21
A. JUDUL: PELATIHAN PEMBUDIDAYAAN BUAH NAGA (Hylocereus undakus) SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK PERTANIAN BERNILAI EKONOMIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN MASYARAKAT PADA KELOMPOK TANI SARI GADING DESA PED KECAMATAN NUSA PENIDA, BALI. B. LATAR BELAKANG MASALAH Nusa Penida merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Klungkung yang merupakan kepulauan. Nusa Penida merupakan pulau kecil yang terletak di seberang laut. Nusa Penida dapat dilalui tiga jalur penyeberangan yaitu: Pelabuhan Kusamba (Kabupaten Klungkung), Pelabuhan Sanur (Denpasar), dan Pelabuhan Padang Bai (Kabupaten Karangasem) yang waktu tempuhnya berkisar antara 45 menit sampai 90 menit. Dilihat dari kondisi geografis, Nusa Penida merupakan daerah kering dengan tekstur tanah berkapur. Walaupun tidak bisa ditanami padi, bukan berarti Kecamatan Nusa Penida tidak bisa menghasilkan tanaman pangan. Penduduk setempat berupaya menanami lahan kering dengan tanaman yang tidak memerlukan pengairan rutin, seperti jagung, ketela pohon, dan tanaman lainnya. Tanaman yang ditanam di kawasan Nusa Penida hanya mampu digunakan untuk konsumsi sehari-hari, dan belum memberikan nilai untuk peningkatan ekonomi. Keadaan ini hampir seluruh kawasan pulau Nusa Penida

pkm akuu revisi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pkm akuu revisi

A. JUDUL:

PELATIHAN PEMBUDIDAYAAN BUAH NAGA (Hylocereus undakus)

SEBAGAI DIVERSIFIKASI PRODUK PERTANIAN BERNILAI

EKONOMIS DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEREKONOMIAN

MASYARAKAT PADA KELOMPOK TANI SARI GADING DESA PED

KECAMATAN NUSA PENIDA, BALI.

B. LATAR BELAKANG MASALAH

Nusa Penida merupakan bagian dari wilayah Kabupaten Klungkung yang

merupakan kepulauan. Nusa Penida merupakan pulau kecil yang terletak di

seberang laut. Nusa Penida dapat dilalui tiga jalur penyeberangan yaitu:

Pelabuhan Kusamba (Kabupaten Klungkung), Pelabuhan Sanur (Denpasar), dan

Pelabuhan Padang Bai (Kabupaten Karangasem) yang waktu tempuhnya berkisar

antara 45 menit sampai 90 menit.

Dilihat dari kondisi geografis, Nusa Penida merupakan daerah kering

dengan tekstur tanah berkapur. Walaupun tidak bisa ditanami padi, bukan berarti

Kecamatan Nusa Penida tidak bisa menghasilkan tanaman pangan. Penduduk

setempat berupaya menanami lahan kering dengan tanaman yang tidak

memerlukan pengairan rutin, seperti jagung, ketela pohon, dan tanaman lainnya.

Tanaman yang ditanam di kawasan Nusa Penida hanya mampu digunakan untuk

konsumsi sehari-hari, dan belum memberikan nilai untuk peningkatan ekonomi.

Keadaan ini hampir seluruh kawasan pulau Nusa Penida mengalaminya, salah

satunya Desa Ped dalam hal ini kelompok tani Sari Gading.

Kelompok Tani Sari Gading merupakan kelompok tani yang

mengembangkan pertanian di daerah Dusun Seming. Mata pencaharian

kelompoknya sebagian besar sebagai petani dan peternak. Namun, hasil

pertaniannya belum dirasakan masyarakat menghasilkan sesuatu yang dapat

bernilai ekonomis. Beberapa kelompok tani mengetahui tanaman-tanaman yang

baik dikembangkan di daerah kering yang bernilai ekonomis, salah satunya adalah

buah naga (Hylocereus undakus). Namun, kelompok tani ini belum mengetahui

cara pembudidayaan dari pembibitan, cara penanaman, dan pemeliharaan dengan

Page 2: pkm akuu revisi

baik. Keterampilan pembudidayaan tanaman bernilai ekonomis ini diperlukan

oleh masyarakat agar mampu memperoleh peningkatan penghasilan.

