Upload
budi-astawan
View
30
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bahan tugas kampus prilaku kesehatan
Citation preview
PERILAKU KESEHATAN
Perilaku Kesehatan
A. PENGERTIAN PERILAKU
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme (makhluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu, dari sudut pandang biologis semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, binatang sampai dengan manusia itu berprilaku, karena mereka mempunyai aktivitas masing-masing.
Jadi kesimpulannya perilaku (manusia) adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar.
Skinner (1938) seorang akhli psikologis, merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar).
Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini maka perilaku dapat dibedakan menjadi dua,yaitu :
1. Perilaku tertutup (covert behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup, misalnya ibu hamil tahu pentingnya periksa kehamilan.
2. Perilaku terbuka (overt behavior)
Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata, misalnya seorang ibu memeriksakan kehamilannya.
B. PERILAKU KESEHATAN
Perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3 kelompok :
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintenance)
Usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan terdiri dari 3 aspek :
a. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit
b. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c. Perilaku gizi (makanan dan minnuman)
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sisitem atau fasilitas pelayanan kesehatan
Upaya seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan.Dimulai dari pengobatan sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Becker, 1979 membuat klasifikasi tentang perilaku kesehatan, diantaranya :
a. Perilaku hidup sehat
Kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya. Perilaku ini mencakup :
1. Menu seimbang
2. Olahraga teratur
3. Tidak merokok
4. Tidak meminum-minuman keras dan narkoba
5. Istirahat yang cukup
6. Mengendalikan stress
7. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan.
b. Perilaku sakit
Respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dsb.
c. Perilaku peran sakit
Perilaku ini mencakup :
1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
2. Mengenal atau mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
3. Mengetahui hak, misalnya memperoleh perawatan.
C. DOMAIN PERILAKU
Factor-faktor yang membedakan respon terhadap stimulus yang berbeda disebut determinan prilaku. Determinan perilaku ini dapat dibedakan menjadi dua, yakni :
1. Faktor internal
Karakteristik orang yang bersangkutan yang bersifat bawaan, yaitu :
a. Kecerdasan
b. Tingkat emosional
c. Jenis kelamin
2. Faktor eksternal
Lingkungan baik fisik, sosial, budaya, ekonomi, dan politik
Benyamin Bloom (1908), perilaku dibagi kedalam 3 dominan, yakni :
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
Teori Bloom untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan yakni :
1. Pengetahuan
Domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang, ialah :
a. Proses adopsi perilaku
Awareness
Interest
Evaluation
Trial
Adoption
b. Tingkatan pengetahuan
Tahu
Memahami
Aplikasi
Analisis
Sintesis
Evaluasi
2. Sikap
Adalah respon tertutup dari seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Proses terbentuknya sikap dan reaksi, yaitu :
a. Komponen pokok sikap
Menurut Allport (1954), ialah :
1. Kepercayaan ide, dan konsep terhadap suatu objek
2. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek
3. Kecenderungan untuk bertindak
b. Berbagai tingkatan sifat
Menerima (receiving)
Merespon (responding)
Menghargai (valuing)
Bertanggungjawab (responsible)
c. Praktek atau tindakan (practice)
Mempunyai beberapa tingkatan :
1. Persepsi (perception)
2. Respon terpimpin (guid response)
3. Mekanisme (mechanism)
4. Adopsi (adoption)
D. PERUBAHAN (ADOPSI) PERILAKU ATAU INDIKATORNYA
Proses yang kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Teori perubahan ada 3 tahap :
1. Pengetahuan
Dikelompokan menjadi :
a. Pengetahuan tentang sakit dan penyakit
b. Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan
c. Pengetahuan tentang kesehatan lingkungan
2. Sikap
Dikelompokan menjadi :
a. Sikap terhadap sakit dan penyakit
b. Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
c. Sikap terhadap kesehatan lingkungan
3. Praktek Dan Tindakan
Indikatornya yakni :
a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit
b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
c. Tindakan (praktek) kesehatan lingkungan
E. ASPEK SOSIO-PSIKOLOGI PERILAKU
Faktor sosio psikologi berasal dari individu itu sendiri (internal). Yaitu :
Susunan saraf pusat
Persepsi : pengalaman yang dihasilkan melalui indra penglihatan, penciuman.
Motivasi : dorongan untuk bertindak untuk mencapai suatu tujuan tertentu.
Emosi
F. DETERMINAN DAN PERUBAHAN PERILAKU
Pada garis besarnya perilaku manusia dapat dilihat dari 3 aspek , yaitu aspek fisik, psikis, dan sosial
Asumsi determinan perilaku manusia adalah :
1. Teori Lawrence Green
Kesehatan seseorang ditentukan oleh 2 faktor :
Faktor perilaku (behavior causes)
Perilaku terbentuk dari 3 faktor :
a. Faktor predisposisi
Yang terwujud dalam pengetahuan, sikap kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai.
b. Faktor pendukung
Yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas atau sarana kesehatan misalnya, puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban.
c. Faktor pendorong
Yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan
Model ini dapat digambarkan sebagai berikut :
B = f (PF, EF, RF)
Keterangan :
B = behavior
PF = predisposing factor
EF = enebling factor
RF = reinforcing factor
f = fungsi
Contoh :
1. Predispondind Factor
Seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya diposyandu dapat disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui manfaat imunisasi bagi anaknya.
2. Enebling factor
Karena rumahnya jauh dari posyandu atau puskesmas setempat mengimunusasi anaknya.
3.Reinforcing Factor
Para petugas kesehatan atau tokoh masyarakat lain di sekitar tadak pernah mengimunisasi anaknya.
Faktor diluar perilaku (non behavior causes).
