15
BAB I PENDAHULUAN 1.1 LATAR BELAKANG Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Adakah kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan di tempat kerja. Dalam organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional. Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan , mengukur tingkat sampai mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang yang tinggi benar-benar berhubungan dengan kewargaan 1

Perilaku Keorganisasian

Embed Size (px)

DESCRIPTION

bab 2 part 2

Citation preview

Page 1: Perilaku Keorganisasian

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Dalam manajemen, fungsi organisasi terutama dalam hal pengawasan, organisasi

perlu memantau para pekerjanya terhadap sikap, dan hubungannya dengan perilaku. Adakah

kepuasan atau ketidak puasan karyawan dengan pengaruh pekerjaan di tempat kerja. Dalam

organisasi, sikap amatlah penting karena komponen perilakunya. Pada umumnya, penelitian

menyimpulkan bahwa individu mencari konsistensi diantara sikap mereka serta antara sikap

dan perilaku mereka. Seseorang bisa memiliki ribuan sikap, sikap kerja berisi evaluasi positif

atau negatif yang dimiliki oleh karyawan tentang aspek-aspek lapangan kerja mereka, ada

tiga sikap yaitu, kepuasan kerja, keterlibatan pekerjaan, dan komitmen organisasional.

Seseorang dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi memiliki perasaan-perasaan positif

tentang pekerjaan tersebut, sementara seseorang yang tidak puas memiliki perasaan-perasaan

yang negatif tentang pekerjaan tersebut. Keterlibatan pekerjaan , mengukur tingkat sampai

mana individu secara psikologis memihak pekerjaan mereka dan menganggap penting tingkat

kinerja yang dicapai sebagai bentuk penghargaan diri. Karyawan yang mempunyai tingkat

keterlibatan pekerjaan yang tinggi sangat memihak dan benar-benar peduli dengan bidang

pekerjaan yang mereka lakukan. Tingkat keterlibatan pekerjaan dan pemberian wewenang

yang tinggi benar-benar berhubungan dengan kewargaan organisasional dan kinerja

pekerjaan. Keterlibatan pekerjaan yang tinggi berarti memihak pada pekerjaan tertentu

seorang individu, sementara komitmen organisosial yang tingi berarti memihak

organisasiyang merekrut individu tersebut.

Penilaian seorang karyawan tentang seberapa ia merasa puas atau tidak puas dengan

pekerjaan merupakan penyajian yang rumit dari sejumlah elemen pekerjaan yang berlainan.

Berbagai studi independen, yang diadakan diantara para pekerja AS selama 30 tahun terakhir,

pada umumnya menunjukkan bahwa mayoritas pekerja merasa puas dengan pekerjaan

mereka. Meskipun jarak persentasinya lebar, tetapi lebih banyak individu melaporkan bahwa

mereka merasa puas dibandingkan tidak puas. Apakah yang menyebabkan kepuasan kerja ?

dari segi kepuasan kerja (kerja itu sendiri, bayaran, kenaikan jabatan, pengawasan, dan rekan

kerja), menikmati kerja itu sendirihampir selalu merupakan segi yang paling berkaitan erat

dengan tingkat kepuasan kerja yang tinggi secara keselruhan. Dengan perkataan lain,

1

Page 2: Perilaku Keorganisasian

sebagian besar individu lebih menyukai kerja yang menantang dan membangkitkan semangat

daripada kerja yang dapat diramalkan dan rutin.

1.2 RUMUSAN MASALAH

1.2.1 Apa itu persepsi ?

1.2.2 Apa itu sikap ?

1.2.3 Apa itu kepuasan kerja ?

1.2.4 Apa itu stress ?

1.3. TUJUAN

1.3.1 Untuk mengetahui apa itu persepsi

1.3.2 Untuk mengetahui apa itu sikap

1.3.3 Untuk memahami kepuasan kerja

1.3.4 Untuk mengetahui apa itu stress

2

Page 3: Perilaku Keorganisasian

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 PERSEPSI

Beberapa pengertian persepsi akan diuraikan sebagai berikut:

Persepsi adalah proses memberi perhatian, menyeleksi dan mengorganisasikan

kemudian menafsirkan stimulasi lingkungan. ( Indriyo Gitusudarmo, 1997)

Persepsi adalah suatu proses dengan mana individu mengorganisasikan dan

menafsirkan kesannya untuk member arti tertentu pada lingkungannya

(Robbins,2011).

