103
GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG PERIODE Juli – Agustus 2012 Disusun oleh : Vellyana Lie Bobby Nagandi Ellysia Budiman DOKTER INTERNSHIP PUSKESMAS PERUMNAS 1

PHBS FINAL.doc

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PHBS FINAL.doc

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP

DAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN

SEHAT

DI TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA

MISKIN DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN

CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE Juli – Agustus 2012

Disusun oleh :

Vellyana Lie

Bobby Nagandi

Ellysia Budiman

DOKTER INTERNSHIP

PUSKESMAS PERUMNAS

PERIODE MEI- AGUSTUS 2012

1

Page 2: PHBS FINAL.doc

LEMBAR PERSETUJUAN

JUDUL:

GAMBARAN PENGETAHUAN, SIKAP

DANPERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI

TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN

DESA AIR MELES BAWAH KECAMATAN CURUP

TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE Juli – Agustus 2012

Penyusun:

Vellyana Lie

Bobbby Nagandi

Ellysia Budiman

Curup, Agustus 2012

Mengetahui,

Pembimbing Puskesmas Perumnas

( dr. Yuli Astikasari )

NIP. 140.367.822

2

Page 3: PHBS FINAL.doc

KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa

karena atas berkat dan pimpinan-Nya pada akhirnya penulis dapat menyelesaikan

penelitian dan penulisan laporan penelitian ini.

Penelitian dan laporan penelitian ini dibuat untuk memenuhi salah satu tugas

dalam menjalani Internship sebagai syarat menyelesaikan Kepaniteraan Internship

Judul yang dipilih pada penelitian ini adalah

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN

RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR MELES BAWAH

KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN REJANG LEBONG

PERIODE JULI – AGUSTUS 2012

Penelitian dan penyusunan laporan penelitian ini tentunya tak lepas dari bantuan

berbagai pihak, oleh karena itu pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah membantu yaitu:

1. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Rejang Lebong beserta seluruh staf.

2. Drg. Asep Setiabudi selaku Kepala Puskesmas Perumnas, beserta seluruh staf

Puskesmas.

3. dr Yuli Astikasari selaku pembimbing dokter internship di puskesmas.

4. Rekan – rekan dokter internship atas bantuan, dukungan dan perhatiannya selama

penelitian ini.

5. Keluarga yang telah memberikan perhatian, doa dan dukungannya.

6. Teman – teman dan pihak – pihak lain yang tidak dapat disebutkan satu per satu,

yang telah memberikan dorongan, semangat, saran, serta masukan yang bersifat

membangun.

Dengan memanfaatkan waktu dan sarana yang tersedia, penulis berusaha

melakukan penelitian dan penulisan laporan penelitian ini dengan sebaik-baiknya.

Walaupun demikian, penulis menyadari masih terdapat banyak kekurangan, sehingga

masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu penulis sangat mengharapkan kritik dan saran

yang membangun dari pembaca sekalian.

3

Page 4: PHBS FINAL.doc

Akhir kata, dengan segala kerendahan hati penulis berharap semoga penelitian ini

dapat bermanfaat bagi semua pihak yang membutuhkannya.

Curup, November 2012

Hormat saya,

Penulis

4

Page 5: PHBS FINAL.doc

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR.........................................................................................i

DAFTAR ISI........................................................................................................iii

DAFTAR TABEL................................................................................................v

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................ix

BAB I. PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang..................................................................................12

1.2. Identifikasi Masalah..........................................................................13

1.3. Tujuan Penelitian..............................................................................15

1.4. Manfaat Penelitian............................................................................15

1.5. Ruang Lingkup Penelitian.................................................................16

1.6. Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................16

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat Di Tatanan Rumah Tangga

( Depkes RI, 1999/2000 ).................................................................17

2.1.1. Pengertian...............................................................................17

2.1.1.1. PHBS.........................................................................17

2.1.1.2. Rumah Tangga..........................................................17

2.1.1.3 PHBS di Tatanan Rumah Tangga..............................18

2.1.2. Sasaran...................................................................................19

2.1.3. Langkah-langkah Pembinaan Program PHBS Di Tatanan

Rumah Tangga.......................................................................20

2.1.4. Indikator PHBS......................................................................21

2.2. Konsep Perilaku dan Perilaku Kesehaatn ( Soekidjo, 2003 )...........22

2.2.1. Batasan Perilaku.....................................................................23

2.2.2. Perilaku Kesehatan.................................................................24

2.2.3. Domain Perilaku.....................................................................28

2.2.4. Perubahan (Adopsi) Perilaku dan Indikatornya.....................34

2.2.5. Aspek Sosio-Psikologi Perilaku Kesehatan...........................37

5

Page 6: PHBS FINAL.doc

BAB III. KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1. Kerangka Pemikiran..........................................................................41

3.2. Definisi Operasional.........................................................................50

BAB IV. METODOLOGI PENELITIAN

4.1. Metode Penelitian.............................................................................51

4.2. Instrumen Penelitian.........................................................................51

4.3. Populasi dan Sampel.........................................................................51

4.4. Pengumpulan Data............................................................................51

4.5. Cara Pengolahan Data.......................................................................52

BAB V. HASILPENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian.................................................53

5.2. Hasil Penelitian.................................................................................54

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan.......................................................................................69

6.2. Saran.................................................................................................69

DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................70

6

Page 7: PHBS FINAL.doc

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1. Keluarga di Kecamatan Curup Timur...............................................13

Tabel 1.2. Indikator, target, cakupan program, dan kesenjangan.......................14

Tabel 1.3. Peringkat Masalah menurut sistem PAHO di Kecamatan

Curup Timur.......................................................................................15

Tabel 2.1. Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga......................................19

Tabel 5.1. Distribusi responden berdasarkan usia ibu........................................47

Tabel 5.2. Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan.......................48

Tabel 5.3. Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan.......................................48

Tabel 5.4. Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita...................48

Tabel 5.5. Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang

PHBS……………………………………………………………….49 Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS50…......49

Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS………………..50

Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat………….50

Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI……………..1

Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu hamil

Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah tentang

Persalinan……………………………………………………………52

Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara jamban

dengan sumber air………………………………………………….52

Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah………52

Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah

membahayakan anggota keluarga yang lain ………………………53

Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan tidak

bersih dapat mengakibatkan diare…………………………………53

Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana membuang

Sampah……………………………………………………………53

7

Page 8: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari apa.54

Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu melakukan

persalinan ............................................................................................54

Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa yang ibu

makan setiap harinya ..........................................................................54

Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi anggota

dana sehat (JPKM……………………………………………………54

Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci tangan

dengan menggunakan sabun sebelum makaN.....................................55

Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu setiap hari

Dibersihkan..........................................................................................55

Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan

mempunyai jendela ………………………………………………...56

Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering responden

membersihkan jamban di rumah……………………………………56

Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu melakukan

aktifitas fisik setiap hari.........................................................................................57

Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu

membuang sampah rumah tangga..........................................................................57

Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah

mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu........................57

Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam seminggu

ibu

memotong...............................................................................................................58

Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu

pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat yang

diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”….......................................58

Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan penyuluhan

PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”………………………………………………59

8

Page 9: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan PHBS

terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat ?”………………………………………………………59

Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut

bermanfaat ?”.........................................................................................................60

Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana tempat

berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan tentang Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat ?”………………………………………………………60

Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan sebaiknya

dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”…………….60

Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa sebaiknya

yang melakukan penyuluhan tersebut ?”..............................................................61

Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana cara

yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”………………..61

Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS……………….62

Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS ...................................62

Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS……………………62

,

9

Page 10: PHBS FINAL.doc

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1.FotoKegiatan................................................................................65

Lampiran 2. Kuesioner.………………………………………………………66

10

Page 11: PHBS FINAL.doc

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG PENELITIAN

Derajat kesehatan suatu masyarakat pada garis besarnya dipengaruhi oleh 4

faktor utama, yaitu: lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan, dan keturunan (

herediter ). Dimana untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan

masyarakat yang optimal, maka 4 faktor utama tersebut diperlukan secara

bersama-sama.

Perilaku, khususnya Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) merupakan

komponen penting dalam pembangunan kesehatan dimana diperlukan adanya

kesadaran, kemampuan, dan kemauan hidup sehat dari setiap penduduk sehingga

derajat kesehatan yang optimal dapat terwujud, dan dengan demikian masyarakat

diharapkan mampu berpartisipasi dalam memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatannya sendiri. Sedangkan pembangunan kesehatan mempunyai peran

dalam menentukan peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia ( SDM ) yang

merupakan fokus pembangunan nasional. Oleh karena itu, PHBS ini perlu

diselenggarakan sebaik-baiknya agar dapat memberikan sumbangan yang nyata

baik dalam pembangunan kesehatan maupun pembangunan nasional.

Persentase cakupan angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S,

dan Vit A ), imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ) di

wilayah kerja Puskesmas Perumnas masih rendah, terutama dalam bidang kesling

( rumah sehat ). Selain itu, peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak menurut

PAHO adalah diare. Sedangkan tingginya angka kejadian diare ini telah kita

ketahui sangat dipengaruhi oleh PHBS yang kurang baik.

Keluarga miskin di wilayah kerja Puskesmas Perumnas semakin meningkat

jumlahnya setiap tahun, sebagaimana kita ketahui juga bahwa tingkat sosial

ekonomi sangat berpengaruh terhadap PHBS. Desa Air Meles Bawah merupakan

salah satu dari 6 dusun yang termasuk wilayah kerja Puskesmas Perumnas, dipilih

sebagai lokasi penelitian, berdasarkan tingginya persentase kemiskinan di desa

11

Page 12: PHBS FINAL.doc

tersebut.

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS ) adalah bentuk perwujudan

Paradigma Sehat dalam budaya hidup perorangan, keluarga, dan masyarakat yang

berorientasi sehat, bertujuan untuk meningkatkan, memelihara, dan melindungi

kesehatannya baik fisik, mental spiritual, maupun sosial. Selain itu, PHBS ini

dapat dijadikan indikator dari derajat kesehatan suatu daerah tertentu. Bila PHBS

di suatu daerah cukup baik, dengan sendirinya akan memperkecil masalah-

masalah kesehatan, juga meperkecil kemungkinan terjadinya suatu wabah

penyakit. Dengan kata lain, PHBS ini merupakan salah satu bentuk tindakan

preventif dalam bidang kesehatan.

