42
PENGANTAR ILMU FARMASI PROFESI FARMASI

PIF 2.pptx

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PIF 2.pptx

PENGANTAR ILMU FARMASI

PROFESI FARMASI

Page 2: PIF 2.pptx

Defenisi Profesi

• Menurut Kelly (2002) profesi adalah kelompok disiplin individu yang mematuhi standar etika dan mampu menegakkan diri dan diterima oleh masyarakat sebagai seorang yang memiliki ketrampilan dan pengetahuan khusus dalam tubuh pembelajaran secara luas yang diakui berasal dari penelitian, pendidikan, dan pelatihan pada jenjang pendidikan tinggi, dan siap untuk menerapkan pengetahuan dan keterampilan ini untuk kepentingan orang lain

Page 3: PIF 2.pptx

• Menurut Wiradharma (2001) profesi adalah bidang pekerjaan yang dilandasi pendidikan keahlian (ketrampilan, kejujuran, dsb) tertentu, jadi profesi bukanlah pekerjaan atau mata pencaharian biasa, tetapi pekerjaan yang berdasarkan keahlian. Dalam praktek sehari-hari pengamalan profesi itu akan memelihara harkat, martabat dan kehormatan profesi, serta yang terpenting adalah memberi manfaat yang sebesar-besarnya bagi kehidupan masyarakat luas.

Page 4: PIF 2.pptx

Profesi memiliki ciri-ciri

1. Memiliki tubuh pengetahuan yang berbatas jelas.

2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian” pada jenjang pendidikan tinggi .

3. Memberi pelayanan pada masyarakat, praktek dalam bidang keprofesian.4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat otonom.

Page 5: PIF 2.pptx

5. Memberlakukan kode etik keprofesian.6. Memiliki motivasi altruistik dalam memberikan pelayanan.7. Proses pembelajaran seumur hidup.8. Mendapat jasa profesi.

Page 6: PIF 2.pptx

Profesi Farmasi

• International Pharmaceutical Federation mengidentifikasikan profesi farmasis adalah kemauan individu farmasi untuk melakukan praktek kefarmasian sesuai syarat legal minimum yang berlaku serta memenuhi standar profesi dan etik kefarmasian

Page 7: PIF 2.pptx

Lanjut....

• Menurut Menkes RI (2004) apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus pendidikan profesi dan telah mengucapkan sumpah berdasarkan peraturan perundangan yang berlaku dan berhak melakukan pekerjaan kefarmasian di indonesia sebagai apoteker

Page 8: PIF 2.pptx

Ciri-Ciri Profesi Apoteker1. Memiliki tubuh pengetahuan kefarmasian yang berbatas jelas 2. Pendidikan khusus berbasis “keahlian” pada jenjang pendidikan

tinggi farmasi 3. Memberi pelayanan kepada masyarakat, praktek dalam bidang

profesi Apoteker4. Memiliki perhimpunan dalam bidang keprofesian yang bersifat

otonom yakni IAI5. Memberlakukan kode etik Apoteker6. Memiliki motivasi altruistik dalam memberikan pelayanan

kefarmasian7. Proses pembelajaran seumur hidup8. Mendapat jasa profesi

Page 9: PIF 2.pptx

Kode Etik Apoteker

ETIK berasal dari kata EthosYang berarti watak kesusilaan

adalah kumpulan ketentuan tentang watak dan perilaku yang baik dari anggota suatu profesi, yang harus ditaati oleh anggota profesi itu berdasarkan kesepakatan anggota profesi itu sendiri

KODE ETIK PROFESI:

Page 10: PIF 2.pptx

Lanjut...

