8
PERUSAHAAN BERKELANJUTAN BERBASIS KINERJA LlNGKUNGAN Masnellyarti Hilman'), Sulistyowati Hanafi2) 1) Deputi VII-KLH 2) Asdep Urusan Pengawasan Lingkungan Hidup-KLH PENDAHULUAN Isu lingkungan sapt ini menjadi perhatian para pelaku bisnis dan telah menjadi isu global. Kesadaran masyarakat akan pentingnya produk yang aman bagi kesehatan dan ling kung an serta maraknya sertfikasi dan program yang berkaitan dengan "akrab lingkungan" seperti ekolabel, ISO 14000, produk bersih, minimasi limbah, pollution prevention, dan lain-lain mendorong pelaku bisnis berpaya untuk dapat memenuhinya. Hal ini dipandang sebagai suatu peluang untuk memperluas pasar sasaran dari suatu bisnis. Sebagaimana kita ketahui banyak sekali permasalahan lingkungan di masa lalu mapun saat ini yang mengakibatkan dampak secara local dan global, seperti hujan asam, pencemaran laut, kerusakan hutan, pemanasan global, menipisnya lapisan ozon dan sebagainya. Belajar dari pengalaman masa lalu yang pada akhirnya menimbulkan biaya yang sang at besar untuk penanggulangan dan pengendalian permasalahan linhkungan tersebut maka strategi pengelolaan lingkungan berkembang terus agar supaya upaya pengelolaan lingkungan dapat memberikan hasil yang maksimal. Pada awalnya strategi pengelolaan lingkungan didasarkan pada pendekatan carrying capacity approach, akibat terbatasnya daya dukung lingkungan alamiah untuk menetralisir pencemaran yang terus meningkat, maka upaya untuk mengondallkan pencemaran borubah dengan pendekatan end of pipe treatment. Pendekatan tersebut ternyata tidak efektif karena pada kenyataannya mengolah limbah hanyalah mengubah bentuk limbah serta memindahkannya dari satu media ke media lainnya dan pada kenyataannya masalah pencemaran dan kerusakan ling kung an masih terus terjadi. Hal itu terjadi karena mahalnya instalasi pengolahan· limbah dan sulitnya pemerintah untuk selalu melakukan pengawasan. Pada era tahun 1990 strategi pengelolaan lingkungan berubah menjadi pollution prevention, dimana pelaku industri dituntut untuk melakukan peran aktif dalam 1 pengelolaan lingkungan, bahkan dengan meningkatnya kesadaran industri akan pentingnya pengelolaan lingkungan, mereka bertindak proaktif didalam mengupayakan pengendalian pencemaran. Dengan berkembangnya strategi pollution prevention maka dilakukan beberapa upaya pendekatn untuk mengimplemantasikan strategi tersebut, yang tujuan akhirnya adalah menghasilkan suatu produk aman dan ramah lingkungan, dimana salah satu pendekatan tersebut adalah konsep greening business. SUSTAINABLE BUSINESS DEVELOPMENT Interaksi antara bisnis dan lingkungan adalah dalam penggunaan sumber daya alam pada setiap tahapan aktivitas seperti produksi, distribusi, pemasaran dan konsumsi akhir dari barang dan jasa. Interaksi ini dapat dilihat sebagai simbiosa yang akan memberikan keuntungan bagi kedua belah pihak apabila dilakukan aktivitas positif, yaitu tidak hanya ling kung an yang menjadi sumber eksploitasi tetapi juga bagaimana mengelola dampak lingkungan yang terbentuk akibat aktivita bisnis. Lingkungan merupakan suatu tantangan bagi dunia bisnis, dimana bank, asuransi dan investor dapat diyakinkan apabila perusahaan telah mempunyai surat keterangan yang menyatakan tentang risiko lingkungan yang mungkin ditimbulkan oleh SUl'.1tu aktlvlt8s blsnlenya. Untuk mencapal keunggulan bersaing, maka dunia bisnis harus mmpertimbangkan factor lingkungan disamping factor ekonomi dan sobial. Eksploitasi yang berlebihan dari sumber daya alam akan mengakibatkan terganggunya rantai penyediaan bahan baku suatu aktivitas bisnis yang selanjutnya akan menghambat pembangunan berkelanjutan. Untuk mencapai pembangunan berkelanjutan maka strategi bisnis harus difokuskan pad a pengelolaan ekosistem dan menciptakan perekonomian yang berwawasan lingkungan (eco-efficiency).

Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

PERUSAHAAN BERKELANJUTAN BERBASIS KINERJA LlNGKUNGAN

Masnellyarti Hilman'), Sulistyowati Hanafi2)1) Deputi VII-KLH

2) Asdep Urusan Pengawasan Lingkungan Hidup-KLH

PENDAHULUANIsu lingkungan sapt ini menjadi perhatian

para pelaku bisnis dan telah menjadi isuglobal. Kesadaran masyarakat akanpentingnya produk yang aman bagikesehatan dan ling kung an serta maraknyasertfikasi dan program yang berkaitandengan "akrab lingkungan" seperti ekolabel,ISO 14000, produk bersih, minimasi limbah,pollution prevention, dan lain-lain mendorongpelaku bisnis berpaya untuk dapatmemenuhinya. Hal ini dipandang sebagaisuatu peluang untuk memperluas pasarsasaran dari suatu bisnis.

Sebagaimana kita ketahui banyak sekalipermasalahan lingkungan di masa lalumapun saat ini yang mengakibatkan dampaksecara local dan global, seperti hujan asam,pencemaran laut, kerusakan hutan,pemanasan global, menipisnya lapisan ozondan sebagainya. Belajar dari pengalamanmasa lalu yang pada akhirnya menimbulkanbiaya yang sang at besar untukpenanggulangan dan pengendalianpermasalahan linhkungan tersebut makastrategi pengelolaan lingkungan berkembangterus agar supaya upaya pengelolaanlingkungan dapat memberikan hasil yangmaksimal.

Pada awalnya strategi pengelolaanlingkungan didasarkan pada pendekatancarrying capacity approach, akibatterbatasnya daya dukung lingkungan alamiahuntuk menetralisir pencemaran yang terusmeningkat, maka upaya untukmengondallkan pencemaran borubahdengan pendekatan end of pipe treatment.Pendekatan tersebut ternyata tidak efektifkarena pada kenyataannya mengolah limbahhanyalah mengubah bentuk limbah sertamemindahkannya dari satu media ke medialainnya dan pada kenyataannya masalahpencemaran dan kerusakan lingkung anmasih terus terjadi. Hal itu terjadi karenamahalnya instalasi pengolahan· limbah dansulitnya pemerintah untuk selalu melakukanpengawasan. Pada era tahun 1990 strategipengelolaan lingkungan berubah menjadipollution prevention, dimana pelaku industridituntut untuk melakukan peran aktif dalam

1

pengelolaan lingkungan, bahkan denganmeningkatnya kesadaran industri akanpentingnya pengelolaan lingkungan, merekabertindak proaktif didalam mengupayakanpengendalian pencemaran.

Dengan berkembangnya strategipollution prevention maka dilakukanbeberapa upaya pendekatn untukmengimplemantasikan strategi tersebut, yangtujuan akhirnya adalah menghasilkan suatuproduk aman dan ramah lingkungan, dimanasalah satu pendekatan tersebut adalahkonsep greening business.

SUSTAINABLE BUSINESSDEVELOPMENT

Interaksi antara bisnis dan lingkunganadalah dalam penggunaan sumber dayaalam pada setiap tahapan aktivitas sepertiproduksi, distribusi, pemasaran dankonsumsi akhir dari barang dan jasa.Interaksi ini dapat dilihat sebagai simbiosayang akan memberikan keuntungan bagikedua belah pihak apabila dilakukan aktivitaspositif, yaitu tidak hanya lingkung an yangmenjadi sumber eksploitasi tetapi jugabagaimana mengelola dampak lingkunganyang terbentuk akibat aktivita bisnis.

Lingkungan merupakan suatu tantanganbagi dunia bisnis, dimana bank, asuransi daninvestor dapat diyakinkan apabilaperusahaan telah mempunyai suratketerangan yang menyatakan tentang risikolingkungan yang mungkin ditimbulkan olehSUl'.1tu aktlvlt8s blsnlenya. Untuk mencapalkeunggulan bersaing, maka dunia bisnisharus mmpertimbangkan factor lingkungandisamping factor ekonomi dan sobial.Eksploitasi yang berlebihan dari sumber dayaalam akan mengakibatkan terganggunyarantai penyediaan bahan baku suatu aktivitasbisnis yang selanjutnya akan menghambatpembangunan berkelanjutan.

Untuk mencapai pembangunanberkelanjutan maka strategi bisnis harusdifokuskan pad a pengelolaan ekosistem danmenciptakan perekonomian yangberwawasan lingkungan (eco-efficiency).

Page 2: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

Suatu korporasi/bisnis dapatberkelanjutan apabila hal-hal yang berkaitandengan visi, input, proses dan output dapatmeminimalkan dampak yang terjadi terhadaplingkungan dan kesehatan. Dengandemikian suatu bisnis harus dapatmemainkan peranan penting dalamkonservasi sumber daya alam danbertangung jawab dalam melindungi sumberdaya alam tersebut.

Beberapa aspek yang perludikembangkan untuk mencapaikorporasi/bisnis yang berkelanjutan adalahsebagai berikut :1. Memperluas mlSI dari kinerja

berwawasan ekonomi menjadi klnerJaberwawasan ekologi sehingga menjadisuatu bisnis berkelanjutan secaraekologi.

