132
PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA ROLLAND BARTHES PADA LIRIK LAGU “HALUAN” BARASUARA) SKRIPSI Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos) Oleh: Amalia Safitri NIM. 43010160065 PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM FAKULTAS DAKWAH INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA 2020

PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA LIRIK LAGU …e-repository.perpus.iainsalatiga.ac.id/9558/1/eprint_amaliasafitri_skripsi.pdfung menawarkan isu sosial, budaya, politik, lingkungan

  • Upload
    others

  • View
    19

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA

    LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA ROLLAND

    BARTHES PADA LIRIK LAGU “HALUAN”

    BARASUARA)

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

    Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

    Oleh:

    Amalia Safitri

    NIM. 43010160065

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • ii

  • iii

    PESAN DAKWAH DAN KRITIK SOSIAL PADA

    LIRIK LAGU (ANALISIS SEMIOTIKA ROLLAND

    BARTHES PADA LIRIK LAGU “HALUAN”

    BARASUARA)

    SKRIPSI

    Disusun Untuk Melengkapi Persyaratan

    Dalam Memperoleh Gelar Sarjana Sosial (S. Sos)

    Oleh:

    Amalia Safitri

    NIM. 43010160065

    PROGRAM STUDI KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

    FAKULTAS DAKWAH

    INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

    2020

  • iv

  • v

  • vi

  • vii

  • viii

    Motto

    Semua akan percuma, jika tubuh ini diam

    Hanya mengeluh, apakah selesai jika tak mencari jalan keluar

    Ini kehidupan nyata, bukan hanya cerita hidup

    Berdoa saja tak akan cukup

    Ini kehidupan nyata, bukan hanya mimpi-mimpi

    Teori saja tak akan cukup.

    (Tumbuh karya Nosstress)

  • ix

    PERSEMBAHAN

    Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala

    kebaikan, karunia dan kasih sayang-Nya yang telah mem-

    berikan kekuatan kepada peneliti sehingga dapat menyelesaikan

    skripsi yang berjudul “Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada

    Lirik Lagu (Analisis Semiotika pada Lirik Lagu “Haluan”

    Barasuara)”. Skripsi ini tidak terlepas dari dukungan, bimb-

    ingan, dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu peneliti

    mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak dan Ibuku tercinta yang selalu memberikan semangat,

    motivasi, kasih sayang serta doa tanpa henti (Suparman dan

    Sri Sularni).

    2. Adik tersayang Aden Bima Sukma Aji yang selalu memberi

    semangat dan dukungan penuh.

    3. Isma Ayu, terima kasih telah menemani peneliti serta men-

    jadi teman diskusi dan wira wiri.

    4. Teman-teman seperjuangan, Prodi Komunikasi dan Peny-

    iaran Islam angkatan 2016. Dan Seluruh pihak yang tidak

    dapat disebutkan satu-persatu, semoga Tuhan Yang Maha

    Esa selalu melimpahkan kasih-Nya.

  • x

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur dipanjatkan atas kehadirat Allah SWT

    terhadap berkah, ramat serta hidayah-Nya yang senantiasa

    diberikan kepada peneliti, sehingga dapat menyelesaikan

    skripsi dengan judul “Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada

    Lirik Lagu (Analisis Semiotika Rolland Barthes Pada Lirik La-

    gu “Haluan” Barasuara)”. Tujuan penyusunan sktripsi ini

    ialah untuk memenuhi syarat-syarat agar dapat mencapai gelar

    Sarjana Sosial di IAIN Salatiga.

    Hambatan dan rintangan yang peneliti hadapi memang

    tidak dapat terhindarkan, namun peneliti akhirnya mampu me-

    laluinya dengan bantuan dan juga bimbingan dari berbagai

    pihak, baik moral maupun spiritual. Oleh sebab itu, peneliti

    mengucapan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Zakiyuddin, M.Ag. Selaku Rektor IAIN

    Salatiga.

    2. Bapak Dr. Mukti Ali, M.Hum. Dekan Fakultas Dakwah

    IAIN Salatiga.

    3. Ibu Dra. Hj Maryatin, M.Pd. Selaku Ketua Program Studi

    Komunikasi dan Penyiaran Islam IAIN Salatiga.

  • xi

    4. Dr. Rifqi Aulia Erlangga, S.Fil., M.Hum. Dosen pembimb-

    ing skripsi yang sudah rela meluangkan waktunya untuk

    memberikan pengarahan dan nasehat selama melakukan

    bimbingan.

    5. Seluruh Dosen serta staf Prodi Komunikasi dan Penyiaran

    Islam IAIN Salatiga, terima kasih terhadap segala ilmu, pen-

    galaman dan bantuan yang diberikan kepada peneliti selama

    di bangku perkuliahan. .

    Semoga skripsi ini dapat bermanfaat, terutama untuk

    pembaca. Peneliti juga menyadari bahwa skripsi ini masih jauh

    dari sempurna karena terbatasnya pengetahuan serta pengala-

    man. Maka dari itu, peneliti mengharapkan adanya saran dan

    masukan bahkan kritik yang membangun dari berbagai pihak.

    Salatiga, 28 Juli 2020

    Amalia Safitri

  • xii

    ABSTRAK

    Safitri, Amalia, 2020. Pesan Dakwah dan Kritik Sosial Pada

    Lirik Lagu (Analisis Semiotika Rolland Barthes Pada Lirik

    Lagu “Haluan” Barasura). Skripsi. Fakultas Dakwah. Pro-

    gram Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam. Institut Agama

    Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembimbing: Dr. Rifqi Aulia Er-

    langga, S.Fil.,M.Hum.

    Kata Kunci: Pesan Dakwah, Kritik Sosial, Lirik Lagu, Se-

    miotika

    Awalnya musik digunakan sebatas kepentingan upacara

    adat dan ritual, namun kini menjadi media untuk mengungkap-

    kan dan menuangkan ekspresi yang turut mencerminkan ke-

    budayaan masyarakat pendukungnya. Dan musik berkembang

    menjadi sarana hiburan hingga sebagai alat penyampai pesan.

    Barasuara menjadi salah satu band indie bergenre rock yang

    kerap menyisipkan isu-isu dari situasi sosial kedalam lagu-

    lagunya melalui berbagai diksi dan kiasan, sehingga diperlukan

    aktivitas baca dan tafsir agar dapat memahaminya. Seperti pada

    album kedua Barasuara yaitu Pikiran dan Perjalanan pada lagu

    Haluan. Tujuan penelitian ini ialah untuk memaparkan dan

    menguraikan pesan dakwah serta bentuk-bektuk kritik sosial

    yang terdapat dibalik lirik lagu Haluan.

    Metode yang diterapkan dalam penelitian adalah

    metode analisis semiotika Rolland Barthes, dengan proses

    pengumpulan data menggunakan observasi dan dokumentasi.

    Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Barasuara

    ingin menyampaikan keresahan dan kepeduliannya terhadap

    fenomena persebaran berita atau informasi yang diakibatkan

    oleh perubahan zaman dan pikiran. Melalui berbagai diksi dan

    kiasan pada lirik lagu “Haluan”, Barasuara merepresentasikan

    realiatas kehidupan sosial masyarakat yang terjebak dalam

    belenggu persebaran berita hoax. Dibalik lirik lagu tersebut ter-

    dapat pesan dakwah kepada pendengarnya berupa ajakan untuk

    dapat menahan diri dari konflik dengan saling menghargai

    perbedaan dan tidak mudah percaya pada informasi dan per-

    kataan orang lain tanpa mengetahui kebenarannya.

  • xiii

    DAFTAR ISI

    HALAMAN JUDUL……………………………………………....i

    HALAMAN BERLOGO …………………………………….......ii

    HALAMAN JUDUL…………………………………….…….....iii

    NOTA PERSETUJUAN PEMBIMBING………………….….....iv

    HALAMAN LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI……………...v

    HALAMAN DEKLARASI…………………………………........vi

    HALAMAN PERYATAAN KESEDIAAN PUBLIKASI……....vii

    MOTTO…………………………………………………………viii

    PERSEMBAHAN………………………………………………..ix

    KATA PENGANTAR…………………………………………….x

    ABSTRAK………………………………………………………xii

    DAFTAR ISI….………………………………………………...xiii

    DAFTAR GAMBAR …………………………………………..xvi

    DAFTAR TABEL………………………………………….......xvii

    HALAMAN BERLOGO……………………………………....xviii

    BAB I PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang….………………………...…..….....….1

    B. Rumusan Masalah………………………….....……..…9

    C. Tujuan Penelitian…………………………….…….....10

    D. Manfaat Penelitian………………………….....……...10

    E. Penjelasan Istilah………………………….……...…...11

  • xiv

    F. Kerangka Berfikir……………………………………13

    G. Sistematika Penulisan……………………………….19

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka…………………………...…........21

    B. Landasan Teori……………...……...…………........25

    1. Dakwah……….………...……….….........….......25

    2. Kritik sosial…………...………………..….…....37

    3. Lagu dan Lirik….…...………………...…...........40

    4. Lirik lagu sebagai alat penyampai pesan dakwah

    dan kritik sosial…………………….………...…45

    5.Analisis Semiotika Rolland Barthes…………......49

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN

    A. Jenis Penelitian…………...…………...………….....54

    B. Lokasi dan jadwal penelitian………………….….....56

    C. Sumber Data………………..………….…………....56

    D. Prosedur Pengumpulan Data………………………..58

    E. Teknik Analisis Data……………………………......59

    F. Teknik Validasi Data……………………………......60

    BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Objek Penelitian………………….….......62

    1. Musik Indie……………………………….............62

    2. Sepak Terjang Barasuara……………....………....65

    3. Tentang lagu Haluan…………………...……...….68

  • xv

    B. Pesan dakwah dan kritk sosial pada lirik lagu

    "Haluan"………………………………….…………….70

    1. Analisis Semiotika Rolland Barthes pada lirik lagu

    Haluan Barasuara…………………………….....70

    a. Analisis semiotika pada bait pertama lirik lagu

    Haluan.............................................................70

    b. Analisis semiotika pada bait ke-dua lirik lagu

    Haluan..................................................................77

    c. Analisis semiotika pada bait ke-tiga lirik lagu

    Haluan………………………….…………….....80

    d. Analisis semiotika pada bait ke-empat lirik lagu

    Haluan.............................................................88

    e. Analisis semiotika pada bait ke-lima lirik lagu

    Haluan…………………………………...…..91

    f. Mitos pada lirik lagu Haluan……………........95

    BAB V PENUTUP

    A. Kesimpulan……………………..……………….......97

    B. Saran…………..……………………………….…....98

    DAFTAR PUSTAKA…………………………………….…….100

    LAMPIRAN-LAMPIRAN………………………………….….107

  • xvi

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1. Profil Barasuara…………………………………..65

    Gambar.2 Album Pertama…………..………………..………66

    Gambar.3 Album kedua……………………………………...68

  • xvii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1. Kerangka berfikir…………………………………….18

    Tabel 2. Peta Tanda Rolland Barthes………………..………...53

  • xviii

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Pesan adalah sesuatu yang disampaikan oleh komu-

    nikator kepada komunikan melalui proses komunikasi atau

    lebih umum dikenal sebagai sebuah isi atau informasi dari

    komunikasi, sedangkan Kamus Besar Bahasa Indonesia

    (KBBI) mengartikan pesan sebagai perintah, permintaan,

    nasehat, amanat atau semacamnya untuk disampaikan kepa-

    da individu lain (https://kbbi.web.id/pesan, diakses pada

    tanggal 26 April 2020). Dalam proses mentransmisikan in-

    formasi, pesan perlu dikemas dan menggunakan media

    perantara yang tepat sehingga tidak terjadi gangguan saat

    pengiriman dan tidak mengubah makna saat diterima nant-

    inya.

