Author
ayesha-nabilla-putri
View
65
Download
0
Embed Size (px)
BAB IPENDAHULUAN
Angka kejadian tumor intrakanial berkisar antara 4,2-5,4 per 100.000 penduduk. Pada semua autopsi yang dilakukan oleh bernat & Vincent (1987) dijumpai 2% tumor otak. Pada anak dibawah 16 tahun, angka kejadian tumor otak adalah 2,4 per 100.000 anak. Tampaknya angka kejadian tumor cenderung naik dengan bertambahnya umur. Tidak diketahui secara pasti perbedaan angka kejadian menurut ras, tempat tinggal maupun iklim.Kira-kira 10% dari semua proses neoplasmatik di seluruh tubuh ditemukan pada susunan saraf dan selaputnya, 8% berlokasi diruang intrakranial dan 2% di ruang kanalis spinalis. Di Amerika didapat 35.000 kasus baru dari tumor otak setiap tahun, sedang menurut Bertelone, tumor primer susunan saraf pusat dijumpai 10% dari seluruh penyakit neurologi yang ditemukan di Rumah Sakit Umum. Di Indonesia data tentang tumor susunan saraf pusat belum dilaporkan. Angka kejadian tumor otak pada anak-anak terbanyak pada dekade pertama, sedang pada dewasa pada usia 30-70 dengan puncak usia 40-65 tahun.Proses neoplasmatik atau proses malignansi di susunan saraf mencakup neoplasma saraf primer dan non-saraf atau metastatik. Urutan frekuensi neoplasma di dalam ruang tengkorak adalah sebagai berikut: (1) glioma (41%), (2) meningioma (17%), (3) adenoa hipofisis (13%), (4) neurilemoma (12%), (5) neplasma metastatik dan (6) neoplasma pembuluh darah serebral.Diagnosa tumor otak ditegakkan berdasarkan pemeriksaan klinis dan pemeriksaan penunjang yaitu pemeriksaan radiologi dan patologi anatomi. Dengan pemeriksaan klinis kadang sulit menegakkan diagnosa tumor otak apalagi membedakan yang benigna dan yang maligna, karena gejala klinis yang ditemukan tergantung dari lokasi tumor, kecepatan pertumbuhan masa tumor dan cepatnya timbul gejala tekanan tinggi intrakranial serta efek dari masa tumor ke jaringan otak yang dapat menyebabkan kompresi, invasi dan destruksi dari jaringan otak.
BAB IILAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIENNama: Ny. RSUmur : 40 tahunJenis kelamin: PerempuanPekerjaan : BidanAgama : IslamPendidikan: AkademiStatus pernikahan: MenikahAlamat : CibinongMasuk RS. Fatmawati: 3 Mei 2013
II. ANAMNESISAnamnesis dilakukan secara autoanamnesis dan alloanamnesis pada tanggal 18 Mei 2013 jam 10.00 bertempat di Ruang HCU lantai 4 RSUP Fatmawati.A. Keluhan UtamaKelemahan pada kaki dan tangan kanan pasien sejak + 2,5 bulan SMRSB. Keluhan Tambahan(-)C. Riwayat Penyakit SekarangPasien datang ke IGD RSUP Fatmawati dengan keluhan kelemahan pada kaki dan tangan kanan pasien sejak + 2,5 bulan SMRS. Awalnya pasien merasakan jempol kaki kanan terasa lambat jika digerak-gerakkan. Setelah itu kaki kanan sering kesemutan. Satu bulan kemudian telapak kaki kanan malah sulit untuk digerakkan. Pasien masih bisa berjalan dan kalau berjalan agak diseret. Keluhan ini disertai dengan kelemahan pada tangan kanan. Tangan kanan pasien terasa lemah dan tidak bertenaga sampai-sampai tidak bisa mengangkat gelas dengan tangan kanan. Selain itu tangan kanan pasien sulit sekali untuk diperintah.Akhirnya pasien segera berobat ke RS Sentra Medika, disana pasien diberikan obat namun tidak ada perbaikan. Pasien disarankan oleh dokter saraf RS tersebut untuk dilakukan CT scan kepala namun pasien masih ragu. Akhirnya setelah dirasakan keluhan semakin memberat, pasien mau melakukan CT scan kepala.Hasilnya didapatkan adanya sebuah tumor dibagian otak kiri. Karena tidak adanya ahli bedah saraf di RS tersebut maka pasien segera dirujuk ke RSUP Fatmawati untuk ditangani lebih lanjut.Pasien menyangkal adanya keluahan sakit kepala, pusing, mual, muntah menyembur, pandangan mata double, bicara pelo, leher kaku, kejang, penurunan kesadaran, riwayat terbentur dikepala, berat badan menurun, serta gangguan BAB dan BAK.D. Riwayat Penyakit DahuluPasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Pasien menyangkal memiliki riwayat penyakit hipertensi, penyakit kencing manis, asma, sakit jantung, riwayat trauma dikepala, stroke, alergi makanan dan obat-obatan.E. Riwayat Penyakit KeluargaTidak ada keluarga pasien yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien. Nenek pasien memiliki riwayat keganasan berupa kanker paru. Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, stroke, alergi dan sakit jantung dalam keluarga pasien.F. Riwayat KebiasaanPasien tidak pernah merokok, tidak pernah meminum alkohol, ataupun makan makanan yang asin,bersantan ataupun daging jeroan.
