15
1 A. Judul Penelitian Transformasi Limbah Jeroan Ikan menjadi Biodiesel: Sebuah Usulan untuk Mengatasi Krisis Bahan Bakar Diesel bagi Nelayan. B. Latar Belakang Masalah Bahan bakar berbahan dasar fosil merupakan sumber energi yang paling umum digunakan pada berbagai aspek bila dibandingkan dengan sumber energi lainnya. Namun, di dunia jumlah bahan bakar berbahan dasar fosil sangat terbatas, sedangkan keberadaannya tidak dapat diperbaharui. Akibat keterbatasan sumber energi yang berbahan dasar fosil membuat harganya pun cenderung meningkat, apalagi saat krisis bahan bakar minyak terjadi. Banyak negara, terutama Indonesia, mengalami masalah kekurangan bahan bakar minyak yang berbahan dasar fosil untuk negaranya sendiri. Khususnya Indonesia, telah mengimpor bahan bakar minyak (terutama bahan bakar diesel/solar) untuk kebutuhan negara dengan jumlah yang cukup besar (Destianna, dkk., 2007). Konsumsi bahan bakar berbahan dasar fosil, yang disebut dengan bahan bakar minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Secara keseluruhan, konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kilo liter, dengan rincian 16,2 juta kilo liter premium, 11,7 juta kilo liter minyak tanah, 26,9 juta kilo liter minyak solar, 1,2 juta kilo liter minyak diesel, dan 5,7 juta kilo liter minyak bakar. Perkiraan yang ekstrim menyebutkan, minyak bumi di Indonesia dengan tingkat konsumsi seperti saat ini akan habis dalam waktu 10-15 tahun lagi. Fakta ini semakin membuka peluang akan penggunaan energi terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sumber daya energi terbarukan adalah sumber-sumber energi yang outputnya akan konstan dalam rentang waktu jutaan tahun (Ruhyat, 2007). Motor tempel berbahan bakar solar menjadi pilihan para nelayan ketimbang menggunakan layar yang tergantung pada angin sehingga membuat lebih lambat melaju (Energi Hijau, 2011). Krisis minyak bumi sangat memberatkan dunia industri termasuk didalamnya industri kapal ikan yang diusahakan oleh masyarakat nelayan di negara kita. Tidak bisa dipungkiri bahwa komponen biaya bahan bakar mengambil porsi sekitar 40% dari total biaya operasional sebuah kapal. Bahan bakar yang dipergunakan oleh industri perkapalan tidak disubsidi oleh negara, tetapi untuk industri kapal ikan yang dijalankan oleh nelayan masih disubsidi oleh negara. Ini akan membuat beban APBN semakin berat (Hadi, 2009). Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi tranesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak jarak dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petrolium diesel (solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi komposisi biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda (www.indobiofuel.com). Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun minyak hewan, namun yang paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak nabati. Minyak nabati dan biodiesel termasuk ke dalam kelas besar senyawa- senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak. Akan tetapi, minyak nabati adalah trimester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigiserida,

PIMNAS FUAD 2011.pdf

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PIMNAS FUAD 2011.pdf

1

A. Judul Penelitian

Transformasi Limbah Jeroan Ikan menjadi Biodiesel: Sebuah Usulan untuk

Mengatasi Krisis Bahan Bakar Diesel bagi Nelayan.

B. Latar Belakang Masalah

Bahan bakar berbahan dasar fosil merupakan sumber energi yang paling umum

digunakan pada berbagai aspek bila dibandingkan dengan sumber energi lainnya.

Namun, di dunia jumlah bahan bakar berbahan dasar fosil sangat terbatas,

sedangkan keberadaannya tidak dapat diperbaharui. Akibat keterbatasan sumber

energi yang berbahan dasar fosil membuat harganya pun cenderung meningkat,

apalagi saat krisis bahan bakar minyak terjadi. Banyak negara, terutama

Indonesia, mengalami masalah kekurangan bahan bakar minyak yang berbahan

dasar fosil untuk negaranya sendiri. Khususnya Indonesia, telah mengimpor bahan

bakar minyak (terutama bahan bakar diesel/solar) untuk kebutuhan negara dengan

jumlah yang cukup besar (Destianna, dkk., 2007).

Konsumsi bahan bakar berbahan dasar fosil, yang disebut dengan bahan bakar

minyak (BBM) secara nasional mengalami peningkatan dari tahun ke tahun.