    Pesan memiliki berbagai bentuk dan memiliki

    berbagai cara untuk disampaikan pada orang lain. Apalagi

    dengan perkembangan teknologi saat ini, proses menyam-

    paikan pesan yaitu komunikasi juga mengalami perkem-

    bangan, dan hadirnya media-media baru semakin memper-

    https://kbbi.web.id/pesan

  • 2

    mudah penyebaran pesan. Musik salah satunya, ia merupa-

    kan media untuk mengungkapkan dan menuangkan ekspresi,

    yang turut mengandung nilai dan norma-norma yang men-

    jadi bagian dari proses enkulturasi budaya dan musik menc-

    erminkan kebudayaan masyarakat pendukungnya (Iswari,

    2015:254).

    Di Indonesia sendiri industri musik berkembang se-

    jalan dengan perkembangan dari berbagai sektor lainnya. Ini

    ditandai dengan munculnya berbagai platform yang kian

    menjadikan musik sebagai budaya populer di masyarakat.

    Musik notabenenya merupakan cabang seni yang telah lama

    ada, tetapi dapat terus eksis dikarenakan musik selalu

    berkembang mengikuti perubahan zaman. Musik dulu

    digunakan sebatas kepentingan upacara keagamaan, adat

    dan ritual (Rusnianto, 2016:2). Namun, sekarang berkem-

    bang menjadi sarana hiburan bahkan alat penyampai pesan.

    Lagu terbentuk dari unsur musik dan syair atau lirik

    lagu (Iswari, 2015:254). Musik sebagai media perantara dan

    lirik lagu sebagai isi atau pesan yang ingin disampaikan.

    Dengan kata lain lagu merupakan alat penyampai pesan

  • 3

    yang selain dapat didengar dapat pula dirasakan. Setiap lagu

    memiliki magnetnya tersendiri, liriknya terbentuk dari

    pengungkapan ekspersi yang diciptakan dengan suasana,

    kondisi serta perasaan sang penulis lirik, yang ditangkapnya

    dari realitas yang berkembang di masyarakat.

    Cara kerja lagu sebagai alat penyampai pesan cukup

    sederhana, yaitu ketika seorang penyanyi menyanyikan la-

    gunya yang kemudian diperdengarkan kepada masyarakat

    luas. Inilah bentuk komunikasinya, penyanyi sebagai komu-

    nikator atau penyampai pesan, lirik lagu sebagai pesan atau

    informasi, lagu sebagai medianya dan pendengar sebagai

    komunikan atau penerima pesan. Maka dapat dikatakan

    musik sebagai jembatan kamunikasi, dengan lirik dan melo-

    di yang indah sebagai sarana penyampai pesan dan sifatnya

    seperti komunikasi massa yang dapat dikonsumsi oleh

    masyarakat luas.

    Melalui musik orang-orang dari berbagai belahan

    dunia dapat terhubung, ini dikarenakan musik memiliki daya

    tarik dan ciri khasnya tersendiri, terlebih ia merupakan akses

    hiburan yang murah sehingga dapat dinikmati oleh berbagai

  • 4

    golongan masyarakat. Faktanya dapat kita temukan dari

    banyaknya konser musik yang akan diselenggarakan sepan-

    jang tahun 2020 ini yang tak hanya di isi musisi lokal tetapi

    musisi manca Negara juga (Setianingrum, tirto.id, 3 Januari

    2020), di mana sangat besar kemungkinan untuk orang-

    orang dari negara lain hadir dan bergabung menikmati

    konser serta merasakan adanya kesatuan.

    Pemanfaatan lagu sebagai alat menyampaikan pesan

    memang bukan hal baru dan biasa, tetapi akan menjadi luar

    biasa ketika pesan dari lagu tersebut dapat ditangkap oleh

    pendengarnya. Seperti yang dilakukan oleh Walisongo yaitu

    Sunan Bonang dan Sunan Kalijaga yang memanfaatkan seni

    sebagai alat berdakwah (Yamani, 2011:28). Siapa yang tidak

    mengenal tembang Tombo Ati hingga lir-ilir. Ini bukti bah-

    wa musik memiliki efek psikologis kepada pendengarnya,

    memalui musik orang-orang melewati proses kognitif atau

    berfikir, persepsi dan aspek perilaku. Hal ini sekaligus men-

    jadi cara alternatif yang efektif dalam berdakwah, dakwah

    tidak harus melulu melalui pertemuan rutin majelis yang

    terbatas ruang dan waktu serta terbatas pula pendengarnya.

  • 5

    Pesan yang disampaikan pun tak memiliki kesan yang

    menggurui karena disampaikan dengan cara yang me-

    nyenangkan, memberikan kritik sekalipun akan terasa nya-

    man karena dikemas memalui musik yang indah. Menyam-

    paikan hal baik (berdakwah) pada orang lain memang men-

    jadi sebuah keharusan, bahkan menjadi kewajiban bagi umat

    muslim untuk saling mengingatkan satu dengan yang lain,

    sebagaimana firman Allah dalam surat An-Nahl ayat 125:

    تِ ۖ ىَ سَ َح تِ اىْ ِػظَ ْى َم اىْ تِ َو َم نْ ِح بىْ َل بِ ِ بّ يِو َر بِ ىَٰى سَ ِ عُ إ ادْ

    ْه َم مُ بِ يَ َػْ َى أ بََّل هُ ُه ۚ إِنَّ َر سَ َْح َي أ تِي هِ بىَّ ْم بِ هُ ىْ بِد َج َو

    هُ هِ ۖ َو ييِ بِ ْه سَ يهَ َضوَّ ػَ َِذ ت ْه ُم بىْ مُ بِ يَ َْػ َى أ

    Artinya: Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu

    dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah

    mereka dengan cara yang baik. Sesungguhnya Tuhanmu

    Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang tersesat

    dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-

    orang yang mendapat petunjuk.(Q.S An-Nahl 16:125).

    Begitu pula yang dilakukan oleh Barasuara grup

    musik indie asal Jakarta yang beranggotakan Iga Masardi

    (vocal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass),

    Marco Steffiano (drum), Asteriska (vocal), dan Puti Chitara

    (vocal) (Pamurgawati, kompas.com) yang memanfaatkan

  • 6

    musik sebagai sarana menyampaikan pesan, keluh kesah,

    pendapat dan pandangan terhadap gejala sosial maupun re-

    alitas yang berkembang di masyarakat. Grup musik atau

    band indie muncul pertama kali di Inggris pada pertengahan

    tahun 80-an (Aidadinsyah, 2015:1). Ketika grup musik atau

    band-band dari perusahaan rekaman besar berlomba-lomba

    mengkomersilkan lagu-lagu percintaan, band indie cender-

    ung menawarkan isu sosial, budaya, politik, lingkungan

    hingga feminisme. Untuk memahami karya dari band indie,

    pendengar tidak bisa dengan hanya menikmati musiknya sa-

    ja, diperlukan effeort lebih terutama harus tertarik lebih dulu

    pada isu-isu yang diangkat oleh band indie tersebut.

    Dalam bermusik Barasuara menggunakan perjalanan

    hidup sebagai inspirasi lirik lagunnya. Dan pada album

    Pikiran dan Perjalanan Barasuara ingin menggambarkan se-

    buah memoar yang didalamnya mengandung kompleksitas

    perasaan, ekspektasi, kebahagiaan dan naik turunya kondisi

    mental manusia (Silvianus, pophariini.com, akses 16

    Desember 2019). Dengan genre musiknya yang luas seperti

  • 7

    psychedelic, rok, flok, blues dan jazz, menjadikan Barasuara

    berbeda dari grup musik pada umumnya.

    Konsep atau tema lagu yang diusung oleh band indie

    biasanya merupakan representasi dari realitas yang berkem-

    bang di masyarakat seperti sosial, budaya, politik maupun

    idealisme dari band itu sendiri. Seperti Barasuara yang

    menyatakan bahwa proyek musiknya mengusung konsep

    “menjadi sebenar-benarnya orang Indonesia”, yang artinya

    mereka selalu membuat lagu dengan lirik bahasa Indonesia.

    Ini yang menjadi pembeda Barasuara dengan band indie

    lainya penggunaan bahasa Indonesia yang baik.

    Berawal dari menonton langsung konser Barasuara

    dalam peluncuran albumnya terdahulu penulis menyadari

    bahwa lagu-lagu yang dibawakan berbeda dengan band lain.

    Selain penggunaan bahasa Indonesia dengan gaya satrawi,

    lirik lagu yang sarat makna kaya akan diksi dan kiasan serta

    besarnya antusiasme penggemarnya yang hapal setiap bait-

    nya menarik perhatian penulis, ditambah dengan isu-isu

    yang diangkat setiap lagunya. Berkaitan dengan kritik sosial

    dan pesan dakwah dalam lirik lagu, terdapat lirik lagu

  • 8

    Barasuara yang menarik untuk diteliti yaitu ”Haluan”.

    Menurut penulis, lagu tersebut masuk kedalam bentuk repre-

    sentasi kepedulian dan keresahan terhadap fenomena sosial

    yang terjadi. Dalam kutipan isi lirik Haluan, “Deras berita

    beda cerita membakar kita” lirik lagu ini menyuarakan

    kritik sosial sekaligus pesan dakwah kepada pendengar agar

    bisa menyadari bahwa kini kita berada pada era dimana beri-

    ta dan informasi beredar bebas, di mana sebuah berita dapat

    di-twist dan memprovokasi kita semua. Padahal dalam Islam

    menyebarkan berita bohong adalah suatu kejahatan atau

    perbuatan tercela yang dapat menyesatkan kesadaran para

    pembaca atau pendengarnya. Jika di ibaratkan sebagai kasus

    pencurian, penyebaran berita bohong bisa dikatakan sebagai

    kasus pencurian akal sehat.

    Berdasarkan latar belakang tersebut, di mana lirik la-

    gu sebagai sarana berkomunikasi, maka penulis tertarik un-

    tuk meneliti lirik lagu dari Barasuara. Band tersebut dipilih

    kerana mayoritas lagunya terinspirasi dari isu dan situasi so-

    sial. Dan lagu Barasuara yang dipilih oleh peneliti adalah la-

    gu yang berjudul ”Haluan”. Melalui penelitian ini penulis

  • 9

    ingin memaparkan dan menguraikan bentuk kritik sosial dan

    pesan dakwah serta makna yang tersembunyi dibaliknya,

    yang coba disampaikan Barasuara lewat lagunya sebagai

    bentuk keresahan dan kepedulian atas fenomena yang terjadi

    di masyarakat. Untuk dapat memberikan pemaknaan para

    lirik lagu, peneliti mengunakan analisis semiotika sebagai

    acuan untuk menganalisis lirik lagu tersebut.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang masalah maka rumusan

    masalah penelitian ini adalah:

    1. Bagaimana isi pesan dakwah yang terdapat dalam lirik

    lagu Haluan yang dipopulerkan oleh Barasuara dalam

    perspektif semiotik menurut Roland Barthers?

    2. Apa bentuk kritik sosial yang dapat ditangkap dibalik

    lirik lagu Haluan dari Barasuara?

  • 10

    C. Tujuan penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan

    yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

    1. Untuk mengetahui, menguraikan dan memahami pesan

    dakwah yang terdapat dalam lirik lagu Haluan yang

    dipopulerkan oleh Barasuara.

    2. Untuk mengetahui bentuk kritik sosial yang coba

    digambarkan Brasuara melalui lirik lagu Haluan.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Manfaat Teoritis

    Diharapkan melalui penelitian ini, dapat mem-

    berikan manfaat dalam pendalaman, pengembangan dan

    menambah literature penelitian ilmu komunikasi, terkhu-

    sus pada kajian analisis dalam lirik lagu untuk menge-

    tahui pesan dakwah dan kritik sosial dengan

    menggunakan metode analisis semiotika.

