PKL RSU CIBABAT

Embed Size (px)

Citation preview

KATA PENGANTARPuji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya kami dapat mengerjakan serta menyelesaikan Laporan Praktek Belajar Lapangan di Rumah Sakit Umum Cibabat dengan topik Kegiatan Pelayanan Rekam Medis di Rumah Sakit . Dalam proses penyusunan Laporan Praktek Belajar Lapangan ini, kami mendapat bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan kali ini kami menyampaikan ucapan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada: 1. Ibu Ns.C.M. Retno Sunartyasih S.Kep selaku Ketua Umum STIKes Santo Borromeus Bandung 2. Bapak Rudy.J.Mandels. SSt. MIK selaku Ketua Prodi D3 Perekam dan Informasi Kesehatan STIKes Santo Borromeus Bandung3. ..................., selaku Direktur Rumah Sakit Cibabat Cimahi

4. Bapak Kusna Arintaka. SSt. MIK selaku Umum Cibabat.

dosen yang telah banyak

membantu dalam pelaksanaan Praktek Belajar Lapangan di Rumah Sakit

5. ...............Ibu Teti, selaku Kepala Bagian Rekam Medis di Rumah Sakit

Umum Cibabat yang telah banyak membantu dan membimbing kami serta memberikan berlangsung. 6. Bapak Dedi Suryadi, Amd.PK,SKM, selaku Pembimbing Lapangan kami di Rumah Sakit Cibabat yang telah memberikan masukan positif sehingga laporan ini terselesaikan.7. Staf-staf di Rumah Sakit Umum Cibabat khususnya staf di bidang

masukan

positif

selama

Praktek

Belajar

Lapangan

Pelayanan Rekam Medis yang telah membantu, membimbing kami serta memberikan masukan positif guna kemajuan kami.

8. Mahasiswa STIKes Santo Borromeus khususnya kelas Santo Nicholaus

Program Studi D3 Perekam dan Informasi Kesehatan yang telah banyak membantu dan memberikan semangat dan motivasi selama proses penyusunan laporan ini. 9. Orang tua, keluarga, serta kakak adik kami yang selalu mendukung dan mendoakan kami dalam proses penyusunan Laporan Praktek Belajar Lapangan ini. 10. Semua pihak yang telah membantu yang tidak dapat kami sebutkan satupersatu yang telah banyak membantu dalam proses penyusunan laporan Praktek Belajar Lapanngan ini.

Kami menyadari bahwa dalam pembuatan Laporan Praktek Belajar Lapangan ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari para pembaca guna perbaikan dan akhir kata kami berharap agar Laporan Praktek Belajar Lapangan ini dapat berguna bagi para pembaca khususnya dan para mahasiswa/i umumnya.

Bandung, Juli 2011

Penyusun

BAB I PENDAHULUAN1.1 LATAR BELAKANG Pada era informasi yang ditandai dengan begitu bergantungnya segala aspek kehidupan manusia terhadap informasi. Betapa pentingnya informasi dijelaskan oleh Ira. A. Penn dalam Martono (1997) bahwa meskipun konsumsi pangan lebih banyak dari sebelumnya, namun lebih dari 50% tenaga kerja bekerja di kantor dan 80% di antaranya bekerja sebagai pengelola informasi. Salah satu aspek kehidupan manusia yang tergantung terhadap informasi adalah bidang kesehatan. Pelayanan kesehatan kepada masyarakat dilakukan melalui rumah sakit. Agar pembangunan kesehatan dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna, diperlukan peningkatan dan pemanfaatan manajemen kesehatan melalui manajemen rumah sakit. Sebuah rumah sakit memiliki fungsi utama untuk memberikan perawatan dan pengobatan yang sempurna kepada pasien baik pasien rawat inap, pasien rawat jalan, maupun pasien gawat darurat. Rumah sakit sebagai suatu lembaga organisasi juga memiliki unit-unit kegiatan dalam pelayanannya. Sebagai suatu lembaga yang melayani kesehatan

masyarakat, suatu rumah pasti memiliki fasilitas pelayanan kesehatan rekam medis pasien. Di dalam rekam medis berisi informasi yang berhubungan dengan penyelenggaraan pengobatan dan perawatan pasien yakni tentang penyakit, perawatan dan penanganan medis pasien. Keberadaan rekam medis sangat dipentingkan, rekam medis dapat digunakan sebagai indikator dalam melihat kualitas pelayanan kesehatan, yang oleh Benjamin (1980) disebutkan bahwa pelayanan kesehatan yang baik secara umum berarti memiliki rekam medis yang baik pula. Rekam medis merupakan milik rumah sakit yang harus dipelihara karena sangat besar manfaatnya bagi pasien, bagi dokter, dan bagi rumah sakit. Rumah sakit bertanggung jawab untuk melindungi informasi yang ada di dalam rekam medis terhadap kemungkinan hilangnya keterangan, pemalsukan data yang ada di dalam rekam medis, ataupun dipergunakan oleh orang yang semestinya tidak diberi izin.Dan salah satu parameter untuk menentukan mutu pelayanan kesehatan di rumah sakit adalah informasi yang terekam dalam rekam medisnya. Indikator mutu rekam medis yang baik adalah kelengkapan isinya, akurat, tepat waktu dan pemenuhan aspek persyaratan hukum. Permasalahan tersebut perlu dipecahkan melalui peninjauan terhadap bagaimana pengelolaan rekam medis selama ini. Pengelolaan rekam medis yang sesuai dengan semestinya, akan menghasilkan suatu hasil dimana rekam medis tersebut dapat digunakan sebagai sumber informasi yang bermutu, yakni faktual, lengkap, dan tepat waktu. Pada kegiatan PBL ini kami selaku mahasiswa telah melakukan pengamatan dan ikut serta dalam pelayanannya selama 2 minggu pada unit rekam medis di RSU Cibabat, sesuai dengan ruang lingkup yang diberikan. Sehingga di dalam makalah ini sudah terpaparkan suatu potret yang nantinya akan dipergunakan sebagai bekal kami dalam pengembangan ilmu pengetauan mengenai perekam dan informasi kesehatan.

1.2

TUJUAN

1.2.1 TUJUAN UMUM : Mengaplikasikan kegiatan pelayanan rekam medis dan informasi kesehatan di Rumah Sakit Umum Cibabat. 1.2.2 TUJUAN KHUSUS :

1. Meninjau kegiatan pelayanan rekam medis di RSU Cibabat

dalam menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien di Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat dan Rawat Inap.2. Menelaah kembali kegiatan pelayanan di lapangan dengan

prosedur dasar pelayanan rekam medis di rawat jalan , rawat inap dan Unit Gawat Darurat yang meliputi : pendaftaran pasien, penomoran rekam medis, pengambilan dan penyimpanan rekam medis serta peminjaman rekam medis.3. Mengetahui dan mengidentifikasi sistem rekam medis dan sub

sistemnya yang meliputi sistem penamaan, penomoran, pencatatan (identifikasi, registrasi, kodifikasi general) serta sistem penyimpanan/ penjajaran rekam medis.

1.3

MANFAAT Rekam medis memiliki beberapa manfaat bagi STIKes dan penulis sendiri, baik secara teoristis maupun praktek. Sebagai berikut masing masing manfaatnya:1.3.1 BAGI RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT : 1. Memperoleh masukan sebagai perbaikan yang berguna

untuk meningkatkan pelayanan di bagian rekam medis dan terpenuhinya kepuasan pasien.

2.

Menjalin kerja sama yang baik antara pihak rumah sakit dengan pihak akademik.

1.3.2 BAGI INSTITUSI : 1. Untuk mengarahkan calon tenaga perekam medis agar

mendapatkan gambaran dan mengetahui kegiatan pelayanan rekam medis di rumah sakit secara nyata.2. Mempersiapkan mahasiswa untuk menjadi tenaga ahli di

bidangnya khususnya dalam bagian rekam medis.3. Sebagai sarana untuk melengkapi perpustakaan kampus dan

sebagai sumbangan pemikiran berdasarkan pengalaman bagi angkatan selanjutnya. 1.3.3 BAGI MAHASISWA : Secara teoritis1. Sebagai

salah

satu

wadah

penambah secara

wawasan teoritis

mahasiswa

dalam

pengamatannya

berdasarkan kegiatan di lapangan.2. Sebagai sarana mahasiswa untuk mengetahui kegiatan

pelayanan rumah sakit yang salah satunya adalah rekam medis secara langsung di suatu rumah sakit tertentu. Secara praktis1. Dengan diadakannya Praktek Belajar Lapangan (PBL),

mahasiswa diharapkan dapat mengobservasi system rekam medis secara langsung apakah sudah sesuai dengan prosedur teorinya.

2.

Menerapkan ilmu perekam dan informasi kesehatan di semester II secara langsung berdasarkan ruang lingkup yang sudah ditentukan.

3.

Menambah ilmu pengetahuan dalam pengelolaan rekam medis di RSU Cibabat secara langsung.