Persepsi adalah proses interpretasi seseorang terhadap lingkungannya ( Kreiter dan

Kinicki, 2003).

Selanjutnya Kreiter dan Kinicki mengatakan persepsi tersebut meliputi rangkaian empat

tahap proses informasi yang kemudian disebut sebagai proses informasi sosial yang terdiri

dari:

Tahap 1 : perhatian pemahaman yang selektif adalah tahap di mana orang secara selektif

menerima rangsangan yang dibombardir oleh lingkungan karena tidak memiliki kapasitas

mental untuk menerima semua jenis rangsangan yang datang.

Tahap 2 : pengkodean dan penyederhanaan, suatu tahap di mana informasi diolah,

dibandingkan, dan dievaluasi dan diarahkan untuk menciptakan kesan.

Tahap 3 : penyimpanan dan mengingat, suatu fase penyimpanan informasi pada ingatan

jangka panjang.

Tahap 4 : mendapatkan kembali dan tantangan, adalah suatu fase di mana orang mencari

kembali informasi dari dalam ingatannya kemudia membuat penilaian dan keputusan.

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins, 2011 adalah sebagai

berikut:

a. Pemberi kesan/ pelaku persepsi

3

Page 4: Perilaku Keorganisasian

Bila seseorang memandang suatu objek dan mencoba menginterpretasikan apa yang

dilihatnya tersebut, maka interpretasinya akan sangat dipengaruhi oleh karakteristiknya si

pemberi kesan/ penilai.

b. Sasaran/target/objek

Ciri-ciri pada sasaran/ objek yang sedang diamati dapat mempengaruhi persepsi.

c. Situasi

Situasi atau konteks di mana melihat suatu kejadian/ objek juga penting.

Ada juga beberapa kesalahan persepsi yang sering terjadi yakni:

a. berstereotipe ( stereotyping)

menilai seseorang atas dasar satu atau beberapa sifat dari kelompoknya seperti didasari

oleh jenis kelamin, umur, kebangsaan, agama, dan jabatan.

b. proyeksi

kecenderungan menilai seseorang atas dasar perasaan dan sifatnya. Artinya

menghubungkan karakteristik sendiri dengan orang lain.

c. efek halo

menarik kesan umum terhadap seseorang individu berdasarkan suatu karakteristik tunggal.

2.2 SIKAP

1. Pengertian

Sikap (attitude) adalah pernyataan evaluatif-baik yang menyenangkan maupun

tidak     menyenangkan terhadap objek, individu, atau peristiwa.

2. Sumber sikap (Robbins, 2001) ada tiga yaitu sebagai berikut :

a. Orang tua

b. Guru

c. Anggota kelompok rekan sekerja

Individu sering mengambil sikap tertentu mengacu kepada ketiga sumber tersebut.

3. Tipe sikap

4

Page 5: Perilaku Keorganisasian

Dari hasil riset perilaku keorganisasian disebutkan ada tiga tipikal sikap yaitu :

Kepuasan kerja, seorang yang mempunyai tingkat kepuasann kerja yang tinggi akan

cenderung menunjukkan sikap positif terhadap pekerjaan demikian sebaliknya.

Keterlibatan kerja, sampai sejauh mana seseorang memihak pada pekerjaannya,

berpatisipasi aktif didalamnya serta menganggap kinerjanya sangat penting bagi

organisasi.

Komitmen pada organisasi, sampai tingkat mana seorang pegawai memihak pada

organisasinya dan bertekad setia di dalamnya.

2.3 KEPUASAN KERJA

Kepuasan kerja menurut definisi porter (1961) adalah selisih dari sesuatu yang

seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada. Semakin kecil selisish kondisi

yang seharusnya ada dengan kondisi yang sesungguhnya ada, maka seseorang akan

cenderung merasa semakin puas.