Dengan latar belakang tersebut, maka penyusun memilih judul penelitian:

GAMBARAN PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI

TATANAN RUMAH TANGGA KELUARGA MISKIN DESA AIR

MELES BAWAH KECAMATAN CURUP TIMUR KABUPATEN

REJANG LEBONG PERIODE JULI – AGUSTUS 2012

1.2 IDENTIFIKASI MASALAH ( P2KT,2005 )

Berdasarkan keterangan yang telah disebutkan dalam latar belakang

penelitian mengenai tingginya angka kemiskinan di kecamatan Perumnas,

rendahnya angka cakupan kunjungan K-1, Linakes, gizi ( N/S, D/S, dan Vit A ),

imunisasi dan kesling ( rumah sehat, air bersih, jamban, SPAL ), serta besarnya

masalah menurut sistem PAHO maka dapat kita lihat tabel berikut ini:

12

Page 13: PHBS FINAL.doc

Tabel 1.2 Indikator, target, cakupan program, dan persentase

No. Upaya

Kesehatan

Indikator

Pelayanan

Jumlah Cakupan

saat ini

%

1. KIA Kunjungan K-1 75 71 94,7

Kunjungan K-2 75 72 96,0

Linakes 72 67 93,1

Kunjungan N-2 72 67 93,1

Resti 72 14

KB Peserta KB aktif 462 8

GIZI Tablet Fe 1 75 71 94,7

Tablet Fe 3 75 72 96,0

Imunisasi

Bumil

TT 1 75 71 94,7

TT 2 75 72 96,0

2. Imunisasi DPT 1 68 66 97,1

DPT 2 68 64 94,1

DPT 3 68 64 94,1

POLIO 1 68 64 94,1

POLIO 2 68 66 97,1

POLIO 3 68 66 97,1

POLIO 4 68 66 97,1

BCG 68 64 94,1

HEP B 1 68 66 97,1

HEP B 2 68 64 94,1

HEP B 3 68 64 94,1

CAMPAK 68 77 113,2

\TT 1 75 71 94,7

TT 2 75 72 96

3. Gizi D / S 217 153 63,8

13

Page 14: PHBS FINAL.doc

N / S 217 73

K / S 217 206 94,9

VIT A 291 222

4. Kesling Rumah sehat 583 380 34%

Jamban 583 483

SPAL 583 392

1.3 TUJUAN PENELITIAN

Tujuan Umum

Tujuan Umum dari penelitian adalah untuk mengetahui Perilaku Hidup

Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin di Desa Air

Meles Bawah.

Tujuan khusus

Tujuan Khusus dari penelitian adalah untuk mengetahui Gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di Tatanan Rumah Tangga Keluarga Miskin ( PUS

atau keluarga dengan ibu sedang hamil, atau memiliki bayi, atau memiliki

Balita ) di Desa Air Meles Bawah

1.4 MANFAAT PENELITIAN

Penelitian ini diharapkan dapat lebih jauh mengetahui gambaran Perilaku

Hidup Bersih dan Sehat di tatanan rumah tangga, khususnya pada keluarga

miskin di desa Air Meles Bawah kecamatan Curup Timur Kabupaten Rejang

Lebong periode Juli – Agustus 2012 dan dapat memberikan masukkan kepada

puskesmas mengenai :

Pendataan jumlah keluarga miskin di desa.

Informasi tentang kendala-kendala PHBS yang ada.

Bahan pertimbangan dalam memilih jalan keluar yang akan ditempuh

untuk memperbaiki kendala PHBS yang ada.

Bahan literatur untuk penelitian selanjutnya.

14

Page 15: PHBS FINAL.doc

1.5 RUANG LINGKUP PENELITIAN

Untuk penelitian ini, penyusun membatasi ruang lingkup penelitian hanya

pada keluarga PUS /Pasangan Usia Subur ( ibu yang berusia 15-45 tahun, tidak

hamil) atau keluarga dengan ibu yang sedang hamil atau memiliki bayi atau

memiliki Balita.

1.6 LOKASI DAN WAKTU PENELITIAN

Lokasi penelitian dilakukan di Balai Desa Air Meles Bawah Dusun 01. Dan

waktu penelitan berlangsung tanggal 19 juli 2012

15

Page 16: PHBS FINAL.doc

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 PERILAKU HIDUP BERSIH DAN SEHAT DI TATANAN RUMAH

TANGGA ( Depkes RI, 1999/2000 )

2.1.1 PENGERTIAN

2.1.1.1 PHBS

PHBS adalah upaya untuk memberikan pengalaman belajar atau

menciptakan suatu kondisi bagi perorangan, keluarga, kelompok, dan

masyarakat, dengan membuka jalur komunikasi, memberikan informasi, dan

melakukan edukasi, untuk meningkatkan pengetahuan, sikap, dan perilaku,

melalui pendekatan pimpinan, bina suasana ( social support ), dan

pemberdayaan masyarakat ( empowerment ) sebagai suatu upaya untuk

membantu masyarakat mengenali dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam

tatanan rumah tangga, agara dapat menerapkan cara-cara hidup sehat dalam

rangka menjaga, memelihara, dan meningkatkan kesehatannya.

2.1.1.2 RUMAH TANGGA

Adalah wahana atau wadah dimana keduanya yang terdiri dari bapak,

ibu, dan anak-anaknya melaksanakan kehidupan sehari-hari.

2.1.1.3 PHBS DI TATANAN RUMAH TANGGA

Adalah upaya pemberdayaan dan peningkatan kemampuan untuk

berperilaku hidup bersih dan sehat.

2.1.2 SASARAN

Sasaran PHBS di rumah tangga adalah seluruh anggota keluarga

secara keseluruhan tapi lebih diutamakan kepada ibu yang dituju oleh

program penyuluhan. Sasaran program Pembinaan PHBS terbagi dalam :

1. Sasaran primer dalam rumah tangga yaitu sasaran utama yang

16

Page 17: PHBS FINAL.doc

akan diubah perilakunya atau anggota keluarga yang bermasalah.

Sasaran primer: individu dalam keluarga yang bermasalah.

2. Sasaran sekunder adalah sasaran yang dapat mempengaruhi

individu yang bermasalah.

Sasaran sekunder: Kepala Keluarga, Ibu , orang tua, tokoh

keluarga, Kader, tokoh agama, tokoh masyarakat, petugas

kesehatan, dan PKK.

3. Sasaran tersier adalah sasaran yang diharapkan dapat menjadi

unsur pembantu dalam menunjang atau mendukung dalam hal

dana, kebijakan, dan kegiatan untuk tercapainya pelaksanaan

PHBS di rumah tangga.

Sasaran tersier : Kader, guru, tokoh masyarakat, dll.

2.1.3 LANGKAH-LANGKAH PEMBINAAN PROGRAM PHBS DI

TATANAN RUMAH TANGGA

Langkah-langkah kegiatan pembinaan program PHBS di tatanan

rumah tangga yang perlu dilakukan oleh petugas kesehatan di tingkat

kabupaten / kota secara umum adalah sebagai berikut:

1. Diseminasi informasi PHBS kepada petugas di Puskesmas dan lintas

program/ lintas sektor serta mitra kerja di tingkat kabupaten / kota.

2. Mengarahkan dan membimbing pelaksanaan pengkajian

3. Membimbing proses penyusunan rencana kegiatan PHBS seperti

menentukan tujuan, menyusun langkah-langkah kegiatan,

pengembangan media, dll

4. Monitoring dan supervisi pelaksanaan PHBS

5. Membantu proses penilaian PHBS di Tatanan Rumah Tangga

2.1.4 INDIKATOR PHBS

Dalam melakukan pengkajian PHBS, indikator merupakan suatu

petunjuk yang membatasi fokus perhatian. Sehingga dalam kegiatan

penilaian nanti kita dapat membandingkan antara hasil pengkajian dengan

17

Page 18: PHBS FINAL.doc

hasil penilaian PHBS. Indikator PHBS di rumah tangga meliputi indikator

input, proses, dan output. Khusus indikator output digunakan untuk

melakukan pengkajian PHBS. Sedangkan indikator input, proses, dan output

dikembangkan untuk melakukan penilaian PHBS. Indikator PHBS di tatanan

keluarga diarahkan pada lima aspek program prioritas penyuluhan, yaitu

KIA, Gizi, Kesehatan Lingkungan, Gaya Hidup dan Upaya Kesehatan.

Tabel 2.1 Indikator PHBS di Tatanan Rumah Tangga.

No VARIABEL INDIKATOR

INPUT Definisi PROSES Definisi OUTPUT Definisi

1. Pertolongan

persalinan

Tersediannya

Sarana

Kesehatan

RS,

Puskesmas,

Polindes,

(pemerintah

/ swasta)

Pencarian

pertolongan

persalinan

oleh petugas

kesehatan

Dokter,

bidan, pera-

wat, dukun

terlatih di-

dampingi

petugas ke-

sehatan

Persalinan

ditolong pe-

tugas kese-

hatan

Ditolong oleh

bidan, dokter

dan perawat,

dukun terlatih

(didampingi

petugas

kesehatan)

2. Imunisasi Mengetahui

manfaat

imunisasi dan

jadwal

pemberian

imunisasi

Manfaat

imunisasi

adalah :

untuk

meningkat-

kan daya

tahan tubuh

anak

Membawa

anak untuk

diimunisasi

Jenis

imunisasi

diberikan

sesuai

dengan

umur anak

Anak

mendapat

imunisasi

lengkap yang

dapat dilihat

dari KMS

Imunisasi

lengkap

terdiri dari:

BCG, DPT,

Polio,

Hepatitis, dan

Campak

Penimbangan

Balita

Mempunyai

KMS dan me-

ngetahui man-

faat penim-

bangan

KMS: Kartu

yang untuk

memantau

pertumbuh-

an dan per-

kembangan

kesehatan

Balita

Membawa

balita untuk

ditimbang

Penimbang-

an dilaku-

kan satu

bulan sekali

minimal 8x

setahun

Balita ditim-

bang secara

teratur sesuai

jadwal (dapat

dilihat pada

KMS)

Angka/ grafik

penimbangan

untuk menge-

tahui status

gizi anak

3. Jamban Tersedianya

jamban yang

memenuhi

syarat

Jamban me-

liputi kakus

cemplung

tanpa atau

dengan le-

Memanfaat-

kan dan me-

melihara

jamban de-

ngan alat

Alat pem-

bersih ter-

diri dari

sikat jam-

ban, sapu

Jamban digu-

nakan bersih

dan tidak ber-

bau

Jamban digu-

nakan oleh

seluruh ke-

luarga

18

Page 19: PHBS FINAL.doc

her angsa

lengkap de-

ngan pe-

nampungan

kotoran/

septiptank

pembersih lidi, dan

karbol

4. Air bersih Tersedianya

air bersih

yang

memenuhi

syarat

Air yang

tidak ber-

bau, ber-

warna, dan

berasa

Memanfaat-

kan air bersih

dan dipeli-

haranya tem-

pat penam-

pungan air

bersih

Tempat

penampung

an air bersih

bebas lum-

pur jentik

dan lumut

Digunakan air

bersih oleh

semua kelu-

arga

Air bersih

untuk minum

(yang sudah

dimasak)

masak, man-

di, dan men-

cuci pakaian

5. Sampah Tersedianya

tempat sam-

pah yang

tertutup di

dalam dan di

luar rumah

Tempat

sampah

yang terbuat

dari seng,

plastik, se-

men baik di

dalam dan

di luar ru-

mah

Digunakan

dan dipeli-

haranya tem-

pat sampah

Tempat

sampah

dalam ke-

adaan baik

dan diber-

sihkan se-

cara teratur

Halaman dan

rumah dalam

keadaan ber-

sih bebas

sampah

Sampah di-

tampung dan

dibuang di

tempat pem-

buangan

6. Kebersihan

Kuku

Tersedianya

alat pemotong

kuku

Ketersedia-

an alat pe-

motong ku-

ku berupa

gunting atau

lainnya

Menggunting

kuku dan

membersih-

kan secara

teratur

Minimal

kuku ang-

gota keluar-

ga dipotong

1 kali dan

dibersihkan

setiap hari

Kuku ke-

luarga pendek

dan bersih

Bersih ar-

tinya tidak

ada kotoran /

hitam di-

sekitar kuku

dan kuku ter-

sebut pendek

7. Gizi keluarga Tersedianya

bahan maka-

nan yang ber-

gizi dan ber-

aneka ragam

Bahan ma-

kanan ber-

gizi terdiri

dari kar-

bohidrat,

protein, le-

mak, vi-

tamin, dan

mineral

yang dapat

diperoleh di

halaman ru-

Mengolah

bahan ma-

kanan yang

tersedia de-

ngan benar

Memilih,

mencuci,

dan mema-

sak bahan

makanan

yang ter-

sedia

Mengkonsum

-si makanan

yang bergizi/

beraneka ra-

gam

Semua ang-

gota keluarga

mengkonsum

-si makanan

yang bergizi

dan beraneka

ragam

19

Page 20: PHBS FINAL.doc

mah dan pa-

sar terdekat

8 Kebiasaan tidak

merokok dan

penyalahgu-

naan Napza

Tidak ada ro-

kok, asbak,

dan abu

rokok. Tidak

ditemukan ba-

han

penyalahguna

-an Napza

Tidak dite-

mukan

rokok, pun-

tung, dan

abu rokok di

dalam dan

halaman ru-

mah. Tidak

ditemukan

bahan pe-

nyalahgu-

naan napza

Tidak ada

anggota ke-

luarga yang

membeli ro-

kok dan me-

nyimpan

secara tidak

sah bahan-

bahan Napza

Tidak ada-

nya biaya

pengeluar-

an rumah

tangga un-

tuk

membeli

rokok dan

napza

Tidak adanya

anggota ke-

luarga yang

merokok dan

menyalahgu-

nakan Napza

Rumah bebas

asap rokok

dan bahan

Napza

9. Informasi PMS/

AIDS

Tersedianya

informasi ten-

tang AIDS /

PMS

Informasi

AIDS /

PMS me-

liputi penu-

laran, pen-

cegahan, &

penyebab

AIDS/ PMS

yang diper-

oleh dari

berbagai

media

Memperoleh

informasi

tentang AIDS

dari berbagai

sumber in-

formasi

Informasi

tersebut da-

pat diper-

oleh dari

berbagai

sumber

yaitu: TV,

Koran, Ra-

dio, Cera-

mah, dll.

Dapat men-

jelaskan 2

cara : pence-

gahan dan

penularan

AIDS / PMS

Dua cara

pencegahan

dan penu-

laran

10

.

JPKM dana

sehat As.Kes

lainnya

Terbentuknya

JPKM/ Dana

sehat dan As-

kes lainnya

yang sejenis

Penyeleng-

garaan

Pemelihara-

an kesehat-

an yang

pembiayaan

-nya dilak-

sanakan se-

cara pra

upaya ber-

azaskan u-

saha ber-

sama dan

kekeluarga-

an

Menjadi

peserta dana

sehat, JPKM,

dan Askes

lainnya

Peserta

Dana Sehat,

JPKM, dan

Askes lain-

nya adalah

peserta

yang

mendapat

kartu

anggota

Membayar

premi/ iuran

secara teratur

Biaya yang

dibayarkan

pada jangka

waktu yang

telah diten-

tukan

20

Page 21: PHBS FINAL.doc

2.2 KONSEP PERILAKU DAN PERILAKU KESEHATAN ( Soekidjo, 2003 )

2.2.1 BATASAN PERILAKU

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk

hidup ) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis

semua makhluk hidup mulai dari tumbuh-tumbuhan, binatang sampai

dengan manusia itu berperilaku, karena mereka mempunyai aktivitas

masing-masing. Sehingga yang dimaksud dengan perilaku manusia, pada

hakikatnya adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain: berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca dan sebagainya. Dari

uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku ( manusia )

adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati

langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.

Skiner ( 1938 ) seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku

merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap stimulus ( rangsangan

dari luar ). Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus

terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori

Skiner ini disebut teori ”S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respons. Skiner

membedakan adanya 2 respons:

1. Respondent response , yakni respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-

rangsangan ( stimulus ) tertentu. Stimulus semacam ini disebut eliciting

stimulation karena menimbulkan respon-respon yang relatif tetap.

Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan untuk makan,

cahaya terang menyebabkan mata tertutup. Sedangkan Respondent

response mencakup perilaku emosional, misalnya mendengar berita

mudibah menjadi sedih atau menangis, lulus ujian meluapkan

kegembiraannya dengan tertawa.

2. Operant respons atau instrumental response, yakni respon yang timbul

dan berkembang kemudian diikuti oleh stimulus atau perangsang

21

Page 22: PHBS FINAL.doc

tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimulation atau reinforcer,

karena memperkuat respon. Misalnya apabila seorang petugas kesehatan

melaksanakan tugasnya dengan baik ( respon terhadap uraian tugasnya

atau job skripsi ), kemudian memperoleh penghargaan dari atasannya

( stimulus baru ), maka petugas kesehatan tersebut akan lebih baik lagi

dalam melaksanakan tugasnya.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua.

1. Perilaku tertutup ( covert behaviou r)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau

tertutup ( covert ). Respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih

terbatas pada perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan sikap yang

terjadi pada orang yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat

diamati secara jelas oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut covert

behaviour atau unobservable behaviour, misalnya : seorang ibu hamil

tahu pentingnya untuk memeriksakan kehamilan, seorang pemuda tahu

bahwa HIV/AIDS dapat menular melalui hubungan seks, dan

sebagainya.

2. Perilaku terbuka ( overt behaviour )

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat diamati

atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt behaviour,

tindakan nyata atau praktek ( practice ), yang dengan mudah dapat

diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh sebab itu disebut overt

behaviour, tindakan nyata atau praktek ( practice ) misalnya, seorang ibu

memeriksakan kehamilannya atau membawa anaknya ke puskesmas

untuk diimunisasi, penderita TB paru minum obat secara teratur, dan

sebagainya.

Seperti telah disebutkan di atas, sebagian besar perilaku manusia

22

Page 23: PHBS FINAL.doc

adalah operant response. Oleh sebab itu untuk membentuk jenis respon atau

perilaku perlu diciptakan adanya suatu kondisi tertentu yang disebut operant

conditioning. Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning

ini menurut Skiner adalah sebagai berikut:

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan

penguat atau reinforcer berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi

perilaku yang akan dibentuk.

b. Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-

komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki.

Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang

tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.

c. Menggunakan secara urut komponen-komponen itu

sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforcer atau

hadiah untuk masing-masing komponen tersebut.

d. Melakukan pembentukan perilaku dengan

menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Apabila

komponen pertama telah dilakukan, maka hadiahnya diberikan. Hal ini

akan mengakibatkan komponen atau perilaku ( tindakan ) tersebut

cenderung akan sering dilakukan. Kalau ini sudah terbentuk maka

dilakukan komponen ( perilaku ) yang kedua yang kemudian diberi

hadiah ( komponen pertama tidak memerlukan hadiah lagi ). Demikian

berulang-ulang sampai komponen kedua terbentuk. Setelah itu

dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat, dan selanjutnya sampai

seluruh perilaku yang diharapkan terbentuk.

2.2.2 PERILAKU KESEHATAN

Berdasarkan batasan perilaku dari Skiner tersebut, maka perilaku

kesehatan adalah suatu respons seseorang ( organisme ) terhadap stimulus

atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, makanan, dan minuman, serta lingkungan. Dari batasan ini,

perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok.

23

Page 24: PHBS FINAL.doc

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan ( health maintenance )

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara

atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk

penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku

pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek.

a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit

bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah

sembuh dari penyakit.

b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam

keadaan sehat. Perlu dijelaskan di sini, bahwa kesehatan itu

sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat

pun perlu diupayakan supaya mencapai tingkat kesehatan

yang seoptimal mungkin.

c. Perilaku gizi ( makanan ) dan minuman. Makanan dan

minuman dapat memelihara dan meningkatkan kesehatan

seseorang, tetapi sebaliknya makanan dan minuman dapat

menjadi penyebab menurunnya kesehatan seseorang,

bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat

tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan

minuman tersebut.

2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan

kesehatan, atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (

health seeking behaviour ).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang

pada saat menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau

perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri ( self treatment )

sampai mencari pengobatan ke luar negeri.

3. Perilaku kesehatan lingkungan.

Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik

lingkungan fisik maupun sosial budaya, dan sebagainya. Dengan

perkataan lain, bagaimana seseorang mengelola lingkungannya

24

Page 25: PHBS FINAL.doc

sehingga tidak mengganggu kesehatannya sendiri, keluarga, atau

masyarakatnya. Misalnya bagaimana mengelola pembuangan

tinja, air minum, tempat pembuangan sampah, pembuangan

limbah, dan sebagainya.

