11
PEWARNAAN BERTINGKAT A. Pewarnaan Gram Dasar Teori : Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae. Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram. Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu : Zat warna utama (violet kristal) Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk mengintensifkan warna utama.

Pewarnaan Bertingkat

Embed Size (px)

DESCRIPTION

Pewarnaan Bertingkat pada Identifikasi Bakteri

Citation preview

Page 1: Pewarnaan Bertingkat

PEWARNAAN BERTINGKAT

A. Pewarnaan Gram

Dasar Teori :

Pewarnaan Gram atau metode Gram adalah suatu metode untuk membedakan spesies bakteri menjadi dua kelompok besar, yakni gram-positif dan gram-negatif, berdasarkan sifat kimia dan fisik dinding sel mereka. Metode ini diberi nama berdasarkan penemunya, ilmuwan Denmark Hans Christian Gram (1853–1938) yang mengembangkan teknik ini pada tahun 1884 untuk membedakan antara pneumokokus dan bakteri Klebsiella pneumoniae.

Dengan metode pewarnaan Gram, bakteri dapat dikelompokkan menjadi dua, yaitu bakteri Gram positif dan Gram negatif berdasarkan reaksi atau sifat bakteri terhadap cat tersebut. Reaksi atau sifat bakteri tersebut ditentukan oleh komposisi dinding selnya. Oleh karena itu, pengecatan Gram tidak bisa dilakukan pada mikroorganisme yang tidak mempunyai dinding sel seperti Mycoplasma sp Contoh bakteri yang tergolong bakteri tahan asam, yaitu dari genus Mycobacterium dan beberapa spesies tertentu dari genus Nocardia. Bakteribakteri dari kedua genus ini diketahui memiliki sejumlah besar zat lipodial (berlemak) di dalam dinding selnya sehingga menyebabkan dinding sel tersebut relatif tidak permeabel terhadap zat-zat warna yang umum sehingga sel bakteri tersebut tidak terwarnai oleh metode pewarnaan biasa, seperti pewarnaan sederhana atau Gram.

Dalam pewarnaan gram diperlukan empat reagen yaitu : Zat warna utama (violet kristal) Mordan (larutan Iodin) yaitu senyawa yang digunakan untuk

mengintensifkan warna utama. Pencuci / peluntur zat warna (alcohol / aseton) yaitu solven organic yang

digunakan uantuk melunturkan zat warna utama. Zat warna kedua / cat penutup (safranin) digunakan untuk mewarnai kembali

sel-sel yang telah kehilangan cat utama setelah perlakuan denga alcohol.

Bakteri Gram-negatif adalah bakteri yang tidak mempertahankan zat warna metil ungu pada metode pewarnaan Gram. Bakteri gram-positif akan mempertahankan zat warna metil ungu gelap setelah dicuci dengan alkohol, sementara bakteri gram-negatif tidak. Pada uji pewarnaan Gram, suatu pewarna penimbal (counterstain) ditambahkan setelah metil ungu, yang membuat semua bakteri gram-negatif menjadi berwarna merah atau merah muda. Pengujian ini berguna untuk mengklasifikasikan kedua tipe bakteri ini berdasarkan perbedaan struktur dinding sel mereka.

Page 2: Pewarnaan Bertingkat

Pengecatan gram dilakukan dalam 4 tahap yaitu1. Pemberian cat warna utama (cairan kristal violet) berwarna ungu.2. Pengintesifan cat utama dengan penambahan larutan mordan JKJ.3. Pencucian (dekolarisasi) dengan larutan alkohol asam.4. Pemberian cat lawan yaitu cat warna safranin

Perbedaan dasar antara bakteri gram positif dan negatif adalah pada komponen dinding selnya. Kompleks zat iodin terperangkap antara dinding sel  dan membran sitoplasma organisme gram positif, sedangkan penyingkiran zat lipida dari dinding sel organisme gram negatif dengan pencucian alcohol memungkinkan hilang dari sel. Bakteri gram positif memiliki membran tunggal yang dilapisi peptidohlikan yang tebal (25-50nm) sedangkan bakteri negative lapisan peptidoglikogennya tipis (1-3 nm).