KODE ETIK APOTEKER :adalah kode etik yang harus ditaati oleh anggota IAI berdasarkan kesepakatan yang diputuskan dalam Kongres IAI

Page 11: PIF 2.pptx

HUBUNGAN DOKTER - APOTEKER - PASIEN

MENENTUKAN JENIS DAN DOSIS OBAT

PASIEN

DOKTER APOTEKER

MEMERIKSA DAN

MENDIAGNOSE PENYAKIT

MENYERAHKAN MENJELASKAN

DAN MEMONITOR

OBAT

Page 12: PIF 2.pptx

SUMPAH APOTEKER

IKATAN MORAL

TUHAN YANG MAHA ESA

KODE ETIK APOTEKER

KEWAJIBAN UMUM

KEWAJIBAN TERHADAP TEMAN SEJAWAT

KEWAJIBAN TERHADAP PENDERITA

KEWAJIBAN TERHADAP PETUGAS KESEHATAN

Page 13: PIF 2.pptx

KODE ETIK APOTEKER INDONESIAMUKADIMAH

• Bahwasanya seorang Apoteker di dalam menjalankan tugas kewajibannya serta dalam mengamalkan keahliannya harus senantiasa mengharapkan bimbingan dan keridhaan Tuhan Yang Maha Esa

• Apoteker di dalam pengabdiannya serta di dalam mengamalkan keahliannya selalu berpegang teguh kepada sumpah/janji Apoteker

• Menyadari akan hal tersebut Apoteker di dalam pengabdian profesinya berpedoman pada satu ikatan moral yaitu :

KODE ETIK APOTEKER INDONESIA

Page 14: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1.Sebagai mahasiswa Farmasi harus menyadari bahwa keberhasilannya hanya karena bimbingan, petunjuk dan ijin dari Tuhan YME;

2.Sumpah dan Kode Etik Apoteker harus menjadi landasan mahasiswa Farmasi dalam menuntut ilmu kefarmasian;

3.Kode Etik Apoteker sebagai kumpulan nilai atau prinsip harus dicoba untuk digunakan sebagai petunjuk serta standar perilaku oleh mahasiswa Farmasi dalam bertindak dan mengambil keputusan.

Page 15: PIF 2.pptx

BAB I

KEWAJIBAN UMUMPasal 1

Seorang Apoteker harus menjunjung tinggi, menghayati dan mengamalkan Sumpah/Janji Apoteker.

Pasal 2 Seorang Apoteker harus berusaha dengan sungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia.

Pasal 3Seorang Apoteker harus senantiasa menjalankan profesinya sesuai kompetensi Apoteker Indonesia serta selalu mengutamakan dan berpegang teguh pada prinsip kemanusiaan dalam melaksanakan kewajibannya.

Page 16: PIF 2.pptx

1.Setiap mahasiswa Farmasi dalam menuntut ilmu harus didasari oleh sebuah niat luhur untuk kepentingan makhluk hidup;

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk tidak melakukan hal-hal yang tercela, sehingga merugikan orang lain;

3.Setiap mahasiswa Farmasi harus menyadari bahwa kompetensi yang nantinya harus dia miliki hanya bisa didapat melalui proses pembelajaran yang sungguh-sungguh;

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

Page 17: PIF 2.pptx

Pasal 4

Seorang Apoteker harus selalu aktif mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Pasal 7

Seorang Apoteker harus menjadi sumber informasi sesuai dengan profesinya.

Pasal 8

Seorang Apoteker harus aktif mengikuti perkembangan peraturan perundang-undangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

Page 18: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1.Setiap mahasiswa Farmasi harus selalu aktif mencari informasi agar dapat mengikuti perkembangan di bidang kesehatan pada umumnya dan di bidang farmasi pada khususnya.

2. Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar bagaimana menyampaikan informasi kepada orang lain secara efektif dan efisien;

3.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk selalu memberikan informasi kepada orang lain tentang hal-hal yang sudah diyakini kebenarannya;

Page 19: PIF 2.pptx

Pasal 5

Di dalam menjalankan tugasnya seorang Apoteker harus menjauhkan diri dari usaha mencari keuntungan diri semata yang bertentangan dengan martabat dan tradisi luhur jabatan kefarmasian.