    2. Manfaat Praktis

    Manfaat praktis yang diharapkan dapat diambil

    dari penelitian ini ialah dapat memberikan gambaran ten-

    tang pesan dakwah dan kritik sosial dalam lirik lagu “Ha-

  • 11

    luan” yang ingin disampaikan Barasuara kepada pen-

    dengar. Dan diharapkan dapat menambah wawasan teru-

    tama pada topik tentang grup musik atau band indie,

    Barasuara, musik, kritik sosial, dakwah dan penelitian

    dengan menggunkan metode analisis semiotika.

    E. Penjelasan Istilah

    Untuk menghindari adanya kemungkinan terjadinya

    kesalahan dalam hal penafsiran terhadap istilah yang

    digunakan dalam penulisan judul skripsi di atas, maka

    penulis merasa perlu untuk memberikan penjelasan terlebih

    dahulu pada istilah-istilah yang terdapat dalam judul sebagai

    berikut:

    1. Kritik sosial

    Kritik sosial terdiri dari dua istilah yaitu kritik dan

    sosial. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI)

    kritik berarti kecaman atau tanggapan, terkadang disertai

    dengan uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap sua-

    tu hasil karya, pendapat dan sebagainya

    (https://kbbi.web.id/kritik, diakses 19 April 2020). Ada

    pula yang mengartikannya sebagai bentuk penilaian dan

    https://kbbi.web.id/kritik

  • 12

    tanggapan atas sesuatu. Sedangkan sosial berarti berke-

    naan dengan masyarakat (https://kbbi.web.id/sosial, di-

    akses 19 April 2020). Maka kritik sosial dapat diartikan

    penilaian atau pengungkapan terhadap kondisi sosial

    masyarakat. Kritik sosial juga dapat dikaitkan sebagai

    tindakan dengan cara melihat, mengamati serta mem-

    bandingkan secara teliti perkembangan mengenai baik

    buruknya kualitas masyarakat (Purwa, 2019:5).

    Berdasarkan penjelasan tersebut dapat disimpul-

    kan, kritik sosial adalah sebuah bentuk tanggapan atau

    sindiran dari masyarkat akibat dari ketidak sesuaian atau

    ketidak selarasan antara aturan dan kebijakan dengan re-

    alitas sosial.

    2. Lirik lagu

    Lirik lagu merupakan ungkapan ekspresi

    seseorang tentang suatu hal yang pernah dilihat, dengar

    dan dialami penulisnya yang dituangkan dalam bentuk

    kata-kata dan bahasanya. Ada pula yang mengartikan

    lirik lagu sebagai puisi, seperti yang diungkapkan Jan van

    Luxemburg (1989) seperti dikutip Iswari (2015:254) di

    https://kbbi.web.id/sosial

  • 13

    mana definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya men-

    cakup berbagai jenis sastra, namun juga ungkapan yang

    lain seperti pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan

    politik, syair-syair lagu pop dan doa-doa. Sedangkan da-

    lam puisi yunani lirik diartikan sebagai sebuah syair yang

    dinyanyikan untuk mengiri sebuah permainan. Adapun

    istilah umum lirik yaitu teks yang ada pada melodi yang

    di dalamnya mengandung suatu makna dari lagu. Maka

    dapat disimpulkan bahwa lirik lagu merupakan bahasa

    verbal yang digunakan penyair atau pencipta lagu untuk

    mengekspresikan perasaannya dari suatu realitas yang ia

    pernah lihat, dengar atau alami.

    F. Kerangka berfikir

    Komunikasi adalah satu dari aktifitas yang selalu kita

    lakukan setiap hari, ini menandakan bahwa komunikasi

    penting, tanpa komunikasi kesalahpahaman dapat saja ter-

    jadi antara satu dengan yang lain. Inti dari pentinganya

    komunikasi bagi kehidupan yaitu untuk mendorong manusia

    agar dapat lebih berinteraksi dengan individu lain . Maka

  • 14

    dari itu manusia mulai berkreasi menciptakan media baru

    untuk mempermudah proses komunikasi.

    Komunikasi merupakan proses mentransmisikan pe-

    san atau informasi, gagasan, serta emosi yang dirangkai

    dengan menggunakan simbol-simbol dengan tujuan untuk

    memperoleh kesamaan makna serta mengubah perilaku

    orang lain baik secara langsung atau tidak langsung (Arrafi,

    2019:42).

    Berkomunikasi dapat dilakukan dengan banyak cara,

    mulai dari yang mudah seperti berbicara hingga yang rumit

    dengan proses editing dan sebagainya seperti komunikasi

    massa. Lagu adalah salah satu bentuk komunikasi massa, hal

    ini dikarenakan lagu digunakan sebagai media atau alat

    menyampaikan pesan oleh komunikator kepada komunikan

    dalam jumlah besar melalui media massa dan lirik lagu men-

    jadi kuncinya. Melalui lirik seorang musisi mengekspresikan

    segala hal yang pernah dilihat, dengar dan alami yang

    kemudian dituangkan dalam bentuk kata-kata dan bahasanya

    sendiri.

  • 15

    Pemainan bahasa berupa gaya bahasa yang diperkuat

    dengan melodi akan menghasilkan daya tarik dan ciri khas

    dari masing-masing karya. Bahasa inilah yang digunakan

    untuk berkomunikasi atau berinteraksi dengan diri sendiri

    atau orang lain untuk merepresentasikan rasa takut, frustasi,

    kecewa, marah, sedih dan bahagia. Lirik lagu adalah bahasa

    yang diciptakan musisi (penulis lirik).

    Menurut Etawa seperti dikutip Purwa (2019:2) lagu

    dapat dikatakan sebagai pidato (bicara atau interaksi), se-

    hingga lagu dapat diaplikasikan sebagai media berkomu-

    nikasi dengan individu lain secara tidak langsung. Dengan

    kata lain lagu mampu melakukan kontrol sosial yang dapat

    menumbuhkan keyakinan bahkan berdampak pada peru-

    bahan tingkah laku atau sikap bagi pendengarnya. Namun,

    pesan yang terdapat dalam lagu selalu dapat memberikan

    pemaknaan yang berbeda dan dapat pula berkembang sesuai

    dengan interpretasi pendengarnya. Interpretasi adalah

    penafsiran mengenai suatu istilah sesuai dengan bagaimana

    kita memahami suatu pengalaman. Jika kita mengacu pada

    tujuan komunikasi yaitu untuk memperoleh kesamaan mak-

  • 16

    na, maka pada penelitian ini penulis ingin menemukan dan

    memaparkan makna atau arti dibalik setiap tanda dalam lirik

    lagu dan mengupas pesan apa yang ingin disampaikan mu-

    sisi (penulis lirik).

    Pada penelitian ini yang menjadi objek penelitian

    ialah lirik lagu dari band Barasuara yang berjudul “Halu-

    an”. Untuk dapat menguraikan dan memahami makna lirik

    lagu tersebut peneliti menggunakan analisis semiotika Ro-

    land Barthes. Kajian ini dipilih karena semiotika mempela-

    jari tentang tanda, yang mana tanda dapat merefleksikan

    suatu keadaan, situasi, perasaan, persepsi atau pandangan

    tentang realitas yang kemudian dikontruksikan oleh kata-

    kata. Pada dasarnya, semiotika ialah kajian yang mempela-

    jari bagaimana manusia memaknai suatu hal. Dan pemikiran

    Roland Barthes dipilih menjadi acuan dalam penelitian ini

    karena selain mempelajari pembentukan kalimat dan menen-

    tukan makna ia juga melihat pada interaksi antara teks

    dengan pengalam personal atau kultur penggunanya (Mudji-

    yanto dan Nur, 2013:73-77).

  • 17

    Kajian semiotika milik Barthes terbagi menjadi dua

    sistem penandaan bertingkat, yang disebutnya sistem de-

    notasi dan konotasi. Sistem denotasi adalah sistem per-

    tandaan tingkat pertama, yang terdiri dari rantai penanda dan

    petanda, yang kemudian menghasilkan makna nyata yang

    tampak pada tanda. Pada sistem konotasi atau sistem penan-

    daan tingkat kedua, sistem tingkat pertandaan pertama men-

    jadi penanda yang menghasilkan tanda baru dan berkaitan

    dengan tingkat pertandaan yang lebih tinggi (Iswari,

    2015:260). Untuk memperjelas kerangka berpikir peneliti

    membuat kerangka pemikiran seperti dibawah ini:

  • 18

    Kerangka Pemikiran

    Tabel 1. Kerangka pemikiran

    1. Signifier (penanda) 2.signified (petanda)

    3. Denotative sign (tanda denotative)

    4. Connotative signifier 5. Conotative signified

    (penanda konotatif) (petanda konotatif)

    6.Connotative sign (tanda konotatif)

    Pesan Dakwah Dan Kritik Sosial pada lirik lagu

    (Analisis Semiotika Roland Barthers Pada Lirik Lagu “Haluan”

    Barasuara)

    Lirik Lagu “Haluan” Barasuara

    Model Analisis Semiotika Roland Barthers

  • 19

    G. Sistematika penulisan

    Sistematika penulisan merupakan susunan atau uru-

    tan dari penulisan skripsi untuk mempermudah dalam me-

    mahami isi. Maka dalam sistematika penulisan, peneliti

    membaginya dalam lima bab:

    Pada BAB I. berisi tentang pendahuluan yang terdiri

    dari: Latar belakang, rumusan masalah, tujuan penelitian,

    manfaat penelitian, penjelasan istilah, kerangka pemikiran,

    dan sistematika penulisan.

    BAB II. Berisikan tinjauan pustaka dan landasan te-

    ori. Landasan teori yang akan digunakan untuk mencapai

    tujuan penelitian berkaitan dengan pesan dakwah, kritik so-

    sial, lagu, lirik dan analisis semiotika Rolland Barthes.

    BAB III. Metode penelitian meliputi jenis penelitian,

    lokasi dan jadwal penelitian, sumber data, proses pengum-

    pulan data, dan teknik analisis data serta teknik validasi da-

    ta.

    BAB IV, berisi pembahasan berupa hasil penelitian

    yang dipaparkan dan uraiankan dari penyajian data dan ana-

    lisis data tentang pesan dakwah dan kritik sosial dalam lirik

  • 20

    lagu analisis semiotika Roland Barthers pada lirik lagu “Ha-

    luan” Barasuara.

    BAB V. Penutup berisi kesimpulan dan saran.

    Bagian akhir merupakan bagian skripsi yang dida-

    lamnya meliputi daftar pustaka, lampiran-lampiran dan

    daftar riwayat hidup.

  • 21

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

    A. Tinjauan Pustaka

    Dalam penelitian yang akan penulis lakukan, terdapat

    beberapa penelitian yang terdahulu yang telah membahas hal-

    hal terkait dengan penelitian ini. Untuk menghindari asumsi

    plagiasi terhadap penelitian penulis, berikut beberapa penelitian

    terdahulu yang telah penulis temukan:

    1. Skripsi yang ditulis Angki Chandra Rusnianto mahasiswa

    Jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, UIN Syarif Hi-

    dayatullah Jakarta (2016), dengan judul “Musik Sebagai

    Media Kritik Sosial (Analisis Lagu Karya Grup Band Sim-

    poni)”. Fokus penelitian dalam skripsi ini adalah untuk

    mengetahui bagaimana pengemasan pesan kritik sosial yang

    ada dalam lagu milik grup band Simponi. Perbedaannya

    dengan penelitian penulis terletak pada objek penelitian dan

    metode yang digunakan, yang mana pada skripsi ini, Angki

    menggunakan objek lagu grub band Simponi dengan metode

    analisis framing Zhongdan pan dan Gerald M. Kosicky se-

    dangkan penulis menggunakan objek lirik lagu dari band

  • 22

    Barasuara dengan metode penelitian analisis semiotik Ro-

    land Barthers.

    2. Skripsi yang ditulis oleh Ahmat Rozaq, mahasiswa Jurusan

    Komunikasi dan Penyiaran Islam, IAIN Salatiga (2018),

    dengan judul “Seni Musik Kontemporer Sebagai Media

    Dakwah (Studi Pada Grup Musik Seloso Kliwon Salati-

    ga)”. Fokus penelitian skripsi tersebut adalah untuk menge-

    tahui serta memahami metode dan media dakwah serta

    faktor pendukung maupun pengahambat aktivitas dakwah

    dari grup musik seloso kliwon salatiga. Perbedaannya

    dengan penelitian penulis terletak pada fokus penelitian

    yang berbeda dimana penulis memfokuskan penelitian pada

    pesan dakwah dan kritik sosial dari lirik lagu.

    3. Skripsi yang ditulis oleh Muhammad Naufal Arrazzaqu, ma-

    hasiswa Jurusan Komunikasi dan Penyaiaran Islam, IAIN

    Salatiga (2017), dengan judul “Analisis Isi Pesan Dakwah

    dalam Lirik Lagu Grup Band Ungu Album „Maha Besar‟

    Tahun 2017”. Fokus penelitian skripsi ini adalah untuk

    mengetahui isi pesan dakwah dalam lirik lagu grup band

    Ungu album „Maha Besar‟, serta pesan dakwah apa yang

  • 23

    mendominasi pada album tersebut. Perbedaannya dengan

    penelitian penulis terletak pada objek penelitian dan metode

    yang digunakan, yang mana pada skripsi ini, menggunakan

    objek lagu grub band Ungu dengan metode analisis isi se-

    dangkan penulis menggunakan objek lirik lagu dari band

    Barasuara dengan metode penelitian analisis semiotik Ro-

    land Barthers.

    4. Skripsi yang ditulis oleh Lilis Nikmatul Jannah, mahasiswi

    Jurusan Kommunikasi Penyiaran Islam, IAIN Purwokerto

    (2019), dengan judul “Makna Perdamaian Pada Lagu

    Deen Assalam yang Dipopulerkan oleh Sabyan Gambus

    (Analisis Semiotika Ferdinand De Saussure)”. Fokus

    penelitian skripsi tersebut adalah untuk mengetahui

    bagaimana makna perdamaian yang terdapat didalam lagu

    Deen Assalam yang dipopulerkan oleh Sabyan Gambus da-

    lam perspektif semiotika Ferdinand De Saussure. Perbe-

    daannya dengan penelitian penulis terletak pada fokus

    penelitian yang berbeda dimana penulis memfokuskan

    penelitian pada pesan dakwah dan kritik sosial dari lirik lagu

  • 24

    serta menggunakan metode yang berbeda pula yaitu analisis

    semiotik Roland Barthers.

    5. Skripsi yang ditulis oleh Nofanda Al Ikhlas Putra Purwa,

    mahasiswa Jurusan ilmu komunikasi, Universitas Muham-

    madiyah Surakarta (2019), dengan judul “Lagu sebagai

    Media Kritik sosial (Analisis Isi Pesan Kritik Sosial Pada

    Lirik Lagu Karya A. Muhibbin)”. Fokus penelitian skripsi

    ini adalah untuk mendeskripsikan isi pesan kritik sosial yang

    terkandung di dalam lirik lagu A.Muhibbin yang berfokus

    pada masalah sosial yang meliputi; masalah generasi muda

    di masa modern, masalah lingkungan dan masalah birokrasi.

    Perbedaannya dengan penelitian penulis terletak pada objek

    penelitian dan metode yang digunakan, yang mana pada

    skripsi ini, menggunakan objek lagu karya A. Muhibbin

    dengan metode analisis isi sedangkan penulis menggunakan

    objek lirik lagu dari band Barasuara dengan metode

    penelitian analisis semiotik Roland Barthers.

  • 25

    B. Landasan teori

    1. Dakwah

    a. Pengertian Dakwah

    Dinamika kehidupan kini telah berubah, kita

    dipaksa mengikuti arus jika tak ingin tertinggal. Hal ini

    cukup adil, karena kita mendapat segala kemudahan aki-

    bat globalisasi namun kita tidak bisa menutup mata dari

    konsekuensi dibaliknya yaitu besar dan derasnya arus in-

    formasi yang masuk dan merubah perilaku kehidupan

    manusia. Dengan melakukan kontrol dan memilah infor-

    masi yang dilakukan oleh setiap individu diharapkan pe-

    rubahan hidup bisa berdampak positif. Maka dari itu

    upaya penyelamatan moral generasi muda perlu dil-

    akukan agar tidak tersesat dan dapat sesuai dengan pe-

    doman hidup dari Allah SWT, salah satunya dengan jalan

    berdakwah.

    Dari segi bahasa, dakwah berasal dari bahasa arab

    "Da'wah" dengan tiga huruf asal yaitu dal, „ain dan

    wawu. Melalui ketiga huruf tersebut terbentuklah bebera-

    pa kata dan makna yang diantaranya berarti memanggil,

  • 26

    mengundang, minta tolong, meminta, memohon,

    menamakan, menyuruh datang, mendorong, menyebab-

    kan, mendatangkan dan mendoakan (Aziz, 2019:5). Se-

    dangkan secara umum dakwah dikenal sebagai usaha

    mengajak, memanggil, mengundang, menyeru, dan men-

    dorong manusia untuk melaksanakan perintah Allah dan

    menjauhi segala larangannya.

    Para ahli seperti HSM Nasaruddin latif sendiri

    berpendapat, dakwah adalah setiap aktivitas atau usaha

    baik dengan lisan, tulisan atau media lainnya yang bersi-

    fat memanggil, menyeru dan mengajak manusia untuk

    beriman dan menaati Allah SWT termasuk menjalankan

    perintah dan menjauhi larangannya, sesuai dengan garis-

    garis kaidah dan syariat islam (Yamani, 2011:23). Intinya

    dakwah merupakan sebuah aktifitas mengajak dan me-

    nyeru dengan lisan ataupun perbuatan dengan tujuan un-

    tuk mengingatkan sesama manusia agar beriman kepada

    Allah.

    Senada dengannya, Musyawarah kerja Nasional-I

    PTDI di Jakarta merumuskan dakwah sebagai bentuk

  • 27

    usaha baik berupa aktivitas mengajak, menyeru untuk

    melakukan kebaikan dan mencegah kemungkaran,

    melaksanakan perintah dan menjauhi larangannya, men-

    gubah umat dari satu kondisi ke kondisi lain yang lebih

    baik dalam segala bidang dengan meralisasikan ajaran is-

    lam dalam kehidupan sehari-hari sebagai pribadi, keluar-

    ga, dan masyarakat (Aziz, 2019:11). Dakwah selain be-

    rarti sebuah seruan untuk beriman pada Allah, ia juga

    memiliki tujuan untuk mengingatkan manusia untuk terus

    berpegang teguh pada pedoman hidup dari Allah dalam

    menjalani kehidupannya.

    Jika kita mengacu pada Alquran, Allah menyeru

    dengan jelas kepada umatnya untuk berdakwah atau

    menyampaikan hal baik berupa kebenaran dengan cara

    bijaksana, nasihat dan berdiskusi. Dan Allah menegaskan

    beruntunglah bagi mereka (umatnya) yang selalu menye-

    ru pada kebaikkan serta senantiasa menjauhi

    kemungkaran atau kemaksitan seperti pada firmanya

    yang berbunyi;

  • 28

    تٌ يَْذُػىَن إِىَى اْىَخْيِز َويَأُْمُزوَن بِبْىَمْؼُزوِف َوْىتَُنْه ِمْىُنْم أُمَّ

    ئَِل هُُم اْىُمْفِيُحىنَ َويَْىَهْىَن َػِه اْىُمْىَنِز ۚ َوأُوىَٰ

    Artinya: “Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan

    umat yang menyeru kepada kebajikan, menyuruh kepada

    yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar; merekalah

    orang-orang yang beruntung”.(Q.S. Ali Imran 3:104).

    Dari pemaparan diatas, definisi dakwah berangkat

    dari arti dakwah menurut bahasa. Di mana kata-kata sep-

    erti seruan, anjuran, ajakan, panggilan selalu ada dalam

    setiap definisi dakwah. Hal ini menandakan bahwa

    dakwah bersifat persuasif dan informatif. Dan bukanlah

    dakwah apabila tindakan itu bersifat memaksa, memutar

    balikkan fakta dan kebenaran demi keuntungan pribadi

    juga golongan semata. Maka dapat disimpulkan bahwa

    dakwah adalah kegiatan atau usaha mengajak dan men-

    dorong serta mengingatkan manusia untuk meningkatkan

    keimanannya sesuai dengan syariat Islam. Dapat pula di-

    artikan sebagai usaha meningkatkan pemahaman dan

    pengertian terhadap keagamaan sehingga dapat mengu-

    bah pandangan hidup, sikap, batin dan prilaku yang tidak

  • 29

    sesuai dengan tutunan syariat, terlebih dari kegiatan yang

    berbau maksiat dan merusak sendi-sendi kehidupan.

    b. Tujuan Dakwah

    Tujuan merupakan sesuatu yang hendak dicampai

    melalui sebuah tindakan atau perbuatan dengan usaha dan

    konsisten. sehubungan dengan dakwah, maka tujuan

    dakwah ialah membimbing manusia dalam rangka men-

    capai kebaikan dan mewujudkan kebahagiaan.

    Moh. Ali Aziz seperti dikutip Malihah (2014:24)

    menyatakan, bahwa tujuan dakwah adalah untuk

    menghidupkan hati yang mati dengan cara mengajak dan

    menuntun manusia untuk menegakkan agama dan senan-

    tiasa menyembah Allah serta tidak menyekutukan-Nya,

    agar manusia selalu pada jalan yang lurus atau benar dan

    mendapat ampunan serta terhindar dari azab.

    Melalui kegiatan dakwah masyarakat dapat

    memenuhi kebutuhan spiritualnya (Muchtar dan Ghalia,

    2018:147), sekaligus bertujuan untuk mengedukasi

    masyarakat terlebih pada informasi-informasi soal

  • 30

    keagamaan yang berkembang di masyarakat dan terka-

    dang dipertanyakan kebenarannya.

    Dengan demikian dapat dipahami bahwa tujuan

    dakwah adalah untuk mengingatkan dan menyelamatkan

    manusia dari kemungkaran, kemaksiatan dan membawa

    mereka ke jalan yang terang sehingga dapat terwujud

    masyarakat muslim yang diidam-idamkan serta sejahtera

    dibawah limpahan ramat, karunia dan ampunan Allah.

    c. Unsur-Unsur Dakwah

    Unsur-unsur dakwah ialah komponen-komponen

    yang selalu ada dalam setiap kegiatan berdakwah. Unsur-

    unsur tersebut antara lain; subyek dakwah (da‟i), obyek

    dakwah (mad‟u), materi dakwah (maddah), metode

    dakwah (thariqah) dan media dakwah (wasilah).

    1) Subyek Dakwah (Da‟i)

    Subyek dakwah atau da‟i ialah orang yang

    menyampaikan dan meyebarluaskan pesan berupa se-

    buah ajaran keagamaan kepada masyarakat. Subyek

    dakwah di sini adalah unsur terpenting dalam

    berdakwah, yang mana ia berperan sebagai komu-

  • 31

    nikator yang akan menentukan berhasil atau tidaknya

    sebuah pesan sampai kepada komunikan (mad‟u).

    Subyek dakwah perlu memperhatikan obyek

    dakwahnya baik dalam perilaku, budaya dan ling-

    kungan. Sebab hal ini akan berpengaruh terhadap

    metode dan media apa yang akan dipilih sehingga pe-

    san dapat diterima. Selain itu terdapat pula sikap dan

    kepribadian yang perlu diperhatikan karena akan

    mempengaruhi respon dari masyarakat.

    2) Obyek Dakwah (mad‟u)

    Obyek dakwah adalah individu, kelompok atau

    masyarakat sebagai penerima pesan. Obyek dakwah

    begitu luas meliputi seluruh umat manusia yang ber-

    beda dalam hal agama, latar belakang sosial, budaya

    dan pendidikan.

    Sebagai sasaran dari subyek dakwah, obyek

    dakwah terbagi dalam tiga golongan, yaitu:

    a) Golongan cendekiawan, golongan yang cinta pada

    kebenaran dan dapat berfikir kritis serta cepat da-

    lam menangkap persoalan.

  • 32

    b) Golongan awam ialah golongan masyarakat umum

    yang belum mampu berfikir kritis dan mendalam

    pada pengertian yang tinggi.

    c) Golongan yang berbeda dengan dua golongan sebe-

    lumnya, di mana individu atau klompok pada go-

    longan ini senang membahas sesuatu, namun masih

    dalam batas tertentu dan tidak mendalam (Khasani,

    2014:22).

    Dengan mengetahui dan memahami pembagian

    golongan di atas akan mempermudah subyek dakwah

    dalam memilh serta menentukan metode juga materi

    yang akan disampaikan. Sebab hal tersebut akan ber-

    pengaruh pada sampai atau tidaknya pesan kepada

    obyek dakwah.

    3) Materi Dakwah (maddah)

    Materi merupakan bahan atau pesan yang akan

    disampaikan subyek dakwah kepada obyek dakwah.

    Materi tersebut berisi ajaran Islam yang tentunya ber-

    sumber pada al quran dan hadist yang didalamnya ter-

    dapat tiga pokok ajaran yaitu;

  • 33

    a) Aqidah

    Aqidah adalah pokok ajaran yang

    menyangkut atau berhubungan dengan keyakinan

    yang meliputi keimanan dan kepercayaan kepada

    Allah SWT, dan segala sesuatu yang harus diimani

    atau diyakini menurut ajaran al quran dan hadist

    (Gunawan, 2017:14). Maka dapat dikatakan bahwa

    aqidah di sini ialah dasar dan landasan fundamental

    yang perlu dipelajari dan dipahami oleh setiap

    umat.

    b) Syariat

    Syariat adalah rangkaian kegiatan yang

    berhubungan dengan segala aktivitas atau kegiatan

    manusia dengan penciptanya dan manusia dengan

    sesamanya, mulai dari apa yang boleh dan tidak

    boleh dilakukan hingga mana yang halal dan haram

    (Malihah, 2014:32).

    c) Akhlaq

    Akhlaq adalah pokok ajaran Islam yang

    berisi panduan tata berperilaku manusia sebagai

  • 34

    hamba Allah, individu, anggota masyarakat dan ba-

    gian dari lingkungan (Gunawan 2017:14). Akhlaq

    ini merupakan ajaran pokok yang akan terus diprak-

    tekkan manusia selama masa hidupnya karena

    berhubungan dengan perilaku atau kebiasaan, maka

    dari itu pembelajaran mengenai akhlaq perlu dipela-

    jari dan dipahami oelh setiap umat.

    4) Metode Dakwah (Thariqah)

    Metode ialah cara atau langakah-langkah yang

    ditempuh guna mencapai suatu tujuan. Maka metode

    dakwah adalah cara yang digunakan oleh subyek

    dakwah dalam menyampaikan pesan atau materi

    dakwah. Penggunaan metode yang dipilih oleh subyek

    dakwah akan menentukan diterima atau tidaknya se-

    buah pesan kepada obyek dakwah, berikut beberapa

    metode dakwah yang dapat diterapkan:

    a) Metode dakwah bil-hikmah, metode dakwah

    dengan memperhatikan latar belakang, situasi dan

    kondisi obyek dakwah dengan melihat pada ke-

  • 35

    mampuan obyek dakwah hingga tidak merasa

    terbebani dalam menerima pesan.

    b) Metode dakwah mau‟izatul hasanah, menyam-

    paikan ajaran Islam dengan memberikan nasihat

    atau pengajaran yang baik dan diikuti dengan rasa

    cinta kasih sehingga pesan yang ingin disam-

    paikan dapat menyentuh hati.

    c) Metode dakwah mujadalah billati hiya ahsan,

    metode dakwah yang menerapkan cara dengan

    berdiskusi, bertukar pikiran dan membantah

    dengan baik. Dalam menggunakan metode ini

    subyek dakwah perlu memerhatikan dan

    menghindari sikap emosional dan merendahkan

    martabat mitra diskusi dengan mengedepankan

    argumentasi yang dapat dibantah kebenarannya

    (Pirol ,2017:54-55).

    5) Media Dakwah (Wasilah)

    Media dakwah adalah media atau sarana yang

    diaplikasikan untuk menyampaikan pesan dalam hal

    ini materi atau ajaran Islam kepada obyek dakwah.

  • 36

    Pemilihan dan penggunaan media perlu diperhatikan

    karena akan berpengaruh pada tersampainya pesan ju-

    ga agar tercapainya efektivitas dalam berdakwah, apa-

    lagi dengan perkembangan zaman media juga turut

    mengalami perkembangan. Berikut adalah lima

    macam media dakwah yang dapat diterapkan:

    a) Lisan, ialah metode dakwah paling sedernaha dan

    umum digunakan. Dakwah dengan lisan dapat ber-

    bentuk ceramah, pidato, khutbah, bimbingan dan

    penyuluhan.

    b) Tulisan, media dakwah yang memanfaatkan media

    tulis berupa buku, jurnal, majalah, surat kabar, dan

    sebagainya.

    c) Lukisan adalah media dakwah yang menggunakan

    media visual berupa gambar dengan berbagai ragam

    jenisnya.

    d) Audio visual, media atau sarana dakwah yang me-

    manfaatkan gambar dan suara, sehingga dapat me-

    rangsang indera pendengaran, pengelihatan maupun

  • 37

    keduanya. Media tersebut dapat berupa tayangan

    televisi, film, musik video dan sebagainya.

    e) Akhlak, ialah media dakwah melalui perbuatan atau

    aksi nyata dalam kegiatan sehari-hari yang dapat

    mencerminkan ajaran Islam (Khasani, 2014:25-26).

    2. Kritik Sosial

    Hidup ditengah arus perubahan menuntut masyarakat

    merubah pola kehidupan mereka, tidak terkecuali kehidupan

    berbangsa dan bernegara. Kita sebagai bagian dari masyara-

    kat yang hidup dalam aturan dan kebijikan pasti tidak akan

    terlepas dari masalah-masalah sosial. Masalah sosial akan

    terus hadir beriringan dengan realitas sosial yang terus

    berkembang dimasyarakat. Masalah sosial tak hanya muncul

    dari ranah politik pemerintahan saja, namun juga pada ranah

    pendidikan, pergaulan remaja, isu-isu lingkungan dan

    keadaan sekitar.

    Ketika masalah sosial muncul kemudian mengaki-

    batkan keadaan sosial dimasyarakat tidak berjalan semesti-

    nya, akhirnya memaksa kita sebagai masyarakat untuk ber-

  • 38

    tindak dan melakukan protes dengan menyalurkan aspirasi

    dan pendapat, dalam bentuk kritik sosial.

    Kritik sosial terbentuk dari dua istilah yaitu kritik dan

    sosial. Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) mengartikan

    kritik sebagai bentuk kecaman atau tanggapan, yang terka-

    dang disertai uraian dan pertimbangan baik buruk terhadap

    suatu hasil karya, pendapat dan sebagainya

    (https://kbbi.web.id/kritik, diakses tanggal 19 April 2020).

    Ada pula yang mengartikan kritik sebagai bentuk penilaian

    dan tanggapan atas sesuatu. Sedangkan sosial berarti sesuatu

    yang berkenaan dengan masyarakat (kbbi.web.id/sosial, di-

    akses tanggal 19 April 2020). Maka kritik sosial dapat di-

    artikan penilaian atau pengungkapan terhadap kondisi sosial

    masyarakat. Kritik sosial juga dapat dikaitkan sebagai se-

    buah tindakan dari masyarakat di mana mereka mengamati

    serta membandingkan secara teliti perkembangan mengenai

    baik buruknya kualitas masyarakat.

    Sedangkan Zaini (1997:44) berpendapat bahwa kritik

    sosial adalah salah satu bentuk inovasi sosial dalam komu-

    nikasi yang dikembangkan masyarakat dengan tujuan atau

    https://kbbi.web.id/kritikhttps://kbbi.web.id/sosial

  • 39

    berfungsi sebagai kontrol terhadap jalannya sebuah sistem

    sosial atau proses bermasyarakat. Dengan kata lain kritik so-

    sial digunakan sebagai sarana komunikasi untuk menyam-

    paikan gagasan-gagasan baru sembari menilai gagasan-

    gagasan terdahulu untuk mendapatkan perubahan sosial se-

    hingga dapat mempertahankan keseimbangan sosial.

    Kritik sosial dapat ditujukan untuk semua kalangan,

    mulai dari masyarakat biasa sampai kalangan pejabat

    pemerintahan. Bentuk kritiknya juga beragam, mulai dari

    kritik yang berbau politik sampai isu-isu sosial yang

    berkembangan dimasyarakat. Diharapkan dengan adanya

    kritik sosial ini dapat dipahami sebagai tindakan mem-

    perkuat persatuan dan memberikan kontribusi terhadap har-

    monisasi sosial (Susetiawan, 1997:14). Bukan dianggap se-

    bagai bentuk kecaman, celaan, atau pemberontakan semata

    karena dapat menimbulkan konflik baru bahkan permusu-

    han. Maksud harmonisasi sosial di sini ialah suatu keadaan

    seimbang dalam sebuah kehidupan, di mana individu hidup

    sejalan dan serasi dengan tujuan masyarakatnya (Amalia,

    2017:23).

  • 40

    Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan, kritik so-

    sial adalah sebuah bentuk tanggapan atau sindiran dari

    masyarakat akibat dari ketidak sesuaian atau ketidak

    selarasan antara aturan atau kebijakan dengan realitas sosial.

    Fungsi kritik disini adalah sebagai sarana masyarakat untuk

    melakukan kontrol sosial terhadap sistem yang berjalan.

    3. Lagu dan lirik

    Seni merupakan hasil karya cipta manusia sebagai

    bentuk pencurahan ekspresi dan perasaan yang memiliki un-

    sur estetika atau keindahan didalamnya (maxmanroe, max-

    manroe.com/vid/umum/pengertian-seni.html. diakses 21

    Juni 2020). Seni juga merupakan bentuk dari peradaban

    manusia sebab seni dapat berkembang dan bergerak mengi-

    kuti perubahan zaman baik perkembangannya dalam bu-

    daya, teknologi serta ilmu pengetahuan. Musik salah

    satunya, ia adalah satu dari sekian banyak cabang seni yang

    digunakan sebagai media untuk mengungkapkan ekspresi

    dan perasaan yang turut mencerminkan kebudayaan

    masyarakat pendukungnya, dan juga mengandung begitu

    banyak nilai dan norma dari proses enkulturasi budaya

    http://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-seni.htmlhttp://www.maxmanroe.com/vid/umum/pengertian-seni.html

  • 41

    (Iswari, 2015:254). Sehingga musik tidak akan lepas dari

    kehidupan manusia, bahkan dari dulu sampai sekarang tidak

    ada masyarakat atau budaya yang tidak mengenal musik.

    Berbicara soal musik tidak diragukan lagi pasti juga

    akan membahas tentang lagu. Lagu merupakan bagian dari

    musik, ia terbentuk dari hubungan antara unsur musik dan

    lirik. Jika musik merupakan ilmu menyusun nada atau suara

    dalam urutan dan kombinasi sehingga membentuk gabun-

    gan nada, maka lagu adalah seni nada atau suara dalam uru-

    tan kombinasi dan hubungan temporal alat musik yang dis-

    ertai dengan lirik didalamnya sehingga dapat dinyanyikan

    (Denissesusanna, kaskus.co.id).

    Jamallus dalam Muttaqin (2008:3) mengartikan mus-

    ik sebagai salah satu hasil karya seni dalam bentuk lagu atau

    komposisi musik yang berisi ungkapan pikiran dan perasaan

    penciptaannya mealalui unsur-unsur musik meliputi irama,

    harmoni, melodi, struktur lagu dan ekspresi sebagai satu

    kesatuan.

    Dalam Collins Dictionary, lagu adalah bagian dari

    musik, biasanya terdapat teks verbal didalamnya yang dicip-

  • 42

    takan untuk dinyanyikan, terutama ditujukan untuk penam-

    pilan solois (Marloysa, kompasiana.com, diakses 20 Mei

    2020). Namun, seiring dengan perkembangan musik, lagu

    tidak hanya dinyanyikan solois saja tetapi juga dalam grup

    vokal atau band. Begitu pula yang tertera pada kamus musik,

    bahwa lagu berarti nyanyian, melodi pokok, juga berarti

    karya musik untuk dinyanyikan atau dimainkan dengan pola

    dan bentuk tertentu (Banoe, 2003:233). Maka yang mem-

    bedakan antara musik dan lagu ialah ada tidaknya unsur lirik

    atau teks didalam rangkaian nada tersebut.

    Dalam menikmati sebuah lagu pendengar tidak hanya

    menikmati alunan nada dan melodi saja, lirik yang dinyan-

    yikan sang musisi juga tidak luput dari perhatiannya. Lirik

    lagu merupakan ungkapan ekspresi seseorang tentang suatu

    hal yang pernah dilihat, dengar dan dialami penulisnya yang

    dituangkan dalam bentuk kata-kata dan bahasanya. Ada pula

    yang mengartikan lirik lagu sebagai puisi, seperti yang

    diungkapkan Jan van Luxemburg dalam Iswari (2015:254)

    bahwa definisi mengenai teks-teks puisi tidak hanya men-

    cakup beberapa jenis sastra, namun juga ungkapan seperti

  • 43

    pepatah, pesan iklan, semboyan-semboyan politik, syair lagu

    pop dan doa-doa.

    Adapun istilah umum lirik yaitu teks yang ada pada

    rangkaian melodi dan nada yang didalamnya mengandung

    suatu makna dari lagu. Maka dapat diartikan bahwa lirik la-

    gu merupakan bahasa verbal yang digunakan penyair atau

    pencipta lagu untuk mengekspresikan perasaannya dari suatu

    fenomena-fenomena dan realitas yang ia pernah lihat, dengar

    atau alami (Rusnianto, 2016:18).

    Melalui lirik musisi berusaha menyampaikan apa

    yang dirasa dan dialaminya, dimana pada setiap bait lirik ter-

    tuang perasaan dan emosi sang penyair yang ingin dic-

    eritakan, sehingga musik atau lagu tentu dapat

    mempengaruhi seseorang yang mendengarnya. Hal ini di-

    perkuat oleh pernyataan Machlis dalam Muttaqin (2008:4)

    bahwa di dalam musik terdapat bahasa-bahasa emosi yang

    punya tujuan sama dengan bahasa pada umumnya yaitu un-

    tuk mengkomunikasikan pemahaman. Dalam bahasa musik

    juga terdapat tata bahasa, sintaksis dan retorika, namun ten-

    tunya bahasa musik berbeda. Setiap kata pada lirik memiliki

  • 44

    pengertian atau arti tersendiri karena berhubungan dengan

    nada-nada lainnya. Kata-kata dalam lirik mengekspresikan

    ide-ide dan emosi yang spesifik sedangkan musik digunakan

    untuk mensugestikan penyataan-pernyataan misterius dari

    pikiran dan perasaan sehingga mampu membangkitkan

    perasaan dan meransang imajinasi pendengarnya.

    Dari pemaparan diatas dapat disimpulkan bahwa lagu

    merupakan seni nada atau suara dalam urutan kombinasi dan

    hubungan temporal alat musik yang disertai dengan lirik

    didalamnya sehingga dapat dinyanyikan. Maka lagu dan lirik

    saling berkaitan, sebab liriklah yang menggambarkan ek-

    spresi, perasaan dan pesan dari sang musisi, lagu tanpa lirik

    akan kurang untuk dinikmati begitupun sebaliknya. Dan lirik

    merupakan bahasa verbal yang digunakan penyair atau pen-

    cipta lagu untuk mengekspresikan emosi dan perasaannya

    dari suatu realitas yang ia pernah lihat, dengar atau alami,

    sehingga musik atau lagu dapat mempengaruhi pen-

    dengarnya. Sebab, lagu merupakan alat penyampai pesan

    yang selain dapat di dengar dapat pula dirasakan.

  • 45

    4. Lirik lagu sebagai alat penyampai pesan dakwah dan

    kritik sosial

    Musik adalah bagian dari seni yang terus hidup dan

    tumbuh di masyarakat. Dalam perspektif filsafat, musik atau

    lagu diartikan sebagai bahasa nurani yang menghubungkan

    pemahaman dan pengertian antar individu pada sudut ruang

    dan waktu, dimanapun kita berada. Nietzsche seorang filsut

    Jerman meyakini musik atau lagu mampu memberikan dam-

    pak dan kontribusi positif bagi kehidupan manusia. Sehub-

    ungan dengan itu muncul ungkapan “without music, life

    would be an error” tanpa musik, hidup akan menjadi

    kesalahan atau eror (Muttaqin, 2008:5). Dari pernyataan di-

    atas membuat kita sadar bahwa begitu dekatnya kehidupan

    kita dengan musik, bahkan tidak ada masyarakat atau bu-

    daya yang tidak mengenal musik.

    Musik memiliki sifat universal, hal ini menjadikan

    musik dapat diterima dengan mudah oleh masyarakat dan

    pendengarnya dimanapun mereka berada (Rusnianto,

    2016:23). Atas dasar tersebut musik kemudian dijadikan se-

    bagai media hiburan hingga media komunikasi yang dida-

  • 46

    lamnya berisi berbagai pesan termasuk dakwah dan kritik

    sosial. Komunikasi merupakan proses mentranmisikan pesan

    atau informasi, gagasan, serta emosi yang dirangkai dengan

    menggunakan simbol-simbol dengan tujuan untuk mem-

    peroleh kesamaan makna dan mengubah perilaku orang lain

    baik secara langsung atau tidak langsung (Arrafi, 2019:42).

    Dengan kata lain inti dari proses komunikasi adalah ter-

    sampaikannya sebuah pesan. Dan cara lagu menyampaikan

    pesan pun cukup sederhana yaitu, ketika seorang penyanyi

    menyanyikan lagunya yang kemudian diperdengarkan kepa-

    da masyarakat luas. Inilah bentuk komunikasinya, penyanyi

    sebagai komunikator atau penyampai pesan, lirik lagu se-

    bagai pesan atau informasi, lagu sebagai medianya dan pen-

    dengar sebagai komunikan atau penerima pesan.

    Sebagai bagian dari kebudayaan yang universal dan

    biasa digunakan sebagai media hiburan dan komunikasi,

    musik atau lagu juga memiliki fungsi respon sosial. Jika kita

    melihat kiprah para musisi Indonesia seperti Bimbo, Ebiet

    G. Ade dan Iwan Fals, mereka menggunakan musik sebagai

    media menyampaikan pesan, aspirasi, pendapat dan kritik

  • 47

    sosial yang ditangkapnya dari realitas sosial di masyarakat

    baik kondisi sosialnya, tingkat kesejahteraan sampai kegeli-

    sahan masyarakat (Muttaqin, 2008:10). Dengan menciptakan

    lagu yang menggunakan syair-syair serta gaya bahasa yang

    unik diharapkan dapat menyentuh dan menarik perhatian

    publik sehingga pesan yang ingin disampaikan dapat

    diterima.

    Pada dasarnya, menyampaikan pesan entah itu kritik

    sosial, pesan moral atau dakwah tidak akan sampai pada

    sasarannya jika kita sebagai komunikator tidak membaur

    dengan perilaku, kebudayaan dan keadaan masyarakatnya

    (Permana, 2013:121). Singkatnya, apa yang selalu mereka

    kerjakan dan gemari disanalah kita dapat memanfaatkannya

    sebagai media menyampaikan pesan. Seperti musik yang

    dekat dengan kehidupan masyarakat, kita dapat memanfaat-

    kannya sebagai alat komunikasi atau menyampaikan pesan

    tanpa adanya kesan menggurui dan tanpa mengganggu

    kegemaran mereka.

    Sebenarnya banyak cara yang dapat digunakan untuk

    menyampaikan kritik sosial maupun berdakwah, selain

  • 48

    menggunakan cara-cara konvensional seperti demonstrasi

    untuk kritik sosial dan majlis taklim untuk berdakwah, me-

    dia seni dan sastra juga tak jarang digunakan seperti musik

    misalnya. Hanya saja tidak semua media seni dan sastra

    dapat digunakan untuk menyampaikan pesan, karena sering-

    kali pesan dan makna yang ingin disampaikan oleh pencipta

    seni tidak dapat tersalurkan dengan benar dan tidak semua

    orang dapat menangkap dan mengerti maksudnya (Rusni-

    anto, 2016:24) misalnya saja karya seni dalam bentuk lukis-

    an dan patung.

    Ada beberapa hal yang menjadikan musik lebih efek-

    tif sebagai media menyampaikan pesan dibandingkan

    dengan seni yang lain. Dan berikut keunggulan musik se-

    hingga dapat digunakan sebagai media menyampaikan pesan

    kritik sosial dan dakwah yaitu;

    a. Universal, sifat musik yang universal membuat musik

    mudah diterima oleh masyarakat dan pendengarnya di-

    manapun mereka berada. Sehingga musik cukup efektif

    digunakan sebagai alat menyampaikan pesan, karena

  • 49

    musik dapat didengar oleh siapa saja, kapan saja dan di-

    mana saja.

    b. Musik sebagai jembatan antar individu dengan ling-

    kungannya, melalui lirik pada setiap bait musik atau lagu

    dapat memfasilitasi hubungan belajar, self-expression dan

    komunikasi.

    c. Musik sebagai sarana menangkap dan memelihara per-

    hatian. Maksudnya musik dapat digunakan untuk me-

    nangkap apa yang menjadi perhatian dimasyarakat

    kemudian menyalurkan perhatian itu kepada sasaran yang

    dituju (misalnya pemerintah) guna mendapatkan per-

    hatian lainnya sebagai bentuk feedback.

    d. Manfaat musik sebagai penurun stress, relaksasi serta sa-

    rana motivasi dan digunakan sebagai natural reinforce

    (Geraldina, 2017:47).

    5. Analisis semiotik Roland Barthers

    Manusia memiliki kelebihan jika dibandingkan

    dengan ciptaan Tuhan lainnya yaitu akal dan pikiran, lebih

    dari itu manusia juga memiliki keunikan dalam merangkai

    kata dan berbahasa yang menyimpan berbagai makna dan

  • 50

    pesan dibaliknya. Namun dalam praktiknya, manusia masih

    harus melakukan interpretasi atau upaya memberikan makna

    terhadap bahasa. Apalagi jika sudah menjadi sebuah karya

    dengan bahasa yang lebih baku yang kemudian dipublikasi-

    kan (Wibowo, 2019:3). Maka dibutuhkan sebuah metode

    analisis guna menguraikan bahasa dan simbol komunikasi

    verbal melalui sebuah kajian yang disebut semiotika.

    Semiotika umum dikenal sebagai pengkajian tanda-

    tanda atas kode. Istilah semiotika secara etimologis berasal

    dari kata yunani semeion yang berarti tanda. Tanda disini be-

    rarti sebagai suatu yang dianggap dapat mewakili sesuatau

    yang lain, misalnya janur sebagai petanda adanya hajatan,

    atau asap yang menandai adanya api. Sedangkan secara ter-

    minologis, semiotik diartikan sebagai ilmu yang mengamati

    dan mempelajari objek-objek, peristiwa-peristiwa, dan se-

    luruh kebudayaan sebagai tanda (wibowo, 2019:8). Pada in-

    tinya, analisis semiotika merupakan sebuah usaha untuk

    mengkaji dan mempelajari lebih lanjut teks atau narasi atau

    wacana, ketika kita membacanya.

  • 51

    Kemunculan semiotika ini berawal dari pakar bahasa

    Swiss Ferdinand de Saussure dan filsuf Amerika Charsles

    Peirce yang mengawali cara pandang baru terhadap bahasa,

    diawali dengan beralihnya filsafat bahasa ke pengkajian

    tanda dan lahirlah semiologi kontemporer (Riadanarta,

    2017:15).

    Barthes adalah seorang kritikus asal Prancis yang

    turut mengembangkan konsep semiotika dari Saussure dan

    juga penganut paham sktrukturalisme. Menurut Sauuaure

    strukturalisme adalah aliran filsafat yang ingin memahami

    manusia mulai dari sejarah, kebudayaan hingga hubungan

    kebudayaan dengan alam atau realitas, menggunakan

    metode struktural. Strukturalisme inilah yang menyelidiki

    pola-pola dasar yang tetap dalam berbagai realitas yang ada

    dalam masyarakat (Yusida, www.academia.edu, diakses 13

    September 2020).

    Berdasarkan semiotika dari Saussure, tingkat penan-

    daan Barthes terbagi menjadi dua sistem penandaan berting-

    kat yaitu sistem denotasi dan konotasi. Sistem pertandaan

    tingkat pertama adalah denotasi, sistem ini terdiri dari rantai

  • 52

    penanda dan petanda, yaitu hubungan materialitas penanda

    atau konsep abstrak di baliknya. Pada sistem konotasi atau

    sistem penandaan tingkat kedua sistem pertandaan pertama

    menjadi penanda, yang menghasilkan petanda baru pada

    rantai pertandaan yang lebih tinggi (Iswari, 2015:260).

    Melalui model ini Barthes menjelaskan bahwa signif-

    ikasi tahap pertama merupakan hubungan antara signifier

    dan signified didalam realitas external. Ini yang dimaksud

    Barthes sebagai denotasi yaitu makna paling nyata dari

    tanda. Sedangkan konotasi digunakan Barthes untuk menun-

    jukkan penandaan tingkat kedua guna menggambarkan in-

    teraksi yang terjadi ketika sebuah tanda bertemu dengan

    perasaan atau emosi pembaca dan nilai-nilai kebudayaannya.

    Pada signifikasi tahap kedua ini juga terdapat tanda yang

    berkerja melalui mitos (Wibowo, 2019:22). Mitos inilah

    yang akan menjelaskan bagaimana suatu kebudayaan

    melihat dan memahami berbagai aspek tentang raslitas dan

    gejala sosial. Intinya mitos adalah rantai penandaan yang

    menggali lebih jauh dari sistem konotasi untuk mencapai

  • 53

    penandaan baru yang tergambar dari realitas masyarakat

    sehari-hari.

    Dengan kata lain, denotasi adalah tingkat penandaan

    yang menjelaskan hubungan penanda dan petanda dengan

    realitas yang kemudian menghasilkan makna secara harfiah,

    eksplisit atau gamblang dan makna nyata yang tampak pada

    tanda. Dan konotasi adalah penandaan kedua yang men-

    jelaskan hubungan penanda dan petanda yang didalamnya

    beroprasi makna tidak langsung karena dikaitkan dengan

    aspek psikologis seperti emosi dan perasaan serta ke-

    budayaan pembacanya.

    Peta Tanda Rolannd Barthes

    Tabel 2. Peta Tanda Rolland Barthes

    (Sumber: Iswari, e-journal komunikasi vol.3 No.1, 2015:260)

    1. Signifier (penanda) 2.signified (petanda)

    3. Denotative sign (tanda denotative)

    4. Connotative signifier 5. Conotative signified

    (penanda konotatif) (petanda konotatif)

    6.Connotative sign (tanda konotatif)

  • 54

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    Metode penelitian merupakan prosedur atau langkah-

    langkah yang ditempuh oleh peneliti dalam memperkuat suatu

    teori. Menurut The Liang Gie dalam Widiawati (2020:23)

    metode penelitian adalah prosedur berupa langkah-langkah

    penelitian yang mencangkup berbagai kegiatan atau tindakan

    seperti tata langkah, pola kerja dan teknis guna memperoleh

    pengetahuan baru atau mengembangkan pengetahuan terdahulu.

    Untuk memperoleh tujuan dalam penelitian ini, penulis

    menggunakan metodologi penelitian sebagai berikut:

    A. Jenis penelitian

    Jenis penelitian yang digunakan pada penelitian ini

    adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan deskriptif

    kualitatif. Penelitian kualitatif berarti penelusuran atau

    penelitian secara mendalam dengan menggunakan prosedur

    ilmiah untuk menghasilkan kesimpulan naratif berdasarkan

    analisis data tertentu. Hal serupa juga diungkapkan oleh

    Bogdan dan Taylor seperti di kutip Suwendra (2018:4) bahwa

  • 55

    penelitian kualitatif ialah penelitian yang menghasilkan data

    deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang

    dan perilaku atau fenomena sosial yang diamati.

    Menurut Denzin dan linclon (dalam Anggito dan Jo-

    han, 2018:7-8) penelitian kualitatif adalah penelitian yang

    menggunakan latar alamiah obyek penelitian untuk menafsir-

    kan fenomena yang terjadi dengan melibatkan berbagai

    metode yang ada. Penelitian kualitatif sendiri ditujukan untuk

    memahami fenomena-fenomena yang terjadi dari sudut pan-

    dang partisipan dan kedudukan peneliti menjadi instrument

    kunci dalam penelitian.

    Pada penelitian kualitatif, penulis menggunakan

    langkah-langkah penelitian dengan metode pengumpulan data

    dan menggunakan analisis data diperkuat dengan teori yang

    sesuai dengan objek penelitian sehingga memperoleh hasil

    berupa kesimpulan yang mendetail. Dengan penelitian kuali-

    tatif deskriptif inilah penulis akan mengungkapkan dan men-

    guraikan objek penelitian serta makna dibaliknya sehingga

    dapat menjelaskan fenomena yang terjadi.

  • 56

    Dalam penelitian ini penulis mengumpulkan data yang

    terdapat dalam lirik lagu “Haluan” dari Barasuara yang

    kemudian di analisis menggunakan analisis semiotika yang

    diperkenalkan oleh Roland Barthes. Data yang terkumpul ter-

    sebut kemudian diseleksi dan dianalisa sehingga

    menghasilkan data berupa kesimpulan yang naratif dan

    deskriptif.

    B. Lokasi dan Jadwal penelitian

    Pada penelitian ini, penulis melakukan penelitian yang

    dimulai pada bulan Mei sampai dengan Juli. Sedangkan un-

    tuk lokasi penelitian peneliti menggunakan platfrom seperti

    website dan channel YouTube dari Barasuara.

    C. Sumber data

    1. Data primer

    Data Primer adalah data yang bersumber atau

    diperoleh secara langsung dari hasil penelitian di lapangan

    atau objek penelitian seperti data dari hasil observasi, wa-

    wancara, jajak pendapat dan pengujian. Dapat pula di-

    artikan sebagai sumber pertama di mana sebuah data

    dihasilkan (Bungin, 2017:132). Data primer yang diperoleh

  • 57

    dalam penelitian ini terdapat pada objek penelitian yaitu

    lirik lagu “Haluan” Barasuara. Penulis akan mendengar

    dengan seksama lagu karya dari Band Barasuara guna me-

    mahami tanda-tanda serta makna apa yang terkandung

    dibaliknya. Sehingga pada setiap bait liriknya penulis dapat

    melakukan interpretasi sehingga menghasilkan data yang

    deskriptif.

    2. Data sekunder

    Data sekunder merupakan data yang diperoleh dari

    sumber kedua seperti, media perantara baik berupa buku,

    catatan, bukti yang telah ada, arsip, majalah, web, maupun

    jurnal (Bungin, 2017:132). Data sekunder dapat disebut se-

    bagai data tambahan yang akan digunkan penulis untuk

    memperkuat hasil penelitiannya. Dalam penelitian ini data

    sekunder diperoleh dari buku-buku, skripsi, jurnal, maja-

    lah, internet serta sumber data lainnya yang berhubungan

    dengan objek penelitian seperti platform musik dan web

    resmi dari band Barasuara.

  • 58

    D. Prosedur pengumpulan data

    Prosedur pengumpulan data yang digunakan untuk

    menguatkan serta menunjang penelitian ini ialah pengum-

    pulan data dengan observasi dan dokumentasi.

    1. Observasi

    Observasi adalah sebuah aktivitas mengamati suatu

    objek secara cermat dan sistematis guna mendapatkan data

    berupa fakta, pernyataan-pernyataan serta gambaran ken-

    yataan. Observasi memiliki fungsi deskriptif yang berguna

    untuk menjelaskan dan merinci data atau gejala yang ter-

    jadi (Widiawati, 2020:137). Observasi atau pengamatan

    yang diterapkan penulis dalam penelitian ini dilakukan

    dengan cara mendengarkan lagu “Haluan” karya Barasu-

    ara, membaca lirik lagunya dan menganalisisnya sehingga

    mampu menemukan pesan dalam lagu yang berkaitan

    dengan kritik sosial dan dakwah.

    2. Dokumentasi

    Teknik dokumentasi ialah proses pengumpulan data

    yang bersumber dari dokumen-dokumen atau rekaman

    (Suwendra, 2018:65). Dapat pula diartikan sebagai teknik

  • 59

    pengumpulan data dengan cara mengumpulkan dan

    mempelajari dokumen guna memperoleh data atau infor-

    masi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti (Fat-

    in, seputarpengertian.blogspot.com, diakses 13 Juli 2020).

    Dokumen-dokumen yang dimaksud dapat berupa memo,

    jurnal, majalah, koran, bulletin, pernyataan, serta berita

    yang disiarkan oleh media massa. Untuk mendukung data

    penelitian penulis mengumpulkan data mengenai informasi

    dari objek yang diteliti melalui berbagai macam literature

    guna memperkuat dan memperkaya analisis. Sumber-

    sumber lain yang digunakan peneliti berupa artikel-artikel

    dan video-video yang berhubungan dengan grup band

    Barasuara dari blog maupun dari situs YouTube.

    E. Teknik Analisis Data

    Teknik analisis data yang diterapkan dalam penelitian

    ini ialah teknik analisis semiotika Roland Barthes. Peneliti

    akan membagi keseluruhan lirik lagu menjadi beberapa bait

    yang kemudian akan dianalisis menggunakan teori semiotika

    Roland Barthes.

  • 60

    Pemikiran Roland Barthes dipilih menjadi acuan dalam

    penelitian ini karena selain mempelajari tanda-tanda dan

    menentukan makna ia juga melihat pada interaksi antara teks

    dengan pengalam personal atau kultur penggunanya (Mudji-

    yanto dan Nur, 2013:77). Dan dengan melakukan pembagian

    yaitu pemisahan antar bait, ini akan mempermudah peneliti

    dalam melakukan interpretasi atau pemaknaan pada setiap

    tanda pada lirik lagu "Haluan" dari Barasuara yang berhub-

    ungan dengan pesan-pesan kritik sosial dan dakwah.

    F. Teknik Validasi Data

    Teknik validasi data digunakan untuk menyakinkan

    data yang ada pada penelitian ini adalah valid. Dengan kata

    lain teknik validasi data merupakan teknik pemeriksaan ke-

    absahan data yang digunakan peneliti untuk memastikan data

    hasil penelitian (Rismawan, 2014:4).

    Dalam penelitian ini, penulis melalukan validasi data

    dengan meningkatkan kecermatan atau ketekunan, perpanjan-

    gan pengamatan dan penggunaan berbagai referensi (Suwen-

    dra, 2018:100). Peningkatan kecermatan atau ketekunan be-

    rarti dengan melakukan check dan recheck pada semua hasil

  • 61

    penelitian secara teliti. Sedangkan perpanjangan pengamatan

    yang dimaksud adalah memperpanjang waktu pengamatan

    guna memeperdalam hasil pengamatan.

  • 62

    BAB IV

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    A. Gambaran Objek Penelitian

    1. Musik indie

    Musik indie kini mulai terdengar familiar ditelinga

    yang diikuti dengan menjamurnya berbagai festival musik,

    namun masih banyak yang mengira indie sebagai aliran atau

    genre musik. Istilah indie berasal dari bahasa inggris yaitu in-

    dependent yang berarti merdeka, berdiri sendiri, dan berjiwa

    bebas (Fakhrizal, https://www.qureta.com/post/fenomena-

    kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indie, diakses 13 Juli 2020).

    Musisi indie adalah musisi yang memproduksi dan memasar-

    kan sendiri karyanya.

    Band indie memiliki kebebasan dalam hal berkarya

    dan menciptakan lagu sesuai dengan apa yang mereka rasa-

    kan, bahkan tak jarang lagu yang diciptakan merupakan

    ungkapan ekspresi keresahan terhadap fenomena dan realitas.

    Disebut indie karena untuk membedakan dengan yang main-

    stream, kata mainstream yang dimaksud di sini adalah tempat

    band-band pada umumnya bernaung dibawah label besar

    https://www.qureta.com/post/fenomena-kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indiehttps://www.qureta.com/post/fenomena-kopi-senja-dan-eksistensi-musik-indie

  • 63

    dengan industri yang mapan dalam hal pemasaran dan pro-

    mosi. Biasanya label-label ini mendominasi promosi

    diberbagai media massa sehingga band dibawah naungannya

    dapat terekspos dengan baik. Maka yang membedakan band

    indie dengan mainstream adalah industrinya.

    Musik indie mulai dikenal di Indonesia sekitar 1900,

    dimulai dengan God Bless yang beraliran atau bergenre rock.

    Hanya saja pada saat itu band indie lebih dikenal dengan

    istilah underground. Mereka mendeklarasikan diri pada Maja-

    lah Aktuil terbitan 1971 bahwa mereka adalah band dengan

    kategori underground. Dan pada majalah itu pula ditulis bah-

    wa ada Underground Music Festival di Surabaya yang di-

    wakili oleh God Bless dari Jakarta, Giant Step dari Bandung,

    Bentoel dari Malang dan Terncem dari Solo, dan inilah yang

    disebut sebagai cikal bakal dari scene underground atau indie

    (Anaya, https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-

    penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/, diakses

    13 Juli 2020). Dari band-band tersebut pula yang kemudian

    memunculkan band-band indie yang berkembang di kota-kota

    besar dan turut mewarisi apa yang dilakukan pendahulunya.

    https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/https://muda.kompas.id/baca/2020/01/12/fenomena-penikmat-senja-mengenal-musik-indie-lebih-dalam/

  • 64

    Perkembangan musik indie terlihat cerah pada tahun

    1990-an, diawali dengan Pas Band yang kala itu berhasil

    menjual album sebanyak 5000 keping dan kemudian disusul

    Mocca yang berhasil menembus 100.000 kopi (Riadanarta,

    2017:29). Keberhasilan para musisi terdahulu inilah kemudian

    membawa semangat dan dampak pada perkembangan band

    indie sampai sekarang. Bahkan kini kita sudah tidak asing

    dengan band-band seperti Efek Rumah Kaca, Superman Is

    Dead, Fourtwenty, Payung Teduh, Dialog Dini Hari, Naif,

    Mocca, Barasuara dan masih banyak yang lainnya.

    Dalam hal eksistensi band indie juga tidak kalah

    dengan band-band dibawah naungan label besar, terlebih

    dengan perkembangan dan peranan media, ditambah dengan

    semakin tersedianya platform-platfrom musik saat ini yang

    mampu menopang kuat promosi dan pemasaran lagu-lagu

    karya band indie. Apalagi dengan karya musik yang catchy

    dan selling band indie sangat berpeluang menjadi artis dengan

    jutaan kopi.

  • 65

    2. Sepak Terjang Barasuara

    Gambar.1 Personil Barasuara Sumber: http://www.barasuara.com/

    Barasuara, grup musik indie asal Jakarta yang ter-

    bentuk dari sebuah visi menyuarakan semangat dan ke-

    merdekaan pikiran orang Indonesia didalam sebuah koridor

    musik yang membara, yang beranggotakan Iga Masardi (vo-

    cal/gitar), TJ Kusuma (gitar), Gerald Situmorang (bass),

    Marco Steffiano (drum), Asteriska (vocal), dan Puti Chitara

    (vocal) (DCDC.com, www.djarumcoklat.com/article/alunan-

    estetis-di-tubuh-barasuara, diakses 13 Juli 2020).

    Karir Barasuara dimulai pada tahun 2012, dengan al-

    bum perdananya bertajuk “Taifun” pada tahun 2015. Dengan

    nuansa rock experimental Barasuara berhasil mendapat respon

    http://www.barasuara.com/http://www.djarumcoklat.com/article/alunan-estetis-di-tubuh-barasuarahttp://www.djarumcoklat.com/article/alunan-estetis-di-tubuh-barasuara

  • 66

    positif dari berbagai kalangan dan media, bahkan beberapa di-

    antara antusias dalam mengulas lagu-lagu didalamnya. La-

    gunya pun cukup dikenal dikalangan anak muda lewat aksi

    mereka dipanggung-panggung pensi dan festival musik lokal.

    Lewat album ini pula Barasuara memenangkan penghargaan

    di ajang Anugrah Musik Indonesia (AMI) tahun 2016 dalam

    kategori Karya Produksi Alternatif Terbaik dan me-

    menangkan „Best Live Act‟ di Rolling Stone Editors‟ Choice

    Award 2016 (Kukuh, kumparan.com, diakses 13Juli 2020 ).

    Gambar.2 Album Pertama

    Sumber: http://www.barasuara.com/

    Sejak awal kemunculannya Barasuara begitu menarik

    perhatian, banyak pula yang menyebutkan warna musik

    http://www.barasuara.com/

  • 67

    Barasuara rock, flock. Tetapi Barasuara tak pernah mem-

    berikan batasan aliran musiknya secara gamblang. Walaupun

    tidak menentukan genre, bukan berarti Barasuara bergerak

    tanpa arah. Justru Barasuara ingin kebebasan itu membuat la-

    gunya dapat dinikmati oleh semua kalangan dengan lintas usia

    dan latar belakang.

    Selain warna musik, Barasuara juga memiliki ciri khas

    dalam liriknya, dimana lirik lagunya menggunakan kalimat

    baku bahasa Indonesia yang bergaya sastrawi. Hal ini sejalan

    dengan konsep yang diusung oleh Barasuara yaitu “menjadi

    sebenar-benarnya orang Indonesia” yang artinya mereka sela-

    lu membuat lagu dengan lirik bahasa Indonesia.

    Barasuara sampai saat ini telah mengeluarkan dua al-

    bum dengan “Taifun” dan “Pikiran dan Perjalanan”, satu mini

    album “PQ-Race dan Perjalanan” dan empat single yang

    terdiri dari “Bahas Bahasa”, “Sendu Melagu”, “Guna Manu-

    sia” dan “Pikiran dan Perjalanan”.

  • 68

    3. Tentang lagu Haluan

    Gambar.3 Album Kedua

    Sumber: http://www.barasuara.com/

    Pada tanggal 8 Maret 2019 setelah empat tahun tera-

    khir akhirnya Barasuara merilis album terbaru dengan judul

    “Pikiran dan Perjalanan” melalui label Darlin‟ Records. Judul

    “Pikiran dan Perjalanan” dipilih karena diangggap mewakili

    semua perubahan yang terjadi pada Barasuara selama proses

    pembuatan album tersebut sejak album perdana dirilis pada

    tahun 2015.

    Dalam album pikiran dan perjalanan barasuara ingin

    menggambarkan sebuah memoar yang didalamnya mengan-

    dung kompleksitas perasaan, ekspektasi, kebahagiaan dan

    http://www.barasuara.com/

  • 69

    naik turunnya kondisi mental manusia. Singkatnya pada al-

    bum ini berisi sebuah dokumentasi musikal Barasuara selama

    hampir 3,5 tahun, yang didalmnya berisi potret pembelajaran

    apa yang mempengaruhi Barasuara secara musikal. Setiap la-

    gu dalam album pikiran dan perjalanan berisi kalimat dan ka-

    ta-kata yang ditulis dengan sangat personal pada setiap ke-

    jadian, tentang bertahan hidup, tentang melaju dari yang gelap

    dan merayakannya (fisandra, Tempo.co, 8 Maret 2019). Me-

    lalui album ini Barasuara juga ingin mengajak para pen-

    dengarnya untuk tetap optimis, percaya bahwa masih ada

    harapkan dan ajakan keluar dari belenggu kegelapan.

    Dan hal ini tergambar dari susunan lagu yang terdapat

    dalam album, dimana pada album ini terdiri dari Sembilan la-

    gu yang masing-masing berjudul “Seribu Racun”, “Pikiran

    dan Perjalanan”, Guna Manusia”, “Pancarona”. “Tentukan

    Arah”, “Masa Mesias Mesias”, “Haluan”, “Samara” dan “Ti-

    rai Cahaya”.

    Pada penelitian ini penulis memilih lagu dengan judul

    “Haluan” yang terdapat dalam album pikiran dan perjalanan.

    Menurut penulis, lagu tersebut masuk kedalam bentuk repre-

  • 70

    sentasi keresahan dan kepedulian terhadap fenomena sosial

    yang terjadi yang dituangkan kedalam lagu dengan muatan

    kritik sosial dan pesan dakwah didalamnya. Jika didengar

    dengan seksama pada setiap baitnya terdapat makna yang

    cukup dalam dan relevan dengan kehidupan manusia sekarang

    yang telah mengalami perubahan zaman dan pikiran.

    B. Pesan dakwah dan kritik sosial pada lirik lagu "Haluan" Barasuara

    1. Analisis semiotik Roland Barthes pada lirik lagu "Haluan"

    Barasuara

    a. Analisis semiotik pada bait pertama lirik lagu "Haluan"

    1) Makna denotasi pada bait pertama pada lagu Haluan

    Bait pertama:

    "Menari melibas antara"

    "Huru hara, huru hara"

    "Bersulang untuk perbedaan"

    "Satukan Haluan"

    Makna denotasi pada lirik diatas yaitu kata

    "menari" dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI,

  • 71

    2008:1633) berarti memainkan tari atau menggerakkan

    badan dan sebagainya dengan irama atau bunyi-

    bunyian. Lalu kata "melibas" menurut KBBI (2008:923)

    memiliki arti memukul. Ini berarti sebuah gerakan

    memukul. Kata "antara" berarti jarak, sela-sela, antara

    disini dihubungkan pada lirik selanjutnya yaitu huru ha-

    ra yang berarti keributan atau kerusuhan. Kemudian pa-

    da lirik selanj