Upload
melisa-grefani
View
40
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Permukiman Kumuh di DKI Jakarta
Peni Puspitasari 4315101505Sri Indah Sari Wulan 4315102841Abdul Syukur 4315106970
Pengertian Permukiaman Kumuh
Menurut Johan Silas Permukiman Kumuh dapat diartikan menjadi dua bagian, yang pertama ialah kawasan yang proses pembentukannya karena keterbatasan kota dalam menampung perkembangan kota sehingga timbul kompetisi dalam menggunakan lahan perkotaan. Dan yang kedua ialah kawasan yang lokasi penyebarannya secara geografis terdesak perkembangan kota yang semula baik, lambat laun menjadi kumuh.
Karekteristik Permukiman Kumuh
Karakteristik Permukiman Kumuh : (Menurut Johan Silas) Keadaan rumah pada permukiman kumuh dibawah standar, rata-
rata 6 m2/orang. Sedangkan fasilitas kekotaan secara langsung tidak terlayani karena tidak tersedia. Namun karena lokasinya dekat dengan permukiman yang ada, maka fasilitas lingkungan tersebut tak sulit mendapatkannya.
Permukiman ini secara fisik memberikan manfaat pokok, yaitu dekat tempat mencari nafkah (opportunity value) dan harga rumah juga murah (asas keterjangkauan) baik membeli atau menyewa. Manfaat permukiman disamping pertimbangan lapangan kerja dan harga murah adalah kesempatan mendapatkannya atau aksesibilitas
Sebab Permukiman Kumuh
Karena ledakan penduduk di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Proses Terbentuknya Permukiman Kumuh
Dimulai dengan dibangunnya perumahan oleh sektor non-formal, baik secara perorangan maupun dibangunkan oleh orang lain. Pada proses pembangunan oleh sektor non-formal tersebut mengakibatkan munculnya lingkungan perumahan kumuh, yang padat, tidak teratur dan tidak memiliki prasarana dan sarana lingkungan yang memenuhi standar teknis dan kesehatan
Masalah-masalah yang Timbul Akibat
Permukiman Kumuh sumber timbulnya berbagai perilaku
menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Mengemis, mencopet dan melakukan berbagai jenis penipuan. Terjadinya perilaku menyimpang ini karena sulitnya mencari atau menciptakan pekerjaan sendiri dengan keahlian dan kemampuan yang terbatas
Ahli fungsi lahan menjadi Permukiman kumuh umumnya di pusat-pusat perdagangan, seperti pasar kota, perkampungan pinggir kota, dan disekitar bantaran sungai kota.
Masalah yang terjadi akibat adanya permukiman kumuh ini, khususnya dikota-kota besar diantaranya wajah perkotaan menjadi memburuk dan kotor, banjir, penyakit menular dan kebakaran sering melanda permukiman ini. Disisi lain bahwa kehidupan penghuninya terus merosot baik kesehatannya, maupun sosial kehidupan mereka yang terus terhimpit jauh dibawah garis kemiskinan (Sri Soewasti Susanto, 1974)
Latar Belakang Munculnya Pemukiman Kumuh di Kota Jakarta
Adanya arus urbanisasi yang terjadi secara besar-besaran dari suatu wilayah ke wilayah lainnya yang pada umumnya dari desa ke kota merupakan salah satu penyebab dari keberadaan pemukiman kumuh. Alasan perpindahan penduduk ini adalah ingin mengais rejeki dan mencari peruntungan di kota.
Kondisi Pemukiman Kumuh di Kota Jakarta
Data BPS tercatat jumlah rumah kumuh sebanyak 181.256 unit dengan kategori kumuh berat sebanyak 21.720 unit. Permukiman kumuh tersebut berada di 279 RW kumuh. Pemukiman kumuh di daerah DKI dapat ditemukan di daerah-daerah pinggiran kali, selain itu ada juga di derah-daerah kolong Jembatan Layang dan daerah pinggiran rel kereta api. Rumah-rumah kumuh ini biasanya berbentuk gubuk-gubuk yang terbuat dari triplek kayu pada dinding-dindingnya.
pemerintah DKI Jakarta mulai tahun 1992 telah memprioritaskan program perbaikan pemukiman kumuh. Jakarta yang memiliki luas 664,33 m2 pada pertengahan tahun 1993 terdapat sekitar 1,6 juta jiwa penduduk yang mendiami daerah kumuh dilahan seluas 2.855,20 hektar atau sekitar 4,75 persen dari luas 664,33km2, yang sebelumnya pada tahun 1992 terdapat 2.377.000 jiwa penduduk miskin. Jumlah tersebut erat kaitannya dengan arus urbanisasi yang begitu tinggi, terutama pada pasca-lebaran jumlah penduduk yang masuk ke DKI Jakarta bisa mencapai 200 sampai 300 ribu orang.
Pertumbuhan migrasi di Jakarta menurut Lembaga Demografi FEUI, naik dari 1,73 persen pada tahun 1990-1995 menjadi 22,2 persen pada tahun 1995-2000; sedangkan pertumbuhan secara alamiah menurun dari 1,60 persen pada tahun 1990-1995 menjadi 1,11 persen pada tahun 1995-2000.
Data Permukiman Kumuh di Jakarta
Contoh kasus
Contoh satu kasus tanah merah Jakarta utara, tanah itu merupakan tanah milik PT Pertamina, namun di gunakan sebagai permukiman kumuh oleh kaum marginal , lambat laun menjadi banyak dan menjadi semerawut atau tidak tertata selama bertahun-tahun tanpa ada campur tangan pemerintah.
Upaya Mengatasi Permukiman Kumuh:
Program Perbaikan Kampung, yang ditujukan untuk memperbaiki kondisi kesehatan lingkungan dan sarana lingkungan yang ada.
Program uji coba peremajaan lingkungan kumuh, yang dilakukan dengan membongkar lingkungan kumuh dan perumahan kumuh yang ada serta menggantinya dengan rumah susun yang memenuhi syarat.
Perbaikan lingkungan permukiman. Pembangunan rumah susun sebagai pemecahan lingkungan
kumuh. Peremajaan yang bersifat progresif oleh kekuatan sektor
swasta seperti munculnya super blok (merupakan fenomena yang menimbulkan banyak kritik dalam aspek sosial yaitu penggusuran, kurang adanya integrasi jaringan dan aktifitas trafik yang sering menciptakan problem diluar super blok).
Kesimpulan Tumbuhnya permukiman kumuh adalah akibat dari ledakan penduduk
di kota-kota besar, baik karena urbanisasi maupun karena kelahiran yang tidak terkendali. Lebih lanjut, hal ini mengakibatkan ketidakseimbangan antara pertambahan penduduk dengan kemampuan pemerintah untuk menyediakan permukiman-permukiman baru, sehingga para pendatang akan mencari alternatif tinggal di permukiman kumuh untuk mempertahankan kehidupan di kota.
Terbentuknya pemukiman kumuh, yang sering disebut sebagai slum area. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan banyak masalah perkotaan, karena dapat merupakan sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang, seperti kejahatan, dan sumber penyakit sosial lainnya.
Secara umum permasalahan yang sering terjadi di daerah permukiman kumuh adalah: ukuran bangunan yang sangat sempit, tidak memenuhi standard untuk bangunan layak huni, rumah yang berhimpitan satu sama lain membuat wilayah permukiman rawan akan bahaya kebakaran, sarana jalan yang sempit dan tidak memadai, tidak tersedianya jaringan drainase, kurangnya suplai air bersih, jaringan listrik yang semrawut, dan fasilitas MCK yang tidak memadai.
Sekian dan Terimakasih
Mulya hariini Seberapa efektifkah solusi itu
dijalankan oleh pemerintah Hilman adriyanto Apakah rumah permukiman kumuh
yang permanen masih dapat dikatakan permukiman kumuh.
Anissa salsabilah Apakah daerah