2. Memperkenalkan program pengelolaanling kung an yang komprehensif danterintegrasi yaitu strategi, produk, systemproduksi dan pelaksanaan pengelolaanlimbah yang aman lingkungan,selanjutnya ditetapkan sebgai pioritasutama korporat.

3. Berperan aktif dalam menyelesaikanmasalah lingkungan global untukmencapai pembangunan berkelanjutan,yang meliputi keamanan produk yangdikonsumsi manusia (makanan), proteksiekosistem, mengurangi populasi dankonservasi energi dan sumber dayaalam.

4. Meningkatkan kebijaksanaan, programdan kinerja yang berwawasan lingkunganuntuk dapat memenuhi keinginankonsumen dan masyarakat yang telahsadar lingkung an.

5. Mengedukasi seluruh karyawan agarmempunyai motivasi bertanggung jawabterhadap lingkungan dalammelaksanakan setiap aktivitasnya.

6. Membuat penilaian tentang dampaklingkungan yang akan ditimbulkan olehsuatu proyek baru sebelum aktivitasberjalan.

7. Mengembangkan produk dan jasa yangaman bagi lingkungan, efisien dalampenggunaan energi dan sumber dayaalam dan dimungkinkan untuk di daurulang atau dibuang secara aman.

8. Mengembangkan fasilitas dan operasidengan menggunakan sumber dayaalam yang dapat diperbaharui,meminimalkan dampak dan limbah yadihasilkan serta merencanakan

2

pembuangan akhir residu limbah yangaman lingkungan.

9. Melakukan penelitian-penelitian yangberkaitan dengan bahan baku, proses,prod uk, kemasan, pengelolaan limbah,transpotasi, distribusi dalam rangka eco­efficiency.

10. Melakukan modifikasi proses,pemasaran, atau penggunaan prddukyang dapat mencegah kerusakanlingkungan.

11. Mendorong kontraktor dan suplaierdalam mengembangkan bisnisberwawasan lingkungan.

12. Mengembangkan dan mencegahterlepasnya 83 ke lingkungan denganmenerapkan chemical management.

13. MengkOntribusikan teknologi dan metodemanajemen berwawasan lingkunganmelalui industri dan sector publik.

14. Mengkontribusikan pengembangankebijakan dan program-program bisnisuntuk meningkatkan kesadaran danproteksi terhadap lingkungan.

15. Menjadi mediator dalam dialog denganmayarakat dan karyawan dalammengantisipasi dan merespon hal-halyang berkaitan dengan bahan baku yangberpotensi 83 serta dampaknya terhadapoperasi, produk, limbah dan perpindahanlintas batas.

16. Mantaati semua peraturan yangberkaitan dengan aspek lingkungan dansecara rutin membuat laporanpelaksanaan- nya untuk disampaikanpada institusi yang berwenan!).

Tantangan yang dihadapi olehbisnis/korporat saat ini adalah bagaimanamerealisasikan ke 16 butir diatas agarkeberlanjutan/kesinambungan bisnisnyadapat tercapai dan hal tersebut sangat eratkaitannya dengan respon suatu perusahaanterhadap masalah lingkungan. Dengandemikian sangatlah penting bagi pelakubisnis untuk mengubah perhatiannyaterhadap pengelolaan sumber daya alam danekosistem serta menciptakan ekonomi yangberwawasan Hngkungan. Pendekatan yangdilakukan oleh pelaku bisnis untukmempertahankan kesinambungan dalamaktivitasnya yang berwawasan lingkungandikenal dengan "bisnis hijau".

Untuk dapat merealisasikan bisnisberkesinambungan yang berwawasanlingkungan maka perusahaan harus segeramenciptakan suatu rencana aksi yangmeliputi :

Page 3: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

Mengedukasi karyawan dan masyarakatsekitar perusahaannya dan secara rutinmelakukan dialog terbuka tentangmasalah-masalah social, lingkungan danekonomi.

Perusahaan secara agresif harusmelakukan energi konservasi danmelakukan pengelolaan danpengawasan terhadap limbah dan emisiyang dhasilkan, dengan caramenetapkan target yang harus dicapaiuntuk setiap periode dan dilakukanpemantauan secara rutin untukmengetahui kemajuan yang telahdicapai.Perusahaan bertanggung jawabterhadap bahan baku dan produk sejakawal sampai dengan prosespembuangan akhirnya.