Seorang ahli lain ( Becker, 1979 ) membuat klasifikasi lain tentan

perilaku kesehatan ini.

a. Perilaku hidup sehat.

Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau

kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan

kesehatannya.

Perilaku ini mencakup antara lain:

1. Makan dengan menu seimbang ( appropriate diet ).

Menu seimbang di sini dalam arti kualitas

(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan

kuantitas dalam arti jumlahnya cukup untuk memenuhi

kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).

Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan

ungkapan empat sehat lima sempurna.

2. Olahraga teratur, yang juga mencakup kualitas

( gerakan ), dan kuantitas dalam arti frekuensi dan

waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan

sendirinya kedua aspek ini akan tergantung dari usia,

dan status kesehatan yang bersangkutan.

3. Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang

mengakibatkan berbagai macam penyakit. Ironisnya

kebiasaan merokok ini, khususnya di Indonesia seolah-

olah sudah membudaya. Hampir 50 % penduduk

Indonesia usia dewasa merokok. Bahkan dari hasil

suatu penelitian, sekitar 15 % remaja kita telah

merokok. Inilah tantangan pendidikan kesehatan kita.

4. Tidak minum minuman keras dan narkoba. Kebiasaan

25

Page 26: PHBS FINAL.doc

minum miras dan mengkonsumsi narkoba (narkotik

dan bahan-bahan berbahaya lainnya) cenderung

meningkat. Sekitar 1 % penduduk Indonesia dewasa

diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum

miras ini.

5. Istirahat cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan

hidup akibat tuntutan untuk penyesuaian dengan

lingkungan modern, mengharuskan orang untuk

bekerja keras dan berlebihan, sehingga kurang waktu

istirahat. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan.

6. Mengendalikan stres. Stres akan terjadi pada siapa saja,

dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.

Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang

keras seperti diuraikan di atas. Kecenderungan stres

akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat

kita hindari, maka yang penting agar stres tidak

menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat

mengendalikan atau mengelola stres dengan kegiatan-

kegiatan yang positif.

7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi

kesehatan, misalnya: tidak berganti-ganti pasangan

dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan

lingkungan, dan sebagainya.

b. Perilaku sakit ( ilness behaviour )

Perilaku sakit ini mencakup respon seseorang terhadap sakit

dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang:

penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit, dan

sebagainya.

c. Perilaku peran sakit ( the sick role behaviour )

Dari segi sosiologi, orang sakit ( pasien ) mempunyai peran,

yang mencakup hak-hak orang sakit ( right ) dan kewajiban

26

Page 27: PHBS FINAL.doc

sebagai orang sakit ( obligation ). Hak dan kewajiban ini harus

diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang lain

( terutama keluarganya ), yang selanjutnya disebut perilaku

peran orang sakit ( the sick role ). Perilaku ini meliputi:

1. tindakan untuk memperoleh kesembuhan

2. mengenal / mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/

penyembuhan penyakit yang layak

3. mengetahui hak ( misalnya: hak memperoleh perwatan,

memperoleh pelayanan kesehatan, dsb ) dan kewajiban

orang sakit ( memberitahukan penyakitnya kepada

orang lain terutama kepada dokter/ petugas kesehatan,

tidak menularkan penyakitnya kepada orang lain, dan

sebagainya ).

2.2.3 DOMAIN PERILAKU

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus

atau rangasang dari luar organisme ( orang ), namun dalam memberikan

respon sangat tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang

yang bersangkutan. Hal ini berarti bahwa meskipun stimulusnya sama bagi

beberapa orang, namun respon tiap-tiap orang berbeda. Faktor yang

membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan

perilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :

1. Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

2. Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik lingkungan

fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya. Faktor

lingkungan ini sering merupakan faktor yang dominan yang mewarnai

perilaku seseorang.

Dari uraian di atas dapat dirumuskan bahwa perilaku adalah

merupakan totalitas penghayatan dan aktivitas seseorang, yang merupakan

27

Page 28: PHBS FINAL.doc

hasil bersama atau resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal

maupun eksternal. Dengan perkataan lain perilaku manusia sangatlah

kompleks, dan mempunyai bentangan yang sangat luas. Benyamin Bloom

( 1908 ) seorang ahli psikologi pendidikan membagi perilaku manusia itu ke

dalam 3 domain, ranah atau kawasan yakni : a.kognitif, b. Afektif,

c.psikomotor. Dalam perkembangannya, teori Bloom ini dimodifikasi untuk

pengukuran hasil pendidikan kesehatan, yakni:

1. Pengetahuan ( Knowledge )

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan terjadi

melalui pancaindera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran,

penciuman, rasa, dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh

melalui mata dan telinga. Pengetahuan atau kognitif merupakan domain

yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang ( overt behaviour

).

a.Proses Adopsi Perilaku.

Dari pengalaman dan penelitian terbukti bahwa perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang

tidak didasari oleh pengetahuan. Penelitian Rogers ( 1974 )

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

( berperilaku baru ), di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang

berurutan, yakni:

1. Awareness ( kesadaran ), yakni orang tersebut menyadari dalam

arti mengetahui stimulus ( objek ) terlebih dahulu.

2. Interest, yakni orang yang mulai tertarik kepada stimulus.

3. Evacuation ( menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus

tersebut bagi dirinya ). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik

lagi.

4. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru.

5. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan

28

Page 29: PHBS FINAL.doc

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian dari penelitan selanjutnya Rogers menyimpulkan

bahwa perubahan perilaku tidak selalu melewati tahap-tahap di atas.

Apabila penerimaan perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses

seperti ini didasari oleh pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang positif,

maka perilaku tersebut akan bersifat langgeng ( long lasting ). Sebaliknya

apabila perilaku itu tidak didasari oleh pengetahuan dan kesadaran maka

tidak akan berlangsung lama.

b. Tingkat Pengetahuan di Dalam Domain Kognitif.

Pengetahuan yang tercakup dalam domain kognitif mempunyai 6

tingkatan:

1. Tahu ( know )

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah diperlajari

sebelumnya. Termasuk ke dalam pengetahuan tingkat ini adalah

mengingat kembali ( recall ) sesuatu yang spesifik dari seluruh bahan

yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima. Oleh sebab itu tahu

ini merupakan tingkat pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk

mengukur bahwa orang tahu tentang apa yang dipelajari antara lain

menyebutkan, menguraikan, mendefinisikan, menyatakan, dan

sebagainya.

2. Memahami ( comprehension )

Memahami diartikan sebagai suatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui, dan dapat

menginterpretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah

paham terhadap objek atau materi harus dapat menjelaskan,

menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, dan sebagainya

terhadap objek yang dipelajari.

3. Aplikasi ( aplication )

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi atau kondiri real ( sebenarnya ). Aplikasi di

29

Page 30: PHBS FINAL.doc

sini dapat diartikan sebagai aplikasi atau penggunaan hukum-hukum,

rumus, metode, prinsip, dan sebagainya dalam konteks atau situasi yang

lain.

4. Analisis ( analysis )

Analisis adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek ke dalam komponen-komponen, tetapi masih di dalam satu

struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan

analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja, seperti dapat

menggambarkan ( membuat bagan ), membedakan, memisahkan,

mengelompokkan, dan sebagainya.

5. Sintesis ( syntesis )

Sintesis menunjuk kepada suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian di dalam suatu bentuk keseluruhan yang

baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk

menyusun formulasi baru dari formulasi-formulasi yang ada.

6. Evaluasi ( evaluation )

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan justifikasi

atau penilaian terhadap suatu materi atau objek. Penilaian itu didasarkan

pada suatu kriteria yang ditentukan sendiri, atau menggunakan kriteria

yang telah ada.

c.Sikap ( attitude )

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Beberapa batasan lain

tentang sikap ini dapat dikutipkan sebagai berikut.

”An individual’s social attidude is a syndrome of response

consistency with regard to social object” ( Campbell,1950 ).

“A mental and neural state of rediness, organized through

expertence, exerting a directive or dynamic influence up on the

30

Page 31: PHBS FINAL.doc

individual’s response to all objects and situation with which it is related” (

Allport, 1954 ).

“Attitude entails an existing predisposition to response to social

objecs which in interaction with situational and other dispositional

variables, guides and direct the overt behavior of the individual”

( Cardno, 1955 ).

Dari batasan-batasan di atas dapat disimpulkan bahwa manifestasi

sikap itu tidak dapat langsung dilihat, tetapi hanya dapat ditafsirkan

terlebih dahulu dari perilaku yang tertutup. Sikap secara nyata

menunjukkan konotasi adanya kesesuaian reaksi terhadap stimulus tertentu

yang dalam kehidupan sehari-hari merupakan reaksi yang bersifat

emosional terhadap stimulus sosial. Newcomb, salah seorang ahli

psikologis sosial, menyatakan bahwa sikap itu merupakan kesiapan atau

kesediaan untuk bertindak, dan bukan merupakan pelaksanaan motif

tertentu. Sikap belum merupakan suatu tindakan atau aktivitas, akan tetapi

merupakan predisposisi tindakan suatu perilaku. Sikap itu masih

merupakan reaksi tertutup, bukan merupakan reaksi terbuka atau tingkah

laku yang terbuka. Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap

objek di lingkungan tertentu sebagai suatu penghayatan terhadap objek.

Diagram di bawah ini dapat lebih menjelaskan uraian tersebut.

Proses Terbentuknya Sikap dan Reaksi

a. Komponen Pokok Sikap

Dalam bagian lain Allport ( 1954 ) menjelaskan bahwa sikap itu

31

Stimulus

Rangsangan

Proses

Stimulus Reaksi

Tingkah laku

(terbuka)Sikap

(tertutup)

Page 32: PHBS FINAL.doc

mempunyai 3 komponen pokok.

1. Kepercayaan ( keyakinan ), ide, dan konsep terhadap suatu objek.

2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek.

3. Kecenderungan untuk bertindak ( tend to behave ).

Ketiga komponen ini secara bersama-sama membentuk sikap yang utuh (

total attitude ). Dalam penentuan sikap yang utuh ini, pengetahuan,

pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting.

b. Berbagai Tingkatan Sikap.

Seperti halnya dengan pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai

tingkatan.

1. Menerima ( receiving )

Menerima diartikan bahwa orang ( subjek ) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan ( objek ).

