433
PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD) KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI TAHUN 2018 BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH Memantapkan Pembangunan Infrastruktur untuk Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas

PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD ...€¦ · pembangunan daerah, kerangka ekonomi daerah dan keuangan daerah, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan; dan/atau

  • Upload
    others

  • View
    26

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PERUBAHAN

    RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH (RKPD)

    KABUPATEN KEPULAUAN MENTAWAI

    TAHUN 2018

    BADAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAERAH

    Memantapkan Pembangunan Infrastruktur

    untuk Pembangunan Ekonomi yang Berkualitas

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    i

    KATA PENGANTAR

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Tahun 2018 yang

    telah ditetapkan dengan Peraturan Bupati Nomor 40 Tahun 2017

    digunakan sebagai bahan evaluasi rancangan peraturan daerah

    tentang APBD guna memastikan APBD telah disusun berlandaskan

    RKPD.

    Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

    disusun sesuai dengan amanat Permendagri Nomor 86 Tahun 2017

    pasal 343 ayat (1) bahwa Perubahan RKPD dan Renja Perangkat

    Daerah dapat dilakukan apabila berdasarkan hasil evaluasi

    pelaksanaannya dalam tahun berjalan menunjukkan adanya

    ketidaksesuaian dengan perkembangan keadaan, meliputi:

    1. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi prioritas

    pembangunan daerah, kerangka ekonomi daerah dan keuangan

    daerah, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan; dan/atau

    2. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran

    sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan.

    Perubahan ini sangat perlu dalam menyesuaikan kembali target

    kinerja yang telah ditetapkan secara operasional pertahun dalam

    RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahu 2017-2022. Perubahan

    Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD) Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Tahun 2018 dijadikan dasar penyusunan Perubahan

    Kebijakan Umum APBD (KUA) dan Prioritas dan Plafon Anggaran

    Sementara (PPAS) Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    ii

    Diharapkan hasil perencanaan pada tahun 2018 yang tertuang

    didalam Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah (RKPD)

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 akan dapat

    direalisasikan secara maksimal dan memberikan manfaat yang

    sebesar-besarnya bagi seluruh lapisan masyarakat Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, sehingga dapat mewujudkan Mentawai yang

    sejahtera.

    BUPATI KEPULAUAN MENTAWAI

    YUDAS SABAGGALET

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    iii

    DAFTAR ISI

    Kata Pengantar ..................................................................................... i

    Daftar Isi ............................................................................................ iii

    Daftar Tabel ......................................................................................... v

    Daftar Gambar .................................................................................. viii

    BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1 1.1 Latar Belakang ............................................................................... 1

    1.2 Dasar Penyusunan ......................................................................... 3

    1.3 Hubungan Antar Dokumen ............................................................ 6

    1.4 Sistematika Dokumen RKPD .......................................................... 7

    1.5 Maksud dan Tujuan ....................................................................... 9

    BAB II EVALUASI HASIL PELAKSANAAN RKPD TAHUN LALU DAN

    CAPAIAN KINERJA PENYELENGGARAAN PEMERINTAHAN .... 11

    2.1 Gambaran Umum Kondisi Daerah ............................................... 12

    2.1.1 Aspek Geografis dan Demografis ......................................... 12

    2.1.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ........................................ 36

    2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat ................................................ 39

    2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi ................. 39

    2.3 Aspek Pelayanan Umum ............................................................. 56

    2.3.1 Fokus Layanan Urusan Wajib ............................................. 56

    2.3.2 Fokus Layanan Urusan Pilihan ........................................... 72

    2.4 Aspek Daya Saing Daerah ........................................................... 80

    2.4.1 Fokus Kemampuan Ekonomi Daerah .................................. 80

    2.4.2 Fokus Fasilitas Wilayah/Infrastruktur ................................ 82

    2.4.3 Fokus Iklim Berinvestasi .................................................... 87

    2.4.4 Fokus Sumber Daya Manusia ............................................. 88

    2.5 Evaluasi Pelaksanaan Program dan Kegiatan RKPD Sampai

    Triwulan II .................................................................................. 93

    2.6 Permasalahan Pembangunan Daerah ........................................ 155

    Lampiran : Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai

    Nomor Tanggal Tentang

    : 64 Tahun 2018 : 16 Juli 2018 : Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    iv

    BAB III RANCANGAN KERANGKA EKONOMI DAERAH DAN

    KEBIJAKAN KEUANGAN DAERAH ..................................... 165

    3.1 Arah Kebijakan Ekonomi Daerah ............................................... 166

    3.1.1. Kondisi Ekonomi Daerah Tahun 2017 dan Perkiraan Tahun

    2018 ................................................................................. 166

    3.1.1.1 Pertumbuhan Ekonomi Daerah ............................ 167

    3.1.1.2 Pendapatan Per Kapita ........................................ 169

    3.1.1.3 Inflasi .................................................................. 170

    3.1.2 Tantangan dan Prospek Perekonomian Daerah Tahun 2017

    dan Tahun 2018 ............................................................... 171

    3.2 Arah Kebijakan Keuangan Daerah .............................................. 172

    3.2.1 Kebijakan Pendapatan Daerah .......................................... 173

    3.2.2 Kebijakan Belanja Daerah ................................................. 175

    3.2.3 Arah Kebijakan Pembiayaaan Daerah ................................ 177

    BAB IV SASARAN DAN PRIORITAS PEMBANGUNAN DAERAH ........ 179

    4.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan ........................................... 179

    4.1.1 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Nasional ................... 179

    4.1.2 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Propinsi Sumatera Barat

    (RPJMD Propinsi Sumatera Barat 2016-2021) ................... 183

    4.1.3 Tujuan dan Sasaran Pembangunan Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Tahun 2018....................................................... 186

    4.2 Prioritas dan Program Pembangunan Tahun 2018 ..................... 189

    4.2.1 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Nasional Tahun

    2018 ................................................................................. 189

    4.2.2 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Propinsi

    Sumatera Barat (RPJMD Propinsi Sumatera Barat, 2016-

    2021) ................................................................................ 190

    4.2.3 Arah Kebijakan dan Prioritas Pembangunan Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 ................... 197

    BAB V RENCANA KERJA DAN PENDANAAN DAERAH ...................... 202

    5.1 Rencana Program dan Kegiatan Prioritas Daerah Tahun 2018 .... 202

    BAB VI PENUTUP............................................................................. 418

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    v

    DAFTAR TABEL

    Tabel 2.1 Keadaan Geografis dan Administratif Kecamatan Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................... 14 Tabel 2.2 Nama Sungai di Kabupaten Kepulauan Mentawai .......... 19

    Tabel 2.3 Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan, 2016 ............... 26

    Tabel 2.4 Keadaan Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan

    Penduduk Per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan

    Mentawai, 2015 ............................................................... 36

    Tabel 2.5 Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 37

    Tabel 2.6 Keadaan Demografi Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2011-2015 ...................................................................... 39

    Tabel 2.7 Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 40

    Tabel 2.8 Nilai dan Distribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga

    Konstan Tahun 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012-2015 ...................................................................... 42

    Tabel 2.9 Nilai Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 43

    Tabel 2.10 Indikator Pendidikan Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ...................................................................... 50

    Tabel 2.11 Indikator Kesehatan Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2011-2015 ...................................................................... 52

    Tabel 2.12 Penduduk Usia 15 Tahun Ke Atas yang Bekerja

    Menurut Status Pekerjaan Utama (persen), 2012-2015 ... 54

    Tabel 2.13 Keadaan Angkatan Kerja dan Bukan Angkatan Kerja

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2010-2015 .................. 54

    Tabel 2.14 Perkembangan Seni, Budaya, Kepemudaan, dan Olah Raga

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 55

    Tabel 2.15 Perkembangan Angka Partisipasi Sekolah (APS)

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 57

    Tabel 2.16 Ketersediaan Sekolah dan Penduduk Usia Sekolah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 58 Tabel 2.17 Jumlah Guru dengan Kualifikasi Akademik S1/D-IV

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 59

    Tabel 2.18 Jumlah Tenaga Kesehatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ..................................................... 60

    Tabel 2.19 Jumlah Layanan Kesehatan di Kabupaten Kepulauan

    Mentawai, 2011-2015 ..................................................... 61

    Tabel 2.20 Rasio Jumlah Tenaga Medis dan Jumlah Penduduk

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................. 62

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    vi

    Tabel 2.21 Jumlah Bayi yang Diberi Imunisasi Kabupaten Kepulauan

    Mentawai, 2011-2015...................................................... 63

    Tabel 2.22 Kondisi Jalan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015 ............................................................................... 64

    Tabel 2.23 Kondisi Jembatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2011-2015 ...................................................................... 65

    Tabel 2.24 Jumlah Pelabuhan/Dermaga dan Bandara, 2011-2015 ... 66

    Tabel 2.25 Kondisi Indikator Kinerja Perhubungan Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 66

    Tabel 2.26 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Padi Sawah, 2011-2015 .......................................................... 73

    Tabel 2.27 Luas Tanam, Luas Panen dan Produksi Tanaman Keladi,

    2011-2015 ...................................................................... 74 Tabel 2.28 Perkembangan Hasil Komoditi Pertanian Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 75

    Tabel 2.29 Populasi Ternak Sapi, Kerbau, Kambing, Babi

    dan Unggas (ekor), 2011-2015 ......................................... 76

    Tabel 2.30 Jumlah Nelayan dan Produksi Ikan Laut Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 77

    Tabel 2.31 Jumlah Pelanggan Listrik dan Daya Tersambung,

    2011-2015 ...................................................................... 77 Tabel 2.32 Banyaknya dan jenis Objek Wisata di Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 79

    Tabel 2.33 Banyaknya Resort, Wisma, dan Penginapan di Kabupaten

    Kepulauan Mentawai, 2011-2015 .................................... 79

    Tabel 2.34 Angka Konsumsi RT Kabupaten Kepulauan Mentawai

    (juta rupiah), 2011-2015 ................................................. 80

    Tabel 2.35 Angka Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Kepulauan

    Mentawai (juta rupiah), 2011-2015 ................................. 81

    Tabel 2.36 Angka Konsumsi RT Non Pangan Kabupaten Kepulauan

    Mentawai (juta rupiah), 2011-2015 ................................. 82

    Tabel 2.37 Angka Kriminalitas Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2009-2013 ...................................................................... 87

    Tabel 2.38 Jumlah Demonstrasi Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2011-2015 ...................................................................... 88

