26

Click here to load reader

Perkembangan Masa Kanak

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan Masa Kanak

PERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK SAMPAI MASA PRA REMAJABAB IPENDAHULUAN

A. Latar BelakangPerkembangan adalah perubahan-perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang.Perkembangan anak didik merupakan suatu yang komplek. Artinya banyak faktor yang mempengaruhinya, baik faktor bawaan maupun lingkungan. Yang kedua-duanya sama-sama mempengaruhi.Pada bab I ini akan diuraikan beberapa konsep tentang perkembangan.1. Pengertian PerkembanganPerkembangan adalah pada perubahan individu yang berawal pada masa konsepsi dan terus berlanjut sepanjang hayat, yang berlanjut secara sistematik, progresif dan berkesinambungan baik mengenai fisik (jasmani) maupun psikis (rohani) nya. Namun perlu diingat bahwa tidak setiap perubahan yang dialami organism merupakan perkembangan.Perubahan-perubahan yang bukan karena perkembangan, misalnya individu yang menggunakan obat-obatan.Untuk memperjelas tentang perubahan-perubahan sebagai hasil dari perkembangan.a. Perkembangan terakar pada unsur biologis sehingga terjadi dalam periode yang lama dan bersifat umum, tidak berhubungan dengan peristiwa atau pengalaman khusus tertentu. Namun pengalaman belajar anak turut mempengaruhi proses perkembangan yang bersangkutan.b. Perkembangan dapat dipandang dari sisi sturuktur maupun fungsi, atau perubahan fisik maupun psikis. Perubahan pada sisi sturuktur berkaitan dengan perubahan fisik baik ukuran maupun bentuknya. Seperti perubahan lengan, kaki, otot, sedangkan perubahan dari sisi fungsi yaitu perubahan yang berhubungan dengan psikis misalnya, perubahan tentang kemampuan berpikir, mengingat, reaksi emosional.c. Perkembangan itu bersifat terpola, teratur, dapat diprediksi. Ini berarti bila anak berkembang secara normal, ia akan mengikuti pola-pola tertentu yang sudah dapat dpperkirakan misalnya, stelah anak bisa duduk akan merangkak dan berdiri dan seterusnya.d. Perkembangan itu bersifat unik bagi setiap individu. Berarti perkembangan itu disamping ada kasamaan tetapi ada perbedaanya. Bahkan dalam sisi tertentu tidak ada satu individu sama dengan individu lainnya.e. Perkembangan itu terjadi secara bertahap dalam jangka waktu yang relatif lama. Maksudnya bahwa perubahan yang sifatnya sesaat, melainkanterjadi dalam suatu proses yang berlangsung secara berkelanjutan dalam waktu yang relatif lama.f. Perkembangan adalah perubahan yang terjadi sepanjang hayat dari mulai sejak masa konsepsi hingga meniggal dunia. Konsepsi ialah saat berlangsungnya pembuatan atau perkawinan benih manusia yang kemudian berkembang menjadi organisme atau janin sebagai calon manusia yang dikenal sebagai petus (bayi dalam kandungan).

Page 2: Perkembangan Masa Kanak

B. Faktor Yang Mempengaruhi Perkembangan1. Faktor turunan (warisan)Turunan memiliki peranan penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Ia lahir ke dunia ini membawa berbagai ragam warisan yang berasal dari ibu-bapaknya atau nenek dan kakek. Warisan tersebut yang terpenting antara lain bentuk tubuh, raut muka, warna kulit, bakat, sifat-sifat atau watak dan penyakit.2. Faktor lingkunganLingkungan sangat berperan dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Lingkungan adalah keluarga yang mengasuh dan membesarkan anak, sekolah tempat mendidik, masyarakat tempat anak bergaul, bermain dan keadaan alam sekitar dengan iklimnya.a. Keluarga.Keluarga, tempat anak di asuh dan di besarkan, berpengaruh besar terhadap pertumbuhan dan perkembangannya, terutama keadaan ekonomi rumah tangga serta tingkat kemampuan orang tua dalam merawat yang sangat besar pengaruhnya terhadap pertumbuhan anak.b. Sekolah.Sekolah merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembangan anak terutama untuk kecerdasannya. Anak yang tidak pernah sekolah akan tertinggal dalam berbagai hal. Sekolah sangat berperan dalam meningkatkan pola pikir anak di 100 sekolah mereka dapat belajar bermacam-macam ilmu pengetahuan. Tinggi rendahnya pendidikan dan jenis sekolahnya turut menentukan pola pikir serta kepribadian.c. Masyarakat.Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar sekolah. Kondisi orang-orang didesa atau kota tempat tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa. Anak kota umumnya lebih bersikap dinamis dan aktif bila dibandingkan dengan anak desa yang cenderung bersikap statis dan lamban.d. Keadaan Alam Sekitar.Keadaan alam sekitar tempat anak tinggal juga berpengaruh bagi pertumbuhan dan perkembangan anak. Keadaan alam sekitar adalah lokasi tempat anak bertempat tinggal, di desa atau dikota, tepi pantai atau pegunungan, desa terpencil atau dekat dengan kota. Sebagai contoh, anak desa lebih suka terhadap keadaan yang tenang atau agak sepi, sedangkan anak kota menginginkan keadaan yang ramai. Perbedaan kejiwaan tersebut adalah akiba pengaruh keadaan alam yang berbeda antara desa dengan kota. 

BAB IIPERKEMBANGAN MASA KANAK-KANAK SAMPAI MASA PRA REMAJAA. Perkembangan Aspek Fisik Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat di bagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat da dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat. Selama periode pralahir dan 6 bulan setelah lahir, pertumbuhan tubuhnya sagat cepat. Pada akhir tahu pertama kehidupan pascalahirnya,

Page 3: Perkembangan Masa Kanak

pertumbuhan memperlihatkan tempo yang sedikit lambat dan kemudian menjadi stabil sampai si anak memasuki tahap remaja, atau tahap kemataga kehidupan seksualnya.Ukuran dan bangun tubuh yag diwariskan secara genetik, juga mempengaruhi laju pertumbuhan tersebut. Anak-anak yang mempunyai bangun tubuh kekar biyasanya akan tumbuh dengan cepat dibandingkan dengan mereka yang bangun tubuhnya kecil atau sedang. Anak-anak dengan bangun tubuh besar ini, biyasanya akan memasuki tahap remaja lebih cepat dari pada teman sebayanya yang mempunyai bangun tubuh lebih kecil.Besar kecilya tubuh seseorang dipengaruhi oleh factor keturunan dan juga factor lingkungan. Faktor keturunan menentukan cara kerja hormon yang mengatur pertumbuhan fisik yang dikelurka oleh lobus anterior dari kelenjar pituitary, suatu kelejar kecil yang terletak didasar sebelah bawah otak.Pada saat seseorang dilahirkan, dia sudah mempunyai serabut otot, tetapi masih belum berkembang. Setelah kelahiraya, serabut ini akan berubah ukuran, betuk dan komposisi. Pajag, lebar, dan ketebalan otot ini akan mengalami proses pertumbuhan. Memasuki usia dewasa, otot ini telah berkembang sebanyak lima kali dari saat dilahirkan.Dalam perkembangan pembentukan sel lemak ada tiga periode kriis. Periode pertama selama tiga bulan terakhir kehidupan pra lahir, periode kedua selama dua sampai tiga tahun kehidupa pasca lahir dan periode ke tiga atara usia sebelas sampai tiga belas tahun.B. Perkembangan Aspek Bahasa (berbicara)Perkembangan bahasa di tingkat pemula (bayi) dapat dianggap semacam persiapan berbicara.a. Pada bulan-bulan pertama, bayi hanya pandai menangis. Dalam hal ini tangisan bayi dianggap sebagai pernyataan rasa tidak senang.b. Kemudian ia menangis dengan cara yang berbeda-beda menurut maksud yang hendak dinyatakannya.c. Selanjutnya ia mengeluarkan bunyi ( suara-suara ) yang banyak ragamnya. tetapi bunyi-bunyi itu belum mempunyai arti , hanya untuk melatih pernapasan saja.d. Menjelang usia pertengahan di tahu pertama, ia meniru suara-suara yang didengarkannya, kemudian mengulangi suara tersebut, tetapi bukan karna dia sudah mengerti apa yang dikatakan kepadanya.Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.

Pada mulanya motif anak mempelajari bahasa adalah agar dapat memenuhi:1. keinginan untuk memperoleh informasi tentang lingkungannya, diri sendiri, dan kawan-kawannya ini terlihat pada anak usia 2 setengah – 3 tahun.2. Memberi perintah dan menyatakan kemauannya.3. Pergaulan social dengan orang lain.4. Menyatakan pendapat dan ide-idenya.Perkembangan bahasa seorang anak menurut Clara dan William Stern, ilmuan

Page 4: Perkembangan Masa Kanak

bangsa Jerman, dibagi dalam empat masa, yaitu: masa kalimat satu kata, masa memberi nama, masa kalimat tunggal dan masa kalimat majemuk.C. Perkembangan Aspek MoralUntuk mempermudah dalam membahas perkembangan moral, perlu untuk dimengerti arti istilah tersebut. Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. “Moral”berasal dari kata latinyang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral- peraturan perilakuyang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan popla perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.Perilaku tak bermoral berarti perilaku yang tidak sesuai dengan harapan sosial. perilaku demikian tidak disebabkan oleh ketidak acuhan akan harapan sosial, melainkan ketidak setujuan dengan standart sosial atau kurang adanya perasaan wajib menyesuaikan diri.Perilaku amoral berarti perilaku yang lebih disebabkan ketidak acuhan terhadap harapan kelompok sosial dari pada pelanggaran sengaja terhadap standart kelompok. Beberapa diantara perilaku anak kecil lebih bersifat amoral dari pad takbermoral.Pola Perkembangan MoralMenurut Peaget perkembangan moral terjadi dalam dua tahap. Tahap pertama disebut tahap realisme moral ( moralitas oleh pembatasan”. Tahap kedua disebut moralitas otonomi ( moralitas oleh kerja sama atau hubungan timbal balik)Dalam tahap yang pertama ini seorang anak menilai tindakan sebagai benar atau salah atas dasar konsekuensinya dan bukan berdasarkan motifasi dibelakangnya. Moral anak otomatis mengikuti peraturan tanpa berfikir atau menilai, dan cendrung menganggap orang dewasa yang berkuasa sebagai maha kuasa. Yang paling penting menurut Piaget bahwa anak menilai suatu perbuatan benar atu salah berdasarkan hukuman bukan pada nilai moralnya.Di tahap kedua perkembangan kognitif anak telah terbentuk sehingga dia dapat mempertimbangkan semua cara yang mungkin untuk memecahkan masalah tertentu. Anak mulai dapat melihat masalah dari berbagai sudut pandang dan dapat mempertimbangkan berbagai faktor untuk memecahkan masalah.D. PERKEMBANGAN AGAMA 1). Perkembangan Jiwa BeragamaDalam rentang kehidupan terdapat beberapa tahap perkembangan. Menurut Kohnstamm, tahap perkembangan kehidupan manusia dibagi menjadi lima periode, yaitu:1. Umur 0 – 3 tahun, periode vital atau menyusuli.2. Umur 3 – 6 tahun, periode estetis atau masa mencoba dan masa bermain.3. Umur 6 – 12 tahun, periode intelektual (masa sekolah)4. Umur 12 – 21 tahun, periode social atau masa pemuda.5. Umur 21 tahun keatas, periode dewasa atau masa kematangan fisik dan psikis seseorang.Elizabeth B. Hurlock merumuskan tahap perkembangan manusia secara lebih lengkap sebagai berikut: 1. Masa Pranatal, saat terjadinya konsepsi sampai lahir.2. Masa Neonatus, saat kelahiran sampai akhir minggu kedua.3. Masa Bayi, akhir minggu kedua sampai akhir tahun kedua.

Page 5: Perkembangan Masa Kanak

4. Masa Kanak- Kanak awal, umur 2 – 6 tahun.5. Masa Kanak- Kanak akhir, umur 6 – 10 atau 11 tahun.6. Masa Pubertas (pra adolesence), umur 11 – 13 tahun7. Masa Remaja Awal, umur 13 – 17 tahun. Masa remaja akhir 17 – 21 tahun.8. Masa Dewasa Awal, umur 21 – 40 tahun.9. Masa Setengah Baya, umur 40 – 60 tahun.10. Masa Tua, umur 60 tahun keatas.

E. PERKEMBANGAN SOSIAL Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social dan sebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.1). Mulainya Perilaku SosialPada waktu lahir, bayi tidak suka bergaul dengan orang lain. Selama kebutuhan fisik mereka terpenuhi, mereka tidak mempunyai minat terhadap orang lain. Pada vulan pertama atau kedua sejak bayai dilahirkan, mereka semata-mata bereaksi terhadap rangsangan dilingkungan mereka, terlepas dari apakah asal rangsangan itu manusia atau benda, sebagai contoh, mereka tidak dapat membedakan dengan jelas antara suara manusia dan suara lainnya.Sosialisasi dalam bentuk perilaku yang suka bergaul dimulai pada bulan ketiga, tatkala bayidapat membedakan antaramanusia dan benda dilingkungan mereka dan mereka bereaksi secara berbeda terhadap keduanya. Pada saat itu otot mereka cukup kuat dan terkoordinasi sehingga memunginkan untuk menatap orang atau benda dan mengikuti gerak orang ataubenda tersebut, dan melihat sasaran itu dengan jelas. Pendengaran mereka juga cukup berkembang sehingga memungkinkan mereka mengenal suara. Akibat dari perkembangan ini, ditinjau dari sudut kematangan, mereka telah siap untuk belajar bermasyarakat.2). Reaksi Terhadap Orang DeewasaReaksi social pertama bayi adalah terhadap orang dewasa karena, secara normal, orang dewasa merupakan hubungan social pertama bayi. Pada masa bayi menginjak usia tiga bulan, mereka memalingkan muka kearah suara maa dan tersenyum membalas senyuman atau berketuk. Bayi mengeksperesikan kegembiraan terhadap kehadiran orang lain dengan tersenyum, menyepakkan kaki, atau melambaikan tangan. Senyuman social, atau senyuman sebagai reaksi terhadap orang yang dibedakan dari senyuman reflek yang timbul olehrabaan pada pipi atau bibir bayi, dipandang sebagai awal perkembangan social.F. PERKEMBANGAN EMOSIKemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.Seringkali sebelum lewatnya periode neonate, keterangsangan umum pada bayi

Page 6: Perkembangan Masa Kanak

yang baru lahir dapat dibedakan menjadi reaksi yang sederhana yang mengesankan tentang kesenangan dan ketidaksenangan. Reaksi yang tidak menyenangkan dapat diperoleh dengan cara mengubah posisi secara tiba-tiba, sekonyong-konyong membuat suara keras, merintangi gerakan bayi, membiarkan bayi mengenakan popok yang basah, dan menempelkan sesuatu yang dingin pada kulitnya. Rangsangan semacam itu menyebabkan timbulnya tangisan dan aktivitas besar. Sebaliknya, reaksi yang menyenangkan tampak jelas tatkala bayi menetek. Reaksi semacam itu juga dapat diperoleh dengan cara mengayun-ayunkannya, menepuk-nepuknya, memberikan kehangatan, dan membopongnya dengan mesra. Rasa senang pada bayi dapat terlihat dari relaksasi yang menyeluruh pada tubuhnya, dan dari suara yang menyenangkan berupa mendekut dan mendeguk.Terdapat variasi dari segi frekuensi, intesitas serta jangka waktu dari berbagai macam emosi, dan juga usia pemunculannya. Variasi ini sudah mulai terlihat sebelum masa bayi berakhir dan semakin sering terjadi dan lebih menyolok dengan meningkatnya usia kanak-kanak.Ciri Khas Penampilan Emosi Anak• Emosi yang kuat• Emosi sering kali tampak• Emosi bersifat sementara• Reaksi mencerminkan individualitas• Emosi berubah kekuatannya• Emosi dapat diketahui melalui gejala perilaku

G. PERKEMBANGAN KOGNITIFPerbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes intelegensi bayi. Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka. Dan skala mental pda perkembangan kognitif bayi meliputi pengukuran sebagai berikut : Perhatian pendengaran dan penglihatan terhadap rangsangan yang diberikan. Manipulasi, seperti mengkombinasikan benda-benda atau menggoyang-goyangkan Suatu mainan yang dapat menghasilkan bunyi.

BAB IIIKESIMPULAN

Perkembangan adalah perubahan-perubahan kearah yang lebih maju, lebih dewasa dan lebih matang. Perkembangan itu bersifat unik bagi setiap individu. Berarti perkembangan itu disamping ada kasamaan tetapi ada perbedaanya. Bahkan dalam sisi tertentu tidak ada satu individu sama dengan individu lainnya.Masyarakat adalah lingkungan tempat tinggal anak. Mereka juga termasuk teman-teman anak diluar sekolah. Kondisi orang-orang didesa atau kota tempat

Page 7: Perkembangan Masa Kanak

tinggal ia juga turut mempengaruhi perkembangan jiwanya. Anak-anak yang besarkan di kota berbeda pola pikirnya dengan anak desa.Studi tentang pertumbuhan fisik telah menunjukkan bahwa pertumbuhan anak dapat di bagi menjadi 4 periode utama, dua periode ditandai dengan pertumbuhan yang cepat da dua periode lainnya dicirikan oleh pertumbuhan yang lambat.Ada dua alasan mengapa bayi belum pandai berbicara: pertama, alat-alat bicaranya belum sempurna. Kedua, untuk dapat berbicara, ia memerlukan kemampuan berpikir yang belum dimiliki oleh anak bayi. Kemampuan berbicara dapat dikembangkan melalui belajar dan berkomunikasi dengan orang lain secara timbal balik.Perilaku moral berarti perilaku yang sesuai dengan kode moral kelompok sosial. “Moral”berasal dari kata latinyang berarti tatacara, kebiasaan dan adat. Perilaku moral dikendalikan oleh konsep-konsep moral- peraturan perilakuyang telah menjadi kebiasaan bagi anggota suatu budaya dan yang menentukan popla perilaku yang diharapkan dari seluruh anggota kelompok.Menurut keyakinan tradisional sebagian manusia dilahirkan dengan sifat social dan sebagian tidak. Orang yang lebih banyak merenungi diri sendiri daripada bersama-sama dengan orang lain, atau mereka yang bersifat social pikirannya lebih banyak tertuju pada hal-hal diluar dirinya, secara ‘alamiah’ memang sudah bersifat demikian, atau karena factor keturunan. Juga orang yang menentang masyarakat yaitu orang yang anti social.Kemampuan untuk bereaksi secara emosional sudah ada pada bayi yang baru lahir. Gejala pertama perilaku emosional adalah keterangsangan umum terhadap stimulasi yang kuat. Keterangsangan yang berlebih-lebihan ini tercermin dalam aktivitas yang banyak pada bayi yang baru lahir. Meskipun demikian, pada saat bayi lahir, bayi tidak memperlihatkan reaksi yang secara jelas dapat dinyatakan sebagai keadaan emosional yang spesifik.Perbedaan-perbedaan individual dalam perkembangan kognitif bayi telah dipelajari melalui penggunaan skala perkembangan atau tes intelegensi bayi. Adalah penting untuk mengetahui apakah seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat , normal, atau cepat. Kalau seorang bayi berkembang pada tingkat yang lambat, beberapa bentuk pengayaan cukup penting. Akan tetapi bila seorang bayi berkembang pada suatu tahapan yang lebih maju, orang tua dapat dinasehati untuk memberi mainan yang lebih “sulit” guna merangsang pertumbuhan kognitif mereka.

DAFTAR PUSTAKA

Djamarah, Syaiful Bahri. 2008. Psikologi Belajar. PT. Rineka Cipta : Jakarta.MuhibbinSyah, M.Ed. 2008. Psikologi Pendidikan Dengan Pendekatan Baru. PT. Remaja Rosdakarya : Bandung.Djiwandono, Sri Esti. 2006. Psikologi Pendidikan. PT Grasindo : Jakarta.Sarwono. S. W. 1999. Psikologi Remaja. PT. Raja Gizfinto Persada : Jakarta.

Page 8: Perkembangan Masa Kanak

Selain perkembangan fisik, satu hal yang juga harus diperhatikan oleh setiap orangtua yaitu perkembangan psikologis dan emosional buah hatinya. Dengan peka terhadap setiap tahap perkembangan si kecil dapat mempererat hubungan orangtua dan anak, selain tentunya membantu anda mengetahui bagaimana cara menangani anak anda. Berikut beberapa tahap dalam perkembangan psikologis dan emosional anak anda yang bisa menjadi panduan bagi anda sebagai orangtua.

Usia 12 - 36 bulanKegiatan mendongeng atau membacakan cerita sebelum tidur untuk si kecil merupakan sebuah aktifitas yang tak hanya menyenangkan, namun juga dapat mengembangkan kemampuan membaca si kecil sejak dini. Kemampuan tersebut meliputi:

Bagaimana sebuah buku bekerja, dalam hal ini anda mengajarkan bahwa sebuah buku bisa baru akan bermakna setelah kita membukanya, dan membaca cerita didalamnyaMembaca dimulai dari kiri ke kanan

Buku bisa menceritakan sebuah kisah Setiap cerita memiliki awal dan akhir

Setelah si kecil tahu manfaat dan cara kerja buku, anda bisa mulai mengajarkannya untuk menyukai aktifitas membaca buku, ditahap ini anda cukup mengejarkannya beberapa hal seperti:

Membacakannya buku dengan suara yang jelas dan keras Biarkan si kecil bermain-main dengan bukunya, sehingga ia

familiar dengan buku Bacalah dalam waktu yang singkat, karena bagi anak-anak 10

menit membaca merupakan waktu yang lama Ikuti cerita anda dengan pertanyaan seputar kisah yang ada

dalam buku tersebut, untuk memancing interaksi antara anak anda dengan buku yang sedang dibaca

Jika si kecil tiba-tiba merebut buku yang sedang anda bacakan, biarkan ia melakukan hal tersebut, karena hal tersebut pertanda si kecil ingin bereksplorasi dengan bukunya.

Usia 18-36 bulanJika di bulan-bulan sebelumnya bayi anda sulit berpisah dari anda, maka memasuki tahun kedua si kecil mulai menyadari bahwa ia juga mahkluk indiviual. Mereka akan mulai melakukan sesuatu sendiri. Pada tahap ini berikan ruang pada anak anda untuk tumbuh. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara:

Page 9: Perkembangan Masa Kanak

Sediakan lebih banyak waktu bagi anak anda untuk melakukan lebih banyak hal sendiri, misalnya saat ia ingin mengembalikan mainannya sendiri ke kotaknya, saat ia ingin makan sendiri, membuka sepatu sendiri dan sebagainya.

Sertakan si kecil  dalam aktifias harian anda misalnya saat anda membersihkan rumah, anda bisa memberinya lap bersih dan sebagainya sehingga ia merasa telah turut serta bersih-bersih bersama anda.

Pada tahap ini adakalanya si kecil akan membuat anda jengkel, misalnya membuat makanannya berantakan saat mencoba makan sendiri, jika hal tersebut terjadi bersabarlah, bimbinglah ia untuk melatih kemandiariannya dengan benar dan jangan buat ia menyerah karena omelan anda.

Seringkali anda mengatakan "tidak" untuk melarang si kecil melakukan ini itu, jangan kaget jika di usia ini si kecil akan balik mengatakan "tidak" untuk setiap yang anda minta. Alangkah lebih baik jika sejak dini anda mulai memilih kata-kata yang tepat untuk mengatakan "tidak" pada si kecil.

Usia 18 - 24 bulanMemasuki usia 18 bulan, si kecil sudah mulai bisa mengucapkan satu dua patah kata sederhana, bahkan anda akan merasa excited karena ternyata si kecil sudah mulai bisa anda ajak mengobrol. Meski demikian anda harus bersabar karena meski sudah mengenal beberapa kata, namun si kecil belum sepenuhnya mengerti maksud dari kata yang diucapkannya. Bimbinglah ia terus untuk mengembangkan kemampuan bicaranya dengan cara:

Jangan meneruskan kalimat yang seharusnya diselesaikan anak anda, karena hanya akan membuat anak anda frustasi.

Meski sudah mulai bisa berbicara, namun anda harus ingat, si kecil masih akan menggunakan tangisan saat lelah, lapar, atau sakit.

Beri kesempatan pada si kecil untuk berbicara, khususnya jika ada anak lain yang lebih tua di rumah anda.

Jadilah contoh pembicara yang baik untuk anak anda, karena pada usia ini anak anda sedang hobinya meniru apa yang dilihat dan didengarnya. Biasakan menggunakan kata-kata yang baik dan jelas dalam keseharian anda.

Usia 24 bulanMemasuki usia 24 bulan anak anda mulai merasakan hubungan antara perasaan dan perbuatannya terhadap orang lain. Hal tersebut lah yang menjadi dasar interaksi si kecil dengan sesama yang nantinya membangun hubungan persahabatan. Sikap empati tersebut perlu dikembangkan oleh si kecil sejak dini dengan cara:

Page 10: Perkembangan Masa Kanak

Saat anak anda sedang kesal atau sedih, biarkan ia merasakan dan mengahadapi perasaan tersebut, jangan coba menutupi perasaannya atau melarangnya mengungkapkan perasanannya. Dengan demikian anak akan belajar mengidentifikasi beragam perasaan yang dirasakannya.

Perhatikan emosi anda. Jangan malu mengakui jika anda sedang marah, sedih atau kecewa. Namun pastikan juga anda tidak over acting menghadapi perasaan tersebut sehingga membuat anak anda takut dan aneh dengan reaksi anda.

PERKEMBANGAN SOSIAL ANAK USIA DINIPerkembangan merupakan suatu perubahan, dan perubahan ini tidak bersifat kuantitatif, melainkan kualitatif. Perkembangan tidak ditekankan pada segi material, melainkan pada segi fungsional. Pengertian lain dari perkembangan adalah “perubahan-perubahan yang dialami oleh individu atau organisme menuju tingkat kedewasaannya atau kematangannya (maturation) yang berlangsung secara sistematis, progresif dan berkesinambungan, baik menyangkut fisik (jasmaniah) maupun psikis (rohaniah). (Syamsu Yusuf LN, 2001 : 15). Oemar Hamalik (2004 : 84) menambahkan bahwa “perkembangan menunjuk kepada perubahan yang progresif dalam organisme bukan saja perubahana dalam segi fisik (jasmaniah) melainkan juga dalam segi fungsi misalnya kekuatan dan koordinasi”. Dengan demikian berarti kita dapat mengartikan bahwa perkembangan sebagai perubahan kualitatif dari pada fungsi-fungsi.Perkembangan sosial merupakan pencapaian kematangan dalam hubungan sosial. Dapat juga diartikan sebagai proses belajar untuk menyesuaikan diri terhadap norma-norma kelompok, moral, dan tradisi; meleburkan diri menjadi suatu kesatuan yang saling berkomunikasi dan bekerja sama.Secara potensial (fitrah) menurut Plato, manusia dilahirkan sebagi mahluk sosial (zoon politicon). Namun untuk mewujudkan potensi tersebut ia harus berada dalam interaksi dengan lingkungan manusia-manusia lain.Perkembangan perilaku sosial anak ditandai dengan adanya minat terhadap aktivitas teman-teman dan meningkatnya keinginan yang kuat untuk diterima sebagai anggota suatu kelompok, dan tidak puas bila tidak bersama teman-temannya. Anak tidak lagi puas bermain sendiri dirumah atau dengan saudara-saudara kandung atau melakukan kegiatan-kegiatan dengan anggota-anggota

Page 11: Perkembangan Masa Kanak

keluarga. Anak ingin bersama teman-temannya dan akan merasa kesepian serta tidak puas bila tidak bersama teman-temannya.Dua atau tiga teman tidaklah cukup baginya. Anak ingin bersama dengan kelompoknya, karena hanya dengan demikian terdapat cukup teman untuk bermain dan berolah raga, dan dapat memberikan kegembiraan. Sejak anak masuk sekolah sampai masa puber, keinginan untuk bersama dan untuk diterima kelompok menjadi semakin kuat. Hal ini berlaku baik untuk anak laki-laki maupun anak perempuan.a. Sosialisasi pada masa awal masa kanak-kanakMenurut Hurlock, E.B. “salah satu tugas perkembangan masa awal kanak-kanak yang penting adalah memperoleh latihan dan pengalaman pendahuluan yang diperlukan untuk menjadi anggota kelompok dalam akhir masa kanak-kanak”. Jadi dalam masa kanak-kanak disebut sebagi masa prakelompok. Dasar untuk sosialisasi diletakan dengan meningkatnya hubungan antara anak dengan teman-teman sebayanya dari tahun ketahun. Anak tidak hanya lebih banyak bermain dengan anak-anak lain tetapi juga lebih banyak berbicara.Jenis hubungan sosial lebih penting daripada jumlahnya. Kalau anak menyenangi hubungan dengan orang lain meskipun hanya kadang-kadang saja, maka sikap terhadap kontak sosial mendatangkan lebih baik daripada hubungan sosial yang sering tetapi sifat hubungannya kurang baik. Anak yang lebih menyukai interaksi dengan manusia daripada benda akan lebih mengembangkan kecakapan sosial sehingga mereka lebih populer daripada anak yang interaksi sosialnya terbatas.Manfaat yang diperoleh anak dengan diberikannya kesempatan untuk berhubungan sosial akan sangat dipengaruhi oleh tingkat kesenangan hubungan sosial sebelumnya. Yang umumnya terjadi pada masa ini adalah bahwa anak lebih menyukai kontak sosial sejenis daripada hubungan sosial dengan kelompok jenis kelamin yang berlawanan.

Antara usia dua dan tiga tahun, anak menunjukan minat yang nyata untuk melihat anak-anak lain dan berusaha mengadakan kontak sosial dengan mereka. Ini dikenal dengan bermain sejajar, yaitu bermain sendiri-sendiri, tidak bermain dengan anak-anak lain. Kalaupun terjadi kontak, maka kontak ini cenderung bersifat perkelahian, bukan kerja sama. Bermain sejajar merupakan bentuk sosial yang pertama-tama dilakukan dengan teman-teman sebaya.Perkembangan selanjutnya adalah bermain asosiatif, di mana anak terlibat dalam kegiatan yang menyerupai kegiatan anak-anak lain. Dengan meningkatnya kontak sosial , anak terlibat dalam bermain

Page 12: Perkembangan Masa Kanak

kooperatif, dimana ia menjadi anggota kelompok dan saling berinteraksi. Sebagian anak sudah mulai bermain dengan anak lain, ia masih sering berperan sebagi penonton, mengamati anak lain bermain tetapi tidak berusaha benar-benar bermain dengannya. Dari pengalaman mengamati ini, anak muda belia belajar bagaimana anak lain mengadakan kontak sosial dan bagaimana perilakunya dalam berbagai situasi sosial.Kalau pada masa anak berusia empat tahun telah mempunyai pengalaman sosialisasi pendahuluan, biasanya ia mengerti dasar-dasar permainan kelompok, sadar akan pendapat orang lain dan berusaha mendapatkan perhatian dengan cara berlagak menonjolkan diri. Dalam tahun-tahun selanjutnya ia memperhalus perilaku baru yang dapat diterima oleh kelompok teman-temannya.

Bentuk perilaku sosial yang berhasil tampak untuk penyesuaian sosial yang berhasil tampak dan mulai berkembang dalam periode ini. Dalam tahun-tahun pertama masa kanak-kanak bentuk penyesuaian ini belum sedemikian berkembang sehungga belum begitu memungkinkan anak selalu untuk berhasil dalam bergaul dengan teman-temannya. Namun periode ini merupakan tahap perkembangan yang yang kritis karena pada masa inilah dasar sikap sosial dan pola perilaku sosial dibentuk. Dalam penelitian longitudinal terhadap sejumlah anak, Wadrop halperson dalam psikologi perkembangan Hurlock, melaporkan bahwa anak yang pada masa usia 2,5 tahun bersikap ramah dan aktif secara sosial akan terus bersikap seperti itu sampai usia 7,5 tahun. mereka menyimpulkan bahwa “sikap sosial pada masa 7,5 tahun diramalkan oleh sikap sosial pada 2,5 tahun”.

Secepat individu menyadari bahwa diluar dirinya itu ada orang lain, maka mulailah pula menyadari bahwa ia harus belajar apa yang seyogyanya ia perbuat seperti yang diharapkan orang lain. Proses belajar untuk menjadi mahluk sosial ini disebut sosialisasi.Anak dilahirkan belum bersifat sosial. Dalam arti, dia belum memiliki kemampuan untuk bergaul dengan orang lain. Untuk mencapai kematangan sosial, anak harus belajar tentang cara-cara menyesuaikan diri dengan orang lain. Kemampuan ini diperoleh anak melalui kesempatan atau pengalaman bergaul dengan orang-orang dilingkungannya, baik orang tua, saudara, teman sebaya ataupun orang dewasa lainnya.Perkembangan anak sangat dipengaruhi oleh proses perlakuan atau bimbingan orang tua terhadap anak dalam mengenal berbagai

Page 13: Perkembangan Masa Kanak

aspek kehidupan sosial, atau norma-norma kehidupan bermasyarakat serta mendorong dan memberikan contoh kepada anaknya bagaimana menerapkan norma-norma tersebut dalam kehidupan sehari-hari. Proses bimbingan orang tua ini lazim disebut sosialisasi.Suean Robinson Ambron (1981) mengartikan sosialisasi itu sebagai proses belajar yang membimbing anak ke arah perkembangan kepribadian sosial sehingga dapat menjadi anggota masyarakat yang bertanggung jawab.Sosialisasi dari orang tua ini sangatlah penting bagi anak, karena dia masih terlalu muda dan belum memiliki pengalaman untuk membimbing perkembangannya sendiri ke arah kematangan. Melalui pergaulan anak atau hubungan sosial, baik dengan orang tua, anggota keluarga, orang dewasa, dan teman sebaya lainnya, anak mulai mengembangkan bentuk-bentuk tingkah laku sosial. Pada masa anak menurut Syamsu Yusuf, bentuk-bentuk prilaku sosial itu adalah sebagai berikut :a) Pembangkangan (negativisme), yaitu bentuk tingkah laku melawan.b) Agresi (Agresion), yaitu perilaku menyerang balik secara fisik (nonverbal) maupun kata-kata (verbal).c) Berselisih atau bertengkar (quarelling), terjadi apabila anak merasa tersinggung atau terganggu oleh sikap dan perilaku anak lain.d) Menggoda (teasing), yaitu sebagai bentuk lain dari agresif.e) Persaingan (rivally)

Perilaku kita sehari-hari pada umumnya diwarnai oleh, perasaan-perasaan tertentu, seperti rasa senang atau tidak senang, suka atau tidak suka, atau sedih dan gembira. Perasaan yang terlalu menyertai perbuatan-perbuatan kita sehari-hari disebut sebagai warna afektif. Warna afektif ini kadang-kadang kuat, kadang-kadang lemah, atau kadang tidak jelas. Apabila warna afektif tersebut kuat, menurut Sarlito (1982), perasaan sepertri itu dinamakan emosi (Fatimah, 2006:104). Beberapa perasaan lainnya adalah gembira, cinta, marah, takut, cemas, malu, kecewa benci.Menurut Crow & Crow (1958) pengertian emosi adalah “An emotion, is a affective experience that accompanies generalized inner adjustment and mental and psychological stired up states in the individual, and that shows it self in his evert behavior.” Jadi, emosi adalah warna afektif yang kuat dan ditandai oleh perubahan-perubahan fisik.Pada saat emosi, sering terjadi perubahan-perubahan fisik seseorang, seperti:

Page 14: Perkembangan Masa Kanak

a. reaksi elektris pada kulit meningkat bila terpesona;b. peredaran darah bertambah cepat bila marah;c. denyut jantung bertambah cepat bila terkejut;d. bernapas panjang kalau kecewa;e. pupil mata membesar bila marah;f. air liur mongering bila takut atau tegang;g. bulu roma berdiri bila takut;h. pencernaan menjadi sakit atau mencret-mencret kalau tegang;i. otot menjadi tegang atau bergetar (tremor);j. komposisi darah berubah dan kelenjar-kelenjar lebih aktif.(Fatimah, 2006:105).Menurut Nurihsan (2007) Emosi itu dapat didefinisikan sebagi suatu suasana yang kompleks (a complex feeling state) dan getaran jiwa (a stird up state) yang menyertai atau muncul sebelum/sesudah terjadinya prilaku. Aspek emosional dari suatu perilaku, pada umumnya selalu melibatkan tiga variable, yaitu : rangsanganm yang menimbulkan emosi (the stimulus variable), perubahan-perubahan fisikologis yang terjadi bila mengalkami emosi (the organismic variable), dan pola sambutan ekspresi atas terjadinya pengalaman emosional itu. (the response variable). Ayang mungkin dapat dirubah dan dipengaruhi atau diperbaiki (oleh para pendidik atau guru) adalah variable pertama dan ketiga (the stimulus-response variables) sedangkan variablekedua tidak mungkin karena merupakan proses fisiologis yang terjadi pada organisme secara mekanis.Menurut Nurihsan (2007) ada dua dimensi emosional yang sangat penting diketahui para pendidik, terutama para guru, ialah: 1. senang tidak senang (pleasant-unpleasent), atau suka tidak suka (like-dislike);2. intensitas dalam term kuat-lemah (strength-weakness) atau halus kasarnya atau dalam dangkalnya emosi tersebut. Hal-hal itu penting karena dapat memberikan motivasi pengarahan dan integritas perilaku seseorang, di samping pula akan merupakan hambatan-hambatan yang bersifat fatal.Nurihsan mengutip pendapat Bridges (2007;154) menjelaskan proses perkembangan dan diferensiasi emosional pada anak-anak sebagai berikut :a. Pada saat dilahirkan setiap bayi dilengkapi kepekaan umum terhadap rangsangan-rangsangan tertentu (bunyi, cahaya temperature).b. Dalam periode 3 bulan pertama ketidaksenangan dan kegembiraan mulai didefinisikan melalui penularan) dari emosi orang tuanya.c. Dalam masa 3-6 bulan pertama ketidaksenangan itu

Page 15: Perkembangan Masa Kanak

berdiferensiasi ke dalam kemarahan, kebencian, dan ketakutan.d. Sedangkan pada masa 9-12 bulan pertama kegembiraan berdiferensiasi kedalam kegairahan dan kasih saying.e. Pada usia 18 bulan pertama kecemburuan mulai dideferensiasikan dari ketidaksenangan tadi.f. Pada usia 2 tahun kenikmatan dan keasyikan berdiferensiasi dari kesenangan.g. Mulai usia 5 tahun, ketidaksenangan berdiferensiasi di dalam rasa malu, cemas, dan kecewa; sedangkan kesenangan berdiferensiasi ke dalam harapan dan kasih saying. Dalam taraf-taraf perkembangan selanjutnya dimensi-dimensi tersebut di-reinforcement secara conditioning melalui proses belajar. Oleh karena itu, tidak mengherankan kalau terdapat siswa-siswa yang membenci atau menyenangi guru atau bidang studi tertentu, bergantung pada kemampuan guru untuk menyelenggarakan conditioning dan reinforcement asfek-asfek emosional tersebut.

Kematangan dan belajar terjalin erat satu sama lain dalam mempengaruhi perkembangan emosi. Perkembangan intelektual menghasilkan kemampuan berpikir kritis untuk memahami makna yang sebelumnya tidak dimengerti dan menimbulkan emosi terarah pada satu objek. Demikian pula kemampuan mengingat dan menghapal mempengaruhi reksi emosional. Dengan demikian, anak menjadi rektif terhadap rangsangan yang tadinya tidak mempengaruhi mereka pada usia yang lebih muda.Kegiatan belajar turut menunjang perkembangan anak. Metode belajar yang menunjang perkembangan emosi antara lain sebagai berikut.a. Belajar dengan coba-cobaAnak belajar dengan coba-coba untuk mengekspresikan emosinya dalam bentuk perilaku yang memberikan pemuasan sedikit atau sama sekali tidak memberikan kepuasan. Cara belajar ini lebih umum digunakan pada masa anak-anak sekolah. Pada masa balita yaitu sekitar anak usia 1-5 tahun anak-anak melakukan kegiatan yang bias mengekspresikan emosinya dengan coba-coba sesuai dengan insting dan nuraninya. Seorang bayi apabila diberikan mainan di depan mukanya dia akan tersenyum bahkan mulai tertawa dengan suara khasnya, dan terkadang apabila benda mainan itu dijauhkan atau yang mengasuhnya menjauhkannya maka sang anak menangis sebagai ekspresi dari kekecewaannya, kemarahannya, dann keinginannya untuk melihat benda tersebut.Anak yang sudah mulai bisa bergerak merangkak dia akan

Page 16: Perkembangan Masa Kanak

mengekspresikan emosinya apabila dia sedang mencoba berbalik untuk tengkurap. Anak akan mencoba terus-menerus membalikan tubuhnya, dan ketika dia tidak mampu untuk membalikan tubuhnya biasanya dia menangis untuk mengekspresikan keinginannya untuk diberi bantuan.Sedangkan pada anak yang sudah mulai belajar berjalan dan berbicara yaitu sekitar umur 1,5 tahun lebih, dia sudah bisa mengekspresikan emosi dirinya dengan lebih terarah sesuai dengan situasi yang ada disekitarnya.b. Belajar dengan cara meniruDengan cara meniru dan mengamati hal-hal yang membangkitkan emosi orang lain, anak-anak bereaksi dengan emosi dan metode ekspresi yang sama dengan orang-orang yang diamati.Ketika seorang anak melihat anak diatasnya main sepeda, dia akan mengekpresikan keinginannya dengan mencoba meminjam atau mengadu kepada orang tuanya untuk membelinya.Pada anak sudah mulai sekolah dia akan lebih kelihatan dalam menampakan ekspresi emosionalnya pada rekan yang baru dia kenal disekolah dan guru yang ada disekolah tersebut. Makanya cara pengajaran yang efektif bagi pendidikan anak usia dini dan pendidikan dasar adalah dengan cara memberikan contoh, apalagi pada kegiatan etika seperti membiasakan anak untuk sun tangan pada guru dan orang tuanya. Dia akan meniru orang tua, guru, kaka kelas disekolah dan teman-temannya. Ketika orang tuanya sedikit-sedikit marah ketika ada masalah, atau gurunya juga sering menegur dengan marah-marah, kak kelasnya juga seing mengejek dan mencaci juga memarahi dia juga teman-temannya, maka anak akan meniru cara-cara seperti itu untuk mengekspresikan emosinya pada orang lain.c. Belajar dengan cara mempersamakan diriAnak menirukan reaksi emosional orang lain yang tergugah oleh rangsangan yang sama dengan rangsangan yang telah membangkitkan emosi orang yang ditiru. Disini anak hanya menirukan orang yang dikagumi dan mempunyai ikatan emosional yang kuat dengannya.d. Belajar melalui pengondisianDengan metode ini objek, situasi yang mulanya gagal memancing reaksi emosional kemudian berhasil dengan cara asosiasi. Pengondisian terjadi dengan mudah cdan cepat pada tahun-tahun awal kehidupan karena anak kecil kjurang mampu menalar, mengenal betapa tidak rasionalnya reksi mereka. Setelah melewati masa kanak-kanak, penggunaan metode pengondisian semakin terbatas pada perkembangan rasa suka dan tidak suka.e. Belajar di bawah bimbingan dan pengawasan

Page 17: Perkembangan Masa Kanak

Anak diajarkan cara bereaksi yang dapat diterima jika suatu emosi terangsang. Dengan pelatihan, anak-anak dirangsang untuk bereaksi terhadap rangsangan yang biasanya membangkitkan emosi yang menyenangkan dan dicegah agar tidak bereaksi secara emosional terhadap rangsangan yang membangkitkan emosi yang tidak menyenangkan.Anak memperhalus ekspresi kemarahannya atau ekspresi lain ketika ia beranjak ke masa remaja. Peralihan pernyataan emosi yang bersifat umum ke emosinya sendiri yang bersifat individual ini akan memperhalus perasaan merupakan petunjuk adanya pengaruh yang bertahap dari latihan serta pengendalian terhadap perilaku emosional.

Pembentukan Prilaku Afektif dan Kepribadiana. Pengaruh Emosional terhadap Kesehatan“Di dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat”. Selogan ini menjadi alasan pada pembahasan ini, sebab pendidikan tidak berjalan lancar apabila tubuh pelaku pendidikan tidak sehat. Perasaan takut atau marah dapat menyebabkan seseorang menjadi gemetar. Dalam ketakutan, mulut menjadi kering, jantung berdetak cepat, aliran darah/tekanan darah deras sehingga system pencernaan terganggu. Cairan pencernaan atau getah lambung terpengaruh oleh gangguan emosi. Keadaan emosi yang menyenangkan dan relaks berfungsi sebagai alat pembantu mencerna, sedangkan perasaan tidak enak atau tertekan menghambat atau menggangu pencernaan.Diantra rangsangan yang meningkatkan kegiatan kelenjar sekresi dari getah lambung adalah ketakutan-ketakutan yang akut atau kronis. Kegembiraan yang berlebihan, kecemasan, dan kehawatiran menyebabkan menurunya kegiatan system pencernaan dan kadang-kadang menimbulkan sembelit. Satu-satunya cara penyembuhan yang efektif adalah menghilangkan penyebab ketegangan emosi. Radang pada lambung tidak busa disembuhkan, demikian pula diare dan sembelit, jika factor-faktor yang menyebabkan munculnya emosi tidak dihilangkan.Gangguan emosi juga dapat menyebabkan kesulitan berbicara. Ketergantungan emosional yang cukup lama mungkin menyebabkan seseorang gagap. Seseorang yang agagap sering dapat normal berbicara jika dalam keadaan relaks atau senang. Namun, jika dia dihadapkan pada situasi-situasi yang menyebabkan kebingungan maka akan menunjukan kegagapannya.

Perilaku ketakutan, malu-malu atau agresif dapat disebabkan ketegangan emosi atau frustasi. Karena reaksi kita berbeda-beda

Page 18: Perkembangan Masa Kanak

terhadap setiap orang yang kita jumpai maka timbul emosi tertentu. Seorang siswa bisa saja tidak senang kepada gurunya bukan karena pribadi guru, tetapi karena sesuatu yang terjadi pada situasi belajar dikelas. Jika ia merasa malu karena gagal dalam menjawab soal tes lisan, pada kesempatan lain, ia mungkin menjadi takut ketika menghabisi tes tertulis. Akibatnya, ia memutuskan membolos, atau mungkin melakukan kegiatan yang lebih buruk lagi, yaitu melarikan diri dari orang tua, guru, atau dari otoritas lain.Dengan demikian, gangguan emosional dan frustasi mempengaruhi efektivitas belajar seseorang. Seorang anak disekolah akan belajar lebih giat dan efektif bila ada motivasi. Selanjutnya ia akan mengembangkan usahanya untuk menguasai bahan yang dipelajari. Rasa senang karena berhasil mencapai prestasi akan mengurangi rasa takut dan kelelahan. Karena reksi setiapsiswa tidak sama, rangsangan untuk belajar yang diberikan harus disesuaikan dengan kondisi emosional anak. Rangsangan-rangsangan perasaan tidak menyenangkan akan mempengaruhi hasil belajar dan sebaliknya rangsangan yang menghasilkan perasaan menyenangkan akan mempermudah dan meningkatkan motivasi belajar.Nurihsan (2007:155) berpendapat dimensi-dimensi emosional dapat diidentifikasikan pengaruh dan manifestasinya kedalam berbagai kecenderungan bentuk perilaku seperti sikap-sikapnya untuk menolak-menerima, mendekati-menjauhi, berbuat atau tidak berbuat (diam), menghargai-tidak menghargai, mempercayai-tidak mempercayai, bahkan lebih dalam lagi meyakini-tidak meyakini terhadap objek-objek (termasuk dirinya) baik nyang bersifat material maupun non material atau manusiawi dan non-manusiawi.Goleman (1997) mengatakan bahwa koordinasi suasana hati adalah inti hubungan social yang baik. Apabila seseorangdapat menyesuaikan diri dengan suasana hati individu yang lain atau dapat berempati, orang tersebut akan memiliki tingkat emosionalitas yang baik dan akan lebih mudah menyesuaikan diri dalam pergaulan social serta lingkungannya. Goleman lebih lanjut mengatakan bahwa kecerdasan emosional adalah kemampuan lebih yang dimiliki seseorang dalam memotivasi diri, ketahanan dalam menghadapi kegagalan, mengendalikan emosi dan menunda kepuasan, serta mengatur keadaan jiwa. Dengan kecerdasan emosikonal tersebut, seseorang dapat menempatkan emosinya pada porsi yang tepat, memilah kepuasan dan mengatur suasana hati.Selanjutnya, Howes dan Herald (1999) mengatakan, pada intinya, kecerdasan emosional merupakan komponen yang membuat seseorang menjadi pintar menggunakan emosi. Lebih lanjut dikatakannya bahwa emosi manusia berada di wilayah dari

Page 19: Perkembangan Masa Kanak

perasaan lubuk hati, naluri yang tersembunyi, dan sensasi emosi yang apabila diakui dan dihormati, kecerdasan emosional menyediakan pemahaman yang lebih mendalam dan lebih utuh tentang diri sendiri dan orang lain.Dari beberapa pendapat diatas, dapatlah dikatakan bahwa kecerdasan emosional menuntut diri untuk belajar mengakui dan menghargai perasaan diri sendiri dan orang lain dan menggapainya dengan tepat, menerapkan dengan efektif energi emosi dalam kegiatan pembelajaran, kehidupan dan pekerjaan sehari-hari. Unsur penting kecerdasan emosional terdiri dari: kecakapan pribadi (mengelola diri sendiri), kecakapan social ( menangani suatu hubungan), dan keterampilan social (kepandaian menggugah tanggapan yang dikehendaki pada orang lain).Goleman (1995) mengungkapkan lima wilayah kecerdasan emosional yang dapat menjadi pedoman bagi individu untuk mencapai kesuksesan dalam kehidupan sehari-hari, baik dalam belajar-mengajar ataupun kegiatan lainnya.a. Mengendalikan emosi diriKesadaran diri dalam mengenali perasaan sewaktu perasaan itu terjadi merupakan dasar kecerdasan emosikonal. Pada tahap ini diperlukan adanya pemantauan perasaan dari waktu ke waktu agar timbul wawasan psikologi dan pemahaman tentang diri. Ketidakmampuan untuk mencermati perasaan yang sesungguhnya membuat diri berada dalam kekuasaan perasaan sehingga tidak peka akan perasaan yang sesungguhnya yang berakibat buruk bagi pengambilan keputusan masalah.b. Mengelola emosiMengelola emosi berarti menangani perasaan agar terungkap dengan tepat.Hal ini merupakan kecakapan yang sangat bergantung pada kesadaran diri. Emosi dikatakan berhasil dikelola apabila mampu menghibur diri ketika ditimpa kesedihan, dapat melepas kecemasan, kemurungan atau ketersiggungan dan bangkit kembali dengan cepat. Sebaliknya, orang yang buruk kemampuannya dalam mengelola emosi akan terus menerus bertarung melawan perasaan murung atau melarikan diri pada hal-hal yang negatif yang merugikan dirinya sendiri.c. Memotivasi diriKemampuan seseorang memotivasi diri dapat ditelusuri melalui hal-hal berikut:a. cara mengendalikan dorongan hati;b. derajat kecemasan yang berpengaruh terhadap unjuk kerja seseorang;c. kekuatan berpikir positif;d. optimisme;

Page 20: Perkembangan Masa Kanak

e. keadaan flow (mengikuti aliran), yaitu keadaan ketika perhatian seseorang sepenuhnya tercurah kepada apa yang sedang terjadi, pekerjaannya, hanya terpokus pada satu objek. Dengan kemampuan memotivasi diri, seseorang cenderung memilikipandangan yang positif dalam menilai segala sesuatu yang terjadi dalam dirinya.d. Mengenali emosi orang lainEmpati atau mengenal emosi orang lain dibangun berdasarkan kesadaran diri. Jika seseorang terbuka pada emosi sendiri, ia akan terampil membaca perasaan orang lain. Sebaliknya, apabila seseorang tidak mampu menhyesuaikan diri dengan emosinya sendiri, ia tidak akan mampu menghormati perasaan orang lain.e. Membina hubungan dengan orang lain.Seni dalam menjaga hubungan dengan orang lain merupakan keterampilan social yang mendukung keberhasilan dalam pergaulan dengan orang lain.