157
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user BENDA CAGAR BUDAYA KOTA GORONTALO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA ( Studi Kasus di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Ujian Tesis Program Studi Pendidikan Sejarah Oleh : Renol Hasan S 861008022 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BENDA CAGAR BUDAYA KOTA GORONTALO SEBAGAI SUMBER

BELAJAR SEJARAH KEBUDAYAAN INDONESIA

( Studi Kasus di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Menempuh Ujian Tesis

Program Studi Pendidikan Sejarah

Oleh :

Renol Hasan

S 861008022

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2012

Page 2: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

Page 3: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

Page 4: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Renol Hasan

NIM : S 861008022

Menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa tesis berjudul BENDA CAGAR

BUDAYA KOTA GORONTALO SEBAGAI SUMBER BELAJAR SEJARAH (

Studi Kasus di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo ) adalah

betul-betul karya sendiri. Hal-hal yang bukan karya saya, dalam tesis tersebut diberi

tanda citasi dan ditunjukkan dalam daftar pustaka.

Apabila di kemudian hari terbukti pernyataan sayat tidak benar, maka saya bersedia

menerima sanksi akademik berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya peroleh

dari tesis tersebut.

Surakarta,

Yang membuat pernyataan,

Renol Hasan

Page 5: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

Jangan Berhenti Bermimpi

Sang Juara Dihasilkan Dari Keinginan, Impian, dan Visi Yang Kuat

Page 6: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Untuk kedua orang tua pahlawanku Yunus Hasan, Aisah Humolanggi, dan

adik-adiku tercinta Refliyanto Hasan, Alfira Hasan.

Untuk seluruh keluargaku yang selalu memberi support.

Untuk Kanti Letari, terimakasih atas kepercayaan dan kesabaranya.

Untuk sahabat-sahabatku yang bersama-sama belajar “berilmu” dan “ber-

karya”

Page 7: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas limpahan rahmat dan

bimbingan-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis ini dengan baik.

Disadari bahwa penulisan tesis sebagai satu persyaratan untuk memperoleh gelar

Magister Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Sejarah Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta ini dapat diselesaikan berkat bantuan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan rasa

terima kasih dan penghargaan yang setulusya atas bantuan dan bimbingan serta

perngorbanan kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, MS selaku Rektor Universitas Sebelas Maret

Surakarta yang telah berkenan memberikan kesempatan kepada penulis untuk

mengikuti pendidikan pada Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

2. Prof. Dr. Ir Ahmad Yunus, MS selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah berkenan memberikan

kesempatan kepada penulis untuk mengikuti pendidikan pada Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret.

3. Dr. Hermanu Joebagio, M.Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Sejarah

dan Dra. Sutiyah, M.Pd, M.Hum selaku Sekertaris Program Studi Pendidikan

Sejarah yang telah memberikan kesempatan, dukungan, dan motivasi untuk

menyelesaikan studi di Pascasarjana ini.

4. Prof. Djoko Suryo selaku Pembimbing I yang telah memberikan arahan,

dorongan, motivasi dan bimbingan yang sangat besar nilainya kepada penulis

sampai terselesaikannya tesis ini.

Page 8: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

5. Drs. Saiful Bachri, M.Pd selaku Pembimbing II yang dengan penuh

kesabarannya telah memberikan arahan, dorongan, motivasi dan bimbingan

yang sangat besar nilainya kepada penulis sampai terselesaikannya tesis ini.

6. Kedua orang tua pahlawanku Yunus Hasan, Aisah Humolanggi, adik-adiku

tercinta Refliyanto Hasan, Alfira Hasan, yang penuh perhatian serta doa-

doanya selalu menjadi semangat dalam penyelesaian tesis menjadi lancar.

7. Segenap civitas akademika Jurusan Pendidikan Sejarah di lingkungan

Universitas Negeri Gorontalo, yang memberikan dukungan penuh pada

pelaksanaan penelitian ini.

8. Teman-teman studi yang saling mendukung dalam suka maupun duka selama

bersama-sama menempuh studi, serta berbagai pihak yang tidak dapat

disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu peneliti dalam

menyelesaikan tesis ini.

Akhirnya, penulis berharap semoga bantuan dan dorongan semangat serta

amal baik dari semua pihak yang telah diberikan kepada peneliti dapat menjadi

amal ibadah dan amal kebaikan, serta mendapat imbalan pahala dari Tuhan Yang

Maha Kasih. Penulis menyadari bahwa tesis ini masih sangat banyak kekurangan

dan kelemahannya, oleh karena itu saran dan kritik yang membangun akan penulis

terima dengan senang hati.

Surakarta, …………2012

Penulis

Page 9: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

JUDUL ................................................................................................................. i

PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii

PENGESAHAN TESIS ...................................................................................... iii

PERNYATAAN .................................................................................................. iv

MOTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN ............................................................................................... vi

KATA PENGANTAR ......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ........................................................................................................ ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii

DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... xiii

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xiv

ABSTRAK ........................................................................................................... xv

ABSTRACT ......................................................................................................... xvi

BAB I : PENDAHULUAN ................................................................................. 1

A. Latar Belakang Masalah ......................................................................... 1

B. Rumusan Masalah ................................................................................... 4

C. Tujuan Penelitian .................................................................................... 4

D. Manfaat Penelitian .................................................................................. 5

BAB II : KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR ............................ 7

A. Kajian Teori ............................................................................................. 7

1. Pengertian Sejarah .............................................................................. 7

2. Belajar Sejarah .................................................................................... 18

Page 10: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

3. Cagar Budaya ..................................................................................... 35

4. Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah ................... 42

B. Penelitian Yang Relevan ........................................................................ 49

C. Kerangka Berpikir ................................................................................... 51

BAB III : METODE PENELITIAN ................................................................... 53

A. Tempat Dan Waktu Penelitan ................................................................ 53

B. Bentuk Dan Strategi Penelitian .............................................................. 54

C. Sumber Data ............................................................................................ 55

D. Teknik Pengumpulan Data ..................................................................... 55

E. Teknik Cuplikan ...................................................................................... 58

F. Validitas Data .......................................................................................... 59

G. Teknik Analisis Data .............................................................................. 60

BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................ 63

A. Hasil Penelitian ....................................................................................... 63

1. Deskripsi Latar .................................................................................. 63

2. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Kota Gorontalo .................... 66

3. Tingkat Pendidikan di Kota Gorontalo ........................................... 71

B. Sajian Data ............................................................................................... 73

1. Deskripsi Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo ............................ 73

2. Keberadaan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo .................... 90

3. Jenis – Jenis Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo ................... 96

4. Sumber Belajar Sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo .......................................................... 99

Page 11: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

C. Pokok Temuan ......................................................................................... 102

1. Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai

Sumber Belajar Sejarah Dalam menunjang pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo ......................................................... 102

2. Pemahaman Mahasiswa pendidikan sejarah Universitas Negeri

Gorontalo Terhadap peninggalan Benda Cagar Budaya

di Kota Gorontalo ............................................................................. 103

D. Pembahasan ............................................................................................. 104

1. Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai

Sumber Belajar Sejarah Dalam Menunjang Pembelajaran

Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo .......................................................... 104

2. Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya

di Kota Gorontalo ............................................................................. 112

BAB V : PENUTUP ............................................................................................ 119

A. Simpulan .................................................................................................. 119

B. Implikasi .................................................................................................. 120

C. Saran ........................................................................................................ 123

DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 125

LAMPIRAN

Page 12: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Luas Wilayah Kota Gorontalo Menurut Kecamatan ............................ 65

Table 2. Jumlah Pemeluk Agama di Kota Gorontalo ........................................ . 68

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo Menurut Pendidikan Akhir ......... . 72

Tabel 4. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Menurut SK Kepala

Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Gorontalo .................................. . 91

Tabel 5. Lokasi Benda Cagar Budaya Menurut Peta Kewilayahan ................. . 93

Tabel 6. Kondisi dan Keberadaan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo .. . 94

Tabel 7. Jenis dan Golongan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo

Berdasakan Kriteria Menurut Jenis Fisik Keaslian Bentuk

Bangunan dan Situs ............................................................................. . 97

Tabel 8. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Berdasarkan Keberadaan

dan Jenis Pengklasifikasian Yang Masih Tersisa Sampai Dengan

Saat Ini ................................................................................................... . 98

Tabel 9. Ketersediaan Bahan Ajar/Buku pada Perpustakaan Referensi

Jurusan Pendidikan Sejarah .................................................................. . 100

Tabel 10. Prosentase Daerah Asal Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo ............................................................ . 114

Tabel 11. Jumlah Mahasiswa Semester III Menurut Daerah Asal …………... 115

Tabel 12. Pemahaman dan Pengetahuan Mahasiswa Semester III Tentang

Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo ............................................... . 115

Tabel 13. Pemahaman Mahasiswa Semester III Tentang Benda Cagar

Budaya Kota Gorontalo ..................................................................... . 116

Page 13: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Berpikir ............................................................................. 52

Gambar 2. Model Analisis Interaktif .................................................................. 61

Gambar 3. Benteng Otanaha ............................................................................... 73

Gambar 4. Makam Keramat Ju Panggola .......................................................... 75

Gambar 5. Makam Keramat Nenek Taibi .......................................................... 76

Gambar 6. Makam Keramat Pulubangga ........................................................... 77

Gambar 7. Makam Keramat Haji Bu’ulu ........................................................... 78

Gambar 8. Mesjid Hunto ..................................................................................... 79

Gambar 9. Makam Keramat Ta'jailoyibuo ......................................................... 83

Gambar 10. Makam Keramat Aulia Ta Ilayabe ................................................ 84

Gambar 11. Pemandian Bak Potanga ................................................................. 86

Gambar 12. Kantor PT Penli Nusantara ............................................................. 88

Gambar 13. Kantor Pos Gorontalo ..................................................................... 89

Page 14: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Keterangan Penelitian .......................................................... 128

Lampiran 2. Foto Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber

Belajar Sejarah Kota Gorontalo Oleh Mahasiswa Jurusan

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo ....................... 129

Lampiran 3. Daftar Informan, Pedoman Wawancara dan Kuesioner .............. 133

Lampiran 4. Catatan Lapangan ........................................................................... 140

Lampiran 5. Silabus ............................................................................................. 164

Lampiran 6. Bahan Ajar ...................................................................................... 168

Lampiran 7. Contoh Tugas Mahasiswa .............................................................. 226

Page 15: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

ABSTRAK

Renol Hasan, S 861008022. 2011. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai Sumber Belajar Sejarah (Studi Kasus di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo). Tesis Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) Pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah dalam menunjang pembelajaran sejarah kebudayaan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo; (2) Pemahaman mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo terhadap peninggalan benda cagar budaya di Kota Gorontalo.

Penelitian ini dilakukan di lingkungan Fakultas Ilmu Sosial Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan bersifat kualitatif dengan bentuk studi kasus tunggal terpancang. Sumber data terdiri atas narasumber, arsip/dokumen dan tempat aktivitas. Data digali melalui wawancara mendalam, observasi dan dokumen terkait. Untuk validitas data dilakukan dengan teknik trianggulasi data dan trianggulasi sumber. Analisa data menggunakan model analisis interaktif untuk mendapatkan simpulan berdasarkan reduksi dan sajian data.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa belum semua mahasiswa di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo mengetahui jenis benda cagar budaya Kota Gorontalo. Mahasiswa belum mengetahui dan memahami nilai historis yang terkandung dalam masing-masing benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo. Kurangnya pemahaman mahasiswa tersebut disebabkan oleh kaburnya deskripsi dari benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo dan belum optimalnya pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia sebagai sumber belajar sejarah.

Proses identifikasi dengan observasi lapangan dapat mendorong mahasiswa mengetahui keberadaan benda cagar budaya dan memanfaatkannya sebagai sebagai sumber belajar sejarah. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan untuk memanfaatkan benda cagar budaya sebagai salah satu sumber belajar sejarah dalam pembelajaran sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo. Diharapkan dengan mengoptimalkan pemanfaatan benda cagar budaya ini dapat menumbuhkan sikap pelestarian benda cagar budaya sebagai sumber informasi untuk memperkuat identitas masyarakat Kota Gorontalo dalam kegiatan pembelajaran.

Page 16: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

ABSTRACT

Renol Hasan, S 861008022. Gorontalo Cultural Heritage Object as a Source Of Learning History (Case Of Studi at Historical Education Departement, Gorontalo State University). Thesis postgraduate program of Sebelas Maret University, Surakarta.

The aims of this research are to know : (1) Utilization of Gorontalo cultural heritage object as a learning source to supporting the historical culture studies at historical education Departement Gorontalo State University, (2) Understanding of student at historical education departement gorontalo state university viewed by the gorontalo cultural heritage object.

This research was conducted ini the Social Science Faculty, historical education Departement Gorontalo State University. This research method used qualitative with form a single case study. Data sources consist of informant, archives/documents and activities place. Data collected through in depth interview, observation and related documents. For data validity performed with data triangulation technique and source triangulation. Data analysis using interactive analysis model to get conclusion based on reduction and data presentation.

The result of this research showed that not at all student ini historical education Departement, Gorontalo State University know that kind of Gorontalo cultural heritage object. Student doesn’t know and understad historis value who contained in each of the cultural heritage object at Gorontalo. Low of student understanding caused blurring description from the Gorontalo cultural heritage object and yet optimally utilization the Gorontalo cultural heritage object in Indonesia historican culture lesson as a learning source.

The process of identification with the field observations may encourage students to know the existence of cultural heritage object and use it as a source of history learning. The result this research is expected to be considerate material to utilize the heritage culture as a historical learning source ini historical education Departement Gorontalo State University. Expected by optimalizing the utilization of cultural heritage object can grow up the atitude preservation of cultural heritage object as a soure information being strenght the identity of Gorontalo society in learning activities.

Page 17: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Sejarah panjang Kota Gorontalo mencatat bahwa banyak bangunan benda

cagar budaya bersejarah menyimpan kenangan masa lalu dan menjadi bukti

perkembangan Kota Gorontalo itu sendiri. Bangunan-bangunan benda cagar

budaya bersejarah tersebut adalah bagian dari bangunan cagar budaya yang

mencerminkan dinamika kehidupan masyarakat Gorontalo. Peninggalan sejarah

berupa bangunan benda cagar budaya sangatlah bermanfaat sebagai pembangkit

motivasi, kreativitas dan mengilhami generasi muda untuk memahami sejarah dan

identitas Kota Gorontalo.

Pembangunan disegala lini kehidupan sosial budaya di Kota Gorontalo

dewasa ini telah mebawa keberhasilan dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat

Gorontalo, hal ini terbukti dengan semakin meningkatnya tingkat aktivitas dan

pembangunan yang menghiasi wajah Kota Gorontalo. Wajah-wajah baru

pembangunan ini mulai marak di dalam beberapa konsep di wilayah Kota

Gorontalo, akan tetapi kebanggaan dan keberhasilan pembangunan ini justru

malah meresahkan sejarawan dan budayawan yang ada di Kota Gorontalo. Hal

yang demikian disebabkan karena konsep pembangunan yang mulai diusung oleh

pemerintah Kota Gorontalo telah menenggelamkan ciri khas bangunan benda

cagar budaya peninggalan sejarah Kota Gorontalo itu sendiri.

Benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo berupa benteng,

bangunan – bangunan tua peninggalan Belanda, makam raja dan wali yang

Page 18: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

dianggap keramat oleh masyarakat Kota Gorontalo. Ciri khas dan wujud benda

cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo dapat kita lihat dari bentuk fisik dan

material bangunan yang berbeda dengan daerah lain. Beberapa bangunan

menggunakan bahan dasar campuran yang berasal dari putih telur Maleo, salah

satu diantaranya adalah bangunan benteng Otanaha. Benda cagar budaya sebagai

salah satu bagian dari pembangunan nilai dalam pendidikan ternyata belum

sepenuhnya dimanfaatkan. Keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo ini

dapat dijadikan sumber belajar, fenomena ini seharusnya dapat mendorong proses

pembelajaran sejarah perlu diperhatikan kembali khususnya di lingkungan Jurusan

Pendidikan Sejarah Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Gorontalo.

Pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar

sejarah belum optimal diterapkan, khususnya untuk membangun pemahaman akan

identitas keberadaan benda cagar budaya itu sendiri. Pemanfaatan benda cagar

budaya masih terfokus pada peninggalan kuno di luar Kota Gorontalo seperti

komplek percandian dan situs-situs kuno dibeberapa daerah di Jawa. Hal ini

nampak dengan benda cagar budaya Kota Gorontalo yang masih dinarasikan

dalam bentuk penjabaran secara umum, sedangkan di Kota Gorontalo sendiri

memiliki banyak benda cagar budaya yang mempunya nilai historis yang tidak

jauh berbeda dengan benda cagar budaya yang ada di luar Kota Gorontalo dan

Jawa.

Pembelajaran sejarah yang selama ini dikategorikan sebagai suatu materi

yang kering dan monoton sebaiknya memanfaatkan benda cagar budaya di Kota

Gorontalo yang mencerminkan Kota Gorontalo itu sendiri sebagai daerah yang

Page 19: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

memiliki benda cagar budaya yang dapat dijadikan sebagai sumber belajar

sejarah. Dengan cara ini diharapkan mampu mendorong mahasiswa Jurusan

Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Gorontalo dapat lebih efektif memahami

identitas nilai-nilai historis benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo.

Kondisi benda cagar budaya di Kota Gorontalo pada saat ini sebagian besar tidak

begitu terawat. Minimnya informasi, tingkat kepedulian dan peranan lingkungan

semakin mengaburkan nilai-nilai historis keberadaan benda cagar budaya yang

ada, sehingga kesadaran pentingnya benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah harus dapat dioptimalkan dan dimanfaatkan dengan baik.

Benda cagar budaya tempat terjadinya peristiwa penting/bersejarah dapat

dipergunakan sebagai sumber penghubung dengan masa lalu dapat dijadikan

sarana pembelajaran serta membuka kesadaran pentingnya menghayati proses

nilai-nilai historis yang tersirat di dalamnya. Keberadaan benda cagar budaya

Kota Gorontalo bisa mewakili proses pembangunan bangsa ini, karena beberapa

bangunan benda cagar budaya tersebut mampu mencerminkan nilai-nilai luhur

perjuangan bangsa Indonesia secara nasional.

Hasil kontinuitas pembelajaran tersebut dengan pasti dapat menumbuh

kembangkan rekonstruksi dan pemahaman nilai sejarah untuk melestarikan nilai-

nilai historis benda cagar budaya. Tujuannya agar mahasiswa Jurusan Pendidikan

Sejarah di Universitas Negeri Gorontalo dapat mengetahui akar sejarah dan

budaya Kota Gorontalo dengan jelas. Kejelasan pemahaman nilai sejarah tersebut

dapat menjadi filter terhadap perkembangan jaman dan tetap memperhatikan

Page 20: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

pelestarian benda cagar budaya sebagai peninggalan sejarah yang masih tersisa di

Kota Gorontalo.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dirumuskan masalah

sebagai berikut :

1. Bagaimanakah pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai

sumber belajar sejarah dalam menunjang pembelajaran Sejarah

Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo?

2. Bagaimankah pemahaman mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Gorontalo terhadap peninggalan benda cagar budaya di Kota

Gorontalo?

C. Tujuan Penelitian

Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :

1. Untuk mengetahui bagaimana pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah dalam menunjang pembelajaran

sejarah kebudayaan di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo.

2. Untuk mengetahui bagaimana pemahaman mahasiswa Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo terhadap peninggalan benda cagar budaya

yang ada di Kota Gorontalo.

Page 21: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

D. Manfaat Penelitian

Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat berguna bagi dua aspek yaitu

aspek praktis dan aspek teoritis.

1. Manfaat praktis,

Diharapkan penelitian ini dapat menghasilkan implikasi yang lebih bernilai

untuk pemerintah sebagai pembuat kebijakan dalam memecahkan

permasalahan tentang betapa pentingnya pembelajaran sejarah itu sendiri

demi pelestarian peninggalan benda cagar budaya yang ada di Kota

Gorontalo.

2. Manfaat Teoritis

a. Sebagai bahan pertimbangan bagi pengajar, khususnya dalam hal ini

dosen pemberi mata kuliah agar dapat menjadikan benda cagar budaya

yang ada di Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah yang dapat

menumbuhkan kesadaran mahasiswa terhadap pelestarian peninggalan

benda cagar budaya

b. Mendorong mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Gorontalo untuk mengetahui keberadaan dan jenis benda cagar

budaya sebagai peninggalan bersejarah di Kota Gorontalo.

c. Dapat mengetahui proses pemahaman mahasiswa dalam pemanfaatan

cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah pada pembelajaran sejarah

melalui model observasi sehingga membuka cakrawala belajar dan

berpikir mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri

Gorontalo bahwa belajar sejarah dapat dilakukan dimana saja.

Page 22: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

d. Diharapkan hal ini dapat dijadikan bahan referensi bagi penelitian yang

lebih lanjut kepada peneliti lainnya untuk melakukan penelitian sejenis

dengan menggunakan metode yang lain.

Page 23: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

BAB II

KAJIAN TEORI DAN KERANGKA BERPIKIR

A. Kajian Teori

1. Pengertian Sejarah

Sejarah adalah suatu ilmu yang mempelajari proses perubahan kehidupan

manusia dan lingkungannya dalam suatu dimensi ruang dan waktu. Disadari atau

tidak, disengaja atau tidak, langsung atau tidak langsung masa lampau senantiasa

menjadi memory yang akan memberikan pengalaman, pembelajaran, kesan dan

peringatan bagi manusia dalam bersikap dan beraktivitas di masa kini dan masa

mendatang. Sejarah merupakan pelajaran dan pengalaman yang dapat

membimbing hidup manusia yang lebih baik. Ini berarti hidup manusia itu dapat

dikatakan selalu berada dalam tataran sejarah. Ada dua konsep sejarah yaitu

sejarah sebagai keseluruhan tindakan manusia di masa lampau (sejarah sebagai

peristiwa) dan sejarah merupakan gambaran masa lampau yang dibuat oleh

manusia sekarang (sejarah sebagai cerita/narasi).

Sejarah adalah suatu studi masa lampau, suatu studi yang hasilnya secara

ideal merupakan suatu penyajian masa lalu sebagaimana adanya. Sebagai suatu

studi yang menampilkan suatu kenyataan; tidak hanya dapat dinikmati adanya,

tetapi juga secara moral berguna di dalam pengajaran. Sejarah divalidasi oleh

ketepatan metode ilmu pengetahuan; dengan penguatan objektivitasnya yang

bersumber dari fakta dan menghasilkan suatu laporan kebenaran. Pengertian

tersebut menunjukkan bahwa sejarah merupakan suatu ilmu yang memiliki

metode yang objektif, artinya menghasilkan suatu kebenaran yang berdasarkan

Page 24: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

pada bukti yang memang benar-benar ada. Sejarah bukanlah dongeng yang

bersifat fiksi atau khayalan, peristiwa masa lalu memang benar-benar ada

berdasarkan bukti-bukti yang ditemukan. Selain sebagai ilmu, sejarah juga

berguna dalam pengajaran. Sejarah akan mengajarkan moral, belajar kebaikan-

kebaikan pada masa lalu.

Sejarah adalah studi tentang manusia, manusia dalam kehidupan

masyarakat. Kehidupan manusia akan direkam oleh sejarah. Dalam merekam

tersebut, akan diketahui perubahan masyarakat yang terus-menerus, ide-ide yang

mengandung aksi-aksi masyarakat, dan kondisi-kondisi material yang telah

membantu atau merintangi perkembangan aksi masyarakat tersebut. Kesimpulan

yang dapat kita nyatakan dari definisi-definisi tersebut yaitu sejarah merupakan

studi tentang manusia sebagai individu maupun kelompok dalam konteks waktu

dan ruang. Sejarah adalah studi tentang kehidupan masyarakat yang senantiasa

mengalami perubahan. Perubahan-perubahan yang terjadi dalam hidup manusia

akan memberikan pelajaran bagi kehidupan manusia kelak.

Berdasarkan gambaran di atas, maka mempelajari sejarah adalah

mempelajari proses kehidupan manusia dengan segala aspek kehidupannya

melalui ruang dan waktu. Struktur keilmuan sejarah meliputi tingkatan proses

kehidupan manusia yaitu tentang dasar keilmuan sejarah, kehidupan masyarakat,

perkembangan masyarakat beserta pengaruhnya, perjuangan dan kerjasama dunia

internasional serta peristiwa-peristiwa mutakhir yang terjadi sebagai wacana

pengayaan.

Page 25: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

Secara jelas dan rinci Isjoni (2007: 19) memberikan batasan tegas bahwa

sejarah adalah kajian tentang masa lampau manusia dengan aktivitasnya di bidang

politik, militer, sosial, agama, ilmu pengetahuan dan hasil kreativitasnya.

Pemahaman sejarah sebagai suatu disiplin ilmu merupakan hasil intepretasi yang

diperlukan kejelasan, kevalidan dan kredibilitas bukti sejarah yang dianalisis dan

dibangun narasinya sebagai ungkapan kehidupan masyarakat di masa lampau.

Dari sini jelas bahwa pengertian sejarah mengandung negara manusia, peristiwa,

masa lampau, catatan/rekaman peristiwa, ruang kejadian dan kronologis yang

diinterpretasikan secara ilmiah.

Pengertian sejarah terikat dengan lima karakteristik pokok yaitu

peristiwa/kejadian, manusia sebagai pelaku sejarah, ruang atau tempat kejadian

suatu peristiwa, waktu terjadinya peristiwa masa lampau dan hasil rekonstruksi

ilmiah dari peristiwa itu sendiri. Perubahan dan perkembangan sejarah sebagai

aktivitas manusia digambarkan dalam bentuk gerak live circle yaitu (1) kegagalan

(breakdown); (2) kehancuran (disintegration); dan (3) kehilangan (disolution)

sebagai periode keruntuhan setelah melewati masa lahir dan perkembangan.

Perubahan sejarah memperlihatkan adalah perkembangan aktivitas manusia

sebagai jawaban (response) terhadap tantangan (chalengge) yang datangnya dari

alam, manusia maupun peperangan. Dengan memahami pengetahuan sejarah

secara benar mendorong pemahaman akan kepastian identitas dan makna dari

pengetahuan sejarah itu sendiri.

Sejarah berguna secara baik berupa ilmu pengetahuan dan ekstrinsik

sebagai liberal education yaitu proses pendidikan moral, penalaran, politik,

Page 26: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

kebijakan, perubahan, masa depan, keindahan dan keragaman ilmu bantu, latar

belakang, rujukan dan bukti. Dampak mempelajari dan memahami sejarah adalah

terjadi proses pendidikan untuk memberikan inspirasi dan pengalaman yang dapat

membantu mengembangkan pengertian dan penghargaan terhadap warisan, tradisi

dan nilai-nilai kejuangan.

Unsur pembelajaran dan pendidikan intelektual sejarah tidak hanya

memberikan gambaran tentang masa lampau, tetapi juga memberikan latihan

berpikir kritis, menarik kesimpulan, menarik makna dan nilai dari peristiwa

sejarah yang dipelajarinya. Latihan berpikir kritis dilakukan dengan pendekatan

analitis yang salah satunya untuk menjawab komponen pemahaman sejarah yaitu

menjawab”why” dan ”how” sehingga peserta didik/mahasiswa terlatih berpikir

kritis dan analitis. Pembelajaran sejarah memiliki peran fundamental untuk

menumbuhkan wawasan dan kesadaran berbangsa dan bernegara. Kesadaran ini

merupakan kesadaran sejarah yang digunakan untuk menggali kembali suatu

pemahaman bahwa suatu peristiwa atau kejadian perlu didukung tampilnya suatu

tokoh, benda atau bangunan masa lampau (benda cagar budaya) yang selalu

terwujud dalam hubungan dinamik dengan faktor juang dan waktu. Oleh sebab

itu, kesadaran sejarah dan pemahaman sejarah menjadi satu kesatuan sikap

penisbian terhadap kejadian, peristiwa, tokoh dan kebendaan masa lampau dengan

memandangnya secara kritis.

Istilah sejarah memiliki 3 ( tiga ) makna, yakni sejarah sebagai peristiwa

masa lampau, sejarah sebagai kisah tentang masa lampau, dan sejarah sebagai

ilmu tentang masa lampau. Atau dengan singkat: sejarah berarti sejarah sebagai

Page 27: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

peristiwa, sejarah sebagai kisah, dan sejarah sebagai ilmu ( Nugroho Notosusanto,

1984 : 10 ).

Sejarah sebagai peristiwa atau kejadian sama artinya dengan geschichte

dalam bahasa Jerman yang berasal dari kata geschehen yang berarti pula telah

terjadi atau kejadian, yang sama pula artinya dengan res gestae dalam bahasa

Latin ( Collingwood, 1956 ) yang bermakna hal-hal yang telah terjadi.

Sejarah dalam pengertian sejarah sebagai peristiwa memiliki sifat atau ciri-

ciri einmalig dan unik. Einmalig berarti sekali terjadi. Setiap peristiwa hanya

sekali terjadi dan tak akan pernah terulang kembali. Sedang sifat unik menunjuk

sebagai peristiwa satu-satunya yang berarti tidak ada duanya. Maka peristiwa

sejarah senantiasa bersifat khusus. Sejarah dalam pengertian ini adalah sejarah

dalam pengertian objektif, artinya sejarah sebagai peristiwa itu adalah sesuai dan

sama dengan yang ada dalam alam.

Jika kita renungkan agak mendalam, kita akan menyadari bahwa sejarah

sebagai peristiwa sebenarnya sudah tidak ada lagi. Peristiwa atau aktivitas di masa

lampau itu pada dasarnya telah lenyap ditelan waktu. Yang masih ada sebenarnya

tinggal cerita atau kisah-nya saja. Ialah cerita atau kisah peristiwa aktivitas

manusia di masa silam atau lampau. Sebagai rerum gestarum ( kisah dari peristiwa

yang telah terjadi ). Sejarah sebagai kisah adalah sejarah dalam pengertian

subjektif. Sejarah sebagai kisah adalah rekaan hasil rekonstruksi manusia. Tentu

saja sejarah sebagai rekaman peristiwa masa lampau itu tidak sama dengan

peristiwanya itu sendiri.

