39
LAMPIRAN 2. PETUNJUK PRAKTIKUM I. PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN II. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT III. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI PROTEIN IV. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI GLUKOSA DAN PROTEIN URINE V. PRAKTIKUM FISIOLOGI BASAL METABOLISME RATE (BMR) SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 1

petunjuk praktikum(1)

Embed Size (px)

Citation preview

LAMPIRAN 2. PETUNJUK PRAKTIKUM

I. PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM ENDOKRINII. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRATIII. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI PROTEINIV. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI GLUKOSA DAN PROTEIN URINEV. PRAKTIKUM FISIOLOGI BASAL METABOLISME RATE (BMR)

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 1

I. PRAKTIKUM HISTOLOGI SISTEM ENDOKRIN

Tujuan Pembelajaran Umum:

I.1 Mahasiswa mampu menggunakan mikroskop untuk pemeriksaan mikroskopis sistem endokrin

I.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi struktur mikroskopis sistem endokrinI.3 Mahasiswa mampu menjelaskan sistem endokrin secara histologis

Tujuan Pembelajaran Khusus:

1.1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Hipofisis/ pituitari

1.2 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Thyroid1.3 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar Cortex

Adrenal1.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar

Parathyroid1.5 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur mikroskopis kelenjar

Pancreas

KELENJAR ENDOKRIN

Sekret kelenjar endokrin merupakan hormon dan dialirkan dalam aliran darah. Umumnya kelenjar endokrin menyimpan getahnya untuk sementara di intrasel, namun adapula yang menyimpannya didalam folikel seperti pada kelenjar thyroid. Kelenjar endokrin selalu dilengkapi dengan banyak pembuluh kapiler darah dan sinusoid.

1. KELENJAR HIPOFISIS/PITUITARI

Kelenjar hipofisis terletak di basis cranii, yaitu pada bagian tulang sphenoidalis yang disebut sella turcica. Hipofisis terdiri dari 2 subdivisi utama yaitu adenohipofisis dan neurohipofisis. Adenohipofisis dibagi lagi menjadi pars distalis (lobus anterior) dan pars intermedia. Sedangkan neurohipofisis termasuk dalam lobus posterior yang disebut juga pars nervosa.

Lobus anterior

Merupakan bagian terbesar hipofisis dan mengandung 2 jenis sel utama yaitu sel kromofil dan sel kromofob yang merupakan kelompokan sel dalam folikel-folikel dan sinusoid-sinusoid. Sel kromofil adalah sel yang menyerap warna. Sel ini terdiri dari sel Alfa (sel asidofil), sel Beta (sel basofil), dan sel Gamma. Berikut adalah tabel ciri mikroskopis dan hormon yang dihasilkan oleh sel kromafil.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 2

sel Ciri mikroskopis hormonAlfa Sitoplasma berwarna merah

Merupakan jumlah terbesar dari seluruh sel kromafil, 37% dari seluruh sel lobus anterior

Growth hormon Prolaktin

Beta Sitoplasma berwarna biru 11% dari seluruh sel lobus

anterior

TSH ACTH

Gamma Bagian dari sel basofil Sitoplasma warna biru muda

FSH LH ICSH

Sel kromofob merupakan sel yang tidak menyerap warna, sehingga sel ini tampak pucat. Sel ini memiliki ciri sebagai berikut:

Merupakan sel folikuler Bentuk seperti bintang, punya tonjolan sitoplasma yang banyak dan panjang Membentuk rangkaian seperti jala-jala, dan menjembatani kapiler-kapiler Sitoplasma jernih 52% dari seluruh sel lobus anterior

Lobus posterior

Bagian ini terutama terdiri dari serabut saraf tak bermyelin dan sel-sel penyokong (pituisit), keduanya berwarna pucat. Sel Pituicite memiliki ciri:

Bentuk:

o Irreguler

o Punya banyak proccesus, yang ujungnya berakhir pada ruang perivaskular

Sitoplasma

o Dengan HE tampak jernih

o Mengandung tetesan lipid

o Tidak punya ultrastruktur sel sekretoris

Peranan: sama dengan neuroglia

Neurohipofisis juga memproduksi hormon. Neuron di nuclei supraopticus dan paraventrikular hipotalamus mensekresi 2 hormon yaitu oksitosin dan vasopresin. Hormon-hormon ini diangkut sepanjang mikrotubulus di akson tanpa myelin ke neurohipofisis tempat hormon itu disimpan di

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 3

akson terminal sebagai badan Herring. Hormon ini kemudian dibebaskan sesuai engan kebutuhan dari akson terminal ke dalam pembuluh darah yang mendarahi neurohipofisis.

2. KELENJAR THYROID

Secara makroskopis kelenjar thyroid berbentuk seperti kupu-kupu, dimana sayapnya disebut sebagai lobus dan bagaian yang menghubungkan kedua lobus disebut dengan isthmus. Kelenjar thyroid meluas dari annulus trachealis cervical V atau cervical VI, ke atas lobusnya menutupi sisi cartilago thyroid.Secara mikroskopis akan terlihat bangunan-bangunan:

FolikelJaringan pada glandula thyroid tersusun atas folikel-folikel yang dilapisi epitel kuboid simpleks. Sitoplasma sel epitel bersifat asidofilik, sedangkan intinya bulat ditengah bersifat basofilik.

LumenPada bagian lumen folikelnya mengandung zat gelatin berwarna merah yang disebut koloid. Di bagian tepi dari lumen sering nampak lubang-lubang jernih disebut vacuola, merupakan koloid yang telah diserap (retracted colloid)

Jaringan intersitialPada jaringan intersitial banyak ditemukan jaringan ikat retikuler, pembuluh darah dan jala-jala kapiler limfe, juga kumpulan sel-sel yang menyerupai sel folikel. Ukurannya lebih besar daripada sel folikel, sel ini disebut sel parafolikuler.

