secara kontinu. Jika guru

menilai kemampuan psikomotorik siswa lewat kegiatan praktikum

saja, lalu menjadi tidak jelas ketika guru tidak mengadakan kegiatan

praktikum.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

55

3. Mekanisme dan Prosedur Evaluasi

Dalam Permendikbud No. 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian,

telah dijelaskan bagaimana mekanisme dan prosedur evaluasi yang

seharusnya dilakukan di sekolah. Berikut adalah hasil perbandingan

(komperasi) mekanisme dan prosedur evaluasi berdasarkan Permendikbud

dan hasil analisis yang telah dilakukan selama penelitian:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

56

Tabel 4.4 Mekanisme dan prosedur penilaian berdasarkan Permendikbud No. 66 Tahun 2013

Implementasi Pendekatan

Saintifik dalam Evaluasi

Pembelajaran Fisika

Teori Hasil Penelitian

a. Bentuk penilaian hasil

belajar

Penilaian dilakukan oleh guru secara

berkelanjutan

Guru mengadakan ulangan harian setiap kali

selesai mempelajari satu Kompetensi Dasar

(KD).

Guru melakukan penilaian afektif pada

setiap pertemuan dengan menggunakan

teknik observasi dan jurnal.

Guru mengadakan praktikum hanya

beberapa kali saja, dilihat dari kondisi

siswanya sendiri.

Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik

tiap kali sebelum ulangan harian

Penilaian diri tidak pernah dilakukan oleh

guru.

Penilaian proyek dilakukan oleh pendidik

tiap akhir bab atau tema pelajaran

Guru dan siswa menyatakan bahwa tidak

pernah diadakan penilaian proyek tiap

selesai mempelajari satu materi.

Ulangan harian dilakukan oleh guru dengan

proses terintegrasi dengan proses

pembelajaran dalam bentuk ulangan atau

penugasan.

Ulangan harian diadakan oleh guru setiap

selesai pembelajaran satu Kompetensi Dasar

(KD).

Bentuk ulangan harian yang diberikan

biasanya berupa pilihan ganda dan uraian.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

57

Implementasi Pendekatan

Saintifik dalam Evaluasi

Pembelajaran Fisika

Teori Hasil Penelitian

b. Perencanaan ulangan

harian

Sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam

RPP

Karena pada dasarnya dalam mengajar guru

tidak berpedoman pada RPP, maka dalam

perencanaan ulangan harian pun guru tidak

berpedoman pada RPP.

c. Langkah-langkah

melakukan kegiatan

ujian sekolah

Menyusun kisi-kisi ujian Peneliti tidak melakukan penelitian secara

mendalam terkait dengan hal ini.

Mengembangkan instrument Instrumen yang digunakan oleh guru hanya

berupa tes tertulis (pilihan ganda dan isian)

dan tes praktek (penilaian kinerja dan

laporan praktikum).

Melaksanakan ujian Guru mengadakan ujian sesuai dengan

jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah

(UTS dan UKK).

Mengolah dan menentukan kelulusan siswa Kelulusan siswa ditentukan dengan adanya

nilai KKM yang telah ditentukan oleh

sekolah, yaitu 78.

Melaporkan dan memanfaatkan hasil

penilaian

Hasil penilaian dilaporkan guru pada setiap

pembagian rapot kepada orang tua/wali

murid di setiap semesternya.

Menurut pengakuan siswa, nilai yang

tertulis di rapot tersebut kadang tidak sesuai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

58

Implementasi Pendekatan

Saintifik dalam Evaluasi

Pembelajaran Fisika

Teori Hasil Penelitian

dengan nilai yang diperoleh oleh siswa.

Ketika ulangan siswa mendapat nilai jelek,

namun di rapot nilai yang didapat siswa

baik-baik saja (di atas KKM).

d. Menginformasikan hasil

penilaian

Hasil ulangan harian diinformasikan kepada

peserta didik sebelum diadakan ulangan

harian berikutnya.

Guru menyatakan bahwa beliau selalu

mengembalikan ulangan harian siswa yang

telah dikoreksi.

Sedangkan siswa menyatakan, bahwa guru

tidak pernah mengembalikan hasil ulangan

harian ataupun laporan praktikum yang

telah dikerjakan.

Peserta didik yang belum mencapai KKM

harus mengikuti pembelajaran remedial.

