27

Click here to load reader

Perkembangan Karir

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Perkembangan Karir

PERKEMBANGAN KARIR

A. Pengertian Karir

Istilah karir lebih kontemporer dan menunjuk serta mencakup sifat

developmental dari pengambilan keputusan sebagai suatu proses yang berlangsung

seumur hidup (lifelong). Konsep karir mencakup rentang waktu yang lebih panjang

daripada pilihan okupasional (occupational choice). Konsep karir menjangkau

aktivitas pravokasional seperti pilihan sekolahdan jurusan, dan juga pasca-

vokasionalseperti para pensiunan yang bekerja kembali. Pertimbangan utama dalam

model karir bukanlah perbedaan-perbedaan antara okupasi-okupasi, tetapi pada

kontinuitas atau diskontinuitas dalam perkembangan karir individu, interaksi antara

pilihan-pilihan pendidikan dan okupasional setiap saat dan sekuensi okupasi-okupasi,

jobs, dan posisi-posisi yang pernah dikerjakan.

Karir adalah sekuensi okupasi-okupasi dimana seseorang ikut serta

didalamnya. Beberapa orang mungkin tetap dalam okupasi yang sama sepanjang

tahap-tahap kehidupannya, sedang yang lainnya mungkin memiliki rangkaian okupasi-

okupasi yang begitu berbeda(Tolbert, 1980: 31). Beaumont, cooper dan stockard

(1980:1) memberikan batasan bahwa karir adalah totalitas pekerjaan yang seseorang

kerjakan selama hidupnya. Tetapi definisi yang sering digunakan adalah definisi yang

dikemukakan oleh Super (1976:4) sebagai berikut: jalannya peristiwa-peristiwa

kehidupan; sekuensi okupasi-okupasi dan peranan-peranan kehidupan lainnya yang

keseluruhannya menyatakan tanggung jawab seseorang kepada pekerjaannya dalam

keseluruhan pola perkembangan dirinya; serangkaian posisi-posisi yang diberi upah

atau tidak berupah yang diduduki oleh seseorang sejak remaja sampai pensiun, yang

mana okupasinya hanya satu; mencakup peranan-peranan yang yang berkaitan dengan

pekerjaan. Karir bukan hanya sekedar kata lain untuk vokasi dan avokasi, yang secara

berturut-turut menunjukkan panggilan seseorang dalam suatu kehidupan kerja tertentu

atau dalam suatu perangkat pekerjaan-pekerjaan dengan kewajiban-kewajiban dan

hak-hak yang sama. Dalam hal ini, konsep karir berarti keyakinan bahwa terdapat

konsistensi dalam hubungan seseorang dengan pekerjaan selama hidup.

Pekerjaan merupakan salah satu dari aktivitas-aktivitas manusia yang paling

meresap. Bagi Freud, hidup berarti bekerja dan bercinta, dan walaupun fokusnya

terutama pada yang terakhir dalam karya-karyanya (Neff, 1968), ia sadar akan

signifikansi pengalaman kerja karena merupakan suatu arena dimana kita memainkan

Page 2: Perkembangan Karir

banyak dari harapan-harapan, impian-impian, dan aspirasi-aspirasi yang disadari dan

tidak disadari. Oleh karena itu, pekerjaan lebih dari hanya sekedar wahana bagi

ekspresi diri kita. Pekerjaan adalah medium dimana kita memperoleh syarat-syarat

kehidupan pokok, sebagai alat untuk menggambarkan, mengklasifikasi, dan

mengevaluasi diri dan orang lain, dan merupakan suatu mekanisme dimana kita

mengubah diri kita dan orang-orang sekitar kita. Tipe-tipe pekerjaan tertentu bisa

menentukan mengapa masyarakat bertumbuh dan berkembang, dan tipe-tipe pekerjaan

tertentu bisa membawanya kepada kemunduran dan keruntuhan (McClelland, 1961).

Pemahaman terhadap pekerjaan dan efek-efek dari berbagai tipe pekerjaan terhadap

orang-orang sangat penting jika kita harus memahami hakikat individu-individu,

organisasi-organisasi, dan masyarakat.

Pekerjaan juga masih memiliki banyak fungsi lainnya. Secara ekonomik,

pekerjaan merupakan suatu faktor utama dalam produksi; dengan demikian, pekerjaan

mempengaruhi jenis dan kuantitas barang-barang dan jasa-jasa tersedia. Secara

sosiologis, pekerjaan memberi status dan mengesahkan aktivitas. Secara psikologis,

pekerjaan merupaka suatu cara untuk mengekpresikan diri.Pekerjaan yang secara

sosial bermakna meningkatkan harga diri dan kesehatan mentalsecara keseluruhan,

sedang pekerjaan yang tidak memberikan tantangan, pekerjaan-pekerjaan yang tidak

diinginkan mengurangi harga diri dan berkolerasi dengan banyak gangguan fisik dan

mental (O’Toole, 1973).

Banyak kecenderungan akan mempengaruhi sifat dari pekerjaan di masa

depan. Salah satu pengaruh utama adalah tersedianya sumber. Prediksi kekurangan

sumber-sumber, seperti bahan bakar dan modal, akan membutuhkan lebih banyak

pekerja guna mengerjakan pekerjaan-pekerjaan fisik dan akan mengurangi kuantitas

persediaan barang-barang dan jasa. Faktor lain yang mempengaruhi pekerjaan adalah

pengetahuan. Penemuan-penemuan baru menyarankjan kebutuhan-kebutuhan baru dan

potensi-potensi baru guna meningkatkan kehidupan, dengan demikian memacu kreasi

pekerja dan komitmen sumber-sumber. Kemajuan-kemajuan dalam ilmu kimia,

misalnya menimbulkan industri pencenggahan polusi. Pengetahuan tentang apa yang

orang-orang lakukan dan nikmati menimbulkan tuntutan akan pengadaan barang-

barang dan jasa-jasa.

Karier adalah keseluruhan pekerjaan baik yang digaji maupun yang tidak

digaji, suatu proses belajar dan peran-peran yang disandang sepanjang hidup.

Biasanya, istilah karier berkaitan dengan pekerjaan yang menghasilkan uang dan

Page 3: Perkembangan Karir

merupakan suatu pekerjaan tunggal. Namun saat ini, dalam dunia kerja, istilah karier

dipandang sebagai suatu proses belajar dan pengembangan diri yang

berkesinambungan. Kegiatan yang dapat disebut sebagai karier dan penunjangnya

antara lain : kerja praktek, keterlibatan dalam masyarakat,kegiatan wirausaha,

kegiatan budaya, pelatihan, pendidikan, minat, olah raga, dan pekerjaan sosial.

B. Perkembangan Karir

Sejak tahun 1950-an, para teoritisi mulai memberi penekanan pada pandangan

developmental tentang pilihan okupasional. Dalam periode inilah istilah

perkembangan vokasional menjadi populer dalam menggambarkan pandangan lebih

luas tentang pilihan okupasional serta banyak faktor yang mempengaruhinya. Sejak

tahun 1960-an, pengetrahuan tentang perkembangan manusia meningkat secara

dramatis. Secara berangsur-angsur istilah-istilah karir dan perkembangan karir

menjadi populer, sehingga sekarang banyak teoritisi dan praktisi lebih senang

menggunakannnya daripada vokasi dan perkembangan vokaisonal.

Pada tahun 1970-an, banyak penulis dan peneliti mendefinisikan

perkembangan karir sebagai salah satu aspek dari perkembangan manusia. Secara

lebih khusus, sering digambarkan sebagai interaksi faktor-faktor psikologis,

sosiologis, ekonomi, fisik dan kebetulan yang menentukan karir atau sekuensi

okupasi-okupasi, jobs, dan posisi-posisi individu-individu duduki sepanjang hidupnya

(National Vocational Guidance Association, 1973). Ini merupakan pandangan yang

sesuai karena meniadakan rintangan waktu yang oleh pandangan sebelumnya dibatasi

hanya pada pandangan cross-sectional mengenai kehidupan individu. Seperti yang

dikemukakan oleh Super dan Bohn (1970:114), bahwa perlu dibedakan secara jelas

antara okupasi (apa yang orang kerjakan) dan karir (the course pursued over a period

of time). Juga lebih sesuai karena konsep karir menjadi dasar dalam mengorganisasi

dan menginterpretasi dampak peranan kerja terhadap individu semasa hidupnya.

Jones, Hamilton, Ganschow, Helliwell, dan Wolf (1972) menyatakan bahwa

konsep karir meliputi berbagai pilihan pribadi-okupasi, pendidikan, perilaku pribadi

dan sosial (yakni, kewarganegaraan), dan aktivitas-aktivitas waktu luang-yang

berkaitan dengan keseluruhan gaya hidup individu. Wolfe dan Kolb (1980: 1-2)

menyatakan bahwa perkembangan karir meliputi hidup seseorang secara menyeluruh,

tidak hanya okupasi. Karena itu, menyangkut keseluruhan pribadi, kebutuhan-

kebutuhan dan keinginan-keinginan, kapasitas-kapasitas dan potensi-potensi,

Page 4: Perkembangan Karir

kegembiraan-kegembiran dan kecemasan-kecemasan, pemahaman-pemahaman dan

kelemahan-kelemahan, kutil-kutil dan semuanya. Malahan lebih dari itu, karena

menyangkut konteks-konteks kehidupannya yang terus berubah. Tekanan-tekanan dan

kendala-kendala, ikatan-ikatan yang menghubungkannya dengan orang-orang lain

bermakna bagi dirinya, tanggungjawab-tanggungjawab kepada anak-anak dan orang-

orang tua berusia lanjut, struktur total dari keadaan-keadaan seseorang juga

merupakan faktor-faktor yang harus dimengerti dan diperhitungkan. Super (1980:283)

menyatakan bahwa karir-karir sebagai suatu sekuensi posisi-posisi yang diduduki

seseorang selama hidupnya. Flanagan dan Cooley (1966) menyatakan bahwa karir

sebagai suatu pohon keputusan (decision tree) yang melukiskan titik keputusan jyang

dihadapi seseorang melalui sekolah hingga memasuki dunia kerja; sebagai suatu

rangkaian tahap-tahap kehidupan dimana berbagai konstalasi tugas-tugas

perkembangan dihadapi dan dijumpai.

Kebanyakan teori-teori perkembangan karir memandang perilaku vokasional

sebagai suatu proses pertumbuhan dan belajar yang berlangsung terus dan memandang

penting konsep diri, pengalaman-pengalaman perkembangan, sejarah pribadi dan

lingkungan psikososial individu sebagai determinan-determinan dari proses itu.

Dalam perkembangan karir perlu dipahami dua proses, yaitu bagaimana

seseorang merencanakan dan mengimplementasikan tujuan karirnya sendiri (cereer

planning) dan bagaimana institusi merancang dan mengimplementasikan program

pengembangan karirnya (career management). Career planning (perspektif individu)

menekankan pada kesadaran seseorang agar lebih peduli pada kemampuan, minat,

nilai, kesempatan, hambatan, pilihan dan konsekuensi yang dimilikinya. Hal ini

menyangkut subproses : pilihan pekerjaan, pilihan organisasi, pilihan universitas dan

konseling karir mengenai pengembangan karir. Sedangkan career management

(perspektif institusi) menyangkut proses yang dilakukan oleh seseorang dalam

mempersiapkan, mengimplementasikan dan mengontrol rencana karir. Subprosesnya

adalah evaluasi, pelatihan, mengikuti bimbel, dsb.

C. Teori Perkembangan Karir

Dalam perkembangan karir, terbagi menjadi dua teori yaitu teori structural dan

teori perkembangan.

Page 5: Perkembangan Karir

a) Teori-Teori Struktural

a. Trait-Faktor

Pada pendekatan trait and faktor, individu dilihat sebagai suatu pola

sifat-sifat seperti minat-minat, bakat-bakat, hasil-hasil belajar, ciri-ciri

kepribadian yang dapat di identifikasi melalui alat-alat objektif, biasanya tes-

tes atau inventori-inventori psikologis dan dibuat profilnya untuk

menggambarkan potensi individu.

Miller (1974:238) mengemukakan bahwa asumsi-asumsi yang

mendasari pendekatan trait-and-faktor meliputi:

1. Perkembangan vokasional sebagian besar merupakan suatu proses

kognitif; keputusan-keputusan dicapai melalui penalaran.

2. Pilihan okupasional merupakan suatu tunggal.Berdasarkan pengaruh

parsons,pilihan diberi penekanan yang terbesar dan perkembangan diberi

penekanan yang sangat kecil.

3. Bagi setiap orang terdapat suatu tujuan yang ‘’benar’’ dalam pilihan

vokasi.Terdapat sedikit atau tidak ada pengakuan bahwa seorang pekerja

bisa cocok bagi sejumlah pkupasi.

4. Satu tipe orang untuk setiap pekerjaan. Ini merupakan sisi lain dari mata

uang asumsi ketiga. Secara bersama-sama, kedua asumsi ini menunjuk

hubungan satu orang dan satu pekerjaan suatu konsep yang sesuai bagi

pendekatan traid and factor.

5. Terdapat satu pilihan okupasional yang tersedia bagi setiap individu.

Frederickson (1982:18) mengemukakan beberapa asumsi yang

mendasari teori traid factor:

1. setiap individu memiliki suatu pola sifat-sifat yang unik yang dapat di

ukur secara akurat dan realiable.

2. setap okupasi memiliki suatu pola persyaratan-persyaratan sifat yang

unik dan dapat di ukur yang di perlukan agar okupasi itu dapat

dikerjakan dengan berhasil dalam berbagai setting.

3. adalah mungkin untuk mencocokkan sifat-sifat individu dengan sifat-

sifat pekerjaan.

4. makin dekat kecocokan antara sifat-sifat individu dan sifat-sifat

persyaratan kerja, maka akan lebih produktif dan puas seseorang dalam

okupasi khusus itu.

Page 6: Perkembangan Karir

b. Teori Holland Tentang Kepribadian-Kepribadian Dan Lingkungan-

Lingkungan Kerja.

Teori Holland tentang seleksi vokasional merupakan perkawinan dua

aliran pandangan dalam psikologi vokasional. Konsepsi pertama adalah

elaborasi hipotesis bahwa pilihan-pilihan karir merupakan suatu pemancaran

kepribadian dan suatu upaya mengimplementasikan gaya-gaya perilaku

pribadi dalam konteks kehidupan kerja seseorang. Konsepsi lainnya adalah

bahwa orang-orang memproyeksikan pandangan-pandanagannya tentang

dirinya dan dunia kerja kepada judul-judul okupasional (Occupational titles).

Konsepsi perkembangan karir Holland tumbuh dari pengalaman-

pengalamannya dengan orang-orang yang terlibat dalam pengambilan

keputusan-keputusan karir. Ia mengamati bahwa kebanyakan orang

memandang dunia vokasional menurut stereotip-stereotip okupasional.

Sterotip-stereotip seperti itu membingungkan orang-orang dan menyebabkan

konselor-konselor vokasional makin berada dalam keadaan yang

menyulitkan, sehingga Holland berpaling dari proses stereotip ini kepada

pandangan yang di dadsarkan pada pengalaman-pengalaman individu dalam

pekerjaan , jadi didasarkan pada realitas dan memiliki tingkat kecermatan dan

utilitas yang tinggi. Holland berhipotesis bahwa kapan individu memiliki

sedikit pengetahuan tentang gaya hidup yang vokasi tertentu, maka stereotip

yang ia pegang menampakkan informasi tentang dirinya, rupanya seperti tes

proyektif menyingkap dinamika kepribadian. Maka dari itu, Holland

bermaksud mengembangkan suatu daftar judul-judul okupasional yang akan

bermanfaat sebagai alat dimana seseorang dapat memproyeksikan gaya hidup

yang lebih disenanginya.

Pendekatan Holland memberi perhatian yang eksplisit kepada gaya

prilaku (behavioral style) atau tipe kepribadian sebagai pemberi pengaruh

utama dalam pilihan dan perkembangan karir. Dalam hal ini, kerja Holland

adalah bagian dari suatu tradisi lama tentang konsep tualisasi –

konseptualisasi perbedaan-perbedaan individual dalam tipe kepribadian yang

mencangkup kerja dari orang-orang seperti spanger (1928). Spanger

menggambarkan enam tipe pokok dari individualitas: teoritik, ekonomik,

estetik, sosial, politik, dan religius. Murray mengajukan serangkaian needs

and press (ciri-ciri lingkungan, reinforcers, hadiah-hadiah), yang ia

Page 7: Perkembangan Karir

kombinasikan menjadi suatu paradigma need-press yang di maksudkan untuk

menerangkan perilaku diferensial dalam organisasi-organisasi.

Holland berasumsi bahwa individu adalah produk dari bawaan dan

lingkungan. Sebagai akibat dari pengaruh-pengaruh potensi-potensi genetik

sejak awal dan secara terus menerus serta interaksi individu dengan

lingkungannya, berkembanglah suatu hirarki kebiasaan atau cara-cara yang

disenangi untuk menghadapi tugas-tugas sosial dan lingkungan. Cara yang

paling khas bagi individu dalam memberikan respon kepada lingkunga di

gambarkan sebagai modal personal orientation.

Ada empat asumsi yang merupakan jantung teori Holland:

1. Kebanyakan orang dapat dikategorikan sebagai salah satu dari enam tipe:

realistik, dan investigasif, artistik, artistik, sosial, giat (suka berusaha)

atau konvensional.

2. Ada enam jenis lingkungan: realistik , investigatif, artistik, sosial, giat

(suka berusaha) dan konvesional.

3. Orang menyelidiki lingkungan-linkungan yang akan membiarkan atau

memungkinkannya melatih keterampilan-keterampilan dan kemampuan-

kemampuannya, mengekspresikan sikap-sikap dan nilai-nilainya, dan

menerima masalah-masalah serta peranan –peranan yang sesuai.

4. Perilaku seseorang ditentukan oleh interaksi antara kepribadiannya dan

ciri-ciri lingkungannya (Holland, 1972: 2-4 ;Harr & Cramer,1984:116).

Dalam teori yang mula-mula, Holland mengemukakan enam

lingkungan okupasional dan enam tipe pribadi. Lingkungan-lingkungan

tersebut adalah realistik, intelektual, sosial, konsvensional, Giat

(interprising), dan artistik. Demikian juga dengan tipe pribadi diberi nama

yang sama. Terorinya yang telah direvisi (Holland, 1973), menggunakan

istilah-istilah yang sama bagi tipe-tipe kepribadian dan lingkungan-

lingkungan. Tipe-tipe tersebut adalah , investigatif, sosial, konsvensional,

Giat (interprising), dan artistik. Jadi, yang berubah adalah intelektual menjadi

investigatif.

c. Sistem-Sistem Sosioekonomik

Beberapa implikasi yang timbul dari teori sistem-sistem sosioekonomik

adalah sebagai berikut:

Page 8: Perkembangan Karir

- Karena lingkungan-lingkungan individu-individu mempunyai dampak

yang terbuka terhadap pilihan-pilihan okupasional, atau paling sedikit

dipersepsi terbuka oleh mereka, maka menyediaka kesempatan-

kesempatan untuk meluaskan horison-horisonnya melalui kelompok-

kelompok eksplorasikarir yang terstruktur dan informasi karir dan

pasaran kerja. Membuka alternatif-alternatif bagi individu-individu dan

memberinya keterampilan-keterampilan untuk mengaitkan alternatif-

alternatif itu dengan proses eksplorasi dan pilihan karir.

- Karena latar-latar belakang kultural, pengalaman-pengalaman, dan nilai-

nilai individu mempunyai dampak terhadap makna yang mungkin

melekat pada pekerjaan, manfaatkanlah latar-latar belakang,

pengalaman-pengalaman dan nilai-nilainya sebagai batu loncatan untuk

diskusi.

- Karena beberapa individu mungkin mengikuti jalur yang tersedikit

tantangannya atau jalur yang dikenalnya dalam eksplorasi karirnya,

bantulah mereka untuk menyadari bahwa eksplorasi karir suatu

penyelidikan dan bukan jalan dilalui secara rutin.

- Karena pilihan okupasional sebagian adalah produk dari faktor-faktor

eksternal seperti tuntutan okupasional dan kesempatan-kesempatan

latihan, sadarkanlah individu-individu terhadap pandangan-pandangan

dan kesempatan-kesempatan ini.

- Karena pengembalian moneter adalah faktor dari pengambilan keputusan

karir, bantulah individu-individu menjelaskan gaya hidup dan tingkat

pendapatan yang mereka persepsi dibutuhkan.

- Karena pasaran-pasaran kerja berubah, bantulah individu-individu dalam

mengembangkan keterampilan-keterampilan adaptifnya guna

menghadapi tuntutan-tuntutan okupasional yang berubah-ubah.

b) Teori-Teori Perkembangan

a. Teori Super

Teori ini dikemukakan oleh Donald Super. Teori ini mempunyain

dasar bahwa kerja merupakn perwujudan konsep diri, artinya seseorang

mempunyai konsep diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan

memilih pekerjaan, hal yang menurut orang tersebut paling memungkinkan

Page 9: Perkembangan Karir

untuk mengekpresikan diri. Teori Super dinyatakan dalam bentuk dua belas

proporsi, yaitu :

1. Orang itu berbeda-beda minat, kemampuan dan kepribadiannya.

2. Karena sifat-sifat tersebut orang mempunyai kewenangan untuk

melakukan sejumlah pekerjaan.

3. Setiap pekerjaan menghendaki pola kemampuan, minat, dan sifat

kepribadian yang cukup luas.

4. Preferensi dan kemampuan vokasional, dan konsep diri seseorang itu

berubah-ubah, pilihan dan penyesuaian merupakan proses yang

berkelanjutan.

5. Orang mengalami proses perubahan melalui tahap-tahap pertumbuhan,

eksplorasi, kemapanan, pemeliharaan dan kemunduran.

6. Tingkat pekerjaan yang dicapai orang ditentukan oleh taraf sosial

ekonomi orang tua, kemampuan mental, ciri kepribadian, dan leh

tersedianya kesempatan.

7. Perkembangan orang dalam melewati tahap-tahapdapat dipandu dengan

bantuan untuk pematangan kemampuan dan minat dan dengan bantuan

untuk melakukan uji realitas serta untuk mengembangkan konsep diri.

8. Perkembangan karier adalah proses mensintesisdan membuat kompromi

dan pada dasarnya ini adalah soal konsep diri.

9. Proses mensintesis atau kompromi adalah proses permainan peranan

dalam berbagai latar dan keadaan.

10. Penyaluran kemampuan, minat, sifat kepribadian, dan nilai menentukan

diperolehnya kepuasan kerja dan kepuasan hidup.

11. Kepuasan kerja yang diperoleh dari pekerjaan itu selaras dengan

penerapan konsep diri.

12. Bekerja dan pekerjaan merupakan titik pusat organisasi kepribadian bagi

kebanyakan orang.

b. Teori Roe

Teori Roe dinyatakan dalam bentuk proposisi-proposisi, salah satu

proposisi adalah yang berkenaan dengan pengalaman masa kecil seseorang.

Pengalaman masa kecil menghasilkan dua orientasi, tertuju ke orang dan ke

yang bukan orang, dan ini mempengaruhi pemilihan jabatan kelak.

Pengalaman masa kecil berarti pola asuh di keluarga. Misalnya pekerja di

Page 10: Perkembangan Karir

bidang jasa cenderung berasal dari keluarga dengan pola asuh penuh kasih

sayang.

c. Teori Ginzberg

Menurut Ginzberg (1951)perkembngan dalam pemilihan pekerjaan

mencakup tiga, yaitu fantasi, tentatik, dan realistik.

Mengenai masa fantasi (kira-kira 10-12 tahun), ciri utamanya adalah

dalam memilih pekejaan anak bersifat sembarangan atau asal pilih, tidak

melalui pertimbangan yang masak tapi berdasarkan kesan atau khayalan yang

ada. Anak seperti ini percaya bahwa dia bisa menjadi apa saja berdasarkan

kesan yang timbul pada orang-orang yang bekerja disekitarnya. Mengenai

masa tentatif, pada masi ini anak mengalami perkembangan. Mula-mula

pertimbangan karier itu hanya berdasrkan kesenangan dan ketertarikan saja

tanpa pertimbangan apapun, selnjutnya anak mulai memikirkan dan bertanya

kepada dirinya sendiri apakah dia memliki kemampuan (kapasitas)

melakukan pekerjaan yang dia inginkan itu, dan apakah pekerjaan itu cocok

dengan minatnya. Tahap berikutnya, waktu anak bertambah besar anak

menyadari bahwa didalam suatu pekerjaan itu mengandung sebuah

kandungan nilai yaitu nilai pribadi dan nilai kemasyarakatan. Pada tahap

relistik anak melakukan eksplorasi dengan memberikan penilaian

ataspengalaman-pengalaman kerjanya dala kaitan dengan tuntutan

sebenarnya, sebagai syarat untuk bisa memasuki lapangan pekerjaan atau

kalau tidaj bekerja akan melanjutkan ke perguruan tinggi.

d. Teori Pengambilan Keputusan

Menurut Krumboltz dan Baker, 1984, hal yang penting dala

pengambilan keputusan kerja adalah kemampun untuk :

1. Mengenal situasi keputusan yang penting.

2. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat dikelola dan yang

realistis.

3. Memeriksa dan menilai secara cermatdan tepat generalisasi observasi diri

dan generalisasi pandangan atas dunia.

4. Menyusun alternatif-alternatifyang luas dan beragam.

5. Mengumpulkan informasi yang diperlukan tentang alternatif-alternatif

itu.

Page 11: Perkembangan Karir

6. Menentukan sumber informasi yang mana yang paling andal, cermat, dan

relevan

7. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan

keputusan yang disebut diatas.

e. Teori Kognitif-Behavioral

Menurut Kumboltz, pribadi dan lingkungan sosial adalah sebagai

faktor penentu keputusan orang tentang karier. Kepribadian dan tingkah laku

orang itu merupakan hasil belajar ketimbang bawaan. Manusia itu

mempunyai pikiran, dan tidak reaktif begitu saja, dia itu mahkluk pengambil

keputusan. Ada empat kategori yang mempengaruhi pengambilan keputusan

karier yaitu : faktor-faktor genetik, lingkungan, belajar, ketrampilan

menghadapi tugas/masalah.

f. Teori Belajar Sosial

Teori belajar sosial tersusun dari empat kategori faktor yang

mempengaruhi pengambilan keputusan karir, yaitu :

1. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, seperti ras, jenis

kelamin dan intelegensi

2. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan, seperti kesempatan-

kesempatan pekerjaan dan latihan serta pengalaman-pengalaman

keluarga.

3. Pengalaman-pengalaman belajar, seperti belajar instrumental dan

asosiatif.

4. Ketrampilan-ketrampilan pendekatan tugas, seperti ketrampilan belajar

menyukai kebiasaan-kebiasaan bekerja baik.

D. Perkembangan Karir Di Usia Anak-Anak

1. Ditunjukan dengan pola pemilihan permainan

Misalnya : Jika seorang anak suka bermain mobil-mobilan maka dimungkinkan

anak tersebut nantinya akan menjadi pembalap

2. Perkembangan karir di usia anak-anak juga ditentukan oleh keinginan orang

tuanya

Page 12: Perkembangan Karir

E. Perkembangan Karir Di Usia SD/MI

1. Anak-anak mulai menemukan minat / bakat / kemampuan yang dimiliki

2. Orang tua mulai mengarahkan sekolah mana yang sesuai dengan kemampuan /

minat / bakat anak.

3. Anak-anak mulai diasah kemampuannya ( tahap awal )

F. Perkembangan Karir Di Usia SMP / Mts / Remaja Awal

1. Remaja mampu mengidentifikasi bakat / minat / kemampuan yang diminati

2. Mulai mengikuti ekstrakurikuler untuk mengasah bakatnya di sekolah.

3. Remaja mulai menyalurkan bakat yang dimiliki ( orng tua sudah memberikan

kesempatan untuk mengikuti kegiatan sesuai dengan bakat yang dimiliki diluar

sekolah.

G. Perkembangan Karir Di Usia SMA / MA / SMK

Pada usia ini mereka sudah mulai merencanakan penentuan karir untuk masa

depan. Masa ini biasa disebut masa kristalisasi, dimana individu sudah berusaha

mencari berbagai bekal pengetahuan dan keterampilan melalui pendidikan formal dan

nonformal.

1. SMA / MA

Di SMA penjurusan karir masih bersifat umum, yaitu hanya berupa bidang sains (

IPA ) dan IPS serta bidang bahasa. Karena pada usia ini penjurusan masih bersifat

secara umum maka untuk memahami dan mengerti tentang karir diperlukan

pengasahan karir yang diminati pada tingkat lebih lanjut ( Perguruan tinggi ). Di

perguruan tinggi, anak akan mengalami masa spesifikasi yang lebih mengarah

pada jalur pendidikan yang menjurus pada taraf profesional atau keahlian.

2. SMK

Di SMK penjurusan karir sudah bersifat sesuai dengan rencana karir yang dimiliki

oleh siswa. Misalnya : Jurusan teknologi informatika, jurusan tata boga, Jurusan

Tata Busana, dll. Di SMK sudah ada praktik kerja. Sehingga ketika lulus siswa

bisa langsung mengimplementasikan ketrampilan yang dia dapat dari SMK dan

menempuh karir/bekerja tanpa harus menempuh ke jenjang yang lebih tinggi.

Karena orientasi siswa SMK cenderung pada mendapatkan pekerjaan, bukan ke

perguruan tinggi.

Page 13: Perkembangan Karir

H. Perkembangan Karir Di Usia Dewasa

Masa individu mulai menerapkan pengetahuan dan keterampilan yang diperoleh pada

masa sebelumnya, secara nyata dalam kehidupan sehari-hari sesuai dengan bidang

keahlian atau profesinya. Misalnya, setelah indvidu menyelesaikan pendidikan di

perguruan tinggi (universitas atau akademi), ia akan menjadi seorang ahli, sperti

insinyur, dokter, psikolog, dosen, sarjana hukum, advikat, ekonom, akuntan, dsb.

Masa ini terjadi pada saat usia 25-40 tahun.

Page 14: Perkembangan Karir

DAFTAR RUJUKAN

Mansihu, MT. 1998. Pengantar Bimbingan dan Konseling Karir. Jakarta : Departemen

Pendidikan dan Kebudayaan.

Sukardi, DK. 1990. Tes dalam Konseling Karir. Surabaya : Usaha Nasional.

Munandir. 1996. Program Bimbingan Karir di Sekolah. Jakarata : Departemen Pendidikan

dan Kebudayaan.

Dariyo A. 2003. Psikologi Perkembangan Dewasa Muda. Jakarta : Grasindo.

Page 15: Perkembangan Karir

SOAL “PERKEMBANGAN KARIR”

1. Konsepsi pertama adalah elaborasi hipotesis bahwa pilihan-pilihan karir merupakan

suatu pemancaran kepribadian dan suatu upaya mengimplementasikan gaya-gaya

perilaku pribadi dalam konteks kehidupan kerja seseorang. Bunyi konsepsi di atas

merupakan konsepsi dari teori?

a. Teori Holland.

b. Teori Wolfe dan Kolb.

c. Teori Frederickson.

d. Teori Super.

e. Teori Ginzberg.

2. Dalam perkembangan karir perlu dipahami dua proses. Salah satunya ialah bagaimana

institusi merancang dan mengimplementasikan program pengembangan karirnya di

sebut....

a. Career management

b. Career planning

c. Career behavior

d. Career

e. Career

3. Teori-teori perkembangan karir terdiri dari teori Super, Teori Roe, Teori Ginzberg,

Teori pengambilan keputusan, Teori kognitif-behavioral dan Teori belajar sosial.

Bunyi dari teori roe itu sendiri adalah. . . .

a. Konsep karir meliputi berbagai pilihan pribadi-okupasi, pendidikan, perilaku

pribadi dan sosial (yakni, kewarganegaraan), dan aktivitas-aktivitas waktu luang-

yang berkaitan dengan keseluruhan gaya hidup individu.

b. Kerja merupakn perwujudan konsep diri, artinya seseorang mempunyai konsep

diri dan ia berusaha menerapkan konsep diri itu dengan memilih pekerjaan, hal

yang menurut orang tersebut paling memungkinkan untuk mengekpresikan diri.

c. Perkembngan dalam pemilihan pekerjaan mencakup tiga, yaitu fantasi, tentatik,

dan realistik.

d. Teori ini dinyatakan dalam bentuk proposisi-proposisi, salah satu proposisi

adalah yang berkenaan dengan pengalaman masa kecil seseorang.

Pengalaman masa kecil menghasilkan dua orientasi, tertuju ke orang dan ke

yang bukan orang, dan ini mempengaruhi pemilihan jabatan kelak.

Page 16: Perkembangan Karir

e. Teori ini menyatakan pribadi dan lingkungan sosial adalah sebagai faktor penentu

keputusan orang tentang karier.

4. Dalam teori perkembangan salah satunya dalah teori pengambilan keputusan. Menurut

Krumboltz dan Baker, 1984, hal yang penting dalam pengambilan keputusan kerja

adalah kemampun untuk : (kecuali). . . . .

a. Mengenal situasi keputusan yang penting.

b. Menentukan apa keputusan atau tugas yang dapat dikelola dan yang realistis.

c. Memeriksa dan menilai secara cermat dan tepat generalisasi observasi diri dan

generalisasi pandangan atas dunia.

d. Menyusun alternatif-alternatif yang sempit dan menjarak.

e. Merencanakan dan melaksanakan urutan langkah-langkah pengambilan keputusan

yang disebut diatas.

5. Teori belajar sosial tersusun dari empat kategori faktor yang mempengaruhi

pengambilan keputusan karir, (kecuali) yaitu :

a. Bawaan genetik dan kemampuan-kemampuan khusus, seperti ras, jenis kelamin

dan intelegensi

b. Kondisi-kondisi dan peristiwa-peristiwa lingkungan, seperti kesempatan-

kesempatan pekerjaan dan latihan serta pengalaman-pengalaman keluarga.

c. Pengalaman-pengalaman belajar, seperti belajar instrumental dan asosiatif.

d. Ketrampilan-ketrampilan pendekatan tugas, seperti ketrampilan belajar menyukai

kebiasaan-kebiasaan bekerja baik.

e. Setiap individu memiliki suatu pola sifat-sifat yang unik yang dapat di ukur

secara akurat dan realiable.

Page 17: Perkembangan Karir

PERKEMBANGAN KARIR

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas matakuliah Perkembangan Peserta Didik yang dibimbing oleh Bapak Hariyadi Kusuma

Oleh

Kelompok 7

1. Fauqol Budur (209331417413)

2. Galih Ayhusta Laras (209331420871)

3. Hidya Septina Rahayu (209331423409)

4. Erni Yustisiani (209331423410)

5. Nur Shofwah Al-Kiswiyah (209331423412)

JURUSAN KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

Desember 2010