Hormon-hormon yang dihasilkan kelenjar thyroid adalah: Thyroxine Triiodothyronine Kalsitonin

3. KELENJAR PARATHYROID

Mamalia umumnya memiliki empat kelenjar parathyroid. Kelenjar-kelenjar kecil ini terletak di permukaan posterior kel enjar thyroid, namun terpisah dari kelenjar tersebut melalui sebuah kapsul tipis jaringan ikat. Biasanya satu kelenjar parathyroid terdapat pada polus superior dan inferior setiap lobus kelenjar thyroid. Berbeda dengan kelenjar thyroid dan folikelnya, sel-sel kelenjar parathyroid tersusun dalam kelompok atau deretan. Ada 2 jenis sel pada kelenjar parathyroid, sel utama (principal/ chief cell) dan sel oksifil. Sel utama/ principal jumlahnya paling banyak, sel ini berbentuk bulat dengan sitoplasma pucat dan asidofilik lemah. Sel oksifil lebih besar dan jumlahnya lebih sedikit dibandingkan sel utama,dengan sitoplasma lebih asidofilik, inti sel lebih gelap dan lebih kecil. Kadang-kadang terlihat folikel-folikel kecil berisi koloid di dalam kelenjar parathyroid, namun bukan merupakan ciri kelejar parathyroid. Sel utama/ principal menghasilkan hormon parathyroid (parahormone), yang berfungsi mempertahankan kadar kalsium normal dalam cairan tubuh. Hal ini terlaksana dengan

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 4

menaikkan kadar kalsium darah, yaitu aktivitas yang berlawanan dengan kalsitonin kelenjar thyroid. Fungsi jenis sel lain, yaitu sel oksifil sampai sekarang belum diketahui dengan pasti.

4. KELENJAR CORTEX ADRENAL (SUPRARENALIS)

Kelenjar suprarenalis terletak di retroperitoneum diatas ginjal. Kelenjar ini memiliki kapsul yang terdiri atas jaringan ikat fibrosa yang disebut kapsula fibrosa. Kadang-kadang simpai ini bercabang kedalam membentuk trabekulae adrenal, kelenjar ini terbagi 2 yaitu korteks dan medulla.

KorteksPembagian korteks sesuai dengan dasar embriologinya, yaitu

Zona glomerulusao Bentuk bulat/ silinder sederhanao Susunan berkelompoko Sitoplasma pucat dengan butiran lemak

Zona fasikulatao Bentuk poligonalo Susunan berderet-deret ke medial, merupakan bagian paling tebalo Sitoplasma basofilik, mengandung glikogen dan sedikit lemak

Zona retikulariso Bagian ireguler (bulat/poligonal)o Tersusun seperti jalao Sitoplasma asidofilik

Medulla Sel-sel bagian medial dekat dengan zona retikularis dapat dibedakan dengan melihat adanya butir-butir merang trengguli pada sitoplasmanya yang disebut sebagai sel phaechrom. Gambaran mikroskopis umum pada medulla:

Terdiri atas sel-sel epithel yang polihedral Tersusun membentuk jala-jala padat yang dikelilingi kapiler-kapiler dan sel-sel ganglion

simpatisHormon yang dihasilkan medulla suprarenalis:

Adrenalin (ephinephrine) Nor adrenalin

5. KELENJAR PANKREAS

Merupakan organ yang lunak, berlobus yang terletak retroperitoneum. Pancreas menyilang pada transpylorica. Kelenjar pankreas merupakan kelenjar ganda, terdiri atas bagian eksokrin yang terpulas gelap dan bagian endokrin yang terpulas lebih pucat. Bagian endokrin disebut juga

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 5

dengan pulau-pulau Langerhans. Pulau Langerhans dikelilingi oleh suatu simpai jaringan ikat yang memisahkannya dari sel-sel pankreas yang lain. Pulau langerhans sangat vaskuler dengan banyak pembuluh kapiler. Dengan pulasan HE sulit membedakan sel alfa, beta, dan delta yang ada didalamnya.Bagian eksokrin adalah bagian terbesar pankreas yang merupakan kelenjar tubuloasiner kompleks. Setiap asinus sekresi eksokrin terdiri atas kelompok sel berbentuk piramid, tersusun mengelilingi lumen kecil. Di pusat asini sekretorius terlihat satu sel atau lebih sel sentroasinar yang terpulas pucat yang merupakan sel pelapis terminal sistem duktus ekskretorius. Duktus ekskretorius terkecil dalam pancreas adalah duktus interkalaris yang dilapisi sel epitel kuboid.

INSTRUKSI :

Lakukan identifikasi terhadap struktur yang ada pada preparat dengan menggunakan mikroskop

Gambar hasil pengamatan anda pada lembar pengamatan, jangan lupa tambahkan keterangan hasil identifikasi masing-masing struktur

Mintalah bantuan dan bimbingan pada instruktur jika mengalami kesulitan

Referensi :

Eroschenko,V.P. 2001. Atlas Histologi di Viore dengan Korelasi Fungsional. Edisi 9. EGC. Jakarta

Junquiera. 1997. Histologi Dasar. Edisi 8. EGC. Jakarta

Leeson. 1996. Buku Ajar Histologi. EGC. jakarta

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 6

II. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI KARBOHIDRAT

Tujuan Pembelajaran Umum:

II.1 Mahasiswa mampu melakukan analisa kualitatif terhadap karbohidrat

Tujuan Pembelajaran Khusus:

2.1 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur karbohidrat2.2 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar reaksi pengujian kualitatif karbohidrat2.3 Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil reaksi pengujian kualitatif karbohidrat

2.1 Pendahuluan

2.1.1 Pengertian KarbohidratKarbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau polihidroksi keton atau

turunan turunan. Keduanya dengan rumus umum (Cn(H2O)m). Dimana n= n 1 atau kelipatan bilangan bulat lainnya.

Karbohidrat yang berasal dari makanan dalam tubuh mengalami perubahan atau metabolisme. Hasil metabolisme karbohidrat antara lain glukosa yang terdapat dalam darah, sedangkan glikogen adalah karbohidrat yang disintetis dari hati dan digunakan oleh sel-sel pada jaringan otot sebagai sumber energi. jadi ada bermacam-macam senyawa yang termasuk dalam golongan karbohidrat ini. Dari contoh tadi kita dapat mengetahui bahwa amilum atau pati, selulosa, glikogen, gula atau sukrosa dan glukosa merupakan beberapa senyawa karbohidrat yang penting dalam kehidupan manusia.

2.1.2 Klasifikasi Karbihidrata. Monosakarida

Monosakarida merupakan karbohidrat yang paling sederhana karena tidak dapat dihidrolisis lagi menjadi karbohidrat yang lain memiliki rumus empiris (CH2O)n. Monosakarida terbagi menjadi 2 kelompok yaitu : 1. Aldosa

Mengandung gugus aldehid (CHO) bebas dan gugus hidroksi (CH) bebas, contoh : glukosa dan galaktosa. Adanya gugus aldehid pada glukosa dan galaktosa menyebabkan positif fehling dan akan membentuk endapan merah bata (Cu2O) Aldosa merupakan gula pereduksi yang berarti bahwa fungsi aldehid bebas dari bentuk rantai terbuka mampu untuk dioksidasi menjadi gugus asam karboksilat. Yang termasuk Aldosa antara lain :

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 7

a. Glukosa Suatu aldoheksana yang sering disebut deksirona gula darah dan

juga gula anggur. Disebut dekstrona karena dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, memiliki rumus molekul C6H1206, glukosa mengandung empat atom karbon osimetrik yang ditandai, yaitu :

b. Galaktosa Merupakan monosakarida yang paling rendah kemanisanya,

dapat memutar cahaya terpolarisasi ke kanan, proses oksidasi oleh asam kuat dan dalam keadaan panas galaktosa menghasilkan asam kuat yang kurang larut dalam air. Galaktosa merupakan hasil hidrolisis dari

larutan (gula susu) yang melalui proses metabolisme diubah menjadi gula yang dapat menghasilkan energi.

c. Ribosa dan deoksiribosaRibosa dan dioksiribosa membentuk kerangka polimer dan asam-

asam nucleus, awalan deoksi berarti “minus satu oksigen” deoksi ribosa tidak memiliki oksigen pada karbon kedua.

2. Ketosa Merupakan monosakarida yang mengandung gugus keton dan

sifatnya menyerupai keton alifatik (alkuna) contohnya yaitu fruktosa, sifat-sifatnya adalah : Mengandung gugus keton bebas atau karbonil bebas disamping

gugus hidroksida (OH). Dapat terhidrasi jika dipanaskan bersama asam mineral kuat. Jika bereaksi dengan phernhyo Indino akan membentuk senyawa

berwarna kuning. Dapat mereduksi Fehling membentuk larutan merah bata dan juga

mereduksi benedict.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 8

Fruktosa sering disebut selulosa karena memutar bidang polarisasi ke kiri. Fruktosa merupakan gula termanis.

b. Disakarida Bila dihidrolisis akan menghasilkan 2 molekul monosakarida yang

sama atau berbeda. Disakarida terbentuk dari 2 molekul monosakarida dimana tergabung melalui ikatan glioksida yang berbentuk antara karbon aromatik dan salah satu monosakarida dengan gugus hidroksil dari monosakarida lainnya, terhadap aktivitasnya terhadap oksidator, maka disakarida dibedakan atas disakerida produksi (maltosa, laktosa) dan disakarida non produksi (sukrosa). Hidrogen disakarida oleh pengaruh asam-asam mineral energi panas atau oleh enzim disakarida pada kondisi tertentu akan dihasilkan monosakarida penyusunnya.1. Maltosa

Pembentukan maltose: Glukosa + glukosa ® maltosa + H2O

Maltosa terdapat pada gandum yang sedang berkecambah, Maltosa adalah disakarida yang diperoleh sebagai hasil hidrolisa pati, hidrolisis selanjutnya menghasilkan glukosa, karena itu maltosa terdiri dari 2 glukosa, memberi tes positif terhadap pereaksi tollens dan fehling.

2. Sukrosa Pembentukan sukrosa :

Glukosa + Fruktosa ® Sukrosa + H2OSukrosa larut dalam air, tetapi tidak larut dalam alcohol, hidrolisis

sukrosa dapat ditentukan dengan enzim sukrosa atau investase oleh pengaruh asam mineral encer panas menghasilkan glukosa dan fruktosa, sukrosa banyak terdapat pada tanaman yang berfotosintesis, fungsinya sebagai sumber energi, tidak memiliki gugus karbonil bebas sehingga tidak dapat mereduksi dan membentuk osanan.

3. Laktosa Pembentukan laktosa Glukosa + Galaktosa ® Laktosa + H2O

Laktosa merupakan gula utama yang terdapat pada susu sapi dan asi oleh sebab itu sering disebut “gula susu” dapat mengkristal dengan molekul air, kristal besar dan kelarutan dalam air kurang baik, laktosa mempunyai sifat mereduksi pereaksi benedict atau fehling pada pemanasan laktosa atas 1 molekul glukosa dan 1 molekul glukosa.

c. Polisakarida

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 9

Polisakarida merupakan senyawa karbohidrat yang tersusun dari banyak sakarida, polisakarida terpenting yaitu amilum, glikogen dan selulosa, sifat dari polisakarida: tidak dapat mereduksi, tidak menunjukkan mutarotasi, tidak membentuk mutanon, dan relatif stabil terhadap pengaruh basa. Polisakarida yang tidak mengandung nitrogen yaitu :1. Amilum atau pati

Merupakan karbohidrat cadangan yang terdapat pada tumbuhan, terdapat dua fraksi pada amilum yaitu fraksi amilase (fraksi tidak bercabang) dan fraksi amilopektin (fraksi bercabang).

2. Selulosa Merupakan senyawa organik yang melimpah di bumi, membentuk

komponen dan dinding sel tumbuhan, molekul selulosa merupakan rantai-rantai mikroblit dan D-glukosa, suatu molekul tunggal selulosa merupakan molekul dari 1,4 – B – 0 glukosa menghasilkan 0 –glukosa.

3. Glikogen Merupakan polisakarida yang digunakan sebagai tempat

penyimpanan glukosa dalam tubuh hewan terutama pada otot dan hati. Glikogen mengandung rantai glukosa yang terikat 1,4 µ dengan percabangan 1,6 µ dan mengandung amilopektin.

4. Amilosa dan AmilopektinPada hidrolisis amilosa hanya menghasilkan glukosa, sedangkan

hidrolisis parsialnya menghasilkan maltosa, dengan iodine membentuk warna biru tua. Amilopektin Mengandung lebih dari 1000 glukosa pada tiap molekulnya, Hidrolisis amilo pektin.

5. Kitin

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 10

Merupakan polisakarida linier yang mengandung N–asetat–D–gluko–samiria terikat B. Hidrolisis kitin menghasilkan 2–amino–2 dioksi glukosa, sedangkan gugus asetalnya terlepas dalam proses hidrolisis kitin biasanya terdapat pada serangga.

2.1.3 Sifat-sifat Karbohidrata. Monosakarida

1. D-glukosa, terdapat dalam darah dan merupakan sumber energi utama pada kegiatan sel larutan D-glukosa dalam air memutarkan bidang polarisasi ke kanan sehingga disebut diktrosa. Larutan D-fruktosa memutarkan ke kiri jika dalam air sehingga disebut lesulosa.

2. Semua monosakarida merupakan zat padat yang mudah larut dalam air. Bila dipanaskan, zat itu akan hancur dan mudah terurai dan membentuk karbon dan uap air.

3. Semua monosakarida merupakan reduktor kuat. Daya reduksinya tidak sekuat aldehid tapi lebih kuat dari pada keton.

4. Larutan monosakarida yang baru dibuat mengalami perubahan sudut putaran sampai akhirnya dicapai keadaan seimbang dengan sudut putaran tertentu peristiwanya disebut mubtorasi.

b. Disakarida1. Bila dihidrolisis molekulnya akan terurai menjadi 2 molekul

monosakarida.2. Dapat direduksi.3. Dapat termulatorasi.

c. Polisakarida1. Merupakan senyawa polimer kondensasi dan sejumlah besar

monosakarida.2. Jenis ikatannya dapat berbentuk alfa atau beta anomer.3. Molekulnya sangat panjang dan besar.4. Berupa zat padat berwarna putih.

2.1.4 Identifikasi Karbohidrata. Uji Molisch

Karbohidrat + alfanaftol dalam alkohol + asam sulfat terbentuk larutan berwarna ungu. Cara penyelidikannya yaitu larutan zat yang tidak diketahui (2 ml) + 10% alfanaftol segar dalam alkohol, melalui dinding tabung percobaan diakhiri asam sulfat pekat, ciri-ciri merah sampai ungu menunjukan adanya karbohidrat.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 11

b. Uji BenedictPereaksi benedict terdiri dari campuran larutan tembaga sulfat, natrium

filtrat dan natrium karbonat. Cara penyelidikannya 2 ml karbohidrat ditambah 2 ml pereaksi benedict dan dipanaskan dalam pemanasan air. Perubahan warna dari biru menjadi ungu, kuning, kemerah-merahan sampai terbentuk endapan warna merah bata menunjukkan adanya karbohidrat yang diselidiki mempunyai sifat dapat mereduksi.

Reaksi fruktosa dengan benedict :

Reaksi sukrosa dengan benedict

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 12

c. Uji BarfoedPereaksi barfoed tersusun atas campuran tembaga asetat dan asam

glacial. Cara penyelidikannya seperti pada tes benedict dan fehling.

d. Hidrolisis PolisakaridaPemecahan (hidrolisis) molekul gula, pati dan selulosa ion kompleks

menjadi molekul monosakarida mudah dilakukan dalam laboratorium dengan mendidihkan larutan karbohidrat dengan larutan encer asam. Maltosa, pati dan selulosa membentuk glukosa hanya pada hidrolisis sempurna :

Sukrosa menghasilkan fruktosa dan glukosa sama banyak dalam hidrolisis :

2.2 Alat dan Bahan2.2.1 Alat

Tabung reaksiGelas ukurPipet tetesPemanasErlenmeyerPenangas airDrop plateGelas bekerThermometerPengadukPenjepit

2.2.2 BahanLarutan polisakarida (larutan pati)GlukosaFruktosaSukrosaα-Naftol (dalam etanol)H2SO4 pekatHCl pekatNaOH

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 13

Larutan iodin (dalam KI 30/L)Larutan benedictLarutan barfodeMinyak kemasanLemak padatanKloroformAsam asetat glasialKI 10 %KI 30 %Lesitin (dalam alkohol)Asam nitrat pekatAmonium molibdatKolesterol (dalam kloroform)Natrium tiosianatAmilumEtanolEterKOH Alkoholis Aquadest

2.3 Skema Kerja uji Karbohidrata. Uji Molisch

Penambahan 1 mL H2SO4

Pengamatan

b. Uji Benedict

Penambahan 2 mL larutan benedict Pemanasan Pengamatan

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 14

2 mL larutan gandum+ 2 tetes α naftol

Tabung reaksi

hasil

5 tetes glukosa

Tabung reaksi

Hasil

5 tetes fruktosa

Tabung reaksi

Penambahan 2 mL larutan benedict Pemanasan Pengamatan

Penambahan 2 mL larutan benedict Pemanasan Pengamatan

c. Uji Barfoed

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin Pengamatan

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin Pengamatan

Penambahan 2 mL larutan Barfoed Pemanasan 1 menit dalam penangas air Pendiaman hingga dingin

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 15

Hasil

5 tetes sukrosa

Tabung reaksi

Hasil

1 mL glukosa

Tabung reaksi

Hasil

1 mL fruktosa

Tabung reaksi

Hasil

1 mL sukrosa

Hasil

Pengamatan

III. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI PROTEIN

Tujuan Pembelajaran Umum:

III.1 Mahasiswa mampu melakukan analisa kualitatif terhadap karbohidrat

Tujuan Pembelajaran Khusus:

2.4 Mahasiswa mampu mengidentifikasi dan menjelaskan struktur protein2.5 Mahasiswa mampu menjelaskan prinsip dasar reaksi pengujian kualitatif protein2.6 Mahasiswa mampu menginterpretasikan hasil reaksi pengujian kualitatif protein

3.1 Pendahuluan

3.1.1 Definisi ProteinKata protein berasal dari kata yunani ‘protos atau proteos’ yang berarti

pertama atau utama. Protein merupakan komponen penting atau komponen utama sel hewan atau manusia.Oleh karena sel itu merupakan pembentuk tubuh kita, maka protein yang terdapat dalam makanan berfungsi sebagai zat utama dalam pembentukkan dan pertumbuhan tubuh.Struktur Protein :

3.1.2 Klasifikasi Protein

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 16

Hasil

Berdasarkan kelarutannya :a. Protein fibrosa : tidak larut dalam pelarut biasa namun larut dalam asam dan

basa.b. Protein globular : larut dalam air, larutan asam, basa, bahkan garam.

Berdasarkan komplekan strukturnya :a. Protein sederhana : hidrolisisnya menghasilkan asam amino.

contoh : albumin, globular.b. Protein konjugasi : memilik gugus bukan protein yaitu gugus prostetik.

contoh : neuro protein, kromoprotein.

3.1.3 Sifat-sifat Proteina. Kelarutan

Kelarutan protein dalam berbagai pelarut berbeda.b. Sifat koloid

Di dalam pelarut air, protein akan membentuk koloid. Di samping itu, protein memiliki gugus hidrofilik seperti -NH2, -COOH, -OH, sehingga koloid hidrofil. Karena molekulnya cukup besar, maka protein tidak dapat berdifusi melalui membran.

c. Sifat asam basaSifat asam basa protein ditentukan oleh gugus asam basa pada gugus

R–nya. Adanya gugus asam basa menyebabkan protein bersifat sebagai suatu amfotir.

d. Denaturasi dan koagulasiPada proses denaturasi protein mengalami perubahan sifat fisik dan

kereaktifan biologisnya disebabkan pemanasan. e. Penguraian protein dan mikroba

Mikroba mengeluarkan enzim-enzim proteolik yang menghidrolisiskan protein, menjadikan asam-asam amino. Perubahan selanjutnya bergantung pada jenis mikroba pembentuk dan dalam hal ini dapat terjadi deaminasi, oksidasi, atau reduksi.

3.1.4 Identifikasi Proteina. Uji Biuret

Uji ini digunakan untuk menguji adanya ikatan peptida. Larutan Biuret terdiri atas NaCl dan PbSO4. Larutan protein jika ditambah pereaksi Biuret maka akan terbentuk warna merah muda sampai violet. Reaksi yang terjadi :

b. Uji NinhidrinMerupakan uji asam amino dengan radikal fenil. Larutan pekat

jika ditambahkan dengan protein terjadi endapan putih dan dapat berubah kuning bila di panaskan. Reaksi yang terjadi adalah nitrasi pada inti Benzena yang terdapat pada molekul protein. Reaksi ini positif untuk protein yang mengandung tiroksin, fenilalanin, dan triptofan.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 17

c. Uji Hopkin-ColeLarutan protein yang mengandung triptofan dapat bereaksi membentuk

senyawa berwarna. Pereaksi hopkins-cole dibuat dari asam oksalat dengan

d. Uji MolischUji ini dipakai untuk mengetahui ada tidaknya radikal prostetik

karbohidrat pada protein majemuk seperti glikoprotein. Larutan ini bila ditambah a naphtol dalam alkohol dan asam sulfat pekat akan terbentuk warna ungu.

Larutan KH yang sudah dibubuhi sedikit alfa naftol, ditambah H2SO4

terbentuk warna diantara 2 lapisan Protein yang mengandung gugus KH hewani memberi tes molisch positif.

e. Uji presipitasi (pengendapan)Protein larutan protein encer dapat diendapan dengan penambahan

untuk mengendapkan larutan protein diantaranya adalah larutan garam-garam logam berat dan alkohol reagensia, zat putih telur (protein) jika dalam larutan berupa koloid.

f. Uji SulfidaJika protein yang mengandung gugus amino unsur S ditambahkan

NaOH dan dipanaskan, maka H2SO4 dapat diuraikan dan dalam larutan alkalis membentuk Na2S. Jika ditambah Pb Acetat, maka akan terbentuk PbS yang mengendap sebagai koloid. Jika hasil positif maka larutan mula-mula berwarna kuning, kemudian coklat dan akhirnya hitam serta mengendap.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 18

3.1.5 Pemurnian ProteinPemurnian protein merupakan tahap yang harus dilakukan untuk

mempelajari sifat dan fungsi protein. Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik diisolasi dalam bentuk yang murni. Kini protein dapat dipisahkan Pemurnian protein merupakan tahap yang harus dilakukan untuk mempelajari sifat dan fungsi protein. Sejumlah besar protein, lebih dari 1000 macam telah berhasik diisolasi dalam bentuk yang murni. Kini protein dapat dipisahkan dari protein lain atau dari molekul lain berdasarkan ukuran kelarutan, muatan, dan afinitas ikatan protein-protein dapat dipisahkan dari molekul-molekul dengan BM lebih besar dari 15.000 terdalam kantong dianalisis, sedangkan molekul-molekul dengan ukuran lebih kecil akan melewati pori-pori selaput semi permeabel tersebut keluar dari kantung dianalisis. Pemisahan protein berdasarkan ukurannya dapat pula dilakukan dengan “Kromatografi Filtrasi Gas”. Contoh : dialirkan dari atas kolam yang berisi butir-butir gel yang terdiri dari karbohidrat yang berpolimer tinggi. Butir-butir tersebut biasanya mempunyai diameter 0.1 mm. Dipasaran, bulir-bulir itu ada yang disebut sebagai “sephadex”.

