Upload
others
View
26
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PERUBAHAN
RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)
KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI
TAHUN 2018
BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH
Memantapkan Pembangunan Infrastruktur
untuk Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
i
KATA PENGANTAR
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018 yang
telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2017
digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan peraturan daerah
tentang APBD guna memastikan APBD telah disusun berlandaskan
RKPD.
Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018
disusun sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017
pasal 343 ayat (1) bahwa Perubahan RKPD dan Renja Perangkat
Daerah dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasi
pelaksanaannya dalam tahun berjalan menunjukkan adanya
ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi:
1. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi prioritas
pembangunan daerah, kerangka ekonomi daerah dan keuangan
daerah, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan; dan/atau
2. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan.
Perubahan ini sangat perlu dalam menyesuaikan kembali target
kinerja yang telah ditetapkan secara operasional pertahun dalam
RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahu 2017-2022. Perubahan
Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2018 dijadikan dasar penyusunan Perubahan
Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran
Sementara (PPAS) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
ii
Diharapkan hasil perencanaan pada tahun 2018 yang tertuang
didalam Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 akan dapat
direalisasikan secara maksimal dan memberikan manfaat yang
sebesar-besarnya bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten
Kepulauan Mentawai, sehingga dapat mewujudkan Mentawai yang
sejahtera.
BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI
YUDAS SABAGGALET
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
iii
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ..................................................................................... i
Daftar Isi ............................................................................................ iii
Daftar Tabel ......................................................................................... v
Daftar Gambar .................................................................................. viii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1
1.2 Dasar Penyusunan ......................................................................... 3
1.3 Hubungan Antar Dokumen ............................................................ 6
1.4 Sistematika Dokumen RKPD .......................................................... 7
1.5 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 9
BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN
CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN .... 11
2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ............................................... 12
2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis ......................................... 12
2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ........................................ 36
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................................................ 39
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ................. 39
2.3 Aspek Pelayanan Umum ............................................................. 56
2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ............................................. 56
2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ........................................... 72
2.4 Aspek Daya Saing Daerah ........................................................... 80
2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah .................................. 80
2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ................................ 82
2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi .................................................... 87
2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ............................................. 88
2.5 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai
Triwulan II .................................................................................. 93
2.6 Permasalahan Pembangunan Daerah ........................................ 155
Lampiran : Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai
Nomor Tanggal Tentang
: 64 Tahun 2018 : 16 Juli 2018 : Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
iv
BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN
KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ..................................... 165
3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ............................................... 166
3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2017 dan Perkiraan Tahun
2018 ................................................................................. 166
3.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............................ 167
3.1.1.2 Pendapatan Per Kapita ........................................ 169
3.1.1.3 Inflasi .................................................................. 170
3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017
dan Tahun 2018 ............................................................... 171
3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah .............................................. 172
3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah .......................................... 173
3.2.2 Kebijakan Belanja Daerah ................................................. 175
3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaaan Daerah ................................ 177
BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH ........ 179
4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ........................................... 179
4.1.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional ................... 179
4.1.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Propinsi Sumatera Barat
(RPJMD Propinsi Sumatera Barat 2016-2021) ................... 183
4.1.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2018....................................................... 186
4.2 Prioritas dan Program Pembangunan Tahun 2018 ..................... 189
4.2.1 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun
2018 ................................................................................. 189
4.2.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Propinsi
Sumatera Barat (RPJMD Propinsi Sumatera Barat, 2016-
2021) ................................................................................ 190
4.2.3 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 ................... 197
BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH ...................... 202
5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018 .... 202
BAB VI PENUTUP............................................................................. 418
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
v
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keadaan Geografis dan Administratif Kecamatan Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................... 14 Tabel 2.2 Nama Sungai di Kabupaten Kepulauan Mentawai .......... 19
Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan, 2016 ............... 26
Tabel 2.4 Keadaan Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan
Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2015 ............................................................... 36
Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 37
Tabel 2.6 Keadaan Demografi Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2011-2015 ...................................................................... 39
Tabel 2.7 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 40
Tabel 2.8 Nilai dan Distribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga
Konstan Tahun 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012-2015 ...................................................................... 42
Tabel 2.9 Nilai Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 43
Tabel 2.10 Indikator Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ...................................................................... 50
Tabel 2.11 Indikator Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2011-2015 ...................................................................... 52
Tabel 2.12 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja
Menurut Status Pekerjaan Utama (persen), 2012-2015 ... 54
Tabel 2.13 Keadaan Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2010-2015 .................. 54
Tabel 2.14 Perkembangan Seni, Budaya, Kepemudaan, dan Olah Raga
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 55
Tabel 2.15 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 57
Tabel 2.16 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 58 Tabel 2.17 Jumlah Guru dengan Kualifikasi Akademik S1/D-IV
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 59
Tabel 2.18 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ..................................................... 60
Tabel 2.19 Jumlah Layanan Kesehatan di Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2011-2015 ..................................................... 61
Tabel 2.20 Rasio Jumlah Tenaga Medis dan Jumlah Penduduk
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 62
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
vi
Tabel 2.21 Jumlah Bayi yang Diberi Imunisasi Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2011-2015...................................................... 63
Tabel 2.22 Kondisi Jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ............................................................................... 64
Tabel 2.23 Kondisi Jembatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2011-2015 ...................................................................... 65
Tabel 2.24 Jumlah Pelabuhan/Dermaga dan Bandara, 2011-2015 ... 66
Tabel 2.25 Kondisi Indikator Kinerja Perhubungan Kabupaten
Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 66
Tabel 2.26 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah, 2011-2015 .......................................................... 73
Tabel 2.27 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Keladi,
2011-2015 ...................................................................... 74 Tabel 2.28 Perkembangan Hasil Komoditi Pertanian Kabupaten
Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 75
Tabel 2.29 Populasi Ternak Sapi, Kerbau, Kambing, Babi
dan Unggas (ekor), 2011-2015 ......................................... 76
Tabel 2.30 Jumlah Nelayan dan Produksi Ikan Laut Kabupaten
Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 77
Tabel 2.31 Jumlah Pelanggan Listrik dan Daya Tersambung,
2011-2015 ...................................................................... 77 Tabel 2.32 Banyaknya dan jenis Objek Wisata di Kabupaten
Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 79
Tabel 2.33 Banyaknya Resort, Wisma, dan Penginapan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 79
Tabel 2.34 Angka Konsumsi RT Kabupaten Kepulauan Mentawai
(juta rupiah), 2011-2015 ................................................. 80
Tabel 2.35 Angka Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Kepulauan
Mentawai (juta rupiah), 2011-2015 ................................. 81
Tabel 2.36 Angka Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Kepulauan
Mentawai (juta rupiah), 2011-2015 ................................. 82
Tabel 2.37 Angka Kriminalitas Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2009-2013 ...................................................................... 87
Tabel 2.38 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2011-2015 ...................................................................... 88
Tabel 2.39 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Kepulauan
Mentawai, 2011-2015...................................................... 89
Tabel 2.40 Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2011-2015 ...................................................................... 91
Tabel 2.41 Hasil Analisa Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap
Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan
Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................... 91
Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015-2018 ................ 171
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
vii
Tabel 3.2 Proyeksi/Target Perubahan Pendapatan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 174
Tabel 3.3 Proyeksi/Target Perubahan Belanja Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 177
Tabel 3.4 Proyeksi/Target Perubahan Pembiayaan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 178
Tabel 4.1 Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Propinsi Sumatera Barat
2016-2021 .................................................................... 181
Tabel 4.2 Sasaran Pembangunan Nasional, Propinsi Sumatera Barat
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 ............... 187
Tabel 4.3 Sasaran Pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2019 .................................................................. 187
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
viii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan
Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,
2011-2014 ................................................................... 44
Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan
Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-
2015 ............................................................................ 45
Gambar 2.3 Rasio Gini Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015 ...... 46
Gambar 2.4 Persentase Kemiskinan Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015 ...... 47
Gambar 2.5 IPM Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2016 ...... 49
Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi
Sumatera Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai,
2012-2017 ................................................................. 168
Gambar 3.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan
Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,
2012-2017 ................................................................. 169
Gambar 3.3 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,
2012-2017 ................................................................. 170
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
RKPD merupakan salah satu dokumen perencanaan daerah yang
disusun oleh Pemerintah Daerah setiap tahunnya dan mempunyai
kedudukan yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan
daerah. Hal tersebut dikarenakan antara lain:
1. Secara substansi, RKPD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan
program Kepala Daerah yang ditetapkan melalui Perda RPJMD ke
dalam program dan kegiatan tahunan;
2. RKPD merupakan dokumen yang menjadi acuan operasional
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi
Perangkat Daerah dalam penyusunan RKA Perangkat Daerah;
3. RKPD menjadi pedoman bagi Kepala Daerah dan DPRD dalam
menentukan KUA dan PPAS, yang selanjutnya digunakan sebagai
acuan dalam penyusunan APBD;
4. RKPD menjadi salah satu instrumen pengendalian kinerja
penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dalam mengukur pencapaian
target kinerja RPJMD hingga tahun berkenaan. Sehingga dapat
menjamin konsistensi tujuan strategis pembangunan jangka
menengah; dan
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
2
5. RKPD mensinergikan dan mengintegrasikan program pembangunan
nasional dan daerah untuk sebesar-besar kepentingan masyarakat
di daerah.