Sifat bakteri terhadap pewarnaan Gram merupakan sifat penting untuk membantu determinasi suatu bakteri. Beberapa perbedaan sifat yang dapat dijumpai antara bakteri Gram positif dan bakteri Gram negatif yaitu:

Ciri-ciri bakteri gram negatif yaitu: Struktur dinding selnya tipis, sekitar 10 – 15 mm, berlapis tiga atau

multilayer. Dinding selnya mengandung lemak lebih banyak (11-22%), peptidoglikan

terdapat didalam lapisan kaku, sebelah dalam dengan jumlah sedikit ± 10% dari berat kering,

tidak mengandung asam tekoat. Kurang rentan terhadap senyawa penisilin. Pertumbuhannya tidak begitu dihambat oleh zat warna dasar misalnya kristal

violet. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan relatif sederhana. Tidak resisten terhadap gangguan fisik. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) lebih pekat Peka terhadap streptomisin Toksin yang dibentuk Endotoksin

Ciri-ciri bakteri gram positif yaitu: Struktur dinding selnya tebal, sekitar 15-80 nm, berlapis tunggal atau

monolayer. Dinding selnya mengandung lipid yang lebih normal (1-4%), peptidoglikan

ada yang sebagai lapisan tunggal. Komponen utama merupakan lebih dari 50% berat ringan. Mengandung asam tekoat.

Bersifat lebih rentan terhadap penisilin. Pertumbuhan dihambat secara nyata oleh zat-zat warna seperti ungu kristal. Komposisi nutrisi yang dibutuhkan lebih rumit. Lebih resisten terhadap gangguan fisik. Resistensi terhadap alkali (1% KOH) larut Tidak peka terhadap streptomisin Toksin yang dibentuk Eksotoksin Endotoksin

Page 3: Pewarnaan Bertingkat

Judul : Pewarnaan gram

Tujuan :

Untuk membedakan bakteri dalam dua golongan yaitu garam positif dan gram

negatif

Prinsip :

Bakteri diberi pewarna utama gentian violet kemudian diberi lugol sebagai

penajam dan sediaan akan berwarna ungu. Penambahan alkohol akan melunturkan

zat warna utama sehingga pada sel gram negatif menjadi tidak berwarna tetapi

pada sel gram positif tidak mengalami pelunturan sehingga tetap berwarna ungu.

Pada pemberian warna tandingan yaitu safranin menyebabkan bakteri gram

negatif akan menyerap warna tersebut dan menjadi warna merah.

Metode : Gram

Alat dan Bahan :

Alat :

1. Pipet tetes

2. Jembatan pengecatan

3. Stopwatch

4. Botol semprot

5. Tissue

Bahan :

1. Aquadest

2. Gentian violet

3. Lugol

4. Aceton-alkohol

5. Safranin

6. Preparat

Page 4: Pewarnaan Bertingkat

Langkah kerja :

1. Meletakkan preparat di atas jembatan pengecatan

2. Memipet larutan gentian violet dan menggenangi preparat selama 1 menit

3. Setelah 1 menit, membuang larutan dari preparat dan membilas dengan aquadest

4. Memipet larutan lugol dan menggenangi preparat selama 2 menit

5. Setelah 2 menit, membuang larutan dari preparat dan membilas dengan aquadest

6. Memipet larutan aceton-alkohol dan menggenangi preparat selama 30 detik

7. Setelah 30 detik, membuang larutan dari preparat dan membilas dengan aquadest

8. Memipet larutan safranin dan menggenangi preparat selama 30 detik

9. Setelah 30 detik, membuang larutan dari preparat dan membilas dengan aquadest

10. Mengeringkan preparat.

Page 5: Pewarnaan Bertingkat

Hasil :

Gram positif : berwarna violet

Gram negatif : berwarna merah

Kesimpulan :

Pewarnaan gram adalah pewarnaan untuk membedakan bakteri dalam dua

golongan yaitu garam positif dan gram negatif. Pewarna yang digunakan antara

lain : Gentian violet, Lugol, Aceton-alkohol, Safranin

Gram positif : berwarna violet

Gram negatif : berwarna merah.

Diskusi :

Page 6: Pewarnaan Bertingkat

B. Pewarnaan Tahan Asam

Dasar Teori :

Pewarnaan ini ditujukan terhadap bakteri yang mengandung lemak dalam konsentrasi tinggi sehingga sukar menyerap zat warna, namun jika bakteri diberi zat warna khusus misalnya karbolfukhsin melalui proses pemanasan, maka akan menyerap zat warna dan akan tahan diikat tanpa mampu dilunturkan oleh peluntur yang kuat sekalipun seperti asam-alkohol. Karena itu bakteri ini disebut bakteri tahan asam (BTA).