Pasal 6

Seorang Apoteker harus berbudi luhur dan menjadi contoh yang baik bagi orang lain.

Page 20: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:

1.Berusaha untuk tidak mencari keuntungan pribadi dengan merugikan atau mengorbankan teman lainnya atau orang lain;

2.Belajar bagaimana menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya;

3.Agar menjadi contoh yang baik bagi lingkungannya setiap mahasiswa Farmasi harus belajar selalu jujur, disiplin, penuh integritas dan melakukan perbuatan yang tidak tercela;

Page 21: PIF 2.pptx

BAB II KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP PENDERITA

Pasal 9

Seorang Apoteker dalam melakukan praktik kefarmasian harus mengutamakan kepentingan masyarakat, menghormati hak azasi pasien dan melindungi makhluk hidup insani.

Page 22: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:1.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk

mengutamakan kepentingan penderita, masyarakat atau teman lainnya;

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk ikut menjaga kesehatan masyarakat, khususnya bayi, anak-anak dan orang lain yang dalam kondisi lemah;

3.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk memberikan pelayanan yang baik kepada masyarakat, terutama dilingkungannya.

4.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk mendiskusikan setiap permasalahan sebelum mengambil keputusan;

Page 23: PIF 2.pptx

BAB III KEWAJIBAN APOTEKER TERHADAP TEMAN SEJAWAT

Pasal 10Seorang Apoteker harus memperlakukan teman Sejawatnya sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan.

Pasal 11 Sesama Apoteker harus selalu saling mengingatkan dan saling menasehati untuk mematuhi ketentuan-ketentuan Kode Etik.

Pasal 12Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk meningkatkan kerjasama yang baik sesama Apoteker di dalam memelihara keluhuran martabat jabatan kefarmasian, serta mempertebal rasa saling mempercayai di dalam menunaikan tugasnya.

Page 24: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:1.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk

menghargai temannya dan berusaha memperlakukan sesama teman sebagaimana ia sendiri ingin diperlakukan;

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk menjaga komunikasi sesama teman;

3.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk mengingatkan secara santun kepada temannya yang berbuat kurang baik tanpa harus mempermalukan temannya tersebut;

4.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk saling mempercayai sesama teman;

Page 25: PIF 2.pptx

BAB IV KEWAJIBAN APOTEKER

TERHADAP TEMAN SEJAWAT PETUGAS KESEHATAN LAINNYA

Pasal 13Seorang Apoteker harus mempergunakan setiap kesempatan untuk membangun dan meningkatkan hubungan profesi, saling mempercayai, menghargai dan menghormati sejawat petugas kesehatan lain.

Pasal 14Seorang Apoteker hendaknya menjauhkan diri dari tindakan atau perbuatan yang dapat mengakibatkan berkurangnya atau hilangnya kepercayaan masyarakat kepada sejawat petugas kesehatan lain.

Page 26: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:1.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar

untuk membuat jejaring dengan mahasiswa Farmasi dari universitas lain dan dengan mahasiswa pada bidang ilmu atau profesi yang berbeda;

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk mengingatkan secara santun kepada temannya dari bidang ilmu atau profesi lain, yang berbuat kurang baik, tanpa harus mempermalukan temannya tersebut;

Page 27: PIF 2.pptx

BAB V

PENUTUP Pasal 15

Seorang Apoteker bersungguh-sungguh menghayati dan mengamalkan Kode Etik Apoteker Indonesia dalam menjalankan tugas kefarmasiannya sehari-hari. Jika seorang Apoteker baik dengan sengaja maupun tak sengaja melanggar atau tidak mematuhi Kode Etik Apoteker Indonesia, maka dia wajib mengakui dan menerima sanksi dari pemerintah, ikatan/organisasi profesi farmasi yang menanganinya (IAI) dan mempertanggungjawabkannya kepada Tuhan Yang Maha Esa.