2. Teori Snehandu B, Kar Kar
Perilaku itu merupakan fungsi dari :
a. Niat seseorang sehubungan dengan kesehatan (behavior intention).
b. Dukungan sosial dari masyarakat (social-support).
c. Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan (accessibility of information).
d. Otonomi pribadi (personal autonomy).
e. Situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau tidak bertindak (action situation)
Dapat dirumuskan sebagai berikut :
B = f (BI, SS, AL, PA, AS)
Keterangannya :
B = behavior
f = fungsi
4BI = behavior intention
SS = social support
AI = accessibility of information
PA = personal autonomy
AS = action situation
Contoh :
Behavior intention
Seorang ibu yang tidak mau ikut KB, mungkin karena ia tidak ada minat dan niat terhadap KB
Social support
Karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitar
Accessibility of information
Tidak memperoleh informasi yang kuat tentang KB.
Personal autonomy
Ia tidak mempunyai kebebasan untuk menentukan misalnya harus tunduk kepada suaminya, mertuanya, atau orang lain yang ia segani
Action situation
Karena situasi dan kondisi yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan.
3. Teori WHO
Seseorang berprilaku tertentu karena adanya 4 alasan pokok, yaitu :
1. Sikap akan terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu.
2. Sikap akan diikuti atau tidak diikuti oleh tindakan yang mengacu kepada pengalaman orang lain.
3. Banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.
4. Nilai
Pemikiran dan perasaan di bentuk oleh :
Pengetahuan
Diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain.Contoh , seorang anak memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengetahuan bahwa api itu panas setelah memperoleh pengalaman, tangan atau kakinya terkena api.
Kepercayaan
Berdasarkan keyakinan tanpa pembuktian terlebih dahulu.Contoh wanita hamil tidak boleh makan telur agar tidak kesulitan waktu melahirkan.
Sikap
Diperoleh dari diri sendiri atau orang lain yang paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan tidak selalu terwujud dalam suatu tindakan yang nyata.
Nilai
Di dalam suatu masyarakat apapun selalu berlaku nilai-nilai yang menjadi pegangan setiap orang dalam menyelenggarakan hidup bermasyarakat.
a. Orang penting sebagai referensi
Contoh, untuk anak-anak sekolah gurulah yang menjadi panutan perilaku mereka.
b. Sumber-sumber daya
Sumber daya disini mencakup fasilitas uang, waktu, tenaga.Misalnya, pelayanan puskesmas dapat berpengaruh positif terhadap perilaku.
c. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai, dan penggunaan sumber-sumber didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life) yang pada umumnya disebut kebudayaan.
Perilaku yang normal adalah salah satu aspek dari kebudayaan, dan selanjutnya kebudayaan mempunyai pengaruh yang dalam terhadap perilaku ini.Misalnya alasan masyarakat tidak mau berobat kepuskesmas.Mungkin karena tidak percaya terhadap puskesmas, mungkin takut pada dokternya, mungkin tidak tahu fungsinya puskesmas.
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai berikut :
B = f (TF, PR. R, C )
Keterangan :
B = behavior
f = fungsi
TF = thoughts and feeling
PR = personal reference
R = resources
C = cultural
Contoh :
Seseorang yang tidak mau membuat jamban keluarga, atau tidak mau buang air besar dijamban, mungkin Karena ia mempunyai pemikiran dan perasaan yang tidak enak kalau buang air besar dijamban (thoughts and feeling). Atau barangkali karena tokoh idolanya juga tidak membuat jamban
keluarga sehingga tidak ada orang yang menjadi referensinya (personal reference). Factor lain juga mungkin karena langkah sumber-sumber yang diperlukan atau tidak mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga (resources). Factor lain karena kebudayaan (cultural), bahwa jamban keluarga belum merupakan budaya masyarakat.
G. TEORI PERUBAHAN PERILAKU
Health Belief Model
Model ini didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi dini tuberculosis. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor :
Kesiapan Individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu penyakit atau memperkecil resiko kesehatan.
Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah perilaku.
Perilaku itu sendiri.
Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor seperti persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman , dan adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan keuntungan.
H. KONSEP PERILAKU
1) Skinner (1938) mengemukakan bahwa perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang dan respon. Ia membedakan adanya 2 respon, yakni :
a. Respondent Respon atau Reflexive Respon
Adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan-rangsangan tertentu. Perangsangan seperti ini disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respon-respon yang relative tetap. Misalnya makanan lezat menimbulkan air liur, cahaya kuat menimbulkan mata tertutup. Respondent Respon mencakup :
Emotional respons
Timbul karena ada hal yang kurang mengenakan organisme bersangkutan. Misalnya, menangis karena sedih atau sakit, muka merah (takanan darah meningkat karena marah).
Emosi respon
Timbul karena hal yang mengenakan .Misalnya, tertawa, bejingkat-jingkat karena senang.
b. Operant Respons atau Instrumental Respon
Adalah respon yang timbul dan berkembangnya diikuti oleh perangsang tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce karena perangsang tersebut memperkuat respons yang telah dilakukan oleh organisme. Misalnya, seorang anak telah melakukan sesuatu perbuatan kemudian memperoleh hadiah maka ia akan menjadi lebih giat belajar atau akan lebih baik lagi melakukan perbuatan tersebut.
Respon pertama ( respondent respon atau respondent behavior )
Sangat terbatas keberadaannya karena hubungan yang pasti antar stimulus dan respon kemungkinan untuk memodifikasi adalah sangat kecil.
Respon kedua (Operant respons)
Bagian terbesar dari perilaku manusia dan kemungkinan untuk memodifikasi sangat besar bahkan dapat dikatakan tidak terbatas.
Fokus teori Skinner adalah pada respon atau jenis perilaku yang kedua ini.
1. Prosedur Pembentukan Perilaku
Prosedur pembentukan perilaku menurut skinner adalah sebagai berikut :
a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat atau reinforce berupa hadiah-hadiah atau rewards bagi perilaku yang akan dibentuk.
b.Melakukan analisis untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki. Kemudian komponen-komponen tersebut disusun dalam urutan yang tepat untuk menuju kepada terbentuknya perilaku yang dimaksud.
c. Dengan menggunakan secara urut komponen-komponen itu sebagai tujuan-tujuan sementara, mengidentifikasi reinforce.
d. Melakukan pembentukan perilaku dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun itu. Sebagai ilustrasi, misalnya dikehandaki agar anak mempunyai kebiasaan menggosok gigi sebelum tidur. Untuk berperilaku seperti ini maka anak tersebut harus :
1. Pergi ke kamar mandi sebelum tidur
2. Mengambil sikat dan odol
3. Mengambil air dan berkumur
4. Melaksanakan mengosok gigi
5. Menyimpan sikat gigi dan odol
6. Pergi ke kamar tidur
Kalau dapat diidentifikasi hadiah-hadiah(tidak berupa uang) bagi masing-masing komponen perilaku tersebut maka akan dapat dilakukan pembentukan kebiasaan tersebut.
Konsep-konsep behavior control, behavior teeraphy dan behavior modification yang dewasa ini berkembang adalah bersumber pada teori ini.
2. Bentuk perilaku
Secara lebih operasional perilaku dapat diartikan suatu respon organisme atau seseorang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk dua macam, yakni :
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yaitu yang terjadi didalam diri manusia dan tiddak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir, tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan. Contoh lain seorang yang menganjurkan orang lain untuk mengikuti KB meskipun ia sendiri tidak ikut KB. Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa perilaku itu masih terselubung.
b. Bentuk Aktif
Yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi langsung. Misalnya orang yang telah mengikuti KB dalam arti sudah menjadi akseptor KB.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa pengetahuan dan sikap adalah respon seseorang terhadap stimulus atau rangsangan yang masih bersifat terselubung.
3. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan mencakup :
a. Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit. Perilaku terhadap sakit dan penyakit sesuai dengan tingkat-tingkat pencegahan penyakit, yakni :
Peningkatan dan pemeliharaan kesehatan (health promotion behavior). Misalnya, makan makanan yang bergizi, olah raga.
Pencegahan penyakit (health prevention behavior). Misalnya tidur memakai kelambu untuk mencegah gigitan nyamuk malaria, imunnisasi. Termasuk perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
Pencarian pengobatan (health seeking behavior). Misalnya usaha-usaha mengobati penyakitnya sendiri atau mencari pengobatan ke fasilitas-fasilitas kesehatan modern (puskesmas, mantra, dokter praktek).
Pemulihan kesehatan (health rehabilitation behavior). Misalnya melakukan diet, mematuni anjuran-anjuran dokter.
b. Perilaku terhadap system pelayanan kesehatan.
Respon seseorang terhadap sistem pelayanan kesehatan modern maupun tradisional. Perilaku ini menyangkut respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat-obatannya, yang terwujud dalam pengetahuan, persepsi, sikap dan penggunaan fasilitas, petugas dan obat-obatan.
c. Perilaku terhadap makanan(nutrition behavior)
Respon seseorang terhadap makanan sebagai kebutuhan vital bagi kehidupan. Perilaku ini meliputi pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek kita terhadap makanan serta unsur-unsur yang terkandung didalamnya (zat gizi), pengelolaan makanan sehubungan kebutuhan tubuh kita.
d.Perilaku terhadap lingkungan kesehatan (environmental health behavior)
Adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai determinan kesehatan manusia.Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan itu sendiri. Perilaku ini antara lain mencakup :
Perilaku sehubungan air bersih termasuk didalamnya komponen, manfaat, dan penggunaan air bersih untuk kepentingan kesehatan.
Perilaku sehubungan dengan pembuangan air kotor, yang menyangkut segi-segi hygiene, pemeliharaan teknik, dan penggunaannya.
Perilaku sehubungan dengan limbah, baik limbah padat maupun limbah cair.
Perilaku sehubungan dengan rumah yang sehat, yang meliputi ventilasi, pencahayaan, lantai.
Perilaku sehubungan dengan pembersihan sarang-sarang nyamuk (vector).
2) Menurut Ensiklopedia Amerika
Perilaku diartikan sebagai suatu aksi atau reaksi organisme terhadap lngkungannya.Reaksi terjadi ketika ada suatu rangsangan.
3) Robert Kwick (1974)
Perilaku adalah tindakan atau perbuatan suatu organisme yang dapat diamati dan bahkan dapat dipelajari. Perilaku tidak sama dengan sikap. Perilaku dibentuk melalui suatu proses dan berlangsung dalam interaksi manusia dengan lingkungannya.
Faktor-faktor yang mempengaruhi terbentuknya perilaku dibedakan menjadi 2 :
Faktor intern
Mencakup pengetahuan, kecerdasan, persepsi, emosi, motivasi dan yang berfungsi untuk mengolah rangsangan dari luar.
Faktor ekstern
Mencakup lingkungan sekitar, bsik fisik maupun non fisik seprti iklim, manusia, social ekonomi, kebudayaan.
2.2 PERILAKU SEHAT DAN PERILAKU SAKIT
Perilaku sakit diartikan sebagai segala bentuk tindakan yang dilakukan oleh individu yang sedang sakit agar memperoleh kesembuhan.
Perilaku sehat diartikan sebagai tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri , penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergizi.
Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat. Sesuai dengan persepsi tentang sakit dan penyakit maka perilaku sakit dan perilaku sehat bersifat subjektif.
Persepsi masyarakat tentang sehat sakit sangatlah dipengaruhi oleh unsur pengalaman masa lalu disamping unsur sosial budaya.
Berikut beberapa pengertian yang berkaitan dengan perilaku sehat dan perilaku sakit :
1. Perilaku kesehatan
Hal-hal yang berkaitan dengan tindakan atau dengan kegiatan seseorang dalam memelihara dan meningkatkan kesehatannya. Termasuk tindakan untuk mencegah penyakit, kebersihan perorangan, memilih makanan, sanitasi.
2. Perilaku sakit (illness behavior)
Segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan seorang individu yang merasa sakit untuk merasakan dan mengenal keadaan kesehatannya atau rasa sakit. Termasuk disini kemampuan atau pengetahuan individu untuk mengidentifikasi penyakit, penyebab penyakit serta usaha-usaha mencegah penyakit tersebut.
3. Perilaku Peran Sakit (the sick role behavior)
Segala tindakan atau kegiatan yang dilakukan individu yang sedang sakit untuk memperoleh kesembuhan. Perilaku ini disamping berpengaruh terhadap kesehatan / kesakitannya sendiri, juga berpengaruh terhadap orang lain terutama kepada anak-anak yang belum mempunyai kesadaran dan tanggungjawabnya terhadap kesehatannya.
Saparinah Sadli (1982) menggambarkan individu dengan lingkungan sosial yang saling mempengaruhi didalam suatu diagram.Keterangan :
a. Perilaku kesehatan individu, sikap dan kebiasaan individu yang erat kaitannya dengan lingkungan.
b. Lingkungan keluarga, kebiasaan-kebiasaan tiap anggota keluarga mengenai kesehatan.
c. Lingkungan terbatas, tradisi adat istiadat dan kepercayaan masyarakat sehubungan dengan kesehatan
d. Lingkungan umum, kebijakan-kebijakan pemerintah dibidang kesehatan, undang-undang kesehatan, program-program kesehatan.
Kosa dan Robertson mengatakan bahwa perilaku kesehatan cenderung dipengaruhi oleh kepercayaan orang yang bersangkutan terhadap kondisi kesehatan yang diinginkan dan kurang berdasarkan pengetahuan biologi. Ada 4 klasifikasi kepercayaan orang terhadap kesehatan :
1. Adanya suatu penilaian dari orang yang bersangkutan terhadap suatu gangguan atau ancaman kesehatan. Mereka akan menilai dengan kriteria subjektif.
2. Timbulnya kecemasan karena adanya persepsi terhadap gangguan tersebut. Dari kecemasan itu akan menimbulkan bermacam-macam perilaku.
3. Penerapan pengetahuan orang yang bersangkutan mengenai hal-hal yang berhubungan dengan masalah kesehatan, khususnya mengenai gangguan yang dialaminya.
4. Dilakukannya tindakan manipulative untuk meniadakan atau menghilangkan kecemasan atau gangguan tersebut.
2.3 PERSEPSI MASYARAKAT
Persepsi masyarakat mengenai terjadinya penyakit berbeda antara daerah yang satu dengan daerah yang lain, karena tergantung dari kebudayaan yang ada dan berkembang dalam masyarakat tersebut. Persepsi kejadian penyakit yang berlainan dengan ilmu kesehatan saat ini masih ada dimasyarakat dapat turun dari generasi ke generasi berikutnya bahkan dapat berkembang luas.
Berikut ini contoh persepsi masyarakat tentang penyakit malaria, yang saat ini masih ada di beberapa daerah pedesaan di Papua (Irian Jaya). Makanan pokok penduduk Papua adalah sagu yang tumbuh didaerah rawa-rawa, tidak jauh dari mereka tinggal terdapat hutan lebat.
Penduduk desa tersebut beranggapan bahwa hutan itu milik penguasa gaib yang dapat menghukum setiap orang yang melanggar ketentuannya.
Pelangaran dapat berupa menebang, membabat hutan, akan diganjar hukuman berupa penyakit dengan gejala demam tinggi, mengigil, dan muntah. Penyakit tersebut dapat sembuh dengan cara meminta ampun kepada penguasa hutan, kemudian memetik daun dari pohon tertentu, dibuat ramuan untuk diminum dan dioleskan keseluruh tubuh penderita.
Persepsi masyarakat mengenai penyakit diperoleh dan ditentukan dari penuturan sederhana dan mudah secara turun temurun. Misalnya, penyakit akibat kutukan Allah, makhluk ghaib, roh-roh jahat, udara busuk, tanaman berbisa, binatang.
Pada sebagian penduduk Pulau jawa, dulu penderita demam sangat tinggi diobati dengan cara menyiram air dimalam hari. Air yang telah diberi ramuan dan jampi-jampi oleh dukun dan pemuka masyarakat yang disegani digunakan sebagai obat malaria.
Perilaku
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak. Perilaku merupakan kumpulan berbagai faktor yang saling berinteraksi. Seiring dengan tidak disadari bahwa interaksi itu sangat kompleks sehingga kadang- kadang kita tidak sempat memikirkan penyebab seseorang menerapkan perilaku tertentu. Karena itu amat penting untuk dapat menelaah alasan dibalik perilaku individu, selama ia mampu mengubah perilaku tersebut.
Dilihat dari Segi Biologis:
Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme ( makhluk hidup ) yang bersangkutan. Dari sudut pandang biologis, semua makhluk hidup mulai dari tumbuhan, hewan, dan manusia berperilaku, karena mempunyai aktivitas masing – masing. Perilaku manusia adalah semua tindakan atau aktivitas manusia, baik yang diamati lansung maupun yang tidak dapat diamati pihak luar
Dilihat dari Segi Psikologis
Menurut Skiner (1938 ), perilaku adalah suatu respon atau reaksi seseorang te rhadap stimulus ( rangsangan dari luar . pengertian itu dikenal dengan teori S-O-R (stimulus-organisme-respons).skiner membedakan respons tersebut menjadi 2 jenis, yaitu respondent response (reflexive) dan operant response (instrumental response).
Secara lebih proposional perilaku dapat diartikan suatu respons organisme atau seseoang terhadap rangsangan (stimulus) dari luar subjek tersebut. Respon ini berbentuk 2 macam, yakni:
Bentuk pasif adalah respon internal yaitu terjadi didalam diri manusia dan tidak secara langsung dapat terlihat oleh orang lain. Misalnya berpikir , tanggapan atau sikap batin dan pengetahuan.
Bentuk aktif yaitu apabila perilaku itu jelas dapat diobservasi secara langsung. Perilaku sudah tampak dalam bentuk tindakan nyata makan disebut overt behavior.
2.2. Kesehatan
Definisi Sehat
Sehat merupakan sebuah keadaan yang tidak hanya terbebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi, sosial dan spiritual.Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).Definisi WHO tentang sehat mempunyui karakteristik berikut yang dapat meningkatkan.konsep sehat yang positif (Edelman dan Mandle. 1994):
1. Memperhatikan individu sebagai sebuah sistem yang menyeluruh.
2. Memandang sehat dengan mengidentifikasi lingkungan internal dan eksternal.
3. Penghargaan terhadap pentingnya peran individu dalam hidup.
UU No.23,1992 tentang Kesehatan menyatakan bahwa: Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Dalam
pengertian ini maka kesehatan harus dilihat sebagai satu kesatuan yang utuh terdiri dari unsur-unsur fisik, mental dan sosial dan di dalamnya kesehatan jiwa merupakan bagian integral kesehatan. Dalam pengertian yang paling luas sehat merupakan suatu keadaan yang dinamis dimana individu menyesuaikan diri dengan perubahan-perubahan lingkungan internal (psikologis, intelektual, spiritual dan penyakit) dan eksternal (lingkungan fisik, social, dan ekonomi) dalam mempertahankan kesehatannya.
2.3. Perilaku Sehat
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice). Hal ini berguna untuk mengukur seberapa besar tingkat perilaku kesehatan individu yang menjadi unit analisis penelitian. Becker mengklasifikasikan perilaku kesehatan menjadi tiga dimensi :
1. Pengetahuan Kesehatan Pengetahuan tentang kesehatan mencakup apa yang diketahui oleh seseorang terhadap cara-cara memelihara kesehatan, seperti pengetahuan tentang penyakit menular, pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait. dan atau mempengaruhi kesehatan, pengetahuan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan pengetahuan untuk menghindari kecelakaan.
2. Sikap terhadap kesehatan Sikap terhadap kesehatan adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal-hal yang berkaitan dengan pemeliharaan kesehatan, seperti sikap terhadap penyakit menular dan tidak menular, sikap terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, sikap tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan sikap untuk menghindari kecelakaan.
3. Praktek kesehatan Praktek kesehatan untuk hidup sehat adalah semua kegiatan atau aktivitas orang dalam rangka memelihara kesehatan, seperti tindakan terhadap penyakit menular dan tidak menular, tindakan terhadap faktor-faktor yang terkait dan atau mempengaruhi kesehatan, tindakan tentang fasilitas pelayanan kesehatan, dan tindakan untuk menghindari kecelakaan.
Selain Becker, terdapat pula beberapa definisi lain mengenai perilaku kesehatan. Menurut Solita, perilaku kesehatan merupakan segala bentuk pengalaman dan interaksi individu dengan lingkungannya, khususnya yang menyangkut pengetahuan dan sikap tentang kesehatan, serta tindakannya yang berhubungan dengan kesehatan. Sedangkan Cals dan Cobb mengemukakan perilaku kesehatan sebagai: “perilaku untuk mencegah penyakit pada tahap belum menunjukkan gejala (asymptomatic stage)”.
Menurut Skinner perilaku kesehatan (healthy behavior) diartikan sebagai respon seseorang terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sehat-sakit, penyakit, dan faktor-faktor yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan, makanan, minuman, dan pelayanan kesehatan. Dengan kata lain, perilaku kesehatan adalah semua aktivitas atau kegiatan seseorang, baik yang dapat diamati (observable) maupun yang tidak dapat diamati (unobservable), yang berkaitan dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan. Pemeliharaan kesehatan ini mencakup mencegah atau
melindungi diri dari penyakit dan masalah kesehatan lain, meningkatkan kesehatan, dan mencari penyembuhan apabila sakit atau terkena masalah kesehatan
Perilaku sehat adalah sifat pribadi seperti kepercayaan, motif, nilai, persepsi dan elemen kognitif lainnya yang mendasari tindakan yang dilakukan individu untuk memelihara dan meningkatkan kesehatannya, termasuk pencegahan penyakit, perawatan kebersihan diri, penjagaan kebugaran melalui olah raga dan makanan bergiz. Perilaku sehat diperlihatkan oleh individu yang merasa dirinya sehat meskipun secara medis belum tentu mereka betul-betul sehat.
Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan pada dasarnya adalah suatu respon seseorang terhadap stimulus yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, serta lingkungan. Secara lebih rinci perilaku kesehatan mencakup :
1) Perilaku seseorang terhadap sakit dan penyakit yaitu bagaimana manusia merespon baik secara pasif maupun aktif sehubungan dengan sakit dan penyakit. Perilaku ini dengan sendirinya berhubungan dengan tingkat pencegahan penyakit
a) Perilaku sehubungan dengan peningkatan dan pemeliharaan kesehatan misalnya makan makanan bergizi, dan olahraga.
b) Perilaku pencegahan penyakit misalnya memakai kelambu untuk mencegah malaria, pemberian imunisasi. Termasuk juga perilaku untuk tidak menularkan penyakit kepada orang lain.
c) Perilaku sehubungan dengan pencarian pengobatan misalnya usaha mengobati penyakitnya sendiri, pengobatan di fasilitas kesehatan atau pengobatan ke fasilitas kesehatan tradisional.
d) Perilaku sehubungan dengan pemulihan kesehatan setelah sembuh dari penyakit misalnya melakukan diet, melakukan anjuran dokter selama masa pemulihan.
2) Perilaku terhadap sistem pelayanan kesehatan. Perilaku ini mencakup respon terhadap fasilitas pelayanan, cara pelayanan, petugas kesehatan dan obat – obat.
3) Perilaku terhadap makanan. Perilaku ini mencakup pengetahuan, persepsi, sikap dan praktek terhadap makanan serta unsur – unsur yang terkandung di dalamnya., pengelolaan makanan dan lain sebagainya sehubungan dengan tubuh kita.
4) Perilaku terhadap lingkungan sehat adalah respon seseorang terhadap lingkungan sebagai salah satu determinan kesehatan manusia. Lingkup perilaku ini seluas lingkup kesehatan lingkungan.itu sendiri.
Dari batasan ini perilaku kesehatan dapat diklasifikan menjadi 3 kelompok:
1) Perilaku Pemeliharaan Kesehatan (health maintenance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari 3 aspek :
a) Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakit.
b) Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sakit.
c) Perilaku gizi (makanan dan minuman).
2) Perilaku Pencarian dan Penggunaan Sistem atau Fasilitas Pelayanan Kesehatan atau Sering disebut Perilaku Pencarian pengobatan (Heath Seeking Behavior). Adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai dari mengobati sendiri (self treatment) sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3) Perilaku Kesehatan Lingkungan
Adalah bagaimana seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial budaya dan bagaimana, sehingga lingkungan tersebut tidak mempengaruhi kesehatannya. Seorang ahli lain (Becker, 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku kesehatan ini.
a) Perilaku hidup sehat
.Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatikan kesehatannya. Perilaku ini mencakup antar lain :
(1) Menu seimbang
(2) Olahraga teratur
(3) Tidak merokok
(4) Tidak minum-minuman keras dan narkoba
(5) Istirahat yang cukup
(6) Mengendalian stress
(7) Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan
b) Perilaku Sakit
Mencakup respon seseorang terhadap sakit dan penyakit. Persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala penyakit, pengobatan penyakit dan sebagainya, dsb.
c) Perilaku peran sakit (the sick role behavior)
Perilaku ini mencakup:
(1) Tindakan untuk memperoleh kesembuhan
(2) Mengenal/mengetahui fasilitas atau sasaran pelayanan penyembuhan penyakit yang layak.
(3) Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan, dan pelayanan kesehatan).
2.4. PERUBAHAN PERILAKU SEHAT
Telah menjadi pemahaman umum, perilaku merupakan diterminan kesehatan yang menjadi sasaran dari promosi untuk mengubah perilaku ( behaviour change ). Perubahan perilaku kesehatan sebagai tujuan dari promosi atau pendidkan kesehatan, sekurang- kurangnya mempunyai 3 dimensi, yakni :
• Mengubah perilaku negative (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai dengan nilai – nilai kesehatan)• Mengembangkan perilaku positif ( pembentukan atau pengambangan perilau sehat ).
• Memelihara perilaku yang sudah positif atau perilaku yang sudah sesuai dengan norma/nilai kesehatan ( perilaku sehat ). Dengan perkatan mempertahankan perilaku sehat yang sudah ada.Perilaku seseorang dapat berubah jika terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan di dalam diri seseorang.
Beberapa rangsangan dapat menyebabkan orang merubah perilaku mereka :
FAKTOR SOSIAL : Factor sosial sebagai factor eksternal yang mempengaruhi perilaku antara lain sktruktur sosial, pranata –pranata sosial dan permasalahan – permasalahan sosial yang lain. Pada factor sosial ini bila seseorang berada pada lingkungan yang baik yang maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang baik sedangkan sebaliknya bila seseorang berada pada lingkungan yang kurang baik maka orang tersebut akan memiliki perilaku sehat yang kurang baik juga. Dukungan sosial ( keluarga, teman ) mendorong perubaha perubahan sehat. Contohnya konsumsi alcohol, kebiasaan merokok, dan perilaku seksual.
FAKTOR KEPRIBADIAN : Faktor yang mempengaruhi perubahan perilaku salah satunya adalah perilaku itu sendiri (kepribadian) yang dimana dipengaruhi oleh karakteristik individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan petugas kesehatan yang merekomen-dasikan perubahan perilaku, dan pengalaman mencoba merubah perilaku yang serupa. Contohnya yang berhubungan adalah rasa kehatian – hatian, membatasi porsi pemakaian internet pada waktu – waktu tertentu agar tidak menjadi addicted, ini akan membantu individu agar dengan tidak menjadikan hal tersebut suatu kebiasaan ( habit) yang dapat merubah perilaku.
FAKTOR EMOSI : Rangsangan yang bersumber dari rasa takut, cinta, atau harapan – harapan yang dimiliki yang bersangkutan. Contohnya berhubungan dengan stress yang mendorong melakukan perilaku tidak sehat seperti merokok.
PROSES TERJADINYA
Untuk proses perubahan perilaku biasanya diperlukan waktu lama, jarang ada orang yang langsung merubah perilakunya. Kadang- kadang orang merubah perilakunya karena tekanan dari masyarakat
lingkunganya, atau karena yang bersangkutan ingin menyesuaikan diri dengan norma yang ada. Proses terjadinya perubahan ini tidak semena – mena dapat tercapai dan harus benar- benar teruji, ada 5 tingkatan perubahan perilaku :
1. Prekontemplasi : – Belum ada niat perubahan perilaku
2. Kontemplasi : – Individu sadar adanya masalahnya dan secara serius inginmengubah perilakunya menjadi lebih sehat.
- Belum siap berkomitmen untuk berubah.
3. Persiapan : - Individu siap berubah dan ingin mengejar tujuan.- Sudah pernah melakukan tapi masih gagal.
4. Tindakan : – Individu sudah melakukan perilaku sehat, sekurangnya 6 bulan dari sejak mulai usaha memberlakukan perilaku hidup sehat.
5. Pemeliharaan : – Individu berusaha mempertahankan perilaku sehat yang telah dilakukan ( 6 bulan dilhat kembali).
- Mungkin berlangsung lama.
- 6 bulan dilihat kembali.
2.4. Hubungan Kesehatan dengan Perilaku
Seperti yang telah di jelaskan di Bab sebelumnya , hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.
2.5. Pencegahan , Tujuan dan Dampak Hidup Sehat
PENCEGAHAN
Perilaku pencegahan penyakit ( health prevention ) adalah respon untuk melakukan pencegahan penyakit dan upaya mepertahankan dan meningkatkan kesehatannya / segala tindakan secara medis direkomendasikan, dialkukan secara sukarela oleh seseorang yang percaya dirinya sehat dan bermaksud untuk mencegah penyakit atau ketidakmampuan atau untuk mendeteksi penyakit yang tidak tampak nyata ( asimptomatik ). Pada proses pencegahan dapat dilakukan dalam dua bentuk medis dan non medis.
Contoh pencegahan secara Medis : imunisasi, makan makanan bergizi yang mengandung kebutuhan tubuh.
Contoh pencegahan Non-Medis : olahraga teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras dan alcohol, istirahat yang cukup. Selain itu perilaku dan gaya hidup yang positif bagi kesehatan ( misalnya, tidak gonta ganti pasangan, adaptasi dengan lingkungan )
TUJUANTujuan dari perilaku sehat dan perubahan perilaku sehat adalah agar terjadinya suatu pola hidup sehat yang menunjukan kepada kebiasaan.
AKIBATAkibat Perilaku Sehat:
a. Reinforcement (Peningkatan)
Reinforcemen merupakan sesuatu yang dilakukan yang dapat membawa kesenangan dan kepuasan.Contohnya:- Positive reinforcement : anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan.
- Negative reinforcement : anda minum milanta agar sakit maag hilang.
b. Extincion (peniadaan).
Extincion merupakan perilaku sehat yang apabila konsekuensinya di hilangkan maka akan melemah responnya jika tidak ada stimuli/reinforcer lain yang mempertahankan perilaku sehat.Contohnya: anak kecil yang mau cuci tangan sebelum makan bila di berikan mainan tetap melakukan perilaku sehatnya karena pujian orang tua atau kepuasan karena tangannya bersih dari kuman
c. Punishment (hukuman)
Punishment merupakan perilaku yang apabila dilakukan dan membawa konsekuensi yang tidak menyenangkan cenderung ditekan.Contohnya: anak kecil yang bermain dengan benda tajam seperti pisau dimarahi oleh Ibunya, akan tidak mengulanginya lagi.
2.3 Upaya Perubahan Perilaku Kesehatan
Hal yang penting di dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan kesehatan atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program kesehatan lainnya. Perubahan yang dimaksud bukan hanya sekedar covert behaviour tapi juga overt behaviour. Di dalam program – program kesehatan, agar diperoleh perubahan perilaku yang sesuai dengan norma – norma kesehatan diperlukan usaha – usaha yang konkrit dan positip. Beberapa strategi untuk memperoleh perubahan perilaku bisa dikelompokkan menjadi tiga bagian :
1) Menggunakan kekuatan / kekuasaan atau dorongan
Dalam hal ini perubahan perilaku dipaksakan kepada sasaran sehingga ia mau melakukan perilaku yang diharapkan. Misalnya dengan peraturan – peraturan / undang – undang yang harus dipatuhi oleh masyarakat. Cara ini menyebabkan perubahan yang cepat akan tetapi biasanya tidak berlangsung lama karena perubahan terjadi bukan berdasarkan kesadaran sendiri. Sebagai contoh adanya perubahan di masyarakat untuk menata rumahnya dengan membuat pagar rumah pada saat akan ada lomba desa tetapi begitu lomba / penilaian selesai banyak pagar yang kurang terawat.
2) Pemberian informasi
Adanya informasi tentang cara mencapai hidup sehat, pemeliharaan kesehatan , cara menghindari penyakit dan sebagainya akan meningkatkan pengetahuan masyarakat. Selanjutnya diharapkan pengetahuan tadi menimbulkan kesadaran masyarakat yang pada akhirnya akan menyebabkan orang berperilaku sesuai pengetahuan yang dimilikinya. Perubahan semacam ini akan memakan waktu lama tapi perubahan yang dicapai akan bersifat lebih langgeng.
3) Diskusi partisipatif
Cara ini merupakan pengembangan dari cara kedua dimana penyampaian informasi kesehatan bukan hanya searah tetapi dilakukan secara partisipatif. Hal ini berarti bahwa masyarakat bukan hanya penerima yang pasif tapi juga ikut aktif berpartisipasi di dalam diskusi tentang informasi yang diterimanya. Cara ini memakan waktu yang lebih lama dibanding cara kedua ataupun pertama akan tetapi pengetahuan kesehatan sebagai dasar perilaku akan lebih mantap dan mendalam sehingga perilaku mereka juga akan lebih mantap.
Apapun cara yang dilakukan harus jelas bahwa perubahan perilaku akan terjadi ketika ada partisipasi sukarela dari masyarakat, pemaksaan, propaganda politis yang mengancam akan tidak banyak berguna untuk mewujutkan perubahan
yang langgeng.
2.4 Teori – Teori Perilaku Kesehatan dan Perubahanya
Teori – Teori perilaku kesehatan
Perilaku manusia merupakan resultan dari berbagai faktor, baik internal maupun eksternal
Faktor determinan perilaku manusia luas, namun beberapa ahli mencoba merumuskan teori terbentuknya perilaku manusia
Teori perilaku manusia yang akan kita bahas kali ini adalh : Teori ABC, Reason Action, “PRECED-PROCEED”, Behavior intention, Thoughs and Feeling.
a) Teori ABC (Sulzer, Azaroff, Mayer : 1977 )
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil interaksi antara :
Antecedent Behavior Consequences
1. Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made
Behavior : reaksi terhadap antecedent
Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A), Ibu membuat tampilan makanan semenarik mungkin ( B ), Anak mau makan banyak ( C )
b) Teori “REATION ACTION” (FESBEIN &AJZEN :1980 )
Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu perilakuNiat itu sendiri ditentukan oleh :
1. sikap
norma subjektif
pengendalian perilaku
Contoh : Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.
c) Teori PRECED-PROCEED ( Lawrence Green : 1991 )
Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor :
Predisposing factors, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku masyarakat
Contoh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai karena :
1. Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC ( Rf)
Secara matematis : B = f ( Pf, Ef, Rf )
d) Teori BEHAVIOR INTENTION( Snehendu Kar : 1980 )
Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :
1. Behavior intention
Social support
Accessibility to information
Personal autonomy
Action situation
B = f ( BI, SS, AI, PA, AS )
Contoh:
Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan :
1. Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
Kondisi jauh dari puskemas(AS)
e) Teori “THOUGHT AND FEELING” ( WHO:1984)
Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
1. Thoughts and feeling
Personal reference
Resources
CultureB = f ( TF, PR, R, C )
Contoh :
Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya, karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R), atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
Teori – Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Teori perubahan perilaku kesehatan ini penting dalam promosi kesehatan yang bertujuan “behavior change”
Perubahan perilaku ini diarahkan untuk :
1. mengubah perilaku negatif ( tidak sehat ) menjadi perilaku positif ( sesuai dengan nilai-nilai kesehatan )
pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
memelihara perilaku yang sudah positif
Teori-teori yang akan kita bahas adalah : Teori SOR, Festinger, Fungsi, Kurt Lewin.
Teori Perubahan Perilaku Kesehatan
Menurut teori ini, penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung kepada kualitas rangsang( stimulus ) yang berkomunikasi dengan organisme. Perilaku dapat berubah hanya apabila stimulus yang diberikan benar-benar melebihi dari stimulus semula (mampu meyakinkan). Karena itu kualitas dari sumber komunikasi sangat menentukan keberhasilan perubahan perilaku, misalnya gaya bicara, kredibilitas pemimpin kelompok, dsb
a) Dissonance Theory (Festinger : 1957)
Ada suatu keadaan cognitive dissonance yang merupakan ketidakseimbangan psikologis, yang diliputi oleh ketegangan diri yang berusaha untuk mencapai keseimbangan kembali.Dissonance tejadi karena dalam diri individu terdapat elemen kognisi yang bertentangan, pengetahuan, pendapat atau keyakinan. Apabila terjadi penyesuaian secara kognitif, akan ada perubahan sikap yang berujung perubahan perlaku.
Contoh :
Orang yang merokok merasa resah, dia tahu bahaya merokok tapi merasa bukan laki-laki kalau tidak merokok (dissonance). Akhirnya dia memutuskan kalau kejantanan seseorang bukan hanya dari merokok, tapi dari banyak hal.Akhirnya dia memutuskan berhenti merokok (consonance).
b) Teori Fungsi (Katz : 1960)
Meurut teori ini perilaku mempunyai fungsi :
1. instrumental
defence mechanism
penerima objek dan pemberi arti
nilai ekspresif
Perubahan perilaku individu tergantung kebutuhan Stimulus yang dapat memberi perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut.
c) Teori Kurt Lewin (1970)
Menurut Kurt Lewin, perilaku manusia adalah suatu keadaan seimbang antara driving forces (kekuatan-kekuatan pendorong) dan restrining forces (kekuatan-kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong, kekuatan penahan tetap perilaku baru
Contoh : seseorang yang punya saudara dengan penyakit kusta sebelumnya tidak mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan, dapat berubah perilakunya untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dini kusta.
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru
Misalnya pada contoh di atas , dengan memberi pengertian bahwa kusta bukan penyakit keturunan, maka kekuatan penahan akan melemah dan terjad perubahan perilaku.
3. Kekuatan penahan, pendorong, perubahan perilaku.
Misalnya pada contoh di atas dua-duanya dilakukan.
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Perilaku adalah respon individu terhadap suatu stimulus atau suatu tindakan yang dapat diamati dan mempunyai frekuensi spesifik, durasi dan tujuan dan baik disadari maupun tidak.
Menurut WHO (1947) Sehat itu sendiri dapat diartikan bahwa suatu keadaan yang sempurna baik secara fisik, mental dan sosial serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO, 1947).
Menurut Becker. Konsep perilaku sehat ini merupakan pengembangan dari konsep perilaku yang dikembangkan Bloom. Becker menguraikan perilaku kesehatan menjadi tiga domain, yakni pengetahuan kesehatan (health knowledge), sikap terhadap kesehatan (health attitude) dan praktek kesehatan (health practice).
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
3.2. Saran
Hubungan kesehatan dengan perilaku sangatlah erat san saling berkesinambungan, individu yang sehat akan tercermin dari perilaku yang sehat pula. Sebaliknya juga begitu perilaku yang sehat akan mencerminkan individu dengan kualitas hidup baik.
Manfaat dari hidup sehat yang paling penting adalah meningkatkan produktivitas kita dengan segala kemampuan dan potensi diri kita. Untuk itu konsep hidup sehat seperti tingkatkan PHBS (Perilaku Hidup Bersih dan Sehat) harus dipupuk dari tiap individu untuk dapat meningkatkan kualitas hidup yang sehat.