Teknik pewarnaan ini dapat digunakan untuk mendiagnosa keberadaan bakteri penyebab tuberkulosis yaitu Mycobacterium tuberculosis . Ada beberapa cara pewarnaan tahan asam, namun yang paling banyak adalah cara menurut Ziehl-Neelsen.(anonymous,2009)

Judul : Pewarnaan BTA

Tujuan :

Untuk membedakan antara bakteri tahan asam dan tidak tahan asam

Prinsip :

Dinding bakteri yang tahan asam mempunyai lapisan lilin dan lemak yang

sukar ditembus zat warna. Oleh karena pengaruh fenol dan pemanasan. (pada

metode ZN) serta pengaruh fenol dan konsentrasi zat warna yang tinggi(pada

metode KG) maka lapisan lilin dan lemak dapat ditembus oleh zat warna

karbol fuchsin. Pada waktu pencucian/pelunturan,lapisan lilin dan lemak yang

terbuka akan merapat dan menutup kembali. Pada pencucian dengan zat

asam,warna fuchsin (merah ) tidak dilepas dan diikat. Sedangkan pada bakteri

tidak tahan asam akan luntur dan mengambil warna biru dari methylene blue.

Metode :

1. Ziehl-Neelsen (ZN)

2. Kinyoun Gabbet (KG)

Alat dan Bahan :

Alat

1. Pipet tetes

Page 7: Pewarnaan Bertingkat

2. Jembatan pngecatan

3. Stopwatch

4. Botol semprot

5. Tissue

Bahan

1. Metode ZN

Karbol fuchsin

HCL-alkohol

Methylenne blue

2. Metode KG

Kinyoun : Karbol fuchsin 4%

Gabbet : H2SO4 + alcohol + methylene blue

3. Preparat

Langkah Kerja :

Metode Pewarnaan ZN

1. Meletakkan preparat yang sudah dingin dengan jembatan pengecatan

2. Memipet larutan karbol fuchsin dan meneteskannya diatas preparat hingga

menggenangi preparat selama 2-3 menit dengan bagian bawah preparat

dipanaskan dengan api tadi tidak sampai mendidih karena dapat merusak

lapisan lemak/lilin

3. Menunggu hingga preparat dingin kembali agar lapisan lemak /lilin dapat

menutup kembali

4. Membuang larutan karbol fuchsin dari preparat,tanpa dibilas dengan aquades

5. Memipet larutan HCl-alkohol dan meneteskannya diatas preparat hingga

menggenangi preparat selama 30 detik. Jika telah selesai, buang larutan dari

preparat tanpa dibilas dengan aquades.

6. Memipet larutan methylene blue dan meneteskannya diatas preparat hingga

menggenang selama 1-2 menit. Kemudian membuang larutan dari preparat

dan bilas dengan aquades.

7. Mengeringkan preparat

8. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesarn obyektif 100x

Page 8: Pewarnaan Bertingkat

Metode Pewarnaan KG

1. Meletakkan preparat yang sudah dingin diatas jembatan pengecatan

2. Memipet larutan kinyoun, dan meneteskannya diatas preparat hingga

menggenangi preparat selama 2-5 menit.

3. Membuang larutan dari preparat dan membilas preparat dengan aquades

4. Memipet larutan Gabbet dan meneteskannya diatas preparat hingga

menggenangi preparat selama 2-3 menit

5. Membuang larutan dan preparat dan membilas preparat dengan aquades

6. Mengeringkan preparat

7. Mengamati di bawah mikroskop dengan perbesaran obyektif 100x

Hasil Pengamatan :

Bakteri Tahan Asam (pink) dan bakteri Tidak Tahan Asam (biru)

Menurut Ziehl-Neelsen (ZN)

BTA(+) : bakteri tahan asam positif : berwarna merah

BTA(-) : bakteri than asam negatif : biru

Menurut Kinyoun Gabbet (KG)

Bakteri tahan asam berwarna merah sedangkan bakteri yang tidak tahan asam

berwarna biru

Diskusi :