Secara keseluruhan, konsumsi BBM selama tahun 2004 mencapai 61,7 juta kilo

liter, dengan rincian 16,2 juta kilo liter premium, 11,7 juta kilo liter minyak tanah,

26,9 juta kilo liter minyak solar, 1,2 juta kilo liter minyak diesel, dan 5,7 juta kilo

liter minyak bakar. Perkiraan yang ekstrim menyebutkan, minyak bumi di

Indonesia dengan tingkat konsumsi seperti saat ini akan habis dalam waktu 10-15

tahun lagi. Fakta ini semakin membuka peluang akan penggunaan energi

terbarukan dan mengurangi penggunaan bahan bakar fosil. Sumber daya energi

terbarukan adalah sumber-sumber energi yang outputnya akan konstan dalam

rentang waktu jutaan tahun (Ruhyat, 2007). Motor tempel berbahan bakar solar

menjadi pilihan para nelayan ketimbang menggunakan layar yang tergantung pada

angin sehingga membuat lebih lambat melaju (Energi Hijau, 2011).

Krisis minyak bumi sangat memberatkan dunia industri termasuk didalamnya

industri kapal ikan yang diusahakan oleh masyarakat nelayan di negara kita. Tidak

bisa dipungkiri bahwa komponen biaya bahan bakar mengambil porsi sekitar 40%

dari total biaya operasional sebuah kapal. Bahan bakar yang dipergunakan oleh

industri perkapalan tidak disubsidi oleh negara, tetapi untuk industri kapal ikan

yang dijalankan oleh nelayan masih disubsidi oleh negara. Ini akan membuat

beban APBN semakin berat (Hadi, 2009). Biodiesel adalah senyawa mono alkil ester yang diproduksi melalui reaksi

tranesterifikasi antara trigliserida (minyak nabati, seperti minyak sawit, minyak

jarak dll) dengan metanol menjadi metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis

basa. Biodiesel mempunyai rantai karbon antara 12 sampai 20 serta mengandung

oksigen. Adanya oksigen pada biodiesel membedakannya dengan petrolium diesel

(solar) yang komponen utamanya hanya terdiri dari hidro karbon. Jadi komposisi

biodiesel dan petroleum diesel sangat berbeda (www.indobiofuel.com).

Biodiesel dapat dibuat dari minyak nabati maupun minyak hewan, namun yang

paling umum digunakan sebagai bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak

nabati. Minyak nabati dan biodiesel termasuk ke dalam kelas besar senyawa-

senyawa organik yang sama, yaitu kelas ester asam-asam lemak. Akan tetapi,

minyak nabati adalah trimester asam-asam lemak dengan gliserol, atau trigiserida,

Page 2: PIMNAS FUAD 2011.pdf

2

sedangkan biodiesel adalah monoester asam-asam lemak dengan methanol

(Destianna, dkk., 2007).

Jeroan merupakan salah satu jenis limbah yang berasal dari sisa-sisa pengolahan

perikanan. Jeroan merupakan sisa pengolahan berupa saluran pencernaan pada

beberapa jenis hewan pedaging, salah satunya ikan. Jeroan ikan disinyalir

memiliki kandungan lemak yang sangat tinggi, namun belum dikelola dengan

baik. Jamaran Kaban dan Daniel (2005) menemukan beberapa Poly Unsaturated

Fatty Acid yang terkandung pada limbah jeroan/kepala beberapa jenis ikan air

tawar berupa 9 jenis etil ester asam lemak.

Jumlah jeroan yang dihasilkan pada pengolahan perikanan meningkat seiring

dengan meningkatnya hasil produksi ikan sehingga memiliki potensi yang cukup

besar sebagai cadangan bahan baku biodiesel.

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik beberapa rumusan masalah, yaitu:

1. Bagaimanakah kelayakan limbah jeroan ikan sebagai bahan baku biodiesel?

2. Bagaimanakah perbandingan kelayakan biodiesel berbahan baku jeroan ikan

dengan solar sebagai bahan bakar mesin diesel?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengetahui kelayakan dari limbah jeroan ikan sebagai bahan baku biodiesel.

2. Mengetahui perbandingan kelayakan biodiesel berbahan baku jeroan ikan

dengan solar sebagai bahan bakar mesin diesel.

3. Menjadi dasar rekomendasi untuk penggunaan biodiesel dari limbah jeroan

ikan sebagai bahan bakar alternatif.

E. Luaran yang Diharapkan

Luaran yang diharapkan dari kegiatan penelitian ini berupa publikasi yang

berguna bagi perkembangan indusri biodiesel tanah air, bahkan dunia dengan

harga yang terjangkau bagi para nelayan. Di samping publikasi ilmiah, luaran dari

penelitian ini dapat berupa paten.

F. Kegunaan

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pertimbangan bagi usaha-usaha

produksi biodiesel untuk memanfaatkan limbah jeroan ikan sebagai bahan baku,

melihat pemanfaatan limbah ikan, terutama limbah jeroan ikan yang belum

terkelola dengan baik.