Guru dan siswa menyatakan bahwa selalu

diadakan remedial jika terdapat beberapa

siswa tidak mencapai nilai KKM pada UH

dan UTS. Guru mengadakan remedial

sampai berkali-kali hingga siswanya bisa

mencapai nilai KKM.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

59

Dari tabel 4.4 dapat dilihat bahwa dalam beberapa hal guru sudah

melakukan evaluasi dengan baik, seperti dalam pelaksanaan ujian, guru

melakukannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh sekolah (UTS

dan UAS). Guru pun mengadakan UH setiap kali selesai mempelajari 1 KD.

Selain itu, guru mengadakan remedial bagi siswa yang belum bisa mencapai

nilai KKM. Dalam hal ini, guru mengadakan kegiatan remedial berkali-kali

sampai siswanya bisa mencapai nilai KKM dalam suatu materi. Guru juga

tidak hanya melakukan evaluasi pada satu aspek saja, tapi juga keseluruhan

aspek, yaitu kognitif, psikomotorik, dan afektif. Walaupun dalam penilaian

psikomotorik belum dilakukan dengan frekuensi yang sering, dalam 1 tahun

hanya 2-3 kali saja dilakukan kegiatan praktikum.

Namun, dari tabel 4.4 pun dapat dilihat bahwa guru kurang perencanaan

dalam melakukan evaluasi. Hal ini terlihat dari perencenaan ulangan harian

yang tidak sesuai dengan RPP, yang memang pada kenyataannya dalam

melakukan PBM guru tidak berpedoman pada RPP yang telah dibuat. RPP

seharusnya menjadi dasar bagi guru dalam merencanakan PBM dan evaluasi

yang baik, namun hal ini tidak berlaku bagi guru. Hal ini pun berpengaruh

pada instrumen yang digunakan oleh guru dalam melakukan evaluasi.

Instrumen yang digunakan oleh guru tidak berkembang, guru hanya

menggunakan tes tertulis dan tes praktek saja. Tidak berkembangnya

instrumen yang digunakan pun berpengaruh pada kurang mendalamnya guru

dalam melakukan evaluasi pada siswa. Hal ini menyebabkan guru tidak dapat

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

60

mengetahui kemampuan siswa yang lebih mendalam dan siswa pun tidak

dapat meningkatkan kemampuannya.

Selain itu, dalam tabel 4.4 pun terdapat ketidaksesuaian pernyataan anatara

guru dan siswa dalam hal pelaporan dan pemanfaatan hasil penilaian. Menurut

pernyataan guru, beliau selalu mengembalikan ulangan harian yang telah

dikoreksi kepada guru, namun siswa menyatakan bahwa guru tidak pernah

mengembalikan ulangan harian yang telah dikoreksi. Hal ini menimbulkan

kebingungan pada siswa tentang bagaimana sistem penilaian yang dilakukan

oleh guru. Pasalnya, berdasarkan pernyataan siswa, nilai yang tertulis pada

buku rapot pun kadang kala tidak sesuai dengan nilai yang diperoleh siswa

dalam ulangan harian. Padahal seharusnya semua hasil evaluasi yang

dilakukan selalu diinformasikan kembali kepada para siswa sebelum evaluasi

berikutnya dilakukan. Hal ini bertujuan agar siswa dapat melihat kembali hasil

pekerjaan mereka dan memperbaikinya dikemudian hari agar mendapatkan

hasil yang lebih baik. Dalam pelaksanaan evaluasi pun, guru seharusnya

melakukan dengan bersifat terbuka. Siswa memiliki hak untuk mengetahu

hasil evaluasinya dan bagaimana sistem evaluasi yang digunakan.

Berdasarkan hasil komperasi pada tabel 4.4, dapat disimpulkan bahwa

dalam melakukan evaluasi guru belum melakukannya dengan cukup baik

dalam beberapa hal, seperti perencanaan evaluasi, pengembangan instrumen

evaluasi, pelaporan dan pemanfaatan hasil evaluasi. Perencanaan evaluasi,

pengembangan instrumen evaluasi, dan pemanfaatan hasil evaluasi yang

kurang baik menyebabkan guru tidak dapat melakukan penilaian yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