Faktor-faktor yang mempengaruhi kepuasan kerja

Menurut Herzberg ada lima aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Kompensasi

b. Promosi (peningkatan jabatan)

c. Lingkungan fisik

d. Lingkungan non fisik

e. Karakteristik pekerjaan

Menurut Luthans ada enam aspek yang mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Pembayaran

b. Work it-self

c. Promosi

d. Supervise

e. Kelompok kerja

f. Kondisi Kerja

Menurut Gilmer ada sepuluh aspek yag mempengaruhi kepuasan kerja, yaitu:

a. Keamanan

5

Page 6: Perilaku Keorganisasian

b. Kesempatan untuk maju

c. Perusahaan dan Manajemen

d. Upah/Gaji

e. Aspek intrinsic dari pekerjaan

f. Supervisi

g. Aspek sosial dari pekerjaan

h. Komunikasi

i. Kondisi kerja

j. Benefits

Efek Kepuasan Kerja pada kinerja karyawan

Para pemimpin organisasi perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh

terhadap aspek kepuasan kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya

organisasi, produktivitas organisasi dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri.

Kepuasan kerja yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja dan memberikan

keuntungan nyata tidak saja untuk pekerja namun juga untuk manajemen dan

organisasi.

Cara-cara karyawan mengungkapkan ketidakpuasannya:

a. Eksit (berhenti)

b. Suara (aktif memberikan saran dan solusi)

c. Kesetiaan (pasif sambil menunggu membaiknya kondisi)

d. Pengabaian (membiarkan kondisi memburuk, datang terlambat, mangkir,

pengurangan upaya, dan lain-lainnya).

2.4 STRESS

1. Pengertian

a. Pemahamaan yang bersifat internal yang menciptakan adanya ketidakseimbangan

fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat lingkungan eksternal, organisasi,

organisasi lain. (Szilagyi dalam Indriyo G, 1997)

b. Suatu keadaan yang timbul dari kapasitas tuntutan yang tidak seimbang, baik nyata

maupun dirasakan dalamtindakan penyesuaian organ (Mikhail dalam Djanaid, 2001)

c. Respons seseorang baik yang berupa fisik, kongnitif(konseptual) terhadap situasi

yang meminta tuntutan tertentu pada individu (djanaid 2001)

6

Page 7: Perilaku Keorganisasian

2. Mengapa stress dipahami

a. Setiap orang tidak pernah steril dari stress

b. Setiap orang memerlukan energi yang lebih banyak untuk menggapai sukses demi

sukses

c. Stress berhubungan erat dengan produktivitas

d. Setiap individu mesti berinteraksi engan orang lain maupun lingkungan

e. Stress tidak jarang menimbulkan berbagai penyakit

3. Sumber stress

a. Factor-faktor yang melekat pada pekerjaan

b. Peranan dalam organisasi

c. Hubungan-hubungan dalam organisasi

d. Perkembangan karier

e. Struktur dan iklim organisasi

f. Hubungan organisasi dengan pihak luar

g. Factor dari dalam individu yang bersangkutan

h. Kepemimpinan

4. Dampak stress (indriyo Gitosudarmo, 1997)

A. Factor fisik

a. Meningkatnya tekanan darah

b. Meningkatya kolesterol

c. Meningkatnya jantung koroner

B. Factor psikologi

a. Ketidak puasan kerja

b. Murung

c. Rendahnya kepercayaan

d. Mudah marah

C. Factor organisasi

a. Ketidakhadiran

b. Keterlambatan

7

Page 8: Perilaku Keorganisasian

c. Prestasi kerja menurun

d. Kecelakaan kerja meningkat

e. Sabotase

5. Cara mengatasi stress (indriyo Gitosudarmo, 1997)

A. Secara individu

a. Meningkatkan keimanan

b. Meditasi

c. Olah raga

d. Relaksasi

e. Minta dukungan sosia, kepada teman dan keluarga

f. Menghilangkan rutinitas

B. Secara organisasi

a. Perbaikan iklim organisasi

b. Perbaikan lingkungan fisik

c. Menyediakan sarana olah raga

d. Analisis dan kejelasan tugas

e. Mengubah struktur dan proses pengambilan keputusan

f. Restukturisasi tugas

g. Menerapkan manajemen berdasarkan sasaran.