Page 28: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

Sejarah sebagai kisah atau rekaman masa lampau dapat diulang-ulang.

Rekaman video pelantikan Presiden dapat diputar berulang kali. Demikian pula

rekaman pidato Presiden sekaligus dapat diputar dan didengar berulang kali.

Namun harus diingat dan dipahami bahwa rekaman itu bukanlah peristiwanya itu

sendiri. Rekaman itu tetap hanya rekaman saja.

Pengertian sejarah sebagai kisah mengembangkan pengertian atau konsep

sejarah sebagai ilmu. Ialah ilmu sejarah. Istilah-istilah sejarah dalam bahasa Barat

seperti halnya history dalam bahasa Inggris, histoire dalam bahasa Prancis,

historia dalam bahasa Latin, bersumber dari kata benda istor atau histor dalam

bahasa Yunani dan berarti orang pandai atau bijak, sedang kata kerjanya historein

lebih menunjuk suatu pengertian yang mengarah kepada konsep ilmu. Menurut

Plato historein atau historia berarti penyelidikan atau pengetahuan. Sedang

Aristoteles mengartikan historia untuk memberikan judul salah satu bukunya

dalam arti kumpulan bahan-bahan tentang sesuatu menurut tema-tema tertentu. Ini

untuk membedakan dengan uraian yang memberikan penjelasan sejarah secara

sistematik.

Filsuf Inggris, Francis Bacon, yang hidup pada aklhir abad 16 dan 17

mengartikan historia sesuai dengan konsep Aristoteles, ialah sebagai pengetahuan

atau ilmu yang bersifat individual, untuk membedakan dengan philosophia (

filsafat ) yang berbicara mengenai hal-hal yang bersifat umum. Francis Bacon

membedakan antara historia naturalis ( sejarah alam ) yang mempelajari data-data

alamiah ( tumbuh-tumbuhan dan binatang ) dengan historisa civilis ( sejarah

masyarakat ) yang berbicara mengenai masyarakat dan Negara.

Page 29: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

Sejarah, babad, hikayat, riwayat, atau tambo dalam bahasa Indonesia dapat

diartikan sebagai kejadian dan peristiwa yang benar-benar terjadi pada masa

lampau atau asal-usul (keturunan) silsilah, terutama bagi raja-raja yang

memerintah.

Adapun ilmu sejarah adalah ilmu yang digunakan untuk mempelajari

peristiwa penting masa lalu manusia. Pengetahuan sejarah meliputi pengetahuan

akan kejadian-kejadian yang sudah lampau serta pengetahuan akan cara berpikir

secara historis. Orang yang mengkhususkan diri mempelajari sejarah atau ahli

sejarah disebut sejarawan.

Dahulu, pembelajaran mengenai sejarah dikategorikan sebagai bagian dari

ilmu budaya (humaniora). Akan tetapi, kini sejarah lebih sering dikategorikan ke

dalam ilmu sosial, terutama bila menyangkut perunutan sejarah secara kronologis.

Ilmu sejarah mempelajari berbagai kejadian yang berhubungan dengan

kemanusiaan di masa lalu. Ilmu ini dapat dibagi menjadi kronologi, historiografi,

genealogi, paleografi, dan kliometrik.

Hal pertama dalam mempelajari ilmu sejarah adalah mengenal asal kata

sejarah itu sendiri. Secara harfiah, “sejarah” berasal dari kata Arab yang artinya

pohon. Dalam bahasa Arab sendiri, sejarah disebut tarikh. Adapun kata tarikh

dalam bahasa Indonesia artinya kurang lebih adalah waktu atau penanggalan. Kata

Sejarah lebih dekat pada bahasa Yunani yaitu historia yang berarti ilmu atau orang

pandai. Kemudian dalam bahasa Inggris menjadi history, yang berarti masa lalu

manusia. Kata lain yang mendekati acuan tersebut adalah Geschichte yang berarti

sudah terjadi.

Page 30: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

Ruang lingkup sejarah sangat besar, sehingga perlu klasifikasi yang baik

untuk memudahkan penelitian. Ariel Durant ( http://syadiashare.com/definisi-

sejarah-dan-keterangannya.html ) menulis sejarah dalam lingkup umum,

kebanyakan sejarawan memiliki keahlian dan spesialisasi masing-masing.

Dalam ilmu sejarah, ada beberapa cara untuk memilah informasi, diantaranya

adalah:

1. Berdasarkan kurun waktu (kronologis).

2. Berdasarkan wilayah (geografis).

3. Berdasarkan negara (nasional).

4. Berdasarkan kelompok suku bangsa (etnis).

5. Berdasarkan topik atau pokok bahasan (topikal).

Dalam pemilahan tersebut, harus diperhatikan bagaimana cara

penulisannya seperti melihat batasan-batasan temporal dan spasial tema itu

sendiri. Jika hal tersebut tidak dijelaskan, maka sejarawan mungkin akan terjebak

ke dalam falsafah ilmu lain, misalnya sosiologi. Inilah sebabnya Immanuel Kant

yang disebut-sebut sebagai Bapak Sosiologi mengejek sejarah sebagai “penata

batu-bata” dari fakta-fakta sosiologis.

Banyak orang yang mengkritik ilmu sejarah. Para pengkritik tersebut

melihat sejarah sebagai sesuatu yang tidak ilmiah karena tidak memenuhi faktor-

faktor keilmuan, terutama faktor “dapat dilihat atau dicoba kembali”, artinya

sejarah hanya dipandang sebagai pengetahuan belaka, bukan sebagai ilmu.

Sebenarnya, pendapat ini kurang bisa diterima akal sehat karena sejarah mustahil

dapat diulang walau bagaimana pun caranya karena sejarah hanya terjadi sekali

Page 31: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

untuk selama-lamanya. Walau mendapat tantangan sedemikian itu, ilmu sejarah

terus berkembang dan menunjukkan keeksisannya dalam tataran ilmu.

Ahli sejarah mendapatkan informasi mengenai masa lampau dari berbagai

sumber, seperti catatan yang ditulis atau dicetak, mata uang atau benda bersejarah

lainnya, bangunan dan monumen, serta dari wawancara. Untuk sejarah modern,

sumber-sumber utama informasi sejarah adalah: foto, gambar bergerak (misalnya:

film layar lebar), audio, dan rekaman video. Tidak semua sumber-sumber ini

dapat digunakan untuk penelitian dalam ilmu sejarah, karena tergantung pada

periode yang hendak diteliti atau dipelajari. Penelitian sejarah juga bergantung

pada historiografi, atau cara pandang sejarah, yang berbeda satu dengan yang

lainnya.

Setiap sejarah dimulai dengan apa-apa yang benar telah terjadi (histoire

realite, SSOF, even, sejarah sebagai perisiwa). Untuk mengetahui peristiwa itu

benar-benar terjadi kita berusaha menemukan sumber-sumber sejarah, jejak-jejak

sejarah (heuristic). Segala data yang kita temukan dalam sumberb sejarah

sebenarnya belum merupakan suatu kebulatan tentang peristiwa masa lampau itu.

Masih lebih bersifat data yang terserak-serak dan sering pula meragukan apakah

itu benar-benar bukti dari peristiwa yang kita cari itu untuk dapat membuat

pernyataan bulat bahwa sesuatu peristiwa masa lampau benar-benar terjadi,

diperlukan suatu proses untuk menguji bukti-bukti tersebut (kritik intern dan

extern) terutama untuk menggunakan kerdibilitasnya. Hasil dari proses inilah baru

dapat kita namakan “fakta sejarah” (historical fact). Jadi fakta adalah: “keterangan

yang kita peroleh dari sumber-sumber sejarah setelah kita saring dan kita uji

Page 32: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dengan kritik sejarah sebagai alat”. Jelaslah bahwa fakta sejarah tidak sama

dengan data sejarah atau jejak-jejak sejarah sebagai peristiwa. Nanti setelah data

diolah,seleksi berdasarkan kiteria tertentu (jadi ada campur tangan si sejarawan),

barulah berubah menjadi fakta sejarah. Ada tiga bentuk fakta sejarah:

1. Artifact – fakta yang berupa benda konkrit misalnya patung, candi, mesjid,

dll.

2. Sociofact, - fakta yang berdimensi sosial misalnya jaringan interaksi antar

manusia.

3. Mentifact, fakta yang abstrak misalnya keyakinan dan kepercayaan.

Perbedaan fakta lain, ialah:

a. Fakta yang bersifat lunak, fakta yang masih memiliki potensi untuk

diperdebatkan, misalnya tentang letak pusat kerajaan Sriwijaya.

b. Fakta yang bersifat keras, satu fakta dan yang dan telah menjadi semacam

consensus umum contoh: keberadaan Soekarno-Hatta sebagai proklamator.

Sejarah melukiskan dan menguraikan peristiwa yang tidak pernah sama,

tetapi ada yang bersamaan. Hal-hal mengenai makhluk (bukan manusia) yang

mengalami peristiwa yang tetap sama itu termasuk bidang ilmu pengetahuan alam.

Pada manusia kita berhadapan dengan “persamaan peristiwa”, sedang

makhluk lain “persamaan peristiwa”. Perbedaan ilmu pengetahuan alam dengan

sejarah sebagai ilmu sosial dan ilmu kerohanian, adalah cara ilmu pengetahuan

melakukan analisia, dan berusaha menerangkan secara kausal (sebab akibat). Ilmu

pengetahuan alam bartanya tentang “apa jadinya”, sedang sejarah memberi

pengertian dan kepahaman (Verstehen) hubungan antara peristiwa sejarah. Sejarah

Page 33: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

tidak hanya bertanya “apa jadinya” tetapi “bagaimana terjadinya”, “ mengapa

semua itu terjadi” dan “kemana arah selanjutnya kejadian itu.

Yang paling kompleks dan sukar dimengerti diantara makhluk-makhluk

adalah manusia. Alam, benda, tumbuhan hewan mudah dikaji dan didapatkan

“hukum-hukumnya”. Terhadap tiga makhluk terakhir kita menghadapi

“perulangan peristiwa”, sehingga dapat dilakukan eksperimen untuk memastikan

hukum-hukumnya. Dalam ilmu mengenai ketiga makhluk itu kita berhadapan

dengan “hukum serba sarat” atau mekanisme dan hukum sebab akibat atau

kausalitas yang serba tentu. Keadaan X menyebabkan Y. Apabila X diketahui Y.

Y dapat diduga. Apabila Y diketahui X dapat disimpulkan – jadi hukum kausalitas

yang determinismus.

Dalam sejarah kita hadapi “hukum kausalitasyang indeterminismus” (serba

tak tentu). Keadaan X tak serba tentu menyebabkan Y. keadaan itu (X) mungkin

meyebabkan Z. Dahulu X menyebabkan Y, tetapi sekarang menyebabkan Z dan

pada masa mendatang mungkin menyebabkan yang lain lagi. Karena kausalitas

dalam sejarah bersifat indeterminismus, maka tidak mungkin ditetapkan hukum

sejarah yang serba tentu. Peristiwa-peristiwa sejarah tidak pernah berulang

kembali, ia bersifat “einmalia”.

Berlakunya hukum kausalitas dalam sejarah terbatas sekali. Kita tidak

mungkin mengatakan begitu saja bahwa A menyebabkan B. Tetapi pernyataan itu

kira-kira berbunyi: “dapatlah umumnya dapat dimengerti bahwa keadaan A dalam

peristiwa tertentu/khususnya mengakibatkan B”, kalau ada yang berkata “sejarah

berulang lagi”. Maka hanya rupanya saja yang berulang, sedang sesungguhnya

Page 34: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

gejala tersebut adalah kejadian yang“bersamaan”. Jadi hukum sejarah adalah tidak

lain keteraturan yang dapat diserap dalam sejumlah kejadian yang memberikan

rupa persamaan pada perubahan-perubahan keadaan tertentu dalam sejarah.

2. Belajar Sejarah

Ada satu hal mengapa orang harus belajar sejarah. Satu hal itu adalah

kejujuran. Sejarah adalah sebuah pertanggungjawaban kepada tiga masyarakat

sekaligus: masyarakat masa lalu, masa kini dan masa yang akan datang. Sebagai

sebuah pertanggungjawaban, maka objektivitas peristiwa mendapat tempat untuk

diagungkan.

Proses penceritaan kembali peristiwa yang dianggap sejarah memang

tidaklah gampang. Di sana akan ditemui kendala untuk berendah hati (baca:

bersikap jujur) mengungkap apa yang benar-benar terjadi. Apalagi kalau itu

menyangkut pelaku sejarah yang mengingat-ingat serta mematut-matut perannya

dalam peristiwa yang diceritakannya.

Belajar sejarah adalah belajar untuk menanam, memupuk,

mengembangkan serta mengekalkan sikap untuk adil kepada siapa saja. Kepada

masa lalu yang mempunyai hak untuk ditempatkan dan diceritakan apa adanya.

Kepada masa kini yang mempunyai hak untuk mendapatkan cerita apa adanya.

Kepada masa depan yang mempunyai hak mendapat bekal agar tidak jatuh pada

lubang yang sama.

Belajar sejarah belajar menumbuhkan sikap demokratis. Sejarah terlahir

dari sebuah atau beragam pertanyaan. Jawaban atas pertanyaan tersebut tidaklah

diwajibkan sama. Dibutuhkan sikap empati terhadap orang lain yang berpegang

Page 35: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

pada jawabannya masing-masing. Biarlah kebenaran diberikan kepada

konteksnya.

Belajar sejarah adalah belajar tampil dengan modal yang dimiliki tanpa

meminjam, menambah, mengurangi. Citra pada akhirnya akan tampil sesuai

dengan aslinya. Semogalah kita belajar menghayati dimensi kualitas. Sebab segala

innerlichkeit, jati diri, kita sebenarnya mendambakan arti, makna, mengapa dan

demi apa kita saling bergandengan yang berkreasi aktif dalam sendra tari agung

yang disebut kehidupan.

Belajar sejarah adalah belajar memupuk keberanian untuk menyalahkan

diri sendiri apabila memang kita salang melangkah. Kesalahan langkah kita bisa

saja disebabkan oleh sikap kita yang tidak tahu atau bisa juga disebabkan jalan

kita yang dibelokkan. Kalau begitu, sejarah juga merupakan pergumulan antara

nurani dan ambisi. Cerita tentang manusia yang saling mengekspresikan

kemanusiaannya masing-masing.

Pada akhirnya belajar sejarah adalah belajar tentang kehidupan itu sendiri

dengan guru yang tak pernah bisa dibatasi. Sebuah proses belajar yang tidak harus

disempitkan menjadi kuliah atau sekolah, melainkan belajar dalam makna yang

universal. “Historia vitae magistra” lirih Huizinga. ( http://sejarah.kompasiana.co

m/2011/01/18/ )

Sejarah adalah topik ilmu pengetahuan yang sangat menarik. Tak hanya

itu, sejarah juga mengajarkan hal-hal yang sangat penting, terutama mengenai:

keberhasilan dan kegagalan dari para pemimpin kita, sistem perekonomian yang

pernah ada, bentuk-bentuk pemerintahan, dan hal-hal penting lainnya dalam

Page 36: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

kehidupan manusia sepanjang sejarah. Dari sejarah, kita dapat mempelajari apa

saja yang memengaruhi kemajuan dan kejatuhan sebuah negara atau sebuah

peradaban. Kita juga dapat mempelajari latar belakang alasan kegiatan politik,

pengaruh dari filsafat sosial, serta sudut pandang budaya dan teknologi yang

bermacam-macam, sepanjang zaman.

Salah satu kutipan yang paling terkenal mengenai sejarah dan pentingnya

kita belajar mengenai sejarah ditulis oleh seorang filsuf dari Spanyol, George

Santayana. Katanya: "Mereka yang tidak mengenal masa lalunya, dikutuk untuk

mengulanginya."Filsuf dari Jerman, Georg Wilhelm Friedrich Hegel

mengemukakan dalam pemikirannya tentang sejarah: "Inilah yang diajarkan oleh

sejarah dan pengalaman: bahwa manusia dan pemerintahan tidak pernah belajar

apa pun dari sejarah atau prinsip-prinsip yang didapat darinya." Kalimat ini

diulang kembali oleh negarawan dari Inggris Raya, Winston Churchill, katanya:

"Satu-satunya hal yang kita pelajari dari sejarah adalah bahwa kita tidak benar-

benar belajar darinya." Akhmad Sudrajat 2008 (http://akhmadsudrajat.

wordpress.com )

Winston Churchill, yang juga mantan jurnalis dan seorang penulis memoar

yang berpengaruh, pernah pula berkata "Sejarah akan baik padaku, karena aku

akan menulisnya." Tetapi sepertinya, ia bukan secara literal merujuk pada karya

tulisnya, tetapi sekadar mengulang sebuah kutipan mengenai filsafat sejarah yang

terkenal: "Sejarah ditulis oleh sang pemenang." Maksudnya, seringkali pemenang

sebuah konflik kemanusiaan menjadi lebih berkuasa dari taklukannya. Oleh

karena itu, ia lebih mampu untuk meninggalkan jejak sejarah dan pemelesetan

Page 37: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

fakta sejarah sesuai dengan apa yang mereka rasa benar Akhmad Sudrajat 2008

(http://akhmadsudrajat. wordpress.com ).

Pandangan yang lain lagi menyatakan bahwa kekuatan sejarah sangatlah

besar sehingga tidak mungkin dapat diubah oleh usaha manusia. Atau, walaupun

mungkin ada yang dapat mengubah jalannya sejarah, orang-orang yang berkuasa

biasanya terlalu dipusingkan oleh masalahnya sendiri sehingga gagal melihat

gambaran secara keseluruhan.

Masih ada pandangan lain lagi yang menyatakan bahwa sejarah tidak

pernah berulang, karena setiap kejadian sejarah adalah unik. Dalam hal ini, ada

banyak faktor yang menyebabkan berlangsungnya suatu kejadian sejarah; tidak

mungkin seluruh faktor ini muncul dan terulang lagi. Maka, pengetahuan yang

telah dimiliki mengenai suatu kejadian di masa lampau tidak dapat secara

sempurna diterapkan untuk kejadian di masa sekarang. Tetapi banyak yang

menganggap bahwa pandangan ini tidak sepenuhnya benar, karena pelajaran

sejarah tetap dapat dan harus diambil dari setiap kejadian sejarah. Apabila sebuah

kesimpulan umum dapat dengan seksama diambil dari kejadian ini, maka

kesimpulan ini dapat menjadi pelajaran yang penting. Misalnya: kinerja respon

darurat bencana alam dapat terus dan harus ditingkatkan; walaupun setiap

kejadian bencana alam memang, dengan sendirinya, unik.

Begitu arti penting belajar sejarah, karena peristiwa sejarah menyimpan

pengalaman berharga yang dapat memberikan kearifan dengan mengambil

hikmah dari peristiwa yang telah terjadi di masa lampau. Mempelajari sejarah

berarti melihat gambaran nyata tentang perjalanan kehidupan manusia baik

Page 38: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

sebagai individu maupun kelompok dalam menunjukkan adanya suatu perubahan

sebagai hasil aktivitas sosial, politik, ekonomi dan kebudayaan (Isjoni, 2007: 32).

Manfaat belajar sejarah menurut Tamburaka (1999: 25) ada 3 hal yaitu (1)

Untuk memperoleh pengalaman peristiwa sejarah di masa lampau baik dari sisi

positif maupun negatif untuk dijadikan hikmah agar kesalahan yang pernah terjadi

tidak terulang kembali; (2) Untuk mengetahui hukum sejarah yang berlaku agar

menjadi pembelajaran bagi generasi selanjutnya dalam mengatasi persoalan masa

kini dan masa yang datang; dan (3) Menumbuhkan sikap kedewasaan berpikir,

memiliki cara pandang lebih luas untuk bertindak lebih arif bijaksana dalam

mengambil keputusan. Generasi muda menjadi tumpuan bangsa dalam

mengembangkan sejarah perjuangan bangsa Indonesia untuk mengembangkan

pengertian dan penghargaan tentang warisan dan tradisi sejarah yang telah ada

sebagai proses pembelajaran dan pemahaman sejarah bangsanya (Isjoni, 2009:

35).

Pembelajaran sejarah yang memuat pengetahuan tentang peristiwa

perjuangan bangsa di masa lampau merupakan cerminan penerapan nilai tauladan.

Fungsi dan guna pembelajaran sejarah bagi peserta didik adalah (1) Sejarah

sebagai pegelaran dari kehendak Tuhan yang mempunyai nilai vital bahwa orang

akan yakin dan sadar bahwa segala sesuatu pada hakekatnya ada pada-Nya; (2)

Dari peristiwa sejarah diperoleh suatu norma tentang baik dan buruk sehingga

mempunyai teachability dan impact bagi perkembangan jiwa anak untuk

membentuk karakter/kepribadian; (3) Sejarah memperkenalkan hidup nyata

tentang nilai sosial, perilaku, sikap dan cita-cita pelakunya; (4) Sejarah jiwa besar

Page 39: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

dan pahlawan menanamkan rasa nasionalisme dan watak yang kuat; (5) Sejarah

dalam lingkungan tata tertib intelektual dapat membuka pintu kebijaksanaan; (6)

Sejarah mengembangkan pengertian yang luas tentang warisan budaya umat

manusia; (7) Sejarah memberikan gambaran sosial, ekonomi, politik dan

kebudayaan dari berbagai bangsa di dunia; dan (8) Sejarah mempunyai fungsi

pedagogis sebagai alat atau pedoman yang dalam digunakan untuk mewujudkan

cita-cita pendidikan nasional.

Nilai praktis dan pragmatis dalam pembelajaran sejarah telah mengajarkan

bahwa belajar sejarah bukan hanya rentetan peristiwa yang kering tetapi

merupakan sebuah wacana intelektual yang kritis dan rasional. Hal ini mendorong

pembelajaran sejarah perlu ditekankan pada tiga tahapan yaitu: (1) Memupuk

kesadaran atas lingkungan sosial, rasa keakraban (sense of intimacy); (2)

Memperkenalkan peserta didik pada makna dari dimensi waktu kehidupan (sense

of actuality) dan (3) Rasa hayat sejarah (sense of history). Hal ini mendorong

pemahaman bahwa pembelajaran sejarah tidak hanya didominasi perkembangan

sejarah politik tetapi juga mempelajari aspek sejarah sosial budaya yang dapat

menumbuhkan kreatifitas sejarah lokal.Pembelajaran sejarah dapat menumbuhkan

peserta didik untuk belajar dan problem oriented yang merangsang peserta didik

untuk mengenali, mengkaji peristiwa sejarah secara utuh dengan jalan

mengumpulkan, mengorganisir dan mengklasifikasikan data yang luas tersebut

dalam suatu rekonstruksi dan rekstrukturisasi pengetahuan sejarah (Isjoni, 2007:

43) .

Page 40: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

Tahap awal belajar sejarah adalah mengetahui dan menguasai situasi

kondisi awal sebelum melakukan pembelajaran sejarah. Kondisi-kondisi awal

dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Dalam teori conditioning mempelajari

keadaan kelas; (2) Menurut Rogers Guru memberi kepercayaan kepada kelas agar

kelas memilih belajar secara terstruktur dan membuat kontrak belajar; (3)

Menurut pendekatan kontekstual Real world learning dan mengutamakan

pengalaman nyata; (4) Menurut Taksonomi Bloom menguasai pengetahuan

tentang aktivitas-aktivitas manusia di waktu lampau, baik dalam aspek eksternal

maupun internal. Tahap akhir dalam proses pembelajaran sejarah adalah sebuah

perubahan yang lebih baik daripada kondisi awal. Perubahan sebagai akibat dari

proses pembelajaran sejarah dapat disebutkan sebagai berikut: (1) Menurut Ernes

ER. Hilgard menjadi berubah dengan cara latihan-latihan, (2) Menurut Skinner

agar peserta didik mempunyai respon yang baik, (3) Menurut Gagne agar hasil

belajar semakin meningkat, maka peserta didik dikondisikan atau dibiasakan, (4)

Menurut pendekatan kontekstual peserta didik mampu memecahkan masalah

sesuai dengan kondisi yang nyata, (5) Menurut Taksonomi Bloom menumbuhkan

pengertian tentang arti serta hubungan peristiwa masa lampau bagi situasi masa

kini dan dalam perspektifnya dengan situasi yang akan datang. (http://bestbuydoc.

com/id/doc file//materi dan pembelajaran sejarah dansemangatkebangsaan.html )

Driyarkara, ( 1980: 69 ), pendidikan merupakan suatu proses pemanusiaan

manusia muda atau membantu proses humanisasi Artinya, pendidikan harus

membantu seseorang secara tekun dan mau bertindak sebagai manusia dan tidak

sekedar instingtif untuk mempengaruhi sikap dan segala perbuatan seseorang

Page 41: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

sungguh sungguh bersifat manusiawi, berbudaya dan bernilai tinggi. Nilai

merupakan hakekat suatu hal yang menyebabkan hal tersebut dikejar oleh

manusia dan nilai pula berkaitan dengan kebaikan yang dapat dilihat dari sudut

sifat, manfaat maupun bobotnya (Driyarkara, 1980: 39).

Ada empat langkah yang harus ditempuh agar pendidikan nilai dapat

diterapkan secara efektif dan memiliki daya guna, yaitu :

1) Para pendidik harus memahami dengan hatinya nilai-nilai apa saja yang

akan diajarkan.

2) Para pendidik mentransformasikan nilai-nilai tersebut dengan sentuhan

hati dan perasaan melalui contoh-contoh kongkrit

3) Membantu peserta didik untuk menginternalisasikan nilai tersebut melalui

tindakan/sikap sebagai suatu proses pembelajaran hidup.

4) Peserta didik yang telah merasa memiliki sifat dan sikap hidup sesuai

dengan nilai-nilai didorong dan dibantu mewujudkannya dalam tingkah

laku dan sikap dalam kehidupan sehari-hari.

Pengajaran sejarah mengacu pada tujuan pendidikan yang lebih luas.

Sasaran umum pembelajaran sejarah menurut S.K. Kochhar (2008: 27) adalah :

1) Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri melalui perspektif

sejarah sebagai wujud hasil interaksi di masa lampau dengan lingkungan

tertentu. Tanpa pendalaman terhadap faktor dan nilai sejarah orang akan

gagal memahami identitasnya sendiri.

2) Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan

masyarakat, dimana konsep-konsep ini dapat menunjukkan kaitan antara

Page 42: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

masa sekarang dan masa lampau sebagai bagian dari sejarah perjuangan

suatu bangsa. Tanpa kronologis dan konsep diatas kausalitas sejarah

perjuangan dan pemahaman nilai suatu bangsa sulit terwujud.

3) Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah

dicapai oleh generasinya.

4) Mengajarkan toleransi untuk menerima perbedaan nilai antar individu.

5) Menanamkan sikap intelektual untuk memahami sejarah sebagai suatu

system kerja mental untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman nilai

sejarah.

6) Memperluas cakrawala intelektualitas peserta didik dalam mengambil

keputusan penting secara bijaksana, rasional dan objektif dengan

mempertimbangkan kausalitas dan kronologis masa lampau-masa kini-

masa akan datang.

7) Mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai suatu bentuk pengetahuan

praktis dengan memahami pengalaman masa lampau dan nilai-nilai

historis yang menyertainya.

Belajar sejarah diakui sebagai metode yang strategis untuk menanamkan

nilai-nilai luhur kebangsaan. Menurut Soedjatmoko (1995: 9), sejarah diajarkan

dalam dunia pendidikan formal karena sejarah merupakan alat penting untuk

membentuk warga yang baik dan untuk mengembangkan rasa cinta serta setia

terhadap negara. Posisi cukup penting ini menempatkan pendidikan dan

pemahaman sejarah perjuangan bangsa dalam suatu proses refleksi antropologis

terhadap perubahan tingkah laku dan tindakan yang lebih bijaksana di masa yang

Page 43: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

akan datang (history makes man wise). (http://bestbuydoc.com/id/doc file//materi

dan pembelajaran sejarah dansemangatkebangsaan.html )

Menurut Surya (2003: 123) berpendapat tujuan pembelajaran sejarah

adalah menanamkan pemahaman tentang adanya perkembangan masyarakat masa

lampau hingga masa kini, menumbuhkan rasa kebangsaan dan rasa cinta tanah air

serta bangga sebagai bangsa Indonesia dan memperluas wawasan hubungan antar

bangsa di dunia. Mata pelajaran Sejarah bertujuan agar peserta didik memiliki

kemampuan sebagai berikut (1) Membangun kesadaran peserta didik tentang

pentingnya waktu dan tempat yang merupakan sebuah proses dari masa lampau,

masa kini dan masa depan; (2) Melatih daya kritis peserta didik untuk memahami

fakta sejarah secara benar dengan didasarkan pada pendekatan ilmiah dan

metodologi keilmuan; (3) Menumbuhkan apresiasi dan penghargaan peserta didik

terhadap bangsa Indonesia dimasa lampau; (4). Menumbuhkan pemahaman

peserta didik terhadap proses terbentuknya bangsa Indonesia melalui sejarah yang

panjang dan masih berproses hingga masa kini dan masa yang akan datang, dan

(5). Menumbuhkan kesadaran dalam diri peserta didik sebagai bagian dari bangsa

Indonesia yang memiliki rasa bangga dan cinta tanah air yang dapat

diimplementasikan dalam berbagai bidang kehidupan baik Nasional maupun

Internasional.

Tujuan pendidikan sejarah di sekolah adalah: (1) Membekali anak didik

dengan pengetahuan sosial yang berguna dalam kehidupan kelak di masyarakat;

(2) Membekali anak didik dengan kemampuan mengidentifikasi, menganalisis dan

menyusun alternatif pemecahan masalah sosial yang terjadi dalam kehidupan di

Page 44: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

masyarakat; (3) Membekali anak didik dengan kemampuan berkomunikasi

sesama warga masyarakat dan berbagai bidang keilmuan serta bidang keahlian;

(4) Membekali anak didik dengan kesadaran, sikap mental yang positif dan

keterampilan terhadap pemanfaatan lingkungan hidup yang menjadi bagian dari

kehidupan tersebut, dan (5) Membekali anak didik dengan kemampuan

mengembangkan pengetahuan dan keilmuan Sejarah sesuai dengan perkembangan

kehidupan, masyarakat, ilmu pengetahuan dan teknologi . Belajar sejarah

memiliki beberapa manfaat bagi kehidupan manusia pada masa sekarang, paling

tidak ada beberapa guna pembelajaran sejarah bagi manusia yang

mempelajarinya, yakni edukatif (untuk pendidikan, instruktif (memberikan

pengajaran), inspiratif (memberi ilham), serta rekreatif (memberikan kesenangan).

(Depdiknas, 2004 : 4).

Belajar sejarah mempunyai manfaat sangat besar dalam kehidupan suatu

masyarakat atau bangsa. Suatu masyarakat atau bangsa akan dapat mengenal

bagaimana kehidupan masyarakat atau bangsa terdahulu. Selain itu dengan belajar

sejarah dapat memberikan gambaran dan menjadi pedoman bagi suatu bangsa

untuk melangkah pada kehidupannya di masa kini dan masa yang akan datang.

Menurut Supriatna (2007 : 2), manfaat belajar sejarah bagi manusia adalah

(1) Memberikan pelajaran artinya peristiwa masa lampau itu akan terjadi lagi pada

masa kita atau masa depan; (2) Memberikan inspirasi bagi manusia agar manusia

mawas diri; (3) Memberikan kesenangan bagi manusia artinya manusia diajak

untuk mengenang peristiwa masa lampau, dan (4) Sebagai intruksi artinya

perkembangan masa lampau menghasilkan suatu artefak baik berupa situs

Page 45: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

mangnan gedung, candi, karya seni, senjata dan sebagainya yang dapat

mengagungkan. Demikianlah manfaat belajar sejarah seperti uraian filosofi Cero

“Seseorang yang tidak pernah menengok ke belakang atau sejarahnya selamanya

dia akan menjadi anak”.

Berdasarkan pendapat-pendapat di atas, maka dapat disimpulkan bahwa

belajar sejarah merupakan sebuah proses. Proses tersebut harus dilakukan secara

bertahap atau langkah demi langkah yang berurutan. Jadi esensi dan substansi

mendasar dalam pembelajaran sejarah adalah guru sebagai fasilitator harus

mampu mengembangkan ketrampilan sosial peserta didik secara maksimal untuk

mempelajari sejarah sesuai dengan nilai guna sejarah itu sendiri. Kontribusi

pengetahuan sejarah dalam membina sikap dan kepribadian peserta didik diawali

dengan proses keterlibatan total peserta didik dalam menggali peristiwa sejarah

yang diarahkan secara tepat.

Materi pembelajaran sejarah secara garis besar terdiri dari pengetahuan,

keterampilan, dan sikap yang harus dipelajari siswa dalam rangka mencapai

standar kompetensi yang telah ditentukan pada pembelajaran sejarah (Ditjen

Dikdasmen, 2006: 4). Materi atau bahan pelajaran sejarah adalah seperangkat

pengetahuan ilmiah yang dijabarkan dalam kurikulum untuk disampaikan kepada

siswa agar dibahas pada proses belajar mengajar sejarah seperti halnya yang telah

ditetapkan dalam kurikulum . Materi pembelajaran merupakan informasi, alat dan

teks yang diperlukan guru atau instruktur untuk merencanakan dan menelaah

proses kegiatan belajar mengajar. Materi pembelajaran sejarah adalah segala

bentuk bahan yang dapat digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan

Page 46: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

kegiatan belajar mengajar sejarah di kelas. Bahan yang dimaksud bisa berupa

bahan tertulis maupun bahan tidak tertulis. Materi pembelajaran sejarah adalah

seperangkat materi yang disusun secara sistematis secara tertulis maupun tidak

tertulis sehingga tercipta kondisi lingkungan atau suasana belajar sejarah

(Hambali, 2004: 3).

Menurut Ditjen Dikdasmen (2006) langkah-langkah pemilihan bahan ajar

dapat dijelaskan sebagai berikut:

1. Mengidentifikasi materi pembelajaran sejarah sesuai dengan aspek-aspek

yang terdapat dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar. Sebelum

menentukan materi pembelajaran terlebih dahulu perlu diidentifikasi

aspek-aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus

dipelajari atau dikuasai siswa. Aspek tersebut perlu ditentukan, karena

setiap aspek standar kompetensi dan kompetensi dasar memerlukan jenis

materi yang berbeda-beda dalam kegiatan pembelajaran. Setiap aspek

standar kompetensi tersebut memerlukan materi pembelajaran yang

berbeda-beda untuk membantu pencapaiannya.

2. Identifikasi jenis-jenis materi pembelajaran sejarah. Sejalan dengan

berbagai jenis aspek standar kompetensi, materi pembelajaran juga dapat

dibedakan menjadi 3 aspek, yaitu aspek kognitif, afektif, dan

psikomotorik. Materi pembelajaran aspek kognitif secara terperinci dapat

dibagi menjadi empat jenis, yaitu: fakta, konsep, prinsip dan prosedur.

Materi jenis fakta adalah materi berupa nama-nama objek, nama tempat,

nama orang, lambang, peristiwa sejarah, nama bagian atau komponen

Page 47: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

suatu benda, dan lain sebagainya. Materi konsep berupa pengertian,

definisi, hakekat, inti isi. Materi jenis prinsip berupa dalil, rumus, postulat

adagium, paradigma, teorema. Materi jenis prosedur berupa langkah-

langkah mengerjakan sesuatu secara urut, misalnya langkah-langkah

menelpon, cara-cara pembuatan telur asin atau cara-cara pembuatan bel

listrik. Materi pembelajaran aspek afektif meliputi: pemberian respon,

penerimaan (apresisasi), internalisasi, dan penilaian. Materi pembelajaran

aspek motorik terdiri dari gerakan awal, semi rutin, dan rutin.

3. Memilih jenis materi sejarah yang sesuai dengan standar kompetensi dan

kompetensi dasar. Pilih jenis materi yang sesuai dengan standar

kompetensi yang telah ditentukan. Perhatikan pula jumlah atau ruang

lingkup yang cukup memadai sehingga mempermudah siswa dalam

mencapai standar kompetensi. Berpijak dari aspek-aspek standar

kompetensi dan kompetensi dasar yang telah diidentifikasi, langkah

selanjutnya adalah memilih jenis materi yang kompetensi dan kompetensi

dasar tersebut. Materi yang akan diajarkan perlu diidentifikasi apakah

termasuk jenis fakta, konsep, prinsip, prosedur, afektif, atau gabungan

lebih daripada satu jenis materi. Dengan mengidentifikasi jenis-jenis

materi yang akan diajarkan, maka guru akan mendapatkan kemudahan

dalam cara mengajarkannya. Setelah jenis materi pembelajaran

teridentifikasi, langkah berikutnya adalah memilih jenis materi tersebut

yang sesuai dengan standar kompetensi atau kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa. Identifikasi jenis materi pembelajaran juga penting untuk

Page 48: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

keperluan mengajarkannya, seba setiap jenis materi pembelajaran

memerlukan strategi pembelajaran atau metode, media, dan sistem

evaluasi/penilaian yang berbeda-beda. Cara yang paling mudah untuk

menentukan jenis materi pembelajaran yang akan diajarkan adalah dengan

jalan mengajukan pertanyaan tentang kompetensi dasar yang harus

dikuasai siswa. Dengan mengacu pada kompetensi dasar, kita akan

mengetahui apakah materi yang harus kita ajarkan berupa fakta, konsep,

prinsip, prosedur, aspek sikap, atau psikomotorik. Berikut pertanyaan-

pertanyaan penuntun untuk mengidentifikasi jenis materi pembelajaran.

4. Memilih sumber materi pembelajaran sejarah. Setelah jenis materi

ditentukan langkah berikutnya adalah menentukan sumber materi

pelajaran. Materi pembelajaran atau bahan ajar dapat kita temukan dari

berbagai sumber seperti buku pelajaran, majalah, jurnal, koran, internet,

dan media audiovisual.

Belajar sejarah saat ini menghadapi banyak persoalan. Persoalan itu

mencakup lemahnya penggunaan teori, miskinnya imajinasi, acuan buku teks dan

kurikulum yang state oriented, serta kecenderungan untuk tidak memperhatikan

fenomena globalisasi berikut latar belakang historisnya.

Lemahnya penggunaan teori dalam kajian sejarah memang ada benarnya,

karena sejarah memang tidak mempunyai teori. Sejarah meminta bantuan

teoriteori dari disiplin sosial lainnya dalam setiap kajiannya. Misalnya teori-teori

sosiologi, antropologi, psikologi, politik, dan sebagainya. Melalui teori-teori

tersebut kajian sejarah akan lebih kaya makna. Hanya kemampuan guru-guru

Page 49: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

sejarah dalam meramu sajian sejarah dirasa kurang memadukan disiplin-disiplin

sosial lainnya dalam kajian sejarah. Guru dirasa kurang dalam menggunakan

pendekatan interdisipliner dalam kajian sejarah.

Miskin teori berakibat munculnya sejumlah contoh pernyataan dalam buku

teks yang terlalu umum dan sulit diverifikasi kebenarannya. Pembelajaran sejarah

juga juga tidak disertai percikan imajinasi yang membuat tinjauan akan peristiwa

masa lalu menjadi lebih hidup dan menarik.

Dalam proses pembelajaran sejarah, masih banyak guru menggunakan

pardigma konvensional, yaiu paradigma ‘guru menjelaskan – murid

mendengarkan’. Metode pembelajaran sejarah semacam ini telah menjadikan

pelajaran sejarah membosankan. Ia kemudian tidak memberikan sentuhan

emosional karena siswa merasa tidak terlibat aktif di dalam proses

pembelajarannya. Sementara paradigma ‘siswa aktif mengkonstruksi makna -

guru membantu’ merupakan dua paradigma dalam proses belajar-mengajar

sejarah yang sangat berbeda satu sama lain. Paradigma ini dianggap sulit

diterapkan dan membingungkan guru serta siswa. Di samping itu, metode

pembelajaran yang kaku, akan berakibat buruk untuk jangka waktu yang panjang

dan berpotensi memunculkan generasi yang mengalami “amnesia (lupa atau

melupakan sejarah” bangsa sendiri.

Agar pembelajaran sejarah berhasil baik, metode yang dipergunakan harus

bisa mengkostruk “ingatan historis”. Alhasil, siswa menjadikan sejarah hanya

sebagai fakta-fakta hapalan tanpa adanya ketertarikan dan minat untuk

memaknainya, juga mampu menggali lebih jauh lagi. Ingatan historis semata tidak

Page 50: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

akan bertahan lama. Supaya ingatan historis semata tidak akan bertahan lama,

perlu disertai “ingatan emosional”.

Ingatan jenis ini adalah ingatan yang terbentuk dengan melibatkan emosi

hingga bisa menumbuhkan kesadaran dalam diri siswa untuk menggali lebih jauh

dan memaknai berbagai peristiwa sejarah. Proses pembelajaran kemudian tak

hanya berhenti pada penghafalan saja, siswa bisa aktif dalam komunikasi dua arah

dengan guru untuk mengutarakan pendapatnya mengenai obyek sejarah yang

tengah dipelajari karena sedari awal ia telah merasa menjadi bagian dari proses

pembelajaran yang penuh dengan makna. Agar “ingatan emosional” muncul dan

bertahan lama, maka paradigma pembelajaran sejarah harus diubah.

Mengubah paradigma yang dianut oleh seorang guru dari paradigm

konvensional ke paradigma konstruktif, bukan sesuatu hal yang mudah. Hal ini

disebabkan karena kebanyakan guru sudah terbiasa dengan paradigm

konvensional, dan mereka sendiripun pada waktu masih menjadi siswa sudah

terbiasa dengan paradigma tersebut. Sungguh-sungguh diperlukan kemauan dan

tekad yang kuat untuk bisa mengubah paradigma tersebut secara nyata.

Belajar sejarah berarti peserta didik mampu berpikir kritis dan mampu

mengkaji setiap perubahan di lingkungannya, serta memiliki kesadaran akan

perubahan dan nilai-nilai yang terkandung dalam setiap peristiwa sejarah.

Pembelajaran sejarah yang baik adalah pembelajaran yang mampu menumbuhkan

kemampuan siswa melakukan konstruksi kondisi masa sekarang dengan

mengkaitkan atau melihat masa masa lalu yang menjadi basis topic pembelajaran

sejarah. Kemampuan melakukan konstruksi ini harus dikemukakan secara kuat

Page 51: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

agar pembelajaran tidak terjerumus dalam pembelajaran yang bersifat konservatif.

Kontekstualitas sejarah harus kuat mengemuka dan berbasis pada pengalaman

pribadi para siswa. Apalagi sejarah tidak akan terlepas dari konsep waktu,

kontinyuitas dan perubahan. Dalam memahami sejarah ada tiga kerangka waktu,

event history (short term/jangka pendek), conjucture (mid term/jangka menengah)

dan longue duree (long term/jangka panjang).

3. Cagar Budaya

a. Pengertian Benda Cagar Budaya

Pengertian cagar budaya didapat dari ensiklopedi, menjelaskan pengertian

cagar budaya adalah daerah yang kelestarian masyarakatnya dan peri

kehidupannya dilindungi oleh UU dari bahaya kepunahan. Hal ini justru semakin

memperjelaskan pengertian benda cagar budaya yaitu : benda cagar budaya adalah

suatu wilayah yang mempunyai peninggalan budaya khas yang mengandung nilai

luhur, yang dijaga kelestariannya oleh pemerintah dengan cara membatasi

pengaruh modernisasi, antara lain dengan tidak diijinkannya mendirikan bangunan

bercirikan kebudayaan lain (modern) di daerah tersebut.

Menurut Uka Tjandrasasmita ( 2009 : 309 ) yang meliputi Benda cagar

budaya adalah :

1) Benda bergerak dan tidak bergerak yang dibuat oleh manusia atau yang

merupakan bagian alam. Yang termasuk dalam kategori ini adalah

kelompok benda dan sisa-sisanya yang pokoknya berumur 50 (lima puluh)

tahun atau memiliki langgam yang khas dan dapat mewakili langgam

Page 52: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun serta dianggap mempunyai

nilai bagi sejarah, arkeologi dan seni rupa.

2) Benda yang dianggap mempunyai nilai penting bagi paleontropologi

3) Situs (tapak) yang mempunyai arti penting bagi sejarah dan diduga

mengandung benda-benda termuat dalam ayat a dan b.

4) Tanaman dan bangunan yang terdapat diatas situs tersebut dan memiliki

atau dapat memiliki kepentingan langsung bagi benda-benda yang termuat

dalam ayat a, b.

Berdasarkan beberapa pengertian di atas maka dapat dikatakan bahwa

yang dimaksud dengan benda cagar budaya adalah benda buatan manusia yang

bergerak atau tidak bergerak berupa kesatuan atau kelompok atau bagian-bagian

dan sisa-sisanya yang berumur sekurang-kurangnya 50 (lima puluh) tahun, atau

mewakili masa gaya yang khas, serta dianggap mempunyai nilai penting bagi

sejarah, ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Selain itu benda cagar budaya

diartikan juga sebagai benda yang dianggap memiliki arti penting bagi sejarah,

ilmu pengetahuan, seni dan kebudayaan yang perlu mendapat perlindungan dari

pemerintah. Upaya pemerintah dapat meliputi proses atau kegiatan pelestarian

dengan cara melakukan pendaftaran, pemeliharaan, pengawetan, pemugaran,

ekskavasi, pengamanan dan penyelamatan serta perizinan pengelolaannya.

Hidup dalam masyarakat modern, kita tidak bisa berhenti untuk berpikir

tentang budaya dan sejarah masa lalu melalui meneliti materi yang masih ada dan

non-materi warisan budaya. Secara tradisional, kami berinvestasi pada

pembangunan kembali atau mempertahankan warisan budaya dan bersejarah.

Page 53: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

Karena ini bukan hanya menyatakan hikmat manusia, tetapi juga bukti terbaik

yang membantu kita untuk memahami perkembangan sejarah. Fenomena yang

menghancurkan warisan budaya seseorang yang memiliki sejarah berabad-abad

'dalam satu bangsa budaya bunuh diri, karena pluralisme budaya. Tidak ada

bentuk budaya dapat bertahan hidup independen. Setelah kita menghancurkan

budaya bangsa lain, kita juga menghancurkan diri kita sendiri budaya pada waktu

yang sama Zgonjanin ( 2005:128).

b. Jenis Benda Cagar Budaya

Meike Imbar (1997: 18) mengungkapkan bahwa, berbicara tentang benda

cagar budaya dan situs menurut berarti pula membicarakan peninggalan sejarah.

Keberadaan cagar budaya ini menurut sifatnya dapat dibagi dalam dua golongan

yaitu (1) Benda-benda bergerak: yang termasuk dalam golongan ini adalah benda-

benda yang dengan mudah dapat dipindah-pindahkan tempatnya.; dan (2) Benda-

benda tak bergerak : yang termasuk benda-benda tak bergerak pada umumnya

merupakan bangunan yang tidak mudah dipindah pindahkan dan mempunyai satu

kesatuan dengan situsnya

Menurut Hamid Wahid (dalam UUD Benda Cagar Budaya No. 11. 2010 )

tentang benda cagar budaya dijelaskan bahwa jenisnya meliputi :

1) Benda buatan manusia, bergerak atau tidak bergerak yang berumur

sekurang-kurangnya 50 tahun dan mempunyai nilai penting.

2) Benda alam yang dianggap mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan dan kebudayaan.

Page 54: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

3) Situs yaitu lokasi yang mengandung atau diduga menjadi tempat benda

cagar budaya beserta lingkungannya

4) Benda buatan manusia dan/atau alam, yang berupa kesatuan atau

kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisanya, situs, dan kawasan, yang

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,

agama, dan kebudayaan yang dilestarikan baik yang berada di darat

maupun yang di air.

Berdasarkan pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa jenis benda cagar

budaya secara umum dapat dikategorikan dalam enam jenis. Adapun kategori

tersebut meliputi benda cagar budaya :

1. Benda tidak bergerak seperti bangunan, maupun benda seperti candi yang

tidak bisa dipindah-pindahkan.

2. Bergerak adalah benda yang dapat dipindah seperti arca, relief, artefak dan

peninggalan lainnya yang memiliki nilai pengetahuan, kebudayaan dan

sejarah bagi perkembangan ilmu pengetahuan.

3. Situs (tapak) biasanya merupakan satu kesatuan dari lingkungan benda

cagar budaya tidak bergerak (in situ) sehingga diperlukan pengamanannya

untuk dilestarikan keberadaannya.

4. Lingkungan cagar budaya itu sendiri, benda alam dan wilayah atau

keberadaan cagar budaya. Lingkungan ini biasanya menyertai dari situs

yang meliputi bagian dari medan (lahan) yang didalamnya mengandung

atau dianggap atau diperkirakan mengandung benda-benda cagar budaya.

Page 55: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

5. Keberadaan benda berharga dan mempunyai nilai tinggi yang tidak

memiliki status kepemilikan sehingga perlu dikategorikan sebagai benda

cagar budaya baik bergerak maupun tidak bergerak untuk dilestarikan oleh

pemerintah.

6. Benda buatan manusia dan/atau alam, yang berupa kesatuan atau

kelompok, atau bagian-bagiannya atau sisanya, situs, dan kawasan, yang

mempunyai nilai penting bagi sejarah, ilmu pengetahuan, pendidikan,

agama, dan kebudayaan yang dilestarikan baik yang berada di darat

maupun yang di air.

Berdasarkan tolak ukur dan penggolongan maka penentuan suatu benda,

bangunan dan lingkungan menjadi benda cagar budaya dapat dilakukan

berdasarkan prosedur dan proses analisisnya. Prosedur penetapan suatu benda

cagar budaya harus melalui penilaian dan pertimbangan dari Tim pertimbangan

benda cagar budaya. Keberadaan cagar budaya ini dapat dimanfaatkan untuk

kepentingan pengetahuan, pendidikan dan pariwisata sebagai wujud/hasil

kebudayaan yang mengandung nilai sejarah perjuangan bangsa. Tradisi menjadi

cara hidup, impera-an tipe untuk identitas, tetapi bagian dari gaya hidup pilihan.

Mereka masuk ke dalam dialog dengan tradisi-tradisi lain dan cara-cara alternatif

dalam melakukan sesuatu (Giddens, 1994: 105)

c. Fungsi Cagar Budaya

Cagar budaya sebagai salah satu bagian dari sejarah perjuangan bangsa

dapat difungsikan sebagai bahan kajian nilai sejarah suatu bangsa, khususnya

Indonesia. Keberadaan cagar budaya ini merupakan warisan sejarah yang dapat

Page 56: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dimanfaatkan sebagai sumber belajar. I Gede Widja (1989: 60) menjelaskan

bahwa benda cagar budaya yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media,

sumber belajar dan alat bantu untuk mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi

serta metode mengajar. Oleh karena itu benda cagar budaya memiliki manfaat

untuk kepentingan agama, sosial, pariwisata, pendidikan, ilmu pengetahuan dan

kebudayaan.

Proses menampilkan budaya adalah melalui benda-benda dan jenis sosial

hubungan yang dibuahkan institusi publik. Museum dan situs warisan itu sendiri

adalah artefak, atau potongan modern materi budaya, dan membutuhkan analisis

seperti itu. Sences identitas diri dan identitas sosial yang terikat dengan

kontinjensi dan ketidakpastian, cara hadir di mana untuk berhubungan ke masa

lalu dan masa depan yang ideal yang dibayangkan. Identitas mesti harus

improvisasi dan berubah, bukan tetap dan aturan-terikat, inti- tunggu, bila terkait

dengan pengalaman dan konteks. ( Hannerz, U. 1992:13 )

Menurut Uka Tjandrasasmita (1980: 101) fungsi dari cagar budaya adalah

(1) sebagai bukti-bukti sejarah dan budaya yang dapat menjadi alat atau media

yang mencerminkan cipta, rasa dan karya leluhur bangsa, yang kepribadiannya

dapat dijadikan suri tauladan bangsa, kini dan mendatang dalam rangka membina

dan mengembangkan kebudayaan nasionalnya berlandaskan Pancasila; (2) alat

atau media yang memberikan inspirasi, aspirasi dan akselerasi dalam

pembangunan bangsa baik material maupun spiritual, sehingga tercapai

keharmonisan diantara keduanya; (3) obyek ilmu pengetahuan di bidang sejarah

dan kepurbakalaan pada khususnya dan ilmu pengetahuan lain pada umumnya; (4)

Page 57: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

alat pendidikan visual kesejarahan dan kepurbakalaan serta kebudayaan bagi

peserta didik untuk memahami budaya bangsa sepanjang masa; (5) alat atau media

untuk memupuk saling pengertian di kalangan masyarakat dan bangsa serta umat

manusia melalui nilai-nilai sosial budaya yang terkandung dalam peninggalan

sejarah dan purbakala sebagai warisan budaya dari masa lampau; (6) sebagai

media untuk memupuk kepribadian bangsa di bidang kebudayaan dan ketahanan

nasional; dan (7) sebagai obyek wisata yang mungkin dapat menambah

pendapatan masyarakat daerah sekitarnya.

Fungsi lain dari keberadaan cagar budaya adalah (1) sebagai pola dan nara

sumber insipirasi pengembangan teknologi dan sains pada bidang teknologi

pemukiman, arsitektur dan teknologi; (2) sebagai obyek studi tentang berbagai

aspek kehidupan masa lampau yang dapat menumbuhkan dan memperkuat

kesadaran jati diri; dan (3) sebagai obyek wisata budaya yang dapat meningkatkan

pendapatan penduduk, daerah dan nasional sekaligus memperluas lapangan kerja,

memelihara kualitas lingkungan hidup, menumbuhkan saling pengertian antar

bangsa, mendorong pembangunan lain.

This groundbreaking volume applies this idea to material culture and the social practices that endow objects with meanings in both colonial and postcolonial relationships. It challenges the privileged position of the sense of vision in the analysis of material culture. Contributors argue that vision can only be understood in relation to the other senses. In this they present another challenge to the assumed western five-sense model, and show how our understanding of material culture in both historical and contemporary contexts might be reconfigured if we consider the role of smell, taste, feel and sound, as well as sight, in making meanings about objects.

Terobosan ide ini berlaku untuk budaya materi dan praktek-praktek sosial

yang memberkati objek dengan makna dalam hubungan baik kolonial dan

Page 58: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

postkolonial. Ini tantangan posisi istimewa rasa visi dalam analisis budaya

material. Kontributor berpendapat bahwa visi hanya dapat dipahami dalam

kaitannya dengan indera lainnya. Dalam hal ini mereka menghadirkan tantangan

lain ke barat diasumsikan lima rasa model, dan menunjukkan bagaimana

pemahaman kita tentang budaya material dalam konteks historis dan kontemporer

baik mungkin ulang jika kita mempertimbangkan peran bau, rasa, merasa dan

suara, serta pandangan , dalam membuat makna tentang objek. ( Elizabeth

Edwards, 2006: 2 ) .

Berdasarkan pengertian dan fungsi dari keberadaan cagar budaya secara

umum tersebut, maka perlu dilakukan upaya untuk mendorong benda cagar

budaya agar dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar untuk lebih memahami

nilai historis dari suatu cagar budaya. Pemahaman ini dapat mendorong kesadaran

untuk menghimpun jejak-jejak sejarah dari benda cagar budaya tersebut menjadi

dianggap memiliki nilai penting. Optimalisasi cagar budaya sebagai sumber

belajar dapat dilakukan secara berkesinambungan sehingga dapat menumbuhkan

pemahaman dan kesadaran pelestarian cagar budaya sebagai salah satu bagian dari

pemahaman akan sejarah perjuangan bangsa.

4. Benda Cagar Budaya Sebagai Sumber Belajar Sejarah

Sumber belajar secara umum mencakup apa saja yang dapat digunakan

untuk membantu tiap orang dalam belajar dan menampilkan kompetensinya.

sumber belajar adalah segala sesuatu dan dengan mana seseorang mempelajari

sesuatu. Sumber belajar sejarah mencakup semua sumber yang mungkin dapat

dipergunakan agar terjadi perilaku belajar. Dalam proses belajar komponen

Page 59: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

sumber belajar itu mungkin dimanfaatkan secara tunggal atau secara kombinasi,

baik sumber belajar yang direncanakan maupun sumber belajar yang

dimanfaatkan.

Sumber belajar (learning resources) adalah semua sumber baik berupa

data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik dalam

belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga mempermudah

peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai kompetensi tertentu.

Sumber belajar memiliki fungsi :

1) Meningkatkan produktivitas pembelajaran dengan jalan: (a) mempercepat

laju belajar dan membantu guru untuk menggunakan waktu secara lebih

baik dan (b) mengurangi beban guru dalam menyajikan informasi,

sehingga dapat lebih banyak membina dan mengembangkan gairah.

2) Memberikan kemungkinan pembelajaran yang sifatnya lebih individual,

dengan cara: (a) mengurangi kontrol guru yang kaku dan tradisional; dan

(b) memberikan kesempatan bagi siswa untuk berkembang sesuai dengan

kemampuannnya.

3) Memberikan dasar yang lebih ilmiah terhadap pembelajaran dengan cara:

(a) perancangan program pembelajaran yang lebih sistematis; dan (b)

pengembangan bahan pengajaran yang dilandasi oleh penelitian.

4) Lebih memantapkan pembelajaran, dengan jalan: (a) meningkatkan

kemampuan sumber belajar; (b) penyajian informasi dan bahan secara

lebih kongkrit.

Page 60: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

5) Memungkinkan belajar secara seketika, yaitu: (a) mengurangi kesenjangan

antara pembelajaran yang bersifat verbal dan abstrak dengan realitas yang

sifatnya kongkrit; (b) memberikan pengetahuan yang sifatnya langsung.

6) Memungkinkan penyajian pembelajaran yang lebih luas, dengan

menyajikan informasi yang mampu menembus batas geografis. Akhmad

Sudrajat 2008 (http://akhmadsudrajat. wordpress.com )

Fungsi-fungsi di atas sekaligus menggambarkan tentang alasan dan arti

penting sumber belajar untuk kepentingan proses dan pencapaian hasil

pembelajaran siswa

Secara garis besarnya, terdapat dua jenis sumber belajar yaitu:

1) Sumber belajar yang dirancang (learning resources by design), yakni

sumber belajar yang secara khusus dirancang atau dikembangkan sebagai

komponen sistem instruksional untuk memberikan fasilitas belajar yang

terarah dan bersifat formal.

2) Sumber belajar yang dimanfaatkan(learning resources by utilization), yaitu

sumber belajar yang tidak didesain khusus untuk keperluan pembelajaran

dan keberadaannya dapat ditemukan, diterapkan dan dimanfaatkan untuk

keperluan pembelajaran

Sementara itu menurut Akhmad Sudrajat 2008 (http://akhmadsudrajat.

wordpress.com ), menjelaskan dari kedua macam sumber belajar, sumber-sumber

belajar dapat berbentuk menjadi: (1) pesan: informasi, bahan ajar; cerita rakyat,

dongeng, hikayat, dan sebagainya (2) orang: guru, instruktur, siswa, ahli, nara

sumber, tokoh masyarakat, pimpinan lembaga, tokoh karier dan sebagainya; (3)

Page 61: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

bahan: buku, transparansi, film, slides, gambar, grafik yang dirancang untuk

pembelajaran, BCB, relief, candi, arca, komik, dan sebagainya; (4) alat/

perlengkapan: perangkat keras, komputer, radio, televisi, VCD/DVD, kamera,

papan tulis, generator, mesin, mobil, motor, alat listrik, obeng dan sebagainya; (5)

pendekatan/ metode/ teknik: disikusi, seminar, pemecahan masalah, simulasi,

permainan, sarasehan, percakapan biasa, diskusi, debat, talk shaw dan sejenisnya;

dan (6) lingkungan: ruang kelas, studio, perpustakaan, aula, teman, kebun, pasar,

toko, museum, kantor dan sebagainya.

Dalam memilih sumber belajar sejarah harus memperhatikan kriteria

sebagai berikut: (1) ekonomis: tidak harus terpatok pada harga yang mahal; (2)

praktis: tidak memerlukan pengelolaan yang rumit, sulit dan langka; (3) mudah:

dekat dan tersedia di sekitar lingkungan kita; (4) fleksibel: dapat dimanfaatkan

untuk berbagai tujuan instruksional dan; (5) sesuai dengan tujuan: mendukung

proses dan pencapaian tujuan belajar, dapat membangkitkan motivasi dan minat

belajar siswa.

Menurut Suhariyanto ( 2009 : 4 ) Banyak orang beranggapan bahwa untuk

menyediakan sumber belajar menuntut adanya biaya yang tinggi dan sulit untuk

mendapatkannya, yang kadang-kadang ujung-ujungnya akan membebani orang

tua siswa untuk mengeluarkan dana pendidikan yang lebih besar lagi. Padahal

dengan berbekal kreativitas, guru dapat membuat dan menyediakan sumber

belajar yang sederhana dan murah. Misalkan, bagaimana guru dan siswa dapat

memanfaatkan bahan bekas. Bahan bekas, yang banyak berserakan di sekolah dan

rumah, seperti kertas, mainan, kotak pembungkus, bekas kemasan sering luput

Page 62: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

dari perhatian kita. Dengan sentuhan kreativitas, bahan-bahan bekas yang

biasanya dibuang secara percuma dapat dimodifikasi dan didaur-ulang menjadi

sumber belajar yang sangat berharga.

Demikian pula, dalam memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah tidak perlu harus pergi jauh dengan biaya yang mahal, lingkungan

benda cagar budaya yang berdekatan dengan sekolah dan rumah pun dapat

dioptimalkan menjadi sumber belajar sejarah yang sangat bernilai bagi

kepentingan belajar siswa. Tidak sedikit sekolah-sekolah di kita yang memiliki

halaman atau pekarangan yang cukup luas, namun keberadaannya seringkali

ditelantarkan dan tidak terurus. Jika saja lahan-lahan tersebut dioptimalkan tidak

mustahil akan menjadi sumber belajar yang sangat berharga.

Jadi pada hakikatnya sumber belajar sejarah begitu luas dan kompleks,

lebih dari sekedar pembelajaran pada umumnya. Segala hal yang sekiranya

diprediksikan akan mendukung dan dapat dimanfaatkan untuk keberhasilan

pembelajaran dapat dipertimbangkan menjadi sumber belajar. Dengan

pemahaman ini maka guru bukanlah satu-satunya sumber tetapi hanya salah satu

saja dari sekian sumber belajar lainnya. Jelas bahwa pengertian sumber belajar

dapat meliputi pesan, manusia, media-software, peralatan (hard-ware),

teknik/metode dan lingkungan yang digunakan untuk memfasilitasi proses belajar.

Artinya sumber belajar (learning resources) merupakan semua sumber baik

berupa data, orang dan wujud tertentu yang dapat digunakan oleh peserta didik

dalam belajar, baik secara terpisah maupun secara terkombinasi sehingga

Page 63: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

mempermudah peserta didik dalam mencapai tujuan belajar atau mencapai

kompetensi tertentu.

Orang tidak akan belajar sejarah kalau tidak ada faedahnya. Faktanya

banyak orang secara terus menerus menulis tentang sejarah di semua peradaban

dan disepanjang waktu dan hal tersebut menjadi bukti bahwa sejarah itu perlu.

Sejarah dalam tulisan atau dokumentasi ini menjadi sarana penting dalam

mempelajari kemajuan dan kemunduran yang terkandung dalam berbagai

peristiwa di masa lalu. Dengan demikian, pelajaran dari peristiwa masa lalu yang

sudah menjadi menyejarah menjadi sangat berguna dalam memaknai hidup yang

tengah berjalan demi kemajuan di masa depan. Tujuan pembelajaran sejarah (the

objective of history teaching) bukan sekedar mentransfer ilmu pengetahuan tetapi

juga mentransfer nilai-nilai estetika.

Benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dapat diklasifikasikan

sesuai dengan rencana dan proses pembelajaran. Untuk kepentingan pengajaran

bisa direncanakan ataupun langsung observasi ke lapangan dengan melihat

visualisasi dari keberadaan sumber belajar tersebut. Sudjana (2007: 80-81)

menjelaskan bahwa pengertian sumber belaja sejarahr juga dapat berupa (1)

sumber belajar tercetak (2) sumber belajar non cetak (3) sumber belajar yang

berbentuk faslitas seperti perpustakaan, ruang belajar, studio, lapangan olah raga;

(4) sumber belajar sebagai kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok,

observasi, simulasi dan permainan; (5) sumber belajar berupa lingkungan

masyarakat seperti taman, terminal, pasar, toko, pabrik, museum dan lingkungan

situs atau benda cagar budaya.

Page 64: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

Sumber belajar sejarah yang lain juga dapat diperoleh melalui

perpustakaan, arsip serta bentuk fisik bangunan benda cagar budaya. Benda cagar

budaya dan situs sebagai peninggalan sejarah masa lalu perlu dipelajari.

Mempelajari sejarah masa lalu bangsa dengan sungguh-sungguh dapat mendorong

suatu proses pemahaman nilai sejarah itu sendiri. Dengan demikian perpustakaan,

benda cagar budaya, arsip, dokumen, situs dan bentuk fisik dapat menjadi sumber

belajar sejarah yang mencerminkan catatan tertulis ataupun non tertulis tentang

cerita peninggalan sejarah. Jadi sumber belajar mengandung pengertian luas

sebagai sesuatu proses dari segala daya upaya yang dapat dimanfaatkan untuk

memberikan kemudahan kepada seseorang dalam proses belajar mengajar yang

baik dan berlangsung seumur hidup (Munir, 2008: 131).

Peningkatan pemahaman tentang arti dan fungsi cagar budaya sebagai

sumber belajar sejarah dapat menimbulkan kesadaran sejarah sehingga peserta

didik dapat berfikir kritis, inovatif, kreatif dan reflektif. Sumber belajar sejarah

berbentuk cagar budaya memberikan sumbangan terhadap ilmu pengetahuan

terutama dalam proses pemahaman nilai sejarah. Pemahaman nilai sejarah dari

benda cagar budaya mendorong peserta didik mampu menyeleksi, menerima

pengaruh dan perubahan sebagai suatu proses refleksi pengetahuan yang telah

terbentuk didalam dirinya untuk menentukan sikap dan perilaku pelestarian benda

cagar budaya.

Page 65: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

B. Penelitian Yang Relevan

Benda cagar budaya merupakan salah satu bentuk peninggalan sejarah

yang perlu dilestarikan dan dapat digunakan sebagai sumber belajar. Keberadaan

cagar budaya ini menjadi sesuatu yang menarik untuk dikaji sebagai suatu bentuk

proses pembelajaran dan pemahaman dari peristiwa sejarah.

Adapun penelitian yang telah dilakukan terkait dengan pemanfaatan cagar

budaya sebagai media pembelajaran sejarah diantaranya

1. “Cagar budaya Surabaya kota pahlawan sebagai sumber belajar (studi

kasus mahasiswa pendidikan sejarah Fakultas ilmu sosial di universitas

negeri Surabaya) karya Septina Alrianingrum. Penelitiannya

menyimpulkan bahwa (1) Keberadaan cagar budaya di Surabaya memiliki

beberapa jenis cagar budaya yaitu situs, bangunan dan lingkungan cagar

budaya. Nilai historis dari cagar budaya ini mendukung Surabaya disebut

sebagai kota Pahlawan. (2) Mahasiswa mampu mengetahui dan memahami

nilai histories yang terkandung dalam masing-masing cagar budaya

Suarbaya kota Pahlawan.(3) Keragaman dan keberadaan cagar budaya

yang tersebar di sebagian besar wilayah Surabaya dapat dimanfaatkan

mahasiswa sebagai sumber belajar. Pemanfaatan ini mendorong

mahasiswa dapat memahami dan menumbuhkan sikap pelestarian akan

fungsi dan peranan cagar budaya sebagai pendukung identitas suatu kota.

Penelitian tersebut menyadari akan arti penting benda cagar budaya dalam

berbagai bidang, tetapi belum banyak kepedulian yang besar dari pihak

terkait.

Page 66: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

2. ”Fungsionalisasi benda cagar budaya sebagai sumber belajar dan

peningkatan kesadaran sejarah bangsa siswa Sekolah Menengah Umum

Kabupaten Boyolali” karya Neneng Dewi Setyowati. Hasil penelitiannya

menyimpulkan bahwa (1) masih banyak guru sejarah yang belum

memanfaatkan cagar budaya sebagai sumber sejarah; (2) metode

pembelajaran sejarah masih bersifat klasikal dengan menggunakan metode

ceramah; dan (3) upaya pemerintah daerah belum maksimal dalam

mengelola benda-benda cagar budaya yang dapat dimanfaatkan sebagai

rekreasi atau sumber belajar.

Kedua penelitian tersebut menyadari akan arti penting benda cagar budaya

dalam berbagai bidang, tetapi belum banyak kepedulian yang besar dari pihak

terkait. Dalam hal ini pemerintah, departemen/institusi dan dunia pendidikan perlu

untuk merancang sikap pelestarian untuk mempertahankan keberadaan cagar

budaya. Penelitian berusaha mengupas benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah yang memiliki fungsi, nilai dan manfaat bagi peserta

didik/mahasiswa.

Keberadaan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dalam

mendukung pemahaman dan pengetahuan sejarah menjadi lebih bermakna setelah

mahasiswa mengetahui kondisi riil benda cagar budaya dan situs sehingga tumbuh

kesadaran untuk melestarikan dan memahami bahwa benda cagar budaya itu

sendiri.

Page 67: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

C. Kerangka Berfikir

Keberadaan benda cagar budaya sebagai sumber belajar dalam mendukung

pemahaman sejarah menjadi lebih bermakna setelah mahasiswa mengetahui

kondisi riil benda cagar budaya dan situs sehingga tumbuh kesadaran untuk

melestarikan dan memahami bahwa benda cagar budaya dapat mendukung

identitas suatu daerah.

Pembelajaran sejarah yang selama ini dikategorikan sebagai suatu hal yang

kering dan monoton dicoba untuk dirubah dengan memanfaatkan benda cagar

budaya di Kota Gorontalo yang mencerminkan nilai-nilai peninggalan benda

cagar budaya itu sendiri sebagai sumber belajar sejarah. Dengan cara ini

diharapkan mampu mendorong mahasiswa di jurusan pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo dapat lebih efektif memahami identitas dan nilai-

nilai historis benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo.

Pemanfaatan cagar budaya sebagai salah satu sumber belajar sejarah dalam

proses pembelajaran diharapkan dapat bersifat efektif dan menarik serta

menanamkan pemahaman dan pengetahuan sejarah secara kritis berdasarkan

konteks kekinian. Heterogenitas mahasiswa yang tidak hanya berasal dari Kota

Gorontalo mendorong upaya memperkenalkan identitas Kota Gorontalo sebagai

salah satu daerah yang memiliki peninggalan benda cagar budaya.

Tujuannya agar pembelajaran melalui observasi langsung dengan

membandingkan kondisi riil benda cagar budaya saat ini dan nilai-nilai historis

perjuangan bangsa saat itu dapat memberi pemahaman dan pengetahuan

Page 68: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

mahasiawa agar dapat memahami betapa pentingnya menjaga dan melestarikan

peninggalan benda cagar budaya itu sendiri.

Kerangka pikir yang telah diuraikan di atas dapat digambar dalam bentuk

diagram alir sebagai berikut :

Gambar 1. Kerangka Berpikir

PEMANFAATAN BENDA CAGAR

BUDAYA

SUMBER BELAJAR

SEJARAH

BENDA CAGAR BUDAYA KOTA GORONTALO

PEMAHAMAN MAHASISWA

Page 69: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat penelitian

Penentuan lokasi dalam penelitian ini didasarkan atas pertimbangan

sebagia berikut:

1. Di Kota Gorontalo banyak terdapat benda cagar budaya yang menjadi

saksi perjuangan bangsa yang mengandung nilai historis.

2. Masih banyak benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo yang

belum dimaksimalakan sebagai sumber belajar oleh mahasiswa Jurusan

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo

Melalui observasi di lapangan diharapkan mahasiswa Jurusan Pendidikan

Sejarah di Universitas Negeri Gorontalo dapat lebih kreatif untuk memanfaatkan

benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dalam proses pemahaman

pembelajaran sejarah tentang nilai-nilai perjuangan yang ada di Kota Gorontalo.

Berdasarkan pertimbangan di atas, maka peneliti memusatkan wilayah penelitian

di Kota Gorontalo.

2. Waktu Penelitian

Penelitian direncanakan selama 6 bulan yang diawali dengan persiapan

awal sampai penyusunan laporan akhir dan waktu penelitian yakni pada semester

ganjil tahun ajaran 2010/2011 karena proses pembelajaran sejarah yang sesuai

dengan materi penelitian muncul pada semester ini, yakni pada mata kuliah

Sejarah Kebudayaan Indonesia.

Page 70: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

B. Bentuk dan Strategi Penelitian

Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif

analisis kritis, dan penelitian ini bersifat naturalistic yang memfokuskan pada

pengumpulan infomasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung

dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan, serta

memeriksa dari suatu gejala tertentu secara alamiah (William dan lexy Moleong,

1995: 16-17). Alasan penelitian kualitatif ini dimaksudkan untuk mengetahui

proses pemahaman dan pengetahuan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di

Universitas Negeri Gorontalo terhadap keberadaan cagar budaya yang ada di Kota

Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah.

Adapun metode penelitian yang digunakan bersifat studi kasus tunggal.

Dikatakan sebagai studi kasus tunggal karena terarah pada satu sasaran atau

karakteristik. Dalam penelitian ini menggunakan bentuk studi kasus terpancang

(embedded case study research) karena fokus permasalahan sudah ditentukan

dalam proposal sebelum peneliti melaksanakannya. Disebut kasus tunggal

terpancang karena penelitian ini mempunyai karakteristik tunggal (Sutopo, 2006:

137-140), yaitu pemahaman dan pengetahuan sejarah melalui studi observasi

dengan memanfaatkan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber

belajar sejarah dalam pembelajaran. Artinya, penelitian kualitatif ini lebih

mengarah pada pendeskripsian secara rinci dan mendalam mengenai potret

kondisi benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dalam suatu konteks

pemahaman dan pengetahuan mahasiswa terhadap benda cagar budaya itu sendiri.

Page 71: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

Peneliti menggunakan cara pendekatan pola pikir dan analisis keterkaitan

antar variabel pokok yang saling terkait dalam proses pemanfaatan keberadaan

benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah untuk

mengetahui pemahaman dan pengetahuan sejarah pada mahasiswa Jurusan

Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri Gorontalo. Tujuan untuk mengetahui

efektivitas pencapaian tujuan, hasil, atau dampak suatu kegiatan mengenai proses

pelaksanaan yang telah direncanakan (Sutopo, 2006: 142).

C. Sumber Data

Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini adalah :

1. Informan yaitu staf pengajar, mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo, dan pegawai institusi terkait seperti dinas

Kebudayaan dan Pariwisata pemerintah Kota Gorontalo.

2. Tempat dan peristiwa, yaitu lokasi keberadaan benda cagar budaya dan

melalui pemberian tugas kepada mahasiswa untuk melakukan observasi

terhadap keberadaan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo.

3. Dokumen, yaitu arsip pada dinas kebudayaan tentang keberadaan benda

cagar budaya, dan laporan tugas mahasiswa.

D. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut :

1. Kuesioner dalam bentuk pertanyaan terbuka (open ended questionnaire)

sebagai panduan awal untuk mendapatkan data tentang pemahaman benda

cagar budaya dengan cara melakukan tanya jawab berupa pertanyaan

Page 72: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

terbuka tentang apa yang menjadi objek penelitian. Kuisioner ini

disebarkan di lingkungan mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo yang sementara menempuh dan yang telah

menempuh mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia.

2. Wawancara mendalam (indepth interview) yang dilakukan lebih

menyerupai suatu bentuk dialog antara peneliti dan narasumber dilakukan

dalam suasana santai. Agar wawancara mendalam lebih terarah maka

dipersiapkan pedoman wawancara (interview guide) yang berisi

pertanyaan-pertanyaan tentang garis- besar pemahaman nilai-nilai historis

benda cagar budaya di Kota Gorontalo. Wawancara mendalam dilakukan

terhadap Dosen dilingkungan jurusan pendidikan sejarah UNG,

mahasiswa, tokoh masyarakat, dan pegawai kantor dinas kebudayaan dan

pariwisata Kota Gorontalo. Tujuan dari teknik ini adalah (a) Untuk

mengetahui informasi yang belum pernah diketahui mengenai

pemanfaatan benda-benda cagar budaya di Kota Gorontalo yang sudah

digunakan sebagai sumber belajar sejarah atau belum; (b) Untuk

mendapatkan informasi tentang keberadaan dan deskripsi benda cagar

budaya yang ada di Kota Gorontalo; (c) Untuk menjalin hubungan baik

dengan informan. Wawancara di lakukan secara tidak formal dengan

pertanyaan-pertanyaan yang jawabannya diserahkan atau berada

sepenuhnya pada informan. Dari kegiatan wawancara ini diharapkan akan

diperoleh data mengenai status kepemilikan, kondisi, serta fungsi benda

cagar budaya pada masa lalu maupun saat sekarang ketika dilakukan

Page 73: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

wawancara. Terhadap dosen dan mahasiswa wawancara dilakukan untuk

dapat diperoleh data mengenai pemanfaatan dan pemahaman benda cagar

budaya Kota Gorontalo yang mereka ketahui, sudah dimanfaatkan sebagai

sumber belajar sejarah atau belum, serta untuk dapat diketahui kendala-

kendala yang dihadapi dan bagaimana cara memanfaatkan benda cagar

budaya tersebut sebagai sumber belajar sejarah kebudayaan Indonesia.

3. Mengkaji dokumen dan arsip (content analysis) tentang benda cagar

budaya di Kota Gorontalo yang akan dijadikan objek dalam penelitian,

karena sumber data ini merupakan data penting untuk menemukan data

yang beragam sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian. Untuk

menemukan beragam hal sesuai dengan kebutuhan dan tujuan penelitian,

Maka teknik ini dilakukan untuk mengumpulkan data-data yang tersimpan

di kantor-kantor pemerintah dan perpustakaan daerah yang bersumber dari

dokumen, buku, arsip, dan daftar inventaris. Termasuk di dalamnya adalah

nama benda cagar budaya, deskripsi masing-masing benda cagar budaya.

Hasil pencatatan menjadi content analysis sebagai bahan kajian untuk

diteliti dan dibandingkan dengan arsip, dokumen dan data lain yang

berkaitan maupun yang didapat melalui wawancara.

4. Observasi : Dilakukan observasi berperan (participant observasition),

dimana peneliti datang ke lokasi penelitian untuk mengamati langsung

obyek yang diteliti. Dilakukan observasi secara pasif karena meskipun

kehadiran peneliti diketahui dan disadari sepenuhnya oleh obyek, namun

agar tidak menimbulkan kecurigaan maka saat observasi dilakukan peneliti

Page 74: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

tidak membuat catatan-catatan pada saat itu juga yang bisa menimbulkan

rasa tidak nyaman obyek yang sedang diteliti. Teknik ini dilakukan untuk

mengamati dan menggali informasi mengenai perilaku dan kondisi

lingkungan penelitian menurut kondisi yang sebenarnya (Sutopo, 2006:76)

dan dilakukan dengan dua cara. Yang pertama adalah dengan cara formal

melalui prosedur perijinan terutama saat berada di lokasi kampus dan

perkantoran pemerintah. Yang kedua adalah cara informal dengan

melakukan kunjungan-kunjungan atau mendatangi lokasi tanpa harus

melalui prosedur perijinan. Cara ini dilakukan untuk memperoleh data

yang akurat tentang keberadaan benda cagar budaya, juga untuk

mengetahui proses belajar mengajar sejarah di jurusan pendidikan sejarah

Universitas Negeri Gorontalo yang telah memanfaatkan benda cagar

budaya Kota Gorontalo sebagai sumber sejarah kebudayaan Indonesia atau

belum. Dengan demikian peneliti tahu betul keberadaan objek yang diteliti

atau aktifitas belajar mengajar di jurusan pendidikan sejarah Universitas

Negeri Gorontalo, tempat atau lokasi benda cagar budaya Kota Gorontalo,

kondisi bangunan benda cagar budaya Kota Gorontalo ,maupun perilaku

para informan.

E. Teknik Cuplikan (Sampling)

Berkaitan dengan pemilihan dan pembatasan jumlah serta jenis dari

sumber data yang digunakan dalam penelitian ini, teknik yang digunakan bersifat

selektif dengan menggunakan pertimbangan berdasarkan konsep teoretis yang

digunakan, keingintahuan pribadi peneliti, dan karakteristik empiris.

Page 75: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Dengan demikian teknik cuplikan yang digunakan dalam penelitian ini

bersifat purposive sampling. Alasan peneliti memilih purposive sampling yakni

peneliti memilih informan yang dipandang paling tahu dan memiliki sumber data

penting yang berkaitan dengan permasalahan yang diteliti, yakni, Dosen,

Mahasiswa, Pegawai instansi terkait, dan Tokoh Masyarakat yang berada disekitar

tempat benda cagar budaya Kota Gorontalo .

Dalam penelitian ini subjek yang diteliti didasarkan pada kemungkinan

akses informasi atas dasar posisi yang dapat dipertanggungjawabkan dengan

alasan yang rasional dan objektif karena lokasi penelitian ada yang di tengah Kota

Gorontalo dan ada yang agak jauh dari Kota Gorontalo itu sendiri. Selain

purposive sampling peneliti akan menggunakan teknik snow-ball sampling, hal

ini bertujuan untuk menemukan informan kunci yang benar-benar memahami dan

mengetahui tentang benda cagar budaya Kota Gorontalo serta sejauh mana

pemanfatanya, khususnya di Jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri

Gorontalo, begitu seterusnya sampai data yang dibutuhkan terkumpul secara

lengkap. karena yang terpenting adalah kelengkapan dan kedalaman informasi

yang dapat digali, bukannya jumlah sampling (Sutopo, 2006:47).

F. Validitas Data

Validitas data yang dikembangkan dalam penelitian adalah teknik

trianggulasi sumber dan trianggulasi metode. Trianggulasi data (sumber) menjadi

pilihan karena dapat memanfaatkan jenis sumber data yang berbeda, misalnya

nilai historis benda cagar budaya dapat digali dari sumber data berupa narasumber

dan data arsip, sedangkan trianggulasi metode dilakukan untuk lebih

Page 76: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

memantapkan hasil pengumpulan data yang kemudian hasilnya ditarik simpulan

data yang lebih kuat validitasnya. Jadi antara trianggulasi data (sumber) dengan

trianggulasi metode nanti diharapkan ada kesesuaian dalam perumusan analisis

hasil interpretasi kuisioner dan wawancara (Sutopo, 2006: 91-96).

Hal ini dimaksudkan agar mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di

Universitas Negeri Gorontalo tersebut dapat secara langsung mengenali dan

mengidentifikasi keberadaan cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar

sejarah. Melalui trianggulasi metode maka mahasiswa dapat mengetahui dan

dapat membandingkan melalui imajinasinya untuk memahami nilai historis dari

keberadaan benda cagar budaya tersebut.

Perbandingan akan keberadaan benda cagar budaya dapat membuka

kesadaran mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo

untuk memiliki kesadaran memanfaatkan benda cagar budaya sebagai salah satu

sumber sejarah dan aset sejarah Kota Gorontalo. Selain itu membawa cakrawala

mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo untuk

memanfaatkan benda cagar budaya di daerah masing-masing sebagai sumber

belajar sejarah.

G. Teknik Analisis Data

Penelitian yang dilakukan bersifat deskriptif-kualitatif dengan tehnik

analisis interaktif (Miles dan Huberman, 1984: 22-23). Adapun alasan penelitian

kualitatif di atas dimaksudkan untuk lebih mementingkan proses pengumpulan

data beragam dan disusun sebagai kekhususan untuk dikelompokkan bersama

melalui proses pengumpulan data secara teliti serta saling berkaitan (bottom up

Page 77: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

grounded theory) (Sutopo, 2006: 41). Analisis ini dilakukan bersamaan dengan

proses pelaksanaan di lapangan yang disusun secara lentur dan terbuka (Sutopo,

2006: 42) sesuai dengan kondisi yang sebenarnya dan lebih menekankan pada

pendekatan kritik dalam merekonstruksi suatu peristiwa sejarah yang tersisa

melalui pemanfaatan benda cagar budaya yang dapat membantu pemahaman

mahasiswa tentang nilai-nilai historis benda cagar budaya yang ada di Kota

Gorontalo.

Teknik analisis interaktif ini memiliki tiga komponen analisis yaitu reduksi

data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi yang digambarkan pada

gambar di bawah ini :

Gambar 2. Model Analisis Interaktif

Gambar Model Analisis Interaktif (Sutopo, 2006: 120)

Selanjutnya aktivitas penelitian hanya bergerak di antara tiga komponen

analisis tersebut. Penyajian data sebagai alur penting dari kegiatan analisis

interaktif digunakan untuk melihat hasil data kuesioner sebagai langkah awal

penelitian. Sedangkan hasil observasi dan wawancara digunakan untuk

menentukan proses analisis pemahaman pembelajaran secara sistematis dan

Pengumpulan Data

(1) Reduksi data

(3) Penarikan

Simpulan/Verifikasi

(2) Sajian Data

Page 78: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

62

objektif didukung proses analisis yang didapat dari sumber arsip dan dokumen

yang didapat melalui metode kritik sumber intern dan ekstern. Kritik sumber

tersebut digunakan untuk membantu interpretasi data yang diolah sehingga

menghasilkan hipotesis yang obyektif. Setiap kelompok data yang telah direfleksi

lalu saling dikomparasikan untuk menemukan perbedaan dan persamaan persepsi

dalam tujuan penelitian awal sehingga simpulan yang didapat menjadi lebih jelas.

Analisis ketiga yang penting adalah menarik simpulan atau verifikasi.

Peneliti memberi simpulan secara longgar, tetap terbuka dan skeptis. Model

analisis ini memiliki kekuatan pada proses analisisnya yang dilakukan berulang-

ulang, sehingga pada tahap ini diperoleh simpulan yang sesuai dengan tujuan

penelitian. Pengumpulan data terakhir dilakukan dengan menarik simpulan

/verifikasi berdasarkan reduksi dan sajian data. Kedalaman dan ketelitian proses

analisis akan menentukan gambaran umum yang detil tentang proses pemahaman

mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang

memanfaatkan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar

sejarah.

Page 79: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian 1. Deskripsi Latar

Kota Gorontalo terbentuk kurang lebih 400 tahun lalu dan merupakan

salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota Makassar, Pare-pare dan Manado.

Kota Gorontalo pada saat itu menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di

Indonesia Timur yaitu dari Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran

agama tersebut kota Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan

masyarakat di wilayah sekitar seperti Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-

Toli, Luwuk Banggai, Donggala (Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.

Kota Gorontalo menjadi pusat pendidikan dan perdagangan karena letaknya yang

strategis menghadap Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian

utara). ( http://www.gorontalokota.go.id)

Kedudukan kerajaan Gorontalo mulanya berada di kelurahan Hulawa

Kecamatan Telaga sekarang, tepatnya di pinggiran sungai Bolango. Menurut

Penelitian, pada tahun 1024 H Kota Kerajaan ini dipindahkan dari Keluruhan

Hulawa ke Dungingi Kelurahan Tuladenggi Kecamatan Kota Barat sekarang.

Kemudian dimasa Pemerintahan Sultan Botutihe kota kerajaan ini dipindahkan

dari Dungingi di pinggiran sungai Bolango, ke satu lokasi yang terletak antara dua

kelurahan yaitu kelurahan Biawao dan kelurahan Limba B. Dengan letaknya yang

stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan serta penyebaran agama

Page 80: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada wilayah sekitar, bahkan pada

zaman Kolonial menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan kepala daerah

Sulawesi Utara afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah

sekitarnya seperti Buol,Toli Toli, Donggala dan Bolaang Mongondow (http://ww

w.gorontalokota.go.id/).

Sebelum masa penjajahan keadaaan daerah Kota Gorontalo berbentuk

kerajaan-kerajaan yang diatur menurut hukum adat ketatanegaraan Gorontalo.

Kerajaan-kerajaan itu tergabung dalam satu ikatan kekeluargaan yang disebut

"Pohala'a". Menurut Haga ( 8: 1931 ) daerah Gorontalo ada lima pohala'a :

a) Pohala'a Gorontalo

b) Pohala'a Limboto

c) Pohala'a Suwawa

d) Pohala'a Boalemo

e) Pohala'a Atinggola

Berdasarkan data geografis dapat dikemukakan bahwa kota Gorontalo

terletak pada ketinggian 0 – 50 meter diatas permukaan laut. Kemiringan tanah

berkisar 0 – 40 %. Daerah dengan ketinggian 0 – 25 meter dari permukaan laut

dan kemiringan tanah 0 – 8 % merupakan daerah pemukiman, tanah jasa, tanah

industri, tanah sawah, tegalan dan kebun campuran. Sedangkan daerah ketinggian

lebih dari 25 meter dari permukaan laut dan kemiringan tanah 15 – 40 %

merupakan semak belukar, karena itu dijadikan kawasan lindung. Dan letaknya di

bagian Kota Selatan dan sebagain Kota Barat.

Page 81: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Iklim di daerah ini ditandai oleh curah hujan rata-rata 129 mm/tahun

sepanjang tahun 1999 – 2010. curah hujan tertinggi jatuh pada bulan Mei (306,00

mm/bulan) dan terrendah pada bulan Februari (1,0 mm/bulan). Bulan basah

dengan curah hujan lebih dari 100 mm/bulan jatah pada bulan Oktober,

November, Desember, Januari, dan Mei. Bulan lembab dengan curah hujan 60 –

100 mm/bulan jatuh pada bulan April, Juni dan Juli. Bulan kering dengan curah

hujan kurang dari 60 mm/bulan jatuh pada bulan Maret, April, Agustus dan

September. Temperatur udara berkisar 22,7 – 32,4o C. Kelembaban udara rata-rata

64%. Kecepatan angin rata-rata 3 knots maksimal 18 knots.

Tabel 1. Luas Wilayah Kota Gorontalo Menurut Kecamatan

NO Kecamatan Luas Wilayah

( ha)

Kelurahan Ket

1. Kota Barat 15,16 7

2. Dungingi 4,10 5

3. Kota Selatan 14,39 5

4 Kota Timur 14,43 6

5 Kota Tengah 4,13 6

6 Kota Utara 12,58 6

7 Hulonthalangi 11, 26 5

8 Sipatana 3, 12 5

9 Dumbo Raya 4, 62 5

Jumlah 82,79 50

Sumber : DKCS Kota Gorontalo ( Data Per Tanggal 30 Juni 2011 )

Page 82: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

Pada tabel 1 ini menjelskan bahwa berdasarkan analisis data dari Badan

Pusat Statistik Kota Gorontalo, bahwa Kota Gorontalo di sebelah utara berbatasan

dengan Kab. Bone Bolango, di sebelah selatan di batasi oleh teluk tomini, sebelah

barat berbatasan dengan Kab. Gorontalo. Luas wilayah Kota Gorontalo adalah

64,79 ha. Wilayah ini meliputi sembilan kecamatan masing-masing Kota Utara,

Kota Barat, Kota Selatan, Dungingi, Kota Timur, Kota Tengah, Hulonthalangi,

Sipatana, dan Dumbo Raya. Kecamatan terluas adalah Kota Barat (15,16%),

kelurahan terluas adalah kelurahan Donggala (550 ha), sedangkan kelurahan

terkecil adalah kelurahan Biawu (39 ha), keduanya terletak di Kota Selatan.

Luas wilayah evektif Kota Gorontalo adalah 3.702,84 ha . Hanya ada satu

kecamatan yang tidak memiliki wilayah lindung yaitu Kota Utara. Sebagian besar

wilayah Kota Gorontalo merupakan hutan belukar (2.295,02 ha) selebihnya

wilayah pemukiman, jasa perumahan (1.433,42 ha) sawah (1.220 ha) kebun

kelapa (701,79 ha) dan seterusnya. ( Sumber : BPS Kota Gorontalo )

2. Keadaan Sosial Budaya Masyarakat Kota Gorontalo

Perkembangan masyarakat Kota Gorontalo terjadi dalam bentuk

perubahan baik kualitatif maupun kuantitatif. Sebab-sebab perubahan itu dapat di

tinjau dari beberapa hal, antara lain pengaruh kemajuan di bidang pendidikan

yaitu dengan adanya sekolah-sekolah unggulan sampai dengan perguruan tinggi

yang semakin lama semakin bertambah. Perubahan lain bisa kita lihat dengan

terbukanya komunikasi dan transportasi darat, laut, udara yang makin membaik

sehingga mempercepat arus informasi dari luar.

Page 83: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Akibat perkembangan itu tentu saja berpengaruh pada pola pikir serta

pandangan penilaian terhadap kebudayaan dan adat istiadat. Untuk mencegah

terjadinya perubahan ke arah yang negatif atau pemusnahan nilai-nilai luhur

dalam tradisi daerah, maka perlu di adakan pembakuan dan pelestarian adat

istiadat itu.

Dalam peradatan itu terekam ciri khas masyarakat Kota Gorontalo yaitu:

(1) Mementingkan hubungan kekeluargaan dan kerjasama.

(2) Bersifat ramah terhadap siapa saja.

(3) Pengaruh adat yang kuat dalam perilaku kehidupan-kehidupan sebab

berlaku prinsip ”Adat Bersedikan Syara, Syara Bersendikan Kitabullah”.

Arti dari ungkapan ini adalah bahwa adat dilaksanakan berdasarkan

syara (aturan), sedangkan aturan ini harus berdasarkan AI-Quran.

Dengan demikian dapat dipahami bahwa sendi-sendi kehidupan

masyarakat Kota Gorontalo adalah sangat religius dan penuh tatanan

nilai-nilai yang luhur. Dengan ungkapan di atas maka Kota Gorontalo

disebut dengan Serambi Medinah.

(4) Suka berfikir yang kritis, walaupun menampilkan pola kesederhanaan.

(5) Suka menghormati dan menghargai orang, dengan dasar bahwa

penghargaan terhadap orang lain itu berarti penghargaan terhadap orang

lain itu berarti penghargaan diri sendiri dan tidak bertentangan dengan

agama.( Taufik Polapa 13 : 2006 )

Antara agama dan kebudayaan di dalam masyarakat mempunyai hubungan

erat. Banyak pengaruh agama terhadap budaya diantaranya butir-butir ajaran

Page 84: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

agama yang diberlakukan menjadi budaya masyarakat Kota Gorontalo itu sendiri.

Adapun contoh kecil dari pengaruh agama terhadap budaya pada masyarakat Kota

Gorontalo dapat kita lihat pada pelaksanaan tahunan tradisi Meeraji ( Tradisi

Maulid Nabi Muhammad SAW ). Kerukunan antar umat beragama di Kota

Gorontalo terjalin hubungan yang sangat baik. Hal ini dapat dilihat pada kondisi

masyarakat yang hidup berdampingan dengan tenang dan damai yang telah

terjalin selama ini. Dengan berpegang pada falsafah “Adat bersendikan syara' dan

syara' bersendikan kitabullah” ciri religius sangat lekat pada masyarakat

Gorontalo.

Hal ini lebih dipertegas dengan banyaknya simbol-simbol religi yang

ditemui di hampir seluruh wilayah Kota Gorontalo seperti keberadaan mesjid dan

sarana keagamaan lainnya seperti Taman Pengajian, TK Alquran dan pesantren.

Disamping itu keberadaan tempat - tempat peribadatan bagi agama-agama lainnya

seperti gereja-gereja, Vihara dan Klanteng dapat ditemui di beberapa tempat di

Kota Gorontalo sebagai tempat beribadat bagi pemeluk-pemeluk agam Kristen,

Budha dan Hindu. Namun demikian nuansa Islami lebih mewarnai kehidupan

masyarakat Kota Gorontalo.

Table 2. Jumlah Pemeluk Agama di Kota Gorontalo

URAIAN 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 ISLAM 137.685 151.958 153.956 154.371 157.074 175.616 178.274 KRISTEN 3.405 2.697 2.695 2.531 2.914 3.853 4.196 KATOLIK 1.740 771 787 728 762 564 598 HINDU 2.361 53 62 56 82 102 114 BUDHA 2.125 911 860 914 905 959 995 (Sumber : http://www.gorontalokota.go.id/ )

Page 85: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

Pada tabel 2 di atas menggambarkan bahwa jika dilihat perkembangan dari

tahun ke tahun dari agama yang dianut terlihat jelas bahwa pemeluk agama Islam

di Kota Gorontalo memiliki jumlah yang terbanyak bila dibandingkan dengan

agama-agama lain seperti Kristen, Katolik, Hindu, Bundha. Jumlah penduduk

Islam terus meningkat setiap tahunnya dengan jumlah peduduk Islam sebanyak

178.274 pemeluk, berbeda dengan pemeluk agama lain yang sering berubah dan

bahkan cenderung mengalami penurunan setiap tahunnya, sebagai contoh

pemeluk agama Kristen pada tahun 2004 berjumlah 3.405, lima tahun sesudahnya

yakni pada tahun 2010 ternyata mengalami peningkatan 4.196 pemeluk. Jumlah

pemeluk agama Katolik pada tahun 2004 berjumlah 1.740, lima tahun sesudahnya

yakni pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 598 pemeluk. Jumlah

pemeluk agama Hindu pada tahun 2004 berjumlah 2.361, lima tahun sesudahnya

yakni pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 114 pemeluk. Jumlah

pemeluk agama Budha pada tahun 2004 berjumlah 2.125, lima tahun sesudahnya

yakni pada tahun 2010 mengalami penurunan menjadi 995 pemeluk . Adapun

faktor yang mendasar terjadinya peningkatan dan penurunan jumlah pemeluk

agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Budha di Kota Gorontalo disebabkan

oleh meningkatnya angka kelahiran maupun kematian yang terjadi di Kota

Gorontalo.

Penduduk Kota Gorontalo memiliki corak dan budaya tersendiri, yang

menjunjung tinggi nilai nilai luhur masyarakat berupa gotong royong dalam

berbagai aspek kehidupan yang dikenal dengan " Huyula, Ambuwa, Ti'ayo,

Hulunga ". Ungkapan Adat bersendi Syara, Syara bersendi Kitabullah "

Page 86: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

merupakan pandangan hidup masyarakat Gorontalo yang memadukan adat dengan

agama. Pandangan hidup ini selaras dengan masyarakat yang terbuka , moderen

dan demokratis.

Adapun ciri khas Kota Gorontalo lainnya. Pertama, makanan khas Kota

Gorontalo yang terbuat olahan dari olahan jagung ada yang berupa kokole, balo

binde, binde biluhuta dan lain sebagainya. Namun yang paling diunggulkan

adalah binde biluhuta, yaitu makanan yang berasal dari jagung yang direbus dan

kemudian diberikan bumbu parutan kelapa, daun bawang, daun kemangi, ebi,

kecap, bawang goreng, jeruk nipis, dan cabe rawit yang sudah tumbuk. Kedua,

rumah adat dulohupa, rumah adat ini digunakan sebagai tempat bermusyawarat.

Pada masa pemerintahan para raja, rumah adat ini digunakan sebagai ruang

pengadilan kerajaan, untuk memvonis para pengkhianat negara melalui sidang

tiga alur pejabat pemerintahan, yaitu Buwatulo Bala (Alur Pertahanan /

Keamanan), Buwatulo Syara (Alur Hukum Agama Islam), dan Buwatulo Adati

(Alur Hukum Adat). Ketiga, kesenian yakni tarian yang cukup terkenal di Kota

Gorontalo antara lain, Tari Bunga, Tari Polopalo, Tari Danadana, Zamrah, dan

Tari Langga. Keempat, kerajinan rakyat. Kerajinan rakyat yang paling terkenal di

Kota Gorontalo diantaranya kain sulaman krawang dan anyaman " Upiya Karanji

" atau kopiah keranjang yang terbuat dari bahan rotan.

Kondisi sosial budaya masyarakat Kota Gorontalo mengalami

perkembangan yang cukup baik. Indikator perkembangan dapat dilihat pada

indeks kualitas hidup masyarakat yang antara lain meliputi angka kematian bayi

dan ibu melahirkan, status gizi, harapan hidup dan angka partisipasi wajib belajar

Page 87: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

yang setiap tahunnya mengalami peningkatan (http://www.gorontalokota.go.id/ho

me/show/161).

Perkembangan sistim mata pencaharian dalam kurun waktu 4-5 tahun

terakhir mengalami pertumbuhan yang cukup signifikan. Hal ini ditandai dengan

semakin membaiknya indikator pertumbuhan ekonomi secara menyeluruh.

Pertumbuhan ekonomi Kota Gorontalo diikuti juga oleh peningkatan pendapatan

perkapita masyarakat. Pendapatan perkapita masyarakat pada tahun 2005

sebesar Rp. 4.388.464,84,-, tahun 2006 sebesar Rp. 5.349.998,79,-, tahun 2007

sebesar Rp. 6.039.447,07,- dan tahun 2010 meningkat sebesar Rp. 7.030.812,47,-.

Adapun Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Kota Gorontalo tahun 2010 sebesar

72,12% naik dari tahun 2008 -2009 yang hanya 71,64%.

Berkembangnya usaha industri kecil dan menengah yang ditunjang oleh

pemberian bantuan modal usaha pelatihan teknis usaha industri kecil dan

menengah melalui magang teknologi industri. Industri kecil di Kota Gorontalo

terbagi atas 2 (dua) kategori yaitu Perusahaan Industri dan Industri Kerajinan

Rumah Tangga. Perusahaan Industri menurut jenisnya dibedakan menjadi industri

gilingan padi, pabrik kapur, penggergajian kayu, penyortiran rotan, industri mebel

kayu/rotan.

3. Tingkat Pendidikan di Kota Gorontalo

Pendidikan merupakan suatu upaya yang dilakukan oleh pemerintah untuk

mengembangkan sumber daya manusia Indonesia menjadi manusia yang

memiliki ilmu pengetahuan dan tekonologi. Di samping itu pendidikan juga dapat

menghindari manusia dari kemiskinan, keterbelakangan dan lebih hidup dinamis.

Page 88: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Di bawah ini akan di jabarkan secara spesifik tingkat pendidikan yang ada di Kota

Gorontalo.

Tabel 3. Jumlah Penduduk Kota Gorontalo Menurut Pendidikan Akhir

No Pendidikan Terakhir Jumlah

1 Tidak /Belum sekolah 30.263 2 Tidak Tamat SD /Sederajat 11.248 3 SD /Sederajat 3.845 4 SLTP /Sederajat 10.285 5 SLTA /Sederajat 22.323 6 Diploma I/II 3.121 7 Akademi /Diploma III /Sarjana Muda 908.239 8 Diploma IV /Strata I 12.125 9 Strata II 1.341 10 Strata III 86

Jumlah 1088.79 ( Sumber : Dinas Kependudukan Pencatatan Sipil Kota Gorontalo )

Pada tabel 3 di atas dapat kita lihat bahwa jumlah penduduk Kota

Gorontalo menurut pendidikan akhir sangat beragam. Prosentase secara

keseluruhan adalah: Tidak /Belum sekolah adalah 30.263, Tidak Tamat SD

/Sederajat adalah 11.248, SD /Sederajat adalah 22.323, SLTP /Sederajat adalah

10.285, SLTA /Sederajat adalah 908.239, Diploma I/II adalah 3.121, Akademi

/Diploma III /Sarjana Muda adalah 3.845, Diploma IV /Strata I adalah 12.125,

Strata II adalah 1.341, Strata III adalah 86. Dari prosentase di atas dapat kita lihat

bahwa pendidikan terkahir yang paling besar dan dominan di Kota Gorontalo

adalah Akademi /Diploma III /Sarjana Muda dengan jumlah prosentase penduduk

908.239.

Page 89: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

B. Sajian Data

1. Deskripsi Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

Cagar Budaya adalah warisan budaya bersifat kebendaan berupa Benda

Cagar Budaya, Bangunan Cagar Budaya, Struktur Cagar Budaya, Situs Cagar

Budaya, dan Kawasan Cagar Budaya di darat dan/atau di air yang perlu

dilestarikan keberadaannya karena memiliki nilai penting bagi sejarah, ilmu

pengetahuan, pendidikan, agama, dan/atau kebudayaan melalui proses penetapan.

Dari hasil penelitian yang telah dilakuakan ada tiga benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang tidak sempat terdokumentasikan, yakni makam keramat Haji

Bu’ulu, Makam Keramat Titidu Hulawa, dan makam keramat Jogugu Inaku, hal

ini disebabakan oleh faktor cuaca yang tidak memungkinakan pada saat peneliti

melakukan penelitian. Adapun deskripsi singkat yang didapat dari dokumen Dinas

Kebudayaan Kota Gorontalo, observasi dan dari hasil wawancara tentang

keberadaan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo adalah sebagai

berikut :

a. Benteng Otanaha

Gambar 3. Benteng Otanaha ( dok. Pribadi )

Page 90: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Benteng Otanaha dibangun sekitar tahun 1522 M oleh Raja Ilato atas

prakarsa para nahkoda kapal Portugis yang berlabuh di pelabuhan Gorontalo

untuk memperkuat pertahanan dan keamanan negeri dari serangan musuh.

Benteng ini dibuat dari bahan-bahan berupa pasir, batu kapur dan telur burung

maleo sebagai semen atau bahan perekatnya.

Menurut Iskandar Daulima,( Wawancara 13 Oktober 2011 ) dan

dipertegas lagi oleh Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo, bahwa

Raja Ilato memiliki dua orang putri dan seorang putra, yaitu Ndoba, Tiliaya dan

Naha. Ketika berusia remaja, Naha pergi merantau ke negeri seberang, sedangkan

kedua saudara perempuannya tinggal di wilayah Kerajaan Gorontalo. Singkat

cerita, tahun 1585, Naha kembali ke negerinya dan memperistri Ohihiya. Hasil

perkawinan mereka melahirkan Paha (Pahu) dan Limonu. Suatu ketika, terjadi

perang melawan pemimpin transmigran dari wilayah barat Gorontalo yang di

pimpin oleh Hemuto. Naha dan Paha tewas dalam perang tersebut. Limonu pun

menuntut balas atas kematian ayah dan kakaknya.

Dalam perang melawan Hemuto, Limonu dan Ohihiya memanfaatkan

ketiga benteng tersebut sebagai pusat kekuatan pertahanan. Untuk mengenang

perjuangan mereka, ketiga benteng di atas diabadikan dengan nama benteng

Otanaha, Otahiya, dan Ulupahu. Namun, dalam perkembangannya, benteng ini

lebih dikenal dengan nama Benteng Otanaha.

Benteng Otanaha terletak di atas sebuah bukit. Untuk sampai ke puncak

Benteng Otanaha, pengunjung harus mendaki dengan melewati 4 buah tempat

persinggahan dan 348 buah anak tangga. Uniknya, jumlah anak tangga pada setiap

Page 91: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

persinggahan tidak sama. Dari dasar ke tempat persinggahan I terdapat 52 anak

tangga, dari persinggahan I ke persinggahan II terdapat 83 anak tangga, dari

persinggahan II ke persinggahan III terdapat 53 anak tangga, dan dari

persinggahan III ke persinggahan IV terdapat 89 anak tangga. Selanjutnya, untuk

sampai ke area benteng terdapat 71 anak tangga. Adapun tujuan utama

dibuatkannya anak tangga hingga IV tingkatan adalah untuk mempermudah akses

perjalanan menuju puncak benteng, sebab posisi benteng berada dipuncak

perbukitan yang berhadapan langsung dengan danau Limboto.

b. Makam Keramat Ju Panggola

Gambar 4. Makam Keramat Ju Panggola ( dok. Pribadi )

Ju Panggola Adalah makam seorang Raja Gorontalo yang bernama Ilato

yang bergelar Du Panggola (Bapak Tua) dan Ta'Aulia (Waliyulla), Du Panggola

dalam memerintah sangat adil, bijak penuh kearifan serta mengayomi rakyatnya,

disamping itu pula beliau adalah orang yang sangat mendalami agama. Wafat

pada tahun 1689, makam ini berada dilereng bukit berjarak 500 meter dari

Benteng Otanaha.

Page 92: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

Ju Panggola adalah sebuah gelar atau julukan. Ju berarti ‘ya’, sedangkan

Panggola berati ‘tua’. Jadi, Ju Panggola artinya Ya Pak Tua. Konon nama Pak Tua

tersebut adalah Ilato, yang artinya kilat. Karena kesaktian dan sifat keramatnya

Ilato, mempunyai kemampuan untuk menghilang dan muncul jika negeri dalam

keadaan gawat.(Sumber : Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo )

Dari sumber yang didapat dari arsip dinas kebudayaan Kota Gorontalo dan

arsip tugas mahasiswa jurusan pendidikan sejarah UNG, bahawa Pak Tua atau “Ju

Panggola” gelar ini muncul dari masyarakat karena setiap beliau tampil, dengan

profil Kakek Tua yang mengenakan jubah putih. Ia mempunyai jenggot putih

yang sangat panjang yang melewati lutut. Ia juga dijuluki sebagai “Awuliya” (

Wali ) karena beliau adalah penyebar agama Islam sejak tahun 1400, sebelum para

Wali Songo berada di Pulau Jawa. Makam tersebut memiliki banyak

keajaiban,antara lain, tanah di atas bukit itu berbau harum.

c. Makam Keramat Nenek Taibi

Gambar 5. Makam Keramat Nenek Taibi ( dok. Pribadi )

Page 93: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

Menurut Suleman Hunou 4 : 2007 yang diperkuat oleh Marlin Liputo (

wawancara 12 Oktober 2011 , bahawa makam keramat Nenek Taibi adalah sebuah

makam yang memancarkan air dari Bonggo Lopaita ( batu nisan ). Nenek Taibi

adalah seorang tabib yang pertama kali menemukan obat-obat tradisional

Gorontalo. Nenek Taibi dapat menolong orang sakit dengan obat tradisional akar

baluntha, kunyit, pala, cengkeh, pinang, dan sirih. Adapun penyakit yang pada

saat itu menjadi ketakutan terbesar sebahagian masyarakat Kota Gorontalo adalah

diare, penyakit kulit ( abongo ), dan penyakit sejenis dengan malaria.

Bagi masyarakat Gorontalo pada masa hidupnya Nenek Taibi adalah

seorang yang ramah dan bisa menyembuhkan penyakit tanpa menagih upah dari

hasil pengobatanya.

d. Makam Keramat Pulubanga

Gambar 6. Makam Keramat Pulubangga ( dok. Pribadi )

Dari hasil wawancara Roys Pakaya ( 13 Oktober 2011 ) dan diperkuat oleh

Heriyanto Ibrahim ( 13 Oktober 2011 ), bahwa makam keramat Pulubangga

terletak di kelurahan Tanjung Kramat sekitar 4 Km, beliau adalah seorang

Page 94: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

pemberani yang berasal dari Gorontalo yang memiliki ilmu yang tinggi yang

dihidayahi oleh Tuhan. Hidayah ini dipergunakan beliau dalam menegakkan

keadilan dan kebenaran serta melindungi rakyat yang tertindas, hal itu terbukti

dengan beberapa perlawana frontal beliau terhadap petingi-petinggi kerajaan

Gorontalo yang semena-mena terhadap rakyat Gorontalo saat itu.

e. Makam Kramat Haji Bu’ulu

Menurut Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo makam

keramat Haji Bu’ulu letaknya dipusat Kota Jl. Teuku Umar. Haji Buulu artinya

Haji Rusa. Konon kenapa beliau di beri gelar Haji Rusa karena pada saat

melaksanakan ibadah Haji ke Tanah Suci beliau terbang dengan mengenderai

seekor rusa. Disana beliau sempat melanggar satu aturan yakni memasuki Ka'bah

tanpa ijin dan melihat sesuatu didalamnya. Karena keingutahuannya beliau

menengadah ke langit-langit Ka'Bah perbuatan ini diketahui oleh seorang syekh

dan ia dikutuk untuk tujuh turunan tidak diperkenankan menunaikan Ibadah Haji.

Apabila memaksakan diri maka akan berlaku kutukan yang diberikan kepada

beliau yakni semacam daging yang tumbuh di kepala menyerupai tanduk rusa.

Deskripsi dari Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo dipertegas

lagi oleh Farha Daulima ( 1991 : 12 ) bahawa menurut kepercayaan masyarakat

Gorontalo bahwa Gorontalo senantiasa luput dari bencana alam maupun bencana

lainya adalah berkat roh-roh para aulia-aulia tersebut.

Page 95: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

f. Mesjid Hunto

Gambar 7. Mesjid Hunto ( dok. Pribadi )

Hunto Sultan Amay merupakan Mesjid tertua di Gorontalo. Mesjid ini

berdiri pada tahun 899 Hijriah bertepatan 1495 Masehi. Dibalik tiang-tiangnya

yang kokoh Mesjid ini memiliki kisah sejarah yang unik dan menarik untuk

diketahui. Menurut Syamsuri Kaluku ( wawancara 13 Oktober 2011 ) yang biasa

di sapa Pak Haji oleh masyarakat sekitar merupakan satu diantara jemaah yang

mengetahui betul cerita berdirinya Mesjid tua itu. Ia mengisahkan dan

mengungkapkan beberapa sejarah Mesjid Sultan Amay yang menjadi tempat pusat

awal perkembangan agama Islam."Islam sebenarnya sudah masuk di Gorontalo

semenjak 1300an Masehi, hanya saja perkembangannya nanti pada tahun 1490an

tepatnya pada saat Mesjid ini berdiri," ujar Pak Haji mengawali kisah cerita

Mesjid tua . Lanjutnya sebelum Mesjid tersebut berdiri wilayah yang kini telah

menjadi Kelurahan Biawu, Kecamatan Kota Selatan, Kota Gorontalo dipimpin

oleh Raja Amay seorang pemimpin muda, ganteng, dan masih lajang. Raja dan

para pengikutnya saat itu menganut kepercayaan animisme. Patung, pohon, dan

hal-hal yang dianggap mistik merupakan sesembahan masyarakat saat itu.

Page 96: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Sang Raja kemudian jatuh cinta pada putri raja. Putri Boki Antungo yang

merupakan putri Raja Palasay, gadis cantik asal Mautong Sulawesi Tengah.

Berniat hendak meminang sang putri, Raja Amay kemudian mendatangi langsung

sang Raja Palasay ayahanda sang putri. Ungkapan ingin memimang pun

disampaikan langsung dan Raja Palasay menerima baik niat Raja Amay. Raja

Palasay yang ketika itu merupakan pengikut agama Islam yang taat, kemudian

mengajukan satu syarat kepada Raja Amay. Jika disepakati maka Raja Palasay

merestui anaknya dinikahi Raja Amay. "Satu syarat yang diajukan yaitu Raja

Amay harus masuk Islam dengan bukti Raja Amay harus mendirikan Mesjid,"

lanjut Pak Haji yang juga merupakan Pengurus Badan Ta'mirul Mesjid Hunto

Sultan Amay.

Permintaan Raja Palasay kemudian disetujui oleh Raja Amay.

Pembangunan Mesjid pun dilakukan di Gorontalo. Mesjid tersebut kemudian

diberi nama Hunto Sultan Amay. Hunto singkatan dari Ilohuntungo berarti basis

atau pusat perkumpulan agama Islam ketika itu. Sebelum menikah Raja Amay

mengumpulkan seluruh rakyatnya. Raja Amay dengan terang-terangan

mendeklarasikan diri telah memeluk agama Islam secara sah dan kemudian

meminta seluruh pengikutnya untuk melakukan pesta meriah. Pada pesta tersebut

Raja Amay meminta kepada rakyatnya untuk menyembelih babi disertai dengan

pelaksanaan sumpah adat. "Tepatnya dihalaman Mesjid ini, digelar pesta dan

sumpah adat dengan hidangan babi, darah babi kemudian dijadikan simbol

sumpah adat yang diteteskan dibagian kepala (jidat) dengan isi sumpah hari

tersebut merupakan hari terakhir rakyatnya memakan babi," ungkap Pak Haji

Page 97: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

dengan semangat. Usai proses sumpah adat, Raja Amay kemudian meminta

rakyatnya untuk masuk Islam dengan membaca dua kalimat syahadat. Pernikahan

Raja Amay dan Putri Boki Antungo pun dilakukan di Mautong dan Mesjid Hunto

Sultan Amay menjadi hadiah pernikahan Raja Amay kepada istrinya.

Syekh Syarif Abdul Aziz ahli agama Islam dari Arab Saudi didatangkan

langsung oleh Raja Amay untuk menyebarluaskan agama Islam di Gorontalo. Dan

sampai saat ini masih terbukti sebagian besar masyarakat Gorontalo menganut

kepercayaan agama Islam atas upaya dari Raja Amay. Saat ini bentuk dan ukuran

Mesjid Hunto Sultan Amay telah dipugar dan diperbesar tanpa menghilangkan

keasliannya. Diantaranya mimbar yang biasa digunakan untuk berkhotbah dan

tiang-tiang Mesjid yang masih kokoh berdiri serta ornamen-ornamen beraksen

kaligrafi Arab. Adapula bedug yang terbuat dari kulit kambing yang sudah mulai

menipis dengan kondisi telah dihiasi lubang-lubang kecil tetapi masih digunakan

hingga saat ini. Posisinya terletak dibagian dalam, tepatnya di sudut kanan depan

Mesjid. Semuanya asli dan telah berumur lebih dari 600 tahun.

Komentar Syamsuri Kaluku dipertegas lagi oleh asrsip yang didapat dari

dinas kebudayaan dan pariwisata Kota Gorontalo, bahwa peninggalan asli lainnya

dari mesjid Hunto adalah sumur tua yang hingga kini masih digunakan oleh

jemaah dan masyarakat sekitar. Posisinya terletak di samping kiri mesjid,

berdekatan dengan tempat wudhu. Sumur tua tersebut terbuat dari kapur dan putih

telur Maleo dengan diameter lebih dari satu meter dan ketinggian mencapai tujuh

meter. Kondisi cuaca Gorontalo yang sering dilanda musim panas berkepanjangan

tidak mempengaruhi kondisi airnya yang terus melimpah dan jernih. Masyarakat

Page 98: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

setempat pun meyakini air sumur tua Mesjid Hunto Sultan Amay keramat dan

sering digunakan untuk mengobati berbagai penyakit. Luas keaslian Mesjid 144

meter persegi tapi sekarang sudah lebih besar. Ukuran aslinya itu merupakan

wilayah pusatnya dan masih tetap asli sampai sekarang. Dilakukan perbaikan

dikarenakan sudah rusak dan dipercantik kembali tanpa menghilangkan

keasliannya. Area Mesjid yang telah diperlebar diantaranya dibagian depan dan

sebelah kanan Mesjid yang dijadikan ruang shalat wanita. Serta ada penambahan

bangunan yang hingga kini dalam proses pembangunan di lantai dua.

"Rencananya lantai dua juga untuk wanita, Insya Allah puasa ini sudah bisa

digunakan," harapnya.

Tidak hanya air sumur tua, Mesjid ini pun diyakini keramat sehingga

banyak yang datang berkunjung dan berziarah. Tepat di mihrab berbatasan dengan

tempat posisi Imam berdiri merupakan makam Sultan Amay. "Ada batasnya dan

sudah di atur antara kuburan Sultan Amay dan tempat posisi Imam berdiri biar

tidak terkesan kita menyembah beliau (Raja Amay)," . Lokasi mimbar tersebut

sering mengeluarkan aroma yang harum alami tanpa pewangi buatan. Sedangkan

dibagian belakang Mesjid merupakan kuburan tua termasuk Syekh-Syekh zaman

dulu yang turut serta menyebarkan agama Islam di Gorontalo. Bentuk keramat

lain biasanya dapat dirasakan oleh orang-orang tertentu yang datang dari kalangan

peziarah. Biasanya dilihat dari tingkat keimanannya masing-masing, semakin

tinggi imannya maka semakin tinggi pula ujiannya. Berdasarkan pengalaman yang

terjadi terdengar suara orang menangis dimimbar, ada yang melihat banyak orang

Page 99: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

lagi shalat tetapi sebenarnya tidak ada seorangpun didalam Mesjid. Bahkan ketika

shalat sendiri tiba-tiba ada suara dari belakang membalas kata amin atau salam.

g. Titidu Hulawa

Menurut tulisan Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo

diketahui ada seorang yang bernama Yunus yang dijuluki Titidu Hulawa ( Sendok

Emas ) yang meninggal beberapa ratus tahun yang lalu. Menurut legenda dia

mempunyai keajaiban yang luar biasa karena mempunyai sendok emas yang

sangat sakti dan bisa dipergunakan untuk melawan musuhnya.

Data dari Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo

dipertegas lagi oleh Oly ( Wawancara 13 Oktober 2011 ) bahwa pernah dilokasi

makam ini pernah dijatuhi bom pada saat perang melawan Belanda, berkat

keramatnya maka bom tersebut tidak meledak. Selain itu makam keramat Titidu

Hulawa pada saat kemarau panjang bisa mengeluarkan sumber mata air yang tidak

diketahui dari mana asalnya.

h. Makam Keramat Ta'jailoyibuo

Gambar 8. Makam Keramat Ta'jailoyibuo ( dok. Pribadi )

Page 100: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

Menurut penuturan Ismail Syukur juru pelihara makam ( Wawancara 14

Oktober 2011 ) dan Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo, bahwa

Ta'jailoyibuo yakni seorang anak yang lahir dari seorang ibu yang sudah

meninggal dan sudah dilaksanakan pemakamanya. Tiga hari kemudian dari

kuburan seorang ibu tersebut terdengar suara tangisan bayi dan setelah ditelusuri

suara tersebut muncul dari seorang ibu tadi, dan setelah dikabarkan keseluruh

masyarakat dengan segera kuburan itu digali. Setelah penggalian dilakukan

ternyata yang ditemukan seorang bayi yang tidak memiliki tali pusar.

Menurut kepercayaan masyarakat sekitar makam apabila ada suami istri

yang sudah lama menikah dan belum dikaruniayi anak datang berziarah dan

bermohon kepada Allah SWT akan diberi keturunan.

i. Makam Keramat Aulia Ta Ilayabe

Gambar 9. Makam Keramat Aulia Ta Ilayabe ( dok. Pribadi )

Menurut Sumber Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo

makam keramat Auliay Ta Ilayabe berada di atas bukit sekitar kompleks

pelabuhan Gorontalo, keunikan makam kramat ini sempat berpindah tempat,

Page 101: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

makam tersebut ditandai bendera putih yang artinya makam orang suci yang

bernama Tulutani Male dan Gelar Ta Ilayabe. Konon Almarhum adalah seorang

Hulubalangi kerajaan Gorontalo dimasa lalu, Gelar adat Ta Ilayabe ini diberikan

karena atas jasanya menaklukan hati Raja Ternate melepaskan Gorontalo dari

jajahannya.

Sumber Sumber Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo

tentang makam keramat Auliay Ta Ilayabe dipertegas lagi oleh Joni Nuke (

wawancara 13 Januari 2012), bahwa Ta Ilayabe artinya orang yang dikipas,

kipaslah diriku, demikian permintaannya untuk meredam amarahnya saat

bersitegang dengan Raja Ternate karena diremehkan saat menyampaikan upeti.

Pada waktu itu ia marah besar dan mengeluarkan ilmu kesaktiannya menancapkan

ujung jari kaki ketanah, maka menyemburlah air dan ia berkata "Bila Paduka Raja

masih menjajah Gorontalo maka tanah ternate akan kutengelamkan. Nah pada saat

itu pula Raja Ternate berjanji dan menyatakan melepaskan Gorontalo dari daerah

jajahannya.

j. Makam Keramat Jogugu Inaku

Menurut Sumber Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo

bahwa pada masa sebelum perang dunia kedua ada sebuah kuba makam yang

terletak di kelurahan paguyaman. Setelah perang kuba makam tersebut telah

hancurdan yang tersisa hanya sebuah batu nisan.

Asip dinas kebudayaan dan priwisata Kota Gorontalo dipertegas lagi oleh

Hadijah Liputo ( wawancara 14 Januari 2012 ), bahwa pada tahun 1939 terjadi

suatu keajaiban pada makam tersebut, dimana setiap hari jum’at menjelang subuh

Page 102: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

dari batu nisan makam itu mengeluarkan cahaya yang diikuti dengan suara azan,

zikir dan suara seorang yang sedang beribadah kejadian tersebut terulang kembali

disaat menjelang ashar. Keajaiban lain yaitu dulunya bentuk batu nisan berukuran

kecil, namun sekarang sudah menjadi besar dan masih memberikan keajaiban –

keajaiban yang membuat banya orang berbondong-bondong berziarah ketempat

makam tersebut.

k. Pemandian Bak Potanga

Gambar 10. Pemandian Bak Potanga ( dok. Pribadi )

Pemandian Potanga berada di sebelah barat Kota Gorontalo, tepatnya di

Kelurahan Pilolodaa Kecamatan Kota Barat. Jarak tempuh yang pendek dari pusat

kota ini menjadikan objek wisata pemandian potanga tidak dilengkapi dengan

fasilitas penginapan. Waktu tempuh hanya sekitar 20 menit dari pusat kota .

Wisata Alam yang mengandalkan pemandian yang bersih dan sejuk dengan

menggunakan mata air alami pegunungan yang mengalir dari celah-celah

bebatuan disekitar pemandian, merupakan aset wisata peninggalan Belanda dan

pemerintah masyarakat Kota Gorontalo pada umumnya.

Page 103: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Menurut Dunelo (Wawancara 14 Oktober 2011) dan Yuyun P (

wawancara 13 Januari 2012 ) , bahwa nama pemandian Potanga yang mempunyai

makna simpang ( Simpan ) dan menjadi nama perkampungan di lokasi tersebut,

Wisata potanga dibangun sejak Jaman penjajahan Belanda yang dipergunakan

oleh petinggi-petinggi pejabat belanda untuk beristirahat dan mandi.

Ada 2 jalur alternatif menuju lokasi wisata,yang pertama dari Bandara

Jalaluddin dan yang kedua dari Pusat Kota Gorontalo. Jarak tempuh yang pendek

yakni akses dari Kota Gorontalo, karena hanya berjarak sekitar 5 km dari pusat

kota melalui Jalan Raja Eyato dan Jalan Usman Isa. Bagi pengunjung yang ingin

menuju ke lokasi wisata langsung dari Bandara Jalaluddin, dengan menggunakan

taksi melalui Jalan Raya Batudaa – Bongomeme dan akan melewati lokasi –

lokasi wisata lainnya (Taluhu Barakati, Benteng Otanaha, Dermaga Iluta, dan

Makam Keramat Ju Panggola). Tepat di simpang empat kelurahan pilolodaa

(potanga), akan terlihat gapura menuju ke lokasi wisata. Dari gapura masih

berjarak lebih kurang 500 m ke lokasi wisata dengan jalan yang sedikit menanjak,

karena wisata alam pemandian potanga tepat berada di kaki bukit.

Page 104: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

l. Kantor PT Pelni Nusantara ( Pelabuhan Gorontalo )

Gambar 11. Kantor PT Penli Nusantara ( dok. Pribadi )

Kota Gorontalo merupakan salah satu kota tua di Sulawesi selain Kota

Makassar, Pare-pare dan Manado. Pelabuhan Kota Gorontalo pada saat itu

menjadi salah satu pusat penyebaran agama Islam di Indonesia Timur yaitu dari

Ternate, Gorontalo, Bone. Seiring dengan penyebaran agama tersebut Gorontalo

menjadi pusat pendidikan dan perdagangan masyarakat di wilayah sekitar seperti

Bolaang Mongondow (Sulut), Buol Toli-Toli, Luwuk Banggai, Donggala

(Sulteng) bahkan sampai ke Sulawesi Tenggara.

Menurut sumber asip Dinas kebudayaan dan priwisata Kota Gorontalo

yang diperkuat oleh pernyataan Surya Kobi ( wawancara 13 Januari 2012 ), bahwa

pelabuhan Kota Gorontalo menjadi awaln mula perkembangan pusat pendidikan

dan perdagangan di Kota Gorontalo, karena letaknya yang strategis menghadap

Teluk Tomini (bagian selatan) dan Laut Sulawesi (bagian utara).

Dengan letaknya yang stategis yang menjadi pusat pendidikan dan perdagangan

serta penyebaran agama islam maka pengaruh Gorontalo sangat besar pada

wilayah sekitar, bahkan menjadi pusat pemerintahan yang disebut dengan Kepala

Page 105: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

Daerah Sulawesi Utara Afdeling Gorontalo yang meliputi Gorontalo dan wilayah

sekitarnya seperti Buol ToliToli dan, Donggala dan Bolaang Mongondow.

m. Kantor Pos Gorontalo

Gambar 12. Kantor Pos Gorontalo ( dok. Arsip Jurusan pendidikan sejarah)

Menurut sumber asip dinas kebudayaan dan priwisata Kota Gorontalo,

sejarah Proklamasi Gorontalo 23 Januari 1942 tidak lepas dari Kekalahan Belanda

oleh Jepang, pada Perang di Laut Jawa, membuatnya menjadi gelap mata.

Gorontalo dibumi hanguskan yang dimulai pada tanggal 28 Desember 1941.

Adalah seorang pemuda bernama Nani Wartabone (saat itu berumur 35 tahun)

memimpin perjuangan rakyat Gorontalo dengan menangkapi para pejabat

Belanda yang masih ada di Gorontalo.

Menurut sumber asip Dinas kebudayaan dan priwisata Kota Gorontalo

yang diperkuat oleh pernyataan Surya Kobi ( wawancara 13 Januari 2012 ), bahwa

pasukan Rimba Nani Wartabone bergerak dari kampung-kampung di pinggiran

kota Gorontalo seperti Suwawa, Kabila dan Tamalate, mereka bergerak

mengepung kota Gorontalo. Hingga akhirnya Komandan Detasemen Veld Politie

Page 106: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

WC Romer dan beberapa kepala jawatan yang ada di Gorontalo menyerah takluk

pada pukul 5 subuh. Dengan sebuah keyakinan yang tinggi, pada pukul 10 pagi

Nani Wartabone memimpin langsung upacara pengibaran bendera Merah Putih di

halaman Kantor Pos Gorontalo. Dihadapan massa yang berkumpul, ia Nani

Wartabone berkata :

“Pada hari ini, tanggal 23 Januari 1942, kita bangsa Indonesia yang berada di

sini sudah merdeka bebas, lepas dan penjajahan bangsa mana pun juga. Bendera

kita yaitu Merah Putih, lagu kebangsaan kita adalah Indonesia Raya.

Pemerintahan Belanda sudah diambil oleh Pemerintah Nasional. Agar tetap

menjaga keamanan dan ketertiban.”

Dengan demikian kantor pos Gorontalo adalah tempat pertama

berkibarnya bendera merah putih dibumi tercinta Gorontalo, walpun pada tahun

yang sama masuk pemerintah Jepang yang hanya bertahan tiga setengah tahun.

2. Keberadaan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo

Keberadaan benda cagar budaya, sangat penting nilainya bagi bangsa.

Untuk itu, perlu dilestarikan, dilindungi dan dipelihara secara terus menerus agar

dapat terjamin kondisi keterawatan dan keasliannya serta dapat dimanfaatkan

masyarakat luas. Benda cagar budaya sebagai salah satu sumber daya budaya,

mempunyai nilai penting yakni sebagai nilai akademis sebagai bahan kajian ilmu

sejarah dan budaya, nilai ideologis yang punya arti penting bagi kekayaan budaya

bangsa, selain itu nilai ekonomisnya dapat dijadikan sebagai objek wisata yang

dapat menjadi sumber pendapatan daerah.

Page 107: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Adapun benda cagar budaya Kota Gorontalo menurut SK Kepala Dinas

Pendidikan Dan Kebudayaan Gorontalo CQ.Kepala BP3 Tahun 2007 dapat kita

lihat pada tabel 4 di bawah ini :

Tabel 4. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Menurut SK Kepala Dinas Pendidikan Dan Kebudayaan Gorontalo

No Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Jenis

1 Benteng Otanaha Bagunan

2 Makam Keramat Ju Panggola Situs

3 Makam Keramat Kalibaluntha Situs

4 Makam Keramat Nenek Taibi Situs

5 Makam Keramat Pulubanga Situs

6 Makam Keramat Haji Bu’ulu Situs

7 Mesjid Hunto Bangunan

8 Makam Keramat Titidu Hulawa Situs

9 Makam Keramat Ta'jailoyibuo Situs

10 Makam Keramat Aulia Ta Ilayabe Situs

11 Makam Keramat Jogugu Inaku Situs

12 Kantor PT Pelni Gorontalo Bangunan

13 Kantor Pos Gorontalo Bangunan

Jumlah 13

Sumber : Dinas Kebudayaan Dan Pariwisata Kota Gorontalo

Page 108: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

Dari penjelasan tabel 4 di atas sangatlah berbeda dengan hasil observasi

langsung di lapangan, sebab ada beberapa benda cagar budaya yang tidak

dimasukan dalam SK yang sudah dipugar dialih fungsikan menjadi bangunan-

bangunan komersil dintaranya : Pemandian Bak Potanga yang hanya

meninggalakan bentuk asli kolam pemandian sedangkan bentuk bangunan yang

berada dilokasi pemandian telah dipugar dan dirubah dari bentuk aslinya. Rumah

Bersalin Belanda Gorontalo yang telah dipugar secara keseluruhan tanpa ada sisa

sedikitpun dari bentuk aslinya dan telah diganti dengan bangunan komersil

permanen Quality Hotel. Kota Tua Gorontalo yang hanya meninggalkan beberapa

rumah tua peninggalan belanda, sedangkan identitas bentuk dan lingkungan Kota

Tua Gorontalo telah dialih fungsikan menjadi pertokoan. Pendeskripsian dari

beberapa benda cagar budaya yang telah dijelaskan pada tabel 4 di atas tersebut

masih sangat kurang. Potensi benda cagar budaya di Kota Gorontalo seharusnya

menjadi salah satu tujuan wisata sejarah dan budaya yang sangat menarik, oleh

karena itu benda cagar budaya ini perlu dipertahankan dan dikembangkan, kerena

hal ini menjadi daya tarik tersendiri juga sebagai kebanggaan dan jati diri bangsa

dan masyarakat Kota Gorontalo khususnya. Adapun beberapa lokasi benda cagar

budaya di Kota Gorontalo sesuai dengan peta kewilayahan yang dapat dilihat pada

tabel dibawah ini :

Page 109: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 5. Lokasi Benda Cagar Budaya Menurut Peta Kewilayahan

No Wilayah / Kecamatan

Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Jumlah

1 Kota Barat Benteng Otanaha, Makam Keramat Ju Panggola, Makam

Keramat Kalibaluntha , Pemandian Bak Potanga 4

2 Dungingi Makam Keramat Nenek Taibi 1

3 Kota Selatan

Makam Keramat Pulubanga, Makam Keramat Haji Bu’ulu, Rumah Bersalin Belanda Gorontalo, Mesjid Hunto, Kota Tua

Gorontalo, Kantor Pos Gorontalo, Titidu Hulawa, Makam Keramat Ta'jailoyibuo

8

4 Kota Timur Makam Keramat Aulia Ta Ilayabe, Kantor PT Pelni Gorontalo 2 5 Kota Tengah Makam Keramat Jogugu Inaku 1 6 Kota Utara - -

7 Hulonthalangi - -

8 Sipatana - -

9 Dumbo Raya - -

Sumber : Hasil Observasi tanggal 15 Oktober 2011

Di samping semakin padatnya pemukiman penduduk, pemeliharaan benda

cagar budaya di Kota Gorontalo sangat tergantung pada perhatian masyarakat dan

kepedulian Pemerintah daerah Kota Gorontalo yang semakin lama semakin

berkurang. Usaha pelestarian terhadap benda cagar budaya bersejarah ini sangat

kurang bahkan tidak peduli lagi, karena tingkat pengetahuan yang kurang dan

ketidaktahuan cara merawat dan memelihara benda cagar budaya oleh pemerintah

Kota Gorontalo.

Permasalahan yang terjadi pada saat ini adalah kondisi lingkungan sekitar

dan fisik benda cagar budaya tersebut sangat memprihatinkan. Hal ini terjadi

karena pertambahan jumlah penduduk tinggi sehingga kebutuhan perumahan juga

tinggi yang mengakibatkan terjadi konflik dalam pemanfaatan lahan dan tidak

adanya usaha pelestarian dari pemerintah Kota Gorontalo. Akibat yang dapat kita

Page 110: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

lihat adalah area benda cagar budaya (situs) menjadi semakin sempit, bahkan ada

kecenderungan masyarakat mendirikan bangunan di atas areal benda cagar budaya

yang hanya tinggal puing-puingnya saja, yang lebih ironis lagi pemerintah Kota

Gorontalo seperti tidak mau tahu dengan kondisi tersebut. Kondisi dan keberadaan

benda cagar budaya di Kota Gorontalo dapat dilihat pada tabel di bawah ini :

Tabel 6. Kondisi dan Keberadaan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo

No Situs dan Bangunan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Keterangan

1 Benteng Otanaha

Sudah dilakukan beberapa renovasi dibeberapa bagian bagunan dengan bentuk bagunan masing-masing benteng tetap utuh.

2 Makam Ju Panggola Sudah dilakukan beberapa renovasi dibeberapa bagian bagunan dan tidak menghilangkan bentuk aslinya.

3 Makam Aulia Ta Ilayabe Kondisi makam sudah tidak terawat 4 Makam Kramat Ta'jailoyibuo Kondisi makam sudah tidak terawat

5 Pemandian Bak Potanga Sudah dilakukan beberapa renovasi dibeberapa bagian bagunan yang telah mengilangkan identitas banguan aslinya.

6 Makam Kramat Pulubanga Kondisi makam sudah tidak terawat

7 Mesjid Hunto Sudah dilakukan beberapa renovasi dibeberapa bagian bagunan dan tidak menghilangkan bentuk aslinya.

8 Makam Kalibaluntha Kondisi makam sudah tidak terawat 9 Makam Jogugu Inaku Kondisi makam sudah tidak terawat 10 Titidu Hulawa Kondisi makam sudah tidak terawat 11 Nenek Taibi Kondisi makam sudah tidak terawat

12 Kota Tua Gorontalo Kondisi telah beralih fungsi menjadi banguan pertokoan

13 Rumah Bersalin Belanda Gorontalo Kondisi telah dipugar dan beralih fungsi menjadi banguan komersil Qualiti Hotel

14 Kantor PT Pelni Gorontalo Kondisi bangunan sudah tidak terawat

15 Kantor Pos Gorontalo Kondisi bangunan masih utuh dan telah beralih fungsi menjadi banguan perkantoran

Sumber : Data Olahan Dari Hasil Observasi

Page 111: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Saat ini benda cagar budaya kurang mendapat perhatian dari masyarakat

dan pemerintah Kota Gorontalo dengan dalil karena biaya pemeliharaannya cukup

mahal, khususnya biaya pembersihan. Sehingga benda cagar budaya bagaikan

rongsokan dan terancam dimakan waktu. Berdasarkan pantauan ketika berkunjung

beberapa kali ke benda cagar budaya Kota Gorontalo, suasana sepi pengunjung.

Sepertinya tak memiliki daya tarik, apakah mungkin dikarenakan lokasi benda

cagar budaya yang tersembunyi atau kurang terawat. Selain sepi pengunjung, juga

tertinggal dalam pembangunan pariwisata, karena tidak ada program-program

pengembangan dan pelestarian benda cagar budaya itu sendiri. Kondisi bangunan

benda cagar budaya yang kurang perhatian dan tertata baik, sehingga kurang

mampu memikat hati pengunjung. Selain itu kegiatan promosinya sangat minim

bahkan tidak ada.

Hal ini dikarenakan kurangnya perhatian dari Pemerintah Kota Gorontalo,

bahkan kalangan intelektual dari Universitas Negeri Gorontalo jarang melakukan

studi mengenai peninggalan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo yang

dikarenakan lokasi/status benda cagar budaya Kota Gorontalo yang semakin lama

semakin menghilangkan identitas dan nilai-nilai historis benda cagar budaya itu

sendiri . seharusnya benda cagar budaya dikelola secara profesional dengan cara

melestarikan dan menjaga keaslian dari benda cagar budaya serta memilah-milah

objek berdasarkan periodisasi. Apabila permasalahan ini terus berlanjut tanpa ada

usaha yang serius dari pemerintah Kota Gorontalo, hal ini akan mebuat kekayaan

peninggalan benda cagar budaya akan semakin kurang dikenal generasi muda

Page 112: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

yang akan datang dan mengakibatkan hilangnya nilai-nilai keraifan lokal yang ada

pada masyarakat Kota Gorontalo seiring dengaan berjalanya waktu.

3. Jenis – Jenis Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo

Berdasarkan kriteria menurut jenis dan bentuk fisik lingkungan

/bangunan/situs, jenis benda cagar budaya Kota Gorontalo dapat digolongkan ke

dalam 4 golongan yaitu A,B,C, dan golongan D sebagai berikut :

1. Golongan A adalah bangunan yang harus dipertahankan keasliannya

dengan cara preservasi.

2. Golongan B bangunan/lingkungan yang harus dilakukan pelestarian

terhadapnya dapat dilakukan pemugaran dengan cara restorasi atau

rekonstruksi.

3. Golongan C dapat dilakukan pemugaran dengan cara mengubah fungsi

agar pemafaataannya tetap berlangsung disebut revitalisasi/adaptasi.

4. Golongan D karena dianggap membahayakan keselamatan pengguna

maupun lingkungan sekitar dapat dibongkar dan dapat dibangun sesuai

dengan aslinya dengan cara demolisi.

Sedangkan pengklasifikasian berdasakan kriteria menurut jenis keaslian

bentuk bangunan dan situs, benda cagar budaya Kota Gorontalo terbagi dalam 3

(tiga) golongan, yaitu :

1. Golongan I merupakan jenis lingkungan benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang secara fisik masih lengkap serta memenuhi seluruh

kriteria.

Page 113: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

2. Golongan II menjelaskan bahwa secara fisik jenis benda cagar budaya

Kota Gorontalo sudah tidak lengkap tetapi masih memenuhi kriteria umur,

keaslian dan memiliki nilai sejarah.

3. Golongan III merupakan jenis benda cagar budaya Kota Gorontalo yang

secara fisik tidak lengkap, beralih fungsi dan hanya memenuhi kriteria

umur.

Tabel 7. Jenis dan Golongan Benda Cagar Budaya di Kota Gorontalo Berdasakan Kriteria Menurut Jenis Fisik Keaslian Bentuk Bangunan dan Situs

No Jenis Benda Cagar

Budaya Nama Benda Cagar Budaya Jumlah

1 Golongan I Benteng Otanaha 1

2 Golongan II

Mesjid Hunto, Makam Ju Panggola, Makam

Aulia Ta Ilayabe, Makam Kramat

Ta'jailoyibuo, Makam Kramat Pulubanga,

Makam Kramat Haji Bu’ulu, Makam Nenek

Taibi, Makam Titidu Hulawa, Makam Jogugu

Inaku, Makam Kalibaluntha, Kantor Pos

Gorontalo

11

3 Golongan III Kota Tua Gorontalo, Pemandian Bak Potanga,

Kantor PT Pelni Gorontalo 3

Sumber : Data olahan dari hasil observasi

Berdasarkan keberadaan dan jenis pengklasifikasian benda cagar budaya

di Kota Gorontalo yang masih tersisa sampai dengan saat ini adalah sebagai

berikut :

Page 114: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 8. Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Berdasarkan Keberadaan dan Jenis

Pengklasifikasian Yang Masih Tersisa Sampai Dengan Saat Ini

No Jenis Benda Cagar Budaya

Nama Benda Cagar Budaya Jumlah

1 Bangunan

Benteng Otanaha, Pemandian Bak Potanga,

Mesjid Hunto, Kota Tua Gorontalo, Kantor PT

Pelni Gorontalo, Kantor Pos Gorontalo

6

2 Situs

Makam Ju Panggola, Makam Aulia Ta Ilayabe,

Makam Kramat Ta'jailoyibuo, Makam Kramat

Pulubanga, Makam Kramat Haji Bu’ulu, Makam

Nenek Taibi, Makam Titidu Hulawa, Makam

Jogugu Inaku, Makam Kalibaluntha

9

Sumber : Data olahan dari hasil observasi

Benda cagar budaya merupakan kekayaan budaya bangsa yang penting

artinya bagi pemahaman dan pengembangan sejarah, ilmu pengetahuan, dan

kebudayaan sehingga perlu dilindungi dan dilestarikan demi pemupukan

kesadaran jati diri bangsa dan kepentingan nasional. Untuk menjaga kelestarian

benda cagar budaya diperlukan langkah pengaturan bagi penguasaan, pemilikan,

penemuan, pencarian, perlindungan, pemeliharaan, pengelolaan, pemanfaatan, dan

pengawasan benda cagar budaya (Undang- Undang RI Nomor 11 Tahun 2010).

Berdasarkan data observasi yang sudah dilakukan maka dapat dilihat

bahwa keberadaan jenis benda cagar budaya kota Gorontalo sudah sangat

memperihatinkan, sehingga identitas kota Gorontalo beserta benda cagar budaya

Page 115: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

pendukungnya belum mampu menumbuhkan sikap pelestarian, pemahaman

sejarah dan perlindungan terhadap keberadaan cagar budaya itu sendiri.

4. Sumber Belajar Sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo

Proses belajar agar lebih efektif dan efisien adalah memanfaatkan sumber

belajar. Sumber belajar yang dikelola dapat berperan mendorong efektivitas serta

optimalisasi proses pembelajaran. Pada umumnya sumber belajar diartikan secara

sempit yaitu berupa bahan tertulis (buku teks) atau sarana pengajaran yang

mampu menyajikan pesan baik auditif maupun visual seperti film, video, kaset dan

slide. Pengertian sumber belajar secara umum mencakup apa saja yang dapat

digunakan untuk membantu tiap orang dalam belajar dan menampilkan

kompetensinya.

Pembelajaran di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo

juga didukung oleh penyediaan bahan pustaka sejarah sebagai sumber belajar.

Berbagai jenis bahan pustaka relatif kurang, hal ini apabila dilihat dari tahun

penerbitannya yang hanya memiliki 600 koleksi judul buku. Hal ini tidak

berkorelasi secara signifikan dengan jumlah pemanfaatan koleksi referen yang

dilakukan mahasiswa terhadap ketersediaan bahan ajar di perpustakaan jurusan

dan dapat dilihat pada tabel 9 di bawah ini :

Page 116: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Tabel 9. Ketersediaan Bahan Ajar/Buku pada Perpustakaan Referensi Jurusan Pendidikan Sejarah

Tahun Penerbitan Jumlah

1 – 2 tahun terakhir 50

3 – 5 tahun terakhir 200

5 tahun terakhir 350

Jumlah 600 Buah

Sumber : Laporan Evaluasi Diri tahun 2010

Klasifikasi sumber belajar di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Gorontalo meliputi (1) orang (seperti dosen pengampu mata kuliah, team

teaching dan lainnya); (2) bahan (seperti buku teks, modul, handout, CD-ROM

pembelajaran, VCD Pembelajaran, foto, OHP, film, slides, video, model,

audiocassette dan gambar); (3) alat (seperti komputer, LCD projector, artefak-

artefak dan miniatur benda sejarah); (4) lingkungan (baik lingkungan fisik seperti

tata ruang kelas atau non fisik seperti nuansa, iklim belajar, interaksi sosial, dan

sebagainya); (5) tehnik/metode yang diterapkan dalam proses pembelajaran

seperti model-model pembelajaran pada saat dosen mengajar telah menggunakan

metode/teknik bervariasi, (6) berupa kegiatan seperti wawancara, kerja kelompok,

observasi, simulasi yang diterapkan saat kuliah lapangan di luar kelas.

Ada juga beberapa mata kuliah di jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Gorontalo yang memanfaatkan PLK sebagai bagian dari proses

Page 117: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

pembelajaran dan sumber pembelajaran sejarah. Hal ini dilakukan karena ada

beberapa mata kuliah yang menerapkan model perkuliahan di kelas dan luar kelas

yang disebut Perkuliahan Luar Kelas (PLK). Sistem PLK pada beberapa mata

kuliah ini digunakan untuk membantu pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan

sejarah di Universitas Negeri Gorontalo. Beberapa mata kuliah yang

memanfaatkan sistem PLK adalah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan Sejarah

Lokal. Obyek-obyek yang dipelajari dalam PLK ini bisa menjadi sumber belajar

terutama .yang terkait dengan peninggalan sejarah yang disebut sebagai benda

cagar budaya. Selain melalui PLK ada beberapa obyek-obyek pembelajaran

sejarah yang dapat diungkapkan secara lisan maupun melalui media belajar, yang

dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu pemanfaatan objek sebagai

sumber dan media belajar dalam proses pembelajaran pada mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo adalah studi observasi.

Beberapa mata kuliah yang menerapkan studi ini telah memanfaatkan benda cagar

budaya sebagai sumber belajar sejarah seperti pada mata kuliah Sejarah

Kebudayaan Indonesia dan Sejarah Lokal. Sumber belajar sejarah yang lain juga

dapat diperoleh melalui bentuk fisik bangunan benda cagar budaya. Benda cagar

budaya dan situs sebagai peninggalan sejarah masa lalu perlu dipelajari.

Umumnya pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah masih terfokus pada peninggalan-peninggalan sejarah masa Prasejarah

sampai masa Islam seperti komplek percandian, situs-situs prasejarah dan

peninggalan sejarah yang ada di Jawa. Sedangkan benda cagar budaya yang

terkait dengan peninggalan sejarah khususnya di Kota Gorontalo belum

Page 118: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo ini

masih terfokus dan dinarasikan pada pembelajaran di kelas yang hanya bertujuan

untuk memahami beberapa contoh kecil peninggalan sejarah yang ada di Kota

Gorontalo.

Secara umum mahasiswa sudah memahami pengertian dari benda cagar

budaya dan situs sehingga mampu mengidentifikasi lebih detil tentang pengertian

dari benda cagar budaya dan situs tersebut. Hal ini dapat dilihat ketika para

mahasiswa mendapat informasi secara umum dari perkuliahan kelas maupun luar

kelas tentang pengertian, arti dan nilai penting benda cagar budaya sebagai salah

satu aset budaya yang perlu dilestarikan untuk memahami sejarah perjuangan

bangsa. Khususnya pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia yang

menjelaskan secara rinci tentang upaya pelestarian dan pemanfaatan peninggalan

kuno/benda cagar budaya sebagai bagian dari pembelajaran sejarah dan dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah.

C. Pokok Temuan

1. Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai Sumber

Belajar Sejarah Dalam Menunjang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo

Dari hasil pengamatan bahwa pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo selama ini belum optimal, karena tidak banyak mata kuliah sejarah

yang mengacu untuk memanfaatkan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai

sumber belajar sejarah. Selama pengamatan hanya ada beberapa pengajar yang

mencoba mendeskripsikan sebagian kecil benda cagar budaya Kota Gorontalo

dalam proses pembelajaran untuk memberikan pemahaman materi sejarah yang

Page 119: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

diajarkan. Contohnya pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan

Sejarah Lokal.

Pada proses pembelajaran sejarah kebudayaan Indonesia jelas terlihat

bahwa dosen belum optimal memanfaatkan keberadaan benda cagar budaya Kota

Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah. Tagihan laporan akhir sebagai hasil

observasi adalah menjadi tolak ukur tingkat pengetahuan dan pemahaman benda

cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah mahasiswa di

jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo.

2. Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya Di Kota Gorontalo

Berdasarkan observasi yang telah dilakukan mahasiswa untuk mengenal

lebih dekat keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo ternyata membawa

pengaruh terhadap pengetahuan dan pemahaman mahasiswa itu sendiri.

Diharapkan pengetahuan mahasiswa terhadap benda cagar budaya Kota Gorontalo

dapat mendukung identitas Kota Gorontalo sebagai salah satu daerah yang

memiliki sejarah panjang, serta memberi pengalaman baru yaitu mahasiswa dapat

memahami dinamika masyarakat, nilai historis benda cagar budaya, kondisi riil

benda cagar budaya yang kurang terawat dan kurang mendapatkan perhatian dari

pemerintah Kota Gorontalo.

Pemahaman benda cagar budaya ini membuka cakrawala dan wacana

mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo agar dapat

bersikap positif mengenai suatu objek sejarah ketika mereka mengetahui kondisi

riil benda cagar budaya saat ini. Pemahaman identitas benda cagar budaya

Page 120: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

mendorong mahasiswa juga mampu mengidentifikasi bahwa benda cagar budaya

dapat dijadikan sebagai salah satu indikator (parameter) untuk memberikan citra

suatu kota. Keberadaan dan pelestarian benda cagar budaya dalam suatu kota bisa

digunakan untuk mendukung kota mendapat identitas atau ciri khas yang berbeda-

beda dengan kota lainnya. Demikian juga dengan Kota Gorontalo yang dapat

diidentifikasi oleh mahasiswa melalui beberapa peninggalan benda cagar budaya

yang tersisa yang sebahagian besar memiliki nilai historis yang tinggi.

D. Pembahasan

1. Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai Sumber

Belajar Sejarah Dalam Menunjang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo.

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

dengan subyek penelitian mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo yang sedang menempuh mata kuliah sejarah kebudayaan

Indonesia pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Ada beberapa mata kuliah

di jurusan Pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang memanfaatkan

Perkuliahan Luar Kelas (PLK) sebagai bagian dari proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan karena ada beberapa mata kuliah pada semester ini yang menerapkan

model perkuliahan di kelas dan luar kelas (PLK). Sistem PLK pada beberapa mata

kuliah ini bertujuan membantu pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah

di Universitas Negeri Gorontalo. Menurut Surya Kobi (wawancara, 10 Oktober

2011) menjelaskan bahwa tujuan umum dari sistem PLK ini untuk memberikan

pemahaman akan wujud kongkrit/fisik suatu kompetensi mata kuliah. Sedangkan

tujuan khususnya mengajarkan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di

Page 121: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Universitas Negeri Gorontalo untuk dapat menerapkan objek-objek tersebut

sebagai sumber belajar sejarah.

Selain mata kuliah sejarah kebudayaan Indonesia ada mata kuliah yang

memanfaatkan sistem PLK yakni mata kuliah Sejarah Lokal. Sedangkan objek-

objek yang dipelajari dalam PLK bisa dimanfaatkan menjadi sumber belajar

sejarah. Selain melalui PLK ada beberapa objek-objek pembelajaran sejarah yang

dapat diungkapkan secara lisan maupun melalui media belajar sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu pemanfaatan obyek sebagai

sumber dan media belajar sejarah dalam proses pembelajaran pada mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo terkait dengan

keberadaan benda cagar budaya adalah melalui studi observasi.

Keberadaan benda cagar budaya sebenarnya berfungsi sebagai sumber

belajar yang bermanfaat untuk memahami perkembangan hasil-hasil kebudayaan,

khususnya tentang hasil dan sejarah perkembangan budaya bangsa Indonesia,

sehingga posisi benda cagar budaya menjadi bagian penting sebagai sumber

belajar yang dapat dimanfaatkan secara optimal dapat berperan untuk

mengembangkan pemahaman sejarah dan jatidiri bangsa (mentifact). Warisan

budaya bangsa yang tidak ternilai harganya ini memerlukan perlindungan khusus

karena memegang peranan dan fungsi penting dalam rangka pembinaan

kebudayaan bangsa dan sejarah nasional Indonesia.

Ada beberapa dosen yang telah memanfaatkan keberadaan benda cagar

budaya sebagai sumber belajar sejarah . Pemanfaatan ini sudah dilaksanakan

sekitar 2 dosen melalui kegiatan perkuliahan di kelas maupun di luar kelas.

Page 122: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Menurut Darwin Une sebagai dosen Sejarah Kebudayaan Indonesia (Wawancara,

11 Oktober 2011) menjelaskan bahwa pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo belum secara optimal dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, hal

ini didasarkan oleh pertimbangan bahwa ada beberapa benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang masih kurang representativ untuk dijadikan sumber belajar

sejarah, karena sebagian besar benda cagar budaya Kota Gorontalo belum

memiliki deskripsi yang jelas . Mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan

Sejarah Lokal sudah mulai mengawali untuk memanfaatkan benda cagar budaya

Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah sejak 3 semester sebelumnya

sebagai tugas studi observasi. Hasilnya menunjukkan pengetahuan, pemahaman

dan pengalaman yang menarik bagi mahasiswa untuk secara langsung mengetahui

dan memahami nilai historis, artistektural, pelestarian dan pemanfaatannya

sebagai sumber belajar sejarah yang efektif. Tujuan dari tugas observasi tersebut

agar mahasiswa tidak terbebani dengan biaya besar dalam menelusuri obyek

peninggalan sejarah di Kota Gorontalo dan lebih bisa memanfaatkan potensi Kota

tinggal mereka sendiri secara optimal dan berkesinambungan.

Umumnya pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah masih terfokus pada peninggalan-peninggalan sejarah masa Prasejarah

Indonesia di luar Kota Gorontalo . Sedangkan benda cagar budaya yang terkait

dengan peninggalan sejarah sebagai konseptor khususnya di Kota Gorontalo

belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada pembelajaran di

kelas untuk memahami beberapa contoh peninggalan sejarah seperti pada mata

Page 123: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan dan

hasil studi observasi yang dilakukan mahasiswa angkatan 2009 yang telah

memanfaatkan secara langsung benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai

sumber belajar sejarah. Beragam pengetahuan, pengalaman dan pemahaman

tentang benda cagar budaya pada mahasiswa saat studi observasi telah

memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga untuk melestarikan

benda cagar budaya sebagai salah satu aset perjuangan masyarakat Kota

Gorontalo.

Keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo di seluruh wilayah Kota

Gorontalo belum semuanya dapat dilindungi oleh Pemkot Gorontalo. Hal ini yang

mendorong pengetahuan tentang benda cagar budaya perlu dipupuk kembali untuk

menumbuhkan sikap pelestarian dan pemahaman akan identitas benda cagar

budaya yang ada di Kota Gorontalo. Keberadaan benda cagar budaya ini menjadi

salah satu unsur nilai lebih yang perlu ditanamkan dalam proses pemahaman

pembelajaran sejarah dan bisa menjadi salah satu sumber belajar sejarah.

Dosen sebagai fasilitator belajar dalam hal ini membawa peranan penting

untuk memberikan informasi keberadaan, jenis dan ciri suatu benda cagar budaya.

Dosen yang memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah

dalam pengamatan peneliti, telah berusaha menciptakan situasi belajar kondusif

dengan memberikan wacana, pengertian, nilai historis dari beberapa benda cagar

budaya tersebut. Khusus untuk pemahaman benda cagar budaya Kota Gorontalo

peneliti menemukan mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia yang ditempuh

oleh mahasiswa angkatan 2010 telah dijelaskan < 3 benda cagar budaya Kota

Page 124: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Gorontalo yang memiliki nilai historis, pengetahuan mahasiswa ini juga didukung

dari observasi langsung beberapa mahasiswa di lapangan untuk mengetahui

secara lebih jelas informasi dari benda cagar budaya tersebut. (Observasi, 22

Oktober 2011).

Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dengan

memberikann tugas observasi untuk membandingkan kondisi riil benda cagar

budaya saat ini mendorong kreasi dan apresiasi mahasiswa meningkat. Tujuan

dari tugas studi observasi ini mengetahui pengetahuan dan pemahaman mahasiswa

agar bisa menelusuri benda cagar budaya tersebut agar bisa dimanfaatkan menjadi

sumber belajar sejarah atau tidak. Bentuk tagihan laporan hasil observasi tersebut

mendorong mahasiswa khususnya angkatan 2010 dengan semangat dan antusias

menggali sumber informasi tentang benda cagar budaya yang mereka observasi.

Hasil laporan tersebut menjadi tolak ukur tingkat pengetahuan dan pemahaman

benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah yang nilai historisnya dapat

digali dari beragam sumber belajar lainnya.

Penelusuran nilai historis yang dilakukan oleh mahasiswa selama

observasi banyak mengalami kendala birokrasi. Beberapa kendala diantaranya

adanya ijin berkunjung ke lokasi benda cagar budaya yang saat ini sudah

difungsikan sebagai perkantoran pemerintahan. Minimnya informasi historis dari

setiap benda cagar budaya baik dari data instansi pemerintah maupun memori

kolektif mayarakat sekitarnya mendorong mahasiswa kreatif menggali informasi

dari berbagai sumber. Kreatifivitas ini mendorong mahasiswa bisa menelusuri

arsip, dokumen, informasi media, tradisi lisan dan wawancara langsung.

Page 125: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Kebersamaan saat observasi lapangan memberikan pengalaman mendalam pada

setiap mahasiswa saat itu (Observasi, 22 Oktober 2011).

Menurut Zur’ain, mahasiswa (Wawancara, 24 Okktober 2011) pengalaman

ketika observasi memberikan nilai positif dalam proses pemahaman mahasiswa

akan identitas benda cagar budaya Kota Gorontalo. Penelusuran nilai historis dari

masing-masing benda cagar budaya tersebut juga memberikan pengalaman

terhadap mahasiswa tentang proses pencarian dan kritik sumber sejarah dapat

dijadikan sumber sejarah maupun sumber belajar .

Interaksi antara keberadaan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah dan proses pengetahuan dan pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan

sejarah di Universitas Negeri Gorontalo mempunyai pengaruh. Pengaruh tersebut

membantu proses pengetahuan dan pemahaman pembelajaran sejarah sebagai

suatu pola dasar dari suatu proses pemahaman dan proses mentransfer

pengetahuan, ketrampilan serta penanaman sikap. Pemahaman bahwa benda cagar

budaya dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarag justru memberikan

pengaruh yang dapat mencerminkan sikap arif menyongsong perubahan jaman

yangn pesat saat ini. Melalui pemahaman nilai sejarah, mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo dapat membuat simpulan atau

generalisasi dan membuat prediksi berdasarkan pada pengertian yang telah

diperolehnya setelah terjun ke lapangan dengan mencermati, menelaah informasi

dan memahami makna atau nilai historis dari peristiwa atau kisah dibalik

keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo itu sendiri.

Page 126: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Keberadaan benda cagar budaya sebagai warisan sejarah perjuangan

bangsa dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah untuk memahami nilai

historisnya. Benda cagar budaya yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media

pengajaran dan alat bantu untuk mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi

serta metode mengajar. Optimalisasi benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah dapat dilakukan secara kontinyu sehingga dapat menumbuhkan

pemahaman dan kesadaran pelestarian benda cagar budaya sebagai salah satu

bagian dari pemahaman akan sejarah perjuangan bangsa. Kesadaran sejarah ini

mendorong kesadaran untuk menghimpun jejak-jejak sejarah dari benda cagar

budaya tersebut menjadi dianggap memiliki nilai penting.

Kesadaran terhadap pelestarian benda cagar budaya ini perlu mendapat

dukungan. Penggalian pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,

watak dan kepribadian mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo. Hal ini lebih ditekankan pada proses pemahaman sejarah dan

nilai benda cagar budaya, sebab pemahaman ini mampu membangkitkan minat

belajar mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo

untuk terus belajar

Pengajaran nilai sejarah mengacu pada tujuan pendidikan yang lebih luas.

Sasaran umum pembelajaran sejarah menurut S.K. Kochhar (2008: 27) adalah :

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri melalui perspektif

sejarah sebagai wujud hasil interaksi di masa lampau dengan lingkungan

Page 127: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

tertentu. Tanpa pendalaman terhadap faktor dan nilai sejarah orang akan

gagal memahami identitasnya sendiri.

2. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan

masyarakat, dimana konsep-konsep ini dapat menunjukkan kaitan antara

masa sekarang dan masa lampau sebagai bagian dari sejarah perjuangan

suatu bangsa. Tanpa kronologis dan konsep diatas kausalitas sejarah

perjuangan dan pemahaman nilai suatu bangsa sulit terwujud.

3. Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah

dicapai oleh generasinya.

4. Mengajarkan toleransi untuk menerima perbedaan nilai antar individu.

5. Menanamkan sikap intelektual untuk memahami sejarah sebagai suatu

system kerja mental untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman nilai

sejarah.

6. Memperluas cakrawala intelektualitas peserta didik dalam mengambil

keputusan penting secara bijaksana, rasional dan objektif dengan.

mempertimbangkan kausalitas dan kronologis masa lampau-masa kini-

masa akan datang.

7. Mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai suatu bentuk pengetahuan

praktis dengan memahami pengalaman masa lampau dan nilai-nilai

historis yang menyertainya.

Dalam hal ini sejarah berperan untuk mengembangkan kesadaran

individual peserta didik dalam membangun kehidupan pribadi, anggota

masyarakat, negara dan bangsa. Jadi konsekuensi logisnya pengajaran sejarah

Page 128: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

merupakan sarana pengembangan kepribadian dan karakter yang berwawasan

kebangsaan dan berdimensi internasional.

Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah ini

menuntut kejelian pengajar untuk memilih tersedianya kelengkapan dokumen,

benda, manfaat dan nilai historisnya. Mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia

adalah salah satu mata kuliah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo yang banyak membahas tentang hasil kebudayaan dan benda –benda

peninggalan di Indonesia secara khusus. Melalui mata kuliah Sejarah kebudayaan

Indonesia menurut peneliti sudah mulai nampak sedikit adanya upaya

membelajarkan nilai historis benda cagar budaya untuk menumbuhkan sikap

pelestarian. Kondisi riil benda cagar budaya yang telah diobservasi mahasiswa

telah memberikan manfaat rekreatif, edukatif dan apresiatif bagi mahasiswa.

2. Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya Di Kota Gorontalo.

Pengertian tentang kategori benda cagar budaya yang ternyata tidak hanya

berupa bangunan dan situs dapat membuka cakrawala pengetahuan mereka.

Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori benda cagar budaya masih

bersifat umum. Pengetahuan ini didasarkan pada pemanfaatan benda cagar budaya

sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada peninggalan situs, benda cagar

budaya dan peninggalan sejarah yanga ada di luar Kota Gorontalo, sedangkan

benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo belum sepenuhnya dimanfaatkan

dengan baik.

Page 129: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

Berdasarkan penelitian diperoleh pemahaman bahwa pengertian benda

cagar budaya secara umum di lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah

di Universitas Negeri Gorontalo sudah dikenal dengan baik. Pemahaman ini

berkaitan dengan pemahaman bahwa pengertian benda cagar budaya masih

mengacu pada peninggalan kuno bersejarah terutama percandian dan situs

prasejarah yang sudah diajarkan pada mata kuliah sejarah yang lain. Sedangkan

bangunan kuno dan peninggalan benda cagar budaya Kota Gorontalo belum

dipahami oleh mahasiswa sebagai bagian dari benda cagar budaya, tetapi tidak

semua peninggalan benda cagar budaya ini dapat dijadikan sumber belajar sejarah

dalam proses perkuliahan.

Melalui kuesioner dan tes yang disebarkan diperoleh informasi bahwa

masih banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri

Gorontalo yang belum mengetahui keberadaan benda cagar budaya Kota

Gorontalo khususnya yang terkait dengan identitas peninggalan sejarah Kota

Gorontalo itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak semua mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo berasal dari Kota Gorontalo.

Diketahui hampir 50% mahasiswa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia

Timur seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan

Papua . Heterogenitas ini dapat dilihat pada tabel 9 yang menunjukkan prosentase

daerah asal mahasiswa, yaitu :

Page 130: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

Tabel 10. Prosentase Daerah Asal Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo

No Asal Daerah Jumlah Prosentase 1 Gorontalo 177 43% 2 Sulawesi Utara 95 23% 3 Sulawesi Tengah 70 17% 4 Sulawesi Tenggara 33 8% 5 Maluku 29 7% 6 Papua 8 2% Total 412 100%

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010

Melalui data pada tabel 10 dapat diketahui bahwa heterogenitas mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo secara umum telah

mewakili tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda akan benda cagar

budaya kota Gorontal. Adapun jumlah mahasiswa semester III menurut daerah

asal dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Jumlah Mahasiswa Semester III Menurut Daerah Asal

No Daerah Asal Jumlah Mahasiswa Prosentase 1 Gorontalo 38 30% 2 Sulawesi Utara 44 35% 3 Sulawesi Tengah 38 30% 4 Sulawesi Tenggara 3 2% 5 Maluku 3 2% 6 Papua 1 1% Total 127 100%

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010

Tingkat pemahaman benda cagar budaya ternyata memerlukan perhatian

untuk dikenalkan lebih lanjut, khususnya terkait dengan keberadaan benda cagar

budaya yang menyankut pengetahuan dan pemahaman nilai yang terkandung

Page 131: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

pada setiap benda cagar budaya yang ada. Hal ini pula dapat dilihat dari

pengetahuan dan pemahaman mahasiswa semester III yang sedang menempuh

mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan jumlah mahasiswa sebanyak

136 orang seperti hasil data pada tabel 12 di bawah ini :

Tabel 12. Pemahaman dan Pengetahuan Mahasiswa Semester III Tentang

Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No Uraian Jumlah Prosentase 1 Pengertian Benda Cagar Budaya 127 100% 2 UUD Benda Cagar Budaya No. 11. Tahun 2010 72 62% 3 Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo 30 22% 4 Jenis Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo 20 14% 5 Nilai – Nilai yang terkandung pada benda cagar

budaya Kota Gorontalo 17 13%

Sumber : Data olahan dari tes dan wawancara

Tingkat pengetahuan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo akan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo ini

ternyata kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hanya 49 %

mahasiswa yang mengetahui keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung

pada benda cagar budaya Kota Gorontalo. Sedangkan rata-rata yang menyebutkan

tidak mengetahui tentang keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung pada

benda cagar budaya Kota Gorontalo sebanyak 51%. Pengetahuan dan pemahaman

lokasi keberadaan benda cagar budaya dan nilai historis dari benda cagar budaya

tersebut juga kurang diketahui oleh mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di

Universitas Negeri Gorontalo. Hal ini mendorong diperlukan perhatian yang besar

untuk memanfaatkan benda cagar budaya di lingkungan sekitar Kota Gorontalo

tersebut sebagai sumber belajar sejarah.

Page 132: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

Pengertian mahasiswa tentang kategori/jenis benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang ternyata tidak hanya berupa bangunan dan situs tidak dapat

membuka cakrawala pengetahuan dan pemahaman mereka akan benda cagar

budaya. Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori cagar budaya masih

bersifat umum yaitu berupa bangunan atau peninggalan kuno (artefak) yang

umurnya lebih dari 50 tahun dan dilindungi oleh pemerintah sebagai benda cagar

budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Menurut Yayan Yususf

(Mahasiswa, wawancara, 24 Oktober 2011), pemahaman, pengetahuan dan

pengertian jenis benda cagar budaya masih bersifat sempit bahkan tidak sama

sekali. Hal ini disebabkan karena pendeskripsian benda cagar budaya Kota

Gorontalo tidak baik serta pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah lebih ditekankan pada observasi di luar Kota Gorontalo, sedangkan

benda cagar budaya Kota Gorontalo belum banyak diperhatikan dan dimanfaatkan

secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan pengetahuan

mahasiswa yang berasal dari Kota Gorontalo maupun luar Kota Gorontalo pada

tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Pemahaman Mahasiswa Semester III Tentang Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No Asal Daerah Mahasiswa Jumlah Prosentase

Pemahaman 1 Gorontalo 38 67% 2 Sulawesi Utara 44 13% 3 Sulawesi Tengah 38 8% 4 Sulawesi Tenggara 3 6% 5 Maluku 3 3% 6 Papua 1 3%

Sumber : Tes dan Hasil Wawancara

Page 133: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

Pada tabel 13 diatas, tingkat pemahaman tentang keberadaan benda cagar

budaya pada mahasiswa asal Gorontalo lebih baik daripada mahasiswa lainnya.

Hal ini disebabkan karena memori kolektif yang berkembang dalam lingkungan

masyarakat dan mahasiswa sering hanya mengetahui keberadaan lokasi dan jalan

tempat benda cagar budaya, sedangkan nilai historisnya tidak begitu jelas.

Mahasiswa Kota Gorontalo secara teknis didaulat oleh rekan mahasiswa lainnya

sebagai penunjuk jalan.

Minimnya informasi tentang keberadaan benda cagar budaya mendorong

masyarakat umum khususnya mahasiswa juga kurang mengetahui bagaimana

menggali informasi nilai sejarah yang terkandung pada masing-masing benda

cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo tersebut. Tetapi secara umum,

mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang berasal

dari Kota Gorontalo sudah mengenal beberapa benda cagar budaya Kota

Gorontalo dan beberapa bangunan kuno yang kurang terawat dibeberapa wilayah

Kota Gorontalo. Namun, nama bangunan benda cagar budaya dan nilai historis

yang terkandung dari masing-masing bangunan tersebut tidak semua mahasiswa

mengetahui dan paham. Kenyataan ini terjadi juga pada mahasiswa yang asli

berasal dari Kota Gorontalo yang tidak sepenuhnya mengetahui nilai historis dari

bangunan-bangunan benda cagar budaya tersebut.

Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo

sebagai bagian dari masyarakat merupakan penerus tongkat estafet perjuangan di

masa yang akan datang. Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

Page 134: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

sejarah menjadi salah satu langkah awal untuk melestarikan keberadaan benda

cagar budaya Kota Gorontalo pada generasi berikutnya.

Page 135: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Pembahasan

1. Pemanfaatan Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo Sebagai Sumber

Belajar Sejarah Dalam Menunjang Pembelajaran Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo.

Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011

dengan subyek penelitian mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo yang sedang menempuh mata kuliah sejarah kebudayaan

Indonesia pada semester ganjil tahun ajaran 2010/2011. Ada beberapa mata kuliah

di jurusan Pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang memanfaatkan

Perkuliahan Luar Kelas (PLK) sebagai bagian dari proses pembelajaran. Hal ini

dilakukan karena ada beberapa mata kuliah pada semester ini yang menerapkan

model perkuliahan di kelas dan luar kelas (PLK). Sistem PLK pada beberapa mata

kuliah ini bertujuan membantu pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan sejarah

di Universitas Negeri Gorontalo. Menurut Surya Kobi (wawancara, 10 Oktober

2011) menjelaskan bahwa tujuan umum dari sistem PLK ini untuk memberikan

pemahaman akan wujud kongkrit/fisik suatu kompetensi mata kuliah. Sedangkan

tujuan khususnya mengajarkan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di

Universitas Negeri Gorontalo untuk dapat menerapkan objek-objek tersebut

sebagai sumber belajar sejarah.

Selain mata kuliah sejarah kebudayaan Indonesia ada mata kuliah yang

memanfaatkan sistem PLK yakni mata kuliah Sejarah Lokal. Sedangkan objek-

Page 136: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

objek yang dipelajari dalam PLK bisa dimanfaatkan menjadi sumber belajar

sejarah. Selain melalui PLK ada beberapa objek-objek pembelajaran sejarah yang

dapat diungkapkan secara lisan maupun melalui media belajar sehingga dapat

dimanfaatkan sebagai sumber belajar. Salah satu pemanfaatan obyek sebagai

sumber dan media belajar sejarah dalam proses pembelajaran pada mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo terkait dengan

keberadaan benda cagar budaya adalah melalui studi observasi.

Keberadaan benda cagar budaya sebenarnya berfungsi sebagai sumber

belajar yang bermanfaat untuk memahami perkembangan hasil-hasil kebudayaan,

khususnya tentang hasil dan sejarah perkembangan budaya bangsa Indonesia,

sehingga posisi benda cagar budaya menjadi bagian penting sebagai sumber

belajar yang dapat dimanfaatkan secara optimal dapat berperan untuk

mengembangkan pemahaman sejarah dan jatidiri bangsa (mentifact). Warisan

budaya bangsa yang tidak ternilai harganya ini memerlukan perlindungan khusus

karena memegang peranan dan fungsi penting dalam rangka pembinaan

kebudayaan bangsa dan sejarah nasional Indonesia.

Ada beberapa dosen yang telah memanfaatkan keberadaan benda cagar

budaya sebagai sumber belajar sejarah . Pemanfaatan ini sudah dilaksanakan

sekitar 2 dosen melalui kegiatan perkuliahan di kelas maupun di luar kelas.

Menurut Darwin Une sebagai dosen Sejarah Kebudayaan Indonesia (Wawancara,

11 Oktober 2011) menjelaskan bahwa pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo belum secara optimal dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah, hal

ini didasarkan oleh pertimbangan bahwa ada beberapa benda cagar budaya Kota

Page 137: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Gorontalo yang masih kurang representativ untuk dijadikan sumber belajar

sejarah, karena sebagian besar benda cagar budaya Kota Gorontalo belum

memiliki deskripsi yang jelas . Mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan

Sejarah Lokal sudah mulai mengawali untuk memanfaatkan benda cagar budaya

Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah sejak 3 semester sebelumnya

sebagai tugas studi observasi. Hasilnya menunjukkan pengetahuan, pemahaman

dan pengalaman yang menarik bagi mahasiswa untuk secara langsung mengetahui

dan memahami nilai historis, artistektural, pelestarian dan pemanfaatannya

sebagai sumber belajar sejarah yang efektif. Tujuan dari tugas observasi tersebut

agar mahasiswa tidak terbebani dengan biaya besar dalam menelusuri obyek

peninggalan sejarah di Kota Gorontalo dan lebih bisa memanfaatkan potensi Kota

tinggal mereka sendiri secara optimal dan berkesinambungan.

Umumnya pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah masih terfokus pada peninggalan-peninggalan sejarah masa Prasejarah

Indonesia di luar Kota Gorontalo . Sedangkan benda cagar budaya yang terkait

dengan peninggalan sejarah sebagai konseptor khususnya di Kota Gorontalo

belum sepenuhnya dimanfaatkan. Pemanfaatan benda cagar budaya Kota

Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada pembelajaran di

kelas untuk memahami beberapa contoh peninggalan sejarah seperti pada mata

kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari pengamatan dan

hasil studi observasi yang dilakukan mahasiswa angkatan 2009 yang telah

memanfaatkan secara langsung benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai

sumber belajar sejarah. Beragam pengetahuan, pengalaman dan pemahaman

Page 138: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

tentang benda cagar budaya pada mahasiswa saat studi observasi telah

memberikan pengalaman dan pengetahuan yang berharga untuk melestarikan

benda cagar budaya sebagai salah satu aset perjuangan masyarakat Kota

Gorontalo.

Keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo di seluruh wilayah Kota

Gorontalo belum semuanya dapat dilindungi oleh Pemkot Gorontalo. Hal ini yang

mendorong pengetahuan tentang benda cagar budaya perlu dipupuk kembali untuk

menumbuhkan sikap pelestarian dan pemahaman akan identitas benda cagar

budaya yang ada di Kota Gorontalo. Keberadaan benda cagar budaya ini menjadi

salah satu unsur nilai lebih yang perlu ditanamkan dalam proses pemahaman

pembelajaran sejarah dan bisa menjadi salah satu sumber belajar sejarah.

Dosen sebagai fasilitator belajar dalam hal ini membawa peranan penting

untuk memberikan informasi keberadaan, jenis dan ciri suatu benda cagar budaya.

Dosen yang memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah

dalam pengamatan peneliti, telah berusaha menciptakan situasi belajar kondusif

dengan memberikan wacana, pengertian, nilai historis dari beberapa benda cagar

budaya tersebut. Khusus untuk pemahaman benda cagar budaya Kota Gorontalo

peneliti menemukan mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia yang ditempuh

oleh mahasiswa angkatan 2010 telah dijelaskan < 3 benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang memiliki nilai historis, pengetahuan mahasiswa ini juga didukung

dari observasi langsung beberapa mahasiswa di lapangan untuk mengetahui

secara lebih jelas informasi dari benda cagar budaya tersebut. (Observasi, 22

Oktober 2011).

Page 139: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah dengan

memberikann tugas observasi untuk membandingkan kondisi riil benda cagar

budaya saat ini mendorong kreasi dan apresiasi mahasiswa meningkat. Tujuan

dari tugas studi observasi ini mengetahui pengetahuan dan pemahaman mahasiswa

agar bisa menelusuri benda cagar budaya tersebut agar bisa dimanfaatkan menjadi

sumber belajar sejarah atau tidak. Bentuk tagihan laporan hasil observasi tersebut

mendorong mahasiswa khususnya angkatan 2010 dengan semangat dan antusias

menggali sumber informasi tentang benda cagar budaya yang mereka observasi.

Hasil laporan tersebut menjadi tolak ukur tingkat pengetahuan dan pemahaman

benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah yang nilai historisnya dapat

digali dari beragam sumber belajar lainnya.

Penelusuran nilai historis yang dilakukan oleh mahasiswa selama

observasi banyak mengalami kendala birokrasi. Beberapa kendala diantaranya

adanya ijin berkunjung ke lokasi benda cagar budaya yang saat ini sudah

difungsikan sebagai perkantoran pemerintahan. Minimnya informasi historis dari

setiap benda cagar budaya baik dari data instansi pemerintah maupun memori

kolektif mayarakat sekitarnya mendorong mahasiswa kreatif menggali informasi

dari berbagai sumber. Kreatifivitas ini mendorong mahasiswa bisa menelusuri

arsip, dokumen, informasi media, tradisi lisan dan wawancara langsung.

Kebersamaan saat observasi lapangan memberikan pengalaman mendalam pada

setiap mahasiswa saat itu (Observasi, 22 Oktober 2011).

Menurut Zur’ain, mahasiswa (Wawancara, 24 Okktober 2011) pengalaman

ketika observasi memberikan nilai positif dalam proses pemahaman mahasiswa

Page 140: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

akan identitas benda cagar budaya Kota Gorontalo. Penelusuran nilai historis dari

masing-masing benda cagar budaya tersebut juga memberikan pengalaman

terhadap mahasiswa tentang proses pencarian dan kritik sumber sejarah dapat

dijadikan sumber sejarah maupun sumber belajar .

Interaksi antara keberadaan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah dan proses pengetahuan dan pemahaman mahasiswa jurusan pendidikan

sejarah di Universitas Negeri Gorontalo mempunyai pengaruh. Pengaruh tersebut

membantu proses pengetahuan dan pemahaman pembelajaran sejarah sebagai

suatu pola dasar dari suatu proses pemahaman dan proses mentransfer

pengetahuan, ketrampilan serta penanaman sikap. Pemahaman bahwa benda cagar

budaya dapat digunakan sebagai sumber belajar sejarag justru memberikan

pengaruh yang dapat mencerminkan sikap arif menyongsong perubahan jaman

yangn pesat saat ini. Melalui pemahaman nilai sejarah, mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo dapat membuat simpulan atau

generalisasi dan membuat prediksi berdasarkan pada pengertian yang telah

diperolehnya setelah terjun ke lapangan dengan mencermati, menelaah informasi

dan memahami makna atau nilai historis dari peristiwa atau kisah dibalik

keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo itu sendiri.

Keberadaan benda cagar budaya sebagai warisan sejarah perjuangan

bangsa dapat dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah untuk memahami nilai

historisnya. Benda cagar budaya yang tersedia dapat dimanfaatkan sebagai media

pengajaran dan alat bantu untuk mendukung usaha-usaha pelaksanaan strategi

serta metode mengajar. Optimalisasi benda cagar budaya sebagai sumber belajar

Page 141: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

sejarah dapat dilakukan secara kontinyu sehingga dapat menumbuhkan

pemahaman dan kesadaran pelestarian benda cagar budaya sebagai salah satu

bagian dari pemahaman akan sejarah perjuangan bangsa. Kesadaran sejarah ini

mendorong kesadaran untuk menghimpun jejak-jejak sejarah dari benda cagar

budaya tersebut menjadi dianggap memiliki nilai penting.

Kesadaran terhadap pelestarian benda cagar budaya ini perlu mendapat

dukungan. Penggalian pengetahuan masa lampau tersebut mengandung nilai-nilai

kearifan yang dapat digunakan untuk melatih kecerdasan, membentuk sikap,

watak dan kepribadian mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo. Hal ini lebih ditekankan pada proses pemahaman sejarah dan

nilai benda cagar budaya, sebab pemahaman ini mampu membangkitkan minat

belajar mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo

untuk terus belajar

Pengajaran nilai sejarah mengacu pada tujuan pendidikan yang lebih luas.

Sasaran umum pembelajaran sejarah menurut S.K. Kochhar (2008: 27) adalah :

1. Mengembangkan pemahaman tentang diri sendiri melalui perspektif

sejarah sebagai wujud hasil interaksi di masa lampau dengan lingkungan

tertentu. Tanpa pendalaman terhadap faktor dan nilai sejarah orang akan

gagal memahami identitasnya sendiri.

2. Memberikan gambaran yang tepat tentang konsep waktu, ruang dan

masyarakat, dimana konsep-konsep ini dapat menunjukkan kaitan antara

masa sekarang dan masa lampau sebagai bagian dari sejarah perjuangan

Page 142: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

suatu bangsa. Tanpa kronologis dan konsep diatas kausalitas sejarah

perjuangan dan pemahaman nilai suatu bangsa sulit terwujud.

3. Membuat masyarakat mampu mengevaluasi nilai-nilai dan hasil yang telah

dicapai oleh generasinya.

4. Mengajarkan toleransi untuk menerima perbedaan nilai antar individu.

5. Menanamkan sikap intelektual untuk memahami sejarah sebagai suatu

system kerja mental untuk menumbuhkan kesadaran dan pemahaman nilai

sejarah.

6. Memperluas cakrawala intelektualitas peserta didik dalam mengambil

keputusan penting secara bijaksana, rasional dan objektif dengan.

mempertimbangkan kausalitas dan kronologis masa lampau-masa kini-

masa akan datang.

7. Mengajarkan prinsip-prinsip moral sebagai suatu bentuk pengetahuan

praktis dengan memahami pengalaman masa lampau dan nilai-nilai

historis yang menyertainya.

Dalam hal ini sejarah berperan untuk mengembangkan kesadaran

individual peserta didik dalam membangun kehidupan pribadi, anggota

masyarakat, negara dan bangsa. Jadi konsekuensi logisnya pengajaran sejarah

merupakan sarana pengembangan kepribadian dan karakter yang berwawasan

kebangsaan dan berdimensi internasional.

Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah ini

menuntut kejelian pengajar untuk memilih tersedianya kelengkapan dokumen,

benda, manfaat dan nilai historisnya. Mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia

Page 143: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

adalah salah satu mata kuliah di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo yang banyak membahas tentang hasil kebudayaan dan benda –benda

peninggalan di Indonesia secara khusus. Melalui mata kuliah Sejarah kebudayaan

Indonesia menurut peneliti sudah mulai nampak sedikit adanya upaya

membelajarkan nilai historis benda cagar budaya untuk menumbuhkan sikap

pelestarian. Kondisi riil benda cagar budaya yang telah diobservasi mahasiswa

telah memberikan manfaat rekreatif, edukatif dan apresiatif bagi mahasiswa.

2. Pemahaman Mahasiswa Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo Terhadap Peninggalan Benda Cagar Budaya Di Kota Gorontalo.

Pengertian tentang kategori benda cagar budaya yang ternyata tidak hanya

berupa bangunan dan situs dapat membuka cakrawala pengetahuan mereka.

Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori benda cagar budaya masih

bersifat umum. Pengetahuan ini didasarkan pada pemanfaatan benda cagar budaya

sebagai sumber belajar sejarah masih terfokus pada peninggalan situs, benda cagar

budaya dan peninggalan sejarah yanga ada di luar Kota Gorontalo, sedangkan

benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo belum sepenuhnya dimanfaatkan

dengan baik.

Berdasarkan penelitian diperoleh pemahaman bahwa pengertian benda

cagar budaya secara umum di lingkungan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah

di Universitas Negeri Gorontalo sudah dikenal dengan baik. Pemahaman ini

berkaitan dengan pemahaman bahwa pengertian benda cagar budaya masih

mengacu pada peninggalan kuno bersejarah terutama percandian dan situs

prasejarah yang sudah diajarkan pada mata kuliah sejarah yang lain. Sedangkan

Page 144: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

bangunan kuno dan peninggalan benda cagar budaya Kota Gorontalo belum

dipahami oleh mahasiswa sebagai bagian dari benda cagar budaya, tetapi tidak

semua peninggalan benda cagar budaya ini dapat dijadikan sumber belajar sejarah

dalam proses perkuliahan.

Melalui kuesioner dan tes yang disebarkan diperoleh informasi bahwa

masih banyak mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah di Universitas Negeri

Gorontalo yang belum mengetahui keberadaan benda cagar budaya Kota

Gorontalo khususnya yang terkait dengan identitas peninggalan sejarah Kota

Gorontalo itu sendiri. Hal ini disebabkan tidak semua mahasiswa jurusan

pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo berasal dari Kota Gorontalo.

Diketahui hampir 50% mahasiswa berasal dari berbagai wilayah di Indonesia

Timur seperti Sulawesi Utara, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, Maluku dan

Papua . Heterogenitas ini dapat dilihat pada tabel 9 yang menunjukkan prosentase

daerah asal mahasiswa, yaitu :

Tabel 10. Prosentase Daerah Asal Mahasiswa Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo

No Asal Daerah Jumlah Prosentase 1 Gorontalo 177 43% 2 Sulawesi Utara 95 23% 3 Sulawesi Tengah 70 17% 4 Sulawesi Tenggara 33 8% 5 Maluku 29 7% 6 Papua 8 2% Total 412 100%

Page 145: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010

Melalui data pada tabel 10 dapat diketahui bahwa heterogenitas mahasiswa

jurusan pendidikan sejarah di Universitas Negeri Gorontalo secara umum telah

mewakili tingkat pengetahuan dan pemahaman yang berbeda akan benda cagar

budaya kota Gorontal. Adapun jumlah mahasiswa semester III menurut daerah

asal dapat dilihat pada tabel 11 di bawah ini :

Tabel 11. Jumlah Mahasiswa Semester III Menurut Daerah Asal

No Daerah Asal Jumlah Mahasiswa Prosentase 1 Gorontalo 38 30% 2 Sulawesi Utara 44 35% 3 Sulawesi Tengah 38 30% 4 Sulawesi Tenggara 3 2% 5 Maluku 3 2% 6 Papua 1 1% Total 127 100%

Sumber : Evaluasi Diri Jurusan Pendidikan Sejarah 2010

Tingkat pemahaman benda cagar budaya ternyata memerlukan perhatian

untuk dikenalkan lebih lanjut, khususnya terkait dengan keberadaan benda cagar

budaya yang menyankut pengetahuan dan pemahaman nilai yang terkandung

pada setiap benda cagar budaya yang ada. Hal ini pula dapat dilihat dari

pengetahuan dan pemahaman mahasiswa semester III yang sedang menempuh

mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dengan jumlah mahasiswa sebanyak

136 orang seperti hasil data pada tabel 12 di bawah ini :

Page 146: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 12. Pemahaman dan Pengetahuan Mahasiswa Semester III Tentang

Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No Uraian Jumlah Prosentase 1 Pengertian Benda Cagar Budaya 127 100% 2 UUD Benda Cagar Budaya No. 11. Tahun 2010 72 62% 3 Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo 30 22% 4 Jenis Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo 20 14% 5 Nilai – Nilai yang terkandung pada benda cagar

budaya Kota Gorontalo 17 13%

Sumber : Data olahan dari tes dan wawancara

Tingkat pengetahuan mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di Universitas

Negeri Gorontalo akan benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo ini

ternyata kurang baik. Hal ini dapat dilihat pada tabel di atas bahwa hanya 49 %

mahasiswa yang mengetahui keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung

pada benda cagar budaya Kota Gorontalo. Sedangkan rata-rata yang menyebutkan

tidak mengetahui tentang keberadaan, jenis dan nilai-nilai yang terkandung pada

benda cagar budaya Kota Gorontalo sebanyak 51%. Pengetahuan dan pemahaman

lokasi keberadaan benda cagar budaya dan nilai historis dari benda cagar budaya

tersebut juga kurang diketahui oleh mahasiswa jurusan pendidikan sejarah di

Universitas Negeri Gorontalo. Hal ini mendorong diperlukan perhatian yang besar

untuk memanfaatkan benda cagar budaya di lingkungan sekitar Kota Gorontalo

tersebut sebagai sumber belajar sejarah.

Pengertian mahasiswa tentang kategori/jenis benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang ternyata tidak hanya berupa bangunan dan situs tidak dapat

membuka cakrawala pengetahuan dan pemahaman mereka akan benda cagar

budaya. Selama ini mahasiswa memahami jenis dan kategori cagar budaya masih

Page 147: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

bersifat umum yaitu berupa bangunan atau peninggalan kuno (artefak) yang

umurnya lebih dari 50 tahun dan dilindungi oleh pemerintah sebagai benda cagar

budaya yang perlu dilestarikan keberadaannya. Menurut Yayan Yususf

(Mahasiswa, wawancara, 24 Oktober 2011), pemahaman, pengetahuan dan

pengertian jenis benda cagar budaya masih bersifat sempit bahkan tidak sama

sekali. Hal ini disebabkan karena pendeskripsian benda cagar budaya Kota

Gorontalo tidak baik serta pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah lebih ditekankan pada observasi di luar Kota Gorontalo, sedangkan

benda cagar budaya Kota Gorontalo belum banyak diperhatikan dan dimanfaatkan

secara optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat pemahaman dan pengetahuan

mahasiswa yang berasal dari Kota Gorontalo maupun luar Kota Gorontalo pada

tabel 13 di bawah ini :

Tabel 13. Pemahaman Mahasiswa Semester III Tentang Benda Cagar Budaya Kota Gorontalo

No Asal Daerah Mahasiswa Jumlah Prosentase

Pemahaman 1 Gorontalo 38 67% 2 Sulawesi Utara 44 13% 3 Sulawesi Tengah 38 8% 4 Sulawesi Tenggara 3 6% 5 Maluku 3 3% 6 Papua 1 3%

Sumber : Tes dan Hasil Wawancara

Pada tabel 13 diatas, tingkat pemahaman tentang keberadaan benda cagar

budaya pada mahasiswa asal Gorontalo lebih baik daripada mahasiswa lainnya.

Hal ini disebabkan karena memori kolektif yang berkembang dalam lingkungan

masyarakat dan mahasiswa sering hanya mengetahui keberadaan lokasi dan jalan

Page 148: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

tempat benda cagar budaya, sedangkan nilai historisnya tidak begitu jelas.

Mahasiswa Kota Gorontalo secara teknis didaulat oleh rekan mahasiswa lainnya

sebagai penunjuk jalan.

Minimnya informasi tentang keberadaan benda cagar budaya mendorong

masyarakat umum khususnya mahasiswa juga kurang mengetahui bagaimana

menggali informasi nilai sejarah yang terkandung pada masing-masing benda

cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo tersebut. Tetapi secara umum,

mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo yang berasal

dari Kota Gorontalo sudah mengenal beberapa benda cagar budaya Kota

Gorontalo dan beberapa bangunan kuno yang kurang terawat dibeberapa wilayah

Kota Gorontalo. Namun, nama bangunan benda cagar budaya dan nilai historis

yang terkandung dari masing-masing bangunan tersebut tidak semua mahasiswa

mengetahui dan paham. Kenyataan ini terjadi juga pada mahasiswa yang asli

berasal dari Kota Gorontalo yang tidak sepenuhnya mengetahui nilai historis dari

bangunan-bangunan benda cagar budaya tersebut.

Mahasiswa jurusan pendidikan sejarah Universitas Negeri Gorontalo

sebagai bagian dari masyarakat merupakan penerus tongkat estafet perjuangan di

masa yang akan datang. Pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar

sejarah menjadi salah satu langkah awal untuk melestarikan keberadaan benda

cagar budaya Kota Gorontalo pada generasi berikutnya.

Page 149: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

BAB V

PENUTUP

A. SIMPULAN

Benda cagar budaya Kota Gorontalo seharusnya dapat digunakan sebagai

sumber belajar sejarah mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo yakni pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia. Pemanfaatan

keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo tersebut memberikan kesimpulan

bahwa :

1. Benda cagar budaya di Kota Gorontalo memiliki dua jenis benda cagar

budaya yaitu situs dan bangunan, akan tetapi nilai historis dari benda cagar

budaya ini belum dapat mendukung pengetahuan dan pemahaman

mahasiswa Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo.

Mahasiswa sebagai masyarakat belajar belum mampu mengidentifikasi

jenis-jenis benda cagar budaya Kota Gorontalo yang sesuai dengan

identitasnya aslinya. Jenis-jenis benda cagar budaya tersebut belum bisa

mendorong mahasiswa membedakan jenis bangunan dan situs benda cagar

budaya disetiap wilayah administrasi Kota Gorontalo. Keberadaan dan

keragaman benda cagar budaya yang tersebar di sebagian besar wilayah

Kota Gorontalo seharusnya diketahui dan dapat dimanfaatkan secara

optimal olehh mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas

Negeri Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah. Pemanfaatan yang lebih

optimal ini dapat mendorong mahasiswa di Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo lebih memahami dan menumbuhkan sikap

Page 150: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

pelestarian akan fungsi dan peranan benda cagar budaya sebagai identitas

perjalanan historis Kota Gorontalo itu sendiri.

2. Mahasiswa belum mengetahui dan memahami nilai historis yang

terkandung dalam masing-masing benda cagar budaya yang ada di Kota

Gorontalo. Kurangnya pemahaman mahasiswa tersebut disebabkan oleh

kaburnya deskripsi dari benda cagar budaya yang ada di Kota Gorontalo

dan belum optimalnya pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo

pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia dan Sejarah Lokal

sebagai sumber belajar sejarah.

B. IMPLIKASI

Berdasarkan penelitian implikasi dari temuan penelitian mencakup pada

tiga hal, yakni implikasi teoritis, metodologis dan praktis. Implikasi teoritis

berhubungan dengan kontribusi bagi perkembangan teori-teori yang mencakup

tentang benda cagar budaya. Implikasi metodologis dimana proses pada penelitian

ini didasarkan atas pengamatan secara cermat dan langsung melalui studi

observasi dengan menggunakan metode penelitian kualitatif. Implikasi praktis

berkaitan dengan kontribusinya temuan penelitian terhadap pemanfaatan benda

cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah.

1. Implikasi Teoritis

Implikasi teoritis penelitian ini berkaitan dengan teori belajar sejarah,

benda cagar budaya dan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah.

Pemanfaatan benda cagar budaya oleh mahasiswa sangat penting terutama dalam

mengembangkan pengetahuan dan pemahaman terhadap setiap benda cagar

Page 151: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

budaya di Kota Gorontalo. Dari hasil analisis penelitian membuktikan bahwa

tingkat pengetahuan terhadap benda cagar budaya secara langsung akan berpengaruh

terhadap tinggi rendahnya pemahaman mahasiswa terhadap benda cagar budaya yang

ada di Kota Gorontalo, sehingga semakin baik pengetahuan tentang benda cagar

budaya yang dimiliki oleh mahasiswa maka pemahaman mahasiswa dalam belajar

juga akan baik, begitu juga sebaliknya.

2. Implikasi Metodologis

Implikasi metodologis dimana pada proses penelitian ini didasarkan atas

pengamatan secara cermat dan langsung tentang pemanfaatan benda cagar budaya

sebagai sumber belajar di Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri

Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian kualitatif

yang membahas tentang kajian fenomenologis dan diungkapkan secara deskriptif

analisis kritis, dan penelitian ini bersifat naturalistic yang memfokuskan pada

pengumpulan infomasi tentang keadaan atau realita yang sedang berlangsung

dengan menggambarkan sifat dari keadaan saat penelitian dilakukan, serta

memeriksa dari suatu gejala tertentu secara alamiah, dalam hal ini pemanfaatan

benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah di Jurusan Pendidikan Sejarah

Universitas Negeri Gorontalo.

Dari hasil analisis penelitian membuktikan bahwa terdapat kekurangan dan

keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian ini hanya memotret pada satu mata

kuliah saja yakni mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia, sehingga hasil dan

implikasi dalam penelitian ini kurang bisa menggambarkan kondisi mahasiswa di

Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo secara keseluruhan

karena kemungkinan pada mata kuliah yang lain memiliki karakteristik pengetahuan

Page 152: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

dan pemahaman yang berbeda terhadap benda cagar budaya khususnya benda cagar

budaya di Kota Gorontalo. Tingkat pengetahuan dan pemahaman mahasiswa di

Jurusan Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo tentang benda cagar

budaya Kota Gorontalo masih kurang, sehingga bagi peneliti lanjutan masih

memungkinkan untuk mengembangkan dalam pendekatan, seting dan metode

yang berbeda.

3. Implikasi Praktis

Implikasi praktis dalam penelitian ini berkaitan dengan kontribusi temuan

peneliti terhadap pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber belajar sejarah.

Implikasi praktis temuan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Temuan dalam penelitian ini, bahwa dalam pemanfaatan benda cagar

budaya Kota Gorontalo, terlebih dahulu perlu dilakukan pengkajian

terhadap deskripsi atau penelusuran terhadap benda cagar budaya Kota

Gorontalo yang akan dijadikan sumber belajar sejarah. Dengan

ditemukannya deskripsi yang jelas di tempat yang akan dijadikan sasaran,

selain akan dapat membantu dan mempermudah proses penyelenggaraan

proses belajar mengajar, juga dapat mengungkap nilai – nilai yang

terkandung pada benda cagar budaya Kota Gorontalo itu sendiri.

b. Pemahaman terhadap benda cagar budaya sangat penting, sehingga perlu

adanya optimalisasi pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah, sebab hal ini akan menjadi tolak ukur yang sangat penting

dan bermakna dalam mengembangkan pembelajaran sejarah khususnya

Page 153: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

pada mata kuliah Sejarah Kebudayaan Indonesia di Jurusan Pendidikan

Sejarah Universitas Negeri Gorontalo.

C. SARAN

Keberadaan benda cagar budaya Kota Gorontalo yang secara umum belum

optimal dimanfaatkan sebagai sumber belajar sejarah di Jurusan Pendidikan

Sejarah Universitas Negeri Gorontalo mendorong beberapa saran. Adapun saran

untuk melestarikan dan memanfaatkan benda cagar budaya secara optimal

tersebut meliputi :

1. Peranan dosen/staff pengajar mata kuliah untuk memanfaatkan benda

cagar budaya di wilayah Kota Gorontalo sebagai sumber belajar sejarah

secara optimal melalui beberapa pengembangan metode dan model

pembelajaran seperti studi observasi, pembelajaran berbasis CTL maupun

pembelajaran kooperatif.

2. Dosen sebagai fasilitator seharusnya dapat mengarahkan pemahaman dan

pengetahuan mahasiswa untuk memanfaatkan benda cagar budaya sebagai

sumber belajar sejarah khususnya penerapannya pada beberapa mata

kuliah yang seharusnya dapat memanfaatkan benda cagar budaya Kota

Gorontalo sebagai media dan sumber belajar sejarah sejarah.

3. Pengembangan dan pemanfaatan benda cagar budaya sebagai sumber

belajar sejarah yang dapat digunakan untuk menyiapkan tenaga kerja

kependidikan yang handal di bidang kependidikan dan non-kependidikan

dengan memiliki kemampuan akademik dan profesional sehingga

memiliki keunggulan kompetitif. Penyamaan visi dan misi pengajaran,

pembelajaran yang memanfaatkan benda cagar budaya sebagai sumber

Page 154: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

belajar sejarah perlu dikoordinasikan antar staf pengajar di Jurusan

Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Gorontalo sehingga dapat

merumuskan materi, lokasi, metode yang tepat dalam mengoptimalkan

pemanfaatan benda cagar budaya Kota Gorontalo sebagai sumber belajar

sejarah disebahagian mata kuliah khususnya mata kuliah yang menyangkut

Sejarah Indonesia.

Page 155: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

DAFTAR PUSTAKA

A. Buku – buku

Collingwood, R.G. 1956.The Idea of History. New York: Oxford University.

Depdiknas. 2004. Pedoman Merancang Sumber Belajar. Jakarta.

Driyarkara. N. 1980. Tentang Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius.

Huberman, Milles Matthew B. 1984. An Expanded Sourcebook Qualitative Data

Analysis. New Delhi: Sage Publication.

I Gede Widja . 1989. Sejarah Lokal Suatu Perspektif Dalam Pengajaran Sejarah.

Jakarta: Depdikbud,Dirjen Dikti,Proyek PengembanganLemba Pendidikan

Tenaga Kependidikan

Isjoni. 2007. Pembelajaran Sejarah Pada Satuan Pendidikan. Bandung: Penerbit

Alfabeta.

Kochhar, S.K. 2008.Pembelajaran Sejarah: Teaching of History.Jakarta:

Grasindo.

Marwadi Djoened Poesponegoro dan Nugroho Notosusanto. (1984). Sejarah

Nasional Indonesia V dan VI. Jakarta: Balai Pustaka.

Meike Imbar. 1997.Kontribusi Minat Belajar dan Pembelajaran Sejarah terhadap

Sikap Melestarikan Benda Cagar Budaya pada Mahamahasiswa Jurusan

Sejarah Universitas Sebelas Maret Surakarta. Tesis, tidak dipublikasikan.

Moleong, Lexy J. 1999. Metodologi Penelitian Kualitatif.Yogyakarta: Rake

Sarasin.

Munir. 2008.Kurikulum Berbasis Teknologi Informasi dan Komunikasi. Bandung:

Penerbit Alfabeto.

Nana Sudjana dan Ahmad Rivai.2007. Teknologi Pengajaran.Bandung: Sinar

Baru Algensindo.

Soedjatmoko. 1995. Historiografi Indonesia. Jakarta: Gramedia.

Page 156: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

Sutopo,HB.2006. Metodologi Penelitian Kualitatif: Dasar Teori dan

Penerapannya dalam Penelitian. Surakarta: Universitas Sebelas Maret.

Supriatna, Nana.(2007).Konstruksi: Pembelajaran Sejarah Kritis.Bandung:

Historia Utama Press, Jurusan Pendidikan Sejarah FPIPS UPI.

Surya, Mohamad.(2003).Psikologi Konseling.Bandung: C.V. Pustaka Bani

Quraisy

Tamburaka .1999. Pengantar ilmu sejarah teori filsafat sejarah sejarah filsafat.

Jakarta. Rineka Cipta

Uka Tjandrasasmita.1985.Naskah Akademis Peraturan Perundang-Undangan

tentang Cagar Budaya. Jakarta: Badan Pembinaan Hukum Nasional

Departemen Kehakiman.

Uka Tjandrasasmita. 2009. Arkeologi Islam Nusantara. Jakarta . Gramedia.

B. Jurnal dan Artikel

Asip Dinas Kebudayaan dan Priwisata Kota Gorontalo Tahun 2007

Elizabeth Edwards. 2006. Sensible Objects: Colonialism, Museums and Material

Culture. Bеrg Рublishers. ISBN: 1845203240

Giddens, A. 1994. 'Living in a Post-Traditional Society'. Cambridge: Polity

Hannerz, U. 1992. Cultural Complexity: Studies in the Social Organization of

Meaning . New York: Columbia University Press.

Uka Tjandrasasmita.1980.“Fungsi Peninggalan Sejarah dan Purbakala Dalam

Pembangunan Nasional” dalam Analisa Kebudayaan Tahun 1 Nomor 1,

Tahun 1980.

Zgonjanin, Yuhang Zhou (2005). Penuntutan kejahatan perang untuk

penghancuran perpustakaan dan arsip selama masa konflik bersenjata.

Perpustakaan & Budaya

Page 157: digilib.uns.ac.id · perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user iv PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Renol Hasan NIM : S 861008022 Menyatakan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

C. Sumber Internet

Akhmad Sudrajat. 2008. Sumber belajar untuk mengefektifkan pembelajaran.

(http://akhmadsudrajat.wordpress.com). (Diunduh 21/5/2011)

Ariel Durant. 2009. Definisi Sejarah ( http://syadiashare.com/ ) (Diunduh

12/5/2011)

Belajar Sejarah. 2010. (http://bestbuydoc.com/id/doc file// materi dan pembelajar

an sejarah dansemangat kebangsaan.html ) (Diunduh 12/5/2011)

Kota Gorontalo.2010. http://www.gorontalokota.go.id. (Diunduh Tanggal 26

Oktober 2011)

Kompasiana. 2011.( http://sejarah.kompasiana.com) (Diunduh 12/5/2011)