Physic Oceanography

Embed Size (px)

DESCRIPTION

tugas

Citation preview

1

I. PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangIndonesia merupakan salah satu negara kepulauan terbesar di dunia. Sebagaian besar wilayah Indonesia yaitu sekitar 75 % merupakan lautan dengan garis pantai sepanjang 81.000 km. Hal ini merupakan fakta bahwa Indonesia memiliki sumber daya alam di wilayah pesisir dan laut yang melimpah. Dengan kegiatan pemanfaatan sumber daya laut serta kegiatn pembangunan baik industry maupun pemukiman di pesisir, terjadi dampak negative terhadap kualitas lingkungan laut dan pantai. Hal ini tentu akan merusak ekosistem lingkungan laut.Pantai merupakan garis temu antara daratan dan lautan yang dipengaruhi oleh air pasang tertinggi dan surut terendah, yang memiliki sifat dinamis selalu mengalami perubahan-perubahan dlam waktu relative cepat. Perubahan tersebut disebabkan oleh energy dari laut ( gelombang, arus, pasang surut dan kombinasi antara energy dari laut dengan kekuatan aliran sungai ), serta perubahan yang diakibatkan oleh aktivitas manusia di lingkungan pantai. Gelombang salah satu fenomena alam yang dapat meruah karakteristik pantai. Gelombang laut sangat berkaitan denga proses pantai, bias menyebbakan terjadinya sedimentasi, akresi dan abrasi. Gelombang merambat dari perairan dalam ke perairan dangkal, dimana dalam perambtan itu gelombang akan mengalami perubahan baik tinggi gelombang, kecepatan panjang dan arah gelombang ( Pickard, 1983).Salinitas, suhu merupakan parameter dari sifat-sifat oseanografi fisika perairan yang menentukan kelayakan suatu lingkungan perairan. Sifat-sifat ini dipengaruhi oleh pergerakan masa air yang terjadi secara terus menerus karena adanya factor alam atau adanya aktivitas manusia. Aktivitas manusia secara secara lansung menyebabkan terjadinya perubahan salinitas, suhu. Sehingga akan terjadi perubahan terhadap lokasi perairan dimana aktivitas dilakukan.

1.2 Tujuan dan ManfaatTujuan daripada praktikum Oseanografi Fisika untuk mengetahui dan menggambrakan keadaan kondisi lingkungan perairan di Muara Sungai Mesjid yang ditinjau dari parameter fisika.Manfaat yang diharapkan dari hasil praktikum ini adalah menjadi informasi berupa data dasar bagi pihak yang membutuhkan untuk pengembangan pengelolaan wilayah pesisir.

II. TINJAUAN PUSTAKA2.1. Salinitas Pickard ( 1983 ), menyatkan bahwa salinitas pertama kali dikemukakan oleh Force, Knudsen, dan Sorensen pada tahun 1902, salinitas didefenisiakn sebagai berat dalam gram dari semua zat padat terlarut dlam satu kilogram air laut. Jika semua Bromin dan Iodium digantikan dengan Khlor dalam jumlah yang setara, semua karbonat diubah menjadi oksidanya dan semua zat organic diooksidasi. Nilai salinitas dinyatakan dalam gr/kg yang sering ditulis ppt.Salinitas mempunyai peranan penting dalam kehidupan organisme misalnya distribusi biota akuatik yang sangat erat hubungannya dengan salinitas. Karena salinitas ditentukan oleh pencampuran massa air, mka distribusi salinitas merupakan suatu parameter penting dalam mempelajari gerak massa air ( Sidjabat, 1973 ).Hutabarat dan Evans ( 1985 ), menyatakan bahwa salinitas perairan estuaria biasanya lebih rendah daripaad salinitas perairan sekelilingnya ( laut ). Daerah estuaria merupakan peralihan antara air sungai dan air laut sehingga mengakibatkan daerah ini mempunyai salinitas yang lebih rendah daripada laut terbuka.

