57
Perkembangan Negara Tradisional (Hindu-Buddha) Di Indonesia

Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

 

Citation preview

Page 1: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Perkembangan Negara Tradisional (Hindu-Buddha) Di

Indonesia

Page 2: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Pengaruh Kebudayaan Hindu-Buddha dan

Terbentuknya Negara-Negara Tradisonal (Kerajaan) di

Indonesia

Page 3: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Kerajaan Kutai Kerajaan Tarumanegara

Kerajaan Medang Kamulan

Kerajaan Mataram Kuno

Kerajaan Singasari

Kerajaan Sriwijaya

Kerajaan Kediri

Kerajaan Majapahit

Kerajaan Holing

Page 4: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

1. Kerajaan Kutai

Terletak di Kalimantan Timur Kerajaan Kutai dianggap sebagai kerajaan bercorak Hindu tertua di Indonesia Kerajaan ini diketahui keberadaannya setelah ditemukan 7 buah yupa di hulu Sungai Mahakam, Muarakaman Kalimantan Timur Diperkirakan dibuat sekitar tahun 400 atau abad ke-5 M

Page 5: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

a. Aspek Kehidupan SosialRaja yang pernah memerintah

di Kerajaan Kutai : 1. Kudungga

Pendiri Kerajaan Kutai Diduga ia adalah kepala suku setempat karena masih menggunakan nama asli Indonesia

Page 6: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

2. Aswawarman Disebut sebagai Wangsakerta Pendiri dinasti kerajaan Ia dikatakan sebagai Dewa Ansuman (Dewa Matahari) Raja pernah melakukan upacara Asmawedha

Upacara pelepasan kuda untuk menentukan batas-batas wilayah

Page 7: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

3. Mulawarman Merupakan raja terbesar Ia pemeluk agama Hindu Siwa Mulawarman pernah mengadakan korban 20000 ekor lembu (sapi) kepada Brahmana

Page 8: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

b. Aspek Kehidupan Sosial• Kehidupan masyarakatnya sudah teratur• Diperkirakan masyarakat sudah mendapatkan pengaruh budaya India dalam pembagian kasta

•Pembagian Kasta : 1. Kasta Brahmana

Para penyebar Agama2. Kasta Ksatria

Para bangsawan, keturunan raja3. Kasta Waisya

Para pedagang, petani 4. Kasta Sudra

Para buruh

Dan yang tidak termasuk dalam 4 kasta diatas adalah Kaum Paria

Page 9: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Ekonomi Diperkirakan masyarakat Kutai bergantung pada hasil pertanian, peternakan, dan perdagangan

Page 10: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan Budaya Salah satu kebudayaan Kutai yang sampai pada kita adalah Yupa Yupa sebenarnya merupakan warisan kebudayaan zaman Megalitikum yang berupa menhir

Page 11: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

2. Kerajaan Tarumanengara Berdiri sekitar abad pertengahan ke-5 M atau tahun 450 M Letaknya di Lembah Sungai Citarum

Prasasti Tarumanegara :Prasati Cearuteun (Ciempea Bogor) Prasati Kebon Kopi (Bogor) Prasati Jambu ( Pasir Koeangkak) Prasasti Awi Leuwiliang (Bogor) Prasasti Muara Cianten (Bogor) Prasasti Lebak (banten) Prasasti Tugu

Ada Juga sember sejarah dari Cina yang ditulis oleh Fa Hien

Page 12: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik• Rajanya Bernama Purnawarman • Raja Purnawaman dipandang sebagai raja yang gagah berani (Prasati Ciaruteun)• Ia juga berhasil meningkatkan kesejahteraan rakyatnya dengan memerintahkan membangun sebuah saluran air atau Sungai Gomati

Page 13: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial Keberadaan Sungai Gomati berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat Tarumanegara Mata pencaharian masyarakat Tarumanegara adalah bertani dan beternak (prasasti Tugu)

Page 14: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Sosial Kehidupan sosial masyarakat Tarumanegara diduga sudah teratur dan rapi (prasasti Ciaruteun)

Page 15: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan Budaya• Pengaruh India sangat terlihat dalam kehidupan masyarakat Tarumanegara• Dari Cina juga ditemukan penggunaan bahasa yang mereka sebut sabagai bahasa Kun-lun, diduga bahasa ini adalah bahasa lokal yang sudah tercampur dengan bahasa Sanskerta• Fa-Hisen menuturkan bahwa agama yang dikembangkan ada 3, yaitu agama Hindu, Buddha, dan kepercayaan asli penduduk Tarumanegara

Page 16: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

3. Kerajaan Mataram Kuno Terletak di Jawa Tengah Berdiri sekitar abad ke-8 Sumber sejarahnya kebanyakan berupa prasati

Prasasti Canggal (732 M) Prasasti Kalasan (778 M) Prasasti Karang Tengah (824 M) Prasasti Argapura (863 M) Prasasti Balitung atau Prasasti Mantyasih (907 M)

Page 17: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik Pendirinya adalah Sanna (Prasasti Canggal)

kemudian digantikan oleh Sanjaya Setelah Sanjaya wafat, kemudian digantikan

berturut-turut oleh Rakai Panangkaran (beragama Buddha), Rakai Warak, dan Rakai Garung

Mataram Kuno sempat terpecah menjadi Mataram Hindu yang berkuasa di Jawa Tengah bagian utara dan Mataram Buddha yang berkuasa di Jawa Tengah bagian selatan

Peninggalan Mataram Buddha yang terkenal adalah Candi Borobudur yang dibangun pada masa pemerintahan Raja Samaratungga (Anak Rakai Panangkaran)

Page 18: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Semasa Rakai Pikatan berkuasa timbulah perselisihan dengan Balaputeradewa Akibat kekalahannya, Balaputeradewa melarikan diri ke Sumatra dan menjadi raja di Kerajaan Sriwijaya Pada masa pemerintahan Rakai Pikatan, wilayah Mataram kembali bersatu Sekitar abad ke-9 yang berkuasa di Mataram adalah Raja Balitung Menurut Prasasti Kedu (907), Raja Balitung memerintahkan untuk membuat silsilah raja-raja Mataram Kuno Raja terakhir adalah Wawa Setelah Wawa meninggal tahtanya digantikan oleh Empu Sindok

Page 19: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial Bersifat agraris Kegiatan perdagangan dalam dan luar negeri juga sangat ramai Berita Cina mengabarkan, bahwa di ibu kota terdapat istana raja yang dikelilingi oleh dinding dari bata dan batang kayu Di istana berdiam raja, keluarga raja, dan para abdi dalem Di luar istana, tetapi masih didalam dinding kota terdapat kediaman para pejabat tinggi kerajaan termasuk putra mahkota dan keluarganya Di luar tembok kerajaan berdiam rakyat pada umumnya

Page 20: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Ekonomi Sumber utamanya adalah hasil pertanian Penduduk di desa juga memelihara ternak Juga menjadi pedagang dan pengrajin Telah mengenal kelas masyarakat yang bekerja pada orang lain sebagai buruh dan hamba sahaya (budak) Menurut Prasasti Purworejo, diperoleh informasi tentang kegiatan perdagangan yang dilakukan berdasarkan hari pasaran pada perhitungan Jawa Kuno Perdagangan mancaranegara juga sudah terjadi. Hal ini dapat dilihat pada relief Candi Borobudur

Page 21: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan Kebudayaan Penduduk Mataram Kuno menganut agama Hindu dan Buddha Mahayana Karya Sastra mulai berkembang yang dibuktikan dengan dikenalnya cerita Ramayana dan Mahabrata Kesenian wayang sudah menjadi bagian kehidupan sehari-hari Begitu juga dengan pertunjukan tari-tarian, lawak, dan topeng (metapukan) Pertunjukannya sudah diiringi dengan gamelan Seni pertunjukan yang berkembang sudah menjadi sumber penghidupan bagi para pemainnya

Page 22: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

4. Kerajaan Medang Kamulan Merupakan kelanjutan dari Kerajaan Mataram Kuno di Jawa Tengah Kerajaan Medang Kamulan diperkirakan terletak di Lembah Sungai Brantas Sumber sejarah yang berasal dari dalam negeri umumnya berupa prasati, seperti :

Prasasti Empu Sindok (933M) Prasasti Anjuk Ladang atau Candi Lor (939M) Prasasti Kalkuta

Sumber sejarah yang berasal dari luar negeri berasal dari Cina pada masa pemerintahan Dinasti Sun

Page 23: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik Tiga raja besar yang memerintah di Medang Kamulan adalah Empu Sindok, Dharmawangsa, dan Airlangga Empu Sindok pernah memangku jabatan rakai hulu dan rakai marpatih I hino pada Kerajaan Mataram Kuno Kedua jabatan tersebut umumnya dijabat oleh putra mahkota. Jadi, diduga Empu Sindok adalah putra mahkota Kerajaan Mataram Kuno Hal menarik pada masa pemerintahan Airlangga adalah adanya semacam perjanjian tidak tertulis yang menyebutkan, bahwa Airlangga menguasai wilayah Indonesia bagian timur Sriwijaya menguasai Indonesia bagian barat Pengganti Empu Sindok yang terkenal adalah Sri Dharmawangsa yang memperluas kerajaannya dengan menyerang dan menguasai Sriwijaya

Page 24: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial

Dibedakan atas sistem kasta dan juga sistem feodalisme, yaitu kedudukan seseorang berdasarkan struktur birokrasi dan kepemilikian kekayaan (tanah) Lapisan tertinggi didudduki oleh raja (Sri Maharaja) dibawahnya terdapat putra mahkota yang menjabat rakai i hino. Selanjutnya diduduki oleh para bangsawan yang mempunyai jabatan tugas birokrasi

Page 25: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Ekonomio Bertumpu pada sektor perdagangan dan pelayarano Pada masa Empu Sindok, dibangun bendungan yang berfungsi sebagai irigasi dan tempat pemeliharaan ikan

D. Aspek Kehidupan Kebudayaan dan Agamao Kebiasaan baca-tulis berkembang dangan pesato Empu Sindok pernah menulis sebuah kitab yang berjudul Sang Hyang Kamahayanikamo Pada masa Airlangga banyak dibangun tempat-tempat pertapaan dan asrama-asrama pendeta

Page 26: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

5. Kerajaan Kediri Merupakan penerus Dinasti Isyana Sumber sejarahnya berupa prasasti dan karya sastra

Prasasti :Prasasti Sirah Keting Prasasti Tulungagung Prasasti Kertasana Prasasti Ngantang Prasasti Jaring

Karya Sastra Zaman Jayabaya Kitab Bhatarayuda (empu sedah dan panuluh) Zaman Kameswara Kitab Smaradahana (Empu Darmaja), Kitab Lubdaka, dan kitab Wertansancaya (Empu TanAkung) kitab kersnayana (Empu Astaguna), dan kitab Bomakarya

Sumber Sejarah dari luar negeri Kitab Lin Waitaita (1178M) karya Cuk Ik Pei Kitab Keronik Chu Fan Chi (1220M) karya Cu Ju Kun

Page 27: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Sosialo Raja-raja yang telah memerintah :

o Raja Bameswara (1117-1130M)o Raja Jayabaya (1135-1157M)o Raja Sarweswara (1159-1161M)o Raja Aryyeswara (1169-1174M)o Sri Gandra (1181-1182M)o Raja Kameswara (1182-1185M)o Raja Kertajaya (1190-1222M)

Page 28: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Ekonomi Kerajaan Kediri merupakan lumbung beras di Pulau Jawa Rakyat dikenai pajak bumi untuk beras, kayu, dan palawija

Page 29: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan SosialMenurut Kitab Lubdaka, Bahwa tinggi

rendahnya derajat seseorang bukan berdasarkan kekayaan materinya,tetapi lebih pada kebaikan tingkah lakunya

Page 30: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan BudayaBanyak dihasilakan karya sastra

Page 31: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

6. Kerajaan Singasari Berdiri pada tahun 1222M Didirikan oleh Ken Arok yang juga pendiri Dinasti Rajasa (Rajawangsa) atau Girindawangsa Sumber sejarah dari dalam negeri :

Kitab Pararaton Kitab Negarakertagama (Empu Prapanca) Patung Joko Dolog Candi Kidal Candi Jago Candi Singasari

Sumber sejarah dari luar negeri : Catatan Dinasti Yuan di Cina

Page 32: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik• Raja-rajanya :

• Ken Arok (1222-1227M)• Anusapati (1227-1248M)• Ranggawuni/Wisnuwardana (1248-1268)• Kertanegara (1268-1292)

• Raja yang paling terkenal adalah Kertanegara

Page 33: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial Sumber kehidupan sosial Kerajaan Singasari diperoleh dari Kitab Negarakertagama dan Pararaton serta berita dari Cina Masyarakatnya sudah terbagi atas masyarakat kelas atas dan kelas bawah Pemerintahannya bersifat feodal Setiap pajabat memiliki daerah kekuasaan dan berhak menarik upeti dari wilayah tersebut

Page 34: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan EkonomiDiduga bertumpu pada sektor

pertanian dan perdagangan

Page 35: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan BudayaBanyaknya penemuan candi,seni sastra,

seni ukir, dan seni pahat menunjukkan bahwa ketentramann dan kemakmuuran telah mewarnai kehidupan masyarakat Kerajaan Singasari

Page 36: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

7. Kerajaan Majapahit Berdiri pada tahun 1292 Sumber Sejarah dari dalam negeri :Berupa Prasasti

Prasasti Kadudu/Gunung Buthak (1294M) Prasasti Sidotoko (1393M) Prasasti Lamongan Prasasti Wikramattunggadewa (1329M) Prasasti Tribhuanattunggadewi Prasasti Kandangan (1305M) Prasasti Batur

Page 37: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Berupa karya sastra Kitab Negarakertagama (1365M) Kitab Arjunawiwaha Kitab Sutasoma

Berupa candi Candi Sumberjati di Blitar Candi Tegalwangi dan Candi Surawana di Pare-Kediri Candi Penataran di BlitarCandi Sawentar Candi Tikus di Trowulan Candi Brahu di Mojokerto

Sumber sejarah dari luar negeriBerupa berita perjalanan, seperti berita

dari Cina dan berita dari Portugis

Page 38: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Sosial Didirikan oleh Raden Wijaya (1292-1309M) Setelah naik tahta, bergelar Kertarajasa

Jayawardhana Raden Wijaya menikah dengan 4 putri

Kartanegara Yaitu :

Tribuaneswari Narendra Duhita Pradnyaparamita Gayatri

Selain dengan putri Kartanegara Raden Wijaya juga menikah dengan putri melayu, yaitu Dara Pethak (Dyah Indraswari)

Page 39: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Setelah wafat, digantikan oleh Sri Jayanegara (anak dari Dyah Indraswari) Banyak terjadi pemberontakan yang disebabkan karena tidak berhaknya Sri Jayanegara atas tahta Majapahit dan merasa tidak senang dengan sikapnya dalam memerintah Tahun 1328, Jayanegara dibunuh oleh tabib istana yang bernama Tanca Karena Jayanegara tidak memiliki anak, maka tahta diserahkan oleh Gayatri Tetapi Gayatri lebih memilih menjadi biksuni Akhirnya tahta jatuh pada Tribhunawanattunggadewi Jayawisnuwardani putri Gayatri

Page 40: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Pada masa pemerintahannya, terjadi pemberontakan Sadeng (1331M) Dapat dipadamkan oleh Gajah Mada Oleh sebab itu, Gajah Mada diangkat menjadi Mahapatih Majapahit Pada tahun 1350 Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwardani wafat Sebagai penggantinya adalah putra mahkota yaitu Hayam Wuruk (1350-1389M) Pada masa pemerintahannya, Majapahit mencapai puncak kebesarannya Puncak kebesarannya tidak lepas dari peran Gajah Mada

Page 41: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Pada masa pemerintahan Hayam Wuruk, Majapahi telah mempunyai sistem ketatanegaraan yang teratur Susunan pemerintahan Majapahit :

Kedudukan raja adalah Bhatara Saptaprabu Anggotanya berjumlah 7 orang Patih Mangkubumi atau wakil raja Mantri Katrini, dijabat oleh keluar dekat raja, terdiri atas hino,halu, dan sirikan Pancaring Wilwatikta atau Rakriyan Mahamantri Pakiran-kiran sebagai dewan pelaksana yang terdiri atas mangkubumi, demung, kanuruhan, dan rakriyan tumenggung Dharmmadyaksa ring Kasaiwan yang mengurusi agama Hindu Dharmmadyaksa ring Kasogatan yang mengurusi agama Buddha

Page 42: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Kemunduran Majapahit diawali dengan terjadinya Perang Bubat (1357) Pada kitab Babad Tanah Jawi dikatakan, bahwa Majapahit runtuh pada tahun 1478M Hal ini sesuai dengan candra sengkala sirna ilang kertaning bumi (sirna = 0, ilang = 0, kertaning = 4, bumi = 1) yang berarti tahun 1400 saka

Page 43: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial Diadakannya jabatan dharmadyaksa toleransi antarpemeluk agama Penegakan hukum sudah diadakan

Page 44: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Ekonomio Rakyat Majapahit, mengembangkan pertanian, peternakan, dan perdagangano Dalam dunia perdaganngan, Majapahit memegang 2 peran :

o Sebagai produseno Sebagai perantara

o Pada masa Hayam Wuruk, pajak dan upeti digunakan untuk pembangunan berbagai sarana yang menunjang kesejahteraan rakyat

Page 45: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan Budaya Terjadi sinkretisme penggabungan 2 agama Bangunan candi mengalami perubahan fungsi, yang semula sebagi tempat pemujaan maka sekarang berubah menjadi tempat pemakaman raja-raja Bidang arsitektur dan reliefnya masih menggunakan budaya asli Indonesia

Page 46: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

8. Kerajaan Sriwijaya Berdiri sekitar tahun 670M di daerah Palembang, Sumatra Selatan Sumber Sejarah :

Prasasti Prasasti Kedukan Bukit (683M) Prasasti Talang Tuo (684M) Prasasti Kota Kapur (686M) Prasasti Karang Berahi (686M) Prasasti Palas Pasemah

Dari luar negeri Prasasti Kanton Prasasti Ligor Prasasti Nalada Catatan hasil perjalanan I-Tsing, seorang pendeta Buddha dari Cina

Page 47: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik Diperintah dengan adil dan bijaksana

oleh keluarga raja-raja keturunan Syailendra

Mencapai kejayaan pada pertengahan abad ke-9 di bawah pimpinan Balaputeradewa

Page 48: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Ekonomi• Hidup dari perdagangan • Banyak disinggahi kapal-kapal karena lokasinya yang strategis• Untuk menjaga keamanan kapal-kapal asing yang lewat, Sriwijaya membuat armada laut yang kuat

Page 49: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Sosial o Penduduk Sriwijaya sangat terbuka terbukti banyak pendatang ke tempat itu

Page 50: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Aspek Kehidupan Budaya Dikenal sebagai pusat agama Buddha di Asia Tenggara Pendeta Buddha yang terkenal :

Dharmakirti Syakyakirti Dharmapala

Page 51: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

8. Kerajaan Holing Pada abad ke-7 berada di Pulau Jawa J.L.Moens dalam menentukan letak Kerajaan Holing selayaknya terletak di tepi Selat Maalaka, yaitu di Semenanjung Malaya Pendapatnya diperkuat dengan ditemukannya sebuah daerah di Semanjung Malaya yang bernama daerah Keling Menurut Prasasti Dinoyo yang berangka tahun 760, pada tahun 664 M Kerajaan Holing dipindahkan oleh Ki-Yen ke arah timur dan berlanjut dengan nama Kerajaan Kanjuruhan

Page 52: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

A. Aspek Kehidupan Politik Berdasarkan berita Cina, Kerajaan Holing

diperintah oleh seorang putri raja yang bernama Ratu Sima (674M)

Pemerintahan Ratu Sima sangat keras, namun adil dan bijaksana

Rakyat tunduk dan taat terhadap segala perintah Ratu Sima

Page 53: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

B. Aspek Kehidupan Sosial Kehidupan sosial Kerajaan Holing sudah teratur rapi Ratu Sima juga sangat adil dan bijaksana dalam memutuskan suatu masalah Rakyat sangat menghormati dan menaati segala keputusan Ratu Sima

Page 54: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

C. Aspek Kehidupan Ekonomi Kehidupan perekonomian masyarakat Kerajaan Holing berkembang pesat Telah mengenal hubungan perdagangan Kegiatan ekonomi masyarakat lainnya adalah bercocok tanam, menghasilkan kulit penyu, emas, perak, cula badak, dan gading Ada sumber air asin yang dimanfaatkan untuk membuat garam rakyat Holing sangat memperhatikan pendidikan. Buktinya, rakyat Holing sudah mengenal tulisan dan ilmu perbintangan yang dimanfaat untuk menentukan waktu bercocok tanam

Page 55: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

D. Kehidupan Agama dan Budaya Rakyat Holing menganut agama Buddha Sumbernya berasala dari I-Tsing yang menjelaskan pada tahun 644M, Hwi-Ning menerjemahkan salah satu kitab suci agama Buddha Hinayana yang berbahasa Sanskerta ke dalam bahasa Cina Hwi-ning dibantu oleh seorang pendeta Kerajaan Holing yang bernama Jnanabhadra

Page 56: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Keberlanjutan Tradisi Hindu-Buddha Setelah Keruntuhan Kerajaan-Kerajaan Bercorak Hindu-Buddha di Indonesia

Page 57: Perkembangan negara tradisional (hindu buddha) di indonesia

Memudarnya tradisi Hindu-Buddha pada kerajaan-kerajaan di Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor :

1. Mayoritas kerajaan di Indonesia tidak mempunyai suatu model suksesi kepemimpinan yang memunculkan seseorang menjadi pemimpin yang hebat

2. Minimnya proses pemilihan dan pelatihan pemimpin dari kerajaan-kerajaan bercorak Hindu-Buddha

3. Pengaruh penyebaran Islam yang kuat, yang mengakibatkan terdesaknya keberadaan kerajaan bercorak Hindu-Buddha

Walaupun sudah runtuh, tetapi tradisi Hindu-Buddha masih terus bertahan sesuai dengan perkembangan zaman