Page 28: PIF 2.pptx

BELAJAR MENGAMALKAN KODE ETIK:1.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar

untuk menerima dengan lapang dada, setiap teguran atau sanksi dari kelompoknya maupun fakultas atau universitas, apabila ia melakukan kesalahan atau perbuatan yang kurang baik;

2.Setiap mahasiswa Farmasi harus belajar untuk memperbaiki setiap kesalahan atau perbuatannya yang kurang baik;

Page 29: PIF 2.pptx

Sejarah Ikatan Apoteker Indonesia

• Pada tahun 1955, beberapa apoteker di Jakarta mulai merasakan perlunyasuatu organisasi apoteker yang dapat memperhatikan dan memperjuangkan kepentingan-kepentingan farmasi pada umumnya dan kepentingan-kepentingan apoteker pada khususnya.

Page 30: PIF 2.pptx

• Sehubungan dengan keinginan di atas, pada 20 april 1955 dibentuklah suatu panitia persiapan untuk mempersiapkan dan melaksanakan pembentukan perhimpunan apoteker nasional.

• Tugas dari panitia tersebut ialah menyiapkan Rancangan Anggaran Dasar, nama organisasi dan lambangnya, Rancangan Anggaran Rumah Tangga, dan menyiapkan urgensi program untuk diajukan pada muktamar I.

Page 31: PIF 2.pptx

Muktamar I• Para Apoteker Indonesia berhasil melaksanakan Muktamar I

pada tanggal 17-18 Juni 1955, Hasil dari kongres I itu ialah :• Pengesahan nama organisasi “ Ikatan Apoteker Indonesia”

yang disingkat IKA.• Pengesahan lambang IKA• Pengesahan Anggaran IKA• Menetapkan Urgensi Program : Penyusunan Daftar

Kebutuhan Obat, mengatur distribusi obat dan mempersiapkan industri farmasi

• Pemilihan Anggota

Page 32: PIF 2.pptx

Muktamar II

• Muktamar ke II IKAberlangsung di Jakarta tahun 1956, Pada muktamr tersebut dilakukan pengesahan Anggran Rumah Tangga yang tidak sempat disahkan dalam Muktamar I

Page 33: PIF 2.pptx

Muktamar III

• Muktamar ke III IKA dilangsungkan pada 31 agustus – 2 september 1957.

• Pada Muktamar tersebut dilakukan pengesahan Laporan Tahunan 1956-1957, pengesahan Laporan Keuangan, pembentukan Panitia Verifikasi, menetapkan Muktamar ke IV di Jawa Tengan pada tahun 1958

Page 34: PIF 2.pptx

Muktamar IV

• Muktamar ke IV IKA diselenggarakan di Salatiga Jawa Tangah Tahun 1958. Tidak ada dokumen tnentang hasil keputusannya.

Page 35: PIF 2.pptx

Muktamar V

• Muktamar V IKA dan Lustrum I IKA dilangsungkan di Cipayung pada 19 sampai dengan 22 agustus 1960. Pada acara tersebut di tetapkan program kerja di bidang Organisasi, Pendidikan, Produksi dan Distribusi Obat, Undang –Undang Farmasi, Farmakope Indonesia dan Penyebaran tenaga apoteker

Page 36: PIF 2.pptx

Muktamar VI

• Muktamar ke IV dilangsungkan di Murnayati – Lawang( Jawa Timur ) pada 31 agustus – 4 september 1961, dan mengesahkan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga yang baru dan menetapkan tempat berlangsungnya Muktamar ke VII / Perayaan Windon ke I pada tahun 1963 di Jawa Barat.