2.2. GelombangMenurut Pond and Pickard ( 1983 ), gelombang adlah suatu fenomena naik turunnya permukaan laut dan energy gelombangnya bergerak dari suatu wilayah pembentukan gelombang ke arah pantai. Gelombang/ombak yang terjadi di lautan dapat diklasifikasikan menjadi beberapa macam tergantung kepada gaya pembangkitnya. Pembangkit gelombang laut dapat disebabkan oleh: angin (gelombang angin), gaya tarik menarik bumi-bulan-matahari (gelombang pasang-surut), gempa (vulkanik atau tektonik) di dasar laut (gelombang tsunami), ataupun gelombang yang disebabkan oleh gerakan kapal ( Supangat, 2000 ).Menurut Davis ( 1987 ), pergerakan gelombang merupakan fase atau energy gelombang, sedangkan materi atau partikel air sendiri dapat dikatakan tidak berpindah dari tempatnya. Bila sebuah dilepaskan diatas permukaan air yang bergelombang maka akan terlihat bahwa pelampung tersebut hanya bergerak naik turun pada daerah yang sangat terbatas . Gerakan pelampung embuat pola melingkar pada bidang vertical dengan arah perambatan gelombang.

2.3. Arus DensitasArus merupakan gerakan massa air yang dapat di sebabkan oleh tiupan angin atau karena perbedaan densitas air laut atau dapat juga di sebabkan oleh gerakan gelombang anatara lain oleh pasang surut (Nontji, 1992).Menurut Hadikusumah (1988) Menyatakan system sehingga menuju arus atau pola sirkulasi merupakan salah satu aspek dinamika air yang sangat penting karena berpengaruh terhadap lingkungan disekitarnya. Misalnya terdapat sebaran biologi, kimia, polusi dan sedimenSetiana (1992), menyatakan bahwa arus pantai merupakan arus yang di timbulkan oleh gelombang yang datang menuju pantai dan oleh pasang surut. Pola arus pantai ditentukan oleh besarnya sudut yang di bentuk antara gelombang yang datang dengan garis pantai. Ukuran perairan sempit dan semi tertutup seperti teluk, selat pasang surut berperan sebagai penggerak utama sirkulasi air.

2.4. Pasang SurutPasang surut adalah fluktuasi muka air laut sebagai fungsi waktu karena adanya gaya tarik benda-benda di langit, terutama matahari dan bulan terhadap massa air laut dibumi. Meskipun massa di bulan jauh lebih dekat, maka pengaruh gaya tarik bulan terhadap bumi lebih besar dari pada pengaruh gaya tarik matahari ( Bambang, 2006 ).Pengetahuan pasang surut sangat penting di dalam perencanaan pelabuhan. Elevasi muka air tertinggi (pasang) dan terendah (surut) sangat penting untuk merencanakan baengunan-bangunan pelabuhan. Sebagai contoh, elevasi puncak bangunan pemecah gelombang, dermaga, dsb. Ditentukan oleh elevasi muka air pasang, sementara kedalaman alur pelayaran/pelabuhan ditentukan oleh muka air surut. Tinggi pasang surut adalah jarak vertikal antara air tertinggi (puncak air pasang) dan air terendah (lembah air surut) yang berurutan. Periode pasang surut adalah waktu yang diperlukan dari posisi muka air pada muka air rerata ke posisi yang sama berikutnya. Periode pasang surut bisa 12 jam 25 menit atau 24 jam 50 menit, yang tergantung pada tipe pasang surut. Periode pada muka air naik disebut pasang, sedang pada saat sir turun disebut surut ( Radianta, 2010 ).Variasi muka air menimbulkan arus yang disebut dengan arus pasang surut, yang mengangkut massa air dalam jumlah sangat besar. Arus pasang terjadi pada waktu periode pasang dan arus surut terjadi pada periode air surut. Titik balik (slack) adalah saat dimana arus berbalik antara arus pasang dan arus surut. Titik balik ini bisa terjadi pada saat muka air tertinggi dan muka air terendah. Pada saat tersebut kecepatan arus adalah nol ( Bambang, 2006).

2.5 SuhuMenurut Hutabarat dan Evans ( 1986 ), suhu di laut merupakan slah saut factor yang amat penting bagi kehidupan biota di alut, karena suhu mempengaruhi baik aktivitas metabolism maupun perkembangbiakan biota tersebut.Suhu air laut bervariasi baik secara mendatar maupun secara menegak. Massa air lapisan permukaan di daerah tropis hangat sepanjang tahun dengan suhu berkisar 26 C 30 C, di bawah lapisan yang hangat , suhu mulai menurun sesuai dengan meningkatkan kedalaman dna mengalami penurunan yang relative cepat pada kedalaman 50 300 m.

III. METODOLOGI PRAKTIKUM3.1. Waktu dan TempatPraktikum lapangan Oseanografi Fisika ini dilaksanakan pada hari Sabtu dan Minggu tanggal 26-27 November 2011 yang bertempat di Muara Sungai Mesjid dan Laboratorium Oseanografi Fisika Marine Station Dumai. 3.2. Bahan dan AlatBahan yang digunakan untuk arus densitas ialah garam halus dan zat pewarna hijau dan kuning yang kontras. Adapun peralatan yang digunakan untuk arus densitas adalah bak kaca yang panjangnya 1 m, lebar 25 cm, dan tinggi 20 cm; penyekat; neraca lengan untuk menimbang garam; stopwatch untuk menghitung kecepatan arus densitas. Untuk Gelombang adalah tangki gelombang, pelampung untuk pembangkit gelombang secara manual, meteran dan stopwatch. Untuk tinggi pasang surut alatnya papan berskala yang lebarnya 10 cm, panjang 3 m, skala 0,5 dm; thermometer dan hand-refractometer untuk mengukur suhu dan salinitas. Untuk data Oseanografi Fisika di gunakan GPS Map Sounder (penentuan posisi dan kedalaman perairan), horiba water-checker (pengukuran suhu, salinitas, dan kekeruhan), (current drogue, kompas dan stopwatch) untuk kecepatan dan arah arus, galah berskala (pengukuran tinggi gelombang),(tali pemberat, meteran, dan busur) untuk kedalaman secara manual.

3.3 Metode PraktikumMetode yang dilakukan adalah metode survey atau pengamatan yang dilakukan langsung ke lapangan, yakni : Pasang surut diukur dengan menggunakan kayu meteran yang di celupkan kedalam perairan. Pasang surut di ukur ketika terjadi pasang di lautPengukuran suhu digunakan thermometer yang dicelupkan kedalam perairan yang kondisi awal thermometer pada posisi 0 C. nilai suhu diperoleh setelah thermometer direndam didalam air selama 1 sampai 5 menit. Pengukuran juga dilakukan pada tiga titik yang berbeda.Kecerahan merupakan gambaran kedalaman air yang tembus cahaya dan visible untuk matapada umumnya. Pengukuran kecerahan digunakan alat yakni Seichi disk yang dicelupkan kedalam perairan dan dilihat dari jarak tampak dan jarak hilang seichi disk didalam air. Titik hilang adalah panjang ketika warna hitam dan putih tidak kelihatan ketika sechidisch diturunkan dan titik tampak adalah ketika warna hitam dan putih terlihat ketika seichidisk diangkat perlahan dari batas jarak hilang. Pengukuran dilakukan sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda.Mengukur salinitas dengan menggunakan refraktometer. Sampel air laut diteteskan pada kaca refraktometer diarahkan kesumber cahaya untuk mempermudah kita melihat hasilnya. Sebelum dilakukan pengukuran refraktometer terlebih dahulu dikalibrasi dengan menggunakan aquadest yang diteteskan pada kaca refraktometer. Salinitas dilakukan pengukuran sebanyak tiga kali pada titik yang berbeda. Pada setiap titik juga dikalibrasi dengan aquadest agar mendapatkan hasil yang optimal. Hasil yang di dapat antara lain : di titik 1 salinitasnya (35ppt), titik 2 (35ppt),dan di titik 3 (35ppt).

