139
PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL Studi Kasus Pada SMU Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunungkidul SKRIPSI Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi Disusun Oleh : DIDIK BINTARA 021334O81 PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2007 PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

  • Upload
    dokien

  • View
    230

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL

Studi Kasus Pada SMU Negeri dan Swasta

di Kabupaten Gunungkidul

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

DIDIK BINTARA

021334O81

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 2: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

i

PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL

Studi Kasus Pada SMU Negeri dan Swasta

di Kabupaten Gunungkidul

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi

Disusun Oleh :

DIDIK BINTARA

021334O81

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AKUNTANSI JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA 2007

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 3: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

ii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 4: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

iii

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 5: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

iv

Motto

Hanya penderitaan hidup yang mengajarkan manusia untuk menghargai

kebahagiaan dan kebaikan serta kebagusan hidup.

Kebaikan tidak bernilai selama hanya diucapkan, kecuali baru bernilai setelah dikerjakan.

Semua amal perbuatan seseorang tergantung pada maksud dan apa yang diniatkanya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 6: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

v

HALAMAN PERSEMBAHAN

Skripsi ini aku persembahkan untuk:

¯ Bapak dan Ibu

¯ AdikkU

¯ Keluarga besarku

¯ Sahabat-sahabatku

¯ Hatiku

¯ Alamamater

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 7: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

vi

PERNYATAAN KEASLIAN KARYA

Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak

memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam

kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.

Yogyakarta, 2 November 2007

Didik Bintara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 8: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

vii

ABSTRAK

PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL Studi Kasus Pada Guru-Guru SMA Negeri dan Swasta

di Kabupaten Gunungkidul

Didik Bintara Universitas Sanata Dharma

Yogyakarta 2007

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1) perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek pedagogis; (2) perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Sosial dan Psikologis; (3) perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Yuridis; (4) perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Ekonomi.

Penelitian dilaksanakan di SMA Negeri dan Swasta yang ada di Kabupaten Gunungkidul pada bulan Agustus 2007. Metode pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan dokumentasi. Populasi dalam penelitian ini adalah guru di SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunungkidul. Sampel penelitian berjumlah 60 guru. Teknik pengambilan sampel adalah purposive sampling. Teknik analisa data menggunakan uji chi Square.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) ada perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek pedagogis ( Chi square= 15,152 dengan p < 0,05); (2) ada perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Sosial dan Psikologis ( Chi Square = 6,787 dengan p < 0,05); (3) ada perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Yurid is ( Chi Square = 7,937 dengan p < 0,05); (4) tidak ada perbedaan persepsi guru SMA negeri dan swasta terhadap Ujian Nasional dalam aspek Ekonomi (Chi square= 1,067 dengan p > 0,05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 9: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

viii

ABSTRACT

The Teachers’ Perceptions toward National Examination A Case Study on State and Private Senior High School Teachers

In GunungKidul Regency

Didik Bintara

Sanata Dharma University Yogyakarta

2007

The aims of this research are to know whether the teachers of state and private senior high schools have different perceptions toward national examination: (1) on pedagogic aspect; (2) on social and psychological aspect; (3) on juridical aspect; (4) on economic aspect.

This research was conducted in state and private senior high schools in

Gunungkidul Regency in August 2007. The data collection techniques were questionnaire and documentation. The populations of this research were the teachers of state and private senior high schools in Gunungkidul regency. The samples of this research were 60 teachers. The sample was taken by using purposive sampling. The data analysis technique was chi square test.

The result of this research shows that there were differences in teacher’s

perception to ward national examination: (1) on pedagogic aspect (15,152 with p < 0); (2) on social and psychological aspect (6,787 with p < 0, 05); (3) on juridical aspect (7, 937 with p<0, 05); (4) on economic aspect (1,067 with p>0, 05).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 10: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

ix

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan

rahmatnya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul” Persepsi

Guru Terhadap Ujian Nasional”. Studi kasus pada Guru Di SMA Negeri dan

SMA Swasta Di Kabupaten Gunungkidul.

Maksud penyusunan skripsi ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat

memperoleh gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Akuntansi.

Penulis menyadari bahwa proses penyusunan skripsi ini mendapatkan berbagai

masukan, kritik dan saran dari berbagai pihak. Untuk itu penulis mengucapkan

terima kasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. T. Sarkim, M.Ed., Ph.D., selaku Dekan Falkutas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma

2. Bapak Y. Harsoyo, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu

Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma

3. Bapak L. Saptono, S.Pd., M.Si., selaku Ketua Program Studi Pendidikan

Akuntansi Universitas Sanata Dharma, yang telah banyak memberikan

petunjuk, dukungan, dan masukan dalam penulisan skripsi ini.

4. Bapak Drs. FX. Muhadi, M.Pd., selaku dosen pembimbing, yang dengan sabar

selalu memberikan bimbingan, petunjuk, dukungan, dan masukan dalam

penulisan skripsi ini.

5. Ibu Cornelio Purwantini, S.Pd., M.SA., yang telah bersedia menyumbangkan

saran dan masukan yang berarti kepada penulis dalam penulisan skripsi ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 11: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

x

6. Segenap dosen dan staf Program Studi Pendidikan Akuntansi khususnya, dan

Fakultas KIP Universitas Sanata Dharma Yogyakarta umumnya, yang telah

membimbing, mendidik, dan bekerjasama dengan baik selama penulis belajar

di kampus tercinta ini.

7. Seluruh Kepala Sekolah SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunungkidul

yang telah banyak membantu penulis dalam melaksanakan penelitian guna

kepentingan penulisan skripsi ini.

8. Bapak Ibu guru di SMA Negeri dan Swasta di Kabupaten Gunungkidul yang

telah bersedia menjadi responden dalam penelitian ini.

9. Kedua orang tuaku Bapak Sarja dan Ibu Supeni yang dengan sabar

memberikan dorongan semangat, biaya, nasehat dan selalu berdoa untuk

penulis.

10. Adikku Vivi trimakasih atas doa dan dan dukunganya, doakan terus ya nok

semoga apa yang kamu harapkan biasa terkabul. Amin.

11. Keluarga besarku, trimakasih atas doa dan dukunganya semoga apa yang

diharapkan pada penulis dapat terkabul. Amin.

12. Sahabat sejatiku Wiwin Andriany trimakasih atas kesetiaanya menemani dan

memberikan dorongan rohani walau lewat telepon. Semoga harapanku sama

dengan harapanmu, dan dapat terkabul. Amien.

13. Saudaraku, Eny, Dina, Rossi, Heny, Ucik, Dewik, Nila, Tutik. Trimakasih

telah mau menghabiskan waktu bersamaku walau sesaat.

14. Dek ely semoga kamu mau ikut denganku, Trimakasih atas dukungannya.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 12: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xi

15. Bala Kos-kosan Gasenwa, Tukcay, pickcay, jamal, Sopyan, erlian, Grenjul,

Veri,Sinyo, ayo maju dab, buktikan pada dunia kalau kita biasa berhasil. Maju

terus.

16. Seluruh keluarga besar PT.Gerbang Madani Group, trimakasi telah

memberikan kesempatan bergabung di sana.

17. Sahabat-sahabatku adi, krewol, goris, bowo, boim, ciprut(wiwin),iin,

lamdos,yuni, lusi, bulan, dwi, sipok, Yoyok, erma, indri, eri, imas, ayo maju

terus pantang mundur.

18. Teman-temanku angkatan 2002 Pendidikan Akuntansi B, dan semua pihak

yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu yang telah membantu dalam

penyusunan skripsi ini baik secara langsung maupun tidak langsung yang

berarti dalam penulisan skripsi ini.

Semoga semua kebaikan dan bantua nnya mendapat imbalan yang sepantasnya

dari Tuhan Yang Maha Kuasa.

Yogyakarta, 2 November 2007

Penulis

Didik Bintara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 13: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xii

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN BIMBINGAN ............................................. ii

HALAMAN PENGESAHAN........................................................................ iii

HALAMAN MOTO....................................................................................... iv

HALAMAN PERSEMBAHAN .................................................................... v

HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA.................................. vi

ABSTRAK ...................................................................................................... vii

ABSTRACT..................................................................................................... viii

KATA PENGANTAR.................................................................................... ix

DAFTAR ISI................................................................................................... xii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah..................................................................... 7

C. Tujuan Penelitian....................................................................... 8

D. Manfaat Penelitian..................................................................... 9

BAB II KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teori ................................................................................ 10

1. Evaluasi..................................................................................... 10

a. Hakekat evaluasi dalam kegiatan belajar mengajar ........... 10

b. Ujian Nasional ................................................................... 15

c. Ujian Akhir ........................................................................ 17

2. Persepsi..................................................................................... 19

a Pengertian persepsi ............................................................. 19

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi....................... 20

3. Guru.......................................................................................... 21

B. Kerangka berfikir. ........................................................................... 22

C. Hipotesis penelitian ........................................................................ 26

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 14: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xiii

BAB III METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian.......................................................................... 28

B. Lokasi dan waktu Penelitian ..................................................... 28

C. Subjek, Objek Penelitian dan Unit Penelitian........................... 28

D. Populasi dan Sampel ................................................................. 29

E. Variabel Penelitian.................................................................... 29

F. Teknik Pengumpulan Data........................................................ 30

1. Kuesioner ................................................................... 30

2. Dokumentasi .............................................................. 30

G. Kuesioner Penelitian ............................................................... 31

H. Pengujian kuesioner ................................................................ 32

1. Uji Validitas instrumen............................................ 32

2. Uji Realibilitas instrumen ........................................ 34

J. Teknik Analisis Data................................................................ 36

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskrepsi Hasil Penelitian............................................................ 43

1. Aspek Pedagogis....................................................................... 45

2. Aspek Sosial dan Psikologis ..................................................... 47

3. Aspek Yuridis ........................................................................... 49

4. Aspek Ekonomi ........................................................................ 50

B. Pengujian Hipotesisi ....................................................................... 52

1. Perbedaan Persepsi Aspek Pedagogis .................................... 55

2. Perbedaan Persepsi Aspek Sosial dan Psikologis ................... 57

3. Perbedaan Persepsi Aspek Yuridis ......................................... 60

4. Perbedaan Persepsi Aspek Ekonomi....................................... 62

C. Pembahasan .................................................................................... 65

1. Perbedaan Persepsi Aspek Pedagogis ..................................... 65

2. Perbedaan Persepsi Aspek Sosial dan Psikologis ................... 67

3. Perbedaan Persepsi Aspek Yuridis ......................................... 69

4. Perbedaan Persepsi Aspek Ekonomi....................................... 71

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 15: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xiv

BAB V KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan..................................................................................... 73

B. Keterbatasan.................................................................................... 74

C. Saran................................................................................................. 75

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 16: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel I. Contoh pedoman penilaian........................................................ 11

Tabel II Kisi-kisi Kuesioner.................................................................... 31

Tabel IV Hasil Pengujian Validitas .......................................................... 33

Tabel V Hasil pengujian Reaibilitas ....................................................... 35

Tabel VI Distibusi data persepsi guru terhadap Ujian Nasional SMA ... 43

TabelVII. Distibusi data Aspek Pedagogis ............................................. 45

TabelVIII.Distibusi data Aspek Sosial dan Psikologis ............................ 47

Tabel IX Distibusi data Aspek Yuridis ...................................................... 49

Tabel X Distibusi data Aspek Ekonomi ................................................. 51

Tabel XI Perbedaan Persepsi terhadap UN antara Guru SMA ................ 53

Tabel XII Perbedaan Persepsi terhadap UN Aspek Pedagogis ................. 55

TabelXIII Perbedaan Persepsi terhadap UN Aspek Sosial dan Psikologis 58

Tabel XIV Perbedaan Persepsi terhadap UN Aspek Yuridis ................... 60

Tabel XV Perbedaan Persepsi terhadap UN Aspek Ekonomi ................... 63

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 17: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

xvi

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

LAMPIRAN I Kuesioner Penelitian...................................................... 76

LAMPIRAN II Data Mentah ................................................................. 80

LAMPIRAN III Data Induk ..................................................................... 82

LAMPIRAN IV Pengujian Validitas dan Realibilitas ............................. 88

LAMPIRAN V Deskrepsi Data .............................................................. 97

LAMPIRAN VI Pengujian Hipotesis ....................................................... 98

LAMPIRAN VII Surat Ijin Penelitian ...................................................... 103

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 18: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

1

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sumber daya manusia yang berkualitas dibentuk dari proses pendidikan.

Hasil dari proses pendidikan tersebut akan menentukan nasib sebuah bangsa.

Masalahnya adalah bagaimana proses pendidikan mampu mencapai tujuan

pendidikan yang yang telah ditetapkan. Tujuan pendidikan nasional menurut

Undang-Undang No 20 tahun 2003 menyatakan pendidikan bertujuan untuk

berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,

kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung

jawab. Tujuan pendidikan itu diuraikan dalam bentuk yang lebih operasional yaitu

peserta didik yang mempunyai kompetensi yang meliputi aspek kognitif, afektif,

dan psikomotorik.

Pencapaian tujuan pendidikan dapat diketahui melalui kegiatan

pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian

Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar (standardized test) yang

dikeluarkan pemerintah. Sistem penilaian melalui UN yang diselenggarakan oleh

pemerintah menunjukkan suatu sistem evaluasi yang terpusat.

Pemberlakuan sistem pengukuran terpusat menimbulkan kontroversi sejak

awal. Keberatan-keberatan yang muncul dengan sistem evaluasi yang terpusat

seperti dapat dijelaskan dalam uraian berikut ini. Menurut Ngadirin (2004) UN

yang dilaksanakan untuk mata pelajaran tertentu seperti Matematika, Bahasa

Indonesia, tidak mampu memberikan informasi menyeluruh tentang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 19: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

2

perkembangan peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendidikan. UN

dirasakan belum mampu memberikan informasi menyeluruh tentang

perkembangan peserta didik sebelum dan setelah mengikuti pendidikan yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Penyimpangan dalam pelaksanaan UN yang digulirkan Depdiknas tidak

hanya minim sosialisasi dan tertutup, tetapi juga lebih pada hal-hal yang bersifat

fundamental, baik secara yuridis, pedagogis, sosial dan psikologis, dan ekonomi

(Tempo, 4 Februari 2005). Hasil kajian dimensi-dimensi tersebut yang dilakukan

oleh Koalisi Pendidikan disajikan secara rinci seperti berikut ini:

1. Aspek pedagogis. Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik

mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif), ketrampilan

(psikomotorik) dan sikap (afektif). Sebaliknya, dalam UN hanya mengukur

aspek kemampuan kognitif, sedangkan kedua aspek lain tidak diujikan sebagai

penentu kelulusan.

2. Aspek yuridis. Berapa pasal dalam Undang-Undang Sistem Pendidikan

Nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah dilanggar. Pelanggaran itu terjadi pada

pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri

atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan

prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan, yang harus

ditingkatkan secara berencana dan berkala. UN hanya mengukur kemampuan

pengetahuan dan penentuan standar pendidikan yang ditentukan secara

sepihak oleh pemerintah. Hal ini diperkuat oleh Pasal 58 ayat 1 yang

menyatakan bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 20: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

3

pendidik untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar

peserta didik secara berkesinambungan. Kenyataannya, selain merampas hak

guru melakukan penilaian, UN mengabaikan unsur penilaian yang berupa

proses. Dalam pasal 59 ayat 1 dinyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah

daerah melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis

pendidikan. Sebaliknya, dalam UN, pemerintah hanya melakukan terhadap

hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.

3. Aspek sosial dan psikologis. Dalam mekanisme UN yang

diselenggarakannya, pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan tahun

2002/2003 sebesar 3,01, tahun 2003/2004 menjad 4,01, tahun 2004/2005

menjadi 4,26 tahun 2005/2006 menjadi 4,51 tahun 2006/2007 menjadi 5,00.

Tuntutan nilai ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi guru dan peserta

didik. Siswa dipaksakan menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di UN-

kan di sekolah ataupun di rumah.

4. Aspek ekonomi. Secara ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya.

Tahun lalu, dana yang dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum

ditambah dana dari APBN dan masyarakat. Pada tahun 2005 telah disebutkan

pendanaan UN berasal dari pemerintah, tetapi tidak dijelaskan sumber

pendanaan tersebut. Kondisi ini memungkinkan masyarakat kembali akan

dibebani biaya pelaksanaan UN. Selain itu, sistem yang belum jelas masih

sulit mencegah terjadinya penyimpangan finansial dana UN. Sistem

pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 21: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

4

pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya

penyimpangan (korupsi) dana UN.

Sementara ada kelompok yang kontra terhadap pelaksanaan UN, di lain

pihak juga terdapat kelompok yang setuju dengan pelaksanaan UN. Alasan-alasan

yang melatarbelakangi persetujuan untuk dilaksanakannya UN akan dijelaskan

berikut ini. Furqon (Masih Perlukah Ujian Akhir Nasional Pikiran Rakyat, 23

Desember 2004 – On line) menyebutkan sedikitnya ada lima alasan mendukung

pelaksanaan UN.

Petama, alasan akuntabilitas publik (public accountability), yaitu ujian

dalam pendidikan diharapkan mampu menyediakan dan memberikan informasi

kepada masyarakat mengenai kemajuan dan prestasi. Dengan demikian, publik

dapat mengetahui manfaat setiap rupiah yang dibelanjakan dalam kegiatan

pendidikan.

Kedua, alasan pengendalian mutu (quality control) pendidikan. Ujian

diharapkan dapat menjadi instrumen untuk mengendalikan dan menjamin bahwa

setiap keluaran (lulusan) pendidikan telah memenuhi kualifikasi, kompetensi, atau

standar tertentu yang telah ditetapkan.

Ketiga, alasan motivator (pressure to achieve), yaitu evaluasi diharapkan

menjadi instrumen untuk mendorong dan “memaksa” pengelola, penyelenggara

dan pelaksanaan (guru dan siswa) pendidikan untuk berusaha lebih keras dalam

mencapai hasil yang diharapkan.

Keempat, alasan seleksi dan penempatan yaitu hasil evaluasi pendidikan

dapat dijadikan salah satu bahan pertimbangan untuk menerima atau menolak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 22: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

5

seorang pelamar. Selain itu, hasil evaluasi juga dapat dijadikan bahan

pertimbangan dalam menentukan ke mana seseorang dianjurkan untuk

melanjutkan pendidikannya atau bekerja.

Kelima, alasan diagnostik yaitu bahwa evaluasi dapat memberikan umpan

balik (feedback) terhadap kekuatan dan kelemahan suatu sistem sehingga dapat

ditentukan upaya tindak lanjut yang diperlukan. Fungsi ini sering juga dikaitkan

dengan fungsi peningkatan mutu (quality improvement) karena balikan yang tepat

dapat mendorong kegiatan dan program pendidikan untuk senantiasa melakukan

peningkatan mutu layanan pendidikan dan keluaran yang dihasilkannya.

Furqon (2004) mengemukakan bahwa ujian memegang peranan strategis

dalam manajemen mutu pendidikan. Suatu studi yang dilakukan oleh tim Bank

Dunia menunjukkan bahwa ujian akhir merupakan strategi peningkatan mutu

pendidikan yang banyak dipilih dan digunakan negara-negara berkembang yang

sumber dayanya relatif terbatas.

Tarik menarik yang terjadi karena adanya pihak-pihak yang setuju dan

tidak setuju ini menimbulkan suatu keprihatinan bagi banyak kalangan. UN

sebagai suatu sistem evaluasi yang meliputi penentuan mata pelajaran yang

diujikan, pembuatan item-item soal, penentuan standar kelulusan, dan mekanisme

penilaian bagi beberapa pihak menjadi beban psikologis. Beberapa pihak yang

paling merasakan dampak dari UN adalah peserta didik, orang tua siswa dan guru.

Mereka masing-masing mempunyai beban sesuai dengan kapasitasnya dalam

rangka menghadapi UN. Beban psikologis yang dirasakan tersebut antara lain

tuntutan standar kelulusan sebesar 4, 26 (Mukarto, 2005: 130).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 23: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

6

Bagi guru, tuntutan standar minimal 4, 26 dan sekaligus penentu kelulusan

menjadi beban karena mereka harus mempersiapkan peserta didik yang masing-

masing memiliki perbedaan. Perbedaan tersebut berupa tingkat kecerdasan, latar

belakang, sarana-prasarana yang mendukung kegiatan belajar di rumah, dan lain-

lain. Selain itu, terbatasnya sumber dana dan sarana dan prasarana di sekolah juga

menjadi hambatan tersendiri bagi guru untuk melaksanakan proses belajar yang

optimal. Kondisi yang semacam ini tentu menimbulkan persoalan bagi guru

apakah siswa-siswi dapat berhasil dalam UN. Persoalan tersebut tentu disebabkan

oleh persepsi guru tentang sulitnya mencapai standar minimal dengan situasi dan

kondisi yang ada.

Masalah lain bagi guru juga disebabkan karena kelulusan siswa – siswi

menjadi penentu bagi mereka untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih

tinggi. Dalam menghadapi masalah ini, guru tentu memberikan tanggapan yang

tidak sama. Hal ini ditentukan oleh kualitas siswa – siswi, sarana prasarana, dan

jumlah siswa. Sekolah yang memiliki siswa berkualitas baik dan sarana dan

prasarana yang memadai tentu mempunyai persepsi yang lebih positif

dibandingkan dengan sekolah yang memiliki siswa yang berkualitas sedang atau

rendah dan sarana prasarana yang terbatas. Dalam penelitian ini, dikelompokkan

dalam sekolah negeri dan sekolah swasta.

Sebenarnya persepsi terhadap UN tidak hanya dibatasi oleh tuntutan

standar nilai kelulusan tetapi UN sebagai suatu keseluruhan. Item-item soal yang

tidak dibuat oleh guru, mekanisme penilaian yang tertutup, dan situasi dan kondisi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 24: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

7

yang disamaratakan menimbulkan berbagai pemahaman yang berbeda terhadap

Ujian Nasional.

Penelitian ini dilakukan di sekolah negeri dan swasta di kabupaten

gunungkidul karna dilihat dari kualitas siswanya. Standar nilai (NEM) penerimaan

siswa pada sekolah negeri umumnya lebih tinggi dibanding sekolah swasta.

Sarana dan prasarana pada sekolah negeri pada umumnya lebih lengkap dibanding

sekolah swasta.

Berdasarkan fenomena yang berkembang di masyarakat mengenai UN

sebagai penentu kelulusan menimbulkan kontroversi. Dengan alasan inilah

peneliti tertarik untuk meneliti perbedaan persepsi guru terhadap UN dari sekolah

Negeri dan sekolah swasta. Peneliti menduga bahwa perbedaan kategorisasi

sekolah yang menunjukkan kualitas sekolah akan mempengaruhi persepsi guru di

sekolah tersebut. Topik yang akan dibahas adalah “Persepsi Guru terhadap Ujian

Nasional”. Studi Empirik pada Sekolah Menengah Atas “di Kabupaten

Gunungkidul Yogyakarta”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas dapat dirumuskan

permasalahan sebagai berikut:

1. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian

Nasional dalam aspek pedagogis antara guru yang mengajar di

Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar di

Sekolah Menengah Atas Swasta.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 25: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

8

2. Apakah ada perbedaan persepsi terhadap yang signifikan Ujian

Nasional dalam aspek yuridis antara guru yang mengajar di Sekolah

Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah

Menengah Atas Swasta

3. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian

Nasional dalam aspek sosial dan psikologis antara guru yang mengajar

di Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar di

Sekolah Menengah Atas Swasta

4. Apakah ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian

Nasional dalam aspek ekonomis antara guru yang mengajar di

Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar di

Sekolah Menengah Atas Swasta

C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah tersebut di atas, tujuan penelitian adalah

untuk mengetahui:

1 Perbedaan persepsi terhadap Ujian Nasional dalam aspek pedagogis antara

guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang

mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta.

2 Perbedaan persepsi terhadap Ujian Nasional dalam aspek yuridis antara guru

yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar

di Sekolah Menengah Atas Swasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 26: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

9

3 Perbedaan persepsi terhadap Ujian Nasional dalam aspek sosial dan psikologis

antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru

yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta

4 Perbedaan persepsi terhadap Ujian Nasional dalam aspek ekonomis antara

guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Negeri dengan guru yang

mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Depdiknas.

Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan dalam

pembuatan kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah,

khususnya yang berkaitan dengan sistem evaluasi, sehingga tujuan

pendidikan yang dirumuskan dalam UU No 20 tahun 2004 dapat

diwujudkan.

2. Bagi Universitas Sanata Darma

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah kepustakaan dan dapat

dipergunakan sebagai salah satu masukan bagi peneliti yang akan datang.

3. Bagi peneliti

Hasil penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan tentang sistem

pendidikan formal di Indonesia.

4. Bagi sekolah menengah umum.

Hasil penelitian ini diharapkan bisa lebih meningkatkan persiapan sekolah

didalam menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional yang akan datang.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 27: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

10

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Evaluasi

a. Hakekat Evaluasi dalam Kegiatan Belajar Mengajar

Berdasarkan Undang - Undang No 20 Tahun 2003, evaluasi dilakukan

dalam rangka pengendalian mutu pendidikan sebagai bentuk akuntabilitas

penyelenggara pendidikan kepada pihak–pihak yang berkepentingan. Evaluasi

dilakukan terhadap peserta didik, lembaga, dan program pendidikan jalur

formal dan nonformal untuk semua jenjang. Penilaian merupakan rangkaian

untuk memperoleh, menganalisis dan menafsirkan data tentang proses dan

hasil belajar warga yang dilakukan secara sistematis dan berkesinambungan,

sehingga menjadi informasi yang bermakna bagi pengambilan keputusan

(Mukarto Waspodo, artikel Peranan Pamong Belajar dalam Implementasi

Kurikulum). Menurut Dr. Suharsimi Arikunto Penilaian adalah mengambil

suatu keputusan terhadap sesuatu dengan ukuran baik buruk. Menurut

pendapat Nana Sudjana dan R. Ibrahim (1989: 119), penilaian adalah suatu

proses menentukan nilai dari suatu objek atau peristiwa dalam konteks situasi

tertentu.

Jenis-jenis evaluasi menurut Dr.Suharsimi Arikunto meliputi:

1) Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap selesai

dipelajari suatu unit pelajaran tertentu yang digunakan untuk mengetahui

sejauh mana bahan pelajaran sudah dapat diterima oleh siswa.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 28: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

11

2) Evaluasi sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan setiap akhir

pengajaran suatu program atau sejumlah unit pelajaran tertentu.

3) Evaluasi diagnostik adalah evaluasi yang digunakan utuk mengetahui

kelemahan-kelemahan siswa sehingga berdasarkan kelemahan-kelemahan

tersebut dapat dilakukan pemberian perlakuan yang tepat.

Sebelum guru menilai prestasi belajar siswa, ia harus terlebih

dahulu mengukur prestasi belajar siswa. Kegiatan pengukuran dapat

dilakukan melalui ulangan, ujian, tugas dan sebagainya. Kegiatan

pengukuran sifat suatu objek adalah suatu kegiatan yang menentukan

kuantitas sifat suatu objek melalui aturan-aturan tertentu yang benar-benar

mewakili sifat dari suatu objek yang dimaksud (Masidjo, 1995: 14).

Kuantitas yang diperoleh dari suatu pengukuran disebut skor. Contoh skor:

66, 33, 43 dsb.

Agar skor-skor yang diperoleh dapat berarti bagi pihak-pihak yang

terkait khususnya guru dan siswa, skor-skor tersebut perlu diberi arti atau

makna. Skor-skor tersebut akan bermakna apabila diperbandingkan

dengan suatu acuan yang relevan, yang sesuai dengan sifat suatu objek,

dalam hal ini adalah prestasi belajar siswa dalam penguasaan suatu mata

pelajaran (Masidjo, 1995: 17-18). Tabel 1 berikut ini adalah contoh

pedoman penilaian.

Tabel 1. Contoh Pedoman Penilaian

Kelas interval Kualifikasi Kualitas/ nilai 49 – 60 40 – 48

Amat baik Baik

A B

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 29: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

12

34 - 39 28 – 33 0 – 27

Cukup Kurang/ meragukan Kurang sekali/ gagal

C D E

Berdasarkan contoh di atas skor-skor tersebut dapat diubah menjadi

kualitas. Dengan demikian, penilaian suatu objek adalah kegiatan

membandingkan antara hasil pengukuran yang berupa skor dengan acuan

yang telah ditetapkan sehingga menghasilkan apa yang disebut dengan nilai.

Menurut Masidjo (1995:23-26), prinsip-prinsip pelaksanaan kegiatan

pengukuran dan penilaian suatu objek sebagai berikut:

1) Kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu objek harus dilaksanakan

secara terus menerus atau kontinyu.

Dengan dilaksanakannya kegiatan pengukuran dan penilaian secara

kontinyu akan membuat siswa makin dapat melaksanakan kegiatan belajar

secara teratur. Dengan demikian guru dapat mengetahui perkembangan

prestasi belajar siswa secara lebih mantap.

2) Kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu objek harus dilaksanakan

secara menyeluruh atau komprehensif.

Kegiatan pengukuran dan penilaian harus menyentuh semua bahan

pelajaran yang mencakup aspek kognitif, afektif dan psikomotorik. Sifat

menyeluruh dari isi kegiatan pengukuran dan penilaian prestasi belajar

siswa ini tampak pada isi tes prestasi belajar yang mencakup berbagai

bidang, yaitu pengetahuan, pemahaman, sikap, nilai dan ketrampilan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 30: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

13

3) Kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu objek harus dilakukan

secara objektif.

Objektivitas pelaksanaan pengukuran dan penilaian prestasi belajar siswa

dapat dicapai dengan mentaati aturan-aturan yang dituntut oleh kedua

kegiatan tersebut secara bertanggungjawab, berusaha mengatasi

keterbatasan-keterbatasannya dengan bertindak secara lugas dan apa

adanya. Tantangan godaan yang dihadapi dalam melaksanakan kedua

kegiatan tersebut berasal dari pandangan yang keliru tentang tugas guru,

yang karena keadaannya seolah-olah dapat dibeli, sehingga dapat mengikis

dan meruntuhkan sikap objektif guru dalam penentuan skor dan nilai

prestasi belajar siswa.

4) Kegiatan pengukuran dan penilaian sifat suatu objek harus dilaksanakan

secara kooperatif.

Dalam melaksanakan kegiatan pengukuran dan penilaian harus ada

kerjasama antar guru, antara guru dengan kepala sekolah atau guru lain

yang berpengalaman. Kerjasama dapat berupa perencanaan dan

penyusunan tes prestasi belajar yang akan dipakai, sehingga tes tersebut

diyakini sebagai tes yang bermutu. Di samping itu juga perlu kerjasama

guru dalam pemahaman kondisi belajar siswa dengan mengadakan

penelitian tentang kondisi belajar siswa, kerjasama dalam penentuan acuan

penilaian yang dipakai oleh sekolah. Bentuk kerjasama lain dapat berupa

penataran atau lokakarya dari para ahli, diskusi yang terarah antara guru

muda dengan guru yang lebih berpengalaman atau pejabat yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 31: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

14

bertanggungjawab. Dengan adanya kerjasama tersebut diharapkan susunan

atau profil nilai prestasi belajar siswa dalam laporan resmi seperti rapor

dapat menunjukkan taraf keseimbangan yang dapat

dipertanggungjawabkan.

Berdasarkan UU No 20 Tahun 2003, Indonesia menerapkan

kurikulum berbasis kompetensi (KBK). Kurikulum itu sendiri digunakan

sebagai pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan. Dalam KBK, kita

mengenal adanya diversifikasi kurikulum yaitu kurikulum yang

disesuaikan, diperluas, diperdalam atau dirancang untuk melayani

keberagaman maupun minat peserta didik serta kebutuhan dan

kemampuan daerah dan sekolah ditinjau dari segi geografis dan budaya

(Ketentuan Umum KBK).

Kompetensi dapat dikenali melalui sejumlah hasil belajar dan

indikatornya yang dapat diukur dan diamati. Pencapaian kompetensi dapat

melalui pengalaman belajar yang dikaitkan dengan bahan kajian dan bahan

pelajaran secara kontekstual. Dalam penerapan kurikulum berbasis

kompetensi, evaluasi dilakukan untuk mengukur tingkat pencapaian

kompetensi-kompetensi yang telah dirumuskan. Penilaian pada KBK

adalah penilaian berbasis kelas. Penilaian ini merupakan kegiatan

pengumpulan informasi mengenai proses dan hasil belajar peserta didik

yang digunakan untuk mengetahui tingkat penguasaan kompetensi yang

ditetapkan. Penilaian ini dilakukan oleh guru yang bersangkutan. Sekolah

diberi kewenangan untuk menentukan kriteria keberhasilan, cara dan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 32: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

15

penilaian yang sesuai dengan prinsip-prinsip yang telah ditentukan sebagai

berikut:

1) Berorientasi pada kompetensi

2) Mengacu pada patokan atau kriteria yang ditetapkan sendiri sesuai

dengan kondisi dan kebutuhannya

3) Ketuntasan belajar, pencapaian tingkat kompetensi yang memadai dan

dapat dipertanggungjawabkan sebagai prasyarat penguasaan

kompetensi lebih lanjut

4) Menggunakan berbagai cara, pengumpulan informasi dapat

menggunakan tes maupun non tes

5) Valid, adil, terbuka dan berkesinambungan

b. Ujian Nasional

Pemerintah telah mengambil kebijakan untuk menerapkan Ujian Nasional

(UN) sebagai salah satu bentuk evaluasi pendidikan. UN merupakan penilaian

pada akhir proses pembelajaran di sekolah. Dalam Peraturan Menteri

Pendidikan Nasional nomor 20 tahun 2005 dinyatakan bahwa UN adalah

kegiatan pengukuran dan penilaian kompetensi peserta didik secara nasional

untuk jenjang pendidikan dasar dan menengah (pasal 1 ayat a). Ujian Nasional

bertujuan untuk mengukur pencapaian kompetensi lulusan pada mata

pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, dalam rangka pencapaian standar

nasional pendidikan (pasal 3). Menurut Keputusan Menteri Pendidikan

Nasional No. 153/ U/ 2003 tentang Ujian Akhir Nasional tahun pelajaran

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 33: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

16

2003/ 2004 disebutkan bahwa tujuan UN adalah untuk mengukur pencapaian

hasil belajar peserta didik melalui pemberian tes pada siswa sekolah lanjutan

tingkat pertama dan sekolah lanjutan tingkat atas. Selain itu, UN bertujuan

untuk mengukur mutu pendidikan dan mempertanggungjawabkan

penyelenggaraan pendidikan di tingkat nasional, propinsi, kabupaten sampai

tingkat sekolah (Ngadirin, 8 Desember 2004). UN berfungsi sebagai alat

pengendali mutu pendidikan secara nasional, pendorong peningkatan mutu

pendidikan nasional, bahan dalam menentukan kelulusan peserta didik, dan

sebagai bahan pertimbangan dalam seleksi penerimaan pada jenjang

pendidikan yang lebih tinggi. UN merupakan salah satu bentuk evaluasi

belajar pada akhir tahun pelajaran yang diterapkan pada beberapa mata

pelajaran yang dianggap penting, yaitu mata pelajaran Bahasa Indonesia,

Bahasa Inggris, dan Matematika.

UN yang bertujuan untuk mengukur pencapaian hasil belajar siswa

hendaknya sejalan dengan hakekat evaluasi dan landasan hukum evaluasi

sebagaimana yang tertuang dalam UU Sistem Pendidikan Nasional.

Beberapa aspek yang berkaitan dengan UN antara lain (Tempo, 4

Februari 2005) :

1) Aspek pedagogis

Dalam ilmu kependidikan, kemampuan peserta didik mencakup tiga aspek,

yakni pengetahuan (kognitif), ketrampilan (psikomotorik), dan sikap

(afektif).

2) Aspek yuridis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 34: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

17

Pasal 35 ayat 1 UU Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003

menyatakan bahwa standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi,

proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan , sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus

ditingkatkan secara berencana dan berkala. Pasal 58 ayat 1 menyatakan

evaluasi hasil belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk

memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik

secara berkesinambungan. Selain itu, pada pasal 59 ayat 1 dinyatakan,

pemerintah dan pemerintah daerah melakukan evaluasi terhadap

pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.

3) Aspek sosial dan psikologis

Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya, pemerintah telah

mematok standar nilai kelulusan kelulusan tahun 2002/2003 sebesar 3,01,

tahun 2003/2004 menjad 4,01, tahun 2004/2005 menjadi 4,26 tahun

2005/2006 menjadi 4,51 tahun 2006/2007 menjadi 5,00. Kenaikan standar

kelulusan dari tahun ke tahun menimbulkan kecemasan psikologis bagi

guru dan peserta didik.

4) Aspek ekonomi

Seharusnya biaya pelaksanaan UN ditanggung oleh pemerintah, dengan

demikian tidak menjadi beban bagi orangtua.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 35: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

18

c. Ujian Akhir

Ujian akhir adalah evaluasi yang dilakukan pada akhir program di setiap

satuan dan jenjang pendidikan, termasuk program Paket A, Paket B dan Paket

C yang berfungsi sebagai (Suara Merdeka, 4 Mei 2004):

1) Pengendalian mutu dalam sistem pendidikan.

Hal ini berarti ujian akhir diharapkan menjadi salah satu mekanisme

dan instrumen pengendalian mutu lulusan agar sesuai dengan

kualifikasi atau standar minimal yang telah ditetapkan.

2) Instrumen akuntabilitas.

Hasil ujian akhir merupakan informasi kepada orangtua dan

masyarakat mengenai keberhasilan dan manfaat dari dana yang

dikeluarkan untuk pendidikan dan menginformasikan kemajuan dan

kemunduran prestasi akademik para lulusan setiap tahunnya, sehingga

pertanggungjawaban sekolah tidak hanya kepada Dinas Pendidikan

tetapi juga kepada masyarakat, baik prestasi akademik maupun

peringkat sekolah.

3) Bahan pertimbangan untuk seleksi, penempatan dan penjurusan peserta

didik. Nilai ujian akhir dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan

dalam penjurusan peserta didik. Nilai ujian akhir dapat digunakan

sebagai bahan pertimbangan dalam penjurusan seorang lulusan. Di

samping itu, nilai ini dapat dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan

untuk menerima atau menolak seorang lulusan yang mendaftar ke

jenjang pendidikan yang lebih tinggi atau melamar pekerjaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 36: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

19

4) Alat diagnostik.

Ujian akhir sebagai alat untuk mengevaluasi sistem maupun kebijakan

yang telah diambil, serta mengidentifikasi variabel-variabel yang

menentukan keberhasilan pada suatu kebijakan maupun pada sistem

secara keseluruhan.

5) Evaluasi eksternal

Ujian akhir diharapkan berfungsi sebagai alat pendorong atau pemberi

motivasi kepada peserta didik untuk belajar lebih sungguh-sungguh

dalam mencapai standar nasional yang telah ditetapkan. Ujian

diharapkan pula berfungsi sebagai alat pendorong kepada orangtua

murid dalam mempersiapkan masa depannya (Badan Litbang

Depdiknas 2003).

2. Persepsi

a. Pengertian Persepsi

Persepsi pada hakekatnya adalah proses kognitif yang dialami oleh

setiap orang di dalam memahami informasi tentang lingkungannya, baik

lewat penglihatan, pendengaran, penghayatan, perasaan, dan penciuman

(Thoha, 1988: 138). Menurut Rakmanto (1985: 64). persepsi adalah

pengalaman tentang obyek, peristiwa atau hasil hubungan-hubungan yang

diperoleh dengan mengumpulkan informasi dan menafsirkan perasaan.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 37: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

20

Persepsi merupakan suatu proses yang didahului oleh pengindraan

yaitu merupakan proses yang berwujud diterimanya stimulus oleh individu

melalui alat reseptornya (Walgito, 1994: 53). Menurut Davidof melalui

stimulus yang diterimanya, individu akan mengalami persepsi. Persepsi

adalah proses mengorganisasikan, menginterpretasikan sehingga individu

mengerti tentang apa yang diinderakan (1981, Walgito, 1994: 64).

Sejak manusia dilahirkan di dunia ini, sejak itu secara langsung ia

berhubungan dengan dunia luarnya. Mulai saat itu pula ia menerima stimulus

atau rangsang dari luar di samping dari dalam dirinya sendiri. Ia merasa

kedinginan, sakit dan sebagainya, kesan tersebut diperoleh dari

lingkungannya, merupakan hasil dari proses persepsi. Karena persepsi

merupakan proses memahami dunianya. Setelah manusia menginderakan

objek di lingkungannya, ia memproses hasil penginderaannya itu, dan

timbullah makna tentang obyek itu pada diri manusia yang bersangkutan

(Sarwono, 1992: 47).

Dari pengertian persepsi di atas dapat disimpulkan bahwa, persepsi

mahasiswa adalah pandangan mahasiswa tentang suatu obyek (dalam hal ini

adalah profesi guru) yang diperoleh dengan mengumpulkan dan

menginterpretasikan informasi, sehingga mahasiswa tersebut dapat mengerti

tentang apa yang diinderakan.

b. Faktor-faktor yang mempengaruhi Persepsi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 38: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

21

Persepsi terhadap suatu stimulus mungkin berbeda antara satu

individu dengan individu lainnya, walaupun stimulus disampaikan oleh orang

yang sama. Hal ini dapat terjadi karena tergantung dari individu, apa yang

hendak dipersepsi/bagaimana sesuatu yang akan dipersepsi tersebut

diorganisasikan dan diinterpretasikan, tetapi hal ini tidak berarti persepsi

orang satu dengan lainnya tidak mungkin terjadi kesamaan. Hal ini lebih

banyak tergantung proses di dalam otak (Sarwono. 1992: 67).

Menurut Mulyadi (1989: 234-235), persepsi yang terbentuk sekurang-

kurangnya dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu:

a. Orang yang membentuk persepsi itu sendiri

Kondisi intern atau karakteristik pribadi, sangat menentukan persepsi yang

dibentuk. Termasuk dalam kategori kondisi intern ini antara lain: kebutuhan,

kelelahan, kecemasan, sikap, motivasi, harapan, pengalaman masa lalu, dan

kepribadian.

b. Stimulus yang berupa obyek maupun peristiwa tertentu

Obyek yang diamati (benda, orang, peristiwa, proses, dan lain- lain) ikut juga

menentukan persepsi yang dibentuk oleh seseorang. Masing-masing obyek

tersebut memiliki karakteristik yang berbeda satu sama lain. Kecuali itu setiap

obyek juga memiliki sejumlah karakteristik tertentu. Karakteristik yang

dianggap paling menonjol oleh seseorang biasanya paling menentukan

persepsi yang dibentuk. Sebagai contoh, dalam sebuah organisasi terdapat

seorang anggota yang penampilannya sangat mengesankan. Cara

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 39: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

22

berpakaiannya selalu rapi, sopan, rajin, ramah, dan mudah bergaul akibatnya

anggota lain umumnya segera membentuk persepsi positif terhadapnya.

c. Situasi dimana pembentukan persepsi itu terjadi

Situasi saat terjadinya pembentukan persepsi juga berpengaruh terhadap

persepsi yang dibentuk. Termasuk dalam pengertian situasi ini antara lain:

tempat, waktu, suasana (sedih, gembira), dan lain- lain.

3. Pengertian Guru

Dalam kamus Bahasa Indonesia (1976) guru diartikan sebagai seseorang

yang pekerjaannya (mata pencahariannya) mengajar. Guru merupakan profesi

atau jabatan/pekerjaan yang memerlukan keahlian khusus sebagai guru

(Usman, 1995: 6). Pekerjaan ini tidak bisa dilakukan oleh orang yang tidak

memiliki keahlian untuk melakukan kegiatan atau pekerjaan sebagai guru.

Orang yang pandai berbicara dalam bidang-bidang tertentu, belum dapat

disebut sebagai guru. Untuk menjadi guru diperlukan syarat-syarat khusus

yang dibina dan dikembangkan melalui masa pendidikan tertentu. Sedangkan

menurut Masidjo (1992: 10), guru adalah seorang pekerja profesional yang

diberi tugas, wewenang dan tanggung jawab oleh atasan yang berwenang

untuk melaksanakan pendidikan di sekolah khususnya dalam kegiatan PBM

dan kegiatan instruksional dari mata pelajaran yang diampunya. Dari ketiga

pengertian di atas sama-sama menunjuk bahwa guru merupakan pekerjaan.

Menurut Samana (1994: 11), guru atau tenaga pendidik yang

dikutipnya dari PP No. 38/ 1992, Bab I, Pasal I, ayat I adalah warga

masyarakat yang mengabdikan diri secara langsung dalam penyelenggaraan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 40: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

23

lembaga pendidikan tertentu. Dengan demikian guru merupakan tenaga

pendidik yang bekerja di lembaga pendidikan. Sedangkan pengertian guru

profesional adalah orang yang memiliki kemampuan dan keahlian khusus

dalam bidang keguruan sehingga ia mampu melakukan tugas dan fungsinya

sebagai guru dengan kemampuan maksimal (Usman, 1995: 15).

B. Kerangka Berpikir a. Perbedaan Persepsi guru terhadap Ujian Nasional dilihat dari aspek

pedagogis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang

mengajar di SMA swasta.

Persepsi setiap guru swasta dan negeri terhadap ujian nasional

dilihat dari aspek pedagogis berbeda-beda. Ada guru yang memiliki

persepsi positif, namun ada pula yang mempunyai persepsi negatif.

Perbedaan persepsi tersebut diduga dipengaruhi oleh kualitas sekolah

yang tercermin dari kualitas siswa, sarana prasarana yang memadai, dan

lain- lain. Pengklasifikasian yang dilakukan ini berdasarkan sekolah yang

berstatus negeri dan swasta.

Pelaksanaan Ujian Nasional dilihat dari aspek pedagogis dalam

ilmu kependidikan mencakup tiga aspek, yakni pengetahuan (kognitif),

ketrampilan (psikomotorik ) dan sikap (afektif). Sebaliknya, dalam UN

hanya mengukur aspek kemampuan kognitif, sedangkan kedua aspek lain

tidak diujikan sebagai penentu kelulusan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 41: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

24

b Perbedaan Persepsi guru terhadap Ujian Nasional dilihat dari aspek

Yuridis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang

mengajar di SMA swasta

Menurut penilaian yang dilaksanakan oleh Badan Akreditasi

Sekolah menyatakan bahwa Sekolah negeri merupakan kelompok sekolah

yang memiliki nilai Ujian Nasional dan sarana dan prasarana yang paling

baik dibandingkan dengan sekolah swasta.

Pelaksanaan ujian nasional dilihat dari aspek Yuridis ada beberapa

pelanggaran yang dilakukan. Berapa pasal dalam Undang-undang Sistem

Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 telah dilanggar. Pelanggaran

itu terjadi pada pasal 35 ayat 1 yang menyatakan bahwa standar nasional

pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga

kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan

penilaian pendidikan, yang harus ditingkatkan secara berencana dan

berkala. UN hanya mengukur kemampuan pengetahuan dan penentuan

standar pendidikan yang ditentukan secara sepihak oleh pemerintah. Hal

ini diperkuat oleh Pasal 58 ayat 1 yang menyatakan bahwa evaluasi hasil

belajar peserta didik dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses,

kemajuan, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara

berkesinambungan. Kenyataannya, selain merampas hak guru melakukan

penilaian, UN mengabaikan unsur penilaian yang berupa proses. Dalam

pasal 59 ayat 1 dinyatakan bahwa pemerintah dan pemerintah daerah

melakukan evaluasi terhadap pengelola, satuan jalur, jenjang, dan jenis

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 42: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

25

pendidikan. Sebaliknya, dalam UN, pemerintah hanya melakukan terhadap

hasil belajar siswa yang sebenarnya merupakan tugas pendidik.

c. Perbedaan Persepsi guru terhadap Ujian Nasional dilihat dari aspek sosial

psikologis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang

mengajar di SMA swasta

Persepsi seseorang terhadap suatu objek dipengaruhi oleh faktor

internal dan faktor eksternal. Faktor internal berupa apa yang ada dalam

diri individu yang mempersepsi (segi kejasmanian dan psikologis),

sedangkan faktor eksternal berupa stimulus dan lingkungan. Stimulus dan

lingkungan sebagai faktor eksternal dan individu sebagai faktor internal

saling berinteraksi dalam individu mengadakan persepsi (Bimo Walgito,

1991: 54 – 55).

Persepsi guru terhadap suatu objek, dalam hal ini adalah Ujian

Nasional dipengaruhi oleh faktor- faktor di atas. Lima tahun terakhir

pemerintah Indonesia menetapkan hasil Ujian Nasional sebagai penentu

kelulusan siswa SMP dan SMA. Nilai standar kelulusan siswa dinaikkan

dari tahun ke tahun. Kebijakan yang dibuat oleh pemerintah tersebut

menimbulkan kontroversi di berbagai lapisan masyarakat. Ada tiga pihak

yang sungguh merasakan dampak kebijakan pemerintah tersebut salah

satunya guru.

Kebijakan pemerintah untuk melaksanaan ujian nasional dilihat

dari aspek sosial psikologis menimbulkan kontroversi pada guru sekolah

negeri dan swasta. Dalam mekanisme UN yang diselenggarakannya,

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 43: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

26

pemerintah telah mematok standar nilai kelulusan tahun 2002/2003

sebesar 3,01, tahun 2003/2004 menjad 4,01, tahun 2004/2005 menjadi

4,26 tahun 2005/2006 menjadi 4,51 tahun 2006/2007 menjadi 5,00.

Tuntutan nilai ini menimbulkan kecemasan psikologis bagi guru, karena

Siswa dipaksakan menghafalkan pelajaran-pelajaran yang akan di UN-kan

di sekolah ataupun di rumah.

d. Perbedaan Persepsi guru terhadap Ujian Nasional dilihat dari aspek

ekonomi antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang

mengajar di SMA swasta

Sekolah-sekolah negeri cenderung memiliki persepsi yang lebih

positif dibandingkan dengan sekolah swasta. Dengan demikian diduga

para guru yang mengajar di sekolah negeri akan mempunyai persepsi yang

lebih baik (positif) terhadap Ujian Nasiona l dibandingkan dengan guru

yang mengajar disekolah swasta

Dugaan ini berdasarkan pemikiran bahwa guru yang mengajar di

sekolah negeri yang didukung dengan sarana dan prasarana yang memadai

tentunya akan lebih mudah dalam mempersiapkan siswanya menghadapi

Ujian Nasional dengan standar kelulusan yang dinaikkan dari tahun ke

tahun.

Pelaksanaan ujian nasional dilihat dari aspek ekonomis

menimbulkan kontroversi bagi guru sekolah negeri dan swasta Secara

ekonomis, pelaksanaan UN memboroskan biaya. Tahun lalu, dana yang

dikeluarkan dari APBN mencapai Rp 260 miliar, belum ditambah dana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 44: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

27

dari APBN dan masyarakat. Pada tahun 2005 telah disebutkan pendanaan

UN berasal dari pemerintah, tetapi tidak dijelaskan sumber pendanaan

tersebut. Kondisi ini memungkinkan masyarakat kembali akan dibebani

biaya pelaksanaan UN. Selain itu, sistem yang belum jelas masih sulit

mencegah terjadinya penyimpangan finansial dana UN. Sistem

pengelolaan selama ini masih sangat tertutup dan tidak jelas

pertanggungjawabannya. Kondisi ini memungkinkan terjadinya

penyimpangan (korupsi) dana UN.

C. Hipotesis Penelitian

Hipotesis adalah jawaban sementara terhadap rumusan masalah penelitian

(Sugiyono, 2004: 82). Hipotesis yang dirumuskan untuk masing-masing rumusan

masalah sebagai berikut

1. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek pedagogis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas

Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta.

2. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek yuridis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas

Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta

3. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek sosial dan psikologis antara guru yang mengajar di Sekolah

Menengah Atas Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah

Atas Swasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 45: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

28

4. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek ekonomis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas

Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Atas Swasta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 46: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

29

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini termasuk penelitian ex post facto yaitu data dikumpulkan

setelah semua peristiwa yang diperhatikan terjadi. Berdasarkan tingkat kedalaman

analisisnya, penelitian ini merupakan penelitian deskriptif – eksploratif yaitu

penelitian yang bertujuan untuk mengungkapkan dan mendeskripsikan variabel-

variabel penelitian yang berupa variabel- variabel persepsi guru terhadap UN.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilakukan di kabupaten Gunungkidul karena kualitas siswa

antara siswa di sekolah negeri dan siswa di sekolah swasta berbeda. Perbedaan itu

antara lain dapat dibuktikan pada waktu penerimaan siswa baru yaitu standar nilai

(NEM) penerimaan siswa negeri lebih tinggi dibanding sekolah swasta.

Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juli 2007.

C. Subjek , Objek Penelitian, dan Unit Penelitian

Subjek penelitian ini meliputi :

1. Para guru bidang mata pelajaran Matematika, Bahasa Indonesia, dan Bahasa

Inggris.

Obyek penelitian ini adalah Ujian Nasional.

Unit penelitian ini adalah meliputi seluruh Sekolah Menengah Atas (SMA)

di Kabupaten Gunungkidul Daerah Istimewa Yogyakarta.

D. Populasi dan Sampel

1. Populasi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 47: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

30

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian. Sesuai dengan masalah

yang akan diteliti yang hubungannya dengan persepsi guru terhadap ujian

nasional, maka populasi penelitian ini adalah guru-guru tiga bidang studi yaitu

guru bidang studi Matematika, Ekonomi, Bahasa Indonesia dan Bahasa

Inggris, di SMA Negeri dan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

2. Sampel.

Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti. Sampel dalam

penelitian ini adalah guru kelas tiga bidang studi yang diujikan dalam ujian

nasional yaitu guru Matematika, Ekonomi, Bahasa Indonesia, dan Bahasa

Inggris. Penelitian ini dilakukan di Lima sekolah negeri dan lima sekolah

swasta se- Kabupaten Gunungkidul karena keterbatasan dana dan waktu.

Teknik pengambilan sampel yang dipakai menggunakan purposive sampling

(sampling bertujuan), yaitu pemilihan sekelompok subjek didasarkan atas ciri–

ciri atau sifat-sifat populasi tertentu yang erat dengan ciri-ciri atau sifat-sifat

yang sudah diketahui sebelumnya.

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian adalah persepsi guru di tingkat Sekolah Menengah

Atas terhadap Ujian Nasional. Secara rinci variabel penelitian ini adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 48: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

31

1. Variabel persepsi guru adalah pemahaman, penerimaan, pengorganisasian,

dan penginterpretasian oleh siswa terhadap suatu rangsangan yaitu Ujian

Nasional.

2. Variabel status sekolah ditentukan berdasarkan pengklasifikasian sekolah

Negeri dan sekolah swasta.

F. Teknik Pengumpulan Data

1. Kuesioner

Data yang akan dinalisis dalam penelitian ini adalah data primer mengenai

persepsi guru di Sekolah Menengah Atas di Kabupaten Gunung kidul Yogyakarta.

Teknik pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang berisi pertanyaan

mengenai beberapa atribut Ujian Nasional. Kueisioner disusun menggunakan

skala Likert. Skala Likert yang digunakan adalah skala 5. Setiap pilihan jawaban

diberi skor berturut-turut 1, 2, 3, 4 dan 5 untuk pernyataan positif yaitu mulai

sangat tidak setuju , tidak setuju, setuju, dan sangat setuju dan 5, 4, 3, 2, dan 1

untuk pernyataan negatif yaitu mulai sangat tidak setuju, tidak setuju, setuju dan

sangat setuju. Pertanyaan - pertanyaan dalam kuesioner yang dibagikan kepada

responden dilakukan pengujian validitas dan reliabilitas terlebih dahulu.

2. Dokumentasi

Dokumentasi adalah pengumpulan data dengan melihat dan mempelajari

dokumen-dokumen yang ada hubungannya dengan penelitian ini yaitu berupa

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 49: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

32

daftar nama-nama sekolah di Kabupaten Gunungkidul Yogyakarta berdasarkan

status sekolah yaitu sekolah Negeri dan sekolah Swasta.

G. Kuesioner Penelitian

Kuesioner yang digunakan untuk menilai persepsi guru terhadap UN

disusun berdasarkan Kisi – Kisi sebagai berikut ini:

Tabel 2. Kisi – Kisi Kuesioner Penelitian tentang Persepsi Guru Terhadap UN

No Dimensi Indikator Pernyataan Positif (Nomor item dalam kuesioner)

Pernyataan Negatif (Nomor item dalam kuesioner)

1.

Aspek pedagogis a. Kognitif

(Pengetahuan b. Afektif

(Sikap) c. Psikomotorik (Ketrampilan)

1. Soal–soal yang bisa mengungkap/mengukur tentang pengetahuan siswa

2. Soal-soal yang bisa mengungkap/mengukur tentang sikap siswa.

3. Soal-soal yang bisa mengungkap/mengukur ketrampilan siswa.

1, 2, 3, 4 5, 6

8,9,10

2. Aspek sosial dan psikologis :

a. Ujian Nasional mampu memenuhi tuntutan masyarakat

b. Ujian Nasional tidak menimbulkan kecemasan.

11, 13, 14, 15

3. Aspek yuridis :

a. Penentuan kelulusan siswa sesuai dengan Undang-Undang yang berlaku.

7 16,17

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 50: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

33

4. Aspek ekonomi :

a. Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk mengikuti pelaksanaan Ujian Nasional tidak membebani orang tua dan sekolah.

18,19

H. Pengujian Kuesioner

H.1 Uji Validitas Instrumen

Sebuah instrumen dikatakan valid bila dapat mengungkap data

yang diteliti dengan tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen

menunjukkan sejauh mana data yang terkumpul tidak menyimpang dari

gambaran tentang variabel yang dimaksud. Suatu instrumen yang kurang

valid berarti memiliki validitas rendah. Untuk pengujian validitas butir

instrumen, dalam penelitian ini menggunakan rumus korelasi product

moment dari Pearson sebagai berikut:

xyr = ( )( )

( ){ } ( ){ }∑ ∑∑ ∑∑ ∑∑

−Ν−Ν

−Ν2222 YYXX

YXXY

Keterangan:

X = Variabel bebas (sekolah negeri dan swasta)

Y = Variabel terikat (persepsi guru terhadap ujian nasional)

xyr = Koefisien Korelasi X dan Y

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 51: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

34

Ν = Jumlah subyek

∑ X = Jumlah nilai X

∑Y = Jumlah nilai Y

∑ XY = Jumlah Produk dari X dan Y

∑ 2X = Jumlah Kuadrat nilai X

∑ 2Y = Jumlah Kuadrat nilai Y

Butir dikatakan valid apabila koefisien korelasi (r hitung) bernilai

lebih besar atau sama dengan r table dengan taraf signifikansi 5%.

Demikian sebaliknya dikatakan tidak valid apabila koefisien korelasi (r

hitung) lebih kecil dari r tabel dengan taraf signifikansi 5%.

1. Uji Validitas Instrumen

Intrumen persepsi guru terhadap ujian nasional pada penelitian ini terdiri

dari 19 butir pertanyaan, dari hasil analisis diketahui bahwa terdapat 1 pertanyaan

yang dinyatakan guru, yaitu pertanyaan nomor 9, sehingga diperoleh 18 butir yang

dinyatakan valid (sahih). Dari 18 butir yang dinyatakan valid masih memenuhi

indikator- indikator persepsi guru terhadap ujian nasional. Hasil secara ringkas uji

validitas pada setiap aspek-aspeknya dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 4. Ringkasan Uji Validitas Instrumen

No. Aspek Persepsi Guru Terhadap UN

Jumlah Pertanyaan

Jumlah Butir Gugur

Nomor Butir Gugur

1. 2.

Pedagogis

Sosial dan Psikologis

10 5

1 0

9 -

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 52: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

35

3. 4.

Yuridis Ekonomi

2 2

0 0

- -

Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini, sebagai berikut

TabelHasil Pengukuran Validitas

Faktor No. r xy r bt p Status

1 0. 500 0. 296 0. 010 sahih 2 0. 616 0. 234 0. 000 sahih 3 0. 420 0. 252 0. 024 sahih 4 0. 470 0. 267 0. 018 sahih 5 0. 577 0. 402 0. 001 sahih 6 0. 458 0. 274 0. 016 sahih 7 0. 497 0. 232 0. 006 sahih 8 0. 557 0. 397 0. 001 sahih 9 0. 275 0. 101 0. 277 gugur 10 0. 500 0. 275 0. 016 sahih 11 0. 623 0. 382 0.001 sahih 12 0. 709 0. 525 0. 000 sahih 13 0. 707 0. 396 0. 001 sahih 14 0. 754 0. 589 0. 000 sahih 15 0. 547 0. 352 0. 003 sahih 16 0. 817 0. 492 0. 000 sahih 17 0. 904 0. 492 0. 000 sahih 18 0. 872 0. 442 0. 000 sahih 19 0. 824 0. 442 0. 000 sahih

Pelaksanaan perhitungan butir-butir soal analisis dengan

menggunakan bantuan komputer Program SPS.

H.2 Uji Reliabilitas Instrumen

Menurut Suharsimi Arikunto (2002) reliabilitas menunjuk pada

satu pengertian bahwa suatu instrumen cukup dapat dipercaya untuk

digunakan sebagai alat pengumpul data karena instrumen tersebut sudah

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 53: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

36

baik. Reliabilitas menunjuk pada tingkat keterandalan sesuatu. Reliabel

artinya, dapat dipercaya dan dapat diandalkan (Suharsimi Arikunto, 2002).

Lebih lanjut dalam buku Suharsimi Arikunto uji reliabilitas menggunakan

rumus Alpha (2002):

[ ]

( )[ ]

t

br

2

21

1 σ

σ∑−

−ΚΚ

=

Keterangan: r = Reliabilitas Instrumen Κ =Banyaknya butir pertanyaan atau banyaknya soal b∑ 2σ = Jumlah varians butir

t2σ = Varians total

Uji Reliabilitas Instrumen

Reliabilitas atau keandalan pada penelitian ini menggunakan rumus Alpha

Cronbach. Rangkuman uji reliabilitas dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel 5. Rangkuman Uji Reliabilitas Instrumen

Instrumen yang Diuji Koefisien Alpha

Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional

- Aspek Pedagogis - Aspek Sosial dan Psikologis - Aspek Yuridis - Aspek Ekonomi

0,837

0,645 0,680 0,640 0,608

Dengan taraf signifikan sebesar ( α ) = 5%, jika nilai rhitung lebih besar dari

pada rtabel, maka butir soal tersebut dapat dikatakan reliabel, begitu juga

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 54: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

37

sebaliknya jika rhitung lebih kecil dari rtabel maka soal tersebut tidak reliabel.

Perhitungan reliabilitas instrumen penelitian dilakukan dengan bantuan

komputer program SPSS. Dari hasil pengujian instrumen diperoleh rhitung

untuk persepsi guru terhadap Ujian Nasional 0,837, persepsi guru

terhadap ujian Nasional dalam aspek pedagogis 0,645, persepsi guru

terhadap ujian Nasional dalam aspek Sosial Psikologis 0,680, persepsi

guru terhadap ujian Nasional dalam aspek Yuridis 0,640 dan persepsi guru

terhadap ujian Nasional dalam aspek Ekonomi 0,608 sedangkan rtabel

dengan taraf signifikansi 5% sebesar 0,239 maka kuesioner tersebut dapat

dipercaya atau dapat diandalkan sebagai alat ukur.

Dengan berdasarkan perhitungan validitas dan reliabilitas di atas

dapat disimpulkan bahwa instrumen tersebut sudah dapat dianggap

memenuhi persyaratan, sehingga dapat digunakan sebagai alat ukur

pengumpulan data.

I Teknik Analisis Data

Dalam penelitian ini penulis menggunakan analisis Chi Kuadrat ( 2χ )

untuk mengetahui adanya perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional

pada sekolah menengah umum di kabupaten gunung kidul.

I.1 Untuk menjawab masalah pertama yaitu persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek pedagogis, langkah- langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat Hipotesa Nol ( H0

) dan Hipotesa Alternatif( HA )

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 55: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

38

HO

= tidak terdapat perbedaaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek pedagogis.

HA = terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian nasional

menurut aspek pedagogis.

b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05

Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu

mentolerir kesalahan sebesar 5%.

c. Menghitung harga ( 2χ ) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

1988 : 337) :

χ 2 = ( )∑ −

h

ho

fff 2

Dimana:

fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi

fh = frekuensi teoritis yang diharapkan

χ 2 = chi kuadrat

3. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai

berikut:

fh = ( ) ( )

Ν

− kg nn

Dimana :

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 56: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

39

fh = Frekensi yang diharapkan

gn = jumlah golongan

kn = jumlah kategori

Ν = total jendral

4. Menentukan harga tabel dengan derajat kebebasan

dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)

5. Menentukan daerah penolakan

Apabila 2χ hitung ≤ 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 diterima

Apabila 2χ hitung > 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 ditolak

6. Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari 2χ perhitungan

hitung dengan 2χ tabel akan diambil kesimpulan apakah H 0

diterima atau ditolak.

I.2 Untuk menjawab masalah kedua yaitu persepsi guru terhadap ujian

nasional terhadap menurut aspek yuridis, langkah- langkahnya sebagai

berikut:

a. Membuat Hipotesa Nol ( H0

) dan Hipotesa Alternatif( HA )

H0 = tidak terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek yuridis.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 57: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

40

H A = terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek yuridis.

b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05

Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu

mentolerir kesalahan sebesar 5%.

c. Menghitung harga dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi, 1988 :

337) :

χ 2 = ( )∑ −

h

ho

fff 2

Dimana:

fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi

fh = frekuensi teoritis yang diharapkan

χ 2 = chi kuadrat

d. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai

berikut:

fh = ( ) ( )

Ν

− kg nn

Dimana :

fh = Frekensi yang diharapkan

gn = jumlah golongan

kn = jumlah kategori

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 58: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

41

N = total jendral

e. Menentukan harga tabel dengan derajat kebebasan

dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)

f. Menentukan daerah penolakan

Apabila 2χ hitung ≤ 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 diterima

Apabila 2χ hitung > 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 ditolak

g. Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari 2χ perhitungan

hitung dengan 2χ tabel akan diambil kesimpulan apakah H 0

diterima atau ditolak.

I.3 Untuk menjawab masalah ketiga yaitu persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek sosial dan psikologis, langkah- langkahnya sebagai

berikut:

a. Membuat Hipotesa Nol ( H0

) dan Hipotesa Alternatif( HA )

H0

= tidak terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek sosial dan psikologis.

HA = terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek sosial dan psikologis.

b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 59: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

42

Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu

mentolerir kesalahan (error estimed) sebesar 5%.

c. Menghitung harga ( 2χ ) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

1988: 337):

X2 = ( )∑ −

h

ho

fff 2

Dimana:

fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi

fh = frekuensi teoritis yang diharapkan

X 2 = chi kuadrat

f. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai

berikut:

fh = ( ) ( )

Ν

− kg nn

Dimana :

fh = Frekensi yang diharapkan

gn = jumlah golongan

kn = jumlah kategori

N = total jendral

e. Menentukan harga 2χ tabel dengan derajat kebebasan

dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 60: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

43

f. Menentukan daerah penolakan

Apabila 2χ hitung ≤ 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 diterima

Apabila 2χ hitung > 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 ditolak

g. Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari 2χ perhitungan

hitung dengan 2χ tabel akan diambil kesimpulan apakah H 0 diterima

atau ditolak.

I.4 Untuk menjawab masalah keempat yaitu persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek ekonomi, langkah- langkahnya sebagai berikut:

a. Membuat Hipotesa Nol ( H0

) dan Hipotesa Alternatif( HA )

H0

= tidak terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek ekonomi.

HA = terdapat perbedaan dalam persepsi guru terhadap ujian

nasional menurut aspek ekonomi.

b. Menentukan nilai kritis pada tingkat signifikansi = 0,05

Dalam penelitian ini interval keyakinan ditentukan sebesar 95% yaitu

mentolerir kesalahan sebesar 5%.

c. Menghitung harga ( 2χ ) dengan rumus sebagai berikut (Sutrisno Hadi,

1988: 337):

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 61: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

44

X2 = ( )∑ −

h

ho

fff 2

Dimana:

fo = frekuensi yang diperoleh dari observasi

fh = frekuensi teoritis yang diharapkan

X 2 = chi kuadrat

g. Menghitung (frekuensi yang diharapkan) dengan rumus sebagai

berikut:

fh = ( ) ( )

Ν

− kg nn

Dimana :

fh = Frekensi yang diharapkan

gn = jumlah golongan

kn = jumlah kategori

N = total jendral

f. Menentukan harga 2χ tabel dengan derajat kebebasan

dk = (Baris – 1)(Kolom – 1)

f. Menentukan daerah penolakan

Apabila 2χ hitung ≤ 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 diterima

Apabila 2χ hitung > 2χ tabel (0,05 dk) maka H0 ditolak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 62: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

45

g. Kesimpulan

Dengan membandingkan hasil yang diperoleh dari 2χ perhitungan

hitung dengan 2χ tabel akan diambil kesimpulan apakah H 0 diterima

atau ditolak.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 63: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

46

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Hasil Penelitian

Data pada penelitian ini diambil dengan angket, dengan lima alternatif

jawaban dan dengan interval skor 1 sampai dengan 5. Persepsi guru terhadap ujian

nasional pada penelitian ini terdiri dari 4 aspek, jumlah pertanyaan pada setiap

aspeknya tidaklah sama. Oleh karena itu analisis deskripsi pada penelitian ini

menggunakan skor standart, dengan cara jumlah skor dibagi dengan jumlah

pertanyaan, sehingga diperoleh

Persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul

Yogyakarta pada penelitian ini diukur angket yang berjumlah 18 butir

pertanyaan/pernyataan. Setelah data ditabulasi, diskor, dan dianalisis dengan

bantuan software komputer diperoleh skor terendah= 2,56 dan skor tertinggi=

4,33, dengan rerata sebesar= 3,684. Distribusi frekuensi berdasarkan

pengkategorian dapat dilihat berikut ini.

Tabel 6. Distribusi Data Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di

Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Frekuensi No. Kategori Jawaban Rentang Skor Absolut

(f) Persentase

(%)

1. Sangat Baik 4,21 s.d. 5,00 4 6,7

2. Baik 3,41 s.d. 4,20 43 71,7

3. Cukup Baik 2,61 s.d. 3,40 12 20,0

4. Tidak Baik 1,81 s.d. 2,60 1 1,7

5. Sangat Tidak Baik 1,00 s.d. 1,80 0 0,0

Jumlah 60 100,0

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 64: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

47

Keterangan: Batas maksimum = 5 Range : 5 - 1 = 4 Batas Minimum = 1 Interval : 4/ 5 = 0, 80 Klasifikasi = 5

Berdasarkan distribusi frekuensi seperti terangkum dalam tabel di atas

terlihat bahwa persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten

Gunungkidul, dari 60 orang guru, 4 (6, 7%) guru persepsinya sangat baik; 43 (71,

7%) guru persepsinya baik; 12 (20,0%) persepsinya cukup baik; dan 1 (1,7%)

guru persepsinya tidak baik; serta tidak ada guru yang persepsinya sangat tidak

baik. Apabila dilihat dari rerata yang diperoleh, yaitu sebesar= 3,684 terletak pada

interval skor 3, 41 s/d 4,20 kategori baik; dengan demikian dapat disimpulkan

bahwa persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul,

berada pada kategori baik.

Adapun histogram distribusi frekuensi persepsi guru terhadap ujian

nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 65: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

48

04

43

1

12

05

101520253035404550

SangatTidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Persepsi Guru Terhadap UN

Frek

uens

i

Gambar 1. Histogram Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul,

terdiri dari empat aspek. Aspek-aspek tersebut adalah: (1) aspek pedagogis, (2)

aspek sosial, (3) aspek yuridis, dan (4) aspek ekonomis. Berikut ini disajikan

analisis deskripsi pada masing masing aspek

1. Aspek Pedagogis

Aspek pedagogis pada persepsi guru terhadap ujian nasional pada

penelitian ini diukur dengan angket yang berjumlah 9 butir pertanyaan, dengan

interval skor antara 1 sampai dengan 5. Hasil analisis data diperoleh skor

terendah yang dicapai sebesar= 2, 44 dan skor tertinggi= 4, 00; dengan rerata

sebesar= 3,386. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat

berikut ini.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 66: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

49

Tabel 7. Distribusi Data Aspek Pedagogis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Frekuensi

No. Kategori Jawaban Rentang Skor Absolut (f)

Persentase (%)

1. Sangat Baik 4,21 s.d. 5,00 0 0,0

2. Baik 3,41 s.d. 4,20 27 45,0

3. Cukup Baik 2,61 s.d. 3,40 31 51,7

4. Tidak Baik 1,81 s.d. 2,60 2 3,3

5. Sangat Tidak Baik 1,00 s.d. 1,80 0 0,0

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan distribusi frekuensi seperti terangkum dalam tabel di atas

terlihat bahwa aspek pedagogis pada persepsi guru terhadap ujian nasional SMA

di Kabupaten Gunungkidul, dari 60 orang guru, tidak ada satupun guru (0, 0) yang

persepsinya sangat baik; 27 (45, 0%) guru persepsinya baik; 31 (51,7%)

persepsinya cukup baik; dan 2 (3,3%) guru persepsinya tidak baik; serta tidak ada

guru yang persepsinya sangat tidak baik. Apabila dilihat dari rerata yang

diperoleh, yaitu sebesar= 3,386 terletak pada interval skor 2, 61 s/d 3, 40 kategori

cukup baik; dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek pedagogis pada

persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, berada

pada kategori cukup baik.

Adapun histogram distribusi frekuensi aspek pedagogis pada persepsi

guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 67: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

50

0 0

27

2

31

0

5

10

15

20

25

30

35

SangatTidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Aspek Pedagogis

Frek

uens

i

Gambar 1. Histogram Aspek Pedagogis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

2. Aspek Sosial dan Psikologis

Aspek sosial dan psikologis pada persepsi guru terhadap ujian nasional

pada penelitian ini diukur dengan angket yang berjumlah 5 butir pertanyaan,

dengan interval skor antara 1 sampai dengan 5. Hasil analisis data diperoleh

skor terendah yang dicapai sebesar= 2, 80 dan skor tertinggi= 4, 60; dengan

rerata sebesar= 3,907. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat

dilihat berikut ini.

Tabel 8. Distribusi Data Aspek Sosial dan Psikologis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

No. Kategori Jawaban Rentang Skor Frekuensi

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 68: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

51

Absolut (f)

Persentase (%)

1. Sangat Baik 4,21 s.d. 5,00 17 28,3

2. Baik 3,41 s.d. 4,20 33 55,0

3. Cukup Baik 2,61 s.d. 3,40 10 16,7

4. Tidak Baik 1,81 s.d. 2,60 0 0,0

5. Sangat Tidak Baik 1,00 s.d. 1,80 0 0,0

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan distribusi frekuensi seperti terangkum dalam tabel di atas

terlihat bahwa aspek sosial dan psikologis pada persepsi guru terhadap ujian

nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, dari 60 orang guru, 17 (28, 3%)

guru persepsinya sangat baik; 33 (55, 0%) guru persepsinya baik; 10 (16, 7%)

persepsinya cukup baik; dan tidak ada guru (0, 0%) yang persepsinya tidak

baik dan sangat tidak baik. Apabila dilihat dari rerata yang diperoleh, yaitu

sebesar= 3,907 terletak pada interval skor 3, 41 s/d 4, 20 kategori baik; dengan

demikian dapat disimpulkan bahwa aspek sosial dan psikologis pada persepsi

guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, berada pada

kategori baik.

Adapun histogram distribusi frekuensi aspek sosial dan psikologis

pada persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul

adalah sebagai berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 69: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

52

0

17

33

0

10

0

5

10

15

20

25

30

35

SangatTidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Aspek Sosial dan Psikologis

Frek

uens

i

Gambar 1. Histogram Aspek Sosial dan Psikologis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

3. Aspek Yuridis

Aspek yuridis pada persepsi guru terhadap ujian nasional pada

penelitian ini diukur dengan angket yang berjumlah 2 butir pertanyaan, dengan

interval skor antara 1 sampai dengan 5. Hasil analisis data diperoleh skor

terendah yang dicapai sebesar= 2, 00 dan skor tertinggi= 5, 00; dengan rerata

sebesar= 4,058. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat

berikut ini.

Tabel 9. Distribusi Data Aspek Yuridis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 70: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

53

Frekuensi

No. Kategori Jawaban Rentang Skor Absolut (f)

Persentase (%)

1. Sangat Baik 4,21 s.d. 5,00 18 30,0

2. Baik 3,41 s.d. 4,20 34 56,7

3. Cukup Baik 2,61 s.d. 3,40 7 11,7

4. Tidak Baik 1,81 s.d. 2,60 1 1,7

5. Sangat Tidak Baik 1,00 s.d. 1,80 0 0,0

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan distribusi frekuensi seperti terangkum dalam tabel di atas

terlihat bahwa aspek yuridis pada persepsi guru terhadap ujian nasional SMA

di Kabupaten Gunungkidul, dari 60 orang guru, 18 (30, 0%) guru persepsinya

sangat baik; 34 (56, 7%) guru persepsinya baik; 7 (11, 7%) persepsinya cukup

baik; dan 1 (1,7%) guru persepsinya tidak baik; serta tidak ada satupun guru

(0,0%) yang persepsinya sangat tidak baik. Apabila dilihat dari rerata yang

diperoleh, yaitu sebesar= 4,058 terletak pada interval skor 3, 41 s/d 4, 20

kategori baik; dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek yuridis pada

persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul,

berada pada kategori baik.

Adapun histogram distribusi frekuensi yuridis pada persepsi guru

terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 71: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

54

0

18

34

1

7

0

5

10

15

20

25

30

35

40

SangatTidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Aspek Yuridis

Frek

uens

i

Gambar 1. Histogram Aspek Yuridis pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

4. Aspek Ekonomi

Aspek ekonomi pada persepsi guru terhadap ujian nasional pada

penelitian ini diukur dengan angket yang berjumlah 2 butir pertanyaan, dengan

interval skor antara 1 sampai dengan 5. Hasil analisis data diperoleh skor

terendah yang dicapai sebesar= 2, 00 dan skor tertinggi= 5, 00; dengan rerata

sebesar= 4,092. Distribusi frekuensi berdasarkan pengkategorian dapat dilihat

berikut ini.

Tabel 10. Distribusi Data Aspek Ekonomi pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

Frekuensi

No. Kategori Jawaban Rentang Skor Absolut (f)

Persentase (%)

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 72: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

55

1. Sangat Baik 4,21 s.d. 5,00 30 50,0

2. Baik 3,41 s.d. 4,20 19 31,7

3. Cukup Baik 2,61 s.d. 3,40 7 11,7

4. Tidak Baik 1,81 s.d. 2,60 4 6,7

5. Sangat Tidak Baik 1,00 s.d. 1,80 0 0,0

Jumlah 60 100,0

Berdasarkan distribusi frekuensi seperti terangkum dalam tabel di atas

terlihat bahwa aspek ekonomis pada persepsi guru terhadap ujian nasional

SMA di Kabupaten Gunungkidul, dari 60 orang guru, 30 (50, 0%) guru

persepsinya sangat baik; 19 (31, 7%) guru persepsinya baik; 7 (11,7%)

persepsinya cukup baik; dan 4 (6,7%) guru persepsinya tidak baik; serta tidak

ada satupun guru (0,0%) yang persepsinya sangat tidak baik. Apabila dilihat

dari rerata yang diperoleh, yaitu sebesar= 4,092 terletak pada interval skor

3,41 s/d 4,20 kategori baik; dengan demikian dapat disimpulkan bahwa aspek

ekonomi pada persepsi guru terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten

Gunungkidul, berada pada kategori baik.

Adapun histogram distribusi frekuensi ekonomi pada persepsi guru

terhadap ujian nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul adalah sebagai

berikut:

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 73: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

56

0

30

19

47

0

5

10

15

20

25

30

35

SangatTidak Baik

Tidak Baik Cukup Baik Baik Sangat Baik

Aspek Ekonomi

Frek

uens

i

Gambar 1. Histogram Aspek Ekonomi pada Persepsi Guru Terhadap Ujian Nasional SMA di Kabupaten Gunungkidul, Yogyakarta

B. Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang akan diuji pada bagian ini adalah: “ada perbedaan persepsi

terhadap ujian nasional antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru

yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul”. Hipotesis tersebut

adalah hipotesis alternatif (Ha), untuk keperluan pengujian hipotesis maka

hipotesis tersebut diubah menjadi hipotesis nihil (Ho) menjadi: “tidak ada

perbedaan persepsi terhadap ujian nasional antara guru yang mengajar di SMA

Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul”.

Untuk menguji hipotesis tersebut, data dianalisis dengan Chi Square (Chi

Kuadrat).

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 74: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

57

Hasil analisis data dengan bantuan software komputer, dengan teknik

analisis tabulasi silang dan menghasilkan chi-square, serta contingency

coefficient, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 11. Perbedaan Persepsi Terhadap Ujian Nasional antara Guru SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

Guru Persepsi Guru

Terhadap UN SMA Negeri SMA Swasta Total

Kurang Baik

Baik

3

27

20

10

23

37

Jumlah

30 30 60

Pearson Chi Square = 20,376 p= 0,000 Contingency Coefficient= 0,503

a) Mencari nilai fh per kolom

(1) Responden dengan persepsi kurang baik

SMA Swasta = 60

3023×= 11,5

SMA Negeri = 60

3023×= 11,5

(2) Responden dengan persepsi baik

SMA Swasta = 60

3037 ×= 18,5

SMA Negeri = 60

3037 ×= 18,5

(3) Menghitung nilai 2χ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 75: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

58

)(5,115,1120 2

2 −=χ +

)(5,115,113 2−

+ )(

5,185,1810 2−

+ )(

5,185,1827 2−

2χ = 20,376

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh Chi Square sebesar= 20,376

dengan p < 0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian nasional

antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA

Swasta di Kabupaten Gunungkidul.

b.) Menghitung koefisien kontingensi C maximum

C maximum = m

m 1−

C maximum = 2

12 −

= 0,707

Menghitung koefisien kontingensi C

C = nX

X+2

2

C = 60376,20

376,20+

= 0,503

Makin dekat harga C kepada Cmaximum makin dekat derajat asosiasi

antara faktor. Dengan kata lain faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 76: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

59

Membandingkan C = 0,503 dengan Cmax = 0,707 nampak bahwa derajat

hubungan cukup besar.

Pengujian hipotesis, perbedaan pada masing-masing aspek persepsi guru

terhadap ujian nasional disajikan pada uraian berikut ini.

1. Perbedaan Persepsi Aspek Pedagogis antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

pedagogis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul

Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

pedagogis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul

Hasil analisis data dengan bantuan software komputer, dengan

teknik analisis tabulasi silang dan menghasilkan chi-square, serta

contingency coefficient, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 12. Perbedaan Persepsi Terhadap Ujian Nasional Aspek Pedagogis antara Guru SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

Guru Persepsi Guru

Aspek Pedagogis SMA Negeri SMA Swasta Total

Kurang Baik

9

24

33

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 77: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

60

Baik

21 6 27

Jumlah 30 30 60

Pearson Chi Square = 15,152 p= 0,000 Contingency Coefficient= 0,449

a.). Mencari nilai fh per kolom.

(1) Responden dengan persepsi kurang baik

SMA Swasta = 60

3033 ×= 16,5

SMA Negeri = 60

3033 ×= 16,5

(2) Responden dengan persepsi baik

SMA Swasta = 60

3027 ×= 13,5

SMA Negeri = 60

3027 ×= 13,5

(3) Menghitung nilai 2χ

)(5,165,1624 2

2 −=χ +

)(5,165,169 2−

+ )(

5,135,136 2−

+ )(

5,135,136 2−

2χ = 15,152

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh Chi Square sebesar=

15,152 dengan p < 0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima,

dan disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 78: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

61

nasional aspek pedagogis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan

guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul.

b.) Menghitung koefisien kontingensi C maximum

C maximum = m

m 1−

C maximum = 2

12 −

= 0,707

Menghitung koefisien kontingensi C

C = nX

X+2

2

C = 6015

15+

= 0,449

Makin dekat harga C kepada Cmaximum makin dekat derajat asosiasi

antar faktor. Dengan kata lain faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

Membandingkan C = 0,449 dengan Cmax = 0,707 nampak bahwa derajat

hubungan cukup besar.

2. Perbedaan Persepsi Aspek Sosial dan Psikologis antara Guru SMA

Negeri dengan SMA Swasta

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

sosial dan psikologis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di

Kabupaten Gunungkidul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 79: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

62

Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek sosial

dan psikologis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di

Kabupaten Gunungkidul

Hasil analisis data dengan bantuan software komputer, dengan

teknik analisis tabulasi silang dan menghasilkan chi-square, serta

contingency coefficient, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 13. Perbedaan Persepsi Terhadap Ujian Nasional Aspek Sosial dan Psikologis antara Guru SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

Guru Persepsi Guru Aspek Pedagogis SMA Negeri SMA Swasta

Total

Kurang Baik

Baik

8

22

18

12

26

34

Jumlah 30 30 60

Pearson Chi Square = 6,787 p= 0,009 Contingency Coefficient= 0,319

a.) Mencari nilai fh per kolom

(1).Responden dengan persepsi kurang baik

SMA Swasta = 60

3026 ×= 13

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 80: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

63

SMA Negeri = 60

3026 ×= 13

(2). Responden dengan persepsi baik

SMA Swasta = 60

3034 ×= 17

SMA Negeri = 60

3034 ×= 17

(3). Menghitung nilai 2χ

)(131318 2

2 −=χ +

)(13138 2−

+ )(

171712 2−

+ )(

171722 2−

2χ = 6,787

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh Chi Square sebesar=

6,787 dengan p < 0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian nasional

aspek sosial dan psikologis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan

guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul.

b.) Menghitung koefisien kontingensi C maximum

C maximum = m

m 1−

C maximum = 2

12 −

= 0,707

Menghitung koefisien kontingensi C

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 81: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

64

C = nX

X+2

2

C = 60787,6

787,6+

= 0,319

Makin dekat harga C kepada Cmaximum makin dekat derajat asosiasi

antar faktor. Dengan kata lain faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

Membandingkan C = 0,319 dengan Cmax = 0,707 nampak bahwa derajat

hubungan cukup besar.

3. Perbedaan Persepsi Aspek Yuridis antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

yuridis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul

Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek sosial

dan yuridis antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 82: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

65

Hasil analisis data dengan bantuan software komputer, dengan

teknik analisis tabulasi silang dan menghasilkan chi-square, serta

contingency coefficient, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 14. Perbedaan Persepsi Terhadap Ujian Nasional Aspek Yuridis antara Guru SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

Guru Persepsi Guru

Aspek Pedagogis SMA Negeri SMA Swasta Total

Kurang Baik

Baik

16

14

26

4

42

18

Jumlah

30 30 60

Pearson Chi Square = 7,937 p= 0,005 Contingency Coefficient= 0,342

a.) Mencari nilai fh per kolom

(1). Responden dengan persepsi kurang baik

SMA Swasta = 60

3042 ×= 21

SMA Negeri = 60

3042 ×= 21

(2). Responden dengan persepsi baik

SMA Swasta = 60

3018 ×= 9

SMA Negeri = 60

3018 ×= 9

(3). Menghitung nilai 2χ

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 83: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

66

)(212126 2

2 −=χ +

)(212116 2−

+ )(

994 2−

+ )(

9914 2−

2χ = 7,937

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh Chi Square sebesar=

7,937 dengan p < 0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima, dan

disimpulkan ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian nasional

aspek yuridis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan guru yang

mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul.

b.) Menghitung koefisien kontingensi C maximum

C maximum = m

m 1−

C maximum = 2

12 −

= 0,707

Menghitung koefisien kontingensi C

C = nX

X+2

2

C = 60937,7

937,7+

= 0,342

Makin dekat harga C kepada Cmaximum makin dekat derajat asosiasi

antara faktor. Dengan kata lain faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 84: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

67

Membandingkan C = 0,342 dengan Cmax = 0,707 nampak bahwa derajat

hubungan cukup besar.

4. Perbedaan Persepsi Aspek Ekonomi antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Hipotesis:

Ho = Tidak ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

ekonomi antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul

Ha = Ada perbedaan persepsi guru terhadap ujian nasional aspek sosial

dan ekonomi antara SMA Negeri dengan SMA Swasta di

Kabupaten Gunungkidul

Hasil analisis data dengan bantuan software komputer, dengan

teknik analisis tabulasi silang dan menghasilkan chi-square, serta

contingency coefficient, disajikan pada tabel berikut ini.

Tabel 15. Perbedaan Persepsi Terhadap Ujian Nasional Aspek Ekonomi antara Guru SMA Negeri dengan SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul

Guru Persepsi Guru

Aspek Pedagogis SMA Negeri SMA Swasta Total

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 85: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

68

Kurang Baik

Baik

13

17

17

13

30

30

Jumlah 30 30 60

Pearson Chi Square = 1,067 p= 0,302 Contingency Coefficient= 0,132

a.) Mencari nilai fh per kolom

(1). Responden dengan persepsi kurang baik

SMA Swasta = 60

3030 ×= 15

SMA Negeri = 60

3030 ×= 15

(2). Responden dengan persepsi baik

SMA Swasta = 60

3030 ×= 15

SMA Negeri = 60

3030 ×= 15

(3). Menghitung nilai 2χ

)(151517 2

2 −=χ +

)(151513 2−

+ )(

151513 2−

+ )(

151517 2−

2χ = 1,067

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 86: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

69

Berdasarkan tabel tersebut di atas, diperoleh Chi Square sebesar=

1,067 dengan p > 0,05; karena p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak, dan

disimpulkan tidak ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian

nasional aspek ekonomis antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan

guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten Gunungkidul.

b.) Menghitung koefisien kontingensi C maximum

C maximum = m

m 1−

C maximum = 2

12 −

= 0,707

Menghitung koefisien kontingensi C

C = nX

X+2

2

C = 60067,1

067,1+

= 0,132

Makin dekat harga C kepada Cmaximum makin dekat derajat asosiasi

antara faktor. Dengan kata lain faktor yang satu berkaitan dengan faktor yang lain.

Membandingkan C = 0, 1332 dengan Cmax = 0,707 nampak bahwa derajat

hubungan cukup besar.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 87: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

70

D. Pembahasan

Dari pengujian hipotesis diperoleh kesimpulan bahwa terdapat perbedaan

yang signifikan persepsi terhadap ujian nasional antara guru yang mengajar di

SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul. Temuan ini mengindikasikan bahwa guru yang mengajar di SMA

Negeri dengan Guru yang mengajar di SMA Swasta ada perbedaan persepsi

terhadap Ujian Nasional. Secara rinci melalui Uji Chi Square menunjukkan

adanya perbedaan persepsi antara guru yang mengajar di SMU Negeri dan di

SMU Swasta. Hasil tersebut dibuktikan dengan hasil Chi Square (?²) sebesar=

20,376 dengan p < 0, 05. Dilihat dari frekuensinya, persepsi guru terhadap ujian

nasional pada SMA Negeri lebih baik dibandingkan dengan SMA Swasta.

Perbedaan persepsi yang ditunjukkan guru di SMU Negeri dan Swasta terhadap

Ujian Nasional dapat ditinjau dari berbagai aspek yaitu aspek pedagogis, sosial

dan psikoogis, yuridis, kecuali aspek ekonomis.

1. Perbedaan Persepsi Aspek Pedagogis antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Berdasarkan aspek pedagogis, Guru SMA Swasta berpendapat bahwa

Ujian Nasional tidak dapat mengukur pengetahuan siswa tentang mata

pelajaran yang diujikan yaitu Matematika, Bahasa Inggris dan Bahasa

Indonesia. Ketiga mata pelajaran itu tidak mewakili seluruh pengetahuan yang

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 88: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

71

dimiliki siswa. Soal Ujian Nasional belum biasa mengukur aspek afektif dan

psikomotorik kecuali aspek kognitif saja. Sistem penilaian berpusat juga

melanggar Undang-Undang Sisdiknas Nomor 20 Tahun 2003 yang

menyatakan bahwa penilaian adalah otoritas guru, tidak memperhatikan situasi

dan kondisi sekolah yang berbeda-beda, dan tidak jelas mekanismenya.

Sebaliknya guru SMA Negeri mendukung ujian nasional. Temuan ini

mengindikasikan bahwa guru yang mengajar di SMA Negeri dengan Guru

yang mengajar di SMA Swasta ada perbedaan persepsi terhadap Ujian

Nasional. Secara rinci melalui Uji Chi Square menunjukkan adanya perbedaan

persepsi antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan Guru di SMA

Swasta. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada perbedaan yang

signifikan persepsi terhadap ujian nasional aspek pedagogis antara guru yang

mengajar di SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di

Kabupaten Gunungkidul. Hasil ini dibuktikan dengan Chi Square (?²)

sebesar= 15,152 dengan p < 0, 05. Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

pedagogis guru SMA Negeri lebih baik dibandingkan dengan guru SMA

Swasta.

Perbedaan itu diduga disebabkan oleh input siswa pada waktu penerimaan

siswa baru, tingkat kecerdasan siswa, latar belakang siswa, sarana prasarana

yang mendukung kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah. Sekolah

negeri yang memiliki siswa berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai

tentu mempunyai persepsi positif dibanding dengan sekolah swasta yang

memiliki kualitas siswa sedang dan sarana prasarana terbatas.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 89: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

72

Pemerintah dalam hal ini Depdiknas didalam menyikapi perbedaan

persepsi tersebut seharusnya lebih mempertimbangkan dalam membuat

kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah, khususnya yang

berkaitan dengan evaluasi, tujuan pendidikan yang menyatakan pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab dapat terwujud sesuai yang tertuang dalam

Undang-Undang No 20 tahun 2003. Tujuan ini diuraikan dalam bentuk yang

lebih operasional yaitu peserta didik yang mempunyai kompetensi yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan bagi sekolah

perbedaan persepsi ini dapat digunakan untuk meningkatkan persiapan

sekolah dalam hal ini guru dan siswa untuk berusaha lebih keras didalam

menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional sehingga dapat berhasil sesuai yang

diharapkan.

2. Perbedaan Persepsi Aspek Sosial dan Psikologis antara Guru SMA

Negeri dengan SMA Swasta

Aspek sosial dan psikologis para guru yang mengajar di SMA Negeri,

tidak merasa kawatir bahwa Ujian Nasional sebagai penentu kelulusan. Ujian

Nasional ternyata dapat memotifasi siswa untuk belajar. Ujian Nasional dapat

meningkatkan kualitas pendidikan dan kualitas siswa di Indonesia. Guru di

SMA Negeri telah memberikan perhatian yang lebih intensif pada siswa-siswa

yang akan menghadapi Ujian Nasional. Sebaliknya untuk guru yang mengajar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 90: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

73

di SMA Swasta menyikapi kenaikan standar nilai kelulusan dari tahun ke

tahun menimbulkan kecemasan bagi peserta didik. Standar kelulusan yang

dari tahun ke tahun naik sangat memberatkan guru dalam mempersiapkannya.

Guru di SMA Swasta merasa khawatir terhadap keberhasilan siswa-siswa

untuk mencapai standar yang ditetapkan. Temuan ini mengindikasikan bahwa

guru yang mengajar di SMA Negeri dengan Guru yang mengajar di SMA

Swasta ada perbedaan persepsi terhadap Ujian Nasional. Secara rinci melalui

Uji Chi Square menunjukkan adanya perbedaan persepsi antara guru yang

mengajar di SMA Negeri dengan Guru di SMA Swasta. Pengujian hipotesis

membuktikan bahwa ada perbedaan yang signifikan persepsi terhadap ujian

nasional aspek sosial dan psikologis antara guru yang mengajar di SMA

Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul. Hasil ini dibuktikan dengan Chi Square (?²) sebesar= 6,787

dengan p < 0,05. Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek sosial dan

psikologis guru SMA Negeri lebih baik dibandingkan dengan guru SMA

Swasta.

Perbedaan itu diduga disebabkan pemikiran bahwa guru yang mengajar di

sekolah negeri yang didukung siswa yang berkualitas dengan didukung sarana

prasarana yang memadai tentunya akan lebih mudah didalam mempersiapkan

siswanya menghadapi ujian nasional sebaliknya sekolah swasta yang memiliki

kualitas siswa sedang dan sarana prasarana terbatas. Kecemasan psikologis

guru sekolah swasta dalam menghadapi ujian nasional lebih besar dibanding

sekolah negeri karena siswa yang kurang berkualitas dan sarana prasarana

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 91: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

74

yang terbatas. Sebaliknya beban psikologis guru sekolah negeri lebih tenang

dalam menghadapi ujian nasional karna kemungkinan gagal lebih kecil.

Pemerintah dalam hal ini Depdiknas didalam menyikapi perbedaan

persepsi tersebut seharusnya lebih mempertimbangkan dalam membuat

kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah, khususnya yang

berkaitan dengan evaluasi, tujuan pendidikan yang menyatakan pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab dapat terwujud sesuai yang tertuang dalam

Undang-Undang No 20 tahun 2003. Tujuan ini diuraikan dalam bentuk yang

lebih operasional yaitu peserta didik yang mempunyai kompetensi yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik. Sedangkan bagi sekolah

perbedaan persepsi ini dapat digunakan untuk meningkatkan persiapan

sekolah dalam hal ini guru dan siswa untuk berusaha lebih keras didalam

menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional sehingga dapat berhasil sesuai yang

diharapkan

3. Perbedaan Persepsi Aspek Yuridis antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Persepsi guru SMA Negeri terhadap ujian nasional menunjukkan bahwa

guru setuju ujian nasional sebagai penentu kelulusan. Ini dibuktikan dengan

tanggapan yang setuju dari guru bahwa Ujian Nasional sebagai penentu

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 92: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

75

kelulusan. Temuan ini berarti mendukung Undang-Undang Sisdiknas Nomor

20 Tahun 2003, pasal 58 ayat 1 bahwa evaluasi hasil belajar peserta didik

dilakukan oleh pendidik untuk memantau proses, kemajuan dan perbaikan

hasil belajar siswa secara berkesinambungan. Sebaliknya guru di SMA Swasta

berpendapat bahwa kelulusan siswa hendaknya tidak hanya ditentukan oleh

Ujian Nasional tetapi ditentukan juga oleh hasil penilaian guru. Penentuan

kelulusan hendaknya melibatkan guru sebagai pengelola pembelajaran di

sekolah. Gurulah yang sangat memahami proses dan hasil belajar di kelas

Temuan ini mengindikasikan bahwa guru yang mengajar di SMA Negeri dan

Guru yang mengajar di SMA Swasta ada perbedaan persepsi terhadap Ujian

Nasional. Secara rinci melalui Uji Chi Square menunjukkan adanya perbedaan

persepsi antara guru yang mengajar di SMA Negeri dengan Guru di SMA

Swasta. Pengujian hipotesis membuktikan bahwa ada perbedaan yang

signifikan persepsi terhadap ujian nasional aspek yuridis antara guru yang

mengajar di SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di

Kabupaten Gunungkidul. Hasil ini dibuktikan dengan Chi Square (?²)

sebesar= 7,937 dengan p < 0, 05. Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

yuridis guru SMA Negeri lebih baik dibandingkan dengan guru SMA Swasta.

Perbedaan itu diduga disebabkan oleh input siswa pada waktu penerimaan

siswa baru, tingkat kecerdasan siswa, latar belakang siswa, sarana prasarana

yang mendukung kegiatan belajar di sekolah maupun di rumah. Sekolah

negeri yang memiliki siswa berkualitas, sarana dan prasarana yang memadai

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 93: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

76

tentu mempunyai persepsi positif dibanding dengan sekolah swasta yang

memiliki kualitas siswa sedang dan sarana prasarana terbatas.

Pemerintah dalam hal ini Depdiknas didalam menyikapi perbedaan

persepsi tersebut seharusnya lebih mempertimbangkan dalam membuat

kebijakan yang berkaitan dengan pendidikan di sekolah, khususnya yang

berkaitan dengan evaluasi, tujuan pendidikan yang menyatakan pendidikan

bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia

yang beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,

sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang

demokrasi serta bertanggung jawab dapat terwujud sesuai yang tertuang dalam

Undang-Undang No 20 tahun 2003. Tujuan ini diuraikan dalam bentuk yang

lebih operasional yaitu peserta didik yang mempunyai kompetensi yang

meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik.

Sedangkan bagi sekolah perbedaan persepsi ini dapat digunakan untuk

meningkatkan persiapan sekolah dalam hal ini guru dan siswa untuk berusaha

lebih keras didalam menghadapi pelaksanaan Ujian Nasional sehingga dapat

berhasil sesuai yang diharapkan.

4. Perbedaan Persepsi Aspek Ekonomi Antara Guru SMA Negeri dengan

SMA Swasta

Secara rinci melalui Uji Chi Square menunjukkan tidak ada perbedaan

persepsi antara guru yang mengajar di SMA Negeri dan di SMA Swasta.

Pengujian hipotesis membuktikan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 94: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

77

persepsi terhadap ujian nasional aspek ekonomi antara guru yang mengajar di

SMA Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul. Hasil ini dibuktikan dengan Chi Square (?²) sebesar= 1,067

dengan p > 0, 05.

Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek ekonomi guru SMA Negeri

tidak lebih baik (tidak berbeda secara signifikan) dibandingkan dengan guru

SMA Swasta. Persepsi guru di SMA Negeri dan SMA Swasta dilihat dari

aspek Ekonomi adalah negatif. Para guru di SMA Negeri dan SMA Swasta

berpendapat bahwa pelaksanaan Ujian Nasional semakin memperbesar

pengeluaran sekolah terutama dalam mempersiapkan siswa-siswa untuk

menghadapi Ujian Nasional. Kenyataan ini membuktikan bahwa biaya Ujian

Nasional yang seharusnya ditanggung oleh pemerintah belum memenuhi

harapan bagi sekolah-sekolah. Guru yang mengajar di SMU Negeri dan

Swasta tersebut tidak mempunyai persepsi berbeda terhadap Ujian Nasional.

Pemerintah dalam hal ini Depdiknas harus mempunyai sistem yang

jelas sehingga mencegah terjadinya penyimpangan finansial dalam

pelaksanaan ujian nasional. Dengan perencanaan yang jelas tentunya biaya

ujian nasional tidak akan banyak membebani sekolah dan siswa. Para guru

sekolah negeri dan swasta berpendapat bahwa ujian nasional semakin

memperbesar pengeluaran sekolah terutama dalam mempersiapkan siswa

menghadapi ujian nasional. Pengeluaran yang besar itu membuat sekolah

harus lebih matang dalam mempersiapkan pelaksanaan ujian nasional tidak

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 95: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

78

hanya mempersapkan siswanya saja tetapi juga mempersiapkan biaya yang

dikeluarkan dalam menghadapi ujian nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 96: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

79

BAB V

KESIMPULAN, SARAN DAN KETERBATASAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan analisis data dan pengujian hipotesis serta pembahasan

yang telah dilakukan dapat diambil kesimpulan bahwa ada perbedaan yang

signifikan persepsi terhadap ujian nasional antara guru yang mengajar di SMA

Negeri dengan guru yang mengajar di SMA Swasta di Kabupaten

Gunungkidul. Persepsi guru terhadap ujian nasional pada SMA Negeri lebih

baik dibandingkan dengan SMA Swasta. Kesimpulan pada masing-masing

aspek adalah sebagai berikut:

1. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek pedagogis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Umum

Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Umum Swasta.

Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek pedagogis guru SMA Negeri

lebih baik dibandingkan dengan guru SMA Swasta. Diperoleh Chi Square

( χ 2) sebesar = 15,152 dengan p < 0, 05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima.

2. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek sosial dan psikologis antara guru yang mengajar di Sekolah

Menengah Umum Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah

Menengah Umum Swasta Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek

sosial dan psikologis guru SMA Negeri lebih baik dibandingkan dengan

guru SMA Swasta. Diperoleh Chi Square ( χ 2 ) sebesar= 6,787 dengan p <

0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak dan Ha diterima

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 97: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

80

3. Ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional dalam

aspek yuridis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah Umum

Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Umum Swasta

Persepsi guru terhadap ujian nasional aspek yuridis guru SMA Negeri

lebih baik dibandingkan dengan guru SMA Swasta diperoleh Chi Square

( χ 2 ) sebesar= 7,937 dengan p < 0,05; karena p < 0,05 maka Ho ditolak

dan Ha diterima.

4. Tidak ada perbedaan persepsi yang signifikan terhadap Ujian Nasional

dalam aspek ekonomis antara guru yang mengajar di Sekolah Menengah

Umum Negeri dengan guru yang mengajar di Sekolah Menengah Umum

Swasta diperoleh Chi Square ( χ 2 ) sebesar= 1,067 dengan p > 0,05;

karena p > 0,05 maka Ho diterima dan Ha ditolak..

B. Keterbatasan

1. Ada kemungkinan bahwa responden dalam mengisi atau menjawab

kuesioner yang dibagikan oleh peneliti kurang sesuai dengan keadaan yang

sesungguhnya. Untuk mengungkap persepsi yang sebenarnya dari

responden sangat diharapkan kejujuran dalam mengisi kuesioner.

2. Berkenaan dengan sampel, bahwa sampel tidak diperoleh secara

proporsional karena jumlah guru masing-masing sekolah yaitu guru di

sekolah negeri dan guru di sekolah swasta tidak sama, dan peneliti hanya

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 98: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

81

mengambil 10 guru dari masing-masing sekolah tersebut, jadi tingkat

keterwakilan masing-masing sekolah tidak sama.

C. Saran

Dari kesimpulan penelitian ini, seperti telah diuraikan di atas dapat

disarankan sebagai berikut:

1. Mengenai kejujuran responden, sebaiknya dalam melakukan pengisian

kuesioner para responden dalam hal ini guru hendaknya diawasi secara

intensif. Memang membutuhkan waktu dan tenaga yang lebih banyak,

namun hal tersebut dapat lebih menghasilkan jawaban yang jujur dari

responden.

2. Pemerintah dalam mengkomunikasikan pelaksanaan ujian nasional kepada

masyarakat harus ditingkatkan sehingga masyarakat lebih siap untuk

melaksanakan ujian nasional.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 99: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

DAFTAR PUSTAKA

Bimo Walgito. 1991. Psikologi Sosial Suatu Pengantar. Yogyakarta: Andi Offset. Badudu dan Sudna M. Zain. 1994. Kamus Umum Bahasa Indonesia. Yogyakarta:

Pustaka Sinar Harapan Departemen Pendidikan Nasional Republik Indonesia. Undang-undang Republik

Indonesia. No. 20 tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional. Diakses 11 Oktober 2005 dari http://www.depdiknas.go.id.

Depth News. Kilas Balik Ujian Akhir Nasional. Majalah Tokoh Indonesia 22. Furqon (2004, 23 Desember). Masih Perlukah Ujian Akhir Nasional. Pikiran

Rakyat. Hiam, Alexander dan Charles D.S. 1994. (Alih Bahasa Agus Maulana). The

Portable MBA: Pemasaran. Jakarta: Bina Rupa Aksara. I Masidjo. 1995. Penilaian Pencapaian Hasil Belajar Siswa Di Sekolah.

Yogyakarta: Kanisius. Irwanto, dkk. 1998. Psikolog Umum: Buku Panduan untuk Mahasiswa. Jakarta:

Aptik. Mukarto. 2005. Ujian Nasional: Langkah Menuju Indonesia Cerdas? Dalam Buku

Kumpulan Artikel Berjudul “Pendidikan Manusia Indonesia yang Etis dan Terbuka. Yogyakarta: USD

Ngadirin. Ujian Akhir Nasional (UAN) sebagai Issue Kritis Pendidikan. Diakses 8

Desember 2004 dari http://Artikel. US/art 05 – 75. html. Nur Indriantoro dan Bambang Supomo. Metodologi Penelitian Bisnis untuk

Akuntansi dan Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta; BPFE. Rahmat Jallaludin. 1986. Psikologi Komunikasi. Bandung: Remaja Karya Singggih Santoso. 2005. Menguasai Statistik di Era Informasi dengan SPSS 12.

Yogyakarta: Elex Media Komputindo. Soenardi. 1998. Pengantar Psikologi. Edisi 2. Jakarta: Erlangga. Suara Merdeka. 2004. “UAN dan Pegendalian Mutu Pendidikan”. 04 Mei 2004. Suharsimi Arikunto. 2001. Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bumi

Aksara Tempo. 2005. Kontroversi ujian Nasional. 04 Februari 2005

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 100: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

LAMPIRAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 101: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

LAMPIRAN I

KUESIONER

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 102: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

KUESIONER PENELITIAN

A. Identitas Responden

Isilah identitas Bapak / Ibu pada titik dan berilah tanda silang pada

pertanyaan di bawah ini sesuai dengan keadaan yang sebenarnya!

1. Lama bekerja : …………. Tahun

2. Usia : …………. Tahun

3. Jenis kelamin : a. Pria b. Wanita

4. Pendidikan terakhir : a. Diploma b.SI c. S2/S3

B. Persepsi Guru terhadap Ujian Nasional

Berikut ini adalah pernyataan–pernyataan tentang persepsi guru

terhadap Ujian Nasional (UN). Bapak / Ibu dimohon menjawab

pernyataan–pernyataan ini dengan memberi tanda silang pada salah

satu kotak. Setiap kotak mempunyai arti sebagai berikut :

1 = STS : sangat tidak setuju

2 = TS : tidak setuju

3 = N : Netral

4 = S : Setuju

5 = SS : Sangat setuju.

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 103: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

No Pernyataan - pernyataan Jawaban

STS TS N S SS

a. Berdasarkan aspek pedagogis

1 Soal- soal ujian nasional dapat mengukur pengetahuan siswa tentang mata

pelajaran yang diujikan 1 2 3 4 5

2 Tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika) yang

diujikan telah mewakili seluruh pengetahuan yang dimiliki oleh siswa. 1 2 3 4 5

3 Soal- soal ujian nasional dapat mengukur sikap (Nilai- nilai) hidup yang baik yang

harus dimiliki siswa sesuai dengan mata pelajaran yang bapak / ibu ampu. 1 2 3 4 5

4 Tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika)

mampu mengukur seluruh nilai - nilai yang baik yang dimiliki oleh siswa. 1 2 3 4 5

5 Soal - soal ujian Nasional dapat mengukur ketrampilan - ketrampilan yang dimiliki

oleh siswa sesuai dengan kompetensi siswa yang dituntut dalam kelulusan. 1 2 3 4 5

6 Tiga mata pelajaran (Bahasa Indonesia, Bahasa Inggris, dan Matematika) yang

diujikan mampu mengukur prestasi akademik. 1 2 3 4 5

7 Sisitem penilaian dengan Ujian nasional tidak sesuai dengan kurikulum yang

berlaku saat ini. 1 2 3 4 5

8 Sistim penilaian berpusat ( sentralistik ) melanggar UU. No 20 tahun2003 bahwa

penilaian adalah otoritas guru. 1 2 3 4 5

9 Sisitim penilaian berpusat (sentralistik) dengan ujian nasional telah tidak

memperhatikan situasi dan kondisi sekolah yang berbeda-beda. 1 2 3 4 5

10

Mekanisme penilaian ujian nasional tidak jelas bagi guru. 1 2 3 4 5

b. Berdasarkan aspek sosial dan psikologis

11 Pelaksanaan ujian nasional dapat meningkatkan kualitas pendidikan di

Indonesia. 1 2 3 4 5

12 Standar kelulusan dengan nilai di atas 4,50 untuk setiap mata pelajaran yang

diujikan sangat memberatkan guru dalam mempersiapkan siswa. 1 2 3 4 5

13 Standar kelulusan dengan nilai diatas 4,50 untuk setiap mata pelajaran yang

diujikan menjamin kualitas siswa. 1 2 3 4 5

14 Standar nilai kelulusan dengan nilai di atas 4,50 untuk setiap mata pelajaran

memotifasi siswa dalam belajar. 1 2 3 4 5

15 Standar kelulus an dengan nilai diatas 4,50 untuk setiap mata pelajaran yang

diujikan membuat guru khawatir terhadap keberhasilan siswa. 1 2 3 4 5

c. Berdasarkan Aspek Yuridis

16 Penentuan kelulusan siswa hendaknya tidak hanya ditentukan oleh Ujian

Nasional tetapi juga hasil penilaian guru di sekolah. 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 104: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

17 Hasil ujian nasional bukan penentu kelulusan tetapi untuk mengevaluasi kondisi

pembelajaran di sekolah. 1 2 3 4 5

d. Berdasarkan aspek ekonomi

18 Apakah anda setuju bahwa penyelenggaraan ujian nas ional membebani orang

tua siswa secara finansial. 1 2 3

4 5

19 Pengeluaran sekolah semakin besar dalam rangka mempersiapkan peserta didik

untuk menghadapi Ujian Nasional 1 2 3 4 5

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 105: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

LAMPIRAN II

DATA MENTAH

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 106: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 107: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 108: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

LAMPIRAN III

DATA INDUK PENELITIAN

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 109: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 110: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 111: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 112: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 113: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 114: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 115: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

LAMPIRAN IV

PENGUJIAN VALIDITAS DAN

RELIABILITAS

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 116: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 117: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 118: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 119: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 120: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 121: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 122: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 123: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 124: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 125: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 126: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 127: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 128: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 129: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 130: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 131: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 132: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 133: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 134: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 135: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 136: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 137: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 138: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI

Page 139: PERSEPSI GURU TERHADAP UJIAN NASIONAL - core.ac.uk · pengukuran yang disebut evaluasi. Salah satu bentuk evaluasi adalah Ujian Nasional (UN). UN merupakan alat ukur yang terstandar

PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI