12
Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang 385 PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA ARAB Annisa Malinda Natasya Hagk dan Umi Najihah Kholilah Universitas Negeri Malang [email protected] ABSTRAK: Sampai saat ini kesetaraan gender di negara - negara Arab masih menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia. Dalam makalah ini penulis memfokuskan pada perkembangan kesetaraan gender di negara negara Arab. Sebagaimana hasil dari beberapa survey yang menyatakan bahwasannya kebanyakan negara Arab menempati posisi terendah dalam hal kesetaraan gender. Itu artinya perempuan belum mendapatkan kesetaraan dalam memperoleh hak haknya. KATA KUNCI: Perkembangan, gender, perempuan Sampai abad ke 20 ini, kesetaraan gender masih terus di perjuangkan oleh banyak perempuan di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara Arab. Karena negara-negara Arab masih menempati posisi terendah dalam hal kesetaraan gender. Gender masih diperbincangkan sampai sekarang karena gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang aktivitas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan. Adat istiadat dan budaya di negara-negara arab berperan penting dalam terjadinya kesetaraan gender, yang mana disana laki-laki menjadi sentral kehidupan dan perempuan selalu menjadi yang terbelakang. Hal ini menunjukkan tidak adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan disana. Sudah banyak perempuan yang sadar akan kesetaraan gender dan menuntut akan hak-hak mereka yang telah hilang. Dalam hal pendidikan, perkembangan kesetaraan gender dalam bidang ini perlu mendapatkan sorotan karena perbandingan partisipasi perempuan dalam hal tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara negara yang lain. Bukan hanya dalam bidang pendidikan, sorotan yang terkait dengan kesetaraan gender juga terjadi dalam bidang pekerjaan, dimana perempuan tidak mendapatkan akses luas untuk berpartisipasi di dalamnya.

PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

  • Upload
    others

  • View
    24

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

385

PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER

DI NEGARA – NEGARA ARAB

Annisa Malinda Natasya Hagk dan Umi Najihah Kholilah

Universitas Negeri Malang

[email protected]

ABSTRAK: Sampai saat ini kesetaraan gender di negara - negara Arab masih

menjadi topik yang menarik untuk diperbincangkan. Kesetaraan gender adalah

kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan untuk memperoleh kesempatan

serta hak-haknya sebagai manusia. Dalam makalah ini penulis memfokuskan

pada perkembangan kesetaraan gender di negara – negara Arab. Sebagaimana

hasil dari beberapa survey yang menyatakan bahwasannya kebanyakan negara

Arab menempati posisi terendah dalam hal kesetaraan gender. Itu artinya

perempuan belum mendapatkan kesetaraan dalam memperoleh hak – haknya.

KATA KUNCI: Perkembangan, gender, perempuan

Sampai abad ke 20 ini, kesetaraan gender masih terus di perjuangkan oleh

banyak perempuan di seluruh belahan dunia, terutama di negara-negara Arab.

Karena negara-negara Arab masih menempati posisi terendah dalam hal

kesetaraan gender. Gender masih diperbincangkan sampai sekarang karena gender

telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, hak dan fungsi serta ruang

aktivitas yang berbeda antara laki-laki dan perempuan.

Adat istiadat dan budaya di negara-negara arab berperan penting dalam

terjadinya kesetaraan gender, yang mana disana laki-laki menjadi sentral

kehidupan dan perempuan selalu menjadi yang terbelakang. Hal ini menunjukkan

tidak adanya kesetaraan antara laki-laki dan perempuan disana. Sudah banyak

perempuan yang sadar akan kesetaraan gender dan menuntut akan hak-hak

mereka yang telah hilang.

Dalam hal pendidikan, perkembangan kesetaraan gender dalam bidang ini

perlu mendapatkan sorotan karena perbandingan partisipasi perempuan dalam hal

tersebut masih sangat rendah jika dibandingkan dengan negara – negara yang lain.

Bukan hanya dalam bidang pendidikan, sorotan yang terkait dengan kesetaraan

gender juga terjadi dalam bidang pekerjaan, dimana perempuan tidak

mendapatkan akses luas untuk berpartisipasi di dalamnya.

Page 2: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

386 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Konsep gender menjadi persoalan yang dapat menimbulkan pro dan kontra

baik di kalangan masyarakat, akademisi, maupun pemerintahan sejak dahulu dan

bahkan sampai sekarang. gender diartikan sebagai arti sosial yang diberikan

kepada perbedaan jenis kelamin (Luhulima, 2014 : 46). Maka pada umumnya

gender dapat di pahami sebagai pengertian yang mengacu pada atribut sosial dan

kesempatan (akses) yang berkaitan antara laki-laki dan perempuan. hal ini

mempengaruhi pembagian sumber daya, kesempatan bekerja, keterlibatan dalam

politik, tanggung jawab, pembagian kekayaan dan pengambilan keputusan dalam

sebuah keluarga atau dalam kehidupan sosial. Meskipun banyak variasi lainya

yang terjadi bebagai belahan dunia, tetapi hubungan gender di seluruh dunia

mencerminkan ketidak seimbangan antara laki-laki dan perempuan.

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan

untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia, agar mampu

berperan dan berpartisipasi dalam kegiatan politik, hukum, ekonomi, sosial

budaya, pendidikan dan pertahanan dan keamanan nasional (hankamnas) serta

kesamaan dalam menikmati hasil pembangunan. Terwujudnya kesetaraan gender

ditandai dengan tidak adanya diskriminasi antara perempuan dan laki-laki, dan

dengan demikian mereka memiliki akses, kesempatan berpartisipasi, kontrol atas

pembangunan dan memperoleh manfaat yang setara dan adil dari pembangunan

(Rani Pratiwi Dyah Susanti, 2012).

Isu gender akan muncul jika suatu kelompok masyarakat menyadari dan

merasa ketidak setaraan antara laki-laki dan perempuan adalah salah, tidak dapat

diterima, dan tidak adil. Hal ini menjadi sebuah masalah yang patut untuk di

tindak lanjuti apabila masyarjakat merasakan kesenjangan gender yang cukup

besar. Pada umumnya sebagian masyarakat merasa tidak nyaman saat mendengar

kata ‟gender‟.Sehingga masalah gender dapat dikatakan adalah sebuah masalah

yang sangat sensitif untuk di perbincangkan.

Page 3: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

387

FAKTOR YANG MENYEBABKAN TERJADINYA KESETARAAN

GENDER

Adapun beberapa indikator kesetaraan gender adalah sebagai berikut:

a) Akses

Yang dimaksud dengan aspek akses adalah peluang atau kesempatan dalam

memperoleh atau menggunakan sumber daya tertentu. Mempertimbangkan

bagaimana memperoleh akses yang adil dan setara antara perempuan dan

laki-laki, anak perempuan dan laki-laki terhadap sumberdaya yang akan

dibuat. Sebagai contoh dalam hal pendidikan bagi guru adalah akses

memperoleh beasiswa melanjutkan pendidikan untuk guru perempuan dan

laki-laki diberikan secara adil dan setara atau tidak.

b) Partisipasi

Aspek partisipasi merupakan keikutsertaan atau partisipasi seseorang atau

kelompok dalam kegiatan dan atau dalam pengambilan keputusan. Dalam hal

ini guru perempuan dan lakilaki apakah memiliki peran yang sama dalam

pengambilan keputusan di sekolah atau tidak.

c) Kontrol

Kontrol adalah penguasaan atau wewenang atau kekuatan untuk mengambil

keputusan.Dalam hal ini apakah pemegang jabatan sekolah sebagai

pengambil keputusan didominasi oleh gender tertentu atau tidak.

d) Manfaat

Manfaat adalah kegunaan yang dapat dinikmati secara optimal. Keputusan

yang diambil oleh sekolah memberikan manfaat yang adil dan setara bagi

perempuan dan laki-laki atau tidak.

Banyak kelompok-kelompok yang bertujuan untuk menyeimbangkan hak

perempuan yang selama ini ditindas. Salah satunya gerakan sosial yang

dinamakan “gerakan feminisme”. Gerakan tersebut bertujuan untuk mendobrak

nilai nilai lama (patriarkal) yang sudah mendarah daging di dalam diri dan tradisi

masyarakat (Herien Puspitawati. 2013). Gerakan feminism sangat menentang

budaya patriarki. Budaya dalam keluarga inilah yang menjadi slah satu sebab

Page 4: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

388 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

adalah ketidka setaraan gender. Yang mana laki-laki mendapatkan hak dan

kekuasaan lebih banyak dari pada perempuan.

Gender juga menimbulkan pro dan kontra pada masyarakat karena yang

disebabkan oleh beberapa faktor (Herien Puspitawati, 2012):

1. Adanya perbedaan dalam mengartikan arti gender secara sosial yang

akhirnya menimbulkan perbedaan peran antara laki-laki dan perempuan

dalam suatu masyarakat.

2. Perbedaan gender yang telah melekat dalam pandangan masyarakat luas,

terkadang menjadikan mereka lupa bahwasanya hal itu adalah suatu hal

yang permanen sebagaimana permanennya ciri-ciri biologis yang dimiliki

oleh laki-laki dan perempuan sejak lahir.

3. Perbedaan gender telah melahirkan beberapa perbedaan dari segi peran,

sifat, dan fungsi antara laki-laki dan perempuan.

4. Anggapan masyarakat akan sikap perempuan yang feminin dan laki-laki

yang maskulin bukanlah sesuatu yang mutlak yang dimiliki oleh laki-laki

dan perempuan.

5. Kesenjangan gender yang telah melekat dalam diri masyarakat dapat

berubah sesuai dengan perkembangan zaman.

6. Adanya 2 konsep yang menyebabkan terjadinya perbedaan gender yaitu

konsep nature dan nurture

7.

PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA – NEGARA

ARAB

Dunia Arab secara historis merupakan budaya yang didominasi oleh laki-

laki, di mana laki-laki memiliki hak yang jauh lebih tinggi dari pada perempuan.

Akibatnya, kesetaraan di negara arab sangat tidak seimbang. Tidak sedikit dari

laki-laki yang menyalah gunakan hak-hak tersebut dan diskriminasi perempuan.

Tapi sekarang sudah ada sebagian negara arab yang bekerja keras untuk manjamin

hak perempuan terutama pada hal-hal yang bersifat pribadi (Madiha Elsafty,

2005).

Page 5: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

389

Banyak faktor yang mempengaruhi ketidak setaraan gender di dunia arab,

salah satunya adalah budaya patriarki yang telah melekat dalam diri individu

masyarakat disana. Patriarki adalah sistem sosial yang menempatkan laki – laki

sebagai pemegang kekuasaan utama dan mendominasi dalam peran

kepemimpinan politik, otoritas moral, hak sosial, dan penguasaan properti. Dalam

domain keluarga, sosok yang disebut ayah memiliki otoritas terhadap perempuan,

anak–anak, harta benda, dan menjamin kesejahteraan material keluarganya.

Sistem sosial patriarki ini menjadikan laki–laki memiliki keistimewaan yang lebih

jika dibandingkan dengan wanita.

Sudah lebih dari satu abad lamanya perempuan di berbagai negara arab

(timur tengah dan afrika utara) berusaha melakukan penentangan baik terhadap

otoritas di negara mereka maupun ideologi gender yang lebih cenderung menindas

kaum perempuan. sehingga lahirlah gerakan “Feminism Mesir Huda Sha’rawi”

dan “The Egyptian Feminst Union” (Nadje Al-Ali, 2016). Dan sejak pergantian

abad ke dua puluh lahirnya banyak aktivis perempuan yang berjuang di banyak

front publik untuk melawan pembatas hukum dan politik, melawan penduduk

kolonial dan melawan budaya patriarkal yang konservatif. Selain itu juga gerakan-

gerakan feminsm bertujuan untuk menghilangkan kemiskinan dan buta huruf yang

dialami perempuan, meningkatkan kesadaran perempuan terhadap pendidikan,

pekerjaan dan kesehatan. Perjuangan yang telah diselenggarakan banyak

kelompok feminism tidak sia-sia, karena sekarang sudah banyak mayarakat dan

pemerintah di negara-negara arab yang mendukung adanya kesetaraan gender

antara laki-laki dan perempuan walaupun tidak dipungkiri jika ada juga yang

masih menentangnya.

Survei yang dilalukan oleh Indeks Gap Gender Global, menyatakan

bahwasanya Tunisia menjadi salah satu negara terbaik di Timur Tengah dan

Afrika Utara dalam kesetaraan gender, tepatnya pada peringkat ke 117 dari 144

negara yang di survei. Uni Emirat Arab di peringkat ke 120, Bahrain di peringkat

ke 126, Aljazair di peringkat ke 127, Mesir di peringkat ke 134, Maroko di

peringkat ke 136, Lebanon di peringkat ke 137, Arab Saudi di peringkat ke 138.

dari data tersebut dapat dilihat bahwa wilayah MENA menempati urutan terendah

Page 6: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

390 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

pada indeks rata-rata kesenjangan gender sebesar 40 persen.). Berdasarkan survey

tersebut dapat dilihat bahwa negara – negara Arab terutama negara Timur Tengah

dan Afrika Utara berada pada tingkat terendah dalam hal kesetaraan gender.

PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DALAM BIDANG

PENDIDIKAN

Pada masa penjajahan, kemajuan dalam bidang pendidikan di dunia Arab

sangatlah lambat dan terbatas. Seperti yang terjadi Tunisia dan Aljazair, tingkat

buta huruf di kalangan perempuan sangat tinggi. Di Tunisia, angka buta huruf

pada wanita mencapai 96% pada tahun 1956, sedangkan di Aljazair mencapai

lebih dari 90% pada tahun 1962(Al-Qazzat, Ayad. 1980). Tapi pada akhirnya para

pemerintah dan masyarakat berpikiran bahwa ternyata pendidikan perempuan itu

merupakan slah satu sarana penting untuk memajukan suatu negara. Sehingga

terjadi peningkatan alokasi dana dalam bidang pendidikan di hampir seluruh

negara arab sampai 30% dari anggaran publik. Yaitu yang awalnya $ 976 juta di

tahun 1965 menjadi $ 1,6 miliar pada tahun 1970 dan menjadi $ 8 miliar pada

tahun 1975. Dan meningkat kembali menjadi 36%.

Berbeda dengan masa penjajahan, pada masa kemerdekaan politik dan

emansipasi dari dominasi asing. mendorong pada peningkatan jumlah pendaftar

dari kalangan perempuan dari sekitar 30% menjadi 36%. Namun, meski demikian

peluang pendidikan bagi wanita masih terbatas jika dibandingkan dengan laki –

laki.Pada tahun 1978 Kuwait, Libya, Qatar, dan Uni Emirat Arab yang memiliki

penghasilan minyak terbesar yang lebih mampu memberikan biaya yang lebih

besar untuk memperluas fasilitas pendidikan di daerahnya.

Negara Presentasi di atas 15 tahun Hasil penggabungan 3 tingkatan

Female Male Female Male

Bahrain 82.2 90.5 83 77

Kuwait 79.4 84.0 61 57

Page 7: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

391

Qatar 82.6 80.1 75 75

Jamahiriya Arab

Libya

66.9 90.2 92 92

Lebanon 79,8 91.8 81 76

Arab Saudi 65,9 83.5 60 62

Oman 59,6 79.1 56 59

Tunisia 59.3 80.4 72 75

Yordania 83.4 94.5 57 53

Republik Syiria 59.3 87.7 61 65

Aljazair 55.7 77.4 69 75

Mesir 42.8 66.1 72 80

Maroko 35.1 61.1 46 58

Yaman 23.9 66.6 29 72

Sudan 44.9 68.9 31 36

Sumber: Laporan Pembangunan Manusia UNDP 2001

Dalam tabel di atas, dapat dilihat bahwasannya rata-rata tingkat melek huruf laki – laki

lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan. Kecuali yang terjadi di negara Qatar, di sana

tingkat melek huruf perempuan yang diatas 15 tahun lebih tinggi jika dibandingkan dengan laki-

laki, dan pada gabungan dari tiga tingkatan terlihat bahwa jumlah presentase sama. Dan dari data

tersebut dapat dilihat juga bahwa selisih rasio tingkat melek huruf untuk laki – laki dan perempuan

di dunia Arab tidaklah jauh. Kecuali di negara Yaman.

Karena hampir seluruh masyarakat arab menerapkan budaya patriarkal,

menjadikan para perempuan susah untuk mendapatkan pendidikan yang setara

dengan laki-laki. Tidak heran jika terjadi tingginya presentase buta huruf pada

perempuan di negara-negara arab. Mereka beranggapan bahwa perempuan

nantinya tidak akan bekerja diluar rumah.Mereka akan mengikuti suaminya saat

menikah nanti dan akan mengurus rumah. Sehingga tidak sedikit keluarga ataupun

Page 8: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

392 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

laki-laki yang beranggapan perempuan sebaiknya diajarkan cara mengurus rumah

dibandingkan pergi kesekolah. Rata-rata perempuan bersekolah hanya sampai

tingkat primer saja.

Tingkatan pendidikan yang terdapat di negara – negara Arab terdiri dari 3:

1. Primer : setara dengan tingkat SD - SMP di Indonesia

2. Sekunder : setara dengan tingkat SMA di Indonesia

3. Tersier : setara dengan tingkat universitas di Indonesia

Rata- rata pendaftaran pada tingkat primer secara keseluruhan meningkat

sebanyak dua kali lipat, dan tiga kali lipat di Oman, Qatar, Uni Emirat Arab,

Djibouti dan empat kali lipat di Arab Saudi, Libya dan Yaman selatan. sedangkan

pendaftar perempuan pada tingkat primer meningkat di seluruh negara arab pada

tahun 1975.Daerah dengan penghasilan minyak terbesar lah yang dapat

memperluas fasilitas pendidikan negaranya, sedangkan bagi negara dengan

penghasilan minyak yang tidak seberapa seperti pada negara yaman memiliki

pendaftar perempuan terendah dari negara-negara lainya.

Dan pada tingkat kedua atau yang disebut tingkat sekunder mengalami

peningkatan dari tingkat sebelumnya yaitu sebanyak tiga kali lipat di Irak, dan

delapan kali lipat di Qatar. Qatar menjadi salah satu negara dengan peningkatan

pendaftaran perempuan terbanyak, dari yang awalnya 18% meningkta menjadi

46%.

Sedangkan pada tingkat ketiga atau tersier tidak terlalu terlihat

peningkatannya. Dikarenakan pada saat itu masih ada beberapa negara arab yang

belum memiliki pendidikan tinggi di negaranya. tetapi lambat laun sebagian dari

negara arab telah berusahan untuk mengembangkan sistem perguruan tinggi

mereka sendiri. Dan sampailah pada titik dimana perempuan yang mendaftar pada

perguruan tinggi melonjak tinggi megalahkan pendaftar laki-laki. Rasio jumlah

perempuan yang mendaftar pada tingkat tersier mencapai 108 persen. Di Qatar

767 persen dan di tunisia 159 persen pada tahun 2015 (Maysa Jalbout, 2015).

Pada akhirnya, saat ini perempuan sudah mendapatkan sebagian hak mereka

dalam pendidikan, walaupun tidak semua berjalan dengan baik karena masih ada

Page 9: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

393

beberapa kelompok masyarakat yang masih mengedepankan budaya patrialkal

yang menjadi salah satu dari beberapa alasan terhambatnya perempuan

mendapatkan pendidikan yang setara dengan laki-laki.

PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DALAM BIDANG

PEKERJAAN

Negara-negara di timur tengah dan afrika utara memiliki tingkat terendah

di dunia dalam partisipasi perempuan dalam bidang pekerjaan pada tahun 2003

(Awatif Abdul Hamid, 2004). Penyebabnya tidak lepas karena budaya patriarkal

yang masih melekat pada masyarakatnya. Mereka menganggap laki-laki yang

lebih pantas untuk bekerja diluar rumah karena laki-laki adalah pencari nafkah

utama di dalam keluarga. Sehingga banyaknya perempuan yang buta huruf

terutama di pedesaan. Sulit mendapat pendidikan, dan hanya lapangan kerja yang

tersedia pun juga sangat terbatas. Dan tidak sedikit perempuan di pedesaan

bekerja dibidang pertanian.

Bekerja bagi perempuan dianggap dapat menimbulkan banyak efek negatif

bagi keluarga dan masyarakat. Tetapi ternyata tidak sedikit dari perempuan yang

bekerja bukan didasari untuk menyaingi laki-laki, melainkan karena tuntutan

keluarga mereka yang kurang mampu. Sebuah penelitian yang dilakukan oleh

organisasi ilmu pengetahuan dan teknologi arab tentang pekerjaan perempuan

menyatakan bahwa sebagian besar perempuan bekerja di sektor informal seperti

produksi dalam negeri (garmen, pabrik pangan, dan kerajinan,) yang mana

pekerjaan-pekerjaan ini termasuk pada pekerjaan dengan penghasilan terendah.

Tidak semua pekerjaan dapat di akses oleh perempuan bahkan setelah diri nya itu

menjadi lulusan perguruan tinggi.

Sekitar dua pertiga dari perempuan bekerja di sektor pertanian dan sisanya

bekerja di profesi seperti kedokteran, pendidikan, manajemen. Dan beberapa

pekerjaan yang didominasi oleh perempuan seperti perawatan sebanyak 68% dan

pelayanan sosial sebanyak 40% dan untuk pekerja pabrik sebanyak 60%. Tidak

Page 10: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

394 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

sedikit dari perempuan lulusan perguruan tinggi yang akhirnya menjadi ibu rumah

tangga. Dan hampir tidak ada permpuan yang berkontribusi dalam militer.

Tetapi kontribusi perempuan dalam bidang pekerjaan sudah semakin

berekembang sesuai dengan berkembangnya zaman dan adanya kesetaraan

gender. Dalam studi pria dan persamaan gender di timur tengah dan afrika utara

(mena), mereka mengajukan beberapa pertanyaan kepada 10.000 pria dan wanita

di Mesir, Maroko, Lebanon dan Palestina. Sebagian pria menyatakan bahwa

mereka merasa tertekan akan tuntutan finansial yang harus mereka penuhi dalam

keluarga, mereka merasa stress dan malu jika tidak memiliki cukup pekerjaan.

Karena sesuai dengan tradisi mereka yang mana laki-laki adalah pencari nafkah

utama. sehingga tidak sedikit laki-laki yang menyetujui perempuan untuk bekerja

setelah menikah. Dengan syarat mereka tetap pencari nafkah utama. mereka tidak

keberatan memiliki rekan kerja perempuan, tetapi merasa tidak nyaman jika

memiliki bos perempuan. menurut penelitian 2017, Mesir menjadi negara

terendah dalam partisipasi perempuan dalam ketenaga kerjaan.

Di Maroko, sebagian laki-laki disana mengalami krisis maskulinitas

karena undang-undang baru dalam kesetaraan gender yang memberikan banyak

kebebasan pada perempuan (Bianca Britton, 2017). mereka merasa tidak

diperlukan lagi dan takut tidak dihargai lagi jika perempuan mendapatkan

penghasilan yang sama atau bahkan lebih dari mereka.

Beberapa alasan perempuan tidak dapat bekerja walaupun telah lulus dari

perguruan tinggi disebabkan oleh banyak faktor,diantaranya adalah kurangnya

lapangan kerja bagi perempuan, karena mereka hanya dapat bekerja di beberapa

instansi saja, banyak dari mereka yang bekerja di sektor puklik karena jam kerja

yang lebih sedikit. Keluarga bahkan menjadi alasan bagi perempuan untuk tidak

bekerja, karena sulitnya menyeimbangkan antara pekerjaan dan keluarga, banyak

perusahaan-perusahaan yang enggan untuk meneriman pegawai perempuan

karena alasan ini.

Page 11: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab ISSN 2598-0637

Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

395

KESIMPULAN

Kesetaraan gender adalah kesamaan kondisi bagi laki-laki dan perempuan

untuk memperoleh kesempatan serta hak-haknya sebagai manusia. Berdasarkan

beberapa survey, negara-negara Arab masih menempati posisi terendah dalam hal

kesetaraan gender. Partisipasi perempuan dalam bidang pendidikan dan

ketenagakerjaan masih sangat terbatas. Tetapi seiring kesadaran perempuan akan

kesetaraan gender, mereka mulai memperjuangkan hak-hak yang seharusnya

mereka dapatkan baik dalam hal pendidikan maupun pekerjaan.Sehingga saat ini

partisipasi perempuan dalam kedua bidang tersebut sudah mengalami

peningkatan. Perempuan sudah bisa menempuh pendidikan sampai ke perguruan

tinggi dan mereka juga bisa berpartisipasi dalam berbagai macam pekerajaan, baik

swasta maupun negri.

DAFTAR RUJUKAN

Al-Ali, Nadje. 2016. Gender dan Masyarakat Sipil di Timur Tengah. http://ic-

mes.org/culture/jurnal-gender-dan-masyarakat-sipil-di-timur-tengah/.

Diakses 06 april 2018

Briton, Bianca. 2017. UN gender equality report gives insight into Arab male

identity. https://edition.cnn.com/2017/05/09/middleeast/gender-equality-study-

mena/index.html. Diakses 01 maret 2018

ElSafty , Madiha. 2005. Gender Inequalities in The Arab World Religion, Law, or

Culture?.

http://www.juragentium.org/topics/islam/mw/en/elsafty.htm. Diakses 02 maret 2018

Hamid, Awatif Abdul. 2004. عمل المرأة العربية إشكالية مزمنة رغم الاقرار بالمساواة الواقع

.www.m.ahewar.org/s.asp?aid=22300&r=0. Diakses 07 April 2018 ,شيءآخر

Jalbout, Maysa. 2015.Unlocking the potential of educated Arab Women.

http://www.brookings.edu/blog/education-plus-development/2015/03/12/unlocking-the-

potential-of-educated-arab-women/amp/. Diakses 28 februari 2018

Page 12: PERKEMBANGAN KESETARAAN GENDER DI NEGARA NEGARA …

ISSN 2598-0637 Kajian tentang Bahasa, Sastra dan Budaya Arab

396 Seminar Nasional Bahasa Arab Mahasiswa II Tahun 2018 HMJ Jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra Universitas Negeri Malang

Luluhima, Achie Sudiarti. 2014. Menegakkan Hak Asasi Perempuan. Jakarta.

Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Puspitawati, Herien. 2012. Pengenalan Konsep Gender, Kesetaraan dan

Keadilan Gender

https://herienpuspitawati.files.wordpress.com/2015/05/5-pengenalan-

konsep-gender-2012-rev.pdf . Diakses 01 april 2018

Puspitawati, Herien. 2013. Konsep, Teori dan Analisis Gender

http://ikk.fema.ipb.ac.id/v2/images/karyailmiah/gender.pdf . Diakses 01

april 2018

Susanti, Rani Pratiwi Dyah. 2012. Pengaruh Sikap Kesetaraan Gender Guru

Terhadap Perilaku Pengimplementasian Kebijakan Pengarusutamaan

Gender (pug) di Sekolah Menengah Pertama se-kecamatan Kutoarjo

http://eprints.uny.ac.id/9812/2/BAB%202%20-%2008110241024.pdf.

Diakses 01 april 2018