103
PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK PESANTREN ULUMUL QURAN BOJONGSARI KOTA DEPOK Skripsi Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) Oleh : IIN INDRIYANI 1112015000046 JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN) SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 2017

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

1

PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK

PESANTREN ULUMUL QURAN BOJONGSARI

KOTA DEPOK

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh :

IIN INDRIYANI

1112015000046

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

2017

Page 2: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

2

Page 3: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

3

Page 4: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

4

Page 5: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

5

Page 6: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

vii

ABSTRAK

IIN INDRIYANI. 1112015000046. Persepsi Masyarakat Terhadap Kiai

Pondok Pesantren Ulumul Quran Bojongsari Kota Depok. Skripsi. Jakarta:

Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial Fakultas Ilmu Tarbiyah dan

Keguruan Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.2017

Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh infromasi mengenai kerjasama

kiai dengan masyarakat di Kelurahan Duren Mekar. Dalam penelitian ini terdapat

dua variabel yang akan diteliti yaitu kerjasama kiai dan masyarakat. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini adalah metode wawancara dengan pendekatan

kualitatif. Narasumber dalam penelitian ini adalah masyarakat yang tinggal di

lingkungan sekitar Pondok Pesantren. Adapun narasumber yang diambil

berjumlah 8 orang. Teknik analisis data menggunakan uji credibility (validitas

internal), uji transferability (validitas eksternal), uji dependability (reabilitas), dan

uji corfirmability (obyektifitas). Dalam mengumpulkan data penelitian

menggunakan metode wawancara yang berisi pertanyaan-pertanyaan terkait

dengan kerjasama kiai dengan masyarakat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa

kerjasama kiai dengan masyarakat di Kelurahan Duren Mekar terjalin dengan

sangat baik, hal ini dikarenakan banyaknya kegiatan baik di lingkungan luar

Pondok Pesantren maupun di lingkungan sekitar Pondok Pesantren yang

dilakukan secara bersama-sama oleh kiai maupun masyarakat sekitar.

Kata Kunci : Kiai, Masyarakat, dan Pondok Pesantren.

Page 7: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

viii

ABSTRACT

IIN INDRIYANI. 112015000046. Society Perception to Kiai in Islamic

Boarding School Ulumul Quran Bojongsari Depok City. THESIS.

JAKARTA. Majoring Social Science Education. Faculty of Tarbiyah And

Teachers Training. Syarif Hidayatullah State Islamic University Of Jakarta.

2017

This research ains to obtain the information about kiai contribution with

the society in Duren Mekar village. In this research there are two variables that

will be examined, these are the kiai contribution and the society. Method used in

this research is interview method with qualitative approach. The informant in this

research are people who lives near the islamic boarding school. Meanwhile for

the informant that taken are 8 (eight) people. The technique of data analysis make

use of credibility test, transferability test, dependability test, and confirmability

test. The collecting research data take the interview method which include

questions related kiai contribution with the society. Result from the research

showimg that contribution the kiai with society in Duren Mekar village is firmly

established, this matter cause many good activities outside the environment of

islamic boarding school or in the environment of islamic boarding school that

conducted jointly with the kiai as well as society.

Key words : Kiai, The Society and Islamic Boarding School.

Page 8: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

ix

KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr.Wb

Alhamdulillah segala puji dan syukur penulis haturkan kepada Allah SWT

yang telah memberikan taufik dan hidayah-Nya kepada kita semua sehingga

penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam selalu tercurah

kepada Nabi Muhammad SAW, kepada keluarga, dan para sahabatnya serta

seluruh muslimin dan muslimah.

Laporan skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat mencapai gelar

Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Laporan

skripsi ini membahas mengenai “Persepsi Masyarakat Terhadap Kiai Pondok

Pesantren Ulumul Quran Bojongsari Kota Depok”.

Selaknjutnya penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak sedikit kesulitan

yang dihadapi selama penulisan skripsi ini. Namun atas bimbingan-Nya dan

motivasi dari berbagai pihak, penulis menyadari bahwa keberhasilan

kesempurnaan merupakan sebuah proses yang harus dijalani. Oleh sebab itu, pada

kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak

yang berjasa dalam penulisan skripsi ini, diantaranya :

1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA. Selaku Dekan Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan.

2. Bapak Dr. Iwan Purwanto, M.Pd selaku Ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial.

3. Bapak Drs. Syaripulloh, M.Si selaku Sekretaris Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial dan Dosen Pembimbing Skripsi I.

4. Bapak Prof. Dr. Rusmin Tumanggor,M.A selaku Dosen Pembimbing

Akademik

5. Bapak Andri Noor Ardiansyah, M.Si selaku Dosen Pembimbing

Skripsi II yang telah meluangkan banyak waktu, tenaga, dan

pikirannya untuk membimbing dan mengarahkan penulis dalam

penulisan skripsi.

Page 9: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

x

6. Seluruh Dosen Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta yang telah meluangkan waktu dan tenaga untuk

memberikan ilmu pengetahuan serta bimbingan kepada penulis untuk

mengikuti perkuliahan.

7. Seluruh staff Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan serta Staff Jurusan

Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) yang telah memberikan

kemudahan dalam pebuatan surat-surat dan sertifikat.

8. Pimpinan dan Staff Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Fakultas

Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah membantu penulis dalam menyediakan serta peminjaman

literatur yang dibutuhkan.

9. Ucapan terimakasih yang tiada henti dan penghargaan penulis berikan

dengan rendah hati kepada orang tua, ayahanda Edi Susiyanto dan Ibu

Titik Setyowati yang senantiasa memberikan dorongan dan motivasi

serta semangat dan doa yang selalu mengiringi setiap langkah penulis,

sehingga penulis dapat menyelesaikan studi di UIN Syarif

Hidayatullah Jakarta. Semoga selalu dalam keadaan sehat wal‟afiat.

10. Adik-adikku tercinta Erik Firman Susanto dan Farizki Firman Tri

Susanto serta seluruh keluarga besar yang selalu memberikan

dukungan agar cepat dalam menyelesaikan skripsi serta dapat lulus

tepat waktu.

11. Terima kasih kepada Mas Krisna Mahardika Yoso Prawiro yang telah

banyak meluangkan waktu, tenaga, dan pikirannya untuk membentu

penulis dalam menyelesaikan skripsi. Semoga Allah mempermudah

urusan kita.

12. Seluruh teman-teman jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial

(P.IPS) angkatan 2012. Semoga Allah meridhoi segala usaha dan

harapan kita.

13. Semua pihak yang telah membantu proses penyusunan skripsi, yang

tidak dapat penulis sebutkan satu persatu, terimakasih atas doa dan

dukungannya.

Page 10: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xi

Demikianlah pengantar dari penulis terlepas dari segala kekurangan yang

ada, semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca, serta penulis juga

mengharapakan kritik dan saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan

penulis selanjutnya.

Akhirnya kepada Allah SWT penulis bermohon, semoga segala bantuan

dari berbagai pihak yang tersebut diatas dibalas oleh-Nya dengan pahala yang

berlipat ganda. Aamiin.

Wassalamualaikum Wr.Wb

Jakarta, 21 Februari 2017

Penulis

Iin Indriyani

Page 11: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xii

DAFTAR ISI

Halaman Judul

Lembar Pengesahan

Lembar Pengesahan Pembimbing

Lembar Pengesahan Skripsi

Lembar Pernyataan Uji Referensi

Lembar Pernyataan Karya Ilmiah

Abstrak ........................................................................................................... vii

Abstract .......................................................................................................... viii

Kata Pengantar ............................................................................................... ix

Daftar Isi ......................................................................................................... xii

Daftar Tabel ................................................................................................... xv

Daftar Lampiran ............................................................................................. xvi

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ..................................................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................................. 4

C. Batasan Masalah .................................................................................. 4

D. Rumusan Masalah ................................................................................ 4

E. Tujuan Penelitian ................................................................................ 5

F. Manfaat Penelitian ............................................................................... 5

BAB II KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori ......................................................................................... 6

1. Perilaku ........................................................................................... 6

a. Pengertian Perilaku .................................................................... 6

b. Bentuk Perilaku ......................................................................... 9

c. Domain Perilaku ........................................................................ 10

d. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku .......................................... 11

e. Aspek-Aspek Perilaku ............................................................... 12

2. Interaksi Sosial ............................................................................... 14

a. Pengertian Interaksi Sosial ........................................................ 14

b. Interaksi Sosial Sebagai Dasar Proses Sosial ............................ 16

c. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial ................................................. 17

d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ........................................................... 18

e. Unsur-Unsur Dalam Interaksi Sosial ......................................... 19

f. Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial ......... 20

3. Kerjasama ....................................................................................... 22

a. Pengertian Kerjasama ................................................................ 22

Page 12: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xiii

b. Macam-Macam Kerjasama ........................................................ 23

c. Bentuk-Bentuk Kerjasama ........................................................ 24

4. Pondok Pesantren ........................................................................... 24

a. Pengertian Pondok Pesantren .................................................... 24

b. Pondok Pesantren Konvensional ............................................... 27

c. Pondok Pesantren Kontemporer ................................................ 28

d. Tipologi Pondok Pesantren ....................................................... 29

e. Kiai ............................................................................................ 30

5. Masyarakat ...................................................................................... 32

a. Pengertian Masyarakat .............................................................. 32

b. Ciri-Ciri Masyarakat .................................................................. 33

B. Penelitian Relevan ............................................................................... 35

C. Kerangka Berpikir ................................................................................ 43

BAB III METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian .............................................................. 45

B. Metode Penelitian ................................................................................ 45

C. Jenis dan Sumber Data ......................................................................... 46

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian ......................... 48

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data ........................................ 52

F. Pengecekan Keabsahan Data ............................................................... 56

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data ...................................................................................... 59

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Ulumul Quran ..................... 59

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Ulumul Quran ........................... 60

B. Hasil Penelitian .................................................................................... 60

C. Pembahasan ......................................................................................... 66

1. Interaksi Sosial Antara Kiai Dengan Masyarakat .......................... 66

2. Perilaku Kiai Dalam Bekerjasama Dengan Masyarakat ................ 67

3. Bentuk-Bentuk Kerjasama Yang Terjadi Antara Kiai Dengan

Masyarakat ...................................................................................... 68

4. Persepsi Masyarakat Tentang Kiai ................................................. 68

5. Mengenai Pondok Pesantren .......................................................... 69

6. Mengenai Tingkat Kepedulian Terhadap Orang Lain .................... 69

D. Keterbatasan Masalah .......................................................................... 70

Page 13: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xiv

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan .......................................................................................... 71

B. Saran .................................................................................................... 72

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................... 73

LAMPIRAN .................................................................................................. 74

Page 14: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xv

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penelitian Relevan ...................................................................... 39

Tabel 2.2 Kerangka Berpikir ....................................................................... 44

Tabel 3.1 Jenis dan Sumber Data ................................................................ 48

Tabel 3.2 Pedoman Wawancara .................................................................. 50

Tabel 3.3 Teknik Analisis Data ................................................................... 53

Page 15: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Surat Keterangan Wawancara

Instrumen Wawancara

Transkrip Hasil Wawancara

Dokumentasi

Page 16: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap individu ataupun kelompok masyarakat yang berada di suatu

tempat pastinya saling berinteraksi satu sama lain. Dimana mereka

disatukan secara administratif yang di pegang oleh RT, RW, Kepala

Dusun maupun Kepala Desa. Selain pemimpin secara admisitratif di atas,

terdapat pula seorang pemimpin secara simbolik yang bisa mengatur

kehidupan sosial yang ada di masyarakat mengenai agama, kultur serta

moral yang biasa disebut kiai atau yang lebih banyak dikenal dengan

sebutan ustad.1

Dalam artian bahwa kiai atau ustad kampung memiliki peran dalam

berbagai kegiatan keagamaan, seperti shalat berjamaah di masjid,

syukuran, ceramah agama yang didalamnya memuat nasehat-nasehat

agama, khitanan, dan lain sebagainya merupakan hal yang mengisi atau

memberikan makna maupun mafaat bagi masyarakat itu sendiri. Sehingga

untuk berbagai kegiatan agama di atas mereka membutuhkan pemimpin

yang mereka patuhi dalam hal agama sebagai wadah untuk meminta

nasehat, meminta pertimbangan dalam memutuskan segala sesuatu, dalam

ini peran kiai diperlukan sebagai sosok pemimpin.2

Masyarakat menganggap kiai adalah orang yang suci yang dikaruniai

berkah, karena mempunyai kelebihan, dilihat dari pengetahuannya tentang

suatu ajaran yang diyakininya. Menyatunya kehidupan kiai atau ustad di

masyarakat tidak hanya membuat mereka dekat dengan masyarakat, tetapi

juga mereka terlibat dalam kegiatan-kegiatan sosial seperti gotong royong.

Sehingga tidak ada jarak yang memisahkan, kecuali rasa hormat dan

pelayanan. Setiap individu mempunyai pola interaksi ataupun perilaku

1 Nurhaya,”Peran Sosial Kiai Pada Masyarakat Jawa”,Jurnal Sosiologi Replektif ,Vol.7

No.1 Tahun 2012,hal.8 2 Sudiantara,”Perubahan Pola Hubungan Kiai Dan Santri Pada Masyarakat Tradisional

Pedesaan,”Jurnal Sosiologi Islam Vol.1 No.2 ISSN : 2089-0192 Tahun 2011,hal.10

Page 17: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

2

sosial dimasyarakat, begitu juga yang ada pada perilaku para kiai dalam

masyarakat pasti berbeda-beda pula perilaku sosial di masyarakat.3

Kehadiran sang kiai di tengah-tengah masyarakat semisal sebuah

payung raksasa. Payung ini begitu besar bentangannya, sehingga memiliki

kesanggupan yang dahsyat menjadi pengayom masyarakatnya. Kehadiran

kiai di suatu daerah, benar-benar terasakan fungsinya untuk menjadi

tumpuan yang teramat efisien bagi umatnya. Sebab apapun

permasalahnnya yang menimpa masyarakatnya, mulai dari problematika

rumah tangga, problem-problem sosial, tradisi kultural, kondisi keamanan,

hingga merebak ke wilayah politik pun, maka sang kiai akan selalu hadir

bersama-sama mereka untuk segera menyelesaikannya. Hubungan timbal

balik inilah yang mengakibatkan tali ikatan antara keduanya (kiai dan

masyarakat) teramat sulit untuk diputuskan. Kiai membutuhkan

masyarakat sebagai tangan panjang melanjutkan misi dakwah agamanya,

masyarakat pun merasa terayomi dengan kehadiran sang kiai. Selanjutnya,

kiai mendapat uluran tangan dari masyarakat baik berupa keuntungan

finansial maupun sumbangan tenaga dan keterampilan mereka.

Karakter kiai masa kini, sebenarnya tak jauh berubah dari

keberadaan kiai masa waktu dulu. Hanya kekentalan

tradisionalitasnya saja yang sedikit agak berbeda. Namun,

perubahan zaman yang begitu pesat dan cepat membuat kiai tak

mampu lagi untuk terus berpacu dengan perkembangan tersebut

sehingga banyak bahasa-bahasa jaman kekinian yang tak sanggup

dijamahnya.. Bahkan tidak saja pada soal urusan agama saja,

melainkan hampir menyeluruh ke pelbagai persoalan kehidupan

secara luas4.

Seperti halnya dalam berinteraksi dengan masyarakat di

lingkungan sekitar, kegiatan ini pun sudah jarang dilakukan dikarenakan

kesibukan kiai itu sendiri. Tak jarang pula ketika mendapat sebuah

undangan pengajian, seorang kiai meminta tolong kepada orang yang

3 Miftah Faridl,”Peran Sosial Politik Kiai Di Indonesia,”Jurnal Sosioteknologi Edisi 7

Tahun 2007,hlm.30 4 Abdul Halim Fathoni,Kegelisahan Kiai,19 Maret 2008,(Langitan.Net),Diakses Pada

Tanggal 17 November 2016

Page 18: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

3

menjadi kepercayaannya untuk menggantikannya menghadiri acara

tersebut. Hal ini menjadikan interaksi seorang kiai atau ustad dengan

masyarakat di lingkungan sekitar menjadi agak sedikit berkurang.

Menurut Moore, bagi masyarakat atau kebudayaan manapun,

perubahan cepat berlangsung atau berlaku secara tetap. Kejadian normal

perubahan telah memberikan akibat bagi suatu pengalaman individu dan

masyarakat yang lebih luas dari aspek fungsional masyarakat dalam dunia

modern. Perubahan yang terjadi di masyarakat yaitu munculnya

modernisasi dan peningkatan upaya profesionalisme turut mempersempit

ruang gerak kiai. Perubahan mata pencaharian juga menyebabkan

berkurangnya peran kiai, dikarenakan sebagian besar waktu digunakan

oleh masyarakat sekitar untuk bekerja, sehingga sangat sedikit waktu

tersisa untuk berada di rumah. Sebagian ahli menyatakan bahwa interaksi

merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari hubungan tersebut

adalah dinamis artinya hubungan itu tidak statis, selalu mengalami

dinamika. Oleh sebab itu, proses interaksi dalam hal kerjasama antara kiai

dengan masyarakat di lingkungan sekitar perlu ditingkatkan kembali

melalui tradisi-tradisi yang biasa dilakukan seperti selametan, tahlilan,

istighotsah, atau wiridan yang dinggap mempunyai banyak manfaat

seperti menimbulkan rasa persaudaranaan sesama muslim, meningkatkan

rasa persatuan dan kebersamaan antar sesama warga.5

Maka, pesantren sebagai suatu wadah dalam penyebaran Islam yang

diharapkan terus-menerus mewariskan upaya memelihara kontinuitas

radisi Islam yang dikembangkan dari pengalaman sosial masyarakat

lingkunganya. Dengan kata lain pesantren mempunyai hubungan erat

dengan lingkungan sekitarnya khususnya masyarakat.

Berdasarkan uraian di atas, tampak bahwa pembahasan yang berkaitan

dengan kerjasama antara kiai dengan masyarakat sangat luas. Agar lebih

5 Iva Yulianti Umdatul Izzah,”Perubahan Pola Hubungan Kiai Dan Santri Pada Mayarakat

Muslim Tradisional Pedesaan”,Jurnal Sosiologi Islam,Vol.1,No.2,ISSN : 2089-0192,Oktober

2011,hal.11-12

Page 19: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

4

fokus maka penelitian ini diberi judul : ”Persepsi Masyarakat Terhadap

Kiai Pondok Pesantren Ulumul Quran Bojongsari Kota Depok”

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan diatas maka

penulis mengidentifikasi masalah-masalah dalam penelitian sebagai

berikut:

1. Kurangnya interaksi kiai Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an

dengan masyarakat sekitar.

2. Rendahnya tingkat kepedulian kiai Pondok Pesantren Ulumul

Qur‟an dengan masyarakat sekitar.

C. Batasan Masalah

Untuk memudahkan pembahasan dalam skirpsi ini, menjaga agar

penelitian lebih fokus dan terarah tidak menimbulkan keraguan dan salah

penafsiran, maka diperlukan adanya pembatasan masalah. Oleh karena itu

penelitian dibatasi pada Persepsi Masyarakat Terhadap Kiai Pondok

Pesantren Ulumul Quran Bojongsari Kota Depok.

D. Rumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka rumusan masalah

dalam penelitian ini adalah Bagaimana Persepsi Masyarakat Terhadap Kiai

Pondok Pesantren Ulumul Quran Bojongsari Kota Depok.

E. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, secara umum tujuan

diadakannya penelitian ini adalah untuk mengetahui bagaimana persepsi

masyarakat terhadap kiai Pondok Pesantren Ulumul Quran dalam hal

bekerjasama.

Page 20: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

5

F. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu rujukan

atau panduan dalam penelitian selanjutnya khususnya terkait masalah

tentang kerjasama kiai dengan masyarakat sekitar.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi Peneliti

1) Peneliti mendapatkan informasi mengenai kerjasama kiai

pondok pesantren dengan masyarakat sekitar.

2) Dapat memberikan khazanah keilmuan bagi peneliti yang ingin

mengkaji di bidang yang sama.

3) Sebagai salah satu cara untuk memperoleh gelar sarjana

pendidikan.

b. Bagi Pondok Pesantren

Dapat memberikan informasi kepada santri serta pihak terkait

lainnya mengenai kerjasama kiai pondok pesantren dengan

masyarakat di lingkungan sekitar.

Page 21: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

6

BAB II

KAJIAN TEORI

A. Kajian Teori

1. Perilaku

a. Pengertian Perilaku

Perilaku dari pandangan biologis merupakan suatu kegiatan

atau aktivitas organisme yang bersangkutan, jadi perilaku manusia

pada hakikatnya adalah suatu aktivitas dari manusia itu sendiri.

Oleh sebab itu perilaku manusia mempunyai bentangan yang

sangat luas, mencakup : berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian,

dan lain sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity)

seperti berpikir, persepsi, dan emosi juga merupakan perilaku

manusia. Dapat dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang

dikerjakan oleh organisme tersebut, baik yang dapat diamati secara

langsung atau secara tidak langsung.

Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada kegiatan

organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik

(keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa

faktor genetik dan lingkungan itu merupakan penentu dari perilaku

makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Hereditas atau faktor

keturunan adalah konsepsi dasar atau modal untuk perkembangan

perilaku makhluk hidup itu untuk selanjutnya. Sedangkan

lingkungan adalah kondisi atau lahan untuk perkembangan

perilaku tersebut. Suatu mekanisme pertemuan antara kedua faktor

dalam rangka terbentuknya perilaku disebut sebagai proses belajar

(learning process)6.

6Soekidjo Notoatmodjo,Kesehatan Mayarakat:Ilmu dan Seni,(Jakarta;Rineka Cipta,2011),

hal.135-136

Page 22: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

7

James P. Chaplin mengatakan bahwa, perilaku adalah

kumpulan dari reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan gerakan,

tanggapan dan jawaban yang dilakukan seseorang, seperti proses

berpikir, bekerja, berhubungan seks, dan sebagainya.

Pavlov mengatakan bahwa perilaku adalah keseluruhan atau

totalitas kegiatan akibat belajar dari pengalaman sebelumnya dan

dipelajari melalui proses penguatan dan pengondisian7. Sedangkan

seorang ahli psikologi Skinner (1938) mengemukakan bahwa

perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus)

dan tanggapan dan respons. Skinner juga mengungkapkan teori S-

O-R (Stimulus-Organisme-Respon) dimana stimulus terhadap

organisme kemudian organisme merespon8. Ia membedakan

adanya dua respon yaitu :

1) Responden respons atau reflexive response, ialah respon

yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu.

Perangsangan-perangsangan yang semacam ini disebut

eliciting stimulasi, karena menimbulkan respons-respons

yang relatif tetap. Responden respons (respondent

behavior) ini mencakup juga emosi respons atau emotional

behavior. Emotional behavior ini timbul karena hal yang

kurang mengenakkan organisme yang bersangkutan.

2) Operant response atau instrumental respons, adalah respon

yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang

tertentu. Perangsang semacam ini disebut reinforcing

stimulus atau reinforcer, karena perangsangan-

perangsangan tersebut memperkuat respons yang telah

dilakukan oleh organisme. Oleh sebab itu, perangsang

demikian itu mengikuti atau memperkuat sesuatu perilaku

tertentu yang telah dilakukan.

7 Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis,Pengantar Psikologi Untuk

Kebidanan,(Jakarta,Kencana Media Prenada Group,2010),hal.27 8Sinta Fitriani,Promosi Kesehatan,(Yogyakarta;Graha Ilmu,2011),hal.120

Page 23: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

8

Di dalam kehidupan sehari-hari, respons jenis pertama

(respondent response atau respondent behavior) sangat terbatas

keberadaannya pada manusia. Hal ini disebabkan karena hubungan

yang pasti antara stimulus dan respons kemungkinan untuk

memodifikasikannya sangat kecil. Sebaliknya operant response

atau instrumental behavior merupakan bagian terbesar dari perilaku

manusia, dan kemungkinan untuk memodifikasi sangat besar,

bahkan dikatakan tidak terbatas. Fokus teori Skinner (1938) ini

adalah pada respons atau jenis perilaku yang kedua ini9. Apabila

kita melihat dari uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa

perilaku dapat dibedakan menjadi 2 yaitu :

1) Perilaku tertutup / covert behavior

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk

terselubung atau tertutup. Respons atau reaksi ini masih

dalam batas perhatian, persepsi, pengetahuan/kesadaran

atau sikap yang terjadi pada seseorang yang mendapat

rangsangan.

2) Perilaku terbuka / overt behavior

Respon yang terjadi pada seseorang terhadap stimulus

dalam bentuk nyata dan terbuka. Responnya dalam bentuk

tindakan yang diamati oleh orang lain.

Prosedur pembentukan perilaku dalam operant conditioning

(respon perilaku yang diciptakan karena adanya kondisi tertentu).

Menurut Skinner adalah sebagai berikut :

1) Melakukan identifikasi terhadap hal-hal yang merupakan

penguat berupa reward atau hadiah bagi perilaku yang akan

dibentuk.

9Soekidjo Notoatmodjo,Kesehatan Mayarakat:Ilmu dan Seni, h.136-137

Page 24: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

9

2) Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen kecil

yang membentuk perilaku yang dikehendaki.

3) Menggunakan secara urut komponen sebagai satu tujuan

sementara.

4) Melakukan pembentukan perilaku dengan urutan komponen

tersebut10

b. Bentuk Perilaku

Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon

organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar

ojek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam yakni :

1) Bentuk pasif adalah respon internal, yaitu yang terjadi di

dalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat

oleh orang lain. Oleh sebab itu perilaku ini masih

terselubung (covert behavior), atau perilaku tertutup.

2) Bentuk aktif, yaitu apabila perilaku itu jelas dapat di

observasi secara langsung. Oleh karena itu perilaku ini

sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata, maka disebut

overt behavior atau perilaku terbuka.

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan

sikap merupakan respons seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan yang masih bersifat terselubung, dan disebut ‘covert

behavior’. Sedangkan tindakan nyata seseorang sebagai respons

seseorang terhadap stimulus (practice) adalah „overt behavior‟11

.

c. Domain Perilaku

Meskipun perilaku adalah bentuk respon atau reaksi terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar organisme (orang), namun

dalam memberikan respon sangat tergantung pada karakteristik

10

Sinta Fitriani,Promosi Kesehatan, hal 121 11

Soekidjo Notoatmodjo,Kesehatan Mayarakat:Ilmu dan Seni, hal.138-139

Page 25: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

10

atau faktor-faktor lain yang bersangkutan. Determinan perilaku ini

dapat dibagi menjadi dua yaitu :

Determinan atau faktor internal, yakni karakteristik orang yang

bersangkutan, yang bersifat given atau bawaan, misalnya: tingkat

kecerdasan, tingkat emosional, jenis kelamin, dan sebagainya.

Determinan atau faktor eksternal, yakni lingkungan, baik

lingkungan fisik, sosial, budaya, ekonomi, politik, dan sebagainya.

Faktor lingkungan ini sering merupaka faktor yang dominan yang

mewarnai perilaku seseorang.

Benyamin S. Bloom (1908) seorang ahli psikologi pendidikan

membagi tiga perilaku manusia itu ke dalam 3 (tiga) domain ranah

atau kawasan, yaitu12

:

1) Kognitif (cognitive)

2) Afektif (affective)

3) Psikomotor (psyhcomotor)

Ranah psikomotor ini menurut teori Skinner sama dengan

tindakan atau praktik (practice). Dalam perkembangan selanjutnya

oleh para ahli pendidikan, dan untuk kepentingan pengukuran hasil

pendidikan, ketiga domain ini diukur dari :

1) Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (knowledge)

2) Sikap atau tanggapan peserta didik terhadap materi

pendidikan yang diberikan (attitude)

3) Praktik (praksis), atau tindakan yang dilakukan oleh peserta

didik sehubungan dengan materi pendidikan yang diberikan

(practice).

Terbentuknya sebuah perilaku baru, terutama pada orang

dewasa dimulai pada domain kognitif, dalam arti subjek tahu

terlebih dahulu terhadap stimulus yang berupa materi atau objek

12

Sinta Fitriani,Promosi Kesehatan, hal.128

Page 26: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

11

luarnya. Menurut Ki Hajar Dewantara tokoh pendidikan Nasional

kita, ketiga kawasan perilaku ini disebut : cipta (kognisi), rasa

(emosi), dan karsa (konasi). Tokoh pendidikan kita ini

mengajarkan bahwa tujuan pendidikan adalah membentuk dan atau

meningkatkan kemampuan manusia yang mencakup, cipta, rasa,

dan karsa tersebut. ketiga kemampuan tersebut harus

dikembangkan bersama-sama secara seimbang, sehingga terbentuk

manusia Indonesia yang seutuhnya (harmonis)13

.

d. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

Bentuk-bentuk perubahan perilaku sangat bervariasi, sesuai

dengan konsep yang digunakan oleh para ahli dalam

pemahamannya terhadap perilaku. Di bawah ini diuraikan beberapa

bentuk-bentuk perubahan perilaku yang dikelompokkan menjadi

tiga, yakni :

1) Perubahan alamiah (natural change)

Perilaku manusia selalu berubah, dimana sebagian

perubahan itu disebabkan karena kejadi alamiah. Apabila

dalam masyarakat sekitar terjadi suatu perubahan

lingkungan fisik atau sosial budaya dan ekonomi, maka

anggota-anggota masyarakat di dalamnya juga akan

mengalami perubahan.

2) Perubahan rencana (planned change)

Perubahan perilaku ini terjadi karena memang

direncanakan sendiri oleh subjek.

3) Kesediaan untuk berubah (readiness to change)

Apabila terjadi suatu inovasi atau program-program

pembangunan di dalam masyarakat, maka yang sering

terjadi adalah sebagian orang sangat cepat menerima

inovasi atau perubahan tersebut (berubah perilakunya).

13

Soekidjo Notoatmodjo,Kesehatan Mayarakat:Ilmu dan Seni, hal.146-147

Page 27: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

12

Tetapi sebagian orang lagi sangat lambat untuk

menerima inovasi atau perubahan tersebut. Hal ini

disebabkan karena pada setiap orang mempunyai

kesediaan untuk berubah (readiness to change) yang

berbeda-beda. Setiap orang dalam suatu masyarakat

mempunyai kesediaan untuk berubah yanag berbeda-

beda, meskipun kondisinya sama14

.

e. Aspek – Aspek Perilaku

1) Pengamatan

Pengamatan adalah pengenalan objek dengan cara melihat,

mendengar, meraba, membau, dan mengecap. Kegiatan –

kegiatan ini biasanya disebut sebagai modalitas pengamatan.

2) Perhatian

Notoadmodjo (2007) mengatakan bahwa perhatian adalah

kondisi pemusatan energi psikis yang tertuju kepada suatu

objek dan merupakan kesadaran seseorang dalam aktivitas.

Secara umum perhatian dapat dikelompokkan :

a) Berdasarkan Intensitas

Ada banyak atau tidaknya keasadaran individu dalam

melakukan kegiatan dengan intensitas ataupun tanpa

intensitas. Apabila semakin banyak kesadaran terhadap

kegiatan, maka semakin intensif perhatian.

b) Berdasarkan Objeknya

Adalah perhatian yang timbul akibat luas tidaknya

objek yang berkaitan dengan perhatiannya. Perhatian

berdasarkan objek dibedakan menjadi perhatian

terpencar dan perhatian terpusat.

14

Soekidjo Notoatmodjo,Kesehatan Mayarakat:Ilmu dan Seni, hal.165-166

Page 28: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

13

c) Berdasarkan Timbulnya

Terdiri dari perhatian spontan dan perhatian disengaja.

Perhatian spontan adalah perhatian yang timbul tanpa

diinginkan oleh individu. Perhatian disengaja adalah

perhatian yang timbul akibat adanya usaha – usaha

untuk memberikan perhatian.

d) Berdasarkan Daya Tariknya

Berdasarkan dari objeknya yang menjadi perhatian

adalah obejk-objek yang menari, baru, asing, dan

menonjol. Manusia sering mencari hal-hal baru, aneh,

dan menarik pembicaraan. Sementara dari segi

subjektivitas yang menjadi perhatian adalah apabila

berhubungan dengan fungsi, kepentingan, tingkat

kebutuhannya, kegemaran, pekerjaan, jabatan, atau

sejarah hidup.

3) Tanggapan

tanggapan adalah gambaran dari hasil suatu penglihatan,

sedangkan pendengaran dan penciuman merupakan aspek yang

tinggal dalam ingatan.

4) Fantasi

Fantasi adalah kemampuan untuk membentuk tanggapan yang

telah ada. Namun tidak selamanya tanggapan-tanggapan baru

selalu sama dengan tanggapan-tanggapan sebelumnya.

5) Ingatan (Memory)

Segala macam kegiatan belajar melibatkan ingatan. Jika

seseorang tidak mengingat apapun mengenai pengalamannya

berarti dia tidak dapat belajar apapun. Dengan demikian, kita

tidak dapat melakukan sesuatu meskipunya hanya sebatas

percakapan yang sangat sederhana. Untuk berkomunikasi

manusia selalu mengingat pikiran-pikiran yang akan

Page 29: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

14

diungkapkan guna memunculkan setiap pikiran baru. Dengan

ingatan orang mampu merefleksikan dirinya.

6) Berpikir

Berpikir adalah aktivitas idealistis menggunakan simbol-simbol

dalam memecahkan masalah berupa deretan ide dan bentuk

bicara. Melalu berpikir orang selalu meletakkan hubungan

antara pengertian dan logika berpikir. Artinya, melalui berpikir

orang mampu memberikan pengertian, asumsi, dan menarik

kesimpulan. Berpikir menjadi ukuran keberhasilan seseofrang

dalam belajar, berbahasa, berpikir, dan memecahkan masalah.

7) Motif

Adalah dorongan dalam diri yang mengarahkan seseorang

melakukan kegiatan tertentu untuk mencapai tujuannya. Motif

tidak dapat diamati, namun dapat terlihat melalui bentuk-

bentuk perilakunya15

.

2. Interaksi Sosial

a. Pengertian

Interaksi sosial merupakan bentuk umum dari proses sosial

dapat didefinisikan sebagai hubungan-hubungan timbal balik

antara individu dengan individu, kelompok dengan kelompok, serta

antara individu dengan kelompok16

.

Para ahli sosiologi lebih sering menggunakan istilah interaksi

sosial, yang jika dirumuskan interaksi merupakan gambaran “aksi

seseorang atau sekelompok orang” yang mendapat “reaksi dari

seseorang atau sekelompok orang lainnya”. Aksi dan reaksi

tersebut disederhanakan dalam satu konsep yang disebut dengan

interaksi sosial atau lebih tepatnya disebut “antar-aksi”. Interaksi

sosial merupakan hubungan antar manusia yang sifat dari

15

Herri Zan Pieter dan Namora Lumongga Lubis,Pengantar Psikologi Untuk

Kebidanan,(Jakarta,Kencana Media Prenada Group,2010),hal.29-36 16

C.Dewi Wulansari,Sosiologi:Konsep dan Teori,(Bandung;Refika Aditama,2009), Hal.34

Page 30: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

15

hubungan tersebut adalah dinamis artinya hubungan itu tidak

statis, selalu mengalami dinamika. Kemungkinan yang muncul

ketika satu manusia berhubungan dengan manusia yang lainnya

adalah :

1) Hubungan antar individu satu dengan individu lain,

2) Individu dengan kelompok,

3) Kelompok dan kelompok.17

Menurut Soekanto (1997) ada empat pola interaksi sosial yaitu,

kerjasama (cooperation), persaingan (competition), pertentangan

(conflict), dan akomodasi (accomodation).

Sedangkan menurut Gillin & Gillin (dalam Soekanto, 1997) ada

dua macam proses sosial yang timbul sebagai akibat adanya

interaksi sosial yaitu, proses asosiatif dan poses disasosiatif. Proses

asosiatif terdiri dari akomodasi, asimilasi dan akulturasi,

sedangkan proses disasosiatif meliputi persaingan dan pertentangan

atau pertikaian yang mencakup kontroversi dan konflik18

.

Interaksi sosial terjadi sejak dua orang bertemu saling menyapa,

berjabat tangan, saling berbicara, dan bahkan berkelahi. Walaupun

mereka bertemu tidak saling berbicara atau menyapa atau berjabat

tangan, interaksi sosial itupun telah terjadi. Hal ini disebabkan

karena masing-masing sadar akan adanya pihak lain yang

meyebabkan perubahan-perubahan dalam perasaan ataupun syaraf

orang-orang bersangkutan, misalnya wangi, bau keringat, suara

berjalan-jalan atau sebagainya. Semua itu menimbulkan kesan di

dalam pikiran seseorang yang kemudian melakukan tindakan apa

yang akan dilakukannya.

Interaksi sosial antara kelompok-kelompok manusia terjadi

disebabkan oleh karena kelompok-kelompok tersebut merupakan

17

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip,Pengantar Sosiologi,(Jakarta;Kencana,2012) 18

Tri Dayakisni dan Hudaniah,Psikologi Sosial,(Malang;UMM Press,2012), Hal.105

Page 31: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

16

yang biasanya tidak menyangkut pribadi anggota-anggotanya.

Hubungan ini misalnya antara dua partai politik. Interaksi sosial

terjadi secara kentara apabila terjadi pertentangan antara

kepentingan-kepentingan orang perorang dengan kepentingan-

kepentingan kelompok atau orang perorang dengan kepentingan

mereka masing-masing.

b. Interaksi Sosial Sebagai Dasar Proses Sosial

Proses sosial pada hakikatnya adalah pengaruh timbal balik

antara berbagai bidang kehidupan bersama. Kehidupan bersama itu

dapat terlihat dari berbagai segi atau aspek kehidupan seperti

ekonomi, politik, hukum, sosial, budaya, hamkam, dan sebagainya.

Soerdjono Dirdjosisworo (1982) menyebutkan bahwa proses

sosial dimaksud adalah cara-cara berhubungan yang dapat dilihat

apabila orang perorang atau kelompok-kelompok manusia saling

bertemu dan menentukan sistem bentuk-bentuk hubungan tersebut

atau apa yang akan terjadi apabila ada perubahan-perubahan yang

menyebabkan goyahnya cara-cara hidup yang telah ada. Dengan

demikian, proses sosial dapat dirumuskan sebagai pengaruh timbal

balik antara individu dengan individu dan dengan kelompok

mengenai berbagi aspek kehidupan.

Hal ini disebabkan bahwa awal dari proses sosial itu terjadi

adanya interaksi sosial karena terdapat hubungan sosial yang

dinamis menyangkut hubungan antara orang-orang perorangan,

antara kelompok-kelompok manusia,maupun antara orang

perorangan dengan kelompok manusia.

Menurut Soerjono Soekanto (1988) kebutuhan tersebut diatas

harus dipenuhi, sebab apabila hal ini mengalami halangan, maka

Page 32: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

17

akan timbul ketidakpuasan dalam wujud rasa cemas, emosi yang

berlebih-lebihan, rasa takut dan seterusnya.

c. Bentuk-bentuk Interaksi Sosial

1) Kerjasama

Kerjasama adalah suatu kegiatan dalam proses sosial dalam

usaha mencapai tujuan bersama dengan cara saling membantu

dan saling tolong-menolong dengan komunikasi yang efektif.

2) Pertikaian

Pertikaian adalah bentuk inter-relasi sosial dimana terjadi

adanya usaha-usaha salah satu pihak berusaha menjatuhkan

pihak yang lainnya atau berusaha melenyapkan pihak lain yang

dianggap sebagai saingannya. Ini terjadi karena perbedaan

pendapat yang dapat mengangkat masalah-masalah ekonomi,

politik, kebudayaan, dan sebagainya.

3) Persaingan

Persaingan adalah suatu kegiatan yang berupa perjuangan

sosial untuk mencapai tujuan dan bersaing namun berlangsung

secara damai, setidak-tidaknya tidak saling menjatuhkan.

Bentuk kegiatan ini biasanya dalam hal :

a) Mendapatkan status sosial

b) Memperoleh jodoh

c) Mendapat kekuasaan

d) Mendapatkan nama baik

e) Akomodasi

4) Akomodasi

Akomodasi adalah suatu keadaan dimana suatu pertikaian atau

konflik yang terjadi mendapatkan penyelesaian, sehingga

terjalin kerjasama yang baik kembali19

.

19

C.Dewi Wulansari,Sosiologi:Konsep dan Teori, Hal 34-39

Page 33: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

18

d. Ciri-ciri Interaksi Sosial

Interaksi sosial tidak cukup hanya dijelaskan sebagai hubungan

timbal balik antar manusia berdasarkan pola-pola tertentu, sebab

interaksi sosial tetap didasarkan pada ciri-ciri atau karakter

tertentu. Agar dapat dikategorikan sebagai bentuk interaksi, maka

hubungan timbal balik antar manusia tersebut harus memiliki ciri-

ciri tertentu yaitu20

:

1) Harus ada pelaku yang jumlahnya lebih dari satu.

Kriteria ini merupakan prasyarat mutlak sebab tidak akan

mungkin terjadi aksi dan reaksi dari tindakan manusia jika

tidak ada teman atu lawan yang terlibat dalam proses

tersebut. Artinya interaksi sosial itu terjadi ketika seseorang

atau sekelompok orang melakukan aksi kemudian ada

pihak lain yang menanggapi aksi-aksi tersebut.

2) Adanya komunikasi antara para pelaku dengan

menggunakan simbol-simbol. Yang dimaksud simbol-

simbol ini adalah benda, bunyi, gerak, atau tulisan yang

memiliki arti. Adapun komunikasi merupakn hubungan

timbal balik antara seseorang atau sekelompok orang

dengan pihak lain menggunakan simbo-simbol yang berupa

suara, tulisan, dan gerakan sehingga kedua belah pihak

terjadi saling menafsirkan apa yang sedang dilakukan pihak

lain.

3) Adanya suatu dimensi waktu yang meliputi masa lampau,

kini, dan akan datang yang menentukan sifat dari aksi yang

sedang berlangsung.Yang menentukan sifat aksi yang sedang

berlangsung. Interaksi sosial akan senantiasa terjadi dalam

ruang dan waktu, artinya kapan dan dimana saja.

20

M.Sitorus,Berkenalan dengan Sosiologi untuk SMU kelas 2 dan

3,(Jakarta;Erlangga,2003), h.16

Page 34: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

19

4) Adanya tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidak

sama dengan yang diperkirakan oleh para pengamat.

Interaksi sosial dilihat dari bentuknya terdapat dua bentuk yang

pokok, yaitu integrasi dan konflik. Jika interaksi tersebut berbentuk

integrasi (penyatuan), maka masing-masing pihak memiliki tujuan

yang sama yang ingin dicapai. Akan tetapi jika interaksi sosial

berbentuk konflik (perpecahan), maka bisa saja tujuan yang hendak

dicapai oleh masing-masing pihak yang terlibat dalam konflik

tersebut adalah memenangkan pertikaian, menyingkirkan lawan,

dan sebagainya.

e. Unsur-unsur Dalam Interaksi Sosial

Para ahli sosiologi memahami tindakan manusia dari sudut

pandang perilakunya. Tindakan manusia dipahami sebagai

perbuatan, perilaku atau aksi yang dilakukan oleh manusia untuk

mencapai tujuan tertentu21

. Tujuan dari tindakan manusia sangat

beragam dan kompleks artinya jika tindakan yang dilakukan adalah

untuk memperoleh benda-benda kebutuhan pokok dalam

kehidupannya, maka tindakan ekonomi. Tindakan manusia

sebenarnya tidak jauh dari aktivitas yang saling memberikan aksi

dan interaksi. Manusia mampu melakukan berbagai tindakan

seperti membaca, menulis, berkomunikasi, merespons pendapat

orang lain dalam hubungan di dalam kehidupan di masyarakat.

Dari konsep tersebut dapat dikaji lebih lanjut mengapa manusia

melakukan tindakan, dari mana sumber tindakan tersebut, apa yang

melatarbelakangi munculnya tindakan tersebut dan lain – lain.

Tindakan manusia dibedakan dalam dua macam yaitu :

21

M.Sitorus,Berkenalan dengan Sosiologi untuk SMU kelas 2 dan 3, hal.12

Page 35: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

20

1) Tindakan yang terorganisasi

Artinya tindakan yang dilatarbelakangi oleh seperangkat

kesadaran sehingga apa yang dilakukannya tersebut di

dorong oleh tingkat keasadaran yang berasal dari dalam

dirinya.

2) Tindakan yang dilakukan tanpa kesadaran

Yaitu tindak refleks yang tidak dikatagorikan sebagai

tindakan sosial, sebab tindakan itu tidak terorganisasi

melalui kesadaran diri.

Tindakan terorganisasi tidak sepenuhnya muncul begitu saja di

dalam setiap individu manusia, sebab tidak ada satupun manusia yang

melakukan tindakan terorganisasi tanpa melalui proses latihan atau

proses belajar. Tindakan terorganisasi merupakan tindakan yang

terkoordinasi oleh kesadaran pusat (pusat saraf otak), sehingga

memunculkan aktivitas organ tubuh22

.

f. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi

Sosial

Berlangsungnya suatu interaksi sosial terutama antara individu

dan kelompok didasari oleh beberapa faktor, yakni :

1) Faktor Peniruan (Imitasi)

Imitasi merupakan tindakan manusia untuk meniru tingkah

pekerti orang lain yang berada di sekitarnya. Imitasi banyak

dipengaruhi oleh tingkat jangkauan indranya yaitu sebatas

yang dilihat, didengar, dan dirasakan23

. Gejala peniruan

yang kuat peranannya dalam interaksi sosial, tampak jelas

dalam dunia mode, adat-istiadat, dunia usaha, perilaku

kejahatan, dan lain sebagainya. Faktor peniruan ini sangat

22

Elly M.Setiadi dan Usman Kolip.Pengantar Sosiologi,(Jakarta;Kencana,2011),Hal. 23

Elly M.Setiadi dan Usman Kolip.Pengantar Sosiologi, Hal.67

Page 36: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

21

berperan dalam pergaulan hidup manusia dan timbulnya

perubahan masyarakat.

2) Faktor Sugesti

Faktor sugesti dipahami sebagai tingkah laku yang

mengikuti pola-pola yang berada di dalam dirinya, yaitu

ketika seseorang memberikan pandangan taua sikap dari

dalam dirinya lalu diterimanya dalam bentuk sikap dan

perilaku tertentu. Dari sugesti tersebut, kemudian

memunculkan norma-norma dalam kelompok, prasangka-

prasangka sosial (social prejudices), norma-norma (susila),

dan sebagainya. Hal ini dipengaruhi oleh kinerja akal yang

setelah melalui proses belajar ia tidak hanya sekedar

memindahkan apa yang ia proses (ia tanggapi) dari pihak

luar, tapi melalui akal ia mulai melakukan identifikasi dan

pertimbangan – pertimbangan lebih lanjut terhadap apa

yang iatanggapi. Ini disebabkan oleh aneka faktor yang

berhubungan dengan sugesti seperti :

a) Sugesti karena hambatan berpikir.

b) Sugesti karena keadaan pikiran terpecah-pecah.

c) Sugesti karena otoritas .

d) Sugesti karena mayoritas.

e) Sugesti karena pandangan hidup (will of believe).

3) Faktor Identifikasi

Faktor identifikasi dimaksudkan timbul ketika seseorang

mulai sadar bahwa di dalam kehidupan ini ada norma-

norma peraturan-peraturan yang harus dipenuhi, dipelajari,

dan ditaatinya. Adapun identifikasi lebih di dorong oleh

keinginan mengikuti jejeknya, ingin mencontoh, ingin

belajar dari orang lain yang dianggap ideal. Dengan

demikian, dalam identifikasi biasanya terdapat keinginan

Page 37: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

22

menjadi seperti orang lain terutama sifat-sifat yang melekat

pada dirinya.

4) Faktor Simpati

Faktor simpati dimaksudkan adalah faktor tertariknya

seseorang atau sekelompok orang terhadap orang atau

kelompok orang yang lain. Faktor simpati muncul bukan

dari pemikiran yang logis rasional tetapi berdasarkan

penialain perasaan, sebagaimana dalam proses identifikasi.

Simpati tidak sama dengan identifikasi sebab simpati di

dorong ingin mengerti dan ingin kerja sama dengan orang

lain. Akibat dari simpati adalah dorongan simpatisan (orang

yang tertarik) untuk menjalin hubungan kerjasama antar

dua orang atau lebih yang setaraf. Adapun simpati,

seseorang dapat merasa berpikir dan bertingkah laku

seakan-akan ia adalah orang lain.24

3. Kerjasama

a. Pengertian Kerjasama

Secara etimologi kerjasama berasal dari bahasa Inggris

“Cooperation” yang memiliki arti yang sama yakni kerjasama.

Kerjasama merupakan kegiatan bersama antara dua orang atau

lebih untuk mencapai suatu tujuan yang sama. Kerjasama

kemudian berkembang dengan munculnya pengertian-pengertian

baru yang lebih kontemporer sesuai dengan pergerakan zaman.

Kerjasama pada masa lalu identik dalam usaha perdagangan, pada

masa sekarang kerjasama menyentuh semua bidang. Baik ekonomi,

sosial, maupun politik25

.

Soerjono Soekanto dalam bukunya “Sosiologi Suatu

Pengantar” mengemukakan bahwa kerjasama dapat dijumpai

24

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip.Pengantar Sosiologi,hal.69-71 25

Anon,Pengertian Kerjasama Menurut Para Ahli,2014

(http//:www.duniapelajar.com),diakses pada tanggal 17 November 2016

Page 38: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

23

dalam setiap kehidupan sosial mulai dari anak-anak hingga

kehidupan keluarga, kelompok kekerabatan hingga ke dalam

komunitas sosial. Kerjasama dapat terjadi karena didorong oleh

kesamaan tujuan atau manfaat yang akan di peroleh dalam

kelompok tersebut.

Charles H. Cooley memberikan gambaran tentang

kerjasama dalam kehidupan sosial. Kerjasama timbul jika orang

menyadari bahwa mereka mempunyai kepentingan yang sama dan

pada saat yang bersamaan mempunyai cukup pengetahuan dan

pengadilan terhadap diri sendiri untuk memenuhi kepentingan ini

melalui kerjasama, kesadaran akan adanya kepentingan yang sama

dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang penting dalam

kerjasama yang berguna26

.

Sedangkan menurut beberapa ahli, Zaimudin

mengemukakan bahwa kerjasama merupakan seseorang yang

memiliki kepedulian dengan orang lain atau sekelompok orang

sehingga membentuk suatu kegiatan yang sama dan

menguntungkan seluruh anggota dengan dilandasi rasa saling

percaya antar anggota serta menjunjung tinggi adanya norma yang

berlaku27

.

b. Macam-Macam Kerjasama

Dilihat dari alasan yang mendasari lahirnya kerjasama, maka

kerjasama dapat dibedakan menjadi dua, sebagai berikut :

1) Kerjasama Spontan (Spontaneous Cooperation). Yaitu

bentuk kerjasama atas dasar spontanitas.

2) Kerjasama langsung (Direct Cooperation). Yaitu bentuk

kerjasama sebagai reaksi atas adanya instruksi dari atasan.

26

Elly M. Setiadi dan Usman Kolip.Pengantar Sosiologi,hal.78 27

Samhis Setiawan,Penjelasan Bimbingan Beserta Kerjasama Menurut Para

Ahli,2016,(http//:www.gurupendidikan.com),diakses pada tanggal 17 November 2016

Page 39: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

24

c. Bentuk-Bentuk Kerjasama

Adapun bentuk kerjasama jika dilihat dari motif

pelaksanaannya dapat dikelompokkan menjadi lima bentuk,

sebagai berikut :

1) Kerukunan (Harmony), kerjasama semacam ini terwujud

dalam gotong royong dan tolong-menolong.

2) Kooptasi (Cooptation), yaitu peroses penerimaan unsur-

unsur baru oleh pemimpin sebuah organisasi yang di

tujukan dalam rangka mencegah terjadinya gangguan atau

guncangan dalam organisasi tersebut28

.

3) Join venture yaitu bentuk kerjasama beberapa perusahaan

dalam mengembanhkan bidang usaha tertentu. Satu sebagai

pemodal dan pihak lainnya mengelola usaha atau proyek

tertentu.

4) Bargaining, yaitu kerjasama pertukaran barang atau jasa

antara dua organisasi atau dua negara.

5) Koalisi (Coalition), yaitu kerjasama antara dua pihak yang

memiliki kepentingan atau tujuan yang sama29

.

4. Pondok Pesantren

a. Pengertian Pondok Pesantren

Dalam pemakaian sehari-hari, istilah pesantren bisa disebut

dengan pondok saja atau kedua kata ini digabung menjadi pondok

pesantren. Secara esensial, semua istilah ini mengandung makna

yang sama, kecuali sedikit perbedaan. Asrama yang menjadi

penginapan santri sehari-hari dapat dipandang sebagai pembeda

antara pondok dengan pesantren. Pada pesantren santrinya tidak

29

Anon,Pengertian Kerjasama dan Macam-Macam Bentuk Kerjasama Beserta

Contohnya,2016,(http://www.bukupedia.net),diakses pada tanggal 17 November 2016

Page 40: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

25

disediakan asrama (pemondokan) di komplek pesantren tersebut,

mereka tinggal di seluruh penjuru desa sekeliling pesantren (santri

kalong) dimana cara dan metode pendidikan dan pengajaran agama

Islam diberikan dengan sistem wetonan yaitu para santri datang

berduyun duyun pada waktu-waktu tertentu.

Sebenarnya penggunaan gabungan kedua istilah secara integral

yakni pondok dan pesantren menjadi pondok pesantren lebih

mengakomodasikan karakter keduanya. Pondok pesantren menurut

M.Arifin berarti, suatu lembaga pendidikan agama Islam yang

tumbuh serta diakui masyarakat sekitar, dengan sistem asrama

(komplek) di mana santri – santri menerima pendidikan agama

melalui sistem pengajian atau madrasah yang sepenuhnya berada di

bawah kedaulatan leadership seseorang atau beberapa orang kiai

dengan ciri khas yang bersifat kharismatik dan independen dalam

segala hal. Terus terang, tak banyak referensi yang menjelaskan

tentang pondok pesantren pertama berdiri dan bagaimana

perkembangannya pada zaman permulaan. Bahkan, istilah pondok

pesantren, kiai, dan santri masih diperselisihkan.

Menurut Hasbullah dalam bukunya yang berjudul “Kapita

Selekta Pendidikan Islam”, istilah pondok didefinisikan sebagai

tempat tinggal sederhana bagi kyai bersama para santrinya.30

Pondok, asrama bagi para santri, merupakan ciri khas tradisi

pesantren yang membedakannya dengan sistem pendidikan

tradisional di masjid-masjid yang berkembang di kebanyakan

wilayah Islam di negara-negara lain. Keadaan kamar-kamar pondok

biasanya sangat sederhana mereka tidur di atas lantai tanpa kasur.

Papan-papan dipasang pada dinding untuk menyimpan koper dan

barang-barang lain. Para santri tidak boleh tinggal di luar komplek

30

Mundzier Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Keagamaan Dalam Mayarakat ( Jakarta, Asra Buana Sejahtera,2009) ,hal.59

Page 41: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

26

pesantren, kecuali mereka yang berasal dari desa-desa di sekeliling

pondok.31

Terlepas dari kata itu, karena yang dimaksudkan dalam istilah

pesantren dalam pembahasan ini adalah sebuah lembaga

pendidikan dan pengembangan agama Islam, dan pengembangan

Islam di Tanah Air (khususnya di Jawa) dimulai oleh Wali Songo,

maka model pesantren di Pulau Jawa juga mulai berdiri dan

berkembang bersamaan dengan zaman Wali Songo. Keberadaan

pesantren sebagai wadah untuk memperdalam agama sekaligus

sebagai pusat penyebaran agama Islam diperkirakan sejalan dengan

gelombang pertama dari proses pengislaman didaerah Jawa yang

berakhir sekitar abad ke – 16.

Dikalangan ahli sejarah terdapat perselisihan pendapat dalam

menyebutkan pendiri pesantren pertama kali. Sebagian mereka

menyebutkan Syaikh Maulana Malik Ibrahim, yang dikenal dengan

Syeikh Magribi dari Gujarat, India, sebagai pendiri atau pencipta

pondok pesantren. Data-data historis tentang bentuk institusi,

materi, metode atau secara umum sistem pendidikan pesantren

yang dibangun Syeikh Magribi tersebut sulit ditemukan hingga

sekarang. Pesantren dalam pengertian hakiki, sebagai tempat

pengajaran para santri meskipun bentuknya sangat sederhana telah

dirintisnya. Pengajaran tersebut tidak pernah diabaikan oleh

penyebar Islam, lebih dari itu kegiatan mengajar santri menjadi

bagian terpadu dari misi dakwah Islamiyah.

b. Pondok Pesantren Konvensional

Sebagaimana diketahui bahwa Islam masuk dan berkembang di

Nusantara melalui perdagangan internasional yang berpusat di kota

– kota pelabuhan, maka masyarakat Islam di Nusantara pada

31

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai

(Jakarta,LP3ES 1982), hal.44-48

Page 42: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

27

permulaannya adalah adalah masyarakat kota. Pembentukan

masyarakat ini tentunya mempengaruhi asal-usul lembaga

pendidikan pesantren yang belum terbentuk itu. Kota-kota menjadi

pusat-pusat studi Islam yang dikembangkan oleh para ulama di

sana. Namun, kemudian pesantren tumbuh dan berkembang

dipedesaan, bahkan belakangan ini sebagian besar pesantren

berlokasi di pinggiran dan pedesaan.

Nurcholis Madjid mengemukakan, seandainya Indonesia tidak

pernah dijajah, pesantren-pesantren tidak akan terlalu jauh

terperosok ke dalam daerah pedesaan yang terpencil seperti

sekarang, melainkan tentunya akan berada di kota –kota pusat

kekuasaan atau ekonomi, sekurang-kurangnya tidak terlalu jauh

dari sana, sebagaimana halnya sekolah-sekolah keagamaan di Barat

yang kemudian tumbuh menjadi universitas-universitas walaupun

demikian, hal yang tetap sama adalah isi pengajarannya yang

diberikan melalui kitab-kitab kuning.

Pendidikan yang dilangsungkan di pesantren memiliki

karakteristik yang khas dengan orientasi utama melestarikan dan

mendalami ajaran Islam serta mendorong para santri untuk

menyampaikannya kembali pada masyarakat. Dari sini dapat

diketahui peran pesantren sebagai lembaga dakwah yang

berpengaruh besar terhadap pengembangan agama Islam di

Nusantara. Dalam pandangan Martin Van Bruinessen, tradisi

pengajaran agama Islam seperti yang muncul di pondok pesantren

Jawa dan lembaga-lembaga serupa di luar Jawa merupakan suatu

tradisi agung (great tradition). Karakteristik tradisi yang dimaksud

secara konvensional dikemukakan, misalnya oleh Zamakhsyari

Dhofier yaitu pondok, masjid, pengajian, kitab-kitab Islam klasik

(kitab kuning), santri, dan kyai.

Karakteristik yang sama dikemukakan oleh Departemen

Agama, yaitu kyai sebagai pimpinan pondok pesantren, santri yang

Page 43: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

28

bermukim di asrama dan belajar kepada kyai, asrama sebagai

tempat tinggal para santri, pengajian sebagai bentuk pengajaran

kyai terhadap para santri, serta masjid sebagai pusat pendidikan

dan pusat kompleksitas kegiatan pondok pesantren. Pondok

pesantren kovensional tidak mengenal suatu bentuk kurikulum

yang baku. Pembelajaran biasanya berlangsung mengikuti pola

pengajaran tuntas kitab yang dijadikan rujukan utama suatu pondok

pesantren sesuai dengan keahlian kyainya. Dengan kata lain,

pembelajaran yang dilangsungkan di pesantren bersandar pada

tamatnya suatu kitab yang dipelajari, bukan pada pemahaman

secara tuntas terhadap suatu topik bahasan dan juga tidak

ditentukan lamanya santri belajar di pondok sebagaimana yang

terjadi pada pesantren modern dengan sistem pendidikan

klasikalnya32

.

c. Pondok Pesantren Kontemporer

Lembaga pendidikan agama tradisional merupakan ranah bagi

para sultan muslim dan imam untuk menyebarkan agama Islam dan

mengajak orang orang yang beragama Hindhu untuk memeluk

agama Islam. Al-Quran dan Hadist, dua sumber utama dalam

Islam, diterima oleh kebanyakan sultan muslim sebagai dasar

hukum kerajaan, sementara Islam dinyatakan sebagai dasar

program pendidikannya. Selama era kerajaan Islam, bagi seorang

muslim, memperoleh pengetahuan agama dan komitmen untuk

menerapkannya sangat penting untuk menaikkan status politik dan

sosial. Islam merupakan prasyarat bagi pengangkatan sultan dan

pembantu sultan. Pesantren adalah salah satu lembaga pendidikan

utama waktu itu sangat berperan dalam mendidik masyarakat dan

calon pemimpin masyarakat. Sistem pendidikan tradisonal Islam

32

Mundzier Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Kagamaan Dalam Masyarakat,(Jakarta, Asra Buana Sejahtera,2009), hal.55-62

Page 44: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

29

seperti surau (Minangkabau) dan pesantren (Jawa) juga

memberikan respons terhadap kemunculan dan ekspansi sistem

pendidikan modern Islam ini33

.

d. Tipologi Pesantren

Secara umum pondok pondok pesantren dapet dikategorikan

menjadi dua, yaitu pesantren salafiyah dan pesantren khalafiyah.

Pesantren salafiyah sering disebut sebagai pesantren tradisional

atau konvensional, sedangkan pesantren khalafiyah disebut

pesantren modern atau kontemporer. Pondok pesantren salafiyah

adalah pondok pesantren yang masih tetap mempertahankan sistem

pendidikan khas pondok pesantren baik kurikulum maupun metode

pendidikannya. Bahan ajar meliputi ilmu-ilmu agama Islam

dengan menggunakan kitab-kitab klasik berbahasa Arab sesuai

dengan tingkat perjenjangannya. Pembelajaran di pondok

pesantren diselenggarakan dengan cara non-klasikal maupun

klasikal. Jenis pondok pesantren seperti ini pun dapat meningkat

dengan membuat kurikulum sendiri, dalam arti kurikulum model

pondok pesantren yang bersangkutan. Metode yang digunakan

pondok pesantren salafiyah atau tradisional adalah wetonan,

sorogan, muhawarah, mudzakarah, dan majlis ta’lim. Di

pesantren, metode ini dipergunakan pada santri tingkat rendah

yang baru menguasai al-Quran. Melalui metode ini, perkembangan

intelektual santri dapat ditangkap kyai secara utuh.

Sementara itu, pesantren khalafiyah adalah pondok pesantren

yang mengadopsi sistem madrasah atau sekolah, dengan kurikulum

disesuaikan dengan kurikulum pemerintah, baik Departemen

Agama maupun Departemen Pendidikan Nasional pesantren

khalafiyah biasanya juga menyelenggarakan kegiatan pendidikan

33

Mundzier Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Kagamaan Dalam Masyarakat, Hal. 65-70

Page 45: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

30

jalur sekolah, baik itu jalur sekolah umum, maupun sekolah berciri

khas agama Islam. Bahkan, ada beberapa pesantren yang telah

menyelenggarakan pendidikan tingkat tinggi (perguruan tinggi)34

.

e. Kiai

Definisi kiai dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah

sebutan bagi alim ulama‟ (orang yang cerdik dan pandai dalam

agama Islam). Sedangkan dalam Ensiklopedi Islam Indonesia

disebutkan bahwa kyai di kalangan masyarakat tradisional Jawa,

merupakan tokoh keagamaan kharismatik yang bisa

dibandingkan dengan ajengan di masyarakat Jawa Barat, syekh di

masyarakat Minangkabau Sumatera Barat. Untuk penyebutan istilah

kyai di Indonesia memang berbeda-beda, tetapi substansinya

memiliki peran dan tugas yang sama. Untuk persoalan ini, dalam

jurnal Syamsul Ma‟arif mengenai pola hubungan patron-client

kiai dan santri di pesantren, Ali Maschan Moesa berkata bahwa

“ulama juga mempunyai sebutan yang berbeda di setiap daerah,

seperti Kyai (Jawa), Ajengan (Sunda), Tengku (Aceh), Syekh

(Tapanuli), Buya (Minangkabau), Tuan Guru (Nusa Tenggara,

Kalimantan Selatan, Kalimantan Timur dan Kalimantan Tengah)”.

Selain itu, terdapat sebutan „Kyai‟, yang merupakan gelar kehormatan

bagi para ulama pada umumnya.35

Sedangkan Zamakhsyari Dhofier menjelaskan kiai merupakan

gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada ahli agama Islam

yang memiliki atau menjadi pemimpin pesantren dan mengajar

kitab-kitab klasik kepada para santrinya. Di Jawa Barat disebut

ajengan. Di Jawa Tengah dan Jawa Timur, ulama yang memimpin

pesantren disebut kiai. Di Indonesia sekarang banyak juga ulama

yang cukup berpengaruh di masyarakat juga mendapat gelar “kiai”

34

Mundzier Suparta, Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap Perilaku

Kagamaan Dalam Masyarakat, hal 86-88 35

Mansur Hidayat,”Model Komunikasi Kyai Dengan Santri Di Pesantren”,Jurnal

Komunikasi ASPIKOM Vol.2 Nomor 6, Januari 2016,hlm 386-388

Page 46: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

31

walaupun mereka tidak memimpin pesantren. Gelar kiai biasanya

dipakai untuk menunjuk para ulama dari kelompok Islam

tradisional. Dhofier menyebut kyai adalah sebagai elemen yang

paling essensial dari pesantren yang seringkali disebut sebagai

pendiri pesantren.

Dalam penelitiannya, asal-usul penyebutan kyai dalam bahasa

Jawa digunakan dalam tiga jenis gelar yang berbeda yaitu :

1) Sebagai gelar kehormatan untuk barang-barang yang antik

dan berharga seperti penyebutan „Kyai Garuda Kencana’

bagi kereta emas di Keraton Yogyakarta.

2) Gelar kehormatan bagi orang tua pada umumnya.

3) Gelar yang diberikan oleh masyarakat kepada seorang ahli

agama atau menjadi pimpinan pesantren dan mengajar

kitab- kitab Islam klasik kepada santrinya.

Para kiai dengan kelebihan pengetahuannya dalam Islam,

seringkali dilihat sebagai orang yang senantiasa dapat memahami

keagungan Tuhan dan rahasia alam, sehingga dengan demikian

mereka dianggap memiliki kedudukan yang tidak terjangkau,

terutama oleh kebanyakan oraang awam. Dalam beberapa hal, mereka

menunjukkan kekhususan mereka dalam bentuk pakaian yang

merupakan simbol kealiman yaitu kopiah dan surban36

.

Martin van Bruinessen menyatakan bahwa kiai memainkan

peranan yang lebih dari sekedar seorang guru. Dia bertindak sebagai

seorang pembimbing spiritual bagi mereka yang taat dan pemberi

nasehat dalam masalah kehidupan pribadi mereka, memimpin ritual-

ritual penting serta membacakan doa pada berbagai acara penting.

Banyak kiai Jawa yang juga dipercaya mempunyai kemempuan

penglihatan batin dan ilmu kesaktian tertentu, mereka bertindak

36

Zamakhsyari Dhofier,Tradisi Pesantren:Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai,(Jakarta,LP3ES,1982),hal.55-56

Page 47: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

32

sebagai orang yang dapat melakukan penyembuhan spiritual dan

mengusir roh jahat, membuat jimat-jimat atau mengajarkan berbagai

teknik kekebalan tubuh.

Meskipun kebanyakan kiai di Jawa tinggal di daerah pedesaan,

mereka merupakan bagian dari kelompok elite dalam struktur sosial,

politik, dan ekonomi masyarakat Jawa. Sebab dalam suatu kelompok,

para kiai yang memiliki pengaruh yang amat kuat di masyarakat Jawa,

merupakan kekuatan penting dalam kehidupan37

.

5. Masyarakat

a. Pengertian Masyarakat

Menurut pendapat Ralp Linton, masyarakat adalah setiap

kelompok manusia yang telah hidup dana bekerja sama cukup lama

sehingga mereka dapat mengatur diri mereka dan menganggap diri

mereka sebagai suatu kesatuan sosial dengan batas-batas yang telah

dirumuskan dengan jelas.

Menurut Mc Clever, masyarakat adalah sustu sistem dari

kebiasaan dan tata cara dari wewenang dan kerjasama antara

berbagai kelompok, berbagai golongan dan pengawasan tingkah

laku serta kebebasan-kebebasan individu (manusia). Keseluruhan

yang selalu berubah inilah yang dinamakan dengan masyarakat.

Masyarakat merupakan jalinan hubungan sosial dan masyarakat

selalu berubah.

Selo Soemardjan mengemukakan bahwa masyarakat adalah

orang-orang yang hidup bersama dimana menghasilkan

kebudayaan.

37

Iva Yulianti Umdatul Izzah,”Perubahan Pola Hubungan Kiai Dan Santri Pada Masyarakat

Muslim Tradisonal Pedesaan”, Jurnal Sosiologi Islam,Vol.1,No.2, ISSN:2089-0192,Oktober

2011,hal.35

Page 48: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

33

Maka, dari beberapa pendapat yang disampaikan oleh ahli di

atas dapat disimpulkan bahwa masyarakat adalah kumpulan

manusia yang membentuk suatu kelompok yang hidup bersama-

sama dan saling membantu satu sama lain dalam hubungannya atau

saling berinteraksi.

b. Ciri-Ciri Masyarakat

Ciri-ciri masyarakat adalah sebagai berikut :

1) Masyarakat adalah manusia yang hidup berkelompok.

Kelompok inilah yang nantinya membentuk suatu

masyarakat. Mereka mengenali antara yang satu dengan

yang lain dan saling ketergantungan. kesatuan sosial

merupakan perwujudan dalam hubungan sesama

manusia ini. Seorang manusia tidak mungkin dapat

meneruskan hidupnya tanpa bergantung kepada

manusia lain.

2) Masyarakat ialah yang melahirkan kebudayaan

Dalam konsepnya tidak ada masyarakat maka tidak ada

budaya, begitupun sebaliknya. Masyarakatlah yang

akan melahirkan kebudayaan dan budaya itu pula

diwarisi dari generasi ke generasi berikutnya dengan

berbagai proses penyesuaian.

3) Masyarakat yaitu yang mengalami perubahan.

Sebagaimana yang terjadi dalam budaya masyarakat

juga turut mengalami perubahan. Suatu perubahan yang

terjadi karena faktor-faktor yang berasal dari dalam

masyarakat itu sendiri.

4) Masyarakat adalah manusia yang berinteraksi.

Salah satu perwujudan dari masyarakat ialah

terdapatnya hubungan dan bekerja sama diantara ahli

dan ini akan melahirkan interaksi. Interaksi ini boleh

saja berlaku secara lisan maupun tidak dan komunikasi

Page 49: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

34

berlaku apabila masyarakat bertemu diantara satu sama

lain.

5) Terdapat kepemimpinan.

Dalam hal ini pemimpin adalah terdiri daripada ketua

keluarga, ketua kampung, ketua negara, dan lain

sebagainya. Dalam suatu masyarakat Melayu awal

kepemimpinannya bercorak tertutup, hal ini disebabkan

karena pemilihan berdasarkan keturunan.

6) Adanya Stratifikasi Sosial

Stratifikasi sosial yaitu meletakkan seseorang pada

kedudukan dan juga peranan yang harus dimainkannya

di dalam masyarakat.

Masyarakat sebenarnya menganut sistem adaptif (mudah

menyesuaikan diri dengan keadaan) oleh karena masyarakat

merupakan wadah untuk memenuhi berbagai kepentingan dan

tentunya juga untuk dapat bertahan. Selain itu juga masyarakat sendiri

juga mempunyai berbagai kebutuhan yang harus dipenuhi agar

masyarakat itu dapat hidup secara terus-menerus. Kebutuhan-

kebutuhan masyarakat tersebut sebagai berikut :

a) Masyarakat membutuhkan adanya populasi (population

replacement).

b) Masyarakat membutuhkan informasi

c) Masyarakat membutuhkan energi

d) Masyarakat membutuhkan materi

e) Masyarakat membutuhkan sistem komunikasi

f) Masyarakat membutuhkan sistem produksi

g) Masyarakat membutuhkan sistem distribusi

h) Masyarakat membutuhkan sistem organisasi sosial

i) Masyarakat membutuhkan sistem pengendalian sosial

Page 50: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

35

j) Masyarakat membutuhkan perlindungan terhadap ancaman

yang tertuju pada jiwa dan harta bendanya.38

B. Penelitian Relevan

Penelitian yang mengkaji tentang masalah perilaku interaksi kiai

pondok pesantren dengan masyarakat sejauh yang penulis ketahui sudah

banyak. Beberapa penelitian baik yang menggunakan studi kepustakaan

maupun studi lapangan diantaranya sebagai berikut :

1. Fajar Adzananda Siregar (2008) dengan penelitiannya yang

berjudul “Pola Komunikasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren

Al-Asmaniyah Kampung DukuhPinang, Tangerang, Banten”

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dengan menggunkan metode penelitian deskriptif kuantitatif.

Penelitian ini mengkaji tentang pola komunikasi yang digunakan

sehari – hari dalam berbagai kegiatan proses belajar mengajar ilmu

agama. Berdasarkan penelitian tersebut diketahui bahwa pola

komunikasi yang dilakukan dalam proses belajar mengajar di

Pondok Pesantren Al-Asmaniyah secara umum menggunakan tiga

macam pola yaitu komunikasi antar pribadi, komunikasi antar

kelompok, dan komunikasi instruksional. Sedangkan metode yang

digunakan dalam proses belajar mengajar di Pondok Pesantren Al-

Asmaniyah ini menggunakan beberapa macam metode diantaranya

adalah metode ceramah, metode hafalan, dan metode latihan serta

metode membaca dan menyimak39

.

38

Anon,Pengertian Masyarakat Dan Ciri-Ciri

Masyarakat,(http://www.pengertianpakar.com),diakses pada tanggal 17 November 2016 39

Fajar Adzananda Siregar,”Pola Komunikasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Al-

Asmaniyah Kampung Dukuh Pinang, Tangerang, Banten”,Skripsi pada Fakultas Dakwah dan

Komunikasi,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta,Jakarta,2008,hal.68,tidak

dipublikasikan.

Page 51: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

36

2. Samsul Bahri (2008) dengan penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Terhadap

Perilaku Keagaamaan Masyarakat Kampung Banyusuci, Bogor,

Jawa Barat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode

penelitian kualitatif. Penelitian ini mengkaji tentang pengetahuan

masyarakat Kampung Banyusuci terhadap ajaran – ajaran agama

Islam menjadi lebih mendalam dengan adanya pondok pesantren

yang berada di kampung mereka. Begitu pula dengan pola pikir

mereka, yang pada awalnya masih sangat kolot (tradisional) lambat

laun menjadi lebih maju dalam hal pendidikan, ekonomi, serta

pengamalan praktek keagamaan. Maka dengan berdirinya pondok

pesantren di sana masyarakat sekitar kampung tersebut menjadi

lebih memahami ajaran agama Islam untuk bekal menjalankan

ibadah dan dengan bekal pemahaman agama, mereka akan malu

kalau seandainya mereka tidak menjalankan ajaran tersebut. Pondok

pesantren yang berdiri disana mempunyai peranan yang sangat

penting dalam pembentukan perilaku masyarakat Kampung

Banyusuci, hal itu tercermin dalam tingkah laku perbuatan dalam

keseharian yang sarat dengan pengaruh ajaran agama.40

3. Deden Mukhlis (2015) dengan penelitiannya yang berjudul

“Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kyai Terhadap Sikap Kemandirian

Santri ( Studi Kasus di Ponpes Al-Amiin Parungpanjang Bogor)

Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

kuantitatif. Penelitian ini mengkaji tentang gaya kepemimpinan

kyai di Pondok Pesantren Al–Amiin Parungpanjang Bogor,

40

Samsul Bahri,”Pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Terhadap Perilaku

Keagaamaan Masyarakat Kampung Banyusuci, Bogor, Jawa Barat”,Skripsi pada Fakultas

Ushuluddin dan Filsafat,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta,Jakarta,2008,hal,71,tidak dipublikasikan

Page 52: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

37

termasuk pada gaya kepemimpinan kharismatis dan demokratis. Hal

ini di dukung dengan kewibawaan, keteladanan, dan kharisma kyai

yang membuat santri tertarik untuk mengikutinya. Selain itu, kyai

juga terbuka terhadap pendapat, saran dan kritik dari para santri,

memberikan kesempatan santri untuk berkreatifitas, mengadakan

musyawarah jika ada masalah, dan membuat keputusan dengan adil

demi kepentingan bersama.41

4. Kunti Zakiyah (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Pola

Relasi Kyai dan Santri ( Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan

Kyai di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga)

Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga. Metode yang

digunakan dalama penelitian ini adalah penelitian kualitatif. Hasil

penelitian yang mengkaji tentang pola relasi antara kyai dan santri

di Pondok Pesantren Pancasila ini merupakan hubungan antara kyai

dan santri yanag diwarnai dengan kepercayaan, wibawa, dan

kharisma tersebut merupakan nilai – nilai tradisi yang terdapat di

pesantren. Persepsi santri terhadap kepemimpinan kyai di Pondok

Pesantren Pancasila adalah kepemimpinana kharismatik karena

dikagumi oleh banyak santri-santri (pengikut). Adapun kekaguman

tersebut di sebabkan oleh karakteristik kyai yang khas (daya

tariknya sangat memikat). Kepemimpinan di Pondok Pesantren

Pancasila pun sangat bernuansa moral karena otoritas kyai dalam

masalah kedalam ilmu, ketinggian pribadi dan pengelolaan yang

hati – hati dalama hubungan – hubungan personal.42

41

Deden Mukhlis,”Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kyai Terhadap Sikap Kemandirian

Santri (Studi Kasus Di PonPes Al-Amiin Parungpanjang Bogor)”,Skripsi pada Fakultas Ilmu

Tarbiyah dan Keguruan,Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta,Jakarta,2015,hal.69,tidak dipublikasikan. 42

Kunti Zakiyah,”Pola Relasi Kyai Dan Santri (Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan

Kyai di Pondok Pesantren Pancasila,Blotongan,Sidorejo,Salatiga)”,Skripsi pada Jurusan

Tarbiyah,Program Studi Pendidikan Agama Islam,Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri

Salatiga,Salatiga,hal.166,tidak dipublikasikan.

Page 53: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

38

5. Zainal (2012) dengan penelitiannya yang berjudul “Kiai Dan

Peningkatan Nilai-Nilai Keagamaan Masyarakat Dalam Perspektif

Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead Di Desa

Gadu Barat Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep”. Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya. Metode yang

digunakan dalam penelitian ini yaitu pendekatan dengan paradigma

devinisi sosial (penelitian kualitatif). Hasil dari penelitian ini adalah

pola pendekatan yang dilakukan kiai di Desa Gadu Barat ini

merupakan pola yang dibangun untuk peningkatan nilai-nilai

keagamaan yang mampu merubah keadaan yang sangat terbelakang

dan pasif menjadikan salah satu kelambanan dalam berkembang

mulai dari sisi sosial, ekonomi, dan yang paling penting agama.

Karena kondisi inilah aktifitas keagamaan menjadi pasif akibat

kurangnya kesadaran masyarakat karena minimnya pengetahuan

keagamaan yang menyebabkan kelambanan masyarakat untuk

berkembang. Pola yang dibangun dengan interaksi yang dilakukan

kiai pada masyarakat menjadikan sesuatu yang berbeda dan dapat

mengembangkan aktifitas yang sebelumnya staknan, sehingga

mampu hidup kembali dengan pesan yang mempunyai makna dan

simbol yang dimunculkan ke hadapan masyarakat dengan adanya

kumpulan yang dibangun dengan interaksi yang sangat intensif

dalam setiap minggunya.43

43

Zainal,”Kiai Dan Peningkatan Nilai-Nilai Keagamaan Masyarakat Dalam Perspektif

Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead Di Desa Gadu Barat Kecamatan Ganding

Kabupaten Sumenep”,Skripsi pada Fakultas Dakwah,Institut Agama Islam Negeri Sunan Ampel

Surabaya,Surabaya,hal.97,tidak dipublikasikan

Page 54: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

39

Berdasarkan keterangan di atas, penulis merumuskan tabel penelitian

relevan sebagai berikut :

Gambar Tabel 2.1

Penelitian Relevan

No

Nama Peneliti

Tahun Judul Metode

penelitian Hasil Penelitian Persamaan Perbedaan

1. Fajar Adzananda

Siregar (2008)

Pola

Komunikasi

Kyai dan Santri

di Pondok

Pesantren Al-

Asmaniyah

Kampung

DukuhPinang,

Tangerang,

Banten

Jenis : Deskriptif

analisis kualitatif

Sumber : Primer

dan Sekunder

Lokasi : Pondok

Pesantren Al-

Asmaniyah,

Kampung

Dukuhpinang,Tan

gerang,Banten

Hasil dalam

penelitian ini

adalah diketahui

bahwa pola

kemunikasi yang

dilakukan dalam

proses belajar

mengajar

menggunakan tiga

macam pola yaitu

: komunikasi

antar pribadi,

komunikasi antar

kelompok, dan

komunikasi antar

instruksional.

Sama – sama

meneliti

tentang

interaksi

kiai.

Pada

penelitian ini

hal yang

diteliti

adalah pola

komunikasi

kiai dan

santri di

Pondok

Pesantren

tersebut.

2. Samsul Bahri

(2008)

Pengaruh

Pondok

Pesantren

Ummul Quro

Al-Islami

Terhadap

Perilaku

Keagaamaan

Masyarakat

Kampung

Banyusuci,

Bogor, Jawa

Barat

Jenis : Field

Research

(penelitian

kualitatif)

Sumber :

Primer dan

Sekunder

Lokasi :

Kampung

Banyusuci RT

04/RW 04,

Leuwimekar,

Leuwiliang,

Bogor

Hasil dalam

penelitian ini

dengan berdirinya

Pondok Pesantren

di Kampung

Banyusuci,

masyarakat

sekitar kampung

tersebut menjadi

lebih memahami

ajaran agama

Islam untuk bekal

menjalankan

ibadah.

Sama-sama

meneliti

tentang

Interaksi

kiai.

Pada

penelitian ini

hal yang

diteliti yaitu

perilaku

keagaamaan

masyarakat

di Kampung

Banyusuci,

Bogor

3. Deden Mukhlis

(2015)

Pengaruh Gaya

Kepemimpinan

Kyai Terhadap

Sikap

Kemandirian

Santri ( Studi

Kasus di Ponpes

Al-Amiin

Parungpanjang

Bogor)

Jenis :

deskriptif

kuamtitatif

Sumber :

Primer dan

Sekunder

Lokasi :

Pondok

Pesantren Al-

Amin,

Hasil dari

penelitian ini

adalah bahwa

gaya

kepemimpinan

kiai di Pondok

Pesantren Al-

Amin termasuk

pada gaya

kepemimpinan

Sama-sama

meneliti

tentang

interaksi kiai

Pada

penelitian ini

hal yang

diteliti yaitu

gaya

kepemimpin

an kiai.

Page 55: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

40

Parungpanjang

, Bogor

demokratis. Hal

ini didukung

dengan

kewibawaan,

keteladanan, dan

kharisma kiai

yang membuat

santri segan dan

menghormatinya.

4.

Kunti Zakiyah

(2012)

Pola Relasi

Kyai dan Santri

( Persepsi Santri

Terhadap

Kepemimpinan

Kyai di Pondok

Pesantren

Pancasila,

Blotongan,

Sidorejo,

Salatiga)

Jenis :

penelitian

kualitatif

Sumber :

Primer dan

Sekunder

Lokasi :

Komplek Putra

dan Komplek

Putri Pondok

Pesantren

Pancasila.

Hasil penelitian

ini adalah bahwa

hubungan antar

kiai dengan santri

yang diwarnai

dengan

kepercayaan,

wibawa, dan

kharisma tersebut

merupakan nilai-

nilai tradisi yang

terdapat di

Pondok

Pesantren.

Sama-sama

meneliti

tentang

interaksi

kiai.

Pada

penelitian ini

hal yang

diteliti yaitu

relasi kiai

dengan

santri di

Pondok

Pesantren.

5. Zainal (2012) Kiai Dan

Peningkatan

Nilai-Nilai

Keagamaan

Masyarakat

Dalam

Perspektif Teori

Interaksionisme

Simbolik

George Herbert

Mead Di Desa

Gadu Barat

Kecamatan

Ganding

Kabupaten

Sumenep

Jenis :

Paradigma

Devinisi Sosial

(penelitian

kualitatif)

Sumber :

Primer dan

Sekunder

Lokasi : Desa

Gadu Barat,

Kec.Gading,

Kab.Sumenep

Hasil penelitian

ini adalah bahwa

pola pendekatan

yang dilakukan

kiai merupakan

pola yang

dibangun untuk

meningkatkan

nilai-nilai

keagamaan yang

mampu merubah

keadaan yang

sangat

terbelakang dan

pasif.

Sama-sama

meneliti

tentang

interaksi

kiai.

Pada

penelitian ini

hal yang

diteliti

adalah kiai,

aparatur

desa serta

masyarakat

terkait

dengan nilai-

nilai

keagaaman,

dalam

perspektif

Teori

Interaksionis

me Simbolik

George

Herbert

Mead.

Page 56: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

41

Berdasarkan penelitian relevan diatas, terdapat beberapa penelitian sejenis

yang peneliti temukan berhubungan dengan penelitian ini terkait interaksi kiai

baik dengan santri di Pondok Pesantren maupun dengan masyarakat sekitar, tetapi

sebenarnya penelitian tersebut masing-masing terpisah, hanya berkaitan dengan

interaksi kiai. Namun topik yang benar-benar mengkaji tentang interaksi kiai

dalam hal bekerja sama dengan masyarakat belum diteliti. Dari kelima penelitian

diatas yakni penelitian mengenai santri, kiai, dan masyarakat dalam hal

berinteraksi baik dalam bentuk komunikasi, relasi (gaya kepemimpinan), serta

peran pondok pesantren di masyarakat.

Page 57: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

42

G. Kerangka Berpikir

Interaksi sosial merupakan kegiatan manusia dan manusia, bukan

manusia dengan benda mati, binatang dan tumbuh-tumbuhan. Dengan

demikian, selama aksi dan reaksi tersebut tidak terjadi antara manusia

dengan manusia, maka aktivitas tersebut bukanlah interaksi sosial. Maka,

indikator (tolak ukur) dari interaksi sosial adalah adanya aksi dan reaksi,

walaupun dua orang saling bertemu tersebut tidak saling berbicara, atau

saling menegur, atau saling berjabat tangan atau tidak tukar-menukar

tanda.

Kerjasama merupakan salah satu bentuk dari interaksi sosial,

dimana dalam kerjasama dapat dijumpai dalam setiap kehidupan sosial

mulai dari anak-anak hingga kehidupan keluarga, kelompok kekerabatan

hingga ke dalam komunitas sosial.

Pondok pesantren adalah suatu lembaga pendidikan Islam yang

melembaga di Indonesia, dimana kiai dan santrinya hidup secara

bersama-sama dalam suatu asrama. Kiai bagi masyarakat merupakan

pemimpin kharismatik, seorang yang dianggap panutan dan mempunyai

kelebihan baik pengetahuan tentang agama Islam maupun kelebihan

lainnya. Oleh karena itu jalinan interaksi berupa kerjasama antar kiai

dengan masyarakat perlu dilakukan untuk saling membantu satu sama

lain.

Berdasarkan keterangan diatas, maka penulis merumuskan bagan

kerangka berpikir sebagai berikut:

Page 58: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

43

Bagan 2.1

Kerangka Berpikir

Perilaku

Interaksi

Persaingan Kerjasama Pertentangan Akomodasi

Kooptasi Kerukunan Join

Venture Bergaining

Pondok

Pesantren

Kyai

( Pimpinan

Pondok

Pesantren)

Masyarakat

Koalisi

Page 59: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

44

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Kelurahan Duren Mekar RT 05/05,

Duren Mekar, Sawangan-Kota Depok, Jawa Barat. Dasar pertimbangan

memilih pondok pesantren ini sebagai tempat penelitian adalah adanya

gejala kurangnya interaksi antara kiai dengan masyarakat sekitar, seperti

rendahnya tingkat kepedulian serta bekerja sama yang dimiliki oleh kiai di

Pondok Pesantren ini.

Oleh karena itu diperlukan suatu penelitian secara khusus dan

mendalam berkenaan dengan perilaku kiai serta interaksi yang terjadi

dengan masyarakat sekitar, dalam kaitan inilah penelitian dilakukan.

B. Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan yaitu melalui pendekatan kualitatif

yaitu untuk mengetahui atau menggambarkan kenyataan dari kejadian

yang diteliti sehingga memudahkan penulis untuk mendapatkan data yang

objektif dalam rangka mengetahui dan memahami kiai dalam bekerjasama

dengan masyarakat sekitar. Berdasarkan jenisnya, penelitian ini termasuk

penelitian studi kasus, yaitu yang berkaitan dengan interaksi kiai dalam hal

bekerja sama dengan masyarakat sekitar. Oleh sebab itu rancangan yang

dipergunakan dalam penelitian ini adalah rancangan penelitian studi kasus.

Studi kasus itu sendiri adalah uraian dan penjelasan komprehensif

mengenai berbagai aspek seorang individu, suatu kelompok, suatu

organisasi (komunitas), suatu program atau suatu sistuasi sosial.44

Pengertian yang lain, studi kasus bisa berarti metode atau strategi dalam

44

Deddy Mulyana,Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung;PT.Remaja

Rosdakarya,2010),hal.201

Page 60: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

45

penelitian, bisa juga berarti hasil dari suatu penelitian sebuah kasus

tertentu. Studi kasus adalah suatu pendekatan untuk mempelajari,

menerangkan, atau menginterpretasikan suatu kasus dalam konteksnya

secara natural tanpa adanya intervensi pihak luar45

. Desain penelitian

seperti ini akan memberikan gambaran secara sistematis tentang informasi

ilmiah yang berasal dari subjek atau objek penelitian.

Pada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena

permasalahan belum jelas, holistik, kompleks, dinamis, dan penuh makna

sehingga tidak mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan

metode penelitian kuantitatif dengan instrumen seperti test, kuesioner,

pedoman wawancara. Selain itu peneliti bermaksud memahami situasi

sosial secara mendalam, menemukan pola, hipotesis dan teori46

.

C. Jenis Dan Sumber Data

1. Jenis Data

Data adalah semua keterangan seseorang yang dijadikan responden

maupun yang berasal dari dokumen – dokumen baik dalam bentuk

statistik atau dalam bentuk lainnya guna keperluan untuk penelitian

yang dimaksud.

Sumber data menurut Lofland dan Lofland (1984) sebagaimana

yang dikutip oleh Lexi J.Moleong bahwa sumber data utama dalam

penelitian kualitatif ialah kata-kata dan tindakan selebihnya adalah

data tambahan seperti dokumen dan lain-lain. Dimana hasil penelitian

didapatkan melalui dua sumber data, yaitu :

a. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil

wawancara yang diperoleh dari narasumber atau informan yang

45

Imam Gunawan,Metode Penelitian Kualitatif;Teori dan Praktek,(Jakarta;PT.Bumi

Aksara,2013),hal.116 46

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &

D,(Bandung;Alfabeta,2011),Cet.4,Hal.292

Page 61: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

46

dianggap berpotensi dalam memberikan informasi yang relevan

dan sebenarnya di lapangan.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah sebagai data pendukung data primer dari

literatur dan dokumen serta data yang diambil suatu organisasi

yaitu Pondok Pesantren Ulumul Quran.

2. Sumber Data

Sumber data yang dimaksudkan semua informasi baik yang

merupakan benda nyata, sesuatu yang abstrak, peristiwa / gejala baik

secara kuantitatif dan kualitatif.47

Yang dimaksud sumber data dalam

penelitian adalah subyek dari mana data dapat diperoleh. Sumber data

disebut responden, responden yaitu orang yang merespon atau

menjawab pertanyaan peneliti baik pertanyaan tulisan maupun lisan.

Dalam memilih responden, peneliti memilih responden yang

mempunyai peran sebagai tokoh masyarakat di lingkungan sekitar

yakni Bapak Ata Permana selaku Ketua RT 05/05 serta masyarakat

sekitar.

47

Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,(Bandung,PT.Remaja

Rosdakarya,2005),hal.157

Page 62: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

47

Tabel 3.1

Jenis Dan Sumber Data Penelitian

No. Jenis Data Sumber Data

1. Kerjasama Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

2. Perilaku Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

3. Bentuk-bentuk kerjasama Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

4. Kiai Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

5. Pondok pesantren Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

6. Tingkat Kepedulian Dengan Orang

Lain

Ketua RT serta masyarakat

Sekitar

D. Teknik Pengumpulan Data dan Instrumen Penelitian

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak

akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan48

.

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang digunakan adalah

dengan menggunakan metode observasi, wawancara, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Wawancara adalah suatu percakapan yang diarahkan pada suatu

masalah tertentu, ini merupakan proses tanya jawab lisan dimana

48

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,(Bandung;CV.Alafabeta,2014),hal.62

Page 63: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

48

dua orang atau lebih berhadap-hadapan secara fisik. Menurut

Kartono terdapat dua pihak dengan kedudukan yang berbeda dalam

proses wawancara49

. Wawancara digunakan sebagai teknik

pengumpulan data apabila peneliti ingin melakukan studi

pendahuluan untuk menemukan permasalahan yang harus diteliti,

tetapi juga apabila peneliti ingin mengetahui hal-hal dari responden

yang lebih medalam.

Tabel 3. 2

Pedoman Wawancara

49

Imam Gunawan,Metode Penelitian Kualitatif;Teori dan Praktek,(Jakarta,PT.Bumi

Aksara,2013),hal.160

Page 64: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

49

No Indikator Pertanyaan

1. Identitas Narasumber

a. Nama Siapa nama Bapak/Ibu?

b. Jenis Pekerjaan Apa pekerjaan yang Bapak/Ibu

tekuni saat ini?

c. Tingkat Pendidikan Apa pendidikan terakhir

Bapak/Ibu?

2. Pola Interaksi

(Menurut Soekanto, ada empat

pola interaksi sosial yaitu :

kerjasama (cooperation),

persaingan ( competition),

pertentangan (conflict), dan

akomodasi (accomodation)

Dalam kehidupan sehari-hari,

apakah Bapak/Ibu pernah melihat

kiai di Pondok Pesantren tersebut

berinteraksi (kerjasama) dengan

masyarakat sekitar?

3. Perilaku

(Menurut James P. Chaplin

bahwa, perilaku adalah kumpulan

dari reaksi, perbuatan, aktivitas,

gabungan gerakan, tanggapan, dan

jawaban yang dilakukan

seseorang seperti proses berpikir,

bekerja dll)

Bagaimana taanggapan Bapak/Ibu

mengenai perilaku kiai dalam

berinteraksi dengan masyarakat

(dalam hal bekerja sama)?

4. Bentuk – bentuk Kerjasama

(Dilihat dari motif

pelaksanaannya, dapat

dikelompokkan menjadi 5 bentuk

yaitu kerukunan (Harmony),

Kooptasi (Cooptation), Join

Apabila masyarakat tengah

mengadakan kegiatan lingkungan

(gotong royong), apakah dalam hal

ini kiai ikut terlibat?

Page 65: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

50

2. Dokumentasi

Menurut K.G. Esteberg, dokumen adalah segala sesuatu

materi dalam bentuk tertulis yang dibuat oleh manusia. Dokumen

yang dimaksud adalah segala catatan baik berupa catatan dan

Venture, Bargaining, Koalisi

(Coalition)

5. Persepsi Masyarakat Tentang Kiai

(Menurut Zamakhsyari Dhofier

kiai merupakan gelar yang

diberikan oleh masyarakat kepada

ahli agama Islam)

Bagaimana tanggapan Bapak/Ibu

seperti apa sosok kiai di zaman

sekarang?

6. Pondok Pesantren

(menurut M.Arifin berarti, suatu

lembaga pendidikan agama Islam

yang tumbuh serta diakui

masyarakat sekitar, dengan sistem

asrama (komplek) di mana santri

– santri menerima pendidikan

agama melalui sistem pengajian

atau madrasah

Dengan adanya Pondok Pesantren

di lingkungan ini, apakah

Bapak/Ibu ketika melakukan

kegiatan gotong royong melibatkan

para santri yang ada di Pondok

Pesantren tersebut?

7. Tingkat Kepedulian Terhadap

Orang Lain

(Menurut beberapa ahli, Zaimudin

mengemukakan bahwa kerjasama

merupakan seseorang yang

memiliki kepedulian dengan

orang lain atau sekelompok

orang)

Bagaimana Tanggapan Bapak/Ibu

apabila ketika mengundang seorang

kyai untuk mengisi ceramah di

tempat Bapak/Ibu beliau tidak

datang/digantikan?

Page 66: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

51

kertas (hardcopy) maupun elektronik (softcopy). Dokumen dapat

berupa buku, artikel media massa, catatan harian, manifesto,

undang- undang, notulen,blog, halaman web, foto, dan lainnya50

.

Studi dokumentasi yaitu mengumpulkan dokumen dan

data-data yang diperlukan dlam permasalahan penelitian lalu

ditelaah secara intens, sehingga dapat mendukung dan menambah

kepercayaan dan pembuktian suatu kejadian51

.

E. Teknik Pengolahan Data dan Analisis Data

Analisis data dalam penelitian ini dilakukan secara kualitatif yaitu suatu

analisis yang berusaha mencari pola, model, tema, hubungan, persamaan

dan makna dari data yang dinyatakan dalam bentuk penyataan-pernyataan,

tafsiran-tafsiran setelah menggali data dari beberapa orang informan kunci

yang ditabulasikan dan dipresentasikan sesuai dengan hasil temuan

(observasi) dan wawancara mendalam penulis dengan para informan, hasil

pengumpulan data tersebut diolah secara manual, direduksi selanjutnya

hasil reduksi tersebut dikelompokkan dalam bentuk segmen tertentu

(display data) dan kemudian disajikan dalam bentuk content analisis

dengan penjelasan-penjelasan, selanjutnya diberi kesimpulan, sehingga

dapat menjawab rumusan masalah, menjelaskan dan terfokus pada

representasi terhadap fenomena yang hadir dalam penelitian 52

.

Miles dan Huberman (1984) mengemukakan bahwa aktifitas dalam

analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara

terus-menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas

dalam analisis data, yaitu data reduction, data display, dan conclusion

drawing/verification. Langkah – langkah analisis ditunjukkan pada gambar

berikut :

50

Samiaji Sarosa, Penelitian Kualitatif:Dasar-Dasar,(Jakarta,PT.Indeks,2012),hal.61 51

Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian

Kualitatif,(Bandung,CV.Alfabeta,2013),hal.149 52

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Ibid., Hal.294

Page 67: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

52

Gambar 3.3

Teknik Analisis Data

1. Data Reduction (Reduksi Data)

Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal – hal yang

pokok, memfokuskan pada hal –hal yang penting, dicari tema

dan polanya. Dengan demikian data yang telah direduksi akan

memberikan gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah

peneliti untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya, dan

mencarinya bila diperlukan. Reduksi data dapat dibantu dengan

peralatan elektronik seperti komputer mini, dengan

memberikan kode pada aspek- aspek tertentu.53

Tahapan reduksi data merupakan bagian kegiatan analisis,

sehingga pilihan-pilihan peneliti tentang bagian data mana

yang dikode, dibuang, pola-pola mana yang meringkas

sejumlah bagian tersebut, cerita-cerita apa yang berkembang,

merupakan pilihan-pilihan analisis. Dengan begitu, proses

reduksi data dimaksudkan untuk lebih menajamkan,

menggolongkan, mengarahkan, membuang bagian data yang

tidak diperlukan, serta mengorganisasi data dehingga

53

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,hal.92

Page 68: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

53

memudahkan untuk dilakukan penarikan kesimpulan yang

kemudian akan dilanjutkan dengan verifikasi54

.

2. Data Display (Penyajian Data)

Setelah data di reduksi, maka langkah selanjutnya adalah

mendisplaykan data. Dalam penelitian kualitatif penyajian data

bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan

antar kategori, flowchart, dan sejenisnya. Dalam hal ini Miles

dan Huberman (1984) menyatakan bahwa yang paling sering

digunakan untuk menyajikan data dalam penelitian kualitatif

adalah dengan teks yang bersifat naratif.55

3. Conclusion Drawing / Verification

Tahap akhir dari pengumpulan data adalah verifikasi dan

pengambilan kesimpulan, yang dimaknai sebagai penarikan

arti data yang telah ditampilkan. Pemebrian makna ini tentu

saja sejauh pemahaman peneliti dan interpretasi yang

dibuatnya. Beberapa cara yangdapat dilakukan dalam proses ini

adalah dengan melakukan pencatatan untuk pola-pola dan tema

yang sama, pengemlompokkan dan pencarian kasus-kasus

negatif (kasus khas, berbeda, mungkin pula penyimpangan dari

kebiasaan yang ada di masyarakat).

Miles dan Huberman (1992) dalam Idrus menyatakan

bahwa dari permulaan pengumpulan data, seorang penganalisis

kualitatif mulai mencari arti benda-benda, mencatat

keteraturan, pola-pola penjelasan, konfigurasi-konfigurasi yang

mungkin ada, alur sebab akibat, dan preposisi.

Dalam penelitian kualitatif ini, penarikan kesimpulan dapat

saja berlangsung saat proses pengumpulan data berlangsung,

54

Muhammad Idrus,Metode Penelitian Ilmu Sosial,(Yogyakarta,Erlangga,2009),hal.150 55

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,hal.95

Page 69: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

54

baru kemudian melakukan reduksi dan penyajian data. Hanya

saja ini perlu disadari bahwa kesimpulan yang dibuat itu

bukanlah hasil dari kesimpulan final. Hal ini karena setelah

proses penyimpulan tersebut, peneliti dapat saja melakukan

verifikasi hasil temuan ini kembali ke lapangan.

Proses verifikasi hasil temuan ini dapat saja berlangsung

singkat dan dilakukan oleh peneliti tersendiri, yaitu dilakukan

secara selintas dengan mengungat hasil-hasil temuan terdahulu

dan melakukan cek silang (cross check) dengan temuan

lainnya.56

F. Pengecekan Keabsahan Data

Untuk menetapkan keabsahan data diperlukan teknik pemeriksaan.

Pelaksanaan teknik pemeriksaan data didasarkan atas sejumlah kriteria

tertentu57

. Ada empat kriteria yang dapat digunakan, yaitu meliputi uji

credibility (validitas internal), transferability (validitas eksternal),

dependability (reabilitas), dan confirmability (obyektifitas).

1. Uji Kredibilitas

Uji kredibilitas data atau kepercayaan terhadap data hasil

penelitian kualitatif antara lain dilakukan dengan triangulasi.

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini diartikan sebagai

pengecekan data dari berbagai sumber dengan berbagai cara dan

berbagai waktu. Dalam bahasa sehari-hari triangulasi dikenal

dengan istilah cek dan ricek yaitu pengecekan data.58

Dengan

demikian terdapat triangulasi sumber, triangulasi teknik

pengumpulan data, dan waktu.

1) Triangulasi Sumber

56

Muhammad Idrus,Metode Penelitian Ilmu Sosial, hal.151-152 57

Imam Gunawan,Metode Penelitian Kualitatif;Teori dan Praktek,hal.217 58

Nusa Putera,Penelitian Kualitatif:Proses & Aplikasi,(Jakarta,Indeks,2011),hal.189

Page 70: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

55

Triangulasi sumber untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data yang telah

diperoleh melalui beberapa sumber. Data yang telah

dianalisis oleh peneliti sehingga menghasilkan suatu

kesimpulan selanjutnya dimintakan kesepakatan (member

check) dengan tiga sumber data tersebut.

2) Triangulasi Teknik

Triangulasi teknik untuk menguji kredibilitas data

dilakukan dengan cara mengecek data kepada sumber

yang sama dengan teknik yang berbeda. Data diperoleh

dengan wawancara, observasi, dan dokumentasi. Bila

dengan tiga teknik pengujian kredibilitas data tersebut,

menghasilkan data yang berbeda-beda maka peneliti

melakukan diskusi lebih lanjut kepada sumber data yang

bersangkutan atau yang lain, untuk memastikan data mana

yang dianggap benar. Atau mungkin semuanya benar,

karena sudut pandangnya berbeda-beda.

3) Triangulasi Waktu

Waktu juga mempengaruhi kredibilitas data. Untuk itu

dalam rangka pengujian kredibilitas data dapat dilakukan

dengan cara melakukan pengecekan wawancara, observasi

atau teknik lain dalam waktu atau situasi yang berbeda,

maka dilakukan secara berulang-ulang sehingga sampai

ditemukan kepastian datanya.59

2. Uji Transferability

Nilai transfer ini berkenaan dengan pertanyaan, hingga mana hasil

penelitian dapat diterapkan atau digunakan dalam situasi lain. Nilai

transfer bergantung pada pemakai hingga manakala hasil penelitian

59

Sugiyono,Memahami Penelitian Kualitatif,hal.127

Page 71: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

56

tersebut dapat digunakan dalam konteks dan situasi sosial lain.

Peneliti sendiri tidak menjamin “validitas eksternal” ini sendiri.

Bila pembaca laporan penelitian memperoleh gambaran yang

sedemikian jelasnya, suatu hasil penelitian dapat diberlakukan

(transferability), maka laporan tersebut memenuhi standar

transferability. Mengenai hal ini Nasution (1988) dalam Djam‟an

Satori mengatakan bahwa pemakai yakni, sampai manakah hasil

penelitian itu dapat mereka gunakan dalam konteks dalam situasi

tertentu. Karena itu, transferbilitas hasil penelitian itu diserahkan

kepada pemakainya.60

3. Uji Dependability

Dalam penelitian kuantitatif, depenbility disebut reliabilitas.

Suatu penelitian yang reliabel adalah apabila orang lain dapat

mengulangi atau mereplikasi proses penelitian tersebut. sedangkan

dalam penelitian kualitatif, uji depenability dilakukan dengan

melakukan audit terhadap keseluruhan proses penelitian.

4. Uji Konfirmability

Penelitian dikatakan obyektif bila hasil penelitian telah

disepakati banyak orang. Dalam penelitian kualitatif, uji

konfirmability mirip dengan uji depenability, sehingga

pengujiannya dapat dilakukan secara bersamaan. Menguji

konfirmability berarti menguji hasil penelitian, dikaitkan denga

proses yang dilakukan. Bila hasil penelitian merupakan fungsi dari

proses penelitian yang dilakukan, maka peneliti tersebut telah

memenuhi standar konfirmability.61

60

Djam‟an Satori dan Aan Komariah, Metodologi Penelitian Kualitatif,hal.165 61

Sugiyono,Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R &

D,(Bandung;Alfabeta,2011),Cet.4,hal.274

Page 72: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

57

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

1. Gambaran Umum Pondok Pesantren Ulumul Qur’an

Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an adalah lembaga pendidikan yang

mencita-citakan terwujudnya dua kompetensi pada tamatannya yaitu

kontemporer keguruan dan kompetensi keulamaan. Alasan yang

mendasari cita-cita itu adalah bahwa kompetensi keguruan sesungguhya

dihajatkan oleh setiap manusia karena ia harus mendidik, setidak-

tidaknya mendidik dirinya sendiri dan mendidik keluargannya. Adapun

kompetensi keulamaan, karena ulama merupakan pewaris Nabi. Dengan

cita-cita itu mendidik anak didiknya menjadi ulama, PPUQ ikut serta

dalam menciptakan kelompok manusia yang berkewajiban meneruskan

dan mengembangkan risalah Islam.

Cita-cita itu tidak mudah diwujudkan dan tidak dapat dicapai

dalam waktu singkat. Banyak sarana dan prasarana pendidikan yang

harus diadakan dan banyak biaya pendidikan yang harus dibayar. Tidak

dapat dihindari bahwa setiap upaya peningkatan kualitas pendidikan

harus didahului oleh peningkatan sarana dan prasarana pendidikan

karena semakin baik pula kualitas pendidikan. Ini berarti, semakin besar

pula yang harus dibayar. Prinsip itu telah dilaksanakan oleh PPUQ

sejak pendiriannya 21 tahun yang lalu. Selama kurun waktu itu, PPUQ

telah menyelenggarakan pendidikan tingkat menengah, yang disebut

KMI, dengan memungut iuran dalam jumlah kecil dari peserta

didik. Pondok pesantren yang dipimpin oleh K.H. Edi Junaedi, S.Ag ini

berlokasi di Jl. H.Suhaemi, Parung Tengah, RT 05/RW03 Kelurahan

Duren Mekar, Kecamatan Bojongsari Kota Depok.

Page 73: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

58

2. Visi Dan Misi Pondok Pesantren Ulumum Qur’an

a. Visi Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an :

1) Beriman

2) Berilmu

3) Terampil

b. Misi Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an

1) Menanamkan dasar-dasar keimanan melalui bimbingan

intensif, pembiasaan dan keteladanan.

2) Mengembangkan potensi edukatif dan inovatif.

B. Hasil Penelitian

1. Gambaran Interaksi Sosial Antara Kiai Dengan Masyarakat

Berdasarkan analisis hasil transkrip wawancara dan observasi

dengan delapan informan, yaitu : (1) Bapak Ata Permana selaku Ketua

RT 05/03, (2) Ibu Siti Bayati, (3) Ibu Linda, (4) Ibu Herni Herawati,

(5) Ibu Rodiyah, (6) Ibu Siti, (7) Bapak Saripudin, dan (8) Ibu Iyoh.

Dalam kaitannya dengan pola interaksi antara kiai di Pondok

Pesantren Ulumul Qur‟an dengan masyarakat sekitar menurut

penjelasan dari Bapak Ata Permana selaku Ketua RT 05/03 serta

informan yang lain dalam wawancara dikemukakan sebagai berikut :

“Hampir setiap hari kiai pengasuh pondok pesantren

Ulumul Qur‟an berinteraksi dengan masyarakat. Beliau

sering mengadakan acara pengajian setiap malam Kamis

bagi warga sekitar yang di lingkungan Pondok Pesantren”.

Berdasarkan data hasil dari wawancara dengan para informan,

maka dapat disimpulkan bahwa pola interaksi sosial antara kiai

dengan masyarakat sering terjadi. Hal ini ditandai dengan

diadakannya pengajian rutin setiap satu minggu sekali untuk warga

sekitar Pondok Pesantren. Beberapa informan juga mengemukakan

bahwa kiai pengasuh pondok pesantren tersebut dinilai sangat baik

dan ramah.

Page 74: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

59

2. Gambaran Perilaku Kiai Dalam Bekerjasama Dengan Masyarakat

Menurut James P. Chaplin mengatakan perilaku adalah kumpulan

dari reaksi, perbuatan, aktivitas, gabungan, gerakan, tanggapan, dan

jawaban yang dilakukan seseorang, seperti proses berpikir, bekerja,

berhubungan seks, dan lain-lain.

Dalam kaitannya mengenai perilaku kiai menurut penjelasan

wawancara dari beberapa informan dikemukakan bahwa :

“Perilaku kiai terhadap masyarakat sekitar pondok sangat

ramah, baik dan sering bergaul”.

Sehubungan dengan penjelasan dari beberapa informan diatas,

ditegaskan kembali oleh Ibu Herni Herawati mengenai perilaku kiai

dalam bekerja sama dengan masyarakat sebagai berikut :

“Alhamdulillah kalo pak haji Edi mah .. dari istrinya aja

kalo setiap minggu nih .. setiap minggu sekali hari jumat..

istrinya tuh ngasih janda-janda gitu.. ngamplop.. gitu

orangya.. gak ini sih .. ama masyarakat ga jaga jarak dia”.

Sementara itu ibu Iyoh menjelaskan mengenai perilaku kiai dalam

bekerja sama dengan masyarakat sebagai berikut :

“Dia mah orangnya enak .. H. Edi mah walaupun orangnya

gini mah.. dia gak pernah ada bermasalah sama masyarakat.

komplain kemanapun gak ada .. ama yatim .. janda ..

pokonya nyampur terus.. kalo janda .. yatim sebulan sekali

dikasih duit .. kalo ibu ibu pengajian satu bulan sekali

sembako.. orangnya mah gaul banget..”

Dari paparan diatas dapat disimpulkan bahwa perilaku kiai dalam

bekerjasama dengan masyarakat terjalin sangat baik, ramah, dan

senang bergaul. Hal ini dibuktikan dengan adanya santunan selama

sebulan sekali dari kiai Pondok Pesantren tersebut kepada anak yatim

Page 75: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

60

piatu serta janda yang terdapat di lingkungan sekitar pondok pesantren

tersebut.

3. Gambaran Bentuk - Bentuk Kerjasama Yang Terjadi Antara Kiai

Dengan Masyarakat

Berkaitan dengan bentuk – bentuk kerjasama yang terjadi antara

kiai dengan masyarakat sekitar pondok pesantren menurut penjelasan

beberapa informan dikemukakan bahwa :

“Ketika di lingkungan sekitar warga tengah mengadakan

kegiatan gotong royong, kiai pondok pesantren sering ikut

membantu warga”.

Selanjutnya untuk menegaskan penjelasan diatas, ditegaskan

kembali oleh Ibu Herni mengenai bentuk kerjasama yang terjadi antara

kiai dengan masyarakat sebagai berikut :

“Kalo kerja bakti mah saya gak pernah liat.. Cuma kalo

suami saya mah suka ngomong.. jarang-jarang suka ada

gitu..pak haji Edi mah ..lewat sumbangan gitu.. kalo

masalah bantu saya gak tau dah .. suka ngasih sumbangan ..

kalo enggak yaa makanan..”

Berdasarkan hasil wawancara di atas dapat disimpulkan bahwa

bentuk kerjasama kiai dengan masyarakat sekitar terjalin dengan baik,

hal ini dapat dibuktikan dengan adanya kegiatan gorong royong yang

di adakan warga sekitar. Kiai tersebut tidak hanya membantu secara

fisik, akan tetapi membantu pula secara materil.

4. Gambaran Persepsi Masyarakat Tentang Kiai

Kiai banyak memiliki peran dalam berbagai kegiatan keagamaan,

seperti shalat berjamaah di masjid, syukuran, ceramah agama yang di

dalamnya memuat nasehat-nasehat agama dan lain sebagainya

merupakan hal yang mengisi atau memberikan makna maupun

manfaat bagi masyarakat itu sendiri.

Page 76: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

61

Berkaitan dengan persepsi masyarakat tentang kiai menurut

penjelasan beberapa informan di kemukakan bahwa :

“Dalam persepsi masyarakat sekitar sosok kiai zaman

sekarang terutama di lingkungan sekitar RT05/05 terkesan

ramah, mungkin dikarenakan kiai tersebut memimpin

sebuah pondok pesantren jadi agak sedikit memiliki

kesibukan”.

Berdasarkan hasil wawancara di atas dengan beberapa informan

terkait mengenai persepsi masyarakat mengenai sosok kiai di zaman

sekarang, banyak yang mengemukakan bahwa kiai di zaman sekarang

masih terkesan memiliki perilaku yang baik dan ramah dengan warga

sekitar, akan tetapi sedikit memiliki kesibukan dikarenakan sebagian

besar didedikasikan untuk pondok pesantren yang ia pimpin.

5. Gambaran Mengenai Pondok Pesantren

Dalam hal bekerja sama, pondok pesantren biasanya sering

mengikut sertakan para santrinya baik dalam kegiatan gotong royong

bersama warga mapun kegiatan lainnya untuk turut ikut serta

membantu.

Berkaitan dengan keterlibatan santri dalam hal bekerja sama

dengan masyarakat menurut penjelasan dari beberapa informan

mengemukakan bahwa :

“Ketika warga sekitar mengedakan kegiatan gotong royong,

para santri dari pondok pesantren tersebut turut ikut serta

membantu warga”.

Selanjutnya Ibu Herni menjelaskan sebagai berikut :

“Anak santrinya kadang ikut.. kadang nih kalo acara

pesantren warga juga dilibatkan.. misalkan kaya acara

samenan gitu ya.. terus maulid nabi.. kadang dia ngadain

nih masyarakat yang laki laki nih bantuin apa misalkan..

jaga parkiran gitu.. kan banyak tuh dari alumni-alumni

Ulumul Qur‟an pada dateng dia itu.. warga dipanggil apa

kita bantuin kue gitu.. kadang orang perempuannya”.

Page 77: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

62

Selanjutnya, Ibu Siti menjelaskan mengenai keterlibatan santri

dalam bekerja sama dengan masyarakat sebagai berikut :

“Santri.. ya ikut.. kalo masang bendera baru santri dah tuh ..

tapi kalo tahlilan .. ikut ada orang meninggal ikut ..

shalatin.. kan kalo orang kampung mah yang nyolatin kan

dikasih amplop kan kaga dibolehin.. santrinya mah dibawa

semua”.

Sedangkan menurut Ibu Siti Bayati, menjelaskan mengenai

keterlibatan santri dalam bekerja sama dengan masyarakat sebagai

berikut :

“Ikut.. kalo diizinin yaa keluar .. kalo enggak yaa enggak..

harus jelas keluarnya”.

Berdasarkan hasil wawancara dengan beberapa informan diatas,

disimpulkan bahwa ketika warga sekitar sedang mengadakan suatu

kegiatan baik itu gotong royong, maupun kegiatan yang lainnya.

Santri di Pondok Pesantren Ulumul Qur‟an tersebut sering turut ikut

membantu warga sekitar. Meskipun terkadang para santri tersebut

diharuskan izin terlebih dahulu kepada pengasuh pondok pesantren.

6. Gambaran Mengenai Tingkat Kepedulian Terhadap Orang Lain

Menurut Zaimuddin, kerjasama merupakan seseorang yang

memiliki kepedulian dengan orang lain atau sekelompok orang

sehingga membentuk suatu kegiatan yang sama dan menguntungkan

seluruh anggota dengan dilandasi rasa saling percaya antar anggota.

Berdasarkan paparan diatas, mengenai tingkat kepedulian terhadap

orang lain apabila kiai tersebut dibutuhkan oleh masyarakat sekitar,

Ibu Herni menjelaskan sebagai berikut :

Page 78: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

63

“Dateng dia pasti .. diundang ke pengajian .. diundang

hajatan orang deket dia juga pasti dateng.. enggak dia mah

.. gak pernah diwakilin.. dia mending gak dateng kalo

diwakilin orangnya .. pasti dateng dia mah.. gak pernah

jaga orangnya kondangan-kondangan juga pasti dia

dateng..”

Selanjutnya menurut penjelasan dari Bapak Ata Permana Selaku

Ketua RT setempat mengemukakan bahwa :

“Yaa dia mah.. alhamdullillah .. kalo untuk lingkungan sini

yaa orangnya langsung.. kalo diganti sih enggak pernah ..

dalam acara apapun.. orang kematian dan lain-lain”.

Selanjutnya menurut penjelasan dari Ibu Siti, mejelaskan sebagai

berikut:

“Enggak.. dia mah sendiri .. mau tahlilan.. tujuh hari dia

mah Ceramah.. enggak nolak dia mah .. disempet sempetin

..”

Sedangkan menurut penuturan dari Ibu Linda, mengenai tingat

kepedulian terhadap orang lain, menjelaskan sebagai berikut :

“Kalo lagi sakit itu.. yaa dia punya utusan.. kadang-kadang,

tapi kalo bisa mah dia dateng”.

Dan, berdasarkan beberapa penjelasan dari beberapa informan

dikemukakan bahwa :

“Apabila warga mengadakan acara, maka kiai tersebut akan

berkenan bahkan menyempatkan diri untuk menghadiri

acara tersebut”.

Berdasarkan hasil dari wawancara diatas, maka disimpulkan bahwa

tingkat kepedulian terhadap orang lain, dalam hal ini apabila kiai

tersebut mendapat suatu undangan untuk menghadiri acara yang

Page 79: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

64

diselenggarakan oleh warga, ia menyempatkan dirinya untuk dapat

hadir baik itu sebagai penceramah atau sebagai tokoh masyarakat saja.

C. Pembahasan

1. Interaksi Sosial Antara Kiai Dengan Masyarakat

Pesantren menurut banyak kalangan memiliki kontribusi dalam

pengembangan masyarakat. Hal ini mengingat bahwa nilai-nilai yang

dikembangkan dilembaga pendidikan Islam tersebut sarat dengan nilai

persaudaraan dan prinsip-prinsip lain untuk penataan kehidupan

bermasyarakat.

Relasi antara pesantren dan masyarakat tidak heran berlangsung

dalam suasana penuh kedekatan dan perasudaraan. Masyarakat di satu

sisi menerima manfaat keberadaan pesantren dalam hal transmisi dan

transfer ilmu pengetahuan keislaman, disisi lain pesantren memiliki

watak yang tak bisa dilepaskan dari pengembangan dan pemberdayaan

masyarakat. Dengan lain ungkapan, kedekatan antara pesantren dan

masyarakat yang terjalin dalam suasana mutualistik dalam melahirkan

komposisi masyarakat yang berkapasitas dan santri-santri pesantren

yang tidak saja intelek secara keilmuan, tetapi juga memiliki kearifan

dan kebijakan dalam proses internalisasi keislaman di tengah

kehidupan masyarakat.62

Dari temuan penelitian menunjukkan bahwa secara faktual

interaksi yang terjadi antara kiai dengan masyarakat sekitar. Adapun

interaksi yang dibangun oleh kiai tersebut terjalin cukup baik. Hal ini

dibuktikan dengan diadakannya kegiatan positif seperti pengajian

setiap satu minggu sekali bagi warga sekitar.

62

Lanny Oktavia dkk,Kumpulan Bahan Ajar: Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi

Pesantren,(Jakarta,Tim Penulis Rumah Kitab,2014),hal.161-162

Page 80: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

65

2. Perilaku Kiai Dalam Bekerja Sama Dengan Masyarakat

Dalam berkegiatan sehari-hari baik ketika di pondok pesantren

maupun dilingkungan sekitar, kiai tersebut memiliki kepribadian yang

sangat disegani dan dihormati oleh masyarakat sekitar. Perilaku yang

dimaksudkan menurut masyarakat yaitu kepribadian yang dimiliki oleh

kiai tersebut, selain ramah dan sopan, kiai tersebut dinilai cukup

mudah bergaul. Masyarakat juga sering mendapatkan bantuan dari

beliau, selama satu bulan sekali beliau meyantuni para janda serta anak

yatim baik itu berupa materil maupun non materil. Hal ini dilakukan

supaya komunikasi serta kerjasama antara kiai dengan masyarakat

terjalin dengan sangat baik.

3. Bentuk-Bentuk Kerjasama Antara Kiai Dengan Masyarakat

Kerjasama merupakan seseorang yang memiliki kepedulian dengan

orang lain atau sekelompok orang sehingga membentuk suatu kegiatan

yang sama dan menguntungkan seluruh anggota dengan dilandasi rasa

saling percaya antar anggota serta menjunjung tinggi adanya norma

yang berlaku63

.

Dari temuan penelitian secara faktual bahwa bentuk kerjasama

yang dilakukan antara kiai dengan masyarakat setiap harinya terjalin

dengan baik. Bentuk kerjasama yang biasa dilakukan yaitu gotong

royong, kiai tersebut tidak hanya membantu warga sekitar secara fisik

namun juga secara finansial baik itu berupa sumbangan (uang) maupun

berupa makanan yang disediakan untuk warga sekitar.

4. Persepsi Masyarakat Tentang Kiai

Dalam masyarakat tradisional, seorang dapat menjadi kiai atau

disebut kiai karena ia diterima masyarakat sebagai kiai, karena orang

yang datang meminta nasehat kepadanya, atau mengirimkan anaknya

63

Samhis Setiawan,Penjelasan Bimbingan Beserta Kerjasama Menurut Para

Ahli,2016,(http//:www.gurupendidikan.com),diakses pada tanggal 17 November 2016

Page 81: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

66

supaya belajar kepada kiai. Kiai juga merupakan figur sentral dalam

dunia pesantren dan juga faktor determinan terhadap maju dan

mundurnya sebuah pondok pesantren. Bagi masyarakat kiai dianggap

sebagai panutan yang mempunyai kelebihan baik pengetahuan tentang

agama Islam maupun kelebihan lainnya.

Berdasarkan hasil temuan dari penelitian mengenai persepsi

masyarakat tentang kiai yang memimpin pondok pesantren tersebut

menurut penjelasan beberapa warga sekitar yang menjadi narasumber,

kiai memiliki perilaku yang ramah, baik serta sopan. Beliau juga tidak

pernah menjaga jarak komunikasi dengan warga sekitar pondok.

5. Pondok Pesantren

Pesantren pada dasarnya adalah sebuah asrama pendidikan Islam

tradisional dimana para siswanya tinggal bersama dan belajar di bawah

bimbingan seorang (atau lebih) guru yang lebih dikenal dengan

sebutan “kiai”. Asrama untuk para siswa tersebut berada dalam

lingkungan komplek pesantren.64

Santri juga merupakan salah satu elemen yang penting dalam suatu

lembaga pesantren. Dalam penelitian ini santri juga dapat berinteraksi

serta melakukan kerjasama dengan masyarakat. Berdasarkan temuan

penelitian mengenai keikutsertaan santri pondok pesantren dalam

bekerja sama dengan masyarakat terlihat saat acara acara yang biasa

berlangsung, seperti acara kerja bakti, acara peringatan hari nasional,

dan lain-lain. Dalam hal ini santri yang berada di pondok pesantren

tersebut diperbolehkan untuk ikut serta dalam membantu masyarakat

sekitar.

64

Zamakhsyari Dhofier, Tradisi Pesantren:Studi Tentang Pandangan Hidup

Kyai,(Jakarta,LP3ES,1982),hal.44

Page 82: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

67

6. Tingkat Kepedulian Terhadap Orang Lain

Secara kebahasaan, peduli berarti memperhatikan atau

menghiaraukan. Kepedulian berarti meperhatikan atau menaruh

perhatian terhadap sesuatu. Meski demikian, kepedulian yang

dimaksud bukanlah berarti mencampuri setiap urusan orang lain, akan

tetapi lebih pada membantu atau menyelesaikan permasalahan yang

dihadapi orang lain dengan tujuan kebaikan individu atau bersama.

Sifat peduli atau peka terhadap sesama sesuai dengan kodrat

penciptaan manusia yang tidak dapat hidup tanpa berhubungan dengan

manusia lainnya. Kerjasama dengan orang lain dapat terbina dengan

baik apabila masing-masing pihak memiliki kepedulian.

Oleh karena itu, sikap ini sangat dianjurkan dalam Islam.

Rasulullah saw. bersabda,

“Seorang mukmin terhadap mukmin yang lain adalah

seperti sebuah bangunan dimana baginya saling

menguatkan bagian yang lain.” [HR.Muslim].65

Berdasarkan temuan penelitian mengenai tingkat kepedulian

terhadap orang lain yang dilakukan oleh kiai adalah apabila ketika

masyarakat mengadakan acara dan mengundang kiai untuk menghadiri

acara tesebut, maka beliau menyempatkan diri untuk berkenan hadir

baik itu sebagai penceramah maupun hanya sebagai tokoh masyarakat

saja.

D. Keterbatasan Masalah

Keterbatasan Penelitian ini adalah :

1. Keterbatasan waktu untuk melakukan wawancara dengan

responden.

2. Keterbatasan sumber data serta administrasi.

65

Lanny Oktavia.dkk,Kumpulan Bahan Ajar: Pendidikan Karakter Berbasis Tradisi

Pesantren,(Jakarta,Tim Penulis Rumah Kitab,2014),Hal.170

Page 83: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

68

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan paparan data dan pembahasan diatas sebagaimana telah

diuraikan pada bagian sebelumnya, maka hasil penelitian dapat

disimpulkan bahwa persepsi masyarakat terhadap kiai Pondok Pesantren

Ulumul Quran dalam bekerjasama dengan masyarakat terjalin sangat baik,

hal ini dibuktikan dengan diadakannya pengajian rutin bagi masyarakat

seminggu sekali yang bertempat di Pondok Pesantren tersebut. Beliau juga

sering memberikan santunan kepada para janda serta anak yatim di

lingkungan tersebut. hal ini dilakukan untuk saling menjaga komunikasi

serta kerjasama antara kiai dengan masyarakat. Beliau tidak hanya menjadi

tokoh masyarakat saja, akan tetapi dalam kegiatan yang sering dilakukan

oleh warga sekitar, beliau sering hadir untuk turut ikut serta membantu

warga. Bantuan yang diberikan pun tidak hanya fisik namun juga secara

finansial. Tingkat kepedulian terhadap orang lain yang dimiliki oleh kiai

dalam bekerjasama, apabila ada masyarakat yang membutuhkan bantuan

beliau, beliau sering menyempatkan diri untuk dapat memberikan bantuan.

Misalnya dalam acara pengajian dirumah warga, pernikahan, syukuran,

hingga acara kematian. Beliau menghadiri acara tersebut baik hanya

sebagai penceramah saja ataupun sebagai tokoh masyarakat.

Page 84: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

69

B. Saran

Dari kesimpulan hasil penelitian diatas, dapat diajukan beberapa

saran, antara lain :

1. Bagi Pondok Pesantren, hendaknya apabila ada warga yang

membutuhkan pertolongan hendaknya para santri diperbolehkan

untuk turut ikut serta membantu.

2. Bagi Kyai, hendaknya memberikan kebijakan yang longgar

terhadap para santri untuk turut ikut serta berkegiatan dengan

masyarakat.

3. Bagi peneliti lain, perlu adanya penelitian lebih lanjut dan secara

mendalam berkaitan dengan persepsi masyarakat terhadap kiai

dalam hal bekerjasama.

Page 85: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

70

DAFTAR PUSTAKA

Sumber Buku :

Dayakisni,Tri dan Hudaniah. Psikologi Sosial, Malang: UMM Press, 2012

Dhofier, Zamakhsyari. Tradisi Pesantren: Studi Tentang Pandangan Hidup Kyai,

Jakarta, LP3ES, 1982

Fitriani, Sinta ., Promosi Kesehatan, Yogyakarta: Graha Ilmu, 2011

Gunawan, Imam. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan Praktek, Jakarta:

PT.Bumi Aksara, 2013

Idrus, Muhammad. Penelitian Ilmu Sosial, Yogyakarta, Erlangga, 2009

Mulyana, Deddy. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT. Remaja

Rosdakarya, 2010

Moleong, Lexy J. Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung, PT.Remaja

Rosdakarya, 2005

Notoatmodjo, Soekidjo. Kesehatan Masyarakat: Ilmu dan Seni, Jakarta: Rineka

Cipta, 2007

Oktavia, Lanny dkk., Kumpulan Bahan Ajar: Pendidikan Karakter Berbasis

Tradisi Pesantren, Jakarta, Tim Penulis Rumah Kitab, 2014

Pieter, Herri Zan dan Lubis, Namora Lumongga., Pengantar Psikologi Untuk

Kebidanan, Jakarta, Kencana Media Prenada Group, 2010

Putera, Nusa., Penelitian Kualitatif: Proses dan Aplikasi, Jakarta, Indeks, 2011

Sarosa, Samiaji., Penelitian Kualitatif Dasar-Dasar, Jakarta, PT.Indeks , 2012

Satori, Djam‟an dan Komariah, Aan., Metodologi Penelitian Kualitatif, CV.

Alfabeta

Setiadi, Elly M. dan Kolip, Usman. Pengantar Sosiologi: Pemahaman Fakta dan

Gejala Permasalahan Sosial, Teori, Aplikasi dan Permasalahannya,

Jakarta: Kencana, 2013

Subagyo, P. Joko, Metode Penelitian Dalam Teori Dan Praktek, Jakarta: PT.

Rineka Cipta, 2015

Sugiyono, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung:CV.Alfabeta, 2014

Page 86: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

71

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif dan Kualitatif dan R & D, Bandung :

Alfabeta, 2011

Suparta, Mundzier., Perubahan Orientasi Pondok Pesantren Salafiyah Terhadap

Perilaku Keagamaan Dalam Mayarakat, Jakarta, Asra Buana Sejahtera,

2009

Wulansari, C. Dewi., Sosiologi:Konsep dan Teori Bandung: Refika Aditama,

2009

Sumber Jurnal :

Faridl, Miftah ., “Peran Sosial Politik Kiai Di Indonesia”, dalam Jurnal

Sosioteknologi, Edisi 7, Tahun 2007

Hidayat, Mansur , “Model Komunikasi Kyai dengan Santri di Pesantren”, Jurnal

Komunikasi ASPIKOM, Vol.2, No.6, Januari 2016

Izzah, Iva Yulianti Umdatul, “Perubahan Pola Hubungan Kiai Dan Santri Pada

Masyarakat Muslim Tradisonal Pedesaan”, Jurnal Sosiologi Islam, Vol.1,

No.2, ISSN:2089-0192, Oktober 2011

Nurhaya, “Peran Sosial Kiai Pada Masyarakat Jawa”, Jurnal Sosiologi Replektif,

Vol.7, No.1 Tahun 2012

Sudiantara, “Perubahan Pola Hubungan Kiai Dan Santri Pada Masyarakat

Tradisional Pedesaan”, Jurnal Sosiologi Islam,Vol.1, No.2 ISSN : 2089-

0912, Tahun 2011

Sumber Skripsi :

Bahri, Samsul, “Pengaruh Pondok Pesantren Ummul Quro Al-Islami Terhadap Perilaku

Keagamaan Masyarakat Kampung Banyusuci”, Bogor Jawa Barat, Skripsi pada

Fakultas Ushuluddin dan Filsafat, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah

Jakarta, 2008

Mukhlis, Deden, “Pengaruh Gaya Kepemimpinan Kyai Terhadap Sikap Kemandirian

Santri (Studi Kasus Di PonPes Al-Amiin ParungPanjang Bogor)”, Skripsi pada

Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif

Hidayatullah Jakarta, 2015

Siregar, Fajar Azananda, “Pola Komunikasi Kyai dan Santri di Pondok Pesantren Al-

Asmaniyah Kampung DukuhPinang”, Tangerang Banten”, Skripsi Pada Fakultas

Dakwah dan Komunikasi, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

Page 87: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

72

Zainal, “Kyai dan Peningkatan Nilai-Nilai Keagamaan Masyarakat Dalam Perspektif

Teori Interaksionisme Simbolik George Herbert Mead di Desa Gadu Barat

Kecamatan Ganding Kabupaten Sumenep”, Skripsi pada Fakultas Dakwah Institut

Agama Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya, 2012

Zakiyah, Kunti, “Pola Relasi Kyai dan Santri (Persepsi Santri Terhadap Kepemimpinan

Kyai di Pondok Pesantren Pancasila, Blotongan, Sidorejo, Salatiga)”, Skripsi pada

Jurusan Tarbiyah Program Studi Pendidikan Agama Islam, Sekolah Tinggi Agama

Islam Negeri Salatiga, 2012

Sumber Website :

Anon, “Pengertian Kerjasama dan Macam-Macam Bentuk Kerjasama Beserta

Contohnya”, dikutip dari http://www.bukupedia.net, diakses pada tanggal 17

November 2016

Anon, “Pengertian Masyarakat dan Ciri-ciri Masyarakat”, dikutip dari

http://www.pengertianpakar.com di akses pada 17 November 2016

Fathoni, Abdul Halim, “Kegelisahan Kiai”, dikutip dari http://www.langitan.net, diakses

pada tanggal 1 November 2016

Setiawan, Samhis., “Penjelasan Bimbingan Beserta Kerjasama Menurut Para Ahli”,

dikutip dari http://www.gurupendidikan.com, diakses pada tanggal 17 November

2016

Page 88: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

73

Page 89: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

74

Page 90: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

75

Page 91: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

76

Page 92: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

77

Page 93: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan

78

Page 94: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 95: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 96: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 97: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 98: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 99: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 100: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 101: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 102: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan
Page 103: PERSEPSI MASYARAKAT TERHADAP KIAI DI PONDOK …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/34710/2/IIN... · d. Ciri-Ciri Interaksi Sosial ... Menurut Moore, ... perubahan