3.4 Prosedur Praktikum3.4.1. Lokasi Pengambilan SampelLokasi pengambilan sampel adalah di sekitar perairan laut Dumai untuk mendapatkan gambaran peraiaran laut Dumai, maka daerah penelitian di bagi tiga tempat yaitu di laboratorium, dermaga (rumah kapal) dan kapal (laut) yang dibagi atas 3 stasiun yang dianggap dapat mewakili perairan tersebut.3.4.2. Pengambilan dan Penanganan SampelSampel pada tiap tempat dan stasiun diambil dengan menggunakan untuk Gelombang adalah tangki gelombang, pelampung untuk pembangkit gelombang secara manual, meteran dan stopwatch. Untuk arus densitas alatnya bak kaca yang panjangnya 2 m, lebar 20cm, dan tinggi 30 cm; penyekat; neraca lengan untuk menimbang garam; stopwatch untuk menghitung kecepatan arus densitas. Untuk tinggi pasang surut alatnya papan berskala yang lebarnya 10 cm, panjang 3m, skala 0,5 dm; thermometer dan hand-refractometer untuk mengukur suhu dan salinitas. Untuk data Oseanografi Fisika di gunakan GPS Map Sounder (penentuan posisi dan kedalaman perairan), horiba water-checker (pengukuran suhu, salinitas, dan kekeruhan), (current drogue, kompas dan stopwatch) untuk kecepatan dan arah arus, galah berskala (pengukuran tinggi gelombang), secchi disc (pengukuran kecerahan), (tali pemberat, meteran, dan busur) untuk kedalaman secara manual. Kemudian untuk mengambil sedimen di masukkan ke dalam kantong plastik yang berukuran 2 kg yang di pisahkan menurut lapisan sedimennya dan di beri label. Selanjutnya diteliti di laboratorium. 3.4.3. Pengindentifikasian SampelUntuk praktikum pasang surut dan pengukuran data oseanogrfi fisika langsung diamati tanpa dibawa ke laboratorium. Untuk sampel sedimen dipisahkan menurut lapisannya dan diteliti di laboratorium, sedangkan gelombang dan arus densitas juga diteliti atau diamati di laboratorium langsung.3.5 Analisa DataKondisi lingkungan perairan dapat diketahui dari komposisi yang terdapat di lingkungan perairan tersebut. Hal ini dapat di lihat dari keadaan gelombang, arus densitas, pasang surut dan data oseanografi fisika.3.5.1 GelombangUntuk mempelajari gelombang maka yang dipelajari adalah bentuk gelombang ideal yang sinusoidal. Dengan demikian akan lebih mudah dan lebih jelas mempelajari karakteristik gelombang dan dapat diamati lebih dekat.3.5.1.1. Menghitung Tinggi GelombangMeteran diambil kemudian diukur tinggi gelombang pada dinding tangki dengan memperhatikan puncak gelombang dan lembah gelombnag. Misalnya angka puncak gelombang menunjukkan angka X dan lembah gelombang menunjukkan angka Y maka tinggi gelombang Z adalah ;Z = X - Y 3.5.1.2. Menghitung Panjang GelombangTentukan suatu jarak pada permukaan air di dinding tangki dengan menggunakan meteran, misalakn jarak tersebut X m. Kemudian perhatikan berapa jumlah gelombang yang ada pada jarak X m tersebut, misalkan Y gelombang. Maka di peroleh panjang gelombang (L) adalah jarak di bagi dengan jumlah gelombang yaitu L = X/ Y.3.5.1.3. Menghitung Kecepatan GelombangTentukan suatu jarak pada permukaan