G. Tinjauan Pustaka

1. Pengenalan Biodiesel

Biodiesel merupakan kandidat yang paling dekat untuk menggantikan bahan

bakar fosil sebagai sumber energi transportasi utama dunia, karena biodiesel

Page 3: PIMNAS FUAD 2011.pdf

3

merupakan bahan bakar terbaharui yang dapat menggantikan diesel petrol

pada mesin dan dapat diangkut serta dijual dengan menggunakan infrastruktur

yang ada sekarang ini. Penggunaan biodiesel sebagai bahan bakar memiliki

banyak keuntungan (Yuniarto, 2009):

a. Merupakan bahan bakar terbarukan dan ramah lingkungan (mengurangi

emisi kendaraan).

b. Mampu melumasi mesin sekaligus sebagai bahan bakar sehingga bahan

bakar ini bisa meningkatkan umur kendaraan.

c. Aman untuk disimpan dan ditransportasikan karena bahan bakar ini

bersifat nontoxic dan biodegreable.

d. Bisa mengurangi ketergantungan Indonesia yang kini resmi bersatus net

oil importir terhadap bahan bakar impor.

Biodiesel dapat di produksi dari 100% biodisel (B100) atau campuran dengan

bahan bakar disel yang berasal dari minyak bumi. Biodiesel dapat bercampur

dengan solar dan berdaya lumas lebih baik. Selain itu mempunyai

kadar belerang hampir nihil. Jenis biodisel ditentukan oleh kandungan

biodisel dalam bahan bakar tersebut (www.datacon.co.id).

2. Spesifikasi Biodiesel

Spesifikasi biodiesel umumnya mengacu pada standar beberapa negara di

dunia, terutama Amerika serikat melalui American Society of Testing and

Materials (ASTM) dan Eropa melalui European Commitee for Standarization

(CEN). Spesifikasi ASTM di Amerika tertuang dalam ketentuan ASTM D

6751 mengenai spesifikasi kualitas biodiesel. Sementara di Eropa biodiesel

mengacu pada spesifikasi sesuai EN 14214. Standar ASTM menetapkan

bahwa biodiesel adalah bahan bakar yang terdiri dari mono alkyl ester dari

rantai panjang fatty acid, yang merupakan turunan dari minyak tumbuhan

atau lemak hewan (vegetable oil / animal fat). Sehingga bahan baku minyak

tumbuhan atau lemak hewan yang belum diproses tidak dapat diklasifikasikan

sebagai biofuel. Pemerintah Indonesia juga menetapkan standar nasional untuk

spesifikasi biodiesel, seperti yang tertuang dalam SNI 04-7182-2006

(www.datacon.co.id).

Agar biodiesel hasil produksi bisa digunakan dengan baik tanpa menimbulkan

gangguan, baik selama proses pembakarannya maupun terhadap mesin

kendaraannya maka diperlukan standar baku mutu. Standar ini berbeda antara

suatu negara dengan negara lain karena kondisi lingkungan yang juga berbeda.

Di Indonesia standar baku mutu biodiesel diatur dalam SNI (standar Nasional

Indonesia). Data standar kualitas Biodiesel menurut FBI, SNI, dan ASTM

ditampilkan pada tabel 2, dan tabel 3.

Tabel 1. Standar Tentatif Biodiesel Ester Metil Indonesia, FBI-S01-03.

Parameter dan satuannya Batas nilai Metode Uji Metode setara

Massa jenis pada 40 oC, mg/ml 0,850 –0,890 ASTM D 1298 ISO 3675

Viskos. kinem. pd 40 oC,

mm2/s (cSt) 2,3 –6,0 ASTM D 445 ISO 3104

Angkasetana min. 48 ASTM D 613 ISO 5165

Page 4: PIMNAS FUAD 2011.pdf

4

Titik kilat (mangkok tertutup), oC

min. 100 ASTM D 93 ISO 2710

Titik awan/mendung, oC maks. 18 ASTM D 2500 ?

Korosistrip tembaga (3 jam, 50 oC)

maks. no. 3 ASTM D 130 ?

Residukarbon (%-b),

-dalam contoh asli

-dalam10 % ampas distilasi

maks. 0,05

(maks. 0,3)

ASTM D 4530 ISO 10370

Air dan sedimen, %-vol. maks. 0,05 ASTM D 2709 ?

Temperatur distilasi 90 %, oC maks. 360 ASTM D 1160 ?

Abu tersulfatkan, %-b maks. 0,02 ASTM D 874 ISO 3987

Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 80 ASTM D 5453 ?

Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 FBI-A05-03 AOCS Ca 12-55

Angkaasam, mg-KOH/g maks. 0,8 FBI-A01-03 ASTM D 974

Gliserol bebas, %-b maks. 0,02 FBI-A02-03 AOCS Ca 14-56

Gliserol total, %-b maks. 0,25 FBI-A02-03 AOCS Ca 14-56

Kadar ester alkil, %-b min. 96,5 FBI-A03-03 -

Angka iodium, %-b (g-I2/100 g)

maks. 115 FBI-A04-03 prEN14111

Uji Halphen Negatif FBI-A06-03 AOCS Cb1-25

Sumber: Pengembangan Biodiesel dan Teknologi Produksinya, TirtoPrakoso dkk. dalam

Presentasi Hasil-Hasil Tahun 1 dan Proposal Tahun 2 Hotel Millenium (Sirih), Jakarta, 6

–7 Desember 2004

Parameter dan

Satuannya

Spesifikasi

SNI-04-7182-2006 ASTM 6751-02

Massa jenis pada 40 oC,

kg/m3

850 – 890 -

Viskositas kinematik pada 40 oC, mm2/s (cSt)

2,3 – 6,0 1,9-6,0

Angka setana min. 51 min. 47

Titik nyala (mangkok

tertutup), oC

min. 100 min. 130

Titik kabut, oC maks. 18 -

Korosi bilah tembaga ( 3 jam, 50

oC)

maks. no. 3 maks. no. 3

Page 5: PIMNAS FUAD 2011.pdf

5

Residu karbon, %-berat,

- dalam contoh asli

- dalam 10 % ampas distilasi

maks. 0,05

(maks 0,03)

maks. 0,05

Air dan sedimen, %-vol. maks. 0,05 maks. 0,05

Temperatur distilasi 90 %, oC maks. 360 maks. 360

Abu tersulfatkan, %-berat maks. 0,02 maks. 0,02

Belerang, ppm-b (mg/kg) maks. 100 maks. 500

Fosfor, ppm-b (mg/kg) maks. 10 maks. 10

Angka asam, mg-KOH/g maks. 0,8 maks. 0,8

Gliserol bebas, %-berat maks. 0,02 maks. 0,02

Gliserol total, %-berat maks. 0,24 maks. 0,24

Kadar ester alkil, %-berat min. 96,5 -

Angka iodium, g-I2/(100 g) maks. 115 -

Uji Halphen Negatif -

Tabel 2 Standar Mutu Biodiesel Menurut ASTM 6751-02 dan SNI (Soerawidjaja, 2006)

Pada umumnya, mahalnya harga bahan baku berimbas pada mahalnya bahan

bakar bio. Hal ini disebabkan Edible oils sebagai bahan baku mempengaruhi 60%-

70% harga biodiesel (Fukuda, Hideki, Akihiko Kondo, dan Hideo Noda. 2001).

Sumber minyak nabati dari biodiesel yang sedang disosialisasikan di Indonesia

saat ini adalah minyak kelapa sawit (CPO) dan minyak jarak pagar. Akan tetapi

kedua bahan itu memiliki keterbatasan, seperti pada minyak kelapa sawit (CPO),

kebutuhan CPO sebagai bahan pangan (minyak goreng) masih relatif tinggi dan

masih memiliki nilai jual yang tinggi sehingga kurang ekonomis untuk dikonversi

sebagai biodiesel. Pada bahan jarak pagar, kurangnya lahan penanaman jarak

pagar menyebabkan pembuatan minyak jarak pagar kurang kontinyu. Oleh karena

itu, diperlukan usaha untuk mencari bahan baku alternatif sehingga dihasilkan

biodiesel yang terjangkau dan mudah diaplikasikan ke masyarakat (Dharsono,

2010).

Untuk mengetahui kelayakan suatu biodiesel dilakukan beberapa uji serta

identifikasi. Identifikasi dan interpretasi hasil sintesis dengan GC-MS yakni

biodiesel hasil sintesis dianalisis dengan GC-MS untuk memastikan hasil yang

diperoleh benar merupakan metil ester (biodiesel). Sedangkan uji untuk

menentukan sifat fisika dan kimia biodiesel hasil sintesis, antara lain (Suirta, 2009):

· Densitas, diukur dengan menimbang volume tertentu biodisel dalam gelas

piknometer.

· Viskositas, diukur dengan metoda Oswald yaitu dengan mengukur laju mengalir

biodiesel kemudian dibandingkan dengan laju mengalir dari senyawa pembanding

yang telah diketahui densitasnya.

· Angka Asam, diukur dengan mentitrasi biodiesel dalam etanol dengan larutan

KOH yang telah dibakukan dengan asam oksalat, dengan indicator phenolphtalein

(pp).

Page 6: PIMNAS FUAD 2011.pdf

6

· Angka Penyabunan, Sejumlah berat tertentu biodiesel direaksikan dengan

jumlah tertentu KOH alkoholis berlebih dalam erlenmeyer tertutup kemudian

dididihkan sampai semua biodiesel tersabunkan, ditandai dengan larutan bebas

dari butir-butir minyak. Kelebihan KOH dititrasi dengan HCl untuk mencari

jumlah KOH yang bereaksi dengan biodiesel.

· Bilangan Iod, sejumlah berat tertentu biodiesel direaksikan dengan I2 dan KI,

kemudian ditutup rapat dan didiamkan selama 30 menit sambil sesekali digoyang.

Campuran kemudian dititrasi dengan natrium tiosulfat yang telah dibakukan

dengan kalium bikromat, dengan indikator amilum, sampai warna biru hilang.

Dengan cara yang sama dilakukan titrasi blangko (tanpa biodiesel) dengan

natrium tiosulfat. Selisih tiosulfat yang digunakan blanko dan sampel

mencerminkan jumlah iodine yang bereaksi dengan biodiesel.

3. Limbah Hasil Perikanan

Hasil-hasil perikanan yang telah diolah menyisakan limbah yang sebenarnya

masih dapat dimanfaatkan. Limbah tersebut dapat berupa limbah cair berupa

darah ikan maupun limbah padat berupa tulang, sisik, sirip, maupun jeroan.

Limbah padat merupakan penyumbang terbesar terhadap keseluruhan limbah

industry perikanan.dalam kasus-kasus dimana kepala, sirip, ekor, jeroan, dan

potongan-potongan lainnya dibuang selama penyiangan, maka dapat dihasilkan

limbah sebanyak 35% (Stansby, 1963) atau dari 1 ton ikan yang disiangi terdapat

sekitar 350 kilogram limbah padat.

Jamaran Kaban dan Daniel (2005) menemukan beberapa Poly Unsaturated Fatty

Acid yang terkandung pada limbah jeroan/kepala beberapa jenis ikan air tawar

berupa 9 jenis etil ester asam lemak. Data hasil penelitiannya seperti yang

tercantum pada tabel 3.

No. Etil Ester Asam Lemak

Persentase (%) etil ester dari masing-masing jenis

minyak kepala/jeroan

Lele Dumbo Mas Gurami Gabus

1. Etil Miristat (C16H32O2) 2.21 1.3 2.3 2.15

2. Etil Pentadekanoat

(C17H34O2) - - 0.23 -

3. Etil Palmitoleat

(C18H34O2) 3.25 6.49 4.81 3.35

4. Etil Palmiat (C18H36O2) 40.26 25.30 34.88 35.30

5. Etil Heptadekanoat (C16H32O2)

- - 0.29 -

6. Etil Linoleat (C19H36O2) 8.68 10.03 10.26 12.14

7. Etil Oleat (C20H36O2) 36.21 49.28 36.44 36.09

8. Etil Stearat (C20H40O2) 8.84 5.99 9.32 10.25

9. Etil GAdoleat (C22H44O2) - 21.28 1.08 0.72

Tabel 3. Kandungan etil ester asam lemak dari minyak jeroan/kepala dari beberapa jenis ikan air

tawar (Kaban, 2005).

Page 7: PIMNAS FUAD 2011.pdf

7

Dari data di atas terlihat beberapa jenis asam lemak yang berpotensi besar bisa

ditransformasikan menjadi biodiesel.

H. Metode Penelitian

1. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan diadakan selama 5 (empat) bulan, yang akan dilaksanakan

di Laboratorium Jurusan Perikanan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan

UNHAS dan Laboratorium Kimia Organik Jurusan Kimia Fakultas MIPA

UNHAS.

2. Materi Penelitian

a. Bahan-bahan

Bahan yang akan digunakan pada penelitian ini: Jeroan ikan yang diambil dari

pabrik pengalengan ikan di KIMA dan pelelangan ikan, Metanol PA, Etanol

96%, NaOH, Indikator PP, H2SO4, Aquadest, dan n-heksan.

b. Alat-alat

Alat yang akan digunakan pada penelitian ini: Labu leher tiga, Buret, Corong

pemisah, Erlenmeyer, Gelas ukur, Pipet tetes, Motor Pengaduk, Beaker glass,

Pemanas, Statif dan klem, Termometer, Water bath, dan Labu takar.

3. Teknik Penelitian

Teknik yang digunakan pada penelitian ini terbagi atas diga tahap, yaitu teknik

ekstraksi minyak mentah, esterfikasi in situ, dan analisis kandungan.

Sedangkan untuk analisis kandungan hasil biodiesel dilakukan dalam skala

laboratorium, yakni melakukan semua variasi parameter-parameter reaksi

transesterifikasi yang telah ditentukan. Teknik ini diperkenalkan oleh Wulandari

Dharsono dan Y. Saptiana Oktari pada skripsi dengan judul “Proses pembuatan

biodiesel dari dedak dan metanol dengan esterifikasi in situ” pada tahun 2010.

Untuk mengetahui kelayakan biodiesel menggunakan analisis perbadingan

dengan bahan bakar solar yang sudah umum digunakan secara konvensional.

I. Cara Kerja dan Rancangan Percobaannya

Cara Kerja Ekstraksi

1. Masukkan dedak ke dalam labu leher tiga, tambahkan n-heksan,

dipanaskan sampai suhu 60-65° C, lakukan selama ± 6 Jam.

2. Saring hasil ekstraksi (pemisahan n-hexane dari hasil ekstraksi).

3. Distilasi hasil ekstraksi dan analisa minyak dedak yang didapat.

4. Analisa bilangan asam dan asam lemak bebas sesuai prosedur SNI 01-

3555-1998 yaitu dengan cara sbb:

a. Ambil 3 ml sampel ke dalam erlenmeyer 250 ml.

b. Tambahkan 9 ml etanol 96% netral.

c. Panaskan sampai 45 0C - Tambahkan 2-3 tetes indikator pp dan titrasi

dengan larutan standart NaOH 0,1 N hingga warna merah muda tetap

selama 15 detik.

Page 8: PIMNAS FUAD 2011.pdf

8

d. Lakukan penetapan duplo.

e. Hitung Bilangan Asam dan Asam Lemak Bebas.

Cara Kerja Esterfikasi In Situ

1. Memasukkan dedak, metanol, dan katalis H2SO4 ke dalam labu leher tiga,

kemudian diaduk dan dipanaskan sampai suhu reaksi yang ditentukan.

2. Pertahankan suhu reaksi.

3. Sampel diambil tiap selang waktu 15 menit selama waktu reaksi untuk analisa

kadar FFA.

4. Setelah waktu operasi tertentu, reaksi dihentikan, saring campuran, ambil

filtratnya

5. Campuran metanol dan metil ester kemudian dipisahkan dengan distilasi.

6. Distilat kemudian dilarutkan dalam hexane dengan perbandingan volume 1:3

7. Larutan yang terpisah menjadi dua fase didekantasi untuk diambil lapisan

atasnya.

8. Campuran hexane dan metil ester didistilasi

9. Analisa dengan beberapa uji.

Rancangan Percobaan

Limbah Jeroan Ikan

Asam Lemak Bebas = 𝑀𝑙 𝐴𝑙𝑘𝑎𝑙𝑖 𝑁𝑎𝑂𝐻 𝑥 𝑁 𝑥 28.2

𝑀𝑎𝑠𝑠𝑎 𝑠𝑎𝑚𝑝𝑒𝑙

Analisa

Page 9: PIMNAS FUAD 2011.pdf

9

Page 10: PIMNAS FUAD 2011.pdf

10

K. Rancangan Biaya

1. Bahan Habis Pakai

No. Nama Jumlah Harga Satuan Harga

1. Methanol PA 1 kg Rp 100.000,00 Rp 100.000,00

2. Etanol 96%, 2 liter Rp 35.000,00 Rp 70.000,00

3. NaOH 3x250ml Rp 22.000,00 Rp 66.000,00

4. Indikator PP 1x25 gr Rp 800.000,00 Rp 800.000,00

5. H2SO4 1kg Rp 37.500,00 Rp 37.500,00

6. Aquadest 10 liter Rp 1.500,00 Rp 15.000,00

7. n-heksan 1 liter Rp 1.700.000,00 Rp 1.700.000,00

8. Sampel Jeroan Ikan 2,5 kg Rp 100.000,00 Rp 250.000,00

Total Rp 3. 058.500,00

Tabel 4. Biaya Bahan Habis Pakai

2. Peralatan Penunjang Penelitian

No. Nama Status Jumlah Harga

1. Labu leher tiga Sewa 3 Rp 150,000,00

2. Buret Sewa 2 Rp 100,000,00

3. Corong pemisah Sewa 2 Rp 100,000,00

4. Erlenmeyer Sewa 5 Rp 75,000,00

5. Gelas ukur Beli 5 Rp 500,000,00

6. Pipet tetes Beli 8 Rp 160,000,00

7. Motor Pengaduk Sewa 1 Rp 50,000,00

8. Beaker glass Sewa 1 Rp 50,000,00

9. Pemanas Sewa 1 Rp 50,000,00

10. Statif dan Klem Sewa 1 pasang Rp 50,000,00

11. Termometer Beli 3 Rp 100,000,00

12. Water bath Beli 3 Rp 180,000,00

13. Labu takar Sewa 4 Rp 100,000,00

14. Kertas Label Beli 1 paket Rp 30,000,00

15. Kertas Saring Beli 10 Rp 50,000,00

16. Sarung Tangan Beli 9 Rp 45,000,00

Total Rp 1.715.000,00

Tabel 5. Biaya Peralatan PEnunjang Penelitian

3. Biaya Pengujian

No. Jenis Pengujian Frekuensi Harga Satuan Harga

1. Identifikasi dengan GC-MS 4 Rp 100.000,00 Rp 400.000.00

2. Densitas 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00

Page 11: PIMNAS FUAD 2011.pdf

11

3. Viskositas 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00

4. Angka Asam 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00

5. Angka Penyabunan 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00

6. Bilangan Iod 4 Rp 40.000,00 Rp 160.000.00

Total Rp 1.000.000,00

Tabel 6. Biaya Pengujian

4. Pelaporan dan Dokumentasi

No. Kegiatan Harga

1. Laporan Rp 200.000,00

2. Dokumentasi Rp 100.000,00

Total Rp 300.000,00

Tabel 7. Biaya Pelaporan dan Dokumentasi

5. Lain-Lain

No. Nama/Kegiatan Jumlah Harga

1. Pengambilan Sampel 4 Kali Rp 80.000,00

2. Penggandaan dan ATK 6 Eks. Rp 72.000,00

3. Peminjaman Laboratorium - Rp 700.000,00

Total Rp 852.000,00

Tabel 8. Biaya Lain-Lain

6. Total Biaya

No. Jenis Biaya Harga

1. Bahan Habis Pakai Rp 3. 058.500,00

2. Peralatan Penunjang Penelitian Rp 1.715.000,00

3. Pengujian Rp 1.000.000,00

4. Pelaporan dan Dokumentasi Rp 300.000,00

5. Lain-Lain Rp 852.000,00

Total Rp9.725.500,00

Tabel 9. Total Biaya

L. Daftar Pustaka

Anonymous. 2006. Pengertian Biodiesel. www.indobiofuel.com (diakses pada

tanggal 8 Oktober 2011).

Destianna, Mescha, dkk.. 2007. Intensifikasi Proses Produksi Biodiesel.

Bandung: Institut Teknologi Bandung.

Dharsono, Wulandari, Y. Saptiana Oktari. 2010. Proses Pembuatan Biodiesel

dari Dedak dan Metanol dengan Esterifikasi In Situ. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Page 12: PIMNAS FUAD 2011.pdf

12

Energi Hijau. 2011. Mahasiswa ITS Kembangkan Kapal Nelayan Berbahan

Bakar Energi Surya dan Energi Angin. www.rumahenergi.com (Diakses

pada tanggal 10 Oktober 2011).

Fukuda, Hideki, Akihiko Kondo, dan Hideo Noda. 2001. “Review-Biodiesel Fuel

Production by Transesterification of Oils.” Journal of Bioscience and

Bioengineering 92(5):405-16.

Hadi, Eko Sasmito. 2009. Komparasi Hull Performance pada Konsep Design

Kapal Ikan Multi Fungsi dengan Lambung Katamaran. Semarang:

Universitas Diponegoro.

Indonesian Commercial Newsletter. 2008. Perkembangan Industri Biofuel di Indonesia .

www.datacon.co.id (diakses pada tanggal 11 Oktober 2011).

Kaban, Jamaran, Daniel. 2005. Sintesis n-6 Etil Ester Asam Lemak dari Beberapa

Minyak Ikan Air Tawar. Medan: Universitas Sumatera Utara.

Prakoso, Tirto, dkk.. 2004. Pengembangan Biodiesel dan Teknologi Produksinya

dalam Presentasi Hasil-Hasil Tahun 1 dan Proposal Tahun 2. Hotel Millenium

(Sirih), Jakarta.

Ruhyat, Nanang, Alfa Firdaus. 20. Analisis Pemilihan Bahan Baku Biodiesel di

DKI Jakarta: Universitas Mercu Buana.

Suirta, I W.. 2009. Preparasi Biodiesel dari Minyak Jelantah Kelapa Sawit. Bukit

Jimbaran: Universitas Udayana.

Soerawidjaja, Tatang H. 2006. Fondasi-Fondasi Ilmiah dan Keteknikan dari

Teknologi Pembuatan Biodiesel (Handout Seminar Nasional “Biodiesel

Sebagai Energi Alternatif Masa Depan”). Yogyakarta: Universitas Gajah

Mada.

Stansby, M.E.. 1963. Industrial fishery Technology. New York: Reinhold

Publishing Co.

Yuniarto, Wakid, dkk.. 2008. Penggunaan Katalis Heterogen Berbasis Zinc Oxide

(Zno) untuk Produksi Biodiesel. Bandung: Institut Teknologi Bandung.

M. LAMPIRAN

1. BIODATA KETUA

Nama Lengkap : Achmad Fuad Fathurrahman

NIM : L 221 10 270

Tempat, Tanggal Lahir : Ujung Pandang, 18 Juli 1991

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Pria

Jumlah Bersaudara : 8 (Delapan)

Alamat Lengkap : BTN Minasa Upa Blok K 3 Nomor

15, Makassar

Nama Orangtua

Ayah : Dr. Ir. Muh. Irwan Yusuf, M.Si.

(alm.)

Ibu : Siti fatimah, S.T., M.Si.

Page 13: PIMNAS FUAD 2011.pdf

13

Pekerjaan Orangtua

Ayah : -

Ibu : PNS

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar/Sederajat : SDN Pulogebang 16 Petang, Jakarta

Timur

Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : SMPN 1 Kendari

Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 1 Watampone, Kab. Bone

Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Program Studi Budidaya Perairan

Makassar, Oktober 2011

Yang Bersangkutan,

Achmad Fuad Fathurrahman

NIM L221 10 270

2. BIODATA ANGGOTA

Nama Lengkap : Sri Wahyuni Firman

NIM : L 221 10 273

Tempat, Tanggal Lahir : Sinjai, 6 Mei 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Jumlah Bersaudara : 5 (lima)

Alamat Lengkap : BTN berua Indah Blok A 3 nomor 9

Makassar

Nama Orangtua

Ayah : Firman

Ibu : Nurlaeli Fattah

Pekerjaan Orangtua

Ayah : PNS

Ibu : PNS

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar/Sederajat : SDN 19 Tamarupa, Kab. Pangkep

Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : SMPN 3 Sinjai

Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 5 Makassar

Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Program Studi Budidaya Perairan

Makassar, Oktober 2011

Yang Bersangkutan,

Sri Wahyuni Firman

NIM L221 10 273

Page 14: PIMNAS FUAD 2011.pdf

14

3. BIODATA ANGGOTA

Nama Lengkap : Andi Masriah

NIM : L 221 10 902

Tempat, Tanggal Lahir : Manyampa, 11 oktober 1992

Agama : Islam

Jenis Kelamin : Wanita

Jumlah Bersaudara : 3 (tiga)

Alamat Lengkap : Ramsis unit III Blok G 208

Nama Orangtua

Ayah : Andi Gaffar (alm.)

Ibu : Andi Hawa

Pekerjaan Orangtua

Ayah : -

Ibu :Wiraswasta

Riwayat Pendidikan

Sekolah Dasar/Sederajat : SDN No. 345 Samakore, Bonto

Tiro, Bulukumba

Sekolah Menengah Pertama/Sederajat : MTsN Bontotanga, Kab. Bulukumba

Sekolah Menengah Atas/Sederajat : SMAN 1 Herlang, Bulukumba.

Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin, Fakultas

Ilmu Kelautan dan Perikanan,

Program Studi Budidaya Perairan

Makassar, Oktober 2011

Yang Bersangkutan,

Andi Masriah

NIM L221 10 902

4. BIODATA PEMBIMBING

Nama : Dr. Ir. Khusnul Yaqin, M.Sc.

NIP : 19680726 199403 1 002

Tempat dan Tanggal Lahir : Gresik, 26 Juli 1968

Jenis Kemalamin : Laki-laki

Status Perkawinan : Kawin

Agama : Islam

Golongan/Pangkat : IIId/Penata Tingkat I

Jabatan Akademik : Lektor

Perguruan Tinggi : Universitas Hasanuddin

Alamat : Jl. Perintis Kemerdekaan KM 10,

Tamalanrea, Makassar

Telp/Faks : 0411-585188/0411-588828

Alamat Rumah : Kompleks Tamalanrea Mas Bumi

Tamalanrea Permai Blok M 1 Nomor 7,

Makassar.

Page 15: PIMNAS FUAD 2011.pdf

15

Telp/Faks : 0856 9154 6955

Alamat email : [email protected]

Riwayat Pendidikan Perguruan Tinggi

Tahun

Lulus

Program (diploma,

sarjana, magister,

spesialis, dan

Doktor)

Perguruan

Tinggi

Jurusan/Bidang Studi

1992 S1 Universitas

Hasanuddin

Perikanan/ Manajemen

Sumberdaya Hayati

Perairan

2003 S2 University of

Aarhus,

Denmark

Ekologi Laut/

Ekotoksikologi Laut

2008 S3 Institut Pertanian

Bogor-TU

Berlin, Jerman

Pengelolaan Sumberdaya

Alam dan

Lingkungan/Ekotoksikologi

Laut

Makassar, 15 Oktober 2011

Yang Bersangkutan

Dr. Ir. Khusnul Yaqin, M.Sc

NIP 19680726 199403 1 002