Page 37: PIF 2.pptx

Muktamar VII• Muktamar ke VII ini mempunyai arti khusus karena karena tidak lagi

menggunakan sebutan Muktamar IKAmalainkan Kongre Nasional Sarjana Farmasi. Pada Kongres ini diputuskan beberpa hal penting yaitu :

Mengubah nama, bentuk dan sifat organisasi para apoteker dari Ikatan Apoter Indonesia (IKA) menjadi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia (ISFI)

Keanggotan ISFI terdiri atas Sarjana farmasi, Apoteker dan Sarjana Farmasi Non Apoteker

Membentuk Koprs Sarjana Farmasi menurut bidangnya masing-masing : Korp Sarjana Farmasi Produksi , Korp Sarjana Farmasi Distribusi, Korp Sarjana Farmasi Rumah Sakit, Korp Sarjana Farmasi ABRI ( TNI, red), dll.

Page 38: PIF 2.pptx

Kongres Nasional ke VIII• Kongres Nasional ke VIII di Jakarta ini mempunyai arti penting

karena dilaksanakan ketika permulaan era kepemimpinan orde baru. Banyak keputusan dan Rekomendasi yang dihasilkan antara lain adalah dipilihnya Drs. Soekaryo terpilih sebagai ketua Umum.

• Semenjak itu pula lewat beberapa kongres berkali-kali Drs. Soekaryo terpilih sebagai ketua umum BPP ISFI, jabatan ini di pegangnya terus sampai kini. ( di kutip oleh Ahmad Subagio dari buku Profil Sarjana Farmasi Indonesia 1981 ).

• Pada Kongrea XVIII Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia di Jakarta pada tanggal 07-09 Desember 2009 , nama Organisasi Ikatan Sarjana Farmasi Indonesia ( ISFI ) berubah menjadi Ikatan Apoteker Indonesia ( IAI ).

Page 39: PIF 2.pptx

Visi dan Misi Ikatan Apoteker Indonesia

Visi• Menjadi Organisasi Profesi Apoteker yang

percaya diri, mandiri, terpercaya dan profesional serta dapat mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam melaksanakan pekerjaan kefarmasian bagi seluruh lapisan masyarakat Kalimantan Barat khususnya, masyarakat Indonesia pada umumnya.

Page 40: PIF 2.pptx

Misi• Menyiapkan Apoteker yang berbudi luhur , profesional, memiliki

kesejawatan yang tinggi, dan inovatif , serta berorientasi ke masa depan

• Membina, menjaga dan meningkatkan profesionalisme Apoteker sehingga mampu menjalankan praktek kefarmsian secara bertanggung jawab

• Memperjuangkan dan melindungi kepentingan anggota dalam menjalankan praktek profesinya

• Mengembangkan kerja sama dengan dengan organisasi profesi lainnya baik nasional maupun internasional.

Page 41: PIF 2.pptx

Fungsi Ikatan Apoteker Indonesia

• Untuk mencapai visi dan misi tersebut, maka Ikatan Apoteker Indonesia mempunyai tugas sebagai berikut :

Meningkatkan inovasi anggota dalam upaya pelayanan kefarmasian, upaya penggalian, penelitian, dan pengujian pengembangan dan produksi obat-obatan dan obat tradisional

Meningkatkan kemampuan dan mutu pelayanan anggota dalam bidang kefarmasian kepada masyarakat luas

Mengadakan dan membina hubungan dan kerjasama dengan organisasi nasioanal dan internasioanl yang berkaitan dengan kefarmasian , kedokteran dan organisasi internasional yang serupa

Mengadakan serta menyelenggarakan program kegiatan melalui pertemuan/seminar ilmiah yang bersifat lokal, nasioanal, dan internasional

Memantapkan peran anggotan dalam usaha :1. Melindungi masyarakat terhadap pencemaran profesi, bahaya narkotika dan penyalahgunaan obat2. Pengawasan kesehatan lingkungan, pemanfaatan dan pengamanan obat, makanan, minuman, kosmetika dan obat tradisional

Memberikan advokasi kepada anggota berkaitan dengan masalah yurisprudensi Mengadakan berbagai kegiatan lain dipandang perlu untuk mencapai visi dan misi organisasi.

Page 42: PIF 2.pptx

TERIMAKASIH