air di dinding tangki dengan menggunakan meteran, misalkan jarak tersebut ialah X m. Kemudian siapakn stopwatch. Selanjutnya perhatikan satu puncak gelombang. Pada saat puncak gelombang menyentuh titik awal jarak yang telah ditentukan, stopwatch dihidupkan. Pada saat puncak gelombang tadi menyentuh titik akhir jarak yang ditentukan, stopwatch dimatikan. Catat waktu yang diperlukan oleh puncak gelombang merambat dari titik awal sampai akhir, misalkan Y detik. Maka kecepatan gelombang adalah jarak dibagi dengan waktu atau C = L / t.3.5.1.4. Menghitug Frekuensi GelombangTentukan suatu titik pada daerah yang dilalui oleh puncak atau lembah gelombang di dinding tangki. Persiapakan stopwatch. Tetapakan waktu di mana gelombang melewati titik tersebut, misalkan X detik. Hitung jumlah gelombang yang melewati titik tersebut dalam X detik, misalkan jumlahnya Y gelombang. Maka frekuensi gelombang adalah jumlah gelombang dibagi dengan waktu yang ditentukan atau f = X / Y.3.5.1.5. Menghitung Periode GelombangTentukan suatu titik pada daerah yang dilalui oleh puncak atau lembah gelombang di dinding tangki. Persiapkan stopwatch. Perhatikan puncak atau lembah gelombang yang melewati titik yang telah ditetapkan. Pada saat puncak atau lembah gelombang pertama berhimpitan dengan titik yang di tetapkan, stopwatch dihidupkan kemudian pada saat puncak atau lembah gelombang kedua berhimpitan dengan titik yang telah ditentukan, stopwatch langsung dimatikan. Waktu yang dibutuhkan dari puncak atau lembah gelombang pertama ke puncak atau lembah gelombang kedua disebut dengan periode gelombang.3.5.2. Arus Densitas1. Bak kaca di isi dengan air tawar (salinitas 0 permil) hingga mencapai kedalaman 20 cm.2. Sekat kemudian dipasang sehingga air dalam bak terbagi 2 sama banyak.3. Air pada bak sisi sebelah kanan di buat salinitas buatan 5 permil dengan cara : Menghitung volume air pada bak sebelah kanan yaitu 100 cm x 30 cm x 20 cm = 60.000 cm3 = 60 liter. Untuk mendapatkan saliniats 5 permil maka di perlukan garam sebanyak 5 gram x 60 = 300 gram = 3 ons. Sebelum garam di masukkan maka air di ambil/di buang sebanyak 300 gram. Setelah garam di masukkan kemudian di aduk pelan-pelan hingga garam semua larut.4. Pada bak yang salinitasnya 0 permil dimasukkan pewarna biru dan pada salinitas 5 permil di masukkan pewarna kuning yng sama jumlahnya dengan warna biru. Kemudian diaduk pelan-pelan hingga warnanya merata.5. Persiapkan stopwatch dan pegang sekat untuk dibuka.6. Buka cepat sekat dengan hati-hati dan bersamaan dengan itu stopwatch dihidupkan dan perhatikan ujung arus (air) salinitas 5 permil warna kuning.7. Pada saat ujung air warna kuning menyentuh dinding bak, seketika langsung stopwatch dimatikan.8. Waktu yang diperlukan oleh air salinitas tinggi untuk bergerak dari bagian tengah bak ke sisi ujung bak (jarak 100 cm) dicatat.9. Hitung kecepatan arus dengan menggunakan formula jarak dibagi waktu : L/t (cm/det).10. Masukkan data yang diperoleh ke dalam tabel.

3.5.3. Pasang Surut1. Papan berskala dipasang pada tiang dermaga dan diusahakan titik nol berada pada titik surut terendah. a. Cara mengamati tinggi pasang surut adalah dengan memperhatikan garis permukaan air pada papan berskala.b. Tinggi pasang surut adalah angka yang ditunjukkan oleh garis permukaan air pada waktu pengukuran.2. Dilakukan pengukuran tinggi pasang surut 1 jam selama 24 jam.3. Semua data tinggi pasang surut yang diperoleh dicatat pada tabel.

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN4.1. Keadaan Umum PerairanMuara Sungai Mesjid termasuk dalam wilayah Propinsi Riau, yang terletak di Di Kota Dumai ,yang secara administrasi termasuk Kec Dumai Barat. Perairan Muara Sungai Mesjid sebelah utara berbatasan dengan Selat Rupat, sebelah selatan berbatasan dengan Kampus Marine Station Purnama, sebelah barat berbatasan dengan Hutan Mangrove Purnama dan sebelah timur berbatasan dengan Hutan Mangrove Kampus Marine Station.Dasar perairan Muara Sungai Mesjid adalah berlumpur. Perairan ini dominan ditumbuhi hutan mangrove,semak belukar. Jenis-jenis Mangrove yang ada seperti Bakau ( Rhizophora sp ), Nipah ( Nypah sp ) cenderung terdapat di wilayah perairan ini.Perairan ini dimanfaatkan sebagai alur lewat pompong untuk mengangkut hasil-hasil perkebunan, perikanan dan barang-barang lain.

4.2 SalinitasHasil pengukuran salinitas di daerah penelitian pada bulan November 2011 berkisar 10 ppm 35 ppm. Nilai salinitas maximum diperoleh pada pukul 18.30 dan nilai minimum diperoleh pada pukul 23.00 WIB.Pada saat pasang salinitas cenderung tinggi hal ini disebabkan oleh pengaruh air laut lebih besar sedangkan pada saat surut nilai salinitas lebih rendah disebabkan terjadinya pengenceran yaitu pengaruh aliran sungai ( Effendie, 2003 ).Selisih salinitas yang maximum dan minimum pada perairan Muara Sungai Mesjid menggambarkan salinitas yang cenderung bersifat fluktuatif.

Gambar 1. Grafik Nilai Salinitas Muara Sungai Mesjid4.3 SuhuHasil pengukuran suhu di daerah penelitian pada bulan November 2011 berkisar 28 C 31 C. Nilai suhu maximum diperoleh pada pukul 19.00 dan 23.00 WIB dan nilai minimum diperoleh pada pukul 06.30 ; 14.00 ; 15.00 WIB. Kondisi suhu ini masih termasuk dalam batas normal untuk kehidupan biota laut.Kondisi suhu pada perairan Muara Sungai Mesjid sangat homogen yang artinya nilai suhu hampir merata pada setiap waktu. Pickard ( 1976 ) menyatakan bahwa distribusi suhu dipenagruhi oleh lintang dan sejumlah factor local seperti sumber air ( sungai ), morfologi ( basin ), angin dan juga pasang surut.

Gambar 2. Grafik Nilai Suhu 4.4. Pasang Surut Dari gambar grafik di bawah, dapat diketahui bahwa tipe pasang surut Muara Sungai Mesjid adalah Semi Diurnal Tide yang berarti terjadi dua kali pasang dan dua kali surut.Gambar 3. Nilai Pasang Surut4.5 GelombangKarakteristik gelombang yang dapat diukur dan diamati dan dihiutng selama pengukuran berlangsung adalah tinggi gelombang, perioda, panjang gelombang, tinggi gelombang dan kecepatan gelombang. Tabel 1. Karateristik Gelombang

PercobaanTinggi Gelom-bang (H) cmPanjang Gelom-bang (L) mKecepatan Gelom-bang (c) cm/detFrekuensi Gelom-bang (f) HzPeriode Gelom-bang (T) detikKeterangan

156073.8 cm/s1.230.813

25.56579.95 cm/s1.230.813

35.56579.95 cm/s1.230.813

467592.25 cm/s1.230.813

55.56579.95 cm/s1.230.813

667592.25 cm/s1.230.813

75.56579.95 cm/s1.230.813

85.57086.1 cm/s1.230.813

95.56579.95 cm/s1.230.813

105.56579.95 cm/s1.230.813

4.6 Arus DensitasTabel 2. Arus DensitasNoPercobaanSalinitas 1 PermilSalinitas 2 PermilWaktu (detik)Kecepatan Arus (cm/det)