Buah naga merupakan tanaman sejenis kaktus. Buah asal Mexico ini

mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau

dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum dan mekar di

malam hari. Setelah bunga layu akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di

setiap batangnya. Kultivar aslinya tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang

biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman

akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara,

berpasir, cukup sinar matahari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan cukup

baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Buah naga dapat

berkembang dengan kondisi tanah dan ketinggian lokasi apapun, namun

tumbuhan ini cukup rakus akan unsur hara, sehingga apabila tanah mengandung

pupuk yang bagus, maka pertumbuhannyapun akan pesat sekali. Dalam waktu 1

tahun, tanaman bisa mencapai ketinggian 3 meter lebih. Buah naga tidak terlalu

banyak memerlukan air sehingga sangat cocok dibudidayakan di daerah Nusa

Penida, hal ini didukung oleh banyaknya tanaman kaktus yang mampu tumbuh

subur pada lahan petani.

Pembudidayaan buah naga memerlukan suatu keterampilan khusus agar

mampu tumbuh secara maksimal. Pembudidayaan tersebut dapat meliputi

pembibitan, teknik penanaman sesuai dengan karakteristik tanaman, dan

perawatan. Oleh karena itu masyarakat membutuhkan suatu pengetahuan atau

pelatihan yang dapat memberikan informasi teknik pembudidayaan buah naga.

Budidaya buah naga di kelompok tani Sari Gading diharapkan mampu

memberikan peningkatan ekonomi secara berkelanjutan. Budidaya ini akan

ditumpangsarikan dengan tanaman bahan makanan pokok yang ada, dan sistem

penanamannya dapat seperti sistem pagar. Buah naga prospektif dikembangkan di

Nusa Penida, karena merupakan kawasan pariwisata bahari dan spiritual, sehingga

buah naga yang dihasilkan dapat dipasarkan kepada wisatawan ataupun dijual

langsung ke daerah lain. Selain itu, pembudidayaan buah naga di kelompok tani

ini diharapkan mampu memberikan motivasi kepada kelompok tani lainnya dalam

meningkatkan taraf ekonominya. Berdasarkan hal tersebut, maka dalam proposal

Page 3: pkm akuu revisi

pengabdian ini berusaha memberikan informasi atau pelatihan untuk memenuhi

kebutuhan masyarakat khususnya kelompok tani Sari Gading dalam

pembudidayaan buah naga secara optimal.

C. RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, adapun rumusan masalah yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut:

1. Bagaimanakah pengenalan teknik pembudidayaan tanaman buah naga pada

kelompok tani Sari Gading, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida secara tumpang

sari?

2. Bagaimana tanggapan kelompok tani mengenai teknik pembudidayaan

tanaman buah naga secara tumpang sari?

D. TUJUAN PROGRAM

Tujuan umum dari program pengabdian masyarakat ini adalah untuk memberikan

informasi dan pelatihan teknik pembudidayaan buah naga pada kelompok tani

Sari Gading, serta merupakan salah satu alternatif diversifikasi tanaman pertanian

di lahan kering untuk meningkatkan perekonomian masyarakat. Tujuan khusus

dari program kreativitas mahasiswa pengabdian masyarakat ini adalah sebagai

berikut.

1. Pelatihan digunakan untuk mengenalkan teknik pembudidayaan tanaman buah

naga pada kelompok tani Sari Gading, Desa Ped, Kecamatan Nusa Penida

secara tumpang sari.

2. Untuk mengetahui tanggapan atau persepsi kelompok tani Sari Gading

mengenai teknik pembudidayaan tanaman buah naga secara tumpang sari.

E. LUARAN YANG DIHARAPKAN

Luaran atau hasil program kreativitas mahasiswa melalui pengabdian masyarakat

ini diharapkan:

1. Kelompok Tani Sari Gading mampu dan terampil dalam pembudidayaan buah

naga mulai dari cara pembibitan, teknik penanaman, dan

pemeliharaan/perawatan.

2. Mampu menambah wawasan dan pengetahuan baru bagi masyarakat terkait

dengan teknik menanam buah naga.

Page 4: pkm akuu revisi

3. Buku dan poster mengenai petunjuk pembudidayaan buah naga khususnya

daerah seperti kawasan pulau Nusa Penida, sehingga dapat sebagai acuan

secara berkelanjutan.

4. Diversifikasi tanaman produktif dan ekonomis di lahan kering khususnya

masyarakat kelompok tani Sari Gading, sehingga diharapkan membantu

meningkatkan perekonomian masyarakat setempat, khususnya yang bergelut di

bidang pertanian dan dapat mengembangkannya menjadi kelompok tani yang

produktif menghasilkan buah naga.

F. KEGUNAAN PROGRAM

Kegunaan dari program pelatihan teknik budidaya buah naga ini adalah

sebagai berikut.

1. Diversifikasi Pemberdayaan Lahan Kering yang Produktif

Teknik budidaya buah naga pada kelompok tani Sari Gading bermanfaat untuk

diversifikasi produk pertanian lahan kering yang bernilai ekonomis. Luaran

buku budidaya buah naga di lahan kering dalam PKMM ini diharapkan mampu

memberikan pola pengembangan pemberdayaan lahan kering yang produktif

dengan tumpang sari.

2. Pemberdayaan Masyarakat

Pada pelatihan ini bermanfaat untuk peningkatan pengetahuan dan

keterampilan masyarakat di kawasan lahan kering dalam mengelola pertanian,

khususnya budidaya buah naga.

3. Dampak Sosial secara Nasional

Keberhasilan budidaya buah naga secara tumpang sari di lahan kering seperti

daerah kelompok tani Sari Gading berdampak terhadap petani-petani lainnya

yang belum produktif. Sehingga nantinya pelatihan ini sebagai motivator atau

inspirator dalam upaya diversifikasi produktivitas pertanian lahan kering yang

bernilai ekonomis.

G. GAMBARAN UMUM MASYARAKAT SASARAN

Kelompok Tani Sari Gading terletak di Desa Ped, Kecamatan Nusa

Penida. Kelompok ini terdapat sebanyak 50 kepala keluarga yang

bermatapencaharian utama sebagai petani/berladang. Tekstur lahan pertanian yang

dimiliki oleh kelompok tani ini adalah tekstur lahan kering berpasir, dan berkapur.

Page 5: pkm akuu revisi

Pada kawasan pertanian banyak tumbuh kaktus-kaktus liar. Kelompok tani ini

menghasilkan produk pertanian yang khas dengan lahan kering seperti jagung,

ketela pohon, dan beberapa pisang. Produk tersebut kebanyakan digunakan untuk

keperluan kebutuhan sehari-hari, dan lebihnya dijual untuk keperluan yang lain.

Penjualan produk pertanian tersebut belum memberikan penghasilan yang baik

oleh petani. Lahan yang digunakan oleh petani sebenarnya dapat

ditumpangsarikan dengan tanaman lainnya yang bernilai ekonomis, seperti pada

sisi pagar antar kebun dapat ditanami tanaman ekonomis seperti misalnya buah

naga. Buah naga sangat prospektif dikembangkan di kelompok tani ini, selain

cocok bagi lahan, juga kelompok ini berdekatan dengan kawasan wisata Pura

Dalem Ped. Hal ini tentu akan berpengaruh besar pada pemasarannya. Selain itu,

buah naga dapat juga dipasarkan pada swalayan-swalayan di Pulau Bali. Lokasi

masyarakat sasaran terdapat pada peta di bawah ini pada bagian yang dilingkari.

Gambar 1. Lokasi Pelatihan Budidaya Buah Naga di Kelompok Tani Sari Gading

Masyarakat kelompok tani Sari Gading selama ini hanya mengandalkan

bercocok tanam jagung dan ketela pohon. Sehingga perekonomian masyarakatnya

masih tergolong menengah ke bawah. Lahan yang dimiliki oleh petani masih

dapat ditanami tanaman lainnya seperti buah naga. Buah naga mampu hidup di

daerah yang kering dan berpasir seperti layaknya kaktus. Di samping itu buah ini

tidak memerlukan lahan yang khusus dapat ditumpangsarikan. Masyarakat

kelompok tani ini telah mengetahui buah naga dapat dibudidayakan di lahan

pertaniannya. Namun, karena kesulitan bibit dan keterampilan teknik budidaya

K T Sari Gading

Page 6: pkm akuu revisi

yang baik menyebabkan petani di kelompok tani ini belum mampu

mengembangkannya. Oleh karena itu pada pelatihan ini diharapkan sebagai awal

mula budidaya buah naga di pulau Nusa Penida.

Buah naga atau dragon fruit (buah dari tanaman Hylocereus undatus)

termasuk pendatang baru yang cukup popular. Masuk akal, selain penampilannya

yang eksotik, rasanya asam manis menyegarkan dan memiliki beragam manfaat

untuk kesehatan. Pendatang baru satu ini langsung terkenal. Bentuknya yang unik

dengan warna mencolok, mengundang keingina-tahuan orang. Kini buah naga

telah dibudidayakan di Indonesia dan ternyata, bukan cuma buahnya yang unik,

bentuk pohonnya juga bagus dengan bunga harum semerbak. Cukup cantik

sebagai tanaman hias penyemarak taman.

Di negeri asalnya, RRC, buah naga atau thang-loy tergolong buah purba.

Masyarakat setempat menganggap buah ini membawa berkah, sebab itu selalu

muncul di setiap acara pemujaan. Orang-orang suku Indian dan penduduk Mexico

juga mengkonsumsi buah naga, mereka menyebutnya dengan pitaya roja atau

pitaya merah. Buah naga dihasilkan tanaman sejenis kaktus. Buah asal Mexico ini

mempunyai sulur batang yang tumbuh menjalar. Batangnya berwarna hijau

dengan bentuk segi tiga. Bunganya besar, berwarna putih, harum dan mekar di

malam hari. Setelah bunga layu akan terbentuk bakal buah yang menggelantung di

setiap batangnya. Kultivar aslinya tanaman ini berasal dari hutan teduh. Orang

biasanya memperbanyak tanaman dengan cara setek atau menyemai biji. Tanaman

akan tumbuh subur jika media tanam porous (tidak becek), kaya akan unsur hara,

berpasir, cukup sinar mata hari dan bersuhu antara 38-40o C. Jika perawatan

cukup baik, tanaman akan mulai berbuah pada umur 11- 17 bulan. Selain buah

naga merah dengan daging putih, varietas buah naga banyak ragamnya. Ada yang

berkulit kuning dengan daging buah putih (selenicereus megalanthus) atau

berkulit merah dengan daging buah merah (Hylocereus costaricensis). Berat rata-

rata buah ini berkisar antara 300-500 gr.

Buah naga memiliki banyak manfaat sehingga banyak diminati walaupun

harganya cukup mahal. Banyak orang percaya buah ini dapat menurunkan

kolesterol dan penyeimbang gula darah. Memang belum ada penelitian pasti

tentang manfaat buah ini. Namun, mengingat asalnya dari jenis buah kaktus, maka

Page 7: pkm akuu revisi

buah naga mengandung vitamin C, beta karoten, kalsium dan karbohidrat. Buah

naga tinggi serat sebagai pengikat zat karsinogen penyebab kanker dan

memperlancar proses pencernaan.

H. METODE PELAKSANAAN PROGRAM

Metode yang digunakan dalam program kreativitas mahasiswa ini adalah

sebagai berikut:

1. Metode Observasi dan wawancara

Observasi dilakukan setelah memperoleh izin dari pihak-pihak terkait.

Selain observasi penulis juga melakukan wawacara dengan pihak terkait

guna menunjang pengumpulan data awal sebelum membuat usulan

kegiatan program dan pelaksanaan program. Untuk kedepannya pun jika

program telah telaksana maka akan diadakan observasi dan wawancara

lanjutan terkait dalam memperolah informasi tindak lanjut kegiatan yang

dilakukan masyarakat dari hasil pengabdian.

2. Metode Penyuluhan dan pelatihan

Tim PKMM mengadakan penyuluhan dan pelatihan tentang budidaya

tanaman buah naga dan pemeliharaan tanaman buah naga. Pembudidayaan

ini dimulai dari cara pembibitan, teknik penanaman, serta

pemeliharaannya. Pelatihan ini dilatihkan dan diikuti oleh 50 orang

peserta. Pelatihan dan penyuluhan dilakukan secara bertahap dengan

harapan pelatihan ini optimal dilakukan.

(1) Tahap Observasi

Pada tahap ini penulis melakukan observasi kembali ke tempat

pelaksanaan pelatihan. Hal ini dilakukan diidentifikasi untuk

konfirmasi pelaksanaan program dan observasi penentuan tempat

pembudidayaan buah naga. Pada kegiatan ini dilakukan peninjauan

sepanjang wilayah lahan penanaman buah naga di kawasan Kelompok

Tani Sari Gading yang dilakukan oleh kelompok PKM dan dibantu

kelompok tani.

(2) Tahap Penyuluhan dan Pelatihan

Page 8: pkm akuu revisi

Pelatihan akan dilaksanakan antara bulan Februari – Maret tahun 2011.

Hal ini berdasarkan pertimbangan pada bulan ini masih terdapat

musim hujan yang dalam kalender Bali yaitu sasih Kaulu dan Kesanga.

Sebelum dilaksanakan pelatihan dipersiapkan alat dan bahan yang

diperlukan. Pelatihan ini dilakukan selama 3 hari. Pada tahap ini selain

pelatihan pembudidayaan buah naga dan pembuatan lubang tanam juga

proses dan cara pemeliharaan dan penanaman buah naga. Jumlah buah

naga yang akan ditanam adalah sebanyak 100 batang dengan panjang

bibit 80-120 cm. Pada tahapan ini juga diberikan teknik penanaman

dan pembuatan tempat tanam budidaya buah naga dengan penyangga

beton. Penyangga beton dibuat agar tempat tumbuh buah naga

berkelanjutan tanpa diganti. Dari 100 batang buah naga ini diharapkan

masyarakat dapat membuat bibit sendiri dan membudidayakannya.

Pada kegiatan ini juga diserahkan buku dan poster panduan budidaya

buah naga di lahan kering yang dibuat sendiri oleh tim PKMM.

(3) Tahap Evaluasi

Evaluasi dilakukan terhadap tanaman buah naga yang telah ditanam

selama 3 bulan yang dibantu oleh kelompok tani. Pemantauan

dilakukan setelah tanaman buah naga berumur satu bulan.

I. JADWAL KEGIATAN PROGRAM

Jenis KegiatanBulan ke-

1 2 3 4 5

1. Persiapan

a. Observasi ke lapangan

b.Bimbingan dari dosen

2. Tahap Penyuluhan dan Pelatihan

a. Persiapan alat atau bahan untuk

melakukan pelatihan.

b. Pelatihan dan penyuluhan teknik

budidaya (pembibitan,

penanaman, dan pemeliharaan)

3. Tahap observasi dan evaluasi

Page 9: pkm akuu revisi

a. Observasi kondisi budidaya buah

naga.

b. Evaluasi perkembangan

budidaya dan kendala yang

dihadapi masyarakat

4. Penyusunan laporan kegiatan

a. Pengumpulan data hasil

pelaksanaan dan observasi

b. Penyusunan laporan akhir

J. RANCANGAN BIAYA

J.1 Biaya Pembelian Habis Pakai

No Nama Bahan Jumlah Biaya Satuan (Rp) Biaya (Rp)

1 Pupuk 10 kg 10.000 100.000

2. Bibit Buah Naga 100 batang 20.000 2.000.000

3. Beton tiang tempat

budidaya

100 batang 15.000 1.500.000

4. Bambu 20 batang 10.000 200.000

Jumlah 3.800.000

J.2 Biaya Peralatan Penujang PKMM

No Nama Alat Jumlah Biaya Satuan

(Rp)

Biaya (Rp)

1 Cangkul 5 buah 40.000 200.000

2 Linggis 3 buah 35.000 105.000

Jumlah 305.000

J.3 Biaya Transportasi

No Uraian JumlahBiaya Satuan

(Rp)

Biaya

(Rp)

1 Persiapan tempat dan

pelaksanaan

5 orang (PP) 100.000,- 500.000,-

Page 10: pkm akuu revisi

(mahasiswa dan dosen)

2 Biaya transport bibit 100 batang 100,- 10.000,-

3 Evaluasi (mahasiswa

dan dosen)

5 orang x 2

kali (PP)

100.000,- 1.000.000,-

Jumlah Biaya 1.510.000

J.4. Biaya Pengeluaran Lain-lain

No. Uraian JumlahBiaya Satuan

(Rp)Biaya(Rp)

1Fotokopi dan jilid laporan

45 x 1010 eks

100,-5.000,-

45.000,-50.000,-

2Biaya pencetakan laporan

45 lembar 300,- 13.500,-

3Biaya Pengetikan Laporan

5 kali 10.000,- 50.000,-

4

Konsumsi untuk tim PKMM1. Persiapan tempat2. Pelaksanaan 3. Evaluasi

5 orang5 orang5 orang x 2 kali

14.000,- 14.000,-14.000,-

70.000,-70.000,-

140.000,-

5Konsumsi Peserta Pelatihan

50 orang x 2 kali

14.000,- 1.400.000,-

Total Pengeluaran 1.838.500,-

Total Biaya Pengeluaran:

Biaya Pembelian Habis Pakai : Rp. 3.800.000,-

Biaya Peralatan Penunjang PKM : Rp. 305.000,-

Biaya Transportasi : Rp. 1.510.000,-

Biaya Pengeluaran lain-lain : Rp. 1.838.000,-

Total Pengeluaran : Rp. 7.453.500,-

K. LAMPIRAN

Biodata ketua dan anggota (4 orang)

Biodata dosen pembimbing

Surat perjanjian kerjasama

GAMBARAN TEKNOLOGI YANG DIKEMBANGKAN

Page 11: pkm akuu revisi

Pada pelatihan budidaya buah naga ini dikembangkan teknik penanaman

dengan tumpang sari. Penanaman dilakukan dengan sistem pengikatan pada beton

dan seperti pagar sehingga tidak mengganggu tanaman yang lainnya. Pada

masing-masing buah naga yang ditanam, pada samping betonnya ditempatkan

kaleng bekas sebagai penempatan air pada musim kemarau. Bentuk teknik

budidaya yang dimadsud dapat dilihat pada Gambar 2.

Gambar 2. Teknik Penanaman Budidaya Buah Naga di Kelompok Tani

Beberapa teknik lain yang juga akan dikembangkan dalam pelatihan ini seperti

Gambar 3.

Gambar 2. Bentuk Teknik Budidaya Buah Naga di Lahan Pertanian

Gambar 3. Beberapa Teknik Budidaya Tanaman Buah Naga

LOKASI PELATIHAN BUDIDAYA BUAH NAGA

1,5 m

2 m

K T Sari Gading

Page 12: pkm akuu revisi

Undiksha

Page 13: pkm akuu revisi

BIODATA DOSEN PENDAMPING

I. IDENTITAS DIRI

Nama Lengkap : I Wayan Karta, S.Pd. Tempat dan Tanggal Lahir : Desa Ped, Nusa Penida / 09 Maret 1986Alamat Tinggal : Jl. Sahadewa Gg.IVA No.1 SingarajaNomor HP : 081 805 339 884Alamat Kantor : Jurusan Analis Kimia, FMIPA Undiksha,

Jalan Udayana 11 C Singaraja 81116 BaliNomor Telepon/Fax : (0362)25702/(0362)25335Alamat e-mail : [email protected] kuliah yang diampu 1. Kimia Anorganik I

2. Kimia Anorganik II3. Komputasi Data4. Jaminan Mutu Lab5. Keselamatan dan Kesehatan Kerja6. Kimia Fisika I7. Analisis Spektrometri I

II. RIWAYAT PENDIDIKAN

No.Nama Sekolah/Perguruan Tinggi

TempatTahun Sertifikat

/GelarBidang

Dari Sampai

1. SD Negeri 3 Ped 1992 1998 Ijasah -

2. SLTP Negeri 1 Nusa Penida 1998 2001 Ijasah -

3. SMU Negeri 1 Nusa Penida 2001 2004 Ijasah -

4. Universitas Pendidikan Ganesha Undiksha

Singaraja 2004 2008 Ijasah/ S.Pd.

Pend.

Kimia

5. Program Studi Magister Kimia Terapan Universitas Udayana

Denpasar 2010 sekarang Sedang studi

Karya Ilmiah:

1) Pengaruh Temperatur Terhadap Korosi Besi Beton yang Terlindung Secara Katodik dengan Menggunakan Elektrode Korban Magnesium

2) Prospek Budidaya Tembakau di wilayah Buleleng Bagi Peningkatan Pendapatan Asli Daerah (PAD) Buleleng.

Page 14: pkm akuu revisi

3) Studi Dampak Pengeboran Geothermal Pada Proyek Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTPB) Terhadap Lingkungan dan Masyarakat Bedugul dan Sekitarnya

4) Peluang dan Tantangan Potensi Kain Cepuk Untuk Meningkatkan Kesejahteraan Komunitas Adat Terpencil Di Desa Tanglad Kecamatan Nusa Penida Kabupaten Klungkung Bali

5) Uji Mikrobiologi Air Minum Dalam Kemasan (AMDK) “ Yeh Buleleng“ dengan Teknik Tabung Ganda.

6) Studi elektroplating partisi alloy Cu-Al pada pernak-pernik kayu nangka dengan Metode Pembentukan Thin Layer Graphite

7) Upaya Pemanfaatan Rumput Laut sebagai Olahan makanan melalui pelatihan untuk kelompok tani Merta Sari Desa Adat Nyuh Kukuh Nusa Penida

8) Problem solving memadukan desentralisasi pendidikan (manajemen berbasis sekolah dan masyarakat ) dengan program bantuan operasional sekolah (BOS)

9) Revitalisasi Pengembangan Sistem Manajemen dan Pemasaran UKM Melalui Model Coordination Covalen Bonding (Studi Kasus UKM Kain Cepuk di Desa Tanglad Nusa Penida)

10) Metode Ikatan Koordinasi Forum Kampus-Badan Narkoba Sebagai Alternatif Pencegahan Penyalahgunaan Narkoba Di Kalangan Mahasiswa

11) Pengaruh Temperatur Terhadap Korosi Besi Beton yang Terlindung Secara Katodik dengan Menggunakan Elektrode Korban Magnesium

12) Peran dan Efektifitas Hukum Adat “Awig-awig” Desa Adat di Nusa Penida dalam Usaha Pelestarian Burung Jalak Bali (Leucopsar rothschildi)

13) Pemberdayaan Komunitas Adat Terpencil di Nusa Penida melalui pendekatan Ecotorism ber icon Burung Jalak Bali dan Terumbu Karang

14) Upaya Pemanfaatan Dan Pengembangan Hasil Perkebunan Jeruk, Ubi Jalar, Dan Talas, Sebagai Olahan Produk Makanan Dan Minuman Melalui Program Pelatihan Untuk Masyarakat Desa Batukaang, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli

15) Upaya Pengembangan Agrowisata Subak Berlandaskan Konsep Tri Hita Karana dalam Rangka Meningkatkan Perekonomian Masyarakat yang Berbasis Lingkungan

16) Revitalisasi Adat Bali di Tengah Dualisme Kehidupan Sosial dan Budaya Guna Menjaga Sistem Adat sebagai Refleksi Kasus-Kasus Adat dalam Dinamika Perkembangan Zaman serta Konsistensinya Memajukan Kebudayaan Bali

17) Kombinasi Proses Anaerob-Aerob Berbasis Biofilm Bakteri Isolat Lokal Sebagai Upaya Bioremediasi Limbah Cair Hotel dan Restoran secara Berkelanjutan

Singaraja, 27 September 2010Dosen Pembimbing

I Wayan Karta, S.Pd.

Page 15: pkm akuu revisi