16
LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI PEWARNAAN GRAM Oleh : Kelompok 2 1. Erfitra Rezqi P 2073414120 2. Evi Ayu Candra 2073414120 3. Jihan Mawaddah 207341412048 4. Rina Dwi A 207341412049

Pewarnaan Gram

  • Upload
    dhonieza

  • View
    11.305

  • Download
    3

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pewarnaan Gram

LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI

PEWARNAAN GRAM

Oleh :

Kelompok 2

1. Erfitra Rezqi P 2073414120

2. Evi Ayu Candra 2073414120

3. Jihan Mawaddah 207341412048

4. Rina Dwi A 207341412049

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

JURUSAN BIOLOGI

Februari 2010

Page 2: Pewarnaan Gram

BAB I

PENDAHULUAN

a. Latar Belakang

Pengamatan bentuk dan ukuran sel bakteri akan tampak jelas jika

dilakukan pewarnaan terhadap sel. Metode pewarnaan sel bakteri ini pertama kali

dikembangkan oleh Christian Gram pada tahun 1884 yaitu seorang ahli

bakteriologi Denmark. Dia mengembangkan prosedur pewarnaan ini selagi

mencari suatu metode untuk memperlihatkan bakteri pneumokokus pada jaringan

paru-paru pasien yang mati karena pneumonia. Selain itu dia melihat bahwa

beberapa spesies bakteri dapat dibedakan dengan prosedur pewarnaan ini.

Pewarnaan gram masih merupakan salah satu prosedur yang paling

banyak digunakan untuk mencirikan banyak bakteri. Terutama amat berarti dii

laborotarium diagnostic rumah sakit karena informasi yang diperoleh dari

pengamatan specimen yang diwarnai dengan pewarnaan gram dengan cepat dapat

memberi petunjuk akan organisme penyebab suatu infeksi.

Pewarnaan gram merupakan pewarnaan diferensial yang membedakan

bakteri dalam dua kelompok yaitu bakteri Gram positif yang mengikat zat warna

pertama, dan bakteri Gram negative yang melepas zat warna pertama dan

mengikat zat warna kedua.

Ada dua teknik untuk membkukan prosedur warna Gram yang hasilnya

setara ialah teknik Hucker dan teknik Burke. Teknik Burke dalam prosedur ini

dikenakan pada sel bakteri yang telah difiksasi, hasil pewarnaan pada bakteri

Gram positif berwarna ungu, sedangkan pada bakteri Gram negative berwarna

merah.

b. Tujuan

a. Agar mahasiswa dapat melakukan pewarnaan Gram

b. Agar mahasiswa dapat mengidentifikasi bakteri biakan, berdasarkan sifat

pewarnaan Gram

c. Dasar Teori

Mikroba adalah prokariot dengan dinding sel yang terdiri dari struktur

khusus yang disebut dengan peptidoglikan. Struktur ini mempunyai mekanisme

Page 3: Pewarnaan Gram

tertentu dalam hal penyerapan bahan-bahan dari lingkungan di luar, termasuk zat

warna gram.

Zat pewarna adalah garam yang terdiri dari atas ion positif dan ion negatif,

salah satu diantaranya berwarna. Pada zat warna yang bersifat basa, warna itu

berada pada ion positif (yaitu zat pewarna+ Cl-), sedangkan pada zat pewarna

asam warna itu pada ion negatif (yaitu Na+ dan zat pewarna-).

Hubungan bakteri dengan zat pewarna basa yang menonjol disebabkan

terutama oleh adanya asam nukleat dalam jumlah besar dalam protoplasma sel.

Jadi, jika bakteri itu diwarnai, muatan negatif dalam asam nukleat bakteri bereaksi

dengan ion positif zat pewarna basa. Lembayung kristal, safranin, dan biru

metilen adalah beberapa zat pewarna basa yang lazim dipakai. Sebaliknya zat

pewarna asam ditolak oleh muatan negatif bakteri menyeluruh. Jadi, mewarnai

olesan bakteri dengan zat pewarna asam menghasilkan hanya pewarnaan pada

daerah latar belakang saja. Karena sel bakteri tak berwarna di atas latar belakang

yang berwarna, teknik ini sangat berguna untuk mengamati bentuk keseluruhan

sel yang sangat kecil. Proses pewarnaan ini disebut pewarnaan negatif.

Perbedaan tebal tipisnya struktur peptidoglikan menentukan mekanisme

yang spesifik terhadap penyerapan zat warna. Sifat ini dipergunakan untuk

membantu identifikasi suatu bakteri, sehingga dikenal adanya bakteri gram positif

dan bakteri gram negatif.

Perbedaan dalam hal penyerapan zat warna ini, juga menghasilkan

perbedaan-perbedaan atau ciri-ciri yang lain yang sangat berbeda, misalnya sifat

patogenitas, dan sebagainya.

d. Alat dan Bahan

a. Biakan murni bakteri dalam media agar lempeng yang berumur 3x24 jam

b. Lampu spirirtus

c. Kaca Benda

d. Reagen pewarna gram

e. Prosedur

Page 4: Pewarnaan Gram

1. Menyiapkan kaca benda bersih, kemudian dipanaskan di atas

nyala api spiritus dengan menggunakan pinset, kemudian

dibiarkan dingin dengan cara meletakkannya di atas kertas tissue.

2. Meneteskan akuades steril 1 kolong jarum inokulasi.

3. Mengambil bakteri dari biakan murni dengan menggunakan

akuades dan meratakannya sebanyak satu ujung jarum, kemudian

diletakkan pada akuades dan diratakan menggunakan ujung

kawat inokulasi.

4. Membiarkan sediaan bakteri mengering sendiri, hal ini berarti

kita telah membuat sediaan bakteri secara olesan kering udara.

5. Melakukan fiksasi dengan panas, caranya dengan melewatkan

sediaan di atas api lampu spirirtus.

6. Melakukan pewarnaan dengan menggenangi sediaan dengan

menggunakan reagen ammonium oksalat kristal violet selama 1

menit.

7. Membilas dengan air kran yang mengalir perlahan, kemudian

dikeringkan dengan menekankan kertas hisap.

8. Menggenangi sediaan di dalam etanol 95% selama 1 menit

sambil menggoyang-goyangkan dan kemudia ditekan dengan

kertas penghisap.

9. Menggenangi sediaan dengan pewarna safranin selama 30 detik.

Kemudian dibilas dengan air kran sampai tidak tampak lagi

adanya warna di dalam air bilasan, kemudian dikeringkan dengan

kertas penghisap.

10. Mengamati sediaan yang telah kering di bawah lensa mikroskop,

mula-mula dengan perbesaran lemah, kemudian dilanjutkan

dengan pembesaran kuat.

Page 5: Pewarnaan Gram

BAB II

DATA DAN PEMBAHASAN

a. Data Pengamatan

Ciri Koloni 1 Koloni 2

Page 6: Pewarnaan Gram

Warna Kuning pucat Putih

Bentuk Bundar dgn tepian timbul Bundar

Tepi Licin Licin

Elevasi seperti tombol seperti tombol

Kepekatan Pekat Pekat

Diameter 3 mm 4 mm

Jumlah

koloni 2 3

Permukaan Mengkilat Mengkilat

Bentuk sel coccus coccus

Pewarnaan Gram :

- Koloni 1 : ungu (positif) ~> bentuk sel = coccus

- Koloni 2 : ungu (positif) ~> bentuk sel = coccus

Pengukuran sel bakteri :

- Perbesaran 10x10 :

10 skala m.o = 10 skala

“ = 0,001 mm

1 skala okuler = 0,01 mm/10

= 0,01 mm

= 10 μm

- Perbesaran 40x10 :

4 skala m.okuler = 1 skala m.objek

= 0,01 mm

1 skala = 0,01/4

= 2,5 μm

- Perbesaran 100x10 = 1

= 0,01 mm

1 skala ok = 10

= 0,01/10

= 0,1 mm

Page 7: Pewarnaan Gram

1 skala ok = 0,1 μm

* Koloni 1 :

- U1 = 2,5 μm

- U2 = 2 μm

- U3 = 2,3 μm

rata2 = 2,3 μm

* Koloni 2 :

- U1 = 2,75 μm

- U2 = 2,6 μm

- U3 = 2,5 μm

- rata2 = 2,62 μm

b. Pembahasan

Pewarnaan Gram atau metode Gram merupakan suatu metode atau teknik

pewarnaan diferensial yang penting untuk membedakan atau mencirikan bakteri.

Dalam proses ini olesan bakteri yang terfiksasi diberi larutan tertentu yaitu ungu

kristal, iodium, alkohol dan safranin. Bakteri yang sudah diberi warna dengan

menggunakan metode pewarnaan ini dapat dibedakan menjadi dua kelompok

yaitu gram positif dan gram negatif.

Berdasarkan praktikum yang telah kami lakukan diketahui bahwa baik koloni

satu maupun koloni dua yang diambil dari hasil biakan pada media lempeng

merupakan gram positif. Ini didasarkan pada hasil akhir pewarnaan yang

menghasilkan warna ungu. Hal tersebut dikarenakan zat pewarna lembayung dan

iodine membentuk senyawa kompleks. Pada beberapa marga, bakteri melepaskan

zat pewarna dengan mudah apabila dicuci menggunakan alcohol dan zat pewarna

akan tetap bertahan pada bakteri yang lain. Ini dimungkinkan karena antara gram

positif dan gram negatif memiliki perbedaan yang mendasar dalam hal ketebalan

dinding selnya. Pada bakteri positif atau gram positif dinding selnya memiliki

struktur yang lebih tebal sehingga tetap berwarna ungu, sedangkan pada gram

Page 8: Pewarnaan Gram

negative memiliki struktur dinding sel yang lebih tipis sehingga warnanya akan

pudar ketika dicuci dengan alkohol.

Selanjutnya, penambahan safranin berguna sebagai pewarna pada pengamatan

bakteri ini. Hal ini terkait dengan hubungan antara bakteri dan zat pewarna basa

yang menonjol yang disebabkan asam nukleat dalam jumlah besar dalam

protoplasma sel bakteri. Jadi, jika bakteri diberi warna, muatan negatif dalam

asam nukleat bakteri akan bereaksi dengan ion positif dalam zat pewarna basa.

Sebaliknya, zat pewarna asam akan ditolak oleh muatan negative bakteri secara

menyeluruh. Jadi, ketika bakteri diolesi dengan zat pewarna, asam akan

menghasilkan pewarnaan pada daerah latar belakang saja.

Page 9: Pewarnaan Gram

BAB III

PENUTUP

a. Diskusi

1. Bagaimana mekanisme penyerapan warna gram pada bakteri?

2. Sifat apalagi, selain kemampuan menyerap warna gram yang ditemukan

pada bakteri gram positif dan negatif?

Jawab :

1. Mekanisme penyerapan warna gram pada bakteri :

Pada dasarnya dinding sel bakteri golongan gram negatif umumnya lebih

tipis dari dinding sel bakteri golongan gram positif. Yang pertama

mengandung presentasi lipid (lemak) yang lebih banyak daripada yang

dimiliki dinding sel bakteri golongan gram positif.

Selama perlakuan dengan alkohol ternyata lemak ini tertarik ke luar

sehingga memperbanyak porositas/menaikkan permeabilitas dinding sel,

akibatnya kristal violet iodin keluar dan bakteri tidak berwarna. Pada bakteri

golongan gram positif yang dinding selnya sedikit mengandung lemak akan

mengalami dehidrasi karena perlakuan dengan alkohol sehingga ukuran

pori-pori dan permeabilitas dinding sel berkurang dan CV-1 tidak tercuci.

Beberapa marga bakteri melepaskan zat pewarna dengan mudah apabila

dicuci ; pada bakteri lain, zat pewarna tetap bertahan walau cuci dengan

Page 10: Pewarnaan Gram

alkohol 95 persen. Organisme yang tidak dapat menahan zat pewarna telah

dicuci dengan alkohol 95% disebut organisme Gram-negatif ; sedangkan

yang dapat menahan zat pewarna disebut gram-positif.

2. Sifat-sifat yang dimiliki bakteri gram positif dan negatif selain kemampuan

menyerap warna :

- Kebanyakan bakteri gram-positif mudah dimatikan oleh penisilin,

gramisidin, atau lembayung gentian berkadar rendah, sedangkan bakteri

gram-negatif lebih tahan terhadap senyawa-senyawa tersebut diatas, namun

cukup peka terhadap streptomisin.

-

b. Kesimpulan

Dari praktikum yang telah dilakukan maka dapat disimpulkan sebagai berikut :

- Organisme yang tidak dapat menahan zat pewarna setelah dicuci

dengan alkohol 95% disebut organisme gram negatif. Dimana

indikasinya menunjukkan warna merah pada bakteri itu sendiri.

- Organisme yang yang dapat menahan zat pewarna setelah dicuci

dengan alkohol 95% disebut organisme gram positif. Dimana

indikasinya menunjukkan warna ungu pada bakteri itu sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

Volk,A.Wesley; Adisoemarto, S(editor). 1984. Mikrobiologi Dasar. Jakarta :

Gelora Aksara Pratama Erlangga.

Pelczar, Michael; Siri Ratna,dkk (penerjemah). 1986. Dasar-dasar Mikrobiologi.

Jakarta : Penerbit Universitas Indonesia.

Page 11: Pewarnaan Gram

LAMPIRAN

Koloni 1 :

Koloni 2 :

Page 12: Pewarnaan Gram