Perjalanan pelaksanaan APBD, dokumen RKPD tersebut dapat
diubah oleh Pemerintah Daerah, ini sesuai dengan amanat
Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 pasal 343 ayat (1) bahwa
Perubahan RKPD dan Renja Perangkat Daerah dapat dilakukan apabila
berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan
menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan
keadaan, meliputi:
1. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi prioritas
pembangunan daerah, kerangka ekonomi daerah dan keuangan
daerah, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan; dan/atau
2. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran
sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan.
Dokumen Perubahan RKPD Tahun 2018 ini disusun untuk
menjamin konsistensi perencanaan pembangunan antara Pemerintah
Pusat, Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Daerah serta
memastikan akselerasi pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan
pada dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017-
2022.
Penyusunan perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2018 ini dilakukan dengan berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi pelaksanaaan RKPD Tahun 2018 sampai dengan triwulan II
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
3
yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan
keadaan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun
berjalan, menunjukkan perlunya penyesuaian terhadap perkembangan
keadaan yang meliputi penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah
dan kerangka pendanaan, penggunaan Sisa Lebih Perhitungan
Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yang harus digunakan
untuk tahun berjalan, penambahan kegiatan baru, perubahan
indikator kinerja, target, lokasi, dan pagu kegiatan. Penyesuaian-
penyesuaian dimaksud selanjutnya dituangkan dalam Peraturan
Bupati tentang Perubahan RKPD.
1.2 Dasar Penyusunan
Landasan hukum yang dijadikan dasar dalam penyusunan
Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2017 adalah:
1 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang Pembentukan
Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagaimana telah diubah
dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000;
2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan
Negara;
4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;
5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional;
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
4
6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan
Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;
7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan
Peraturan Perundang-Undangan;
8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan
Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;
9 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana
Kerja Pemerintah;
10 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah;
11 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;
12 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara
Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;
13 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata
Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan
Rencana Pembangunan Daerah;
14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang
Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah
diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam
Negeri Nomor 21 Tahun 2011;
15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang
Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
5
Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara
Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan
Rencana Kerja Pemerintah Daerah;
16 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 2 Tahun
2012 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban
Keuangan Daerah;
17 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 8 Tahun
2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat
Daerah;
18 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 13
Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2018;
19 Peraturan Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 40
Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018;
20 Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 61 Tahun 2017
tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2018;
21 Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 64 Tahun 2017
tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah
Tahun Anggaran 2018;
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
6
1.3 Hubungan Antar Dokumen
Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana
Kerja Pembangunan Daerah merupakan satu kesatuan yang utuh
dengan perencanaan pembangunan diatasnya. Hubungan antara
perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018 dengan
dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:
1. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018
merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai
Tahun 2017–2022.
2. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018
mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan daerah yang
tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor
12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)
Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 dan Peraturan Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan
Mentawai Tahun 2015-2035.
3. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018
menjadi pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah dalam
menyempurnakan dokumen Perubahan Rencana Kerja Organisasi
Perangkat Daerah Tahun 2018.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
7
1.4 Sistematika Dokumen RKPD
Dokumen Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah
Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 disusun dengan
sistematika sebagai berikut:
BAB I Pendahuluan; memuat latar belakang, dasar hukum
penyusunan, hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan
serta sistematika dokumen RKPD;
BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah; Bab ini menjelaskan
tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD sampai dengan triwulan
II tahun 2018, capaian kinerja penyelenggaraan
pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi,
topografi, hidrologi, dan demografi, pencapaian kinerja
penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan
pembangunan daerah di kabupaten. Gambaran Umum
Kondisi Daerah menjelaskan dan menyajikan gambaran
umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan
demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan
pemerintah daerah tentang; aspek geografi dan demografi;
aspek kesejahteraan masyarakat; aspek pelayanan umum;
aspek daya saing daerah. Evaluasi Pelaksanaan Program dan
Kegiatan RKPD Tahun 2018 mengemukakan hasil evaluasi
pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah
hingga akhir triwulan II.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
8
BAB III Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah; Memuat
penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan
tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator
pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan
dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam
pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan
daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Bab ini
berisikan arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan
keuangan daerah, menguraikan kebijakan pembangunan
nasional yang diselaraskan dengan kebijakan pembangunan
daerah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan
pembangunan daerah.
BAB IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah;
mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan
sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis
terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan
capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD,
identifikasi permasalahan ditingkat daerah dan nasional,
rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka
pendanaan.
BAB V Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah; Bab ini
mengemukakan secara eksplisit rencana program dan
kegiatan prioritas daerah tahun 2018 yang disusun
berdasarkan evaluasi pembangunan hingga triwulan II.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
9
BAB VI
Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; berisi
Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan
daerah bertujuan untuk memberi panduan dalam
pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi
Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja
Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.
BAB VII
Penutup; Bab ini menegaskan bahwa Perubahan RKPD
adalah pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)
dalam menjabarkan perubahan rencana kerja melalui
program/kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2018.
1.5 Maksud dan Tujuan
1.5.1 Maksud
Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten
Kepulauan Mentawai Tahun 2018 disusun dengan maksud untuk:
1. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului dengan
penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan
Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2018.
1.5.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penyusunan Perubahan Rencana Kerja
Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018
antara lain:
1. Mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan yang tertuang
dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017-2022.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
PENDAHULUAN
10
2. Menciptakan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah,
ruang, waktu, fungsi pemerintah pusat, provinsi dan daerah.
3. Menyelaraskan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.
4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya pembangunan secara
efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
11
BAB II
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu kabupaten
yang terletak di Provinsi Sumatera Barat terbentuk berdasarkan
Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 dan telah diubah dengan
Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000. Menurut Undang-Undang
Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-
Pulau Kecil, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kawasan
yang mayoritas wilayahnya terdiri dari pulau-pulau kecil, sebanyak 98
pulau yang tercatat sebagai bagian dari wilayah administrasi, ada 1
pulau besar di Mentawai (Pulau Siberut) dan 97 pulau lainnya
merupakan pulau kecil.
Jika dilihat dari ciri khas dan letak geografisnya yang berupa
kepulauan maka potensi perikanan, pertanian dan pariwisata
merupakan sektor yang menjadi andalan dan dapat memberikan
kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi daerah jika
pengembangannya dapat dioptimalkan.
Kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai sangat tergantung
pada alam, hal ini dapat dilihat dari sektor pertanian sebagai penopang
ekonomi masyarakat yang masih bergantung pada ketersediaan oleh
alam, bukan pada pengolahan raw material untuk memperoleh nilai
tambah (value added) tentunya pada peningkatan pendapatan bagi
masyarakat. Sektor pertanian dan perikanan yang mendominasi
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
12
perekonomiam masyarakat Mentawai masih bersifat subsisten dan
kurang berdampak pada peningaktan ekonomi masyarakat, sehingga
ini menjadi pekerjaan penting bagi pemerintah daerah dalam
merangsang masyarakat agar menggunakan teknologi tepat guna
dalam memberikan nilai tambah terhadap setiap komoditas yang
dihasilkan.
Masyarakat Mentawai dalam keadaan asalnya hidup dalam
kesatuan sosial ekonomi yang sederhana, berdasarkan persamaan
derajat, tidak ada kelompok pemimpin maupun budak. Tanah cukup
subur dan kaya, makanan pokok tinggal mengambil saja dari hutan.