    Tabel 2.39 Jumlah Lulusan S1/S2/S3 Kabupaten Kepulauan

    Mentawai, 2011-2015...................................................... 89

    Tabel 2.40 Rasio Ketergantungan Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2011-2015 ...................................................................... 91

    Tabel 2.41 Hasil Analisa Gambaran Umum Kondisi Daerah terhadap

    Capaian Kinerja Penyelenggaraan Urusan Pemerintahan

    Kabupaten Kepulauan Mentawai ..................................... 91

    Tabel 3.1 Perkembangan Indikator Makro Ekonomi

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015-2018 ................ 171

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    vii

    Tabel 3.2 Proyeksi/Target Perubahan Pendapatan Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 174

    Tabel 3.3 Proyeksi/Target Perubahan Belanja Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 177

    Tabel 3.4 Proyeksi/Target Perubahan Pembiayaan Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2018 ......................... 178

    Tabel 4.1 Misi, Tujuan dan Sasaran RPJMD Propinsi Sumatera Barat

    2016-2021 .................................................................... 181

    Tabel 4.2 Sasaran Pembangunan Nasional, Propinsi Sumatera Barat

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 ............... 187

    Tabel 4.3 Sasaran Pembangunan Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Tahun 2019 .................................................................. 187

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    viii

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 2.1 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,

    2011-2014 ................................................................... 44

    Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-

    2015 ............................................................................ 45

    Gambar 2.3 Rasio Gini Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015 ...... 46

    Gambar 2.4 Persentase Kemiskinan Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015 ...... 47

    Gambar 2.5 IPM Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2016 ...... 49

    Gambar 3.1 Laju Pertumbuhan Ekonomi Indonesia, Provinsi

    Sumatera Barat dan Kabupaten Kepulauan Mentawai,

    2012-2017 ................................................................. 168

    Gambar 3.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,

    2012-2017 ................................................................. 169

    Gambar 3.3 Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional,

    2012-2017 ................................................................. 170

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    RKPD merupakan salah satu dokumen perencanaan daerah yang

    disusun oleh Pemerintah Daerah setiap tahunnya dan mempunyai

    kedudukan yang strategis dalam penyelenggaraan pemerintahan

    daerah. Hal tersebut dikarenakan antara lain:

    1. Secara substansi, RKPD merupakan penjabaran dari visi, misi, dan

    program Kepala Daerah yang ditetapkan melalui Perda RPJMD ke

    dalam program dan kegiatan tahunan;

    2. RKPD merupakan dokumen yang menjadi acuan operasional

    pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan tahunan bagi

    Perangkat Daerah dalam penyusunan RKA Perangkat Daerah;

    3. RKPD menjadi pedoman bagi Kepala Daerah dan DPRD dalam

    menentukan KUA dan PPAS, yang selanjutnya digunakan sebagai

    acuan dalam penyusunan APBD;

    4. RKPD menjadi salah satu instrumen pengendalian kinerja

    penyelenggaraan Pemerintah Daerah, dalam mengukur pencapaian

    target kinerja RPJMD hingga tahun berkenaan. Sehingga dapat

    menjamin konsistensi tujuan strategis pembangunan jangka

    menengah; dan

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    2

    5. RKPD mensinergikan dan mengintegrasikan program pembangunan

    nasional dan daerah untuk sebesar-besar kepentingan masyarakat

    di daerah.

    Perjalanan pelaksanaan APBD, dokumen RKPD tersebut dapat

    diubah oleh Pemerintah Daerah, ini sesuai dengan amanat

    Permendagri Nomor 86 Tahun 2017 pasal 343 ayat (1) bahwa

    Perubahan RKPD dan Renja Perangkat Daerah dapat dilakukan apabila

    berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaannya dalam tahun berjalan

    menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan

    keadaan, meliputi:

    1. perkembangan yang tidak sesuai dengan asumsi prioritas

    pembangunan daerah, kerangka ekonomi daerah dan keuangan

    daerah, rencana program dan kegiatan RKPD berkenaan; dan/atau

    2. keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun anggaran

    sebelumnya harus digunakan untuk tahun berjalan.

    Dokumen Perubahan RKPD Tahun 2018 ini disusun untuk

    menjamin konsistensi perencanaan pembangunan antara Pemerintah

    Pusat, Propinsi Sumatera Barat dan Pemerintah Daerah serta

    memastikan akselerasi pencapaian target kinerja yang telah ditetapkan

    pada dokumen RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017-

    2022.

    Penyusunan perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Tahun 2018 ini dilakukan dengan berdasarkan hasil monitoring dan

    evaluasi pelaksanaaan RKPD Tahun 2018 sampai dengan triwulan II

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    3

    yang menunjukkan adanya ketidaksesuaian dengan perkembangan

    keadaan. Berdasarkan hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun

    berjalan, menunjukkan perlunya penyesuaian terhadap perkembangan

    keadaan yang meliputi penyesuaian asumsi kerangka ekonomi daerah

    dan kerangka pendanaan, penggunaan Sisa Lebih Perhitungan

    Anggaran (SiLPA) tahun anggaran sebelumnya yang harus digunakan

    untuk tahun berjalan, penambahan kegiatan baru, perubahan

    indikator kinerja, target, lokasi, dan pagu kegiatan. Penyesuaian-

    penyesuaian dimaksud selanjutnya dituangkan dalam Peraturan

    Bupati tentang Perubahan RKPD.

    1.2 Dasar Penyusunan

    Landasan hukum yang dijadikan dasar dalam penyusunan

    Perubahan Rencana Kerja Pembangunan Daerah Kabupaten

    Kepulauan Mentawai Tahun 2017 adalah:

    1 Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang Pembentukan

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagaimana telah diubah

    dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000;

    2 Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

    3 Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan

    Negara;

    4 Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan

    Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

    5 Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem

    Perencanaan Pembangunan Nasional;

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    4

    6 Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan

    Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;

    7 Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan

    Peraturan Perundang-Undangan;

    8 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan

    Daerah sebagaimana telah diubah dua kali terakhir dengan

    Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015;

    9 Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2004 tentang Rencana

    Kerja Pemerintah;

    10 Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan

    Keuangan Daerah;

    11 Peraturan Pemerintah Nomor 39 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan;

    12 Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 2006 tentang Tata Cara

    Penyusunan Rencana Pembangunan Nasional;

    13 Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata

    Cara, Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan

    Rencana Pembangunan Daerah;

    14 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang

    Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah, sebagaimana telah

    diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam

    Negeri Nomor 21 Tahun 2011;

    15 Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 86 Tahun 2017 tentang

    Tata Cara Perencanaan, Pengendalian dan Evaluasi Pembangunan

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    5

    Daerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan Daerah tentang

    Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan Rencana

    Pembangunan Jangka Menengah Daerah serta Tata Cara

    Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah dan

    Rencana Kerja Pemerintah Daerah;

    16 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 2 Tahun

    2012 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan dan Pertanggungjawaban

    Keuangan Daerah;

    17 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 8 Tahun

    2016 tentang Pembentukan dan Susunan Organisasi Perangkat

    Daerah;

    18 Peraturan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 13

    Tahun 2017 tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Tahun Anggaran 2018;

    19 Peraturan Bupati Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 40

    Tahun 2017 tentang Rencana Kerja Pembangunan Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018;

    20 Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 61 Tahun 2017

    tentang Standar Biaya Tahun Anggaran 2018;

    21 Peraturan Bupati Kepulauan Mentawai Nomor 64 Tahun 2017

    tentang Penjabaran Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah

    Tahun Anggaran 2018;

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    6

    1.3 Hubungan Antar Dokumen

    Dalam Sistem Perencanaan Pembangunan Nasional, Rencana

    Kerja Pembangunan Daerah merupakan satu kesatuan yang utuh

    dengan perencanaan pembangunan diatasnya. Hubungan antara

    perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018 dengan

    dokumen perencanaan lainnya adalah sebagai berikut:

    1. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

    merupakan penjabaran RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Tahun 2017–2022.

    2. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018

    mempertimbangkan arah pembangunan kewilayahan daerah yang

    tertuang dalam Peraturan Daerah Provinsi Sumatera Barat Nomor

    12 Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW)

    Provinsi Sumatera Barat Tahun 2012-2032 dan Peraturan Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Nomor 3 Tahun 2015 tentang

    Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Kabupaten Kepulauan

    Mentawai Tahun 2015-2035.

    3. Perubahan RKPD Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2018

    menjadi pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah dalam

    menyempurnakan dokumen Perubahan Rencana Kerja Organisasi

    Perangkat Daerah Tahun 2018.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    7

    1.4 Sistematika Dokumen RKPD

    Dokumen Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018 disusun dengan

    sistematika sebagai berikut:

    BAB I Pendahuluan; memuat latar belakang, dasar hukum

    penyusunan, hubungan antar dokumen, maksud dan tujuan

    serta sistematika dokumen RKPD;

    BAB II Gambaran Umum Kondisi Daerah; Bab ini menjelaskan

    tahapan evaluasi pelaksanaan RKPD sampai dengan triwulan

    II tahun 2018, capaian kinerja penyelenggaraan

    pemerintahan menguraikan tentang kondisi geografi,

    topografi, hidrologi, dan demografi, pencapaian kinerja

    penyelenggaraan pemerintahan, dan permasalahan

    pembangunan daerah di kabupaten. Gambaran Umum

    Kondisi Daerah menjelaskan dan menyajikan gambaran

    umum kondisi daerah yang meliputi aspek geografi dan

    demografi serta indikator kinerja penyelenggaraan

    pemerintah daerah tentang; aspek geografi dan demografi;

    aspek kesejahteraan masyarakat; aspek pelayanan umum;

    aspek daya saing daerah. Evaluasi Pelaksanaan Program dan

    Kegiatan RKPD Tahun 2018 mengemukakan hasil evaluasi

    pelaksanaan program dan kegiatan pembangunan daerah

    hingga akhir triwulan II.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    8

    BAB III Kerangka Ekonomi Daerah dan Keuangan Daerah; Memuat

    penjelasan tentang kondisi ekonomi tahun lalu dan perkiraan

    tahun berjalan, yang antara lain mencakup indikator

    pertumbuhan ekonomi daerah, sumber-sumber pendapatan

    dan kebijakan pemerintah daerah yang diperlukan dalam

    pembangunan perekonomian daerah meliputi pendapatan

    daerah, belanja daerah dan pembiayaan daerah. Bab ini

    berisikan arah kebijakan ekonomi daerah dan arah kebijakan

    keuangan daerah, menguraikan kebijakan pembangunan

    nasional yang diselaraskan dengan kebijakan pembangunan

    daerah, kemampuan pendanaan dan pembiayaan

    pembangunan daerah.

    BAB IV Sasaran dan Prioritas Pembangunan Daerah;

    mengemukakan secara eksplisit perumusan prioritas dan

    sasaran pembangunan daerah berdasarkan hasil analisis

    terhadap hasil evaluasi pelaksanaan RKPD tahun lalu dan

    capaian kinerja yang direncanakan dalam RPJMD,

    identifikasi permasalahan ditingkat daerah dan nasional,

    rancangan kerangka ekonomi daerah beserta kerangka

    pendanaan.

    BAB V Rencana Kerja dan Pendanaan Daerah; Bab ini

    mengemukakan secara eksplisit rencana program dan

    kegiatan prioritas daerah tahun 2018 yang disusun

    berdasarkan evaluasi pembangunan hingga triwulan II.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    9

    BAB VI

    Kinerja Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah; berisi

    Penetapan indikator kinerja penyelenggaraan pemerintahan

    daerah bertujuan untuk memberi panduan dalam

    pencapaian kinerja tahunan yang ditetapkan menjadi

    Indikator Kinerja Utama (IKU) maupun Indikator Kinerja

    Kunci (IKK) pada akhir tahun perencanaan.

    BAB VII

    Penutup; Bab ini menegaskan bahwa Perubahan RKPD

    adalah pedoman bagi Organisasi Perangkat Daerah (OPD)

    dalam menjabarkan perubahan rencana kerja melalui

    program/kegiatan yang akan dilaksanakan tahun 2018.

    1.5 Maksud dan Tujuan

    1.5.1 Maksud

    Perubahan Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Kabupaten

    Kepulauan Mentawai Tahun 2018 disusun dengan maksud untuk:

    1. Menjadi pedoman dalam menyusun Rancangan Anggaran

    Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) yang didahului dengan

    penyusunan Kebijakan Umum APBD (KUA), serta penentuan

    Prioritas dan Pagu Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2018.

    1.5.2 Tujuan

    Adapun tujuan dari penyusunan Perubahan Rencana Kerja

    Pembangunan Daerah Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2018

    antara lain:

    1. Mewujudkan pencapaian sasaran pembangunan yang tertuang

    dalam RPJMD Kabupaten Kepulauan Mentawai Tahun 2017-2022.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    PENDAHULUAN

    10

    2. Menciptakan integrasi, sinkronisasi, dan sinergi baik antar daerah,

    ruang, waktu, fungsi pemerintah pusat, provinsi dan daerah.

    3. Menyelaraskan keterkaitan dan konsistensi antara perencanaan,

    penganggaran, pelaksanaan dan pengawasan.

    4. Mengoptimalkan penggunaan sumber daya pembangunan secara

    efisien, efektif, berkeadilan dan berkelanjutan.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    11

    BAB II

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    Kabupaten Kepulauan Mentawai adalah salah satu kabupaten

    yang terletak di Provinsi Sumatera Barat terbentuk berdasarkan

    Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 dan telah diubah dengan

    Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000. Menurut Undang-Undang

    Nomor 1 Tahun 2014 tentang Pengelolaan Wilayah Pesisir dan Pulau-

    Pulau Kecil, Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan kawasan

    yang mayoritas wilayahnya terdiri dari pulau-pulau kecil, sebanyak 98

    pulau yang tercatat sebagai bagian dari wilayah administrasi, ada 1

    pulau besar di Mentawai (Pulau Siberut) dan 97 pulau lainnya

    merupakan pulau kecil.

    Jika dilihat dari ciri khas dan letak geografisnya yang berupa

    kepulauan maka potensi perikanan, pertanian dan pariwisata

    merupakan sektor yang menjadi andalan dan dapat memberikan

    kontribusi yang signifikan dalam pertumbuhan ekonomi daerah jika

    pengembangannya dapat dioptimalkan.

    Kehidupan sehari-hari masyarakat Mentawai sangat tergantung

    pada alam, hal ini dapat dilihat dari sektor pertanian sebagai penopang

    ekonomi masyarakat yang masih bergantung pada ketersediaan oleh

    alam, bukan pada pengolahan raw material untuk memperoleh nilai

    tambah (value added) tentunya pada peningkatan pendapatan bagi

    masyarakat. Sektor pertanian dan perikanan yang mendominasi

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    12

    perekonomiam masyarakat Mentawai masih bersifat subsisten dan

    kurang berdampak pada peningaktan ekonomi masyarakat, sehingga

    ini menjadi pekerjaan penting bagi pemerintah daerah dalam

    merangsang masyarakat agar menggunakan teknologi tepat guna

    dalam memberikan nilai tambah terhadap setiap komoditas yang

    dihasilkan.

    Masyarakat Mentawai dalam keadaan asalnya hidup dalam

    kesatuan sosial ekonomi yang sederhana, berdasarkan persamaan

    derajat, tidak ada kelompok pemimpin maupun budak. Tanah cukup

    subur dan kaya, makanan pokok tinggal mengambil saja dari hutan.

    Masyarakat Mentawai hidup mengelompok pada pemukiman yang

    disebut uma, yaitu istilah untuk kelompok pemukim dan tempat

    pemukiman itu sendiri. Uma biasanya berupa sebuah rumah

    tradisional yang besar dan bisa dihuni oleh beberapa keluarga batih

    menurut garis keturunan ayah.

    2.1. Aspek Geografis dan Demografis

    2.1.1. Aspek Geografis

    Kabupaten Kepulauan Mentawai merupakan satu-satunya

    kabupaten yang wilayah administrasinya terpisah oleh laut dengan

    Provinsi Sumatera Barat. Kabupaten Kepulauan Mentawai sejak

    dikeluarkannya Undang-Undang Nomor 49 Tahun 1999 tentang

    Pembentukan Kabupaten Kepulauan Mentawai, sebagaimana telah

    diubah dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2000 terpisah dari

    Kabupaten Padang Pariaman. Secara geografis Kabupaten Kepulauan

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    13

    Mentawai terletak pada posisi 0055’00’’–3021’00’’ Lintang Selatan dan

    98035’00’’ – 100032’00’’ Bujur Timur dengan luas wilayah sebesar

    6.011,35 km2 dan garis pantai sepanjang 1.402,66 km. Wilayah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai secara geografis berbatasan dengan:

    - sebelah Utara adalah Selat Siberut;

    - sebelah Selatan berbatasan dengan Samudera Hindia;

    - sebelah Timur berbatasan dengan Selat Mentawai;

    - vsebelah Barat berbatasan dengan Samudera Hindia.

    Keadaan geografis Kabupaten Kepulauan Mentawai bervariasi

    antara dataran, sungai dan berbukit-bukit, dengan rata-rata ketinggian

    daerah seluruh ibukota kecamatan 2 meter dari permukaan laut (dpl).

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    14

    Kabupaten Kepulauan Mentawai beribukota di Tuapejat yang terletak

    di Kecamatan Sipora Utara dengan jarak tempuh ke Kota Padang

    sepanjang 95,1 mil.

    Secara geografis dan administratif Kabupaten Kepulauan

    Mentawai terdiri atas 10 kecamatan, 43 desa dan 341 dusun.

    Kesepuluh kecamatan tersebut adalah sebagai berikut:

    Tabel 2.1

    Keadaan Geografis dan Administratif Kecamatan

    Kabupaten Kepulauan Mentawai

    No Kecamatan Ibukota

    Luas

    Wilayah

    (km2)

    Lintang

    Selatan

    Bujur

    Timur

    1 Pagai Selatan Bulasat 901,08 2049’04”-3021’00” 100007’01”-100032’00”

    2 Sikakap Taikako 278,45 2037’12”-3055’04” 100000’00”-100016’12”

    3 Pagai Utara Saumanganya 342,02 2030’00”-2051’36” 99057’00”-100009’36”

    4 Sipora Selatan Sioban 268,47 2006’00”-2024’36” 99036’00”-99052’12”

    5 Sipora Utara Sido Makmur 383,08 1057’00”-2018’00” 98030’00”-99042’00”

    6 Siberut Selatan Muara Siberut 508,33 1019’48”-1042’00” 98048’00”-99018’00”

    7 Siberut Barat Daya Pei-Pei 649,08 1027’36”-1057’00” 98045’00”-99019’48”

    8 Siberut Tengah Saibi Samukop 739,87 1015’00”-1033’00” 98054’00”-99012’00”

    9 Siberut Utara Muara Sikabaluan 816,11 0054’00”-1027’00” 98040’48”-99006’00”

    10 Siberut Barat Betaet 1.124,86 0055’00”-1034’12” 98035’00”-98059’24”

    Sumber: Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016

    Akses transportasi antara ibukota kabupaten Tuapejat dengan

    Padang dapat ditempuh melalui jalur laut ataupun melalui transportasi

    udara. Untuk transportasi laut, akses kapal ASDP dari Padang-

    Tuapejat telah melayani 2 kali seminggu (Senin dan Jumat), untuk

    kapal cepat (Mentawai Fast) melayani 4 kali seminggu (Minggu, Senin,

    Rabu, dan Jumat), sedangkan untuk transportasi antar pulau di

    Kepulauan Mentawai dilayari oleh kapal antar pulau yang rute

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    15

    pelayarannya sudah terjadwal. Untuk akses transportasi udara

    Padang-Mentawai sudah dilayani oleh pesawat berkapasitas 10-15

    orang dengan rute penerbangan yang sudah terjadwal.

    a. Topografi

    Secara umum keadaan topografi Kabupaten Kepulauan Mentawai

    adalah berbukit terutama di bagian barat dan agak landai sampai

    datar di bagian timur. Bukit-bukit tersebut mempunyai kemiringan

    sekitar 25-80 derajat. Bukit yang curam ini mengakibatkan

    terbentuknya air terjun yang jumlahnya relatif banyak, contohnya di

    Pulau Siberut ada beberapa air terjun dengan bukit yang curam

    dengan hampir tanpa transisi dari teras sungai.

    Berdasarkan bentangan stratigrafi dan topografinya, maka wilayah

    Kabupaten Kepulauan Mentawai cukup sesuai untuk areal lahan

    pertanian, dan permukiman. Diperkirakan potensi lahan seluas 86.202

    ha di empat pulau cocok untuk pengembangan komoditi pisang,

    melinjo, mangga, kelapa, karet, cengkeh, lada, kopi robusta, tebu,

    nenas, pala, dan sagu serta untuk pengembalaan ternak dan lahan

    pekarangan.

    Kondisi geografis dan alam Kabupaten Kepulauan Mentawai saat

    ini sebagian besar adalah penunjukan kawasan hutan. Total

    penunjukan kawasan hutan (terdiri dari hutan lebat, hutan sejenis,

    semak belukar) memiliki persentase terbesar yaitu mencapai 85,10

    persen dari luas wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai atau sebesar

    600,836 hektar dan sebagian berpotensi sebagai lahan tidur, meliputi

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    16

    456.301 hektar berupa hutan lebat (75,94 persen), 12.348 hektar

    berupa hutan sejenis (2,06 persen), dan selebihnya sebesar 42.689

    hektar berupa semak belukar (7,1 persen). Sementara itu, komposisi

    luas lahan yang dimanfaatkan untuk budidaya sektor pertanian adalah

    sebesar 86.202 hektar atau 14,35 persen dari total luas wilayah,

    meliputi 740 hektar luas lahan untuk sawah (0,12 persen), 131 hektar

    luas lahan untuk tegalan (0,02 persen), 68.419 hektar luas lahan

    untuk kebun campuran (11,40 persen), dan 16.912 hektar luas lahan

    untuk perkebunan (2,81 persen).

    Secara geologis pulau-pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    merupakan pulau sedimentasi yang berusia relatif muda dan telah

    terpisah dari daratan Sumatera sejak sekitar 500.000 tahun yang lalu.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    17

    Dilihat dari data-data bathimetri pulau-pulau di Kabupaten

    Kepulauan Mentawai dipisahkan dari Pulau Sumatera oleh Laut

    Mentawai dengan kedalaman mencapai 1.500 meter.

    Sesuai dengan umurnya, Pulau Siberut misalnya tersusun dari

    sedimen muda yang non resisten dan mudah tererosi. Sebagai

    akibatnya terbentuklah landscape yang terdisseksi dengan banyak

    sungai, perbukitan dan rawa-rawa. Bukit-bukit yang terbentuk relatif

    curam tanpa daerah transisi.

    b. Hidrologi

    Kabupaten Kepulauan Mentawai memiliki 18 sungai besar yang

    tersebar di keempat pulau. Pulau Siberut misalnya mengalir Sungai

    Saibi dan Sungai Sikabaluan sementara di Pagai Selatan terdapat

    Sungai Makalo. Curah hujan yang tinggi menjamin ketersediaan air

    yang cukup sepanjang tahun.

    Seperti dikemukakan bahwa sungai-sungai ini membawa padatan

    terlarut akibat erosi karena tanah yang nonresisten serta adanya

    kerusakan hutan di bagian hulu. Pulau Siberut merupakan salah satu

    pulau di Kabupaten Kepulauan Mentawai yang memiliki litologi yang

    didominasi oleh sifat lempungan dan pola sesar yang berkembang

    secara intensif. Keadaan ini akan mempengaruhi ketersediaan air

    tanah maupun air permukaan. Air tanah yang ada dapat mengalami

    pengkayaan oleh unsur seperti fe (besi).

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    18

    Sesar-sesar yang ada memungkinkan terjadinya sejumlah mata

    air yang berasal dari aliran air tanah dangkal. Keberadaan air tanah ini

    sangat dipengaruhi oleh luasnya daerah tangkapan air dan tutupan

    lahan. Berikut ini daftar nama-nama sungai yang terdapat di

    Kabupaten Kepulauan Mentawai.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    19

    Tabel 2.2

    Nama Sungai di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    No Nama Sungai Daerah Yang

    Dilalui Panjang (Km)

    1 Sungai Talopulai Pagai Selatan 12

    2 Sungai Makalo Pagai Selatan 5

    3 Sungai Silabu Pagai Utara 8

    4 Sungai Saumanganya Pagai Utara 10

    5 Sungai Taikako Sikakap 15

    6 Sungai Matobe Sikakap 16

    7 Sungai Saureinuk Sipora Selatan 25

    8 Sungai Pogari Sipora Utara 12

    9 Sungai Berimanua Sipora Utara 10

    10 Sungai Betumonga Sipora Utara 15

    11 Sungai Sagulubbek Siberut Barat Daya 19

    12 Sungai Taileleu Siberut Barat Daya 16

    13 Sungai Saibi Siberut Tengah 12

    14 Sungai Siberut Siberut Selatan 20

    15 Sungai Sikabaluan Siberut Utara 38

    16 Sungai Simalegi Siberut Barat 40

    17 Sungai Simatalu Siberut Barat 25

    18 Sungai Berisigep Siberut Barat 35

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016

    c. Geologi dan Geomorfologi

    Struktur geologi Kepulauan Mentawai dibagi menjadi dua gugus

    kepulauan, yaitu gugus geologi Pulau Siberut dan gugus geologi Pulau

    Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan. Ciri geomorfologi

    Pulau Siberut berupa kelurusan punggungan perbukitan yang bersifat

    menerus dengan bentuk lembah di antaranya. Lereng-lereng bukit

    umumnya terjal dengan lembah yang sempit dan memanjang. Ekspresi

    geomorfologi secara keseluruhan mencerminkan perselingan batuan

    kasar dan halus yang kompak dengan intensitas pelapukan yang

    cukup tinggi.

    Satuan batuan di Pulau Siberut terdiri dari batuan lempung,

    lanau, tufa. Satuan batuan ini dapat dianalogikan dengan formasi

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    20

    Saibi yang tersusun dengan tufa, batu pasir tufaan, batu lempung,

    batu lempung tufaan, napal dan batu pasir gampingan. Umur formasi

    ini diperkirakan Miosen Akhir hingga Pliosen Awal.

    Struktur geologi Pulau Siberut bagian Timur berkembang struktur

    yang berarah Tenggara-Barat Laut dan Timur Laut-Barat Daya.

    Struktur yang berarah Tenggara-Barat Laut merupakan struktur

    utama dan sejajar dengan struktur umum Pulau Sumatera yang

    umumnya berupa sesar anjak (thrust fault), sedangkan arah Timur

    Laut-Barat Daya adalah sesar normal geser menganan (normal slip

    fault). Pola struktur di bagian tengah pulau lebih intensif, berupa sesar

    yang berarah Tenggara-Barat Laut dan Barat-Timur.

    Pulau Sipora, Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan

    merupakan tiga pulau besar pada gugusan Kepulauan Mentawai yang

    terbentuk puluhan juta tahun yang lalu sebagai hasil pengangkutan

    akibat tumpukan lempeng Samudera Hindia dengan Daratan Sunda

    dan telah membagi geologi pulau-pulau ini ke dalam delapan tatanan

    stratigrafi/litologi yang menjadi batuan induk bagi pembentukan tanah

    di daerah ini, diantaranya bongkahan batuan ultramafik/ultrabasah,

    bancuh rancuh tak terparakkan. Daerah Sipora, Pagai Utara, Pagai

    Selatan dan pulau-pulau kecil lainnya tersusun oleh batuan sedimen

    dan batuan bancuh.

    Batuan tertua yang termasuk komplek bancuh terdiri dari

    bongkah aneka bahan dengan pelbagai ukuran dan masa dasar pasir

    sangat halus sampai lempung, berumur diduga oligosen–miosen

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    21

    bawah. Sementara itu, di atas batuan bancuh ini terendapkan batuan

    sedimen formasi Tolopulai yang berupa perselingan batu pasir, batu

    pasir tufaan, batu lanau, batu lempung dan batu pasir bermika dengan

    sisipan konglomerat dan batu pasir gampingan, berumur diduga

    Miosen Bawah.

    Selaras di atas formasi Tolopulai diendapkan formasi Maonai yang

    berupa perselingan batu pasir tufaan, batu lanau tufaan dan batu

    pasir gampingan, berumur Miosen Tengah-Miosen akhir. Menjemari

    dengan formasi Maonai adalah formasi Batumonga yang berupa

    perselingan napal, batu pasir gampingan, batu gamping pasiran, batu

    lempung dan batu lempung tufaan, berumur miosen tengah-pliosen

    akhir. Formasi batu Monga, diendapkan secara tidak selaras formasi

    Simatobat yang berupa batu gamping terumbu, kalsirudit, kalkarenit

    dan konglomerat, berumur Plistosen. Satuan termuda adalah batu

    gamping koral dan alluvium yang berumur Holosen.

    Struktur geologi yang berkembang di Pulau Sipora, Pulau Pagai

    Utara dan Pulau Pagai Selatan berupa lipatan, sesar dan kekar. Sesar

    naik umumnya berarah barat laut-tenggara, hampir sejajar dengan

    sumbu panjang pulau, sedangkan sesar mendatar berarah Timur Laut-

    Barat Daya. Kegiatan tektonik di Kepulauan Mentawai ini mungkin

    diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-Australia dengan Eurasia.

    d. Hidrooseanografi

    Tingkat kedalaman perairan di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    mencapai 5.400 meter yang berada di sebelah barat kepulauan

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    22

    (Samudera Hindia) dan maksimun 1.300 meter di perairan antara

    Kepulauan Mentawai dan Pulau Sumatera.

    Pola arus laut yang berkembang pada perairan di Kabupaten

    Kepulauan Mentawai merupakan satu sistem arus untuk satu gugus

    Kepulauan Mentawai. Pada kawasan perairan yang terletak di

    Samudera Hindia, pola arus laut lebih dipengaruhi oleh arus pasang

    surut dan arus musim. Arus ini dipengaruhi oleh gaya pembangkit

    angin yang bersifat mempercepat atau memperlambat arus. Banyaknya

    selat, baik selat besar yang berada diantara Pulau Siberut, Pulau

    Sipora, dan Pulau Pagai maupun selat kecil diantara pulau-pulau kecil

    berpotensi menyumbangkan kecepatan arus yang besar. Hal ini

    disebabkan oleh menyempitnya penampang aliran dari pergerakan

    arus yang akan menimbulkan akumulasi kecepatan (jet stream).

    Pola pasang yang terjadi di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    adalah tipe diural, yaitu dalam satu hari terjadi dua kali pasang naik

    dan pasang surut. Pada analisa pasang surut satu siklus dalam 30

    hari didapatkan elevasi muka air pada pasang purnama ialah sebesar

    0,62 meter dan pada pasang surut purnama didapat -0,43 meter.

    a. Penggunaan Lahan

    Penggunaan lahan di Kepulauan Mentawai dibagi menjadi dua

    pengembangan kawasan, yaitu kawasan lindung dan kawasan

    budidaya. Kawasan lindung di Kepulauan Mentawai terdiri atas:

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    23

    1) Kawasan hutan lindung.

    Kawasan hutan lindung terdiri atas kawasan hutan lindung darat

    dan kawasan hutan lindung manggrove dengan luas 13.533,86 ha.

    2) Kawasan yang memberikan perlindungan terhadap kawasan

    bawahannya antara lain adalah kawasan resapan air. Kawasan ini

    tersebar di setiap kecamatan di Kepulauan Mentawai.

    3) Kawasan perlindungan setempat.

    Kawasan ini meliputi kawasan sempadan pantai, kawasan

    sempadan sungai, kawasan sekitar mata air, kawasan sekitar

    danau, kawasan hutan mangrove dengan ketentuan daratan

    sepanjang tepian dengan jarak minimal 100 meter dari titik ke arah

    daratan, sedangkan kawasan hutan mangrove dengan luas 13.353

    ha.

    4) Kawasan suaka alam, pelestarian alam dan cagar budaya.

    Kawasan ini terdiri atas kawasan suaka alam, kawasan suaka alam

    perairan, kawasan taman nasional, kawasan taman wisata alam

    laut, kawasan cagar budaya dan ilmu pengetahuan.

    Kawasan suaka terdiri atas kawasan suaka alam dengan luas

    6.019,99 ha. Kawasan suaka alam perairan terdiri atas kawasan

    suaka alam perairan dengan luas 160 ha. Kawasan Taman Nasional

    yaitu Taman Nasional Siberut seluas 190.500 hektar. Kawasan

    wisata alam laut yaitu Taman Wisata Laut Teluk Sarabua Saibi

    terdapat di Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah seluas

    21.200 hektar. Kawasan Cagar Budaya dan Ilmu Pengetahuan yaitu

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    24

    kawasan komunitas adat/budaya Mentawai terdapat di Dusun

    Terekan Hulu Desa Malancan Kecamatan Siberut Utara, Dusun

    Sirisurak Desa Saibi Samukop Kecamatan Siberut Tengah, Desa

    Madobag, Dusun Ongah dan Kinikdog Desa Matotonan Kecamatan

    Siberut Selatan, Dusun Bolotok dan Boboakenen Desa Taileleu

    Kecamatan Siberut Barat Daya, dan benteng Peninggalan Jepang di

    Sioban Kecamatan Sipora Selatan.

    5) Kawasan rawan bencana alam.

    Kawasan rawan bencana alam terdiri atas kawasan rawan tanah

    longsor di wilayah perbukitan Pulau Siberut, Pulau Pagai Utara dan

    Pulau Pagai Selatan. Kawasan rawan gelombang pasang tersebar di

    wilayah pesisir seluruh wilayah daerah. Kawasan rawan gempa dan

    tsunami tersebar di wilayah pesisir seluruh wilayah daerah.

    Kawasan rawan banjir tersebar di sekitar aliran dan muara Sungai

    Talopulai dan Sungai Makalo di Kecamatan Pagai Selatan, Sungai

    Silabu dan Sungai Saumanganya di Kecamatan Pagai Utara, Sungai

    Taikako dan Sungai Matobe di Kecamatan Sikakap, Sungai

    Saureinu di Kecamatan Sipora Selatan, Sungai Pogari, Sungai

    Berimanua dan Sungai Betumonga di Kecamatan Sipora Utara,

    Sungai Sagulubbek dan Sungai Taileleu di Kecamatan Siberut

    Barat Daya, Sungai Saibi di Kecamatan Siberut Tengah, Sungai

    Siberut di Kecamatan Siberut Selatan, Sungai Sikabaluan, Sungai

    Monganpoula, Sungai Sotboyak, Sungai Bojakan, Sungai Sirilanggai

    di Kecamatan Siberut Utara, Sungai Simalegi, Sungai Simatalu,

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    25

    Sungai Beresigep, dan Sungai Policoman di Kecamatan Siberut

    Barat.

    Kawasan rawan abrasi terdapat di Pantai Muara Sikabaluan

    (Kecamatan Siberut Utara), Pantai Muara Siberut (Kecamatan

    Siberut Selatan), Pantai Mapaddegat dan Pantai Tuapejat

    (Kecamatan Sipora Utara), Pantai Sioban, Pantai Beriulou, Pantai

    Desa Bosua, Pantai Bandara Rokot Matobe (Kecamatan Sipora

    Selatan), dan di Pantai Sikakap (Kecamatan Sikakap).

    6) Kawasan lindung geologi.

    Kawasan lindung geologi yang merupakan kawasan rawan bencana

    alam geologi terdiri atas kawasan rawan gempa bumi terdapat di

    terdapat di wilayah pesisir seluruh wilayah daerah. Kawasan rawan

    tsunami terdapat di seluruh wilayah pesisir seluruh wilayah

    daerah.

    7) Kawasan konservasi perairan.

    Kawasan konservasi perairan di Kepulauan Mentawai terdapat pada

    Kawasan Konservasi Perairan Selat Bunga Laut dengan luas total

    123.746,94 hektar.

    8) Kawasan lindung lainnya.

    Kawasan lindung lainnya terdiri atas kawasan terumbu karang di

    Pulau Siberut seluas kurang lebih 5.410,7 hektar, kawasan

    terumbu karang di Pulau Sipora seluas kurang lebih 5.988 hektar,

    kawasan terumbu karang di Pulau Pagai Utara seluas kurang lebih

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    26

    733 hektar dan kawasan terumbu karang di Pulau Pagai Selatan

    seluas kurang lebih 1.099 hektar.

    Kawasan budidaya di Kepulauan Mentawai terdiri atas kawasan

    peruntukan hutan produksi dengan luas 246.011,41 ha, kawasan

    peruntukan pertanian dengan luas 119.492,20 ha. Kawasan

    peruntukan perikanan, kawasan peruntukan industri, kawasan

    peruntukan pertambangan, kawasan peruntukan pariwisata, kawasan

    peruntukan permukiman, kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan

    yang diperuntukkan bagi bandar udara (bandara), pertahanan dan

    keamanan.

    Total keseluruhan lahan di Kepulauan Mentawai seluas 601.135

    ha, yang terdiri atas 3.096 ha areal permukiman, 740 ha areal

    persawahan, 131 ha areal tegalan, 68.506 ha areal perkebunan

    campuran, 17.124 ha perkebunan, 456.301 ha kawasan hutan, 42.689

    ha areal semak belukar, 200 ha areal kolam, 11.248 ha areal hutan

    sejenis. Secara rinci diuraikan melalui tabel berikut:

    Tabel 2.3

    Penggunaan Lahan Menurut Kecamatan, 2016

    Luas Lahan (ha)/Areal

    Kecamatan

    Pagai

    Selatan Sikakap

    Pagai

    Utara

    Sipora

    Selatan

    Sipora

    Utara

    Siberut

    Selatan

    Siberut

    Barat Daya

    Siberut

    Tengah

    Siberut

    Utara

    Siberut

    Barat

    Permukiman 304 453 171 478 424 326 240 142 414 144

    Sawah 8 193 14 39 126 190 6 14 121 29

    Tegalan 0 0 0 0 49 47 0 19 16 0

    Kebun

    Campuran 6.454 3.781 2.232 7.585 6.608 3.294 5.300 7.416 15.600 10.236

    Perkebunan 2.316 1.097 2.475 822 4.437 144 1.936 1.000 753 2.144

    Hutan 68.584 17.298 27.258 16.055 19.168 41.323 48.940 61.830 58.623 97.222

    Semak Belukar

    8.202 3.751 864 1.420 5.352 5.165 7.294 2.466 5.464 2.711

    Kolam 0 0 0 0 0 0 200 0 0 0

    Hutan Sejenis

    Lainnya

    4.240 1.272 1.118 448 2.144 344 992 0 620 0

    Total 90.108 27.845 34.202 26.847 38.308 50.833 64.908 72.887 81.611 112.486

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    27

    b. Potensi Pengembangan Wilayah

    Pengembangan wilayah (regional development) adalah upaya untuk

    memacu perkembangan sosial ekonomi, mengurangi kesenjangan

    wilayah dan menjaga kelestarian lingkungan hidup.

    Arah pemanfaatan ruang wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai

    adalah pengembangan wilayah untuk mewujudkan struktur ruang dan

    pola ruang wilayah Kepulauan Mentawai sesuai dengan RTRW melalui

    penyusunan dan pelaksanaan program penataan/pengembangan

    wilayah daerah.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    28

    Pemanfaatan ruang wilayah di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    telah diatur dalam Peraturan Daerah Nomor 3 Tahun 2015 tentang

    Rancana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Kepulauan Mentawai 2015-

    2035, potensi pengembangan wilayah antara lain:

    1) Penetapan pusat–pusat kegiatan untuk mendukung pelayanan

    sosial ekonomi dalam pengembangan wilayah;

    2) Peningkatan aksesibilitas dalam rangka menunjang pengembangan

    wilayah dan pengembangan jalur mitigasi bencana di wilayah

    daerah;

    3) Peningkatan pelayanan prasarana energi listrik, telekomunikasi,

    sumber daya air dan prasarana lingkungan, untuk seluruh

    kecamatan di daerah dan lokasi permukiman baru;

    4) Percepatan pertumbuhan ekonomi daerah pasca bencana;

    5) Pemantapan fungsi kawasan lindung yang terletak dalam daerah,

    terutama berkenaan dengan hutan lindung, resapan air, dan

    kawasan pesisir (sempadan pantai, kawasan hutan bakau, daerah

    perlindungan laut);

    6) Pengelolaan kawasan rawan bencana alam;

    7) Pemanfaatan kawasan pelestarian alam (taman nasional, suaka

    alam, taman wisata alam laut) sebagai kawasan yang ikut

    mendukung kegiatan sosial ekonomi masyarakat;

    8) Peningkatan fungsi kawasan untuk kepentingan pertahanan dan

    keamanan negara;

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    29

    9) Pengembangan dan pengelolaan pulau-pulau kecil dan terluar di

    wilayah daerah.

    Kabupaten Kepulauan Mentawai dengan luas 601.134,96 ha

    terdiri atas kawasan hutan lindung seluas ± 491.935,29 ha sekitar 82

    persen dari luas wilayah, sedangkan 109,199,71 ha atau sekitar 18

    persen adalah kawasan Area Penggunaan Lain (APL), potensi

    pengembangan wilayah Kepulauan Mentawai dapat dikembangkan

    melalui pengembangan kawasan budidaya yang telah ditetapkan

    antara lain.

    1) Kawasan peruntukan hutan produksi.

    Kawasan peruntukan hutan produksi terdiri atas kawasan hutan

    produksi tetap yang merupakan hutan yang dapat dieksploitasi

    dengan perlakuan cara tebang pilih maupun cara tebang habis.

    Kawasan ini terdapat di seluruh kecamatan, dengan luasan

    246.011,41 hektar. Kawasan hutan produksi yang dapat dikonversi

    merupakan kawasan hutan yang dapat dicadangkan atau

    diperuntukan bagi kegiatan-kegiatan diluar sektor kehutanan

    seperti perkebunan, pertanian, permukiman, industri. Kawasan ini

    terdapat di Kecamatan Sipora Utara, Kecamatan Siberut Barat,

    Kecamatan Siberut Barat Daya, Kecamatan Siberut Tengah,

    Kecamatan Siberut Utara, Kecamatan Siberut Selatan dengan

    luasan kurang lebih 54.856,28 hektar.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    30

    2) Kawasan peruntukan pertanian.

    Kawasan peruntukan pertanian terdiri atas kawasan peruntukan

    pertanian tanaman pangan dengan komoditas padi sawah dan

    komoditas tanaman pangan lainnya dengan total luas adalah

    24.934,03 ha. Kawasan peruntukan pertanian hortikultura dengan

    komoditi sayuran dan buah-buahan dengan total luas adalah

    3.740,17 ha. Kawasan peruntukan perkebunan dengan luas lahan

    adalah 90.818 ha dengan komoditas perkebunan skala kecil atau

    perkebunan rakyat khas Mentawai yaitu coklat, karet, cengkeh,

    pala, kelapa, nilam, manau. Kawasan perkebunan rakyat tidak

    merusak alam dan lingkungan sekitar hutan. Kawasan peruntukan

    peternakan terdapat di seluruh wilayah daerah dengan

    memanfaatkan areal pertanian dan perkebunan.

    3) Kawasan peruntukan perikanan.

    Kawasan peruntukan perikanan terdiri atas kawasan peruntukan

    perikanan tangkap di seluruh perairan wilayah daerah dengan

    pusat perikanan tangkap di Kecamatan Siberut Utara, Tuapejat,

    Pagai Utara dan Sikakap. Kawasan peruntukan budidaya perikanan

    terdiri dari Budidaya perikanan laut meliputi: Muara Sigep,

    Malancan, Sirilogui, Saibi Samukop, Saliguma, Malilimok, Katurei

    (Pulau Siberut), Teraet, Teluk Beriulou, Teluk Pukarajat, Tuapejat

    (Pulau Sipora), Sikakap dan Betumonga (Pulau Pagai Utara), Pulau

    Tanopo, Makalo dan Sinaka (Pulau Pagai Selatan). Budidaya

    perikanan darat meliputi: Bosua, Saureinu, Nemnemleleu, (Sipora

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    31

    Selatan), Malancan, Sirilogui, Bojakan, Sotboyak, Muara

    Sikabaluan, Monganpoula (Siberut Utara), Muara Siberut,

    Salappak, Maileppet, Muntei, Madobag, Matotonan (Siberut

    Selatan), Saibi Samukop, Cimpungan (Siberut Tengah),

    Saumanganya, Betumonga, Silabu (Pagai Utara), Matobe, Taikako

    (Sikakap), Desa Malakopa dan Desa Bulasat (Pagai Selatan).

    Kawasan Minapolitan adalah Sikakap dan Muara Siberut (Siberut

    Selatan). Kawasan pengolahan hasil perikanan memiliki prasarana

    pendukung, meliputi bagian wilayah Tuapejat di Kecamatan Sipora

    Utara dan bagian wilayah Muara Siberut di Kecamatan Siberut

    Selatan, Muara Sikabaluan di Kecamatan Siberut Utara, Sikakap.

    Prasarana pendukung kawasan pengolahan hasil perikanan terdiri

    atas rencana pengembangan Pusat Pendaratan Ikan (PPI) di

    Tuapejat dan Sikakap, rencana pengembangan Tempat Pelelangan

    Ikan (TPI) di Tuapejat, Sikakap, Muara Siberut dan Muara

    Sikabaluan, dan rencana pengembangan Balai Benih Ikan (BBI) di

    Sikakap.

    4) Kawasan peruntukan industri.

    Kawasan peruntukan industri terdiri atas kawasan peruntukan

    industri sedang dan kawasan peruntukan industri rumah tangga

    yang dapat dikembangkan di setiap kecamatan dengan

    memperhatikan dokumen Kajian Lingkungan Hidup Strategis

    (KLHS).

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    32

    5) Kawasan peruntukkan pertambangan.

    Kawasan peruntukkan pertambangan diperuntukkan untuk

    wilayah pertambangan terdapat di Pulau Siberut, Pulau Sipora,

    Pulau Pagai Utara dan Pulau Pagai Selatan yang memiliki potensi

    bahan tambang jenis bebatuan (galian C).

    6) Kawasan peruntukan pariwisata.

    Kawasan peruntukan pariwisata terdiri atas kawasan peruntukan

    pariwisata budaya dan sejarah terdapat di Pulau Siberut yang

    meliputi kawasan Madobag dan Matotonan (Siberut Selatan),

    Simalegi dan Simatalu (Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara),

    Sagulubbek (Siberut Barat Daya), benteng peninggalan Jepang di

    Sioban (Sipora Selatan). Kawasan peruntukan pariwisata alam

    terdapat di pulau Siberut yang meliputi kawasan Sigapokna,

    Simalegi dan Simatalu (Siberut Barat), Bojakan (Siberut Utara),

    Sibudda Oinan (Siberut Tengah), Matotonan dan Madobag (Siberut

    Selatan), Katurei dan Sagulubbek (Siberut Barat Daya). Kawasan

    peruntukan pariwisata bahari terdapat di Silabu (Pagai Utara),

    Sikakap, Malakopa dan Sinakak (Pagai Selatan), Katiet, Bosua,

    Gobi dan Pulau Siruamata (Sipora Selatan), Mapaddegat, Teluk

    Pukarajat, Taraet dan Matuptuman (Sipora Utara), Teluk Katurei

    dan Taileleu (Siberut Barat Daya), Saibi Samukop dan Saliguma

    (Siberut Tengah), Sirilogui (Siberut Utara), dan Pulau-pulau kecil

    lainnya. Kawasan peruntukan ekonomi khusus pariwisata terdapat

    di Mapaddegat seluas 300 ha, Katiet, Gobi dan Bosua 100 ha, Teluk

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    33

    Katurei 300 ha, Taraet 50 ha, Matutuman Buggei Siata 50 ha.

    Kawasan peruntukan konservasi budaya terdapat di Desa Madobag

    Kecamatan Siberut Selatan dan Sakudei Kecamatan Siberut Barat

    Daya, Simatalu Kecamatan Siberut Barat.

    7) Kawasan peruntukan permukiman.

    Kawasan peruntukan permukiman terdiri atas kawasan

    peruntukan permukiman perkotaan yaitu Muara Siberut (PKW),

    Tuapejat (PKL), Sikakap (PKLp), Muara Sikabaluan, Saibi Samukop,

    Pasakiat Taileleu, Saumanganyak, Bulasat, Sido Makmur dan

    Sioban. Kawasan peruntukan perdesaan yaitu pusat lingkungan

    pemukiman disetiap dusun diluar kawasan perkotaan dan kawasan

    hunian tetap (huntap) korban tsunami.

    8) Kawasan peruntukan lainnya.

    Kawasan peruntukan lainnya yaitu kawasan peruntukan

    pertahanan dan keamanan, seperti kawasan bandara, kawasan

    militer AD, AL, kepolisian dan satuan keamanan dan pertahanan

    lainnya.

    c. Daerah Rawan Bencana

    Sebagai daerah kepulauan yang diapit oleh jalur lempeng Indo-

    Australia yang terletak di sebelah Barat Sumatera dan lempeng Eurasia

    yang ke arah Tenggara dan berbatasan langsung dengan Samudera

    Hindia, Kepulauan Mentawai memiliki potensi rawan bencana alam

    yang besar. Potensi bencana alam yang rawan terjadi di Kepulauan

    Mentawai adalah rawan bencana tanah longsor, rawan bencana

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    34

    gelombang pasang, rawan bencana gempa dan tsunami, rawan

    bencana banjir dan rawan abrasi.

    Gempa bumi yang disertai dengan tsunami merupakan jenis

    bencana yang memiliki potensi besar di Kepulauan Mentawai. Pulau

    Sumatera terletak pada pinggiran lempeng aktif dengan tingkat

    kegempaan dan aktivitas vulkanik tinggi. Pulau ini merupakan bagian

    dari Lempeng Eurasia yang bergerak sangat lambat relatif ke arah

    Tenggara dengan kecepatan sekitar 0.4 cm/tahun dan berinteraksi

    dengan Lempeng Indo-Australia yang terletak di sebelah Barat

    Sumatera yang bergerak relatif ke arah Utara dengan kecepatan sekitar

    7 cm/tahun. Penunjaman di Pulau Sumatera bersifat oblique

    membentuk sudut 500-650. Zona penunjaman merupakan sumber

    gempa bumi di laut yang berpotensi membangkitkan tsunami apabila

    gempa bumi tersebut magnitudanya besar, kedalaman dangkal dengan

    mekanisme patahan naik atau normal, maka akan terjadi perubahan

    morfologi secara vertikal di bawah laut. Akibat dari penunjaman

    lempeng tersebut terbentuk sesar di Pulau Sumatera baik yang berada

    pada zona prismatik akresi (terletak diantara zona subduksi dan pantai

    Barat Sumatera) dan di Daratan Sumatera. Sesar utama di Sumatera

    adalah sesar besar Sumatera dan sesar Mentawai. Sesar Mentawai

    terletak di laut, yaitu antara cekungan muka dan zona prismatik akresi

    di sebelah barat Pulau Sumatera.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    35

    Strategi untuk pengelolaan kawasan rawan bencana alam di

    Kepulauan Mentawai meliputi:

    1) Mengendalikan perkembangan kegiatan kawasan rawan bencana.

    2) Menetapkan jalur evakuasi dan ruang evakuasi.

    3) Mengembangkan hutan bakau sepanjang pantai di kawasan rawan

    bencana tsunami.

    4) Mengembangkan sistem peringatan dini.

    Sebagian besar daerah tersebut tersusun oleh endapan batuan

    tersier dan sebagian berupa endapan aluvium pantai.

    Struktur geologi yang berkembang di Pulau Sipora, Pulau Pagai

    Utara dan Pulau Pagai Selatan berupa lipatan, sesar dan kekar. Sesar

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    36

    naik umumnya berarah barat laut-tenggara, hampir sejajar dengan

    sumbu panjang pulau, sesar mendatar berarah timur laut-barat daya.

    Kegiatan tektonik yang menimbulkan gempa bumi di Kepulauan

    Mentawai ini mungkin diakibatkan oleh tumbukan lempeng Indo-

    Australia dengan Eurasia.

    2.1.2 Aspek Demografis

    Pertumbuhan penduduk Kepulauan Mentawai secara umum

    dipengaruhi oleh tiga komponen, yaitu kelahiran, kematian, dan

    migrasi.

    Jumlah penduduk per kecamatan, luas daerah dan kepadatan

    penduduk disajikan pada tabel berikut:

    Tabel 2.4

    Keadaan Jumlah Penduduk, Luas Daerah dan Kepadatan Penduduk

    Per Kecamatan di Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2015

    No Kecamatan Luas Daerah

    (km2)

    Jumlah

    Penduduk (jiwa)

    Kepadatan

    Penduduk (orang/km2)

    Jumlah

    Rumah Tangga

    (kk)

    1 Pagai Selatan 901,08 9.489 10,32 2.805

    2 Sikakap 278,45 9.947 35,72 2.843

    3 Pagai Utara 342,02 5.684 16,62 1.465

    4 Sipora Selatan 268,47 9.025 33,62 2.322

    5 Sipora Utara 383,08 12.056 31,47 2.269

    6 Siberut Selatan 508,33 9.689 19,06 2.033

    7 Siberut Barat Daya 649,08 6.636 10,22 1.417

    8 Siberut Tengah 739,87 6.696 9,05 1.382

    9 Siberut Utara 816,11 8.871 10,87 2.076

    10 Siberut Barat 1.124,86 7.202 6,40 1.731

    2015 6.011,35 85.295 14,19 20.343

    2014 6.011,35 83.603 13,91 19.936

    2013 6.011,35 81.840 13,61 19.515

    2012 6.011,35 79.976 13,30 18.651

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka, 2016

    Jumlah Penduduk Kabupaten Kepulauan Mentawai pada tahun

    2015 tercatat sebanyak 85.295 jiwa, yang terdiri dari penduduk laki-

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    37

    laki sebanyak 44.307 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 40.988

    jiwa. Jumlah rumah tangga di Kabupaten Kepulauan Mentawai pada

    tahun 2015 mengalami peningkatan yaitu 19.936 rumah tangga tahun

    2014 menjadi 20.343 tahun 2015.

    Tingkat kepadatan penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai

    tahun 2015 rata-rata 14,19 orang per km2. Kepadatan penduduk

    tertinggi berada di Kecamatan Sikakap yang hampir mencapai 35,72

    orang per km2, sedangkan kepadatan penduduk terendah berada di

    Kecamatan Siberut Barat dengan 6,40 orang per km2.

    Tabel 2.5

    Jumlah Penduduk Berdasarkan Kelompok Umur Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015

    Kelompok Umur

    Tahun (jiwa)

    2011 % 2012 % 2013 % 2014 % 2015

    0 -19 tahun 35.485 46 31.921 41 37.390 46 38.054 45 38.673

    20 - 64 tahun 39.569 51 42.337 54 42.559 52 43.594 53 44.591

    65 + tahun 2.027 3 4.253 5 1.891 2 1.955 2 2.031

    JUMLAH 77.081

    78.511 81.840 83.603 85.295

    Komposisi kelompok umur penduduk Kepulauan Mentawai selama

    kurun waktu 2010-2015 didominasi oleh penduduk usia

    dewasa/produktif dengan persentase rata rata diatas 50 persen.

    Tabel 2.5 menunjukkan bahwa penduduk kelompok umur 0-19

    tahun selama kurun waktu tersebut cenderung stabil dengan rata-rata

    persentase 44 persen. Sedangkan untuk kelompok umur 65 tahun

    keatas hanya pada kisaran 2-5 persen dari total penduduk.

    Dilihat dari keadaan demografi Kabupaten Kepulauan Mentawai

    kurun waktu 2014-2015 menunjukkan laju pertumbuhan penduduk

    Kabupaten Kepulauan Mentawai berkisar 2.02 persen berada di atas

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    38

    laju pertumbuhan penduduk nasional (1,38 persen) dan laju

    pertumbuhan penduduk Sumatera Barat (1,26 persen).

    Komposisi penduduk di Kabupaten Kepulauan Mentawai kurun

    waktu 2010-2015 didominasi oleh laki-laki dengan sex ratio diatas 100

    persen, artinya setiap 100 orang perempuan ada laki-laki sekitar lebih

    dari 108 orang.

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    39

    Tabel 2.6

    Keadaan Demografi

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015

    Indikator Demografi Tahun (jiwa)

    2011 2012 2013 2014 2015

    Laju Penduduk (persen) 1,19 1,86 4,24 2,15 2,02

    Sex Ratio (persen) 111,48 107,55 108,05 107,91 108,09

    - Laki-Laki (jiwa) 40.632 40.684 42.503 43.392 44.307

    - Perempuan (jiwa) 36.446 37.827 39.337 40.211 40.988

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2011-2016 (diolah)

    2.2 Aspek Kesejahteraan Masyarakat

    Kesejahteraan masyarakat merupakan tujuan utama di dalam

    pembangunan. Pemerintah di dalam setiap implementasi kebijakan

    selalu menjadikan kesejahteraan sebagai tujuan yang hendak dicapai.

    Pencapaian pembangunan kesejahteraan masyarakat dapat diukur dari

    sisi tingkat pemerataan ekonomi, tingkat kesejahteraan sosial serta

    pencapaian indikator seni dan budaya.

    2.2.1 Fokus Kesejahteraan dan Pemerataan Ekonomi

    a. Pertumbuhan Ekonomi

    Pertumbuhan ekonomi dapat dijadikan salah satu indikator dalam

    menentukan apakah suatu daerah itu mengalami perkembangan atau

    keberhasilan pembangunan ekonomi.

    Pertumbuhan ekonomi menggambarkan kenaikan taraf hidup

    diukur dengan output riil per orang. Pertumbuhan ekonomi yang

    mengalami kenaikan menggambarkan kenaikan output per kapita

    masyarakat. Angka pertumbuhan ekonomi mengindikasikan seberapa

    besar kemampuan suatu daerah secara riil dalam berproduksi karena

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    40

    hanya dipengaruhi oleh perubahan output tanpa dipengaruhi besarnya

    perubahan harga.

    Pertumbuhan PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai atas dasar

    harga konstan Kabupaten Kepulauan Mentawai tahun 2011-2015

    dapat dilihat pada tabel berikut:

    Tabel 2.7

    Pertumbuhan PDRB Atas Dasar Harga Konstan 2010 Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2011-2015

    No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)

    2011 2012 % 2013 % 2014 % 2015 %

    1 Pertanian 1.032.172,8 1.074.513,7 4,10 1.128.611,2 5,03 1.165.160,6 3,42 1.217.738 4,33

    2 Pertambangan dan Penggalian

    35.549,5 36.719,0 3,29 39.246,6 6,88 40.856,7 4.10 42.454,6 3,91

    3 Industri Pengolahan 70.432,9 75.526,4 7,23 80.571,1 6,68 84.938,6 5,42 87.743,4 3,30

    4 Pengadaan Listrik dan Gas

    406,4 434,6 6,94 465,1 7,02 496,9 6,83 502,4 1,11

    5

    Pengadaan Air,

    Pengelolaan Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    64,5 70,1 8,68 76,2 8,70 83,1 9,00 87,5 5,37

    6 Konstruksi 204.494,5 222.543,2 8,83 244.278,3 9,77 267.450,9 9,49 291.577,2 9,02

    7

    Perdagangan Besar dan Eceran;

    Reparasi Mobil dan Sepeda Motor

    239.200,4 253.729,7 6,07 272.145,1 7,26 295.931,5 8,74 309.335,1 4,53

    8 Transportasi dan

    Pergudangan 189.247,4 201.239,2 6,34 211.100,8 4,90 231.792,4 9,80 244.048,7 5,29

    9 Penyediaan Akomodasi dan

    Makan Minum

    11.707,9 12.612,2 7,72 13.152,8 4,29 14.293,8 8,67 15.332,4 7,27

    10 Informasi dan Komunikasi

    17.302,3 19.152,3 10,69 20.923,3 9,25 22.565,0 7,85 24.543,1 8,77

    11 Jasa Keuangan dan Asuransi

    2.382,8 2.597,9 9,03 2.793,3 7,52 2.994,5 7,20 3.121,2 4,23

    12 Real Estate 18.868,3 19.670,2 4,25 20.529,4 4,37 22.156,5 7,93 23.354,1 5,41

    13 Jasa Perusahaan 844,7 918,3 8,71 1.009,0 9,88 1.111,2 10,13 1.194,6 7,50

    14

    Administrasi

    Pemerintahan, Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

    141.808,0 148.868,5 4,98 152.415,1 2,38 156.742,9 2,84 165.692,8 5,71

    15 Jasa Pendidikan 17.142,6 18.877,4 10,12 20.639,8 9,34 21.845,7 5,84 23.531,6 7,72

    16 Jasa Kesehatan dan

    Kegiatan Sosial 10.947,6 11.732,6 7,17 12.674,7 8,03 13.757,1 8,54 14.632,6 6,36

    18 Jasa Lainnya 13.875,8 15.114,0 8,92 15.641,8 3,49 16.813,4 7,49 17.775,7 5,72

    JUMLAH 2.006.448,4 2.114.319,3 5,38 2.236.273,6 5,77 2.358.990,8 5,58 2.482.665,5 5,15

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2016

    Tingkat pertumbuhan ekonomi Kabupaten Kepulauan Mentawai

    kurun waktu tahun 2011-2015 rata-rata mencapai 5,47 persen.

    Namun, sejak tahun 2014 pertumbuhan ekonomi Kabupaten

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    41

    Kepulauan Mentawai mengalami penurunan, yaitu tahun 2013 sebesar

    5,77 menjadi 5,58 persen di tahun 2014 dan menjadi 5,15 persen pada

    tahun 2015. Penurunan ini juga sejalan dengan penurunan

    pertumbuhan ekonomi nasional. Skala nasional, pengaruh lemahnya

    nilai tukar rupiah terhadap dolar mengakibatnya kenaikan harga

    barang impor yang menjadi kebutuhan dasar masyarakat, tidak

    terkecuali di Kepulauan Mentawai dimana konsumsi rumah tangganya

    mencapai 60 persen dari total pengeluaran.

    Sektor pertanian menjadi penyumbang utama dalam struktur

    PDRB Kabupaten Kepulauan Mentawai kurun waktu 2012-2015, hal

    ini dapat dilihat pada tabel 2.8 bahwa distribusi sektoral pertanian

    mencapai lebih dari 50 persen.

    Struktur ekonomi daerah sangat mempengaruhi perkembangan

    perekonomian daerah itu sendiri, daerah yang hanya mengandalkan

    sektor pertanian dalam kontruksi ekonominya akan sangat mudah

    bergejolak ketika ada gangguan pada supply maupun demand

    komoditas, hal ini tidak terlepas dari struktur ekonomi Kepulauan

    Mentawai masih bertumpu pada sektor pertanian. Struktur ekonomi

    yang masih bertumpu pada sektor pertanian bahkan dengan rata-rata

    pertanian subsisten sangat rentan terhadap gejolak harga dan tidak

    memberikan kontribusi signifikan pada peningkatan ekonomi

    masyarakat.

    Sebagai daerah tujuam wisata baik nusantara maupun

    mancanegara sudah selayaknya sektor jasa yang mengambil andil

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    42

    dalam struktur ekonomi daerah di Kepulauan Mentawai, namun secara

    data statistik peranan sektor ini masih sangat kecil dan belum

    berkembang secara signifikan. Distribusi sektor dalam PDRB

    Kepulauan Mentawai menurut lapangan usaha tahun 2012-2015

    menunjukkan sektor konstruksi, transportasi dan pergudangan,

    penyediaan akomodasi dan makan minum mengalami peningkatan

    peningkatan walaupun tidak signifikan.

    Nilai dan Kontribusi Sektor dalam PDRB berdasarkan harga

    konstan menurut lapangan usaha tahun 2011-2014 dapat dilihat pada

    tabel berikut:

    Tabel 2.8 Nilai dan Distribusi Sektor dalam PDRB Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2010

    Kabupaten Kepulauan Mentawai, 2012-2015

    No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)

    2012 % 2013 % 2014 % 2015 %

    1 Pertanian 1.074.513,7 50,47 1.128.611,2 50,29 1.165.160,6 49,95 1.217.738 50,39

    2 Pertambangan dan

    Penggalian 36.719,0 1,75 39.246,6 1,81 40.856,7 1,91 42.454,6 1,90

    3 Industri Pengolahan 75.526,4 3,48 80.571,1 3,35 84.938,6 3,20 87.743,4 3,07

    4 Pengadaan Listrik dan Gas

    434,6 0,02 465,1 0,02 496,9 0,02 502,4 0,02

    5

    Pengadaan Air, Pengelolaan

    Sampah, Limbah dan Daur Ulang

    70,1 0,00 76,2 0,00 83,1 0,00 87,5 0,00

    6 Konstruksi 222.543,2 10,73 244.278,3 11,11 267.450,9 10,98 291.577,2 11,43

    7

    Perdagangan Besar dan Eceran; Reparasi Mobil dan

    Sepeda Motor

    253.729,7 12,12 272.145,1 11,88 295.931,5 11,85 309.335,1 11,80

    8 Transportasi dan Pergudangan

    201.239,2 9,57 211.100,8 9,79 231.792,4 10,40 244.048,7 10,49

    9 Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum

    12.612,2 0,61 13.152,8 0,63 14.293,8 0,64 15.332,4 0,68

    10 Informasi dan Komunikasi

    19.152,3 0,90 20.923,3 0,84 22.565,0 0,83 24.543,1 0,75

    11 Jasa Keuangan dan

    Asuransi 2.597,9 0,13 2.793,3 0,13 2.994,5 0,13 3.121,2 0,13

    12 Real Estate 19.670,2 0,90 20.529,4 0,89 22.156,5 0,91 23.354,1 0,90

    13 Jasa Perusahaan 918,3 0,04 1.009,0 0,04 1.111,2 0,04 1.194,6 0,05

    14

    Administrasi Pemerintahan,

    Pertahanan, dan Jaminan Sosial Wajib

    148.868,5 7,09 152.415,1 6,92 156.742,9 6,80 165.692,8 6,13

    15 Jasa Pendidikan 18.877,4 0,90 20.639,8 0,95 21.845,7 0,99 23.531,6 0,98

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    43

    No Lapangan Usaha Tahun (Juta Rupiah)

    2012 % 2013 % 2014 % 2015 %

    16 Jasa Kesehatan dan Kegiatan Sosial

    11.732,6 0,58 12.674,7 0,60 13.757,1 0,60 14.632,6 0,56

    18 Jasa Lainnya 15.114,0 0,70 15.641,8 0,74 16.813,4 0,75 17.775,7 0,73

    JUMLAH 2.114.319,3

    2.236.273,6 2.358.990,8 2.482.665,5

    Sumber: Kabupaten Kepulauan Mentawai Dalam Angka 2016

    b. Inflasi

    Inflasi adalah kecenderungan naiknya harga barang dan jasa pada

    umumnya yang berlangsung secara terus menerus. Jika inflasi

    meningkat, maka harga barang dan jasa di dalam negeri mengalami

    kenaikan. Kondisi inflasi Mentawai selain sangat dipengaruhi oleh

    kondisi ekonomi nasional dan Propinsi Sumatera Barat juga

    dipengaruh oleh kondisi geografis Mentawai yang berbentuk

    kepulauan, antara lain hambatan distribusi barang seperti cuaca,

    biaya angkut muat barang, dan pasokan BBM. Secara umum, keadaan

    inflasi di Kabupaten Kepulauan Mentawai masih baik, karena nilai

    inflasi kurun waktu 2011-2015 masih dalam kategori inflasi rendah

    (

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    44

    3,794,3

    8,38 8,36

    3,35

    5,37

    4,16

    10,87

    11,9

    1,08

    6,62

    4,90 5,927,18 6,71

    1

    3

    5

    7

    9

    11

    13

    2011 2012 2013 2014 2015

    Nasional Sumatera Barat Kab. Kepulauan Mentawai

    Mentawai tahun 2014 pada posisi 7,18 persen. Namun, di tahun 2015

    inflasi turun di angka 6,71 persen, hal ini menjadi pertanda baik

    karena disamping menjaga kemampuan daya beli masyarakat juga

    menjaga asa pengusaha dalam berusaha.

    Gambar 2.1 dapat dilihat bahwa pola inflasi tahunan Kabupaten

    Kepulauan Mentawai selama tahun 2011-2015 menunjukkan

    perkembangan yang fluktuatif. Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

    berada jika dilihat dari rata-rata inflasi nasional dan Propinsi Sumatera

    Barat jauh lebih flat/konsisten daripada inflasi nasional dan Propinsi

    Sumatera Barat, hal ini dikarenakan daerah hanya sebagai penerima

    pengaruh kondisi perekonomian nasional dan regional.

    Gambar 2.1

    Perkembangan Laju Inflasi Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    c. Pendapatan Per Kapita

    Pendapatan per kapita adalah besarnya pendapatan rata-rata

    penduduk di suatu daerah. Pendapatan per kapita didapatkan dari

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    45

    hasil pembagian pendapatan suatu daerah dengan jumlah penduduk

    daerah tersebut. Selain sebagai data pencapaian pembangunan daerah,

    pendapatan per kapita juga dapat menjadi indikator penting dalam

    pengambilan keputusan investasi daerah. Pendapatan per kapita yang

    tinggi mengindikasikan tingginya daya beli masyarakat. Gambar 2.2

    menunjukkan bahwa perkembangan pendapatan per kapita

    masyarakat di Kabupaten Kepulauan Mentawai sudah sangat baik

    yaitu berada di atas rata-rata pendapatan per kapita Propinsi

    Sumatera Barat, walaupun masih berada di bawah pendapatan per

    kapita nasional.

    Gambar 2.2 Perkembangan PDRB Per Kapita Kabupaten Kepulauan Mentawai

    Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    d. Rasio Gini

    Tingginya pendapatan per kapita suatu daerah tidak akan berarti

    jika pendapatan tersebut tidak tersebar merata bagi setiap penduduk.

    Pemerataan pendapatan sangat penting sebagai bentuk hasil

    30,66

    35,11

    38,25

    41,81

    43,6

    20,06

    26,3

    29,00

    32,6

    34,41

    27,75

    30,12

    32,37

    35,83

    39,68

    18

    23

    28

    33

    38

    43

    2011 2012 2013 2014 2015

    Nasional Sumatera Barat Kepulauan Mentawai

  • PERUBAHAN RENCANA KERJA PEMBANGUNAN DAERAH TAHUN 2018

    GAMBARAN UMUM KONDISI DAERAH

    46

    pembangunan benar-benar dinikmati oleh setiap lapisan masyarakat.

    Ukuran yang lazim digunakan untuk mengukur pemerataan

    pendapatan adalah rasio gini. Jika nilai rasio gini bernilai 0 maka

    dikatakan pemerataan pendapatan sempurna, namun jika rasio gini

    bernilai 1 maka dikatakan ketimpangan pendapatan sempurna.

    Gambar 2.3

    Rasio Gini Kabupaten Kepulauan Mentawai Provinsi Sumatera Barat dan Nasional, 2011-2015

    Sumber: Badan Pusat Statistik (diolah)

    Sejak tahun 2012-2015 rasio gini Kabupaten Kepulauan Mentawai

    sangat bagus, karena berada pada rasio standar 0,3 dan mengalami

    perbaikan yang signifikan di tahun 2015 menjadi 0,27, pencapaian

    rasio gini ini merupakan penca