Pertemuan 3 FS Pelabuhan

Embed Size (px)

Citation preview

OPERASIONAL PELABUHAN

OLEH: M. FAKHRURIZA PRADANA, ST, MTPELABUHANStudi Kelayakan Pelabuhan Pariwisata Di Propinsi Banten (Case Study)

PENDAHULUANPotensi geografis Provinsi Banten :Garis pantai sepanjang 517 km yaitu mulai dari Teluk Naga batas DKI Jakarta sampai dengan perbatasan Pelabuhan Ratu Kabupaten SukabumiMemiliki akses langsung terhadap Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI) I.Potensi pariwisatanya khususnya potensi pariwisata pantainya yang indah, mulai dari Pantai Anyer hingga kawasan Tanjung Lesung dan Pantai Sawarna di kawasan Selatan Banten.

Identifikas Masalah Potensi pariwisata yang demikian besar di wilayah Provinsi Banten tentu saja membutuhkan dukungan infrastruktur agar terjadi peningkatan jumlah kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Oleh karena itu dibutuhkan pelabuhan yang mendukung pariwisata sebagai bagian dari upaya peningkatan dan pemenuhan kebutuhan infrastruktur pariwisata tersebut.

Maksud Dan TujuanMaksud dari Feasibility Study ini adalah dalam rangka pengumpulan data dan mengetahui kelayakan rencana pembangunan pelabuhan yang ditinjau baik dari :Rencana volume bongkar muat dan peralatan penunjang dan hasil produksi; rencana frekuensi kunjungan kapal;Aspek ekonomi yang berisi efisiensi dibangunnya terminal khusus;Aspek lingkungan; serta memuat hasil survei hidrooceanografi (pasang surut, gelombang, kedalaman, dan arus), topografi dan titik nol (benchmark) lokasi pelabuhan yang dinyatakan dalam koordinat geografis.

Maksud Dan TujuanTujuan dilakukannya Feasibility Study Pembangunan Pelabuhan Mendukung Kegiatan Pariwisata di Provinsi Banten:Mengetahui layak atau tidaknya dibangun Pelabuhan yang mendukung kegiatan pariwisata di Provinsi BantenMelakukan survey rencana lokasi pelabuhan yang diusahakan untuk mendapatkan data lokasi, rencana sarana dan fasilitas pelabuhan, model pengelolaan pelabuhan serta rencana pertimbangan keamanan pembangunan pelabuhan yang akan dikembangkan untuk kegiatan pariwisata

METODOLOGIKESIAPAN INFRASTRUKTUR DALAM MENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA DI PROPINSI BANTEN

KEGIATAN PARIWISATA DI PROPINSI BANTEN LEBIH MAJU DAN PESAT

BELUM ADANYA STUDI KELAYAKAN PELABUHAN YANG MENDUKUNG INFRASTRUKTUR PARIWISATA DI PROPINSI BANTENINSTRUMENTAL INPUT(peraturan perundang-undangan)ENVIROMENTAL INPUT(Studi-studi sejenis)Kondisi geografis Provinsi Banten Potensi Pariwisata di Propinsi Banten yang perlu didukung oleh kesiapan infrastrukturBelum adanya studi kelayakan pelabuhan yang mendukung pariwisataBelum adanya identifikasi lokasi rencana pelabuhan yang mendukung pariwisataDOKUMEN STUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN YANG MENDUKUNG PARIWISATASTUDI KELAYAKAN PEMBANGUNAN PELABUHAN YANG MENDUKUNG KEGIATAN PARIWISATA

1. Overview Pelaksanaan Survei a. Survei Primer - rencana lokasi pelabuhan - data hidrooceanografi (pasang surut, gelombang, kedalaman dan arus), dan data topografis b. Survei Sekunder - Gambaran umum kondisi Banten (sosial budaya ekonomi geografis dan jumlah penduduk) - Arahan tata ruang Provinsi Banten dan Kabupaten Pandeglang KOMPILASI DATA

2. Potensi Eksisting Kawasan Tanjung LesungDi dalam PP No 26 tahun 2012 dijelaskan bahwa KEK Tanjung Lesung memiliki luas 1500 hektar dengan batas-batas:sebelah Utara berbatasan dengan Selat Sunda; sebelah Selatan berbatasan dengan Selat Sunda; sebelah Timur berbatasan dengan Selat Sunda; dan sebelah Barat berbatasan dengan desa Tanjung Jaya

Gambar 1. Lokasi Kawasan Pariwisata Tanjung Lesung (PP no. 26 tahun 2012)

Gambar Site Development Map Pengembangan Kawasan Tanjung Lesung

Tanjung Lesung Bay Villas Hotel and Rersort (115 Kamar)Kalicaa Villa (63 Kamar)Sailing Club (18 Kamar)Legon Dadap Village (11 Kamar)Blue Fish Hotel (18 Kamar)Fasilitas penunjang berupa Beach Club (watersport), camping ground, driving range, Bodur Garden (Children Play Ground) dan The Bodur Beach (Natural Beach)

Rencana Aksi Pertumbuhan Investasi KEK Tanjung Lesung

Lokasi Potensial Untuk Pelabuhan Kapal Wisata Internasional (BWJ, 2012)

3. Survei Rencana Lokasi PelabuhanSurvei rencana lokasi pelabuhan dilakukan pada 5 titik di wilayah Kecamatan Panimbang Kabupaten Pandeglang. Pemilihan wilayah ini didasari upaya untuk meningkatkan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata Tanjung Lesung yang oleh pemerintah pusat sudah ditetapkan statusnya (PP No 26 tahun 2012).

Tabel 1. Perbandingan Kuantitatif Pemilihan Lokasi Pelabuhan

NoParamterAlternatif Lokasi123451Ketersediaan wilayah daratan yang cukup untuk pembangunan (topografis)Ya Tidak YaYaTidak2Pertimbangan teknis awal untuk kemungkinan pembangunan dari sisi lautYaYaYaYaYa3Kemudahan mendapatkan materialYaYaYaYaYa4Kemudahan tenaga kerjaYaYaYaYaYa5Aksesibilitas ke lokasi pelabuhanYaYaYaYaYa 6Kepemilikan lahan (kemudahan pembebasan lahan)YaTidakYaYaTidak 7Tanggapan positif masyarakat terkait rencana pembangunan pelabuhanYaYaYaYa Ya8Jarak ke lokasi pariwisataYaYaYaYaTidak

Gambar 2. Jalur Pelayaran Kapal Pesiar (dikeluarkan oleh Holland America Line)

PT Pelabuhan Indonesia II (Jakarta) menggagas pembuatan dermaga khusus kegiatan sandar kapal penumpang dan wisata bertaraf internasional di Ancol Timur, Jakarta Timur. Potensi ini menjadi menarik untuk membawa para wisatawan mancanegara yang menggunakan kapal pesiar dan bersandar di Jakarta untuk kemudian diangkut dengan kapal cepat menuju wilayah KEK Tanjung Lesung, dimana waktu tempuh diperkirakan hanya membutuhkan waktu 30 menit. Penentuan Kapal Sandar

Perkembangan perumahan elit di kawasan Jakarta Utara juga merupakan pasar potensial (Apartemen Pluit, Perumahan Bukit Golf Mediterania, Apartemen Green Bay Pluit, Ancol Mansion, Perumahan Pantai Indah Kapu). Rute alternatif yang ditawarkan adalah melalui laut, dimana perumahan-perumahan tersebut berada pada lokasi yang berdekatan dengan laut sehingga memudahkan aksesibilitas menuju KEK Tanjung Lesung. Ditambah lagi dengan Brand Positioning dari Pariwisata Tanjung Lesung yang sesuai dengan ukuran pasar relatif dari penghuni perumahan-perumahan tersebut.

Penentuan Kapal Sandar

Sebagai bagian dari rencana pengembangan jangka pendek (5 tahun) pelabuhan akan disinggahi oleh kapal motor cepat dengan bobot 100 GT dengan panjang/LOA : 26 m, lebar (B) 5,5 meter dan sarat (draft) 3 meter dimana main engine (HP) 230 dan mampu mengangkut wisatawan hingga 100 orang. Penentuan Kapal Sandar

Untuk perencanaan jangka panjang (25 tahun) pelabuhan ini dapat diperluas untuk bisa disinggahi oleh kapal pesiar (cruise) seperti MS Navigator of the Sea dengan karakteristik panjang 311,1 meter, lebar 49,1 meter dan bobot 138.279 ton, dengan kapasitas angkut hingga 4000 penumpang. Namun untuk bisa menyandarkan kapal ini setidaknya butuh kedalaman laut 10 meter. Penentuan Kapal Sandar

Pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan pariwisata (lokasi 1, 3, dan 4) merupakan wilayah daratan yang landai dengan luas daratan yang memungkinkan untuk dibangun pelabuhan pariwisata. Pada lokasi rencana, tata guna lahannya rata-rata didominasi oleh rawa, perkebunan pertanian dan peruntukan kawasan wisata.Topografi dan Situasi

Pada lokasi rencana pembangunan pelabuhan pariwisata (lokasi 1, 3, dan 4) kedalaman laut bervariasi. Untuk lokasi 1 kedalaman laut 4 meter dicapai pada jarak 300 meter dari pantaiBathimetri

Angin yang mendominasi pada kawasan Tanjung Lesung adalah angin dengan kecepatan kurang dari 4 knot (85,6%) dimana kecepatan angin ini didominasi angin dari arah utara (33,4%). Angin

Tinggi muka laut maksimum terjadi pada bulan April (Musim Peralihan I) dan November (Musim Peralihan II) dengan rata-rata tinggi mencapai +0,49 m dan tinggi maksimum +0,8 meter, sedangkan tinggi muka laut minimum terjadi pada bulan Januari (Musim Barat) dan Juli (Musim Timur) dengan rata-rata tinggi mencapai -0,48 m dan tinggi minimum -0,77 meter.Pasang Surut

Selama Musim Timur kecepatan rata-rata arus geostrofik permukaan berkisar antara 0,14-0,16 m/s yang mengalir ke barat daya menuju Samudera Hindia, sedangkan pada saat Musim Barat kecepatan rata-rata arus geostrofik permukaan berkisar antara 0,14-0,17 m/s dan mengalir ke timur laut menuju Laut Jawa.Pada bulan Desember sampai Januari tinggi gelombang di Selat Sunda bervariasi dari 0,5 m sampai 1,5 m bahkan sampai 2,0 m. Sedangkan pada musim timur ketinggian gelombang biasanya antara 0,5 sarnpai 1,0 m bahkan bisa kurang dari 0,5 m pada bulan-bulan April, Mei, dan Juni.

Arus dan Gelombang

Fasilitas Yang Dibutuhkan pada PelabuhanANALISA TEKNISFasilitas sisi daratFasilitas sisi lautBreakwaterTerminal penumpang Fasilitas parkirBussines centerKantor Imigrasi, karantina dan AdpelMushollaToilet UmumPos SatpamLokasi gensetLokasi tempat buang sampahLokasi tangki air dan BBM

Sedangkan fasilitas sisi laut terdiri atas:Trestle Mooring DolphinAlurDermaga

Untuk itu direncanakan pelabuhan akan disinggahi oleh kapal motor cepat dengan :Bobot = 100 GTPanjang/Loa = 26 mLebar (B) = 5,5 meterSarat (draft) = 3 meterMain engine (HP) = 230Daya Angkut = 100 orang.Tipe Kapal

Alur pelayaran adalah bagian perairan pelabuhan yang berfungsi sebagai jalan keluar masuk kapal-kapal yang berlabuh dan menyandarkan kapalnya di Pelabuhan. Faktor-faktor yang mempengaruhi pemilihan karakteristik alur masuk ke pelabuhan adalah sebagai berikut :keadaan trafik kapalkeadaan geografi dan meteorologi di daerah alur (bathimetri laut)kondisi pasang surut, arus dan gelombangKarakteristik maksimum kapal-kapal yang menggunakan pelabuhan

Alur Pelayaran

Kedalaman Alur = 4 meter

Lebar Alur pelayaran = 24 meter

Kolam Pelabuhan = 481 m2Dermaga jenis Jetty, panjang dermaga 28,5 m, trestle 300 m dan lebar 4 meterAlur Pelayaran

Tabel. 2. Matriks kajian dampak sosial budaya Pembangunan Pelabuhan PariwisataANALISA SOSIAL BUDAYANoAspek sosial budayaDampakPotensi masalahAntisipasi penanganan masalah1.KependudukanJumlah pendudukPercepatan pertumbuhan jumlah penduduk, terutama karena migrasiMeningkatnya permintaan terhadap sarana untuk memenuhi berbagai kebutuhan hidup, terutama makan dan pemukiman yang memerlukan penataan.Belum ada peraturan perencanaan akibat adanya Pelabuhan pariwisata, maka diperlukan penataan lingkungan / kawasan untuk keperluan tenaga kerja.Komposisi pendudukMuncul interaksi lintas budaya krn berbagai perbedaan budaya, agama, adat istiadat.Konflik sosialBertemunya budaya lokal dengan budaya asing yang tidak sesuai dengan budaya setempatPenataan dan fasilitas yang bisa mengakomodir budaya dan adat istiadat masyarakat yang dapat menjamin kerukunan.3. Semakin longgarnya budaya dan norma sosial serta semakin melemahnya KepribadianDiperlukan pemahaman wawasan kebangsaan dalam bentuk diskusiKeagaaman dan adat istiadat2.Ekonomi Lapangan pekerjaan Terbukanya peluang lapangan usaha yang baru dan bermacam-macamlapangan pekerjaan akan muncul perbedaan upah dan status sosial.Adanya peraturan yang mengatur kesepakatan terhadap upah tenaga kerja yang disepakati dengan serikat pekerjaKebutuhan akan barang dan jasaMeningkatnya kebutuhan akan barang dan jasaKetersediaan barang dan jasa harus siap.Adanya kesiapan barang kebutuhan agar terjamin dengan pihak supplier.Usaha mikro dan kecilBemunculan usaha mikro dan kecil dengan cepatPersaingan usaha jadi tinggiKawasan pelabuhan menjadi semrawutHarus ada aturan yang membatasi jumlah unit usaha mikro dan kecil.Peraturan tentang penataan lokasi untuk usaha mikro dan kecil.Tata ruang dan lahanPeminat lahan tinggi dan Harga lahan/ tanah menjadi mahalUsaha dengan modal kecil menjadi terpinggirkanAda perencanaan tata ruang dan penggunaan lahan yang dikelola langsung oleh pemerintah daerahPemukiman Tingginya pendatang/ migran yang bertempat tinggal di sekitar kawasan pelabuhanMunculnya pemukiman yang kumuh/ slum dan pemukiman yang berada di lahan yang tidak di peruntukan untuk pemukiman sehingga mengakibatkan pembongkaran pemukiman.Adanya penataan dan alokasi daerah yang di peruntukan untuk pekerja dengan pendapatan kecilAir bersih, listrik dan energiKebutuhan akan ketersediaan air bersih, listrik dan energi sangat tinggi dan dalam volume yang besar.Harga air bersih, listrik dan energi menjadi relatif mahalPemerintah mengalokasikan anggaran untuk menggali sumber/ menampung air bersih, listrik dan energi, kemudian membuat peraturan tentang pendistribuan air bersih secara merata.Tempat hiburanMunculnya tempat-tempat hiburan yang sangat bervariasi.Sering terjadi kekerasan, perkelahian, tindakan asusila dll.Adanya peraturan yang mengatur batas waktu operasinya tempat hiburan.3Aspek sosial, seperti : fasilitas umum, pelayanan kesehatan, Tempat ibadah, Sanitasi dan lingkungan. Kebutuhan akan fasilitas umum, pelayanan kesehatan, Tempat ibadah, Sanitasi dan lingkungan menjadi meningkat.Ketersediaan sarana dan prasarana aspek sosial diatas tidak mampu mengimbangi pemintaan kebutuhan yang ada, akibatnya :aspek sosial menjadi sesuatu yang mahal. Lingkungan menjadi kumuh dan cepat menjadi sarang penyakitPemerintah wajib menyediakan kebutuhan-kebutuhan yang menyangkut aspek sosial, dengan pola memperbandingkan jumlah penduduk yang ada, atau pola perbandingan luas area.4Ekosistem lautAkan banyak kapal-kapal besar yang berlabuh. Tergerusnya/ hilangnya/ terganggunya ekosistem laut. Harus ada wilayah laut yang lain sebagai penganti tempat melestarikan ekosistem laut yang ada di sekitar pelabuhan.Pencemaran bahan-bahan bakar, gas di laut.Harus ada peraturan yang mengatur tentang pembuangan bahan-bahan bakar, gas sehingga tidak mencemari laut, udara sekitar kawasan pelabuhan.

Manfaat (benefit) proyek investasi adalah sesuatu yang diperoleh sebagai hasil dari kegiatan investasi, hal ini tidak selalu dapat diukur dengan uang, oleh karena itu manfaat dapat dikelompokkan menjadi: 1. Manfaat langsung (Direct benefit)2. Manfaat tidak langsung (Indirect benefit) 3. Manfaat yang sulit diukur dengan uang (Intangible benefit)ANALISA EKONOMI

Sisi Rencana Pembangunan NasionalAnalisis manfaat ditinjau dari sisi ini adalah:Memberikan kesempatan kerja bagi masyarakatMenggunakan sumber daya lokalMenghasilkan dan menghemat devisa negaraMenumbuhkan industri lainMenambah pendapat nasionalSisi Distribusi Nilai TambahPembangunan pelabuhan pariwisata ini nantinya akan memberikan nilai tambah yang dapat pula dihitung secara kuantitatif. Adapun pihak-pihak yang memperoleh nilai tambah tersebut adalah:Pajak-pajak bagi pemerintahGaji dan upah pegawaiDeviden bagi pemegang sahamKreditor/bankANALISA EKONOMI

ANALISA FINANSIAL

ANALISA FINANSIAL

ANALISA FINANSIAL

NPV= Rp. 8.658.145BCR = 1,002Payback Period = 7 tahun (tahun 2019)IRR = 12,09%

ANALISA FINANSIAL

Sarana Bantu Navigasi Pelayaran (SBNP)Menara suarRambu suarPelampung suar Lampu pelabuhanHasil survey yang dilakukan pada studi ini menyarankan sebagai berikut:Pemasangan lampu pada alur masuk perairan menuju terminal khususPemasangan lampu pelabuhan di pantai terminal khusus

2.Telekomunikasi PelayaranTelekomunikasi pelayaran adalah setiap pemancaran, pengiriman atau penerimaan setiap jenis tanda, gambar, suara dan informasi dalam bentuk apapun melalui sistem kawat, optik, radio atau sistem elektromagnetik lainnya dalam dinas bergerak pelayaran yang merupakan bagian dari keselamatan pelayaran.

ANALISA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN

3.Alur PelayaranPada kondisi studi ini ditetapkan beberapa hal:Alur keluar masuk terminal dapat melalui alur pelayanan umumFasilitas SBNP dialur pelayaran mutlak diperlukan untuk memberikan jaminan keamanan dan keselamatanDalam penetapan SBNP di sekitar alur pelayaran, pengelola akan bekerja sana dengan distrik navigasi yang terkait

ANALISA KEAMANAN DAN KESELAMATAN PELAYARAN

SELESAISheet1RekapitulasiData AnginTahunanLokasi : Tanjung LesungTahun : 2011

* Data angin merupakan data yang sifatnya global ( iklim ) pada satu daerah sehingga secara ststistik data selama 10 tahun berurutan dapat mewakili sifat global tersebut

Kejadian Kecepatan Angin ( Knot )Arah 16JumlahUtara121300012433.43%0.83%00034.25%Timur laut6770007419%1.93%00020.44%Timur5000051.38%00001.38%Tenggara3000030.83%00000.83%Selatan8000082.21%00002.21%Barat Daya234000276%1.10%0007.460%Barat61361009817%10%0.3%0027%Barat laut221000236%0.3%0006.35%Jumlah3115110036285.64%14.09%0.28%100%Calm** Kejadian tidak ada angin Kejadian ada AnginTotal kejadian