Masyarakat Mentawai hidup mengelompok pada pemukiman yang
disebut uma, yaitu istilah untuk kelompok pemukim dan tempat
pemukiman itu sendiri. Uma biasanya berupa sebuah rumah
tradisional yang besar dan bisa dihuni oleh beberapa keluarga batih
menurut garis keturunan ayah.
2.1. Aspek Geografis dan Demografis
2.1.1. Aspek Geografis
Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan satu-satunya
kabupaten yang wilayah administrasinya terpisah oleh laut dengan
Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak
dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang
Pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagaimana telah
diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000 terpisah dari
Kabupaten Padang Pariaman. Secara geografis Kabupaten Kepulauan
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
13
Mentawai terletak pada posisi 0055’00’’–3021’00’’ Lintang Selatan dan
98035’00’’ – 100032’00’’ Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar
6.011,35 km2 dan garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai secara geografis berbatasan dengan:
- sebelah Utara adalah Selat Siberut;
- sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;
- sebelah Timur berbatasan dengan Selat Mentawai;
- vsebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.
Keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi
antara dataran, sungai dan berbukit-bukit, dengan rata-rata ketinggian
daerah seluruh ibukota kecamatan 2 meter dari permukaan laut (dpl).
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
14
Kabupaten Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapejat yang terletak
di Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke Kota Padang
sepanjang 95,1 mil.
Secara geografis dan administratif Kabupaten Kepulauan
Mentawai terdiri atas 10 kecamatan, 43 desa dan 341 dusun.
Kesepuluh kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:
Tabel 2.1
Keadaan Geografis dan Administratif Kecamatan
Kabupaten Kepulauan Mentawai
No Kecamatan Ibukota
Luas
Wilayah
(km2)
Lintang
Selatan
Bujur
Timur
1 Pagai Selatan Bulasat 901,08 2049’04”-3021’00” 100007’01”-100032’00”
2 Sikakap Taikako 278,45 2037’12”-3055’04” 100000’00”-100016’12”
3 Pagai Utara Saumanganya 342,02 2030’00”-2051’36” 99057’00”-100009’36”
4 Sipora Selatan Sioban 268,47 2006’00”-2024’36” 99036’00”-99052’12”
5 Sipora Utara Sido Makmur 383,08 1057’00”-2018’00” 98030’00”-99042’00”
6 Siberut Selatan Muara Siberut 508,33 1019’48”-1042’00” 98048’00”-99018’00”
7 Siberut Barat Daya Pei-Pei 649,08 1027’36”-1057’00” 98045’00”-99019’48”
8 Siberut Tengah Saibi Samukop 739,87 1015’00”-1033’00” 98054’00”-99012’00”
9 Siberut Utara Muara Sikabaluan 816,11 0054’00”-1027’00” 98040’48”-99006’00”
10 Siberut Barat Betaet 1.124,86 0055’00”-1034’12” 98035’00”-98059’24”
Sumber: Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016
Akses transportasi antara ibukota kabupaten Tuapejat dengan
Padang dapat ditempuh melalui jalur laut ataupun melalui transportasi
udara. Untuk transportasi laut, akses kapal ASDP dari Padang-
Tuapejat telah melayani 2 kali seminggu (Senin dan Jumat), untuk
kapal cepat (Mentawai Fast) melayani 4 kali seminggu (Minggu, Senin,
Rabu, dan Jumat), sedangkan untuk transportasi antar pulau di
Kepulauan Mentawai dilayari oleh kapal antar pulau yang rute
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
15
pelayarannya sudah terjadwal. Untuk akses transportasi udara
Padang-Mentawai sudah dilayani oleh pesawat berkapasitas 10-15
orang dengan rute penerbangan yang sudah terjadwal.
a. Topografi
Secara umum keadaan topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai
adalah berbukit terutama di bagian barat dan agak landai sampai
datar di bagian timur. Bukit-bukit tersebut mempunyai kemiringan
sekitar 25-80 derajat. Bukit yang curam ini mengakibatkan
terbentuknya air terjun yang jumlahnya relatif banyak, contohnya di
Pulau Siberut ada beberapa air terjun dengan bukit yang curam
dengan hampir tanpa transisi dari teras sungai.
Berdasarkan bentangan stratigrafi dan topografinya, maka wilayah
Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup sesuai untuk areal lahan
pertanian, dan permukiman. Diperkirakan potensi lahan seluas 86.202
ha di empat pulau cocok untuk pengembangan komoditi pisang,
melinjo, mangga, kelapa, karet, cengkeh, lada, kopi robusta, tebu,
nenas, pala, dan sagu serta untuk pengembalaan ternak dan lahan
pekarangan.
Kondisi geografis dan alam Kabupaten Kepulauan Mentawai saat
ini sebagian besar adalah penunjukan kawasan hutan. Total
penunjukan kawasan hutan (terdiri dari hutan lebat, hutan sejenis,
semak belukar) memiliki persentase terbesar yaitu mencapai 85,10
persen dari luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai atau sebesar
600,836 hektar dan sebagian berpotensi sebagai lahan tidur, meliputi
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
16
456.301 hektar berupa hutan lebat (75,94 persen), 12.348 hektar
berupa hutan sejenis (2,06 persen), dan selebihnya sebesar 42.689
hektar berupa semak belukar (7,1 persen). Sementara itu, komposisi
luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya sektor pertanian adalah
sebesar 86.202 hektar atau 14,35 persen dari total luas wilayah,
meliputi 740 hektar luas lahan untuk sawah (0,12 persen), 131 hektar
luas lahan untuk tegalan (0,02 persen), 68.419 hektar luas lahan
untuk kebun campuran (11,40 persen), dan 16.912 hektar luas lahan
untuk perkebunan (2,81 persen).
Secara geologis pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai
merupakan pulau sedimentasi yang berusia relatif muda dan telah
terpisah dari daratan Sumatera sejak sekitar 500.000 tahun yang lalu.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
17
Dilihat dari data-data bathimetri pulau-pulau di Kabupaten
Kepulauan Mentawai dipisahkan dari Pulau Sumatera oleh Laut
Mentawai dengan kedalaman mencapai 1.500 meter.
Sesuai dengan umurnya, Pulau Siberut misalnya tersusun dari
sedimen muda yang non resisten dan mudah tererosi. Sebagai
akibatnya terbentuklah landscape yang terdisseksi dengan banyak
sungai, perbukitan dan rawa-rawa. Bukit-bukit yang terbentuk relatif
curam tanpa daerah transisi.
b. Hidrologi
Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 18 sungai besar yang
tersebar di keempat pulau. Pulau Siberut misalnya mengalir Sungai
Saibi dan Sungai Sikabaluan sementara di Pagai Selatan terdapat
Sungai Makalo. Curah hujan yang tinggi menjamin ketersediaan air
yang cukup sepanjang tahun.
Seperti dikemukakan bahwa sungai-sungai ini membawa padatan
terlarut akibat erosi karena tanah yang nonresisten serta adanya
kerusakan hutan di bagian hulu. Pulau Siberut merupakan salah satu
pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang memiliki litologi yang
didominasi oleh sifat lempungan dan pola sesar yang berkembang
secara intensif. Keadaan ini akan mempengaruhi ketersediaan air
tanah maupun air permukaan. Air tanah yang ada dapat mengalami
pengkayaan oleh unsur seperti fe (besi).
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
18
Sesar-sesar yang ada memungkinkan terjadinya sejumlah mata
air yang berasal dari aliran air tanah dangkal. Keberadaan air tanah ini
sangat dipengaruhi oleh luasnya daerah tangkapan air dan tutupan
lahan. Berikut ini daftar nama-nama sungai yang terdapat di
Kabupaten Kepulauan Mentawai.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
19
Tabel 2.2
Nama Sungai di Kabupaten Kepulauan Mentawai
No Nama Sungai Daerah Yang
Dilalui Panjang (Km)
1 Sungai Talopulai Pagai Selatan 12
2 Sungai Makalo Pagai Selatan 5
3 Sungai Silabu Pagai Utara 8
4 Sungai Saumanganya Pagai Utara 10
5 Sungai Taikako Sikakap 15
6 Sungai Matobe Sikakap 16
7 Sungai Saureinuk Sipora Selatan 25
8 Sungai Pogari Sipora Utara 12
9 Sungai Berimanua Sipora Utara 10
10 Sungai Betumonga Sipora Utara 15
11 Sungai Sagulubbek Siberut Barat Daya 19
12 Sungai Taileleu Siberut Barat Daya 16
13 Sungai Saibi Siberut Tengah 12
14 Sungai Siberut Siberut Selatan 20
15 Sungai Sikabaluan Siberut Utara 38
16 Sungai Simalegi Siberut Barat 40
17 Sungai Simatalu Siberut Barat 25
18 Sungai Berisigep Siberut Barat 35
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016
c. Geologi dan Geomorfologi
Struktur geologi Kepulauan Mentawai dibagi menjadi dua gugus
kepulauan, yaitu gugus geologi Pulau Siberut dan gugus geologi Pulau
Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Ciri geomorfologi
Pulau Siberut berupa kelurusan punggungan perbukitan yang bersifat
menerus dengan bentuk lembah di antaranya. Lereng-lereng bukit
umumnya terjal dengan lembah yang sempit dan memanjang. Ekspresi
geomorfologi secara keseluruhan mencerminkan perselingan batuan
kasar dan halus yang kompak dengan intensitas pelapukan yang
cukup tinggi.
Satuan batuan di Pulau Siberut terdiri dari batuan lempung,
lanau, tufa. Satuan batuan ini dapat dianalogikan dengan formasi
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
20
Saibi yang tersusun dengan tufa, batu pasir tufaan, batu lempung,
batu lempung tufaan, napal dan batu pasir gampingan. Umur formasi
ini diperkirakan Miosen Akhir hingga Pliosen Awal.
Struktur geologi Pulau Siberut bagian Timur berkembang struktur
yang berarah Tenggara-Barat Laut dan Timur Laut-Barat Daya.
Struktur yang berarah Tenggara-Barat Laut merupakan struktur
utama dan sejajar dengan struktur umum Pulau Sumatera yang
umumnya berupa sesar anjak (thrust fault), sedangkan arah Timur
Laut-Barat Daya adalah sesar normal geser menganan (normal slip
fault). Pola struktur di bagian tengah pulau lebih intensif, berupa sesar
yang berarah Tenggara-Barat Laut dan Barat-Timur.
Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan
merupakan tiga pulau besar pada gugusan Kepulauan Mentawai yang
terbentuk puluhan juta tahun yang lalu sebagai hasil pengangkutan
akibat tumpukan lempeng Samudera Hindia dengan Daratan Sunda
dan telah membagi geologi pulau-pulau ini ke dalam delapan tatanan
stratigrafi/litologi yang menjadi batuan induk bagi pembentukan tanah
di daerah ini, diantaranya bongkahan batuan ultramafik/ultrabasah,
bancuh rancuh tak terparakkan. Daerah Sipora, Pagai Utara, Pagai
Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya tersusun oleh batuan sedimen
dan batuan bancuh.
Batuan tertua yang termasuk komplek bancuh terdiri dari
bongkah aneka bahan dengan pelbagai ukuran dan masa dasar pasir
sangat halus sampai lempung, berumur diduga oligosen–miosen
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
21
bawah. Sementara itu, di atas batuan bancuh ini terendapkan batuan
sedimen formasi Tolopulai yang berupa perselingan batu pasir, batu
pasir tufaan, batu lanau, batu lempung dan batu pasir bermika dengan
sisipan konglomerat dan batu pasir gampingan, berumur diduga
Miosen Bawah.
Selaras di atas formasi Tolopulai diendapkan formasi Maonai yang
berupa perselingan batu pasir tufaan, batu lanau tufaan dan batu
pasir gampingan, berumur Miosen Tengah-Miosen akhir. Menjemari
dengan formasi Maonai adalah formasi Batumonga yang berupa
perselingan napal, batu pasir gampingan, batu gamping pasiran, batu
lempung dan batu lempung tufaan, berumur miosen tengah-pliosen
akhir. Formasi batu Monga, diendapkan secara tidak selaras formasi
Simatobat yang berupa batu gamping terumbu, kalsirudit, kalkarenit
dan konglomerat, berumur Plistosen. Satuan termuda adalah batu
gamping koral dan alluvium yang berumur Holosen.
Struktur geologi yang berkembang di Pulau Sipora, Pulau Pagai
Utara dan Pulau Pagai Selatan berupa lipatan, sesar dan kekar. Sesar
naik umumnya berarah barat laut-tenggara, hampir sejajar dengan
sumbu panjang pulau, sedangkan sesar mendatar berarah Timur Laut-
Barat Daya. Kegiatan tektonik di Kepulauan Mentawai ini mungkin
diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia.
d. Hidrooseanografi
Tingkat kedalaman perairan di Kabupaten Kepulauan Mentawai
mencapai 5.400 meter yang berada di sebelah barat kepulauan
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
22
(Samudera Hindia) dan maksimun 1.300 meter di perairan antara
Kepulauan Mentawai dan Pulau Sumatera.
Pola arus laut yang berkembang pada perairan di Kabupaten
Kepulauan Mentawai merupakan satu sistem arus untuk satu gugus
Kepulauan Mentawai. Pada kawasan perairan yang terletak di
Samudera Hindia, pola arus laut lebih dipengaruhi oleh arus pasang
surut dan arus musim. Arus ini dipengaruhi oleh gaya pembangkit
angin yang bersifat mempercepat atau memperlambat arus. Banyaknya
selat, baik selat besar yang berada diantara Pulau Siberut, Pulau
Sipora, dan Pulau Pagai maupun selat kecil diantara pulau-pulau kecil
berpotensi menyumbangkan kecepatan arus yang besar. Hal ini
disebabkan oleh menyempitnya penampang aliran dari pergerakan
arus yang akan menimbulkan akumulasi kecepatan (jet stream).
Pola pasang yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai
adalah tipe diural, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang naik
dan pasang surut. Pada analisa pasang surut satu siklus dalam 30
hari didapatkan elevasi muka air pada pasang purnama ialah sebesar
0,62 meter dan pada pasang surut purnama didapat -0,43 meter.
a. Penggunaan Lahan
Penggunaan lahan di Kepulauan Mentawai dibagi menjadi dua
pengembangan kawasan, yaitu kawasan lindung dan kawasan
budidaya. Kawasan lindung di Kepulauan Mentawai terdiri atas:
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
23
1) Kawasan hutan lindung.
Kawasan hutan lindung terdiri atas kawasan hutan lindung darat
dan kawasan hutan lindung manggrove dengan luas 13.533,86 ha.
2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan
bawahannya antara lain adalah kawasan resapan air. Kawasan ini
tersebar di setiap kecamatan di Kepulauan Mentawai.
3) Kawasan perlindungan setempat.
Kawasan ini meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan
sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar
danau, kawasan hutan mangrove dengan ketentuan daratan
sepanjang tepian dengan jarak minimal 100 meter dari titik ke arah
daratan, sedangkan kawasan hutan mangrove dengan luas 13.353
ha.
4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya.
Kawasan ini terdiri atas kawasan suaka alam, kawasan suaka alam
perairan, kawasan taman nasional, kawasan taman wisata alam
laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.
Kawasan suaka terdiri atas kawasan suaka alam dengan luas
6.019,99 ha. Kawasan suaka alam perairan terdiri atas kawasan
suaka alam perairan dengan luas 160 ha. Kawasan Taman Nasional
yaitu Taman Nasional Siberut seluas 190.500 hektar. Kawasan
wisata alam laut yaitu Taman Wisata Laut Teluk Sarabua Saibi
terdapat di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah seluas
21.200 hektar. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan yaitu
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
24
kawasan komunitas adat/budaya Mentawai terdapat di Dusun
Terekan Hulu Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara, Dusun
Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, Desa
Madobag, Dusun Ongah dan Kinikdog Desa Matotonan Kecamatan
Siberut Selatan, Dusun Bolotok dan Boboakenen Desa Taileleu
Kecamatan Siberut Barat Daya, dan benteng Peninggalan Jepang di
Sioban Kecamatan Sipora Selatan.
5) Kawasan rawan bencana alam.
Kawasan rawan bencana alam terdiri atas kawasan rawan tanah
longsor di wilayah perbukitan Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan
Pulau Pagai Selatan. Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di
wilayah pesisir seluruh wilayah daerah. Kawasan rawan gempa dan
tsunami tersebar di wilayah pesisir seluruh wilayah daerah.
Kawasan rawan banjir tersebar di sekitar aliran dan muara Sungai
Talopulai dan Sungai Makalo di Kecamatan Pagai Selatan, Sungai
Silabu dan Sungai Saumanganya di Kecamatan Pagai Utara, Sungai
Taikako dan Sungai Matobe di Kecamatan Sikakap, Sungai
Saureinu di Kecamatan Sipora Selatan, Sungai Pogari, Sungai
Berimanua dan Sungai Betumonga di Kecamatan Sipora Utara,
Sungai Sagulubbek dan Sungai Taileleu di Kecamatan Siberut
Barat Daya, Sungai Saibi di Kecamatan Siberut Tengah, Sungai
Siberut di Kecamatan Siberut Selatan, Sungai Sikabaluan, Sungai
Monganpoula, Sungai Sotboyak, Sungai Bojakan, Sungai Sirilanggai
di Kecamatan Siberut Utara, Sungai Simalegi, Sungai Simatalu,
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
25
Sungai Beresigep, dan Sungai Policoman di Kecamatan Siberut
Barat.
Kawasan rawan abrasi terdapat di Pantai Muara Sikabaluan
(Kecamatan Siberut Utara), Pantai Muara Siberut (Kecamatan
Siberut Selatan), Pantai Mapaddegat dan Pantai Tuapejat
(Kecamatan Sipora Utara), Pantai Sioban, Pantai Beriulou, Pantai
Desa Bosua, Pantai Bandara Rokot Matobe (Kecamatan Sipora
Selatan), dan di Pantai Sikakap (Kecamatan Sikakap).
6) Kawasan lindung geologi.
Kawasan lindung geologi yang merupakan kawasan rawan bencana
alam geologi terdiri atas kawasan rawan gempa bumi terdapat di
terdapat di wilayah pesisir seluruh wilayah daerah. Kawasan rawan
tsunami terdapat di seluruh wilayah pesisir seluruh wilayah
daerah.
7) Kawasan konservasi perairan.
Kawasan konservasi perairan di Kepulauan Mentawai terdapat pada
Kawasan Konservasi Perairan Selat Bunga Laut dengan luas total
123.746,94 hektar.
8) Kawasan lindung lainnya.
Kawasan lindung lainnya terdiri atas kawasan terumbu karang di
Pulau Siberut seluas kurang lebih 5.410,7 hektar, kawasan
terumbu karang di Pulau Sipora seluas kurang lebih 5.988 hektar,
kawasan terumbu karang di Pulau Pagai Utara seluas kurang lebih
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
26
733 hektar dan kawasan terumbu karang di Pulau Pagai Selatan
seluas kurang lebih 1.099 hektar.
Kawasan budidaya di Kepulauan Mentawai terdiri atas kawasan
peruntukan hutan produksi dengan luas 246.011,41 ha, kawasan
peruntukan pertanian dengan luas 119.492,20 ha. Kawasan
peruntukan perikanan, kawasan peruntukan industri, kawasan
peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan
peruntukan permukiman, kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan
yang diperuntukkan bagi bandar udara (bandara), pertahanan dan
keamanan.
Total keseluruhan lahan di Kepulauan Mentawai seluas 601.135
ha, yang terdiri atas 3.096 ha areal permukiman, 740 ha areal
persawahan, 131 ha areal tegalan, 68.506 ha areal perkebunan
campuran, 17.124 ha perkebunan, 456.301 ha kawasan hutan, 42.689
ha areal semak belukar, 200 ha areal kolam, 11.248 ha areal hutan
sejenis. Secara rinci diuraikan melalui tabel berikut:
Tabel 2.3
Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan, 2016
Luas Lahan (ha)/Areal
Kecamatan
Pagai
Selatan Sikakap
Pagai
Utara
Sipora
Selatan
Sipora
Utara
Siberut
Selatan
Siberut
Barat Daya
Siberut
Tengah
Siberut
Utara
Siberut
Barat
Permukiman 304 453 171 478 424 326 240 142 414 144
Sawah 8 193 14 39 126 190 6 14 121 29
Tegalan 0 0 0 0 49 47 0 19 16 0
Kebun
Campuran 6.454 3.781 2.232 7.585 6.608 3.294 5.300 7.416 15.600 10.236
Perkebunan 2.316 1.097 2.475 822 4.437 144 1.936 1.000 753 2.144
Hutan 68.584 17.298 27.258 16.055 19.168 41.323 48.940 61.830 58.623 97.222
Semak Belukar
8.202 3.751 864 1.420 5.352 5.165 7.294 2.466 5.464 2.711
Kolam 0 0 0 0 0 0 200 0 0 0
Hutan Sejenis
Lainnya
4.240 1.272 1.118 448 2.144 344 992 0 620 0
Total 90.108 27.845 34.202 26.847 38.308 50.833 64.908 72.887 81.611 112.486
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
27
b. Potensi Pengembangan Wilayah
Pengembangan wilayah (regional development) adalah upaya untuk
memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan
wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.
Arah pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai
adalah pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan
pola ruang wilayah Kepulauan Mentawai sesuai dengan RTRW melalui
penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan
wilayah daerah.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
28
Pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Kepulauan Mentawai
telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang
Rancana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai 2015-
2035, potensi pengembangan wilayah antara lain:
1) Penetapan pusat–pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan
sosial ekonomi dalam pengembangan wilayah;
2) Peningkatan aksesibilitas dalam rangka menunjang pengembangan
wilayah dan pengembangan jalur mitigasi bencana di wilayah
daerah;
3) Peningkatan pelayanan prasarana energi listrik, telekomunikasi,
sumber daya air dan prasarana lingkungan, untuk seluruh
kecamatan di daerah dan lokasi permukiman baru;
4) Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah pasca bencana;
5) Pemantapan fungsi kawasan lindung yang terletak dalam daerah,
terutama berkenaan dengan hutan lindung, resapan air, dan
kawasan pesisir (sempadan pantai, kawasan hutan bakau, daerah
perlindungan laut);
6) Pengelolaan kawasan rawan bencana alam;
7) Pemanfaatan kawasan pelestarian alam (taman nasional, suaka
alam, taman wisata alam laut) sebagai kawasan yang ikut
mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat;
8) Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan
keamanan negara;
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
29
9) Pengembangan dan pengelolaan pulau-pulau kecil dan terluar di
wilayah daerah.
Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan luas 601.134,96 ha
terdiri atas kawasan hutan lindung seluas ± 491.935,29 ha sekitar 82
persen dari luas wilayah, sedangkan 109,199,71 ha atau sekitar 18
persen adalah kawasan Area Penggunaan Lain (APL), potensi
pengembangan wilayah Kepulauan Mentawai dapat dikembangkan
melalui pengembangan kawasan budidaya yang telah ditetapkan
antara lain.
1) Kawasan peruntukan hutan produksi.
Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas kawasan hutan
produksi tetap yang merupakan hutan yang dapat dieksploitasi
dengan perlakuan cara tebang pilih maupun cara tebang habis.
Kawasan ini terdapat di seluruh kecamatan, dengan luasan
246.011,41 hektar. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi
merupakan kawasan hutan yang dapat dicadangkan atau
diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan diluar sektor kehutanan
seperti perkebunan, pertanian, permukiman, industri. Kawasan ini
terdapat di Kecamatan Sipora Utara, Kecamatan Siberut Barat,
Kecamatan Siberut Barat Daya, Kecamatan Siberut Tengah,
Kecamatan Siberut Utara, Kecamatan Siberut Selatan dengan
luasan kurang lebih 54.856,28 hektar.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
30
2) Kawasan peruntukan pertanian.
Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan peruntukan
pertanian tanaman pangan dengan komoditas padi sawah dan
komoditas tanaman pangan lainnya dengan total luas adalah
24.934,03 ha. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan
komoditi sayuran dan buah-buahan dengan total luas adalah
3.740,17 ha. Kawasan peruntukan perkebunan dengan luas lahan
adalah 90.818 ha dengan komoditas perkebunan skala kecil atau
perkebunan rakyat khas Mentawai yaitu coklat, karet, cengkeh,
pala, kelapa, nilam, manau. Kawasan perkebunan rakyat tidak
merusak alam dan lingkungan sekitar hutan. Kawasan peruntukan
peternakan terdapat di seluruh wilayah daerah dengan
memanfaatkan areal pertanian dan perkebunan.
3) Kawasan peruntukan perikanan.
Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas kawasan peruntukan
perikanan tangkap di seluruh perairan wilayah daerah dengan
pusat perikanan tangkap di Kecamatan Siberut Utara, Tuapejat,
Pagai Utara dan Sikakap. Kawasan peruntukan budidaya perikanan
terdiri dari Budidaya perikanan laut meliputi: Muara Sigep,
Malancan, Sirilogui, Saibi Samukop, Saliguma, Malilimok, Katurei
(Pulau Siberut), Teraet, Teluk Beriulou, Teluk Pukarajat, Tuapejat
(Pulau Sipora), Sikakap dan Betumonga (Pulau Pagai Utara), Pulau
Tanopo, Makalo dan Sinaka (Pulau Pagai Selatan). Budidaya
perikanan darat meliputi: Bosua, Saureinu, Nemnemleleu, (Sipora
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
31
Selatan), Malancan, Sirilogui, Bojakan, Sotboyak, Muara
Sikabaluan, Monganpoula (Siberut Utara), Muara Siberut,
Salappak, Maileppet, Muntei, Madobag, Matotonan (Siberut
Selatan), Saibi Samukop, Cimpungan (Siberut Tengah),
Saumanganya, Betumonga, Silabu (Pagai Utara), Matobe, Taikako
(Sikakap), Desa Malakopa dan Desa Bulasat (Pagai Selatan).
Kawasan Minapolitan adalah Sikakap dan Muara Siberut (Siberut
Selatan). Kawasan pengolahan hasil perikanan memiliki prasarana
pendukung, meliputi bagian wilayah Tuapejat di Kecamatan Sipora
Utara dan bagian wilayah Muara Siberut di Kecamatan Siberut
Selatan, Muara Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara, Sikakap.
Prasarana pendukung kawasan pengolahan hasil perikanan terdiri
atas rencana pengembangan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di
Tuapejat dan Sikakap, rencana pengembangan Tempat Pelelangan
Ikan (TPI) di Tuapejat, Sikakap, Muara Siberut dan Muara
Sikabaluan, dan rencana pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) di
Sikakap.
4) Kawasan peruntukan industri.
Kawasan peruntukan industri terdiri atas kawasan peruntukan
industri sedang dan kawasan peruntukan industri rumah tangga
yang dapat dikembangkan di setiap kecamatan dengan
memperhatikan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis
(KLHS).
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
32
5) Kawasan peruntukkan pertambangan.
Kawasan peruntukkan pertambangan diperuntukkan untuk
wilayah pertambangan terdapat di Pulau Siberut, Pulau Sipora,
Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang memiliki potensi
bahan tambang jenis bebatuan (galian C).
6) Kawasan peruntukan pariwisata.
Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas kawasan peruntukan
pariwisata budaya dan sejarah terdapat di Pulau Siberut yang
meliputi kawasan Madobag dan Matotonan (Siberut Selatan),
Simalegi dan Simatalu (Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara),
Sagulubbek (Siberut Barat Daya), benteng peninggalan Jepang di
Sioban (Sipora Selatan). Kawasan peruntukan pariwisata alam
terdapat di pulau Siberut yang meliputi kawasan Sigapokna,
Simalegi dan Simatalu (Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara),
Sibudda Oinan (Siberut Tengah), Matotonan dan Madobag (Siberut
Selatan), Katurei dan Sagulubbek (Siberut Barat Daya). Kawasan
peruntukan pariwisata bahari terdapat di Silabu (Pagai Utara),
Sikakap, Malakopa dan Sinakak (Pagai Selatan), Katiet, Bosua,
Gobi dan Pulau Siruamata (Sipora Selatan), Mapaddegat, Teluk
Pukarajat, Taraet dan Matuptuman (Sipora Utara), Teluk Katurei
dan Taileleu (Siberut Barat Daya), Saibi Samukop dan Saliguma
(Siberut Tengah), Sirilogui (Siberut Utara), dan Pulau-pulau kecil
lainnya. Kawasan peruntukan ekonomi khusus pariwisata terdapat
di Mapaddegat seluas 300 ha, Katiet, Gobi dan Bosua 100 ha, Teluk
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
33
Katurei 300 ha, Taraet 50 ha, Matutuman Buggei Siata 50 ha.
Kawasan peruntukan konservasi budaya terdapat di Desa Madobag
Kecamatan Siberut Selatan dan Sakudei Kecamatan Siberut Barat
Daya, Simatalu Kecamatan Siberut Barat.
7) Kawasan peruntukan permukiman.
Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan
peruntukan permukiman perkotaan yaitu Muara Siberut (PKW),
Tuapejat (PKL), Sikakap (PKLp), Muara Sikabaluan, Saibi Samukop,
Pasakiat Taileleu, Saumanganyak, Bulasat, Sido Makmur dan
Sioban. Kawasan peruntukan perdesaan yaitu pusat lingkungan
pemukiman disetiap dusun diluar kawasan perkotaan dan kawasan
hunian tetap (huntap) korban tsunami.
8) Kawasan peruntukan lainnya.
Kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan peruntukan
pertahanan dan keamanan, seperti kawasan bandara, kawasan
militer AD, AL, kepolisian dan satuan keamanan dan pertahanan
lainnya.
c. Daerah Rawan Bencana
Sebagai daerah kepulauan yang diapit oleh jalur lempeng Indo-
Australia yang terletak di sebelah Barat Sumatera dan lempeng Eurasia
yang ke arah Tenggara dan berbatasan langsung dengan Samudera
Hindia, Kepulauan Mentawai memiliki potensi rawan bencana alam
yang besar. Potensi bencana alam yang rawan terjadi di Kepulauan
Mentawai adalah rawan bencana tanah longsor, rawan bencana
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
34
gelombang pasang, rawan bencana gempa dan tsunami, rawan
bencana banjir dan rawan abrasi.
Gempa bumi yang disertai dengan tsunami merupakan jenis
bencana yang memiliki potensi besar di Kepulauan Mentawai. Pulau
Sumatera terletak pada pinggiran lempeng aktif dengan tingkat
kegempaan dan aktivitas vulkanik tinggi. Pulau ini merupakan bagian
dari Lempeng Eurasia yang bergerak sangat lambat relatif ke arah
Tenggara dengan kecepatan sekitar 0.4 cm/tahun dan berinteraksi
dengan Lempeng Indo-Australia yang terletak di sebelah Barat
Sumatera yang bergerak relatif ke arah Utara dengan kecepatan sekitar
7 cm/tahun. Penunjaman di Pulau Sumatera bersifat oblique
membentuk sudut 500-650. Zona penunjaman merupakan sumber
gempa bumi di laut yang berpotensi membangkitkan tsunami apabila
gempa bumi tersebut magnitudanya besar, kedalaman dangkal dengan
mekanisme patahan naik atau normal, maka akan terjadi perubahan
morfologi secara vertikal di bawah laut. Akibat dari penunjaman
lempeng tersebut terbentuk sesar di Pulau Sumatera baik yang berada
pada zona prismatik akresi (terletak diantara zona subduksi dan pantai
Barat Sumatera) dan di Daratan Sumatera. Sesar utama di Sumatera
adalah sesar besar Sumatera dan sesar Mentawai. Sesar Mentawai
terletak di laut, yaitu antara cekungan muka dan zona prismatik akresi
di sebelah barat Pulau Sumatera.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
35
Strategi untuk pengelolaan kawasan rawan bencana alam di
Kepulauan Mentawai meliputi:
1) Mengendalikan perkembangan kegiatan kawasan rawan bencana.
2) Menetapkan jalur evakuasi dan ruang evakuasi.
3) Mengembangkan hutan bakau sepanjang pantai di kawasan rawan
bencana tsunami.
4) Mengembangkan sistem peringatan dini.
Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan batuan
tersier dan sebagian berupa endapan aluvium pantai.
Struktur geologi yang berkembang di Pulau Sipora, Pulau Pagai
Utara dan Pulau Pagai Selatan berupa lipatan, sesar dan kekar. Sesar
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
36
naik umumnya berarah barat laut-tenggara, hampir sejajar dengan
sumbu panjang pulau, sesar mendatar berarah timur laut-barat daya.
Kegiatan tektonik yang menimbulkan gempa bumi di Kepulauan
Mentawai ini mungkin diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-
Australia dengan Eurasia.
2.1.2 Aspek Demografis
Pertumbuhan penduduk Kepulauan Mentawai secara umum
dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu kelahiran, kematian, dan
migrasi.
Jumlah penduduk per kecamatan, luas daerah dan kepadatan
penduduk disajikan pada tabel berikut:
Tabel 2.4
Keadaan Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk
Per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015
No Kecamatan Luas Daerah
(km2)
Jumlah
Penduduk (jiwa)
Kepadatan
Penduduk (orang/km2)
Jumlah
Rumah Tangga
(kk)
1 Pagai Selatan 901,08 9.489 10,32 2.805
2 Sikakap 278,45 9.947 35,72 2.843
3 Pagai Utara 342,02 5.684 16,62 1.465
4 Sipora Selatan 268,47 9.025 33,62 2.322
5 Sipora Utara 383,08 12.056 31,47 2.269
6 Siberut Selatan 508,33 9.689 19,06 2.033
7 Siberut Barat Daya 649,08 6.636 10,22 1.417
8 Siberut Tengah 739,87 6.696 9,05 1.382
9 Siberut Utara 816,11 8.871 10,87 2.076
10 Siberut Barat 1.124,86 7.202 6,40 1.731
2015 6.011,35 85.295 14,19 20.343
2014 6.011,35 83.603 13,91 19.936
2013 6.011,35 81.840 13,61 19.515
2012 6.011,35 79.976 13,30 18.651
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016
Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun
2015 tercatat sebanyak 85.295 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
37
laki sebanyak 44.307 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 40.988
jiwa. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada
tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 19.936 rumah tangga tahun
2014 menjadi 20.343 tahun 2015.
Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai
tahun 2015 rata-rata 14,19 orang per km2. Kepadatan penduduk
tertinggi berada di Kecamatan Sikakap yang hampir mencapai 35,72
orang per km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di
Kecamatan Siberut Barat dengan 6,40 orang per km2.
Tabel 2.5
Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015
Kelompok Umur
Tahun (jiwa)
2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015
0 -19 tahun 35.485 46 31.921 41 37.390 46 38.054 45 38.673
20 - 64 tahun 39.569 51 42.337 54 42.559 52 43.594 53 44.591
65 + tahun 2.027 3 4.253 5 1.891 2 1.955 2 2.031
JUMLAH 77.081
78.511 81.840 83.603 85.295
Komposisi kelompok umur penduduk Kepulauan Mentawai selama
kurun waktu 2010-2015 didominasi oleh penduduk usia
dewasa/produktif dengan persentase rata rata diatas 50 persen.
Tabel 2.5 menunjukkan bahwa penduduk kelompok umur 0-19
tahun selama kurun waktu tersebut cenderung stabil dengan rata-rata
persentase 44 persen. Sedangkan untuk kelompok umur 65 tahun
keatas hanya pada kisaran 2-5 persen dari total penduduk.
Dilihat dari keadaan demografi Kabupaten Kepulauan Mentawai
kurun waktu 2014-2015 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk
Kabupaten Kepulauan Mentawai berkisar 2.02 persen berada di atas
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
38
laju pertumbuhan penduduk nasional (1,38 persen) dan laju
pertumbuhan penduduk Sumatera Barat (1,26 persen).
Komposisi penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai kurun
waktu 2010-2015 didominasi oleh laki-laki dengan sex ratio diatas 100
persen, artinya setiap 100 orang perempuan ada laki-laki sekitar lebih
dari 108 orang.
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
39
Tabel 2.6
Keadaan Demografi
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015
Indikator Demografi Tahun (jiwa)
2011 2012 2013 2014 2015
Laju Penduduk (persen) 1,19 1,86 4,24 2,15 2,02
Sex Ratio (persen) 111,48 107,55 108,05 107,91 108,09
- Laki-Laki (jiwa) 40.632 40.684 42.503 43.392 44.307
- Perempuan (jiwa) 36.446 37.827 39.337 40.211 40.988
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2011-2016 (diolah)
2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat
Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama di dalam
pembangunan. Pemerintah di dalam setiap implementasi kebijakan
selalu menjadikan kesejahteraan sebagai tujuan yang hendak dicapai.
Pencapaian pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari
sisi tingkat pemerataan ekonomi, tingkat kesejahteraan sosial serta
pencapaian indikator seni dan budaya.
2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi
a. Pertumbuhan Ekonomi
Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan salah satu indikator dalam
menentukan apakah suatu daerah itu mengalami perkembangan atau
keberhasilan pembangunan ekonomi.
Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup
diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi yang
mengalami kenaikan menggambarkan kenaikan output per kapita
masyarakat. Angka pertumbuhan ekonomi mengindikasikan seberapa
besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksi karena
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
40
hanya dipengaruhi oleh perubahan output tanpa dipengaruhi besarnya
perubahan harga.
Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai atas dasar
harga konstan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011-2015
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 2.7
Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015
No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)
2011 2012 % 2013 % 2014 % 2015 %
1 Pertanian 1.032.172,8 1.074.513,7 4,10 1.128.611,2 5,03 1.165.160,6 3,42 1.217.738 4,33
2 Pertambangan dan Penggalian
35.549,5 36.719,0 3,29 39.246,6 6,88 40.856,7 4.10 42.454,6 3,91
3 Industri Pengolahan 70.432,9 75.526,4 7,23 80.571,1 6,68 84.938,6 5,42 87.743,4 3,30
4 Pengadaan Listrik dan Gas
406,4 434,6 6,94 465,1 7,02 496,9 6,83 502,4 1,11
5
Pengadaan Air,
Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang
64,5 70,1 8,68 76,2 8,70 83,1 9,00 87,5 5,37
6 Konstruksi 204.494,5 222.543,2 8,83 244.278,3 9,77 267.450,9 9,49 291.577,2 9,02
7
Perdagangan Besar dan Eceran;
Reparasi Mobil dan Sepeda Motor
239.200,4 253.729,7 6,07 272.145,1 7,26 295.931,5 8,74 309.335,1 4,53
8 Transportasi dan
Pergudangan 189.247,4 201.239,2 6,34 211.100,8 4,90 231.792,4 9,80 244.048,7 5,29
9 Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum
11.707,9 12.612,2 7,72 13.152,8 4,29 14.293,8 8,67 15.332,4 7,27
10 Informasi dan Komunikasi
17.302,3 19.152,3 10,69 20.923,3 9,25 22.565,0 7,85 24.543,1 8,77
11 Jasa Keuangan dan Asuransi
2.382,8 2.597,9 9,03 2.793,3 7,52 2.994,5 7,20 3.121,2 4,23
12 Real Estate 18.868,3 19.670,2 4,25 20.529,4 4,37 22.156,5 7,93 23.354,1 5,41
13 Jasa Perusahaan 844,7 918,3 8,71 1.009,0 9,88 1.111,2 10,13 1.194,6 7,50
14
Administrasi
Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
141.808,0 148.868,5 4,98 152.415,1 2,38 156.742,9 2,84 165.692,8 5,71
15 Jasa Pendidikan 17.142,6 18.877,4 10,12 20.639,8 9,34 21.845,7 5,84 23.531,6 7,72
16 Jasa Kesehatan dan
Kegiatan Sosial 10.947,6 11.732,6 7,17 12.674,7 8,03 13.757,1 8,54 14.632,6 6,36
18 Jasa Lainnya 13.875,8 15.114,0 8,92 15.641,8 3,49 16.813,4 7,49 17.775,7 5,72
JUMLAH 2.006.448,4 2.114.319,3 5,38 2.236.273,6 5,77 2.358.990,8 5,58 2.482.665,5 5,15
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2016
Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai
kurun waktu tahun 2011-2015 rata-rata mencapai 5,47 persen.
Namun, sejak tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
41
Kepulauan Mentawai mengalami penurunan, yaitu tahun 2013 sebesar
5,77 menjadi 5,58 persen di tahun 2014 dan menjadi 5,15 persen pada
tahun 2015. Penurunan ini juga sejalan dengan penurunan
pertumbuhan ekonomi nasional. Skala nasional, pengaruh lemahnya
nilai tukar rupiah terhadap dolar mengakibatnya kenaikan harga
barang impor yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, tidak
terkecuali di Kepulauan Mentawai dimana konsumsi rumah tangganya
mencapai 60 persen dari total pengeluaran.
Sektor pertanian menjadi penyumbang utama dalam struktur
PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai kurun waktu 2012-2015, hal
ini dapat dilihat pada tabel 2.8 bahwa distribusi sektoral pertanian
mencapai lebih dari 50 persen.
Struktur ekonomi daerah sangat mempengaruhi perkembangan
perekonomian daerah itu sendiri, daerah yang hanya mengandalkan
sektor pertanian dalam kontruksi ekonominya akan sangat mudah
bergejolak ketika ada gangguan pada supply maupun demand
komoditas, hal ini tidak terlepas dari struktur ekonomi Kepulauan
Mentawai masih bertumpu pada sektor pertanian. Struktur ekonomi
yang masih bertumpu pada sektor pertanian bahkan dengan rata-rata
pertanian subsisten sangat rentan terhadap gejolak harga dan tidak
memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan ekonomi
masyarakat.
Sebagai daerah tujuam wisata baik nusantara maupun
mancanegara sudah selayaknya sektor jasa yang mengambil andil
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
42
dalam struktur ekonomi daerah di Kepulauan Mentawai, namun secara
data statistik peranan sektor ini masih sangat kecil dan belum
berkembang secara signifikan. Distribusi sektor dalam PDRB
Kepulauan Mentawai menurut lapangan usaha tahun 2012-2015
menunjukkan sektor konstruksi, transportasi dan pergudangan,
penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan
peningkatan walaupun tidak signifikan.
Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB berdasarkan harga
konstan menurut lapangan usaha tahun 2011-2014 dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 2.8 Nilai dan Distribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010
Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012-2015
No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)
2012 % 2013 % 2014 % 2015 %
1 Pertanian 1.074.513,7 50,47 1.128.611,2 50,29 1.165.160,6 49,95 1.217.738 50,39
2 Pertambangan dan
Penggalian 36.719,0 1,75 39.246,6 1,81 40.856,7 1,91 42.454,6 1,90
3 Industri Pengolahan 75.526,4 3,48 80.571,1 3,35 84.938,6 3,20 87.743,4 3,07
4 Pengadaan Listrik dan Gas
434,6 0,02 465,1 0,02 496,9 0,02 502,4 0,02
5
Pengadaan Air, Pengelolaan
Sampah, Limbah dan Daur Ulang
70,1 0,00 76,2 0,00 83,1 0,00 87,5 0,00
6 Konstruksi 222.543,2 10,73 244.278,3 11,11 267.450,9 10,98 291.577,2 11,43
7
Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan
Sepeda Motor
253.729,7 12,12 272.145,1 11,88 295.931,5 11,85 309.335,1 11,80
8 Transportasi dan Pergudangan
201.239,2 9,57 211.100,8 9,79 231.792,4 10,40 244.048,7 10,49
9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
12.612,2 0,61 13.152,8 0,63 14.293,8 0,64 15.332,4 0,68
10 Informasi dan Komunikasi
19.152,3 0,90 20.923,3 0,84 22.565,0 0,83 24.543,1 0,75
11 Jasa Keuangan dan
Asuransi 2.597,9 0,13 2.793,3 0,13 2.994,5 0,13 3.121,2 0,13
12 Real Estate 19.670,2 0,90 20.529,4 0,89 22.156,5 0,91 23.354,1 0,90
13 Jasa Perusahaan 918,3 0,04 1.009,0 0,04 1.111,2 0,04 1.194,6 0,05
14
Administrasi Pemerintahan,
Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib
148.868,5 7,09 152.415,1 6,92 156.742,9 6,80 165.692,8 6,13
15 Jasa Pendidikan 18.877,4 0,90 20.639,8 0,95 21.845,7 0,99 23.531,6 0,98
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
43
No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)
2012 % 2013 % 2014 % 2015 %
16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial
11.732,6 0,58 12.674,7 0,60 13.757,1 0,60 14.632,6 0,56
18 Jasa Lainnya 15.114,0 0,70 15.641,8 0,74 16.813,4 0,75 17.775,7 0,73
JUMLAH 2.114.319,3
2.236.273,6 2.358.990,8 2.482.665,5
Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2016
b. Inflasi
Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada
umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi
meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami
kenaikan. Kondisi inflasi Mentawai selain sangat dipengaruhi oleh
kondisi ekonomi nasional dan Propinsi Sumatera Barat juga
dipengaruh oleh kondisi geografis Mentawai yang berbentuk
kepulauan, antara lain hambatan distribusi barang seperti cuaca,
biaya angkut muat barang, dan pasokan BBM. Secara umum, keadaan
inflasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih baik, karena nilai
inflasi kurun waktu 2011-2015 masih dalam kategori inflasi rendah
(
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
44
3,794,3
8,38 8,36
3,35
5,37
4,16
10,87
11,9
1,08
6,62
4,90 5,927,18 6,71
1
3
5
7
9
11
13
2011 2012 2013 2014 2015
Nasional Sumatera Barat Kab. Kepulauan Mentawai
Mentawai tahun 2014 pada posisi 7,18 persen. Namun, di tahun 2015
inflasi turun di angka 6,71 persen, hal ini menjadi pertanda baik
karena disamping menjaga kemampuan daya beli masyarakat juga
menjaga asa pengusaha dalam berusaha.
Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa pola inflasi tahunan Kabupaten
Kepulauan Mentawai selama tahun 2011-2015 menunjukkan
perkembangan yang fluktuatif. Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
berada jika dilihat dari rata-rata inflasi nasional dan Propinsi Sumatera
Barat jauh lebih flat/konsisten daripada inflasi nasional dan Propinsi
Sumatera Barat, hal ini dikarenakan daerah hanya sebagai penerima
pengaruh kondisi perekonomian nasional dan regional.
Gambar 2.1
Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
c. Pendapatan Per Kapita
Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata
penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
45
hasil pembagian pendapatan suatu daerah dengan jumlah penduduk
daerah tersebut. Selain sebagai data pencapaian pembangunan daerah,
pendapatan per kapita juga dapat menjadi indikator penting dalam
pengambilan keputusan investasi daerah. Pendapatan per kapita yang
tinggi mengindikasikan tingginya daya beli masyarakat. Gambar 2.2
menunjukkan bahwa perkembangan pendapatan per kapita
masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah sangat baik
yaitu berada di atas rata-rata pendapatan per kapita Propinsi
Sumatera Barat, walaupun masih berada di bawah pendapatan per
kapita nasional.
Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan Mentawai
Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
d. Rasio Gini
Tingginya pendapatan per kapita suatu daerah tidak akan berarti
jika pendapatan tersebut tidak tersebar merata bagi setiap penduduk.
Pemerataan pendapatan sangat penting sebagai bentuk hasil
30,66
35,11
38,25
41,81
43,6
20,06
26,3
29,00
32,6
34,41
27,75
30,12
32,37
35,83
39,68
18
23
28
33
38
43
2011 2012 2013 2014 2015
Nasional Sumatera Barat Kepulauan Mentawai
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018
GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH
46
pembangunan benar-benar dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat.
Ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pemerataan
pendapatan adalah rasio gini. Jika nilai rasio gini bernilai 0 maka
dikatakan pemerataan pendapatan sempurna, namun jika rasio gini
bernilai 1 maka dikatakan ketimpangan pendapatan sempurna.
Gambar 2.3
Rasio Gini Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015
Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)
Sejak tahun 2012-2015 rasio gini Kabupaten Kepulauan Mentawai
sangat bagus, karena berada pada rasio standar 0,3 dan mengalami
perbaikan yang signifikan di tahun 2015 menjadi 0,27, pencapaian
rasio gini ini merupakan penca