12H51513,441,86

V. KESIMPULAN DAN SARAN5.1. Kesimpulan .Dari pengamatan salinitas, suhu, pasang surut, arus densitas disimpulkan sebagai berikut :1. Daerah tersebut yang mempunyai nilai salinitas yang sangat berfluktuasi. 2. Tipe pasang surut Muara Sungai Mesjid adalah tipe Campuran Condong Harian Ganda (Mixed Tide predominantly Semi-diurnal Tide). 3. Suhu pada Muara Sungai Mesjid tidak berfluktuasi cenderung normal.

5.1. SaranDari hasil pengamatan ini perlu adanya pengamatan lanjut dan intensif dengan perioda musim yang berbeda mengenai suhu, salinitas, gelombang, pasang surut, arus densitas di Muara Sungai Mesjid.

DAFTAR PUSTAKA

Bambang T. 1996. Pelabuhan. Beta Offset. YogyakartaEffendi, H., 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanius. Yogyakarta. 258 HalDavis, R.A. 1987. Oceanography : An Introduction to The Marine Environment Wm C. Brown Publishes. USAHadikusumah, P. 1988. Kondisi Arus Pasang Surut Diperairan Ujung Watu Jeparadalam Proseding seminar EkologiLaut dan Pesisir I. Puslitbang LIPI dan Ikatan Sarjana Oseanologi Indonesia (ISOI).Hutabarat, S. dan S.H Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. UI press. JakartaNontji, A.1993. Laut Nusantara. Penerbit Djambatan. Jakarta.Nybakken, James W. 1997. Marine Biology: an ecological approach. Addison-Wesley Educational Publishers Inc. : USAPond, S. and G.L. Pickard. 1983. Intoduction Dynamical Oceanography. Pergamon Press. Tokyo.Radianta. 2010. Teknik Pantai. http://elisa.ugm.ac.id/ teknik pantaiSetiana. A. 1992. Oseanografi Kimia Perairan Pesisir. Makalah Pada Kursus Pelatihan Pengelolaan Sumberdaya Wilayah Pesisir Secara Terpadu dan Holistik (angkatan pertama). PPLH. IPB Bogor. 30 hal. (tidak diterbitkan)Sidjabat, C,1976, Hidrologi dan Pengelolaan Aliran sungai, Gadjah Mada, UniversityPress. Yogyakarta, 618, Hal Supangat, Agus. (2000) Pengantar Oseanografi, ITB : Bandung

LAMPIRAN

Lampiran 1. Peta Lokasi PenelitianLampiran 2. Tabel Data Pasang Surut, Suhu dan SalinitasNo.WaktuTinggi Pasut (dm)Suhu ()Salinitas ()Keterangan

106.001462923

206.301402825

307.001362925

407.301312925

508.001292925

608.301252925

709.001062925

809.30872925

910.00682925

1010.30442925

1111.002828*

1211.301030*

1312.00730*

1412.30330*

1513.001.630*

1613.306,528*

1714.00828*

1814.3012,529*

1915.002028*

2015.303428*

2116.004728*

2216.30109293

2317.001602910

2417.3022529.515

2518.003402921

2618.303203035

2719.002003120

2819.302103027

2920.001842922

3020.301752029

3121.001452920

3221.301203020

3322.00973015

3422.30553110

3523.0015316

3623.3012.52817

3700.0011.52824

3800.3082821

3901.0062821

4001.3052823

4102.0072921

4202.30122921

4303.00262822

4403.30422821

4504.00582822

4604.30712822

4705.00952823

4805.301242823

4906.001472923

Lampiran 3. Alat-Alat yang Digunakan dalam Praktikum

Lampiran 4. Dokumentasi Lokasi Penelitian

Pengukuran Gelombang