III. PEMERIKSAAN FISIKDilakukan pada tanggal 22 Mei 2013a. Keadaan UmumKesan sakit: Tampak sakit sedangKesadaran : Compos mentis, GCS = 15 (E4 M6 V5)Sikap : Berbaring Sikap pasien: Kooperatif pada saat pemeriksaanStatus Gizi: Cukup
I. Tanda VitalTekanan Darah: 120/80 mmHgNadi : 88x/menitSuhu : 36,60CPernafasan : 20 x/menit
II. Keadaan LokalTrauma Stigmata: (-)Pulsasi A.Carotis: Teraba, kanan = kiri, reguler Pembuluh Darah Perifer: Capillary refill time < 2 detikColumna Vertebralis: Lurus ditengah
III. Status Generalis Kepala - LeherBentuk: NormochepaliRambut: Botak, warna hitamWajah: Pucat (-), ikterik (-)Kulit: Tidak pucat, ikterik (-) Mata: CA (-/-), SI (-/-), Pupil bulat isokor 3 mm/3 mm, hematom periorbita (-/-),RCL (+/+), RCTL (+/+)Telinga: Bentuk normal, darah (-/-), serumen (-/-), MT intak (+/+), hematom retroaurikuler (-/-)Hidung: Deviasi septum (-), sekret (-/-), darah (-/-)Gigi Mulut: Bibir kering (-), gusi berdarah (-)Leher: KGB dan tiroid tidak teraba membesar, JVP 5-2 cm H2O
Thoraks Paru-paruInspeksi: Gerak dada simetris, retraksi intercostal (-/-)Palpasi: Vocal fremitus sama kuat pada kedua hemitorak (+/+)Perkusi: Sonor di kedua lapang paruAuskultasi: Suara nafas vesikuler, ronkhi (-/-), whezing (-/-)
JantungInspeksi: Tak pulsasi ictus cordis Palpasi: Teraba di sela iga V garis midklavikula sinistraPerkusi: Batas atas : ICS III linea parasternal sinistra Batas kanan: ICS V linea parasternal dextraBatas kiri: ICS V linea midklavikula sinistraAuskultasi: Bunyi jantung I-II reguler, gallop (-), murmur (-)
AbdomenInspeksi: DatarPalpasi: Supel (+), Nyeri tekan (-), Nyeri lepas (-), defans muskular (-), Hepar dan lien tidak teraba membesarPerkusi: Timpani (+)Auskultasi : Bising usus (+) normal
Ekstremitas Atas: akral hangat (+/+), edema (-/-)Bawah: akral hangat (+/+), edema (-/-)
IV. Status NeurologisKesadaran: Compos mentisKuantitatif: GCS 15 (E4V5M6)
Rangsang Selaput OtakKananKiri
Kaku Kuduk(-)
Laseque > 70 > 70
Kernig> 135> 135
Brudzinski I(-)(-)
Brudzinski II(-)(-)
Peningkatan Tekanan Intrakranial Nyeri kepala : (-)Pupil anisokor: (-)Muntah proyektil: (-)Penurunan kesadaran: (-)
Saraf Kranial
Nervus I Olfaktorius : Normosmia kanan dan kiri Nervus II OptikusKananKiri
Acies VisusBaikBaik
Pengenalan WarnaBaikBaik
Visus CampusNormalNormal
Fundus OkuliTidak dilakukanTidak dilakukan
N. III, IV, VI (Okulomotorius, Trochlearis, Abducen)KananKiri
Kedudukan Bola MataOrtoposisiOrtoposisi
PtosisNegatifNegatif
Diplopia--
Eksopthalmus--
Nistagmus--
Gerak mata ke nasalBaikBaik
Gerak mata ke atasBaikBaik
Gerak mata ke bawahBaikBaik
Gerak mata ke temporalBaikBaik
Gerak mata ke nasal atasBaikBaik
Gerak mata ke nasal bawahBaikBaik
Gerak mata ke temporal atasBaikBaik
Gerak mata ke temporal bawahBaikBaik
Pupil
Ukuran pupil 3 mm 3 mm
Bentuk pupilBulat, isokorBulat, isokor
Reflek cahaya langsung++
Reflek cahaya langsung++
Reflek Akomodasi++
Reflek Konvergensi++
N. V. TrigeminusKananKiri
Membuka mulutBaikBaik
Sensibilitas ophtalmikBaikBaik
Sensibilitas maxillaBaikBaik
Sensibilitas mandibulaBaikBaik
Reflek korneaBaikBaik
N. VII FasialisKananKiri
Kerutan kulit dahi++
Mengangkat alis++
Memejamkan mata ++
Menyeringai++
Menggembungkan pipi++
Mencucukan bibir++
Daya kecap lidah 2/3 depanTidak dilakukanTidak dilakukan
N. VIII (Vestibulo cochlearis)VestibulerVertigo : (-)Nistagmus: (-) CochlearTes Rinne : (+)Weber : Tidak ada lateralisasiSchwabach : Sama dengan pemeriksa
N. IX, X (Glossofaringeus, Vagus) Arkus faringsUvulaSimetrisSimetris ditengah
Daya kecap lidah 1/3 belakangTidak dilakukan
Reflek muntahTidak dilakukan
MenelanBaik
N. XI AksesoriusKananKiri
Memalingkan kepalaBisa melakukanBisa melakukan
Mengangkat bahu++
Trofi otot bahuEutrofiEutrofi
N. XII Hipoglossus
Kedudukan lidah dalamNormal
Kedudukan lidah dijulurkanNormal
Tremor (-)
Fasikulasi (-)
Atropi (-)
Sistem MotorikEkstremitas Atas Proksimal - Distal: 5 5 5 5 5 5 5 5 Ekstremitas Bawah Proksimal - Distal: 5 5 5 5 5 5 5 5
Sistem SensorikEksteroseptif : baikProprioseptif : baik Gerakan involunterKananKiriTremor (-) (-)Chorea (-) (-)Ballismus (-) (-)Athetose (-) (-)Mioklonik (-) (-)Tics (-) (-)
TrofikEutrofik: + / +
TonusNormotonus: + / +
Reflek FisiologisKanan KiriExtremitas superiorBiceps +2 +2Triceps +2 +2Ekstremitas inferiorPatella +2 +2Achilles +2 +2
Reflek PatologisKanan KiriEkstremitas superiorHoffman Tromner: (-) (-)Ekstremitas inferiorBabinsky: (-) (-)Chaddock: (-) (-)Gordon: (-) (-)Schaeffer: (-) (-)Gonda: (-) (-)KlonusKlonus patella: (-) (-)Klonus achilles: (-) (-)
Fungsi Cerebellar dan KoordinasiAtaxia : (-)Tes Rhomberg: (-)Disdiadokinesia: (-)Jari-Jari: BaikJari-Hidung: BaikTumit-Lutut: Baik
Fungsi LuhurAstereognosia: (-)Apraksia: (-)Afasia: (-)
Fungsi OtonomMiksi: terpasang DCDefekasi: BaikSekresi Keringat: Baik
Keadaan PsikisIntelegensia: baik Demensia: (-) Tanda regresi : (-)
IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG
Hasil EKGEKG: irama sinus, HR 84x/menit, ST elevasi (-), ST depresi (-), T inverted (-), LVH (-), Kesan : Normal
Laboratorium (3 Mei 2013)
Pemeriksaan
Nilai RujukanHasil
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.7 15.5 g/dl 13.6 g/dl
Hematokrit33-45% 41%
Leukosit5.0-10.0 ribu/ul 8,9 ribu/ul
Trombosit150-440 ribu/ul 322 ribu/ul
Eritrosit4.40-5.90 juta/ul 4,43 juta/ul
VER/HER/KHER/RDW
VER80.0-100.0 fl 93,2 fl
HER26.0-34.0 pg 30,8 pg
KHER32.0-36.0 g/dl 33,0 g/dl
RDW11.5-14.5% 13.0 %
HEMOSTASIS
APTT27.4 39.3 dtk27.9 dtk
PT11.3 14.7 dtk14.0 dtk
INR13.7 dtk
KIMIA KLINIK
SGOT0-34 U/L18 U/L
SGPT0-40 U/L14 U/L
FUNGSI GINJAL
Ureum20-40 mg/dl24 mg/dl
Kreatinin0,6-1,5 mg/dl0,9 mg/dl
DIABETES
GDS70 140 mg/dl 93 mg/dl
ELEKTROLIT DARAH
Natrium135 147 mmol/l137 mmol/l
Kalium3,1 5 mmol/l3,77 mmol/l
Klorida95 108 mmol/l106 mmol/l
Laboratorium (15 Mei 2013) hasil post operasiPemeriksaan
Nilai RujukanHasil
HEMATOLOGI
Hemoglobin 11.7 15.5 g/dl 12.6 g/dl
Hematokrit33-45% 39 %
Leukosit5.0-10.0 ribu/ul 19,0 ribu/ul
Trombosit150-440 ribu/ul 192 ribu/ul
Eritrosit4.40-5.90 juta/ul 4,28 juta/ul
VER/HER/KHER/RDW
VER80.0-100.0 fl 90,8 fl
HER26.0-34.0 pg 29,4 pg
KHER32.0-36.0 g/dl 32,4 g/dl
RDW11.5-14.5% 15.2 %
HEMOSTASIS
APTT27.4 39.3 dtk27.9 dtk
PT11.3 14.7 dtk14.3 dtk
INR13.7 dtk
KIMIA KLINIK
SGOT0-34 U/L18 U/L
SGPT0-40 U/L14 U/L
FUNGSI GINJAL
Ureum20-40 mg/dl32 mg/dl
Kreatinin0,6-1,5 mg/dl0,6 mg/dl
DIABETES
GDS70 140 mg/dl 106 mg/dl
ELEKTROLIT DARAH
Natrium135 147 mmol/l140 mmol/l
Kalium3,1 5 mmol/l3,54 mmol/l
Klorida95 108 mmol/l109 mmol/l
URINALISA
Urobilinogen< 132 mg/dl
Protein UrineNegativeTrace
Berat Jenis1005 1.0301.020
BilirubinNegativeNegative
KetonNegativeNegative
NitritNegativeNegative
pH4,8 7,47,5
LeukositNegativeNegative
DarahNegative+2
Glukosa urinNegativeNegative
WarnaYellowYellow
KejernihanClearClear
SEDIMEN URIN
Epitel+ 1
Leukosit0 5 /LPB3 5 /LPB
Eritrosit0 2 /LPB5 10 /LPB
SilinderNegativeNegative
KristalNegativeNegative
BakteriNegativeNegative
Lain lainNegativeNegative
Rontgen Thorak (3 Mei 2013)
Kesan: Cor dan Pulmo dalam batas normal
CT Scan kepala tanpa dan dengan kontras (12 April 2013)
Tampak lesi extra axial, lobulated, slight hyperdens dengan kalsifikasi base broad di parietal kiri ukuran 6,3 x 6 x 4,7 cm yang pada pemberian contras tampak strong heterogenous contras enhancement. Massa tampak mendesak ventrikel lateralis kiri ke kanan yang menyebabkan deviasi mid line ke kanan sejauh 1,7 cm disertai edema yang luas disebagian hemisfer cerebri kiri. Tak tampak gambaran hiperostosis pada parietal kiri. Sulci dan gyri diluar lesi tampak normal. Ventrikel lateralis kanan, III, dan IV tampak normal. Tak tampak fraktur pada calvaria. Sinus paranasalis tampak baik.
Kesan:Lesi solid, lobulated, slight hyperdens dengan kalsifikasi base broad di parietal kiri mendesak ventrikel lateralis kiri ke kanan dengan edema yang luas di hemisfere cerebri kiri dengan contrast tampak strong heterogenous contrast enhancement extra axial mengesankan suatu meningioma.
V. RESUMEPada anamnesis didapatkan:Seorang pasien perempuan, usia 40 tahun, datang ke IGD RSUP Fatmawati dengan keluhan kelemahan pada kaki dan tangan kanan pasien sejak + 2,5 bulan SMRS. Awalnya pasien merasakan jempol kaki kanan terasa lambat jika digerak-gerakkan. Satu bulan kemudian telapak kaki kanan malah sulit untuk digerakkan. Pasien masih bisa berjalan dan kalau berjalan agak diseret. Keluhan ini disertai dengan kelemahan pada tangan kanan. Selain itu tangan kanan pasien sulit sekali untuk diperintah.Pasien belum pernah mengalami penyakit seperti ini sebelumnya. Riwayat penyakit hipertensi (-), DM (-), asma (-), sakit jantung (-), riwayat trauma dikepala (-), stroke (-), alergi makanan dan obat-obatan (-).Tidak ada keluarga pasien yang mempunyai keluhan yang sama dengan pasien. Nenek pasien memiliki riwayat keganasan berupa kanker paru. Tidak ada riwayat darah tinggi, kencing manis, asma, stroke, alergi dan sakit jantung dalam keluarga pasien.
Pada Pemeriksaan fisik didapatkan: Kesadaran: Compos mentis
Tanda vitalTekanan darah: 110/80 mmHg Suhu : 36,4 oCPernafasan: 20 x / menitNadi : 84 x / menit
Pada status neurologis, ditemukan keadaan pasien sebagai berikut : GCS: E4 V5 M6 Tanda rangsang meningeal: (-) Nervus Cranialis : Tidak ada parese55555555
55555555
Motorik :
Sensorik : Baik Otonom : Baik+2+2
+2+2
Refleks fisiologis :
Refleks Patologis : - / - Fungsi cerebellar dan koordinasi: baik Fungsi luhur: baik
Hasil pemeriksaan lab didapatkan:
Hasil pemeriksaan rontgen thorak dan EKG:Kesan: Cor dan pulmo dalam batas normal
Hasil pemeriksaan CT Scan didapatkan : Kesan:Lesi solid, lobulated, slight hyperdens dengan kalsifikasi base broad di parietal kiri mendesak ventrikel lateralis kiri ke kanan dengan edema yang luas di hemisfere cerebri kiri dengan contrast tampak strong heterogenous contrast enhancement extra axial mengesankan suatu meningioma.
VI. DIAGNOSIS KERJADiagnosis klinis: Hemiparese sinistraDiagnosis etiologi: Giant MeningiomaDiagnosis topik: Lobus parietal sinistra
VII. PENATALAKSANAANNon medikamentosa: Mengedukasikan pasien tentang penyakitnya Monitoring Kesadaran Vital sign, keluhan Motorik Status neurologis pasienMedikamentosa IVFD RL 500cc per 12 jam Ceftriaxone 2 x 2 gr IV Fenitoin 2 x 100 mg IV Ketorolac 3 x 1 amp IV Piracetam 3 x 3 gr IV Omeprazol 2 x 40 mg IV Metylprednisolon 3 x 125 mg IV Citicholin 3 x 500 mg IVVIII. ANJURAN Cek lab ulang CT scan kepala ulangIX. PROGNOSISAd vitam: Dubia ad bonamAd fungsionam: dubia ad bonamAd sanationam: Dubia ad bonam
Laporan OperasiCT Scan Post OPFollow Up Pasien 23-24 Mei 2013
BAB IIITINJAUAN PUSTAKATUMOR OTAK
PENDAHULUAN Pada setiap tahun lebih dari 17.000 orang di Amerika Serikat diketahui mempunyai tumor otak. The National Cancer Institue (NCl), menulis buku tentang tumor otak untuk membantu pasien dan keluarganya dan teman-temannya untuk mengetahui tentang tumor otak.Tumor otak adalah sekumpulan massa sel-sel otak yang tumbuh abnormal, di luar kendali. Massa ini dapat bersifat jinak (disebut tumor otak) dan ganas (disebut kanker). Sebagian besar kanker otak dapat menyebar melalui jaringan otak, tetapi jarang menyebar ke area lain dari tubuh.
EPIDEMIOLOGITumor otak primer hanya 2 3% dari seluruh jumlah kanker pada orang dewasa. Kira-kira 18.000 kasus baru pasien tumor otak dan dengan kematian 14.000. Pada anak-anak tumor otak primer kira-kira 25% dari seluruh tumor. Tumor otak dapat terjadi pada setiap umur, dari penelitian, tumor otak sering terdapat pada anak-anak 3 12 tahun dan pada dewasa sekitar 40 70 tahun.
ANATOMI Sistem saraf pusat terdiri dari otak dan sumsum tulang belakang. Otak adalah organ penting yang mengendalikan pikiran, memori, emosi, sentuhan, keterampilan motorik, visi, respirasi, suhu, rasa lapar, dan setiap proses yang mengatur tubuh kita.
Otak dapat dibagi ke dalam otak besar (cerebrum), batang otak (brainstem), dan otak kecil (cerebellum):1. Cerebrum Merupakan bagian yang paling besar. Terdiri atas bagian kiri dan kanan yang disebut hemispherium Cerebri. Berfungsi untuk kontrol terhadap pembicaraan, emosi, inisiasi gerakan, koordinasi gerakan, temperatur, sentuhan, penglihatan, pendengaran, penilaian, penalaran, pemecahan masalah, emosi, dan pembelajaran.2. Cerebellum Terletak dibawah Cerebrum dan dibelakang otak. Berfungsi untuk mengkoordinasi gerakan otot sukarela dan untuk mempertahankan postur tubuh, keseimbangan, dan equilibrium.3. Batang otak Batang otak (garis tengah atau bagian tengah otak) termasuk otak tengah, pons, dan medulla. Fungsi daerah ini meliputi: pergerakan mata dan mulut, penyampaian pesan sensorik (panas, nyeri, keras, dll), rasa lapar, respirasi, kesadaran, fungsi jantung, suhu tubuh, gerakan otot tak sadar, bersin, batuk, muntah, dan menelan tekanan darah dan pernapasan.
Secara lebih spesifik, beberapa bagian lain dari otak adalah sebagai berikut: Pons: sebuah bagian yang terletak sangat dalam di otak, terletak di brainstem, pons berisi banyak daerah kontrol untuk gerakan mata dan wajah. Medulla: Bagian terendah dari batang otak, medula adalah bagian yang paling penting dari seluruh otak dan merupakan pusat control jantung dan paru-paru yang sangat penting. Saraf tulang belakang: merupakan sekumpulan besar serabut saraf yang terletak di bagian belakang yang memanjang dari dasar otak ke punggung bawah, syaraf tulang belakang ini membawa pesan ke dan dari otak dan seluruh tubuh. Lobus frontal: bagian terbesar dari otak yang terletak di bagian depan kepala, lobus frontal terlibat dalam karakteristik kepribadian dan gerakan. Lobus parietal: bagian tengah otak, lobus parietalis membantu seseorang untuk mengidentifikasi objek dan memahami hubungan spasial (dimana tubuh seseorang dibandingkan dengan benda-benda di sekitar orang tersebut). Lobus parietalis juga terlibat dalam interpretasi rasa sakit dan sentuhan pada tubuh. Lobus oksipital: lobus oksipital adalah bagian belakang otak yang terlibat dengan penglihatan. Lobus temporal: sisi otak, lobus temporal ini terlibat dalam memori, ucapan, dan indra penciuman.Otak dilindungi oleh tulang tengkorak dan ditutupi oleh 3 membran yang disebut meningen. Otak juga dilindungi oleh cairan serebrospinal, yang diproduksi oleh pleksus khoroideus, yang masuk ke dalam 4 ventrikel dan rongga antara meningen. Cairan serebrospinal membawa nutrient dari darah ke otak dan membawa kembali zat-zat yang tidak diperlukan lagi dari otak ke darah.Otak terdiri dari beberapa tipe sel, setiap tipe mempunyai fungsinya masing-masing. Ketika sel kehilangan kemampuan untuk mengontrol pertumbuhannya dan sel-sel diluar suatu massa jaringan disebut Tumor. ETIOLOGIPenyebab tumor hingga saat ini masih belum diketahui secara pasti, walaupun telah banyak penyelidikan yang dilakukan. Adapun faktor-faktor yang perlu ditinjau, yaitu :1. HerediterRiwayat tumor otak dalam satu anggota keluarga jarang ditemukan kecuali pada meningioma, astrositoma dan neurofibroma dapat dijumpai pada anggota-anggota sekeluarga. Sklerosis tuberose atau penyakit Sturge-Weber yang dapat dianggap sebagai manifestasi pertumbuhan baru, memperlihatkan faktor familial yang jelas. Selain jenis-jenis neoplasma tersebut tidak ada bukti-buakti yang kuat untuk memikirkan adanya faktor-faktor hereditas yang kuat pada neoplasma.
2. Sisa-sisa Sel Embrional (Embryonic Cell Rest)Bangunan-bangunan embrional berkembang menjadi bangunan-bangunan yang mempunyai morfologi dan fungsi yang terintegrasi dalam tubuh. Tetapi ada kalanya sebagian dari bangunan embrional tertinggal dalam tubuh, menjadi ganas dan merusak bangunan di sekitarnya. Perkembangan abnormal itu dapat terjadi pada kraniofaringioma, teratoma intrakranial dan kordoma.3. RadiasiJaringan dalam sistem saraf pusat peka terhadap radiasi dan dapat mengalami perubahan degenerasi, namun belum ada bukti radiasi dapat memicu terjadinya suatu glioma. Pernah dilaporkan bahwa meningioma terjadi setelah timbulnya suatu radiasi.4. VirusBanyak penelitian tentang inokulasi virus pada binatang kecil dan besar yang dilakukan dengan maksud untuk mengetahui peran infeksi virus dalam proses terjadinya neoplasma, tetapi hingga saat ini belum ditemukan hubungan antara infeksi virus dengan perkembangan tumor pada sistem saraf pusat.5. Substansi-substansi KarsinogenikPenyelidikan tentang substansi karsinogen sudah lama dan luas dilakukan. Kini telah diakui bahwa ada substansi yang karsinogenik seperti methylcholanthrone, nitroso-ethyl-urea. Ini berdasarkan percobaan yang dilakukan pada hewan.
KLASIFIKASI TUMORKlasifikasi tumor, terbagi dua yaitu :1. Tumor Jinak (Benigna) Tidak terdapat sel kanker Biasanya dapat diangkat dan tidak berulang Batas tegas Bersifat tidak menginvasi ke jaringan sekitar tapi dapat menekan daerah yang sensitive dari otak dan mengakibatkan gejala Bila terletak di daerah vital dari otak dan menganggu fungsi vital maka dapat dipikirkan suatu mlaignasi 2. Tumor Ganas (Maligna) Mengandung sel kanker Menganggu fungsi vital dan mengancam nyawa Tumbuh cepat dan menginvasi ke jaringan sekitar otak Seperti tanaman, tumor maligna mempunyai akar yang tumbuh ke dalam jaringan otak yang sehat Tumor otak maligna bisa encapsulated
Klasifikasi tumor otak menurut WHO, dibagi menjadi 9 kategori tumor otak primer, yaitu :TipeSel Asal
Infiltratif astrositoma Pilositik Astrositoma Astrosit Astrosit
Oligodendroglioma Oligodendrosit
Mixed Oligodenodroglioma Oligidendrosit, astrosit
Glioblastoma Multiforme Astrosit, Astroblas, Spongioblas
EpendimomaaEpendimosit
Meduloblastoma Sel Primitif neural
Meningioma Meningen
Other
Klasifikasi tumor otak menurut lokasi, yaitu : 1. Supratentorial, yaitu Tumor yang terletak di atas tentorium serebelli 2. Infratentorial atau subtentorial, yaitu : Tumor yang terletak di bawah tentorium serebelli dalam fossa Kranni Posterior
Klasifikasi tumor otak seluler berdasarkan histologi untuk orang dewasa, yaitu :1. Tumor Glia Astrosit tumor Non-infiltrat (Juvenile Pilositik, Subependimal) Infiltratif (Well differentiated midly and moderately anaplastic astrositoma, glioblastoma, multiforme) Ependymal tumor Myxopapillary and well differentiated ependimoma Anaplastik ependimoma Ependimoblastoma Oligodendroglial tumor Well differentiated oligodendroglioma Anaplastik oligodendroglioma Mixed tumor Mixed astrositoma-ependimoma Mixed astrositoma-oligodendroglioma Mixed astrositoma-ependimoma-oligodendriglioma Meduloblastoma
2. Non-glial tumor Pineal parenkim tumor Pineostioma Pineoblastoma Astrositoma Germ tumor Germinoma Embrional karsinoma Teratoma Craniopharingioma Meningioma Meningioma Maligna meningioma Choroid plexus tumor Choroid plexus papiloma Anaplastik choroids plexus papilloma
Pembagian tumor menurut asal sel, yaitu 1. Tumor otak primer Tumor yang berasal dari jaringan otak Diklasifikasikan berdasarkan tipe jaringan asal, yaitu :1) Glioma Astrositoma, yaitu : Tumor otak yang berasal dari astrosit, yaitu sel kecil seperti bintang, pada orang dewasa terdapat pada secebrum dan pada anak-anak dapat terjadi di batang otak, serebrum dan serebellum. Merupakan 25% dari seluruh tumor otak Pilositik astrositoma, yaitu non-infiltrating astrositoma, berdiferensiasi, baik, jarang berubah, mampu diangkat semua dengan operasi. Pada anak banyak pada Cerebellum, dan pada orang dewasa banyak terdapat pada Korteks serebri. Glioblastoma Multiforme, yaitu tumor otak yang tumbuh cepat, berasal dari astrosit, astroblas, spongioblas. Banyak pada usia 45 55 tahun. Prognosis buruk Ependimoma, berasal dari sel ependim yang ada di dinding ventrikel, dapat juga terjadi di Medulla spinalis. Bisa terdapat pada semua umur, terutama pada anak-anak dan dewasa Oligodendroglioma, berasal dari sel yang menghasilkan myelin untuk melindungi saraf, yang bermula dari serebrum. Tumbuh lambat dan tidak menyebar ke jaringan otak disekeliling. Sering terjadi pada usia pertengahan pada dewasa tetapi bisa terdapat pada semua umur 2) MedulloblastomaSebelumnya diduga berasal dari sel glia, tetapi pada penelitian disimpulkan bahwa tumor ini berasal dari sel saraf yang primitif yang secara normal tidak ada pada tubuh setelah lahir, kadang disebut Primitif Neuro Ektoderma Tumor (PNET). Sering terdapat di Serebellum. Sering terjadi pada anak-anak terutama anak laki-laki dan puncak berada pada 3 5 tahun. Cenderung metastasis relatif tinggi 3) MeningiomaBerasal dari Meningen, bersifat jinak karena tumbuhnya sangat lambat dan otak mampu untuk menerima adanya meningioma, sering tumbuh sampai cukup besar baru memberikan gejala. Banyak terdapat pada wanita antara 30 50 tahun 4) SchwannomaTumor jinak berasal dari sel Schwan, yang menghasilkan myelin yang melindungi saraf akustikus untuk pendengaran. Banyak pada orang dewasa, dan ternyata 2 kali lipat lebih banyak pada wanita daripada laki-laki 5) CraniopharingiomaTumor berasal dari kelenjar pituitary dekat hipotalamus, karena dapat menekan atau merusak hipotalamus dan dapat menyebabkan gangguan fungsi vital dan banyak terdapat pada anak-anak dan dewasa. 6) Germ Cell TumorBerasal dari sel primitif sel kelamin atau dari germ sel, sering disebut Germinoma 7) Tumor PinealTerjadi disekitar kelenjar pineal, yaitu suatu organ yang kecil di dekat pusat otak. Tumbuh lambat (Pineositoma), dapat tumbuh cepat (Pineoblastoma). Daerah pineal sulit dicapai dan sering tidak dapat diangkat
2. Tumor otak sekunder Tumor yang tumbuh ketika kanker menyebar dari tempat lain ke otak dan menyebabkan tumor otak Tumor sekunder tidak sama dengan tumor otak primer, karena sel yang terdapat pada tumor otak sekunder mirip dengan sel asal tumor metastasis tersebut yang abnormal Terapi tergantung pada asal tumor dan perluasan penyebaran tumor, umur, keadaan umum pasien, respon terhadap pengobatan sebelumnya
PEMBAGIAN STADIUM TUMOR, MENURUT DIFERENSIASI TUMOR YANG TAMPAK SECARA MIKROSKOPIK Derajat I: Sifat kurang agresif, tumbuh lambat, gambar sel hampir normal, bila dilakukan operasi maka merupakan terapi yang efektif. Derajat II: Relatif tumbuh lambat, ada sel yang abnormal di bawah mikroskop, menginvasi jaringan normal, dapat timbul kembali bila diangkat. Derajat III: Cenderung tumbuh lebih cepat, menginfiltrasi dan dapat timbul kembali bila diangkat. Derajat IV: Tumbuh sangat cepat, bersifat agresif, gambaran bizarre pada mikroskop
GEJALA Tumor otak menunjukkan manifestasi klinik yang tersebar. Tumor ini dapat menyebabkan peningkatan TIK serta tanda dan gejala lokal sebagai akibat dari tumor yang menggangu bagian spesifik dari otak.Gejala-gejala peningkatan TIK disebabkan oleh tekanan yang berangsur-angsur terhadap otak akibat pertumbuhan tumor. Pengaruhnya adalah ganguan keseimbangan yang nyata antara otak, cairan serebrospinal dan darah serebral. Sebagai akibat pertumbuhan tumor, maka kompensasi penyesuaian diri dapat dilakukan melalui penekanan pada vena-vena intrakranial, melalui penurunan volume cairan serebrospinal ( Dengan meningkatkan absorbsi dan menurunkan produksi ), penurunan sedang pada aliran darah serebral dan menurunkan masa jaringan otak intraseluler dan ekstraseluler. Bila kompensasi ini semua gagal, maka pasien mengalami tanda dan gejala peningkatan TIK.Gejala yang biasanya banyak terjadi akibat tekanan ini adalah sakit kapala, muntah, papiledema (Choked disc atau edema saraf optik), perubahan kepribadian dan adanya variasi penurunan fokal motorik, sensori dan disfiungsi saraf kranial.Gejala klinik pada tumor intrakranial dibagi dalam 3 kategori, yaitu : Gejala klinik umum, gejala klinik lokal, dan gejala lokal yang menyesatkan (False lokalizing features).
1. Gejala Klinik UmumGejala umum timbul karena peningkatan tekanan intrakranial atau akibat infiltrasi difus dari tumor. Gejala yang paling sering adalah sakit kepala, perubahan status mental, kejang, nyeri kepala hebat, papil edema, mual dan muntah. Tumor maligna (ganas) menyebabkan gejala yang lebih progresif daripada tumor benigna (jinak). Tumor pada lobus temporal depan dan frontal dapat berkembang menjadi tumor dengan ukuran yang sangat besar tanpa menyebabkan defisit neurologis, dan pada mulanya hanya memberikan gejala-gejala yang umum. Tumor pada fossa posterior atau pada lobus parietal dan oksipital lebih sering memberikan gejala fokal dulu baru kemudian memberikan gejala umum.Nyeri KepalaMerupakan gejala awal pada 20% penderita dengan tumor otak yang kemudian berkembang menjadi 60%. Nyerinya tumpul dan intermitten. Nyeri kepala berat juga sering diperhebat oleh perubahan posisi, batuk, maneuver valsava dan aktivitas fisik. Muntah ditemukan bersama nyeri kepala pada 50% penderita. Nyeri kepala ipsilateral pada tumor supratentorial sebanyak 80 % dan terutama pada bagian frontal. Tumor pada fossa posterior memberikan nyeri alih ke oksiput dan leher.Perubahan Status MentalGangguan konsentrasi, cepat lupa, perubahan kepribadian, perubahan mood dan berkurangnya inisiatif adalah gejala-gejala umum pada penderita dengan tumor lobus frontal atau temporal. Gejala ini bertambah buruk dan jika tidak ditangani dapat menyebabkan terjadinya somnolen hingga koma.SeizureAdalah gejala utama dari tumor yang perkembangannya lambat seperti astrositoma, oligodendroglioma dan meningioma. Paling sering terjadi pada tumor di lobus frontal baru kemudian tumor pada lobus parietal dan temporal.Edema PapilGejala umum yang tidak berlangsung lama pada tumor otak, sebab dengan teknik neuroimaging tumor dapat segera dideteksi. Edema papil pada awalnya tidak menimbulkan gejala hilangnya kemampuan untuk melihat, tetapi edema papil yang berkelanjutan dapat menyebabkan perluasan bintik buta, penyempitan lapangan pandang perifer dan menyebabkan penglihatan kabur yang tidak menetap.MuntahMuntah sering mengindikasikan tumor yang luas dengan efek dari massa tumor tersebut juga mengindikasikan adanya pergeseran otak. Muntah berulang pada pagi dan malam hari, dimana muntah yang proyektil tanpa didahului mual menambah kecurigaan adanya massa intrakranial.
2. Gejala Klinik LokalManifestasi lokal terjadi pada tumor yeng menyebabkan destruksi parenkim, infark atau edema. Juga akibat pelepasan faktor-faktor ke daerah sekitar tumor (contohnya : peroksidase, ion hydrogen, enzim proteolitik dan sitokin), semuanya dapat menyebabkan disfungsi fokal yang reversibel. Tumor KortikalTumor lobus frontal menyebabkan terjadinya kejang umum yang diikuti paralisis pos-iktal. Meningioma kompleks atau parasagital dan glioma frontal khusus berkaitan dengan kejang. Tanda lokal tumor frontal antara lain disartri, kelumpuhan kontralateral, dan afasia jika hemisfer dominant dipengaruhi. Anosmia unilateral menunjukkan adanya tumor bulbus olfaktorius.Tumor Lobus TemporalisGejala tumor lobus temporalis antara lain disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, defisit lapangan pandang homonim, perubahan kepribadian, disfungsi memori dan kejang parsial kompleks. Tumor hemisfer dominan menyebabkan afasia, gangguan sensoris dan berkurangnya konsentrasi yang merupakan gejala utama tumor lobus parietal. Adapun gejala yang lain diantaranya disfungsi traktus kortikospinal kontralateral, hemianopsia/ quadrianopsia inferior homonim kontralateral dan simple motor atau kejang sensoris.Tumor Lobus OksipitalTumor lobus oksipital sering menyebabkan hemianopsia homonym yang kongruen. Kejang fokal lobus oksipital sering ditandai dengan persepsi kontralateral episodic terhadap cahaya senter, warna atau pada bentuk geometri.Tumor pada Ventrikel Tiga dan Regio PinealTumor di dalam atau yang dekat dengan ventrikel tiga menghambat ventrikel atau aquaduktus dan menyebabkan hidrosepalus. Perubahan posisi dapat meningkatkan tekanan ventrikel sehingga terjadi sakit kepala berat pada daerah frontal dan verteks, muntah dan kadang-kadang pingsan. Hal ini juga menyebabkan gangguan ingatan, diabetes insipidus, amenorea, galaktorea dan gangguan pengecapan dan pengaturan suhu.Tumor Batang OtakTerutama ditandai oleh disfungsi saraf kranialis, defek lapangan pandang, nistagmus, ataksia dan kelemahan ekstremitas. Kompresi pada ventrikel empat menyebabkan hidrosepalus obstruktif dan menimbulkan gejala-gejala umum.Tumor SerebellarMuntah berulang dan sakit kepala di bagian oksiput merupakan gejala yang sering ditemukan pada tumor serebellar. Pusing, vertigo dan nistagmus mungkin menonjol.
3. Gejala Lokal yang Menyesatkan (False Localizing Features)Gejala lokal yang menyesatkan ini melibatkan neuroaksis kecil dari lokasi tumor yang sebenarnya. Sering disebabkan oleh peningkatan tekanan intrakranial, pergeseran dari struktur-struktur intrakranial atau iskemi. Kelumpuhan nervus VI berkembang ketika terjadi peningkatan tekanan intrakranial yang menyebabkan kompresi saraf. Tumor lobus frontal yang difus atau tumor pada korpus kallosum menyebabkan ataksia (frontal ataksia).
DIAGNOSAUntuk menegakkan diagnosis pada penderita yang dicurigai menderita tumor otak yaitu melalui anamnesis dan pemeriksaan fisik neurologik yang teliti. Dari anamnesis kita dapat mengetahui gejala-gejala yang dirasakan oleh penderita yang mungkin sesuai dengan gejala-gejala yang telah diuraikan di atas. Misalnya ada tidaknya nyeri kepala, muntah dan kejang. Sedangkan melalui pemeriksaan fisik neurologik mungkin ditemukan adanya gejala seperti edema papil dan deficit lapangan pandang.
PEMERIKSAAN PENUNJANG Foto tulang tengkorak, dapat memperlihatkan defisit kalsium yang ada dalam beberapa tipe tumor. Dapat memperlihatkan perubahan dalam tulang yang disebabkan oleh sel tumor Lumbal pungsi EEG Mielografi Angiografi atau arteriografi CT-Brain (Computerized Tomography Scanning Brain) MRI (Magnetic Resonance Imaging) PET (Position Emission Tomography)
DIAGNOSIS BANDINGGejala yang paling sering dari tumor otak adalah peningkatan tekanan intrakranial, kejang dan tanda deficit neurologik fokal yang progresif. Setiap proses desak ruang di otak dapat menimbulkan gejala di atas, sehingga agak sukar membedakan tumor otak dengan beberapa hal berikut : Abses intraserebral Epidural hematom Hipertensi intrakranial benigna Meningitis kronik
TERAPI Tergantung pada banyak faktor, diantaranya : tipe, lokasi, ukuran tumor, umur pasien, keadaan umum pasien Metode terapi pada anak-anak berbeda dengan dewasa dan disesuaikan dengan kebutuhan dari setiap pasien Metode-metode terapi yaitu : Operasi craniotomy Radioterapi Kemoterapi Sebelum diterapi diberikan terlebih dahulu : Steroid untuk menghilangkan edema otak Antikonvulsan, untuk mencegah atau mengontrol kejang P-V shunt, untuk hydrocephalus
OPERASI Merupakan terapi yang paling sering dilakukan pada tumor otak Untuk mengambil tumor otak, operasi ini disebut kraniotomi Jika mungkin tumor diambil semua, tetapi bila tumor tidak dapat diangkat semua tanpa merusak jaringan otak vital, maka akan diangkat tumor sebanyak-banyaknya. Pengambilan sebagian tumor dapat menghilangkan gejala dengan mengurangi tekanan pada otak dan mengurangi ukuran tumor dan terapi dapat dilanjutkan dengan radioterapi atau kemoterapi Pada tumor yang tidak dapat diangkat sama sekali, akan dilakukan biopsy untuk mengetahui tipe sel sehingga dapat membantu untuk memutuskan terapi yang akan dilakukan, biasanya dilakukan Needle biopsy dengan bantuan CT-Scan atau MRI untuk mengarahkan ke lokasi yang tepat. Operator membuat lubang kecil di tulang tengkorak dan menuntun jarum ke tumor, teknik ini disebut stereotaksis Radiosurgery stereotactic Adalah tehnik "knifeless" yang lebih baru untuk menghancurkan tumor otak tanpa membuka tengkorak. CT scan atau MRI digunakan untuk menentukan lokasi yang tepat dari tumor di otak. Energi radiasi tingkat tinggi diarahkan ke tumornya dari berbagai sudut untuk menghancurkan tumornya. Alatnya bervariasi, mulai dari penggunaan pisau gamma, atau akselerator linier dengan foton, ataupun sinar proton.