8

Page 9: Perilaku Keorganisasian

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Persepsi adalah suatu proses dengan mana indovidu mengrganisasikan dan

menafsirkan kesannya untuk member arti tertentu pada lingkungannya (Robbins,2011).

Faktor-faktor yang mempengaruhi persepsi menurut Robbins, 2011, yaitu : Pemberi kesan/

pelaku persepsi, Sasaran/target/objek dan Situasi. Ada juga beberapa kesalahan persepsi yang

sering terjadi yakni: berstereotipe ( stereotyping), Proyeksi dan Efek halo

Sikap adalah pernyataan evaluative baik yang menguntungkan atau tidak tentang

obyek, orang atau peristiwa (Robbins, 2001). Sumber sikap (Robbins, 2001) ada tiga yaitu :

orang tua, guru dan anggota kelompok rekan sekerja.

Kepuasan kerja menurut definisi porter (1961) adalah selisih dari sesuatu yang

seharusnya ada dengan sesuatu yang sesungguhnya ada. Semakin kecil selisish kondisi yang

seharusnya ada dengan kondisi yang sesungguhnya ada, maka seseorang akan cenderung

merasa semakin puas.

Efek Kepuasan Kerja pada kinerja karyawan

Para pemimpin organisasi perlu menaruh perhatian yang sungguh-sungguh terhadap

aspek kepuasan kerja ini, karena memiliki mata rantai dengan sumber daya organisasi,

produktivitas organisasi dan keberlangsungan hidup organisasi itu sendiri. Kepuasan kerja

yang tinggi sangat mempengaruhi kondisi kerja dan memberikan keuntungan nyata tidak saja

untuk pekerja namun juga untuk manajemen dan organisasi.

Cara-cara karyawan mengungkapkan ketidakpuasannya, yaitu : Eksit (berhenti), Suara

(aktif memberikan saran dan solusi), Kesetiaan (pasif sambil menunggu membaiknya

kondisi) dan Pengabaian (membiarkan kondisi memburuk, datang terlambat, mangkir,

pengurangan upaya, dan lain-lainnya).

Salah satu pengertian stress adalah pemahamaan yang bersifat internal yang

menciptakan adanya ketidak seimbangan fisik dan psikis dalam diri seseorang akibat

lingkungan eksternal, organisasi, organisasi lain. (Szilagyi dalam Indriyo G, 1997)

9

Page 10: Perilaku Keorganisasian

Sumber stress, yaitu : Factor-faktor yang melekat pada pekerjaan, Peranan dalam

organisasi, Hubungan-hubungan dalam organisasi, Perkembangan karier, Struktur dan iklim

organisasi, Hubungan organisasi dengan pihak luar, Factor dari dalam individu yang

bersangkutan dan Kepemimpinan.

Cara mengatasi stress (indriyo Gitosudarmo, 1997), yaitu :

Secara individu

a. Meningkatkan keimanan

b. Meditasi

c. Olah raga

d. Relaksasi

e. Minta dukungan sosia, kepada teman dan keluarga

f. Menghilangkan rutinitas

Secara organisasi

a. Perbaikan iklim organisasi

b. Perbaikan lingkungan fisik

c. Menyediakan sarana olah raga

d. Analisis dan kejelasan tugas

e. Mengubah struktur dan proses pengambilan keputusan

f. Restukturisasi tugas

g. Menerapkan maajemen berdasarkan sasaran.

10

Page 11: Perilaku Keorganisasian

DAFTAR PUSTAKA

Ardana (dkk), 2009, Perilaku Keorganisasian, Edisi 2 Graha Ilmu, Yogyakarta (Bab 2)

11