2. Merespon ( responding )

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap. Karena dengan suatu usaha unutk menjawab pertanyaan atau

mengerjakan tugas yang diberikan, terlepas dari pekerjaan itu benar

atau salah, adalah berarti bahwa orang menerima ide tersebut.

3. Menghargai ( valuing )

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

4. Bertanggung jawab ( responsible )

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

Pengukuran sikap dapat dilakukan secara langsung dan

tidak langsung. Secara langsung dapat ditanyakan bagaimana

pendapat atau pernyataan responden terhadap suatu objek.

c. Praktek atau Tindakan ( practise )

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan ( overt

behaviour ). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan nyata

32

Page 33: PHBS FINAL.doc

diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan,

antara lain adalah fasilitas. Sikap ibu yang positif terhadap imunisasi

harus mendapat konfirmasi dari suaminya, dan ada fasilitas imunisasi

yang mudah dicapai, agar ibu tersebut mengimunisasikan anaknya. Di

samping faktor fasilitas, juga diperlukan faktor dukungan ( support ) dari

pihak lain, misalnya, dari suami atau istri, orangtua atau mertua, dan

lain-lain. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan:

1. Persepsi ( perception )

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktek tingkat

pertama. Misalnya, seorang ibu dapat memilih makanan yang

bergizi tinggi bagi anak Balitanya.

2. Respons terpimpin ( guided response )

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktek tingkat

dua.

3. Mekanisme ( mechanism )

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka

ia sudah mencapai praktek tingkat tiga.

4. Adopsi ( adoption )

Adaptasi adalah suatu praktek atau tindakan yang sudah

berkembang dengan baik. Artinya tindakan itu sudah

dimodifikasikannya tanpa mengurangi kebenaran tindakan

tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung,

yakni dengan wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah

dilakukan beberapa jam, hari, atau bulan yang lalu ( recall ).

Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung, yakni dengan

mengobservasi tindakan atau kegiatan responden.

33

Page 34: PHBS FINAL.doc

2.2.4 PERUBAHAN ( ADOPSI ) PERILAKU DAN INDIKATORNYA

Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang kompleks dan

memerlukan waktu yang relatif lama. Secara teori perubahan perilaku atau

seseorang menerima atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui

3 tahap.

1. Pengetahuan

Sebelum seseorang mengadopsi perilaku ( berperilaku baru ), ia harus

tahu terlebih dahulu apa arti atau manfaat perilaku tersebut bagi dirinya atau

keluarganya. Indikator-indikator apa yang dapat digunakan untuk

mengetahui tingkat pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan, dapat

dikelompokkan menjadi:

a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:

- penyebab penyakit

- gejala atau tanda-tanda penyakit

- bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan

- bagaimana cara penularannya

- bagaimana cara pencegahannya termasuk imunisasi, dan sebagainya.

b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup sehat,

meliputi:

- jenis-jenis makanan yang bergizi

- manfaat makanan yang bergizi bagi kesehatannya

- pentingnya olahraga bagi kesehatan

- penyakit-penyakit atau bahaya-bahaya merokok, minum-minuman keras,

narkoba, dan sebagainya

- pentingnya istirahat cukup, relaksasi, rekreasi, dan sebagainya bagi

kesehatan, dan sebagainya

c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan

- manfaat air bersih

- cara-cara pembuangan limbah yang sehat, termasuk pembuangan

kotoran yang

34

Page 35: PHBS FINAL.doc

sehat, dan sampah

- manfaat pencahayaan dan penerangan rumah yang sehat

- akibat polusi ( polusi air, udara, dan tanah ) bagi kesehatan, dan

sebagainya

2. Sikap

Telah diuraikan di atas bahwa sikap adalah penilaian ( bisa berupa

pendapat ) seseorang terhadap stimulus atau objek ( dalam hal ini adalah

masalah kesehatan, termasuk penyakit ). Setelah seseorang mengetahui

stimulus atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap

stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indikator untuk sikap

kesehatan juga sejalan dengan pengetahuan kesehatan seperti di atas, yakni:

a. Sikap terhadap sakit dan penyakit.

Adalah bagaimana penilaian atau pendapat seseorang terhadap: gejala atau

tanda-tanda penyakit, penyebab penyakit, cara penularan penyakit, cara

pencegahan penyakit, dan sebagainya.

b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat

Adalah penilaian atau pendapat seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan

Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap lingkungan dan

pengaruhnya terhadap kesehatan.

3. Praktek atau Tindakan ( practice )

Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,

kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang diketahui,

proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau mempraktekkan

apa yang diketahui atau disikapinya ( dinilai baik ). Inilah yang disebut

praktek ( practice ) kesehatan, atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan

( overt behaviour ). Oleh sebab itu, indikator praktek kesehatan ini juga

35

Page 36: PHBS FINAL.doc

mencakup hal tersebut di atas, yakni:

a.Tindakan sehubungan dengan penyakit

Tindakan atau perilaku ini mencakup : a. Pencegahan penyakit , b.

Penyembuhan penyakit.

b. Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan

Tindakan atau perilaku ini mencakup antara lain : mengkonsumsi makanan

dengan gizi seimbang, melakukan olahraga dengan teratur, tidak merokok,

tidak minum minuman keras dan narkoba, dan sebagainya.

c.Tindakan kesehatan lingkungan

Perilaku ini antara lain mencakup : membuang air besar di jambanm

membuang sampah di tempat sampah, menggunakan air bersih untuk

madi, cuci, masak, dsb.

2.2.5 ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU KESEHATAN

Di dalam proses pembentukan dan atau perubahan perilaku

dipengaruhi oleh beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu

sendiri. Faktor-faktor tersebut antara lain: susunan saraf pusat, persepsi,

motivasi, emosi, dan belajar. Susunan saral pusat memegang peranan

penting dalam perilaku manusia, karena perilaku merupakan sebuah bentuk

perpindahan dari rangsang yang masuk ke rangsang yang dihasilkan.

Perpindahan ini dihasilkan oleh susuran saraf pusat dengan unit-unit

dasarnya yang disebut neuron. Neuron memindahkan energi-energi di dalam

impuls-impuls saraf. Impuls-impuls saraf indera pendengaran, penglihatan,

pembauan, pengecapan, dan perubahan disalurkan dari tempat terjadinya

rangsangan melalui impuls-impuls saraf ke susunan saraf pusat.

Perubahan-perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat diketahui

melalui persepsi. Persepsi adalah pengalaman yang dihasilkan melalui

indera penglihatan, pendengaran, penciuman, dan sebagainya. Setiap orang

mempunyai persepsi yang berbeda, meskipun objeknya sama. Motivasi

diartikan sebagai dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan

tertentu. Hasil dari dorongan dan gerakan ini diwujudkan dalam bentuk

36

Page 37: PHBS FINAL.doc

perilaku.

Perilaku dapat juga timbul karena emosi. Aspek psikologis yang

mempengaruhi emosi berhubungan erat dengan keadaan jasmani. Sedang

keadaan jasmani merupakan hasil keturunan ( bawaan ). Dalam proses

pencapaian kedewasaan pada manusia semua aspek yang berhubungan

dengan keturunan dan emosi akan berkembang sesuai dengan hukum

perkembangan. Oleh karena itu perilaku yang timbul karena emosi

merupakan perilaku bawaan.

Belajar diartikan sebagai suatu perilaku yang dihasilkan dari praktek-

praktek dalam lingkungan kehidupan. Barelson ( 1964 ) mengatakan bahwa

belajar adalah suatu perubahan perilaku yang dihasilkan dari perilaku

terdahulu.

Dari uraian dia tas dapat disimpulkan bahwa perilaku terbentuk

melalui suatu proses tertentu, dan berlangsung dalam interaksi manusia

dengan lingkungannya. Faktor-faktor yang memegang peranan di dalam

pembentukan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yakni faktor intern dan

ekstern. Faktor intern berupa kecerdasan, persepsi, motivasi, minat, emosi,

dan sebagainya untuk mengolah pengaruh-pengaruh dari luar. Faktor ekstern

meliputi: objek, orang, kelompok, dan hasil-hasil kebudayaan yang

dijadikan sasaran dalam mewujudkan bentuk perilakunya. Kedua faktor

tersebut akan dapat terpadu menjadi perilaku yang selaras dengan

lingkungannya apabila perilaku yang terbentuk dapat diterima oleh

lingkungannya, dan dapat diterima oleh individu yang bersangkutan.

Perilaku sebagai konsepsi, bukanlah hal yang sederhana. Konsep

perilaku yang diterima secara luas ialah yang memandang perilaku sebagai

variabel pencampur ( interventing variable ), oleh karena itu ia mencampuri

atau mempengaruhi responsi subjek terhadap stimulus.

Menurut konsepsi ini maka perlaku adalah pengorganisasian proses-

proses psikologi oleh seseorang yang memberikan predisposisi untuk

melakukan responsi menurut cara tertantu terhadap sesuatu kelas atau

golongan objek-objek.

37

Page 38: PHBS FINAL.doc

Dalam bidang kesehatan masyarakat khususnya pendidikan kesehatah,

mempelajari perilaku adalah sangat penting. Karena pendidikan kesehatan

sebagai bagian dari kesehatan masyarakat, berfungsi sebagai media atau

sarana untuk menyediakan kondisi sosio-psikologis sedemikian rupa

sehingga individu atau masyarakat berperilaku sesuai dengan norma-norma

hidup sehat. Dengan perkataan lain pendidikan kesehatan bertujuan untuk

merubah perilaku individu atau masyarakat sehingga sesuai dengan norma-

norma hidup sehat.

Setiap individu sejak lahir berada di dalam suatu kelompok, terutama

kelompok keluarga. Kelompok ini akan membuka kemungkinan untuk

dipengaruhi dan mempengaruhi anggota-anggota kelompok lain. Oleh

karena pada setiap kelompok senantiansa berlaku aturan dan norma sosial

tertentu, maka perilaku setiap individu anggota kelompok berlangsung di

dalam suatu jaringan normatif. Demikian pula perilaku individu tersebut

terhadap masalah-masalah kesehatan.

Saparinah Sadli (1982), menggambarkan hubungan individu dengan

lingkungan sosial yang saling mempengaruhi dalam diagram di bawah ini:

Hubungan Individu dengan Lingkungan Sosial

Keterangan:

- Perilaku kesehatan individu: sikap dan kebiasaan individu yang erat

kaitannya dengan lingkungan

38

Lingkungan umum

Lingkungan terbatas

Lingkungan

keluargaIndividu

Interaksi perilaku kesehatan

Page 39: PHBS FINAL.doc

- Lingkungan keluarga: kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga

mengenai kesehatan

- Lingkungan terbatas: tradisi, adat istiadat, dan kepercayaan masyarakat

sehubungan dengan kesehatan

- Lingkungan umum: kebijakan-kebijakan pemerintah di bidang

kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan, dan

sebagainya.

39

Page 40: PHBS FINAL.doc

BAB III

KERANGKA PEMIKIRAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 KERANGKA PEMIKIRAN

1. Pertolongan persalinan

2. Imunisasi

3. Jamban

4. Air bersih

5. Sampah

6. Kebersihan kuku

7. Gizi keluarga

8. Kebiasaan tidak merokok dan penyalahgunaan napza

9. Informasi PMS/ AIDS

10. JPKM/ dana sehat, Asuransi Kesehatan lain

( sumber: Dinkes RI, 1999/2000 )

3.2 DEFINISI OPERASIONAL

1. Keluarga miskin

Keluarga dengan kriteria ( MINIMAL MEMENUHI 4 kriteria di bawah ) :

Frekuensi makan < 2 kali sehari

Frekuensi makan lauk (daging/telur/tahu/tempe) 1 kali/minggu

Tidak mampu membeli pakaian baru minimal 1 stel setahun terakhir

Sebagian besar lantai rumah dari tanah

Anak usia 7 – 15 tahun tidak bersekolah karena alasan ekonomi

Bila anggota keluarga sakit tidak mampu berobat ke sarana pelayanan

kesehatan dasar

PUS tidak mampu ber KB dengan alasan ekonomi

40

PHBS di

Tatanan

Rumah

Tangga

Keluarga

Miskin

Page 41: PHBS FINAL.doc

KK terkena PHK dan atau kehilangan mata pencaharian pokok/utama

keluarga

2. Pasangan usia subur

Ibu-ibu yang pada saat penelitian berusia antara 15-45 tahun, tidak sedang

hamil dan belum mempunyai anak

3. Umur ibu

Ulang tahun terakhir ibu pada bulan dan tahun dilaksanakannya penelitian

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Interval

4. Pendidikan ibu

Pendidikan formal tertinggi yang diikuti ibu

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

5. Pekerjaan ibu

Kegiatan tersering yang dilakukan ibu sehari-hari

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

6. Pendapatan per kapita per bulan

Bila < Rp. 200.000,00 berarti keluarga miskin

Cara ukur : Survey

Alat ukur : Kuesioner

Skala : Ordinal

41

Page 42: PHBS FINAL.doc

7. Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ( PHBS )

Upaya memberikan pengalaman belajar atau menciptakan suatu kondisi

bagi perorangan, keluarga, kelompok, atau masyarakat, dengan memberi

informasi dan melakukan edukasi untuk meningkatkan pengetahuan,

sikap, dan perilaku sebagai upaya untuk membantu masyarakat mengenali

dan mengatasi masalahnya sendiri, dalam tatanan RT, agar dapat

menerapkan cara hidup sehat dalam rangka menjaga, memelihara, dan

meningkatkan kesehatannya. Indikator dari PHBS antara lain :

7.1 Pengetahuan

Adalah pengetahuan mengenai pengetahuan dari pentingnya hidup

bersih dan sehat, yang dinilai melalui pertanyaan yang dapat dijawab yang

terdapat dalam kuesioner. Pertanyaan pengetahuan berjumlah 8 pertanyaan

pilihan berganda. Apabila dijumlahkan, maka responden dikelompokan ke

dalam 2 kategori tingkat pengetahuan, yaitu:

1. Pengetahuan Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8

2. Pengetahuan Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

7.2 Sikap

Adalah sikap dalam mempraktekkan kebiasaan hidup bersih dan sehat,

yang dinilai melalui jawaban dari pertanyaan-pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner.

Pertanyaan sikap yang berjumlah 8 pertanyaan merupakan pertanyaan

pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, responden dikelompokkan dalam 2

kategori yaitu:

1. Sikap Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-8

2. Sikap Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4

Skala : Ordinal

42

Page 43: PHBS FINAL.doc

Alat Ukur : Kuesioner

7.3 Perilaku

Adalah perilaku masyarakat dalam mengamalkan hidup bersih dan

sehat terhadap lingkungan serta anggota keluarga , yang dinilai melalui jumlah

jawaban yang dapat dijawab melalui pertanyaan yang terdapat dalam

kuesioner.

Pertanyaan Perilaku berjumlah 8 pertanyaan, merupakan pertanyaan

pilihan berganda. Setelah dijumlahkan, maka responden dikelompokkan

dalam 2 kategori tingkat perilaku, yaitu:

1. Perilaku Cukup, apabila responden memperoleh skor antara 5-7

2. Perilaku Kurang, apabila responden memperoleh skor antara 0-4

Skala : Ordinal

Alat Ukur : Kuesioner

8. Penyuluhan

Di dalam kuesioner terdapat 8 pertanyaan mengenai penyuluhan yang

bertujuan untuk mengetahui penyuluhan tentang PHBS yang diterima oleh

responden dan bagaimana harapan responden akan penyuluhan-

penyuluhan kesehatan yang akan datang.

43

Page 44: PHBS FINAL.doc

BAB IV

METODOLOGI PENELITIAN

4.1. METODE PENELITIAN

Penelitian ini merupakan survey yang menggunakan metode

deskriptif, yang bisa memberi gambaran tentang tingkat pendidikan,

tingkat sosial ekonomi, pengetahuan, perilaku, dan penyuluhan para

responden yang berhubungan dengan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat,

pengumpulan data dilakukan dengan cara kuesioner.

4.2. INSTRUMEN PENELITIAN

Instrumen penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah

kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan tentang keterangan umum

responden, meliputi nama, alamat, umur, tingkat pendidikan, pekerjaan,

pendapatan perkapita, 24 pertanyaan tentang PHBS dan 8 pertanyaan

tentang penyuluhan.

4.3. POPULASI DAN SAMPEL

a. Populasi penelitian adalah para ibu ( PUS atau sedang hamil atau

memiliki bayi atau memiliki Balita ) dari Keluarga Miskin yang

bertempat tinggal di desa Air Meles Bawah yang berjumlah 75 orang

ibu.

b. Sample

Sample yang digunakan adalah minimal sample, yaitu sebesar 43

orang ibu.

44

Page 45: PHBS FINAL.doc

4.4. PENGUMPULAN DATA

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan data sekunder, yaitu:

a. Data primer

Data ini didapat dengan cara wawancara secara terpimpin dan

pengamatan langsung terhadap responden yang memenuhi kriteria

berpedoman kepada kuesioner yang telah disusun.

b. Data sekunder

Berupa data-data yang diperoleh dari para petugas kesehatan dan

kecamatan di wilayah setempat.

4.5. CARA PENGOLAHAN DATA

Semua data yang diperoleh, dicatat, diolah secara manual lalu disusun ke

dalam tabel sesuai dengan penelitian

45

Page 46: PHBS FINAL.doc

BAB V

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.6. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Penelitian ini berlokasi di Desa Air Meles Bawah , yang termasuk ke dalam

wilayah kerja Puskesmas Perumnas, yang secara administratif termasuk ke

dalam wilayah Kecamatan Curup Timur, Kabupaten Rejang Lebong,. Wilayah

kerja Puskesmas Perumnas terdiri atas 6 dusun.

Desa Air Meles Bawah

Adapun batas-batas wilayah kerja Desa Air Meles Bawah adalah :

Batas utara berbatasan dengan wilayah kerja BTN

Batas selatan berbatasan dengan wilayah kerja Air Bang

Batas barat berbatasan dengan wilayah kerja Talang Rimbo

Batas timur berbatasan dengan wilayah kerja Sukaraja

Luas wilayah Air Meles Bawah 403 km2 , dengan jumlah penduduk pria :587 jiwa

, penduduk wanita: 500 jiwa. Dengan jumlah kepala keluarga: 217 KK yang

dengan mata pencaharian sebagian besar adalah: wiraswasta dan petani, dan

sebagian kecil adalah dagang. Dan rata- rata penduduknya beragama Islam.

4.7. HASIL PENELITIAN

USIA RESPONDEN

Tabel 5.1 Distribusi responden berdasarkan usia ibu

Usia ibu (tahun) Jumlah Persentase

15-21 18 41,86

21-35 13 30,23

>35 12 27,91

JUMLAH 43 100

46

Page 47: PHBS FINAL.doc

Berdasarkan data di atas responden terbanyak kelompok umur 15-21

tahun, diikuti kelompok usia 21-35 tahun. Berarti di Desa Air Meles

Bawah banyak terdapat ibu usia produktif.

TINGKAT PENDIDIKAN RESPONDEN

Tabel 5.2 Distribusi responden berdasarkan tingkat pendidikan

Pendidikan Jumlah Persentase

Tidak tamat SD 10 23,26

Tamat SD 20 46,51

Tidak tamat SMP 0 0

Tamat SMP 5 11,63

Tidak tamat SMA 3 6,98

Tamat SMA 5 11,63

Tamat PT/ Akademi 0 0

JUMLAH 43 100

Berdasarkan data di atas, didapatkan bahwa pendidikan responden

berpendidikan rendah ini terlihat dari 46% hanya tamat SD dan 30% tak

tamat sekolah tingkat lanjut

PEKERJAAN RESPONDEN

Tabel 5.3 Distribusi respoden berdasarkan pekerjaan

Pekerjaan Jumlah Persentase

Ibu Rumah Tangga 20 46,51

Buruh 14 32,56

Petani 0 0

Pedagang 6 13,93

PNS 3 6,98

TNI / POLRI 0 0

Lain-lain 0 0

JUMLAH 43 100

47

Page 48: PHBS FINAL.doc

Dari data di atas diperoleh bahwa pekerjaan terbanyak responden adalah

sebagai ibu rumah tangga yaitu sebesar 20%. Diikuti buruh 14%

PENDAPATAN PERKAPITA RESPONDEN

Tabel 5.4 Distribusi responden berdasarkan pendapatan perkapita

Pendapatan / kapita/ bulan Jumlah Persentase

< Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan 31 72,10

Rp. 200.000,00 /kapita/ bulan 12 27,90

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan bahwa 72% responden adalah benar

keluarga miskin.

