Upload
buikhanh
View
218
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Perjalanan Ekonomi Indonesia: Bertahan di Tengah Turbulensi GlobalBertahan di Tengah Turbulensi Global
Prof. Dr. Bustanul [email protected]@
Guru Besar Universitas Lampung Senior Economist INDEF, Jakarta
S i F ll I t CAFE IPB BSenior Fellow InterCAFE-IPB, Bogor
CV Prof. Dr. Bustanul Arifin Jl. Batu Merah No. 45, Jakarta 12510, Indonesia
Phone: +62-21-790-1001, Fax: +62-21-7919-4018e-mail: [email protected] HP +62-812-940-1150
P didik K Il i hPendidikan.Doktor Ekonomi Sumberdaya Alam Univ of Wisconsin Madison (1995)
Karya Ilmiah.35 judul buku (13 sbg penulis tunggal)65 artikel jurnal atau bab dalam bukuUniv. of Wisconsin-Madison (1995)
.Sarjana Agribisnis, IPB-Bogor (1985)Pekerjaan saat ini
.65 artikel jurnal atau bab-dalam-buku
.48 makalah di forum internasional
.lebih 200 makalah di forum nasionalPekerjaan saat ini.Guru Besar Ilmu Ekonomi PertanianUniversitas Lampung (1 Sep 2005)
.lebih 200 makalah di forum nasional
.lebih 300 artikel di media massaPengabdian saat ini
.Dosen Pascasarjana UI dan IPB
.Dewan Pendiri/Komisaris INDEF.Badan Eksekutif ASAE (Asian AgEcon).Ketua Perhepi, Pengurus Pusat ISEI,dll
.Penasehat Timnas Perunding WTO(Keputusan Presiden No.28/2005)
.Pakar di Dewan Ketahanan Nasional
.Pokja Ahli Dewan Ketahanan Pangan
Janji kampanye Pasangan SBY-JK yang dituangkan dalam dokumen resmi RPJMdituangkan dalam dokumen resmi RPJM
2005 2006 2007 2008 2009Pengangguran terbuka (%) 9,5 8,9 7,9 6,6 5,1 Penduduk miskin (%) - - - - 8.2P t b h Ek i 5 5 6 1 6 7 7 2 7 6 Pertumbuhan Ekonomi 5,5 6,1 6,7 7,2 7,6 Laju Inflasi, Indeks Harga Konsumen (%) 7,0 5,5 5,0 4,0 3,0 Nilai Tukar Nominal (Rp/US$) 8.900 8.800 8.800 8.700 8.700Pertumbuhan Ekspor Nonmigas (%) 5,5 6,5 7,5 8,1 8,7 Pertumbuhan Impor Nonmigas (%) 11,4 8,2 8,9 10,3 11,9 Cadangan Devisa (US$ miliar) 36,8 36,0 35,6 35,2 35,9 Cadangan Devisa (US$ miliar) 36,8 36,0 35,6 35,2 35,9 Surplus/Defisit APBN/PDB (%) -0,7 -0,6 -0,3 -0,0 0,3 Penerimaan Pajak/PDB (%) 11,6 11,6 11,9 12,6 13,6 Stok Utang Pemerintah/PDB (%) 48 0 43 9 39 5 35 4 31 8
Sumber: RPJM.
Stok Utang Pemerintah/PDB (%) 48,0 43,9 39,5 35,4 31,8
Pertumbuhan (%) Defisit APBN (%)
6
7
1.5
2
50.5
1
4
Janji 5.5 6.1 6.7
Realisasi 5.6 5.5 6.2
2005 2006 20070
Janji 0.7 0.6 0.3
Realisasi 0.5 1.1 1.7
2005 2006 2007
• Setelah cukup lama diperingatkan, pemerintah baru kemarin (13 November 2007) mengakui bahwa target pertumbuhan ekonomi sulit untuk tercapai, walau faktor eksternal kondisi ekonomi global dianggap sangat dominaneksternal kondisi ekonomi global dianggap sangat dominan.
• Dominasi sektor non-tradables sangat besar, sehingga karakter ekonomi Indonesia sulit menyerap tambahan angkatan kerja dan menciptakan lapangan kerja baru.
• Harga minyak dunia yang mendekati US$ 100 per barrel (dan keputusan politik untuk tidak menaikkan harga BBM) telah cukup menyulitkan anggaran negara
Pengangguran (%) Kemiskinan (%)
10
12
13.0
16.0
6
8
7 0
10.0
13.0
4
Janji 9.5 8.9 7.9
Realisasi 11.2 10.3 9.8
2005 2006 20077.0
Janji 8.2
Realisasi 16.0 17.8 16.6
2005.0 2006.0 2007.0 2009.0
• Akibat paling nyata adalah bahwa target pengurangan pengangguran menjadi 5% pada akhir 2009 sulit tercapai. Dominasi pengangguran usia muda dan kalangan terdidik (15-24 thn) dikhawatirkan membawa konsekuensi sosial-kemasyarakatan.
• Struktur industri manufaktur yang semakin bergeser ke arah padat modal (47%) –padat tenaga kerja 34% -- juga mempersulit penciptaan lapangan kerja baru.
• Karakter penduduk miskin yang “bergerombol” di sekitar garis kemiskinan Rp 167 • Karakter penduduk miskin yang bergerombol di sekitar garis kemiskinan Rp 167 ribu per kapita per bulan membuat mereka sangat sensitif terhadap gejolak harga kebutuhan pokok. Sasaran Millennium Development Goals (MDGs) sulit tercapai.
Laju inflasi (%) Nilai tukar (Rp/US$)
10
12
14
9,500
10,000
6
8
10
8,500
9,000
4
Janji 7 5.5 5
Realisasi 10.5 13.1 6.3
2005 2006 20078,000
Janji 8,900 8,800 8,800
Realisasi 9,711 9,187 9,200
2005 2006 2007
• Kenaikan harga pangan sulit untuk dikatakan temporer dan musiman, melainkan lebih permanen. Faktor eksternal global juga telah membentuk keseimbangan baru yang lebih tinggi. Apabila target inflasi ingin tercapai, peningkatan produksi pangan domestik tidak dapat ditawar-tawar lagi dan wajib menjadi prioritas kebijakan.
• Dampak yang sangat dikhawatirkan dari tingginya laju inflasi adalah melemahnya daya beli masyarakat miskin. Target dan pengentasan kemiskinan semakin rumit.daya be asya a a s a ge da pe ge asa e s a se a u
• Rupiah pernah menguat pada bulan Agustus 2007 sejalan dengan sentimen positif penurunan suku bunga di AS, walau sulit mencapai target di bawah Rp 9000.
Utang Pemerintah (RpT)Cadangan devisa (US$)
45
50
50
60
35
40
40
50
30
Janji 48 44 40
Realisasi 50 41 37
2005 2006 200730
Janji 36.8 36 35.6
Realisasi 34.7 42.6 54.5
2005 2006 2007
• Cadangan devisa akhir tahun yang jauh melebihi target mungkin dapat dianggap positif dan memperkuat fundamental ekonomi, dengan catatan tidak terjadi pelarian modal yang cukup besar. Perhatian pada komposisi “hot-money” perlu lebih jeli.
• Investasi portofolio asing meningkat menjadi Rp 11,7 triliun (US$ 1.3 miliar), sangat mungkin berasal dari Sertifikat Bank Indonesia (SBI) dan Surat Utang Negara (SUN).g ( ) g g ( )
• Utang pemerintah dapat ditekan di bawah target, karena “keberhasilan” melakukan pembayaran pokok dan bunga utang, walau harus mempengarui anggaran negara.
Indeks harga saham gabungan
2,500
2,600
2,700
17 Oktober = 2.642
2,100
2,200
2,300
2,400
1,7001,800
1,900
2,000
1,300
1,400
1,500
1,600 Awal pemerintahan SBY = 834
900
1,000
1,100
1,200
800
900
22-O
ct
10-D
ec
25-J
an
10-M
ar
26-A
pr
9-Ju
n
21-J
ul
5-Se
p
17-O
ct
5-De
c
18-J
an
2-M
ar
19-A
pr
2-Ju
n
14-J
ul
30-A
ug
11-O
ct
29-N
ov
15-J
an
26-F
eb
11-A
pr
25-M
ay
9-Ju
l
21-A
ug
2-Oc
t
Produksi Minyak MentahJuta barel/hari
1.5
1.6
Juta barel/hari
1.3
1.4
1.5
1.1
1.2
1.3
0.9
1
0.81997 1998 1999 2000 2001 2002 2003 2004 2005 2006
Sumber: BPS
Line 1 1.51 1.45 1.39 1.31 1.24 1.02 1.13 0.99 0.95 0.93
Harga Pangan dan Minyak Dunia
Sumber: Gunawan (2007) berdasarkan Citi, “Concerns about inflation rise,” Emerging World, 17 October 2007
INDONESIA: Inflation and Interest Rates, Since Jan-0020 20
Perkembangan Laju Inflasi dan Suku Bunga
16
18
16
18
12
14
12
14
8
10
8
10
4
6
4
6
Inflation Rate (% yoy)Core Inflation (%yoy)1M SBI Rate (%)
Forecast
2
0
2
2
0
21M SBI Rate (%)
-2Jan-00 Jan-01 Jan-02 Jan-03 Jan-04 Jan-05 Jan-06 Jan-07 Jan-08 Jan-09
-2
Sumber: Badan Pusat Statistik (berbagai tahun)
Pangsa inflasi inti masih sangat tinggi • Laju inflasi (IHK) Februari 2008 tercatat 0,65 % per
tahun, lebih rendah dari Januari 2008 (1,77%), tapi tahun, lebih rendah dari Januari 2008 (1,77%), tapi sedikit lebih tinggi dari laju Februari 2007 (0,65%)
• Peningkatan ini karena kenaikan kelompok komoditas Peningkatan ini karena kenaikan kelompok komoditas volatile seperti bahan makanan, dengan pangsa 0,41%yang juga berhubungan dengan imported inflation.
• Inflasi administered meningkat karena kenaikan cukai dan dampak berantai dari kelangkaan minyak tanah;
• Secara teori, kenaikan harga volatile food meningkatkan ekspektasi inflasi untuk 3 bulan ke depan, seperti tercermin pada Survai Konsumen dan Survai Pelaku Ekonomi yang masih menunjukkan trend peningkatan.
Sumber dan Determinan Kenaikan Hargag
• Fenomena “supply constraints” beberapa komoditas penting; • Jatuhnya Dollar AS (relatif terhadap mata uang lain di dunia) • “Pergeseran aset” karena ketidakpastian pasar keuangan global. g g g• Pasar minyak mentah dunia menipis sejak pertengahan 2007,
bahkan berlanjut sampai kuartal-3 dan 4. Sangat tidak biasa.• Faktor gangguan cuaca dan angina topan di Meksiko dan North
Sea juga berpengaruh terhadap suplai minyak dunia, • Ekspektasi gangguan produksi minyak karena instabilitas politik
di Timur Tengah & diplomasi frontal Hugo Chavez di Venezuela.
Harga-Harga Dunia Semakin Liar
Sub-Indeks Harga Pertanian Indeks Harga Komoditas PentingIndeks Harga Nominal US$ (1990=100)
g gIndeks Harga Nominal US$ (1990=100)
Sumber: Bank Dunia (2007). “Commodity Market Review”, 8 November 2007
Kenaikan Harga Komoditas Penting Lain
• Harga batu bara meningkat 9,3 % pada Oktober atau 50% per t h t t k Ci h t k tid k k tahun, terutama karena Cina menahan untuk tidak mengekspor batu-baranya karena kebutuhan domestiknya juga cukup besar. H di E ik b 7 3% h di AS ik • Harga gas di Eropa naik sebesar 7,3%, harga gas di AS naik 11.5%, yang seharusnya dimanfaatkan sebaik-baiknya oleh Indonesia sebagai salah satu produsen gas terbesar di dunia Indonesia sebagai salah satu produsen gas terbesar di dunia.
• Harga timah naik 7% karena Indonesia mengurangi ekspornya untuk mengatasi persoalan struktural pertambangan tanpa ijin. untuk mengatasi persoalan struktural pertambangan tanpa ijin.
• Betapa peluang yang sedemikian besar sama sekali tidak dapat dimanfaatkan oleh Indonesia, yang pada era 1970 dan 1980an , y g ppernah sangat jaya dalam menguasai pasar timah dunia.
Harga Produk Perkebunan: Peluang Besar
Sumber: Bank Dunia, (November, 2007)
Kenaikan Harga Komoditas Pertanian• Harga komoditas pertanian naik 3% Oktober, karena dorongan
kanaikan minyak nabati dan berlemak lainnya sekitar 8%. P i t ti i t h d bi f l d • Permintaan yang tinggi terhadap biofuel dan penurunan produksi kedelai AS, Brazil dan Argentina telah semakin menipiskan volume perdagangan minyak dan lemak dunia. menipiskan volume perdagangan minyak dan lemak dunia.
• Harga minyak kedelai dunia naik 12% karena suplai menurun,• Harga minyak kelapa dan minyak biji sawit (PKO) 8,5% karena g y p y j ( ) ,
volume perdagangan memang menipis, • Hrga karet alam naik 8% karena kenaikan harga minyak
t h d i b i b h b k k t i t timentah dunia, sebagai bahan baku karet sintetis;• Indonesia terlambat melakukan peremajaan pohon-pohon
karet tua berumur puluhan dan ratusan tahunkaret tua berumur puluhan dan ratusan tahun,• Harga kopi naik 5% karena suplai menurun di Brazil & Vietnam
Bio-diesel bukan main-main Biodiesel 11.75bn litres (est) (2007), % global production, by crop
C llCallow4%
Waste oil4%
Palm
SoyaSunflow er8%
Palm7%
43%8%
Rapeseed34%
Sumber: Kingsman/Frost & Sullivan / Financial Times 23 Nov 2007 p11
34%
Demikian pula bio-ethanol..Bioethanol 45bn litres (2006), % global production, by crop
othersothers5%
wheat9%
sugar50%
corn/maize36%
Sumber: Kingsman/Frost & Sullivan / Financial Times 23 Nov 2007 p11
Kenaikan Harga Pangan: Dampak Instan
Sumber: Bank Dunia, (November, 2007)
Kenaikan Harga Pangan Pokok• Kenaikan harga beras karean Cina dan Vietnam mulai
menahan untuk tidak mengekspor ke pasar dunia dan fenomena penurunan produksi di negara-negara lain;
• Kenaikan harga jagung dan gula karena kenaikan permintaan dunia untuk bio-etanol, di AS dan Brazil. Sektor peternakan akan menanggung beban berat;
• Kenaikan harga kedelai karena penurunan produksi di AS dan Argentina, sehingga juga melonjakkan harga minyak kedelai dan produk turunannyaminyak kedelai dan produk turunannya.
• Apabila produksi domestik tidak mampu mengikuti irama kenaikan harga harga pangan pokok maka ancaman kenaikan harga-harga pangan pokok, maka ancaman inflasi dan penurunan daya beli bukan isapan jempol.
Posisi Kredit Perbankan dalam Rupiah dan Valuta Asing Menurut Sektor Ekonomi
300,000
200 000
250,000 Pertanian Pertambangan Perindustrian Perdagangan Jasa-jasa Lain-lain
150,000
200,000
ar R
upia
h)
100,000
(Mili
a
-
50,000
Jan-97
Jul-97
Jan-98
Jul-98
Jan-99
Jul-99
Jan-00
Jul-00
Jan-01
Jul-01
Jan-02
Jul-02
Jan-03
Jul-03
Jan-04
Jul-04
Jan-05
Jul-05
Jan-06
Jul-06
Jan-07
Jul-07
(periode)
Respon terhadap Kondisi Global• Pemimpin yang pesimis dan peragu hanya menunggu, mengeluh
dan menyerah terhadap kondisi eksternal atau ekonomi global yang dan menyerah terhadap kondisi eksternal atau ekonomi global yang saat ini memang sedang tidak bersahabat. Pemimpin semacam ini sibuk menunjukkan keunggulan dirinya dan menyalahkan pihak lain.
• Pemimpin yang optimis akan melihat perubahan di atas sebagai peluang besar yang akan dimanfaatkan sebaik-baiknya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Walau meningkatkan kesejahteraan masyarakat yang dipimpinnya. Walau dalam kondisi terdesak sekalipun, pemimpin optimis selalu berfikir postif terhadap peluang yang berada di hadapannya. Pemimpin ang realistis melak kan pen es aian terhadap strategi • Pemimpin yang realistis melakukan penyesuaian terhadap strategi kebijakan pembangunan ekonomi yang secara konsisten akan dijalankannya. Pemimpin realis ini tidak akan menunda-nunda pekerjaan, tapi segera melaksanakan strategi yang diputuskannya.
Kinerja Sektoral Ekonomi Indonesia, 2004-20072004 2005 2006 3Q07 Sh 2004 2005 2006 3Q07 Sh2004 2005 2006 3Q07 Share 2004 2005 2006 3Q07 Share
1. Agriculture 2.8% 2.7% 3.0% 8.9% 14.1% 4. Utilities 5.3% 6.3% 5.9% 11.7% 0.7% a. Farm Food Crops 2.9% 2.6% 2.7% 16.3% 7.0% 5. Constructions 7.5% 7.4% 9.0% 7.5% 0.5% b. Non Food Crops 0.4% 2.5% 3.2% 2.0% 2.2% 6. Trade, Hotel & Rest. 5.7% 8.4% 6.1% 6.9% 16.9%p , c. Others 3.8% 2.8% 3.3% 2.8% 4.9% a. Wholesale & Retail 5.5% 8.9% 6.4% 7.4% 14.0%2. Mining and Quarrying -4.5% 3.1% 2.2% 1.8% 9.1% b. Hotel 7.9% 6.7% 2.9% 5.3% 0.7% a. Oil & Gas -4.3% -1.8% -1.3% 0.0% 5.2% c. Restaurant 6.1% 5.8% 5.4% 4.1% 2.3%
b Non Oil & Gas -8 0% 12 1% 6 6% 3 1% 3 0% 7 Transport & Comm 13 4% 13 0% 13 6% 12 5% 6 7% b. Non Oil & Gas -8.0% 12.1% 6.6% 3.1% 3.0% 7. Transport & Comm. 13.4% 13.0% 13.6% 12.5% 6.7% c. Quarrying 7.5% 7.4% 9.0% 7.6% 0.9% a. Transport 8.8% 6.3% 6.7% 3.5% 3.8%3. Manufacturing Industries 6.4% 4.6% 4.6% 4.5% 27.8% * Railways -0.9% -3.0% 6.0% 1.3% 0.0% a. Oil & Gas -1.9% -5.9% -1.2% 4.4% 2.6% * Road 5.0% 4.9% 5.1% 1.8% 1.6%
b N Oil & G 7 5% 5 9% 5 3% 4 5% 25 2% * Ai T t 30 1% 10 4% 10 7% 11 3% 0 6% b. Non Oil & Gas 7.5% 5.9% 5.3% 4.5% 25.2% * Air Transport 30.1% 10.4% 10.7% 11.3% 0.6% * Food, Bev. & Tobacco 1.4% 2.7% 7.2% 3.6% 7.0% b. Communication 22.9% 25.1% 24.4% 24.3% 2.9% * Textile, Leath & Footw 4.1% 1.3% 1.2% -3.4% 3.0% 8. Finance 7.7% 6.8% 5.6% 8.0% 9.2% * Wood & Forest Prod. -2.1% -0.9% -0.7% -1.1% 1.1% a. Banks 6.0% 4.6% 1.7% 9.7% 3.9% * Paper & Printing 7.6% 2.4% 2.1% 2.9% 1.3% b. Non Bank Financial 9.2% 8.1% 7.0% 7.6% 0.8% * Fertilizer, Chem.& Rubber 9.0% 8.8% 4.5% 1.9% 3.4% 9. Services 5.4% 5.0% 6.2% 5.7% 9.2% * Cement/Non-Metal Quarry 9.5% 3.8% 0.5% 5.2% 0.9%
* Iron & Steel -2.6% -3.7% 4.7% 2.3% 0.4% Iron & Steel 2.6% 3.7% 4.7% 2.3% 0.4% * Transport/Machine Equip. 17.7% 12.4% 7.5% 10.7% 8.0% Real GDP 5.0% 5.7% 5.5% 6.5% 100.0%
Sumber: Badan Pusat Statistik (berbagai tahun)
Persepsi Iklim Investasi Membaik?
43
48
49
53
47
59
52
42
66
C ti C t l G tEconomic Policy Uncertainty
Corruption Local GovernmentTransportation
Macroeconomic Instability
38
39
39
42
43
39
38
41
36
47
Labor skill & EducationTax rate
Legal System&Conflict ResolutionElectricity
Corruption Central Government
35
37
37
38
38
34
37
37
39
Labor Regulation Central GovernmentCost of Finance
Labor Regulation Local GovernmentTax Administration
Labor skill & Education
29
32
33
35
29
27
36
36
36
Li & P it C t l G tCrime
Customs&Trade Regulation-NationalCustoms&Trade Regulation-RegionalLicense & Permits Local Government
g
end-2005
mid-2007
20
21
28
28
29
16
21
23
28
29
Land ProcurementTelecommunication
Financial AccessMonopoly Practices
License & Permits Central Government mid 2007
20
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Land Procurement
Sumber: Bank Dunia (2007)
Penutup: Rekomendasi Kebijakan• Perumus kebijakan perlu lebih realistis dalam menyikapi dan
mengantisipasi perubahan harga-harga komoditas dunia.g g g• Kenaikan harga minyak mentah dunia perlu direspon dengan
kebijakan anggaran yang memadai. • Apabila pemerintah tidak akan menaikkan harga BBM dalam
negeri, maka pengamanan fiskal juga perlu disusun hati-hati.• Anggota parlemen perlu secara bahu-membahu bersama
kelompok masyarakat madani dan pemerintah sendiri berfokus d i k t k j ht k tpada peningkatan kesejahteraan rakyat.
• Peningkatan produksi minyak mentah domestik wajib menjadi i it k bij k di kt t b d i jik prioritas kebijakan di sektor pertambangan dan energi, jika
masih ingin menjadi negara net-exporter minyak.
Rekomendasi Kebijakan (lanjutan)• Peningkatan produksi pangan penting wajib menjadi
acuan kebijakan baik di tingkat pusat, maupun di tingkat i i d k b t /k t provinsi dan kabupaten/kota.
• Fokus pada empat komoditas pangan strategis: beras, j k d l i d l d di j k jagung, kedelai dan gula yang sedang diperjuangkan Indonesia dalam Kelompok G-33 di WTOK di d k i f t kt d i ti k t d • Kemudian dukungan infrastruktur dari tingkat desa, daerah dan provinsi perlu dijadikan fixed variable, dalam perumusan kebijakan ekonomiperumusan kebijakan ekonomi.
• Diplomasi ekonomi tingkat global perlu lebih konsisten dalam merumuskan dan mengawal kebijakan pemihakan dalam merumuskan dan mengawal kebijakan pemihakan dan perlindungan bagi petani di dalam negeri.