PENGELOLAAN L1MBAHSebagaimana telah diuraikan diatas

bahwa strategi dalam pengelolaan limbahsaat ini adalah pollution prevention yangmenuntut peran aktif dari pelaku bisnis dalamupaya pengelolaan lingkungan. Namundemikian strategi end-off pipe treatmentdengan pendekatan command and controlbelum sepenuhnya ditinggalkan,sebagaimana masih diterapkan di Indonesia.Pendekatan command and control dimanapemerintah menetapkan baku mutu limbahyang akan dibuang ke lingkung an danpenghasil limbah diwajibkan untukmentaatinya serta adanya sanksi apabilatidak mentaatinya ternyata tidak sepenuhnyadapat diimplemantasikan. Hal ini disebabkankurangnya informasi dan kurang tepatnyasystem yang digunakan dalam penentuanbaku mutu maupun analisis yang dilakukanoleh lab.

Sejak dibentuknya institusi yangmempunyai tanOQuno jawob dalam bidangpngelolaan lingkungan pada tahun 1978,maka telah ditetapkan beberapa peraturantermasuk baku mutu (standars) dan petunjukteknis yang harus dipenuhi oleh pelaku bisnisdidalam mengelola lingkungan adalahsebagai berikut :1. Undang-undang no. 23 tahun 1997

tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup.2. Peraturan pemerintah no. 27 tahun 1999

tentang Analisis Mengenai DampakLingkungan Hidup.

3. KepMen LH no. 42 tahun 1994 tentangPedoman Umum Pelaksanaan AuditLingkungan.

3

4. KepKa Bapedal no. 056 tahun 1994tentang Pedoman Mengenai UkuranDampak Penting.

5.. KepKa Bapedal no. 105 tahun 1997tentang Panduan PemantauanPelaksanaa Rencana PengelofaanLingkungan (RKL) dan RencanaPemantauan Lingkungan (RPL).

6. Surat edaran MenNeg. LH no. B­1234/MENLH/08/1999 tentang KegiatanWajib UKL dan UPL.

7. KepMen. LH no. 3 tahun 2000 tentangjenis usaha dan/atau kegiatan yang wajibdilengkapi AMDAL.

8. KepKa Bapedal no. 08 tahun 2000tentang keterlibatan masyarakat danketerbukaan informasi dalam prosesAMDAL.

9. Peraturan pemerintah nO.18 tahun 1999jo.no. 85 tahun 1999 tentangPengelolaan Limbah B3.

10. Keppres no. 61 tahun 1993 tentangRativikasi Konvensi Basel.

11. KepKa Bapedal no. 68 tentang tatacaramemperoleh ijin pengelolaan limbah B3.

12. KepKa Bapedal no. 01 sid 05 tahun 1995tentang Pengelolaan Limbah B3.

13. KepKa Bapedal no. 255 tahun 1996tentang tatacara dan persyaratanpenyimpanan dan pengumpulan minyakpelumas bekas.

14. Peraturan pemerintah no. 20 tahun 1990tentang Pengendalian Pencemaran Air.

15. KepMen. LH no 51 tahun 1995 tentangbaku mutu limbah cair bagi kegiatanindustri.

16. KepMen. LH no. 58 tahun 1995 tentangbaku mutu limbah cair bagi kegiatanrumah sakit.

17. Ken Men. LH no. 42 tahun 1996 tentangbaku mutu limbah cair bagi kegiatanminyak, gas dan panas bumi.

18. KepMen. LH no. 03 tahun 1998 tentangbaku mutu limbah bagi kawasan industri.

19. Peraturan pemerintah no. 19 tahun 1999tentang pengendalian pencemarandan/atau perusakan laut.

20. Peraturan pemerintah no. 41 tahun 1999tentang pengendalian pencemaranudara.

21. KepMen. LH no. 35 tahun 1993 tentangambang batas emisi gas buangkendaraan bermotor.

22. KepMen. LH no 48 tahun 1996 tentangbaku tingkat kebisingan.

23. KepMen. LH no. 49 tahun 1996 tentangbau tingkat getaran.

Page 4: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

24. KepMen. LH no. 50 tahun 1996 tentangbaku tingkat kebauan.

25. KepKa Bapedal no. 203 tahun 1996tentang pedoman teknis pengendalianpencemaran udara sumber tidakbergerak.

Sejak adanya baku mutu limbah cair danemisi untuk berbagai kegiatan industri,seharusnya kondisi lingkungan di Indonesiasudah lebih membaik, ternyata hal ini belumsepenuhnya dapat dirasakan. Hal inidisebabkan implementasi peraturan tersebuttidak mudah dikarenakan adanya beberapakendala yang dihadapi oleh pelaku bisnismaupun pemerintah sebagai institusipengawas. Kendala-kendala tersebut antaralain:

Adanya prinsip bahwa baku mutu limbahdiberlakukan sama bagi setiap kegiatanyang menghasilkan limbah, tidak adpengecualian bagi industri keci!.Perlakuan terhadap semua limbah sama,tidak ada pengecualian bagi volumelimbah yang sangat besar ataupun lokasikegiatan yang sangat sulit terjangkau.Tingkat kesadaran pelaku bisnis yangmenghasilkan limbah masih rendah,yang menganggap pengelolaan limbahberakibat langsung (mengurangi)terhadap profit yang akan diterima.Para stakeholder belum memilikikomitmen yang mendorong pelaku bisnisuntuk segera mentaati peraturanpengelolaan lingkungan.Lab yang memadai dalam melakukananalisis parameter-parameter yangterdapat dalam baku mutu limbah cairmaupun emisi udara masih sangatterbatas.

Lemahnya law enforcement daripemerintah terhadap pelanggar-pelanggar pelaku bisnis.Sasaran sosialisasi peraturanpemerintah sering kali tidak tepat,sehingga substansi peraturan hanyamenjadi tambahan pengetahuan tanpaadanya upaya untuk diimplematasikanoleh pelaku bisnis.Institusi yang bertanggung jawab dalampengendalian dampak lingkungan tidakmempunyai kewenangan dalammenutup/memberhentikan aktivitaspelaku bisnis yang melanggar baku mutulimbah.

4

Selama ini pelaku bisnis menganggapbiaya pengelolaan lingkungan yang harusditanggung oleh perusahaan tidak ada (zerocost), hal ini disebabkan limbah yangdihasilkan dari aktivitasnyadibuang langsungke lingkungan tanpa pengelolaan yangmengikuti kaidah-kaidah lingkungan.Dengan adanya ketentuan tentang bakumutu, tentu saja membuat pelaku bisnisbelum sepenuhnya dapat menerimadikarenakan adanya biaya yang harusdikeluarkan untuk pengolahan limbah yangberarti akan menambah biaya produksi yangpada akhirnya akan mengurangi keuntunganperusahaan. Oleh karena kurangnyainformasi dan rendahnya kesadaran akanpentingnya pengelolaan limbah, sampaidengan saat ini jumlah industri yang taatterhadap ketentuan baku mutu limbah diIndonesia relatif masih sangat rendah.

Beberapa negara maju dan sebagiannegara berkembang telah mengembangkanpendekatan baku mutu (standard) denganpendekatan instrumen ekonomi terhadapkebijakan lingkungan. Diharapkan denganpendekatan tersebut akan mengubah polapiker pelaku bisnis dalam memandangperlunya pengelolaan lingkungan dalamaktivitasnya dan utamanya menyadarkanmereka akan kondisi pasar yang saat inimenuntut produk yang berwawasanlingkungan. Selanjutnya diharapkan pelakubisnis segera menetapkan produksi bersihpada aktivitas bisnisnya.

Sampai dengan saat ini tipe-tipeinstrumen ekonomi yang biasa digunakanadalah sebagai berikut :

Material levy, yaitu pajak yang dikenakanpad a bahan baku (proses dan/ataukemasan) yang bersifat B3.Product charge, yaitu pajak yangdikenakan pada produk yangkemasannya mempunyai dampaklingkungan yang potensial sehinggamemerlukan pembuangan akhir yangkhusus.

Waste disposal charge, yaitu pajak yangharus dikenakan pada pengelolaanfasilitas landfill yang akan digunakanoleh pemerintah untuk membiayaimasalah social dan pemantauan yangberkaitan dengan pengoperasian landfill.Deposit-refund, yaitu kombinasi antarapajak dan subsidi biasanya diberikanpada pelaku bisnis yang melakukan daurulang atau penimbunan yang amanlingkungan.

Page 5: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

Pengelolaan limbah industri (terintegrasidan/atau terpisah) di Indonesia saat ini masihsangat rendah presentasinya dibandingkandengan jumlah total industri yang ada.Industri dengan status PMA (USA, Australia,Jepang dan Eropa) tingkat ketaatannyadalam pengelolaan limbah dan lingkunganpada umumnya relatif lebih tinggidibandingkan dengan industri PMA (India,Korea, Taiwan dan Cina) dan industri PMDN.

Karena lemahnya penegakan hukum diIndonesia maka banyak industri yang padaawalnya mengabaikan masalah pengelolaanlimbah pada khususnya dan pengelolaanlingkungan pada umumnya, setelah adanyakeluhan masyarakat akibat dampak dariaktivitasnya biasanya pelaku bisnis barumenyadari perlunya pengelolaan limbah (PT.Acidatama, Indo Barat Rayon, Inti IndoRayon, Maspion dll.). Namun demikianbanyak pia industri yang berusaha mentaatiperaturan pengelolaan lingkungan meskipunindustri sejenisnya belum melakukan haltersebut (PT. Jawa Power, PEC, SemenTonasa, Nasional Gobel dll.). Selain itu adapula aktivitas yang berdampak pentingterhadap lingkungan, tetapi karena volumelimbah yang dihasilkan sangat besar danlokasi sang at sulit terjangkau makapengelolaan limbah belum sepenuhnyamemenuhi ketentuan yang ada, untuk hal iniharus ditetapkan solusi nterbaiknya agarpengelolaan limbah tetap dilaksanakan(kegiatan pertambangan).

BISNIS HIJAUSerba hijau menjadi trendmasa kini,

mulai dari green label, green product, greenconsumer, green business, green packagingdan sebagainya. Semua ini sangat eratkaitannya dengan masalah pengelolaanlingkungan yang telah menjadi tuntutanpasar demi keselamatan dan kelestarianIIngkungan, Jika dibundingkan dengan 10tahun yang lalu, dimana isu lingkunganhanya tanggung jawab staf lingkungan makasaat ini setiap karyawan dalam suatuaktivitas bisnis sudah mulai memahami apadan mengapa perlunya pengelolaanlingkungan dan ikut bertanggung jawabdalam pelaksanaannya.

Green business management adalahstrategi pengelolaan lingkungan yangterpadu yang meliputi pengembanganstruktur organisasi, system dan budayadalam suatu kompetensi hijau dengan caramenetapkan dan mentaati seluruh peraturantentang pengelolaan lingkungan, termasuk

5

pengelolaan bahan baku, pengolahanlimbah, penggunaan sumber daya alam yangefektif, penggunaan teknologi produksi yangmenghasilkan limbah minimal sertamenetapkan komitmen kesadaran lingkunganbagi seluruh karyawan dalam organisasinya.

Berdasarkan pengalaman dari beberapaindusrtri maka ada 4 alasan yang menjadipenyebab industri meletakkan masalahlingkungan sebagai aspek yang pentingdalam usahanya, yaitu :

1. Lingkungan dan efisiensiDengan adanya kesadaran bahwa

sumber daya alam (materi dan energi)sangat terbatas, maka apapun juga harusdilakukan untuk mengurangipenggunaannya. Oleh sebab itu industriharus mengupayakan daur ulang danmelakukan efisiensi dalam penggunaansetiap material dan energi dalam prosesproduksinya, yang mana hal tersebutmempunyai implikasi pad a penguranganbiaya produksi. Program "produk bersih"harus segera dicanangkan, sehingga jumlahlimbah yang dihasilkan seminimal mung kin,dan jika dimungkinkan zero emission. Hallain yang cukup efektif adalah denganmenempelkan slogan-slogan yangmengingatkan hubungan antara efisiensidengan lingkungan seperti: SMART (savemoney and reduce toxic), WOW (wipe outwaste).

2. Image lingkunganMempunyai sikap positif terhadap

lingkungan merupan suatu hal yang baikuntuk dapat menumbuhkan image yangselanjutnya untuk memperbesar marketshare. Memperluas pasar dengan greeningimage akan tercapai apabila konsumen telahbernuansa "hijau" pula. Hal ini dapat dimulaidengan meng"hijau"kan karyawan dariperusahaan itu tJendiri, sahingga munculimage "perusahaan hijau", kemudianmensosialisasikan kepada masyarakatdengan memasarkan "produk hijau".

3. Lingkungan dan peluang pasarDengan adanya tuntutan pasar terhadap

pelaku bisnis dan dunia usaha dalam halsystem manajemen lingkungan (SML) yangselanjutnya dikembangkan menjadipemberian sertifikasi ISO 14001, maka hal inimemberikan dampak positif pada duniausaha. Bisnis dalam bidang instalasipengolahan limbah, peralatan pengendalianpencemaran udara, teknologi aur ulang,

Page 6: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

desain container kemasan merupakan suatupeluang pada masa transisi pengelolaanlingkungan dan strategi end-off pipetreatment menjadi waste reduction at source.

4. KetaatanlingkunganMeskipun law enforcement pemerintah

masih lemah, namun demikian apabila terjadipelanggaran dalam pengelolaan lingkunganataupun adanya pengaduan masyarakatakibat dampak dari suatu aktivitas industri,maka akan berdampak negatif terhadapreputasi industri tersebut. Selain ituorganisasi lingkungan local dan internasionalakan bereaksl keras apablla terJadlpelanggaran terhadap peraturan lingkungan.Hal in! terjadi pada kasus PT. FreeportIndonesia, PT. Newmont dll. Oleh sebab ituketaatan terhadapsetiap peraturanlingkungan secara productif sang atdianjurkan agar peluang untuk memperluaspasar sasaran dari bidang usaha tidakterganggu.

Sebagaimana telah diuraikan diatasbahwa bisnis hijau adalah trend saat ini,yang mana untuk mencapai hal tersebutharus ada interaksi antara ekonomi danekologi. Hal ini disebabkan karena adanyadampak terhadap sumber daya alam dansumber daya manusia dari setiap aspek darisuatu aktivitas perusahaanJindustri. Untkmencapai tujuannya, maka suatuperusahaan harus menciptakan system input,process dan output yang terintegrasisehingga memungkinkan tercapainya suatuperusahaan hijau secara komprehensif.Untuk menjadi perusahaan hijau, makabeberapa hal dibawah ini perlu mendapatperhatian, yaitu :

mengembangkan produk, keasan dansystem operasi sesuai dengan sumberdaya alam yang tersedia.Melakukan pemilihan lokasi fasilitasproduksi yang dapat meminimalkantransportasi dalam setiap aktivitasnyaserta mengupayakan penggunaansumber daya alam yang dapatdiperbaharui (renewable).Menggunakan teknologimenggunakan sumbersetempatdan hematseminimal mung kinlimbah.Mengimplementasikan standarlingkungan, keselamatan kerja dankesehatan yang biasa digunakan secarainternasional maupun local.

terhadap peraturan

yang dapatdaya alam

energi sertamenghasilkan

6

Menyebar luaskan teknologi danmanejemen berwawasan lingkunganpada seluruh perusahaannya diseluruhdunia terutama pad a negar-negaraberkembang.Menciptakan safety zone yang dilengkapidengan fasilitas infrastruktur untukmendukung operasi perusahaan.

Bisnis hijau ini apabila dilakukan denganbenar akan merupakan investasi yangmemberikan keuntungan yang lebih besardibandingkan dengan bisnis konvensional.Keuntungan dari "bisnis hijau" adalah :

Mengurangi biaya operasi denganmengefislensikan eksploltasl sumberdaya alam yaitu dengan mengurangijumlah limbah yang terbentuk,meminimalkan konservasi energi,melakukan daur ulang danmemperpanjang siklus bahan baku yangdigunakan.Menciptakan keunggulan bersaing dadapat mempertahankan kesetiaanpelaggan, karena dapat memenuhikeinginan pelanggan akan produk dankemasan yang ramah lingkungan.Dapat menciptakan strategi lingkunganyang umik dan sukar ditiru sehinggamenjadi perusahaan yang berbeda danmenjadi pemimpin dalam perusahaanberwawasan lingkungan.Membantu perusahaan melakukanekspansi ke pasar global.Meningkatkan image perusahaan danhubungan baik dengan masyarakat.Memperkecil resiko Ijngkungan jangkapanjang yang berkaitan dengankerusakan sumber daya alam,konservasi energi dan pengendalianpencemaran serta pengelolaan limbah.Memberikan keuntungan bagi ekosistemdan komunitas dimana perusahaan ituberoperasi.Jika dipandang dari sudut etikamerupakan sesuatu yang sangatdiinginkan dan tudak dapat dihindari.Menjadikan perusahaan selangkah lebihmaju dalam mentaati peraturanlingkungan.

Contoh-contoh perusahaan yang te!ahmemperoleh predikat "bisnis hijau":

1. The Body ShopPerusahaan telah menyadari perlunyaproteksi lingkungan dan kesinambungan

Page 7: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

yang berwawasan lingkungan, olehsebab itu kedua hal tersebut menjadibagian dari misi dan visi perusahaan.Adanya konsistensi yang tinggi terhadapnilai-nilai lingkungan yang meliputiseluruh aspek yang ada dalamperusahaan (pengembangan produk,poduksi, pengelolaan energi da limbah,proteksi konsumen, kebijakan lingkungandan social).Komitmen dari seluruh karyawan akantanggung jawab lingkungan harus terusdidukung oleh pimpinan yang karismatik.Keuntungan perusahaan dialihkanmenjadi program program social danlingkungan.Menggunakan teknologi sederhana yangmenggunakan sumber daya yang dapatdiperbaharui."bisnis hijau" merupakan keunggulanbersaing yang efektif dan telahmenjadikan perusahaan sukses secaraglobal.

2. Protect & Gamble Inc.Strategi perusahaan untukmenjadi"bisnis hijau" melalui total systemapproach yaitu melakukan perubahansystem pad a seluruh bagian yang adameliputi penggunaan sumber daya alam,desain produk, kemasan, produksi,transportasi dan pengolahan limbah.Filosofi yang digunakan adalah TotalQuality Environment Management, danhal ini menjadi kerangka kerja yangterintegrasi pad a seluruh asosiasiperusahaan.Kunci sukses dalam menyelesaikanmasalah lingkungan adalah melakukaninovasi teknologi dan penelitian ilmiahmengenai pencemaran produk, kemasandan proses produksi.Untuk memulai pro[]ram linokuncanperusahaan memberlkan kesempatan,insentif dan penghargaan pada setiapkaryawannya yang melakukan upayapengelolaan lingkungan. Mulai darikaryawan terendah sampai dengan topmanejemen bertanggung jawab ataskeberhasilan program lingkungan.Secara terus menerus berupayamenetapkan standar dan sistematikaoperasi untuk meningkatkan efsiensidalam kaitannya dengan pnyelesaianmasalah lingkungan.Melibatkan seluruh stake holder dalam

upaya pengelolaan lingkungan yang

7

meliputi konsumen, suplaier, distributordan pemerintah.Menetapkan sasaran zero pollutiondengan melakukan peningkatan kinerjadalam hal, pengelolaan lingkungan danselalumengukur setiap kemajuan kinerja.

3. Loblow International MercantsSebagai suatu perusahaan retail, makastrategi yang digunakan untukmembangun "bisnis hijau" melaluipendekatan product line yaituperusahaan menetapkan sejumlh produkyang ramah lingkungan sebanyak 15%dari total produk yang dipasarkan.Strategi ini berdampak langsungterhadap peningkatan keuntungan danmarket share dalam bisnis retail.

Atribut lingkungan pada produk dankemasan merupakan keunggulan dalamstrategi bersaing.Secar umum variable-variabel marketing(produk, kemasan, harga, promosi,distribusi) dan jenis manejemen yangdipakai merupakan suatu alat yangunggul dalam mengimplementasikanprogram lingkungan.Mengupayakan supplier menciptakanproduk dan kemasan yang ramahlingkungan. Mengembangkan orientasivendor agar memiliki kebijakan yangberwawasan lingkungan, sehinggakebijaksanaan-kebijaksanaanya dapatmempengaruhi antara lain: penggunaansumber daya energi, spesifikasi produkdan kemasan serta program pengelolaanlimbah.

Untuk meningkatkan kredibilitaspeusahaan di mata konsumen, diadakandiskusi interaktif dengan masyarakat.

4. The 3M CompanyTema cost effective green technologymenjembatani perusahaan untukberwawasan lingkungan. Perusahaanmengembangkan teknologi baru angdapat meminimalkan penggunaa sumberdaya alam, mengurangi polusi,minimalisasi limbah dan daur ulanglimbah.

Memperkenalkan program 3P (pollutionprevention pays) yaitu mencegah polusipada sumbernya, untuk menghindaribiaya pengelolaan limbah yang relatifbesar. Dalam 15 tahun pertama,perusahaan berhasil mengurangi 123000ton limbah ke udara, 16400 ton limbah

Page 8: Perusahaan Berkelanjutan Berbasis Kinerja Lingkungan

terpisah untukpengelolaan

Environmentaldan Pollution

cairo 409000 ton limbah padat dan hal iniidentik dengan perusahaan dapatmenghemat biaya sebesar $500 juta.Perusahaan memotivasi seluruhkaryawannya untuk terJibat dalampengelolaan lingkungan dan memberikanpenghargaan bagi karyawan yangberprestasi.Mendirikan 2 divisi yangmenangani masalahJingkungan. yaituEngineering DivisionControl Division.

KESIMPULAN1. Kunci sukses pelaku bisnis untuk dapat

bersaing dalam pasar global adalamenempatkan isu lingkungan pad akegiatan bisnisnya dengan menghasilkanproduk yang aman bagi konsumen danlingkungan.

2. Untuk mencapai bisnis yangberkesinambungan. maka masalahekonomi harus dikaitkan denganmasalah social dan lingkungan. danmerupakan proteksi dan kesinambunganJingkungan sebagi bagian dari vis; danmisi perusahaan.

3. Masalah lingkungan harus menjaditanggung jawab semua pihak. dalamdunia bisnis menjadi tanggung jawab top

8

manejemen sampai dengan karyawanyang langsung terlibat dalam aktivitasbisnis sehari-hari.

4. Pendekatan command and control dalamhal memenuhi kualitas efluen dan emisiyang dikeluarkan oleh aktivitas industrisudah harus ditinggalkan dan beraJih kependekatan pollution prevention.

5. Mengeliminasi limbah pada sumbernyaadalah lebih baik dari pada mengolahnlimbah untuk memenuhi standar. Untukmencapai hal tersebut dapat dilakukandengan menetapkan program-programpencegahan encemaran danpengembangan produk dan kemasanyang ramah lingkungan.

6. Untuk mencapai bisnis berkelanjutan,perusahaan harus menciptakan suatusystem berwawasan lingkungan yangkomprehensif dalam halpenggunaan/pemilihan bahan baku,proses/teknologi yang digunakan. produkyang aman bagi mahluk hidup padakhususnya dan aman bagi lingkunganpad a umumnya serta pengelolaan limbahyang dihasilkan.

7. Bisnis hijau akan berhasil apabilamasalah pengelolaan lingkung antercakup dalam visi dan misiperusahaan.