PHBS RESPONDEN

Tabel 5.5 Distribusi responden yang pernah mengetahui tentang

PHBS

Kategori Jumlah Persentase

Pernah 38 88,37

Tidak 5 11,63

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 88% responden mengetahui PHBS dan

12% responden tidak mengetahui

48

Page 49: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.6 Distribusi responden yang mengetahui kepanjangan PHBS

Kategori Jumlah Persentase

Perilaku Hidup Bersih dan Sehat 28 65,12

Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera

Peilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera

13

2

30,23

4,65

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan 65% menjawab dengan benar dan 35 %

menjawab salah

Tabel 5.7 Distribusi responden yang mengetahui aspek PHBS

Kategori Jumlah Persentase

KIA 5 11,63

Gizi

Kesehatan Lingkungan

Gaya Hidup

Peran serta dalam Upaya Kesehatan

5

23

5

5

11,63

53,48

11,63

11,63

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 53% responden menjawab kesehatan

lingkungan 5%KIA, 5% Gizi, 5% gaya hidup dan 5% peran serta upaya

kesehatan

Tabel 5.8 Distribusi responden yang mengetahui syarat rumah sehat

Kategori Jumlah Persentase

Berventilasi 0 0

Berventilasi, Pencahayaan yang cukup

Berventilasi,Pencahayaan yang cukup,

halaman rumah bersih

Berventilasi, Pencahayaan yang cukup,

halaman yang bersih, tersedianya

jamban keluarga

0

3

40

0

6,98

93,02

JUMLAH 43 100

49

Page 50: PHBS FINAL.doc

Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah

Tabel 5.9 Distribusi responden yang mengetahui pemberian ASI

Kategori Jumlah Persentase

Sampai usia 2 tahun 30 69,77

Sampai usia 6 bulan

Sampai usia 10 bulan

Sampai usia 8 bulan

11

2

25,58

4,65

0

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 70% menjawab tepat dan 30 % salah

Tabel 5.10 Distribusi responden yang mengetahui manfaat TT pada ibu

hamil

Kategori Jumlah Persentase

Membangun kekebalan sebagai

upaya mencegah infeksi tetanus dan

melindungi bayi baru lahir dari

tetanus neonatorum

35 81,40

Mencegah infeksi pada luka

Lain – lain

8 18,60

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 81% menjawab tepat dan 19%salah

50

Page 51: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.11 Distribusi responden yang mengetahui program pemerintah

tentang persalinan

Kategori Jumlah Persentase

Jamkesmas 0 0

Jampersal

Jamkesda

Jamsostek

Lain – lain

43

0

0

0

100

0

0

0

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa semua responden tahu tentang

JAMPERSAL

Tabel 5.12 Distribusi responden yang mengetahui jarak yang baik antara

jamban dengan sumber air

Kategori Jumlah Persentase

> 10 meter 40 93,02

< 10 meter 3 6,98

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah

Tabel 5.13 Distribusi responden mengenai tersedianya JAGA d rumah

Kategori Jumlah Persentase

Setuju 43 100

Tidak setuju 0 0

JUMLAH 43 100

. Dari data di atas didapatkan bahwa semua setuju

51

Page 52: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.14 Distribusi responden mengenai merokok di dalam rumah

membahayakan anggota keluarga yang lain

Kategori Jumlah Persentase

Ya 40 93,02

Tidak

Abstain

3

0

6,98

0

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 94% menjawab tepat dan 6%salah

Tabel 5.15 Distribusi responden yang mengetahui tentang mencuci makan

tidak bersih dapat mengakibatkan diare

Kategori Jumlah Persentase

Ya 29 67,44

Tidak 8 18,60

JUMLAH 43 100

Dari data diatas semua responden mengetahui tentang mencuci makan tidak

bersih dapat mengakibatkan diare

Tabel 5.16 Distribusi responden yang mengetahui tempat dimana

membuang sampah

Kategori Jumlah Persentase

TPS/TPA 30 69,02

Sungai

Dibakar

Lainnya

Abstain

5

8

0

0

11,63

18,60

0

0

JUMLAH 43 100

Dari data di atas didapatkan bahwa 70% responden menjawab di TPA

12% di sungai dan 18% dibakar

52

Page 53: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.17 Distribusi responden yang mengetahui lantai rumah terbuat dari

apa

Kategori Jumlah Persentase

Keramik/ ubin 25 58,14

Tanah

Semen

0

18

0

41,86

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 58% responden menjawab keramik/ubin 42

% semen

Tabel 5.18 Distribusi jawaban responden mengenai oleh siapa ibu

melakukan persalinan

Jawaban Jumlah Persentase

Bidan 40 93,08

Dokter

Paraji

3

0

6,92

0

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% responden menjawab ditolong bidan dan

hanya 6% ditolong dokter“

Tabel 5.19 Distribusi jawaban responden mengenai jenis makanan apa

yang ibu makan setiap harinya

Jawaban Jumlah Persentase

Nasi, sayur, lauk pauk,

buah (4 sehat)

5 11,63

Nasi, sayur dan lauk pauk

Nasi dan sayur atau nasi

dan lauk pauk

Nasi saja

30

0

69,02

0

53

Page 54: PHBS FINAL.doc

Lain – lain 8 18,60

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 70% hanya makan nasi+lauk pauk

Tabel 5.20 Distribusi jawaban responden mengenai “apakah ibu menjadi

anggota dana sehat (JPKM)

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 38 88,37

Tidak

Abstain

5 11,63

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan88% ”ya” 12% responden menjawab

“Tidak”.

Tabel 5.21 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu memcuci

tangan dengan menggunakan sabun sebelum makan

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 27 62,79

Tidak 16 37,21

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan88% ”ya” 12% responden menjawab

“Tidak”.

Tabel 5.22 Distribusi jawaban responden mengenai apakah rumah ibu

setiap hari dibersihkan

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 25 58,14

tidak 18 41,86

Abstain 0 0

JUMLAH 43 100

54

Page 55: PHBS FINAL.doc

Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab

“Tidak pernah”.

Tabel 5.23 Distribusi jawaban responden mengenai apakah setiap ruangan

mempunyai jendela

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 40 93,02

Tidak

Abstain

3 6,98

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% ya hanya 6% responden menjawab

“Tidak pernah”.

Tabel 5.24 Distribusi jawaban responden mengenai seberapa sering

responden membersihkan jamban di rumah

Jawaban Jumlah Persentase

Sebulan sekali 9 20,93

Seminggu sekali

Tidak pernah

Abstain

23

11

53,49

25,58

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan semua seminggu sekali

55

Page 56: PHBS FINAL.doc

Tabel 5.25 Distribusi jawaban responden mengenai apakah ibu selalu

melakukan aktifitas fisik setiap hari

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 26 60,46

Tidak

Abstain

17 39,53

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkansema menjawab ya”.

Tabel 5.26 Distribusi jawaban responden mengenai kemakah ibu selalu

membuang sampah rumah tangga

Jawaban Jumlah Persentase

TPS/TPA 25 58,14

Sungai 5 11,63

Dibakar 13 30,23

Lainnya 0 0

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas di dapatkan 81% responden membuang di TPA 19%

dibakar

Tabel 5.27 Distribusi jawaban responden mengenai bagi ibu yang pernah

mempunyai bayi, berapa seringkah menimbang bayi di posyandu

Jawaban Jumlah Persentase

1x seminggu 0 0

2x sebulan

1xsebulan

0

43

0

100

JUMLAH 43 100

56

Page 57: PHBS FINAL.doc

Dari tabel di atas didapatkan semua melakukannya sebulan sekali

Tabel 5.28 Distribusi jawaban responden mengenai berapa kali dalam

seminggu ibu memotong kuku

Jawaban Jumlah Persentase

Seminggu sekali 3 6,98

2 minggu sekali 17 39,54

Sebulan sekali /> sebulan

Abstain

23 53,44

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 94% sebulan sekali hanya 6% responden

menjawab seminggu sekali

PENYULUHAN

Tabel 5.29 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Apakah ibu

pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

yang diadakan oleh kader/ bidan desa/ tenaga kesehatan ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Pernah 35 81,40

Tidak pernah

Abstain

8 18,60

JUMLAH 43 100

Dari tabel di atas didapatkan 81% responden yang pernah mendapat

penyuluhn tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

Tabel 5.30 Distribusi jawaban responden yang pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan ”Berapa kali mendapatkan

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?”

57

Page 58: PHBS FINAL.doc

Jawaban Jumlah Persentase

1 kali 2 4,65

2 kali 18 41,86

3 kali

Abstain

23

0

53,49

0

JUMLAH 43 100

Tabel 5.31 Distribusi responden yang pernah mendapatkan penyuluhan

PHBS terhadap pertanyaan “Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

< 3 bulan y.l 3 6,9

3-6 bulan y.l 3 6,9

6-9 bulan y.l 9 20,93

9-12 bulan y.l 15 34,88

> 1 tahun y.l 13 30,23

JUMLAH 43 100

Tabel 5.32 Distribusi jawaban responden yang tidak pernah mendapatkan

penyuluhan PHBS terhadap pertanyaan “apakah penyuluhan tersebut

bermanfaat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Ya 43 100

Tidak

Abstain

0 0

0

JUMLAH 43 100

58

Page 59: PHBS FINAL.doc

Dari tabel di atas didapatkan bahwa semua responden yang pernah

mendapatkan penyuluhan PHBS menjawab penting

Tabel 5.33 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Dimana

tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan penyuluhan

tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Puskesmas 15 34,88

Posyandu 20 46,51

Balai desa 8 18,60

Lainnya: 0 0

JUMLAH 43 100

Tabel 5.34 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Kapan

sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Minggu 0 0

Jam kerja Puskesmas 18 41,86

Saat Posyandu 23 53,48

Abstain 2 4,65

JUMLAH 43 100

Tabel 5.35 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Siapa

sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut ?”

59

Page 60: PHBS FINAL.doc

Jawaban Jumlah Persentase

Dokter 13 30,32

Bidan 28 65,11

Kader kesehatan 2 4,65

Tokoh agama dan

Masyarakat

0 0

Lainnya

Abstain

0 0

JUMLAH 43 100

Tabel 5.36 Distribusi jawaban responden terhadap pertanyaan ”Bagaimana

cara yang diinginkan dalam menyampaikan penyuluhan tersebut ?”

Jawaban Jumlah Persentase

Ceramah 3 6,9

Ceramah + tanya jawab 23 53,48

Ceramah + gambar-gambar 8 18,60

Wawancara 7 16,27

Abstain 2 4,65

JUMLAH 43 100

Tabel 5.37. Distribusi Pengetahuan Responden Tentang PHBS

60

Page 61: PHBS FINAL.doc

Jawaban Jumlah Persentase

Cukup 35 81,36 Kurang 8 18,64

Total 43 100 Dari tabel diatas maka pengetahuan responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

Tabel 5.38. Distribusi Sikap Responden Tentang PHBS

Jawaban Jumlah Persentase

Cukup 28 65,12

Kurang 15 34,88

Total 43 100 Dari tabel diatas maka sikap responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

Tabel 5.39. Distribusi Perilaku Responden Tentang PHBS

Jawaban Jumlah Persentase

Cukup 26 60,46 Kurang 17 39,54

Total 43 100 Dari tabel diatas maka perilaku responden akan PHBS dapat dikatakan cukup

BAB VI

61

Page 62: PHBS FINAL.doc

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1 KESIMPULAN

Dari hasil penelitian di desa Air Meles Bawah dapat ditarik kesimpulan

berupa :

1. Sebagian besar ibu berusia antara 15-21 tahun (40 %) diikuti kelompok

usia 21-35(30 %), yang tingkat pendidikannya tergolong rendah ( rata-

rata tidak tamat SD dan tamat SD ) yang pekerjaan mayoritas responden

adalah sebagai Ibu Rumah Tangga

2. Dengan latar belakang di atas, maka dapat dilihat gambaran PHBS di di

Desa Air Meles bawah mempunyai perilaku dan pengetahuan yang

cukup terhadap PHBS, hal ini harus ditingkatkan terus dan harus

berkesinambungan sehingga tingkat kepemilikan dan penggunaan

lingkungan sekitar dapat terus ditingkatkan untuk mencapai lingkungan

yang nyaman di wilayah Desa Air Meles Bawah

3. Selain Penyuluhan, Untuk anak-anak sekolah juga diajarkan tari cuci

tangan. Semoga dapat meningkatkan ketanggapan serta kepedulian anak-

anak tentang perntingnya menjaga kebersihan supaya terbebas dari

kuman dan menjaga daya tahan tubuh agar tidak mudah sakit.

6.2 SARAN

1. Menggalakkan penyuluhan mengenai PHBS oleh Nakes terutama oleh

dokter dalam bentuk ceramah dan tanya jawab 1 bulan sekali

2. Melakukan pelatihan terhadap para kader, juru imunisasi, bidan, mantri,

tokoh masyarakat yang terjun langsung ke lapangan untuk memantau

PHBS

3. Melakukan Pembangunan Jamban Keluarga (JAGA)

4. Pengadaan UKS di setiap sekolah minimal 1 bulan sekali oleh petugas

kesehatan.

5. Mengadakan lomba rumah PHBS serta desa PHBS setahun sekali untuk

memacu masyarakat secara umum dan rumah tangga miskin secara

62

Page 63: PHBS FINAL.doc

khusus untuk menjalankan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat.

6. Melakukan kerjasama dengan pihak perusahaan Perkebunan untuk

pembangunan sarana TPS.

DAFTAR PUSTAKA

1. Dachroni. Buku Pedoman Pembinaan Program Perilaku Hidup Bersih dan

63

Page 64: PHBS FINAL.doc

Sehat di Tatanan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI, Jakarta,

1999/2000.

2. Notoatmodjo, Soekidjo. Pendidikan dan Perilaku Kesehatan, PT. Asdi

Mahasatya, Jakarta, 2003.

FOTO KEGIATAN

64

Page 65: PHBS FINAL.doc

KUESIONER

I IDENTITAS

65

Page 66: PHBS FINAL.doc

1. Nama

2. Alamat

3. Usia

4. Pekerjaan

a. Tidak bekerja

b. Petani

c. Buruh

d. Buruh Tani

e. Pedagang

f. Pegawai Negri

g. TNI/ Polri

h. Pegawai Swasta

i. Pensiunan

5. Pendidikan

i. Tidak sekolah

ii. Tidak tamat SD/ sederajat

iii. Tamat SD/sederajat

iv. Tidak tamat SMP/sederajat

v. Tamat SMP/sederajat

vi. Tidak tamat SMA/sederajat

vii. Akademi/ Perguruan Tinggi

6. Penghasilan perkapita perbulan

a. < Rp 200.000,00

b. > Rp 200.000,00

II PENGETAHUAN

1.Apakah ibu pernah mendengar tentang PHBS?

a.Pernah

b.Tidak pernah

2.Kepanjangan PHBS

a.Perilaku Hidup Bersih dan Sehat

b.Perilaku Hidup Bersih dan Sejahtera

c.Perilaku Hidup Bahagia dan Sejahtera

4.Apakah yang termasuk aspek PHBS ? ( jawaban boleh lebih dari satu )

a.KIA

66

Page 67: PHBS FINAL.doc

b.Gizi

cKesehatan Lingkungan

dGaya Hidup

ePeran Serta dalam Upaya Kesehatan

5.Apakahsyarat rumah sehat?

A.Berventilasi

B.Berventilasi,pencahayaan yang cukup

C.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halamn rumah yang bersih

D.Berventilasi, pencahayaan yang cukup, halaman rumah yang bersih,

tersedianya jamban keluarga

6Apakah yang dimaksud dengan pemberian ASI eksklusif?

APemberian ASI sampai usia bayi 2 tahun

BPemberian ASI sampai bayi usia 6 bulan

CPemberian ASI sampai usia 10 bulan

DPemberian ASI sampai usia 8 bulan

7Apa manfaat suntikan TT pada ibu hamil?

AMembangun kekebalan sebagai upaya mencegah infeksi tetanus dan

Belindungi bayi baru lahir dari tetanus neonatorum

CMencegah infeksi pada luka

DLain - lain

8.Apakah program pemerintah tentang persalinan?

A.Jamkesmas

BJampersal

CJamkesda

DJamsostek

F Lain - lain

9.Berapa meter jarak yang baik antara jamban dengan sumber air?

a. > 10 meter

67

Page 68: PHBS FINAL.doc

b. < 10 meter

III SIKAP

1. Apakah anda setuju setiap rumah mempunyai JAGA ( Jamban Keluarga) ?

a. Setuju

b. Tidak setuju

2. apakah anda setuju merokok di dalam rumah dapat membahayakan anggota

keluarga yang lain?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah anda setuju cuci tangan yang tidak bersih sebelum makan dapat

mengakibatkan diare?

a. Ya

b. Tidak

4. Kemanakah anda selalu membuang sampah rumah tangga?

a. TPS/TPA

b. Sungai

c. Kebon

d. Dibakar

e. Lainnya:____________

5. Terbuat dari apakah lantai rumah ibu?

a. Keramik/Ubin

b. Tanah

c. Semen

6. Oleh siapa ibu melakukan persalinan?

a. Bidan

b. Dokter

c. Paraji

7. Jenis makanan apa yang ibu makan setiap harinya?

a. Nasi, sayur, lauk pauk, buah (4 sehat)

b. Nasi, sayur dan lauk pauk

c. Nasi dan sayur / nasi dan lauk pauk

68

Page 69: PHBS FINAL.doc

d. Nasi saja

e. Lain – lain : ______

8. Apakah Ibu menjadi anggota Dana Sehat (JPKM)?

a. Ya

b. Tidak

IV PERILAKU

1. Apakah ibu selalu mencuci tangan

dengan menggunakan sabun sebelum makan?

a. Ya

b. Tidak

2. Apakah rumah ibu setiap hari

dibersihkan?

a. Ya

b. Tidak

3. Apakah setiap ruangan mempunyai

jendela?

a. Ya

b. Tidak

4. Seberapa sering Anda membersihkan

jamban di rumah anda?

a. Sebulan sekali

b. Seminggu sekali

c. Tidak pernah

5. Apakah ibu selalu melakukan aktifitas

fisik setiap hari? ( seperti : membersihkan rumah, bekerja di kebun,dll;

minimal 30 menit/hari)

a. Ya

b. Tidak

6. Kemanakah ibu selalu membuang

sampah rumah tangga?

a. TPS/TPA

b. Sungai

c. Dibakar

d. Lainnya:________

69

Page 70: PHBS FINAL.doc

7. Bagi ibu yang pernah mempunyai bayi,

berapa seringkah menimbang bayi ke posyandu?

a. 1x seminggu

b. 2x sebulan

c. 1x sebulan

8. Berapa kali dalam seminggu ibu

memotong kuku ?

a. Seminggu sekali

b. 2 minggu sekali

c. sebulan sekali/ > sebulan

V PENYULUHAN

1. Apakah ibu pernah mendapatkan penyuluhan tentang Perilaku Hidup bersih dan

Sehat?

a. Pernah

b. Tidak pernah

2. Bila pernah, berapa kali mendapatkan penyuluhan tentang perilaku Hidup

bersih dan Sehat?

a. 1 kali

b. 2 kali

c. > 3 kali

3. Kapan terakhir kali ibu diberi penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat?

a. < 3 bulan yang lalu

b. 3 – 6 bulan yang lalu

c. 6 – 9 bulan yang lalu

d. 9 – 12 bulan yang lalu

e. > 1 tahun

4. Apakah penyuluhan tersebut ( tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat)

bermanfaat?

a. Ya

b. Tidak

5. Menurut ibu, dimana tempat berkumpul yang paling cocok untuk melakukan

70

Page 71: PHBS FINAL.doc

penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehat?

a. Puskesmas

b. Posyandu

c. Balai desa

d. Lainnya:________

6. Kapan sebaiknya dilakukan penyuluhan tentang Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat?

a. Hari Minggu

b. Hari ” Minggoen Desa”

c. Pada saat jam kerja Puskesmas

d. Saat kegiatan Posyandu

e. Lainnya:_______

7. Siapa sebaiknya yang melakukan penyuluhan tersebut?

a. Dokter

b. Bidan

c. Kader Kesehatan

d. Pemimpin/ Tokoh Agama dan Masyarakat

e. Lainnya :________

8. Bagaimana cara yang tepat dalam menyampaikan penyuluhan tersebut?

a. Ceramah saja

b. Ceramah dengan acara tanya jawab

c. Ceramah dengan gambar – gambar

d. Wawancara

e. Lainnya : ________

71