61

mendalam pada siswa dan siswa pun tidak dapat meningkatkan

kemampuannya. Selain itu, pelaporan hasil evaluasi yang kurang baik kepada

siswa pun menimbulkan kebingungan pada siswa tentang bagaimana guru

melakukan penilaian. Seharusnya hal ini dapat dikomunikasikan dengan baik,

agar siswa pun dapat mengetahui kemampuannya yang sebenarnya dari hasil

evaluasi tersebut.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

62

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data, dapat ditarik kesimpulan

sebagai berikut:

1. Guru melakukan evaluasi pada mata pelajaran fisika kelas XI IPA di SMA

P dengan memperhatikan 3 aspek, yaitu kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Evaluasi pada ketiga aspek tersebut dilakukan dengan cara

yang terpisah. Penilaian kemampuan kognitif dilakukan dalam bentuk

ulangan, kemampuan afektif dilakukan dengan melihat sikap siswa selama

PBM berlangsung dan dicatat dalam sebuah jurnal, dan kemampuan

psikomotorik dilakukan dengan mengadakan kegiatan praktikum.

2. Dalam pelaksanaan evaluasi, guru sudah melakukannya dengan cukup

baik. Guru melakukannya sesuai dengan jadwal yang telah ditetapkan oleh

sekolah dan guru pun mengadakan remedial sampai siswanya mencapai

nilai KKM. Namun, dalam perencanaan evaluasi, pengembangan

instrumen evaluasi, pelaporan dan pemanfaatan hasil evaluasi, guru belum

melakukannya dengan cukup baik.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

63

B. Saran

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka peneliti menyampaikan beberapa

saran, yaitu:

1. Bagi guru dan calon guru, perlu perencanaan yang baik dalam melakukan

evaluasi pembelajaran fisika dan mengembangkan instrument evaluasi,

agar evaluasi yang dilakukan pun dapat mencakup ketiga aspek (kognitif,

afektif, dan psikomotorik) secara kesuluruhan.

2. Bagi penelitian berikutnya, dapat melakukan penelitian tentang evaluasi

pembelajaran fisika yang lebih detail lagi dengan disertai data-data yang

lebih mendalam.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

64

DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal. 2009. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, dan Prosedur.

Bandung: PT Remaja Rosdakarya

Arikunto, Suharsimi. 2012. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi 2). Jakarta:

Bumi Aksara

Dahar, Ratna. 2011. Teori-teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Erlangga

Moleong, Lexy. J. 2007. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT Remaja

Rosdakarya

Mundilarto. 2012. Penilaian Hasil Belajar Fisika. Yogyakarta: UNY Press

Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 66

Tahun 2013 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 20 Tahun

2007 tentang Standar Penilaian Pendidikan

Sani, Ridwan Abdullah. 2013. Inovasi Pembelajaran. Jakarta: PT Bumi Aksara

Sudjana, Nana.2010. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT

Remaja Rosdakarya

Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika: Konstruktivistik dan

Menyenangkan. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma

Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta:

Universitas Sanata Dharma

Trianto. 2012. Model Pembelajaran Terpadu. Jakarta: PT Bumi Ak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

65

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

66

Lampiran 1 Surat Permohonan Izin

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

67

Lampiran 2 Surat Keterangan Selesai Penelitian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

68

Lampiran 3 Analisis Soal

Analisis Soal

NO. Soal Tingkatan Keterangan

FLUIDA 1

1.

Sebuah balok mengapung di dalam zat

cair, bila 1/10 bagian balok terapung,

massa jenis zat cair 1 gr/cm3,

berapakah massa jenis balok tersebut

………....kg/m3

C2 & C3

Soal ini menunjukan

pemahaman siswa tentang

konsep massa jenis dan

kemampuan siswa

menerapkan konsep tersebut

dalam suatu kondisi. Di mana

kondisi yang ditunjukan

dalam soal tersebut adalah

hanya 1/10 bagian balok yang

terapung.

2.

Sebuah dongkrak hidrolik memiliki

piston kecil dan besar dengan

diameter 20 cm dan 1 cm, bila pada

piston yang besar diberi beban 100 N,

berapakah gaya yang bekerja pada

piston yang kecil………….N

C1

Soal ini menunjukan

kemampuan pengetahuan.

Siswa dituntut untuk

mengingat rumus yang

digunakan untuk

menyelesaikan soal tersebut

dan memasukan angkanya

sesuai dengan rumus dan

kondisi yang disebutkan pada

soal tersebut.