1.4

RUANG LINGKUP PENULISAN Praktek Belajar Lapangan (PBL) Semester II ini difokuskan untuk mengetahui dan mempelajari Kegiatan Pelayanan Rekam Medis di rumah sakit umum cibabat, dengan perincian : 1.4.1 Sejarah singkat rumah sakit dan sejarah singkat perkembangan Unit/Bagian rekam medis. 1.4.2 Tujuan dan fungsi pelayanan rekam medis di Rumah Sakit dalam menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien di Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Unit Gawat Darurat. 1.4.3 Sistem rekam medis dan sub sistemnya, meliputi Sistem penamaan, penomoran, pencatatan, (Identifikasi, Registrasi, Kodifikasi) dan prnyimpanan atau penjajaran. 1.4.4 Prosedur-prosedur pelayanan rekam medis di Rawat Jalan, Rawat Inap, dan Unit Gawat Darurat, meliputi : a. Prosedur pendaftaran pasien b. Prosedur penomoran rekam medis c. Prosedur pengambilan dan penyimpanan rekam medis d. Prosedur peminjaman rekam medis

BAB II TINJAUAN TEORI

2.1

PENGERTIAN REKAM MEDIS Rekam Medis adalah berkas yang menyatakan siapa, apa, mengapa,

dimana, kapan dan bagaimana pelayanan yang diperoleb seorang pasien selama dirawat atau menjalani pengobatan. (Edna K Huffman) Rekam Medis merupakan kumpulan fakta tentang kehidupan seseorang dan riwayat penyakitnya, termasuk keadaan sakit, pengobatan saat ini dan saat lampau yang ditulis oleb para praktisi kesehatan dalam upaya mereka memberikan pelayanan kesehatan kepada pasien. (Gemala Hatta) Rekam Medis adalah berkas yang beiisi catatan dan dokumen mengenai identitas pasien, basil pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lainnya yang diterima pasien pada sarana kesebatan, baik rawat jalan maupun rawat inap. (Permenkes No. 749a/Menkes!Per/XII/1989) Rekam medis diartikan sebagai keterangan baik yang tertulis maupun yang terekam tentang identitas, anamnese, penetuan fisik laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan medis yang diberikan pada pasien dan pengobatan baik yang di rawat inap, rawat jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat . Kalau diartikan secara dangkal, rekam medis seakan-akan hanya merupakan catatan dan dokumen tentang keadaan pasien , namun apabila dikaji lebih dalam, rekam medis mempunyai makna yang lebih luas dari pada hanya catatan biasa, karena di dalam catatan tersebut sudah tercermin segala informasi menyangkut seorang pasien yang akan dijadikan dasar didalam menentukan tindakan lebih lanjut dalam upaya pelayanan maupun tindakan medis lainnyayang diberikan kepada seorang pasien yang datang ke rumah sakit. Rekam medis memiliki pengertian yang sangat luas tidak hanya sekedar kegiatan pencatatan, akan tetapi mempunyai pengertian sebagai satu sistem penyelenggaraan rekam medis. Sedangkan kegiatan pencatatannya sendiri hanya merupakan hanya merupakan salah satu kegiatan daripada penyelenggaraan rekam medis.Penyelenggaraan rekam medis adalah merupakan proses kegiatan yang

dimulai pada saat diterimanya pasien di rumah sakit, diteruskan kegiatan pencatatan data medik pasien selama pasien itu mendapatkan pelayanan medik di rumah sakit dan dilanjutkan dengan penanganan berkas rekam medis yang meliputi penyelenggaraan penyimpanan serta pengeluaran berkas dari tempat penyimpanan untuk melayani permintaan/peminjaman apabila dari pasien atau untuk keperluan lainnya. (INDONESIA, Departemen Kesehatan Pedoman Pengelolaan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia Revisi.1 Th. 1997; 6)2.2 TUJUAN REKAM MEDIS

Adapun tujuan dari rekam medis adalah menunjang tercapainya tertib administrasi dalam rangka upaya peningkatan pelayanan kesehatan di rumah sakit. Tanpa didukung suatu sistem pengelolaan rekam medis yang baik dan benar, tidak akan tercipta tertib administrasi rumah sakit sebagaimana yang diharapkan. Sedangkan tertib administrasi merupakan salah satu faktor yang menentukan di dalam upaya pelayanan kesehatan di rumah sakit. (Pedoman Pelayanan Rekam Medis Rumah Sakit di Indonesia revisi 2 th. 2006;13) Tujuan penyelenggaraan rekam medis terdiri dari dua kelompok diantaranya :2.2.1 Tujuan penyelenggaraan rekam medis primer adalah

penyelenggaraan rekam medis terkait langsung dengan pelayanan pasien. Tujuannya adalah:

a. Bagi pasien :

-

Mencatat jenis pelayanan yang telah diterima dan bukti pelayanan

-

Memungkinkan tenaga kesehatan dalam menilai kondisi risiko

-

Mengetahui biaya pelayanan

b. Bagi pihak pemberi pelayanan kesehatan :

-

Membantu kelanjutan pelayanan (sarana komunikasi) Menggambarkan keadaan penyakit dan penyebab (sebagai pendukung diagnostik kerja)

-

Menunjang pengambilan keputusan tentang diagniosis dan pengobatan

-

Menilai dan mengelola risiko perorangan pasien Memfasilitasi pelayanan sesuai dengan pedoman praktek klinis

-

Mendokumentasi faktor risiko klinis Menilai dan mencatat keinginan serta kepuasan pasien

c. Bagi manajemen pelayanan kesehatan :

-

Mendokumentasikan adanya kasus penyakit gabungan dan praktiknya

-

Menganalisis kegawatan penyakit Merumuskan pedoman praktik penanganan risiko Dasar penelaah dalam penggunaan sarana pelayanan

d. Bagi penunjang pelayanan kesehatan :

-

Menganalisis kecendrungan dan mengembangkan dugaan Menilai beban kerja Mengkomunikasikan informasi berbagai unit kerja

e. Bagi pembayaran dan penggantian biaya :

-

Mendokumentasikan unit pelayanan yang memungut biaya pemeriksaan

-

Menetapkan biaya yang harus dibayar oleh pasien Mengajukan klaim asuransi Mempertimbangkan dan memutuskan klaim asuransi Dasar dalam menentukan ketidakmampuan dalam

pembayaran Menyelenggarakan analisis akturial (tafsiran pra penetapan asuransi)

2.2.2 Tujuan penyelenggaraan rekam medis sekunder adalah

penyelenggaraan lingkungan

rekam

kesehatan

terkait yaitu

dengan untuk

seputar

pelayanan

pasien,

kepentingan edukasi, riset, peraturan, dan pembuatan kebijakan. Tujuannya adalah:a. Edukasi :

-

Mendokumentasikan pengalaman profesional di bidang kesehatan

-

Menyiapkan sesi pertemuan dan presentasi Sebagai bahan pengajaran

b. Peraturan (regulasi) :

-

Bukti pengajuan perkara ke pengadilan (litigasi) Membantu pemasaran dan pengawasan (surveillance) Menilai kepatuhan sesuai standar pelayanan Sebagai dasar pemberian akreditasi bagi profesional dan rumah sakit

-

Membandingkan organisasi pelayanan kesehatan

c. Riset :

-

Mengembangkan produk batu Melaksanakan riset klinis Menilai teknologi Studi efektivitas serta analisis manfaat dan biaya pelayanan kesehatan

-

Mengidentifikasi populasi yang beresiko Mengembangkan registrasi dan basis atau pangkalan data (data base)

-

Menilai manfaat dan biaya system rekaman

d. Pengambilan kebijakan :

-

Mengalokasi sumber-sumber Melaksanakan rencana strategis Memonitor kesehatan masyarakat

e. Industri :

-

Melaksanakan riset dan pengembangan Merencanakan strategi pemasaran

(Pedoman Manajemen Informasi Kesehatan di Sarana Pelayanan Kesehatan th.2008; 80-81)

2.3 KEGUNAAN REKAM MEDIS

Kegunaan rekam medis dapat dilihat dari beberapa aspek, antara lain : 2.3.1 ASPEK ADMINITRASI Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai administrasi, karena isinya menyangkut tindakan berdasarkan wewenangdan tanggung jawab sebagai tenaga medis dan paramedic dalam mencapai tujuan pelayanan kesehatan. Petugas administrasi di suatu instansi pelayanan kesehatan dapat segera mengetahui rincian biaya yang harus dikeluarkan

oleh pasien selama pasien menjalani pengobatan di rumah sakit melalui rekam medis 2.3.2 ASPEK MEDIS Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai medis, karena catatan tersebut dipergunakan sebagai dasar untuk merencanakan pngobatan atau perawatan yang diberikan kepada pasien dan dalam rangka mempertahankan serta meningkatkan mutu pelayanan melalui kegiatan audit medis, manajemen risiko medis serta keamanan atau keselamatan dan kendali biaya. 2.3.3 ASPEK HUKUM Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai hukum, karena isinya menyangkut masalah adanya jaminan kepastian hukum atas dasar keadilan, dalam rangka usaha menegakkan hukum serta penyediaan bahan bukti untuk menegakkan keadilan. Rekam medis adalah milik Dokter dan Rumah Sakit sedangkan isinya yang terdiri dari identitas pasien, pemeriksaan, pengobatan, tindakan dan pelayanan lain yang diberikan kepada pasien adalah sebagai informasi yang dapat dimiliki oleh pasien sesuai dengan peraturan pernudang-undangan yang berlaku ( UU Praktik kedokteran RI No.29 thn 2004 pasal 46 ayat (1) , Penjelasan) 2.3.4 ASPEK KEUANGAN Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai uang, karena isinya mengandung data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek keuangan. Kaitannya rekam medis dengan aspek keuangan sangat erat sekali dalam hal pengobatan, terapi serta tindakan-tindakan apa saja yang diberikan kepada seorang pasien selama menjalani perawatan di rumah sakit. 2.3.5 ASPEK PENELITIAN

Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai penelitian, karena isinya menyangkut data atau informasi yang dapat dipergunakan sebagai aspek pendukung penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan dibidang kesehatan. 2.3.6 ASPEK PENDIDIKAN Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai pendidikan, karena isinya tentang perkembangan kronlogis dan kegiatan pelayanan medis yang diberikan kepada pasien, informasi tersebut dapat dipergunakan sebagai bahan atau referensi pengajaran di bidang profesi pendidikan kesehatan. 2.3.7 ASPEK DOKUMENTASI Di dalam berkas rekam medis mempunyai nilai dokumentasi, karena isinyamenyangkut sumber ingatan yang harus didokumentasikan dan dipakai sebagai pertanggungjawaban dan laporan rumah sakit. Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi informasi dapat diaplikasikan penerapannya didalam penyelenggaraan dan pengelolaan rekam medis yang cukup efektif dan efisien. Pendokumentasian data medis seorang pasien dapat dilaksanakan dengan mudah dan efektif sesuai aturan serta prosedur yang telah ditetapkan. Dengan melihat dari beberapa aspek tersebut diatas, rekam medis mepunyai kegunaan yang sangat luas, karena tidak hanya menyangkut antara pasien dengan umum adalah :1.

pemberi pelayanan saja. Kegunaan rekam medis secara

Sebagai alat komunikasi antara dokter antara tenaga ahli lainnya yang ikut ambil bagian didalam proses pemberian pelayanan, pengobatan, dan perawatan kepada pasien.

2.

Sebagai dasar untuk merencanakan pengobatanatau perawatan yang harus diberikan kepada seorang pasien.

3.

Sebagai bukti tertulis maupun terekam atas sgala tindakan pelayanan, pengobatan, dan perkembangan penyakit selama pasien berkunjung atau dirawat di rumah sakit.

4.

Sebagai bahan yang berguna untuk analisa, penelitian, dan evaluasi terhadap kualitas pelayanan yang telah diberikan kepada pasien

5.

Melindungi kepentingan hukum bagi pasien, rumah sakit maupun dokter dan tenaga kesehatan lainnya

6.

Menyediakan data-data khusus yang sangat berguna untuk keperluan penelitian dan pendidikan

7.

Sebagai dasar didalam perhitungan biaya pembayaran pelayanan medis yang telah diterima pasien

8.

Menjadi sumber ingatan yang harus didokumentasikan, serta sebagai bahan pertanggung jawaban dan laporan

(Pedoman Pelayanan Rekam MedisRumah Sakit di Indonesia revisi 2 th. 2006;13-16)

2.4

SISTEM REKAM MEDIS

2.4.1

SISTEM PENAMAAN Sebelum penetapan sistem penamaan yang dipakai, terlebih dahulu

kita harus mengetahui keperluan yang mandasar darimpada sistem penamaan tersebut, sehingga perlu ditetapkan dengan sistem tersendiri. Pada dasarnya sistem penamaan untuk memberikan identitas kepada seorang pasienserta untuk membedakan pasien satu dengan pasien lainnya,

sehingga mempermudah dalam proses dalam pemberia pelayanan kepada pasien yang datang berobat ke Rumah Sakit.

Tata cara penulisa nama pasien di Rumah Sakit meliputi :1. 2. 3.

Nama pasien sendiri yang terdiri dari satu suku kata atau lebih. Penulisan nama sesuai dengan KTP/SIM/PASPOR yang masih berlaku. Untuk keseragaman penulisan nama pasien digunakan ejaan baru yang disempurnakan dengan menggunakan huruf cetak.

4. 5.

Tidak diperkenankan adanya pencantuman title/jabatan/gelar. Perkataan saudara, tuan, bapak, tidak dicantumkan dalam penulisan nama pasien.

6.

Apabila pasien berkewarganegaraan asing maka penulisan namanya harus disesuaikan dengan Paspor yang berlaku di Indonesia.

7.

Bila seorang bayi yang baru lahir hingga saat pulang belum mempunyai nama, maka penulisan namanya adalah Bayi Ny xxx. Adapun cara penulisan adalah sebagai berikut : Cara penulisan nama pasien : : KEIZA ISKANDAR : KEIZA ISKANDAR : KEIZA ISKANDAR

Nama pada KTP/SIM Nama pada kartuu pasien Pada KIUP/data dasar pasien

-

Cara penulisan nama pasien bayi :

Nama ibu Nama bayi Pada KIUP/data dasar bayi

: RIVA ISKANDAR : By. Ny. RIVA ISKANDAR : By. Ny. RIVA ISKANDAR

Apabila pada kunjungan selanjutnya bayi telah memliki nama, maka nama yang digunakan adalah namanya saat ini. Maka hanya petugas yang berwenang dapat merubah nama bayi sesuai dengan namanya sekarang.

-

Petunjuk silang : penulisan nama pasien sesuai dengan

Dengan

KTP/SIM/PASPOR serta diharapkan seorang pasien yang memilikki satu nomor pasien di Rumah Sakit. Apabila ditemukan seorang pasien memiliki lebih dari satu nomor Rekam Medis, maka berkas rekam medis nomor tersebut harus digabungkan menjadi satu nomer , dimana berkas rekam medis pasien tersebut juga digabung, biasanya nomer yang digunakan adalan nomer rekam medis yang pertama. Tetapi terlebih dahulu harus dicocokkan antara tanggal lahir, alamat, serta identitas lainnya apakah benar-benar sesuai antara keduanya.

Contoh penggabungan nomer :

Nama pasien Nomer pasien-1

: MEGA SUSANTO : 00-43-15-12

Nomer pasien-2

: 00-52-58-14

Setelah digabungkan menjadi :

Nomer pasien-1 SUSANTO Nomer pasien-2 43-15-12

: 00-43-15-12 -> MEGA

: 00-52-58-14 -> lihat no. 00-

2.4.2

SISTEM PEMBERIAN NOMOR

Berkas Rekam Medis pada setiap pelayan Kesehatan disimpan berdasarkan nomer pasien, yaitu nomor Rekam Medis pasien pada saat masuk Rumah Sakit. Penyimpanan secar alpabets menurut nama-nama pasien lebih menyulitkan dan memungkinkan terjadinya kesalahankesalahan dibandingkan penyimpanan berdasar nomor pasien. Jika kartu pasien hilang, nomor pasien masuk dapat diperoleh dari data dasr pasien yang tersimpan di dalam sistem. Dengan mengetahui nama lengkap dan tanggal masuk pasien. Tetapi jika menggunakan nomer kartu indeks pasien keluar tidak akan didapat secara maksimal menemukan nomor keluar, sehingga lokasi rekam medisnya sulit ditemukan. Sistem pemberian nonor manapun yang dipakai, setiap rekam medis baru harus mendapatkan nomor yang diururt secara kronologis dan nomor tersebut dapat digunakan di seluruh instalasi yang terkait didalam prosedur pemberian pelayanan kesehatan terhadap pasien du Rumah Sakit. Ada tiga sistem pemberian

nomor pasien pada saat pasien datang ke unit pelayanan kesehatan yang umumnya dipakai yaitu :

i.

Pemberian nomor cara seri : Istilah yang sering digunakan adalah SERIAL NUMBERING SISTEM. Dengan sitem ini setiap penderita mendapat nomor baru setiap kunjungan / berobat baik itu ke Rumah Sakit. Jika ia berkunjung 5 kali, maka ia akan mendapat 5 nomor yang berbeda. Semua nomor yang telah digunkan kepada penderita tersebut harus dicatat di KARTU INDEKS UTAMA PASIEN yang bersangkutan. Sedang rekam medisnya disimpan diberbagai tempat sesuai dengan nomir yang telah diperolehnya.

ii.

Pemberian nomor cara unit :

Istilah yang biasa digunakan adalah UNIT NUMBERING SYSTEM berbeda dengan sistem seri. Didalam sistem pemberian nomor secara unit ini, pada saat pasien datang pertama kali berobat rawat jalan maupun rawat inap (dirawat) maka pasien tersebut akan mendapatkan satu nomor rekam medis yang mana nomor tersebut akan dipakai selamanya untuk kunjungan-kunjungan selanjutnya baik untuk rawat jalan, rawat inap, maupun kunjungan ke unit-unit penunjang medis dan instalasi lain untuk mendpatkan pelayanan kesehata disuatu rumah sakit. Dan berkas rekam medis pasien tersebut akan disimpan didalam satu berkas dengan satu nomor pasien.

iii.

Pemberian nomor car seri-unit : yang biasa digunakan adalah SERIAL UNIT

Istilash

NUMBERING SYSTEM. Sistem pemberian nomor ini merupakan

sintesis/gabungan antara sistem pemberian nomor secara seri dan unit. Setiap pasien berkunjung ke Rumah Sakit , kepadanya diberikan satu nomor baru. Tetapi berkas rekammedisnya yang terdahulu digabungkan dan disimpan dibawah nomor yang paling baru. Dengan cara ini terciptalah satu unit berkas rekam medis. Apabila satu berkas rekam medis lama diiambil dan dipindahkan tempatnya ke nomor yang baru, ditempatnya yang lama tersebut harus diberi tanda petunjuk ( out guide ) yang menunjukan kemana berkas rekam medis tersebut telah di pindahkan. Tanda petunjuk tersebut diletakkan menggantikan tempat berkas rekam medis yang lama. Hal ini sangat membantu ketertiban sistem penyimpanan berkas rekam medis. Dari tiga sistem pemberian nomor diatas yang telah diuraikan diatas,maka rumah sakit dan instansi dan pelayanan kesehatan lain dianjurkan untuk menggunakan sistem pemberian nomor secara unit (unit numbering system),dengan sistem pemberian secara unit semua pasien akan memiliki satu nomor rekam medis yang terkumpul dalam satu berkas. Sistem ini dapat memberikan kepada rumah sakit /staf medis.satu gambaran lengkap mengenai riwayat penyakit paroses pengobatan serta terapi yang diberikan kepada seorang pasien.sistem pemberian nomor secara unit akan menghilangkan kerepotan mencari /mengumpulkan rekam medis pasien yang terpisah-pisah mdalam sistem seri.sistem ini juga menghilangkan kerepotan mengambil rekam medis lama,untuk disimpan kedalam nomor baru dalam sistem pemberian nomor secara seri unit. Dalam hal pemberian nomor pasien dengan menggunakan sistem unit,kepada petugas yang memberikan nomor masuk (admission number),diperintahkan agar selalu mengecek apakah seorang pasien sudah pernah berkunjung ke rumah sakit itu sebelumnya.jika pasien pernah melakukan kunjungan sebelumnya,maka pasien tidak akan diberikan nomor baru,karena pasien secara otomatis telah memiliki nomor rekam

medis pada kunjungan yang lalu.kadang-kadang terjadi kekeliruan dimana seorang penderita diberikan lagi nomor yang baru,padahal ia telah mempunyai nomor,kekeliruan ini dapat diperbaiki dengan membatalkan nomor baru dan tetap menyimpan rekam medisnya pada nomor yang telah ada.

2.4.3

SISTEM PENCATATAN Rumah sakit sebagai salah satu sarana pelayanan kesehatan

yang melakukan pelayanan rawat jalan maupun rawat inap wajib membuat rekam medis. Yang membuat atau mengisi rekam medis adalah dokter dan tenaga kesehatan lainnya. Rekam medis harus dibuat segera dan dilengkapi seluruhnya setelah pasien menerima pelayanan dengan ketentuan sebagai berikut :a)

Setiap tindakan konsultasi yang dilakukan terhadap pasien, selambatlambatnya dalam waktu 1x24 jam harus ditulis dalam lembaran rekam medis.

b)

Semua pencatatan harus ditanda tangani oleh dokter atau tenaga kesehatan lainnya sesuai dengan kewenangannya dan ditulis nama terangnya serta diberi tanggal

c)

Pencatatan yang dibuat oleh mahasiswa kedokteran dan mahasiswa lainnya ditanda tangani dan menjadi tanggung jawab dokter yang merawat atua oleh dokter pembimbingnnya.

d)

Catatan yang dibuat oleh residens harus diketahui oleh dokter pembimbingnya.

e)

Dokter yang merawat dapat memperbaiki kesalahan penulisan dan melakukannya pada saat itu juga serta dibubuhi paraf.

f)

Penghapusan tulisan dengan cara apapun tidak diperbolehkan.

i.

IDENTIFIKASI Identifikasi dari seorang pasien yang akurat adalah mempengaruhi efektifitas dan efisiensi sistim Rekam Kesehatan. Identifikasi yang benar dibutuhkan identifikasi yang positif dan akurat dari seorang pasien, yang mana ada satu nomor rekam medis dan satu rekam medis. Identifikasi pasien yang tepat digunakan untuk:a)

Menemukan rekam kesehatan pasien dengan cepat bilamana mereka datang ke fasilitas pelayanan kesehatan.

b)

Untuk

mendapatkan

data

yang

berkesinambungan

dengan

kunjungan pasien sebelumnya atau dapat melihat kunjungan pasien rawat jalan sebelumnya atau melihat nomor rekam kesehatannya. c) Untuk menemukan rekam kesehatan pasien dengan benar dan tepat jika mereka ada lebih dari satu pasien dengan nama yang sama. Dalam mengumpulkan identifikasi pasien, kita memerlukan sebuah karateristik keunikan pasien. Nomor dan tipe dari karakteristik keunikan pasien yang digunakan akan berbeda antara negara satu ke negara lain dan definisinya. Di beberapa negara, karakteristik keunikan pasien yang sering digunakan adalah dari ibu kandung si pasien, yang mana nama ibu sebelum menikah (nama asli). Ini menjadi pertimbangan bukan merubah (yang membedakan). Di beberapa negara, bagaimanapun, seringnya pasien datang ke sarana pelayanan kesehatan tidak mengetahui nama asli ibu kandung dan tanggal lahir ibu mereka , dan sering juga tidak yakin akan usianya. Beberapa negara akan memerlukan kebijakan akan karakteristik keunikan pasien yang dapat digunakan melengkapi karakteristik keunikan pasien dari ciri khas seorang pasien. Untuk penggunaan nomor

karakteristik pasien tidak ada limitnya (bebas). Beberapa karakteristik unik pasien diantaranya : Nomor identifikasi nasional (KTP) atau nomor keamanan sosial -

Tanggal lahir Nomor Asuransi kesehatan Nama asli ibu kandung Nama depan ibu Nama depan ayah Karakteristik biometrik (sidik jari atau cap telapak kaki bayi baru lahir).

Identifikasi menurut International Fedration of Health Record Organizations (IFHRO) REGISTRASI Register adalah suatu hal formal atau pencatatan dasar yang memuat nama-nama, atau kegiatan (America Heritage Dictionary) . Saat ini indeks dan register sudah terkomputerisasi hampir disetiap fasilitas kesehatan, meskipun informasi historis masih manual. Dengan komputerisasi, sangat mudah penyakit dan mendapatkan data yang kita butuhkan misalnya: Proses perencanaan untuk kebutuhan yang ada diatas, kompilasi data, mempelajari penyebabnya. Sistem komputerisasi sangat membantu dalam memanipulasi data yang tidak mudah didapat jika indeks dan register masih manual. Indeks dan register mengandung banyak informasi, dan sangat familier untuk menemukan dengan cepat beberapa informasi kesehatan untuk keperluan dokter dalam mengelola perawatan pasien serta penelitian.a) Tujuan Registrasi :

.

-

Mencatat semua pasien masuk baik rawat jalan maupun rawat inap secara harian guna perhitungan statistik pelayanan

-

Mengklasifikasi pelayanan, jumlah kegiatan serta beban kerja dan nantinya akan dihubungkan dengan beban keuangan untuk penentuan tarif layanan.an kesehatan.

b) Macam Registrasi :

-

Register Pasien Register pasien (dikenal juga sebagai register kunjungan) adalah data kronologis pasien yang disusun berdasarkan tanggal kunjungan . Kunjungan pasien bisa berasal dari rawat jalan atau rawat inap . Minimal data yang harus ada pada saat kunjungan adalah nama pasien dan nomor rekam medis/rekam kesehatan . Sebagai keterangan tambahan dapat dimasukkan tempat pelayanan, jenis kelamin, umur dan nama dokter yang merawat . Register pasien bisa dijadikan sebagai dasar hukum.

-

Register Ruang Operasi Register ini dibuat dan disimpan di ruang operasi selama 10 tahun . Isi register operasi meliputi: Tanggal operasi, nama pasien dan nomor rekam medis, nama dokter bedah dan asisten dokter . Register yang sudah terkomputerisasi akan memudahkan data statistik, untuk analisa dan pelaporan administrasi . Setelah 10 tahun register ini tidak diperlukan lagi, untuk beberapa informasi yang diperlukan secara individual dilihat di rekam medis.

-

Register Kelahiran dan Kematian

Terkadang di pelayanan kesehatan tidak mempunyai fotocopi file sertifikat kelahiran atau kematian . Informasi sertifikat kelahiran bisa dilihat kedalam register kelahiran dan informasi sertifikat kematian dilihat dalam register kematian. Register ini menjadi rujukan yg praktis untuk menemukan informasi tanpa membuka rekam kesehatan.Oleh karena itu register bisa menjadi dasar hukum sebagai petunjuk informasi kesehatan. Jika bayi dinyatakan meninggal dalam sertifikat dan maka kematian bayi tersebut diberi tanda tinta warna merah (dagger) dalam buku register. Dalam urutan kelahiran bayi atau halaman tertentu boleh dicantumkan tanda kematian bayi di balik buku/lembaran . Tanda ini digunakan sebagai prosedur yang berkembang dalam pencantuman tanda supaya setiap orang mengetahui bagaimana kematian bayi dicatat. Register Gawat Darurat Register ini digunakan untuk memonitor pasien masuk ke pelayanan gawat darurat.Informasi yang terkandung memuat data laporan administrasi dan diisi lengkap sesuai standar Akreditasi, antara lain: Identifikasi pasien, nama, umur, jenis kelamin, tanggal, waktu dan info kedatangan, komplain, disposisi, dan waktu pemeriksaan . Nama pasien yang datang sudah meninggal harus pula diregister. Informasi dari register ini digunakan untuk perencanaan pelayanan staff emergensi, dapat juga sebagai seleksi rekaman evaluasi pelayanan dan perawatan yang berkualiatas dalam pelayanan emergensi. Register yang terkomputerisasi akan memudahkan untuk memanipulasi data

yang fleksibel dalam pelaporan . Data terinci dapat menjadi informasi penting untuk perencanaan dan studi kasus pelayanan emergensi.-

Register kanker (Edna K Huffman, 1994) a) b) c) Register dasar Rumah Sakit Register sentral Register bertujuan special

Registrasi menurut International Fedration of Health Record Organizations (IFHRO)iii.

KODIFIKASI kode adalah pemberian penetepan kode dengan

Pemberian

menggunakan huruf atau angka kombinasi huruf dalam angka yang mewakili komponen data. Kegiatan dan tindakan serta diagnosis yang ada didalam rekam medis harus diberi kode dan selanjutnya di indeks agar memudahkan pelayanan pada penyajian informasi untuk menunjang fungsi perencanaan, manajemen, dan riset bidang kesehatan. Kode klasifikasi penyakit oleh WHO (World Health Organization) bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan factor yang mempengaruhi kesehatan. Sejak tahun 1993 WHO mengharuskan Disease). Kecepatan dan ketetapan koding dari suatu diagnose sangat berghantung kepada pelaksanaaan yang menangani rekam medis tersebut diantaranya :a) b)

Negara

anggotanya

terrmasu

Indonesia

menggunakan

klasifikasi penyakit revisi 10 (ICD-10, International Statiical Clasification

Tenaga medis dalam menetapkan diagnosis. Tenaga rekam medis sebagi pemberi kode.

c)

Tenaga kesehatan lainnya.

Untuk lebih meningkatkan informasi dalam rekam medis, petugas rekam medis harus membuat koding sesuai dengan klasifikasi yang tepat. Disamping kode penyakit, berbagai tindakan lain juga harus di koding sesuai dengan klasifikasi masing-masing : a) b) c) d) e) f) g) Koding penyakit (ICD-X) Pembedahan atau tindakann(ICD-PIM) Koding obat-obatan Laboratorium Radiologi Dokter (pemberi pelayanan) Alat-alat, dan lain-lain

2.4.4

SISTEM PENYIMPANAN Sebelum menentukan suatu sistem yang akan dicapai perlu terlebih dahulu mengetahui bentuk pengurusan penyimpanan yang ada dalam pengelolaan rekam medis.2.4.4.1

Ada dua cara pengurusan penyimpanan dalam penyelenggaraan ( Lokasi ) rekam medis yaitu:a. Sentralisasi.

Sentralisasi ini diartikan menyimpanan rekam medis seorang pasien dalam satu kesatuan baik catatan-catatan kunjungan poliklinik maupun catatan-catatan selama seorang pasien dirawat.

Sistem ini disamping banyak kebaikannya juga ada kekurangannya.

Kelebihan : -

Mengurangi Mengurangi

terjadinya jumlaah

duplikasi biaya

dalam yang

pemeliharaan dan penyimpanan rekam medis. dipergunakan untuk peralatan dan ruangan. Tata kerja dan peraturan mengenai kegiatan pencatatn medis mudah distandarisasikan.-

Memingkinka peningkatan efisiensi kerja petuga penyimpanan. Mudah menerapkan sistem unit record. Petugas menjadi lebih sibuk, karena harus menangani unit rawat jalan dan unit rawat inap.

-

Kekurangan :-

-

Tempat penerimaan pasien harus bertugas selama 24 jam.

b. Desentralisasi Dengan cara desentralisasi terjadi pemisahan antara rekam medis poliklinik dengan rekam medis oenderita dirawat. Rekam medis disimpan di satu tempat penyimpanan, sedangkan rekam medis rawat inap disimpan di bagian pencatatan medis.

Kelebihan :

-

Efisiensi waktu, sehingga pasien mendapata pelayanan lebih cepat.

-

Beban kerja yang dilaksanakan petugas lebih

ringan.

Kekurangan :-

Terjadi duplikasa dalam pembuatan rekam

medis.-

Biaya yang diperlukan untuk perlalatan dan ruangan lebih banyak.

Secara teori cara sentralisasi lebih baik dari pada desentrlisasi, tetapi pada pelaksanaannya tergantung pada situasi dan kondisi masing-masing rumah sakit. Hal-hal yang mempengaruhi yang berkaitan dengan situasi dan kondisi tersebut antara lain :1) Karena terbatasnya tenaga yang terampil, khususnya

yang menangani pengelolaan rakam medis.2) Kemampuan dana rumah sakit terutama rumah sakit

yang dikelola oleh pemerintah daerah. Sistem kontralisasi adalah sistem yang paling baik dipilih mengingat pelayanan akan mudah. 2.4.4.2 Sistem penyimpanan menurut nomor, yang sering dipraktekkan yaitu :

-

SISTEM

NOMOR

LANGSUNG

(STRAIGHT NUMBER)-

SISTEM ANGKA AKHIR (TERMINAL DIGIT) SISTEM ANGKA TENGAH (MIDDLE DIGIT)

-

a.

Cara nomor langsung: Penyimpanan dengan sistem nomor langsung adalh penyimpanan rekam medis dalam rak penyimpanan secara berturut sesuai dengan urutan nomornya. Misalnya ke-4 nomor rekam medis berikut ini akan disimpan secara berurutan dalm satu rak, yaitu : 465023, 465024, 465026. Dengan demikian sangatlah mudah sekaligus mengambil 50 buah rekam medis dengan nomor yang berurutan dari rak pada waktu diminta untuk keperluan pendidikan, maupun untuk pengambilan rekam medis yang tidak aktif. Mungkin satu hal yang paling menguntungkan dari sistem ini adalah mudahnya melatih petugas-petugas yang harus melaksanakan pekerjaan penyimpanan tersebut. Namun sistem ini mempunyai kelemahankelemahan yang tidak dapt dihimdarkan, pada saat penyimpanan rekam medis, petugas harus memperhatikan seluruh angka nomor sehingga mudah terjadi kekeliruan menyimpan. Makin besar angka yang diperhaatikan, mekin besar membuat kesalahan. Hal yang membuat kesalahan resebut adalah tertukarrnya urutan nomor. Misalnya rekam medis nomor 465424 tersimpan pada

tempat penyimpanan nomor 465524. Hambatan yang lebih serius dalm sisitem ini adalah terjadinya pekerajaan paling sibuk terkonsentrasi pada rak penyimpanan untuk nomor besar, yaiti rekam medis dengan nomor terbaru. Beberapa orang petugas penyimpanan kemungkinan yang saling bekerja bersamaan disitu menghalangi (berhimpitan)

sataua sam lainnya secara tidak sengaja. Pengawasan kerapihan penyimpanan sangat sukar dilakukan dalam sistem nomor langsung. Dikarenakan tidak mungkin memberikan tertentu. tugas bagi pada seseorang rak-rak staf untuk bertanggungjawab penyimpanan

b.

Sistem angka akhir: Penyimpanan dengan sistem angka akhir lazim disebut termionak digit filling system. Disini digunakan nomor-nomor dengan 6 angka, yang dikelompokan menjadi 3 kelompok masing-masing terdiri dari 2 angka. Angka pertama adalah kelompok 2 angka yang terletak dipaling kanan, angka ke-2 adalah kelompok 2 angka yang terletak ditengah dan angka ke-3 adalah kelompok 2 angka yang teletak paling kiri.

50 Angka ke tiga (tertiary digit)

50 angka ke dua (secondary digit)

50 angka pertama (primary digit)

Dalam penyimpanan dengan sistem angka akhir ada 100 kelompok angka pertama (primary section) yaitu 00 sampai dengan 99. Pada waktu menyimpan, petugas harus melihat angka-angka pertama dan membawa rekam medis terdebut kedaerah rak penyimpanan untuk kelompok angka-angka pertama yang bersangkutan. Pada kelompok angka pertama ini rekam medis disesuaikan urutan letaknya menurut angka kedua, kemudian rekam medis disimpan didalm ururtan sesuai dengan kelompok angka ketiga. Sehingga dalam setiap kelompok penyimpanan nomor-nomor pada kelompok angka ketiga lah berlainan. Sistem pinyimpanan angka lebih mengajukan untuk dipilih karena umum dipakai dan lebih mudah, efisien dan efektif. yang selalu

Lihat contoh-contoh berikut ini : 46-52-02 47-52-02 48-52-02 49-52-02 50-52-02 Banyak keuntungan dari pada sistem penyimpanan angka akhir, seperti :

-

Pertambahan rekam medis selalu tersebar secara 100 kelompok (section) didalam rak

merata ke penyimpanan.-

Petugas-petugas dapat diserahi tanggung jawab masing-masing diserahi : section 00-24, section 25section 50-74, section 75-99. Pekerjaan akan terbagi rata Rekam medis yang tidak aktif dapat diambil dari rak panyimpanan dari setiap section.

untuk sejumlah section tertentu. Misalnya ada petugas yang 49, -

-

Jumlah rekam medis untuk tiapm-tiap section

terkontrol dan bisa dihindarkan timbulnya rak-rak kosong.-

Memudahkan perencanaan peralatan penyimpanan rak).

(jumlah-

Kekeliruan penyimpanan dapat dicegah, karena penyimpanan hanya memperhatikan dua memasukan rekam medis kedalam

petugas rak. c.

angka saja dalam

Cara angka tengah Istilah yang dipakai adalah penyimpanan dengan

sistem angka tengah (middle digit filling sistem). Disini penyimpanan reakm medis disurut dengan pasangan angkaangka sama halnya dengan sistem angka akhir. Namun angka pertama, angka kedua, angka ketiga, berbeda letaknya dengan sistem angka akhir. Dalam hal ini, angka yamg terletak ditengah-tengahmenjadi angka pertama. Pasangan angka yang terketak paling kiri menjadi angka

kedua, dan pasangan angka paling kanan menjadi angka ketiga. Lihat contoh dibawah ini : 58-78-96 58-78-97 58-78-98 58-78-99 59-78-00 59-78-01 Pada contoh ini melihat bahwa kelompok 100 buah rekam medis (58-78-00 sampai dengan 58-78-99) berada dalam urutan langsung. Keuntungan ;-

Memudahkan pengambilan 100 buah rekam medis nomornya berurutan. Penggantian dari sistem nomor langsung kesistem

yang-

angka tengah lebih mudah daripada penggantian sistem nomor langsung kesistem angka akhir.-

Kelompok 100 buah rekam medis yang nomornya pada sistem nomor langsung adalah sama

berurutan, angka tengah.-

persis dengan kelompok 100 rekam medis untuk sistem

Dalam sistem angka tengah penyebarab nomormerata pada rak penyimpanan.

nomor lebih

-

Petugas penyimpanan dapat dibagi untuk bertugas secion penyimpanan tertentu. Dengan demikian penyimpanan dapat dicegah.

pada

kekeliruan Kekurangan :-

Memerlukan latihan dan bimbingan yang lebih

lama.-

Terjadi beberapa rak lowong pada beberapa section, rekam medis dialihkan ketempat

apabila

penyimpanan tidak aktif.-

Sistem angka tengah tidak dapat dipergunakan untuk nomor-nomor yang

dengan baik lebih dari angka.

2.4.5

SAMPUL PELINDUNG REKAM MEDIS Rekam medis harus diberi sampul pelindung untuk:-

Memelihara keutuhan susunan lembaran-lembaran rekam

medis.-

Mencegah terlepas atau tersobeknya lembaran, sebagai akibat lembaran tersebut sering dibolak-balik. Sampul yang sering dipakai adalah :

-

Sampul pelindung Map Amplop

-

Sampul pelindung dilengkapi dengan penjepit (fastener) untuk mengikat lembaran-lembaran pada sampul. Penjepit dipasang pada bagian atas lembaran-lembaran rekam medis atau disebelah kiri pada lembaran buku. Jika menggunakan bagian tengah map harus diberi lipatan, sehingga memungkinkan bertambah tebalnya lembaran-lembaran yang tersimpan didalamnya. Sampul-sampul penyimpanan dapat dipesan dengan pencantuman nomor-nomor yang dicetak, sehinggga kelihatan rapi. Nama penderita dan nomor harus jelas tertulis pada setiap sampul (map).

2.4.6

TATA CARA PENGAMBILAN KEMBALI REKAM MEDIS 2.4.6.1 Pengeluaran rekam medis Ketentuan-ketentuan yang harus ditaati ditempat penyimpanan adalah :a.

Tidak satupun rekam medis boleh keluar dari ruang penyimpanan tanpa kartu keluar/tanpa permintaan. Paraturan ini tidak hanya berlaku pada orang diluar rumah rumah sakit dan rekam medis, tetapi juga medis sendiri bagi petugas-petugas rekam

b.

Seseorang yang menerima/meminjam rekam medis, berkewajiban mengembalikan dalam keadaan yang baik dan tepat waktu. Harus dibuat ketentuan berapa waktu rekam satu medis rekam kembali medis lagi lama jangka

diperbolehkan tidak berada dirak penyimpanan. Seharusnya setiap keraknya pasa setiap akhir hari kerja, sehingga

dalam

keadaan darurat staf rumah sakit dapat yang diperlukan.

mencari informasic.

Rekam medis tidak dibenarkan diambil dari rumh sakit, kecuali atas perintah pengadilan.

2.4.6.2

Petunjuk keluar (Tracer/Outguide) Petunjuk keluar adalah suatu alat yang penting untuk mengawasi penggunaan rekam medis. Dalam penggunaannya Petunjuk keluar ini diletakkan sebagai pengganti pada tempat map-map rekam medis yang diambil dari rak penyimpanan. Petunjuk keluar tetap berada diluar rak tersebut, sampai map rekam medis yang diambil kembali. Petunjuk keluar yang paling umum siap pakai berbentuk kartu yang dilengkapi dengan kantong tempel tempat menyimpan surat pinjam. Petujuk keluar ini dapat diberi warna, yang maksudnya untuk mempercepat petugas melihat tempat-tempat penyimpanan kembali map-map rekam medis yang bersangkutan. Petunjuk keluar ini haruslah dibuat dari bahan yang keras dan kuat. Berkas rekam medis yang keluar dari tempat penyimpanan harus dicatat sebagai peminjaman dan ditulis dalam buku ekspedisi yang akan menunjukan kemana berkas rekam medis tersebut keluar, dan memberikan outguide pada rak penyimpanan yang akan memudahkan melacak keberadaan rekam medis. Tidak satupun berkas rekam medis keluar dari rak tanpa adanya slip peminjaman (tracer / outguide ).

2.4.6.3

Kode warna untuk map/sampul rekam medis:

Kode warna dimaksudkan untuk memberikan warna tertentu pada sampul, untuk mencegah keliru simpan dan memudahkan mencari map yang salah simpan. Garis-garis warna dengan posisi yang berbeda-beda untuk tiap seksi penyimpanan rekam medis. Terputusnya kombinasi warna dalaam satu seksi penyimpanan menunjukan adanya kekeliruan menyimpan. Kode warna sangat efektif apabila dilaksanakan dengan sistem penyimpanan/terminal digit atau midle digit.

2.4.7

SISTEM PENGEMBALIAN ( RETRIEVAL) Permintaan-permintaan rutin terhadap rekam medis yang datang

dari

poliklinik, dokter yang melakukan riset, harus ditujukan ke bagian setiap hari pada jam yang telah ditentukan . Poliklnik yang untuk melayani pasien perjanjian yang datang pada Kartu Peminjaman Rekam Medis. Petugas nama pasien dan nomor rekam

rekam medis

meminta rekam medis

hari tertentu bertugas membuat medisnya.

harus mengisi dengar benar dan jelas

Untuk permintaan-permintaan langsung dari dokter dan bagian administrasi, surat permintaan dapat diisi langsug oleh petugas rekam peminjaman rekam medis yang tidak rutin, darurat, rawat inap harus dipenuhi meminta harus datang rekam medis. pasien medis sendiri. Permintaan

seperti untuk pertolongan unit gawat

sesegera mungkin. Petugas dari bagian lain yang

sendiri untuk mengambil rekam medis yang diminta ke unit

Surat permintaan biasanya berbentuk satu formulir yang berisi nama

dan nomor rekam medis, nama poliklinik atau nama bagian atau nama orang yang meminjam, tanggal pinjam rekam medis, dan tanggal jatuh tempo pengembalian rekam medis.

Formulir tersebut biasanya dibuat rangkap tiga, satu ditempelkan pada rekam medisnya, satu disimpan sebagai tanda bukti keluarnya rak dimana rekam medis tersebut disimpan dan satu bagian atau orang yang meminjam rekam kembali, kedua copy surat medis bisa dibuat dari kertas rekam medis pada ditinggal dipoliklinik atau

medis tersebut. Pada saat rekam medisnya permintaan dibuang. Kartu permintaan rekam biasa dengan ukuran 10 x 7 cm.

BAB III HASIL PENGAMATAN

1

SEJARAH RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT

Sebelum tahun 40an, Rumah Sakit Cibabat Cimahi merupakan kawasan rumah dinas tempat tinggal pejabat Belanda di Kab.Bandung, dihuni oleh Tn.Rydee yang pada saat itu menjabat sebagai kepala GBO. Sarana dan prasarana yang ada pada saat itu terdiri dari bangunan seluas 300m2 dan lahan seluas 912 m2. Pada tahun 1943 pada masa pendudukan tentara Jepang di Indonesia atas instruksi komandan tentara Jepang di Cimahi, rumah kediaman Tn.Rydee dialihfungsikan menjadi klinik kesehatan bagi masyarakat dan tentara tahanan perang Belanda, dimana pengelolaan klinik tersebut diserahkan kepada Prof.R.H Moechamadsyah Sastrawinangoen, DSOG yang sebelumnya membuka klinik di Jl. Kaum Kaler No.651 Cimahi dari tahun 1940. Pada tahun 1945, bersamaan dengan masa revolusi, klinik kesehatan dikelola oleh Prof. R.H. Moechamadsyah Sastrawinangoen, DSOG berfungsi pula sebagai markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Balai Pengobatan bagi tahanan perang Belanda dan masyarakat sekitarnya. Tahun 1947, yaitu pada masa pengungsian, Prof. R.H. Moechamadsyah Sastrawinangoen, DSOG pindah tugas menjadi Kepala Kesehatan Priangan Timur yang berlokasi di Tasikmalaya. Pengelolaan klinik kesehatan selanjutnya digantikan oleh dr. Supardan. Pada saat itu, klinik kesehatan dan markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) ditambah fungsinya sebagai Palang Merah Indonesia (PMI). Tahun 1949, pemerintah yang berkuasa pada saat itu meningkatkan status klinik kesehatan menjadi Rumah Sakit Pembantu Cibabat, pengelolaannya diserahkan pada Mayor dr. Vogelsang. Kedudukan RS Pembantu Cibabat berada di bawah Kantor Kesehatan Kabupaten Bandung. Tahun 1950, RS Pembantu Cibabat yang semula dikepalai oleh Mayor dr. Vogelsang digantikan oleh dr. Santioso.

3.1.1

PERJALANAN STATUS RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT

..... 1943 Belanda) 1943

Kediaman Mr. Rydee (dalam pendudukan kolonial

Klinik Kesehatan Masyarakat dan tahanan perang Belanda (dalam pendudukan Jepang)

1945

Klinik Kesehatan plus Markas Badan Keamanan Rakyat (BKR)

1947

Klinik Kesehatan plus Markas Badan Keamanan Rakyat (BKR) dan Markas PMI

1949

RS Pembantu Cibabat di bawah Koordinasi Kantor Kesehatan Kabupaten Bandung

1978

RSU kelas D di bawah koordinasi Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

1985

RSU kelas D unit pelaksana teknis (UPT) dari Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung

1987

RSU Pemerintah Daerah kelas C unit pelaksana daerah (UPD) Kabupaten Bandung

1996

RSU Pemerintah Daerah kelas C unit swadana daerah (USD) Kabupaten Bandung

2002 pendidikan 2009

(RSU) Pemerintah Kota Cimahi kelas B non

Pada tanggal 11 Agustus 2009, Walikota Cimahi melalui Surat Keputusan Walikota Cimahi No.

900/Kep.201-019/2009 menetapkan RSUD Cibabat Cimahi sebagai pola pengelolaan keuangan Badan Layanan Umum Daerah (PPK-BLUD).

3.1.2

VISI DAN MISI RUMAH SAKIT UMUM CIBABAT Visi

Mewujudkan Pelayanan Kesehatan Prima Tahun 2012 Misi Meningkatkan Kualitas Pelayanan Kesehatan Untuk Kepuasan Pelanggan

3.1.3

MOTTO

Mitra Anda Menuju Sehat

3.1.4 FALSAFAH

1. Kualitas Pelayanan Kesehatan Tujuan Utama. 2. Kepuasan pelanggan paling utama. 3. Pegawai modal utama. 4. Kerjasama kunci utam.

3.1.5

DASAR HUKUM

1. UU No.9 Th 2001 Tentang Pembentukan Kota Cimahi. 2. Kep. Menkes RI No.39/Menkes/SK/2002 tentang peningkatan kelas RSU

Cibabat milik pemerintah Kab.Bandung menjadi Rumah Sakit Kelas B.3. Peraturan Mentri Dalam Negri No.61 Tahun 2007 tentang Pedoman

Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.4. Perda Kota Cimahi No.6 Tahun 2008.

3.2

TUJUAN1. Meningkatkan mutu, efisiensi dan akuntsbilitas. 2. Mewujudkan pelayanan kesehatan paripurna sesuai kebutuhan

masyarakat.3. Meningkatkan profesionalisme pegawai. 4. Mewujudkan kemandirian rumah sakit.

3.3.

KEGIATAN PELAYANAN RUMAH SAKIT 3.3.1 RAWAT JALAN Di Rumah Sakit Cibabat Cimahi memiliki poliklinik : A. B. Poliklinik Khusus Poliklinik Reguler : 1. Klinik Obstetri dan Gynecology

2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 3.3.2

Klinik Rehabilitasi medis Klinik konsultasi gizi Klinik umum Klinik penyakit dalam Klinik kesehatan gigi dan mulut Klinik bedah Klinik bedah orthopaedi Klinik kulit dan kelamin Klinik mata Klinik kesehatan anak Klinik neurologi Klinik Bedah Syaraf Klinik medical check up Klinik jantung Klinik Psikologi

RAWAT INAP Di Rumah Sakit Cibabat Cimahi memiliki beberapa tipe ruang perawatan rawat inap yaitu : VIP, Kelas 1, Kelas 2, Kelas 3, VK, Perinatologi, Nifas, Instalasi Bedah Sentral (IBS), Intensive Care Unit (ICU).

3.3.3

INSTALASI GAWAT DARURAT

Di Rumah Sakit Cibabat Cimahi memiliki fasilitas ruang perawatan di IGD meliputi : Ruang Triase, Ruang Observasi, Ruang Gastro Enteritis (GE), Ruang Tindakan, Ruang Resusitasi.

3.3.4 PENUNJANG CIBABAT:a.

MEDIS

DI

RUMAH

SAKIT

UMUM

Instalasi Patologi : Lab. klinik 24 jam, Lab. klinik rawat inap, Lab .klinik rawat jalan, Lab. anatomi.

b. c.

Instalasi Radiologi : Rontgen, EKG, USG. Instalasi Farmasi : Apotek 24 jam, Apotek rawat jalan, inap

Apotek rawat d. e.

Instalasi Gizi : Gizi rawat inap, Klinik konsultasi gizi. Bimbingan Rohani (Bimbingan doa,bimbingan ibadah saat sakit,bimbingan Talqin sakaratul maut) : Bimbingan karyawan, Kamar jenasah (pemulasaran jenasah)

3.3.5

KEGIATAN PELAYANAN ADMINISTRATIF RSU CIBABAT:1.

Kasir : Kasir Polikinik, Kasir rawat inap, Kasir 24 jam, Bank JABAR Banten.

2.

Pendaftaran

:

Pendaftaran

poliklinik, (dari

Pendaftaran rawat inap

poliklinik dan IGD), Pendaftaran 24 jam3.

Askes/Jamsostek/Kontraktor: PendaftaranAskes/Jamsostek/Kontraktor (Reguler

dan 24 Jam), Apotek Askes, Jamsostek, dan Kontraktor (Reguler dan 24 jam)4.

Jamkesmas

/

Gakinda:

Pendaftaran

Jamkesmas/Gakinda (Reguler dan 24 jam), Apotek Jamkesmas/Gakinda (Reguler dan 24 jam).

3.4

ORGANISASI UNIT REKAM MEDIS RUMAH SAKIT UMUM CIBABATDIREKTUR

KEPALA SUB BAGIAN KESEKRETARIATAN DAN REKAM

KEPALA URUSAN REKAM MEDIS DAN INFORMASI KESEHATAN

PENERIMAAN / PENCATATAN DATA SOSIAL

PENCATATA N DATA PELAYANAN

PENGOLAH DATA

PENYIMPAN AN / PENGAMBIL AN

PELAPORA N

Petugas Pendaftara n Pasien Rawat Inap Petugas AO (pendaftara n) Pasien Rawat Inap dan IGD

Petugas Pencatata n Ekspedisi Rawat Jalan Petugas Distribusi Rekam Medis Rawat Jalan

Petugas Assemblin g Petugas Coding Petugas Indexing Petugas Sensus Harian dan Pencatat Pasien

Petugas Pengambil dan Penyimpa nan Petugas Pengadaa n ATK dan perakitan Rekam Medis Petugas

Petugas Pembuat Laporan Rawat Jalan Petugas Pembuat Laporan Rawat Inap

VISI : Unit pelayanan terbaik ditunjang oleh perangkat komputer yang On Line dengan sumber daya manusia yang ramah dan berkwalitas. MISI : Memberikan pelayanan Rekam Medis yang cepat, tepat, akurat, bermutu serta dapat dipertanggung jawabkan menjadi sumber informasi bagi pelayanan medis dan sistem informsi manajemen rumah sakit. 3.4.1 TUJUAN :

Tercapainya tertib admnistrasi rumah sakit.2.

Tersedianya informasi yang cepat, tepat dan akurat erta dapat dipertanggung jawabkan dalam pelayanan pasien.

3. 4.

Terwujudnya keamanan dan ketertiban data dan informasi pasien. Tersedianya informasi yang dapat digunakan dalam penelitian dan pendidikan kesehatan.

5. 3.4.2 1. 2. 3. 4. 3.4.3

Tersedianya tenaga yang terampil, ramah dan berkualitas. FALSAFAH : Kepuasan pasien paling utama Kualitas pelayanan sangat utama Profesionalisme sifat utama Karyawan merupakan modal utama MOTO :

Mitra anda menuju sehat

3.4.4 1.

KEBIJAKAN : Rekam medis harus memuat informasi yang lengkap dan akurat tentang identitas pasien, diagnosa, perjalan penyakit, proses pengobatandan tindakan medis serta dokumen hasil pelayanan

2.

Rekam medis tersimpan baik dsusun secara akurat, tepat waktu, mudah didapat serta mudah dianalisis untuk keperluan statistikdan informasi

3.

Rekam medis bersifat rahasia, aman dan berisi informasi mutakhir yang dapat dipertanggungjawabkan mudah dinaca dan dapat dilengkapi

3.5

SISTEM PENGELOLAAN REKAM MEDIS 3.5.1 SISTEM PENAMAAN PASIEN Pengertian : Suatu rangkaian kegiatan penulisan nama pasien di pendaftaran rawat jalan, rawat inap dan IGD Tujuan : Sebagai acuan untuk pelaksanaan pendaftaran pasien baik rawat jalan maupun rawat inap Prosedur :1. Nama pasien ditulis sesuai dengan nama aslinya,

jika

menggunakan nama keluarga ditulis setelah

nama aslinya.2. Nama pasien ditulis dengan dua bentuk penulisan:

-

Sesuai dengan yang diminta/ditulis pasien

-

Disesuaikan

dengan

ejaan

yang

disempurnakan 3. Penulisan nama pasien dengan huruf kapital 4. Untuk wanita pada awal nama lengkap ditulis status pernikahan, misalnya : Ny. menikah/janda , berusia 14 tahun ke atas. 5. Gelar kebangsawanan diletakan di belakang nama pasien, contoh : Wirakarta, Rd Bagi yang telah Nn . bagi yang belum menikah dan

6. Gelar kesarjanaan ditulis dibelakang sesuai dengan gelar kesarjanaan

7. Pangkat dan jabatan tidak ditulis 8. Gelar keagamaan seperti H, Hajah dan nama baptis jika dikehendakai oleh pasien ditulis di belakang contoh Abdullah, Haji nama lengkap,

9. Urutan penulisan gelar ditulis di belakang gelar kebangsawanan, kesarjanaan,Contoh 3.5.2 PENOMORAN REKAM MEDIS Pengertian : Rangkaian kegiatan pemberian nomor rekam medis terhadap seorang pasien yang baru pertama kali datang ke Rumah Sakit dengan maksud berobat atau check up. Tujuan : Sebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan kali berobat ke rumah sakit Prosedur : dalam gelar keagamaan, gelar : Siti Fatimah,Rd.Hj.Drs.

pemberian nomor rekam medis pada pasien yang baru pertama

1.

Penomoran rekam medis menggunakan Sistem Unit Numbering System) yaitu setiap pasien nomor yang akan selalu digunakan RSU Cibabat UGD. baik untuk

(Unit

mendapat satu

setiap kali berobat ke

rawat jalan, rawat inap maupun2.

Penomoran rekam medis terdiri dari enam digit.3.

Untuk pasien yang diperiksa pada jam buka nomor dilakukan ditempat

poliklinik, pemberian

pendaftaran pasien rawat jalan.4.

Untuk pasien yang datang di luar jam buka terlebih dahulu pasien diatasi di IGD.

poliklinik, pemberian nomor dilakukan di admission office setelah5.

Pendistribusian nomor untuk pendaftaran rawat

inap, rawat jalan, dan IGD melalui komputer . 3.5.3 SISTEM PENCATATAN 3.5.3.1 IDENTIFIKASI Pengertian : Merupakan rangkaian kegiatan pencatatan data pasien sehingga seorang pasien dapat dibedakan dengan pasien lainnya berdasarkan identitas pasien tersebut. Tujuan : untuk membedakan seorang pasien dengan pasien lainnya, sehingga terhindar kesalahan tindakan, pemberian pengobatan ataupun tertukar barang milik pasien. Prosedur :

1.

Petugas pendaftaran mencatat identitas pasien baru ke dalam komputer berdasarkan keterangan bukti dir pasien misalnya KTP, kartu pelajar,SIM,dsb.

2.

Petugas rekam medis membuat rekam medis pasien dan memberikan satu nomor rekam medis untuk setiap pasien baik pasien rawat jalan, rawat inap ataupun pasien IGD.

3.

Selanjutnya nomor rekam medis pasien akan digunakan sebagai alat untuk menelusuri identitas maupun status kesehatan pasien selama pasien tersebut berobat ke RSU cibabat.

4.

Petugas AO menulis daftar pasien yang di rawat inap untuk mengidentifikasi semua pasien yang dirawat di ruan perwatan Rsu cibabat.

5.

Petugas ruangan menulis daftar di ruangan untuk mengidentifikasi pasien yang dirawat di ruang perawatan tersebut berdasarkan noor tempat tidur pasien.

3.5.3.2

REGISTRASI Register adalah suatu hal formal atau pencatatan dasar yang memuat nama-nama,atau kegiatan (America Heritage Dictionary) Saat ini hampir indeks disetiap dan register sudah terkomputerisasi fasilitas kesehatan,

meskipun informasi

historis masih manual. Dengan

komputerisasi, sangat mudah mendapatkan data yang kita butuhkan misalnya:Proses perencanaan untuk kebutuhan yang ada diatas, kompilasi data, mempelajari penyakit dan penyebabnya. Sistem komputerisasi sangat membantu

dalam memanipulasi data yang tidak mudah didapat jika indeks dan register masih manual. Indeks dan register mengandung banyak informasi, dan sangat familier untuk menemukan dengan cepat beberapa informasi kesehatan untuk keperluan dokter dalam mengelola perawatan pasien serta penelitian. 3.5.3.3 KODIFIKASI Pengertian : Pengkodean adalah suatu rangkaian kegiatan pembuatan diagnosa penyakit berdasarkan kualifikasi penyakit yang berlaku yaitu ICD 10. Prosedur :1. Petugas coding menerima berkas rekam

medis yang telah lengkap pengisiannya dari petugas assembling.2. Petugas memberi kode penyakit sesuai

dengan diagnosa yang ditulis oleh dokter dengan mempermudahkan ICD revisi ke 10 (Volume 1, 2, 3) sebagai buku pegangan.3. Petugas

menulis

kode

penyakit

yang

dimaksud pada Formulir rekam medis (Formulir masuk dan keluar).

3.5.4

SISTEM PENYIMPANAN Pengertian : Suatu rangkaian kegiatan pelaksanaan penyimpanan rekam

medis Tujuan : Sebagai acuan penerapan langkah pelaksanaan penyimpanan rekam medis

Prosedur :1.

Petugas rekam medis menerima berkas rekam medis yang sudah dianalisa kelengkapannya. Petugas menyimpan berkas rekam medis yang sudah lengkap di rak penyimpanan.2.1

2.

Untuk rekam medis rawat jalan disusun berdasarkan nomor langsung atau straight number. Untuk rekam medis rawat inap disusun berdasarkan angka akhir (terminal digit). Petugas penyimpanan memeriksa berkas rekam medis bila ada yang salah simpan.

2.2

2.3

3.

Ada penyimpanan data dengan sistem komputer.

3.5.5

SISTEM PEMINJAMAN Suatu rangkaian kegiatan rekam medis pelaksanaan pelayanan

Pengertian : peminjaman berkas

Tujuan : Sebagai acuan langkah-langkah pelaksanaan peminjaman berkas rekam medis Prosedur :1.

Peminjam dari kalangan intern rumah sakit harus mengisi buku dan bon peminjaman yang berisikan. Bon peminjaman dibuat rangkap 2. Peminjaman dari luar rumah sakit untuk keperluan penelitian harus membuat surat permohonan yang di setujui oleh Direktur dan dilakukan diruang penelitian yang akan disediakan. Petugas rekam medis harus mengecek apakah rekam medis yang dipinjam sudah selesai digunakan atau sudah dikembalikan sesuai dengan tanggal yang dijanjikan.

2. 3.

4.

5.

Apabila peminjam memperpanjang waktunya, harus dicantumkan tanggal akan dikembalikan yang terakhir pada bon peminjam. Berkas rekam medis tidak boleh keluar dari rumah sakit kecuali atas perintah pengadilan. Rekam medis disimpan kembali apablia sudah dikembalikan dengan cara mencabut outguide dan menempatkan berkas rekam medis ditempatkan. Sistem pengembalian dengan menggunakan komputer (print out).

6.

7.

8.

3.5.6

DISTRIBUSI REKAM MEDIS Tugas pokok : mengantar rekam medis rawat jalan ke poliklinik serta mengambil kembali setelah selesai pemeriksaan Uraian tugas : 1. Mengantar lembar pendaftaran dari petugas pendaftaran kemudian menyerahkan lembaar pendaftaran ke petugas pengolah rekam medis rawat jalan bila komputer mati. 2. Mencatat nomor rekam medis dan nama yang akan dikirim ke dalam lembar ekspedisi.

poliklinik ke 3. 4.

Mengantar rekam medis rawat jalan ke poliklinik yang dituju. Mengambil kembali rekam medis rawat jalan yang telah selesei diperiksa.

5. 6. 7.

Mencocokkan rekam medis rawat jalan dengan lembar ekspedisi. Menyerahkan rekam medis rawat jalan ke petugas penyimpanan. Mengaarsipkan lembar ekspedisi.

8.

Melaporkan rekam medis yang belum kembali kepada petugas penyimpanan rekam medis rawat jalan.

9.

Melaksanakan tugas lain yang diberikan kepala urusan rekam informasi kesehatan.

medis dan

3.5.7

SISTEM PENDAFTARAN PASIEN 3.5.7.1 PENERIMAAN PASIEN BARU Pengertian : Suatu rangkaian penerimaaan pasien , yang baru pertama kali datang ke rumah sakit dengan tujuan berobat di instalasi rawat jalan baik untuk pasien baru, baik yang datang sendiri maupun membawa pengantar. Prosedur : 1. 2. 3. Pasien datang mengambil nomor urut pendaftaran. Petugas pendaftaran memanggil no urut pendaftaran. Petugas pendaftaran memasukan data pasien kedalam komputer berdasarkan KTP atau SIM atau ketrangan pasien atau keluarga pasien. 4. 5. 6. Pasien umum diminta untuk membeli retribusi atau karcis. Pasien diminta menunggu di poliklinik yang dituju. Petugas membuat kartu identitas berobat yang berisi nama dan nomor rekam medis untuk diserahkan kepada petugas polikinik untuk diserahkan pada pasien. 7. Petugas pengelola RM rawat jalan, membuat kartu RM rawat jalan, yang berisi no RM unit poliklinik yang dituju, nama dan identitas sosial pasienlainnya.

8.

Petugas pengelola RM rawat jalan, mencatat nomor rekam medis dan nama pasien ke dalam lembaran ekspedisi rawat jalan.

9.

Petugas distribusi mengantarkan kartu RM rawat jalan ke poliklinik yang dituju pasien.

10. Dokter

pemeriksa

mencatat

riwayat

penyakit,

hasil

pemeriksaan diagnosis, terapi yang relevansi dengan penyakitnya pada kartu rekam medis rawat jalan. 11. Petugas distribusi mengambil kartu rekam medis rawat jalan setelah pelayanan polikinik selesai dilaksanakan. 12. Petugas distribusi mengecek ulang kartu rekam medis rawat jalan sesuai dengan lemabaran ekspedisi rawat jalan. 13. Petugas pengelola rekam medis rawat jalan menyimpan kartu rekam medis rawat jalan di tempat penyimpanan secara nomor langsung. 3.5.7.2 PENERIMAAN PASIEN LAMA Pengertian : Rangakaian penerimaan pasien yang datang ke Rumah Sakit sebagai kunjungan ulang dengan tujuan berobat di instalasi rawat jalan untuk pasien yang datang sendiri maupun membawa pengantar. Prosedur: 1. Pasien datang mengambil nomor panggilan pendaftaran

2. Pasien dipanggil sesuai nomor urut yang terlihat dilayar

komputer dengan memperlihatkan KIB/ dicari di dalam komputer.

3. Identifikasi pasien lama dicari dlam komputer, kemudian

ditulis sesuai poliklinik yang di tuju pasien.4. 5.

Pasien umum diminta untuk membeli karcis. Pasien di persilahkan menunggu di poli yang dituju.

6. Petugas pengelola rekam medis rawat jalan mencarikan

kartu rekam medis pasien.7. Petugas distribusi menulis nomor RM dan nama pasien di

lembar ekspedisi.8. Petugas distribusi mengantarkan kartu RM rawat jalanke

poliklinik yang dituju pasien.9. Petugas distribusi mengantarkan kartu RM ke poliklinik

yang dituju pasien.10. Dokter pemeriksaan mencatat riwayat penyakit, hasil

pemeriksaan, diagnosis, terapi yang ada relevansi dengan penyakitnya pada kartu rekam medis rawat jalan.11. Petugas distribusi mengambil RM kartu rawat jalan setelah

pelayanan poliklinik selesai di laksanakan.12. Petugas distribusi mengecek ulang kartu RM rawat jalan

sesuai dengan lembaran ekspedisi rawat jalan.13. Petugas RM rawat jalan, menyimpan kartu RM rawat jalan

di tempat penyimpanan dengan menggunakan cara nomor langsung.

BAB IV PEMBAHASAN HASIL PBL

Terlaksananya Praktek Belajar Lapangan (PBL) di rumah Sakit Umum Cibabat, yang kami laksanakan pada tanggal 1 Juli 2011 14 Juli 2011 telah memberikan pengalaman praktisi dalam tugas lapangan kami di bidang perekam dan informasi kesehatan, diantaranya meliputi kegiatan pelayanan rekam medis di beberapa unit yaitu : 1. 2. Pendaftaran rawat jalan Pendaftaran rawat inap

3. 4.

Pendaftaran IGD Pengarsipan Rawat Jalan, Rawat Inap dan IGD Dari unit-unit tersebut kami akan membahas beberapa aspek dari segi

sistem maupun kegiatannya yang sudah ditentukan berdasarkan ruang lingkup pembahasan yang mengacu pada tujuan khusus dalam pembuatan makalah ini. 4.1 Meninjau kegiatan pelayanan rekam medis di RSU Cibabat

dalam menunjang kelancaran pelayanan kepada pasien di Rawat Jalan, Unit Gawat Darurat dan Rawat Inap. Berdasarkan standar prosedur rekam medis RSU cibabat yang sudah dibahas pada bab III, kegiatan pelayanan ini memiliki pedoman tujuan, falsafah, administrasi, dan pengelolaan yang terus disempurnakan secara protap, hal ini terbukti dengan adanya revisi yang berkesinambungan berdasarkan kegiatan lapangan yang sudah melalui tahap observasi, evaluasi dan proses perjalanan secara struktural, sehingga pelayanan rekam medis di rumah sakit umum cibabat menjadi lebih baik dan dapat diterapkan pada unit-unit rekam medis.4.2 Menelaah kembali kegiatan pelayanan di lapangan dengan

prosedur dasar pelayanan rekam medis di rawat jalan , rawat inap dan Unit Gawat Darurat yang meliputi : pendaftaran pasien, penomoran rekam medis, pengambilan dan penyimpanan rekam medis serta peminjaman rekam medis.

4.2.1 Pendaftaran pasien :

Berdasarkan praktek kami di lapangan dan menurut teori yang kami dapatkan sistem pendaftaran pasien di rumah sakit umum cibabat sudah berjalan secara prosedural, dan di rumah sakit umum cibabat memiliki beberapa jenis

pendaftaran pasien yang berbeda dibandingkan dengan rumah sakit lainya, selaian secara umum/reguler RSU cibabat memiliki pendaftaran lainnya yaitu:

a. Pendaftaran askes : pendaftaran ini dikhususkan untuk

pasien yang memiliki latar belakang Pegawai Negeri Sipil (PNS) atau pensiunan PNS dengan syarat memiliki surat rujukan dari Puskesmas.

b. Pendaftaran jamkesmas : pendaftaran ini dikhususkan

untuk pasien yang memiliki latar belakang kurang mampu, dan memdapatkan pelayanan rawat inap kelas 3 yang ditanggung oleh pemerintah sepenuhnya.

c. Pendaftaran jamsostek : pendaftaran ini dikhususkan untuk

pasien yang memiliki asuransi jamsostek ( Jaminan Sosial Tenaga Kerja)

d. Pendaftaran gakinda : pendaftaran ini dikhususkan untuk

pasien kalangan tidak mampu yang biayanya ditanggung 50% oleh pemerintah dan 50% oleh pasien, yang notabennya bertempat tinggal di daerah kabupaten bandung barat.

e. Pendaftaran kontraktor : pendaftaran ini dikususkan untuk

pasien yang biayanya ditanggung oleh suatu perusahaan dimana mereka bekerja.

4.2.2 Penomoran rekam medis :

Berdasarkan pengamatan kami saat praktek di lapangan, sistem penomoran rekam medis di rumah sakit umum cibabat menggunakan penomoran unit numbering sistem, yaitu pasien baru mendapatkan satu nomor rekam medis yang akan digunakan seumur 4hidup. Hal ini sudah sesuai dengan prosedur yang berlaku di RSU cibabat.

4.2.3 Pengambilan dan Penyimpanan rekam medis :

4.2.4 Peminjaman rekam medis :

Berdasarkan teori dan prosedur rekam medis yang ada di rumah saki

1.1. 2.

Sistem Penamaan(tdkl lgkp, kdg pk Ny kdg tdk) Sistem penomoran (SN n TD) Sistem penyimpanan (kertas, desentralisasi)

3. 4.

Sistem peminjaman(tracer) Sistem pengambilan ( RM yg dibawa pasien)

DAFTAR PUSTAKA :