Kelebihan dari prosedur knifeless ini adalah memperkecil kemungkinan komplikasi pada pasien dan memperpendek waktu pemulihan. Kekurangannya adalah tidak adanya sample jaringan tumor yang dapat diteliti lebih lanjut oleh ahli patologi, serta pembengkakan otak yang dapat terjadi setelah radioterapi. Kadang-kadang operasi tidak dimungkinkan. Jika tumor terjadi di batang otak (brainstem) atau daerah-daerah tertentu lainnya, ahli bedah tidak mungkin dapat mengangkat tumor tanpa merusak jaringan otak normal. Dalam hal ini pasien dapat menerima radioterapi atau perawatan lainnya.
RADIOTERAPI Radioterapi menggunakan X-ray untuk membunuh sel-sel tumor. Sebuah mesin besar diarahkan pada tumor dan jaringan di dekatnya. Mungkin kadang radiasi diarahkan ke seluruh otak atau ke syaraf tulang belakang. Radioterapi biasanya dilakukan sesudah operasi. Radiasi membunuh sel-sel tumor (sisa) yang mungkin tidak dapat diangkat melalui operasi. Radiasi juga dapat dilakukan sebagai terapi pengganti operasi. Jadwal pengobatan tergantung pada jenis dan ukuran tumor serta usia pasien.
Beberapa bentuk terapi radiasi: Fraksinasi: Radioterapi biasanya diberikan lima hari seminggu selama beberapa minggu. Memberikan dosis total radiasi secara periodik membantu melindungi jaringan sehat di daerah tumor. Hyperfractionation: Pasien mendapat dosis kecil radiasi dua atau tiga kali sehari, bukan jumlah yang lebih besar sekali sehari.
Efek samping dari radioterapi, dapat meliputi: perasaan lelah berkepanjangan, mual, muntah, kerontokan rambut, perubahan warna kulit (seperti terbakar) di lokasi radiasi, sakit kepala dan kejang (gejala nekrosis radiasi).
KEMOTERAPIKemoterapi, yaitu penggunaan satu atau lebih obat-obatan untuk membunuh sel-sel kanker. Kemoterapi diberikan secara oral atau dengan infus intravena ke seluruh tubuh. Obat-obatan biasanya diberikan dalam 2-4 siklus yang meliputi periode pengobatan dan periode pemulihan.Dua jenis obat kemoterapi, yaitu: temozolomide (Temodar) dan bevacizumab (Avastin), baru-baru ini telah mendapat persetujuan untuk pengobatan glioma ganas. Mereka lebih efektif, dan memiliki efek samping lebih sedikit jika dibandingkan dengan obat-obatan kemo versi lama. Temozolomide memiliki keunggulan lain , yaitu bisa secara oral. Untuk beberapa pasien dengan kasus kanker otak kambuhan, ahli bedah biasanya melakukan operasi pengangkatan tumor dan kemudian melakukan implantasi wafer yang mengandung obat kemoterapi. Selama beberapa minggu, wafer larut, melepaskan obat ke otak. Obat tersebut kemudian membunuh sel kankernya.
BIOLOGICAL TERAPIMerupakan cara baru untuk mengobati tumor otak dan masih dalam penelitian. Cara ini menggunakan prinsip meningkatkan system imun tubuh untuk melawan penyakit
REHABILITASI Merupakan bagian yang sangat penting pada bagian terapi Tergantung pada kebutuhan pasien dan bagaimana tumor mempengaruhi aktivitas kerja Occupational terapi, untuk mengatasi kesulitan dalam aktivitas untuk kehidupan sehari-hari seperti makan, mandi, berpakaian dan pergi ke toilet Physical terapi terutama pada lengan yang lemah atau paralyse dan pada gangguan keseimbangan Speech terapi terutama pada pasien dengan gangguan bicara.
PROGNOSISPrognosisnya tergantung jenis tumor spesifik. Berdasarkan data di Negara-negara maju, dengan diagnosis dini dan juga penanganan yang tepat melalui pembedahan dilanjutkan dengan radioterapi, angka ketahanan hidup 5 tahun (5 years survival) berkisar 50-60% dan angka ketahanan hidup 10 tahun (10 years survival) berkisar 30-40%. Beberapa hal yang merupakan prognosis buruk tumor otak metastase adalah usia lanjut, gejala-gejala muncul kurang dari 1 minggu, dan adanya penurunan kesadaran. 4,6
DAFTAR PUSTAKA
1. Sylvia A Price dan Lorraine M Wilson, Buku Patofisiologi edisi ke IV,1995, EGC, Jakarta.2. Youmans,Neurological Surgery,edisi IV,1996, by sounders company 3. Raymond D Adamx and Mourice Victor. Allan H Rapper, Principle of Neurologi,1997,by sounders company4. Bailey and loves, Short Practice of Surgery 21 st edition,1992, Chapman and Hall Medical5. Annegers JF, Laws ER Jr, Kurland LT, Grabow JD. Head trauma and subsequent brain tumors. Neurosurgery. 1979, 4: 203-206.6. Deangelis, Lisa M. 2001. Brain tumor. N Engl J Med, Vol. 344, No. 27. Greenberg, Harry S., Chandler, William F., Sandler, Howard M. 1999. Brain Tumors. Oxford University Press: New York8. Harsono. 2008. Buku Ajar Neurologi Klinis. Gajah Mada University Press; Yogyakarta. Hal 201-2079. Japardi, Iskandar. 2002. Gambaran CT-Scan pada Tumor Otak Benigna. USU digital library; Sumatera Utara.10. Japardi, Iskandar. 2002. Tekanan Tinggi Intrakranial. USU digital library; Sumatera Utara.11. Mardjono, mahar. 2006. Neurologi Klinis Dasar. Dian Rakyat; Jakarta. Hal 390-39612. Ngoerah, I Gst Ng Gd. 1991. Dasar-Dasar Ilmu Penyakit Saraf. Airlangga University Press; Surabaya. Hal 332-345. 13. Pillay, Prem. 2009. Brain Tumors. Available from: http://www.drprempillay.org/eng/services_brain_tumors.htm. (Accessed at: 2013, May 12)14. Sitepu, Firman., Nara, P. 1985. Metastasis Tumor di Otak. Cermin Dunia Kedokteran No. 36,1985 41 15. Kegawatdaruratan saraf dan bedah, PT Delta Citra Grafinda, 2002,FK uph lippo karawaci
19