3.

Sebuah benda memiliki berat 1200 N

di udara dan massa jenis 1,2 gr/cm3,

berapakah berat benda jika dicelupkan

dalam air ………………N

C1

Soal ini menunjukan

kemampuan pengetahuan.

Siswa dituntut untuk

mengingat rumus yang

digunakan untuk

menyelesaikan soal tersebut

dan memasukan angkanya

sesuai dengan rumus dan

kondisi yang disebutkan pada

soal tersebut.

4.

Sebuah benda ketika ditimbang di

udara beratnya 10 N dan ketika

ditimbang di air beratnya menjadi 8

N, berapakah massa jenis benda

tersebut ………..gr/cm3

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

69

NO. Soal Tingkatan Keterangan

5.

Sebuah pipa mengalirkan air dengan

debit 12 m3/s, berapakah massa air

yang keluar dari pipa selama 1 sekon

………..kg

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

6.

Sebuah dongkrak hidrolik memiliki

piston kecil dan besar dengan

diameter 10 cm dan 1 cm, bila pada

piston yang besar diberi beban 50 N,

berapakah gaya yang bekerja pada

piston yang kecil………….N

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

7.

Sebuah selang dengan luas

penampang 8 cm2 mengalirkan air

dengan kecepatan 4 m/s, selang

tersebut diarahkan vertikal ke atas dan

ujungnya diperkecil hingga luas

penampangnya menjadi ¼ kalinya,

tinggi maksimum yang dapat dicapai

air tersebut adalah……..m

C2 & C3

Soal ini menunjukan

pemahaman siswa tentang

konsep massa jenis dan

kemampuan siswa

menerapkan konsep tersebut

dalam suatu kondisi tertentu.

Di mana kondisi yang

ditunjukan dalam soal

tersebut adalah luas

penampangnya diperkecil ¼

kali dari semula dan

diarahkan vertical ke atas.

8.

Sebuah balok mengapung di dalam zat

cair, bila ¼ bagian balok terapung,

massa jenis zat cair 1000 kg/m3,

berapakah massa jenis balok tersebut

................gr/cm3

C2 & C3

Soal ini menunjukan

pemahaman siswa tentang

konsep massa jenis dan

kemampuan siswa

menerapkan konsep tersebut

dalam suatu kondisi. Di mana

kondisi yang ditunjukan

dalam soal tersebut adalah

hanya ¼ bagian balok yang

terapung.

9.

Sebuah benda memiliki berat 300 N di

udara dan massa jenis 1,2 gr/cm3,

berapakah berat benda jika dicelupkan

dalam air ……………N

C1

Soal ini menunjukan

kemampuan pengetahuan.

Siswa dituntut untuk

mengingat rumus yang

digunakan untuk

menyelesaikan soal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

70

NO. Soal Tingkatan Keterangan

dan memasukan angkanya

sesuai dengan rumus dan

kondisi yang disebutkan pada

soal tersebut.

10.

Pada gambar di bawah d2=1/10 d1,

besar kecepatam v1=20 m/s,

berapakah kecepatan pada pipa yang

kecil ……… m/s

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan. Selain itu,

soal tersebut pun menunjukan

kemampuan siswa dalam

menjelaskan gambar pada

soal dengan kejadian.

FLUIDA 2

1.

Sebuah bak berbentuk kubus dengan

panjang rusuk 50 cm, berisi air 80

liter. Massa jenis air 1000 kg/m3, gaya

gravitasi bumi 10 m/s2, berapa

tekanan hidrostatik pada dasar bak?

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep yang

terdapat dalam soal dan

menghubungkan konsep yang

telah dipelajarinya terlebih

dahulu dengan bagian-bagian

yang terdapat dalam soal

tersebut.

2.

Sepotong kayu terapung dengan 1/5

bagian tercelup di dalam air. Jika

masa jenis air 1000 kg/m3, berapa

masa jenis kayu tersebut?

C2 & C3

Soal ini menunjukan

pemahaman siswa tentang

konsep massa jenis dan

kemampuan siswa

menerapkan konsep tersebut

dalam suatu kondisi. Di mana

kondisi yang ditunjukan

dalam soal tersebut adalah

hanya 1/5 bagian balok yang

tercelup.

3.

Sebuah pipa U berisi air dengan massa

jenis 1gr/cm3, kemudian pada salah

satu kaki di isi minyak setinggi 10 cm,

hingga selisih permukaan air pada

kedua kaki 8 cm, berapakah massa

jenis minyak tersebut

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

71

NO. Soal Tingkatan Keterangan

4.

Sebuah pompa hidrolik dengan jari

jari penghisap kecil dan besar masing

masing 5 cm, dan 40 cm, jika pada

penghisap kecil dikerjakan gaya 200

N, berapakah gaya yang dihasilkan

pada penghisap besar

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

5. Berilah contoh manfaat dari Hukum

Archimides C3

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

menerapkan konsep yang

telah dipelajarinya dalam

situasi tertentu yang dapat

dilihat dalam kehidupan

sehari-hari.

6.

Sebatang pipa kapiler dengan jari-jari

penampang 1 mm dicelupkan dalam

air, jika tegangan permukaan air 0,07

N/m, dengan sudut kontak 370,

hitunglah kenaikan air dalam pipa

kapiler (massa jenis air 1gr/cm3)

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

7.

Batang jarum yang panjangnya 5 cm,

diletakan perlahan-lahan di atas

permukaan air, apabila tegangan

permukaan air 7 x 10-2 N/m,

tentukanlah besarnya gaya tegangan

permukaan pada jarum tersebut.

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

8.

Sebuah patung kuno memiliki massa

80 kg tergeletak didasar laut, volume

patung 4 x 104 cm3, berapakah gaya

yang diperlukan untuk mengangkat

patung tersebut, massa jenis air laut

1,025 kg/m3, g = 9,8 m/s2

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan. Selain itu,

dalam soal ini pun siswa

dituntut kemampuannya

dalam membedakan hal yang

pokok dan yang bukan pokok.

TERMODINAMIKA

1.

Kelajuan sebuah pratikel gas ideal

pada suhu T Kelvin adalah v, jika

suhu diturunkan menjadi ¼ T,

berapakah kelajuannya sekarang

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

72

NO. Soal Tingkatan Keterangan

…………v berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

2.

Pada tekanan P suatu partikel gas

ideal memiliki kelajuan v, pada

tekanan 4P dan suhu yang sama, maka

kelajuannya ………v

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

3.

Dua partikel gas ideal memiliki massa

molekul masing-masing Ma dan Mb,

jika partikel a dan b berturut-turut

memiliki kelajuan 2v dan 3v, maka

Ma:Mb pada suhu yang sama adalah

……….

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

4.

Gas ideal menempati sebuah tabung

yang bocor dengan volume 0,6 m3,

gas tersebut tidak keluar dari tabung

karena suhu dan tekanannya sama

dengan suhu dan tekanan lingkungan,

jika gas dalam tabung dipanaskan dari

suhu 27°C hingga 77°C, berapakah

volume gas yang keluar …. m3

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

5.

Kecepatan partikel suatu gas ideal

pada suhu 87°C adalah v, jika

suhunya turun hingga 18,6°C,

berapakah kecepatanya sekarang …..

v

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

6.

Suatu gas ideal mempunyai volume

100 cm3 pada suhu °C pada tekanan 1

atm, bila suhunya menjadi 50°C

sedangkan tekanannya menjadi 2 atm,

berapakah volume gas sekarang …

cm3

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

7.

Jika tetapan Boltzman 1,38 x 10-23

J/K, berapakah besarnya energi

kinetik sebuah gas atom helium pada

suhu 27°C ……………Joule

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

73

NO. Soal Tingkatan Keterangan

8.

Sepuluh liter gas ideal bersuhu 127° C

mempunyai tekanan 110,4 Pa, bila

pada tetapan Boltzman 1,38 x 10-23

J/K, berapakah banyaknya

partikel……...

C2

Soal tersebut menunjukan

kemampuan siswa dalam

memahami konsep dan

menyelesaikan soal tersebut

berdasarkan konsep yang

telah diajarkan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

74

Lampiran 4 Laporan Praktikum

KELOMPOK A

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

75

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

76

KELOMPOK C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

77

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

78

KELOMPOK F

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIrepository.usd.ac.id/3513/2/111424027_full.pdf · 2016. 3. 10. · 9. Serta semua pihak dan teman-teman yang tidak dapat penulis sebutkan satu

79

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJIPLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI