Upload
nining-pratiwi
View
45
Download
3
Embed Size (px)
DESCRIPTION
bab 2 part 2
Citation preview
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG
Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi
perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Adakah
kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan di tempat kerja. Dalam
organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian
menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap
dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif
atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada
tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional.
Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif
tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan
yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan , mengukur tingkat sampai
mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat
kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat
keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang
pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang
yang tinggi benar-benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja
pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu
seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti memihak
organisasiyang merekrut individu tersebut.
Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan
pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan.
Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja AS selama 30 tahun terakhir,
pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan
mereka. Meskipun jarak persentasinya lebar, tetapi lebih banyak individu melaporkan bahwa
mereka merasa puas dibandingkan tidak puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja ?
dari segi kepuasan kerja (kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan
kerja), menikmati kerja itu sendirihampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat
dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan. Dengan perkataan lain,
1
sebagian besar individu lebih menyukai kerja yang menantang dan membangkitkan semangat
daripada kerja yang dapat diramalkan dan rutin.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1.2.1 Apa itu persepsi ?
1.2.2 Apa itu sikap ?
1.2.3 Apa itu kepuasan kerja ?
1.2.4 Apa itu stress ?
1.3. TUJUAN
1.3.1 Untuk mengetahui apa itu persepsi
1.3.2 Untuk mengetahui apa itu sikap
1.3.3 Untuk memahami kepuasan kerja
1.3.4 Untuk mengetahui apa itu stress
2
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 PERSEPSI
Beberapa pengertian persepsi akan diuraikan sebagai berikut:
Persepsi adalah proses memberi perhatian, menyeleksi dan mengorganisasikan
kemudian menafsirkan stimulasi lingkungan. ( Indriyo Gitusudarmo, 1997)
Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan
menafsirkan kesannya untuk member arti tertentu pada lingkungannya
(Robbins,2011).
Persepsi adalah proses interpretasi seseorang terhadap lingkungannya ( Kreiter dan
Kinicki, 2003).
Selanjutnya Kreiter dan Kinicki mengatakan persepsi tersebut meliputi rangkaian empat
tahap proses informasi yang kemudian disebut sebagai proses informasi sosial yang terdiri
dari:
Tahap 1 : perhatian pemahaman yang selektif adalah tahap di mana orang secara selektif
menerima rangsangan yang dibombardir oleh lingkungan karena tidak memiliki kapasitas
mental untuk menerima semua jenis rangsangan yang datang.
Tahap 2 : pengkodean dan penyederhanaan, suatu tahap di mana informasi diolah,
dibandingkan, dan dievaluasi dan diarahkan untuk menciptakan kesan.
Tahap 3 : penyimpanan dan mengingat, suatu fase penyimpanan informasi pada ingatan
jangka panjang.
Tahap 4 : mendapatkan kembali dan tantangan, adalah suatu fase di mana orang mencari
kembali informasi dari dalam ingatannya kemudia membuat penilaian dan keputusan.
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins, 2011 adalah sebagai
berikut:
a. Pemberi kesan/ pelaku persepsi
3
Bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menginterpretasikan apa yang
dilihatnya tersebut, maka interpretasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya si
pemberi kesan/ penilai.
b. Sasaran/target/objek
Ciri-ciri pada sasaran/ objek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi.
c. Situasi
Situasi atau konteks di mana melihat suatu kejadian/ objek juga penting.
Ada juga beberapa kesalahan persepsi yang sering terjadi yakni:
a. berstereotipe ( stereotyping)
menilai seseorang atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya seperti didasari
oleh jenis kelamin, umur, kebangsaan, agama, dan jabatan.
b. proyeksi
kecenderungan menilai seseorang atas dasar perasaan dan sifatnya. Artinya
menghubungkan karakteristik sendiri dengan orang lain.
c. efek halo
menarik kesan umum terhadap seseorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal.
2.2 SIKAP
1. Pengertian
Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif-baik yang menyenangkan maupun
tidak menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa.
2. Sumber sikap (Robbins, 2001) ada tiga yaitu sebagai berikut :
a. Orang tua
b. Guru
c. Anggota kelompok rekan sekerja
Individu sering mengambil sikap tertentu mengacu kepada ketiga sumber tersebut.
3. Tipe sikap
4
Dari hasil riset perilaku keorganisasian disebutkan ada tiga tipikal sikap yaitu :
Kepuasan kerja, seorang yang mempunyai tingkat kepuasann kerja yang tinggi akan
cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan demikian sebaliknya.
Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya,
berpatisipasi aktif didalamnya serta menganggap kinerjanya sangat penting bagi
organisasi.
Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada
organisasinya dan bertekad setia di dalamnya.
2.3 KEPUASAN KERJA
Kepuasan kerja menurut definisi porter (1961) adalah selisih dari sesuatu yang
seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada. Semakin kecil selisish kondisi
yang seharusnya ada dengan kondisi yang sesungguhnya ada, maka seseorang akan
cenderung merasa semakin puas.
Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja
Menurut Herzberg ada lima aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Kompensasi
b. Promosi (peningkatan jabatan)
c. Lingkungan fisik
d. Lingkungan non fisik
e. Karakteristik pekerjaan
Menurut Luthans ada enam aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Pembayaran
b. Work it-self
c. Promosi
d. Supervise
e. Kelompok kerja
f. Kondisi Kerja
Menurut Gilmer ada sepuluh aspek yag mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:
a. Keamanan
5
b. Kesempatan untuk maju
c. Perusahaan dan Manajemen
d. Upah/Gaji
e. Aspek intrinsic dari pekerjaan
f. Supervisi
g. Aspek sosial dari pekerjaan
h. Komunikasi
i. Kondisi kerja
j. Benefits
Efek Kepuasan Kerja pada kinerja karyawan
Para pemimpin organisasi perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh
terhadap aspek kepuasan kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya
organisasi, produktivitas organisasi dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri.
Kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja dan memberikan
keuntungan nyata tidak saja untuk pekerja namun juga untuk manajemen dan
organisasi.
Cara-cara karyawan mengungkapkan ketidakpuasannya:
a. Eksit (berhenti)
b. Suara (aktif memberikan saran dan solusi)
c. Kesetiaan (pasif sambil menunggu membaiknya kondisi)
d. Pengabaian (membiarkan kondisi memburuk, datang terlambat, mangkir,
pengurangan upaya, dan lain-lainnya).
2.4 STRESS
1. Pengertian
a. Pemahamaan yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan
fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat lingkungan eksternal, organisasi,
organisasi lain. (Szilagyi dalam Indriyo G, 1997)
b. Suatu keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata
maupun dirasakan dalamtindakan penyesuaian organ (Mikhail dalam Djanaid, 2001)
c. Respons seseorang baik yang berupa fisik, kongnitif(konseptual) terhadap situasi
yang meminta tuntutan tertentu pada individu (djanaid 2001)
6
2. Mengapa stress dipahami
a. Setiap orang tidak pernah steril dari stress
b. Setiap orang memerlukan energi yang lebih banyak untuk menggapai sukses demi
sukses
c. Stress berhubungan erat dengan produktivitas
d. Setiap individu mesti berinteraksi engan orang lain maupun lingkungan
e. Stress tidak jarang menimbulkan berbagai penyakit
3. Sumber stress
a. Factor-faktor yang melekat pada pekerjaan
b. Peranan dalam organisasi
c. Hubungan-hubungan dalam organisasi
d. Perkembangan karier
e. Struktur dan iklim organisasi
f. Hubungan organisasi dengan pihak luar
g. Factor dari dalam individu yang bersangkutan
h. Kepemimpinan
4. Dampak stress (indriyo Gitosudarmo, 1997)
A. Factor fisik
a. Meningkatnya tekanan darah
b. Meningkatya kolesterol
c. Meningkatnya jantung koroner
B. Factor psikologi
a. Ketidak puasan kerja
b. Murung
c. Rendahnya kepercayaan
d. Mudah marah
C. Factor organisasi
a. Ketidakhadiran
b. Keterlambatan
7
c. Prestasi kerja menurun
d. Kecelakaan kerja meningkat
e. Sabotase
5. Cara mengatasi stress (indriyo Gitosudarmo, 1997)
A. Secara individu
a. Meningkatkan keimanan
b. Meditasi
c. Olah raga
d. Relaksasi
e. Minta dukungan sosia, kepada teman dan keluarga
f. Menghilangkan rutinitas
B. Secara organisasi
a. Perbaikan iklim organisasi
b. Perbaikan lingkungan fisik
c. Menyediakan sarana olah raga
d. Analisis dan kejelasan tugas
e. Mengubah struktur dan proses pengambilan keputusan
f. Restukturisasi tugas
g. Menerapkan manajemen berdasarkan sasaran.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Persepsi adalah suatu proses dengan mana indovidu mengrganisasikan dan
menafsirkan kesannya untuk member arti tertentu pada lingkungannya (Robbins,2011).
Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins, 2011, yaitu : Pemberi kesan/
pelaku persepsi, Sasaran/target/objek dan Situasi. Ada juga beberapa kesalahan persepsi yang
sering terjadi yakni: berstereotipe ( stereotyping), Proyeksi dan Efek halo
Sikap adalah pernyataan evaluative baik yang menguntungkan atau tidak tentang
obyek, orang atau peristiwa (Robbins, 2001). Sumber sikap (Robbins, 2001) ada tiga yaitu :
orang tua, guru dan anggota kelompok rekan sekerja.
Kepuasan kerja menurut definisi porter (1961) adalah selisih dari sesuatu yang
seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada. Semakin kecil selisish kondisi yang
seharusnya ada dengan kondisi yang sesungguhnya ada, maka seseorang akan cenderung
merasa semakin puas.
Efek Kepuasan Kerja pada kinerja karyawan
Para pemimpin organisasi perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap
aspek kepuasan kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya organisasi,
produktivitas organisasi dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri. Kepuasan kerja
yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja dan memberikan keuntungan nyata tidak saja
untuk pekerja namun juga untuk manajemen dan organisasi.
Cara-cara karyawan mengungkapkan ketidakpuasannya, yaitu : Eksit (berhenti), Suara
(aktif memberikan saran dan solusi), Kesetiaan (pasif sambil menunggu membaiknya
kondisi) dan Pengabaian (membiarkan kondisi memburuk, datang terlambat, mangkir,
pengurangan upaya, dan lain-lainnya).
Salah satu pengertian stress adalah pemahamaan yang bersifat internal yang
menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat
lingkungan eksternal, organisasi, organisasi lain. (Szilagyi dalam Indriyo G, 1997)
9
Sumber stress, yaitu : Factor-faktor yang melekat pada pekerjaan, Peranan dalam
organisasi, Hubungan-hubungan dalam organisasi, Perkembangan karier, Struktur dan iklim
organisasi, Hubungan organisasi dengan pihak luar, Factor dari dalam individu yang
bersangkutan dan Kepemimpinan.
Cara mengatasi stress (indriyo Gitosudarmo, 1997), yaitu :
Secara individu
a. Meningkatkan keimanan
b. Meditasi
c. Olah raga
d. Relaksasi
e. Minta dukungan sosia, kepada teman dan keluarga
f. Menghilangkan rutinitas
Secara organisasi
a. Perbaikan iklim organisasi
b. Perbaikan lingkungan fisik
c. Menyediakan sarana olah raga
d. Analisis dan kejelasan tugas
e. Mengubah struktur dan proses pengambilan keputusan
f. Restukturisasi tugas
g. Menerapkan maajemen berdasarkan sasaran.
10
DAFTAR PUSTAKA
Ardana (dkk), 2009, Perilaku Keorganisasian, Edisi 2 Graha Ilmu, Yogyakarta (Bab 2)
11