3.1.6 Pengendapan Proteina. Pengendapan oleh garam

Apabila kadalam larutan protein ditambahkan larutan garam-garam anorganik dengan konsentrasi tinggi, maka kelarutan protein akan berkurang sehingga membentuk endapan. Proses ini terjadi karena adanya kompetisi antara molekul protein dengan ion anorganik dalam mengikat air (hidrasi).

b. Pengendapan oleh logam beratPengendapan terjadi saat larutan protein lebih bersifat alkalis daripada

titik isoelektriknya, sehingga menjadi bermuatan negative. Penambahan ion logam berat bermuatan positif menyebabkan terjadinya reaksi penetralan sehingga protein mengendap.

c. Pengendapan oleh alkohol pekatPrinsipnya sama dengan pengendapan protein oleh garam. Untuk

mengendapkan digunakan alkohol dan ammoniumsulfat karena protein mempunyai gugus: -NH2, -NH, -OH, -CO yang mengikat air.

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 19

3.1.7 Denaturasi ProteinDenaturasi adalah rusaknya sifat fisik dan fisiologik protein, dapat

disebabkan karena pemanasan dan penambahan asam kuat. Pada proses denaturasi, protein mengalami perubahan sifat fisik dan keelektifan biologisnya yang disebabkan oleh pemanasan, penyinaran. Denaturasi akan merusak ikatan sekunder, ikatan tersier, dan ikatan kuarterner.

3.2 Alat dan Bahan3.2.1 Alat

Tabung reaksiGelas ukurPipet tetesPemanasErlenmeyerPenangas airDrop plateGelas bekerThermometerPengadukPenjepit

3.2.2 BahanLarutan polisakarida (larutan pati)GlukosaFruktosaSukrosaα-Naftol (dalam etanol)H2SO4 pekatHCl pekatNaOH Larutan iodin (dalam KI 30/L)Larutan benedictLarutan barfode

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 20

Minyak kemasanLemak padatanKloroformAsam asetat glasialKI 10 %KI 30 %Lesitin (dalam alkohol)Asam nitrat pekatAmonium molibdatKolesterol (dalam kloroform)Natrium tiosianatAmilumEtanolEterKOH Alkoholis Aquadest

3.2.3. Proteina. Tes Ninhidrin

Penambahan 1 tetes larutan ninhidrin Pemanasan 2 menit Pengamatan

Penambahan 1 tetes larutan ninhidrin Pemanasan 2 menit Pengamatan

b. Tes Biuret

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 21

1 mL larutan glisin

Tabung reaksi

Hasil

1 mL larutan putih telur

Tabung reaksi

Hasil

1 mL larutan putih telur

Hasil

Penambahan NaOH & CuSO4

Pengadukkan Pemanasan Pengamatan

Penambahan NaOH & CuSO4

Pengadukkan Pemanasan Pengamatan

c. Tes Xanthoprotein

e. Tes Sulfur

Penambahan 1mL NaOH Pemanasan dalam penangas air selama 1 menit

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 22

0,5mL putih telur encer encer

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam nitrat pekat dinginPengamatan warnaPenetesan NaOHPengamatan warna

0,5mL larutan glisin

Tabung reaksi

hasil

Penambahan asam nitrat pekat dinginPengamatan warnaPenetesan NaOHPengamatan warna

Hasil

1mL larutan glisin

Tabung reaksi

Hasil

1 mL larutan albumin telur

Tabung reaksi

Penambahan 1 tetes Pb asetat Pengamatan

f. Reaksi Pengendapan Protein

Pengendapan protein oleh Garam

Penambahan amonium sulfat Pengadukkan Penambahan amonium sulfat Pembentukkan endapan

Pengendapan oleh Alkohol

Penambahan 2 mL alkohol 96 % Pengamatan

Pengendapan oleh Logam Berat

Penambahan 1 tetes ZnSO4

Penambahan ZnSO4 berlebih Pengamatan

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 23

Hasil

10 mL larutan putih telur

Tabung reaksi

Hasil

2 mL larutan putih telur

Tabung reaksi

Hasil

2 mL larutan putih telur

2 mL larutan putih telur

Hasil I Hasil II

Hasil

IV. PRAKTIKUM BIOKIMIA IDENTIFIKASI GLUKOSA DAN PROTEIN URINE

TUJUAN1. Untuk menentukan adanya protein dan glukosa dalam urine2. Untuk menentukan adanya indikasi kelainan-kelainan pada fungsi renal

Dasar Teori

Ekskresi adalah pengeluaran bahan-bahan yang tidak berguna yang berasal dari sisa

metabolisme (katabolisme) atau bahan yang berlebihan dari sel atau tubuh suatu organisme.

Semua sel dari organisme selalu melakukan aktivitas metabolisme untuk memperoleh energi

yang diperlukan dalam berbagai aktivitas. Sebagai hasil perombakan dari bahan makanan selain

energi juga dihasilkan sisa metabolisme. Hidrat arang dan lemak dibangun oleh unsur-unsur karbon

(C) dan Hidrogen (H) karena itu perombakan (katabolisme) lemak dan hidrat arang akan

menghasilkan CO2 dan H2O. Protein selain dibangun oleh unsur-unsur H dan C juga mengandung

unsur Nitrogen (N). Karena itu hasil-hasil perombakan protein menghasilkan amino, NH3, urea, asam

urat, allantoin dan sebagainya.

Urine atau air seni atau air kencing adalah cairan sisa yang diekskresikan oleh ginjal yang

kemudian akan dikeluarkan dari dalam tubuh melalui proses urineasi. Eksreksi urine diperlukan

untuk membuang molekul-molekul sisa dalam darah yang disaring oleh ginjal dan untuk menjaga

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 24

homeostasis cairan tubuh. Namun, ada juga beberapa spesies yang menggunakan urine sebagai

sarana komunikasi olfaktori. Urine disaring di dalam ginjal, dibawa melalui ureter menuju kandung

kemih, akhirnya dibuang keluar tubuh melalui uretra.

Urine terdiri dari air dengan bahan terlarut berupa sisa metabolisme (seperti urea), garam

terlarut, dan materi organik. Cairan dan materi pembentuk urine berasal dari darah atau cairan

interstisial. Komposisi urine berubah sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi

tubuh, misal glukosa, diserap kembali ke dalam tubuh melalui molekul pembawa.

Cairan yang tersisa mengandung urea dalam kadar yang tinggi dan berbagai senyawa yang

berlebih atau berpotensi racun yang akan dibuang keluar tubuh. Materi yang terkandung di dalam

urine dapat diketahui melalui urinealisis. Urea yang dikandung oleh urine dapat menjadi sumber

nitrogen yang baik untuk tumbuhan dan dapat digunakan untuk mempercepat pembentukan

kompos. Diabetes adalah suatu penyakit yang dapat dideteksi melalui urine. Urine seorang penderita

diabetes akan mengandung gula yang tidak akan ditemukan dalam urine orang yang sehat.

Karbohidrat merupakan senyawa karbon yang banyak dijumpai di alam, terutama sebagai

penyusun utama jaringan tumbuh-tumbuhan. Nama lain dari karbohidrat adalah sakarida (berasal

dari bahasa latin saccharum = gula). Senyawa karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau

polihidroksi keton yang mengandung unsur-unsur karbon (C))., hidrogen (H), dan oksigen (O) dengan

rumus empiris total (CH2O)n.

Dari rumus umum karbohidrat, dapat diketahui bahwa senyawa ini adalah suatu polimer

yang tersusun atas monomer-monomer. Berdasarkan monomer yang menyusunnya, karbohidrat

dibedakan menjadi 3 golongan yaitu:

a. Monosakarida

b. Oligosakarida

c. Polisakarida

Proteinuria yaitu urin manusia yang terdapat protein yang melebihi nilai normalnya yaitu

lebih dari 150 mg/24 jam atau pada anak-anak lebih dari 140 mg/m2.Dalam keadaan normal, protein

didalam urin sampai sejumlah tertentu masih dianggap fungsional.

Sejumlah protein ditemukan pada pemeriksaan urin rutin, baik tanpa gejala, ataupun dapat menjadi

gejala awal dan mungkin suatu bukti adanya penyakit ginjal yang serius.Walaupun penyakit ginjal

yang penting jarang tanpa adanya proteinuria, kebanyakan kasus proteinuria biasanya bersifat

sementara, tidak penting atau merupakan penyakit ginjal yang tidak progresif.Lagipula protein

dikeluarkan urin dalam jumlah yang bervariasi sedikit dan secara langsung bertanggung jawab untuk

metabolisme yang serius.adanya protein di dalam urin sangatlah penting, dan memerlukan

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 25

penelitian lebih lanjut untuk menentukan adanya penyebab/penyakit dasarnya.Adapun proteinuria

yang ditemukan saat pemeriksaan penyaring rutin pada orang sehat sekitar 3,5%.Jadi proteinuria

tidak selalu merupakan manifestasi kelainan ginjal.

Biasanya proteinuria baru dikatakan patologis bila kadarnya diatas 200mg/hari.pada

beberapa kali pemeriksaan dalam waktu yang berbeda.Ada yang mengatakan proteinuria persisten

jika protein urin telah menetap selama 3 bulan atau lebih dan jumlahnya biasanya hanya sedikit

diatas nilai normal.Dikatakan proteinuria massif bila terdapat protein di urin melebihi 3500 mg/hari

dan biasanya mayoritas terdiri atas albumin.

Dalam keadaan normal, walaupun terdapat sejumlah protein yang cukup besar atau

beberapa gram protein plasma yang melalui nefron setiap hari, hanya sedikit yang muncul didalam

urin.Ini disebabkan 2 faktor utama yang berperan yaitu:

1.Filtrasi glomerulus

2.Reabsorbsi protein tubulus

Proteinuria dapat meningkatkan melalui salah satu cara dari ke-4 jalan yaitu:

1.Perubahan permeabilitas glumerulus yang mengikuti peningkatan filtrasi dari protein

plasma normal terutama abumin.

2.Kegagalan tubulus mereabsorbsi sejumlah kecil protein yang normal difiltrasi.

3.Filtrasi glomerulus dari sirkulasi abnormal,Low Molecular Weight Protein (LMWP) dalam

jumlah melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.

4.Sekresi yang meningkat dari mekuloprotein uroepitel dan sekresi IgA dalam respon untuk

inflamasi.

Mekanisme lain dari timbulnya proteinuria ketika produksi berlebihan dari proteinuria abnormal

yang melebihi kapasitas reabsorbsi tubulus.Ini biasanya sering dijumpai pada diskrasia sel plasma

(mieloma multipel dan limfoma) yang dihubungkan dengan produksi monoklonal imunoglobulin

rantai pendek.Rantai pendek ini dihasilkan dari kelainan yang disaring oleh glomerulus dan di

reabsorbsi kapasitasnya pada tubulus proksimal.Bila ekskersi protein urin total melebihi 3,5 gram

sehari, sering dihubungkan dengan hipoalbuminemia, hiperlipidemia dan edema (sindrom nefrotik).

Pemeriksaan Glukosa Urine

Alat dan Bahan

1.      Larutan Benedict

2.      Tabung reaksi

3.      Pipet

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 26

4.      Urine

Cara Kerja

1.      Mendidihkan 3 ml larutan Benedict dalam tabung reaksi.

2.      Menambahkan 5 ml larutan urine ke dalam larutan tadi dan memanaskan lagi selama 1-2

menit kemudian membiarkannya dingin.

3.      Mengamati adanya perubahan warna (endapan) yang terjadi, bila :

-          Hijau : Kadar glukosa 1%

-          Merah : Kadar glukosa 1,5%

-          Orange : Kadar glukosa 2%

-          Kuning : Kadar glukosa 5%

Pemeriksaan Protein Urine

Alat :

• Tabung reaksi

• Centrifuge dan tabungnya

• Penjepit

• Lampu spiritus

• Pipet tetes

Bahan :

• Asam asetat 10%

• Natrium asetat

• Asam asetat glasial

• Aquadest

• Urine sewaktu

CARA KERJA

1. PEMANASAN DENGAN ASAM ASETAT

• Pembuatan reagen asam asetat 10%

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 27

• Tabung diisi dengan urin sebanyak ¾ nya

• Didihkan selama 1-2 menit

• Kekeruhan yang terjadi disebabkan oleh fosfat, karbonat atau albumin

• Tambahkan 3 tetes asam asetat 10% tetes demi tetes dalam keadaan mendidih, amati.

NO Pengamatan hasil Simbol

1 Tidak ada kekeruhan (-)

2 Kekeruhan sedikit sekali (±)

3 Kekeruhan sedikit (+) 10-50 mg %

4 Kekeruhan jelas (++) 50-200 mg %

5 Kekeruhan hebat (+++) 200-500 mg %

6 Kekeruhan menggumpal (++++) >500 mg %

2. PEMERIKSAAN SECARA BANG

• Pembuatan reagen

Natrium asetat 11,8 g dan asam asetat glacial dilarutkan dalam aquadest sampai volumenya 100 ml

• 5 ml urine ditambah 0,5 ml reagen bang, kemudian dipanaskan dalam air mendidih selama 5

menit, amati.

• Bila timbul kekeruhan berarti terdapat endapan protein

Referensi

Fessenden, Ralph J., Joan S. Fessenden, 1997, Dasar-dasar Kimia Organik, Binarupa Aksara, Jakarta.

Girindra, A., 1986, Biokimia I, Gramedia, Jakarta.

Page, D., S., 1998, Prinsip-prinsip Biokimia, Erlangga, Jakarta.

Poedjiadi, A., 1994, Dasar-dasar Biokimia, Universitas Indonesia Press, Jakarta.

Tim Dosen Kimia., 2011, Penuntun Praktikum Biokimia Umum, Laboratorium Biokimia, Universitas Hasanuddin, Makassar.

Mayers.P.A, 1992, Biokimia Harper, Penerbit Buku Kedokteran, Jakarta

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 28

V. PRAKTIKUM FISIOLOGI BASAL METABOLISME RATE (BMR)

Tujuan

Untuk menghitung/mengukur basal metabolisme dengan mempergunakan rumus

Alat dan Bahan:

1. Orang coba: mahasiswa praktikum2. Bangku tidur3. jam tangan/stopwatch4. Stetoskop5. Timbangan badan6. Tensimeter7. Ukuran tinggi badan 8. Bantal9. Sling thermometer10. Thermometer klinik11. Psychrometric chart

Tata Kerja

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 29

1. Setiap mahasiswa yang ditugaskan menjadi orang coba harus mempersiapkan diri sebaik-baiknya sesuai dengan persyaratan yang berlaku bagi orang coba, yaitu tidak makan minum selama 12 jam terakhir, tenang, dan sebagainya.

2. Pengukuran sebaiknya dilakukan di pagi hari, maka sebaiknya dilakukan di pagi hari, maka percobaan ini sudah dilakukan mulai jam 05.00 pagi di lab. Fisiologi, sehinggga tidak mengganggu jam kuliah

3. Pengukuran hendaknya dilakukan setelah orang coba berbaring sedikitnya 30 menit. Yang diukur/dicatat ialah:3.1 Suhu sekeliling dengan sling thermometer3.2 Suhu oral pada saat pencatatan3.3 Denyut nadi selama 1 menit3.4 Tekanan darah

Selama percobaan langsung diukur berat badan dan tinggi badan orang coba. Semua data ditulis dalam bentuk formulir.

4. Rumus yang dipergunakan adalah:4.1 Read:

BMR: = (0.75 x denyut nadi) + (0.74 x tekanan nadi) -72Hasilnya sebagai persentase di atas atau di bawah normal. Normal ± 15%

4.2 Read- BarnettBMR = 0.0055 (Tekanan nadi x denyut nadi) + 24 (laki-laki)BMR = 0.0047 (Tekanan nadi x denyut nadi) + 23 (wanita)Hasilnya dicatat sebagai kalori per meter persegi luas permukaan per jamUntuk menghitung dalam persen dipergunakan table berikut ini :

Umur (th) Kalori/ m² LPT/jamLaki- laki perempuan

10-1212-1414-1616-1818-2020-3030-4040-5050-6060-70

51,550,046,043,041,039,539,538,537,536,5

50,047,543,030,038,037,036,536,035,034,0

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 30

4.3 Gale :BMR = tekanan nadi +denyut nadi – 111Hasilnya dalam persen di atas atau dibawah normal

5. Bandingkanlah ketiga nilai yang saudara peroleh, apakah hasilnya sebanding?

Catatan:

Agar semua mahasiswa mendapat kesempatan menjadi orang coba, hendaknya tiap grup mengatur sedemikian rupa

Luas Permukaan Tubuh (LPT) = 0,11 x

SISTEM ENDOKRIN METABOLIK NUTRISI 31